GARUT

download GARUT

of 15

Transcript of GARUT

Nama : Akhmad ahdinur Fazar NiM : 1102009017 KOTA GARUT, JAWA BARAT LETAK GEOGRAFIS

Letak Geografis

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 656'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 10725'8'' - 1087'30'' Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km) dengan batas-batas sebagai berikut : Utara Timur Selatan Barat Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang Kabupaten Tasikmalaya Samudera Indonesia Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hitterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung sekaligus pula berperan di dalam mengendalikan keseimbangan lingkungan. Kabupaten Garut merupakan wilayah yang dinamis, seiring dengan bertambahnya waktu, berbagai dinamika terus berlangsung, baik yang diharapkan maupun yang tidak sehingga perubahan terjadi pada semua sektor. Dalam perkembangannya, Kabupaten Garut tumbuh dan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Untuk menanggulangi perubahan dan pertumbuhan tersebut pada awal tahun 2004 dilaksanakan pemekaran wilayah kecamatan sebanyak 2 kecamatan sehingga seluruh wilayah kecamatan menjadi sebanyak 42 kecamatan, 19 kelurahan dan 400 desa dengan luas wilayah 306.519 Ha. Hingga tahun 2009 Kabupaten Garut memiliki 42 Kecamatan, 21 Kelurahan dan 403 Desa. Kecamatan Cibalong merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah terluas mencapai 6,97% wilayah Kabupaten Garut atau seluas 21.359 Ha, sedangkan kecamatan Kersamanah merupakan wilayah terkecil dengan luas 1.650 Ha atau 0,54%. Sebagai Kabupaten yang areal wilayahnya yang cukup luas tentu mempunyai banyak permasalahan intern dan ekstern dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Dengan segala kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada, Pemerintah Kabupaten Garut dengan penerapan arah kebijakan

pembangunan dan strategi yang tepat, bertekad untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Daftar Kecamatan, Luas dan Jumlah Desa di Kabupaten Garut

(*Klik Nama Kecamatan untuk melihat Profil Kecamatan tersebut)No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Cisewu Caringin Talegong Bungbulang Mekarmukti Pamulihan Pakenjeng Cikelet Pameungpeuk Cibalong Cisompet Peundeuy Singajaya Cihurip Cikajang Banjarwangi Cilawu Bayongbong Cigedug Cisurupan Sukaresmi Samarang Pasirwangi Tarogong Kidul Tarogong Kaler Garut Kota Karangpawitan Wanaraja Pangatikan Sucinaraja Sukawening Karangtengah Banyuresmi Leles Leuwigoong Cibatu Kersamanah Cibiuk Kadungora Nama Kecamatan Luas (Ha) 9.483 17.703 10.874 13.444 6.776 13.244 19.844 17.232 4.411 21.359 17.225 5.679 6.769 4.042 12.495 12.382 7.763 4.995 2.888 8.088 3.517 5.971 4.670 1.871 3.674 2.771 5.207 2.804 1.819 4.252 3.883 2.328 6.246 7.351 1.935 4.143 1.650 1.990 3.731 Jumlah Desa/Kel 7 Desa 5 Desa 7 Desa 12 Desa 4 Desa 5 Desa 12 Desa 9 Desa 7 Desa 10 Desa 11 Desa 6 Desa 9 Desa 4 Desa 11 Desa 11 Desa 18 Desa 17 Desa 5 Desa 16 Desa 6 Desa 12 Desa 12 Desa 7 Desa 5 Kelurahan 12 Desa 1 Kelurahan 11 Kelurahan 16 Desa 4 Kelurahan 8 Desa 8 Desa 7 Desa 11 Desa 4 Desa 15 Desa 12 Desa 8 Desa 11 Desa 5 Desa 5 Desa 14 Desa

40 41 42

Bl. Limbangan Selaawi Malangbong Jumlah

7.359 3.407 9.238 306.519

14 Desa 7 Desa 23 Desa 424 Desa / Kelurahan

Sumber : BPN (Luas) dan BPMKL (Jumlah Desa)

Benda SejarahBenda Sejarah dan Kepurbakalaan di Kabupaten Garut sebenarnya belum tercatat semua. Hal ini dikarenakan belum adanya tenaga ahli yang mampu meneliti dan mengungkapkannya secara utuh, selain keterbatasan temuan bukti sejarah penunjang yang tersedia. Dalam aspek pelestarian peninggalan sejarah dan purbakala,, Garut cukup potensial. Pada aspek ini perlu dikembangkan pemanfaatannya baik untuk objek kajian ilmiah maupun untuk menunjang objek kepariwisataan. Karenanya, pembinaan dan pengembangan terhadap peninggalan sejarah dan purbakala perlu ditingkatkan. Selain benda-benda sejarah berupa candi Cangkuang, situs budaya makam-makam kuno, dan bendabenda di lingkungan situs cagar budaya seperti situs Kabuyutan Ciburuy, yang selengkapnya dipaparkan dalam halaman Objek Wisata, masih terdapat benda-benda sejarah lain yang perlu diketahui masyarakt luas seperti Naskah Kuno dan Temuan Benda Purbakala. Naskah Kuno Naskah kuno menurut UU RI no.5 tahun 1992 adalah hasil karangan berupa tulisan tangan atau ketikan yang berusia lebih dari 50 tahun. Dari definisi ini, tentu saja potensi naskah kuno di Kabupaten Garut cukup banyak. Namun yang menjadi masalah masih banyak naskah kuno yang menjadi barang pusaka masyarakat hanya disimpan dan tidak dibaca. Secara umum kandungan tulisan naskah kuno yang ditemukan berisi ajaran agama, bahasa, hukum adat, mitologi, paririmbon, kemasyarakatan, sastra, sejarah, kesenian, dan pengetahuan lainnya.

Naskah Kuno Kabuyutan Ciburuy

Salah satu naskah kuno tertua di Kabupaten Garut adalah naskah yang terdapat di situs Kabuyutan Ciburuy. Ditulis pada abad ke-15, menggunakan benda tajam pada daun lontar dan nipah menggunakan bahasa dan huruf Sunda Kuno. Naskah ini dinamakan Amanat Galunggung, berisi nasihat mengenai etika dan budi pekerti Sunda lama, yang disampaikan Rakeyan Darmasiksa, Penguasa Galunggung, kepada puteranya Ragasuci (Sang Lumahing Taman). Selain naskah ini, banyak pula naskah lain yang disusun sejak sekitar abad ke-18 menggunakan huruf pegon (Arab), Jawa-Cirebon, dan Jawa-Sunda. Di bawah ini merupakan daftar naskah kuno di kabupaten Garut.No 1 2 3 4 5 6 7 Judul Ahmad Muhamad Babad Godog Babad Sejarah Sukapura Danumaya Galonggong Ganda Sudarma Maduningrat Lokasi Muh. Abas Ardisoma, Ds. Karangsari, Leuwigoong Encon, Desa Cangkuang, Kec. Leles R. Soelaeman Anggapraja, Jln. Ciledug 225, Garut Darta, Ds. Mekarluyu, Kec. Sukawening Aja, Ds. Cibatek, Kec. Banyuresmi Darta, Ds. Mekarluyu, Kec. Sukawening Dita, Ds. Simpen, Kec. Limbangan Huruf Bahasa Arab Arab Latin Arab Arab Arab Arab Sunda Sunda Sunda Sunda Sunda Sunda Sunda Tebal (Hlm) 370 71 23 62 35 80 116

8 9

Prabu Kian Santang Aji Purnama Alam

Atmadimadja, Ds. Cinunuk, Kec. Wanaraja Ny. Ayum, Ds. Simpen, Kec. Limbangan Ny. Ayum, Ds. Simpen, Kec. Limbangan Asep Dadang Bahrudin, Ds. Neglasari, Kec. Limbangan R. Soelaeman Anggapraja, Jln. Ciledug 225, Garut Toha, Ds. Cikedokan, Kec. Bayongbong R. Soelaeman Anggapraja, Jln. Ciledug 225, Garut Imas Darwati, Ds. Cinunuk, Wanaraja

Arab Arab Arab Arab Arab Arab Latin Arab

Sunda Sunda Sunda Sunda Sunda JawaCirebon Sunda Sunda

49 121 97 270 32 32 16 266

10 Rengganis 11 Said Saman 12 Sejarah Batuwangi 13 Silisilah Turunan Timbanganten 14 Sejarah Limbangan 15 Walangsungsang

Benda Arkeologis Beberapa hasil temuan penelitian arkeologi pada tahun 1994 di Kabupaten Garut oleh Tim Balai Arkeologi (Balar) Bandung diantaranya sebagai berikut: 1. Batu Pipisan dan Gandhik Ditemukan di halaman rumah Bapak Engkar bin Sugandi, Kampung Sindangsari RT03/RW02, desa Cinunuk Wanaraja pada koordinat 710'40" LS dan 10757'53" BT. Karena benda arkeologis ini belum pernah ditemukan pada masa prasejarah, diperkirakan benda sejarah ini merupakan peninggalan kerajaan Sunda Kuno. 2. Punden Berundak Pasir Lulumpang Ditemukan di areal perkebunan yang ditumbuhi pohon jati dan palawija, wilayah Pasir Lulumpang Kecamatan Banyuresmi pada koordinat 77'17" LS dan 10756'58" BT. Pada areal penden berundak juga ditemukan Batu Lumpang dan Menhir. Ditafsirkan oleh tim peneliti, benda ini merupakan peninggalan tradisi megalitikum. 3. Prasasti Batu Tulis Barukai Ditemukan di sebidang kebun milik Bapak Mohamad Toha di pinggir jalan Kampung Barukai, Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug (Pada saat ditemukan masih Kecamatan Bayongbong), pada koordinat 720'00" LS dan 10747'50" BT. Prasasti ditulis dalam sebongkah batu andesitik berbentuk segiempat berukuran 130cm x 170cm dengan ketebalan 15cm dari permukaan tanah. Tulisan menggunakan huruf Sunda Kuno berbunyi "bhagi bhagya ka nu ngaliwat". Sumber : Kabupaten Garut Dalam Dimensi Budaya, Drs. Warjita, Tahun 2000

Potret Garoet Tempo Doeloe

Hotel Papandajan

Toegoe di Aloen-aloen

Kawah Kamodjang

Djalan RSU

Pendopo Garoet

Soekarno di Babancong

Kantor Goebernoer

Tjilaoeteureun

Hotel Ngamplang

Hotel Papandajan

Djalan Pasar Baroe

Sungai Tjimanoek

Masjid Agoeng Garoet

Batik Garoetan

Adoe Domba

Tjipanas

Villa Dolce

Korem

Sitoe Bagendit

Lapang Paris

Djalan A. Jani

Sumber: Sub Bag Publikasi Bagian Informatika SETDA Kabupaten Garut Koleksi berbagai sumber dalam "Garoet Kota Intan" - Drs. Kunto Sofianto, M.Hum.

Makanan Khas

Dodol GarutLihat menu Khas Daerah - Produk Khas - Dodol Garut

Jeruk GarutLihat menu Khas Daerah - Produk Khas - Jeruk Garut

BurayotBurayot terbuat dari Gula merah dan tepung beras pilihan, bahan dan rasa sama dengan makanan khas daerah lainnya yaitu "Ali Agrem", tapi karena dibuat bundar keriput atau "ngaburayot" (kata orang Sunda) maka dinamakanlah burayot. Makanan ini banyak diproduksi oleh masyarakat Garut terutama Leles, karena

bahannya mudah didapat dan rasanya yang legit.

LaduLadu dibuat dari beras ketan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi hidangan yang khas serta rasanya yang berbeda dengan makanan lainnya. Pertama kali diperkanalkan oleh masyarakat Malangbong Garut.

Angleng dan Aneka WajitAngleng dan wajit, sebenarnya sama dengan dodol Garut yang diproduksi dari beras Ketan dan Gula merah. Bedanya adalah Dodol diolah menjadi semacam karamel, sedangkan wajit tidak. Makanan ini diproduksi oleh masyarakat di kabupaten Garut khususnya di Kecamatan Cihurip.

Kurupuk Kulit Khas GarutMakanan ini berkembang seiring dengan banyaknya penyamakan kulit di kabupaten Garut, karena pada proses penyamakan ada bagian dari bahan baku kulit yang dibuang tidak diolah, maka dapat diproses menjadi kerupuk kulit. Kerupuk kulit dan dorokdok Garut mempunyai citarasa yang sangat khas. Produksi kerupuk kulit tersebar di Garut Kota, Tarogong dan daerah lainnya.

Pindang IkanPenampilan ikan pindang Garut sama dengan ikan pindang di dearah lainnya, hanya yang menjadikan berbeda adalah cara pengolahan yang berbeda membuat ikan pindang Garut juga memiliki citarasa tersendiri yang khas, dan itu membuat orang yang pernah merasakannya ketagihan. Dapat diperoleh di berbagai tempat khususnya daerah Cikajang, Cisurupan, dan Cihideung.

Sambel CibiukMenurut sumber yang tersebar di masyarakat Kecamatan Cibiuk, bahwa resep sambel Cibiuk dibawa dari Arab. Terlepas benar atau tidaknya, sambel yang dibuat di kecamatan cibiuk ini mempunyai perbedaan dengan sambal-sambal lainnya karena dibuat dari bahan: tomat hijau, serawung, cabe rawit dan bumbu lainnya. Walaupun pedas tetapi tidak akan menimbulkan panas pada perut yang menkonsumsinya. Karena terkenalnya, maka sekarang restoran dengan menu sambel Cibiuk sudah ada di berbagai kota besar khususnya Bandung dan Jakarta. Sambal Cibiuk mulanya hanya disajikan bila ada tamu Istimewa atau Agung. Jaman dahulu sambal ini hanya dapat dinikmati oleh masyarakat Cibiuk dan para pejabat saja, tetapi seiring perkembangan peradaban maka sekarang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. Rumah makan sambal Cibiuk yang ada saat ini di Kecamatan Cibiuk adalah keturunan-keturunan langsung dari pemegang resep Sambal Cibiuk yang khas. Akan tetapi untuk sekadar mengenal saja seperti apa sambal Cibiuk, Anda dapat memesannya di berbagai rumah makan di Garut Kota, Tarogong dan sekitarnya misalnya di Jl. OTISTA dan Jl. Veteran.

CeprusMakanan ini bisa diperoleh di Garut bagian Selatan. Ceprus adalah singkong bakar panas dicelupkan pada gula merah yang telah dipanaskan (kinca). Makanan ini tergolong langka karena hanya tersaji bila di sentra gula merah asli dari pohon kawung (aren).

Catatan :Beberapa makanan khas Garut di atas hanya dapat diperoleh di daerah asalnya dan sebagian lainnya dapat diperoleh di banyak toko oleh-oleh yang tersebar hampir di setiap sudut kota . Sedangkan salah satu tempat jajanan masyarakat yang terbesar di kota Garut adalah Pasar Ceplak. Pasar Ceplak adalah bagian dari denyut keramaian malam di kabupaten Garut. Pasar ini mempunyai sejarah

yang sangat panjang, hingga dapat dikategorikan sebagai karakteristik kota dari kabupaten Garut. Pasar Ceplak mulai buka setelah Ashar (Sekitar jam 16-17 WIB) di ruas jalan Siliwangi yang terapit Jl. Cikuray dan Jl. Ciledug. Di tempat ini berbagai makanan khas Garut dan daerah lain merangsang selera. Makanan ringan sampai makanan berat, dijual dengan harga terjangkau serta suasana "kekeluargaan" dan "kerakyatan". Nama Ceplak sendiri diambil dari beradunya lidah dan langit-langit mulut bila seseorang sedang makan hingga menimbulkan bunyi (dalam bahasa sunda "ceplak"). Puncak dari keramaian Pasar Ceplak adalah pada saat bulan Rhamadhan, akhir pekan, dan hari libur.

Acara KhususSeni Ketangkasan Laga Domba

Ketangkasan laga Domba adalah suatu permainan rakyat yang diiringi oleh kesenian tradisional kendang pencak untuk menampilkan suasana. Ketangkasan Laga Domba mempunyai nilai estetis pada saat domba mengambil ancang-ancang dan terjadi benturan pada kepalanya. Selain itu Domba Adu mempunyai badan yang kokoh, indah lincah dan gerakan-gerakan yang sangan bagus saat bertanding. Ketangkasan Laga Domba biasanya dilaksanakan pada Bulan Juni, Agustus dan Desember di tiga tempat yaitu Ngamplang, Cangkuang dan Rancabango. Pesta Cai/Lomba Rakit di Situ CangkuangPesta Air Cangkuang merupakan kegiatan rutin dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun kemerdrkaan RI. Adapun kegiatan yang ditampilkan adalah lomba rakit tradisional, lomba tangkap bebek, tebutan dan lain-lain serta diiringi dengan pementasan kesenian tradisional calung atau pencak silak, biasanya dilaksanakan pada Bulan Agustus. Upacara Ngalungsur di Makam Godog

Ngalungsur adalah proses upacara ritual dimana barang-barang pusaka peninggalan Sunan Rohmat ( Sunan Godog ). Setiap setahun sekali dibersihkan atau dicuci dengan air bunga-bunga dan digosok dengan minyak wangi supaya tidak berkarat, biasanya dilakukan setiap tanggal 12 bulan Mulud. Selain itu ada pertunjukan berbagai kesenian khas Garut.

Festival Begendit

Festival Bagendit adalah suatu pesta rakyat yang diadakan setiap tahun. Berbagai jenis kesenian ditampilkan baik kesenian tradisional seperti Lais, Debus, Hadro dan lain sebagainya ataupun kesenian modern. Selain itu olahraga air juga dipertontonkan atau di lombakan.

Festival Kesenian Helaran

Pegeralaran Seni Helaran adalah bentuk pertunjukan berbagai jenis kesenian daerah yang pernah hidup dan berkembang dari Kota Garut baik yang masih utuh, murni serta yang sudah dikembangkan kemudian divisualisasikan dengan berjalan berupa iring-iringan dimana yang dijadikan penggunanya adalah jalan raya. Helaran dilaksanakan pada bulan Maret dan bertepatan dengan Hari Jadi Kota Garut.

Upacara "Seba" di Makam Ciburuy Upacara Seba adalah suatu pengabdian kepada seseorang yang berkedudukan tinggi dengan disertai penyerahan suatu yang baik. Adapun penyerahan itu ditujukan kepada arwah-arwah lelehur, yaitu arwah Prabu Siliwangi dan Kian Santang, karena kedua tokoh tersebut mempunyai ilmu dan kesaktian yang tinggi, maka benda-benda peninggalannya merupakan benda pusaka yang mempunyai kekuatan gaib yang bertuah.

Upacara tradisional seba jatuh pada setiap hari Rabu Minggu ke 3 bulan Muharam pada malam kamis jam 19.30 atau bada isya di situs Kabuyutan Cuburuy. Hajat Laut Pangidulan Hajat Laut Pakidulan merupakan pesta rakyat dan pagelaran seni, biasanya dilaksanakan pada bulan Oktober di Pantai Santolo ( Pemeungpeuk ).

Mojang Jajaka Merupakan ajang kreatifitas generasi muda yang memiliki rasa cinta terhadapseni dan nilai luhur budaya daerah dan mampu ditampilkan sebagai duta pariwisata Kota Garut. Pemilihan Mojang dan Jajaka biasanya dilaksanakan pada bulan Juli.

Penduduk dan Sex RatioBPS melakukan perhitungan penduduk berdasarkan Sensus Penduduk yang diadakan setiap 10 tahun, disesuaikan dengan data mutasi kependudukan. Sensus Penduduk setelah kemerdekaan dimulai tahun 1961, kemudian 1971, 1980, 1990, 2000 dan terakhir tahun 2010.. Berdasarkan perhitungan BPS yang menggunakan hasil Sensus Penduduk 2010 disesuaikan dengan registrasi mutasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Garut tercatat sebanyak2.737.526 jiwa, yang terdiri dari 1.397.756 jiwa laki-laki dan 1.339.770 jiwa perempuan. Dengan demikian sex ratio (Jumlah Laki-Laki/Jumlah Perempuan X 100) di Kabupaten Garut adalah sebesar 104,3. Tabel Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Kab. Garut 2010 ( Diurutkan berdasarkan jumlah penduduk terbesar per kecamatan )Kecamatan Garut Kota Karangpawitan Wanaraja Pangatikan Sucinaraja Tarogong Kaler Tarogong Kidul Banyuresmi Samarang Pasirwangi Leles Kadungora Leuwigoong Cibatu Kersamanah Malangbong Laki-Laki 79.397 72.481 25.268 22.519 15.949 50.997 62.026 50.452 39.828 34.186 43.577 51.522 25.818 42.149 20.607 70.107 Perempuan 76.607 69.629 23.990 21.100 15.532 49.068 60.606 45.006 38.176 32.599 42.054 48.855 24.441 40.046 19.547 66.768 Jumlah 156.004 142.110 49.258 43.619 31.481 100.065 122.632 95.458 78.004 66.785 85.631 100.377 50.259 82.195 40.154 136.875 Sex Ratio 103,6 104,1 105,3 106,7 102,7 103,9 102,3 112,1 104,3 104,9 103,6 105,5 105,6 105,3 105,4 105,0

Sukawening Karangtengah Bayongbong Cigedug Cilawu Cisurupan Sukaresmi Cikajang Singajaya Cihurip Banjarwangi Peundeuy Pameungpeuk Cisompet Cikelet Cibalong Bungbulang Mekarmukti Pakenjeng Cisewu Caringin Telegong Pamulihan Bl. Limbangan Selaawi Cibiuk Jumlah Sumber: DISDUKCAPIL, Tahun 2010

32.188 10.096 52.952 22.265 56.781 50.723 23.304 42.294 24.745 10.141 29.831 11.785 24.652 29.260 21.865 20.884 32.924 8.618 35.347 19.796 17.815 17.557 9.983 43.196 22.576 19.295 1.397.756

30.253 9.939 50.948 21.549 55.332 48.349 22.592 41.321 24.065 10.025 28.720 11.254 23.782 28.085 20.936 20.289 32.077 8.543 34.205 19.234 16.988 17.463 9.782 41.160 21.256 17.599 1.339.770

62.441 20.035 103.900 43.814 112.113 99.072 45.896 83.615 48.810 20.166 58.551 23.039 48.434 57.345 42.801 41.173 65.001 17.161 69.552 39.030 34.803 35.020 19.765 84.356 43.832 36.894 2.737.526

106,4 101,6 103,9 103,3 102,6 104,9 103,2 102,4 102,8 101,2 103,9 104,7 103,7 104,2 104,4 102,9 102,6 100,9 103,3 102,9 104,9 100,5 102,1 104,9 106,2 109,6 104,3

Fasilitas KesehatanTabel Fasilitas Kesehatan Kabupaten Garut 2005-2009Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Umum ABRI Puskesmas DTP * Puskesmas Lengkap Non Rumah Sakit Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Balai Pengobatan Penyedia Obat dan Alat Kesehatan Apotek Toko Obat Tahun 2005 1 1 12 62 117 22 235 33 42 2006 1 1 12 50 122 21 235 33 42 2007 11 11 12 14 50 50 129 136 32 42 219 228 33 38 42 42 2009

Detail Fasilitas Kesehatan per Kecamatan Tahun 2009 (pdf - 28 kb) Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Garut

*). DTP = Dengan Tempat Perawatan

PendidikanProfil Pendidikan

Tabel Hasil Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Garut Tahun 2009/2010Ruang Jumlah Jumlah Rasio Guru : Jumlah Murid Mengulang Kelas Kelas Guru Murid TK 724 962 1.513 14.399 1:10 RA 453 827 1.076 31.332 1:3 Jumlah 1.177 1.789 2.589 45.731 SD 8 .641 11.133 14.785 329.968 1:45 M.Ibt. 1.055 1.125 1.904 28.263 1:67 Jumlah 9.696 12.351 16.689 358.231 SMP 2.265 2.378 5.237 97.713 1:5 M.Ts. 1.284 1.591 3.123 48.369 1:65 Jumlah 3.549 3.969 8.360 146.082 SMU 663 693 2.026 25.319 1:8 M.Aly. 359 358 1.743 9.977 1:2 SMK 273 557 1.673 21.843 1:7 Jumlah 1.295 1.608 5.442 57.139 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Garut Tahun 2010 Tingkat Putus Sekolah -

Jumlah Pemeluk dan Pemuka AgamaPada awal tahun 2010, komposisi pemeluk Agama di Kabupaten Garut menurut Kantor Departemen Agama Kabupaten Garut adalah sebagai berikut :

Tabel Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten GarutAgama Islam Katholik Protestan Hindu Budha JUMLAH Sumber : Kantor Departemen Agama Kabupaten Garut tahun 2009 Jumlah 2.416.574 1.905 77 1.297 188 2.420.041

Tabel Rekapitulasi Pemuka Agama yang tercatat di DEPAG :Pemuka Agama Ulama Mubaligh Khotib Penyuluh Agama Sumber : Kantor Departemen Agama Kabupaten Garut tahun 2009 Jumlah 2.335 3.607 6.017 439

Tingkat Kesejahteraan MasyarakatSecara rinci keberadaan Keluarga Sejahtera digolongkan ke dalam lima tingkatan sebagai berikut (1) Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS), yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, pangan, sandang papan dan kesehatan. (2) Keluarga Sejahtera I (KS I), yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi. (3) Keluarga Sejahtera II (KS II), yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan sosial-psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya (developmental needs) seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. (4) Keluarga Sejahtera III (KS III), yaitu kelurga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial-psikologis dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. (5) Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus), yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan serta telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Menurut catatan Dinas Keluarga Berencana Kabupaten Garut pada Tahun 2009 rekapitulasi jumlah KK berdasarkan strata kesejahteraan keluarga sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi Jumlah KK Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan di Kabupaten Garut Tahun 2009Tingkat Kesejahteraan Pra Sejahtera KS I KS II KS III KS III Plus Total Jumlah 183.375 181.925 165.625 84.423 6.012 651.676

Lihat Juga : Detail Jumlah KK berdasarkan Tingkat Kesejahteraan per Kecamatan Tahun 2009 (pdf, 21 kb) Sumber : Badan Keluarga Berencana, Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Garut

Profil Ekonomia. Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Struktur ekonomi secara kuantitatif digambarkan dengan menghitung persentase peranan nilai tambah bruto dari masing-masing sektor terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara keseluruhan pencapaian kinerja PDRB pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 6.663 miliar, atau 32,00% dari Rp. 13.697 miliar pada tahun 2005 menjadi Rp. 20.360 miliar pada tahun 2008. Keadaan ini menggambarkan perkembangan yang cukup signifikan dari nilai produk barang yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Garut pada periode tahun 2005-2008. Kondisi ini menggambarkan pula perkembangan yang cukup signifikan dari nilai produk barang yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Garut pada periode tahun 2005-2008. Kendati demikian, perkembangan tersebut belum dapat dijadikan sebagai indikator dari peningkatan volume produk barang atau jasa di wilayah Garut, karena pada besaran PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku masih terkandung inflasi sebesar 11,43% pada tahun 2008 yang sangat mempengaruhi harga barang/jasa secara umum. Apabila dibandingkan dengan sasaran pencapaian tahun 2008 sebanyak Rp. 20.360 milyar, maka pencapaian PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 melebihi sasaran sebanyak Rp. 734.281 juta atau 4,84% Untuk menganalisis perkembangan dari volume produk barang/jasa umumnya digunakan PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan. PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Garut pada tahun 2008 mencapai Rp. 10.011 miliar, atau mengalami peningkatan 4,30% dari tahun 2005, yaitu sebesar Rp. 8.768 miliar. Kondisi tersebut merupakan indikasi quantum (volume) produk barang/jasa secara umum mengalami peningkatan atau perekonomian Kabupaten Garut secara makro berkembang positif dengan besaran 4,30%. Sektor andalan atau sektor yang memberi sumbangan terbesar adalah masih didominasi oleh Pertanian, dimana pada tahun 2008, sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah yang dihitung atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 7.912,94 miliar atas dasar harga berlaku dan Rp. 4.461,55 miliar atas dasar harga konstan tahun 2000. Kondisi tersebut dapat dimengerti, karena perekonomian wilayah Garut masih tampak di dominasi oleh sektor pertanian. Hal ini terlihat dari sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor ini serta sebagian besar lahan di wilayah Kabupaten Garut digunakan untuk kegiatan di sektor pertanian (hampir mencapai 3/4 dari total luas wilayah Kabupaten Garut). Selain pertanian, sektor yang juga cukup dominan di Kabupaten Garut adalah perdagangan, hotel dan restoran. Di sepanjang tahun 2008 sektor perdagangan, hotel dan restoran mampu menciptakan nilai tambah (atas dasar harga berlaku/adh berlaku) sebesar Rp. 5.444,53 miliar, atau mengalami peningkatan Rp. 1.979,92 miliar dari tahun 2005.

b. Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini di gunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembanguan suatu daerah dalam periode tertentu, maka indikator ini digunakan untuk menentukan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Garut. Jika diperhatikan berdasarkan skenario target yang telah ditetapkan dalam RPJM Tahun 2006-2009, menunjukkan bahwa realisasi belum mencapai target. LPE Kabupaten Garut pada tahun 2006 mencapai sebesar 4,11% atau mengalami penurunan sebesar 0,05% dibandingkan pada tahun 2005 sebesar 4,16% Pencapaian ini belum memenuhi sasaran untuk LPE pada tahun 2006 sebesar 4,21%. Meskipun angka penurunan relatif kecil, namun hal ini telah menunjukkan adanya penurunan kinerja pada beberapa sektor, meskipun di sektor perekonomian yang sangat dominan yaitu sektor pertanian dan perdagangan mampu tumbuh masing-masing sebesar 2,91% dan 5,73%.

c. Inflasi Besarnya inflasi suatu daerah dapat digambarkan dengan perkembangan indeks harga implisit PDRB (perbandingan harga berlaku dengan harga konstan) setiap tahun dan Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi menggambarkan besarnya perubahan harga barang dan jasa yang beredar di pasaran. Laju inflasi tahun 2005 sebesar 16,14% telah mengalami penurunan di tahun 2006 menjadi 11,43%. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan laju inflasi pada tahun 2004 yang menaik tajam ke tahun 2005 hingga mencapai angka 100%. Tingginya inflasi pada tahun 2005 itu terutama disebabkan oleh kebijakan kenaikan harga BBM yang sangat dramatis pada bulan Maret dan Oktober 2005, yakni dengan rata-rata sekitar 125% yang memicu kenaikan harga seluruh kelompok pengeluaran. Kendati demikian kompensasi kenaikan BBM yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan program-program pengentasan kemiskinan yang digulirkan oleh Pemerintah Daerah, tampak telah menjadi benteng yang mempertahankan daya beli terutama bagi masyarakat pada lapisan bawah, sehingga daya beli masyarakat, khususnya di Kabupaten Garut, tidak terlalu anjlok walaupun diterjang oleh inflasi yang cukup tinggi tersebut. Hal ini terbukti dari peningkatan penduduk miskin di Kabupaten Garut pada tahun 2006 masih relatif rendah jika dibandingkan dengan peningkatan penduduk miskin pada tingkat nasional

d. PDRB per kapita/ pendapatan per kapita Pada tahun 2005, PDRB perkapita masih mencapai Rp 5.137.426 (angka perbaikan), sementara pada tahun 2006 PDRB perkapita mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 14,17%, atau dari semula Rp. 6.117.609 di tahun 2005 menjadi Rp. 6.984.822 pada tahun 2006. Kendati demikian, peningkatan tersebut belum sepenuhnya dapat dipakai untuk menggambarkan peningkatan dari daya beli masyarakat. Karena pada PDRB per kapita yang dihitung atas dasar harga berlaku, selain masih terkandung inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli, juga karena pola distribusi dari pendapatan regional Kabupaten Garut tidak mutlak merata. Namun, pendapatan per kapita yang didekati oleh PDRB per Kapita dapat menggambarkan nilai produk yang dihasilkan di wilayah Garut per penduduk selama satu tahun. Atau dapat pula diartikan sebagai tingkat produktivitas penduduk di Kabupaten Garut yang juga dapat merefleksikan tingkat pendapatan per penduduk di Kabupaten Garut. Apabila dibandingkan dengan sasaran pencapaian tahun 2006 sebesar Rp. 6.663.848, maka pencapaian PDRB perkapita pada tahun 2006 melebihi sasaran sebesar Rp. 320.974 atau 4,82%. e. Distribusi Pendapatan Distribusi pendapatan selama periode tahun 2004-2006 menunjukan angka relatif merata, hal ini tampak dari pencapaian angka indeks gini pada tahun 2006 sebesar 0,208 sedikit menurun dibanding tahun 2005 yang mencapai 0,209 dan tahun 2004 sebesar 0,212. Sebagaimana kriteria yang ditetapkan, bahwa bilamana angka indeks gini berada pada kisaran 0,20-0,35, maka distribusi pendapatan dikatakan relatif merata, sedangkan apabila angka tersebut berada diatas 0,5 0,7 menunjukkan bahwa distribusi pendapatan sangat timpang.

f. Investasi (pembentukan modal tetap brutto) Jumlah Investasi berdasarkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) selama tahun 2006 mengalami pertumbuhan, dari Rp. 3.126,18 milyar pada tahun 2005 menjadi Rp. 3.819,76 milyar. Apabila dibandingkan dengan sasaran pencapaian tahun 2006 sebesar Rp. 2.179,72 milyar, maka pencapaian Jumlah Investasi pada tahun 2006 telah melampaui jauh di atas target Hal ini juga terlihat dari besaran persentase laju investasi selama tahun 2006 yang mengalami peningkatan sebesar 11,38%, meskipun sedikit lebih lambat 6,11% dibandingkan laju investasi tahun 2005 yang mencapai 17,49%. Jumlah investasi yang terus berkembang ini, mengindikasikan tingkat kepercayaan yang cukup tinggi dari masyarakat untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Garut, dan memiliki peran yang cukup besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama tahun 2005 2008.

Grafik Perkembangan Angka Laju Investasi, Inflasi, LPE, dan LPP Kabupaten Garut Tahun 2005-2008

Perubahan akhir : 05/01/2011