Ganiah Utam Print

download Ganiah Utam Print

of 32

Transcript of Ganiah Utam Print

GANIAH UTAMI1102012095SASBEL !!MM SALURAN PERNAFASANLO.1.1 MAKROSKOPIK SALURAN PERNAFASANRespirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.Sistem Respirasi

1. Saluran Nafas Bagian Atas, pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan. Pada waktu inspirasi udara ditarik masuk hidung melalui lubang hidung atau nares anterior (aperture nasalis anterior) , melalui vestibulum nasi masuk cavum nasi . cavum nasi terbagi 2 sekat hidung yaitu septum nasi. Udara dari cavum nasi masuk nares posterior (choanae) dan berhubungan dengan nasopharynx diteruskan ke oropharynx Pada oropharynx epiglottis berfungsi membuka dan menutup aditus larynges (pintu laryng). Bila aditus terbuka udara masuk daerah cavum larynx sampai disini termasuk saluran nafas bagian atas . tapi bila menelan epiglottis menutup aditus laryngis dan makanan akan masuk laryngopharynx (kerongkongan) masuk esophagus.2. Saluran Nafas Bagian Bawah, bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli. Selanjutnya udara masuk saluran nafas bagian bawah mulai dari trachea bronchus primer bronchus sekunder bronchioles segmentalis (terserier) lalu bronchioles terminalis selanjutnya organ paru melalui bronchioles respiratorius ke ductus alveolaris lalu alveoli paru dan terjadi diffuse pertukaran O2 dan CO2.3. Alveoli, terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO24. Sirkulasi Paru, pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.5. Paru, terdiri atas :a. Saluran Nafas Bagian Bawahb. Alveolic. Sirkulasi Paru6. Rongga Pleura, terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis7. Rongga dan Dinding Dada, merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasiNasal

Hidung terdiri dari hidung bagian luar atau piramid hidung dan rongga hidung dengan pendarahan serta persarafannya, serta fisiologi hidung. Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagian dari atas ke bawah: pangkal hidung, dorsum nasi, kolumela, puncak hidung, ala nasi, dan lubang hidung.Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari tulang hidung (os nasalis), prosesus frontalis os maksila dan prosesus nasalis os frontal, sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu sepasang kartilago nasalis lateralis superior, sepasang kartilago nasalis inferior yang disebut juga sebagai kartilago ala mayor, beberapa pasang kartilago ala minor dan tepi anterior kartilago septum.Rongga hidung atau cavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi cavum nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk cavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (choanae) yang menghubungkan cavum nasi dengan nasofaring.Bagian dari cavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di belakang nares anterior, disebut vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut vibrase. Tiap cavum nasi mempunyai 4 buah dinding, yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.Dinding medial hidung ialah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Bagian tulang adalah lamina perpendikularis os etmoid, vomer, krista nasalis os maksila dan krista nasalis os palatina. Bagian tulang rawan adalah kartilago septum (lamina kuadrangularis) dan kolumela. Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periostium pada bagian tulang,sedangkan diluarnya dilapisi pula oleh mukosa hidung.Terdapat concha - concha yang mengisi sebagian besar dinding lateral hidung. Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah concha inferior, kemudian yang lebih kecil ialah concha media, lebih kecil lagi ialah concha superior, sedangkan yang terkecil disebut concha ini biasanya rudimenter.concha inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan concha media, superior dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid.Di antara concha-concha dan dinding lateral hidung terdapat ronga sempit yang disebut meatus, ada tiga meatus yaitu meatus inferior, medius dan superior. Meatus inferior terletak di antara concha inferior dengan dasar hidung dan dinding lateral ronga hidung. Pada meatus inferior terdapat muara (ostium) duktus nasolakrimalis.Meatus medius terletak di antara concha media dan dinding lateral rongga hidung. Pada meatus medius terdapat pula etmoid, prosesus unsinatus, hiatus semilunaris dan infundibulum etmoid. Hiatus semilunaris merupakan suatu celah sempit melengkung dimana terdapat muara sinus frontal, sinus maksila dan sinus etmoid anterior.Pada meatus superior yang merupakan ruang diantara concha superior dan concha media terdapat sinus etmoid terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid. Dinding inferior merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os maksila dan os palatum. Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung. Disekitar rongga hidung terdapat rongga yang diisi udara yang disebut sinus paranasalis: Sinus sphenoidalis: mengeluarkan sekresinya melalui meatus superior Sinus frontalis: ke meatus media Sinus maxillaris: ke meatus media Sinus Etmoidalis: ke meatus superior dan mediaPharynx

Tuba eustachii terdapat pada nasofarings yang berfungsi menyeimbangkan udara pada kedua sisi membrana tympani. Bila tekanan tidak sama telinga tarasa sakit, misal pada saat naik pesawat udara. Orofarings dipisahkan dari mulut oleh fauces pada fauces Tonsila. Pada larings farings bertemu sistem pernapasan dan sistem pencernaan. Udara melalui bagian anterior ke larings. Makanan melalui bagian posterior ke esofagus melalui epiglotis yang flexible.

Larynx

http://fau.pearlashes.com/anatomy/Chapter%2036/Chapter%2036.htmTerbentuk oleh tulang dan tulang rawan yaitu satu buah os hyoid, 1 tiroid, 1 epiglotis, 2 arytenoid. Berbentuk segi lima yang disebut cavum laringis bagian atas aditus laringis sementara bagian bawah disebut kartilago cricoid.Disamping berfungsi sebagai saluran pernapasan juga berfungsi menghasilkan suara melalui getaran pita suara. Larings ditunjang oleh tulang rawan: kartilago thyroidea kartilago cricoideaIntensitas, volume atau kerasnya suara ditentukan oleh jumlah udara yang melalui pita suara. Hasil akhir ditentukan oleh perubahan posisi bibir, lidah dan palatum molle.Os.HyoidTerbentuk dari jaringan tulang, seperti besi telapak kuda. Mempunyai 2 cornu: cornu majus dan cornu minus. Dapat diraba pada batas antara batas atas leher dengan pertengahan dagu. Berfungsi tempat perlekatan otot mulut dan cartilago thyroid.Cartilago Thyroid Terletak di bagian depan dan dapat diraba tonjolan yang dikenal dengan Prominens laryngis atau Adams Aplle sehari-hari disebut jakun lebih jelas pada laki-laki. Melekat keatas dengan os.hyoid dan kebawah dengan cartilago cricoid, kebelakang dengan arytenoid. Jaringan ikatnya adalah membrana thyrohyoid. Mempunyai cornu superior dan cornu inferior Pendarahan cornu superior dan cornu inferior. Pendarahan dari a.thyroidea superior dan inferior.Cartilago Arytenoid Terletak posterior dari lamina cartilago thyroid dan diatas dari cartilago cricoid. Mempunyai bentuk seperti burung pinguin, ada cartilago cornuculata dan cuneiforme Kedua arytenoid dihubungkan oleh m.arytenoideus tranversus

Epiglotis Tulang rawan berbentuk sendok Melekat diantara kedua cartilago arytenoid Berfungsi membuka dan menutup aditus laryngis Berhubungan dengan cartilago arytenoid melalui m.aryepiglotica

Cartilago cricoid Batas bawah cartilago thyroid (daerah larynx) Berhubungan dengan thyroid dengan ligamentum cricothyroid dan m.cricothyroid medial lateral Batas bawah adalah cincin pertama trachea Berhubungan dengan cartilago arytenoid dengan otot m.cricoarytenoideus posterior dan lateralisOtot ekstrinsik : m.cricoaryhtenoideus, m. Thyroepigloticus, m.thyroarytenoideus. Dipersarafi oleh nervus laringis superiorOtot intrinsik : m.cricoarytenoideus posterior, m.cricoarytenoideus lateralis, m.arytenoideus obliq dan transverses, m.vocalis, m.arypiglotica. Dipersarafi oleh nervus laringis inferior atau yg sering disebut dengan nervus reccurens laringis.Terdapat pula plica vocalis dan plica vestibularis, dalam plica vocalis ada rima glottis dan plica vestibularis ada rima vestibularis. otot m.cricoarytenoideus posterior sering disebut juga safety muscle of larynx, karena berfungsi menjaga agar rima glottis tetap membuka.Pendarahan HidungBagian atas rongga hidung mendapat perdarahan dari a.etmoid anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a.oftalmika, sedangkan a.oftalmika berasal dari a. karotis interna.Bagian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang a.maksilaris interna, diantaranya ialah ujung a.palatina mayor dan a.sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n.sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior concha media.Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang a. fasialis.Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid, a.labialis superior, a.palatina mayor, yang disebut pleksus Kiessebach (Littles area) letaknya superfisial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epitaksis (perdarahan hidung), terutama pada anak.Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. Vena di vestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke vestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke v.oftalmika yang berhubungan dengan sinus kavernosus. Vena-vena di hidung tidak memiliki katup, sehingga merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi sampai ke intrakranial.Persarafan HidungBagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dari n.oftalmikus (N.V-1). Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatina.Ganglion sfenopalatina, selain memberikan persarafan sensoris, juga memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut-serabut sensoris dari n.maksila (n.V-2), serabut parasimpatis dari n.petrosus superfisialis mayor dan serabut-serabut simpatis dari n.petrosus profundus. Ganglion sfenopalatina terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior concha media.Nervus olfaktorius. Saraf ini turun melalui lamina cribrosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidung pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.LO.1.2 MIKROSKOPIK SALURAN PERNAFASANTerdapat 2 bagian utama :1. Bagian konduksi

Rongga hidung Nasofaring Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Bronkiolus terminalis

2. Bagian respirasi Tempat berlangsungnya pertukaran gas

Bronkus respiratorius Duktus alveolaris AlveolusAlveolus : Mirip kantung Sebagian besar paru

Pada bagian konduksi:Dengan adanya tulang rawan, serat elastin, kolagen dan otot polos bersifat kaku dan fleksibelFungsi : Untuk mengalirkan udara ke dan dari paru dan menyiapkan udara yang masukDi laring : Tulang rawan hialin banyak Tulang rawan elastin sedikitDi trakea : Tulang rawan bentuk CBerkas otot polos mulai dari trakea sampai duktus alveolaris

Pada bagian respirasi : Epitel bersilia , sel goblet dan tulang rawan berkurang Otot polos dan serat elastin bertambah

EPITEL SISTEM RESPIRASI

Pada bagian konduksi hampir seluruh bagian dilapisi epitel bertingkat torak bersilia banyak sel goblet, disebut epitel respirasi.Terdiri dari , 5 jenis sel:1. sel silindris bersilia.2.Sel goblet mukosa.3.Sel sikat (brush cell) sbg reseptor sensorik 4.Sel basal.5.sel granul kecil.Bronkus bercabang menjadi bronkiolus : selapis torakBronkiolus terminal : selapis kubis

HIDUNG Hidung merupakan bangunan berongga Dibagi 2 bagian :1. Vestibulum eksterna2. Fosa nasal InternaVESTIBULUM Bagian paling anterior dan paling lebar dari rongga hidung Kulit luar hidung memasuki nares (cuping hidung) dan berlanjut ke dalam vestibulum Pada permukaan dalam nares : - Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat - Rambut tebal pendek / vibrisa

FOSA NASAL Di dalam tengkorak 2 bilik kavernosa yang dipisahkan oleh septum nasi oseosaDinding lateral menonjol 3 tonjolan mirip rak : konka1. konka superior2. konka media 3. konka inferior

Konka media dan konka inferior ditutupi oleh epitel respirasi Konka superior :epitel olfaktorius (bertingkat silindris) Epitel olfaktorius disusun oleh :1. sel penyokong2. sel basal3. sel olfaktorius Di dalam lamina propria konka terdapat pleksus venosa besar yang dikenal sebagai badan pengembang (Suell Bodies) Reaksi alergi dan inflamasi dapat menyebabkan pengembangan badan-badan pengembang secara abnormal dalam kedua fosa dan berakibat sangat menghambat aliran udara.

SINUS PARANASAL Sinus paranasal adalah rongga buntu dalam tulang frontal, maksila, etmoid dan sfenoid Mereka dilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan mengandung sel goblet (sedikit) Mukus yang dihasilkan mengalir ke dalam saluran nasal sebagai akibat aktivitas sel2 epitel bersilia

NASOFARINGDilapisi oleh epitel jenis respirasi (bagian yang kontak dengan palatum mole)LARINGLaring adalah tabung tak teratur yg menghubungkan faring dg trakea di dlm l.propria tdpt sejumlah tulang rawan laringeal :Tulang rawan yg lebih besar:TiroidKrikoid(tulang rawan hialin)AritenoidTulang rawan yang kecil :EpiglotisKuneiform(tulang rawan elastis)KornikulataUjung arytenoidTulang rawan2 tsbt diikat oleh ligamen, kebanyakan berartikulasi oleh otot intrinsik laring, yang merupakan otot rangka Tulang-tulang rawan tsbt berfungsi :a. sebagai penyokong (menjaga agar jalan nafas tetap terbuka) b. sebagai katup (untuk mencegah makanan atau cairan yg ditelan memasuki trakeac. Sebagai alat penghasil nada untuk fonasiEPIGLOTIS Menjulur keluar dari tepian laring, meluas ke dlm faring Memiliki permukaan lingual dan laringeal Seluruh permukaan laringeal ditutupi oleh epitel berlapis gepeng, mendekati basis epiglotis pada sisi laringeal, epitel ini mengalami peralihan mjd epitel bertingkat silindris bersiliaTrachea Tabung dengan panjang 11 cm berdinding tipis, diameter 2-2,5 cm Dari pangkal larynx sampai percabangan 2 bronkus primer Dilapisi epitel respirasi, epitel bertingkat silindris 16-20 cincin tulang rawan hialin berbentuk C, berfungsi menjaga agar lumen trachea tetap terbuka Ligamen fibroelastis dan berkas-berkas otot polos (M. Trachealis) terikat pada periostium dan menjembatani kedua ujung bebas tulang rawan berbentuk C

BRONKUS

Masuk ke paru bronkus intrapulmonal (masih ada tulang rawan), lumen diliputi epitel bertingkat torak bersilia dg sel goblet Terdapat kelenjar campur di lamina propria Otot polos mengelilingi bronkus (spiral)

BRONCHIOLUS Diameter kurang 1 mm Tidak terdapat tulang rawan Epitel selapis torak bersilia dengan beberapa sel goblet Tanpa kelenjar Ada otot polos Makin kecil bronkiolusnya ( 0,3 mm) epitelnya selapis kubis bersilia tanpa sel goblet

Bronkiolus yg terkecil disebut BRONKIOLUS TERMINALIS (selapis torak bersilia atau kubis bersilia atau tanpa silia tanpa sel goblet) Bronkiolus terminalis saluran terakhir dr konduksi Pada epitel bronkiolus tdpt SEL CLARA tdk tdpt silia tetapi punya mikrovili Sitoplasma bergranula kasar, Lamina propria tipis, Otot polos tipis, Tdk ada kelenjar Diduga mempunyai fungsi sekresi SURFAKTAN

a. Bronkus intrapulmonal : epitel berttingkat torak bersiliab. Bronchiolus : bertingkat toraksc. Bronchiolus terminalis : epiel kubis seperti tapal kuda, kadang masih epitel selapis toraks didaerah atas tidak ada silia dan sel goblet.d. Bronchioles respiratorius : merupakan saluran pendek kanan dan kiri terdapat alveolus-alveolus (ciri utama)e. Ductus alveolaris : saluran panjang , kanan dan kiri alveolus-alveolusf. Saccus alveolaris : kumpulan dari alveolus-alveolus ALVEOLUS -> SACCUS (KANTUNG)-> BERMUARA ATRIA sbg penghubung Serat dinding dialveolus terdapat SERAT RETIKULIN Suatu lubang diantara alveolus yaitu STIGMA

MM MEKANISME SISTEM PERTAHANAN DAN FUNGSI SALURAN PERNAFASANPERNAFASAN PULMONAL Fungsi utama: Menjamin tersedianya O2 untuk kelangsungan metabolisme sel sel tubuh. Mengeluarkan CO2 sebagai hasil metabolisme sel secara terus menerus.Proses fisiologi pernafasan:1. Pernafasan luar: pertukaran O2 dan CO2 antar sel sel tubuh dengan udara luar.2. Pernafasan dalam: proses metabolisme intrasel terjadi dalam mitokondria.Proses pernapasan luar:1. Ventilasi :pertukaran udara luar dengan alveol.2. Difusi:pertukaran O2 dan CO2 udara alveol dgn darah dalam kapiler paru.3. Perfusi:pengangkutan O2 dan CO2 oleh sistem pembuluh darah dari paru ke jaringan,sebaliknya.4. Pertukaran O2 dan CO2 darah kapiler jaringan dengan sel sel jaringan melalui proses difusi.Fungsi tambahan pernafasan:1. Mengeluarkan air dan panas dari dalam tubuh2. Meningkatkan aliran balik vena fungsi sebagai pompa3. Proses bernyanyi , berbicara, dan vokalisasi4. Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan dan inaktifkan bahan yg melewati sirkulasi pulmonal.contoh:bila jaringan paru meregangprostaglandinfungsi saluran nafas:1. Pertahanan benda asing yg masuk saluran nafas. Partikel ukuran lebih 10 um akan dihambat bulu bulu hidung. Partikel ukuran 2-10um ditangkap oleh silia.Ciliary escalator mendorong keluar dgn kecepatan 16 mm/menit2. Menurunkan suhu udara pernafasan sesuai dgn suhu tubuh.oleh pembuluh darah pada mukosa hidung dan saluran udara.3. Hidung sebagai organ penghidu (penciuman)4. Melembabkan udara pernafasan untuk mencegahnya mengeringnya permukaan membrane alveol Fungsi dilakukan oleh mukus yg dihasilkan kel sebasea dan sel goblet pada mukosa hidung dan faring.

Pada epitel bronkiolus tdpt SEL CLARA tdk tdpt silia tetapi punya mikrovili SURFAKTAN: zat yang dibuat oleh sel alveolar type 2 sebagai compliance (paru mengembang dan mengempis) dan mengurangi tendensi (mencegah alveol pecah (inspirasi) dan kolaps (ekspirasi)) Sel alveolar fagosit / sel debu / dust cell, Yg bervakuola berasal dr sel darah yg telah memfagosit lipid atau kolesterol shg terlihat selnya bervakuola.MM RHINITIS ALERGILO 3.1. DEFINISI Rhinitis : inflamasi membran mukosa hidung Rhinitis alergi : inflamasi pada membran mukosa hidung yang disebabkan oleh adanya alergen yang terhirup yang dapat memicu respon hipersensitivitas. Rinitis alergi merupakan gangguan fungsi hidung yang terjadi setelah pajanan alergen melalui inflamasi yang diperantarai oleh Imunoglobulin E yang spesifik terhadap alergen tersebut pada mukosa hidung. Onset pajanan alergen terjadi lama dan gejala umumnya ringan, kecuali bila ada komplikasi sinusitis.(WHO ARIA)

Berdasarkan penyebabnya, ada 2 golongan rhinitis :1. rhinitis alergi : disebabkan oleh adanya alergen yang terhirup oleh hidung2. rhinitis non-alergi :disebabkan oleh faktor-faktor pemicu tertentu : rhinitis vasomotor idiopatik; sensitif terhadap fumes, odors,temperature & atmospheric changes, irritant rhinitis medicamentosa rhinitis struktural abnormalitas structuralKLASIFIKASIBerdasarkan waktunya, ada 3 golongan rhinitis alergi :1. Seasonal allergic rhinitis (SAR)terjadi pada waktu yang sama setiap tahunnya (musim bunga, banyak serbuk sari beterbangan)2. Perrenial allergic rhinitis (PAR)terjadi setiap saat dalam setahun penyebab utama: debu, animal dander, jamur, kecoa3. Occupational allergic rhinitisterkait dengan pekerjaanSaat ini digunakan klasifikasi rhinitis alergi berdasarkan rekomendasi dari WHO Initiative ARIA ( Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001 :

LO 3.2. EPIDEMIOLOGI Perkiraan yang tepat tentang prevalensi rhinitis alergi agak sulit berkisar 4 40% Ada kecenderungan peningkatan prevalensi rhinitis alergi di AS dan di seluruh dunia Penyebab belum bisa dipastikan, tetapi nampaknya ada kaitan dengan meningkatnya polusi udara, populasi dust mite, kurangnya ventilasi di rumah atau kantor, dll. Rinitis alergi merupakan kondisi kronik tersering pada anak dan diperkirakan mempengaruhi 40% anak-anak. Sebagai konsekuensinya, rinitis alergi berpengaruh pada kualitas hidup, bersama-sama dengan komorbiditas beragam dan pertimbangan beban sosial-ekonomi, rinitis alergi dianggap sebagai gangguan pernafasan utama. Tingkat keparahan rinitis alergi diklasifikasikan berdasarkan pengaruh penyakit terhadap kualitas hidup seseorang.LO.3.4. ETIOLOGIRinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi genetik dalam perkembangan penyakitnya. Faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi (Adams, Boies, Higler, 1997). Penyebab rinitis alergi tersering adalah alergen inhalan pada dewasa dan ingestan pada anak-anak. Anak-anak sering disertai gejala alergi lain, seperti urtikaria dan gangguan pencernaan.

Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas: Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur. Alergen Ingestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur, coklat, ikan dan udang. Alergen Injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin atau sengatan lebah. Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan (Kaplan, 2003). LO.3.5. PATOFISIOLOGIRinitis alergi merupakan suatu penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu immediate phase allergic reaction atau reaksi alergi fase cepat (RAFC) yang berlangsung sejak kontak dengan alergen sampai 1 jam setelahnya dan late phase allergic reaction atau reaksi alergi fase lambat (RAFL) yang berlangsung 2-4 jam dengan puncak 6-8 jam (fase hiperreaktivitas) setelah pemaparan dan dapat berlangsung 24-48 jam.

LO.3.6. MANIFESTASI KLINIK Bersin dianggap patologik, bila terjadinya lebih dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat dilepaskannya histamin. Disebut juga sebagai bersin patologis (Soepardi, Iskandar, 2004). keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak hidung tersumbat hidung dan mata gatal yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi) allergic shiner Tanda di mata termasuk edema kelopak mata, kongesti konjungtiva, lingkar hitam dibawah mata allergic salute allergi crease Tanda hidung termasuk lipatan hidung melintang garis hitam melintang pada tengah punggung hidung akibat sering menggosok hidung ke atas menirukan pemberian hormat Pada SAR : sneezing, runny nose, watery & itchy eyes most commonPada PAR : nasal congestion & post-nasal drip most common

L.O.3.7. DIAGNOSISAnamnesisGejala rinitis alergi yang khas adalah terdapatnya seranganbersin berulang. Sebetulnya bersin merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan sejumlahbesar debu. Hal ini merupakan mekanisme fisiologik, yaitu proses membersihkan sendiri (self cleaning process). Bersin dianggappatologik, bila terjadinya lebih dari lima kali setiap serangan, terutama merupakan gejala pada RAFC dan kadang-kadang pada RAFL sebagai akibat dilepaskannya histamin. Gejala lain ialah keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak,hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Rinitis alergi sering disertai oleh gejala konjungtivitis alergi. Sering kali gejala yang timbul tidaklengkap, terutama pada anak. Kadang-kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau satu-satunya gejala yangdiutarakan oleh pasien.Pemeriksaan FisikPada rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat atau livid disertai adanya sekret encer yang banyak. Bila gejalapersisten, mukosa inferior tampak hipertrofi. Pemeriksaan nasoendoskopi dapat dilakukan bila fasilitas tersedia. Gejala spesifiklain pada anak adalah terdapatnya bayangan gelap di daerah bawah mata yang terjadi karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung. Gejala ini disebut allergic shinerselain dari itu sering juga tampakanak menggosok-gosok hidung, karena gatal, dengan punggungtangan. Keadaan ini disebut sebagai allergic salute keadaan menggosok ini lama kelamaan akan mengakibatkan timbulnya garis melintang di dorsum nasi bagian sepertiga bawah, yang disebut sebagai allergic crease mulut sering terbuka dengan lengjung langit-langit yang tinggi, sehingga akan menyebabkan gangguanpertumbuhan gigi geligi (facies adenoid). Dinding posterior faring tampak granuler dan edema (cobblestone appearance), serta dindinglateral faring menebal. Lidah tampak seperti gambaran peta(geographic tongue)..Pemeriksaan Penunjang1. In vitroHitung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat. Demikian pula pemeriksaan IgE total (prist-paper radioimunosorbent test) sering kali menunjukkan nilai normal, kecualibila tanda alergi pada pasien lebih dari satu macam penyakit, misalnya selain rinitis alergi juga menderita asma bronkial atau urtikaria. Pemeriksaan ini berguna untuk prediksi kemungkinan alergi pada bayi atau anak kecil dari suatu keluarga dengan derajat alergi yang tinggi. Lebih bermakna adalah dengan RAST (RadioImmuno Sorbent Test) atau ELISA (Enzyme Linked ImmunoSorbent Assay Test). Pemeriksaan sitologi hidung, walaupun tidakdapat memastikan diagnosis, tetap berguna sebagai pemeriksaan pelengkap. Ditemukannya eosinofil dalam jumlah banyakmenunjukkan kemungkinan alergi inhalan. Jika basofil (5 sel/lap)mungkin disebabkan alergi makanan, sedangkan jika ditemukan sel PMN menunjukkan adanya infeksi bakteri.1. In vivoAlergen penyebab dapat dicari dengan cara pemeriksaan tes cukit kulit, uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End-point Titration/SET). SET dilakukan untuk elergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat kepekatannya. Keuntungan SET, selain alergenpenyebab juga derajat alergi serta dosis inisial untuk desensitisasi dapat diketahui. Untuk alergi makanan, uji kulit seperti tersebut diatas kurang dapat diandalkan. Diagnosis biasanya ditegakkan dengan diet eliminasi dan provokasi (Challenge Test). Alergen ingestan secara tuntas lenyap dari tubuh dalam waktu lima hari. Karena itu pada Challenge Test, makanan yang dicurigai diberikan pada pasien setelah berpantang selama 5 hari, selanjutnya diamati reaksinya. Pada diet eliminasi, jenis makanan setiap kali dihilangkan dari menu makanan sampai suatu ketika gejala menghilang dengan meniadakan suatu jenis makanan.Pemeriksaan IgE total serumKadar IgE total serum rendah pada orang normal dan meningkat pada orang atopi, tetapi kadar IgE normal tidak menyingkirkan adanya rhinitis alergi. Pada orang normal, kadar IgE meningkat dari lahir (o-1 KU/L) sampai pubertas dan menurun secara bertahap dan menetap setelah usia 20-30 tahun. Pada orang dewasa kadar >100-150 KU/L dianggap normal. Kadar meningkat hanya dijumpai pada 60% penderita rhinitis alergi dan 75% penderita asma. Terdapat berbagai keadaan dimana kadar IgE meingkat yaitu infeksi parasit, penyakit kulit (dermatitis kronik, penyakit pemfigoid bulosa) dan kadar menurun pada imunodefisiensi serta multiple mielom. Kadar IgE dipengaruhi juga oleh ras dan umur, sehingga pelaporan hasil harus melampirkan nilai batas normal sesuai golongan usia. Pemeriksaan ini masih dapat dipakai sebagai pemeriksaan penyaring, tetapi tidak digunakan lagi untuk menegakkan diagnostic.Pemeriksaan IgE spesifik serum (dengan metode RAST/ Radioallergosorbent test)Pemeriksaan ini untuk membuktikan adanya IgE spesifik terhadap suatu allergen. Pemeriksaan ini cukup sensitive dan spesifik (>85%), akurat dapat diulang dan bersifat kuantitatif. Studi penelitian membuktikan adanya korelasi yang baik antara IgE spesifik dengan tes kulit, gejala klinik, dan tes provokasi hidung bila menggunakan allergen terstandarisasi. Hasil baru bermakna bila ada korelasi dengan gejala klinik, seperti pada tes kulit. Cara lain adalah modified RAST dengan sistem scoring.Pemeriksaan lainPemeriksaan ini bukan merupakan pemeriksaan pertama untuk menegakkan diagnosis, tetapi dapat dipakai sebagai pemeriksaan penunjang atau untuk mencari penyebab lain yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik :1. Hitung jenis sel darah tepiPemeriksaan ini dipergunakan bila fasilitas lain tidak tersedia. Jumlah sel eosinofil darah tepi kadang meningkat jumlahnya pada penderita rhinitis alergi, tetapi kurang bermakna secara klinik1. Pemeriksaan sitologi secret dan mukosa hidungBahan pemeriksaan diperoleh dari secret hidung secara langsung (usapan), kerokan, bilasan, dan biopsy mukosa. Pengambilaan sediaan untuk pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada puncak RAFL pasca pacuan allergen atau saat bergejala berat dan biasanya hanya untuk keperluan penelitian dan harus dikerjakan oleh tenaga terlatih1. Tes provokasi hidung/ nasal challenge test (bila fasilitas tersedia)Pemeriksaan ini dilakukan bila tidak terdapat kesesuaian antara hasil pemeriksaan diagnostic primer (tes kulit) dengan gejala klinik. Secara umum tes ini lebih sulit untuk diulang dibandingkan dengan tes kulit dan pemeriksaan IgE spesifik. Tes provokasi menempatkan penderita pada situasi beresiko untuk terjadinya reaksi anafilaksis1. Tes fungsi mukosilier (menilai gerakan silia)Pemeriksaan ini untuk kepentingan penelitian1. Pemeriksaan aliran udara hidungDerajat obstruksi hidung diukur secara kuantitatif dengan alat rinomanometri (anterior atau posterior) atau rinomanometri akustik misalnya pasca tes provokasi hidung. Pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan.1. Pemeriksaan radiologicPemeriksaan foto polos sinus paranasal, CT scan maupun MRI (bila fasilitas tersedia) tidak dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis rhinitis alergi, tetapi untuk menyingkirkan adanya kelainan patologik atau komplikasi rhinitis alergi terutama bila respon pengobatan tidak memuaskan. Pada pemeriksaan foto polos dapat ditemukan penebalan mukosa sinus (gambaran khas sinusitis akibat alergi), perselubungan homogeny serta gambaran batas udara cairan di sinus maxilla.1. Pemeriksaan lain yaitu : fungsi penghidu dan pengukuran kadar NO (nitric oxide)

L.O.3.8. DIAGNOSIS BANDING1. Rinitis akut ("Infectious Rhinitis"): ada keluhan panas badan, mukosa hiperemis, sekret mukopurulen.2. Rinitis karena Iritan ("Irritan Contact Rliinitis") : karena merokok, iritasi gas, bahan imia, debu pabrik, bahan kimia pada makanan.3. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis yang cermat, pemeriksaan alergi yang negatif.4. Rinitis medikamentosa ("Drug Induced Rhinitis") : karena penggunaan tetes hidung dalam jangka lama, reserpin, klonidin, alfa metildopa, guanetidin, klor promasin, dan fenotiasin yang lain.5. Rinitishormonal("HormonallylnducedRliinitis"): Pada penderita hamil,hipertiroid, penggunaan pil KB.Rinitis vasomotorL.O.3.9. TATALAKSANANon-farmakologi: Hindari pencetus (alergen)Farmakologi :Jika tidak bisa menghindari pencetus, gunakan obat-obat anti alergi baik OTC maupun ethicalJika tidak berhasil, atau obat-obatan tadi menyebabkan efek samping yang tidak bisa diterima, lakukan imunoterapi1. Menghindari pencetus (alergen) Amati benda-benda apa yang menjadi pencetus (debu, serbuk sari, bulu binatang, dll) Jika perlu, pastikan dengan skin test Jaga kebersihan rumah, jendela ditutup, hindari kegiatan berkebun. Jika harus berkebun, gunakan masker wajah2. Menggunakan obat untuk mengurangi gejala

Antihistamin Dekongestan Kortikosteroid nasal Sodium kromolin Ipratropium bromide Leukotriene antagonis

3. Imunoterapi : terapi desensitisasi

Anti Histamin H1 Lini pertama pengobatan alergi Bekerja antagonis histamine-1, secara inhibitor kompetitif pada reseptor H-1 pada sel target. Pemberian dapat dalam kombinasi dengan dekongestan secara oral. Absorbsi baik, metabolisme di hepar, oral/parenteral, ekskresi urin AH-1 menghambat efek histamine pada pembuluh darah bronkus, mengobati reaksi hipersensitifitas. Menghilangkan bersin-bersin, rinore, gatal pada mata, hidung dan tenggorokan. Generasi pertama : berefek sedatif, durasi aksi pendek,lipofilik sehingga menembus sawar darah otak dan plasenta serta efek kolinergik.Sediaan: difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadin.Topical : azelastin.Efek samping : mulut kering, vertigo, epigastrium, disuria. Generasi kedua : tidak berefek sedatif, durasi aksi lebih panjang,tidak menembus sawar darah otak, tidak efek kolinergik.Generasi II dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan keamanannya. Kelompok I : astemisol, terfenadin yang mempunyai efek kardiotoksik. Kelompok II : loratadin, setirisin, fexofenadin, desloratadin, levosetirisin.

Dekongestan golongan simpatomimetik beraksi pada reseptor adrenergik pada mukosa hidung untuk menyebabkan vasokonstriksi, menciutkan mukosa yang membengkak, dan memperbaiki pernafasan. Sediaannya topical dan sistemik. Penggunaan dekongestan topikal tidak menyebabkan atau sedikit sekali menyebabkan absorpsi sistemik Penggunaan agen topikal yang lama (lebih dari 3-5 hari) dapat menyebabkan rinitis medikamentosa, di mana hidung kembali tersumbat akibat vasodilatasi perifer batasi penggunaan Sediaan topical : bentuk tetes hidung atau semprot : fenilefrin, efedrin, semua derivate imidazolin. Topical lebih cepat dalam mengatasi buntu hidung disbanding sistemik, tapi topical pemakaian lebih dari 7 hari tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan rhinitis medikamentosa , karena pemakaian jangka panjang menyebabkan reseptor adrenergic dalam mukosa hidung tidak peka lagi terhadap dekongestan. Fenilefrin : mekanisme kerjanya agonis reseptor alfa 1 selektif. Obat dekongestan topikal dan durasi aksinya

Dekongestan oral : Onset lambat, tapi efek lebih lama dan kurang menyebabkan iritasi lokaltidak menimbulkan resiko rhinitis medikamentosa Efek samping penggunaan sistemik : takikardia, palpitasi, insomnia, hipertensi, gangguan kardiovaskular lainnya. Efek samping penggunaan topical : rasa nyeri mukosa hidung, rebound congestion (rhinitis medikamentosa) Kontraindikasi: hipertensi, angina pectoris, gagal jantung, hipertiroid,dll.

Kortikosteroid Antiinflamasi kuat, berperan penting dalam pengobatan rhinitis alergi. Penggunaan sistemik cepat mengatasi inflamasi akut sehingga dianjurkan jangka pendek, pada gejala buntu hidung yang berat. Dipilih bila gejala terutama sumbatan hidung akibat respon fase lambat yang tidak berhasil diatasi obat lain. Kortikosteroid topikal sediaannya: beklometason,flutikason, mometason, triamsinolon. Kortikosteroid topical bekerja mengurangi jumlah sel mastosit pada mukusa hidung, mencegah pengeluaran protein sitotoksik dari eosinofil, mengurangi aktifitas limfosit, mencegah bocornya plasma. Hal ini menyebabkan epitel hidung tidak hiperresponsif terhadap rangsangan allergen. Beklometason : digunakan secara topical (semprot), mekanisme kerjanya sebagai antiinflamasi dan antialergi, digunakan sebagai profilaksis. Prednison, deksametason : digunakan secara sistemik, mekanisme kerjanya sebagai antiinflamasi dan antialergi dan digunakan untuk pengobatan serangan akut. Efek samping penggunaan topical : iritasi, infeksi. Penggunaan sistemik :imunosupressan, retensi cairan, cushing syndrome. Kontra indikasi : hipertensi, DM, hiperlipidemia.Sodium kromolin suatu penstabil sel mast,mencegah degranulasi sel mast dan pelepasan mediator, termasuk histamin. tersedia dalam bentuk semprotan hidung untuk mencegah dan mengobati rinitis alergi. Efek sampingnya : iritasi lokal (bersin dan rasa perih pada membran mukosa hidung Dosisnya untuk pasien di atas 6 tahun adalah 1 semprotan pada setiap lubang hidung 3-4 kali sehari pada interval yang teratur. Untuk rinitis seasonal, gunakan obat ini pada saat awal musim alergi dan digunakan terus sepanjang musim. Untuk rhinitis perennial, efeknya mungkin tidak terlihat dalam 2-4 minggu pertama, untuk itu dekongestan dan antihistamin mungkin diperlukan pada saat terapi dimulai.Ipratropium bromida Merupakan agen antikolinergik berbentuk semprotan hidung bermanfaat pada rinitis alergi yang persisten atau perennial memiliki sifat antisekretori jika digunakan secara lokal dan bermanfaat untuk mengurangi hidung berair yang terjadi pada rinitis alergi. tersedia dalam bentuk larutan dengan kadar 0,03%, diberikan dalam 2 semprotan (42 mg) 2- 3 kali sehari. Efek sampingnya ringan, meliputi sakit kepala, epistaxis, dan hidung terasa kering.Anti leukotrin Menghambat kerja leukotrin sebagai mediator inflamasi dengan cara memblokade reseptor leukotrin atau menghambat sintesis leukotrin. Sediaan : zafirlukast, montelukast.Imunoterapi Indikasi: penderita rhinitis alergi persisten dengan gejala menetap yang tidak responsive terhadap terapi konvensional. Tujuan dari imunoterapi adalah pembentukan IgG blocking antibody dan penurunan IgE. Rute pemberian imunoterapi yang predominan : subkutan. Imunoterapi subkutan mengurangi gejala rhinitis alergi dalam jangka panjang. Kelemahannya bersifat invasive, dapat menimbulkan reaksi anafilaksis pada beberapa kasus, serta tidak menyenangkan bagi anak-anak. Rute sublingual : cukup aman, dan efektif, menyenangkan bagi anak, dan efektif mengurangi gejala rinokonjungtivitis, mencegah serangan asma. Untuk mendapat hasil yang maksimal, sebelum imunoterapi dilakukan sensitivitas penderita terhadap allergen spesifik harus ditentukan melalui tes kulit cukit maupun dengan RAST, dan dilakukan dengan tenaga terlatih.Pembedahan : Dilakukan pada penderita rhinitis alergi dengan buntu hidung berat yang tidak responsive pada pengobatan farmakologi juga bila terjadi penyulit seperti rinosinusitis kronik, bila ada kelainan anatomis pada penderita rhinitis alergi seperti deviasi septum. Pada penderita lama dan parah, terjadi resisten terhadap medikamentosa, terjadi peningkatan struktur kelenjar di konka inferior, kondisi ini menyebabkan buntu hidup menetap perlu terapi pembedahan. Turbinektomi inferior : mengecilkan konka inferior, efektif menurunkan keluhan buntu hidung dan rinore pada rhinitis alergi persisten. Relative aman dan efektif, dapat menjadi alternative solusi mengatasi buntu hidung berat.

L.O.3.10. KOMPLIKASIKomplikasi rinitis alergi yang sering ialah: a. Polip hidung yang memiliki tanda patognomonis: inspisited mucous glands, akumulasi sel-sel inflamasi yang luar biasa banyaknya (lebih eosinofil dan limfosit T CD4+), hiperplasia epitel, hiperplasia goblet, dan metaplasia skuamosa. b. Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak. c. Sinusitis paranasal merupakan inflamasi mukosa satu atau lebih sinus para nasal. Terjadi akibat edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa yang menyebabkan sumbatan ostia sehingga terjadi penurunan oksigenasi dan tekanan udara rongga sinus. Hal tersebut akan menyuburkan pertumbuhan bakteri terutama bakteri anaerob dan akan menyebabkan rusaknya fungsi barier epitel antara lain akibat dekstruksi mukosa oleh mediator protein basa yang dilepas sel eosinofil (MBP) dengan akibat sinusitis akan semakin parah (Durham, 2006).L.O.3.11. PENCEGAHANAda 3 tipe pencegahan yaitu primer, sekunder dan tersier.

1. Pencegahan primer ditujukan untuk mencegah terjadinya tahap sensitisasi. Hal yang dapat dilakukan adalah menghindari paparan terhadap alergen inhalan maupun ingestan selama hamil, menunda pemberian susu formula dan makanan padat sehingga pemberian ASI lebih lama

2. Pencegahan sekunder adalah mencegah gejala timbul dengan cara menghindari alergen dan terapi medikamentosa. Sedangkan pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi atau berlanjutnya penyakit.

3. Pencegahan tersier untuk mengurangi gejala klinis dan derajat beratnya penyakit alergi dengan penghindaran alergen dan pengobatan

Banyak penelitian yang telah membuktikan adanya hubungan antara rinitis alergi dengan penurunan kualitas hidup penderitanya. Bahkan, bila dihitung secara kasar, negara pun ikut merugi. Sebagai contoh, International Congress of Allergy and Clinical Immunology (ICACI) tahun 1997 di Mexico mengemukakan, rinitis alergi menyebabkan hilangnya 3,5 juta hari kerja dan 2 juta hari sekolah setiap tahun dan menghabiskan dana 3,8 milyar US$ sebagai akibat kehilangan produktivitas kerja dan terapi dengan antihistamin di Amerika Serikat.

Oleh karena itu, pencegahan melalui edukasi menjadi hal yang tak boleh dilupakan. Pasien perlu dimotivasi dan diberi pemahaman bahwa antihistamin dan kortikosteroid topikal perlu digunakan secara teratur dan tidak hanya saat diperlukan. Tujuannya adalah mengurangi terjadinya minimal persistant inflammation (inflamasi minimal yang menetap) serta komplikasi rinitis alergi. Penderita juga diberitahu mengenai efek samping obat yang mungkin timbul, apa yang harus dilakukan bila gejala itu timbul, dan komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada rinitis alergi. Tanpa edukasi, mustahil dapat dicapai efek terapi yang optimal.

LO.3.12. PROGNOSISSecara umum, pasien dengan rinitis alergi tanpa komplikasi yang respon dengan pengobatan memiliki prognosis baik. Pada pasien yang diketahui alergi terhadap serbuk sari, maka kemungkinan rinitis pasien ini dapat terjadi musiman. Prognosis sulit diprediksi pada anak-anak dengan penyakit sinusitis dan telinga yang berulang. Prognosis yang terjadi dapat dipengaruhi banyak faktor termasuk status kekebalan tubuh maupun anomali anatomi. Perjalanan penyakit rinitis alergi dapat bertambah berat pada usia dewasa muda dan tetap bertahan hingga dekade lima dan enam. Setelah masa tersebut, gejala klinik akan jarang ditemukan karena menurunnya sistem kekebalan tubuhMM ANATOMI DAN FUNGSI SISTEM RESPIRASI MENURUT PANDANGAN AGAMAADAB MELUDAHTerdapat beberapa adab dalam meludah, diantaranya: menjauhi meludah ke arah kiblat dan ke sebelah kanannya. Didalam sunan Abu Daud dan yang lainnya dari Hudzaifah bahwa Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa yang meludah ke arah kiblat maka ludahnya itu akan datang dihadapannya pada hari kiamat. Didalam riwayat Ibnu Khuzaimah dari hadits Ibnu UmarmarfuAkan dibangkitkan orang yang meludah ke arah kiblat pada hari kiamat dan dia mendapati ludahnya itu di wajahnya.

ADAB MENGUAP DAN BERSINMemperhatikan adab ketika bersin, batuk atau riak.Seorang muslim hendaknya berusaha untuk tidak mengganggu saudaranya ketika bersin, batuk dan riak. Oleh karena itulah Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika bersin meletakkan tangan atau kainnya di mulutnya dan merendahkan suaranya (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi (2905)).Ketika ia bersin, hendaknya ia ucapkan Al Hamdulillah, lalu yang mendengarnya mengucapkan, Yarhamukallah, kemudian yang bersin balik menjawab,Yahdiikumullah wa yushlih baalakum. (Berdasarkan hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari)

MenguapMenguap adalah sebuah gerakan refleks menarik dan menghembuskan napas yang sering terjadi saat seseorang merasa letih atau mengantuk. Belum diketahui sebab mengapa orang-orang menguap, namun seringkali dikatakan bahwa penyebabnya adalah jumlah oksigen di paru-paru yang rendah. Menguap mudah sekali menular 55% orang-orang yang melihat seseorang menguap akan turut menguap dalam waktu lima menit berikutnya.[Wikipedia]Para dokter di zaman sekarang mengatakan, Menguap adalah gejala yang menunjukkan bahwa otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi; dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam. Karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan menguap ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri. (Lihat Al-Haqaiq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155, dinukil dari webwww.alsofwah.or.id via Rumaysho.Com)Berikut ini beberapa Hadits Nabawi yang menjelaskan tentang hakikat dari menguap dan beberapa adab yang berkaitan dengannya.Allah mencintai Bersin dan Membenci MenguapDari Abu Hurairahradhiallahu anhu, dari Nabishallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Karenanya apabila salah seorang dari kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka kewajiban atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mentasymitnya(mengucapkan yarhamukallah). Adapun menguap, maka dia tidaklah datang kecuali dari setan. Karenanya hendaklah menahan menguap semampunya. Jika dia sampai mengucapkan haaah, maka setan akan menertawainya. (HR. Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)Allah membenci menguap karena menguap adalah aktivitas yang membuat seseorang banyak makan, yang pada akhirnya membawa pada kemalasan dalam beribadah. Menguap adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah, terlebih-lebih ketika pada waktu shalat. Para nabi tidak pernah menguap, dikarenakan menguap adalah salah satu aktivitas yang dibenci oleh Allah.Imam Ibnu Hajar berkata, Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fathul Baari, 10/607)Menutup mulut ketika menguapDari Abu Said Al-Khudriradhiallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda, Bila salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah dia menahan mulutnya dengan tangannya karena sesungguhnya setan akan masuk. (HR. Muslim no. 2995)Ketika seseorang ingin menguap hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangan kiri, karena menguap adalah salah satu perbuatan yang buruk.Tidak ada bacaan dzikir khusus yang dibaca ketika menguapSyaikh Sulaiman al-Majid menegaskan, : Dan kami tidak mengetahui adanya sunah yang mengajarkan dzikir atau doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika menguap. Adapun yang banyak tersebar menurut sebagian ulama dan kebanyakan masyarakat, bahwa ketika menguap dianjurkan untuk membaca taawudz, berdalil dengan firman Allah, yang artinya:Apabila setan mengganggumu maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sementara Nabishallallahu alaihi wa sallammenyebut bahwa menguap itu dari setan. Pendalilan semacam ini, tidak pada tempatnya.Beliau menyebutkan alasan, . . .Karena Nabishallallahu alaihi wa sallamyang mengabarkan kepada kita bahwa menguap itu dari setan, beliau tidak mengajarkan kepada kita (untuk membaca taawudz), selain perintah untuk menahan dan meletakkan tangan di mulut. Sehingga, andaikan taawudz (ketika menguap) disyariatkan, tentu Nabishallallahu alaihi wa sallamakan menyebutkannya.Mengguap di dalam ShalatHadits tentang menguap berasal dari setan juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dengan lafazh: Menguap ketika shalat adalah dari setan, jika salah seorang dari kalian menguap, maka tahanlah semampunya.Al-Imam Malik rahimahullah berkata: Mulutnya ditutup dengan tangannya ketika shalat sampai selesai menguap. Jika menguap ketika sedang membaca bacaan shalat, kalau dia memahami apa yang dibaca, maka hukumnya makruh namun sudah mencukupi baginya (bacaan dia). Tetapi jika tidak memahaminya, maka dia harus mengulangi bacaannya, dan jika tidak mengulanginya, -kalau bacaan tersebut adalah surat Al-Fatihah-, maka itu tidak mencukupi (tidak sah shalatnya), dan kalau selain Al-Fatihah, maka sudah mencukupinya (shalatnya sah).Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menerangkan:Pasal tentang beberapa masalah yang langka di tengah-tengah umat namun sangat butuh untuk dijelaskan kepada mereka, adalah di antaranya:Seorang yang menguap ketika shalat, dia harus menghentikan bacaan shalatnya sampai menguapnya selesai, kemudian melanjutkan bacaannya. Ini adalah perkataan Mujahid, dan iniucapan yang bagus, ditunjukkan oleh riwayat dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaknya dia tahan mulutnya dengan tangannya, karena setan berupaya untuk masuk. (HR. Muslim)Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan : Dan di antara yang diperintahkan bagi orang yang menguap adalah: jika sedang shalat, maka dia harus menghentikan bacaannya sampai menguapnya selesai, agar bacaannya tidak berubah. Pendapat yang seperti ini disandarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Mujahid, Ikrimah, dan para tabiin.BersinBersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang menguap (Lihat Al-Haqaiq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155, dinukil dari webhttp://www.alsofwah.or.idvia Rumaysho.Com)Beberapa hadits Nabawi berkaitan dengan masalah BersinDari Abu Hurairahradhiallahu anhu, dari Nabishallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Karenanya apabila salah seorang dari kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka kewajiban atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mentasymitnya(mengucapkan yarhamukallah). Adapun menguap, maka dia tidaklah datang kecuali dari setan. Karenanya hendaklah menahan menguap semampunya. Jika dia sampai mengucapkan haaah, maka setan akan menertawainya. (HR. Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)Nabishallallahu alaihi wa sallammenjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut. Dari Abu Hurairahradhiallahu anhu, dari Nabishallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda, Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, alhamdulillah sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan, yarhamukallah(Semoga Allah merahmatimu). Jika saudaranya berkata yarhamukallah maka hendaknya dia berkata, yahdikumullah wa yushlih baalakum(Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu). (HR. Bukhari no. 6224 dan Muslim no. 5033)Dari Abu Musa Al-Asyariradhiallahu anhu, beliau berkata bahwa beliau mendengar Rasulullahshallallahu alaihi wasallambersabda, Bila salah seorang dari kalian bersin lalu memuji Allah maka tasymitlah dia. Tapi bila dia tidak memuji Allah, maka jangan kamu tasymit dia. (HR. Muslim no. 2992). Tasymit adalah mengucapkan yarhamukallah.Dari Abu Hurairahradhiallahuanhu,dia berkata: Apabila Nabi shallallahu alaihi wasallam bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya. (HR. Abu Daud no. 5029, At-Tirmizi no. 2745, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami no. 4755)Ketika Bersin Hendaknya KitaMerendahkan suara.Menutup mulut dan wajah.Tidak memalingkan leher.Mengeraskan bacaan hamdalah, walaupun dalam keadaan shalat.Macam-Macam Bacaan yang Dapat Kita Amalkan Ketika BersinAlhamdulillah(segala puji hanya bagi Allah).Alhamdulillahi Rabbil alamin(segala puji bagi Allah Rabb semesta alam).Alhamdulillah ala kullihaal (segala puji bai Allah dalam setiap keadaan)Alhamdulillahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi, mubaarakan alaihi kamaa yuhibbu Rabbuna wa yardhaa(segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak lagi penuh berkah dan diberkahi, sebagaimana yang dicintai dan diridhai oleh Rabb kami).Ketika ada seorang muslim bersin di dekat kita, lalu dia mengucapkan alhamdullillah, maka kita wajib mendoakannya dengan membaca yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu). Hukumtasymitini adalah wajib bagi setiap orang yang mendengar seorang muslim yang bersin kemudian mengucapkan alhamdullillah. Setelah orang lain mendoakannya, orang yang bersin tadi dianjurkan untuk mengucapkan salah satu doa sebagai berikut:Yahdikumullah wa yushlih baalakum(mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepada kalian dan memperbaiki keadaan kalian).Yaghfirulahu lanaa wa lakum(mudah-mudahan Alah mengampuni kita dan kalian semua).Yaghfirullaah lakum(semoga Allah mengampuni kalian semua).Yarhamunnallah wa iyyaakum wa yaghfirullaahu wa lakum(semoga Allah memberi rahmat kepada kami dan kamu sekalian, serta mengampuni kami dan mengampuni kalian).Aafaanallah wa iyyaakum minan naari yarhamukumullaah(semoga Allah menyelamatkan kami dan kamu sekalian dari api neraka, serta memberi rahmat kepada kamu sekalian).Yarhamunnallah wa iyyaakum(semoga Allah memberi rahmat kepada kami dan kepada kalian semua).Kita tidak perlu bertasymit ketika:Ada seseorang yang bersin, dan dia tidak mengucapkan hamdalah.Ada seseorang yang bersin lebih dari tiga kali. Jika seseorang bersin lebih dari tiga kali, maka orang tersebut dikategorikan terserang influenza. Kita pun tidak disyariatkan untuk mendoakannya, kecuali doa kesembuhan.Ada seseorang membenci tasymit.Seseorang yang bersin itu bukan beragama Islam. Walaupun orang tersebut mengucapkan hamdalah, kita tetap tidak diperbolehkan untuk ber-tasymit, karena seorang muslim tidak diperbolehkan mendoakan orang kafir. Jika orang kafir tersebut mengucapkan alhamdulillah, kita jawab Yahdikumullah wa yushlih baalakumSeseorang yang bersin bertepatan dengan khutbah jumat. Cukup bagi yang bersin saja untuk mengucapkan hamdalah tanpa ada yang ber-tasymit, karena ketika khutbah jumat seorang muslim wajib untuk diam. Begitu pula ketika shalat wajib (shalat fardhu) sedang didirikan, tidak ada keharusan bagi kita untuk ber-tasymit.Kita berada ditempat yang terlarang untuk mengucapkan kalamullah, seperti di dalam toilet.1. Manfaat berwudhuBersuci merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit. Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga). Seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap kali melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini baru dikenal abad ke-20, padahal umat Islam sudah membudayakan sejak abad ke-14 yang lalu. 2. Keutamaan Berkumur Berkumur-kumurdalam bersuci berarti membersihkan rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidak dibersihkan ( dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akan menjadi mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat mencegah dari infeksi gigi dan mulut.3.Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidungmelalui rongga hidung sampai ke tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk mensucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman.Selama ini kita ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama pernapasan. Dengan istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat dicegah.4. Pembersihan telinga sampai dengan pensucian kaki beserta telapak kakiUntuk mencegah berbagai infeksi cacing yang masih menjadi masalah terbesar di Negara.

DAFTAR PUSTAKA

Christine DV, Agnes L. Devinition and management of persistent allergic rhinitis the ARIA guidelines. J of the World Allergy Organization; March/April 2005; 17 (2): 78-9http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-12.pdfhttp://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/allergic-rhinitis.pdfhttp://repository.unand.ac.id/17670/1/Case%203%20-%20Rhinitis%20Alergi%20dengan%20Asma.pdf (Effy Huriyati, Al Hafiz Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - RSUP Dr. M. Djamil Pada)http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21493/4/Chapter%20II.pdfhttp://abangdani.wordpress.com/2013/09/24/menguap-bersin-sendawa-dan-kentut/http://sukronihbs.wordpress.com/adab-majlis/Prof Dr Hj Qomariyah RS MS PKK DK AIFM , slide FISIOLOGI PERNAFASANDra.kuslestari, slide system respirasi 1&2Dr.H.Rd. Inmar, MS, PA , bahan kuliah anatomi kedokteran system respirasi 2014