GANGGUAN PERILAKU

download GANGGUAN PERILAKU

of 4

description

m,

Transcript of GANGGUAN PERILAKU

GANGGUAN PERILAKU (CONDUCT DISORDER) Anak-anak yang mengalami gangguan perilaku (conduct disorder) (CD) secara sengaja melakukan perilaku antisosial yang melanggar norma-norma sosial dan hak orang lain. Anak-anak dengan diagnosis gangguan perilaku tidak punya perasaan dan tampaknya tidak punya perasaan dan tidak memiliki rasa bersalah terhadap perilaku buruknya. Anak-anak ini dapat mencuri atau merusak barang. Saat remaja dapat melakukan pemerkosaan, merampok dengan senjata bahkan membunuh. Anak-anak ini mungkin menyontek di sekolah bila mereka memang mau masuk-dan berbohong untuk menutupi perilaku tersebut. Mereka sering terlibat dalam penyalahgunaan obat dan aktivitas seksual. Perilaku bermasalah (conduct problem) (s) CPs merupakan suatu dimensi dari perilaku bermasalah yang tereksternalisasi (externalizing behavior) termasuk suatu percampuran dari impulsif, overaktif, agresif dan delinkuen. (Burn et. al, dalam Mash & Wollfe 2005). Conduct problem (s) (CPs) dan perilaku antisosial (antisocial behavior)(s) (ASBs) adalah perilaku dan sikap yang tidak sesuai dengan usia anak, yakni melanggar dari yang diharapkan orang tua, norma-norma sosial, dan hak-hak pribadi atau milik orang lain (McMahon & Estes, dalam Mash & Wolfe, 2005). Menurut Achenbach (dalam Mash & Wolfe, 2005) anak-anak yang berada dalam ekstrem atas, selalu satu atau lebih di atas standar deviasi rata-rata, dipertimbangakan sebagai memiliki CPs. Dibawah ini adalah cirri-ciri utama dari criteria diagnosa untuk conduct disorder (DSM IV-TR) Ciri-Ciri Utama dari Kriteria Diagnosa untuk Conduct Disorder Suatu pola yang diulang dan menetap dari tingkah laku yang berkaitan dengan hak dasar orang lain atau agresifitas yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat atau melanggar aturan-aturan, seperti yang nampak melalui tiga (lebih) dari kriteria berikut ini dan sudah berlangsung salma 12 bulan, dengan paling sedikit satu kriteria muncul dalam enam bulan yang lalu: Agresi terhadap orang dan binatang 1. sering menggertak, mengancam atau mengintimidasi pada orang lain 2. sering memulai perkelaian fisik 3. telah menggunakan senjata yang menyebakabkan orang lain luka serius 4. pernah berkelahi secara fisik terhadap orang lain 5. pernah mencuri sementara berkonfrontasi dengan musuh 6. pernah memaksa orang lain untuk aktivitas seksual.

Merusak hak milik 1. dengan sengaja terlibat dalam seting pembakaran yang menyebabkan kerusakan serius 2. dengan sengaja merusak hak milik

orang lain Berbohong atau mencuri 1. menerobos masuk rumah orang lain, bangunan atau mobil 2. sering berbohong untuk memperoleh barang yang bagus atau untuk menghindar dari tanggung jawab 3

3. pernah mencuri item-item yang bernilai rendah tanpa melawan lawan contoh, mengutil, tetapi tanpa breaking and entering; memalsu

Pelanggaran aturan yang serius 1. sering keluar malam sebelum usia 13 tahun 2. pernah lari dari rumah lewat malam paling sedikit dua kali sementara tinggal bersama orang tua atau orang tua pengganti (atau sekali tanpa pamit dalam waktu yang lama. 3. sering bolos sekolah , mulai sebelum usia 13 tahun.

Faktor Penyebab Gangguan Perilaku Menurut Mash and Wolf (2005), ada beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi gangguan perilaku adalah, andividu (resiko genetik, komplikasi prenatal dan kelahiran, rendahnya gerakan reaksi, berkurangnya fungsi dan struktur dalam pre-frontal cortex, temperamen yang sulit attention deficit/hyperactivity (ADHD), attachment yang tidak aman, serangan agresi masa kanak-kanak, penghindaran dan withdrawal sosial, defisit kognisi-sosial, rendahnya inteligensi verbal dan defisit verbal), keluarga, ketidak efektifan pengasuhan (ineffective parenting), teman sebaya, sekolah, tetangga dan komunitas, dan sosial budaya.Etiologi dan Faktor Resiko Gangguan Tingkah Laku1. Faktor-faktor biologis.Berdasarkan tiga penelitian tentang adopsi, mengindikasikan bahwa perilaku kriminal dan agresif dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan dimana faktor lingkungan pengaruhnya sedikit lebih besar. Pada orang kembar mengindikasikan bahwa perilaku agresif (a.l kejam terhadap hewan, berkelahi, merusak kepemilikan) jelas diturunkan, sedangkan perilaku kenakalan lainnya (a.l mencuri, lari dari rumah, membolos sekolah) kemungkinan tidak demikian. Kelemahan neurologis, tercakup dalam profil masa kanak-kanak penderita. Kelemahan tersebut termasuk keterampilan verbal yang rendah, kendala fungsi eksekusi (kemampuan mengantisipasi, merencanakan, menggunakan pengendalian diri, dan menyelesaikan masalah) dan masalah memori.2. Faktor-faktor psikologis.Teori pembelajaran mencakupmodellingdan pengondisianoperantdapat menjelasan mengenai perkembangan dan berlanjutnya masalah tingkah laku. Anak-anak dapat mempelajari agresivitas orang tua yang berperilaku agresif. Anak juga dapat meniru tindakan agresif dari televisi. Karena agresi merupakan cara mencapai tujuan yang efektif, meskipun tidak menyenangkan, kemungkinan hal tersebut dikuatkan. Oleh karena itu setelah ditiru, tindakan agresif kemungkinan akan dipertahankan. Berbagai karakteristik pola asuh seperti disiplin ketat dan tidak konsisten dan kurangnya konsistensi pengawasan terkait dengan perilaku antisosial pada anak-anak.3. Pengaruh dari teman-teman seusia. Penelitian mengenai pengaruh teman seusia terhadap agresi dan antisocial anak-anak memfokuskan pada dua bidang besar, yaitu: Penerimaan atau penolakan dari teman-teman seusia. Penolakan menunjukkan hubungan yang kausal dengan perilaku agresif, bahkan dengan tindakan pengendalian perilaku agresif yang terdahulu. Afiliasi dengan teman seusia yang berperilaku menyimpang. Pergaulan dengan anak nakal juga dapat meningkatkan kemungkinan perilaku nakal pada anak. 4. Faktor-faktorsosiologis.Tingkat pengangguran tinggi, fasilitas pendidikan yang rendah, kehidupan keluarga yang terganggu, dan subkultur yang menganggap perilaku kriminal sebagai suatu hal yang dapat diterima. Kombinasi perilaku antisosial anak yang timbul di usia dini dan rendahnya status sosioekonomi keluarga memprediksikan terjadinya penangkapan di usia muda karena tindakan kriminal . Korelasi faktor sosiol terkuat dengan kenakalan adalah hiperaktivitas dan kurangnya pengawasan orang tua.Penatalaksanaan Gangguan Tingkah LakuHal penting bagi keberhasilan dalam penanganan adalah upaya mempengaruhi banyak system dalam kehidupan seorang remaja (keluarga, teman-teman sebaya, sekolah, lingkungan tempat tinggal). Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat adalah bagaimana menghadapai orang-orang yang nurani sosialnya tampak kurang berkembang.1. Intervensi keluarga,beberapa pendekatan mencakup intervensi bagi orang tua atau keluarga dari si anak antisosial. Gerald dkk menyampaikan tentang program Pelatihan Manajemen Pola Asuh (PMP). Orang tua diajarkan untuk mengubah berbagai respon untuk anak-anak mereka sehingga perilaku prososial dan bukannya perilaku antisosial yang dihargai secara konsisten. Dipraktekan strategi penguatan positif (positive reinforcement) bila si anak menunjukkan perilaku yang produktif, kontruktif dan bermanfaat. Anak diberikan sangsi hukuman (punistment) berupatime outdan meniadakan hak untuk fasilitas tertentu. Metode time out misalnya anak disuruh berdiri di depan kelas atau diam dalam kamarnya tanpa TV danHandphone. Pemberian sangsi yang layak dan pantas sesuai usia anak. Menghilangnya kesempatan perilaku istimewa bila si anak berperilaku agresif, merusak, mengancam, berisiko cedera atau bersikap antisosial. PMP terbukti dapat mengubah interaksi antara orang tua dengan anak, sehingga berhubungan dengan berkurangnya perilaku antisosial dan agresif. PMP juga terbukti mampu memperbaiki respon perilaku para saudara kandung dan mengurangi timbulnya depresi pada para ibu pengikut program.2. Penanganan multisistemik(PMS), Henggeler menujukkan keberhasilan dalam hal mengurangi tingkat penangkapan karena tindak kriminal dalam empat tahun setelah penanganan (Borduin dkk, 1995). Intervensi ini memandang masalah tingkah laku sebagai suatu hal yang dipengaruhi oleh berbagai konteks dalam keluarga dan antara keluarga dan berbagai sistem sosial lainnya. Teknik yang dipergunakan variasai meliputi teknik perilaku kognitif, system keluarga, dan manajemen kasus. Keunikan dari terapi ini terletak pada penekanan kekuatan individu dan keluarga, mengidenikasikan konteks bagi masalah-masalah tingkah laku, yang berfokus pada masa kini dan berorientasi pada tindakan, dan menggunakan intervensi yang membutuhkan upaya harian atau mingguan oleh para anggota.3. Pendekatan kognitif,penanganan ini lebih efisien biaya dan waktu. Terapi kognitif individual dapat memperbaiki gangguan tingkah laku pada anak-remaja, meski tanpa melibatkan keluarga. Contohnya dengan mengajarkan keterampilan kognitif pada anak-anak untuk mengendalikan kemarahan mereka. Ini terbukti bermanfaat mengurangi perilaku agresif. Mereka belajar untuk bertahan dari serangan verbal tanpa merespon balik secara agresif melalui mengunakan teknik pengalihan seperti bersenandung, mengucapkan atau mencanangkan hal-hal yang menyenangkan pada diri sendiri, atau beranjak pergi. Strategi lain dengan mengajarkan keterampilan moral.