Gangguan Makan

download Gangguan Makan

of 29

description

pdf

Transcript of Gangguan Makan

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Korban masalah gangguan pola makan atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai eating disorder sudah banyak sekali, dari kelompok selebriti sampai orang biasa. Kalau enggak diobati secara serius, gangguan pola makan bisa mengakibatkan korban jiwa. Remaja, terutama remaja putri, termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan ini. Mungkin karena remaja berusaha untuk gaul dan cenderung menjadi korban mode yang menuntut seseorang langsing cenderung kurus.Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga berat badannya. Ada dua gangguan pola makan, anorexia dan bulimia nervosa.Walaupun belum diketahui secara pasti, ada berbagai teori yang menjelaskan penyebab kedua gangguan ini.Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena cewek-cewek merasa sangat tertekan dengan kewajiban untuk tampil langsing seperti yang dimunculkan oleh televisi dan majalah. Teori yang menunjuk adanya gangguan pada sebagian fungsi otak yang berkaitan dengan body image.Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan (menurut riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan normal hanya 2.000-3000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau dengan menggunakan obat pencahar. Di antara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya mereka berolahraga secara berlebihan.Biasanya penderita tidak langsung ketahuan oleh orang lain bahwa ia menderita penyakit ini, karena berat badannya normal dan tidak terlalu kurus. Karena tidak ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang sering berawal ketika seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terus sampai ia berusia empat puluhan sebelum ia mencari bantuan.Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan tentang pasien dengan bulimia nervosa.untuk memudahkan kita sebagai calon perawat dalam merawat pasien dengan bulimia nervosa.1.2Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum 1.untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa 11.2.2 Tujuan Khusus1. Mampu mengetahui definisi gangguan pola makan 2. Mampu mengetahui etiologi dari gangguan pola makan 3. Mampu mengetahui patofisiologi dari gangguan pola makan 4. Mampu mengetahui manifestasi klinis dari gangguan pola makan 5. Mampu mengetahui data penunjang dari gangguan pola makan 6. Mampu mengetahui terapi pengobatan dari gangguan pola makan 7. Mampu mengetahui patofisiologi dari gangguan pola makan 8. Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan gangguan pola makan.9. Mampu melakukan masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan pola makan10. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan klien dengan gangguan pola makan.11. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan pola makan.12. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan pola makan.13. Mampu mengdokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan gangguan pola makan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori2.1.1 Anoreksia NervosaAnoreksia (anorexia) berasal dari bahasa Yunani an-, yang artinya tanpa dan orexis artinya hasrat untuk. Anoreksia memiliki arti tidak memiliki hasrat untuk (makan), yang sesungguhnya keliru, karena kehilangan nafsu makan diatara penderita anoreksia nervosa jarang terjadi.Menurut Bruch (1973) pengejaran tanpa lelah kekurusan tubuh dengan menciptakan kelaparan diri sendiri bahkan sampai pada kematianAnoreksia nervosa menunjukan rasa tidak suka terhadap makanan yang mengandung energi tinggi (drewnoski et al. 1987; Sunday & Halmi, 1990) tidak ada priming efek terhadap makanan serta rendahnya skor anhedonic pada self reprted scale. (Davis & Woodside, 2002; Eiber et al. 2002).Anoreksia adalah kelaparan diri (dengan pembatasan ekstreem terhadap kalori makan dan dengan jumlah yang sangat sedikit) biasanya menyebabkan kehilangan berat badan yang berlebihan. (Mehta, 2010).Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang sangat memperihatinkan. Dimana individu tersebut mempertahankan bentuk tubuhnya atau menurunkan berat badan dengan cara sedikit makan. Mereka merasa takut akan penilaian orang lain karena mempunyai bentuk tubuh yang kurang bagus, mereka beranggapan seseorang akan menilai diri dari bentuk badan. (Stark.2000)Anoreksia adalah gangguan makan yang ditandai dengan kelaparan secara sukarela dan stress dari melakukan kegiatan. Anorexia nervosa merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikososial, sosiologikal, dan fisiologikal. Seseorang yang menderita anorexia disebut sebagai anoreksik atau (lebih tidak umum) anorektik. Istilah ini sering kali namun tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis kehilangan nafsu makan. 2.1.2 Bulimia NervosaBulimia nervosa (BN) digambarkan dengan episode berulang makan berlebihan (binge eating) dan kemudian dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa, beriadah, atau kombinasinya). Makan berlebihan disertai dengan perasaan subjektif kehilangan kawalan ketika makan. Muntah yang dilakukan secara sengaja atau beriadah secara berlebihan, serta penyalahgunaan pencahar, diuretik, amfetamin dan tiroksin juga boleh terjadi (Chavez dan Insel, 2007).Bulimia Nervosa adalah episode makan yang berlebih yang terjadi berulang kali dengan perasaan kurang pengendalian terhadap perilaku makan dan sangat perihatin dengan bentuk dan berat tubuh. Individu juga secara teratur berusaha untuk memuntahkan kembali yang dimakannya, menggunakan pencahar diit berlebih dan berpuasa untuk melawan efek makan yang berlebihan.2.2 Etiologi / penyebabEtiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang jelas,dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan prilaku .Namun demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada kemungkinan faktor-faktor organic pada etiologi.a. BiologisDiyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan pertama wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi daripada populasi umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan kepada pusat pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang. Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun model biologis ini masih dalam tahap perkembangan. Studi tentang anoreksia nervosa dan bulimia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetic mungkin muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanan genetic ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan umum terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic mungkin secara langsung mencakup disfungsi hipotalamus.(Sheila L. Videbeck, 2008 )b. Perkembangan Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini bahwa penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap kehidupan ini. Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan indentitas yang unik adalah 2 tugas yang penting.( Sheila L. Videbeck, 2008 )c. LingkunganBerbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan makan sering dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan lingkungan keluarga dengan konflik.d. PsikologisKebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati hatian , perfectsionisme serta control infuse yang buruk.e. SosiokulturalPada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang terjadi gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di Amerika Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian terhadap tubuh seseorang menjadi indicator untuk evaluasi diri.(Gail w.stuart,2006). Di Amerika serikat kelebihan berat badan dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan tubuh yang sempurna disamakan dengan cantik. (Sheila L. Videbeck, 2008 )Aspek psikologis anoreksia nervosa yang mendominansi adalah keinginan yang kuat untuk menguruskan berat badan dan takut gemuk, biasanya didahului oleh periode 1 atau 2 tahun gangguan mood dan perubahan perilaku. Penurunan berat badan biasanya dipicu oleh krisis yang khas pada remaja seperti awitan menstruasi atau kecelakaan interpersonal traumatic yang memicu perilaku diet yang serius dan berlanjut sampai tidak terkontrol.Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap penyimpanan lemak normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal , atau komentar orang lain bahwa remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat badan mungkin merupakan respon terhadap sindiran atau pergantian sekolah atau akan masuk kuliah. Remaja memasuki fase pertumbuhan pubertas ketika akumulasi lemak biologis yang normal, terutama rentan untuk muncul. Tuntutan dewasa ini untuk memiliki tubuh ramping merupakan faktor yang sangat penting. Standar kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan, kerampingan, payudara yang kecil seperti model model yang ditampilkan oleh semua bentuk media.Pada beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti perpisahan atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja mengalami kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan menjadi sebuah area yang dapat melatih kontrol individu.( Dona L Wong,2008 )

2.3 Patofisiologi2.3.1 Anoreksia NervosaMekanisme Umum.Meskipun mekanisme pasti mekanisme pengaturan nafsu makan dan berat badan belum diketahui sepenuhnya, riset sekarang ini memberikan banyak sekali informasi tentang permasalahan ini. Hipotalamus dinilai dapat mengatur baik rasa kenyang maupun lapar, dengan menghasilkan homeostasis berat badan dalam keadaan yang ideal.Hipotalamus mengintepretasikan dan mengintegrasikan sejumlah besar masukan neural dan humoral untuk mengkoordinasikan tahapan lapar dengan pengeluaran energi sebagai respon terhadap keadaan perubahan keseimbangan energi. Sinyal jangka panjang yang menghubungkan informasi tentang simpanan energi badan, status endokrin, dan kesehatan umum terutama merupakan masukan humoral. Sinyal jangka pendek, termasuk hormon usus dan sinyal neuran dari pusat otak lebih tinggi dan usus, meregulasi tahapan awal dan akhir proses makan. Hormon-hormon yang terlibat dalam proses inimencakup leptin, insulin, kolesitokinin, grelin, polipeptida YY, polipeptida pankreas, peptida-1 yang mirip glukagon, dan oxytomodulin. Perubahan setiap proses humoral atau neuronal inidapat menimbulkan anoreksia.

2.3.2 Bulimia NervosaAda 2 jenis Bulimia Nervosa, yaitu:1. Jenis yang membatasi diit, yaitu individu tersebut sangat membatasi makanan dan memaksa diri menjalankan berbagai latihan, serta tidak terlibat secara teratur dalam pesta makan atau perilaku pembersihan (muntah yang diinduksi sendiri atau penyalahgunaan laksatif, diuretik atau enema).

2. Jenis yang suka makan dan pembersihan, yaitu individu secara teratur terlibat dalam pesta makan dan diikuti perilakupembersihan.Pemakaian obat pengurang nafsu makan yang berlebihan atau pil diet terdapat pada kedua jenis di atas.

Perilaku pembersihan dan setengah puasa dapat menimbulkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit serta masalah jantung yang pada akhirnya dapat berakibat fatal.

2.4 Manifestasi Klinis2.4.1 Anoreksia Nervosaa. Gangguan tidur timbul pada beberapa penderita anoreksia dan terdapat gerakan mata yang cepat, seperti yang sering terdapat pada penderita depresi. Masalah pada pengaturan suhu , khususnya hipotermia.b. Tidak mau makan dengan sengaja karena ketakutan yang berlebihan akan kenaikan berat badan.c. Pengidap memiliki Body Mass Index kurang dari 18,5.d. Terganggunya siklus menstruasi.e. Cenderung tidak mengakui bahwa ia mengidap anoreksia karena ia merasa dapat mengontrol keadaan dengan kemampuannya mengatakan tidak pada makanan.f. Gangguan pada hipotalamik pituitary-ovarian axis dimanifestasikan dengan amenorea yang berkaitan dengan pola tidak matang dari sekresi hormon luteinizing.g. Adanya disfungsi hypothalamic- pituitary-adrenal axis dibuktikan dengan antara lain dengan meningkatnya kortisol, hilangnya variasi diurnal pada sekresi kortisol , dan kegagalan deksametason untuk menekannya.h. Peningkatan area nitrogen pada darah dapat timbul sebagai akibat dehidrasi dan penurunan kecepatan penyaringan glomerulus, namun kadar yang normal dapat ditemukan pada keadaan serupa karena rendahnya pemasukan protein pada penderita dehidrasi.i. Konstipasi merupakan komlikasi masalah motilitas yang sangat sering terjadi pada penderita AN.j. Penderita AN tampaknya sangat resisten terhadap inspeksi.k. Kulit penderita AN kering dan sering tampak rambut lanugo.l. Pada fase pemberian makan kembali sering kerontokan rambut2.4.2 Bulimia Nervosa1. Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yang jelas.

2. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan

3. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidak lazim

4. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan

5. Amenorea

6. Kulit kering bersisik

7. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah

8. Kulit berubah kekuningan

9. Gangguan tidur

10. Konstipasi

11. Erosi eosopagus

12. Alam perasaan depresi

13. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi14. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh15. Erosi email dan dentin tinggi

2.5 Cara Mengetahui Status Gizi1. Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar.2. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter).Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.3. Mengukur ketebalan lipatan kulit.Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper).Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.4. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang tidak berlemak).

2.6 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan fisik yang diperlukan untuk penderita gangguan makan meliputi pemeriksaan tanda vital, mengukur tinggi dan berat badan penderita dan pemeriksaan status pubertas. Kelainan yang didapat pada pemeriksaan fisik berupa kehilangan berat badan yang nyata, bradikardi, hipotensi postural, hipotermi, penipisan email akibat tumpahan asam lambung, luka pada anus akibat penggunaan pencahar yang berlebihan, kulit dan bibir kering akibat dehidrasi.Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain darah rutin, kadar elektrolit, kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid. Pemeriksaan elektrokardiografi dilakukan bila ada gangguan fungsi jantung atau mendapat pengobatan antidepresan.Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi.2.8 Terapi Pengobatan/TreatmentTreatment untuk anoreksia nervosa dilakukan dengan 3 tahap;1) Mengembalikan berat badan kembali normal. Dilakukan program diet ulang yang sehat untuk mengembalikan berat badan kembali normal, pada pasien tertentu kadang diperlukan perawatan di rumah sakit. Check kesehatan akan dilakukan untuk melihat pelbagai kemungkinan komplikasi yang muncul.2) Terapi psikologiTerapi ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, menghilangkan cara pandang yang salah terhadap citra tubuh, meningkatkan penghargaan diri dan mengatasi konflik interpersonal. Terapi yang dilakukan biasanya dipilih CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dianggap paling efektif dalam mengembalikan kepercayaan diri, dan mencegah timbulnya pikiran dan perilaku gangguan makan kembali. Terapi dilakukan dapat berlangsung lama, oleh karenanya CBT juga kadang disertai dengan terapi keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien dalam menjalani penyembuhan3) Penyembuhan totalBeberapa upaya yang dilakukan agar pasien kembali stabil, menghilangkan kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan makan kembali4) Mengurangi atau menghapuskan perilaku atau pemikiran yang awalnya mengarah ke makan tidak teratur. Untuk menyembuhkan anoreksia nervosa diperlukan kesabaran. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah konseling bersama dengan anggota keluarga, serta edukasi tentang nutrisi, psikoterapi, dan kesehatan. Si penderita sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Jika ada salah satu anggota keluarga anda yang menderita kelainan ini, jangan berhenti mendukungnya untuk sembuh.5) PsikofarmakologiBeberapa kelas obat-obatan telah diteliti, tetapi sedikit yang menunjukkan keberhasilan secara klinis. Amitriptilin( Elavil) dan siproheptadin antihistamin dalam dosis tinggi ( sampai 28mg/ hari ). Dapat meningkatkan penambahan berat badan pasien rawat inap dengan anoreksia nervosa.( Sheila L. Videbeck, 2008 )6) PsikoterapiTerapi keluarga dapat bermanfaat bagi keluarga dari klien yang berusia kurang dari 18 tahun. Keluarga yang menunjukkan enmeshment, terapi keluarga juga berguna untuk membantu anggota keluarga menjadi partisipan yang efektif dalam terapi klien.( Sheila L. Videbeck, 2008 )2.9 Petunjuk Menangani Klien yang Mengalami Gangguan Makan Bersikap empati dan tidak menghakimi meskipun tidak mudah. Ingat perspektif dan ketakutan klien tentang berat badan dan makan. Hindarkan kesan seperti orang tua yang mengajarkan klien tentang nutrisi atau mengapa kegunaan laksatif membahayakan. Jangan menjuluki klien sebagai orang yang baik ketika ia menghindari perilaku memakan semua makanannya.

BAB IIIASKEP PADA KLIEN DENGANGANGGUAN MAKAN

1. Pengkajian KeperawatanPengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese dan pemeriksaan fisik. a) Anamnese1) Identitas Identitas klienMeliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya. Identitas penanggung jawabIdentitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.2) Riwayat Kesehatan Keluhan utamaMerupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan jarang diungkapkan klien. Klien biasa mengungkapkan bahwa dia tidak menderita bulimia nervosa dengan tanda binge dan purge. Riwayat kesehatan sekarangMerupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana binge dan purge dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu menjalar binge dan purge kemana, Safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi binge dan purge atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan binge dan purge tersebut. Riwayat kesehatan yang laluPerlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat sebelumnya, kapan waktu terjadinya, dan penangan yang dilakukan sendiri sebelum di rawat. Klien bulimia nervosa sering berfokus pada cara menyenangkan orang lain dan menghindari konflik. Klien dengan bulimia sering memiliki perilaku impulsif seperti penyalahgunaan zat dan pencurian, ansietas, depresi, dan gangguan keperibadian. Riwayat kesehatan keluargaMengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit bulimia nervosa.3) Pemeriksaan fisik Keadaan Umum Penampilan UmumMengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien. catat kehilangan berat badan 15% dibawah normal atau lebih. Klien bulimia nervosa dapat kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan, tetapi biasanya mendekati berat badan yang diharapkan sesuai dengan usia dan ukuran tubuhnya. Penampilan umum klien tidak luar biasa, dan klien tampak terbuka dan mau berbicara.

KesadaranKesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien. Klien bulimia malu dengan perilaku makan berlebihan dan pengurasan. Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain. Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis. Tanda-tanda VitalMengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi (TPRS). Sistem gastrointestinal Mengkaji tentang keadaan gigi, mulut, dan abdomen . Biasanya pada klien bulimia nervosa dapat terlihat karies gigi, lidah kotor, membran mukosa mulut kering dan perut agak cekung atau semua ini bisa tidak terlihat karena terjadi dengan dirahasiakan oleh klien.4) Pola aktivitas NutrisiDikaji tentang intake dan output nutrisi, porsi makan, nafsu makan, pola makan dan aktifitas setelah makan kliem. Klien bulimia makan berlebihan (binge) dan melakukan pengurasan (purge). Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain. Cairan Dikaji tentang intake cairan yang berkurang dan output cairan berlebih , keseimbangan cairan dan elektrolit (natrium, kalsium, albumin), turgor kulit tidak elastis dan membran mukosa kering. AktivitasDikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan mengatur pola makan binge, mencegah terjadinya pengurasan (purge) dan kekuatan otot. Hal membuat klien dapat cepat lelah karena kekurangan asupan nutrisi dan cairan yang cukup. Aspek PsikologisKaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati klien. Klien yang mengalami gangguan makan mempunyai mood yang labil, biasanya berhubungan dengan perilaku makan atau diet klien. Menghindari makanan yang buruk atau makanan yang menggemukkan memberi klien perasaan kuat dan kendali terhadap tubuhnya, sedangkan makan berlebihan atau pengurasan menimbulkan ansietas, depresi, dan perasaan lepas kendali. Klien sering tampak sedih, cemas, dan khawatir. Klien bulimia nervosa pada awalnya senang dan gembira, seolah-olah tidak ada yang salah. Wajah yang menyenangkan biasanya hilang saat klien menunjukan perilaku makan berlebihan dan pengurasan, dan klien mungkin menunjukan emosi yang intens tentang perasaan bersalah, malu, dan memalukan. Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.Hal ini menebabkan klien bulimia nervosa menjalini hidup yang rahasia, dengan diam-diam melakukan makan yang berlebihan dan pengurasan dibelakang teman dan keluarga klien. Jumlah waktu yang diluangkan untuk membeli dan memakan makanan dan kemudian melakukan pengurasan dapat mengganggu performa peran baik di rumah maupun di lingkungan.

3.2 Diagnosa Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Pola Makan1.Ketidakefektifan koping individu 2.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih.3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan.4.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar.5.Risiko kerusakan integritas kulit b.d. gangguan nutrisi/ status metabolik, dehidrasi.

3.3 Intervensi Keperawatan No.Dignosa keperawatanTujuan & Kriteria HasilIntervensiRasional

1.Ketidakefektifan koping individu

Setelah dilakukan tindakan keperwatan 4 x 24 jam ketidakefektifan koping individudapat terpenuhi.KH : 1. Menidentifikasi metode yang tidak berhubungan dengn makanan dalam menghadapi stres atau krisis2. Mengungkapakan perasaan bersalah, ansietas, marah, atau kebutuhan yang berlebihan akan kontrol3. Menunjukan hubungan interpersonal yang lebih memuaskan4. Mengungkapkan citra tubuh yang lebih realistis5. Menujukan metode alternatif dalam menghadapi stres atau krisis6. Mengungkapkan peningkatan harga diri dan percaya diri1. Terapkan batasan dengan klien tentang kebiasana makan.

2. Dorong klien makan dengan klien lain atau keluarganya, jika ditoleransi.

3. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya (ansiates dan rasa bersalah tentang makan).4. Dorong klien untuk membuat catatan harian guna menuliskan tipe dan jumlah makanan yang dimakan, megidentifikasi perasaan yang dialami sebelum, sesudah dan setelah makan terutama tentang perilaku makan yang berlebihan dan pengurasan.5. Diskusiskan makanan yang menyenangkan bagi klien dan mengurangi ansietas.6. Bantu klien menggali cara mengatasi emosi (marah, ansietas, dan frustasi).

7. Berikan umpan balik positif terhadap klien.

8. Ajarkan klien tentang penggunaan proses penyesalan masalah.

9. Eksplorasi bersama klien tentang kekuatan personalnya.

10. Diskusikan dengan klien tentang ide menerima berat badan yang kurang ideal. 11. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang anggota keluarga dan orang terdekat, peran dan hubungan dengan mereka.Mencegah perilaku makan berlebihan yang mencakup makan diam-diam dan menelan makanan dengan cepat serta menbantu klien kembali ke pola makan yang normal (3 kali sehari).Mencegah kerahasian tentang makan meskipun pada awalnya ansietas klien mungkin terlalu tinggi untuk bergabung makan bersama.

Membantu mengurangi perasaan secara verbal dapat mengurangi ansietas dan mengurani perilaku pengurasan makanan.Membantu kilen memeriksa asupan makanan dan perasaan yang dialaminya.

Membantu klien melihat dengan menggunakan makanan untuk mengatasi perasaan atau membuat nyaman dirinya.Membantu klien memisahkan masalah emosional dari makanan dan perilaku makan.Meningkatkan usaha klien dalam menghadapi ansietas, kemarahan, dan perasaan lainnya secara jujur dan terbuka.

Membantu meningkatkan harga diri klien dan percarya diri klien.

Membantu klien menemukan kekuatannya.

Mengubah persepsi klien tentang bertat badan yang ideal mungkin tidak realistis dan tidak sehat.

Membnatu klien mengidentifikasi, menerima, dan mengatasi perasaannya dengan cara yang tepat.

2.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebihSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kekurangan volume cairan tubuh dapat terpenuhi.KH : TTV : s: 36-37C, TD: 110/70- 120/ 70 mmHg, P: 16-20 x/menit, N: 80-100 x/menit intake dan output seimbang abdomen tidak cekung membran mukosa lembab turgor kulit kembali dalam 3 detik tidak ada muntah hasil laboratorium : Na: 135 -145 mEq/L, Ca: 4-5 mEq/L, K : 3.5 5.3 mEq/L1. Awasi TTV nadi status membran mukosa turgor kulit2. Awasi jumlah masukan cairan (intake & output)

3. Indentifikasi rencana untuk meningkatkan / mempertahankan keseimbangan cairan4. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit

5. Memberikan cairan sesuai indikasi

6. Auskultsi bising usus

7. Awasi pemeriksaan laboratorium tentang elektrolit

8. Menimbang berat badan tiap hari

9. Kaji riwayat pasien atau orang terdekat sehubungan lamanya dari muntah10. Suhu , warna kulit, kelembapan kulit11. kolaborasi pemberian cairan infus

12. Terapkan batasan dengan klien tentang kebiasana makan.

Indikator keadekuatan volume sirkulasi

Untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolitMelibatkan pasien dalam rencana untuk memperbaiki ketidakseimbangan

Menunjukan kehilangan cairan

Memperhatikan volume sirkulasi dan keseimbangan elektrolitMencegah terjadinya infeksi saluran pencernaan

Memberikan informasi tentang volume sirkulasi, keseimbangan elektrolit Mengukur keadekuatan pengantian cairan

Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total

Mengindikasi terjadinya dehidrasi

Agar tidak terjadi dehidrasi tubuh

Mencegah perilaku makan berlebihan yang mencakup makan diam-diam dan menelan makanan dengan cepat sert

3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat terpenuhi.KH : berat badan dalam rentang normal dari perhitungna berat badan ideal asupan nutrisi seimbang sesuai berat badan bising usus 5 30 x/menit abdomen tidak terdapat nyeri tekan tingkat kesadaran kompos mentis konjungtiva merah muda

1. Berikan pengawasan pasien dengan tetap tingggl diruangan tanpa kamar mandi

2.Hindari pemberian laktasif

3. berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan

4. Libatkan pasien dalam pengusun / melakukan program perubahan perilaku

5. Timbang berat badan tiap hari buat jadwal teratur

6. Rujuk keahlian gizi

7. Catat berat badan saat masuk dan bandingkan dengan sebelumnya

8. Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama

9. Auskultasi bising usus

10. Berikan tambahan makanan / nutrisi dukung total bisa dibutuhkan1 1.Kaji TTV, membra mukosa, turgor kulit

12.dorong klien untuk makan semua makanan13. Awasi pemeriksaan laboratorium, antara glukosa serum, albumin dan total proteinMencegah muntah selama / setelah makan

Penguanaan berakibat buruk karena digunakan sebagai pembersih makan / kalori tubuh oleh pasienPerawatan diri memberikan kontrol lingkungan di mana masuknya makanan, muntah/ obat dan aktivitas dipantaumemberikan situasi terstuktur untuk mengambarkan kearah yang lebih baik

Pengawasan kehilangan dan alat pengkaji kebutuhan nutrisiPerlu bantuan dalam perencanaan memenuhi kebutuhan nutrisiMemberikan informasi tentang adekuat masukan untuk pemenuhan nutrisiMengidenfikasi kekurangan/ kebutuhan untuk membantu memilih intervensiMenentukan kembalinya peristaltik

Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi

Indikator volume sirkulasi/ perkusiUntuk mempertambah nutrisi tubuh

Untuk mencegah kekurangan nutrisi

4.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam gangguan citra tubuh dapat terpenuhi.KH :- Klien menyatakan penerimaan dirinya sendiri- Klien mampu beradaptasi terhadap perubahan- Klien mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup- Klien dapat berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah terjadi- Klien dapat berpartisipasi dalam Tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi1.Buat hubungan teraupetik perawat/pasien

2.Tingkatkan konsep diri tanpa penilaian moral3. Berikan pasien untuk menggambarkan dirinya sendiri

4.Sadari reaksi sendiri terhadap perilaku pasien.

5. Dorong pasien untuk menghargai hidup sendiri dengan cara lebih sehat dengan membuat keputusan sendiri dan menerima diri sendiri.6. Libatkan dalam program pengembangan pribadi8. Anjurkan konsultasi pada konsultan citra diri10. Gunakan pendektan psikoterapi,daripada terapi penafsiran.Membantu pasien dapat memulai untuk mempercayai dan mencoba pemikiran dan perilaku.Agar komunikasi pasien dan perawat berjalan dengan baikMemberikan kesempatan mendiskusikan persepsi pasien tentang/gambaran diri dan kenyataan situasiMengembalikan kepercayaan diri pasien

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri

Gambaran positif meningkatkan harga diri

Memperbaiki citra diri menjadi baikBanyak cara membuat penampilan lebih baik tetapi positif

5.

Risiko kerusakan integritas kulit b.d. gangguan nutrisi/ status metabolik, dehidrasi.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam risiko kerusakan integritas dapat terpenuhi.KH : Tidak terlihat iritasi pada kulit klien Kulit klien lembab Warna kulit sawo matang (tidak kemerahan) Tidak ada lesi1. Observasi kemerahan, pucat.

2. Dorong mandi tiap 2 hari 1 kali.

3. Gunakan krim kulit 2 kali sehari dan setelah mandi.4. Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering.

5. T ekankan pentingnya masukan nutrisi/ cairan adekuat ( rujuk ahli nutrisi)Area ini meningkatkan resiko untuk kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih intensifSering mandi membuat kekeringan kulit.

Melicinkan kulit dan menurunkan gatal.Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama pada jaringan.

Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit.

4. Implementasi / Pelaksananaan Keperawatan Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan Pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Fase implementasi atau pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu validasi rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan, dan pengumpulan data.5 . Evaluasi KeperawatanEvaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dan melibatkan pasien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, petofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak, dan untuk melakukan pengkajian ulang.

BAB IVPENUTUP

4.1Simpulan Anoreksia nervosa adalah salah satu gangguan makan yang paling banyak terjadi pada anak gadis remaja dan wanita muda dan disebabkan oleh berbagai faktor seperti biologi, sosial dan psikososial.Diperlukan terapi yang menyeluruh dalam penatalaksanaan anoreksia nervosa termasuk didalamnya hospitalisasi, psikoterapi dan terapi biologis.Tanda dan gejala yang sering timbul pada penyakit ini adalah Berat badan turun secara drastic,diet berkelanjutan,Ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat badannya dibawah rata rata,Gejala yang tidak semestinya pada bentuk/ berat badan dalam evaluasi diri,Sibuk menghitung kalori makanan dan nutrisi,Lebih memilih makan sendirian,Latihan berlebih,selain itu penyakit ini dapat menyebabkan kematian.Bulimia Nervosa adalah episode makan yang berlebih yang terjadi berulang kali dengan perasaan kurang pengendalian terhadap perilaku makan dan sangat perihatin dengan bentuk dan berat tubuh. Individu juga secara teratur berusaha untuk memuntahkan kembali yang dimakannya, menggunakan pencahar diit berlebih dan berpuasa untuk melawan efek makan yang berlebihan.4.2 Saran Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab, epidemilogi, penatalaksanaan dari klien dengan gangguan pola makan , dan yang menjadi target dari Anoreksia Nervosa dan bulimia nervosa agar dalam menjalankan proses keperawatan dapat membuat intervensi dan menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien Anoreksia Nervosa. Selain itu Mahasiswa juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar dan membaca dari berbagai sumber.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta: EGC. Tucker, Susan Martin, at all. 1998. Standart Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Jakarta: EGC. Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Townsend, Mary C. 1998. Buku Saku Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri: Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGCPurwa, Sandi. 27 September 2013. askep-askeb-kita.blogspot.com/

29