Gangguan Kepribadian Paranoid

6
Abu Ridhuwan 1301-1212-3544 Gangguan Kepribadian Paranoid Pendahuluan Kepribadian merupakan keseluruhan dari emosional dan perilaku yang menandai kehidupan sehari-hari seseorang dalam kondisi yang biasanya, berlangsung stabil dan dapat diramalkan. Kepribadian juga merupakan organisasi dinamis yang menentukan kemampuan penyesuaian terhadap lingkungannya. Gangguan kepribadian merupakan suatu varian dari sifat karakter yang ditemukan pada sebagian besar orang dimana kepribadiannya tidak fleksibel dan megalami maladaptif. Faktor genetik, psikoanalitik, biologi dan faktor tempramental mempengaruhi timbulnya gangguan kepribadian. Berdasarkan DSM-IV, gangguan kepribadian dikelompokkan atas tiga kelompok yaitu kelompok A terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal; kelompok B terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan narsistik; kelompok C terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen, obsesif-kompulsif dan kategori gangguan kepribadian yang tidak ditentukan. Gangguan Kepribadian Paranoid Kepribadian paranoid adalah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang menonjol. Orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang yang lain dilihat sebagai seorang agresor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain sebagai akibat proyeksi rasa bermusuhannya sendiri. Epidemiologi Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 -2,5 persen. Orang dengan gangguan ini jarang mencari pengobatan sendiri. Jika

Transcript of Gangguan Kepribadian Paranoid

Page 1: Gangguan Kepribadian Paranoid

Abu Ridhuwan 1301-1212-3544

Gangguan Kepribadian Paranoid

Pendahuluan

Kepribadian merupakan keseluruhan dari emosional dan perilaku yang menandai kehidupan sehari-hari seseorang dalam kondisi yang biasanya, berlangsung stabil dan dapat diramalkan.

Kepribadian juga merupakan organisasi dinamis yang menentukan kemampuan penyesuaian terhadap lingkungannya.

Gangguan kepribadian merupakan suatu varian dari sifat karakter yang ditemukan pada sebagian besar orang dimana kepribadiannya tidak fleksibel dan megalami maladaptif.

Faktor genetik, psikoanalitik, biologi dan faktor tempramental mempengaruhi timbulnya gangguan kepribadian.

Berdasarkan DSM-IV, gangguan kepribadian dikelompokkan atas tiga kelompok yaitu

kelompok A terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal;

kelompok B terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan narsistik;

kelompok C terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen, obsesif-kompulsif dan kategori gangguan kepribadian yang tidak ditentukan.

Gangguan Kepribadian Paranoid

Kepribadian paranoid adalah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang menonjol. Orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang yang lain dilihat sebagai seorang agresor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain sebagai akibat proyeksi rasa bermusuhannya sendiri.

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 -2,5 persen. Orang dengan gangguan ini jarang mencari pengobatan sendiri. Jika dirujuk ke pengobatan oleh pasangan atau perusahaannya, mereka seringkali menarik orang lain bersama-sama dan tidak tampak menderita.

Gangguan ini lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita. Gangguan kepribadian kelompok A (paranoid, skizoid, dan skizotipal) lebih sering ditemukan pada sanak saudara biologis dari pasien skizofrenik.

Pasien yang mengalami isolasi sosial termasuk di dalamnya akibat perceraian, tidak memiliki teman atau jarang mendapat kunjungan memiliki hubungan dengan terjadinya gejala paranoid.

Page 2: Gangguan Kepribadian Paranoid

Manifestasi Klinis

Orang dengan kepribadian paranoid memiliki kecenderungan umum yaitu suka melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, menolak sifat-sifat orang lain yang tidak memenuhi ukuran yang telah dibuatnya sendiri. Untuk mempertahankan rasa harga dirinya, ia membuat keterangan yang tidak masuk akal tentang kesalahan-kesalahannya, tetapi yang memuaskan emosinya sendiri.

Orang yang memiliki kepribadian paranoid cenderung terlalu sensitif terhadap kritik, baik nyata atau dibayangkan mereka. Mereka mudah marah dan menyimpan dendam ketika mereka berpikir mereka telah diperlakukan. Mereka tidak mungkin untuk menceritakan pada orang lain karena mereka percaya bahwa informasi pribadi dapat digunakan melawan mereka. Mereka mempertanyakan ketulusan dan kepercayaan dari teman-teman dan rekan.

Beberapa gejala yang ditunjukan dalam gangguan kepribadian paranoid antara lain adalah:

1. Kecurigaan yang sangat berlebihan.

2. Meyakini akan adanya motif-motif tersembunyi dari orang lain.

3. Merasa akan dimanfaatkan atau dikhianati oleh orang lain.

4. Ketidakmampuan dalam melakukan kerjasama dengan orang lain.

5. Isolasi sosial.

6. Gambaran yang buruk mengenai diri sendiri.

7. Sikap tidak terpengaruh.

8. Rasa permusuhan.

9. Secara terus menerus menanggung dendam yaitu dengan tidak memaafkan kerugian, cedera atau kelalaian.

10. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah dan balas menyerang.

11. Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat untuk melawan dirinya.

12. Kurang memiliki rasa humor.

Kriteria Diagnostik Gangguan Paranoid berdasarkan DSM-IV :

A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga motif mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :

1. Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan, membahayakan, atau menghianati dirinya.

Page 3: Gangguan Kepribadian Paranoid

2. Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau kejujuran teman atau rekan kerja.

3. Enggan untuk menceritakan rahasianya kepada orang lain karena rasa takut yang tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya.

4. Membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan atau kejadian yang biasa.

5. Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera, atau kelalaian.

6. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang.

7. Memiliki kecurigaan yang berlulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan pasangan atau mitra seksual.

Kriteria diagnostik gangguan kepribadian paranoid menurut PPGDJ III:

Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:

a) Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan;

b) Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan dan luka hati masalah kecil;

c) Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman dengan menyalah-artikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu tindak permusuhan atau penghinaan;

d) Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi yang ada (actual situation);

e) Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification), tentang kesetiaan seksual dari pasangannya;

f) Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri (self-referential attitude);

g) Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan bersekongkol dan tidak substantif dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia pada umumnya.

· untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.

Page 4: Gangguan Kepribadian Paranoid

Diagnosis Banding

Gangguan delusional , waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid

Skizofrenia paranoid, halusinasi dan pikiran formal tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid.

Gangguan kepribadian ambang, pasien paranoid jarang mampu terlibat secara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain seperti pasien ambang. Pasien paranoid tidak memiliki karakter antisosial sepanjang riwayat perilaku antisosial.

Tatalaksana

Psikoterapi. Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien, dan harus diingat bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien.

Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada sebagian besar kasus, obat anti anxietas seperti diazepam dapat digunakan. Diazepam dapat diberikan secara oral dengan dosis anjuran 10-30 mg/hari dengan 2-3 kali pemberian.

Prognosis

Tidak ada penelitian jangka panjang yang adekuat terhadap pasien gangguan kepribadian paranoid yang telah dilakukan. Pada beberapa orang gangguan kepribadian paranoid adalah terjadi seumur hidup. Pada orang lain, gangguan ini adalah tanda dari skizofrenia.

Tetapi, pada umumnya, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid memiliki masalah seumur hidupnya dan tinggal bersama orang lain. Masalah pekerjaan dan perkawinan adalah sering ditemukan.

Daftar Pustaka

1.Kaplan IH, Sadock JB, Grebb AJ, editors. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. 7th ed. Jakarta: EGC; 2005.

2.Anonim. Profil kepribadian Siswa berdasarkan Kluster Sekolah. [Online]. [cited 2012 Agustus 13. Available from: http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0255_0607265_chapter1.pdf.

3.Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Surabaya: Airlangga University Press; 1995.

4.Forsell Y, Henderson AS. Epidemiology of paranoid symptoms in an elderly population. BJPsych. 1998; 172.

5.Maslim R, editor. Buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPGDJ-III Jakarta: FK Unika Atmajaya; 2003.

6.Maslim R. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. 3rd ed. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2007.