GAMBARAN UMUM PARIWISATA KABUPATEN GRESIK...Kabupaten Gresik sudah memadai dan didukung pula dengan...
Transcript of GAMBARAN UMUM PARIWISATA KABUPATEN GRESIK...Kabupaten Gresik sudah memadai dan didukung pula dengan...
4.1 GAMBARAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN GRESIK
Kabupaten Gresik merupakan salah satu daerah yang paling berpengaruh terhadap
perkembangan Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berada di sebelah barat laut dari Kota
Surabaya dengan jarak 18 km. kabupaten Gresik merupakan sub wilayah pengembangan
(SWPB) dari kegiatan sub wilayah pengembangan Gerbang Kertosusilo yaitu Gresik,
Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Pengembangan Kabupaten ini
diarahkan kepada sektor pertanian, industri, perdagangan, maritime, pendidikan, dan industri
wisata. Kabupaten Gresik berasal dari kata giri yang berari bukit dan gisik yaitu pantai. Kedua
kata tersebut cocok untuk menggambarkan Kabupaten Gresik karena kondisi alamnya yang
berbukit dan banyak terdapat pantai. Hampir sepertiga wilayah yang ada di Kabupaten Gresik
merupakan daerah pesisir pantai yaitu sepanjang 140 km. Dahulunya Gresik merupakan kota
pelabuhan atau perdagangan. Keunggulan geografis ini menjadikan Kabupaten Gresik sebagai
alternatif untuk investasi atau penanaman modal.
Kabupaten Gresik merupakan salah satu tempat Pabrik Semen yang terkenal di
seluruh Indonesia dan juga terdapat PT. Petro Kimia. Sarana dan prasarana yang ada di
Kabupaten Gresik sudah memadai dan didukung pula dengan adanya akses jalan tol menuju
Kota Surabaya yang jaraknya dekat dengan Pelabuhan Tanjung Perak dengan jalan beraspal
dan angkutan umum yang sudah mencapai pelosok kecamatan, dan transportasi laut yang
memadai berupa pelabuhan dan dermaga sehingga Gresik siap menunjang aktivitas berdagang
dalam taraf internasional. Kabupaten Gresik terkenal dengan dengan Kota wisata religi karena
di Kabupaten Gresik terdapat makam salah satu dari Sembilan wali. Kabupaten Gresik
memiliki daya tarik dan objek wisata yang beranekaragam. Wilayah-wilayah pariwisata di
Kabupaten Gresik mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan apabila dikelola dengan
baik dan seksama. Pembangunan pariwisata perlu dipersiapkan secara terstuktur, terpadu, dan
berkesinambungan agar tujuan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesehjateraan
GAMBARAN UMUM PARIWISATA KABUPATEN GRESIK 4 PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK
L A P O R A N A K H I R
masyarakat dapat tercapai. Sebaiknya otonomi daerah memberikan dukungan sepenuhnya
dalam sektor pariwisata sehingga nantinya sektor ini dapat berkontribusi secara besar terhadap
pembangunan di daerah. Otonomi daerah memberikan peluang bagi daerah Kabupaten Gresik
dalam mengelola sumberdayanya sendiri dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dan menghasilkan PAD yang sebesar-besarnaya. Salah satu sasaran yang dapat menjadi andalan
adalah sektor pariwisata. Posisi strategis Kabupaten Gresik akan menjadi peluang daerah ini
untuk meraih keuntungan dengan menjadi tujuan destinasi wisata bagi masyarakat ibukota dan
sekitarnya. Para wisatawan akan dimanjakan dengan segala bentuk jajanan dan panganan yang
ada pada Kabupaten Gresik ini. Beberapa panganan yang terkenal ialah Sego Krawu dan Otak-
otak Bandeng. Objek wisata Kabupaten Gresik dibedakan menjadi tida bagian yaitu wisata
budaya, wisata alam, dan wisata khusus.
Tabel 4.1 Objek Wisata Kabupaten Gresik
No. Nama Objek Wisata Klasifikasi Objek
Wisata Lokasi
1. Makam Maulana Malik Ibrahim Wisata Budaya Desa Gapuro Sukolilo
Kecamatan Gresik
2. Makam Sunan Giri Wisata Budaya Dusun Giri Gajah Desa Giri
Kecamatan Kebomas
3. Petilasan Giri Kedaton Wisata Budaya Kelurahan Sidomukti
Kecamatan Kebomas
4. Makam Kanjeng Tumenggung
Pusponegoro
Wisata Budaya Desa Gapuro Sukolilo
Kecamatan Gresik
5. Makam Nyi Ageng Pinatih Wisata Budaya Kelurahan Kebungson
Kecamatan Gresik
6. Makam Raden Santri Wisata Budaya Desa Bedilan Kecamatan Gresik
7. Makam Sunan Prapen Wisata Budaya Desa Klangonan Kecamatan
Kebomas
8. Makam Siti Fatimah Binti
Maimun
Wisata Budaya Desa Leran Kecamatan Manyar
9. Makam Kanjeng Sepuh Sidayu Wisata Budaya Desa Kauman Kecamatan
Sidayu
10. Makam Dewi Sekardadu Wisata Budaya Dusun Gunung Anyar
Ngargosari Kecamatan
Kebomas
11. Makam Putri Cempo Wisata Budaya Dusun Petukangan Keluarahan
Gending
12. Bukit Surowiti Wisata Alam Desa surowiti Kecamatan
Panceng
13. Pantai Delegan Wisata Alam Desa Delegan Kecamatan
Panceng
14. Giri Warna Tirta Wisata Alam Daerah Industri Petrokimia
15. Kawasan Wisata Adenium Wisata Khusus Desa Banyu Urip dan Desa
Manunggal Kecamatan
Kedamean, Desa Karang
Andong Kecamatan Driyorejo,
Desa Sooko dan Kesamben
Kecamatan Wringinanom.
16. Benteng Lodewijk Wisata Khusus Desa Tanjung Widoro
Kecamatan Bungah Pulau
Mengare
17. Kampung Kemasan Wisata Khusus Kecamatan Gresik
L A P O R A N A K H I R
18. Sentra Songkok dan Rebana Wisata Khusus Desa Bungah Kecamatan
Bungah Sumber : Profil Pariwisata Kab. Gresik 2013
4.2 POTENSI DAN DAYA TARIK WISATA
4.2.1 Wisata Budaya
A. Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik)
Makam Maulana Malik Ibrahim merupakan destinasi wisata yang ada di jantung Kota
Gresik. Makam ini berada pada Jalan Malik Ibrahim di Desa Gapuro berjarak 200 m dari Alun-
alun Kota Gresik. Bangunan yang ada di Makam Maulana Malik Ibrahim ini memiliki ciri khas
yang lebih dibanding dengan objek wisata makam lain yang ada di Kabupaten Gresik. Apabila
dilihat dari segi fisik makam maka dapat dilihat bahwa ada tiga makam sentral yang nisan dan
jiratnya berasal dari Cambay (Gujarat) dengan bahan marmer. Nisan yang ada di komplek
makam ini berbentuk tunas kapal yang merupakan ciri khas dari Gujarat. Demikian pula apabila
dilihat dari sisi tulisan. Kondisi makam yang ada di kompleks makam Maulana Malik Ibrahim
ini sudah sangat baik kondisinya. Di kompleks ini terdapat lima makam yaitu makam Maulana
Malik Ibrahim, istri, anak, dan dua pengikutnya.
1. Sejarah/latar belakang
Maulana Malik Ibrahim merupakan sunan gresik atau biasa disebut Syekh Maghribi.
Diperkirakan Maulana Malik Ibrahim lahir pada awal abad ke-14. Maulana Malik Ibrahim
merupakan wali pertama yang ada di Pulau Jawa. Dalam menyebarkan agama Islam beliau
banyak merangkul masyarakat yang berada pada golongan marginal di akhir kekuasaan
Majapahit yaitu pada tahun 1379. Maulana malik Ibrahim merupakan sosok tertua
penyebar agama islam di Pulau Jawa atau merupakan wali tertua dari kesembilan wali.
Maulana Malik Ibrahim wafat tanggal 12 Rabiul Awal 822 H (1419 M). Banyaknya
peziarah yang datang hingga saat ini membuktikan bahwa masih besarnya pengaruh islam
yang disebarkan oleh Maulana Malik Ibrahim. Pada Kompleks makam terdapat kantor-
kantor pengelola, namun untuk akomodasi parkir dan rumah makan / restoran berada di
luar komplek makam. Hal itu disebabkan karena aturan dari pengelola makam agar
kompleks makam tetap dalam keadaan yang kondusif.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Dalam kompleks pemakaman akomodasi yang disediakan oleh pengelola ialah toilet,
tempatt wudlu, dan masjid yang digunakan untuk beribadah. Toilet yang ada di objek
wisata ini hanya 4 buah sehingga pengelola merasa kurang dengan fasilitas seminim itu
dan jumlah pengunjung yang begitu banyak. Untuk akomodasi parkir kendaraan
L A P O R A N A K H I R
pengelola tidak menyediakan namun di luar komplek pemakaman banyak masyarakat
sekitar yang sudah menyediakan jasa tersebut. Tarif yang dikenakan ialah sebesar Rp
75.00,00 sehingga para wisatawan merasa biaya parkir di lokasi ini cukup mahal.
Rumah Makan/Restoran
Rumah makan atau restoran hanya diperbolehkan dibangun pada luar kompleks
makam. Hal tersebut dikarenakan agar kompleks makam tetap dalam keadaan kondusif
dan tetap bersih sehingga para peziarah masih merasakan keadaan sakral saat berziarah.
Pusat Perbelanjaan
Di Makam Maulana Malik Ibrahim tidak terdapat pusat perbelanjaan. Menurut
pengelolaa pusat dari perbelanjaan seperti toko-toko berada pada kampung di sebelah
komplek Makam Maulana Malik Ibrahim.
Aksesibilitas
Aksesbilitas yang ada di Kawasan Makam Maulana Malik Ibrahim yaitu berupa papan
gapura jalan yang ada saat pengunjung memasuki kawasan makam yaitu berada di
Jalan Malik Ibrahim. Akses jalan yang ada di objek wisata sudah baik namun untuk
menampung jumlah pengunjung yang terlalu banyak tidak memungkinkan. Hal tersebut
dikarenakan jalan hanya selebar 8 meter sehingga antrian atau kemacetan terjadi di
sepanjang koridor kawasan pemakaman Maulana Malik Ibrahim. Tempat parkir yang
kurang juga menyebabkan banyaknya para pengguna kendaraan memarkir di badan
jalan sehingga badan jalan terganggu keefektifannya. Di komplek Makam maulana
Malik Ibrahim telah terdapat angkutan umum sehingga wisatawan dengan mudah untuk
datang ke objek wisata ini.
Listrik
Listrik yang digunakan untuk penerangan dan kebutuhan lainnya di Makam Maulana
Ibrahim berasal dari Perusahaan Listrik Negara. Biasanya ketersediaan listrik
digunakan untuk penerangan area makam, masjid, kebutuhan kantor pengelolan, dan
segala kebutuhan yang dibutuhkan untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada di
Makam Maulana Malik Ibrahim.
Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di komplek makam Maulana Malik Ibrahim telah ada dengan
adanya jaringan telepon di kawasan tersebut.
Air Bersih
Air Bersih yang digunakan ialah berasal dari PDAM Kabupaten Gresik. Terdapat
kendala dalam pasokan persediaan air bersih karena debit air yang kurang maksimal
kurang memenuhi kebutuhan air bersih sebagai akomodasi pengunjung.
L A P O R A N A K H I R
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Makam Maulana Ibrahim terakhir pada tahun
2013 diakumulasikan sebesar 1.350.000 pengunjung per tahun. Dengan banyaknya
wisatawan yang datang maka penambahan bentuk fasilitas mulai dikembangkan oleh
pengelola misalnya saja dengan rencana pembangunan masjid, aula, toilet, penginapan,
dan pertamanan di komplek wiasata Maulana Malik Ibrahim. Pembangunan
penggantian cungkup dari kedua makam utama telah selesai dilakukan namun dua tiang
penyangga cungkup sengaja tidak diganti karena kedua tiang tersebut merupakan
bagian dari identitas Makam Maulana Malik Ibrahim. Biaya yang digunakan untuk
pembangunan dan perawatan bangunan merupakan sodaqoh dan sumbangan yang
berasal dari para peziarah karena pada komplek makam telah disediakan beberapa
kotak amal yang disediakan oleh pengelola.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang ke Makam Maulana Malik Ibrahim ini biasanya berziarah dan
membaca surat yasin secara individu dan rombongan. Wisatawan berasal dari dalam
maupun luar negeri. Kebanyakan wisatawan yang datang merupakan anggota pengajian
dari daerah-daerah. Para wisatawan yang datang biasanya juga mengambil air dari
sumur yang di bangun oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia untuk pengelolaan yang ada di makam Maula Malik Ibrahim ini
sudah lengkap dan sudah terbagi atas bidang-bidangnya sendiri. Sehingga segala urusan
terjadi keteraturan dalam pengelolaan Makam Maulana Malik Ibrahim.
Kelembagaan
Kelembagaan di Makam Maulana Ibrahim telah ada. Hal ini ditunjang dengan adanya
kantor pengelola. Pada perencanaan komplek makam di atur oleh badan BP3 (Badan
Pelestarian Peninggalan Purbakala).
L A P O R A N A K H I R
Cungkup Makam Maulana Malik Ibrahim
Gapura Kuno di Komplek Makam Maulana
Malik Ibrahim
Sumur yang Dibangun Syekh Maulana Malik
Ibrahim
Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim
Pintu Masuk Komplek Makam Maulana Malik
Ibrahim
Nisan Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim
Gambar 4.1 Dokumentasi Objek Wisata Makam Maulana Malik Ibrahim
B. Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas)
Makam Sunan Giri terletak di Bukit Giri yang berada di Jalan Sunan Giri Desa Giri
Gajah Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Makam Sunan Giri ini
berjarak 4 km dari pusat Kota Gresik. Makam Sunan Giri ini memiliki luas 900 m2 dan
L A P O R A N A K H I R
dikelilingi oleh sekitar 30 makam keluarga dan para muridnya. Pada punggung komplek
makam dari Sunan giri ini dikelilingi makam-makam masyarakat sekitar pada kala itu. Untuk
berziarah ke Makam Sunan Giri pengunjung harus menaiki tangga yang relative tinggi karena
makam utama terletak di bukit. Pada samping kiri dan kanan dari makam Sunan Giri terdapat
masjid tua yang dibangun oleh Sunan Giri. Pintu gerbang atau gapuro berbentuk naga yang ada
merupakan peninggalan pada jaman Sunan Giri namun keadaannya kini sudah sangat
memprihatinkan karena bangunan mulai terkikis. Makam Sunan Giri diberi cungkup kayu jati
yang terdapat kala makara yang disilir dengan ornament tumbuh-tumbuhan, sedangkan untuk
pintu cungkup terdapat kala makara yang distilir ornament tumbuh-tumbuhan. Semua
peninggalan yang ada di Makam Sunan Giri menunjukkan bentuk ornament kebudayaan awal-
awal islam di Jawa yaitu dengan ornament tanamannya. Banguanan dari makam Sunan Giri
dibuat lebih tinggi daripada bangunan yang lain disebabkan karena menurut kepercayaan hindu
tempat yang lebih tinggi dari tempat sekitarnya merupakan tempat sacral yang biasanya
digunakan untuk mendirikan bangunan suet atau tempat upacara sacral. Para pengunjung harus
membungkukkan badan apabila masuk ke dalam makam Sunan Giri. Pada kawasan Makam
Sunan Giri dibagi menjadi 3 zona kawasan yaitu zona pertama ialah tempat makam sunan giri,
zona kedua ialah makam leluruh dan masyarakat giri pada zaman lampau, dan zona ketiga ialah
zona tempat parkir pengunjung. Dinasti Giri memang dikenal sebagai dinasti pendukung aliran
Syatariah (aliran terkait islam).
1. Sejarah/latar belakang
Sunan Giri atau dengan nama lain Raden Paku atau Joko Samudro lahir di Blambangan
pada tahun 1442. Sunan Giri merupakan Murid dari Sunan Ampel dan merupakan putra
dari Syech Maulanan Ishaq dan Dewi Sekardadu yang merupakan putri penguasa wilayah
Blambangan. Sunan Giri mendirikan pesantren di Gresik yang bernama Giri Kedaton yang
terletak di Bukit Giri. Sunan Giri berdakwah dengan menggunakan kesenian seperti
permainan anak dan gending. Sunan Giri wafat pada tahun 1428 saka atau 1506 masehi.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Akomodasi yang disediakan kawasan wisata Sunan Giri ini ialah papan penunjuk objek
wisata yang berada pada jalan yang menuju ke objek wisata. Gerbang gapura yang
menunjukkan keberdaan objek wisata, kantor yayasan yang ada di dalam komplek
objek wisata, jalan raya yang relative lebar, jalan setapak untuk menuju objek wisata
sudah dalam keadaan baik, papan informasi sudah tersedia untuk melihat denah dan
letak dari makam-makam utama, pesantren yang digunakan sebagai penginapan para
pengunjung, musholla yang digunakan yang digunakan untuk wisatawan, pos
keamanan, dan kamar mandi atau toilet. Pada Kompleks makam sunan Giri kurangnya
tempat sehingga para pengunjung membuang sampah sembarangan.
L A P O R A N A K H I R
Rumah Makan/Restoran
Rumah makan dan restoran terdapat pada jalan setapak yang berada pada zona kedua
yang berada pada pinggir-pinggir jalan. Sehingga menyebabkan kerumunan orang pada
jalan-jalan setapak.
Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan berada pada jalan setapak yang ada di zona dua dan juga terdapat
pada tangga-tangga yang menuju makam. Sebenarnya pada makam Sunan Giri ini
sudah disediakan kompleks pusat pertokoan yang terletak di sebelah Balai Desa Giri
namun para pedagang menolak untuk berjualan di area tersebut dengan alasan area
tersebut tidak dilewati oleh pengunjung dan menyebabkan penurunan pada pendapatan
pedagang. Akibat para pedagang menjual cinderamata, makanan, dan baju ialah mebuat
jalan setapak atau tangga menjadi sesak dan ruas jalan menjadi kotor dan tidak indah.
Aksesibilitas
Jalan yang relative lebar yang memungkinkan kendaraan masuk dan keluar dengan
mudah dan juga area parkir yang cukup luas untuk bis, mobil, maupun sepeda motor.
Sedangkan untuk jalan setapak atau tangga menuju makam dipenuhi oleh pedagang dan
bahkan orang meminta-minta sehingga para pengunjung kurang nyaman dan leluasa
dalam berjalan. Di dalam komplek Makam Sunan Giri juga tidak terdapat pengaturan
alur keluar masuk pengunjung sehingga terjadi penumpukkan pengunjung di tangga
dan juga menyebabkan para pedagang yang terdapat pada sisi utara makam tidak ada
pengunjung. Untuk memasuki kawasan wisata ini juga sudah terdapat angkutan umum,
ojek, maupun dokar sehingga para wisatawan tidak perlu khawatir mengenai masalah
transportasi.
Listrik
Listrik yang digunakan di Kawasan komplek makam Sunan Giri ini merupakan aliran
dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Prasarana ini digunakan sebagai pemenuhan
kebutuhan akomodasi pengelola dan pengunjung demi keberlangsungan objek wisata
ini.
Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi pada daerah ini telah tersedia namun hanya pada zona 3 karena
pada zona 1 terletak pada bukit sehingga kurang terlayani.
Air Bersih
Pada komplek makan telah terlayani oleh jaringan air bersih namun jumlah tidak
seimbang dengan kebutuhan wisatawan yang berkunjung di objek makam Sunan Giri
ini.
3. Pasar Wisata
L A P O R A N A K H I R
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Jumlah pengunjung pada objek wisata makam sunan giri ini setiap bulannya ialah
sekitar 10.000 pengunjung namun pada bulan-bulan islam dapat juga mencapai lebih
dari 10.000. Dengan banyaknya para pengunjung maka di dalam objek wisata ini
terdapat pesantren yang digunakan pengunjung sebagai penginapan apabila ingin lebih
berziarah beberapa hari. Perkembangan objek wisata ini dapat dilihat dengan
pembangunan pagar yang ada di bagian depan kompleks makam, pembangunan pusat
perbelanjaan, dan juga akan dibangun museum yang ada pada zona dua.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang berkunjung biasanya berasal dari dalam maupun luar negeri. Hal-hal
yang biasanya dilakukan oleh wisatawan ialah berziarah, belanja, dan juga berdoa.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Untuk sumber daya manusia dalam pengelolaan dan mempromosikan Kawasan sunan
Giri telah memadai. Selain dari yayasan Sunan Giri namun juga berasal dari Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga.
Kelembagaan
Kelembagaan yang ada di Makam Sunan Giri telah ada sejak lama dibuktikan dengan
adanya yayasan makam sunan giri yang mengatur segala sarana dan prasarana yang ada
di komplek makam sunan giri ini. Ketua pengurus yayasan ini juga berasal dari BP3
(Badan pelestarian peninggalan purbakala) sehingga mampu mengakomodir jalannya
pengaturan yang ada di objek wisata.
Gerbang Pintu Masuk Komplek Makam Sunan
Giri
Gerbang Naga Makam Sunan Giri
L A P O R A N A K H I R
Pertokoan yang tidak Berfungsi
Jalan Setapak Menuju Makam Sunan Giri
Lahan yang Digunakan untuk Pembangunan
Museum Sunan Giri
Gerbang Makam Sunan Giri Zona 1
Pedagang di Kompplek Makam Sunan Giri
Masjid Sunan Giri
Gambar 4.2 Dokumentasi Objek Wisata Makam Sunan Giri
C. Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro (Kec. Gresik)
1. Sejarah/latar belakang
Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro terletak di Jalan Pahlawan Gresik dengan
luas area 2000 m2 Dusun Gapura Kelurahan Gapura Kecamatan Gresik. Lokasi ini berada
300 meter di sebelah selatan alun-alun Kota Gresik. Kanjeng Tumenggung Pusponegoro
adalah bupati pertama Gresik pada tahun 1617. Komplek makam ini terdapat di Gapuro
Sukolilo dan hanya dikhususkan untuk untuk keturunan pusponegoro sendiri. Makam ini
berbentuk layaknya bangunan kuno dengan batu putih dan nisan pada makam berbentuk
dasar kurawal. Pada komplek pemakaman ini terdapat dua pintu masuk, yaitu Padu Rekso
Timur dan Padu Rekso II atau tabir timur. Selain makam Pusponegoro terdapat juga
Makam Kyai Tumenggung Djojodirejo dan Kyai Tumenggung Soeronegoro. Komplek
L A P O R A N A K H I R
makam Pusponegoro ini bersebelahan dengan komplek wisata religi Maulana Malik
Ibrahim. Pada komplek Makam pusponegoro ini terdapat beberapa makam yaitu :
a) Pintu masuk atau timur padu rekso
b) Depan Padu Rekso II atau Tabir Timur
c) Muka (pintu) cungkup pusponegoro atau Padu Rekso
d) Batu lingga dan ukiran makam
e) Makam Kyai Tumenggung Djojodiredjo
f) Makam Kyai Tumenggung Soeronegoro
g) Makam Kyai Tumenggung Pusponegoro
h) Batu Tabir di Muka Cungkup
i) Gapura pintu makam.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Menjangkau Makam Kyai Tumenggung Pusponegoro ini sangat mudah karena papan
nama sudah terlihat di gapura. Beberapa fasilitas yang ada di komplek makam ini
memang sangat minim yaitu apabila dilihat dari ketiadaan tempat sampah sehingga
terkadang wisatawan akan cenderung membuang sampah sembarangan. Sedangkan
untuk fasilitas jaringan telepon, jaringan listrik, dan juga jaringan drainase sudah cukup
baik. Begitu disayangkan bahwa pengelola makam tidak memiliki kantor sebagai pusat
informasi. Pos keamanan dan pos kesehatan pun tidak ada. Akomodasi yang ada di
komplek makam pusponegoro ini juga masih memanfaatkan fasilitas yang ada di
kawasan makam Maulana Malik Ibrahim sebab lokasi keduanya bersebelahan.
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Pada komplek makam pusponegoro ini kurang memperhatikan lokasi rumah
makan/restoran dan pusat perbelanjaan untuk wisatawan.
Aksesibilitas
Untuk menjangkau makam kiyai tumenggung pusponegoro ini dapat melewati Jalan
Malik Ibrahim maupun jalan yang berada di Taman Makam Pahlawan. Akses angkutan
umum juga sangat mudah namun tempat parkir kendaraan sendiri belum disediakan
oleh pengelola.
Listrik
Listrik pada komplek makam ini telah cukup baik karena sudah memiliki jaringan
listrik yang digunakan sebagai penerangan dan kebutuhan pengelola dalam
pengembangan kawasan.
Telekomunikasi
Telekomunikasi di komplek makam sudah sangat baik karena telah ada fasilitas
jaringan telepon.
L A P O R A N A K H I R
Air Bersih
Untuk air bersih sudah memenuhi karena aliran PDAM sudah menjangkau komplek
makan Pusponegoro ini.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Pengunjung yang datang ke makam kyai tumenggung pusponegoro ini relative sepi
karena tempat yang agak masuk. Pengunjung biasanya datang setelah mengunjungi
Makam Maulana Malik Ibrahim.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang ke tempat wisata ini berasal dari luar maupun dalam negeri.
Biasanya juga berasal dari perkumpulan pengajian dan jamaah muslimat.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam pengelolaan objek wisata ini sangat kurang. Hal tersebut
dapat dilihat dari keterbatasan petugas kebersihan makam yang hanya dua orang.
Kelembagaan
Pengelolaan dari Makam Pusponegoro ini telah dikoordinir oleh yayasan Makam
Pusponegoro. Pengelolaan terkait dengan keuangan dari sumbangan wisatawan demi
kelangsungan dan keberlanjutan objek wisata.
Gambar 4.3 Dokumentasi Objek Wisata Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro
D. Makam Raden Santri (Kec. Gresik)
Makam raden santri berada pada Desa Bedilan kecamatan gresik tepatnya berada pada
Jalan Raden Santri dengan jarak 100 m sebelah utara alun-alun Kota Gresik.
1. Sejarah/latar belakang
L A P O R A N A K H I R
Raden Santri merupakan salah satu penyebar agama islam di Pulau Jawa. Beliau
merupakan kakak dari Sunan Ampel dan sepupu dari Maulana Malik Ibrahim. Raden
Santri merupakan putra dari Ibrahim Asmorogondy. Nama lain Raden Santri ialah Sayid
Murtadho. Raden santri wafat pada tahun 1317 saka atau 1449 M.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Objek wisata makam Raden santri ini sudah bisa dilihat dari gerbang yang
menunjukkan objek wisata. Selain itu letaknya yang dekat dengan jalan raya
menyebabkan masyarakat tidak sulit untuk menemukan. Papan informasi untuk objek
wisata ini belum ada. Di dalam komplek makam terdapat musholla, tempat wudlu, dan
halaman yang cukup teduh serta dapat menampung pengunjung sekitar 20 orang.
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Dalam komplek makam ini tidak terdapat pusat perbelanjaan dan rumah makan.
Aksesibilitas
Karena letak dari Makam Raden Santri ini dekat dengan alun-alun Kota Gresik maka
akses untuk menuju tempat wisata sangat mudah. Hal itu didukung pula oleh keberdaan
angkutan umum yang melewati area wisata. Selain itu pintu gerbang ujung juga
berhadapan langsung dengan jalan raya. Tidak adanya lahan parkir di lokasi ini
menyebabkan wisatawan sulit untuk memarkir kendaraannya. Lokasi ini hanya bisa
menampung beberapa sepeda motor saja.
Listrik dan Telekomunikasi
Untuk fasilitas listrik dan komunikasi sudah sangat baik karena mengikuti fasilitas dan
utilitas yang ada di pusat kota.
Air Bersih
Pada area pemakaman ini sangat sulit sekali mendapatkan air bersih. Hal tersebut
menyebabkan kurang maksimalnya pelayanan air bersih terhadap wisatawan.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Perkembangan objek wisata Makam Raden santri ini sangat stagnan karena objek
wisata hanya berupa area makam dan mushola tanpa adanya atraksi atau kegiatan
wisata lainnya. Selain itu area yang sempit tidak memungkinkan adanya pelebaran.
Letak makampun tertutupi oleh bangunan lainnya.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang mengunjungi objek wisata ini biasanya berziarah. Wisatawan berasal
dari wilayah local dan regional.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
L A P O R A N A K H I R
Belum adanya pengelolaan secara maksimal karena kurangnya tenaga dalam merawat
lokasi ini. Juru kunci yang hanya berjumlah 1 orang akan kurang dalam menangani
pengunjung yang banyak.
Kelembagaan
Pada Makam Raden santri ini belum adanya yayasan pengelolaan menyebabkan
pengembangan dari objek wisata ini agaknya sulit dikembangkan.
Gerbang Pintu Masuk Makam Raden Santri
Makam Raden Santri
Jalan Tempat Wudlu dan Toilet
Tempat Wudlu dan Toilet
Gambar 4.4 Dokumentasi Objek Wisata Makam Raden Santri
E. Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik)
Makam Nyai Ageng Pinatih berada pada Kelurahan Kebungson yaitu berada 300 meter
sebelah utara alun-alun Kota Gresik.
1. Sejarah/latar belakang
Nyai Ageng Pinataih merupakan tokoh wanita yang tidak lepas dari penyebaran agama
islam di Pulau Jawa terutama di Gresik. Raden paku atau Sunan Giri merupakan anak
angkat dari beliau. Pada zaman majapahit, Nyai Ageng pinatih merupakan saudagar kaya
dan dihormati oleh raja sehingga diangkat menjadi Syah Bandar Gresik. Dalam
penyebaran agama islam Nyai Ageng Pinatih memiliki Rojo Pandito Wunut. Beliau wafat
pada tahun 1317 atau 1449 M.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
L A P O R A N A K H I R
Kantor pengelola sudah ada namun tidak terawat dengan baik. Sudah terdapat mushola
namun kondisi tempat wudlu yang kurang layak. Pos kesehatan dan keamanan belum
ada serta pusat informasi kurang berfungsi dengan baik.
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Pada komplek makam tidak terdapat rumah makan dan pusat perbelanjaan.
Aksesibilitas
Kondisi topografi di daerah Makam Nyai Ageng Pintaih yang landai menyebakan
lokasi ini mudah dalam hal transportasi sehingga aksesbilitasnya tinggi. Jalan menuju
objek wisata ini sudah dalam keadaan baik karena perkerasan jalan sudah berupa aspal.
Memasuki komplek makam kita harus melewati dua pintu gerbang yang keduanya
memilik jarak 6 meter. Pintu gerbang di sebelah selatan merupakan pintu masuk utama
lama sebelum dibangunnya joglo yang diresinikan pada tahun 2007. Pintu lama tersebut
akan membawa pengunjung melalui gang sempit diantara permukiman penduduk
sekitar. Dan gerbang sebelah selatan akan membawa pengunjung langsung ke lokasi
makam. Lahan parkir yang ada pada komplek makam sangat terbatas. Hanya dapat
menampung untuk beberapa sepeda motor.
Listrik
Jaringan listrik pada komplek makam telah ada sebagai prasarana penerangan dan
kebutuhan pengelola untuk keberlangsungan komplek makam ini.
Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi telah ada. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan jaringan
telepon.
Air Bersih
Jaringan air bersih juga telah ada digunakan sebagai kebutuhan wudlu dan toilet yang
ad pada komplek makam.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Demi meningkatkan daya tarik objek wisata maka diadakan renovasi pada komplek
makam dan pembangunan joglo sehingga nantinya akan meningkatkan pelayanan dan
kenyamanan wisatawan yang berkunjung. Potensi yang dimiliki oleh objek wisata ini
meliputi :
a) Pengembangan komplek makam Nyai Ageng pinatih sebagai pusat informasi
sejarah Islam dan pusat dakwah (Puisi Pudak) di Jawa Timur sehingga masyarakat
bisa mengetahui sejarah tentang wali-wali yang ada di Gresik. Bangunan yang
dijadikan sebagai Puisi Pudak tersebut berbentuk huruf "L" dengan ukuran sekitar 8
X 30 meter. Joglo tersebut posisinya terpisah dari bangunan induk yang terdapat
makam Nyai Ageng Pinatih.
L A P O R A N A K H I R
b) Terdapat 7 pigura berukuran 1,5 X 2 meter ditempelkan di bagian dinding gedung
tersebut. Isi pigura itu, adalah menerangkan sejarah singkat para wali. Di antaranya,
Maulana Malik Ibrahim, Raden Santri , Sunan Giri. Serta silsilah wali-wali Gresik
hingga Keturunan Sunan Giri. Para pengunjung bisa mempelajari atau membaca
sejarah singkat tentang para penyebar agama Islam ini.
c) Pada bagian selatan bangunan joglo yang menghadap ke timur itu, terdapat sebuah
tangga menuju ke perpustakaan dan tempat penyimpanan barang-barang
peninggalan ibu angkat Sunan Giri. Barang peninggalan Nyai Ageng Pinatih itu di
antaranya, lampu, peti (tempat penyimpanan barang berharga), hingga wajan
(tempat untuk menggoreng).
d) Niakarn-makam yang terdapat di kompleks ini sebagian besar telah dipugar dengan
menggunakan bahan-bahan modern, seperti tampak pada jirat-jirat makam yang
berbahan porselin, sehingga terlihat lebih terawat.
e) Kompleks rnakam dibuka selaina 24 jam, sehingga pengunjung dapat datang ke
destinasi wisata ini kapan saja.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang menuju objek wisata ini berasal dari dalam maupun luar
negeri. Biasanya para wisatawan selain mengunjungi makam Nyai Ageng Pinatih juga
akan mengunjungi wisata-wisata religi lain yang ada di Kabupaten Gresik.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia untuk mengelola makam ini telah ada namun kurang bekerja
secara maksimal.
Kelembagaan
Pengelolaan Makam Nyai Ageng Pinatih ini bergabung dengan pengelolaan Makam
Sunan Giri. Untuk kantor UPTD dari makam ini terletak di area makam Maulana Malik
Ibrahim.
Pintu Gerbang Makam Nyai Ageng Pinatih
Jalan Menuju Makam Nyai Ageng Pinatih
L A P O R A N A K H I R
Pintu menuju Pesarean Nyai Ageng Pinatih
Pamflet Informasi mengenai Sejarah Nyai
Ageng Pinatih
Tempat Wudlu
Papan Denah Komplek Makam Nyai Ageng
Pinatih
Makam Nyai Ageng Pinatih
Makam lain yang ada Di Komplek Makam
Nyai ageng Pinatih
Gambar 4.5 Dokumentasi Objek Wisata Makam Nyai Ageng Pinatih
F. Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas)
Makam Sunan Prapen terletak di Desa Klangonan Kecamatan Kebomas sekitar 400
meter di sebelah barat makam Sunan Giri.
1. Sejarah/latar belakang
Sunan Prapen merupakan generasi keempat dari pemerintah Kerajaan Giri Kedaton
(1548-1605) hingga mengalami masa kejayaan sehingga pada saat itu Giri menjadi pusat
L A P O R A N A K H I R
politik religious, ekonomi, dan penyebaran agama islam. Sunan Prapen merupakan anak
dari Sunan Dalem penerus Giri yang kedua yaitu Sunan Sedo Margi yang lahir pada tahun
1432 saka atau 1510 Masehi. Sunan Prapen merupakan pembuat keris (empu) dan
pujangga besar kitab ASRAR yang kemudian digunakan sebagai dasar menyusun Jongko
Joyoboyo. Sunan Prapen wafat pada tahun 1605 M.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Pada saat memasuki komplek wisata kita akan di menjumpai papan nama menuju objek
wisata. Lalu kita akan menjumpai gerbang berupa gapura yang menyambut
pengunjung. Pada komplek makam sunan prampen juga terdapat mushola, dan tempat
sampah. Di komplek makam terdapat toilet namun keadaannya sangat memprihatinkan
karena selain kondisi bangunan yang kurang terjaga juga pasokan air yang tidak
mencukupi pada saat musim kemarau hal tersebut dikarenakan tidak adanya pipa
PDAM yang mengalir di komplek makam. Di lokasi ini tidak terdapat penginapan, pos
keamanan, dan pos kesehatan.
Rumah Makan/Restoran
Di area makam Sunan Prapen ini tidak ada penjual makanan ataupun cindera mata.
Namun pada saat hari-hari besar islam terkadang ada penjual makanan yang sesekali
berjualan.
Pusat Perbelanjaan
Tidak ada pusat perbelanjaan pada objek wisata ini.
Aksesibilitas
Untuk jalan menuju di Makam sunan Prapen ini sudah baik karena jalan sudah berupa
paving blok dan jalan sudah lebar sehingga mampu dilalui mobil maupun sepeda
motor. Lahan parkir yang disediakan berada di depan masjid yang ada di komplek
makan Sunan Prapen. Untuk menuju langsung ke makam utama maka harus melalui
undak-undak atau tangga yang pada bagian tengahnya terdapat batu hitam yang biasa
disebut masyarakat watu anak.
Listrik
Pada komplek makam ini telah ada jaringan listrik yang digunakan sebagai penerangan
dan pengelolaan.
Telekomunikasi
Pada permukiman sekitar komplek makam telah ada jaringan telepon namun untuk
komplek wisata sendiri tidak menggunakan jaringan telepon.
Air Bersih
Air bersih yang ada di komplek makam Sunan Prapen tidak mencukupi kebutuhan dari
para pengunjung makam. Hal tersebut dikarenakan di lokasi ini hanya terdapat
L A P O R A N A K H I R
penampungan air sementara yang mewadahi hanya saat musim hujan dan apabila
musim kemarau air akan sangat kurang.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Jumlah pengunjung objek wisata ini ialah sebanyak 50 orang tiap harinya. Pembuatan
pintu gerbang yang ada di sebelah utara bagian pojok berfungsi sebagai pintu keluar
masuk apabila objek wisata sedang terdapat event maupun pada hari-hari besar islam
yang apabila pengunjung sangat banyak.
Profil Wisatawan
Biasanya pengunjung yang datang pada objek wisata ini berasal dari dalam maupun
luar negeri. Seorang wisatawan mengatakan bahwa arsitektural dari makam prapen ini
berbeda dengan makam-makam yang ada di luar Pulau Jawa sehingga hal tersebut
menjadi kekhasan dari objek isata ini.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada di Makam Sunan Prapen ini sebanyak 4 orang yang
terdiri dari 3 penjaga dan 1 orang untuk merawat tempat atau lokasi makam.
Kelembagaan
Sudah terdapat pengelola Makam terbukti dengan adanya pengelolaan kebersihan,
keindahan, dan keamanan yang ada di lokasi makam.
Gang Menuju Makam Sunan Prapen
Papan Penunjuk Objek Wisata
L A P O R A N A K H I R
Akses Jalan Menuju Objek Wisata
Undak-undak atau Tangga Menuju Objek
Wisata
Makam Sunan Prapen
Toilet di Komplek Makam Sunan Prapen
Tata Tertib Makam Sunan Prapen
Tempat Penyimpanan Pusaka Sunan Prapen
Komplek Makam Sunan Prapen
L A P O R A N A K H I R
Pintu Keluar Alternatif
Musholla dan Tempat Parkir Komplek Makam
Gambar 4.6 Dokumentasi Objek Wisata Makam Sunan Prapen
G. Petilasan Giri Kedaton
Situs Giri Kedaton berada pada Dusun Kedaton Kelurahan Sidomukti Kecamatan
Kebomas Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Petilasan berada 200 meter dari sebelah
selatan Makam Sunan Giri. Bangunan peninggalan sejarah yang dapat dilihat pada petilasan
Giri kedaton ini adalah undakan pada puncak bukit yang terbuat dari batu batu yang tersusun
rapi. Terdapat pula lubang-lubang yang berbentuk persegi yang konon digunakan sebagai
tempat berwudlu.
1. Sejarah/latar belakang
Dalam babad Gresik disebutkan bahwa Sunan Giri membangun “Kedaton Tundo Pitu”
pada tahun 1487 M yaitu bangunan istana bertingkat tujuh yang terdiri di atas sebuah bukit
dan dikenal dengan nama “Giri Kedaton”. Peristiwa pembangunan Giri Kedaton ini
ditandai dengan candra sengkala yang berbunyi “Sumedyo Resik Her Wulu” yang
menunjukkan angka tahun 1408 (tahun saka) atau 1468 tahun masehi. Sejak saat itu Raden
Paku bergelar sebagai Sunan Giri (Raja Bukit). Setahun kemudian Sunan Giri diangkat
sebagai Nata (Kepala Pemerintahan) dengan gelar “Perabu Satmata” dan sebagai Mufti
(Pemimpin Umat Islam) dengan gelar “Tetunggul Khalifatul Mu’minin” pengangkatan
Sunan Giri menjadi Nata dan Mufti ini ditandai candra sangkala yang berbunyi “terusing
luhur dadi aji” yang menunjukkan tahun 1409 (Saka) atau tahun 1481 (Masehi). Giri
kedaton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat penyebaran agama islam secara
menyeluruh. Para santri yang belajar sebagai pusat pemerintahan dan pusat penyebaran
agama islam secara menyeluruh. Para santri yang belajar di pesantren Giri adalah berasal
dari Pulau Jawa, Madura, Banjarmasin, Ternate, Tidore, Hitu (Philipina), Mataram dan
dari nusantara lainnya. Sunan Giri memimpin pemerintah dari 1487-1506 M. Sunan wafat
pada tahun 1428 Saka atau 1506 M. Jasad Sunan Giri dimakamkan di sebelah utara 500
meter dari situs Giri Kedaton atau tepatnya Dusun Giri Gajah Desa Giri Kecamatan
Kebomas. Sepeninggalan Sunan Giri kepala pemerintahan digantikan oleh keturunan
beliau / dinasti Giri antara lain :
L A P O R A N A K H I R
a) Sunan Dalem : 1306 M-1545 M
b) Pangeran Sedomargi : 1545 M-1548 M
c) Sunan Prapen : 1548 M-1605 M
d) Pangeran Kawes Guwo : 1605 M-1616 M
e) Panembahan Agung : 1616 M-1636 M
f) Panembahan Mas Witono
Pemerintahan Giri Kedaton mengalami kemunduran setelah mendapat Amangkurat I
dan Amangkurat II dari Mataram Jawa Tengah yang berkoalisi dengan VOC. Giri Kedaton
benar-benar mengalami kekalahan tahun 1680 M. Selanjutnya raja-raja Giri Kedaton
digantikan oleh orang-orang bukan keturunan Sunan Giri yang ditunjuk oleh Raja
Mataram antara lain :
a) Pangeran Puspaita : 1660 M-1703 M
b) Pangeran Wira : 1703 M-1725 M
c) Pangeran Singo Negoro : 1725 M-1743 M
d) Pangeran Singosari : 1743 M-1743 M
Giri Kedaton Benar-benar runtuh ketika diserang oleh pemerintah Kabupaten Gresik
yang ketika itu dipimpin oleh bupati Singo Negoro dan Puspa Negoro yang di bantu oleh
tentara Belanda dari Batavia dan tentara Sawunggaling Surabaya. Sedangkan Pangeran
Singosari melarikan diri ke Jipang Panolan kemudian meninggal dunia dan dimakamkan
disana.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Jalan untuk menuju objek wisata ini sudah baik. Tidak terdapat kantor yang digunakan
untuk pusat informasi namun rumah dari pengelola tempat wisata ini berada di bawah
objek wisata sehingga informasi dapat diakses secara langsung. Papan informasi
mengenai sejarah dan foto-foto yang ada di objek wisata kurang memenuhi karena
sudah rusak. Untuk toilet sudah disediakan namun hanya dua sehingga menurut
pengelola sangat kurang. Untuk pos keamanan, pos kesehatan, dan penginapan tidak
ada. Pertamanan seharusnya juga perlu dilestarikan.
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Pada petilasan Giri Kedaton tidak terdapat rumah makan ataupun restoran karena di
komplek petilasan ini memang ada larangan dari pengelola agar tidak berjualan pada
area giri kedaton sebab apabila ada banyak pedagang maka kebersihan dan kesakralan
dari petilasan Giri Kedaton akan berkurang.
Aksesibilitas
Jalan menuju objek wisata telah memadai karena sudah berbentuk aspal dan cukup
lebar sehingga kendaraan secara leluasa dapat mengakses tempat. Parkir di objek wisata
L A P O R A N A K H I R
hanya disediakan untuk parkir sepeda motor sedangkan untuk mobil diparkir dipinggir
jalan sehingga akan mengganggu lalu lintas masayarakat sekitar.
Listrik
Untuk jaringan listrik sudah ada sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan masjid dan
pengelolaan objek wisata.
Air Bersih
Air bersih pada objek wisata ini telah tersedia untuk berwudlu dan toilet yang ada pada
objek wisata.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Menurut pengelola objek wisata jumlah wisatawan yang datang tidak menentu
tergantung bulan-bulan islam. Rencana yang diajukan dari pengelola objek wisata ialah
pertamanan untuk memberikan suasana asri pada Giri Kedaton ini.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang pada petilasan ini berasal dari seluruh kalangan dan dari
berbagai tempat baik dalam maupun luar negeri. Biasanya para wisatan datang ke
tempat ini digunakan sebagai bertapa, berziarah, dan beribadah. Para wisatawan juga
terkesan dengan pemandangan yang ada pada kawasan ini selain dapat melihat
hamparan pemandangan indah dari kawasan sekitar namun juga udara yang sangat
sejuk menyebabkan para pengunjung betah untuk berdiam di Giri Kedaton ini.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang mengelola objek wisata ini berasal dari masyarakat sekitar
objek wisata.
Kelembagaan
Kelembagaan yang ada pada objek wisata ini telah terbentuk.
Gapura Objek Wisata Giri Kedaton
Sumur Tempat Wudlu Pesantren Giri
Kedaton
L A P O R A N A K H I R
Ukiran Pesantren Giri Kedaton
Papan Informasi Giri Kedaton
Jalan Undak-undak Menuju Giri Kedaton
Masjid Giri Kedaton
Gambar 4.7 Dokumentasi Objek Wisata Petilasan Giri Kedaton
H. Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar)
Makam Siti Fatimah Binti Maimun terletak di Desa Leran Kecamatan Manyar sekitar 7
km dari sebelah barat laut alun-alun Kota Gresik. Kekhasan yang dimiliki oleh makam
Fatimah binti maimun ini adalah cungkup makam yang dinding dan atapnya berbahan batu
putih kuno dengan arsitektur mirip bentuk candi. Menurut sejarah cungkup tersecut dibangun
oleh Raja Majapahit akibat rasa bersalahnya. Kekhasan lainnya ialah adanya makam panjang
sekitar 9 meter. Tanggal 15 Syawal atau 15 hari setelah hari raya ditetapkan sebagai haul Siti
Fatimah Binti Maimun.
1. Sejarah/latar belakang
Siti Fatimah atau biasa disebut dengan Putri Retno Suwari dilahirkan di Malaka Tahun
1064 Masehi. Beliau merupakan anak dari Maimun / Sultan Mahmud Syah Alam dan Siti
Aminah. Siti Fatimah Binti Maimun merupakan keponakan dari Syekh Maulana Malik
Ibrahim karena ayahandanya merupakan sepupu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim. Siti
Fati Beranjak ke Pulau Jawa saat berusia 17 tahun. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menyebarkan agama islam melalui jalur perkawinan dengan Raja Majapahit yang
beragama Hindu. Siti Fatimah wafat pada 7 Rajab 475 Hijriyah (1802 M). Menurut
Arkeolog, makam Fatimah binti maimun ini merupakan makam islam tertua di Asia
Tenggara.
L A P O R A N A K H I R
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Akomodasi wisata pada lokasi ini sudah sangat memadai namun kondisi bangunan
yang ada mulai mengalami kerusakan misalnya saja mushola, kantor pengelola, MCK,
dan rumah juru kunci.
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Tidak terdapat rumah makan ataupun restoran serta pusat perbelanjaan karena
pengunjung yang datang sangat sedikit jumlahnya.
Aksesibilitas
Menuju objek wisata makam Fatimah binti maimun wisatawan harus melewati jalan
yang sempit dan lahan parkir belum dikelola secara baik. Hal tersebut dikarenakan pada
objek wisata belum ada petugas resmi untuk mengatur perparkiran.
Listrik
Sudah terdapat penerangan karena sudah dibangunnya tiang listrik sebagai penerangan
komplek makam.
Air Bersih
Untuk jaringan air bersih sudah ada di areal makam untuk kebutuhan para pengunjung
dan pengelolaan tempat wisata Makam Siti Fatimah Binti Maimun ini.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Jumlah wisatawan yang datang pada komplek sangat sedikit. Belum tentu dalam sehari
terdapat pengunjung makam. Suasana di komplek makam ini sangat sepi karena
sedikitnya pengunjung yang datang.
Profil Wisatawan
Peziarah yang datang menuju objek wisata ini tidak hanya berasal dari Pulau Jawa saja
namun juga antar Pulau di Indonesia.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sudah terdapat sumber daya manusia yang mengelola yaitu berasal dari pihak desa.
Kelembagaan
Sudah terdapat yayasan yang dibuat oleh pihak desa. Yayasan dan pengelola yaitu
berfungsi sebagai uang sumbangan untuk pengembangan makam. Namun pengelolaan
komplek makam ini belum maksimal.
L A P O R A N A K H I R
Pos Penjagaan
Toilet Umum untuk Pengunjung
Tempat Parkir
Papan Pemberitahuan
Aula atau Pendopo
Kantor Pengelola Makam
Gapura Masuk Makam
Gapura Inti dan Cungkup Makam
L A P O R A N A K H I R
Makam Siti Fatimah Binti Maimun
Gambar 4.8 Dokumentasi Objek Wisata Makam Siti Fatimah binti Maimun
I. Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu)
Makam Kanjeng Sepuh Sidayu terletak di Desa Kauman Kecamatan Sidayu 4 km
sebelah utara Kecamatan Bungah atau berjarak ± 28 km dari Kota Gresik melalui jalur pantura
Gresik – Tuban. Usia situs makam ini diperkirakan berusia satu abad. Situs ini dibangun akibat
dari perpindahan Kadipaten sedayu menuju jombang oleh penjajah Belanda pada tahun 1910.
Selain Makam Kanjeng sepuh sidayu pada komplek makam juga terdapat makam bupati sidayu
dan keturunannya. Kekhasan pada komplek makam ini terletak pada bentuk jirat atau nisan
makam yang berbentuk segi empat dan ada pula yang berbentuk segi delapan. Cungkup pada
makam bupati-bupati juga menggunakan inskripsi bahasa Melayu, Jawa, dan Belanda dengan
menggunakan huruf Arab, Jawa, dan Latin. Atam dan nisan pada makam menggunakan motif
medolion, makhuta, dan aksara jawa kuno. Unsur-unsur kebudayaan islam terlihat jelas pada
atam makam yang bermotif sayap, teratai, kekayon, dan hruruf Arab-Jawa. Sedangkan pada
kolom tulis dihiasi oleh ornament suluran (tanaman). Kanjeng sepuh juga meninggalkan Masjid
yang dikenal dengan Masjid Agung Kanjeng Sepuh dengan atap dan mimbar masjid yang
dihiasi motif dari unsur kebudayaan pra islam. Situs penting lainnya ialah Telaga Rambit dan
Sumur Dhahar. Kedua situs tersebut berada pada Desa Purwodadi dan Golokan, Sidayu.
Menurut mitos warga setempat air telaga dan sumur tersebut tidak akan habis walaupun
dipergunakan secara terus-menerus oleh warga sekitar.
1. Sejarah/latar belakang
Kanjeng Sepuh Sidayu merupakan gelar yang diberikan kepada Raden Adipati
Suryodiningrat saat penobatan bupati atau adipati sidayu ke-8 pada tahun 1817. Kanjeng
sepuh dikenal sebagai ulama yang sakti dan ahli strategi.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Dalam komplek makam kanjeng sepuh Sidayu ini sudah terdapat masjid untuk tempat
beribadah wisatawan, tempat parkir yang luas, dan kamar mandi, tempat wudlu,
L A P O R A N A K H I R
perpustakaan, kantor pengelola, dan pos keamanan. Namun selain itu pos keamanan
kurang berfungsi sehingga tidak berfungsi secara semestinya. Aula untuk istirahat para
wisatawan pun juga tidak ada.
Rumah Makan/Restoran
Sejumlah warung makan sudah terdapat disekitar komplek makam ini. Biasanya
makanan yang dijual ialah makanan khas jawa timur seperti sego krawu, sego rawon,
sego bebek, dll. Pedagang keliling juga banyak berjualan atau biasa disebut dengan
pasar tiban disekitar komplek makam.
Pusat Perbelanjaan
Pertokoan terletak di sepanjang jalan gapura selamat datang sampai pintu masuk
makam.
Aksesibilitas
Desa Sidayu dapat dijangkau dengan mudah menggunakan transportasi umum maupun
pribadi dengan mengambil jalur Pantura, Gresik-Tuban. Namun pencapaian untuk
menuju lokasi dari pusat kota sangatlah jauh karena hanya ada angkutan antar kota.
Listrik
Jaringan listrik sudah ada untuk memenuhi kebutuhan penerangan area makam dan
digunakan untuk pengelolaan tempat wisata.
Air Bersih
Sudah terdapat jaringan air bersih yang digunakan untuk wudlu dan kebutuhan lainnya
karena diarea makam ini.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Jumlah wisatawan yang datang pada komplek sangat sedikit. Belum tentu dalam sehari
terdapat pengunjung makam. Suasana di komplek makam ini sangat sepi karena
sedikitnya pengunjung yang datang.
Profil Wisatawan
Makam Kanjeng Sepuh terjadi lonjakan pengunjung pada hari jumat pahing dan
biasanya pengunjung yang datang lebih banyak yang berasal dari luar daerah.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Pengelola makam Kanjeng Sepuh terdiri dari petugas yayasan masjid yang berada
dalam satu kawasan dengan area makam.
Kelembagaan
Kelembagaan yang ada pada objek wisata ini menjadi satu dengan lembaga pengelola
yayasan masjid.
L A P O R A N A K H I R
Pintu Gerbang Komplek Makam Kanjeng
Sepuh
Makam Kanjeng Sepuh
Makam Abdi Dalem Kanjeng Sepuh
Makam Abdi Dalem Kanjeng Sepuh
Makam Abdi Dalem Kanjeng Sepuh
Makam Kanjeng Sepuh
Makam Abdi Dalem Kanjeng Sepuh
Tempat Wudlu
Gambar 4.9 Dokumentasi Objek Wisata Makam Kanjeng Sepuh
L A P O R A N A K H I R
4.2.2 Wisata Alam
A. Danau Kastoba (Kec. Tambak)
1. Sejarah/latar belakang
Danau kastoba adalah danau yang terletak diantara dua wilayah , yaitu kecamatan
Sangkapura dan Kecamatan Tambak. Pada sekitar area danau ini terdapat beberapa vegetasi
diantaranya tanaman anggrek, selain itu terdapat juga spesies kera ekor panjang yang masih
hidup seara liar, danau ini juga masih terawat dengan adanya ikan mujair dan ikan mas yang
dapat menjadi objek memancing untuk wisatawan. Lingkungan sekeliling danau yang
merupakan area hutan suaka alam memiliki vegetasi hutan yang cukup rapat dengan beragam
tumbuhan hutan subtropis. Potensi keindahan danau ini sangat bagus sekali. Udara yang sejuk,
dan alami, serta belum tercemar polusi. Namun masih banyak kekurangan apabila ingin
mengembangkan Danau Kastoba menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Gresik,
khususnya Pulau Bawean.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Akomodasi yang telah tersedia pada objek ini adalah mushalla, MCK, shalter namun
kondisinya sudah rusak tidak layak pakai.
Rumah Makan/Restoran
Tidak terdapat warung, rumah makan maupun restoran, hal ini di sebabkan karena
kawasan danau kastoba merupakan kawasan cagar alam sehingga pengembangan
menjadi objek wisata menjadi terhambat.
Pusat Perbelanjaan
Belum terdapat pusat-pusat perbelanjaan di sekitar kawasan danau kastoba, sarana
perbelanjaan tidak disediakan oleh pihak pengelola, sebagian besar dilayani oleh
penjual/pedagang keliling dan warga sekitar.
Aksesibilitas
Lokasi ini dapat dicapai melalui jalan raya Tambak-Sangkapura (Jalan Lingkar
Bawean) yang masuk melalui Desa Tanjungori. Jalan yang dilalui dari jalan raya terdiri
dari jalan aspal sejauh 2 km dan jalan beton sejauh 3 km. Untuk aksesibilitas sudah ada
namun terdapat banyak jalan yang rusak, moda transportasi juga terbatas, serta waktu
tempuh yang cukup lama.
Listrik
Jaringan listrik di Danau Kastoba sudah tersedia namun masih belum memadai
Telekomunikasi
Jaringan Telekomunikasi sudah terlayani untuk kawasan Danau Kastoba
Air Bersih
L A P O R A N A K H I R
Air bersih pada objek wisata ini sudah disediakan oleh pengelola namun kondisi dan
perawatan masih kurang
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Objek wisata ini sebagian besar dikunjungi oleh wisatawan lokal yang biasanya ramai
pada hari-hari libur
Profil Wisatawan
Obyek wisata ini sudah dikenal oleh wisatawan lokal maupun wisatawan dari Malaysia
dan Singapura. Namun kebanyakan wisatawan yang meengunjungi adalah wisatawan
lokal dan warga sekitar pulau bawean.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya pengelola objek wisata ini dalah masyarakat dan pihak desa sekitar
namun di kendalikan dan di kelola oleh dinas kehutanan provinsi jawa timur.
Kelembagaan
Fungsi kawasan pada objek ini merupakan kawasan cagar alam sehingga pada
pengendalian dan pengelola di atur oleh pihak departemen kehutanan sehingga dapat
terjaga.
Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.10Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Danau Kastoba
B. Pantai Labuhan (Kec. Tambak)
1. Sejarah/latar belakang
Pantai Labuhan terletak di sisi utara Pulau Bawean, sehingga wisatawan selain bisa
menikmati suasana pantai, berenang dan berjemur dihamparkan pasir pantai yang halus, mereka
juga dapat menikmati sun set di tempat ini. Obyek wisata ini sudah dikenal oleh wisatawan
manca negara.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Pantai Labuhan termasuk dalam wilayah Desa Tanjungori Kecamatan Tambak dengan
jarak 30 km dari Pelabuhan Sangkapura dan berjarak 1,5 km dari lapangan udara
Bawean yang kini dalam tahap pembangunan. Keletakan pantai yang berada tepat di
sisi jalan lingkar Bawean menyebabkan pantai ini sangat mudah dikunjungi. Sarana
penunjang juga masih belum memadai.
Rumah Makan/Restoran
Tidk terdapat rumah makan, sarana inidilayani oleh edagang lokal dan warga sendiri
dengan berkeliling.
Pusat Perbelanjaan
Panati labuhan masih belum dilayani adanya pusat-pusat perbelanjaan.
Aksesibilitas
L A P O R A N A K H I R
Akses menuju pantai ini dari pelabuhan Sangkapura cukup jauh, jalan berupa aspal dan
berlobang-lobang akan banyak ditemui sepanjang jalan. Lokasi ini dapat dicapai
melalui jalan raya Tambak-Sangkapura (Jalan Lingkar Bawean) yang masuk melalui
Desa Tanjungori. Jalan yang dilalui dari jalan raya terdiri dari jalan aspal sejauh 2 km
dan jalan beton sejauh 3 km. Sedangkan pada Ujung jalan terdapat jalan tanah berbatu
sampai pada desa Candi. Yang pertama adalah aksesibilitas, yaitu banyak jalan yang
rusak, moda transportasi juga terbatas, serta waktu tempuh yang cukup lama.
Listrik.
Penerangan maasih belum maksimal, jaringan listrik sudah ada namun belum memadai
objek wisata ini.
Telekomunikasi
Pantai labuhan sudah terjangkau untuk akses jaringan telekomunikasi.
Air Bersih
pantai ini sama sekali belum ada pengelola dan fasilitas peninjang apapun.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Wiastawan yang datang ke objek wisata ini berkunjung pada hari libur dan tidak ada
pungutan biaya untuk masuk, wisatawan lokal dan warga sekitar mendominasi objek
wisata ini.
Profil Wisatawan
Obyek wisata ini sudah dikenal, wisatawan berasal dari sekitar daerah Bawean,
wisatawan local dan warga sekitar.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya di kelola oleh warga sekitar dan pihak desa
Kelembagaan
Pengelola dikendalikan oleh pihak desa
Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.11Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Pantai Labuhan
C. Pantai Nyimas (Kec. Tambak)
1. Sejarah dan latar belakang
Pantai Nyimas terletak di sisi utara Pulau Bawean, sehingga wisatawan selain bisa
menikmati suasana pantai, berenang dan berjemur dihamparan pasir yang lembut, mereka juga
dapat menikmati sun set. Pantai Nyimas termasuk dalam wilayah Desa Diponggo Kecamatan
Tambak dngan jarak 31 km dari Pelabuhan Sangkapura dan berjarak 2 km dari lapangan udara
Bawean yang kini dalam tahap pembangunan.Sejarah/latar belakang
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Pantai ini berada tepat di pinggir jalan lingkar Bawean sehingga mudah untuk
dikunjungi. Keletakan lokasi obyek yang hanya berjarak 2 km dari bandar udara
Bawean yang kini sedang dibangun sebagai alternatif pintu masuk meuju pulau Bawean
menjadikan obyek ini cukup strategis.
Rumah Makan/Restoran
Belum adanya sarana penunjang wisata.
Pusat Perbelanjaan
Belum adanya sarana penunjang wisata. Perbelanjaan dan perdagangan di lakukan oleh
pihak pedagang secara individu yang berasal dari warga dan masyarakat sekitar pantai.
Aksesibilitas dan transportasi masih belum memadai dan juga belum adanya tempat
peristirahatan bagi pengunjung yang ingin bermalam.
L A P O R A N A K H I R
Listrik.
Pada objek ini masih belum adanya layanan listrik dan telepon dilokasi dan belum
tersedianya lampu penerangan yang berkarakter sesuai dengan obyek.
Telekomunikasi
Jaringan telepon masih belum memadai dan kelola
Air Bersih
Belum adanya layanan air bersih
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Pengunjung objek wisata ini sebagian besar dari wisatawan lokal yang ingin melihat
pemandangan yang indah, pasir pantai yang bersih merupakan daya tarik yang kuat
untuk wisatawan.
Profil Wisatawan
Obyek wisata ini sudah dikenal oleh wisatawan lokal
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya pengelola pantai nyimas adalah dari desa dan warga sekitar pantai
nyimas
Kelembagaan
Pengelolaan pantai nyimas di atur oleh departemen pariwisata kabupaten gresik yang
dikelola langsung oleh masyarakat sekitar pantai.
Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :
Gambar 4.12Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Pantai Nyimas
L A P O R A N A K H I R
D. Pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura)
1. Sejarah dan latar belakang
Pantai Hutan Lindung berada di Kec. Sangkapura, jalan untuk menuju lokasi sangat
sempit dan berkelok sehingga hanya dapatdijangkau dengan kendaraan roda dua dan jalan kaki.
Pada pantai ini terdapat hutan bakau seluas kurang lebih 300ha, panati ini juga terkenal
keindahan bawah lautnya sehingga wisatawan dapar menyelam untuk melihat keindahan bawah
laut pantai hutan lindung.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Objek ini memiliki daya tarik terutama untuk wisata edukasi, namun belum terdapat
akomodasi yang memadai dengan tidak adanya saranna dan prasarana pendukung.
Rumah Makan/Restoran
Belum adanya sarana penunjang wisata berupa rumah makan dan sarana perdagangan
lainnya.
Pusat Perbelanjaan
Belum adanya sarana penunjang wisata yaitu pusat-pusat perbelanjaan dan kuliner.
Aksesibilitas
Aksesibilitas dan transportasi masih belum memadai dan juga belum adanya tempat
peristirahatan bagi pengunjung yang ingin bermalam.
Listrik.
Pada objek ini masih belum adanya layanan listrik dan telepon dilokasi dan belum
tersedianya lampu penerangan yang berkarakter sesuai dengan obyek.
Telekomunikasi
Jaringan telepon masih belum memadai dan kelola
Air Bersih
Belum adanya layanan air bersih
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Pengunjung objek wisata ini sebagian besar dari wisatawan lokal luar daerah yang
ingin studi banding mengenai abrasi air laut serta pelestarian hutan bakau.
Profil Wisatawan
Obyek wisata ini sudah dikenal oleh wisatawan lokal
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
L A P O R A N A K H I R
Sumber daya pengelola pantai nyimas adalah dari desa dan warga sekitar pantai
nyimas
Kelembagaan
Pengelolaan pantai nyimas di atur oleh dinas kehutanan kabupaten gresik yang dikelola
langsung oleh masyarakat sekitar pantai.
Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :
Gambar 4.13Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Hutan Lindung
E. Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura)
1. Sejarah/latar belakang
Pantai Tinggen merupakan pantai dengan panorama keindahan matahari terbit dan
matahri terbenam sekaligus karena panati ini berada pada bibir pantai. Pantai ini berada pada
sebuah teluk yang diapit oleh dua buah gunung pada kedua sisinya. Panati tinggen terletak di
Desa Lebak Kecamatan Sangkapura dengan kondisi jalan cukup sempit dan hanya bisa dilalui
oleh satu mobil.
L A P O R A N A K H I R
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Akomodasi pulau ini masih belum memadai dengan tidak adanya sarana penunjang
seperti tempat peristirahatan, toilet, mushalla, perbelanjaan dan penginapan
Rumah Makan/Restoran
Masih belum ada sarana perdagangan, kuliner dan restoran
Pusat Perbelanjaan
Belum adanya pusat perbelanjaan
Aksesibilitas
Akses menuju objek wisata ini masih belum maksimal, jalan sempit dan hanya bisa
dilalui satu mobil saja, pantai ini berjarak 2 km dari jalan utama.
Listrik
Belum tersedianya lampu penerangan yang memadai serta jaringan listri untuk
kepentingan pariwisata di pulau cina.
Telekomunikasi
Belum terlayani jaringan telekomunikasi
Air Bersih
Belum adanya layanan air bersih
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Destinasi wisata antai tinggen memiliki daya tari terutama untuk menikmati matahari
terbit dan terbenam, namun kondisi saat ini terganggu oleh adanya timbunan sampah
yang tidak terurus hal itu tentunya dapat mengurangi minat dan jumlah pengunjung.
Profil Wisatawan
Pengunjung destinasi pantai tinggen ini dikunjungi di dominasi oeh wisatawan lokal.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya yang ada adalah masyarakat sekitar yang tinggal di daerah pantai tinggen
Kelembagaan
Pengelola destinasi wisata ini dalah pihak desa dan masyarakat sebagai tenaga kerja,
sehingga dalam perkembangannya dapat meningkatkan PAD Kab. Gresik.
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.14Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Pantai Tinggen
F. Pantai Dalegan (Kec. Panceng)
1. Sejarah/latar belakang
Pantai Delegan terkenal dengan pasir putihnya yang memukau. Pantai ini terletak di
Desa Delegan Kecamatan Panceng dari Gresik Kota Berjarak sekitar 40 km dengan luas
2,5 hektar. Objek wisata ini dibuka pada tahun 2003. Dulunya tempat ini hanya digunakan
sebagai tempat bermain anak-anak. Pantai delegan dapat dijangkau melalui Kabupaten
Lamongan maupun Kota Surabaya mengikuti jalur pantura.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Fasilitas yang disediakan oleh pengelola objek wisata sudah cukup memadai. Hal
tersebut dapat dilihat melalui ketersediaan musholla, toilet, kantor informasi, pintu
gerbang, loket karcis, dan fasilitas lain yang masih bagus. Namun fasilitas shelter bagi
pengunjung kurang bagus karena telah mengakami banyak kerusakan. Selain itu pos
L A P O R A N A K H I R
keamanan dan kesehatan belum ada serta ketersediaan tempat sampah yang masih
minim.
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Warung makanan dan minuman berjajar di pinggir pantai. Baiasanya yang dijual ialah
es kelapa muda dan berbagai macam ikan. Di area Pantai Delegan juga terdapat took-
toko yang menjual cinderamata. Namun penataan warung dan took-toko kurang teratur
sehingga merusak pemandangan di area pantai.
Aksesibilitas
Akses menuju tempat wisata ini sudah baik.
Listrik
Jaringan listrik untuk objek wisata ini telah disediakan oleh pengelola.
Telekomunikasi
Sudah terdapat jaringan telekomunikasi pada wilayah pantai delegan ini.
Air Bersih
Air Bersih juga telah disediakan oleh pengelola.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Pantai Delegan ini dikenal dengan ombaknya yang tidak terlalu besar sehingga banyak
wisatawan yang gemar mengajak keluarga ke objek ini. Pada bulan agustus terdapat
atraksi wisata terkait unsur bahari. Selain itu wisatawan juga dapat menikmati lomba
perahu dan memancing. Tiket yang dikenakan kepada pengunjung yaitu sebesar Rp.
3.500,00 untu dewasa dan Rp. 2.500,00 untuk anak-anak. Hawa sejuk dan
pemandangan yang indah dapat memberikan suasana liburan yang menyenangkan.
Pada lokasi ini telah disediakan persewaan perahu, ban karet, dan baju renang yang
digunakan oleh wisatawan. Kondisi pantai yang banyak bebatuan harus disediakan
petugas untuk membersihkan sehingga menjadi area yang meneyenangkan bagi para
wisatawan.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang menuju objek wisat ini tidak hanya dari wilayah gresik sendiri
namun juga bersala dari ibukota provinsi maupun wilayah sekitarnya.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya pengelola objek wisata berasal dari pihak desa.
Kelembagaan
Semakin lama Pantai Delegan ini banyak dikunjungi oleh wisatawan sehingga lokasi
ini dikelola oleh pihak desa agar tetap terga kenyamanan, kelestarian, dan kebersihan
objek wisata. Pengelolaan juga dilakukan bersama dengan masyarakat.
L A P O R A N A K H I R
Pantai Delegan
Permainan Anak
Tepi Pantai Delegan
Tempat Parkir dan Warung
Shelter sebagai Tempat Duduk
Penyewaan Ban
Gapura
Shelter
Rumah Makan
Gambar 4.15 Dokumentasi Objek Wisata Pantai Delegan
L A P O R A N A K H I R
G. Pulau Noko dan Pulau Gili (Kec. Sangkapura)
1. Sejarah/latar belakang
Pulau Gili dan Noko terletak kurang lebih 2 Km disebelah selatan Pulau Selayar. Dapat
ditempuh menggunakan perahu nelayan yang ada di kawasan pantai Pulau Gili dan Noko di
Desa Sidogedungbatu. Pulau Noko dan pulau gili merupakan pulau kecil yang memiliki
keunikan pasir pantai yang luas ,pulau ini akan terlihat ketika terjadi gelombang surut dan
terlihat kembali ketika gelombang pasang. DiPulau Gili sudah terdapat penduduk yang
bertempat tinggal di pulau ini. pengnjung yang ingin menginap bisa memanfaatkan rumah
penduduk atau mendirikan tenda.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Belum adanya sarana penunjang wisata, fasilitas dan saarana penunjang masih minim,
akomodasi untuk pengunjung masih berupa perahu nelayan untuk menyebrang ke pulau
gili maupun noko.
Rumah Makan/Restoran
Di pulau noko dan gili belum terdapat rumah makan dan sarana perdagangan lainnya
dikarenakan akses yang masih sulit.
Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan masih belum ada tersedia di lokasi wisata
Aksesibilitas
Aksesibilitas masih belum memadai, transportasi penyebrangan masih perlu di
tingkatkan fasilitas baik perahu danpelabuhan pentebrangannya.
Listrik
pada kondisi jaringan utilitas yang ada saat ini hanya jaringan listrik. Namun lampu
penerangan di pulau noko dan pulau gili masih belum maksimal,
Telekomunikasi
Belum ada jaringan telekomunikasi pada wilayah pantai pulau noko dan pulau gili.
Air Bersih
Jaringan utilitas air bersih masih belum ada.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Pengunjung objek wisata ini berasal dari wisatawan lokal, wisata ini juga didukung
oleh masyarakat yang menyediakan akomodasi berupa penginapan dan transportasi
untuk menjangkau tempat wisata.
Profil Wisatawan
Pengunjung destinasi wisatapulau noko dan gili ini dikunjungi hanya dari wisatawan
lokal saja
L A P O R A N A K H I R
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya berasal dari masyarakat sebagai tenaga penggelola yang menyediakan
sarana dan prasarana penunjang, namun dari pemerintah masih belum ada.
Kelembagaan
Belum adanya pengelola wisata yang terorganisir.
Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.16Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Pulau Gili dan Noko
H. Kawasan Pantai Selayar (Kec. Sangkapura)
1. Sejarah/latar belakang
Pulau Selayar atau istilah lain Pulau Menuri terletak disebelah selatan Pulau Bawean
dan berjarak kurang lebih 24 Km dari Kota Kecamatan Sangkapura. Potensi yang besar di
Pulau Selayar adalah batu karang laut yang rnasih asli dan tidak rusak. Keindahan alam bawah
taut ini mengundang banyak wisatawan yang menyukai olah raga diving (menyelam) untuk
datang menmotret karang lautnya. Destinasi wisata pulau ini dapat dikembangkan sebagai
kawasan wisata internasional oleh masyarakat Pulau Bawean sendiri.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Untuk mencapai pulau ini dapat menggunakan kendaraan roda empat sarnpai di Desa
Teluk kemudian dilanjutkan dengan naik perahu (motor tempel) atau berjalan kaki
ketika air laut sedang surut. Sarana penunjang lain yaitu belum adana tempat
peristirahatan atau penginapan bagi pengunjung yang ingin bermalam, dan juga belum
adanya sarana pelengkap wisata lainnya.
Rumah Makan/Restoran
Belum ada sarana perdagangan, kuliner dan restoran
Pusat Perbelanjaan
Belum adanya pusat perbelanjaan
Aksesibilitas
Aksesibilitas masih belum memadai dan membutuhkan waktu yang lama karena harus
berpindah transportasi beberapa kali.
Listrik
Belum tersedianya lampu penerangan yang memadai dan menunjang wisata pantai
selayar.
Telekomunikasi
Belum terjangkau jaringan telepon
L A P O R A N A K H I R
Air Bersih
Penyediaan air bersih di pantai ini masih belum terakomodir
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Wisatawan yang sering berkunjung biasanya wisatawan lokal, wisatawan biasanya
berkunjung ketika hari libur, namun kondisi saat ini untuk pengunjung wisata pantai
selayar cenderung sepi
Profil Wisatawan
Pengunjung destinasi wisatapulau noko dan gili ini dikunjungi hanya dari wisatawan
lokal saja
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya yang ada adalah dari ihak desa dan masyarakat sekitar pantai
Kelembagaan
Organisasi pengelolaan pantai selayar masih belum ada dan terkordinir dengan baik.
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.17Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Kawasan Pantai Selayar
I. Air Terjun Laccar (Kec. Tambak)
1. Sejarah/latar belakang
Air terjun Laccar terletak di Desa Balikterus Kecamatan Sangkapura. Untuk mencapai
lokasi ini dilakukan perjalanan kurang lebih 10 km dari jalan raya Tambak-Sangkapura. Air
terjun laccar mempunyai ketinggian sekitar 25 m. Dimana di sekitar kawasan air terjun laccar
ini masih dapat dijumpai kera dan babi hutan. Disekitar kawasan air terjun laccar, cocok
digunakan sebagai daerah perkemahan.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Kondisi jalan yang ada merupakan jalan aspal yang kondisinya telah rusak dengan
tanjakan yang tajam. Kondisi darana dan prasaran penunjang seperi
penginapan,peristirahatan, peribadatan dan utilitas masih belum memadai
Rumah Makan/Restoran
Belum ada sarana perdagangan, kuliner dan restoran
Pusat Perbelanjaan
Pengunjung belum terlayani dengan adanya pusat perbelanjaan
Aksesibilitas
Aksesibilitas masih belum memadai, jalan aspal dengan kondisi rusak dengan medan
yang sulit, dan untuk akses ke tempat wisata air terjun masih beruoa bebatuan
Listrik
Belum tersedianya lampu penerangan dan jaringan listrik untuk penunjang wisata
Telekomunikasi
Masih belum terlayani oleh jaringan telekomunikasi
Air Bersih
Pelayanan air bersih untukkeperluan mandi MCK dan kegiatan lainnya masih belum
ada
L A P O R A N A K H I R
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Pengunjung biasanya berwisata untuk kegiatan outbond dan berlibur menikmati air
terjun laccar, debit air terjun yang lumayan besar dan tinggi memberikan daya tarik
bagi wisatawan bahkan untuk wisata edukasi
Profil Wisatawan
Pengunjung destinasi air terjun laccar ini dikunjungi hanya dari wisatawan lokal saja
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya yang ada saat ini adalah pihak desa dan masyarakat sekitar yang berpern
sebagai tenaga pengelola
Kelembagaan
Belum adanya pengelola wisata yang di himpun oleh pemerintah dan
departemenkepariwisataan lainnya, kelembagaan saat ini masih di kelola langsung oleh
masyarakat.
Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.18Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Air Terjun Laccar
J. Air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura)
1. Sejarah/latar belakang
Air terjun Patar Selamat terletak di Desa Patar Selamat Kecamatan Sangkapura. Untuk
menuju lokasi ini harus melalui jalan aspal yang kondisi jalannya rusak dan medan yang
menanjak. Pada tempat ini juga masih terdapat fauna yang masih hidup liar yaitu ayam hutan
dan kera yang menjadi daya tarik kawasan wisata air terjun patar selamat.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Kondisi jalan yang ada merupakan jalan aspal yang kondisinya telah rusak dengan
menanjak. Kondisi sarana dan prasaran penunjang seperi penginapan,peristirahatan,
peribadatan dan utilitas masih belum memadai
Rumah Makan/Restoran
Belum ada sarana perdagangan, kuliner dan restoran
Pusat Perbelanjaan
Pengunjung belum terlayani dengan adanya pusat perbelanjaan
Aksesibilitas
Aksesibilitas masih belum memadai, jalan aspal dengan kondisi rusak dengan medan
yang sulit
Listrik
Belum tersedianya lampu penerangan dan jaringan listrik untuk penunjang wisata
Telekomunikasi
Masih belum terlayani oleh jaringan telekomunikasi
Air Bersih
Pelayanan air bersih untuk keperluan mandi MCK dan kegiatan lainnya masih belum
ada
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Wisatawan biasanya berkunjung tidak hanya ingin menikmati keindahan air terjun
patar selamat selain tiu ingin melihat fauna yang masih hidup liar yaitu kera dan ayam
hutan sehingga menambah daya tarik utama.
Profil Wisatawan
Pengunjung destinasi air terjun laccar ini dikunjungi hanya dari wisatawan lokal saja
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
L A P O R A N A K H I R
Sumber daya yang ada saat ini adalah pihak desa dan masyarakat sekitar yang berperan
sebagai tenaga pengelola
Kelembagaan
Belum adanya pengelola wisata yang di himpun secara terorganisir.
Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :
Gambar 4.19Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Air Terjun Patar Selamat
K. Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura)
1. Sejarah danlatar belakang
L A P O R A N A K H I R
Air panas sangkapura terletak di Desa Sawahmulya dan sungai rujing kecamatan
sangkapura dengan jarak 2 km dari pelabuhan Sangkapura. Sumber mata air panas tersebut
berupa sumber air artetis sisa gunung api purba yang kini sudah tidak aktif. Sumber mata air
anas tersebut merupakan fenomena alam yang menarik minat wisatawan untuk
mengunjunginya guna menikmati berendam atau mandi di air panas tersebut. Lokasi sumber
mata air panas yang berada di tengah bukit kapur atau onix memberikan pemandangan
panorama yang khas dan dapat dikemas menjadi landscape pertamanan atau arena permainan
sebagai penunjang obyek utama.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Lokasi Air Panas Sangkapura sangat mudah dicapai karena letaknya dekat dengan
pusat kota Sangkapura, namun sarana penunjang masih belum memadai tmpat parkir,
mushalla dll baik fasiltas penunjang untuk pengunjung dan pengelolaan
Rumah Makan/Restoran
Belum adanya sarana penunjang wisata untuk rumah makan dan sarana perdagnagan
lainnya.
Pusat Perbelanjaan
Belum adanya sarana penunjang utnuk perbelanjaan dan pusat kuliner
Aksesibilitas
Aksesibilitas dan transportasi masih perlu ditingkatkan.Jarak Air Panas Sangkapura
dengan jalan raya lingkar bawean hanya sekitar 200 m saja. Namun jalan menuju ke
Air Panas Sangkapura ini sangat sempit yaitu 2,5 meter, hanya bisa dilewati 1 mobil
saja.
Listrik.
Belum adanya layanan listrik dilokasi. Serta belum tersedianya lampu penerangan
Telekomunikasi
Belum adanya layanan telepon dilokasi objek wisata, namun untuk jaringsan listrik
sudah memadai
Air Bersih
Belum adanya layanan air bersih yang memadai pada objek wisata air panas
sangkapura.
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.20Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Air Panas Kebondaya
L. Bukit Surowiti (Kec. Panceng)
1. Sejarah/latar belakang
Wisata Alam Bukit Surowiti merupakan bukit yang digunakan untuk pertapaan Sunan
Kalijaga. Letak lokasi ini berada pada bukit-bukit dengan ketinggian 260 dari permukaan
laut. Bukit ini terletak di Desa Surowiti, Kecamatan Panceng yang berjarak ± 40 km dari
Kota Gresik melalui jalur pantura Gresik – Tuban atau ± 3 km dari jalan raya panceng. Di
bukit ini terdapat pertilasan Sunan Kalijaga, Gua Langseh, makam Mpu Supa Mandrangi,
dan Makam Raden Bagus Mataram.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Sarana dan Prasarana yanag ada di kawasan bukit Surowiti kian lama kian diperhatikan
dengan cara penambahan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan para wisatawan.
Akomodasi lainnya ialah sudah terdapat mushola dan masjid. Pada objek wisata ini
belum terdapat toilet untuk pengunjung dan tempat duduk yang digunakan wisatawan
untuk beristirahat. Kebersihan pada lokasi juga belum terjaga. Hal tersebut disebakan
karena belum adanya tempat sampah dan petugas kebersihan sehingga para pengunjung
membuang sampah sembarangan. Untuk pusat informasi juga belum tersedia dan juga
papan penunjuk objek wisata belum ada sehingga para pengunjung tidak mengetahui
destinasi yang ada di objek wisata.
L A P O R A N A K H I R
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Pada Bukit Surowiti ini belum terdapat rumah makan maupun pusat perbelanjaan.
Aksesibilitas
Untuk mencapai tempat wisata ini bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun
menggunakan angkutan umum namun kendaraan umum hanya dapat mengantarkan
pengunjung pada jalan utama objek wisata. Menuju objek wisata wisatawan harus
melewati 5 km kembali dari jalan utama, namun untuk melawatinya belum tersedianya
angkutan yang menjangkau. Perkerasan jalan menuju objek wisata sudah menggunakan
perkerasan aspal namun keadaannya kurang baik karena bergelombang dan berlubang.
Jalan yang menuju bukit sudah dalam keadaan baik dengan perkerasan paving.
Listrik
Untuk listrik hanya mushola pada bukit surowiti yang terjangkau namun untuk wilayah
sekitarnya belum terjangkau sehingga tidak ada penerangan.
Air Bersih
Pada wilayah bukit surowiti ini sudah terjangkau oleh aur bersih karena untuk
memenuhi kebutuhan air bersih pada mushola dan masjid.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Bukit Surowiti dikenal sebagai tempat dengan panorama yang indah hingga para
wisatawan dapat melihat pemandangan seluruh wilayah gresik karena letaknya di
perbukitan. Memasuki lokasi wisata para wisatawan diharuskan membayar tiket sebesar
Rp. 1.000,00 untuk biaya operasional.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang selain berasal dari wilayah local dan regional melainkan juga
banyak dari negara tetangga. Sealain wisata alam namun juga menyadikan wisata
budaya. Wisata bukit Surowiti ini memiliki tempat yang luas dan biasanya para
wisatawan yang datang untuk training, wall climbing, outbond, perkemahan, refreshing
keluarga, dan adapula yang bersemedi untuk membersihkan diri.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya yang mengelola adalah pihak desa atau masyarakat sekitar.
Kelembagaan
Pihak-pihak yang mepromosikan objek wisata ini adalah Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Gresik. Untuk pengelolaannya
diserahkan kepada pihak desa.
L A P O R A N A K H I R
Bukit Surowiti
Akses menuju Bukit
Makam
Papan Informasi
Papan Aturan
Akses Jalan
Penunjuk Objek Wisata
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.21 Dokumentasi Objek Wisata Bukit Surowiti
M. Penangkaran Rusa Bawean (Kec. Sangkapura)
1. Sejarah dan Latar Belakang
Penangkaran Rusa Bawean penangkaran rusa yang bertujuan menyelamatkan hewan
endemik yang terancam punah. Objek ini selain sebagai tempat penangkaran dijadikan sebagai
objek wisata. Penangkaran rusa ini berada di Desa Pudakit Timur Kecamatan Sangkapura,
penangkaran rusa ini Memiliki luas 4 Ha dengan kandang rusa seluas 1 Ha yang berbatasan
dengan hutan lindung dengan memiliki tebing batu di Bukit “Gunung” Gaddung dan view
alami sehingga bisa dikembangkan sebagai area wisata dengan kelengkapan sarana wisata
khususnya yang berbasis adventure dan sekaligus menyelamatkan daerah hutan lindung dari
illegal loging.
2. Ketersediaan sarana dan prasarana
Akomodasi Wisata
Akses menuju penangkaran rusa cukup sempit dengan kualitas jalan yang masih
makadam, kemudaian tidak tersedianya sarana dan fasilitas untuk wisatawan seprti
tempat peristirahatan, toilet dan fasilitas lainnya.
Rumah Makan/Restoran
Belum ada rumah makan dan restoran
Pusat Perbelanjaan
Pengunjung belum terlayani dengan adanya pusat perbelanjaan
Aksesibilitas
Aksesibilitas masih belum memadai, jalan yang cukup sempit sehingga memungkinkan
untuk sepeda motor saja yang dapat menjangkau, atau hanya cukup untuk satu
kendaraan roda empat.
Listrik
Belum tersedianya lampu penerangan dan jaringan listrik untuk penunjang berwisata
L A P O R A N A K H I R
Telekomunikasi
Masih belum terlayani oleh jaringan telekomunikasi
Air Bersih
Pelayanan air bersih untuk keperluan MCK dan kegiatan lainnya masih belum ada
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Destinaasi wisata ini selain dikunjngi oleh wisatawan untuk melihat rusa juga di
manfaatkan untuk keperluan penelitian sehingga dalam perkembangannya dapat
diberlakukan konsep untuk wisata sekaligus penelitian dalam bentuk ekowisata.
Profil Wisatawan
Pengunjung dwstinasi wisata ini kebanykan dari lembaga-lembaga dan universitas yang
melakukan penelitian selain itu destinasi wisata ini sudah dikenal oleh wisatawan lokal
maupun wisatawan dari Malaysia dan Singapura.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya yang ada saat ini adalah menyerap tenaga kerja lokal yaitu masyarakat
pulau bawean guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bawean.
Kelembagaan
Penangkaran rusa Bawean ini di kelola oleh pemerintah Kab. Gresik yang menhimpun
masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja.
Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.22Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Penangkaran Rusa Bawean
N. Giri Wana Tirta (Kec. Gresik)
1. Sejarah/latar belakang
Telaga Giri Wana Tirta berada di kawasan industry gresik sekitar 1,5 km kearah barat
alun-alun Kota Gresik. Sauasana alam yang asri dan hijau mengalihkan pikiran sejenak
mengenai Kabupaten Gresik yang panas. Wisata Giri Wana Tirta ini menyajikan suasana
sejuk, tenang, dan nyaman. Pada awalnya Telaga Giri Wana Tirta ini lebih dikenal oleh
masyarakat sebagai Telaga Ngipik. Namun diubah menjadi Gini Wana Tirta diapdopsi dari
karakteristik lokasi Telaga Ngipik. Diantaranya Giri berarti kebesaran dari Sunan Giri
yang makamnya bertempat di Gresik. Wana berate hutan yang mengelilingi telaga.
Sedangkan tirta berarti air. Telaga Ngipik sendiri terbentuk akibat penambangan tanah
lapang oleh PT Petrokimia Gresik sehingga terbentuklah lubang seluas 20 hektar dalam
waktu singkat. Destinasi wisata ini dapat melalui 3 rute perjalanan yaitu arah barat
(tuban/lamongan), arah timur (Surabaya), selatan (Mojokerto).
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Segala akomodasi wisata seperti sarana dan prasarana semuanya dibawah kebijakan
perusahaan PT. Petrokimia. Mengenai akomodasi seperti sarana dan prasarana memang
sedikit kurang mendapat perhatian. Beberapa prasarana seperti permainan anak dan
toilet telah mengalami kerusakan. Tempat duduk juga sudah disediakan pengelola yaitu
10 buah dengan kapasitas 50 orang. Namun apabila dilihat dari sisi kebersihan wisata
ini sangat kotor walaupun sudah terdapat tempat sampah namun masih banyak para
pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Pusat informasi pada objek wisata
belum tersedia.
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Warung-warung berada pada pinggiran jalan menuju objek wisata dan sudah
disedoiakan oleh pengelola namun karena bangunan tidak terawat maka akan mebuat
pemandangan objek wisata berkurang.
L A P O R A N A K H I R
Aksesibilitas
Jalan untuk menuju objek wisata ini sudah dalam kedaan yang memadai. Sarana
transportasipun sudah memadai mulai dari angkutan umum ataupun kendaraan pribadi.
Untuk pengguna angkutan umum harus berganti kendaraan becak atau ojek karena
angkutan umum hanya menurunkan pengunjung pada jalan utama. Jalan kecil menuju
telaga memiliki perkerasan paving dengan kondisi baik.
Listrik, Telekomunikasi dan Air Bersih
Prasarana listrik, telekomunikasi, dan air bersih sudah disediakan oleh pengelola.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Lama kelamaan wisata ini berkembang demi menjaga pelayanan kepada wisatawan.
Pada Telaga Giri Wana Tirta ini sudah terdapat permainan anak, perahu motor yang
digunakan untuk mengelilingi telaga dan juga terdapat sepeda air. Selain itu objek
wisata ini juga digunakan wisata sebagai tempat memancing. Harga tiket masuk dari
objek wiasata ini yaitu sebesar Rp. 2.000,00 per orang.
Profil Wisatawan
Wisata Telaga Giri Wana Tirta ramai pada hari sabtu dan minggu. Biasanya aktifitas
yang dilakukan pengunjung ialah menikmati pemandangan yang rindang. Telaga ini
pernah dijadikan sebagai tempat kejuaraan ski air baik tingkat regional maupun
nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) XX.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang digunakan dalam pengelolaan kawasan wisata ini berasal
dari PT. Swabina Citra-Semen Gresik.
Kelembagaan
Telaga Giri Wana Tirta dikelola dan dimiliki oleh PT. Swabina Citra-Semen Gresik
sehingga dalam pengembangannya tergantung kebijakan perusahaan.
Pintu Masuk
Ski Air
L A P O R A N A K H I R
Tempat Permaianan Anak
Tempat Permaianan Anak
Outbond
Tempat Pemancingan
Ski Air
Rumah Makan
Gambar 4.23 Dokumentasi Objek Wisata Giri Wana Tirta
4.2.3 Wisata Minat Khusus
A. Kampung Kemasan (Kec. Gresik)
Lokasi Kampung kemasan berada di sepanjang Jalan Nyi Ageng Arem-arem III Kota
Gresik. Kampung kemasan ini memiliki karakteristik yaitu deretan bangunan kuno yang masih
dalam keadaan baik sepanjang 200 meter. Bangunan rumah di kampong kemasan masih terwat
dan dimanfaatkan sebagai budidaya Burung Walet. Untuk mencapai kampong kemasan dari
alun-alun Kota Gresik hanya berjarak 700 m. Dari terminal bus bunder dapat ditempuh dengan
transportasi angkutan umum sejauh 6 km, menuju alun-alun kota atau depan kantor lama PLN
Cabang Gresik. Bangunan yang terkenal ialah bangunan yang menjadi Rumah Gaja Mungkur.
Disekitarnya juga terdapat bangunan-bangunan kuno dan bersejarah lainnya. Lokasi kampong
L A P O R A N A K H I R
kemasan ini dahulunya merupakan permukiman orang-orang kaya dari Eropa dan kaum
pribumi. Pada bangunan-bangunan kuno yang berada di sepanjang jalan memiliki arsitektur
budaya Eropa dan China. Asal-usul untuk nama kemasan berasal dari status masyarakat
tertentu yang konon bermarga kemas. Gaya eropa pada bangunan dapat dilihat pada atap-atap,
jendela, dan pintu yang relative besar. Sedangkan gaya china dapat dilihat pada atap dan
pemakaian warna serba merah. Kampung kemasan ini sudah didirikan mulai tahun 1909.
Bangunan-bangunan yang ada masih dalam keadaan baik dan masih digunakan sebagai rumah
tinggal
1. Sejarah/latar belakang
Tahun 1853 berdiri perkampungan yang didominasi oleh turunan china. Salah satu
yang terkenal ialah Bak Liong. Bak Liong merupakan pengrajin emas pada zamannya.
Sepeninggalan Bak Liong kampong ini kampong ini ditinggali oleh orang-orang arab yang
terketuk untuk membeli rumah-rumah yang sempat tidak dirawat ini. Oemar Bn Ahmad
pada tahun 1855 keturnan arab yang bekerja sebagai pedagang kulit membeli dan
mendirikan rumah di daerah ini. Usaha keluarga Oemar mengalami keemasan pada tahun
1896-1916. Selain itu keluarga haji Oemar juga membuat penangkaran burung wallet.
Keluarga H. Oemar bin ahmad berhasil mendirikan sederetan rumah yang berhadapan di
kampong kemasan. Gaya arsitektur yang ada sangat beranekaragam yaitu ada yang
bergaya colonial (Belanda), Otina, Melayu, dan Jawa yang kini usianya sudah mencapai
sekitar 100 tahun lebih. Bangunan yang paling menonjol ialah bangunan yang dimiliki
oleh H. Djaelani atau biasa dikenal sebagai rumah Gajah Mungkur yang merupakan putra
ke-4 H. Oemar Bin Ahmad. Bangunan yang dicatat sebagai cagar budaya yaitu sebanyak
16 dari 23 rumah yang di bangun pada kampong kemasan. Di kampong kemasan ini juga
terdapat masjid yang dulunya hanya surau kecil yang dibangun dengan nuansa islami
sangat kental. Rumah yang diberi nama Gajah Mungkur di desain dengan gaya colonial
dibangun pada tahun 1896 hingga saat ini masih terawatt keasliannya.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Pusat informasi untuk kawasan kampong kemasan ini sudah tersedia dengan
pengelolaan dinas kebudayaan, pariwisata, pemuda, dan olahraga serta paguyupan
“Mataseger” (Msayarakat Pecinta sejarah dan budaya Gresik).
Aksesibilitas
Akses untuk ke kampong kemasan ini cukup mudah. Angkutan umum telah melewati
objek wisata ini sehingga masyarakat tidak perlu kebingungan. Objek wisata ini juga
dekat dengan destinasi lainnya. Perkerasan jalan untuk menuju objek wisata sudah
L A P O R A N A K H I R
dengan perkerasan aspal hotmix. Namun jalan yang ada pada kampong ini cenderung
sempit karena digunakan 2 arah dan wisatawan parkir secara on-street di pada badan
jalan akibat tidak adanya area parkir. Pada jalan di sepanjang kampong kemasan ini
drainase kurang berjalan baik dan cenderung kekurangan drainase sehingga air
limpasan hujan sering tergenang.
Listrik, dan Telekomunikasi, dan Air Bersih
Jaringan listrik, telekomunikasi, dan air bersih sudah ada di komplek kampong
kemasan ini. Hal tersebut dikarenakan kampong ini dekat dengan pusat kota sehingga
masih terlayani prasarana tersebut.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Jumlah pengunjung yang datang tidak menentu. Rumah-rumah yang ada di Kampung
Kemasan ini sudah menjadi milik pribadi. Hal tersebut ditakutkan akan mengebah
struktur atau keadaan yang ada sekarang.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang menuju objek wisata ini ingin melihat peninggalan arsitektur
eropa dan china. Keindahan bangunan sangat menarik minat wisatawan.
Pengunjungnya pun berasal dari berbagai daerah.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manuasia berasal dari dinas yang bersangkutan dan juga terdapat
paguyupan yang mengontrol. Namun juga dibutuhkan kesadaran masyarakat yang
menempati rumah agar tetap melestarikan bangunan.
Kelembagaan
Kampung kemasan dikelola oleh Dinas kebudayaan, pariwisata, pemuda, dan olahraga
yang bersinergi dengan paguyupan “Mataseger” (Msayarakat Pecinta sejarah dan
budaya Gresik).
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.24 Dokumentasi Objek Wisata Kampung Kemasan
B. Kampung Adenium (Kec. Kedamean)
1. Sejarah/latar belakang
Kawasan wisata adenium adalah daerah yang berbeda dengan daerah lainnya karena
kawasan wisata ini terkenal dengan tanaman langkanya yaitu bunga kamboja atau biasa
disebut Mawar Gurun yang berasal dari Benua Eropa. Bunga ini sudah terbudidaya dan
dikembangkan menjadi 100 lebih dari 100 jenis bunga adenium baru hasil dari
penyilangan yang dilakukan oleh pakar adenium terkenal di berbagai negara. Lokasi
tersebut dapat ditemui di tiga kecamatan yaitu :
a) Kecamatan Kedamean tepatnya di Desa banyu Urip dan Desa Manunggal yang berjarak
± 35 km dari Kota Gresik.
b) Kecamatan Driyorejo tepatnya di Desa Karang Andong yang berjarak ± 30 km dari
Kota Gresik.
c) Kecamatan Wringinanom tepatnya di Desa Sooko dan Kesamben Kulon ± 39 km dari
Kota Gresik.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Pada kawasan wisata ini sudah terdapat aliran listrik, telepon, dan air bersih. Sarana
kesehatan dan peribadatan pun sudah terlengkapi. Semua ini disebabkan karena
L A P O R A N A K H I R
kawasan ini merupakan permukiman sehingga membutuhkan sarana dan prasarana
yang menunjang kebutuhan.
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Pada kawasan wisata adenium sudah terdapat warung-warung kecil yang digunakan
masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Aksesibilitas
Untuk mencapai lokasi wisata adenium ini akses yang harus dilewati wisatawan ialah
jalur utama yang menghubungkan Lamongan. Untuk menuju objek wisata ini dapat
ditempuh menggunakan kendaraan maupun bus. Jalan yang ditempuh dalam keadaan
kurang baik.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Para wisatawan yang datang ke objek wisata ini biasanya tidak hanya menikmati
keindahan bunga adenium saja melainkan ingin membeli bunga tersebut untuk dijual
lebih lanjut. Perkembangan objek wisata ini kian hari kian menurun. Hal ini disebabkan
karena tanaman adenium kurang diminati lagi oleh masyarakat. Sehingga
pembudidayaannya pun kian hari makin dikurangi. Masyarakat juga belum cukup
mengenal objek wisata ini karena tidak adanya pusat informasi untuk pengenalan objek
wisata ini. Akses yang kurang bagus juga menyebabkan objek wisata ini kurang
diminati.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang pada kawasan ini merupakan masyarakat yang berasal dari
daerah gresik dan sekitarnya.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia
Semua yang mengelola dan memegang usaha dalam wisata adenium ini merupakan
penduduk yang menempati objek wisata ini sehingga pengelolaan ditanggung masing-
masing pemilik usaha.
Kelembagaan
Pada objek wisata ini masing usaha pengembangbiakan dan pengelolaan tanaman di
pegang oleh masing-masing pemilik usaha. Tidak terdapat lembaga secara formal
maupun non formal sehingga segala usaha yang dilakukan ditanggung oleh pemilik
usaha.
L A P O R A N A K H I R
Bunga Adenium
Kawasan Sentra Bunga Adenium
Gambar 4.25 Dokumentasi Objek Wisata Kampung Adenium
C. Sentra Industri Songkok dan Rebana (Kec. Bungah)
1. Sejarah/latar belakang
Sentra songkok dan rebana berada pada Desa Bungah Kecamatan Bungah.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Pada sentra ini wilayahnya merupakan permukima sehingga sudah terdapat akses air
bersih, telekomunikasi, dan peribadatan. Sarana dan prasarana yang lain juga telah ada
sehingga kenyamanan pengunjung dapat terakomodir.
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Pada kawasan wisata adenium sudah terdapat warung-warung kecil yang digunakan
masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Aksesibilitas
Dalam menjangkau tempat wisata ini para wisatawan harus menggunakan jalur utama
yang menghubungkan gresik menuju lamongan. Dari Kota Gresik sendiri sentra ini
berjarak ±27 km yang ditempuh dengan menggunakan berbagai kendaraan termasuk
juga bus. Jalan menuju objek wisata ini sudah dalam kondisi baik. Angkutan umum
yang menuju objek wisata ini tidaka ad sehingga para wisatawan lebih baik mengguna
kendaraan pribadi. Apabila kita telah sampai pada lokasi objek wisata jalan yang dilalui
telah menggunakan perkerasan paving sehingga tidak ada hambatan dalam segi
aksesbilitas.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Di Sentra Songkok dan rebana ini sudah terdapat 32 pengrajin songkok dan 27
pengrajin rebana. Kondisi sentra wisat ini telah baik.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Kelembagaan
L A P O R A N A K H I R
Pada kawasan ini pengelolaan songkok dan rebana sepenuhnya dikuasai oleh masing-
masing produsen karena tiap-tiap industri merupakan kepemilikan pribadi. Namun
pemerintah masih memberikan bantuan kepada produsen yang belum memiliki modal
untuk usahanya. Desa ini telah memilik kelompok usaha pengrajin songkok dan rebana
sebagai wadah pusat informasi objek wisata ini.
Gambar 4.26 Dokumentasi Objek Wisata Sentra Industri Songkok dan Rebana
D. Benteng Lodewijk (Kec. Bungah)
1. Sejarah/latar belakang
Menurut sejarah Kabupaten Gresik dahulunya merupakan Kabupaten Surabaya yang
menjadi wilayah strategis dan sangat penting bagi perkembangan Kota Surabaya. Letak
Gresik yang strategis sudah dikenal Belanda sejak masa colonial Belanda dan ditandai
dengan keberadaan Benteng Lodewijk yang dibangun pemerintahan Hindia Belanda pada
Tahun 1808. Keberadaan banteng Lodewijk ini terletak pada Desa Tanjung Widoro Pulau
Mengare Kecamatan Bungah yang digunakan sebagai pertahanan penghalau musuh bagi
yang masuk Kota Surabaya melalui jalur laut. Bangunan benteng ini dibangun diatas tanah
rawa namun ternyata kuat terhadap terjangan ombak Selat Madura.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Akomodasi Wisata
Akomodasi yang ada sangat minim. Hal tersebut dapat dilihat dari ketersediaan sarana
dan prasarana yang tidak ada mulai dari air bersih, telekomunikasi, dan listrik.
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Tidak terdapat rumah makan ataupun pusat perbelanjaan karena kondisi banteng yang
terletak di pinggir laut tidak memungkinkan. Untuk menjangkau objek wisata ini pun
sulit.
Aksesibilitas
Dalam mencapai ke lokasi banteng para wisatawan dapat menggunakan kendaraan
kecil menuju jalur pantura lalu menuju perkampungan petambak ikan dan udang yang
kondisi perkerasan sudah menggunakan paving. Lalu untuk menuju banteng wisatawan
L A P O R A N A K H I R
bisa menggunakan perahu penduduk dengan system sewa. Debur ombak yang sedikit
besar terkadang menyebabkan para wisatawan mabuk laut.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Dalam menuju lokasi dengan menggunakan perahu maka akan di bawa menyisir aliran
bengawan solo yang penuh dengan rimbunnya pohon mangrove. Sesampainya di lokasi
kita akan melihat kondisi benteng yang terbuat batu karang dan bata merah yang hancur
karena terkena abrasi laut Selat Madura dan kondisinya pun sudah tak terurus.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang pada objek wisata ini berasal dari gresik maupun wilayah
sekitarnya.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Yang berperan dalam pengembangan kondisi wisata Benteng Lodewijk ini ialah Dinas
Pariwisata dan warga sekitar yang menyediakan alat transportasi untuk menjangkau
tempat wisata.
4.2.4 Event/ Kegiatan Kepariwisataan
A. Rabu Wekasan
1. Sejarah/latar belakang
Rabu wekasan merupakan acara
budaya yang hanya ada Di Desa Suci
Kecamatan Manyar. Kegiatan ini
diadakan setiap hari rabu terkahir di
bulan jawa sapar setiap tahunnya.
Alasan mengapa Rabu Wekasan ini tetap
dilakukan oleh masayarakat Kabupaten
Gresik ialah karena dahulu pada massa
Sunan Giri ditemukan sumber mata air.
Rebo wekasan merupakan tasyakuran rasa syukur atas pemberian tuhan yang melimpah
tersebut. Rebo wekasan ini sama halnya dengan idul fitri ataupun idul adha yang kegiatan
dilakukan dengan silaturahmi keluarga. Rabu wekasan diperingati karena dulunya Sunan
Giri berdakwah di daerah barat Gresik yaitu Desa Polaman sebuah bukit kapur tandus dan
gersang. Pada suatu hari Desa Polaman ini tertimpa kekeringan yang luar biasa. Sunan Giri
mendapat kabar dari Khadam yaitu muridnya sehingga Sunan Giri langsung menuju desa
tersebut. Setelah sesampainya di tersebut Sunan Giri mengatakan bahwa beberatus meter
L A P O R A N A K H I R
dari masjid polaman terdapat sumber air yang melimpah. Setelah dicari ternyata benar
bahwa terdapat sebuah sumber air yang cukup untuk mamenuhi kebutuhan bersuci dan
kebutuhan lainnya. Dalam mempermudah penyaluran air maka dibuatlah sebuah sumur
dengan nama Sumur Gede. Karena masyarakat yang menggunakan air sumur tersebut
terlalu banyak maka air yang ada pada sumur menyusut. Setelah tersebut khadam
menyakan kembali terhadap Sunan Giri tentang hal tersebut. Sunan giri menyuruh khadam
untuk mencari kembali sumber air pada lereng bukit. Pada tahun 1403 khadam
menemukan sebuah tempat di sebelah utara Kampung Polaman. Tempatya tersebut sangat
subur. Khadam menemukan sumber air di bawah rerimbunan pohon. Airnya sangat bersih
dan jernih. Akibat kejadian ini Sunan Giri meberi nama Desa Polaman sebagai Desa Suci.
Pada tahun 1913 M dan 1932 M semasa penjajahan Belanda dibuatlah water Town atau
gedung penampungan air untuk mengalirkan air darah ke daerah sekitarnya. Sekarang
sumur tersebut dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gresik.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Acara rabu wekasan ini hampir sama seperti acara pasar malam sehingga banyak orang
yang berjualan makanan, pakaian, alat-alat rumah tangga, minuman, dan mainanan
anak-anak pada acara tersebut. Namun hadirnya pedagang tersebut mengalihkan fungsi
acara rabu wekasan ini hanya sebagai wisata jalan-jalan para masyarakat tanpa
mengikuti ritual yang masih dilestarikan di masjid Mamba’ut Tho’at.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Tahun demi tahun rabu wekasan ini sangat di minati di Desa Suci. Para wusatawan
datang dari penjuru Kabupaten Gresik bahkan ada yang berasal dari luar jawa.
Sekarang Rabu Wekasan ini mengalami kemunduran karena sumber air mulai
mongering karena pengalih fungsian lahan.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang ke acara ini bukan hanya warga Kecamatan Manyar saja
namun juga berasal dari penjuru Kabupaten Gresik. Pada rabu wekasan masyarakat
juga dapat menyaksikan wayang kulit, panggung sandiwara bernafaskan islam, pencak
silat, pentas seni, layar tancap, komedi putar, seni hadrah, dan lainya disesuaikan
kesepakatan panitia rebo wekasan.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Kelembagaan
Sudah terdapat panitian yang mengatur jalannya acara pada rabu wekasan. Panitia
menentukan acara yang boleh ada dalam rabu wekasan ini.
L A P O R A N A K H I R
B. Kolak Ayam Masjid Gumeno
1. Sejarah/latar belakang
Pesta Kolak Ayam Masjid Gumeno diadakan pada masjid Gumeno Desa Gumeno
Kecamatan Manyar. Acara pesta kolak ini diadakan setiap tanggal 23 Ramadhan atau
malem patlikur. Pesta ini berlangsung ratusan tahun sejak tahun 1451 Masehi. Masyarakat
Desa Gumeno biasa menyebut pesta ini sebagai sanggring. Tradisi ini bermula ketika
penyebar agama islam yaitu Sunan Dalem datang ke Desa Gumeno dengan niat
berdakwah. Beliau merintis pendirian sebuah masjid pada tahun1451 Masehi. Masjid
tersebut terkenal yaitu masjid jami’ sunan dalem. Setelah bekerja keras mendirikan masjid
dan mempersiapkan perkampungan di desa tersebut maka sunan dalem tiba-tiba sakit
namun tak kunjung sembuh. Akhirnya ia mendapat ilham yang gaib bahwa sakitnya akan
sembuh. Setelah itu Sunan Dalem memerintahkan agar masyarakat berkumpul di masjid
dengan membawa ayam jago dan membelih ayam jago tersbut. Para lelaki juga
menyiapkan bumbu-bumbu racikan untuk ayam jago tersebut. Sunan dalem
mengumumkan kalau beliau tengah membuat resep sanggring atau kolak ayam.
Selanjutnya ayam dan bumbu dimasak dalam kuali. Hanya para lelaki yang bola mengolah
panganan ini. Tetap tanggal 23 ramdhan sunan dalem memakan masakan ini bersama
masyarakat Gumeno dan diikuti hingga saat ini. Setelah memakan kolak ayam tersebut
sunan dalem telah sembuh dan sembuhnya berasal dari allah SWT.
2. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Kolak ayam ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kuliner local rasa global.
Selain sebagai obat namun juga sebagai kekayaan bangsa.
3. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Kelembagaan
Sudah terdapat kepanitiaan dan Masyarakat Pencinta Sejarah dan Budaya Gresik.
Gambar 4.27 Dokumentasi Event Wisata Kolak Ayam Masjid Gumeno
L A P O R A N A K H I R
C. Malem Selawe
1. Sejarah/latar belakang
Malam Selawe merupakan puncak dimana orang-orang melalukan itikaf dan memburu
lailatul qadar dengan berziarah ke makam sunan giri di Desa Giri Kecamatan Kebomas.
Biasanya dimulai pada malam likuran (21). Ratusan pedagang berjajar - jajar sepanjang
jalan Sunan Giri hingga Makam Sunan Giri. Sebenarnya para pedagang sudah membuka
stan sejak pertengahan ramadhan tapi puncaknya pada malam selawe. Banyak sekali yang
ditawarkan para pedagang kagetan mulai makanan, pakaian, celengan dari tanah liat,
kopiah , furniture, vas bunga, mainan dan lain-lain.
2. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Acara ini merupakan acara yang ditunggu tunggu oleh warga Gresik khususnya
.Biasanya saat malam itu , jalan yang selebar 8 meter itu dipenuhi dengan para
pedagang dan para peziarah baik dari Gresik ,luar gresik bahkan luar jawa ,ratusan
bahkan ribuan peziarah pun berada disana. Tradisi malam selawe ini telah berlangsung
selama ratusan tahun yang lalu ,dan diadakan setiap tahun nya di bulan ramadhan
.Seiring dengan banyaknya peziarah yang datang pada malam itu ,maka naluri para
pedagang pun juga ikut meramaikan suasana dengan menawarkan barang - barang
daganganya .Maka tak heran jika ruas jalan mulai dari per-empatan Kebomas sampai
komplek pemakaman Sunan Giri dipadati banyak pedagang dan peziarah .
Profil Wisatawan
Ribuan orang berziarah ke makam Sunan Giri. Momentum itu yang lantas
dimanfaatkan sejumlah pedagang menawarkan aneka oleh-oleh atau kebutuhan yang
lainnya. Tradisi Malam Selawean diwariskan turun temurun sejak zaman Sunan Giri.
D. Pasar Bandeng
Kegiatan pasar bandeng biasanya diadakan dua hari sebelum malam takbiraan idul fitri
yaitu pada malam 27 hingga 29 di bulan ramadhan. Demi menyambut hari besar ini di pasar
Kota Gresik akan dijual banyak ikan bandeng yang masih segar karena baru diambil dari
tambak. Pada tahun 2012 lokasi pasar bandeng diubah di Gedung Wahana Kreasi Tlogo Dendo
Gresik. Bandeng yang dijual pun bukan bandeng yang biasa namun dengan berat yang
mencapai 10 kg dan berharga mahal.
1. Sejarah/latar belakang
Pasar bandeng dimulai pada jaman sunan giri. Sunan giri memiliki pesantren di
kawasan bukit kedaton yang dihuni oleh santri pondok pesantren di daerah Desa Giri
Kecamatan Kebomas. Para santri yang berguru untuk memperdalam ilmu agama islam
memiliki kebiasaan mudik pada saat menjelang idul fitri. Sebelum kembali ke kampong
L A P O R A N A K H I R
halaman umumnya santri turun bukit untuk mencari oleh-oleh khas dari Kota Gresik.
Oleh-oleh khas tersebut ialah Ikan Bandeng. Sejak itu maka terjadilah lelang ikan
bandeng.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Pada kegiatan pasar bandeng tidak hanya menjual ikan bandeng namun juga menjual
kebutuhan lainnya yaitu baju, makanan, mainan anak-anak hingga aksesoris.
Aksesibilitas
Pada saat ada kegiatan pasar bandeng para wisatawan membanjiri kawasan pasar ini
sehingga jalan menuju pasar menjadi macet dan dibutuhkan lahan parkir yang luas.
Biasanya masyarakat sekitar menyediakan lahan parkir secara dadakan.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Apabila dilihat dari perkembangan kepariwisataan maka pasar bandeng bisa dikatakan
sebagai ikon wisata karena mempunyai nilai spesifik produk khas daerah gresik.
Selama ini pasar bandeng hanya dipromosikan sebatas pasar regional saja.
Profil Wisatawan
Pasar bandeng dalam perkembangannya sudah menjadi sebuah tradisi yang
pelaksanaannya tidak hanya dikunjungi oleh warga Gresik namun juga masyarakat luar
Gresik bahkan mancanegara.
E. Haul Bungah
1. Sejarah/latar belakang
Haul Akbar Bungah adalah ritual untuk memperingati wafatnya para pendiri desa
Bungah. Desa Bungah berada di kecamatan Bungah kabupaten gresik. Haul merupakan
acara peringatan rutin yang di adakan satu tahun sekali. Maksud acara haul adalah untuk
memperingatai kyai atau toko-toko penguasa pendiri desa bungah dan sekaligus untuk
menjalin silaturahmi antar warga kecamatan bungah pada khususnya dan masyarakat
Gresik pada umumnya. Pelaksanaan Haul Bungah ini di adakan di pusat kecamatan
Bungah yaitu di Alon – Alon Bungah dan di pondok pesatren qomaruddin Sampurnan
Bungah .
Dengan tujuan Silaturahmi maka berkumpulah warga Bungah dan sekitar Gresik
lainnya untuk mengunjungi acara inti Haul yang berupa kegiatan keagamaan Islam yang
sudah biasa dilakukan oleh masyarakat Gresik dan sekitarnya. Tujuan dari acara ini adalah
untuk mensyukuri dan memanjatkan do’a kedapa Allah Swt. Selain daripada itu dengan
berkumpulnya banyak orang dari segala penjuru Gresik memberikan peluang bagi para
L A P O R A N A K H I R
pedagang kaki lima musiman yang ingin mengais rejeki dengan berjualan di sepanjang
jalan menuju tempat pelaksanaan inti acara tadi.
a) Tahlil bersama yang di pusatkan di Pondok pesantren Qomaruddin Sampurna Bungah
gresik
b) Ishari yang di lakukan pada malam hari yang di hadiri oleh semua ishari se jawa timur
c) pengajian akbar
Dengan begitu diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak selain dari tujuan
religi, silaturahmi , dan juga dari sisi perekonomian warga yang bisa sedikit terbantu
dengan adanya acara Haul Bungah ini. Setiap tahunnya masyarakat Gresik dan sekitarnya
dangat antisias untuk dating pada acara Haul Bungah ini, dengan tujuan yang bermacam –
macam. Diantaranya hanya sekedar untuk jalan – jalan dan mencari barang – barang
murah yang dijual oleh para pedagang yang ada di sepanjang jalan menuju tempat acara
inti.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Banyaknya orang yang berkumpul pada suatu tempak itu akan memberikan dampak
ekonomi bagi warga sekitar yang berusaha memanfaatkan situasi yang ada untuk
mencari rezeki dengan berjualan berbagaimacam aneka makanan atau biasa kita sebut
dengan pasar dadakan.
F. Gresik Djaloe
1. Sejarah/latar belakang
Festival Gresik Djaman doele merupakan event yang diharapkan dapat merangsang
msyarakat lebih peduli pada heritage (warisan pusaka) seperti :
a) Pusaka Budaya Ragawi
b) Pusaka Budaya Tak Ragawi
c) Pusaka Alam
d) Pusaka Saujana
Pada intinya festival ini sebagai alat kampanye mengenai heritage yang nantinya akan
berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi kreatif pada masyarakat dalam bidang
kuliner khas, souvenir khas, dan jati diri masyarakat serta wilayah.
2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan
Antusiasme masyarakat yang tinggi dapat dilihat dari keterlibatan masyarakat dalam
acara tersebut. Masyarakat juga juga menjual makanan dan minuman khas dari gresik
di sepanjang jalan tempat digelarnya acara ini. Selain itu masyarakat juga mendirikan
stan souvenir sehingga memunculkan karya-karya kekhasan daerah. Juga terdapat stan-
L A P O R A N A K H I R
stan pameran foto gresik jaman dulu sehingga secara komikal masyarakat mudah
mencerna maksud dari acara ini.
3. Pasar Wisata
Jumlah dan Perkembangan Wisata
Pada event ini acara yang disajikan ialah sosok kota gresik pada jaman dahulu yang
diangkat melalui sebuah karya. Disini juga diisi dengan panggung pertunjukan yang
mengangkat aksi pengenalan budaya gresik sendiri.
Profil Wisatawan
Wisatawan yang datang pada event ini sebagian besar berasal dari Gresik karena
mereka ingin mengenang kembali sejarah terbentuknya Kabupaten Gresik, meskipun
demikian terdapat pula wisatawan yang berasal dari luar Gresik dengan tujuan untuk
mengenal Gresik lebih dalam.
4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata
Kelembagaan
Pihak yang mengadakan Gresik jaman dulu ini adalah Mataseger yaitu suatu komunitas
yang ada Di Kabupaten Gresik.
L A P O R A N A K H I R
Gambar 4.28 Dokumentasi Event Wisata Gresik Djaloe
L A P O R A N A K H I R
4.1 GAMBARAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN GRESIK .................................................... 1
4.2 POTENSI DAN DAYA TARIK WISATA ............................................................................... 3
4.2.1 Wisata Budaya ......................................................................................................... 3
4.2.2 Wisata Alam ........................................................................................................... 30
4.2.3 Wisata Minat Khusus ............................................................................................. 58
4.2.4 Event/ Kegiatan Kepariwisataan............................................................................ 65
TABEL 4.1 OBJEK WISATA KABUPATEN GRESIK ...................................................................................................... 2
GAMBAR 4.1 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM MAULANA MALIK IBRAHIM ....................................................... 6
GAMBAR 4.2 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM SUNAN GIRI ......................................................................... 10
GAMBAR 4.3 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM KANJENG TUMENGGUNG PUSPONEGORO ................................... 12
GAMBAR 4.4 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM RADEN SANTRI ...................................................................... 14
GAMBAR 4.5 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM NYAI AGENG PINATIH ............................................................. 17
GAMBAR 4.6 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM SUNAN PRAPEN .................................................................... 21
GAMBAR 4.7 DOKUMENTASI OBJEK WISATA PETILASAN GIRI KEDATON ................................................................... 24
GAMBAR 4.8 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM SITI FATIMAH BINTI MAIMUN .................................................. 27
GAMBAR 4.9 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM KANJENG SEPUH.................................................................... 29
GAMBAR 4.10 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA DANAU KASTOBA .................................................................. 32
GAMBAR 4.11 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA PANTAI LABUHAN ................................................................. 34
GAMBAR 4.12 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA PANTAI NYIMAS ................................................................... 35
GAMBAR 4.13 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA HUTAN LINDUNG .................................................................. 37
GAMBAR 4.14 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA PANTAI TINGGEN .................................................................. 39
GAMBAR 4.15 DOKUMENTASI OBJEK WISATA PANTAI DELEGAN ............................................................................ 41
GAMBAR 4.16 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA PULAU GILI DAN NOKO .......................................................... 44
GAMBAR 4.17 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA KAWASAN PANTAI SELAYAR .................................................... 46
GAMBAR 4.18 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA AIR TERJUN LACCAR .............................................................. 48
GAMBAR 4.19 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA AIR TERJUN PATAR SELAMAT .................................................. 49
GAMBAR 4.20 DOKUMENTASI OBJEK WISATA BUKIT SUROWITI ............................................................................. 54
GAMBAR 4.21 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA PENANGKARAN RUSA BAWEAN ............................................... 56
GAMBAR 4.22 DOKUMENTASI OBJEK WISATA GIRI WANA TIRTA ............................................................................ 58
GAMBAR 4.23 DOKUMENTASI OBJEK WISATA KAMPUNG KEMASAN ....................................................................... 61
GAMBAR 4.24 DOKUMENTASI OBJEK WISATA KAMPUNG ADENIUM........................................................................ 63
GAMBAR 4.25 DOKUMENTASI OBJEK WISATA SENTRA INDUSTRI SONGKOK DAN REBANA ............................................ 64
GAMBAR 4.26 DOKUMENTASI EVENT WISATA KOLAK AYAM MASJID GUMENO ......................................................... 67
GAMBAR 4.27 DOKUMENTASI EVENT WISATA GRESIK DJALOE ............................................................................... 72
L A P O R A N A K H I R