GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

119
GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA YANG BELUM DIKARUNIAI ANAK Oleh: RAHMAWATI NlM.9919016130 FAKULTAS PSIKOLOGJ UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1424 H / 2004 M

Transcript of GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

Page 1: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

GAMBARAN STRES DAN COPING

PADA lBU RUMAH TANGGA

YANG BELUM DIKARUNIAI ANAK

Oleh:

RAHMAWATI NlM.9919016130

FAKULTAS PSIKOLOGJ

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

1424 H / 2004 M

Page 2: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

GAIVIBARAN STRES DAN COPING PADA IBU RUMAH TANGGA

YANG BELUM DIKARUNIAI ANAK

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk

Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Oleh RAHMAWATI

NIM.9919016130

Di bawah Bimbingan

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAI\'1 NEGERI SYARIF IDDAYATULLAH

JAKARTA 1424 H/ 2004 M

Page 3: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang be1judul GAMBARAN STRES DAN COPING PADA IBU

RUMAH TANGGA VANG BELUM DIKARUNIAI ANAK telah diujikan dalam

sidang munaqasyah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

12 Febmari 2004. Skripsi ini telah dilerima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh Gelar Saijana Program Strata l (S l) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 12 Februari 2004

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota,

Dra. Netty Hal"iati, M. Si NIP. 150215938

Penguji I,

~ Drs. Abdul Mujib, M. Ag

NIP. 150283344

Anggola:

Pembimbing

Sekretaris Merangkap Anggota,

ah M. Si 73

Penguji II,

M.si

ah M. Si

Page 4: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

!Gu, 'l(jni a{u makjn mengerti nifaimu

'l<jimu atfafali tugu /{gliitfupan(,u

'l(amu atfafali teratai /{gtfamaian sama£t

'l(amu atfafali kjtfung raR.yat jefata

'l<jimu atfafali kj6fat nurani £ttfafam l{gfa(,uan(,u

"Sajak, I6untfa"

- CJ<gntfra -

Page 5: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

'l(µpersem6alili_sm sf{,npsi i11i

V11tuk,mama aa11 papa tercinta,

'l(pf{,a (aCm) tfan aaif&aailiJ,u tersayang

Terimali f{,asifi atas sega(a cinta t!an f{,asili sayang f{,afian untuf{,k,u

'liaaa ya11g tfapat k,u6erili.Jin untuk,mem6atas fiJ6aif{,an f{,a(ian

Jfo11ya aoa aan ucapan tcrima f{,asifi yang tak,terliingga liingga a!ijiir liayat

Semoga JI {{afi merUffai

Page 6: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi B) Februari 2004

C) Rahmawati D) Gambaran Stres Dan Coping Pada !bu Rumah Tangga Yang Belum Dikaruniai

Anak E) Xiii+ 91 Halaman + iii Lampiran F) Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya anggapan dalam masyarakat bahwa

setiap wanita dewasa yang telah menikah diharapkan perannya sebagai seorang ibu, apabila ia mau dikatakan sebagai seorang wanita yang sempurna. Namun demikian, sekitar 10% pasangan Indonesia tidak beruntung memiliki keturunan. Keadaan tersebut diawali oleh keadaan dimana seorang wanita tidak nampu untuk menjadi hamil atau kehamilan sampai melahirkan meskipun melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa memakai alat ko11trasepsi selama setahun atau lebih. Keadaan tersebut lazimnya disebut kekurangsuburan atau infertil. Adanya kenyataan infertilitas tersebut membuat wanita memiliki penghayatan perasaan akan dirinya yang berbeda dengan wanita lain. Dalam menghadapi kondisi ketidak hadiran anak bagi wanita merupakan suatu sumber stres baginya, terlebih lagi dalam proses pencarian usaha untuk mengatasi problemanya tersebut, akan semakin memicu perasaan stresnya. Ketika indiv idu mengalami stres, maka ia akan segera berusaha mengatasi stres yang dihadapinya itu. Usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi stres yang dihadapinya disebut coping.

Berdasakan alasan-alasan diatas, penulis ingin mengetahui bagaimanakah gambaran stres dan coping pada ibu rumah tangga yang belum dikaruniai anak. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode wawancara sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data dan sebagai metode penunjang dilakukan observasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 3 orang ibu rumah tangga dengan usia 40 tahun dan belum dikaruniai anak selama 5 tahun.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada dasamya ibu rumah tangga yang menjadi subyek penelitian ini mengalami stres, baik itu stres yang disebabkan oleh faktor internal seperti adanya hambatan fisik, berupa adanya gangguan hormon serta virus dan harapan yang tinggi akan punya anak. Sedanp-kan faktor eksternal seperti masalah keuangan dan hambatan sosial. Dalam menilai sumber stres individu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor personal dan situasional yaitu berupa faktor optimis yang dimiliki semua subyek peneli:ian. Sedangkan dalam melakukan upaya kontrol stres untuk menghadapi masalah belum dihadirkannya anak, hampir semua subyek menunjukan adanya sikap "penerimaan" keadaan. Adapun reaksi stres yang biasa muncul pada subyek

Page 7: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

penelitian antara lain berupa reaksi afektif seperti perasaan sedih, kecewa, gelisah, tidak percaya diri, kejenuhan dan pasrah. Sedangkan reaksi biologis adalah berupa sakit berlebihan saat menstruasi, sakit kepala dan banyak tidur. Strategi coping yang digunakan para subyek rata-rata adalah melakukan tindakan yang sifatnya langsung atau berangsur-angsur menerima dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada jika usaha yang dilakukan tidak membuahkan hasil. Pada kenyalaannya meski disadari alaupun tidak, ketiga subyek sering melakukan strategi coping yang tidak adaptif seperti menyibukkan diri dengan melakukan aktivitas lain sebagai alternalif unluk melupakan stres.

G) Dallar bacaan: 3 J (1977-2003)

Page 8: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...
Page 9: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT, Tuhan pencipta dan

pemelihara alam, yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya pada setiap mahluk

ciptaannya. Yang dengan rahmat dan karunianya penulis diberikan berbagai

kemudahan di sela-sela kesulitan yang penulis hadapi hingga akhirnya skripsi ini

dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga scnantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW,

beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, yang telah membawa cahaya terang dalam

kegelapan dunia yang penuh maksiat.

Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan begitu saja tanpa bantuan dari

berbagai pihak dalam proses penulisannya. Tiada kata lain yang dapat penulis

ucapkan, kecuali ucapan terima kasih penulis yang tak terhingga kepada semua pihak

yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Rasa syukur dan ucapan terima kasih

saya haturkan kepada:

I. Oekan Fakultas Psikologi lbu Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si. beserta seluruh

staf deka:iat dan staf tata usaha Fakultas Psikologi yang telah banyak

membantu penulis dalam proses akademik.

2. Pudek I dan sekaligus sebagai pembimbing skripsi !bu Ora. Zahrotun

Nihayah, M.Si. yang telah memberikan bimbingan, waktu, ilmu dan

wawasannya kepada penulis schingga skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.

3. Kepada Bapak Ors. Ahmad Syahid, M.Ag. selaku Pudek lII dan sekaligus

pembimbing akadcmik.

VII

Page 10: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

4. Kepada !bu Fivi Nurwanti, S.Psi. yang telah memberikan saran dan masukan

kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, terima kasih atas segala ilmu pengetahuan,

pengalaman dan nasehat-nasehat yang diberikan selama ini, semoga

bermanfar.t.

6. Pegawai perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan

Fakultas Psikologi UIN Jakarta, perpustakaan Islam Iman Jama, perpustakaan

Utama UI Depok, perpustakaan Fakultas Psikologi UI Depok, perpustakan

kesehatan Masyarakat UI depok, perpustakaan Soemantri Brojonegoro dan

perpustakaan Unika Atmajaya, yang telah membantu dan melayani dengan

penuh keramahan.

7. Kepada para responden yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

wawancara, terima kasih atas bantuan dan informasinya, semoga Allah SWT

menghendaki k<!ingman kalian.

8. Yang tercinta Mama dan Papa, yang selalu memberikan dukungan baik moril

ataupun materil, yang dengan tulus mengiringi langkah penulis deng~n do' a

dan kasih sayangnya, serta atas pengertian dan kepereayan sepanjang waktu,

semoga selalu dalam lindungan-Nya.

9. Kaka (Alm) Abdul Halim, walaupun dirimu telah tiada namun kenangan

bersamamu tetap kukenang dan takl .an terl upa.

IO. Adik-adikku tersayang, Haris dan Sa'diah yang dengan caranya masmg­

masing telah membantu, mengkritik dan mendorong kakanya agar segera

menyelesaikan kuliahnya. Adik-adik kccilku, Amel dan Lia yang telah

VIII

Page 11: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

memberikan keceriaan dan warna mdah dalam kchidupan ini dengan canda

tawa dan kenakalan kalian. Aku sayang kalian semua.

11. Teman-teman seperjuangan Psikologi '99, Omah yang selalu memberikan

Support bahwa aku bisa; Nur, Lenny terima kasih atas persahabatannya

selama ini, semoga persahabatan ini terus berlanjut; Neni, Farid, Ka' Novi dan

teman-teman lain yang tak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas

bantuan dan dukungan kalian.

12. Jamilah dan Omah yang telah membantu dan menemani penulis dalam proses

penelitian.

13. Tuti dan Mila, yang telah banyak membantu dan memberi dukungannya

kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. Tetaplah bersemangat

dan berjuang untuk menja/ani tantangan hidup ini.

14. Kepada semua pihak yang telah banyak berjasa baik secara langsung ataupun

tida!; langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, Semoga Allah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kalian 3emua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempumaan, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik untuk menyempumakan skripsi ini. Semoga

skripsi ini bukanlah hasil karya terakhir yang dapat penulis hasilkan.

IX

Beka.si, Februari 2004 M Dzulhijjah 1424 H

Penulis

Page 12: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...
Page 13: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

DAFTARISI

ABSTRAKSI . . . . . .. . ... . .. . ... .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . . . . .. . .. . .. . .. . .. . ... . . . ... ... .. . .. .. .. .. . . . . .. . ... .. . .. . . . . v

KATA PENGANTAR ······················································································ VII

DAFT AR ISI . . . .. . . . . ... ... . .. . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . ... ... . .. . .. ... . . . ... . . . . .. . . .. .. .. . ... . . ... . .. . . .. .. . .. x

DAFT ART ABEL . . . . .. . .. . . . . . . . ... .. . .. . .. . . .. .. . . . . .. . .. . . .. .. . . . . ... .. . .. . . . . .. ... . ...... .. .. . . .. ... .. . .. . X11

DAFT AR LAl'vlPIRAN . . . . .. . . . . .. . . . .. . . . . . .. . . . . . . . ............ ... .. . ... .. . .. . .. ... . .. . .. . .. .. . . . . . . . . . . . Xlll

BAB I

BAB ll

PENDAHUL_UAi"\l

A. La tar Belakang Masalah .......................................................... .

B. Pembalasan Dan Perurnusan Masalah . . .. ... . . . ... ... .. . .. . .. . .. . .. ... . . . .. . . . 11

C. Tujuan Penelilian dan Manfaal Penelitian .. . . . .. . ... ... .. . . . . .. . . .. .. . . . . .. . 12

D. Sislematika Penulisan . . .. . . . . . .. . . . .. . .. . . . . .. . ...... .. . .. . . . ... . .. .. . . . . .. . . . . .. . . . . . 13

KAJIAN TEORI

A. Stres ....... .

B. Coping

C. !bu Rumah Tangga .

D. Nilai A1ti Anak Bagi Orang Tua ..

E. lnferlililas

F. Slres dan Coping Pad a !bu Rumah Tangga Yang Belum Di

Karuniai Anak ....... .

x

14

25

32

35

38

45

Page 14: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

BAB III METODOLOGI PENELJT!AN

A. Subyek Pendilia11 .

B. Teknik Pengurnpula11 Dala ..

C. l11slrurne11l Pengumpulan Dala

D. Analisa Dal a .....

E. Tahapan Pt:nelilian ...

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Subyt:k Penelilian ......................................... .

B. A.nalisis Individual Subyek ....................................................... .

C. Analisa Anlar Subyek ................................................................ .

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Diskusi ...................................................................................... .

C. Saran-saran .......... .

DAFT AR PUST AKA

LAMPIRAN-LAMPIRA:~

XI

51

52

52

53

54

56

57

72

82

86

88

Page 15: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

DAFTAR TABEL

Tabel I. Gambaran Umum Subyek Penelitian ..................................................... 56

Tabel 2. Perasaan Yang Muncul Karena Belum Hadirnya Anak ......................... 75

Tabel 3. Nilai Anak Bagi Subyek ........................................................................ 75

Tabel 4. Penyebab Infertilitas .............................................................................. 76

Tabel 5. Gambaran Stres....................................................................................... 76

Tabel 6. Gambaran Coping................................................................................... 79

XII

Page 16: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pernyataan kesediaan

2. Lembar Pedoman Wawancara

3. Lem bar Observasi

xiii

Page 17: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...
Page 18: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

A. Latar Belakang Masalah

BAB I

PENDAHULUAN

Keluarga dan anak umumnya menjadi topik pembicaraan apabila dua orang

sahabat lama baru berjumpa. Jarang sekali dalam perjumpaan semacam itu antara dua

orang sahabat membicarakan soal kekayaan. Hal · tersebut menggambarkan bahwa

anak mempunyai nilai yang amat penting dalam kehidupan seseorang atau keluarga,

melebihi nilai harta kekayaan. Nilai anak bagi orang tua dalam kehidupan sehari-hari

dapat diketahui, antara lain dari adanya kenyataan bahwa anak menjadi tempat orang

tua mencurahkan kasih sayang, anak merupakan sumber kebahagiaan keluarga, anak

sering dijadikan bahan pertimbangan oleh sepasang suami istri untuk membatalkan

keinginannya untuk bercerai, kepada anak nilai-nilai dalam keluarga disosialisasikan

dan harta kekayaan keluarga diwariskan dan anak juga menjadi tempat orang tua

menggantungkan berbagai harapan. 1

Kelahiran anak merupakan tujuan hidup yang paling penting demi

melestarikan kelangsungan spesies manusia. Tanpa memandang ha! itupun, kita juga

merasakan bahwa kelahiran anak dibutuhkan demi terciptanya keseimbangan dalam

berkeluarga. 2 Karena itu, rumah yang kosong dari keberadaan anak-anak akan

1 T.O.lhromi, /Junga Rampai Sosiologi Keluarga,(Jakarta: Yayasan Obor,1999), h.226

'Ali Qaimi, !Juaian !bu Diantara Surga clan Neraka, (Bogar: Pcncrbit Cahaya, 2002), cet.J:e-1, h. 12

Page 19: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

2

menjadi hampa, mematikan jiwa, serta sepi dari canda tawa dan kegembiraan. Anak

adalah salah satu unsur kebahagiaan lahir dan bathin seria dunia dan akhirat dalam

kehidupan setiap manusia.3 Seperti firrnan Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 46 :

)I 0 J. ,,. 0 J. 0

( i \ : ~I) ... lJ::Ui ;;t,;:;.JI ~_j 0 _,.'.;JI) J WI , ,

"Harta dan a11ak-a11ak adalah perhiasan kehid11pa11 d1111ia ........... "

Pada ayat diatas, jelas Allah nyatakan dalarn satu ha! bahwa harta dan anak

adalah perhiasan l:ehidupan dunia ini. Dengan dernikian unsur yang rnenjadikan

manusia rnerasakan adanya kesenangan, kehorrnatan, dan hiburan apabila pada

dirinya terdapat harta kekayaan dan anak sekaligus. Apabila hanya harta kekayaan

saja yang dimiliki, maka rasa bangga dun hiburannya kurang. Begitupula jika dia

hanya mendapatkan anak, sedang kekayaan harta tidak ada, maka kebanggaan dan

hiburan yang diperolehnya juga hanya sebagian saja. Akan tetapi, jika dibandingkan

harta dan anak, maka anak lebih besar rnernberikan kebanggaan dan hiburan dari p~.da

hart a.

Fakta ini mernbuktikan kepada kita bahwa fitrah-suatu benih yang telah Allah

tanamkan dalam hati rnanusia sejak azali-untuk senang punya anak, rnerupakan tabiat

dasar orangtua. Karena itu, orangtua yang senang mempunyai anak adalah orangtua

yang bermental sehat dan berperasaan manusiawi.4

3 Syah Minan Zaini, Arti Anak Bagi Seorang Mus/im,(Surabaya:Al-Ikhlas), h. 103

4 M. Thalib, Memalzami 20 Sifat fltralz Manusia,(Bandung, lrsyad Baitussalam,1997), eel. ke5, h.19

Page 20: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

3

Betapa pentingnya kedudukan seorang anak dituangkan pula dalam UUD RI

No.4 tahun 1979, yang menyatakan bahwa anak adalah potensi serta penerus cita-cita

bangsa yang dasamya telah ditetapkan oleh generasi sebelumnya. 5

Bagi sebagian besar pasangan suami istri kehadiran anak merupakan suatu ha!

yang sangat didambakan dalam perkawinan. Hal tersebut tercermin dalam hasil survei

demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994, 77,6% responden wanita

menginginkan anak dengan segera. 6 Salah satu alasan untuk mendambakan kehadiran

anak bahwa menjadi orang tua dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan persoaal.

Khususnya bagi wanita, mempunyai anak merupakan suatu cara untuk dianggap

dewasa. 7 Meskipun sebagian besar pasangan suami istri mendambakan kehadiran

anak, namun sayangnya t'dak setiap perkawinan dianugerahi keturunan. Di Indonesia

kira-kira I 0-20 % perkawinan mengalami kesulitan untuk memperoleh anak. 8 Hal

tersebut didukung oleh data SOK! tahun 1994 bahwa diperkirakan sekitar I 0% dari

jumlah pasangan usia subur merupakan pasangan infertil. 9 Keadaan tersebut diawali

oleh keadaan dimana seorang wanita tidak mampu untuk menjadi hamil atau

kehamilan sampai melahirkan meskipun melakukan hubungan seksual secara teratur

5 Sudraji Sumapraja, Beberapa !Jal Penelitian Klinik Pasangan Infer/ii, (Depok: Fakultas Kcschatan Masyarakat UI, 1980), h.2

6 Survei Demografi dan Kesehatan lndonesia,1994

7 Dyah,R.Rahmani dan Ana Nadya Abrar, lnfertilitas Dalam Perspektif.!ender, (Yogyakarta: Pusat pcnelitian UGM, 1999), h. 8

8 Sudraji Sumaprja, Beberapa Hal Pene/itian K/inik Pasangan !tifertil, op.cit, h.2

9 Survei Demografi dan Kcschatan Indonesia, 1994

Page 21: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

4

tanpa memakai alat kontrasepsi selama setahun atau lebih. Keadaan tersebut lazimnya

disebut kekurangsuburan atau infertil. 10

Erikson dalam teorinya mengenai tahapan siklus hidup mengemukakan

bahwa tiada rasa kedamaian dan kepuasan pada orang tua manakala tidak diperoleh

keturunan, hidup tanpa keturunan adalah hidup tanpa kepastian dan tanpa tujuan.

Oleh karena itu bagi pasangan yang tidak memperoleh keturunan, faktor psiklogis

atau psikiatrik, psikoreligius menjadi penting artinya. 11 Selanjutnya Erikson

menjelaskan bahwa tahapan siklus hidup ini disebut dengan tahap generativitas

versus stagnasi, ciri tahap generativitas adalah perhatian terhadap apa yang

dihasilkan-keturunan, produk-produk, ide-ide, dan sebagainya-serta pembentuk dan

penetapan garis-garis pedoman untuk generasi-generasi mendatang. Apabila

generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadian akan mundur, dan

mengalami pemiskinan serta stagnasi. 12 Maka apabila orang tua tidak memperoleh

keturunan kemungkinan yang akan terjadi pada individu tersebut akan mengalami

stagnasi.

Kekurangsuburan atau infertilitas dapat dikatakan sebagai pengalaman yang

stresjul, karena pasangan suami istri mempersepsikan masalah infertilitas sebagai

'0 Barbara Eck Menning, JnjertilityA Guide Behavior and The Sick Role, (American

Sociological Review, 1977), h. l O

11 Dadang Hawari, Al-qur'an dan I/mu Kesehatan Jiwa, (Jakarta: Perpustakaan Masjid lstiqlal, 1992), cet.ke-2, h. 379

12 Calvin S.Hall and Gardner Lindzcy, Teori-teori Psikodinamik {klinis), (Jakarta: Kanisius, 1993), h.153

Page 22: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

5

ancaman terhadap kesejahteraan mereka, karena salah satu unsur keluarga sejahtera

adalah bila mana dalam keluarga itu ada ketunman (anak)u Menurut Menning,

adanya stresfit! pada infertilitas karena timbul perasaan-perasaan "kehilangan". 14

Sedangkan perasaan "kehilangan" terseb11t bisa bermacam-macam, seperti perasaan

kehilangan ha1 ga diri, self esteem, dan hubungan dengan orang lain.

Akibat dari keadaan tidak memiliki anak menimbulkan masalah pada pihak

wanita atau ibu rumah tangga terutama masalah-masalah emosional. Selain itu dalam

suatu penelitian terungkap bahwa 80% wanita infertil memperoleh komentar negatif

dari orang Jain. Sedang sebagian terberat bagi wanita yang mengalami infertilitas

ialah jika pembicaraan berkisar tentang kehidupan keluarga dan menjadi orang tua,

karena ha! itu menimbulkan perasaan bahwa ia sangat berbeda dari yang lain. 15

Adanya konflik-kontlik emosional dan penghayatan perasaan akan dirinya yang

berbeda dengan wanita yang memiliki anak akan mengurangi kegembiraan dan

kebahagiaannya. Disisi lain, kebahagiaan dan kegembiraan dalam kehidupan

seseorang merupakan salah satu indikator yang penting bagi kesehatan mental.

Sebaliknya, ketidakmampuan seseorang untuk merasakan kegembiraan dan

kebahagiaan merupakan indikator dari kurang sehatnya ia dalam menjatani

kehidupannya. 16

13 Dyah P. Rahmani dan Ana Nadya Abrar, Inferti/itas Dalam Perspektif Jender, op.ci/,.cil, h.8

1•1 Barbarn Eck Menning, Infertility A Guide Behavior And the sick ro/e,op.cil, h.130

15 Dyah, P. Rahmani dan Ana Nadya Abrar, op.cit, h.9

16Ibid

Page 23: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

6

Dalam rr enghadapi kondisi ketidak hadiran anak bagi wanita merupakan

suatu sumber stres tersendiri baginya, terlebih lagi dalam proses pencarian usaha

untuk mengatasi problemanya tersebut, akan makin memicu perasaan stresnya.

Stres adalah tuntutan yang datang dari luar atau dari dalam yang dinilai

seseorang sebagai suatu hal yang tidak dapat diatasi sehingga membebani dirinya.

Semua stimulus baik itu berupa tuntutan lingkungan, fisik atau sosial yang dapat

menimbulkan stres disebut stresor. Stres tidak harus selalu mengakibatkan sesuatu

yang bersifat negatif (dis/res), sebaliknya stres juga dapat menghasilkan sesuatu yang

bersifat positif (eustres). Hal ini tergantung bagaimana diri individu menilai stres

tersebut.

Hasil dari penilaian diri individu terhadap stres tersebut, dapat menimbulkan

reaksi. Reaksi msing-masing orang terhadap sumber stres yang sama dapat saja

berbeda-beda, namun bila stres yang dialami kuat dan lama, maka terkadang muncul

pola reaksi yang hampir sama. Pola reaksi tersebut adalah reaksi afektif seperti

kecemasan, frustasi dan depresi. Reaksi kognitif seperti kurang bisa berkonsentrasi

dan berfikir jernih. Sedangkan reaksi biologis terhadap stres seperti sakit kepala, sakit

yang berlebihan pada saat menstruasi, banyak '.idur atau sulit tidur, dan lain-lain. Atau

bahkan menimbulkan reaksi-reaksi lain seperti cenderung menjadi tidak rasional atau

aneh.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan stres pada umumnya tidak hanya

disebabkan oleh satu faktor hambatan saja. Melainkan lebih disebabkan oleh

beberapa faktor dintaranya adalah: Pertama, presure; atau tekanan yaitu adanya

Page 24: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

7

harapan-harapan atau tuntutan untuk bertingkah laku terte'ltu. Kedua, frustation yaitu

dorongan dari lingkungan yang menghalangi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Ketiga, change; atau perubahan yaitu semua perubahan dalam kehidupan yang

disadari oleh individu membutuhkan sesuatu penyesuaian diri. Keempat, konflik yaitu

konflik antara dua kebutuhan atau tujuan dan Kelima adalah kecemasan yaitu rasa

takut yang terkadang sifatnya tidak rasional.

Melahirkan keturunan pada manusia adalah bagian dari kehendak tuhan. 7 Hal

ini dijelaskan dengan baik dalam firman Allah surat Asy-syuura ayat 49-50:

"Kep1111yaa11 Allah/ah kerajaan /angil dan bumi, IJia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia 111e111berika11 anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. "

"A tau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapayang Dia kehendaki, sesungguhnya Dia maim 111enge1ahui lagi maha kuasa. "

Al-qu'ran merujuk paling tidak kepada dua nabi yaitu Zakaria as dan Ibrahim

as, yang isterinya tidak dapat mengandung tetapi akhimya mengandung ketika

mereka telah berusia lanjut. Seperti yang tercantum dalam finnan Allah surat Al-

Imran ayat 40:

7 Abu Fad! Muhsin Ebrah, ;Jborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan, (Jakarta: Mizan, I 997), cet.l, h.89

Page 25: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

8

, J 0

(i. :01~1) ;:.~ c: ~ " Zakaria herkata: Ya 71tha11k11, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat //m da11 isterik11p11n seorang yang mandul, be1fir111an Allah: Demikianlah, Allah her/mat apa yang dikehe11daki-Nya."

Dan firman Allah dalam surat l-luud ayat 72:

... / ... ~ i:-:?J Iii 0) ~

" /steri!~ya herkala: su11gguh 111e11ghera11ka11, apakah aku akan melahirkan pada ha/ ak11 adalah seaorang peremp11a11 tua, dan i11i suamikup1111 dalam keadaa11 ya11g sudah tua pula ? ses1111gg11h11ya i11i henar-henar suatu yang sa11gat a11eh. "

Dengan demikian, dari rujukan-rujukan mengenai ketidaksuburan dalam Al-

qur'an jelaslah bahwa ada orang-orang y~ng tidak bisa mengandung. Tetapi ha! ini

bisa berubah dengan adanya ketabahan, kesabaran serta adanya upaya-upaya untuk

lebih mendekatkan diri dengan cara berdo'a, banyak beribadah dan menyerahkan

segalanya pada yang maha kuasa dari individu tersebut. Namun itu semua juga tak

lepas dari kehendak Allah. Dan sebagai salah satu contohnya terjadi pada keluarga

pasangan bapak Amien Rais dan ibu Kusnariyati Sri Rahayu. Selama sepuluh tahun

pertama pemikahannya ia belum dikaruniai anak. Berbagai upaya pengobatan telah

dilakukan, sampai suatu saat mereka mendapat kesempatan naik haji kemakkah. Di

depan ka'bah mereka memanjatkan do'a, memohon kepada Allah agar memenuhi

keinginan mereka akan keturunan. Setelah beberapa bulan sang istri akhimya

Page 26: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

9

dinyatakan hamil, selanjutnya setelah anak pertama lahir, setiap dua tahun sang isteri

hamil lagi.8

Pengalaman individu dalam menanggulangi masalah infertilitas merupakan

sesuatu yang unik, artinya penghayatan individu terhadap masalah akan berbeda­

beda. Dengan demikian stres yang dirasakanpun bermacam-macam. Karena didorong

keinginan yang kuat untuk memperoleh ketunman maka individu yang mengalami

masalah infertilitas pada umumnya akan berupaya untuk mencari j:ilan pemecahan.

Usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi

stres yang dihadapinya ini disebut coping.

Coping merupakan segala usaha yang dilakukan seseorang untuk mengatasi

stres atau tuntutan beban emosi yang dialaminya. Menurut Lazarus, 17 coping adalah

respon terhadap stres yang mempunyai dua fungsi, yaitu: memecahkan masalah

dengan cara merubah masalah yang dihadapinya, mempertahankan tingkah laku

ataupun merubah kondisi lingkungan, dan memecahkan masalah dengan cara

meredakan atau mengatur tekanan emosional yang ditimbulkan oleh situasi.

Ketika individu mengalami stres, maka ia akan segera berusaha mengatasi

stres yang diharlapinya itu. Jika individu merasa mengatasi stresor secara konstruktif

maka usaha yang dilakukannya cenderung kepada coping yang terpusat pada masalah

(Problem Focused Coping), yaitu tindakan yang diarahkan untuk mengontrol sumber-

8 www.m-amienrais.com/potrct/dctail asp?pid=7

17Lazarns.R.P., Pa11em of adjusmenl, (Tokyo, Kogagusha: MC.Graw Hill co,1994), h.74

Page 27: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

10

sumber stres. Sedangkan jika individu merasa tidak yakin akan kemampuannya untuk

dapat mengatasi stresor yang dihadapi maka usahanya cenderung kepada coping yang

terpusat pada emosi (Fmmim1 Focused Coping), yaitu tindakan yang diarahkan untuk

memodifikasi fungsi emosional saat menghadapi stresor. Dan pada kenyataannya

individu biasanya menggunakan kedua jenis coping ini secara bersamaan dalam

menghadapi stres.

Coping merupakan salah satu faktor yang membuat kondisi seseorang tetap

stabil. Individu yang mampu melakukan coping yang adaptif akan mampu melakukan

penyesuaian usaha-usaha kognitif, emosi serta perilaku dengan tujuan mengurangi

atau menghilangkan kondisi yang tidak menyenangkan se1ta menegangkan diluar

batas kemampuan yang dimilikinya, serta ketegangan emosional yang disebabkan

kondisi tersebut. Seorang wanita atau ibu rumah tangga yang mengalami masalah

infertilitas dituntut untuk memiliki kemampuan ini. Tanpa coping yang efektif dan

adekuat, seorang wanita atau ibu rumah tangga tidak akan mampu menjalankan

fimgsi clan peranannya sebagai seorang istri untuk suaminya, sebagai seorang anak

untuk keluarganya atau sebagai karyawan sebuah instansi, sebagai anggota

masyarakat, sebagai warga negara, sebagai diri pribadi dan juga sebagai mahluk

tuhan.

Oleh karena itu sangatlah menarik untuk menggali berbagai penghayatan

stres dalam menghadapi masalah infertilitas serta mendapatkan informasi tentang

bermacam upaya untuk n:enanggulangi permasalahannya.

Page 28: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

11

Berdasarkan alasan-alasan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk

mengkaji lebih mendalam mengenai Gambaran Stres Dan Coping Pada Ibn

Rumah Tangga Yang Belum Dikaruniai Anak karena dirasa tuntutan untuk

memiliki keturunan sebagai seorang ibu rumah tangga cukup tinggi dan rentan sekali

terhadap stres. Semoga penelitian ini mendaptkan ridlo Allah yang maha kuasa dan

dapat berrranfaat, amin.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Supaya penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas penulis merasa perlu

untuk membatasi masalah penelitian mengenai stres dan coping pada ibu rumah

tangga yang belum dikaruniai anak, masalah penelitian ini hanya terfokus pada hal­

hal sebagai berikut:

1. Stres yang dimaksud adalah tuntutan atau sumber stres yang datangnya dari

luar atau dari dalam diri individu tersebut yang dinilainya sebagai suatu ha!

yang tidak dapat diatasi lagi sehingga membebani dirinya.

2. Coping yang dimaksud adalah suatu upaya yang dilakukan individu tersebut

untuk mengurangi atau menghilangkan sumber stres tersebut apakah dengan

jenis strategi coping terpusat pada masalah atau coping terpusat pada emosi

atau bahkan menampilkan coping yang maladaptive atau individu tersebut

mengkombinasikan ketiga jenis coping tersebut secara bersamaan.

3. !bu rumah tangga yang dimaksud adalah ibu rumah tangga yang telah

menikah dengan sah dan berusia 40 tahun, dan belum dikaruniai anak lebih

Page 29: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

12

dari lima tahun. Karena pada masa ini individu tersebut mengalami tuntutan

yang lebih besar untuk segera memiliki anak.

Adapun perumusan masalalmya adalah sebagai berikut :

I. 13agaimanakah ga111lx1ran stres pada ibu rumah tangga yang belurn dikaruniai

anak?

2. Coping yang bagairnanakah yang diterapkan oleh ibu rumah tangga yang

menghadapi sires karena belum dikaruniai anak?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai stres dan coping ibu rumah tangga yang belum dikaruniai

anak bertuj uan untuk :

I. Mengetahui gambaran stres pada ibu rumah tangga yang belum

dikaruniai anak.

2. Mengetahui coping yang di gunakan untuk menghadapi stres tersebut.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis. Dari sisi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmiah bagi pengembangan keilmuan bidang psikologi terutama tntang

psikologi wanita atau ps.kologi keluarga. Secara praktis, diharapkan penelitian ini

dapat bermanfaat bagi pembacanya terutama bagi wanita yang mengalami masa!ah

infe1iilitas dan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi penelitian selanjutnya

yang tertarik untuk meneliti topik yang sama.

Page 30: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

13

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB 11 : Kajian teori berisi tentang Stres yang mencakup definisi stres, sumber­

sumber stres, faktor··faktor penilaian individu terhadap reaksi stres,

perbedaan individu terhadap reaksi stres, dampak stres. Coping mencakup

definisi Coping dan jenis-jenis strategi Coping. lbu rumah tangga. Nilai

arti anak bagi orang tua. lnfertilitas yang mencakup definisi Infertilitas,

Infertilitas sebagai sumber stres, Infertilitas sebagai sumber krisis. Dan

yang terakhir tentang dugaan Stres dan Coping pada Ibu rumah tangga

yang belum dikaruniai anak.

BAB 111: Metodologi penelitian meliputi subyek penelitian, teknik pengumpulan

data, instrumen pengumpulan data, analisa data dan tahapan penelitian.

BAB IV : Analisa data, meliputi gambaran umum subyek penelitian, analisis

individu subyek penelitian meliputi gambaran umum, gambaran stres dan

gambaran coping dan analisis antara subyek

BAB V : Penutup, meliputi kesimpulan, diskusi dan saran-saran.

Page 31: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...
Page 32: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

BABU

KAJIAN TEORI

A. Stres

I. Pengertian Stres

Hans Selye M.D. memberikan definisi stres dalam term fisiologis sebagai

suatu kondisi yang dirnsakan oleh badan sebagai akibat dari adanya situasi yang

menekan. Situasi yang mcnckan ini bisa bcrbentuk fisik (nyata ) atau strcs yang

sifatnya non fisik atau bersifat psikososial, seperti kegagalan berturut-turut dialarni,

rasa bersalah, rasa tak aman dan kondisi-kondisi serupa. Akioat dari pada adanya

stres yang sifatnya eksternal atau internal, bahkan kedua-duanya sekaligus, rnaka

tubuh akan memobilisasikan sistem reaksi defensif yang disebut general adaption

syndrorn, yaitu suatu kejadian yang sifatnya hipotetis dalarn badan yang tirnbul

sebagai reaksi tangkisan pada saat terjadinya situasi yang rnenekan. 1

Richard S. Lazarns dan Folkman rnendefinisikan stres dalam tenn psikologi

dalarn definisinya mengatakan bahwa seseorang yang rnengalarni stres secara

psikologis ketika ia rnenilai tuntutan yang datang dari lingkungan luar atau dari dalarn

dirinya sudah rnembebani dan rnelebihi kemampuannya untuk mengatasi tuntutan

tersebut. 2

1 W.F. Maramis, Catalan I/mu Kedokteran Jiwa, (Surabaya: Airlangga University Press, 1998), Cet. ke-7, h. 85

2 Lazarus, Pallern <!fil<ijus111e111, (Tokyo: Mc.Graw-Hill Book co, 1994), h. 47

14

Page 33: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

15

Sedangkan Sarafino, mendefinisikan stres sebagai suatu keadaan yang timbul

ketika individu dan lingkungannya mendorong seseorang mempersepsikan adanya

ketidak sesuaian antara tuntutan dari situasi yang ada dengan sumber yang

dimilikinya baik .;ecara biologis, psikologis atau sistem sosial. 3

Definisi ini menjelaskan bahwa seseorang dikatakan mengalami stres apabila

ia tidak lagi dapat memenuhi tuntutan dari lingkungan atau situasi yang ada dengan

apa yang ia miliki.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stres adalah

tuntutan yang datang dari luar atau dari dalam diri yang dinilai seseorang sebagai

suatu ha! yang tidak dapat lagi diatasi sehingga membebani dirinya.

2. Sumber-sumber Stres

Ada banyak keadaan yang dapat menimbulkan stres bagi manus1a, semua

stimulus baik itu berupa tuntutan lingkungan, fisik atau sosial yang dapat

menimbulkan stres disebut stresor.

Ada beberapa har° yang dapat dikatakan sebagai sumber st res, yaitu: 4

a. Presure

Presure atau tekanan disebabkan oleh adanya harapan atau tuntutan untuk

bertingkah laku tertcntu. Ada dua jenis presure atau tekanan, yaitu perform dan

conform, perform adalah keadaan dimana seseorang diharapkan untuk

3 Sarafino. flea/th Psycho/ogy:Biop.1yc/10/ogy lnteraclion, (Canada: Jhon Willey And Sons, 1994), h. 74

'Ibid h.56-60

Page 34: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

16

rnengerjakan suatu tugas dengan cepat, efisien dan sukses. Sedangkan conform

adalah keadaan dirnana seseorang dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan

harapan orang lain.

b. fi·ustation

fl·ustation atau frustAsi adalah dorongan dari lingkungan yang

menghalangi seseorang untuk melakukan sesuatu. Hambatan yang terjadi inilah

yang menyebabkan frustasi. Frustasi tinggi dibagi menjadi 2 jenis yaitu kegagalan

(failure) dan kehilangan (losses). Kegagalan te1jadi ketika seseorang memasang

target yang terlalu tinggi kemudian gaga! melaksanakannya. Sedangkan

kehilangan terjadi ketika seseorang merasa kehilangan sesuatu atau seseorang

yang sangat berarti dalam kehidupannya.

c. Change

Semua change atau perubahan dalam kehidupan yang disadari oleh

individu membutuhkan suatu penyesuaian diri (readjusment).

d. Conflict

Cm1f!ict terjadi apabila dua atau lebih motivasi atau kecenderungan

bertingkah laku yang ada sating bertentangan dan bersaing untuk dipenuhi,

konflik terbagi menjadi tiga yaitu:

I) Approach-approach conflict

Konflik ini melibatkan dua alternatif yang sama-sama menyenangkan atau

positif Sebagai contoh kita menghadapi pilihan untuk makan atau tidur

setelah beraktivitas seharian.

Page 35: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

17

2) Avoidani;e-avoidance cmif!ict

Bertentangan dengan Approach-approach conflict, konflik ini melibatkan dua

altematif yang sama-sama tidak menyenangkan. Contohnya adalah ketika

seseorang harus mernilih harus terus bekerja dibawah tekanan atau hidup

sebagai pengangguran.

3) Approach-avoidance conflict

Approach-avoidance conflict ini merupakan kontlik yang paling sulit untuk

diselesaikan karena mempunyai tujuan yang rnenyenangkan clan dilain pihak

tidak menyenangkan. Kontlik ini sering kali mernbuat kebin1:,>ungan bagi

mereka yang menghadapinya karena dilain pihak mereka menginginkan

tujuan yang menyenangkan yang akan dicapai, namun dilain pihak mereka

juga tidak menyukai konsekuensi yang tidak menyenangkan yav g akan

didapat.

e. Anxiety

Anxiety atau cemas terkadang dianggap memiliki arti sama dengan takut.

Ketakutan muncul apabila seseorang terancam oleh sesuatu yang spesifik clan

terlokalisir. Namun berbeda dari ketakutan, kecemasan adalah rasa takut yang

sifatnya subyektif clan umumnya terl<adang sifatnya tidak rasional. Dalam kadar

yang kecil kecemasan bisa merangsang seseorang untuk menjadi lebih peka clan

responsif terhadap berbagai situasi. Tetapi pada kadar yang lebih besar kecemasan

bisa membagi perfomance seseorang yang pada akhimya dapat menyebabkan

terjadinya stres.

Page 36: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

18

Ketakutan dan kecemasan dapat ditimbulkan oleh ha! yang belum terjadi dan

efeknya lebih terasa. Ketakutan dapat menimbulkan sires karena individu

membayangkan bahwa sesuatu yang buruk dapat menimbulkan friJstasi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaiau individu terhadap situasi

st res

Penilaian individu terhadap situasi yang dianggap stresful bergantung pada

dua faktor yaitu faktor individu dan faktor lingkungan atau situasi. 5

a. Faktor individu. Yang tercakup dalam faktor individu adalah intelektual, motivasi

dan karakteristik kepribadian. Salah satu contoh adalah yang berkaitan dengan

self esteem adalah individu yang mempunyai self esteem tinggi cenderung

berkeyakinan bahwa dirinya memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi

segala tuntutan, sehingga situasi lebih dipersepsikan sebagai tantangan dari pada

ancaman.

b. Faktor lingkungan atau situasi. Ada beberapa hal yang terkait dengan situasi yang

mernpengaruhi penilaian individu terhadap situasi stres yaitu:

I) Tuntutan yang sangat kuat, kejadian yang mencakup tuntutan yang sangat

kuat dan memiliki kecenderungan untuk terlihat sebagai sesuatu yang stresful.

2) Transisi kehidupan, kehidupan memiliki banyak kejadian besar yang

menandai dari satu kondisi atau fase kekondisi atau fase lainnya dan hal

tersebut mengakibatkan timbulnya perubahan-perubahan penting dan

5 Ibidh.77-79

Page 37: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

19

tuntutan-tuntutan baru dalam kehidupan seseorang. Yang termasuk dalam

masa transisi antara lain saat mulai sekolah, saat masuk dalam komunitas

baru, mencapai masa pubertas, saat menikah, menjadi orang tua dan

sebagainya. Stres juga dapat muncul karena transisi kehidupan yang terjadi

tidak pada waktunya. Terkadang kejadian seperti perkawinan, mempunyai

anak, atau tidak selalu terjadi pada saat yang tepat seperti yang diharapkan

individu.

3) Kurangnya kejelasan dari situasi (Amhiquity), efek dari ketidakjelasan mt

tergantung pada tipe dari ketidakjelasan yang ada.

a) Ketidakjelasan peran (Role Amhiquily), muncul ketika informasi mengenai

tugas atau fungsi seseorang tidak jelas atau membingungkan.

Ketidakjelasan peran seringkali meningkatkan stres seseorang karena

mereka ragu-ragu atas tindakan fan keputusan mereka.

b) Ketidakjelasan bahaya (Harm Amhiquity), muncul ketika ketidakjelasan

akan kemungkinan adanya bahaya atau ada tidaknya kemampuan untuk

menghadapi tuntutan situasi, tidak jelas. Efek dari ketidakjelasan tipe ini

terhadap stres sangat tergantung pada kepribadian, kepercayaan dan

pengalaman umum dari seseorang.

c) Harapan mengenai situasi (Desirability Of The Situation). Kejadian yang

tidak diharapkan untuk terjadi umumnya lebih menimbulkan stres, namun

bukan berarti kejadian yang diharapkan tidak mungkin menimbulkan stres.

Page 38: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

20

d) Kemampuan untuk mengontrol sumber stres adalah usaha untuk merubah

atau menghambat sumber stres. Orang cenderung menganggap bahwa

situasi yang tidak terkontrol akan lebih mudah menimbulkan stres

daripada situsi yang terkontrol. Ada dua tipe kontrol yaitu pertama,

dengan kontrol tingkah laku, individu dapat mempengaruhi akibat yang

ditimbulkan dari suatu kejadian dengan melakukan tindakan tertentu.

misalnya individu yang mengalami sakit kepala tidak akan terlalu

merasakan stres apabila ia punya kemampuan untuk melakukan sesuatu

untuk menghilangkan sakit kepala. (misalnya dengan meminum obat,

memijat kepala). Kedua, dengan melakukan kontrol kognitif, individu

dapat mempengaruhi suatu situasi dengan menggunakan strategi mental.

misalnya dengan mengalihkan perhatian dari sumber stres atau mengatur

rencana untuk mengatasi sumber stres.

4. Reaksi terhadap stres

Reaksi masing-masing orang terhadap sumber stres yang sama dapat saJa

berbeda-beda, namun bila stres yang dialami kuat dan lama, maka terkadang muncul

pola reaksi yang hampir sama. Pola reaksi tersebut adalah:6

a. Reaksi afektif

Reaksi yang pctling sering muncul karena adanya stres yang kuat dan lama

adalah kecemasan yang dapat terjadi baik selama dan sesudah periode stres.

6 Ci1nincro.ct.al..,.\Ja/adaptive behavior:An !111roduclional To Abnorn1al Phycolog,, (Sccot: Forcsmanand Company, 1990), h.130

Page 39: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

21

Setelah mengalami kejadian stresful, individu kemudian dapat mengalami depresi

yang biasanya diikuti dengan gangguan pikiran, keluhan-keluhan, dan rasa

bersalah. Stres juga dapat membuat individ.u lebih mudah terganggu oleh stresor

minor dan mudah menjadi jengkel.

b. Reaksi kognitif

Pada saal mengalami sires yang kuat individu cenderung menjadi kurang

bisa berkonsentrasi dan berfikir jernih. Kekurang mampuan untuk berkonsentrasi

terkadang dapat menimbulkan "accident proneness" atau mudah mengalami

kecelakaan.

c. Reaksi biologis

Mengalami mig~ain (sakit kepala), disfungsi pencernaan, gangguan otot,

tidak bisa tidur, gemetar, dan sakit yang berlebihan pada saat menstruasi,

merupakan reaksi biologis yang dapat terjadi pada saat individu menghadapi stres

yang kuat. Munculnya reaksi bologis dan seberapa parah reaksi muncul,

tergantung pada individu itu sendiri dan seberapa sering serta lamanya stres

dialami.

d. Reaksi-reaksi lain

Stres yang dialami dapat juga memunculkan reaksi pada dimensi tingkah

laku yang lain. Pada kasus stres yang sangat berat, tidak jarang individu

mengalami periode dimana ia cenderung menjadi tidak rasional, aneh, bahkan

menampilkan tingkah laku seperti penderita schizophrenia.

Page 40: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

22

5. Perbedaan individu terhadap reaksi stres

Sering kali dalam kehidupan sehari-hari ditemui orang-orang yang memiliki

reaksi yang berbeda terhadap sumber stres yang sama. Hal ini terjadi karena stres

yang dialami tidak hanya tergantung pada kondisi eksternal tetapi juga pada

karakteristik individu. 7

Perbedaan reaksi individu pada stresor yang sama menunjukan bahwa stres

lebih merupaka1, suatu kondisi yang relatif dari pada absolut. Faktor yang

mempengaruhi perbedaan individu dalam bereaksi terhadap stres yang diungkapkan

oleh Lahey dan Ciminera adalah sebagai berikut: 8

a. I ntesitas dan lamanya stres berlangsung.

Secara umum, semakin kuat dan lama situasi stres, semakin serius reaksi

terhadap stres.

b. Kehadiran stres lainnya.

Setiap sumber stres diasumsikan tidak hanya menghasilkan reaksinya

sendiri pada seseorang namun juga dapat membuat seseorang rentan terhadap

stres lainnya.

c. Pengalaman terdahulu dan peringatan sebelumnya dari stres.

Reaksi stres secara umum lebih intense ketika seseorang tidak memiliki

pengalaman terdahulu mengenai kejadian stres yang serupa dan ketika seseorang

tidak rnemiliki peringatan terhadap stres.

7 Lazan1s,Pa1tern of adjusn1ent. <Jp.cit, h. 7(

' Cimincro.ct.al.. A fa/ada(ii1•e beha\'itw.(Jp.cit. h. 131-133

Page 41: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

23

d. Karakteristik individu.

Penelitian-penelitian telah menunjukan bahwa beberapa individu bereaksi

lebih intense dibandingkan dengan individu lain terhadap stres. Namun apakah

reaksi ini berasal dari generasi atau penyebab lainnya, pada saat ini belum

diketahui. Faktor personal mencakup intelektual, motivasi dan karakteristik

kepribadian.

e. Kontrol personal.

Kontrol personal didefinisikan sehagai perasaan bahwa mereka dapat

membuat keputusan-keputusan dan bertindak afektif untuk menghasilkan sesuatu

yang diinginan dan menghindari yang tidak diinginkan.

Ada lima macam kontrol personal yaitu:9

l) Kontrol tingkah laku, kemampuan untuk bertindak konkrit untuk mengkurangi

pengaruh stresor

2) Kontrol kognitif, kemampuan untuk menggunakan proses berfikir atau strategi

untuk memodifikasi pengaruh stresor.

3) Kontrol informasi, kesempatan untuk memiliki pengetahuan tentang kejadian

penuh stres.

4) Kontrol retrosfektit: kepercayaan mengenal apa atau siapa yang menyebabkan

suafu kejadian penuh stres setelah kejadian tersebut muncul.

5) Kontrol keputusan, kesempatan untuk memilih beberapa prosedur alternatif

atau tindakan.

9 Sarafino, Health Psychology:Bio.1ychosocia /11teractio11,0p.cit, h. 108-109

Page 42: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

24

Beberapa penelitian menemukan bahwa dengan memiliki kontrol

personal, seseorang dapat mengurangi pengaruh dari stresor pada seseorang.

f. Dukungan sosial.

Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, yang

diterima atau membantu seseorang untuk menerima dari orang lain atau

kelompok. Ada empat tipe dasar dari dukungan sosial yaitu:

I) Dukungan emosional ( empati,perhatian, kasih sayang )

2) Dukungan esteem (dukungan dan persetujuan terhadap ide dan perasaan dan

lain-lain)

3) Dukungan instrumen (bantuan langsung)

4) Dukungan informasi (memberikan saran, arahan, pendapat-pendapat dan lain-

lain).

6. Dampak Stres

Pada umumnya kita hanya mengetahui bahwa stres dapat terjadi ketika

seseorang berhadapan dengan sebuah tuntutan dari kondisi yang tidak

menyenangkan. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena banyak dari kondisi yang

menyenangkan juga dapat membuat seseorang stres. Stres tidak harus selal11

mengakibatkan sesuatu yang bersifat negatif, seb11liknya stres 3uga dapat

menghasilkan sesuatu yang bersifat positif. Bernard menjelaskan bahwa ada dua jeni:,

. d' d 10 stres, yaitu 1stres an eustres.

"'Atwater, hychology !Jf'.ldjus111e11t, (New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 1983), h. 49

Page 43: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

25

•:• Distres adalah stres yang biasanya didapat dari sebuah tuntutan yang tidak

menyenangkan sehingga membawa efek atau akibat yang buruk atau negatif

•:• Eustres adalah stres yang biasanya juga disebut stres ysng baik karena dapat

membawa efek positif. Contohnya dari efek yang ditimbulkan dari jenis stres

ini adalah membuat seseorang bersem2.ngat untuk berusaha untuk memenuhi

tuntutan yang ada.

B. Coping

1. Definisi Coping

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang seringkali diharuskan untuk

menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, yang tentunya akan mendorong

seseorang untuk mencari jalan keluar atau berbuat sesuatu untuk mengkurangi atau

bahkan menghilangkan situasi yang tidak menyenangkan tersebut Usaha yang

dilakukan seseorang untuk menghadapi situasi yang tidak menyenangkan yang

dialaminya tersebut biasa disebut Coping. Coping didefinisikan oleh Sarafino sebagai

suatu usaha untuk mencoba mengatur ketidaksesuaian perasaan antara tuntutan dan

aka! yang mereka nilai dalam situasi stresfulL 11

Sarafino juga menjelaskan bahwa usaha Coping yang dilakukan oleh

seseorang sangatlah beragam dan tidak selalu berhasil memecahkan masalah.

11 Saraiino, !I ea/th P.~ycho/ogy: /3iop.1ychosocial Interaction, op. cit. h. 133

Page 44: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

26

Walaupun begitu Sarafino menjelaskan bahwa Coping dapat membantu merubah

persepsi seseorang tentang masalah yang dihadapinya. 12

Sedangkan Lazarus mendefenisikan Coping sebagai usaha yang dilakukan

seseorang untuk menanggulangi stresful atau tuntutan beban emosi. 13

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Coping

adalah segala usaha yang dilakukan seseorang untuk mengatasi stres yang

dialaminya

2. Jenis-jenis stratcgi coping

Coping mempunyai dua fungsi utama yaitu yang mengarah pada pemecahan

masalah dan keseimbangan emosi yang menekan dan merubah hubungan yang

bermasalah antara individu dan lingkungan yang menimbulkan tekanan. Berclasarkan

fungsi ini Lazarus membagi coping menjadi dua kategori besar yaitu:1 4

a. Proh/em Focused Coping (coping terpusat masalah).

Coping terpusat masalah adal~h upaya untuk mengatasi stres langsung

pada sumber stres, baik dengan cara merubah masalah yang di hadapinya,

mempertahankan tingkah laku ataupun merubah kondisi lingkungan. Copper

membagi coping menjadi dua bentuk, yaitu bentuk tingkah laku dan kognitif

Pada coping terpusat masalah bentuk tingkah lakunya berupa upaya untuk

12 Ibid. h.133

13 Lazarus, fJattern o;·_,-1djus111ent, (Jp.cit, h. 7~

1·1 Sarafino, ilea/th P.1ychology;Biop.1ychosocial lmeraction, op.cit., h. 1-10-141

Page 45: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

27

mengkontrol situasi yang tidak menyenangkan dan memecahkan permasalahan.

Sementara bentuk ko3nitif dari jenis coping ini adalah upaya yang ditujukan

untuk mengubah cara mempersepsi dan menginterpretasi situasi, misalnya,

mengevaluasi ulang situasi atau menyusun kembali penilaian situasi. Strategi

coping terpusat masalah ini muncul apabila individu merasa bahwa sesuatu yang

konstruktif bisa dilakukan untuk mengatasi stres.

b. Emotion-Focused Coping (coping terpusat emosi)

Coping terpusat emosi adalah upaya untuk meredakan atau mengatur

tekanan emosional atau mengurangi emosi negatif yang ditimbulkan oleh situasi.

Bentuk tingkah laku dari jenis coping ini misalnya berupa upaya untuk mencari

dukungan sosial atau tambahan informasi. Sementara bentuk kognitifnya adalah

berupaya untuk mengatasi emosi yang timbul pada tingkat kognitif, seperti

melakukan represi dan denial.

Kedua jenis coping tersebut biasanya muncul dalam setiap stresor, namun

coping terpusat masalah akan mendominasi apabila individu merasa ada kesatuan

yang terdapat dilakukan. sementara coping terpusat emosi akan cenderung muncul

ketika individu sudah merasa bahwa sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan

terhadap stresor kecuali menghadapinya dengan sabar.

Berdasarkan dua kategori coping tersebut kemudian Carver dkk

mengembangkai1 strategi coping menjadi tiga belas bentuk yang lebih spesifik. Dari

ketigabelas bentuk strategi coping tersebut, lima diantaranya merupakan bentuk

problem-focused coping, lima lainnya merupakan bentuk emotion:focused coping,

Page 46: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

28

sementara tiga bentuk terakhir merupakan jenis coping yang dianggap kurang adaptif

atau maladaptif yaitu kecenderungan coping yang kurang berguna atau kurang

efektif

Jenis strategi problem-focused coping15

a. Active Coping, merupakan proses pengambilan langkah aktif untuk m~ngatasi

stressor atau mengurangi efek buruk yang ditimbulkan oleh stresor tersebut. Yang

termasuk Active Coping adalah melakukan tindakan langsung yang sifatnya untuk

mengatasi stres atau melakukan tindakan-tindakan secara bertahap.

b. Planing, berkaita.n dengan perencanaa 1 mengenai hal-hal yang dapat dilakukan

untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres. Yang termasuk planing adalah

merancang suatu strategi untuk dilakukan, memikirkan cara tebaik untuk

memecahkan suatu masalah, atau merencanakan langkah terbaik yang akan

diambil untuk menghadapi stresor.

c. Supresion Qf Competing Activeties, adalah usaha untuk mengesampingkan hal-hal

atau kegiatan lain, mencoba menghindari gangguan dari situasi atau kejadian Jain

yang mungkin timbul, untuk dapat berkonsentrasi penuh dalam menghadapi suatu

sumber stres.

d. F!.esitrailll Coping, yaitu bentuk strategi coping berupa suatu latihan untuk

mengkontrol atau mengendalikan diri. Dalam ha! ini individu n;enunggu sampai

pada kesempatan yang tepat untuk bertindak, sehingga dapat dikatakan sebagai

15 !bi< •. h.142

Page 47: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

29

proses yang aktif bi la individu memfokuskan pada usaha menghadapi stresor, tapi

juga dapat dikatakan sebagai strategi yang pasifkarena harus menunggu.

e. Seeking Social Support For /11strume11tal Reason, merupakan bemuk strategi

coping yang berupa untuk mendapatkan dukungan sosial dengan cara mencari

nasihat, bantuan, atau informasi dari orang lain.

Jenis strategi emotion-focused coping16

a. Seeking Social Support For /<~motional Reasons, merupakan strategi coping dalam

bentuk mencari dukungan moral, simpati, atau pengertian dari orang lain.

Kecendernngan individu untuk mencari dukungan sosial untuk mencari alasan

emosional ini dapat membuat individu yang tadinya merasa tidak aman karena

situasi yang menekan, menjadi merasa aman kembali. Disisi lain kecendenmgan

ini bisa bersifat negatif karena sumber-sumber simpati lebih banyak dipergunakan

sebagai jalan untuk menyalurkan perasaan individu.

b. Positive Relnte1petatio11 And Growth, merupakan suatu bentuk coping dengan

cara menilai kembali situasi secara lebih positif Selanjutnya penilaian ini dapat

mengarahkan individu untuk melakukan tindakan Problem-focused coping.

Namun ada juga ahli yang berpendapat bahwa jenis coping ini lebih bertujuan

untuk mengatasi emosi-emosi negatif dari stres yang dialami individu dan bukan

untuk mengatasi surnber stres.

16 Ibid. h.143

Page 48: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

30

c. Denial, merupakan usaha untuk menolak kehadiran sumber stres atau bertindak

seolah-olah sumber stres tersebut tidak nyata. Ada tiga pendapat yang berbeda

mengenai akibat dari jenis coping ini:

I) Denial merupakan jenis coping yang berguna karena dapat mengurangi stres

yanio, sifatnya negatif

2) Denial hanya menimbulkan masalah-masalah tambahan pada indivudu selain

masalah yang ditimbulkan oleh stres yang dialaminya.

3) Pada tahap awal dari suatu transaksi yang stresful, denial bermanfaat tetapi

akhimya hanya menghambat dilakukannya coping yang adaptif.

d. Turning To Religion, yaitu kembali berpaling pada agama apabila seseorang

berada dalam keadaan stres. Perilaku coping ini cukup penting sifatnya bagi

sebagian bes.ir individu. Alasan individu beralih keagama ketika mengalami stres

adalah:

I) Agama dianggap sebagai alat yang dapat berfungsi sebagai sumber dukungan

emosional.

2) Agama dianggap sebagai alat untuk mengatasi distres emosi dengan

memandang stres yang dihadapi sebagai peristiwa yang ada hikmahnya.

e. Ac:ceptance, merupakan kebalikan dari denial, dan merupakan perilaku coping

yang penting pada situasi dimana seseorang hams menerima atau menyesuaikan

diri dengan keadaan yang dialaminya. Namun acceptance bukan merupakan

perilaku coping yang adaptif pada situasi dimana sumber stres dapat diubah

Page 49: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

31

secara mudah karena itu kedudukan acceptance sebagai perilaku coping yang

apatif dan fungsional masih dipertanyakan.

Jenis strategi coping maladaptif17

a. /."ocusing 011 Vc:11/l/lg or 10°11/0/IO/I, yaitu merupakan kecenderungan untuk

rnemusatkan diri pada stres yang bersifat negatif, kekesalan atau perasaan­

perasaan yang dialami oleh individu dan mengungkapkan kekesalan serta

perasaan-perasaan tersebut.

b. Re/wviorul D1sengageme111, merupakan bentuk strategi copmg berupa

berkurangnya usaha-usaha yang di lakukan oleh individu dalam mengatasi suatu

sumber stres, bahkan menyerah untuk berusaha mencapai tujuan yang terhambat

oleh sumber stres. Strategi coping ini terrefleksi pada fenomena helplesness, yaitu

keadaan dimana individu menyerah dan merasa tidak berdaya untuk mengatasi

masalah atau stres yang dialami. Oleh karena jenis coping ini diyakini tidak

adaptif dalam berbagai situasi. Secara teoritis, jenis coping ini mungkin terjadi

jika seseorang menduga bahwa cara-cara yang dilakukannya untuk mengatasi

stres tid.1k mernbuahkan basil yang diharapkan.

c. Mental disengangement, jenis coping ini muncul dalam berbagai bentuk aktifitas

yang pada dasamya adalah menggunakan aktifitas untuk menghilangkan masalah

yang sementara sifatnya. Misalnya dengan berkhayal, tidur atau pun menonton

televisi. Meskipun aktifitas altematif ini dapat membuat individu melupakan

17 !hid. h. 144

Page 50: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

32

masalah yang dihadapinya untuk sementara waktu tapi jenis coping ini akan

menghambat individu untuk melakukan yang adaptif.

C. Ibu Rumah Taogga

Dalam kehidupar kaum wanita ada tiga peredaran masa yang pasti

d. h . 18 1tempu nya, yaitu:

Pertama, wanita sebagai puteri, yang dimaksud dengan kata 'puteri' itu adalah

pada waktu masih dalam keadaan anak-anak dan te'lgah menerima didikan dari ibu

bapaknya, dan masih dibawah perawatan dan pemeliharaan mereka berdua, sehingga

ia menjadi seorang remaja puteri, gadis dan pemudi.

Kedua, wanita sebagai istri, yang dimaksud dengan 'sebagai istri' adalah pada

waktu mereka telah dinikahi dengan secara sah oleh seorang lelaki atau suami. Pada

masa ini mereka dilepaskan oleh kewajiban orang tuanya, lalu mengikuti suaminya.

Dan pada masa ini pula mereka mau tidak mau harus menjabat kepala pengurus

rumah tangga.

Ketiga, wanita sebagai ibu, pada masa ini wanita apabila ia telah menikah

dengan perkawinan yang sah pada umumnya selalu mempunyai keturunan,

melahirkan anak dan anak yang dilahirkan daripadanya itu akan memanggil

kepadanya 'ibu'. !bu si anak, ibu yang selalu menyusui dan memelihara dirinya

sehingga anak itu dewasa dan sampai menjadi orang.

18 Khalil Moenawar, Nilai Wanita, (Jakarta: Ramadhani, 1987), cet.ke-8, h. 123-125

Page 51: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

33

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata ibu didefinisikan sebagai sebutan

untuk orang perempuan yang telah melahirkan, wanita yang telah bersuami,

panggilan ta'zim kepada wanita. 19

Ki Hajar Dewantoro dalam bukunya soal wanita mengatakan bahwa fungsi

wanita yang terpenting dalam keluarga adalah sebagai ibu. Wanita sebagai pernangku

keturunan pada pertama kalinya berkewajiban menunaikan tugasnya yang paling

mulia. Demikian mulianya kedudukan dan tugas seorang ibu, Ki Hajar Dewantoro

memberikan nama seorang ibu adalah sebagai "Ratu Keluarga". 20

Menurut Conny Semiawan, et.al. wanita sebagai ibu mempunyai tugas-tugas

b . b .k 'I se aga1 en uc

I. Merawat janin dalarn kandungan

2. Melahirkan anak

3. Menyusui anak

4. Memperhatikan anak

5. Mengelolah dan mengurus anak

Namun tidak semua wanita sebagai ibu rumah tangga rnenjalankan fungsinya

sebagai ibu yang merniliki anak (keturunan). Adapula sebagian dari mereka yang

19 Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), eel. ke-2, h. 318

20 Notopuro, Hardjo, Peramm Wanita Dalam Masa Pembangunan Dilnd01wsia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1997), cet.ke- l, h. 43

21 Conny Semiawan, Ki11rah ~Vanita /slain J)ak1111 Keluarga,Karier, Dan Ma: .. yarakat, (Jakarta: Pustaka Antara, 1996), cet.ke-2, h. 80

Page 52: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

34

tidak dikaruniai anak. Akan tetapi walaupun ada sebagian wanita yang tidak

dikaruniai anak, namun p«da dasarnya wanita memiliki naluri keibuan (Maternitas).

Keibuan (Maternitas) merupakan satu titik atau pusat dari seluruh kehidupan

perempuan mulai dari masa bayi sampai tua. la adalah insting alamiah dan fase

terbaik dimana perempuan menyandarkan seluruh kekuatan motivasi dan kemampuan

inovasinya. Keibuan, bu1<:anlah sekadar kehamilan bagi perempuan, akan tetapi

merupakan implemen untuk mencapai kesempumaan psikologis dan keseimbangan

perasaan yang merupakan suatu keharusan untuk meraih kebahagiaan.22

Helen Ducth berpendapat bahwa sesungguhnya "kasih sayang ibu" bukanlah

suatu insting, akan tetapi ia merupakan perasaan atau kondisi psikologis. Maka,

"kasih sayang ibu" tidaklah berkaitan secara esensial dengan kehamilan, karena

terkadang seorang perempuan mampu memberikan "perasaan keibuan" kepada anak

angkatnya, atau seperti anak-anak suami yang dihasilkan dari perpaduan istri

pertamanya. 23

Maka tidaklah asing jika ditemukan diantara perempuan yang cenderung

bersifat keibuan seperti pada anak-anak yang bukan anak kandungnya. Kita bisa

melihat dia menaruh perasaan terhadap anak orang lain, atau muncul kerinduan

seorang ibu terhadap anak-anak yang telah mencapai usia akil baligh.24

22 Muhan11nad Usonan 1\I 1-lusyt, J)erbe,/aa11 f.aki-Jaki clan J>eren1111u111 (Jakarta: Penerbit Cendekia, 2003), cet.ke-1 h.91

23 Ibid h.92

"!hidh.93

Page 53: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

35

Perenpuan-perempuan seperti itu kadang-kadang melakukan suatu pekerjaan

diluar kebiasaan yang bisa membuatnya mencapai kepuasan terhadap perasaan-

perasaan yang berkaitan dengan keibuan. Ketika menikah dan keinginan melahirkan

keturunan akan pudar, sehingga dia berharap bisa mengasuh dan membantu anak-

anak orang lain dengan mengorbankan semua kemaslahatan dan perasaan egoisnya.25

D. Nilai Arti Anak Bagi Orang Tua

Dalam d1sertasi Sudraji Sumapraja, nilai anak bagi orang tua dapat dibagi

menjadi delapan kategori :26

I. Status kedewasaan dan identitas sosial

Status kedewasaan didalam masyarakat lebih dari menamatkan sekolah,

pekerjaan clan perkawinan serta mempunyai anak. Hal ini sangat terasa pacla

wanita. Panggilan "ibu" serasa ditujukan kepacla wanita yang terhormat clan

berwibawa: lain hal clengan "nyonya" atau "nona". Seorang pejabat wanita, atau

istri seorang pejabat terasa lebih tepat dipanggil "ibu" dari pada "nyonya".

2. Pengembangan diri

Manusia mengidam-idamkan kesinambungan hiclupnya sesudah mati

maka mempunyai anak merupakan manifestasi dari pengembangan diri dari orang

25 Ibid h.94

26Sudraji Sumapraja, lJeberapa Hal }Jenelitian Klinik Pasangan lnfertil, (Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI, I 980), h. 6-9

Page 54: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

36

tua yang berarti bahwa dengan mempunyai anak seolah-olah bahwa kehidupan

orang tua akan dilanjutkan oleh anaknya.

Anak merupal an tumpuan harapan orang tua serta anak akan membuat

orang tua merasa diperlukan dan disalurkan untuk memberi. Anak darat

digunakan untuk pengembangan diri orang tua yang artinya bahwa orang tua akan

mengajarkan pengalamannya semasa kecil kepada anaknya dan orang tua akan

puas jika anaknya akan lebih baik.

3. Moralitas

Secara moral bahwa mempunyai anak sermg dianggap sebagai sikap

bermoral, mematuhi aJaran beragama, berbuat kebajikan, bekerja keras untuk

orang lain. Disamping itu bahwa mempunyai anak seolah-olah dipercaya tuhan

karena mempunyai anak adalah karunia tuhan.

4. Ikatan kelompok.

Dalam keluarga, ikatan anak terhadap orang tua akan lebih besar

dibandingkan ikatan orang tua sendiri sehingga anak dianggap sebagai pemersatu

orang tua. Dengan demikian, mempunyai anak seolah-olah mempunyai ikatan

kelompok yang sangat kuat.

5. Perangsang, sesuatu yang baru, kesenangan

Mempunyai anak membuat suasana hangat, tidak terdugaa-duga dan

menggairahkan didalam kehidupan sehingga dapat mengurangi kebosanan atau

kerutinan kehidupan orang tua. Misalnya bercanda dengan anak, seolah

Page 55: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

37

mengenang orang tua akan kehidupan masa mudanya sehingga orang tua lupa

akan kesusahan yang artinya orang tua akan menemukan keseimbangan hidupnya.

6. Kreativitas, keberhasilan dan kemampuan

Pada masyarakat yang maju atau masyarakat yanmg telah berkecukupan

kebutuhan primernya (sandang, pangan, papan), orang akan menuntut kreativitas,

keberhasilan dan ken- ampuan untuk memuaskan hidupnya. Salah satu cara untuk

pemenuhan kebutuhan adalah dengan cara menikmati kemajuan perkembangan

atau pendidikan anaknya. Jadi kepuasan orang tua bukan hanya keberhasilan

orang tua melahirkan anaknya saja melainkan hasil yang dicapai anak, atas jerih

payah orang tua.

7. Kekuasan dan pengaruh

Pada beberapa masyarakat tertentu anak mendatangkan kekuasaan,

terutama dirasakan oleh menantu wanita terhadap mertuanya, apalagi kalau

anaknya berjenis kelamin laki-laki. Kekuasaan itu dapat diungkapkan dalam

bentuk yang lain. sepe11i kekuasan menentukan nasib anaknya, anak dapat

memberikan perasaan unggul atau bangga pada orngtuanya, suami yang kurang

mendapat kekuasan dalam pekerjaannya cenderung mencari kekuasaan yang

dapat diperoleh dari beranak banyak.

8. Kegunaan ekonomi

Dinegara-negara yang sedang berkembang, yang lebih mengutamakan

tradisional, anak mempunyai kegunaan ekonomi yang sangat besar. Anak

dianggap sebagai sumber tenaga dan jaminan bagi orang tua di hari tuanya.

Page 56: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

38

Kadang-kadang anak JUga penting sebagai sumber penghasilan dari

perkawinannya.

Dinegara-negara yang sedang berkembang, khususnya yang mulai

memasuki industrialisasi, dimana hanya ayah yang bekerja mencari natkah,

bantuan anak ini tidak lagi diperlukan. lndustrialisasi dan urbaniasi telah

menurunkan nilai anak untuk kegunaan ekonomi. Nilai anak hanya akan menonjol

kalau belum ada lembaga pemerintah ataupun swasta yang dapat menjamin orang

tua di hari tua.

E. Infertilitas

I. Definisi infertilitas

Infertilitas atau kekurangsuburan pada dasarnya merupakan suatu gangguan

atau kelainan dalam fungsi alat reproduksi. Sementara itu reproduksi adalah fungsi

yang dianggap dasariah, dan bahkan sakral dalam kehidupan manusia. Realitas

infertilitas yang dialami inclividu tersebut seakan-akan menjadi semacam gugatan

terhadap pembelanjutan siklus kehidupan, kapasitas seksual individu, clan tuntutan

normatif perkawinan. Sil'lasi tersebut akan menghadapkan pasangan infertil pada

persoalan-persoalan yang menyangkut identitas moral clan berimplikasi adanya

tekanan sosio psikologis. 27

27 Dyah R.P dan Ana N.A., !nferlililas dalam Perspektif Jender, (Yogyakarta: Pusat Pcnelitian Kcpendudukan, UGM, 1999), cct. kc!, h. 58

Page 57: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

39

Dalam disertasi Sudraji Sumapraja infertilitas ada dua kategori yaitu:28

a. lnfertilitas primer

Disebut infertilitas pnmer kalau istri belum pemah hamil walaupun

bersenggama dan dihadapkan kehamilan selama duabela5 bulan.

b. Infertilitas sekunder

Disebut infertilitas sekunder kalau istri pemah hamil, tetapi kemudian

tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada

kemungkinan kehamilan selama duabelas bulan.

2. Infertilitas sebagai sumber stres

Pada saat pasangan suami istri menyadari bahwa kehamilan tidak kunjung

datang sesuai rencana yang telah dibuat, maka masalah-masalah psikologis mulai

muncul. Menurut Menning, adanya s/resful pada infertilitas karena timbul perasaan

"kehilangan". Adapun perasaan "kehilangan' ters1~but dibagi kedalam delapan bagian,

- '9 yaitu:-

a. "Kehilangan" hubungan dengan seseorang yang penting.

Menurut Menning, seorang infertil dalam tahap tertentu merasa perlu

membatasi diri dengan melakukan dengan "isolasi" terhadap pasangan maupun

teman dan keluarga terdekat, yaitu dengan menyimpan masalah infertilitas pada

28 Sudraji Sumapraja, Bebera/)(1 /-/al fleue/itian Klinik J>asangan !11/ertil, (Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI, 1980), h. 5

29 Barbara Eck Menning, fl!fertilityA gide beha\•ioral and the sick role, (Atnerican Sociological Review, 1977), h. 130

Page 58: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

40

diri sendiri. Hal ini te1jadi karena mereka menghindar untuk dijadikan objek rasa

kasihan maupun menerima perlakuan basa-basi clari orang lain.

Seclangkan pasangannya cliharapkan clapat memberikan clukungan maupun

pengertian clan simpati. Namun hal itu terjacli karena masing-masing clalam

keadaan terluka, letih clan tertekan. Mereka saling merasa tersingung clan menjadi

depresi bukan hanya kegagalan untuk memperoleh anak namun juga karena

hilangnya rasa kedekatan dan kemampuan untuk saling mengerti.

b. Kehilangan kesehatan, fungsi tubuh yang penting atau claya tarik fisik.

Diagnosis maupun prosedur baik secara fisik maupun secara seksual.

Mereka percaya bahwa terclapat kerusakan didalam tubuhnya sehingga tidak dapat

berfungsi sebagaimana mestinya.

Aspek lain dari rasa kehilangan adalah hilangnya hubungan seksual secara

spontan karena harus mengikuti jadwal yang telah ditentukan dokter. Pada

akhirnya akibat-akibat yang menumpuk dari serangkaian pemeriksaan dan

pengobatan infertilitas dapat menyebabkan penyakit-penyakit fisik, antara lain

sakit kepala yang diakibatkan karena stres selama pemeriksaan dan beberapa

obat-obatan dapat menyebabkan kekejangan dan mual.

c. Kehilangan status dan martabat dalam pandangan orang lain.

Pasangan suami istri mempunyai perasaan bahwa dengan tidak hadirnya

anak akan mengancam identitas seksnal mereka. Bagi pria yang tidak mampu

menjadi seorang ayah maka kejantanannya dipertanyakan, sedang bagi sebagian

Page 59: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

41

besar wanita, berpendapat bahwa memiliki anak merupakan pusat dari identitas

diri mereka. Hal tersebut berkaitan dengan adanya norma dalam masyarakat

bahwa wanita yang sempurna adalah wanita yang mampu melahirkan anak.

d. Kehilangan St'lf-esteem (penghargaan terhadap diri sendiri)

Bagi sebagian pasangan suami istri menganggap bahwa kegagalan

menjadi orang tua berarti merupakan kegagalan dalam melaksanakan salah salah

satu tugas pribadinya, yang akan mengurangi kebanggaan pada diri sendiri.

e. Kehilangan rasa percaya diri atau timbulnya perasaan tidak adekuat.

Pasangan suami istri yang tidak mampu mempunyai anak berada dalam

keadaan tidak berdaya karena tugas untuk menjadi orang tua diluar jangkauannya.

Kegagalannya tersebut akan mempengaruhi terhadap seluruh aspek

kehidupannya.

f Kehilangan rasa aman (pekerjaan, keuangan dan sosial).

Program pengobatan tertentu menuntut penyesuaian dalam segala bidang

kehidupan, mungkin ia perlu menata kembali waktunya bahkan berhenti bekerja,

sehingga menghambat karirnya. Pengeluaran biaya yang tinggi untuk pengobatan

juga dapat menimbulkan rasa tidak aman.

g. Kehilangan suatu fm1tasi atau hilangnya harapan untuk mengisi suatu fantasi yang

penting.

Setelah bertahun-tahun mencoba berbagai usaha untuk memperoleh anak

tanpa membawa haeil, banyak pasangan suami istri infertil. Mengalami

Page 60: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

42

keputusasaan yang besar. Mereka mengalami frustasi karena tidak dapat

rnemperoleh anak sehingga fantasi-fantasi seputar anak tidak terpenuhi.

h. Kt:hilangan st:suatu alau seseurang yang memiliki nilai simbolis yang besar.

Perasaan tersebut muncul jika melihat seorang anak kecil yang lucu

karena mengingaikan mereka akan ketidakmampuannya untuk memiliki anak

sendiri. Demikian juga dengan melihat seseorang hamil mengingatkan mereka

teniang Kehamilan yang kemungkinan tidak akan pemah mereka alami.

3. Infertilitas sebagai suatu krisis

Menning berpendapat bahwa infertilitas merupakan suatu krisis dalam

kehidupan seseorang, dan sebagai krisis akan sclalu ada sepanjang kehidupan mereka,

antara lain karena terhambatnya motivasi untuk menjadi orang tua, terhambatnya

motivasi untuk menjadi hamil serta besarnya nilai anak bagi kehidupan rumah

tangga.30

a. Motivasi uniuk menjadi orang tua.

Menning menyebutkan enam alasan terjadinya krisis karena terhambatnya

motivasi untuk menjadi orang tua.

1) Bahwa menjadi orang lua adalah sesuai dengan tuntutan lingkungan. Nonna

dalam masyarakai, di mana kt:! uarga dengan anak masih mendapatkan tern pat

yang penting bila dibandingkan dengan keluarga tanpa anak dengan sengaja.

30 Ibid. h. 132

Page 61: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

43

Keluarga yang demikian dianggap sebagai materialistis, mementingkan diri

sendiri dan kurang bertanggung jawab.

2) Bahwa menjadi orang tua adalah sebagai suatu cara untuk dianggap dewasa

dan merupakan identitas. Bagi wanita yang meskipun telah memiliki karir dan

pendidikan yang memuaskan, namun akan tetap merasa belum lengkap bila

belum menjadi orang tua bagi anak-anaknya.

3) Menjadi orang tua dapat mengingatkan kembali peristiwa-peristiwa yang

terjadi pada masa kanak-kanak, karena kemungkinan kebutuhan-kebutuhan

yang tidak terpenuhi pada masa kanak-kanak dapat diberikan melalui anak­

anaknya.

4) Dengan menjadi orang tua berarti dapat bersaing dengan orang tuanya sendiri.

Teori psikoanalis mengatakan bahwa keinginan melahirkan anak adal<.h untuk

bersaing dengan orang tua, karena bagi seorang wanita yang mampu

melahirkan anak berarti ta mampu membuktikan kepada ibunya bahwa ia

merupakan wanita yang sempurna.

5) Menjadi orang tua merupakan suatu cara untuk memenuhi kebutuhan peran

yang disandangnya. Dalam masyarakat masih berlaku bahwa wanita dianggap

memiliki peran yang lengkap bila i1 menikah, hamil dan melahirkan anak.

6) Menjadi orang tua atas kemauannya sendiri. Sebagian besar orang tua

menginginkan untuk melahirkan dan merawat anak karena memang mereka

menyenangi anak-anak.

Page 62: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

44

b. Krisis yang terjadi akibat terhambatnya motivasi untuk menjadi hamii antara lain

disebabkan oleh :

I) Keinginan untuk mengalami perubahan-perubahan yang terjdi pada tubuhnya

selama ia hamil. Pada wanita terdapat keingintahuan yang besar bagaimana

merasakan adanya bayi dalam kandungannya, perasaan yang muncul jika ada

tendangan-tendangan didalam perutnya, pertumbuhan bayi tersebut dan pada

akhir proses melahirkan.

2) Keinginn hamil untuk meneruskan keturunan.

3) Kehamilan sebagai bukti kejantanan. Pada beberapa kebudayaan, terdapat

tradisi bahwa harus terus menerus hamil sebagai bukti kejantan pria.

4) Keinginan hamil sebagai suatu keadaan "narsistik". Kecintaan seorang wanita

kepada dirinya sendiri diwujudkan didalam janin yang ada di rahimnya.

Sehingga dalam kasus-kasus "neurotic narcism" keinginan wanita tidak

kepada anak melainkan lebih kepada kenikmatan dalam hamil tersebut.

5) Keinginan hamil sebagai rekapitulasi d?.ri kehamilan sebelumnya. Bagi wanita

yang telah mengalami kehamilan sebelumnya namun keguguran, kemampuan

untuk hamil dan melahirkan lagi menjadi sangat penting.

6) Keinginan hamil karena ingin menyusui sebagai layaknya wanita dewasa, ia

akan merasa menjadi wanita sempurna dengan adanya kesempatan baginya

untuk menyusui darah dagingnya.

Page 63: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

45

F. Stres dan Coping Ibu Rumah Tangga yang Belum Dikaruniai Anak

Di dalam proses reproduksi, wanita secara kodrati berfungsi sebagai

pemangku keturunan atau sebagai penerus generasi. Data penelitian membuktikan,31

bahwa kebanyakan wanita ingin kawin karena didasari cinta dan banyak yang

didorong oleh keinginan memperoleh keturunan dari orang yang dicintainya dan

mencintainya. Ternyata "alasan kawin karena dorongan keibuan" (ingin menjadi ibu)

itu lebih besar dari pada alasan keinginan menjadi istri seseorang. Jadi naluri azali,

yang sangat pada wanita adalah mendapatkan keturunan, meski hal ini ditempuhnya

melalui banyak pengorbanan lahir dan bathin. Tampaknya, keinginan untuk nenjadi

ibu lebih dol)1inan dari pada keinginan menjadi istri. Studi mengenai ibu-ibu rumah

tangga di Amerika Serikat menunjukan,32 bahwajumlah paling besar dari ibu tersebut

menyatakan bahwa fungsi keibuan merupakan sumber kepuasan dan kebahagiaan

dalam hidup mereka. Hanya sedikit dari ib.J-ibu tadi yani; menyatakan bahwa fungsi

istri yang menjadi sumber kepuasan bagi hidupnya.

Sebelum menjadi seorang ibu, pada :lasarnya seorang perempuan belum

mampu memahami, menafsirkan dan mengungkapkan rahasia-rahasia kehidupan. Ia

juga belum memiliki pandangan yang sebenarnya tentang hakikat kesulitan dan

kebahagiaan hidup. Tanpa anak, seorang ibu tak akan pernah menyadari

kese!T'purnaan dirinya dan tak akan merasakan keindahan hidupn

31 Abdul Qadir Djaelani.Ke/uarga Sakiuah,(Surabaya: PT. Bina llmu, 1995), h. 51

32 lbidh.52

33 Ali Qaimi,B11aia11 /b11 Amara Surga da11 Neraka, (Begor: Cahaya Bogur, 2002), cet. ke-1, h. 22

Page 64: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

46

Hal inilah yang membuat seorang ibu rumah tangga yang belum dikaruniai

anak dihadapi oleh situasi-situasi yang stresful,34 Infertilitas dapat dikatakan sebagai

pengalaman stresful, karena pasangan suami istri mempersepsikan masalah tersebut

sebagai ancaman terhadap kesejahteraan mereka. Bagi pasangan infertil,

kekurangsuburan itu sendiri dapat merupakan stres bagi mereka, yang pada gilirannya

menimbulkan gangguan emosional, misalnya: rasa bersalah, harga diri, merasa tak

berguna, kecemasan dan depresi. Bila keinginan untuk memperoleh anak itu kuat

maka "ketergantungan" pada dokter menjadi problem tersendiri. Problem infortilitas

menjadi lebih kompleks bila diberikan terapi hormonal, karena terapi hormonal pada

beberapa pasien dapat menyebabkan depresi. Dampak psikologis Iainnya bagi

pasangan infertil, adalah kemungkinan terjadi perceraian, atau bila ternyata yang

kurangsubur itu istri, maka ada alasan suami untuk kawin lagi. Komplikasi kejiwaan

sering mewarnai k~hidupan orang yang mandul; kekurangan (defect) pada dirinya

karena tidak mampu memberikan keturunan, menyebabkan rasa rendah diri, malu

dalam pergaulan sosialnya.35 Untuk mengatasi hal tersebut individu akan melakukan

upaya-upaya untuk menghadapi stres tersebut. Hal-ha! yang mungkin dapat dilakukan

oleh ibu rumah tangga adalah seperti yang dianjurkan dalam Islam yaitu berdo'a

untuk mendapatkan anak (Surat Maryam, ayat:5-6) dan berusaha untuk mendapatkan

anak dengan mengadakan hubungan badan (Surat Al-Baqarah., ayat: 187). Bagi

pasangan yang infertil yang telah berbagai upaya tetap tidak memperoleh keturunr.n,

salah satu jalan keluarnya adalah mengadopsi anak. Adopsi anak adalah guna

34 Dyah, P. Rahmani dan Ana Nadya Abrar, Op.cit, h. 8

35 Dadang Hawari, Al-Quran Dan llmu Kesehatan Jiwa, (Jakarta: Perpustakaan Masjid lstiqlal, 1992), h. 381

Page 65: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

47

memenuhi naluri kebapakan dan keibuan pada setiap diri individu tersebut. Maka

tindakan yang muncul akan adaptif atau tidak yang akan dilakukan ibu rumah tangga

tersebut, tergantung dari bagaimana individu menilai situasi yang stresful tersebut dan

kemampuan tiap individu yang akan turut membantu dalam menanggulangi situasi

yang stresjid tersebut. Mungkin saja individu tersebut akan menampilkan coping

terpusat masalah secara aktif ataupun terpusat pada emosi bahkan menampilkan

coping yang tidak adaptif Dan bisa saja, mengkombinasikan ketiga jenis coping

tersebut bersamaan. Adanya faktor ekstemal berupa dukungan sosial akan turut pula

membantu individu dalam menangani sumbcr stres tersebut.

Page 66: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

Peran sebagai wanita dewasa yang telah

menikah

Harapan untuk mempunya1 keturunan

Problem Focused Coping

- Active coping - Planning - Supression of

competing activities - Resitraint coping - Seeking social support

for intrumental reasons

Stresor - Rasa bersalah - 1-larga diri - Tidak berguna - Takut ditinggal kawin

suam1 - Takut diceraikan suami - Adanya tuntutan

lingkungan Tidak memiliki Jamman di hari tua

48

Coping Ancaman Tantangan

Emotion Focused Coping

Seeking social support for emotional reasons

- Positif reinterpretation and growth

- Denial - Acceptance - Turning to religion

Maladaptive Coping

- Focusing And Venting Of Emotion Behavioral disengagement

- Mental Disengagement

Page 67: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...
Page 68: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini m·~nggunakan pendekat.m kualitatif dengan metode analitik

deskriptif. karena di dalam penelitian ini hasil dan pengolahan data sifatnya

deskriptif. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya

deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar foto, rekaman

video dan lain sebagainya. 1

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang - orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka pendekatan ini

diarahkan pada latar belakang individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam ha!

ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis,

tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.2

Penelitian ini berupa penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif yang

bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan/suatu fenomena tertentu berdasarkan

data yang peneliti peroleh. Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang

bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situsi atau kejadian-kejadian tertentu

1 E.Kristi Poerwandari, Pendekalan Kualilalif Dalam Penelilian Psikologi, (Jakarta: LPSP3 UI, 1998), Cet. Ke-I, h. 22

2 Lexy J. Moleong, Da/am Melodo/ogi Penelitian Kualitat(f, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993), Cet. ke-4, h. 3

49

Page 69: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

50

sehingga diperoleh deskripsi yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta

dan sifat populasi/atau daerah tertentu. 3

Untuk lebih spesifik lagi, pendekatan kualitatif yang digunakan dalam

penelitian ini mengambil bentuk studi kasus. Dalam bentuk studi kasus menurut Yin,

peneliti tidak memiliki kontrol atas kejadian-kejadian yang (telah berlangsung), studi

kasus juga dapat memberi nilai tambah pada pengetahuan kita secara unik tentang

fenomena individual, dan dapat digeneralisasibn keproporsi tcorotis. Sccara umum,

studi kasus merupakan strategi yang cocok bila pokok pertanyaan suatu penclitian

berkenaan dengan "How" atau"Why", bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang

untuk mengkontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan fokus penelitiannya

terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) didalam konteks kehidupan nyata.4

Yin menyatakan, dalam studi kasus terdapat dua pola, yaitu single case design

dan multiple case design. Dalam single case design digunakan pada pengalaman

tunggal, mewakili sebuah kasus yang unik/ekstrim, dan menganalisa fenomena yang

tidak dapat dianalisa secara penelitian ilmiah. Sedangkan pada multiple case design

menggunakan responden lebih dari satu orang. Dalam ha! ini peneliti harus hati-hati

dalam menyertakan subyek, karena setiap kasus harus memilki replikasi pada masing­

masing kasus. Setiap kasus harus dipandang secara menyeluruh dan terfokus.

3 Sumadi Suryabrata, Metodologi Pe11elitia11, (Jakarta: Rajawali Press, 1998), h. 18

'Robert K.Yin, Studi Ka.l'lls, (Jakarta: Raja Grafindo, 2000), h.4-15

Page 70: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

51

Pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple case design karena

menggunakan lebih dari satu kasus, dengan pola ini diharapkan dapat diperoleh

gambaran secara menyeluruh tentang penghayatan responden terhadap keadaan yang

dialaminya. Oler karena itu maka diperlukan data yang bersifat khusus dan individu

untuk mendapatkan hasil yang cukup mendalam.

A. Subyek Penelitian

I. Karakteristik sampel

Sesuai permasalahan dan tujuan dari penelitian ini maka subyek yng menjadi

sampel ditentukan berdasarkan krakteristik sebagai berikut:

a. Subyek penelitian adalah ibu rumah tangga yang belum dikaruniai anak.

b. Lama ibu rumah tangga yang belum dikaruniai anak adalah Iebih dari Iima tahun.

c. Usia ibu rumah tangga adalah 40 tahun ke atas.

2. Jumlah sampel

Menurut Straus, tidak ada ketentuaan baku mengenai jumlah subyek dalam

penelitian kualitatif 5 Meski demikian, harus ada jumlah subyek yang signifikan agar

hasil penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu dalam penelitian

ini, penulis menetapkan jumlah subyek adalah 3 orang.

' R. Rosenthal and Rosnow, !Osse11tia/ qr Beha.'Jior Research:Methods And Analysis, (New York: Mc. Graw Hill, 1984). h. 82

Page 71: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

52

3. Teknik pengambilan sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling. Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

ditentukan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara dan observasi. Wawancara digunakan sebagai metode utama dalam

penelitian ini, sedangkan observasi digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul

melalui wawancara tersebut.

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk

mencapai tujuan tertentu. Sedangkan observasi adalah merupakan kegiatan

memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan

mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut.

C. Instrument Pengump~ laan Data

lnstrumen pengumpulan data yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah pedoman wawancara, lembar observasi, catatan wawancara, tape

recorder dan buku catatan. Pedoman wawancara digunakan agar lebih fokus mengali

yang menjadi obyek penelitian, sedangkan lembar observasi sebagai pedoman untuk

melakukan observasi terhadap penampilan, sikap dan perilaku subyek, keadaan

tern pat, serta catatan khusus selama wawan ~ara berlangsung.

Page 72: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

53

Ca1atan wawancara berisi identitas pribadi subyek serta ringk.asan wawancara

sedangkan tape recorder digunakan untuk merekam. perkataan subyek, dan buku

catatan untuk mencatat hal-hal yang tidak terekam/terlewati/yang tidak jelas.

D. Analisa Data

Analisa kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun dalam

teks yang diperluas. Menurut Matthew B. milles dan A. Michael Huberman,6 ada tiga

alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan telah terjalin sebelum, 'selama, dan

sesudah pengumpulan data dalam analisa data, yaitu: reduksi data, penyajian data,

penarikan kesimpulan/verifikasi.

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajam, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara

sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi. Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Proses penarikan kesimpulan/verifikasi dapat dilakukan tergantung pada besamya

data kumpulan-kumpulan catatan dilapangan, pengkodean, penyimpanan, kecakapan

peneliti, namun sering kali kesimpulan tersebut telah dirumuskan oleh peneliti sejak

awal.

6 Milles, Mathew B. and Hubennan, A.Michael, "Analisis Data Kua/ilatif, Buku S11111her Te11ta11g Metode-metode Baru. (Jakarta: UIP, 1992), h. I 6-20.

Page 73: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

54

Data-data yang telah terkumpul melalui wawancara kemudian dipindahkan

kedalam transkrip verbatim. Penulisan transkrip ini didasarkan pada kerangka teori

dan pedoman wawancara, dari transkrip lalu dibuat ringkasan dari setiap kasus dan

dikumpulkan aspek-aspek penting yang relevan dengan penelitian untuk dianalisa.

Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokan dan diberi kode

(reduksi data) serta penjelasan diangkat untuk mempermudah proses interpretasi

sesuai dengan out line analisa data (penyajian data) kemudian dilakukan analisa

terhadap masing-masing kasus, hasil analisa tersebut lalu dirangkum dan disimpulkan

hal-hal yang umum dari seluruh data dan dicatat hal-hal yang khusus (penarikan

kesimpulan/verifikasi). Ini semua dilakukan mengacu pada kerangka teori dan

permasalahan penelitian.

E. Tahapan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian ini dimulai dengan membuat pedoman wawancara

berdasarkan teori-teori yang relevan dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing,

mencari subyek penelitian yang memenuhi kriteria penelitian dengan mencari

infotmasi dan menghubungi beberapa teman untuk meminta bantuannya, menyiapkan

perlengkapan penelitian seperti tape record~r, pedoman wawancara dan perlengkapan

lain yang dibutuhkan serta mempersiapkan diri sepenuhnya untuk melakukan

penelitian.

Page 74: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

55

2. Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan perkenalan terlebih dahulu

dengan masing-m ising subyek sebelum wawancara, dengan maksud untuk membina

hubungan yang baik dengan subyek. Wawancara ini dilakukan dengan perjanjian,

dimana subyek diharuskan menjawab pertanyaan yang diajukan dengan sejujurnya

sedangkan peneliti bertanggung jawab untuk merahasiakan identitas subyek. Semua

wawancara dilakukan dcngan alat bantu tape recorder dengan persetujuan subyek,

yang kemudian dipindahkan dalam bentuk tulisan secara verbatim. Penelitian ini

dilaksanakan seluruhnya pada bulan desember 2003.

Page 75: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...
Page 76: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

BABlV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan berisi gambaran mengenai karakreristik subyek yang

terlibat didalam penelitian. Akan diuraikan pula hasil penelitian yang diperoleh

melalui wawancara dan observasi beserta analisa hasil wawancara tersebut.

A. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang.

Gambaran lengkap mengenai karateristik subyek penelitian disajikan dalam tabel

dibawah ini.

Tabel 1

Gambaran Umum Subyek Penelitian -

Subyek 1 Subyek2 Subyek3 (RS) (R) (GN)

I. Usia saat ini (dalam tahun) 42 tahun 42 tahun 45 tahun

2. Usia pemikahan (dalam tahun) 16 tahun 13 tahun 10 tahun

" Pekerjaan Guru Wiraswasta !bu rumah

.) . tangga

4. Tingkat pendidikan Sarj2 na muda D3 -5. Anak ke 5 dari 7 I dari3 5 dari 5

6. Usia suami (dalam tahun) 45 tahun 44 tahun 70 tahun

7. Tingkat pendidikan SLTA SJ SD

8. Pernikahan ke (subyek) I l l

9. Pernikahan ke (pasangan) 1 I 5

10. Agama ;---

Islam Islam Islam

1 I. Suku Betawi Jawa Betawi

12. Riwayat keguguran - - ---

~Penghasilan dalam keluarga _L ± 2 juta ± 5 juta ± 1.5 juta

56

Page 77: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

57

B. Analisis Individual Subyek

I. Subyek I (RS)

a. Gambaran umum

Rs ( 42 tahun) adalah sosok wanita yang sopan dan keibuan. RS adalah

seorang sarjana muda bidang keguruan, ia mengajar sebagai guru sekolah dasar ± 15

tahun, sebelum menikah ia juga pemah mengajar sebagai guru Stanawiyah sambil

kuliah. Pada saat wawancara dirumahnya RS mengenakan blus merah dan celana

panjang hitam serta mengenakan jilbab berwarna kream. Penulis mengenal RS atas

petunj uk salah seorang teman. Karenanya pada saat melakukan wawancara, penulis

dan RS baru pertama kali saling bertemu. Untuk itu, sebelum melakukan wawancara,

penulis menyempatkan diri berbincang-bincang sejenak dengan RS. Hal ini penulis

lakukan dengan maksud agar terbina good raport, sehingga memudahkan proses

wawancara. Pada awal wawancara, RS bertanya kepada penulis apakah penulis

keberatan jika ia didampingi suaminya, ~etelah penulis tidak keberatan RS pun

didampingi suaminya dan wawancarapun dilanjutkan.

Bagi RS anak merupakan sebagai pengikat tali perkawinan, teman dalam

rumah tangga dan harapan masa depan. Dalam kehidupanya sehari-hari RS tidak

lepas dengan dunia anak, hal ini dikarenakan aktivitasnya sehari-hari, yang mengajar

anak-anak sekolah dasar dan juga mengajar mengaji anak-anak dirumahnya setiap

malam. RS ketika belum menikah sudah pemah merasakan bagaimana mengasuh dan

merawat anak. RS merawat dan mengasuh anak kakaknya, hal ini dikarenakan kaka

RS memiliki banyak anak. Kakak RS mempunyai kebiasaan untuk memisahkan sa!ah

Page 78: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

58

satu anaknya. Tetapi karena kedekatan yang erat antara RS dan anak tersebut hingga

sekarang anak tersebut masih diasuh dan dirawatnya.

"pernab .... pada waktu kaka masib nyampur di rumab orang tua .••• dirumab banyak keponakan"

merawat keponakan dari kecil dari sebelum menikah •.•. kaka kan di rumab orang tua, karena kaka anaknya banyak ada 13 sekarang, kaka saya setiap melabirkan anak sapiannya dipisabin dan yang ini keterusan dipisabin, akhirnya dirawat •••• saat saya masib kuliab suka dianterin kesaya kesana (tempat kost) akhirnya karena kelengkatannya itu dia terns ikut sampai saya nikab •.•• Sampai sekarang •••. sekarang sudab kuliab ••.. udab semester 3."

Menurut RS, setiap wanita meinginkan keturunan untuk menjadi seorang ibu,

la juga merasakan hal itu. Baginya dengan adanya keturunan, seorang ibu mempunyai

tcman bcrcanda dan tcmpat hiburan. Dalam hal untuk mempunyai anak tidak ada

pihak lain yang menuntut RS, namun RS merasa bahwa orang tuany1 pasti

mempunyai harapan agar RS segera mempunyai anak sebelum akhir hayatnya.

"tidak tub •... orang tua sudab punya anak cucu banyak. Tapi setiap orang tua pasti meinginkan kapan ya .... anaknya punya anak. Pinginnya sih sebelun1 diakhir hayatnya. tapi ya .... Allah juga yang menentukan segala-galanya."

Walaupun sampai saat ini RS belum mempunyai anak, RS masih memiliki

rasa optimis yang besar, karena ia percaya dengan kekuasaan Allah bahwa segala

sesuatunya dapat saja terjadi.

"saya ma ... tetap 011timis, kalau Allah berikan ya kita rawat kalau Allah engga ini ya udah kita ikhlas saja .... usaha tetap jalan dengan do'adengan berobat .... sampai sekarang juga tetap masih."

" .... walaupun usia ini kan .... tapi kalau n1enurut istilah Allah sama manusia kan beda .... menurut n1anusia kan ... ntenurut kedokteran usia 35 tahun udah engga ada kcturunan tapi kalau kita ngeliat dari inik~HI kckuasaan Allah .... sedangkan siti khadijah aja usia 40 tahun kawin sama nabi punya anak sampai 6 orang kemudian nabi ibrahim juga usianya sudah lanjut tapi Allah tetap memberi keturunan walaupun hanya satu. ya .... kita jug:a mungkin tetap bcrdo'a."

Menurut dokter, penyebab kebelum hadiran anak yang dialami RS tidak ada.

RS dan suami sudah bersama-sama melakukan pengobatan kedokter dan dinyatakan

tidak ada kelainan apa-apa.

Page 79: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

59

"tidak ada masalah .... tidak ada kelainan apa-apa •.•. kita udah sama-sama diperiksa dcngan dokter dengan bidan dcngan pcngobatan tradisiooal engga ada apa-apa."

Walaupun dinyatakan tidak ada masalah apa-apa dengan RS dan suami, tetapi

perasaan sedih turut menghinggapi dirinya namun ha! itu segera ia pasrahkan kepada

yang kuasa mungkin seperti inilah kehidupan yang hams RS dan suami jalani.

b. Gambaran Stres

Menurut RS, pada awalnya dalam menghadapi masalah ini, RS pernah

memiliki perasaan gelisah karena kekhawatirannya tidak akan dikaruniai anak.

Hpasti ada .... ya tentukan nanti di usia tua .... namanya kitakan rasanya tidak ada ten1ankan,tapi ya kalau e1nang dikasih ya kita rawatkalau engga ya kita rawat masing­masing punya amal sendiri-sendiri sih."

Terkadang RS juga suka membayangkan dirinya telah mempunyai anak, tapi

kemudian ia lebih melihat pada kenyataan yang ada dan pada apa yang ada

didepannya yaitu seorang anak yang telah ia anggap seperti anaknya sendiri.

"ya .. pemah tapi sih s&ya liat apa yang ada aja .... saya kan ada yang dirawat di rumah, ya biar Cuma keponakan kita udah anggap scperti anak scndiri."

RS juga terkadang pernah merasakan kesedihan ketika melihat anak-anak

orang lain sudah besar dan juga ketika orang; lain menanyakan petihal anak kepada RS.

~'ada perasaan sedih juga sih .... ngeliat anak-anak teman udah pada gede-gede banget." Hsetiap orang pasti bcrtanya anaknya niana .... Paling saya kctawa dengan senyum

aja .... habis bilang apa kitakan udab usaba •.• "

RS juga pernah menerima komentar yang kurang menyenangkan dari orang

lain terutama dari orang awam yang belum mengerti pada apa yang dihadapi RS saat

m1.

" .... ya paling orang awam ... katanya ... bikin anak aja nggak bisa, .... itukan kekuasaan Allah kita kcmbali kembalikan kcpada yang mcmbcrikan."

Page 80: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

60

"paling saya ketawa aja .... udah urusan masing-masing seharusnya bersyukurlah kalian sudah dikasih .•.. itukan tanggung jawab, anak itukan amanat kalau sudah diberikan tuhan ya harus dijaga. Saya sebagai oang yang belum diberilmn ya kita bcrusaha dan berdo'a aja."

Dengan adanya masalah belum dihadirkannya anak, dampak kesehatan yang

sering dialami oleh subyek herupa sakit kepala sebelah (migrain).

Dalam hal keinginan untuk mempunyai anak, menurut RS dari pihak kcluarga

dan teman, tidak terlalu menuntut agar RS segera mempunyai anak karena mereka

sudah mempunyai kehidupan masing-masing dan disibukkan dengan urusan masing-

masing.

c. Gambaran Coping

Dengan belum dikaruniai anak sampai saat ini, RS dan suami telah banyak

melakukan upaya-upaya baik secara medis mat!pun nonmedis. Secara medis RS dan

suami telah melakukan upaya-upaya pengobatan baik kedokter ataupun kebidan,

secara nonmedis RS dan suami telah melakukan upaya-upaya pengobatan tradisional

seperti melakukan pijat urut (Active Coping).

" .... berobat kedokter, tradisional" " .... mcnurut tukang urut bagus ini. ... kita juga suka piodah-pindah tukang urut,tul<ang

pijat tapi kalau dokter sekarang saya pakai yang di rumah sakit pasar Reho."

Untuk tercapainya keinginan RS dan suami untuk mempunyai anak, RS dan

suam1 telah banyak melakukan upaya-upaya pengobatan namun dari upaya-upaya

pengobatan yang telah dilakukan tersebut sampai saat ini belum memperoleh hasil

yang memuaskan. RS dan suami menyikapinya dengan tetap bersabar dan lebih

banyak mendekatkan diri kepada yang kuasa seperti shalat, dzikir, banyak berdo'a

Page 81: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

61

dan membaca Al-quran (Turning to Religion). Selain itu RS berusaha untuk pasrah

dan menerima kenyataan yang dialaminya (Acceptance). Ia yakin bahwa segala

sesuatunya pasti ada hikmahnya (Turning To Religion) ..

"belum ada .... makanya kit a kembalikan kepada yang kuasa aja"

Dalam melakukan upaya-upaya pencarian pengobatan RS dan suam1

mendapatkan informasi mengenai tempat-tempat pengobatan dari kerabat atau rekan-

rekannya selain itu ada j uga yang memberikan berupa nasehat a tau saran untuk

mengadopsi anak, namun RS dan suami be•fikir bahwa ha] itu akan membingungkan

mereka terutama dalam hukum syariat lslam

"udah aja .... adopsi anak .... Kita kan berfildr pada hukum takutnya nanti ketika kita nggak tahu ini anak siapa sudah dewasa bi•a membatalkan wudhu misalnya kita ambil anak perempuan dengan bapak oanti wudhunya batal, kalau saya ambil aoak laki juga batal sama saya .... ya udah .... Jalan satu-satunya kita terima apa adanya .... banyak yaug anjurin bayi tabunglah apalah."

Walaupun belum memperoleh hasil dari upaya-upaya yang telah dilakukan,

RS dan Suami tetap menjalani hidup ini dengan baik. RS dan suami tetap saling

mendukung dan terbuka dalam menghadapi masalah ini (Seeking Social Support For

Emo/ ional Reasons). Dan mereka j uga merasa memiliki tanggung jawab untuk tetap

terns menjaga, merawat dan mendidik keponakan yang sudah dianggap seperti anak

sendiri dengan sebaik-baiknya (Planning).

"baikwbaik saja ngga ada 1nasalah ... " "ya yang ada aja sekarang dididik .... ya itulrnn sudah kita anggap anak sendiri ....

Segala sesuutunya ya kebutuhan din kita yang penubi .•• ya sekolah .•• ya lain-lain."

Terkadang perasa'l kesepiaanpun dirasakan oleh diri subyek, untuk mengatasi

perasaan k~sepiannya itu R biasanya melakukan aktivitas-aktivitas yang lain seperti

membaca, nonton televisi, memasak dan mengurus rumah tangga. Kebiasaan-

Page 82: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

62

kebiasaan melakukan aktivitas-aktivitas yang sering dilakukannya tersebut termasuk

kedalam coping maladaptif yaitu Mental /Jisengagement. Selain itu RS menyibukkan

diri dengan berkarier yaitu menjadi salah seorang guru sekolah dasar da:1 juga

mengajar mengaji setiap malam dirumahnya (Active Coping).

2. Subyck 2 (R)

a. Gambaran umum

R ( 42tahun) adalah seorang wanita yang bertubuh agak gemuk dengan tinggi

badan sekitar 160 cm. Pada saat diwawancarai dirumahnya R mcngenakan T-Shirt

pendek dan celana hitam panjang. Penulis mengenali R atas petunjuk seorang teman.

Karenanya pada saat melakukan wawancara, penulis dan R barn pertama kali saling

bertemu. Untuk itu, sebelum melakukan wawancara, penulis menyempatkan diri

berbincang-bincang sejenak dengan R. ha! ini penulis lakukan dengan maksud agar

terbina good raport, sehingga memudahkan proses wawancara.

R adalah sosok wanita yang terkesan tidak aktif untuk memulai pembicaraan.

lapun terkesan sebagai orang yang kurang spontan dalam memulai pembicaraan.

meskipun demikian, ia cukup ramah dan kooperatif selama wav1ancara berlangsung.

Sebelum menikah sampai dengan dua tahun pernikahan, ia bekerja sebagai

karyawati perusahaan swasta. Karena keinginn subyek dan suami, R berhenti bekerja

untuk istirahat dari aktivitas yang melelahkannya dengan harapan dapat dikaruniai

anak. Tetapi harapan yang ditunggu oleh R belum juga terwujud sehingga membuat R

merasa jenuh dan bosan, kemudian R mengisi waktu luangnya dengan membuka

Page 83: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

63

usaha ditempat tinggalnya. Aktivitasnya semenjak JO tahun yang lalu dapat dikatakan

sukses dari tahun ketahun.

Menurut R, anak adalah suatu anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada

seorang ibu. Anak dapat menjadi penghibur rasa sepi, sebagai pelengkap kehidupan

rumah tangga. Selain itu anak merupakan bukti kesempumaan sebuah perkawinan.

Dalam berir.teraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya, R kurang dekat

dengan anak-anak disekitamya ha! ini c.ikarenakan kesibukannya yang ia hadapi

setiap hari. Walupun demikian R sangat menyukai anak, apabila ada waktu luang R

terkadang menyempatkan diri untuk pergi ketempat hiburan anak-anak atau paling

tidak pergi ketaman yang ada dikompleksnya.

" .... sebenarnya saya senang sama anak-anak .... memang silt saya jarang main dengan anak-anak .... habis bagailnana ya saya banyak kerjaan dirumah, tapi suka sih kadang­kadang main ketaman terus bercanda-candaan •.•• saya juga kadaog kalau ada rezeki ada waktu saya ngajak anak sini jalan-jalan ketempat hiburan kaya ketaman mini •.. "

Dalam ha! untuk mempunyai anak keinginan terbesar adalah dari diri R

sendiri, karena R ingin sekali merasakan bagaimana seorang wanita mengandung dan

juga melahirkan dan yang terpenting adalah membahagiaka!l suaminya. R juga

mengakui bahwa suaminya pun meinginkan anak dan dari pihak orang tua R juga

mengharapkan supaya R segera mempunyai anak, karena orang tua R sangat ingin

punya cucu.

"ya tentunya dari diri saya sendiri, saya kepingin sekali punya anak .•.. pingin rasain bagaimana silt kalau mengandung, melahirkan .•.. ya kaya ibu-ibu yang lainlah saya kepingin bahagiain suami, suami saya juga kepingin punya anak apalagi oraqg tua saya, beliaukau belum punya cucu jadi ya sangal berharap"

Page 84: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

64

Namun walaupun R belum dikaruniai anak sampai saat ini, R tetap yakin dan

optimis dengan kebesaran Tuhan bahwa segala sesuatu yang tidak mungkin bisa saja

menjadi mungkin dan te~jadi.

Menurut hasil diagnosa dokter, penyebab kebelum hadiran anak yang dialami

R adalah masalah kualitas sperma yang belum kurang memuaskan dan adanya

beberapa virus di masa lampau pada dirinya. Setelah mengetahui ha! itu R dan suami

merasa sedih dan kecewa kenapa hal ini bisa terjadi pada diri mereka. Namun R dan

suami sadar bahwa masalah yang ia hadapi adalah cobaan yang hams ia hadapi

dengan sabar, ia yakin bahwa tuhan memang belum waktunya memberi keturunan.

b. Gambaran Stres

R, mulai merasakan perasaan gelisah dalam menunggu kehadiran anak adalah

pada tahun kedua perkawinan, karena usianya saat menikah adalah 32 tahun yang

menurutnya sudah terbilang tua untuk menikah.

"kira-kira setelah 2 tahun menikah •••• saya mulai merasakao eemas •••• kapao ya •••• saya bisa hamil, apalagi usi saya sudah semakin tua •.•. saya takut kalau saya udah engga bisa hamil .... "

R sangat mendambakan untuk bisa hamil dan punya anak, terkadang R

membayangkan seperti apa wajahnya. Keadaannya yang belum punya anak,

tampaknya membuat R merasa agak kikuk berada dalam situasi yang membicarakan

tentang anak. Hal tersebut muncul karena ia merasa memiliki perasaa 'berbeda"

dengan wanita lain, yaitu ketidakmampuannya untuk hamil. Perasaan sedih juga

terkadang menghinggapi diri R ketika ada orang-orang yang menanyakan tentang

anak. Hal ini sering terjadi ketika R bertemu dengan orang yang barn dikenalnya. Dan

Page 85: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

65

ha! yang lebih membuat R sedih dan juga kecewa adalah ketika ada orang yang

bergunjing tentang clirinya yang belurn punya anak.

"pernah .... kadangkan ada aja orang yang usil sama rumah tangga orang."

" •... makanya .... badan jangan digendutin aja jadi engga bisa deb punya anak."

"ya saya sih diamin aja diakan belum tahu sebenarnya masalah apa yang kita hadapi, nan ti kalau kita 1narahkan jadi ru\vct rnasalahnya nanti."

Keadaan diri R yang belum punya anak tersebut tidak mempengaruhi

hubun;san antara R dengan keluarga dan teman-teman. Menurut R, mereka !ah yang

selalu memberi nasehat dan dukungannya untuk selalu tetap tabah dan sabar.

Adapun gejala-gejala yang sering dirasakan oleh subyek ketika menghadapi

masalah-masalah yang dialaminya tersebut adalah adanya perasaan gelisah, tidak

percaya diri, tidak bisa tidur, dan sakit yang berlebihan ketika mengalami menstruasi.

c. Gambaran Coping

Strai.egi coping yang dilakukan R dalam menghadapi masalah infertilitas lebih

cenderung kepada coping terpusat masalah (Problem Focused Coping) yaitu berusaha

untuk melakukan pencarian pengobatan-pengobatan baik secara medis atau

nonmedis. secara medis R dan suami telah melakukan upaya-upaya pengobatan

kedokter, secara non medis R dan suami telah melakukan upaya-upaya pengobatan

tradisional seperti berobat kepada "orang pintar" (Active Coping). Upaya pencarian

pengobatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan suaminya saat usia perkawinan

menginjak tahun kedua.

Page 86: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

66

Pada awalnya R dan suami sanga• bersemangat dalam melakukan upaya

pencarian pcngobatan. Namun makin lama, R terutama suami menjadi agak segan

dan malas untuk melakukanya karena hasil yang diharapkan, yaitu kehamilan tidak

kunjung datang. Hal ini dikarenakan karena R dan suami dalam berkonsultasi

keseorang dokter kadang tidak intensif, artinya saat konsultasi kebeberapa dokter, R

dan suami hanya datang satu kali. Dan dari beberapa dokter yang didatangi, ia

mendapat pengobatan dan terapi yang bermacam-macam, sehingga R dan suami tidak

mendapatkan keakuratan dan kelengkapan infonnasi. Selain itu R dan suami juga

pemah konsultasi kepada "orang pintar" yang bisa membantu menselesaikan masalah

mereka. Dari beberapa orang pintar yang mereka kunjungi, pengobatan yang mereka

terima pun bermacam-macam, seperti ramuan-ramuan, obat-obatan, air putih yang

dido' ain, dan pantangan-pantangan makan.

Dalam menghadapi masalah tersebut, R dan suami berusaha meminta bantuan

kepada kerabat atau teman-temannya untuk mendapatkan pemecahan masalah yang

sedang ia hadapi tersebut (Seeking Social Support For Instrumental Reasons).

Berdasarkan nasehat dan saran dari kerabat dan teman-temannya, R seharusnya hanya

melakukan pengobatan pada satu dokter ahli saja, karena tujuan yang hendak R dan

suami inginkan adalah keakuratan dan kelengkapan infonnasi yang mereka dapatkan

dan satu ha! yang sangat penting adalah masalah kemanjuran pengobatannya.

"saya clan suami sudah berobat kesana kesini tapi ya begitu hasilnya kurang mcmuaskan terus lagi diagnosanya ada yang lain~Iain. Terus saya dikasih saran sama orang tua , teman juga supaya saya periksa pada satu dokter yang ahli biar hasiloya akurat dan obatnya n1anjur."

Page 87: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

67

Pada saat ini, R sedang memulai pengobatan secara intensif kepada satu

dokter ahli. Menurutnya barn pertama kali ini, R dan suami merasa teratur dan

konsisten berobat kesatu dokter. Dengan pengobatan yang ia lakukan sekarang, R dan

suami merasa puas dan berharap banyak. Dengan berobat pada satu dokter ahli, R dan

suami tahu masalah yang ia hadapi yaitu masalah kualitas sperma yang kw-ang

memuaskan dan adanya infeksi beberapa virus dimasa lampau pada dirinya. Oleh

karena itu R dan suami harus minum obat-obatan tertentu.

U ntuk mengatasi kegel isahannya dan rasa kesepiannya dalam menunggu

kehadiran anak, R biasanya menyibukkan diri dengan melakukan aktivitas lain seperti

nonton televisi, membaca, bahkan R suka meluangkan waktu untuk pergi ketaman

dan bermain-main dengan anak-anak dan jika ada kesempatan juga rezeki R suka

mengajak anak-anak tetangganya ketempat-tempat hiburan. Kebiasaan R melakukan

aktivitas lain tersebut termasuk kedalam strategi coping maladaptif yaitu Mental

Disengagement dimana aktvitas-aktivitas tersebut dijadikan alternatif untuk

melupakan stresor. Selain itu untuk mengatasi kejenuhnnya dirumah, R membuka

peluang usaha dengan berwiraswasta laundry (active Coping) dan hasilnya usaha

tersebut memperoleh kemajuan.

R menyadari bahwa masalah yang la hadapi adalah cobaan yang harus 1a

hadapi dengan sabar, ia yakin bahwa Tuhan memang belum waktunya memberikan

keturunan kepada R (Positive Reinterpretation). Karena itulah R berusaha

menyesuaikan diri dengan menyerahkan segalanya kepada Tuhan (Turning Religion),

berusaha menerima kenyataan yang ada dan berusaha menyesuaikan dengan

Page 88: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

68

kenyataan tersebut (Acceptance). Pada usia perkawinan menginjak tahun kedua, R

berhenti berkerja sebagai karyawati disebuah perusahaan swasta hal ini dilakukan

dengan maksud agar dapat beristirahat dari aktivitas yang melelahkan kondisi

fisiknya dan berkonsentrasi untuk mempunyai keturunan (Suppression Of Competing

Activities).

3. Subyek 3 (GN)

a. Gambaran umum

GN ( 45 tahun) adalah seorang wanita yang bertubuh agak kurus dengan tinggi

badan 150 cm. Pada saat diwawancarai dirumahnya, GN mengenakan kemeja pendek

bercorak dan celana pendek. Penulis mengenal GN atas petunjuk salah seorang

teman. Karenanya pada saat melakukan wawancara, penulis dan GN baru pertama

kali sling bertemu. Untuk itu, sebelum melakukan wawancra, penulis menyempatkan

diri berbincang-bincang sejenak dengan GN hal ini penulis lakukan dengan maksud

agar terbina good raport, sehingga memudahkan proses wawancara.

GN adalah sosok wanita yang terkesan aktif untuk memulai pembicaraan,

selama wawancara berlangsung GN pun terkesan sebagai orang yang spontan dalam

memulai pembicaraan. GN adalah wanita yang belum pemah duduk dibangku

sekolah, sehingga dalan proses wawancara berlangsung penulis menggunakan

bahasa-bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti oleh GN. Sebelum sampai

dengan setelah menikah GN suka sekali melakukan aktivitas menganam tikar yang

terbuat dari daun pandan berduri. Tetapi akhir-akh;r ini GN tidak dapat melakukan

Page 89: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

69

hal tersebut karena GN sudah kesulitan u 1tuk mendapatkan daun pandan berduri

tersebut.

Dalam kehidupan GN keberadaan anak tidaklah terla!u penting. Walaupun

demikian GN senang dengan anak-anak. Halaman rumah GN sering kali dijadikan

tempat bem1ain anak-anak.

"ya .... buat encang sih ada anak, engga ada anak juga engga apa-apa. ya •.•. engga terlalu dipikirin dah begitu."

"seneng .... seneng encang sama anak-anak. Apalagi disioi sering anak-anak pada main, resep encang ngcliatnya."

Pada awal pernikahan GN pernah mengasuh keponakan-keponakannya,

karena tempat tinggal GN dan saudaranya saling berdekatan. Denglln adanya

pengalaman seperti itu terkadang pernah terpikir untuk mempuuyai anak dan menjadi

seorang ibu. Namun GN menyadari akan keadaannya. Dalam ha! untuk mempunyai

anak GN merasa tidak ada yang menuntutnya karena semua memahami dengan

masalah yang dihadapi GN. Dan dari pihak suami sudah mempunyai anak dari

istrinya yang lain.

Menurut GN, ia tidak pemah melakukan pencarian pengobatan baik secara

medis ataupun non medis. GN hanya beranggapan bahwa penyebab dari kebelum

hadiran anak adalah faktor keturunan. GN mengambil kesimpulan tersebut karena

saudara-saudara GN ada yang mengalami masalah yang sama seperti yang dialami

oleh GN.

"Periksa .... ya biayanya kaga ada ...• ya dibiarin aja" ""Pasrah aj t, habis emng udah keturunan sih, kapan encang K, encang M ... nggak

punya anakjadi ya apa adanya aja"

Page 90: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

70

GN mengakui sebenarnya dirinya tidak 11kan mempunyai anak lagi, tetapi GN

tetap mempunyai harapan walaupun tipis untuk dapat mempunyai anak.

b. Gambaran Stres

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, GN mengakui bahwa dirinya

tidak memiliki kekhawatiran tidak akan dikaruniai anak. Tetapi walaupun demikian

naluri keibuannya sebagai seorang wanita yang telah menikah tidak dapat dibohongi

bahwa sebenarnya GN mendambakan figur seorang anak dalam kehidupannya. Hal

ini dapat dilihat ketika GN berada dalam situasi dimana orang lain sedang

membicarakan soal anak-anak mereka, dan juga ketika GN dalam situasi dimana ada

orang lain yang menanyakan perihal anak kepadanya. Ia mengakui bahwa dalam

situasi terse1:mt terkadang GN merasakan kesedihan dan bertanya-tanya mengapa ia

tidak dapat mempunyai anak dan menjadi seorang ibu seperti ibu-ibu yang lainnya.

"ngga ...• encang ya encang si apa adanya aja ••.. dikasih anak ya alhamdulillah ngga dikasib ya engga kenapa-kenapa"

"yasedih encang gitu .... apalagi kalau kita jalan kemana gitu ama orang yang baru kita ken al trus ngobrol kita di tan ya an a kn ya berapa ... ya mau dijawab apalagi bilang aja ogga ada gitu"

"ya •.•. pernah sih ... encang sempat mikir gitu kok encang engga bisa punya anak kaya orang-orang gitu"

Dalam kehidupan bermasyarakat dapat dikatakan bahwa GN tidak terlalu

banyak bergaul. Dalam kesehariaannya, GN lebih banyak menghabiskan waktunya

dirumah. Mnurut GN, ia pernah mendapatkan komentar yng kurang mcnyenangkan

dari orang lain mengeni masalah yang ia alami. Tetapi GN hanya diam dan

menganggapnya sebagai candaan. Namun GN akui ha! itu menyinggung perasaannya.

Page 91: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

'"ada .... pernah dtilu encang dion1ongin begitu" Hya encang sih diani aja paling cuma bercanda" ••ya ... kesinggung juga sih ... ya habis 1nau diapain lagi" "'clibiarin aja .... "

71

Gejala yang dirasakan GN dengan tidak adanya anak dalam kehidupannya,

GN m~rasa kesepian dan ha! itu sering membuatnya banyak tidur karena tidak adanya

aktivitas-aktivitas lain yang dapat ia lakukan seperti merawat anak.

c. Gambaran Coping

Dalam menghadapi masalah kebelum hadiran anak, GN mengkui tidak

banyak melakukan upaya-upaya pengobatan baik secara medis ataupun nonmedis.

Hal ini dikarenakan ketidakmampuannya dalam faktor keuangan untuk melakukan

upaya-upaya pengobatan tersebut. Tidak adanya kemampuan untuk melakukan

upaya-upaya pengobatan, cenderung membuat GN menjadi pasrah dan tidak berusaha

untuk merubah kenyataan menjadi lebih baik (Behavioral Disengagement).

Hengga encang belum pernah periksa kemana~mana apalagi kedokter" ~•ya engga ada biaynnya ... ya dibi:irin aja"

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa GN sering

kali melakukan penolakan (Denial) terhadap masalah-masalah yang ia hadapi, ia

beranggapan bahwa dirinya tidak akan dikaruniai anak dan sudah menjadi faktor

keturunan bagi dirinya. Penolakan ini ia lakukan dengan sikap tidak peduli, tidak

memikirkan masalah yang ada dan beranggapan bahwa ha! tersebut bukan masalah

baginya, seperti tersirat dari kata-kata yang diucapkannya ketika diwawancarai.

"encang maa engga bakalan punya anak kali orang udah tua begini ... trus kapan encang ma emang ada keturunan engga punya anak"

Page 92: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

72

Namun walaupun GN sering melakukn penolakan akan tidak dikaruniai anak

kepad~. dirinya, tapi GN percaya dengan kebesaran Tuhan, bahwa segala sesuatunya

pasti dapat terjadi kalau Tuhan menghendakinya (Turning to Religion). Karena itulah

GN memasrahkan semuanya kepada Tuhan. Dalam menjalani kehidupan ini GN

menerima dan pasrah dengan kenyataan yang ada pada dirinya (Acceptance).

C. Analisa Antar Subyek

Pada umumnya para subyek mengatakan bahwa nilai anak bagi mereka adalah

sebagai pengikat tali perkawinan, pelengkap dalam rumah tangga, kesempumaan

perkawinan, penerus keturunan, penghibur rasa sepi dan sebagai teman untuk

bercanda. Walaupun mereka tidak memiliki anak tetapi mereka senang dengan anak­

anak. Hal ini dibuktikan oleh salah satu subyek yaitu R suka meluangkan waktunya

untuk mengajak anak-anak tetangga untuk jalan-jalan ketempat hiburan. Dalam ha!

untuk mempunyai anak keinginan terbesar yang menuntut para subyek adalah dari

dirinya sendiri karena mereka ingin merasakan bagaimana menjadi seorang ibu yang

sesungguhnya dengan merasakan kehamilan, melahirkan, merawat dan mendidik

anak seperti ibu-ibu yang lain.

Dari wawancara yang telah dilakukan, hanya RS dan R yang telah melakukan

pemerikasaan kedokter sehingga dapat diketahui hasil diagnosa yang pasti dan akurat,

kecuali GN. GN belum pernah melakukan pengobatan kedokter, ia hanya

beranggapan bahwa dirinya belum dikaruniai anak karena faktor keturunan hal ini ia

Page 93: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

73

lihat dari beberapa saudaranya yang memang belum mempunyai anak sampai saat ini.

Hal ini juga dikarenakan adanya ketidakmampuannya dalam faktor keuangan untuk

melakukan upaya-upaya pencarian pengobatan.

Perasaan mendambakan anak yang dirasakan para subyek terkadang

dilakukan dengan cara berkhayal bahwa dirinya mengalami kehamilan dan

melahirkan, serta membayangkan seperti apa wajah anaknya tersebut. Dalam hal

interaksi dengan lingkungan, ada salah satu subyek yang mengalami perasaan agak

kikuk apabila dalam situasi membicarakan perihal anak. Hal ini muncul karena ia

memiliki perasaan berbeda dengan orang lain yaitu ketidakmampuan untuk hamil.

Perasaan sedih dan kecewapun terkadang sering menghinggapi para subyek, ha! ini

terjadi ketika ada orang ) ang baru dikenal menanyakan perihal anak kepada mereka

dan yang paling utama adalah ketika ada orang yang memberikan komentar negatif

atau kurang menyenangkan yang dapat menyinggung perasaan mereka.

Dengan keadaan belum dihadirkannya anak para subyek mengakui bahwa ha!

tersebut tidak mempengaruhi hubungan mereka dengan suami, kecuali GN. Dengan

keadaan ini terkadang GN memiliki perasaan iri dengan istri-istri suaminya yang Iain

yang telah mempunyai anak. Adapun hubungannya dengan kerabat dan temannya,

para subyek beranggapan bahwa mereka telah sama-sama mempunyai keluarga dan

. . . mempunyat urusan masmg-masmg.

Reaksi yang banyak muncul pada subyek adalah adanya perubahan emosional

menjadi gelisah, kecewa, sedih, frustasi, pasrah,. mengalami sakit kepala, sakit yang

berlebihan saat menstruasi, banyak tidur, dan lain-lain. Strategi Coping yang

Page 94: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

74

dilakukan para subyek rata-rata adalah dengan melakukan tindakan yang sifatnya

Iangsung atau berangsur-angsur menerima dan menyesuaikan diri dengan kondisi

yang ada jika usaha yang dilakukan tidak membuahkan hasil. Pada kenyataannya

meski disadari ataupun tidak, ketiga subyek sering melakukan Strategi Coping yang

tidak adaptif seperti menyibukkan diri dengan melakukan aktivitas Iain sebagai

alternatif untuk dapat melupakan Sires.

Page 95: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

75

Gambaran Hasil Analisa Antar Subyek

Tabel 2.

Perasaan yang muncul karena bclum hadirnya anak

Alasan RS R GN ~-

• Perasaan kesepian ../ ../ ../

• Kekhawatiran tidak memiliki anak ../ ../ -

• Perasaan tidak nyaman karena ../ ../ ../

komentar-komentar dari lingkungan ~-- ------- " .. ______

-· -- ------- - ----·-·----- ·------~-----------··-·· - -----·-·- --------

Tabel 3

Nilai anak bagi subyek

Alasan I RS R GN "------·

• Penerus keturunan ../

• Pelengkap kehidupan rumah tangga ../

• Penghibur rasa sepi ../

• Ingin tahu seperti apa wajahnya ../

• Kesempurnaan sebuah perkawinan ../

• Pengikat tali perkawinan ../

• 1-larapan masa depan ../

• Teman dalam rumah tangga ../

---·-- ---·------ - --·---~--

Page 96: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

76

Tabel 4

Penyebab infertilitas

Penyebab lnfertilitas RS R GN

• Hasil diagnosa dokter

L Ada gangguan virus dan hormon ,/

2. Tidak <.da gangguan ,/

• Faktor keturunan ,/

Tabel 5

Gambaran stres

~

Variabel Keterangan RS R GN

Sumber-sumber

stres

• Frustasi karena 1 ) Hambatan fisik. ,/

tujuan - Gangguan virus

mempunyai - Gangguan hormon

anak tidak 2) Hambatan sosial.

tercapai - Tidak leluasa menampilkan diri ,/

dalam keluarga I - Tidak leluasa menampilkan diri ,/ ,/ ,/

dalam masyarakat

I -~ '-----"~--- -

Page 97: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

77

• Konflik 1) Keinginan istri untuk membahagiakan ./ ./ ./

suami><ketidakmampuan untuk

mempersembahkan anak

2) Keinginan suam1 untuk pun ya anak ./ ./

><ketidak bcrdayaan diri untuk

memberikan keturunan sampai saat ini

3) Hara pan orang tua untuk pun ya ./ ./

cucu><ketidak pastian untuk

memberikan cucu sampai saat ini

• Tekanan 1) Faktor internal

- Nilai anak tinggi ./ ./ ./

- Harapan yang tinggi akan punya anak ./ ./

2) Faktor eksternal

- Dikejar usia ./ ./ ./

Harapan dari orang tua untuk segera ./ ./ -

punya anak

• Kecemas I) I< esepian dihari tua ./ ./ ./ an I

2) Sikap orang tua/mertua ./ ./

3) Diremehkan orang lain ./ ./ ./

Page 98: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

78

Faktor-faktor yang mempengaruhi individu terhadap situasi stres.

• Faktor personal 1 ) Optimisme akan punya anak ,/ ,/ ,/

2) Termotivasi untuk melakukan pencarian ,/ ,/

pengobatan

3) Bel um waktunya punya anak ,/

4) Belum dipercaya tuhan ,/ ,/

5) Suami dan istri kurang subur ,/

6) Faktor keturunan ,/

• Faktor situasi l) Harapan orang tua ,/ ,/

2) Harapan suami ,/ ,/

Reaksi terhadap stres

• Reaksi afektif 1 ) Perasaan sedih ,/ ,/ ,/

2) Kecewa ,/ ,/ ,/

3) Gelisah ,/ ,/

4) Jenuh ,/ ,/ ,/ I

5) Tidak percaya diri ,/ ,/ ,/

• Reaksi kognitif

• Reaksi biologis l) Sak it kepala ,/

2) Sakit berlebihan saat menstruasi ,/

3) Banyak tidur ,/

- -~------- ---

Page 99: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

79

Tabel 6

Gambaran coping

--

Varibel Keterangan RS R GN

Problem focused coping

• Active coping 1) Melakukan pengobatan dengan cara ,/ ,/

kedokteran dan kebidanan

2) Aktif menjalankan usaha bisnis ,/

3) Aktif berkarier ,/

4) Aktif mengerjakan pekerjaan rum ah ,/ ,/ ,/

tangga

5) Aktifmerawat keponakan ,/

• Planning 1 ) Berusaha membahagiakan suam1 ,/ -/ ,/

dengan menjadi istri yang baik

2) Rencana-rencana pencanan ,/ ,/

pengobatan

3) Berusaha menjadi orang tua yang baik

• Suppression of (merawat dan mendidik keponakan) ,/

competing 1) Berkonsentrasi untuk melakukan

activities pengobatan pada satu dokter ahli ,/ ./

• Restraint 2) Berhenti berkarier ./

Lcopm-~ ----- - - ---- -·-···-·-~-~---·---- --- ----------

Page 100: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

80

• Seeking social ./ ./

support for Mencari informasi ten tang pencanan

instrumental pengobatan dari orang tua, mertua,

reasons kerabat dan teman.

---Emotion focused coping • Denial I ) Ka get ketika mengetahui hasil ./ ./

diagnosa dokter

2) Tidak akan punya anak karena faktor ./

keturunan

• Positive I ) Adanya pemahaman bahwa belum ./ ./

reinterpretation waktunya punya anak

and growth 2) Adanya pemahaman bahwa belum ./

dipercaya tuhan I

3) Adanya pemikiran bahwa dirinya ./

pun ya tanggung jawab untuk

mendidik keponakannya

• Seeking social Mencurahkan perasaannya kepada suami, ./ ./ ./

support of orangtua, mcrlua, kerabat dan tcman-

emotional temannya

reasons

Page 101: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

81

• Turning to Lebih mendekatkan diri kepada tuhan

religion dengan cara:

I) Sha lat ,( ,( ,(

2) Berdo'a ,( '/ ,(

3) Dzikir ,(

4) Membaca al-qur'an ,( ,(

5) Adanya pemahaman bahwa mendapat ,(

hikmah dari masalah yang

dihadapinya

• Acceptance Menerima dan pasrah dengan kenyataan ,( ,( ,(

yang ~da I

~

Coping yang maladaptif

I • Focusing-venting

'

of emotion I

• Behavioral Pas rah dan tidak ada upaya untuk ,(

disengagement melakukan pencarian pengobatan

• Mental l) Menonton telcvisi ,( ,( ,(

disengagement 2) Memasak ,( ,( ,(

3) Membaca ,( ,(

4) Jalan-jalan ,(

5) Berkhayal ,( ,(

~ ~-

Page 102: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...
Page 103: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

BABV

PENUTUP

Dalam bab v ini akan disajikan kesimpulan secara umum dari hasil penelitian

yang telah dilakukan, diskusi yang merupakan perbandingan antara teori yang ada

dengan hasil penelitian yang dipcroleh dilapangan dan saran-saran.

A. Kesimpulan

I. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya seluruh

ibu rumah tangga yang belum dikaruniai anak yang menjadi responden

mengalami Stres, baik itu Stres yang disebabkan oleh faktor internal seperti

adanya hambatan fisik, berupa adanya gangguan hormon serta virus dan

hara pan yang ti nggi akan pun ya anak. Sedangkan faktor eksternal seperti

masalah keuangan, hambatan sosial dalam menampilkan diri dilingkungan

sosial dan tuntutan dari lingkungan ut1tuk memiliki keturunan selaku perannya

sebagai wanita dewasa yang telah menikah.

Dalam menilai sumber Stres individu dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu

faktor personal dan situasional. Faktor personal dan situasional yang berperan

adalah faktor optimis yang dimiliki semua subyek penelitian. Optimis

menumbuhkan semacam kekuatan pada diri subyek sehingga mampu menilai

kondisi belum dihadirkannya anak sebagai suatu tantangan.

82

Page 104: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

83

Sedangkan dalam melakukan upaya kontrol Stres untuk menghadapi

masalah belum dihadirkannya anak hampir semua subyek penelitian

menunjukan sikap adanya "penerimaan" keadaan. Dengan adanya sikap

menerima mendorong subyek untuk berfikir lebih realistis. Paling tidak

dengan cara mem~nfaatkan kognitifnya untuk berfikir tentang rencana­

rencana yang akan dilakukan serta mengalihkan kegalauan pikiran kehal-hal

yang lebih realistis.

Adapun reaksi Stres yang biasa muncul pada subyek penelitian antara

lain berupa reaksi afektif seperti perasaan sedih, kecewa, gelisah, tidak

percaya diri, kejenuhan, pasrah karena tidak mempunyai anak atau keturunan.

Sedangkan reaksi biologis adalah berupa rasa sakit berlebihan saat menstruasi,

sakit kepala dan banyak tidur.

2. Strategi Coping yang digunakan oleh para responden dalam menghadapi

rnasalah belum dihadirkan anak adalah dengan menggunakan ketiga 3ems

Coping, yaitu :

a. Coping yang terpusat pada rnasalah (Problem focused Coping) yang

meliputi:

• Tindakan langsung (Active Coping) yaitu berupaya melakukan

pengobatan-pengobatan dan melakukan aktivitas sebagai pengisi

waktu luang seperti brkarir dan mengadopsi anak (mengasuh

keponakan ).

Page 105: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

84

• Merencanakan cara terbaik untuk memecahkan masalah (Planning)

yaitu sebatas pada perencanaan untuk adopsi, rencana untuk pencarian

pengobatan.

• Berkonsentrasi pada masalah dan mengesampingkan yang lain

(Suppression (}/' competing Activities) yaitu berusaha untuk

mengesampingkan kegiatan yang dianggap berpengaruh terhadap

kebugaran fisik dan psikis.

• Mencari dukungan atau bantuan dari orang lain (Seeking Social

Support For Jnstrwnenta/) yaitu usaha untuk mencari dukungan sosial,

baik berupa nasehat atau informasi yang akurat untuk mengatasi

masalah belum dihadirkannya a11ak.

b. Coping yang terpusat pada emosi (Emotion Focused Coping ) yang

meliputi :

• Mencari simpati dan dukungan moral dari orang lain (Seeking Social

Support For Emotional Reasons) yaitu para subyek penelitian

melakukan upaya dengan mencurahkan isi hatinya kepada suam1,

keluarga, kerabat dan teman.

• Menilai kembali stresor secara lebih positif (Positive Reinlerpetation

And Growth) yaitu adanya pemahaman dari diri para snbyek penelitian

bahwa dirinya belum waktunya untuk mempunyai anak serta adanya

pemikiran pula bahwa dirinya mempunyai tanggung jawab atas

keponakan yang dirawat dan diasuhnya tersebut.

Page 106: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

85

• Menerima dan menyesuaikan diri (Acceptance) yaitu tercermin dengan

sikap "menerima" keadaan yang ditunjukan oleh para subyek

penelitian.

• Mendekatkan diri kepada Tuhan (Turning To Religion) yaitu upaya

yang dilakukan para subyek penelitian dalam mengatasi masalahnya

dengan cara benyak berdo'a dan beribadah.

c. Coping mafadaptifyang meliputi :

• Menyerah untuk berusaha mengatasi Stres (Behavioral

Dis.wmgagement) Yaitu ditunjukkan pada salah satu subyek penelitian

karena menurutnya penyebab dari belum dihadirkannya anak adalah

faktor keturunan dan karena tidak adanya biaya untuk melakukan

pengobatan.

• Menyibukan diri dengan aktivitas altematif untuk menghilangkan rasa

tidak nyaman (Menial Dissangagement) yaitu para subyek penelitian

melakukan upaya-upaya seperti membaca, menonton televisi,

memasak, dan lain-lain.

Adapun Strategi Coping yang banyak ditampilkan oleh setiap subyek

penelitian adalah melakukan tindakan aktif yang langsung sifatnya untuk mengatasi

Stres (Problem Focused Coping), mencari simpati dan dukungan moral dari orang

lain (Seeking Social For Emotional Reasons) serta menerima apabila usaha yang

dilakukan tidak berhasil (Emotion Focused Coping), serta menyibukkan diri dengan

aktivitas alternatif untuk menghilangkan rasa tidak nyaman (Coping Maladapt if).

Page 107: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

86

B. Diskusi

Sebagai pasangan suami istri kehadiran anak merupakan suatu ha! yang sangat

didambakan dalam perkawinan. Meskipun sebagai pasangan suam1 istri

mendambakan kehadiran anak, namun sayangnya tidak setiap perkawinan

dianugerahi keturunan. Dalam menghadapi kondisi infertilitas, bagi wanita

merupakan sumber Stres tersendiri baginya, terlebih lagi dalam proses peuearian

usaha untuk mengatasi problemanya tersebut, maka akan semakin memicu Stresnya.

Jika kita perhatikan Stresor yang dihadapi oleh para subyek dalam penelitian ini,

menunjukkan bahwa Stresor ibu rumah tangga yang belum dikaruniai anak adalah

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal sepcrti adanya hambatan fisik,

berupa adanya gangguan hormon serta gangguan virus dan harapan yang tinggi akan

punya keturunan sedangkan faktor eksternal seperti adanya masalah keuangan untuk

melakukan pengobatan, hambatan sosial dalam menampilkan diri dilingkungan sosial

serta tuntutan dari lingkungan untuk memiliki keturunan selaku perannya sebagai

wanita dewasa yang telah menikah.

Adanya konflik-konflik emosional dan penghayatan akan dirinya yang

berbeda dengan wanita yang memiliki anak akan mengurangi kegembiraan dan

kebahagiaan. Seperti dikatakan oleh Menning bahwa adanya Stresful pada infertilitas

karena timbulnya perasaan "kehilangan" seperti kehilangan harga diri, self esteem

dan hubungan dengan orang lain. 1 Dan keadaan belum dihadirkannya anak pada usia

1 Barbara Eck Mennin-i, 111.ferlility A Guide Behavior And Sick Role,(American Sociological Review, 1997),h. I 0

Page 108: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

87

40 tahun, juga dapat menyebabkan adanya perasaan hopeless. Hal ini dikarenakan

faktor usia yang lebih dari :,o tahun. Menurut Sudraji sumapraja, pada usia lebih dari

30 tahun tingkat kesulitan untuk hamil lebih besar dibanding wanita pada usia

dibawah 30 tahun. 2 Hal ini sesuai dengan pemyataan Erikson dalam trnrinya

mengenai tahapan siklus hidup bahwa apabila generativitas lemah atau tidak

diungkapkan maka akan mengalami pemiskinan atau stagnasi. 3

Dalam keadaan demikian wanita infertil dituntut untuk menanggulangi

perasaan tersebut yang disebut Coping. Usaha penanggulangan terhadap Stres yang

disebut coping perlu dilakukan agar Stres tidak berkelanjutan dan mempengaruhi

keseimbangan fisiologis dan psikologis. Perilaku Coping yang adaptif dan dilakukan

secara konstruktif dapat mencegah individu dari Stres yang berkepanjangan.

Meskipun pada kenyataannya sering kali individu melakukan tindakan-tindakan yang

tidak adaptif dalam menghadapi Stres untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman.

Strategi Coping yang dominan muncul pada para subyek penelitian ini adalah

Active Coping (Problem Focused Coping), Seeking Social For Reasons dan

Acceptance (Emotion Focused Coping). Strategi Active Coping dilakukan mungkin

karena didorong keinginan yang kuat untuk memperoleh keturunan maka individu

yang mengalami infertil pada umumnya akan berupaya untuk mencari jalan

pemecahan. Dalam proses pencarian usaha untuk mengatasi problemanya tersebut,

2 Sudraji Sumapraja, Jiau/a Keha111i/a11?, (Jntisari: Kesehatan Suami Istri), h.28

3 Calvin S Hall and Gardner Lindzey, Teori-teori Psilwdinamik (Kli11is), Kanisius, 1993 .h.153

Page 109: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

88

para subyek membutuhkan bantuan dari luar diri individu yaitu yang diperolehnya

dengan earn membagi perasaannya kepada suami, oranb>tua atau mertua, kerabat dan

teman-temannya (Seeking Social For Emotional Reasons). Dan ketika usaha yang

dilakukan untuk mengatasi masalah tidak membuahkan hasil maka yang dilakukan

adalah menerima dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada (Acceptance).

C. Saran-saran

Penulis menyadari penelitian ini mas1h banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna. Keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian memungkinkan

terjadinya bias dalam pengumpulan data sehingga data yang diperoleh menjadi terlalu

kompleks atau tidak mengena dengan tujuan penelitian.

Untuk itu penulis mengajukan saran bagi penelitian selanjutnya yang mungkin

tertarik untuk meneliti fenomena kehidupan ibu rumah tangga yang belurn dikaruniai

anak.

I. Dapat mengkaji lebihjauh topik bahasan penelitian serta lebih memperhatikan

poin-poin dalam pedoman wawancara sehingga wawancara be;nar-benar dapat

menggali data yang diharapkan secara mendalam.

2. Hendaknya obsc 'Vasi dilakukan tidak hanya pada saat wawancara

berlangsung.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan titik tolak bagi

penelitian selanjutnya untuk mendapatkan data yang lebih kaya.

Penulis juga mengajukan saran-saran :

Page 110: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

89

1. Wanita yang mengalami infertilitas : Adanya kesiapan mental untuk

mengahadapi kondisi belum dihadirkannya anak. Adanya penghayatan bahwa

dukungan suami sangat berperan dalam menghadapi infertilitas maka dengan

demikian pihak istri diharapkan terbuka dalam mengkomunikasikan perasaan,

kebutuhan dan harapan-harapan kepada suami. Dengan begitu, suami menjadi

paham akan kecemasan dan ketakutan-ketakutan pasangan. Untuk memenuhi

generativitas bukan hanya kepada anak kandung tetapi dapat dilakukan

dengan adopsi.

2. Peran suami : Titik berat dari penghayatan wanita terhadap infertilitas adalah

ada bentuk dukungan suami sebagai pendamping hidup. Dengan adanya fakta

tersebut, diharapkan para suami tergugah untuk mulai berempati terhadap

istrinya, secara bersama-sama menghadapi permasalahan infertilitas.

Page 111: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...
Page 112: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

DAFT AR PUST AKA

Atwater, Eastwood, l'.1yc/10/ogy Ol Adjus,nenl: Personal Growth in a Changing World, New Jersey: Prentice Hall, Inc, 1983,Second Edition.

Calvin S. Hall and Gardner Lindzey, Teori-leori Psikodinamik (Klinis). Kanisi us, 1993 ,cet. ke-71

Ebrah,Abu Fad] Muhsin, Aborsi, Kon/rasepsi dan Mengatasi Kemandulan, Jakarta: Mizan 1997,Cet.ke-1

I-lawari, Dadang, Al-(}uran dan I/mu Kesehatan Jiwa, Jakarta: Perpustakaan Masjid Istiqlal, 1992 ,cet.ke-2

lhromi.T.O., Bunga Rampcii Sosio/ogi Ke/uarga, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999

Lahey, Benyamin. B, and Ciminera, Anthony. R., Maladaptive Behavior: An lntroduclion To Abnorrma! 1'1>yc/10/ogy; Scot, Foresman And Company, 1980.

Lazarus, R.P, Pal/em q/ Adjusmenl, Tokyo, Kogakusha: Mc.Graw Hill Book Co, 1994, 3 rd edition

Mahalli, A. Mudjab, !vfenikah!ah, Engkau !vfenjadi Kaya, Yogyakarta: Mitra Pustaka,2001, Cet. Ke- I.

Maramis, W.F., Catalan I/mu Kedokleran Jiwa, Surabaya: Airlangga University Press, 1998, cet. ke-7

Menning, Barbara Eck, lnjertilily a Guide Behavior And 17ze Sick Role, American Sociological Review, 1977.

Milles, Mathew. B. And Huberman, A.Michael, Analisis Data Kualitatif. Buku Sumber Tenlang Me lode-me/ode Baru, Jakarta: UIP, 1092.

Moelong. J.M. Lexy, !vfetodologi Penelitian Kualitalif, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1993, Cet. ke-4.

Moenawar, Khalil, Nilai Wanita, Jakarta: Ramadhani, 1987, cet. ke-1.

Notopuro, Hardjo, Peranan Wanita Dalam Masa Pembangunan Dilndonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1997, Cet. ke-1.

90

Page 113: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

91

P.Rahmani, Dyah dan Abrar, Ana Nadya, 111/ertilitas Dalam Per1>pektil .lender, Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan, UGM, 1999, Cet. ke-1.

Penyusun Kamus Pusat Dan Pengembangtm Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989 , Cet. ke-2.

Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan kualitat!l dalam Penelitian Psikolog1, Jakarta: LPSP3 Ul, 1998, Cet. ke-1.

Qadir Djaelani, Abdul, Keluarga Sakinah, Surabaya:PT Bina llmu, 1995

Qaimi, Ali, Buaian !bu Diantara Surga dan Neraka, Bogor: Penerbit Cahaya, 2002, cet. ke-1.

R.Rosenthal And E. Rosnow, Essential OfBehavor Research; Metlwdv And Analysis, New York: Mc. Graw Hill, 1984.

Sarafino.E.P.,Health Psychology: Biop.1yhosocial Interaction,Canada:John Willey And Sons, 1990

Semiawan,Conny,et.al., Kiprah Wanita Islam Dalam Keluarga,Karier dan Masyarakat,Jakarta:l'ustaka Anlara, 1996.

Sumapraja, Sudraji, Beberapa Hal Penelitian K/inik Pasangan !njertil, Depok: Fakultas Kesehatan \1asyarakat UI,1980.

___ , /'unda Kehamilan, Mempersulit Kehamilan?, lntisari: Kesehatan Suami lstri. · ~

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 1994.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Pene/itian, Jakarta: Rajawali Press,PT. Raja Grafindo Persada, 1998.

Thalib, M., Memahami 20 Sifat Fitrah Orangtua, Bandung: Irsyad Baitussalam, 1997, cet. ke-1

Utsman Al Husyt, Muhammad, Perbedaan Laki-laki dan Perempuan (Tinjauan Psikologis, Fisiologi, sosiologi dan Islam), Jakarta: Penerbit Cendikia, 2003 Cet. ke-1

www. M-amienrais.com/potret/detail asp?pid=7

Yin, Robert.K., S1ud1 Kasus, Jakarta: Raja Grafindo, 2000.

Zaini, Syah Minan, Arti Anak Bagi Seorang Muslim, Surbaya: AI-Ikhlas.

Page 114: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

LAMPIRANI

Subyek

Wawancara ke

Tempat

Tanggal

Jam

Catalan lapangan

LEM BAR OBSERVASI

1121314/5

1/2/3

I. Kea<laan lempal wawan<:ara, cuaca, keha<liran pihak lain <lisekilar lempal

wawancara.

2. Garnbaran Fisik <lan penampilan subyek.

3. Riugkasan aw<tl <lan akhir wawaucara, apa saja yang <lilakukan oleh

inle1 viewer <lan subyek (yang tidak lerrekam).

4. Ringkasan sikap subyek selama jalaunya wawancara : ( suara, inlonasi, sikap

lubuh, anlusiasme, sikap kepada inleviewer , <lll ).

5. Gangguan <lan hambalan selama wawancara.

6. Catalan khusus selama wawancara.

Page 115: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

LAMPIRAN II PEDOMAN WAWANCARA

Pert1111yaan-perh1nyaa11 yang bcrkaitan dengan data identitas

I. Nama

2. Usia

3. Peke1jaan

4. Riwayal peke1jaan sebelumnya

5. Kegialan <liwaktu luang

6. Hobby (sejak kapan <lilakukan? Dan apakah pasangan masih melakukanllya)

7. U sia suami

8. Peke1jaan suami

9. Tanggal/Bulan/Tahun pemikahan

IO. Pernikahan ke ...... (subyek)

I I. Pernikahan ke ...... (pasangan)

12. Apakah makna pernikahan bagi an<la? Makna pernikahan bagi pasangan an<la

Pertanyaan-pertiu1yaan yang berkaitan dengau data keluarga

J. Berapa jumlah sau<lara kan<lung <lalam keluarga an<la

2. Jelaskan secara rinci jumlah anak masing-masing

Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitau dengan nilai anak

I. Apakah pen<l 1pat anda tenlang anak secara umum

2. Apa arti/nilai anak bagi an<la

Page 116: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

3. Apakah anda menyenangi anak-anak?

4. Apakah rumah anda sering dikunjungi anak-anak

5. Apakah anda sering berkunjung ketempat dimana banyr.k anak-anak

6. Apakah anda memiliki pengalaman dalam merawat atau mengasuh anak/bayi

7. Apakah anda berkeingir.an untuk menjildi seorang ibu, alasannya

8. Apakah sudah ada pembicaraan dengan suami tentang rencana mempunyai anak,

Uumlah anak, cara mendidik, waktu yang ditetapkan)

9. Sejauh mana rasa optimisme yang anda miliki untuk mempunyai anak, alasannya?

I 0. Selain keinginan mempunyai anak sendiri, apakah ada pihak lain yang menurut

anda untuk mempunyai anak.dapatkah anda jelaskan?

Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan infertilitas

I. Apakah penyebab dari kebelum hadiran anak yang anda alami menurut dokter

2. Bagaimana perasaan anda setelah mengetahui penyebab dari kebelum hadiran

anak yang anda alami

3. Apa yang anda lakukan untuk menanggulangi perasaan tersebut

4. Bagaimana sikap pasangan and a setelah mengetahui hal tersebut

5. Bagai mana riwayat kesuburan keluarga anda (kalau ada) penyebabnya apa

Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan gambaran stres

1. Apakah anda memiliki kekhawatiran tidak akan dikaruniai anak

2. Apakah anda pernah merasakan kegelisahan dalam menunggu kehadiran anak,

kapan mulai muncul kegelisahan tersebut

Page 117: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

3. Apakah anda merasa terlekan dengan kondisi lersebut

4. Apa yang anda rasakan dengan komlisi kebelum hadiran anak

5. Sejauh rnana <larnpaknya terha<lap kesehatan anda

6. Sejauh apa <lampaknya lerha<lap kehi<lu1 ·an anda sdiari-hari

7. Bagai mana ko11disi perkawina11 an<la sehubu11ga11 <lengan bdurn ha<lirnya anak

(hubungan sex terganggu, sikap alau p-orasaan lerhadap suarni, kornunikasi

de11gan suarni)

8. Bagaima11a reaksi atau perasaan an<la bila orang lain rnenanyaka11 perihal a11ak

kepada an<la

9. 8-1gaima11a reaksi clan perasaan an<la bila berada <lalam situasi <limana orang lain

membicarakan tentang anak mereka

10. Apakah anda pernah merwnrna komentar-komentar negatif atau kurang

menyenangkan <lari orang lain, bagaimana reaksi dan perasaan anda

11. Apa yang an<la lakukan untuk menanggapiuya

12. Bagaimana sikap orang tua, mertua, teman-teman terhadap permasalahan yang

an<la alarni

13. Bagairnana sikap atau perasaan anda terha<lap sikap mereka

Pertanyaan-pertanyaan yang bedi.ailan dengan gambaran coping

1. Upaya-upaya apa yang telah anda lakukan dalarn menghadapi masalah kebelum

hadiran anak (medis/r,onrne<lis)

Page 118: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

2. Bagai mana perasaan anda dan pasan_san selama proses melakukan upaya-upaya

tersebut

3. Bagai mana sikap pasangan anda terhadap upaya-upaya yang anda lakukan (orang

tua, keluarga pasangan, kerabat, tcman)

4. Seberapa jauh keberhasilan upaya tersebut

5. Apa dampak keberhasilan tersebut bagi diri anda dan pasangan

6. Kalau gaga! dalam upaya yang dilakukan, mengapa

7. Menurut anda faktor-foktor apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan

8. Menurut anda kendala apa yang anda hadapi materi/non materi.

9. Apa dampak kegagalan dari upya yang anda lakukan bagi diri anda dan pasangan

10. Rencana apa yang akan dilakukan bila mengalami kegagalan (~iapa yang

membuat rencana tersebut) bagai mana sikap pasangan terha·:lap rencana tersebut

11. Apakah anda sudah mempunyai antisipasi masalah-masalah apa yang akan

muncul dikemudian hari sehubungan dengan belum lahimya anak-anak

12. Harapa1-harapan apt yang anda miliki sehubungan dengan masalah yang anda

alami

Page 119: GAMBARAN STRES DAN COPING PADA lBU RUMAH TANGGA ...

LAMPIRAN Ill PERNYATAAN KESEDIAAN

D"ngan ini saya 1m:11yatakan baliwa saya .

Nama

AJamal

No. Telepon

Bersedia unluk diwawancarai dan memberikan kelerangan sebenar-benarnya

untuk keperluan pembualan skripsi dengan judul Gambaran Stres dan Coping Pada

lbu Rumah Tangga Yang Belum Dikaruniai Anak yang disusun oleh Rahmawali

(Mahasiswi Fakullas Psikulugi UlN SyarifHidayalullah Jakarta).

Adapun data pribadi saya dan basil wawancara dan semata-mata unluk

keperluan skripsi. Apabila ditemukan data yang masih kurang lengkap, saya bersedia

unluk di l'.awancarai kembali.

Interviewee

(N ama I engkap)

Wassalam

Bekasi ...... Desember 2003

Interviewer

(Rahmawati)