GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI … Riska... · Hipertensi merupakan masalah kesehatan di...

6
ISSN: 2089-9084 ISM, VOL. 8 NO.1, JANUARI-MARET, HAL 1 http://isainsmedis.id/ojs/ GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARANGKAN II KABUPATEN KLUNGKUNG BALI 2014 Putu Riska Mordiana 1 , I Wayan Weta 2 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 1 Bagian Ilmu Kedoteran Komunitas – Ilmu Kedokteran Pencegahan FK Universitas Udayana 2 [email protected] ABSTRAK Hipertensi merupakan masalah kesehatan di masyarakat yang memerlukan penanganan dengan baik. Menurut data di Puskesmas Banjarangkan II, kunjungan pasien yang menderita hipertensi pada bulan Juli 2014 menempati urutan kelima dari total sepuluh penyakit terbanyak, dan mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Terdapat berbagai macam faktor yang seharusnya dikontrol oleh para penderita hipertensi untuk menjaga agar tekanan darahnya dapat membaik. Dalam penelitian ini dilakukan observasi pada responden untuk mengetahui bagaimana responden melakukan kontrol terhadap tekanan darahnya setelah didiagnosis mengalami hipertensi. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional deskriptif dengan populasi penelitian adalah semua pasien hipertensi yang datang berobat dan tercatat dalam data kunjungan tahun 2014 di Puskesmas Banjarangkan II. Sampel pada penelitian ini didapat dengan menghitung jumlah sampel minimal dan dilakukan simple random sampling sehingga didapatkan 41 sampel. Data penelitian didapatkan dengan wawancara langsung pada sampel dan observasi ke lapangan. Dari wawancara dan observasi di lapangan pada 41 orang sampel didapatkan sampel yang mematuhi aturan minum obat sebanyak 87,8%, patuh terhadap aturan diet yang dianjurkan sebanyak 68,8% dan aktif berolahraga sebanyak 53,7%. Pasien yang patuh minum obat yang menunjukkan hipertensi terkontrol adalah 96,2%. Jika dilihat dari kepatuhan diet, 73,1% responden yang patuh diet menunjukkan hipertensi yang terkontrol. Pada variabel aktivitas olahraga, diperoleh hasil 69,2% yang patuh olahraga menunjukkan hipertensi yang terkontrol. Kata kunci: hipertensi, perilaku, gaya hidup, banjarangkan, puskesmas BEHAVIOR OF HYPERTENSION PATIENTS IN WORK AREA OF BANJARANGKAN II PUBLIC HEALTH CENTRE KLUNGKUNG REGENCY BALI 2014 ABSTRACT Hypertension is a public health problem that requires good coordination from many aspects. According to data in Banjarangkan II Public Health Centre, patients who are suffering from hypertension visiting the health centre in July 2014 ranks fifth out of a total of ten diseases, and increased compared to the previous month. In this research, observations are done on the samples to find out how the samples to take control of their blood pressure after being diagnosed with hypertension. This study is a cross-sectional descriptive study population, which population of study were all patients who come for treatment of hypertension and included in the health care's register in 2014. Samples in this study are got by counting the number of minimal samples and do simple random sampling to obtain 41 samples. The research data is obtained by direct interviews with samples and observations in the field. From interviews and observations in the field on 41 samples, there are samples who comply with rules of medication as much as 87.8%, adhere to recommended dietary rules as much as 68.8% and active in sports as much as 53.7%. Patients who took drugs regularly that show controlled hypertension were 96.2%. When viewed from the dietary rules, 73.1%

Transcript of GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI … Riska... · Hipertensi merupakan masalah kesehatan di...

Page 1: GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI … Riska... · Hipertensi merupakan masalah kesehatan di masyarakat yang memerlukan penanganan dengan baik. ... Instrumen penelitian ini adalah

ISSN: 2089-9084 ISM, VOL. 8 NO.1, JANUARI-MARET, HAL

1 http://isainsmedis.id/ojs/

GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARANGKAN II

KABUPATEN KLUNGKUNG BALI 2014

Putu Riska Mordiana1, I Wayan Weta2

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana1

Bagian Ilmu Kedoteran Komunitas – Ilmu Kedokteran Pencegahan FK Universitas Udayana2

[email protected]

ABSTRAK

Hipertensi merupakan masalah kesehatan di masyarakat yang memerlukan penanganan dengan baik.

Menurut data di Puskesmas Banjarangkan II, kunjungan pasien yang menderita hipertensi pada bulan

Juli 2014 menempati urutan kelima dari total sepuluh penyakit terbanyak, dan mengalami

peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Terdapat berbagai macam faktor yang seharusnya

dikontrol oleh para penderita hipertensi untuk menjaga agar tekanan darahnya dapat membaik.

Dalam penelitian ini dilakukan observasi pada responden untuk mengetahui bagaimana responden

melakukan kontrol terhadap tekanan darahnya setelah didiagnosis mengalami hipertensi. Penelitian

ini merupakan studi cross-sectional deskriptif dengan populasi penelitian adalah semua pasien

hipertensi yang datang berobat dan tercatat dalam data kunjungan tahun 2014 di Puskesmas

Banjarangkan II. Sampel pada penelitian ini didapat dengan menghitung jumlah sampel minimal dan

dilakukan simple random sampling sehingga didapatkan 41 sampel. Data penelitian didapatkan

dengan wawancara langsung pada sampel dan observasi ke lapangan. Dari wawancara dan observasi

di lapangan pada 41 orang sampel didapatkan sampel yang mematuhi aturan minum obat sebanyak

87,8%, patuh terhadap aturan diet yang dianjurkan sebanyak 68,8% dan aktif berolahraga sebanyak

53,7%. Pasien yang patuh minum obat yang menunjukkan hipertensi terkontrol adalah 96,2%. Jika

dilihat dari kepatuhan diet, 73,1% responden yang patuh diet menunjukkan hipertensi yang

terkontrol. Pada variabel aktivitas olahraga, diperoleh hasil 69,2% yang patuh olahraga menunjukkan

hipertensi yang terkontrol.

Kata kunci: hipertensi, perilaku, gaya hidup, banjarangkan, puskesmas

BEHAVIOR OF HYPERTENSION PATIENTS IN WORK AREA OF BANJARANGKAN II PUBLIC HEALTH

CENTRE KLUNGKUNG REGENCY BALI 2014

ABSTRACT

Hypertension is a public health problem that requires good coordination from many aspects.

According to data in Banjarangkan II Public Health Centre, patients who are suffering from

hypertension visiting the health centre in July 2014 ranks fifth out of a total of ten diseases, and

increased compared to the previous month. In this research, observations are done on the samples

to find out how the samples to take control of their blood pressure after being diagnosed with

hypertension. This study is a cross-sectional descriptive study population, which population of study

were all patients who come for treatment of hypertension and included in the health care's register

in 2014. Samples in this study are got by counting the number of minimal samples and do simple

random sampling to obtain 41 samples. The research data is obtained by direct interviews with

samples and observations in the field. From interviews and observations in the field on 41 samples,

there are samples who comply with rules of medication as much as 87.8%, adhere to recommended

dietary rules as much as 68.8% and active in sports as much as 53.7%. Patients who took drugs

regularly that show controlled hypertension were 96.2%. When viewed from the dietary rules, 73.1%

Page 2: GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI … Riska... · Hipertensi merupakan masalah kesehatan di masyarakat yang memerlukan penanganan dengan baik. ... Instrumen penelitian ini adalah

ISSN: 2089-9084 ISM, VOL. 8 NO.1, JANUARI-MARET, HAL

2 http://isainsmedis.id/ojs/

of respondents who adhere showed controlled hypertension. From sports activities, the results

obtained 69.2% adherent sports show controlled hypertension.

Keywords: hypertension, behavior, lifestyle, banjarangkan,health care

PENDAHULUAN Hipertensi merupakan masalah kesehatan di

masyarakat yang memerlukan penanganan dengan

baik. Hipertensi merupakan masalah besar yang

terdapat di Indonesia. Hipertensi sendiri

didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90

mmHg1. Menurut National Center of Health

Statistic pada tahun 2011-2012, sekitar 29,1%

penduduk di Amerika Serikat terdiagnosis

hipertensi. Angka prevalensi hipertensi pada

perempuan dan laki-laki hampir sama yaitu 29,7%

pada laki-laki dan 28,5% pada perempuan1,2.

Sedangkan angka kematian pada perempuan

adalah sebesar 55,2%2. Di Indonesia sendiri, angka

prevalensi hipertensi adalah 30%.

Menurut data di Puskesmas Banjarangkan II,

hipertensi pada bulan Juli menjadi penyakit dengan

urutan kelima dan meningkat dibandingkan bulan

sebelumnya.

Berbagai faktor ikut berperan dalam terjadinya

hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain usia

dan jenis kelamin. Gaya hidup pasien juga

berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi. Hal

tersebut meliputi kebiasan merokok,

mengkonsumsi minuman beralkohol serta pola

makan dengan asupan tinggi garam. Faktor lain

yang berpengaruh adalah obesitas dan kurangnya

aktivitas olahraga. Riwayat keluarga dengan stroke

merupakan fakor yang sangat penting karena

faktor genetik juga berperan dalam kejadian

hipertensi4.

Hipertensi dapat menjadi kontributor dalam

terjadinya berbagai macam penyakit, seperti

penyakit kardiovaskular yang meliputi, infark

miokardial, congestive heart failure, penyakit

vaskular lain seperti stroke, dan dapat pula

menyebabkan gagal ginjal kronis4. Berdasarkan

Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 yang dilakukan

oleh Departemen Kesehatan RI menunjukkan

bahwa hipertensi dan penyakit kardiovaskular

masih cukup tinggi dan bahkan cenderung

meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh

dari perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya

biaya pengobatan hipertensi, disertai kurangnya

sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi.

Data Riskesdas 2007 juga menyebutkan bahwa

prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30%

dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular.

Berdasarkan komplikasi-komplikasi yang dapat

ditimbulkan akibat hipertensi, maka seseorang

yang sudah terdiagnosis hipertensi harus

menjalankan penanganan baik secara

medikamentosa maupun dengan perubahan gaya

hidup.

Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

pengobatan yang adekuat tergolong cukup

signifikan. Menurut data dari NCHS (National

Center for Health Statistic), hanya 52% pasien yang

menjalani pengobatan hingga hipertensinya

terkontrol, yaitu di bawah 140/90 mmHg1,3. Di

Indonesia sendiri hanya 4% yang merupakan

hipertensi terkontrol dari 30% pasien hipertensi.

Status hipertensi terkontrol dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain kepatuhan minum obat,

kepatuhan diet dan aktivitas olahraga.

Oleh karena itu berdasarkan data di atas, dilakukan

penelitian untuk mengetahui perilaku pasien

setelah terdiagnosis hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Banjarangkan II. Dengan diketahuinya

gaya hidup pasien setelah terdiagnosis hipertensi

di wilayah kerja Puskesmas Banjarangkan II,

diharapkan dapat dilakukan modifikasi gaya hidup

yang benar agar tidak menimbulkan kontribusi

yang lebih jauh terhadap terjadinya penyakit-

penyakit lain seperti kardiovaskular, stroke

maupun gagal ginjal kronis.

METODE PENELITIAN

Wilayah dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Banjarangkan II, Kecamatan Banjarangkan,

Kabupaten Klungkung pada bulan Agustus 2014.

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian

deskriptif cross sectional, yaitu dilakukan satu kali

pengumpulan data untuk melihat gambaran

perilaku pasien yang menderita hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Banjarangkan II.

Page 3: GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI … Riska... · Hipertensi merupakan masalah kesehatan di masyarakat yang memerlukan penanganan dengan baik. ... Instrumen penelitian ini adalah

ISSN: 2089-9084 ISM, VOL. 8 NO.1, JANUARI-MARET, HAL

3 http://isainsmedis.id/ojs/

Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang

menderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Banjarangkan II yang tercatat pada buku register

puskesmas.

Pemilihan Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian adalah 41 orang

yang dipilih melalui teknik simple random sampling.

Pasien yang terpilih akan dikunjungi ke rumahnya

sebagai responden. Pemilihan sampel dilakukan

dengan membuat daftar nama-nama pasien yang

pernah datang berobat ke Puskesmas

Banjarangkan II. Kemudian dipilih secara acak

hingga mencapai jumlah 41 sampel.

Prosedur Pengumpulan Data

Responden dalam penelitian ini adalah pasien

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Banjarangkan II.

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dengan

pertanyaan terstruktur untuk memperoleh data

kuantitatif.

Data diperoleh dengan cara wawancara.

Wawancara dilakukan di rumah responden, lama

wawancara sekitar 15 menit. Wawancara dilakukan

dengan menggunakan kuisioner.

Analisis Data

Data entry dilakukan dengan coding dan editting

menggunakan software SPSS Windows versi 20.0.

Cleaning data dilakukan terhadap semua variabel

untuk mengetahui data yang tidak sesuai (missing)

sehingga didapatkan data yang tepat. Analisis data

dilakukan secara deskriptif menggunakan software

SPSS Windows versi 20.0. Adapun analisis yang

dilakukan berupa analisis univariat terhadap

variabel usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan

pendidikan untuk karakteristik responden serta

terhadap variabel kepatuhan minum obat,

kepatuhan diet, aktivitas olahraga dan status

hipertensi. Tabulasi silang dilakukan pada variabel

perilaku responden terhadap status hipertensi

pasien.

HASIL PENELITIAN

Pada karakteristik responden, kelompok umur

yang paling banyak mengalami hipertensi adalah

kelompok usia 51-60 tahun yaitu 19 orang (46,3%).

Jenis kelamin responden yang ditemukan lebih

banyak adalah responden perempuan yaitu 22

orang (53,7%).

Responden pada wilayah kerja Puskesmas

Banjarangkan II lebih banyak berprofesi sebagai

pedagang yaitu 14 orang (34,1%). Tingkat

pendidikan responden kebanyakan adalah tamat

SD, yaitu 13 orang (31,7%)(Tabel 1).

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik

Responden n %

Usia

41-50 tahun

51-60 tahun

61-70 tahun

71-80 tahun

5

19

10

7

12,2

46,3

24,4

17,1

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

19

22

46,3

53,7

Pekerjaan

Petani

Pedagang

Pegawai negeri

Ibu rumah tangga

Tidak bekerja

Lain-lain

7

14

5

4

5

6

17,1

34,1

12,2

9,8

12,2

14,6

Tingkat Pendidikan

SD

SMP

SMA

Diploma/sarjana

Tidak sekolah

13

7

10

6

5

31,7

17,1

24,4

14,6

12,2

Perilaku responden yang dianalisis adalah

kepatuhan minum obat, kepatuhan diet dan

keaktifan olahraga.

Dari hasil wawancara didapatkan lebih banyak

responden yang mematuhi aturan minum obat

yaitu sebanyak 87,8%. Responden yang patuh

terhadap aturan diet yang dianjurkan sebanyak

68,8%. Dari wawancara juga didapatkan responden

yang aktif berolahraga secara teratur sebanyak

53,7%.

Tabel 2. Perilaku Responden Setelah Terdiagnosis

Hipertensi

Kategori n %

Page 4: GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI … Riska... · Hipertensi merupakan masalah kesehatan di masyarakat yang memerlukan penanganan dengan baik. ... Instrumen penelitian ini adalah

ISSN: 2089-9084 ISM, VOL. 8 NO.1, JANUARI-MARET, HAL

4 http://isainsmedis.id/ojs/

Minum obat

Patuh

Tidak patuh

36

5

87,8

12,2

Pengaturan Diet

Patuh

Tidak patuh

28

13

68,8

31,7

Aktivitas olahraga

Aktif

Tidak aktif

22

19

53,7

46,3

Dari hasil penelitian didapatkan hasil pasien yang

patuh minum obat yang menunjukkan hipertensi

terkontrol adalah 96,2% dan pada pasien yang

tidak patuh minum obat menunjukkan 73,3%

dengan hipertensi terkontrol. Jika dilihat dari

kepatuhan diet, 73,1% responden yang patuh diet

menunjukkan hipertensi yang terkontrol dan pada

responden yang tidak patuh diet, 60%

menunjukkan hipertensi yang terkontrol. Dari

variabel aktivitas olahraga, diperoleh hasil 69,2%

yang patuh olahraga menunjukkan hipertensi yang

terkontrol dan pada yang tidak aktif olahraga

menunjukkan 73,3% dengan hipertensi tidak

terkontrol.

Tabel 3. Perilaku Sampel Terhadap Status

Hipertensi

Perilaku Terkontrol

n (%)

Tidak

n (%)

Minum Obat

Patuh

Tidak patuh

25 (96,2)

11 (73,3)

1 (3,8)

4 (26,7)

Pengaturan Diet

Patuh

Tidak patuh

19 (73,1)

9 (60,0)

7 (26,9)

6 (40,0)

Aktivitas Olahraga

Aktif

Tidak aktif

18 (69,2)

4 (26,7)

8 (30,8%)

11 (73,3%)

PEMBAHASAN

Karakteristik dan Perilaku Responden

Berdasarkan karakteristik responden menurut jenis

kelamin, diperoleh hasil lebih banyak responden

perempuan 22 (53,7%) daripada responden laki-

laki 19 (46,3%). Namun, perbedaan jumlah

responden hipertensi antara laki-laki dan

perempuan tidak terlalu signifikan. Data penelitian

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Anggraini (2009), bahwa prevalensi hipertensi dan

wanita hampir sama. Selain itu, data NCHS

(National Center of Health Statistic) juga

menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi sama

pada laki-laki dan perempuan di Amerika Serikat

tahun 2011-20121,2. Usia responden yang

mengalami hipertensi mayoritas pada rentang usia

51-60 tahun yaitu sebesar 46,3%. Hasil penelitian

ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Frisoli et al di mana risiko hipertensi

meningkat seiring peningkatan usia. Rentang usia

50 tahun ke atas rentan mengalami isolated

systolic hypertension5.

Berdasarkan data penelitian diperoleh hasil bahwa

mayoritas responden bekerja sebagai pedagang.

Variabel pekerjaan digunakan untuk mengetahui

gambaran mata pencaharian responden, sehingga

peneliti dapat mengetahui gambaran status

ekonomi yang berhubungan dengan tingkat stress

yang dapat menjadi faktor risiko hipertensi. Stress

melalui aktivitas saraf simpatik mengakibatkan

peningkatan tekanan darah secara intermiten dan

bertahap. Stress juga meningkatkan resistensi

pembuluh darah perifer dan curah jantung6.

Apabila dilihat dari tingkat pendidikan, diperoleh

hasil mayoritas pasien hipertensi adalah tamat SD.

Pengetahuan responden mengenai hipertensi yang

masuk dalam kategori baik sebanyak 56,1%.

Berdasarkan variabel tingkat pendidikan, dapat

diketahui gambaran sebaran tingkat pendidikan

responden sehingga dapat berguna dalam

pemberian edukasi mengenai cara pengendalian

faktor risiko dan pengobatan serta modifikasi gaya

hidup yang benar.

Jika dilihat dari perilaku responden menurut

kepatuhan minum obat, kepatuhan diet dan

keaktifan olahraga, diperoleh data 87,8% patuh

minum obat, 68% patuh anjuran diet dan 53,7%

aktif berolahraga. Berdasarkan hasil tersebut dapat

diketahui bahwa lebih dari 50% pasien hipertensi

menjalankan anjuran minum obat, diet yang sesuai

dan aktivitas olahraga karena pengetahuan pasien

mengenai hipertensi dan komplikasinya mayoritas

baik.

Perilaku Responden Terhadap Status Hipertensi

Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui bahwa

proporsi pasien yang patuh minum obat yang

menunjukkan hipertensi terkontrol adalah 96,2%

dan pada pasien yang tidak patuh minum obat

Page 5: GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI … Riska... · Hipertensi merupakan masalah kesehatan di masyarakat yang memerlukan penanganan dengan baik. ... Instrumen penelitian ini adalah

ISSN: 2089-9084 ISM, VOL. 8 NO.1, JANUARI-MARET, HAL

5 http://isainsmedis.id/ojs/

menunjukkan 73,3% dengan hipertensi terkontrol.

Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan pada

penatalaksanaan secara farmakologis memberikan

hasil yang baik pada penurunan tekanan darah

pasien. Pada pasien yang tidak patuh minum obat

juga menunjukkan proporsi yang tinggi terhadap

status hipertensi yang terkontrol. Hal ini

disebabkan pada responden yang tidak patuh

minum obat, sebagian besar lebih mematuhi

modifikasi gaya hidup meliputi konsumsi makanan

yang sesuai untuk hipertensi dan aktif berolahraga.

Jika dilihat dari kepatuhan diet, 73,1% responden

yang patuh diet menunjukkan hipertensi yang

terkontrol dan pada responden yang tidak patuh

diet, 60% menunjukkan hipertensi yang terkontrol.

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa

modifikasi pola makan dengan mengikuti anjuran

asupan makanan yang benar untuk hipertensi

memberikan hasil yang baik dalam kontrol tekanan

darah. Pada hasil ini dijumpai persentase yang

tinggi pula pada responden yang tidak patuh diet

namun hipertensinya terkontrol. Hal tersebut juga

disebabkan oleh hal-hal lain yaitu responden lebih

patuh dalam minum obat dan aktif olahraga. Dari

hasil wawancara, sebagian responden mengaku

bahwa mereka terkadang sulit untuk menahan

dirinya untuk tidak mengkonsumsi makanan asin

maupun makanan yang berlemak, misalnya pada

masyarakat Bali yang memiliki kebiasaan

mengkonsumsi daging babi pada saat merayakan

hari raya.

Pada variabel aktivitas olahraga, diperoleh hasil

69,2% yang patuh olahraga menunjukkan

hipertensi yang terkontrol dan pada yang tidak

aktif olahraga menunjukkan 73,3% dengan

hipertensi tidak terkontrol. Hal ini menunjukkan

bahwa aktivitas olahraga berkontribusi secara baik

dalam menurunkan tekanan darah. Oleh karena itu,

persentasi hipertensi terkontrol lebih dijumpai

pada responden yang aktif dalam olahraga.

Dari keseluruhan data diketahui bahwa kepatuhan

pasien dalam minum obat, diet dan keaktifan

olahraga sangat berkontribusi dalam penurunan

tekanan darah. Ketiga modalitas tersebut tidak

dapat dipisahkan. Apabila ketiga modalitas

tersebut dijalankan dengan baik dan secara

bersamaan maka akan diperoleh penurunan

tekanan darah yang lebih baik dan status

hipertensi terkontrol pada pasien dapat

dipertahankan. Berdasarkan hasil tersebut

diketahui bahwa pengetahuan yang baik mengenai

hipertensi membuat responden mematuhi anjuran

minum obat, diet yang sesuai dan keaktifan

olahraga guna mempertahankan hipertensinya

agar terkontrol7,8. Selain itu, dari hasil wawancara

kepatuhan pasien juga dilatarbelakangi oleh

adanya riwayat penyakit yang mendasari dan

sebagian besar responden juga mengetahui

komplikasi yang ditimbulkan. Pada wawancara

didapatkan beberapa pasien mengalami diabetes

mellitus. Sehingga pasien akan berupaya untuk

menjaga kondisi dirinya agar dalam keadaan yang

terkontrol. Oleh karena itu, mayoritas responden

senantiasa mematuhi anjuran-anjuran yang benar

dalam penatalaksanaan hipertensi.

Kelemahan Penelitian

Adapun kelemahan dalam penelitian ini antara lain

hasil penelitian ini mungkin tidak sepenuhnya

mencerminkan perilaku pasien hipertensi yang

sebenarnya. Hal ini disebabkan ada kemungkinan

responden tidak berkata jujur saat wawancara dan

dalam menilai perilaku tidak cukup hanya dengan

wawancara saja.

Yang kedua adalah pewawancara adalah peneliti

sendiri yang mengetahui tujuan penelitian secara

rinci, kemungkinan mengarahkan jawaban

responden dapat terjadi. Untuk mengurangi hal

tersebut beberapa pertanyaan dalam kuesioner

dibuat pertanyaan dengan jawaban tertutup.

Kelemahan lainnya adalah waktu penelitian yang

terbatas dan ruang lingkup penelitian yang sempit

sehingga mungkin belum diperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai perilaku pasien hipertensi.

SIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan 53,7% pasien

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Banjarangkan II adalah perempuan dengan rentang

usia mayoritas 51-60 tahun sebanyak 46,3%.

Berdasarkan pekerjaan, mayoritas sebagai

pedagang (34,1%) dengan tingkat pendidikan

terbanyak tamat SD (31,7%).

Dari hasil wawancara didapatkan responden yang

mematuhi aturan minum obat sebanyak 87,8%,

patuh terhadap aturan diet yang dianjurkan

sebanyak 68,8% dan aktif berolahraga sebanyak

53,7%. Pasien yang patuh minum obat yang

Page 6: GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI … Riska... · Hipertensi merupakan masalah kesehatan di masyarakat yang memerlukan penanganan dengan baik. ... Instrumen penelitian ini adalah

ISSN: 2089-9084 ISM, VOL. 8 NO.1, JANUARI-MARET, HAL

6 http://isainsmedis.id/ojs/

menunjukkan hipertensi terkontrol adalah 96,2%

dan pada pasien yang tidak patuh minum obat

menunjukkan 73,3%. Jika dilihat dari kepatuhan

diet, 73,1% responden yang patuh diet

menunjukkan hipertensi yang terkontrol dan pada

responden yang tidak patuh diet, 60%

menunjukkan hipertensi yang terkontrol. Pada

variabel aktivitas olahraga, diperoleh hasil 69,2%

yang patuh olahraga menunjukkan hipertensi yang

terkontrol dan pada yang tidak aktif olahraga

menunjukkan 73,3% dengan hipertensi tidak

terkontrol. Ketiga modalitas tersebut tidak dapat

dipisahkan dan jika dilaksanakan secara bersamaan

akan menurunkan tekanan darah lebih baik dan

terkontrol.

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa

pengetahuan yang baik mengenai hipertensi

membuat responden mematuhi anjuran minum

obat, diet yang sesuai dan keaktifan olahraga.

Selain itu kepatuhan responden juga

dilatarbelakangi oleh adanya riwayat penyakit yang

mendasari seperti diabetes mellitus dan

pengetahuan mengenai komplikasi hipertensi,

sehingga pasien akan berupaya untuk menjaga

kondisi dan mematuhi penatalaksanaan hipertensi

yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nwanko T, Yun SS, Burt V, et al.

Hypertension Among Adults in the United

States: National Health and Nutrition

Examination Survey, 2011–2012. NCHS : No.

133. 2013. p 1-8.

2. Anonim. High Blood Pressure. American

Heart Association. 2013.

3. Luehr D, Wolley T , et al. Health Care

Guideline : Hypertension Diagnosis and

Treatment. 2012.

4. Anggraini AD, Waren A, et al. Faktor--

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di

Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang

Periode Januari Sampai Juni 2008. FK UNRI.

2009. p 6-14.

5. Frisoli TM, Schiemeder RE, et al. Beyond

Salt : Lifestyle Modification and Blood

Pressure. European Heart Journal ;

2011(32) : 3081-3087.

6. Huang N, Duggan K, et al. Lifestyle

Management of Hypertension. Australian

Prescriber ; Vol.31 ; No. 6. 2008. p 150-153.

7. Simces ZL, Rose SE, Rabkin SW. Diagnosis of

Hypertension and Lifestyle Modifications

for Its Management. BC Medical Journal :

Vol.54 ; No.8. 2012.

8. Novian A. Faktor yang Berhubungan

dengan Kepatuhan Diit Pasien Hipertensi.

Universitas Negeri Semarang. 2013. p 15-17.