GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

59
GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN SEKSIO SESAREA PADA PASIEN DENGAN OBESITAS, SEKSIO BERULANG, DAN USIA >35 TAHUN DI RS PRIKASIH PADA TAHUN 2014 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : MOHAMMAD RAMADHIAN PRAWIRO NIM : 1112103000053 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

Page 1: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN

TINDAKAN SEKSIO SESAREA PADA PASIEN DENGAN

OBESITAS, SEKSIO BERULANG, DAN USIA >35 TAHUN DI RS

PRIKASIH PADA TAHUN 2014

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

MOHAMMAD RAMADHIAN PRAWIRO

NIM : 1112103000053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …
Page 3: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …
Page 4: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …
Page 5: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada junjungan

kita Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis mampu menuntaskan penulisan

penelitian ini dengan judul “Gambaran Penurunan Kadar Hemoglobin Tindakan

Seksio Sesaria pada Pasien dengan Obesitas, Seksio berulang, dan Usia >35 Tahun di

RS Prikasih pada Tahun 2014”. Dalam pelaksanaan penulisan hasil penelitian ini,

peneliti telah banyak memperoleh bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Terimakasih sebesar-besarnya dipanjatkan untuk Allah SWT pencipta langit dan

bumi serta Nabi Muhammad yang telah membawa panji-panji Islam sehingga

mencapai zaman yang sejahtera.

2. dr. Taufik Zain, SpOG (K) Onk dan dr. Nurul Hiedayati, Ph.D selaku

Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 yang telah banyak memberi masukan serta

dukungan berupa motivasi, semangat, dan nasihat. Dan terima kasih atas

bimbingan yang membutuhkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya mampu

menuntaskan penelitian ini dengan tepat waktu. Serta,senantiasa memberikan

hasil bimbingan dalam waktu yang cepat walau ditengah-tengah kesibukan setiap

harinya.

3. dr. Ahmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Kepala Program Studi PSPD sebagai

mentor yang setia memberi masukan dan nasihat. Serta Prof. Dr. Arif Sumantri,

S. KM selaku Dekan FKIK.

4. dr. Emy Tri Dianasari, SpOG dan dr. Mery Nitalia, SpPK yang telah bersedia

hadir untuk menguji hasil penelitian serta memberi masukan dan nasihat dalam

laporan penelitian untuk menjadi lebih baik.

5. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggungjawab Modul Riset yang selalu

mengingatkan dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan penelitian.

Page 6: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

vi

6. Kepada Ibu saya drg. Retno Poppy Pratiwi, M.Kes. yang telah membimbing,

mendukung, menyayangi, dan mendoakan peneliti agar selalu sukses dalam

menyelesaikan tugas yang dihadapi. Serta kepada Ayah saya drg. Let. Kol. Iwan

Dermawan, S.H., Sp. Ort yang telah menjadi panutan dalam kehidupan sebagai

lelaki di muka bumi. Terima kasih untuk kasih sayang dan doa terus menerus

dipanjatkan oleh mereka berdua agar mempermudah setiap jalan yang saya

tempuh.

7. Kepada Nenek saya yang tercinta Retno Setiawati yang membesarkan dan

mendidik saya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Serta Nenek saya juga

Soemerni yang tiada hentinya memberikan saya nasihat-nasihat hidup.

8. Kepada Alm. Kakek saya, Mohammad Usman dan Soehoed yang telah

menunjukan saya bahwa mimpi dapat digapai dengan penuh tekad dan integritas

sebagaimana perjuangan sepenuh hati pasti dibalas oleh Allah SWT.

9. Kepada teman-teman satu kelompok, Rivki W.S., Yunisa K.R., Ilyas S., Ilham

M., dan Fahmi A. Yang selalu bersama-sama berjuang menyelesaikan skripsi.

10. Kepada teman-teman seperjuangan PSPD 2012 dan 2011 yang selalu mudah

digapai untuk bertanya jika bingung dalam proses pembuatan skripsi.

11. Kepada seluruh lingkungan FKIK yang telah memberikan kemudahan dalam

proses belajar di kampus.

Akhir kata, peneliti bersedia menerima saran dan kritik yang membangun untuk

penyempurnaan penulisan hasil penelitian ini.

Ciputat, 13 Oktober 2015

Mohammad Ramadhian Prawiro

Page 7: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

vii

ABSTRAK

Mohammad Ramadhian Prawiro. Program Studi Pendidikan Dokter.

GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN SEKSIO

SESAREA PADA PASIEN DENGAN OBESITAS, SEKSIO BERULANG, DAN

USIA >35 TAHUN DI RS PRIKASIH PADA TAHUN 2014.

Tindakan seksio sesaria tanpa adanya indikasi mengalami peningkatan. Meski

prosedur bertambah aman, namun tetap terdapat peningkatan risiko pada ibu hamil

yang melakukan tindakan ini berupa perdarahan. Penelitian ini dilakukan untuk

melihat gambaran kadar penurunan kadar hemoglobin(Hb) tindakan seksio sesaria

pada pasien dengan obesitas, seksio berulang, dan usia >35 tahun. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah potong lintang. Data diperoleh dari rekam

medis pasien yang menjalani tindakan seksio sesaria pada RS Prikasih pada tahun

2014. Sebanyak 16 data rekam medis yang disertakan karena memenuhi kriteria

inklusi. Rata-rata penurunan Hb ibu hamil yang melakukan tindakan seksio sesaria

adalah 1,14+0,9 g/dL. Selain itu pada ibu hamil dengan obesitas (tipe I 1,37+0,78 ;

tipe II 1,98+1,1 g/dL), seksio berulang (2 kali 1,03+0,86 g/dL; 3 kali 1,1 g/dL), dan

usia ibu >35 tahun (1,8+0,99 g/dL).

Kata kunci : Seksio sesarea, kadar hemoglobin, obesitas, seksio berulang, usia >35

tahun.

Page 8: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

viii

ABSTRACT

Mohammad Ramadhian Prawiro. Medical Education Study Programme.

Description of Hemoglobin Value Declination in Cesarean Section Patients with

Obesity, Repeat Cesarean Section, and Age >35 years old at Prikasih Hospital in

2014 .

Cesarean section without any indication have been increasing. Even the

safety of procedure also increasing, still there is an increase risk of haemorrhage for

mother. The aim of this study was to investigate the declination of hemoglobin value

in cesarean section in patients with obesity, repeat cesarean section, and age >35

years old. Design of the study is cross sectional. Data were collected from medical

records of mother undergo cesarean section in Prikasih Hospital in 2014. Sixteen

medical history included because match with the inclusion criteria. The average

value of the hemoglobin decline estimation from mother undergoing the cesarean

section is 1,14+0,9 g/dL. Also in mother with obesity (type I 1,37+0,78 ; type II

1,98+1,1 g/dL), repeat cesarean section (2 times 1,03+0,86 g/dL; 3 times 1,1 g/dL),

and advance maternal age (>35 years old 1,8+0,99 g/dL).

Keywords: Cesarean section, hemoglobin value, obesity, repeat cesarean section,

and advance maternal age.

Page 9: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………..i

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………..iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….....iv

ABSTRAK…………………………………………………………………………..vi

ABSTRACT……………………………………………………………………….....vii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..viii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..xii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………….xiii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..xiv

DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………...xv

BAB I ..................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2

1.3.1. Tujuan Umum .................................................................................. 2

1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................. 2

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2

Page 10: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

x

BAB II .................................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4

2.1. Landasan Teori ........................................................................................... 4

2.1.1. Fisiologi Darah ................................................................................. 4

2.1.1.1. Plasma .................................................................................... 4

2.1.1.2. Eritrosit ................................................................................... 4

2.1.1.3. Hemoglobin ............................................................................ 4

2.1.2. Cara pemeriksaan Hb ....................................................................... 6

2.1.3. Anatomi Organ Reproduksi Wanita ................................................. 6

2.1.3.1. Uterus ..................................................................................... 6

2.1.3.2. Endometrium .......................................................................... 8

2.1.3.3. Miometrium ........................................................................... 9

2.1.3.4. Vaskularisasi Uterus .............................................................. 10

2.1.4. Hemoglobin pada Kehamilan ........................................................... 12

2.1.5. Tatalaksana ....................................................................................... 12

2.1.5.1. Seksio sesaria ......................................................................... 12

2.1.5.1.1. Sejarah ..................................................................... 13

2.1.5.1.2. Frekuensi ................................................................. 13

2.1.5.1.3. Indikasi .................................................................... 13

2.1.5.1.3.1. Distosia ................................................... 14

2.1.5.1.3.2. Fetal Distress .......................................... 14

Page 11: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

xi

2.1.5.1.3.3. Presentasi Abnormal .............................. 14

2.1.5.1.3.4. Seksio sesaria atas permintaan pasien ..... 14

2.1.5.1.4. Teknik ...................................................................... 14

2.1.5.1.5. Komplikasi .............................................................. 14

2.1.5.1.5.1. Perdarahan post-Partum ......................... 14

2.1.5.1.5.1.1. Faktor Predisposisi .............................. 15

2.1.5.1.5.1.1.1. Obesitas ..................................... 15

2.1.5.1.5.1.1.2. Seksio sesaria berulang ............. 16

2.1.5.1.5.1.1.3. Usia ibu > 35 tahun ................... 16

2.2. Kerangka Teori ........................................................................................... 17

2.3. Kerangka Konsep ....................................................................................... 18

2.4. Definisi Operasional ................................................................................... 19

BAB III .................................................................................................................. 21

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................. 21

3.1. Desain Penelitian ........................................................................................ 21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 21

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 21

3.3.1. Populasi Subjek Penelitian ............................................................... 21

3.3.2. Besar Sampel .................................................................................... 21

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................ 22

3.3.4. Kriteria Sampel ................................................................................ 22

Page 12: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

xii

3.3.4.1. Kriteria Inklusi Rekam Medis ................................................ 22

3.3.4.2. Kriteria Eksklusi ..................................................................... 22

3.4. Cara Kerja Penelitian ................................................................................. 23

3.5. Alur Penelitian ............................................................................................ 24

3.6. Pengolahan dan Analisa Data ..................................................................... 24

3.7. Anggaran Penelitian ................................................................................... 25

3.8. Etika Penelitian .......................................................................................... 25

BAB IV .................................................................................................................. 26

HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 26

4.1. Karakteristik Data Penelitian ..................................................................... 26

4.1.1. Rata-Rata Besar Penurunan Kadar Hb pada Seksio sesaria ............. 26

4.1.2. Normal .............................................................................................. 27

4.1.3. Obesita .............................................................................................. 28

4.1.4. Seksio Sesaria Berulang ................................................................... 30

4.1.5. Usia >35 Tahun ................................................................................ 32

4.2. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 34

BAB V ................................................................................................................... 35

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 35

4.3. Kesimpulan ................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 37

Page 13: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Hemoglobin dari tindakan seksio sesarea ........................................ 26

Tabel 2 Perdarahan pada wanita normal ................................................................ 27

Tabel 3 Perdarahan pada wanita dengan obesitas tipe I ......................................... 28

Tabel 4 Perdarahan pada wanita dengan obesitas tipe II ....................................... 29

Tabel 5 Peradarahan pada wanita dengan seksio berulang ke-2 ............................ 31

Tabel 6 Perdarahan pada wanita dengan seksio berulang ke-3 .............................. 31

Tabel 7 Perdarahan pada ibu dengan usia >35 tahun ............................................. 32

Page 14: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Molekul globin ...................................................................................... 5

Gambar 2 Anatomi Uterus tampak Lateral ............................................................ 7

Gambar 3 Anatomi Uterus tampak depan .............................................................. 8

Gambar 4 Vaskularisasi Endometrium .................................................................. 9

Gambar 5 Kompresi Pembuluh Darah ................................................................... 10

Gambar 6 Pembuluh Darah Pelvis ......................................................................... 11

Gambar 7 Pembuluh Darah Ovarium Sinistra dan Uterus ..................................... 11

Page 15: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Riwayat Hidup ........................................................................................................... 43

Page 16: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

xvi

DAFTAR SINGKATAN

FKIK = Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Hb = Hemoglobin

PSPD =Program Studi Pendidikan Dokter

UIN =Universitas Islam Negeri

Page 17: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tindakan seksio sesaria merupakan prosedur pembedahan yang

menggunakan insisi uterus melalui dinding abdomen ibu untuk melahirkan bayi.

Indikasi melakukan tindakan ini adalah jika persalinan pervaginam dapat

membahayakan bayi atau ibu. Pada tahun 2011, indikasi tindakan seksio sesarea

yang paling sering yaitu, distosia, detak jantung fetus abnormal, dan diduga

makrosomia.1

Walaupun terdapat indikasi untuk melakukan tindakan seksio

sesarea, beberapa tindakan dilakukan atas permintaan pasien.2

Pada tahun 1996 sampai 2011, jumlah tindakan seksio sesarea meningkat

tajam.3 Selain itu, terdapat peningkatan tindakan seksio sesaria pada Amerika

Serikat dari 20,7% pada tahun 1996 sampai 32,8% pada tahun 2010.4

Peningkatan

ini dispekulasikan berhubungan dengan meningkatnya kejadian perdarahan

postpartum.5 Oleh karena itu pasien yang menjalani tindakan seksio sesaria

memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami perdarahan post-partum.6

Perdarahan intra-operatif akibat tindakan tersebut dapat diperkirakan sekitar 500

ml sampai lebih dari 1000 mililiter.7

Tindakan transfusi darah sering dilakukan

pada tindakan seksio sesaria dikarenakan perdarahan intra-operatif.8

Terdapat faktor-faktor risiko yang berpotensi besar membuat perdarahan

ketika tindakan seksio sesaria. Faktor-faktor predisposisi yang membantu

terjadinya perdarahan pada tindakan seksio sesaria adalah obesitas, seksio sesaria

berulang, umur lebih dari 35 tahun, mioma uteri, dan plasenta previa.9,10,11

Oleh

karena itu, faktor-faktor predisposisi tersebut membuat seksio sesaria lebih sering

terjadi perdarahan post–partum jika dibandingkan dengan persalinan normal

melalui pervaginam. Di negara berkembang perdarahan ketika persalinan menjadi

penyumbang pertama terhadap kematian ibu.12

Selanjutnya, berdasarkan

Millenium Development Goals yang akan berakhir pada tahun 2015, menurunkan

Page 18: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

2

angka kematian ibu merupakan salah satu targetnya.13

Dan, pada riset ini

ditujukan untuk melihat rata-rata penurunan kadar Hb pasien tindakan seksio

sesaria untuk gambaran mengenai tingginya risiko perdarahan yang dapat terjadi.8

1.2. Rumusan Masalah

Berapakah rerata penurunan kadar Hb pada tindakan seksio sesaria.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui rerata penurunan kadar Hb pada seksio sesaria.

1.3.2. Tujuan Khusus

Diketahuinya Kadar Hb sebelum dan sesudah seksio sesaria.

Diketahuinya rerata penurunan kadar Hb sebelum dan sesudah seksio

sesaria.

Diketahuinya gambaran yang mempengaruhi rerata penurunan kadar HB

sebelum dan sesudah seksio sesaria pada pasien dengan obesitas, seksio

berulang, dan usia ibu >35 tahun.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

Peneliti

Menerapkan ilmu riset yang telah diajarkan selama pendidikan dan

menambah ilmu mengenai rata-rata penurunan kadar Hb pada seksio

sesaria dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

.

Masyarakat

Memberikan suatu informasi kepada para wanita yang akan melakukan

tindakan sectio caesarea mengenai tingkat keselamatan prosedur yang

ditinjau dalam segi perdarahan, dengan mengetahui rata-rata penurunan

kadar Hb pada seksio sesaria.

Page 19: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

3

Institusi

Memajukan UIN dan FKIK UIN dalam bidang penelitian dengan

menambah literatur kesehatan mengenai rata-rata penurunan kadar Hb

pada seksio sesaria.

Page 20: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Fisiologi Darah

2.1.1.2.Eritrosit

Terdapat 5 juta sel darah merah per kubik milimeter dalam tubuh

seseorang. Sel darah merah memiliki fungsi utama sebagai perangkat transportasi

untuk oksigen, karbondioksida, dan ion hidrogen dalam darah. Fungsi sebagai

transportasi gas dalam tubuh tersebut ditunjang dengan strukturnya. Setiap

eritrosit memiliki diameter 8 mikrometer dan ketebalan 2 mikrometer. Setelah

itu, struktur yang dimiliki oleh eritrosit terbentuk seperti lempengan. Kemudian

pada tengah dari lempengan tersebut ada bagian yang tertekan. Pada bagian ini

memiliki ketebalan sebanyak 1 mikrometer. Bagian tengah yang lebih tipis atau

struktur bikonkaf yang dimiliki oleh eritrosit berfungsi untuk meningkatkan area

permukaan difusi oksigen diantara membran. Selain meningkatkan area difusi,

struktur yang dimiliki oleh eritrosit berfungsi meningkatkan kecepatan difusi

oksigen diantara bagian luar dan terdalam dari sel. Setelah itu, diameter sepanjang

8 mikrometer dapat mengalami deformitas menjadi lebih kecil ketika harus

melalui pembuluh kapiler yang setipis 3 mikrometer. Kemampuan fleksibilitas

yang sangat tinggi, menyebabkan eritrosit dapat mengalami perubahan tersebut

tanpa merusak sel ketika proses deformitas sel menjadi lebih kecil berlangsung.

Kemudian, hal yang paling penting dalam sel eritrosit adalah hemoglobin yang

terkandungnya sehingga dapat mengangkut oksigen atau ion lain ke seluruh

tubuh.14

2.1.1.3.Hemoglobin

Terdapat suatu komponen spesial yang hanya pada eritrosit, yaitu

hemoglobin. Hemoglobin memiliki dua bagian yaitu bagian globin dan heme.

Globin merupakan protein yang terbentuk dari lipatan rantai polipeptida. Dan,

komposisi selain protein yang terkandung adalah besi yang disebut sebagai heme.

Setiap hemoglobin hanya mampu mengangkut empat ion oksigen di paru-paru

Page 21: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

5

tubuh. Dan, jika dihitung jumlah total oksigen dalam darah yang terikat pada

hemoglobin adalah sebanyak 98.5%. Hemoglobin tidak hanya berikatan dengan

oksigen. Hemoglobin dapat mengikat karbondioksida, hidrogen, karbon

monoksida, dan nitrit oksida. Karbondioksida terikat oleh hemoglobin untuk

diangkut ke paru-paru. Setelah itu ion hidrogen berguna untuk melihat tingkat

keasaman darah. Karbon monoksida memang tidak secara fisiologis terkandung

dalam darah, namun jika terhirup akan terbentuk ikatan yang lebih kuat dibanding

dengan oksigen pada hemoglobin. Kemudian, nitrat oksida berikatan dengan

hemoglobin yang berguna untuk vasodilatasi pembuluh darah ketika diperlukan

untuk menstabilisasi tekanan darah. Hemoglobin merupakan suatu pigmen yang

secara alami terbentuk warnanya. Warna tersebut berasal dari besi yang

terkandung dalam eritrosit berupa heme. Darah dapat terlihat berwarna merah

dikarenakan heme. Warna merah dapat terlihat pada darah jika kondisi

hemoglobin yang teroksigenasi. Kemudian jika tidak terdapat oksigen, warna

yang akan muncul adalah biru. Oleh karena itu, kedua hal itu yang dapat

memberikan warna darah, tergantung dari terkandungnya oksigen atau tidak.

Sehingga warna darah pada pembuluh arteri ke seluruh tubuh berwarna merah

sedangkan pada pembuluh vena dari seluruh tubuh berwarna biru terkecuali dari

paru-paru.14

Gambar 1. Molekul goblin yang memiliki empat rantai polipeptida dan empat heme11

Dua ratus lima puluh juta hemoglobin berada didalam satu eritrosit. Hal ini

disebabkan karena sel darah merah tidak memiliki nukleus atau organel. Karena

Page 22: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

6

pada masa pertumbuhan sel darah merah, struktur tersebut dikeluarkan dari dalam

sel yang dewasa. Dikeluarkannya ini berguna untuk meningkatkan jumlah

hemoglobin yang dapat terkandung di dalam sel darah merah. Dan ini membuat

sel darah merah merupakan kantong yang berisi hanya hemoglobin yang sangat

banyak. Sehingga, setiap satu eritrosit yang ada di dalam darah dapat mengangkut

lebih dari 1 juta molekul oksigen. 14

2.1.2.Cara pemeriksaan Hb

Pemeriksaan hemoglobin berguna untuk menilai kemampuan perfusi

oksigen untuk jaringan. Cara yang biasa digunakan untuk menentukan nilai

hemoglobin adalah menggunakan automated cell counter dari tabung EDTA

yang berisi darah. Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi colored protein

cyanomethemoglobin. Setelah itu, colored protein cyanomethemoglobin dihitung

dengan colorimeter. Satuan yang dipakai untuk hemoglobin adalah gram per

desiliter (g/dL). Laki-laki memiliki angka normal diantara 14 dan 18 g/dL. Wanita

memiliki angka normal diantara 12 dan 16 g/dL. Jika kondisi hemoglobin lebih

rendah dari angka normal disebut anemia. Jika lebih tinggi disebut eritrositosis.15

2.1.3. Anatomi Organ Reproduksi Wanita

2.1.3.1 Uterus

Dinding yang berotot tebal, sedikit oval, datar pada satu sisinya, dan juga

tidak berisi adalah uterus.16

Rektum pada bagian posterior dan vesika urinaria di

anterior menghimpit organ tersebut yang bertempat pada bagian bawah pelvis

ketika tidak gravid.17

Jika hamil, dinding tersebut bisa membesar sesuai dengan

fetus dan dapat memberikan gaya dorongan ketika partus.18

Lapisan peritoneum viseral melapisi hampir seluruh dari bagian posterior

uterus yang menghadap rectum. Dan hanya bagian atas dari anterior yang terlapisi

oleh peritoneum yang kemudian membentuk vesicouterine pouch di bagian

anterior. Pada bagian posterior, peritoneum membentuk rectouterine pouch atau

pouch of Douglas. Dimana, pada lapisan ini akan dilakukan insisi yang cukup

ketika tindakan seksio sesaria.18

Page 23: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

7

Gambar 2. Anatomi Uterus tampak dari Lateral16

Porsi triangular superior terdapat corpus , dan porsi silindris bawah

terdapat cervix. Diantara ostium cervicis interna dan rongga endometrium terdapat

isthmus. Kemudian, bagian cornua dari uterus diantara sudut superior dan lateral

terdapat tuba fallopi. Di segmen bagian atas berbentuk cembung yang disebut

sebagai fundus dimana di kedua bagian lateral terdapat insersi dari tuba fallopi.18

Bagian corpus uterus berisi otot kecuali pada serviks. Rongga bagian

dalam ini cukup sempit karena permukaan bagian dalam ini hampir bersentuhan

antara anterior dan posterior. Pada wanita yang sudah multiparitas memiliki luas

dan berat yang lebih dibanding yang nullipara.18

Page 24: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

8

Gambar 3. Anatomi Uterus18

2.1.3.2. Endometrium

Permukaan rongga dalam uterus dilapisi oleh lapisan mukosa yaitu

endometrium. Lapisan epitel, kelenjar, jaringan ikat mesenkim, beserta pembuluh

darah yang banyak merupakan komponen dari endometrium. Terdapat membran

basalis yang merupakan tempat dari penempelan sel-sel columnar yang

membentuk epitel. Kemudian, invaginasi dari epitel akan membentuk kelenjar

uterina. Dan, itu mampu menembus sampai miometrium walau hanya sedikit.

Setelah itu, stroma mesenkim adalah jaringan ikat sepanjang epitelium juga

miometrium. Sepanjang siklus menstruasi ketebalan stroma ini berbeda-beda.

Vaskularisasi uterus dan endometrium berasal dari percabangan

arteri uterurina dan ovarica yang masuk menembus satu per tiga dinding uterus.

Kemudian, arteri tersebut bercabang menjadi arteri arcuata yang berjalan paralel

sepanjang permukaan uterus. Setelah itu, arteri arcuata terbagi menjadi arteri

radialis yang masuk melalui miometrium ke endometrium yang akan berubah

menjadi arteri spiralis. Dimana, satu per tiga bagian dari permukaan endometrium

diperdarahi oleh arteri spiralis. Arteri-arteri ini dapat merespon vasokonstriksi

terhadap hormon, kecuali arteri basalis.18

Page 25: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

9

Gambar 4. Vaskularisasi Endometrium18

2.1.3.3. Miometrium

Mayoritas lapisan pembentuk uterus adalah miometrium terkecuali

pada bagian serviks. Lapisan ini terdiri jaringan ikat yang mengikat kumpulan-

kumpulan serabut otot polos. Otot-otot miometrium yang mengelilingi pembuluh

darah sebagai kontrol perdarahan ketika tahap ketiga proses melahirkan. Lapisan

yang lebih luar memiliki jumlah otot polos yang lebih sedikit dibanding lapisan

yang lebih dalam pada bagian corpus uterus. Begitu juga bagian lateral memiliki

jumlah otot polos yang lebih sedikit dibanding bagian anterior dan posterior.18

Page 26: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

10

Gambar 5. Kompresi Pembuluh Darah18

2.1.3.4. Vaskularisasi Uterus

Pembuluh darah yang merupakan cabang dari arteri illiaca communis

adalah arteri illiaca internus. Kemudian, arteri tersebut bercabang menjadi arteri

uterina. Arteri ini berjalan melalui broad ligament dan bergerak medial yang

berakhir di bagian sisi dari uterus. Bagian superior membentuk cabang utama

yang memperdarahi bagian uterus dan cabang kecil yaitu cervicovaginal artery

yang memperdarahi bagian bawah serviks dan atas vagina. Kemudian arteri

uterina menjadi bagian ovarium, tuba, dan fundus.18

Page 27: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

11

Gambar 6. Pembuluh Darah Pelvis17

Aorta abdominalis bercabang menjadi arteri ovarica yang berjalan

melalui infundibulo pelvic dan kemudian masuk ke broad ligament. Dan, itu

bercabang menjadi lebih kecil pada ovarian hilum untuk memperdarahi ovarium.

Arteri ovarica beranastomoses dengan arteri uterina bagian ovarium pada

superior lateral uterus.18

Gambar 7. Pembuluh Darah Ovarium Sinistra dan Uterus18

Page 28: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

12

Kemudian, vena arcuata membentuk vena uterina yang keluar

menuju vena iliaca interna dan berakhir pada vena iliaca communis. Plexus

pampiniformis yang terdapat pada broad ligament akan berakhir pada vena

ovarica. Pembuluh vena ovarica dextra berakhir di vena cava dan vena ovarica

sinistra di vena renalis. 18

2.1.4. Hemoglobin pada kehamilan

Terdapat peningkatan 40-45% volume darah dari sebelum hamil dan

setelah minggu ke-32 sampai 34 kehamilan yang membuat kondisi menjadi

hipervolemia. Semenjak trimester pertama sudah terjadi peningkatan volume

darah. Peningkatan plasma dan eritrosit menyebabkan meningkatnya volume

darah. Plasma darah yang lebih banyak dari eritrosit membuat konsentrasi

hemoglobin dan hematokrit menurun sedikit selama masa kehamilan. Sehingga

ditemukan bahwa kadar hemoglobin pada trimester ke-3 adalah 9,5 sampai 15

g/dL.19

Peningkatan volume darah berguna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

uterus yang membesar dan fetus yang berkembang, serta melindungi ibu yang

kehilangan darah saat proses melahirkan.18

2.1.5. Seksio sesaria

2.1.5.1.Sejarah

Dahulu kala, Julius Caesar dilahirkan dengan cara Seksio sesaria.

Juga, 800 tahun sebelum masehi terdapat literatur yang mengatakan bahwa

tindakan ini dilakukan pada wanita meninggal untuk menyelamatkan bayinya.

Tetapi, prosedur itu tidak tertulis dalam jurnal-jurnal yang dibuat oleh

Hippocrates, Galen, Celsus, Paulus, Soranus, atau penulis kedokteran lainnya

pada masa itu. Kemudian, pada tahun 1581, tindakan ini pertama kalinya

dianjurkan kepada orang hidup. Dan, 14 operasi berhasil dilakukan.

Kemudian, pada awal abad ke-20 terjadi peningkatan kematian

dalam melakukan tindakan ini. Pada tahun 1865 di Britania Raya didapat angka

kematian sebesar 85 persen ketika melakukan tindakan ini. Dan lebih parahnya,

tidak terdapat ibu yang dapat hidup setelah melakukan tindakan seksio sesaria di

Paris.

Page 29: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

13

Setelah itu, pada tahun 1882 mulai diperkenalkan metode menjahit

dinding uterus oleh Max Sanger. Awalnya, hal ini diabaikan karena ditakutkan

menginfeksi tempat penjahitan. Kemudian, teknik Max Sanger dilakukan pada 17

tindakan seksio sesaria yang menggunakan benang perak. Motede tersebut

memberikan hasil sebanyak 8 ibu dapat hidup. Hal ini sangatlah jarang terjadi

pada masa itu.

Kemudian, angka kematian tetap tinggi dikarenakan olrh peritonitis.

Dan, Kronig menggunakan teknik extraperitoneal. Cara tersebut menutup insisi

uterus dengan peritoneum. Kemudian, Cara ini dimodififkasi oleh Kerr pada tahun

1926, yang memilih secara transversal dibanding longitudinal.18

2.1.5.2. Frekuensi

Dari tahun 1970 sampai 2007, tindakan seksio sesaria mengalami

peningkatan dari 4,5 persen sampai 31,8 persen pada Amerika Serikat.18

Dan,

estimasi yang dilakukan oleh WHO (2010), dikatakan bahwa kurang lebih

terdapat 18,5 juta kali tindakan ini dilakukan. Dan setiap tahunnya terdapat

penambahan 0,8-3,2 juta kali tindakan seksio sesaria pada negara berkembang.20

Ini berarti tiap tahunnya akan terjadi peningkatan tindakan seksio sesaria.

2.1.5.3. Indikasi

2.1.5.3.1. Distosia

Distosia merupakan indikasi tersering untuk melakukan tindakan

seksio sesaria. Dan, distosia menurut Friedman (1978) adalah kepala bayi yang

tidak dapat masuk pelvis ibu sehingga proses partus gagal.18

Dan, salah satu faktor

penyebabnya adalah mioma uteri yang dilaporkkan oleh Kempe (1993). Dimana

pelvis diblokade secara total oleh mioma uteri yang terdapat pada dinding

posterior uterus.21

2.1.5.3.2. Fetal Distress

Kondisi fetal distress dapat mengancam keselamatan dari fetus. Dan

ini menjadi salah satu indikasi tersering dilakukannya seksio sesaria (25%).22

Kemudian, Noor (2009) menemukan 38,09 % sebagai indikasi melakukan seksio

sesaria pada ibu hamil yang memiliki mioma uteri.23

Page 30: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

14

2.1.5.3.3. Presentasi Abnormal

Presentasi abnormal merupakan saah satu indikasi untuk melakukan

tindakan seksio sersaria. Dan ini bisa disebabkan oleh mioma uteri pada segmen

bawah.9

Noor (2009) dalam studinya yang dilakukan pada Abbotabad menemukan

sebanyak 19,04 persen angka kejadian presentasi abnormal pada 3.468 kelahiran

yang menjadi indikasi melakukan tindakan seksio sesaria.23

2.1.5.3.4. Seksio Sesaria Atas Permintaan Pasien

Saat ini seksio sesaria lebih sering dilakukan karena permintaan

pasien dan sebagai tindakan yang aman. Hal ini menjadi isu kontroversial dan

penting dalam dunia obstetrik dan ginekologi. Terjadi peningkatan sebanyak 50

persen untuk tindakan seksio sesaria elektif dalam sepuluh tahun terakhir. Alasan

yang banyak digunakan oleh ibu dalam meminta tindakan seksio sesaria adalah

menghindari perlukaan pada pelvis ketika lahir melalui vagina, menurunkan risiko

kecacatan fetus, menghindari nyeri dan ketidakpastian parturisi normal, dan

ketenangan. Konsep otonomi dan hak bebas dalam memilih tindakan oleh ibu

yang mendasari ini.18

2.1.5.4. Teknik

Pertama dilakukan insisi abdominal yang berupa transversal atau

vertikal. Jika insisi transversal dilakukan pada garis pubis dan vertikal pada bawa

umbilikus. Insisi ini dilakukan sampai lapisan peritoneum. Setelah itu serosa

vesikouterina di insisi kearah lateral. Kemudian, dilakukan insisi pada uterus

secara transversal dengan hati-hati agar menghindari cedera pada fetus. Setelah

itu, tangan masuk ke rongga uterus diantara simfisis pubis dan kepala fetus.

Kepala tersebut diangkat secara pelan-pelan melalui insisi. Sesudah fetus

diamankan, luka insisi tadi ditutup dengan melakukan penjahitan.18

2.1.5.5.Komplikasi

2.1.5.5.1.Perdarahan Post-Partum

Perubahan fisiologis selama masa kehamilan, termasuk volume plasma

yang meningkat sebanyak 40% dan massa sel darah merah sebanyak 25%,

Page 31: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

15

berguna untuk mengantisipasi perdarahan yang terjadi ketika proses melahirkan.24

Tidak ada definisi yang cukup dalam menjelaskan perdarahan post-partum.

Namun dalam menentukan diagnosis tersebut, terhitung bahwa perdarahan lebih

dari 500 ml ketika proses melahirkan melalui pervaginam dan lebih dari 1.000 ml

ketika seksio sesaria.25,26

Perdarahan post-partum dapat diklasifikasikan menjadi

primer atau sekunder. Perdarahan post-partum primer terjadi dalam 24 jam

pertama setelah proses melahirkan dan sekunder terjadi antara 24 jam dan 6-12

minggu.17

Sekian banyak faktor risiko yang dapat membuat perdarahan post-

partum, salah satunya adalah tindakan operatif. Tindakan operatif ini melakukan

perlukaan pada bagian uterus yaitu seksio sesaria.27

Faktor-faktor predisposisi

yang membantu terjadinya perdarahan pada tindakan seksio sesaria adalah

obesitas, seksio sesaria berulang, dan umur lebih dari 35 tahun.9,10,11

2.1.5.5.1.1.Faktor Predisposisi

2.1.5.5.1.1.1.Obesitas

Obesitas pada ibu yang hamil dihubungkan dengan peningkatan seksio

sesaria intrapartum, mayoritas gagal berlanjutnya proses melahirkan, disebabkan

oleh menurunnya kontraktilitas uterus.28

Selain itu tingginya indeks massa tubuh

sering dibarengi oleh hiperkolesterolemia.29

Kolesterol merupakan komponen

dalam membran sel yang memiliki peran penting dalam mengatur kontraksi otot

polos.30,31

Beberapa komponen penting dalam sistem penginformasian sel pada

transduksi sinyal otot polos ditemukan pada bagian membran sel yang kaya akan

kolesterol, dikenal sebagai lipid rafts dan caveolae.32,33,34

Kemudian, pada ibu

hamil dengan obesitas ditemukan tingginya kadar kolesterol serum.35

Bukan

hanya itu saja, kolestrol ditemukan dalam kadar yang tinggi pada membran

miometrium.36

Oleh karena itu ada hubungannya dengan kontraktilitas dari uterus

ketika melahirkan, namun belum ada penelitian yang menjelaskan patofisiologi

tentang ini.28

Ketika menurunnya kemampuan kontraksi miometrium berujung

kepada pembuluh darah tidak terkonstriksi dengan baik sehingga perdarahan tetap

terjadi.

Page 32: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

16

2.1.5.5.1.1.2.Seksio sesaria berulang

Seksio sesaria berulang berhubungan dengan kondisi komplikasi ibu dan

fetus jika dibandingkan dengan lahir normal dan seksio sesaria pertama

kalinya.37,38

Tingginya tingkat seksio sesaria berulang berhubungan dengan

meningkatnya perlengketan serta intensitasnya. Perlengketan ini menyebabkan

morbiditas akut berupa perdarahan dan memperlama durasi tindakan serta

morbiditas kronis berupa gangguan pencernaan dan nyeri pelvis kronis.38,39

Perlengketan banyak terjadi pada seksio berulang ke-3 kalinya daripada pertama

kali. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perlengketan berupa

teknik pembedahan yang dilakukan, penanganan jaringan, dan kondisi kesehatan

pasien yang berhubungan dengan penyembuhan jaringan dan pembentukan

perlengketan.40

2.1.5.5.1.1.3.Usia >35 tahun

Dalam beberapa dekade terakhir, ada penundaan umur untuk melahirkan

pertama kalinya dan rata-rata umur wanita ketika melahirkan meningkat dalam

banyak negara.41,42

Banyak penelitian yang menunjukan bahwa advance maternal

age (umur lebih dari > 35 tahun ketika melahirkan) banyak berhubungan dengan

meningkatnya risiko hipertensi, diabetes gestasional, perdarahan post-partum,

melahirkan prematur, plasenta previa, abruptio plasenta, seksio sesaria, berat

badan lahir rendah, fetal growth restriction, makrosomia, nilai apgar yang rendah,

dan kematian perinatal.41,43,44,45

Meningkatnya umur berhubungan dengan

menurunya fungsi organ wanita.46

Oleh karena itu adanya peningkatan risiko

berupa proses melahirkan yang lama menurut Luke dan Brown tahun 2007.47

Kontraksi spontan dan kekuatannya menurun dengan meningkatnya umur

menurut penelitian yang dilakukan Smith el al, 2008.48

Page 33: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

17

2.2. Kerangka Teori

Page 34: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

18

2.3. Kerangka Konsep

Page 35: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

19

2.4. Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Cara Pengukuran Skala

Ibu Hamil Wanita

mengandung bayi

yang berkembang

dalam tubuhnya.

Sesuai yang

tertulis dalam

rekam medis

terdapat diagnosa

kehamilan.

-

Seksio sesaria Prosedur bedah

yang

menggunakan satu

atau lebih insisi

melalui abdomen

dan uterus ibu

untuk melahirkan

satu atau lebih

bayi.

Sesuai yang

tertulis dalam

rekam medis

terdapat riwayat

proses persalinan

melalui tindakan

Seksio sesaria.

-

Kadar Hb Pra-

operasi Seksio

sesaria

Kadar Hb dalam

g/dl yang diperoleh

sebelum

melakukan

tindakan operasi

Seksio sesaria.

Sesuai yang

tertulis dalam

rekam medis

terdapat kadar Hb

sebelum

melakukan

tindakan Seksio

sesaria.

Nominal

Kadar Hb Pasca-

operasi Seksio

sesaria

Kadar Hb dalam

g/dl yang diperoleh

setelah melakukan

tindakan operasi

Sesuai yang

tertulis dalam

rekam medis

terdapat kadar Hb

Nominal

Page 36: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

20

Seksio sesaria. setelah melakukan

tindakan Seksio

sesaria.

Obesitas Ibu memiliki

perhitungan indeks

massa tubuh lebih

dari 25 kg/m2

semenjak sebelum

hamil.

Sesuai yang

tertulis dalam

rekam medis

terdapat tinggi

badan dan berat

badan sebelum

hamil.

Nominal

Seksio sesaria

berulang

Ibu memiliki

riwayat tindakan

seksio sesaria

sebelumnya. Dan,

telah menjalani

tindakan seksio

sesaria yang

berulang lebih dari

2 kali.

Sesuai yang

tertulis dalam

rekam medis

terdapat riwayat

tindakan seksio

sesaria

sebelumnya.

Nominal

Usia ibu >35

tahun

Ibu memiliki usia

lebih dari sama

dengan 35 tahun

ketika melahirkan.

Sesuai yang

tertulis dalam

rekam medis

terdapat usia ibu

ketika melakukan

tindakan seksio

sesaria.

Nominal

Page 37: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian sekunder secara potong-lintang/ cross

sectional. Data yang diolah dalam penelitian ini adalah medical record atau

rekam medis.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa rekam

medis poli kandungan Rumah Sakit Prikasih Jakarta. Pengambilan data dilakukan

mulai bulan May 2015 – Juni 2015.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Subjek Penelitian

Populasi target penelitian adalah rekam medis pasien yang melahirkan

dengan cara seksio sesaria di Rumah Sakit Prikasih, Jakarta pada tahun 2014.

Sampel penelitian adalah rekam medis dalam 1 tahun terakhir yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.2. Besar Sampel

Besar sampel penelitian dihitung dengan rumus deskriptif numerik.

Page 38: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

22

n = 14,16 = 14

Za = deviat baku alfa

S = simpang baku gabungan

d = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna (0,5)

n = total sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Singh B.19,49

Penelitian ini mengenai rerata penurunan kadar Hb

sebelum dan sesudah seksio sesaria. Dan, dari hasil perhitungan didapatkan nilai n

sebesar 14. Sehingga, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 14.

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan metode random sampling, yakni

pengambilan sampel secara acak dari populasi terjangkau. Metode random

sampling dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007.

Nomor rekam medis yang diberikan dalam bentuk file Microsoft Office Excel

sehingga memudahkan peneliti.

3.3.4. Kriteria Sampel

3.3.4.1. Kriteria Inklusi Rekam Medis

Tercatat data pasien melahirkan dengan cara seksio sesaria dalam 1 tahun

terakhir

Tercatat data kadar hemoglobin sebelum dan sesudah tindakan seksio

sesaria

Tercatat data Kadar Hb sebelum tindakan normal

3.3.4.2.Kriteria Eksklusi

Tercatat data mengenai komplikasi yang menyebabkan perdarahan

sebelum tindakan

Page 39: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

23

3.4. Cara Kerja Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan data sekunder berupa rekam medis pasien

seksio sesaria pada tahun 2014 di RS Prikasih yang mencangkup informasi

sebagai berikut:

Data demografi : usia.

Data fisik : tinggi badan dan berat badan

Data obstetri : Tindakan prosedural yang dilakukan

Data laboratorium : kadar hemoglobin

Data diagnosis : kehamilan

Data tindakan : seksio sesaria

Data riwayat tindakan : seksio sesaria

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengumpulkan data rekam medis

pasien melahirkan dengan cara seksio sesaria pada tahun 2015 di RS Prikasih

pada May 2015 – Juni 2015 sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan.

Page 40: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

24

3.5. Alur Penelitian

3.6. Pengolahan dan Analisa Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penurunan Kadar Hemoglobin

Tindakan Seksio Sesaria pada Pasien dengan Obesitas, Seksio Berulang, dan Usia

>35 tahun di RS Prikasih tahun 2014. Pengolahan data dilakukan untuk

mengevaluasi penurunan tersebut.

Data yang terkumpul dari rekam medik akan diolah menggunakan

software SPSS 14.0 for Windows yang meliputi deskriptif numerik.

Page 41: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

25

3.7. Anggaran Penelitian

No Nama Total Biaya

1 Biaya ATK Rp. 1.000.000

2 Biaya pengambilan data di Rumah Sakit Pri

Kasih Jakarta

Rp. 500.000

3 Biaya tak terduga Rp. 1.000.000

Total Biaya Rp. 2.500.000

3.8. Etika Penelitian

Ethical clearance untuk penelitian ini diajukan ke Panitia Etik Penelitian

Kedokteran FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Semua data yang didapat dari rekam

medis yang dipergunakan akan dijaga kerahasiaannya.

Page 42: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

26

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

4.1. Karakteristik data penelitian

Sebanyak 614 tindakan seksio sesarea pada poliklinik kandungan dan

kebidanan RS Prikasih. Pada tahun 2014 didapatkan 143 berupa tindakan elektif,

459 disebut unspecified, dan sisanya kondisi darurat. Selama periode

pengumpulan data, Mei sampai dengan Juni 2015, didapatkan 79 rekam medis

pasien tindakan seksio sesarea. Namun, sebanyak 62 rekam medis tidak

memenuhi kriteria penelitian karena tidak memiliki data yang lengkap dan 1

rekam medis tercantum prosedur spesifik yang memengaruhi nilai kadar

hemoglobin. Pada akhirnya, hanya 16 rekam medis yang dapat diikutsertakan

dalam penelitian ini.

4.1.1. Rata-rata besar penurunan kadar Hb pada seksio sesaria

Tabel 1 Hasil Hemoglobin dari tindakan seksio sesarea

No Variabel Rata-rata (g/dL)

1 Hb pre-Seksio sesaria 11,52+0,86

2 Hb post-Seksio sesaria 10,38+0,97

3 Penurunan kadar Hb 1,14+0,9

Sesuai Tabel 1, pada penelitian ini ditemukan rata-rata selisih kadar Hb

sebelum dan sesudah tindakan seksio sesaria yang elektif sebesar 1,14+0,9 gm/dL.

Hal ini tidak jauh lebih rendah dibanding riset sebelumnya yang dilakukan di

India oleh Singh B. pada tahun 2013. Pada riset tersebut dicantumkan rerata

penurunan kadar hemoglobin sebesar 1,36+0,96 gm/dL.49

Penurunan kadar hemoglobin dikarenakan oleh perdarahan. Perdarahan ini

mengakibatkan menurunnya volume darah serta jumlah sel darah merah yang

terkandung di dalam darah. Penurunan ini berefek pada curah jantung yang

menurun dan konstriksi pembuluh darah.50

Namun, angka hemoglobin ketika

Page 43: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

27

perdarahan akut tidak akan menurun. Hal tersebut dikarenakan adanya waktu

respon oleh tubuh berupa perpindahan cairan ekstravaskular masuk ke

intravaskular. Sehingga, perbandingan perhitungan gram per desiliter-nya

berubah.51

4.1.2. Wanita Normal

Wanita normal tidak memiliki faktor predisposisi, yaitu kelebihan berat

badan, seksio yang berulang, dan umur kurang dari 35 tahun. Berdasarkan

ketentuan tersebut didapatkan sebanyak 3 wanita.

Tabel 2 Perdarahahan pada wanita normal

Variabel

Sampel Hb pre-Seksio

sesaria (g/dL)

Hb post-Seksio

sesaria (g/dL)

Penurunan kadar

Hb (g/dL)

1 9,9 9,6 0,3

2 11,6 11 0,6

3 11,5 10,9 0,6

Rata-rata 11+0,95 10,5+0,78 0,5+0,17

Tabel 2 menjelaskan mengenai perdarahan pada wanita dengan kondisi

normal didapatkan hasil penurunan kadar Hb sebanyak 0,5+0,17 g/dL. Ini lebih

rendah jika dibandingkan dengan rata-rata keseluruhan yaitu 1,14+0,9 g/dL. Juga

lebih rendah bila dibandingkan dengan penelitian oleh Horowitz E. yaitu

menemukan rata-rata penurunan kadar Hb tindakan seksio sesaria elektif pada

wanita yang memiliki risiko rendah sebesar 1,37 g/dl.52

Tidak adanya faktor risiko

berupa seksio berulang, obesitas, dan umur tua membuat penurunan kadar Hb

pada wanita normal sangat rendah. Sehingga, kontraksi dari otot-otot miometrium

adekuat untuk mengkonstriksikan pembuluh darah. Serta tindakan operatif

Page 44: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

28

terbebas daro perlengketan luka seksio sesaria sebelumnya yang dapat

memperlama waktu operasi. Juga penatalaksanaan intraoperatif yang dilakukan

sesuai prosedur oleh operator yang berpengalaman membuat penurunan kadar Hb

tidak banyak.

4.1.3. Obesitas

Dalam penelitian ini, kriteria obesitas diambil dari World Health

Organization (WHO) yang menggolongkan melalui indeks massa tubuh (IMT),

yakni berat badan kurang (14,98- 18,22 kg/m2), kisaran normal (19,22-22,99

kg/m2), overweight (23,26-24,98 kg/m

2), obesitas tipe I (25,00-28,34 kg/m

2), dan

obesitas tipe II (30,02-39,04 kg/m2).

53 Berdasarkan klasifikasi tersebut didapatkan

obesitas tipe I dan obesitas tipe II masing-masing sebanyak 6 dan 4.

Tabel 3 Perdarahan pada wanita dengan obesitas I

Variabel

Sampel Hb pre-Seksio

sesaria(g/dL)

Hb post-Seksio

sesaria(g/dL)

Penurunan kadar

Hb(g/dL)

1 11,5 10,5 1

2 10,8 10,2 0,6

3 10,9 8,6 2,3

4 11,9 11,1 0,8

5 10,7 9,6 1,1

6 12,6 10,2 2,4

Rata-rata 11,4+0,75 10,03+0,85 1,37+0,78

Page 45: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

29

Tabel 4 Perdarahan pada wanita dengan obesitas tipe II

Variabel

Sampel Hb pre-Seksio

sesaria(g/dL)

Hb post-Seksio

sesaria(g/dL)

Penurunan kadar

Hb(g/dL)

1 12,4 9,9 2,5

2 11,1 10,4 0,7

3 12,4 9,2 3,2

4 12 10,5 1,5

Rata-rata 11,98+0,61 10+0,59 1,98+1,1

Sesuai Tabel 3, pada wanita obesitas tipe I ditemukan penurunan kadar Hb

sebesar 1,37+0,78 gram/dl. Kemudian menurut Tabel 4, pada wanita obesitas

tipe II ditemukan penurunan kadar Hb sebesar 1,98+1,1 g/dl. Hasil penurunan

kadar Hb pada wanita dengan obesitas tipe I dan obesitas tipe II ditemukan lebih

besar dibandingkan rata-rata penurunan kadar Hb total (1,14+0,9 g/dl). Pada

wanita dengan obesitas tipe I lebih besar dan obesitas tipe II lebih besar hampir 1

kali lipat dibandingkan dengan rata-rata keseluruhan. Hasil sama ditemukan pada

penelitian yang dilakukan oleh Fyfe dimana didapat kejadian Postpartum

Haemorrhage meningkat pada pasien dengan overweight (9,7%) dan obesitas

(15,6%) dibandingkan wanita dengan IMT normal (7,2%). Setelah itu dikatakan

bahwa risiko perdarahan pada wanita dengan obesitas meningkat sebanyak dua

kali lipat menurut penelitian oleh Blomberg.54

Pada wanita yang obesitas

mengalami peningkatan risiko 2,8 kali lebih tinggi untuk mengalami anemia

postpartum dibanding dengan wanita dengan indeks massa tubuh yang non-

obesitas.10

Page 46: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

30

Membentuk cadangan energi dalam bentuk lemak adalah fungsi dari sel

adiposit. Cadangan dalam bentuk glikogen pada hepar dan otot lebih sedikit

dibanding dengan lemak. Adiposit ini terdeposit ke berbagai bagian tubuh dalam

bentuk jaringan adiposa.55

Pertambahan berat badan menyebabkan terkumpulnya

lemak pada bagian abdomen, diikuti oleh bagian tubuh lain. Kelebihan beban ini

dapat digolongkan dalam obesitas sesuai kriteria indeks massa tubuh WHO.53

Dengan terdapatnya obesitas didapatkan adanya kenaikan risiko perdarahan yang

dikarenakan atoni uterus.56

Atoni uterus yang terjadi dikarenakan oleh tingginya

kadar kolesterol yang sering berhubungan dengan tingginya IMT. Tingginya

kadar kolesterol ini terdapat pada membran miometrium yang kemudian

menurunkan kontraktilitas dari uterus.19

Sehingga terjadi perdarahan ketika intra-

operatif yang melebihi dari 1000 mililiter. Oleh karena itu, pada wanita dengan

obesitas, perdarahan akan terjadi lebih sering.57

4.1.4. Seksio Sesaria Berulang

Peningkatan di seluruh dunia angka seksio sesaria dalam 3 dekade

terakhir.58

Dan, terdapat pelaporan dimana adanya konsekuensi jangka pendek

maupun panjang.11

Pada penelitian ini sebanyak 8 wanita yang telah melakukan

seksio sesaria sebanyak 2 kali dan 1 yang melakukan sebanyak 3 kali.

Page 47: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

31

Tabel 5 Perdarahan pada wanita dengan seksio berulang ke-2

Variabel

Sampel Hb pre-Seksio

sesaria(g/dL)

Hb post-Seksio

sesaria(g/dL)

Penurunan kadar

Hb(g/dL)

1 11,5 10,5 1

2 10,8 10,2 0,6

3 10,2 10 0,2

4 10,9 8,6 2,3

5 12 11,9 0,1

6 11,9 11,1 0,8

7 12,9 12,5 0,4

8 12 10,5 1,5

9 12,6 10,2 2,4

Rata-rata 11,64+0,88 10,61+1,1 1,03+0,86

Tabel 6 Perdarahan pada wanita dengan seksio berulang ke-3

Variabel

Sampel Hb pre-Seksio

sesaria(g/dL)

Hb post-Seksio

sesaria(g/dL)

Penurunan kadar

Hb(g/dL)

1 10,7 9,6 1,1

Rata-rata 10,7 9,6 1,1

Page 48: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

32

Menurut Tabel 5, rata-rata penurunan Hb pada yang melakukan 2 kali

adalah 1,03+0,86 gm/dl. Dan sesuai Tabel 6, rata-rata penurunan kadar Hb untuk

yang melakukan seksio sesaria pada ke-3 kali adalah 1,1 g/dl. Hasil perhitungan

kedua kondisi tersebut lebih rendah daripada nilai penurunan kadar Hb secara

keseluruhan yaitu 1,14+0,9 g/dl. Menurut Zhang J. et al. dan Chamberlain G.

dapat terjadi komplikasi sebagai penyulit proses kelahiran dapat terjadi pada

kondisi ini. Hal tersebut yang sering terjadi pada pasien yang melakukan tiga atau

lebih seksio sesaria adalah perlengketan. Efek dari perlengketan ini adalah

memperlama tindakan operasi.40,57

Lamanya waktu operasi berhubungan dengan

perdarahan yang berlebihan.11

Tetapi, dikatakan dalam studi yang dilakukan oleh

Juntunen (2004), terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara grup

studi (seksio sesaria multipel) dengan yang kontrol.11

4.1.5. Usia >35 tahun

Umur ibu lebih dari sama dengan 35 tahun disebut sebagai advanced

maternal age. Dan pada rentan umur tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk

mengalami perdarahan obstetrik.59

Pada riset yang dibuat oleh Al-Zirqi et al.

Ditemukan ibu berumur lebih dari 40 tahun memiliki kemungkinan untuk

mengalami perdarahan lebih besar dibandingkan dengan yang berumur 25-29

tahun.9

Pada penelitian ini wanita yang memiliki umur lebih dari sama dengan 35

tahun terdapat 2 wanita.

Tabel 7 Perdarahan pada ibu dengan umur > 35 tahun

Variabel

Sampel Hb pre-Seksio

sesaria(g/dL)

Hb post-Seksio

sesaria(g/dL)

Penurunan kadar

Hb(g/dL)

1 12,4 9,9 2,5

2 1,1 9,6 1,1

3 11,55+1,2 9,75+0,21 1,8+0,99

Page 49: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

33

Sesuai Tabel 7, jumlah penurunan kadar Hb pada ibu dengan umur >35

tahun mencapai 1,8+0,99 g/dL. Jika dibandingkan, jumlah penurunan ini hampir

1 kali lipat dari rata-rata secara keseluruhan yaitu 1,14+0,9 g/dL. Sesuai dengan

bagaimana yang telah ditemukan oleh Hasegawa J. et al. di Jepang dan al-Zirqi et

al. di Norwegia yang mengatakan bahwa risiko lebih tinggi dapat terjadi pada ibu

berumur lebih dari sama dengan 35 tahun.9,59

Hal ini dapat disebabkan oleh

adanya faktor-faktor kesehatan yang awalnya sudah dimiliki oleh ibu, seperti

obesitas, diabetes mellitus, atau hipertensi.60

Selain itu, adanya penjelasan bahwa

fungsi miometrium yang menurun seiring dengan bertambahnya umur dapat

menyebabkan perdarahan, karena miometrium berfungsi untuk mengoklusi

pembuluh darah ketika diinduksi dengan oksitosin yang diberikan.61

Page 50: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

34

4.2. Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, ditemukan beberapa keterbatasan seperti :

Bentuk penelitian cross sectional

Meski mampu memberikan hubungan faktor risiko secara perhitungan

hasil laboratorium, seharusnya penelitian ini juga menilai penurunan

dengan dihubungkan dengan mililiter darah yang keluar ketika tindakan

operatif.

Kurangnya rekam medis dengan data lab lengkap

Rekam medis yang berisi data laboratorium lengkap sebelum dan sesudah

tindakan seksio sesaria sangat sedikit sehingga banyak rekam medis

masuk kedalam eksklusi.

Terbatasnya waktu pengambilan rekam medis

Akses ke rekam medis yang mudah karena diperbolehkan untuk

mengambil sendiri, namun waktu yang diberikan tidak cukup walau mulai

dari pukul 09.00-15.00 WIB. Hal ini dikarenakan peneliti mengikuti kuliah

yang sudah dijadwalkan.

Page 51: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

35

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.3. Kesimpulan

1. Pada penelitian ini ditemukan rata-rata selisih kadar Hb sebelum dan

sesudah tindakan seksio sesaria sebesar 1,14+0,9 g/dL.

2. Pada tiga wanita dengan kondisi normal didapatkan hasil penurunan kadar

Hb sebanyak 0,5+0,17 g/dL yang lebih rendah jika dibandingkan dengan

rata-rata keseluruhan yaitu 1,14+0,9 g/dL.

3. Pada 6 wanita dengan obesitas tipe I(1,37+0,78 g/dL) dan 4 wanita dengan

obesitas tipe I I(1,98+1,1 g/dL) memiliki hasil penurunan kadar Hb lebih

besar dibandingkan rata-rata penurunan kadar Hb total (1,14+0,9 g/dL).

4. Pada 8 wanita dengan jumlah tindakan seksio berulang sebanyak 2 kali

(1,03+0,86 g/dL) dan 1 wanita dengan jumlah tindakan seksio berulang

sebanyak 3 kali (1,1 g/dL) memiliki hasil yang lebih rendah daripada nilai

penurunan kadar Hb secara keseluruhan yaitu 1,14+0,9 g/dL.

5. Pada 2 wanita dengan umur ibu yang lebih dari sama dengan 35 tahun

memiliki penurunan kadar Hb yang mencapai 1,8+0,99 g/dL dan melebihi

rata-rata secara keseluruhan yaitu 1,14+0,9 g/dL.

Page 52: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

36

5.1.Saran Penelitian

Agar dapat memberikan hasil yang lebih akurat, penelitian berikutnya

menggunakan jumlah sampel yang lebih besar. Sehingga selain didapatkan hasil

yang akurat, data dapat digunakan untuk mengamati hubungan antara faktor risiko

persalinan dan perdarahan pada ibu hamil. Faktor risiko yang dimaksud berupa

obesitas, seksio berulang, dan usia >35 tahun.

Page 53: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Barber EL, Lundsberg LS, Belanger K, Pettker CM, Funai EF, Illuzzi

JL. Indications contributing to the increasing cesarean delivery rate.

Obstet Gynecol 2011;118:29–38.

2. Finger C. Caesarean section rates skyrocket in Brazil. Many women

are opting for Caesareans in the belief that it is a practical solution.

Lancet 2003 362 (9384): 628

3. Hamilton BE, Hoyert DL, Martin JA, Strobino DM, Guyer B. Annual

summary of vital statistics: 2010-2011. Pediatrics 2013;131:548–58

4. Martin JA, Hamilton BE, Ventura SJ, Osterman MJ, Wilson EC,

Mathews TJ. Births: Final Data for 2010. Natl Vital Stat Rep

2012;61:1

5. Callaghan WM, Kuklina EV, Berg CJ. Trends in postpartum

hemorrhage United States, 1994-2006. Am J Obstet Gynecol

2010;202:353e1-6

6. Rossen J, Okland I, Nilsen OB, Eggebo TM. Is there an inrease of

postpartum hemorrhage and is severe hemorrhage associated with

more frequent use of obstetric interventions? Acta Obstet Gynecol

Scand 2010;89:1248-55

7. Matot I, Einav S, Goodman S, Zeldin A, Weissman C, Elchalal U. A

survey of physicians’ attitudes toward blood transfusion in patients

undergoing cesarean section. American journal of obstetrics and

gynecology 2004, 190(2):462.

8. Liu S, Liston RM, Joseph KS, Heaman M, Sauve R, Kramer MS.

Maternal mortality and severe morbidity associated with low-risk

planned cesarean delivery versus planned vaginal delivery at term.

Maternal Health Study Group of the Canadian Perinatal Surveillance

System. CMAJ 2007;176:455–60.

9. Al-Zirqi I, Vangen S, Forsen L, Stray-Pedersen B. Prevalence and risk

factors of severe obstetric haemorrhage. BJOG 2008;115:1265-1272

Page 54: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

38

10. Fyfe EM, Thompson JMD, Anderson NH, Groom KM, McCowan LM.

Maternal obesity and postpartum haemorrhage after vaginal and

caesarean delivery among nulliparous women at term: a retrospective

cohort study. BMC Pregnancy and Childbirth 2012, 12:112.

11. Juntunen K, Makarainen L, Kirkinen P. Outcome after a high number

(4-10) of repeated cesarean sections. BJOG 2004; 111:561-3.

12. Khan F, Khan M, Ali A, Chohan U. Estimation of blood loss during

Caesarean section: an audit. JPMA The Journal of the Pakistan

Medical Association 2006, 56(12):572.

13. The Millenium Development Goals Report. United Nations New York

2014, 5:28

14. Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems, Seventh

Edition. Cengage Learning 2010;11:391-4

15. Billett HH. Clinical Methods The History, Physical, and Laboratory

Examinations, 3rd Ed. Emory University School of Medicine

1990;151:718-9

16. Moore KL, Dalley AF, Aguur AMR. Moore Clinically Oriented

Anatomy : Seventh Edition. Lippincott Williams & Wilkins.

2014;3:384

17. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong

CY. Williams Obs 23rd Edition. McGraw-Hill; 2:21-7; 5:114-5;

25:544-55

18. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Gilstrap

III L, Wenstrom KD. Williams Obs 22nd Edition. McGraw-Hill;

26:587

19. Abbassi-Ghanavati M, Greer LG, Cunningham FG. Pregnancy and

laboratory studies: a reference table for clinicians. Obstet Gynecol.

2009 Dec;114(6):1326-31. PMID:19935037

20. Gibbons L, Belizan JM, et al. The Global Numbers and Costs of

Additionally Needed and Unnecessary Caesarean Sections Performed

per Year: Overuse as Barrier to Universal Coverage. World Health

Report. 2010. No. 30

Page 55: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

39

21. Kempe G. Case of Dystocia Due to Uterine Myoma : Caesarean

Section. The British Medical Journal. 1903. No.840

22. Agarwal K. Cesarean Myomectomy. South Asian Federation of

Obstetrics and Gynecology. 2012. Vol 2(3):183-5

23. Noor S, Fawwad A, et al. Pregnancy with fibroids and its and its

obstetric complication. J Ayub Med Cooll Abbottabad. 2009 Oct-

Dec;21(4):37-40

24. Chesley LC. Plasma and red cell volumes during pregnancy. Am J

Obstet Gynecol 1972;112:440-50

25. Pritchard JA, Baldwin RM, Dickey JC, Wiggins KM.Blood volume

changes in pregnancy and the puerperium. Am J Obstet Gyencol

1962;84:1271–82. (Level III)

26. Clark SL, Yeh SY, Phelan JP, Bruce S, Paul RH. Emergency

hysterectomy for obstetric hemorrhage. Obstet Gynecol 1984;64:376–

80. (Level III)

27. ACOG BULLETIN. Clinical management Guidelines for Obstetrician-

Gynecologists Number 76. ACOG Practice Bulletin 2006; 108:4.

28. Zhang J, Bricker L, Wray S, Quenby S: Poor uterine contractility in

obese women.[see comment]. BJOG 2007, 114(3):343–8.

29. Gostynski M, Gutzwiler F, Kuulasmaa K, Doring A, Ferrario M,

Grafnetter D, et al. Analysis of the relationship between total

cholesterol, age, body mass index among males and females in the

WHO MONICA Project. Int J Obes Relat Metab Disord

2004;28:1082-90

30. Babiychuk EB, Smith RD, Burdyga TV, Babiychuk VS, Wray S,

Draeger A. Membrane cholesterol selectively regulates smooth muscle

phasic contraction. J Membr Biol 2004;198:95–101.

31. Dreja K, Voldstedlund M, Vinten J, Tranum-Jensen J, Hellstrand P,

Sward K. Cholesterol depletion disrupts caveolae and differentially

impairs agonist-induced arterial contraction. Arterioscler Thromb Vasc

Biol 2002;22:1267–72.

Page 56: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

40

32. Smith RD, Babiychuk EB, Noble K, Draeger A, Wray S. Increased

cholesterol decreases uterine activity: functional effects of cholesterol

in pregnant rat myometrium. Am J Physiol 2004 (in press).

33. Simons K, Toomre D. Lipid rafts and signal transduction. Nat Rev Mol

Cell Biol 2000;1:31–9.

34. Ishizaka N, Griendling KK, Lassegue B, Alexander RW. Angiotensin

II type 1 receptor: relationship with caveolae and caveolin after initial

agonist stimulation. Hypertension 1998;32:459–66.

35. Nakayama K, Obara K, Tanabe Y, Saito M, Ishikawa T, Nishizawa S.

Interactive role of tyrosine kinase, protein kinase C, and Rho/Rho

kinase systems in the mechanotransduction of vascular smooth

muscles. Biorheology 2003;40:307–14.

36. Gimpl G, Fahrenholz F. Human oxytocin receptors in cholesterol-rich

vs.cholesterol-poor microdomains of the plasma membrane. Eur J

Biochem 2000;267:2483–97.

37. Kim BK, Ozaki H, Hori M, Takahashi K, Karaki H. Increased

contractility of rat uterine smooth muscle at the end of pregnancy.

Comp Biochem Physiol A Mol Integr Physiol 1998;121:165–73.

38. Ramsay JE, Ferrell W, Crawford L, Wallace M, Greer IE, Sattar NJ.

Maternal obesity is associated with dysregulation of metabolic

vascular and inflammatory pathways. J Clin Endocrinol Metabol

2002;87: 4231–7.

39. Pulkkinen MO, Nyman S, Hamalainen MM, Mattinen J. Proton NMR

spectroscopy of the phospholipids in human uterine smooth muscle

and placenta. Gynecol Obstet Invest 1998;46:220–4.

40. Sobande A, Eskandar M. Multiple repeat caesarean sections:

complications and outcomes. J Obstet Gynaecol Can 2006; 28(3):193-

197

41. Krieg SA, Henne MB, Westphal LM. Obstetric outcomes in donor

oocyte pregnancies compared with advanced maternal age in in vitro

fertilization pregnancies. Fertil Steril 2008; 90: 65-70.

Page 57: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

41

42. Yogev Y, Melamed N, Bardin R, Tenenbaum-Gavish K, Ben- Shitrit

G, Ben-Haroush A. Pregnancy outcome at extremely advanced

maternal age. Am J Obstet Gynecol 2010; 203: 558. e1-e7.

43. Jahromi BN, Husseini Z. Pregnancy outcome at maternal age 40 and

older. Taiwan J Obstet Gynecol 2008; 47: 318-21.

44. Diejomaoh MF, Al-Shamali IA, Al-Kandari F, Al-Qenae M, Mohd

AT. The reproductive performance of women at 40 years and over. Eur

J Obstet Gynecol Reprod Biol 2006; 126: 33-38.

45. Sohani V. Advanced maternal age and obstetric performance. Apollo

Med 2009; 6:258-63

46. Xiaoli L, Weiyuan Z. Effect of maternal age on pregnancy: a

retrospective cohort study. Chinesese Medical Journal 2014;127:2241-

46

47. Luke, B., and M. B. Brown. Elevated risks of pregnancy

complications and adverse outcomes with increasing maternal age.

Hum. Reprod. 2007 22:1264–72.

48. Smith, G. C., Y. Cordeaux, I. R. White, D. Pasupathy, H. Missfelder-

Lobos, J. P. Pell, et al. The effect of delaying childbirth on primary

cesarean section rates. PLoS Med. 2008 5:e144.

49. Singh B, Adhikari N, Ghimire S, Dhital S. Post-Operative Drop in

Hemoglobin and Need of Blood Transfusion in Cesarean Section at

Dhulikel Hospital, Kathmandu University Hospital. Kathmandu Univ

Med J 2013;42(2):144-6

50. Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, et al. Harrison’s Principles of

Internal Medicine: 17th Edition. McGraw-Hill;101:662

51. Tagawa ST, Dorff TB, Rochanda L, Ye W, Boyle S, Raghaban D,

Lieskovsky G, Skinner DG, Quinn DI, Liebman HA. Subclinical

haemostatic activation and current surgeon volume predict bleeding

with open radical retropubic prostatectomy. BJUI 2008; 102:1086-

1091

Page 58: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

42

52. Horowitz E, Yogev Y, Ben-Haroush A, Rabinerson D, Feldberg D,

Kaplan B. Routine hemoglobin testing following an elective Cesarean

section : is it necessary? J Matern Fetal Neonatal Med. 2003 Oct;

14(4):223-5

53. WHO. Appropriate body-mass index for populations and its

implications for policy and intervention strategies. Lancet 2004; 363:

157-63

54. Blomberg M. Maternal obesity and risk of postpartum hemorrhage.

Obstet Gynecol. 2011 Sep;118(3):561-8

55. Samartzis D, Karppinen J, Cheung JPY, Lotz J. Disk degeneration and

low back pain: are they fat-related conditions? Global Spine Journal

2013;3(3): 133–44

56. Perlow JK, Morgan MA. Massive maternal obesity and perioperative

cesarean morbidity. Am J Obstet Gynecol. 1994;170:560-5

57. Chamberlain G. What is the correct caesarean section rate? Br J Obstet

Gynaecol 1993;100:403-4.

58. Tower CL, Strachan BK, Baker PN. Long-term implications of

caesarean section. J Obstet Gynaecol 2000;20(4):365–7.

59. Hasegawa J, Matsuoka R, et al. Predisposing factors for massive

hemorrhage during Cesarean section in patients with placenta previa.

Ultrasound Obstet Gynecol 2009; 34: 80-84.

60. Hansen JP. Older maternal age and pregnancy o.utcome: a review of

the literature. Obstet Gynecol 1986; 41:726-42.

61. Rosenthal AN, Paterson Brown S. Is there an incremental rise in the

risk of obstetric intervention with increasing maternal age? British

Journal Obstet Gynecol 1998; 105: 1064-69.

Page 59: GAMBARAN PENURUNAN KADAR HEMOGLOBIN TINDAKAN …

43

LAMPIRAN

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mohammad Ramadhian Prawiro

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Februari 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tebet Timur Dalam No. 127

Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan,

12820

Nomor Telepon/HP : +62812 9819 5916

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. SDNP IKIP PERCONTOHAN Rawamangun (2000 – 2006)

2. SMP Labschool Rawamangun (2006 – 2009)

3. SMA Labschool Rawamangun (2009 – 2012)

4. Program Studi Pendidikan Dokter (2012 – Sekarang)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta