Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

57
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Untuk dapat mewujudkan pembangunan kesehatan, masyarakat banyak hal yang harus diselenggarakan, salah satunya yang mempunyai peranan cukup penting adalah pelayanan kesehatan. UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan bahwa “Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Dalam pasal 93 UU RI No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan gigi dan mulut menyebutkan bahwa “Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan 1

Transcript of Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Page 1: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional

untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata berdasarkan

pancasila dan UUD 1945. Untuk dapat mewujudkan pembangunan kesehatan,

masyarakat banyak hal yang harus diselenggarakan, salah satunya yang

mempunyai peranan cukup penting adalah pelayanan kesehatan.

UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan bahwa

“Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang

harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

dimaksud dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945”. Dalam pasal 93 UU RI No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan gigi

dan mulut menyebutkan bahwa “Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan

untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk

peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi,

dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau

masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan”.

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai

1

Page 2: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial

dan ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dalam bentuk upaya

kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2009).

Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam

pembangunan unsur manusia agar memiliki kualitas, mampu bersaing diera yang

penuh tantangan saat ini maupun masa yang akan datang. Pembangunan kesehatan

menjadi perhatian serius dan bahkan sektor ini merupakan salah satu agenda

perioritas utama selain pembangunan di bidang lainnya (Arifin, 2007).

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas

kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak

mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan, termasuk pada anak

usia sekolah dasar agar tercapai derajat kesehatan secara optimal. Adapun untuk

menunjang upaya kesehatan yang optimal maka upaya dibidang kesehatan gigi

perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2007).

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang banyak dikeluhkan

masyarakat walaupun tujuan pembangunan kesehatan saat ini telah dititik

beratkan pada upaya peningkatan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut

(Hutabarat, 2009).

Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara

menyeluruh karena kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari

kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan

tubuh secara umum, maka penting bagi kita untuk memperhatikan kesehatan gigi

2

Page 3: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

dan mulut agar tercapai kesehatan jasmani dan rohani seperti yang diharapkan,

tidak terkecuali anak-anak, jika tubuh mereka sehat maka anak-anak dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal (Malik, 2008).

Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah,

berbicara dan mempertahankan bentuk muka. Mengingat kegunaannya yang

demikian penting, maka sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut

sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Kesehatan gigi dan

mulut masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan, hal ini terlihat dari penyakit

gigi dan mulut yang masih diderita oleh 90% penduduknya. Penyakit gigi dan 

mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia adalah penyakit periodontal

dan karies gigi (Antasari, 2005)

Karies atau lubang gigi adalah sebuah penyakit dalam rongga mulut yang

diakibatkan oleh aktivitas perusakan bakteri terhadap jaringan keras gigi (email,

dentin dan sementum). Kerusakan ini jika tidak segera ditangani akan segera

menyebar dan meluas. Jika tetap dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa

sakit, tanggalnya gigi, infeksi, bahkan kematian (Sandira, 2009).

Karies yang terjadi pada gigi anak ini dapat menimbulkan rasa sakit atau

nyeri, maka anak akan kehilangan selera makan dan kadang dapat terjadi demam

serta proses mengunyah makanan akan terganggu, sehingga anak menjadi malas

makan dan akhirnya menjadi kurus. Secara tidak lansung, karies pada anak akan

mempengaruhi proses timbuh kembang dan pertumbuhan gigi permanen anak

(Syarifi, 2008).

3

Page 4: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Tingginya prevalensi karies gigi, serta belum berhasilnya usaha untuk

mengatasi, mungkin disebabkan oleh faktor-faktor distribusi penduduk,

lingkungan, prilaku, dan pelayanan kesehatan gigi, serta keturunan dalam

masyarakat Indonesia. Usaha untuk mengatasinya sampai sejauh ini pun belum

menunjukkan hasil nyata bila diukur dengan indikator kesehatan gigi yaitu

prevalensi karies gigi (Anonim, 2008).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Depkes tahun 2007 menunjukan, 72,1%

penduduk punya pengalaman karies dan sebanyak 46,5% diantaranya merupakan

karies aktif yang belum dirawat. Hal tersebut menunjukkan tingginya tingkat

risiko karies pada gigi permanen saat mereka dewasa nanti. Untuk mengindari

karies gigi, WHO menetapkan pada usia rentan saat seseorang berpotensi

mengalami karies gigi pada usia 12 tahun. WHO merekomendasikan kelompok

umur tertentu untuk diperiksa yaitu kelompok umur 5 tahun untuk gigi susu dan

12, 15, 35-44 dan 65-74 tahun untuk gigi permanen (Karjati, 2010)

Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya

adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses

terjadinya karies gigi, antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan gigi-geligi

di rahang, derajat keasaman saliva, kebersihan mulut yang berhubungan dengan

frekuensi dan kebiasaan menggosok gigi, jumlah dan frekuensi makan makanan

yang menyebabkan karies (kariogenik ). Selain itu, terdapat faktor luar sebagai

faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan

terjadinya karies gigi antara lain usia, jenis kelamin, letak geografis, tingkat

4

Page 5: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

ekonomi, serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan

gigi (Rasinta Tarigan, 1992).

Fankari (2004), menjelaskan bahwa penyebab timbulnya masalah gigi dan

mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap

mengabaikan kebersihan kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh

kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut.

Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga mereka

harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang

menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera (Titin,

2003).

Fase perkembangan anak usia pra sekolah masih sangat tergantung pada

pemeliharaan dan bantuan orang dewasa dan pengaruh paling kuat dalam masa

tersebut datang dari ibunya. Peran ibu sangat menentukan dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak, demikian juga keadaan kesehatan gigi dan mulut anak usia

pra sekolah masih sangat ditentukan oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku ibunya

(Suwelo, 1992).

Kawuryan (2008), menjelaskan bahwa dengan adanya pengetahuan tentang

kesehatan gigi dan mulut secara tidak langsung akan menjaga kesehatan gigi dan

mulut dan pada akhirnya dapat mencegah terjadinya karies gigi. Hal ini berarti

pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dapat berdampak pada kejadian

karies gigi.

5

Page 6: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Berdasarkan survei hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada 10

siswa kelas 5 SDN 5 watopute Kecamatan watopute menunjukkan 6 anak (60%)

mengalami karies gigi.

Berdasarkan masalah dan fenomena yang penulis uraikan diatas, maka

penulis tertarik mengambil judul “Gambaran pengetahuan murid sdn 5 watopute

kec.watopute tentang penyakit karies gigi ’’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:’’Bagaimana Gambaran pengetahuan murid SDN 5

Watopute tentang penyakit karies gigi’’

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk Mengetahui Gambaran pengetahun murid SDN 5 Watopute tentang

penyakit karies gigi

2. Tujuan khususs

a. Untuk Mengetahui karakteristik responden di sdn 5 watopute

kec.watopute

b. Untuk mengetahui tingat pengetahuan anak usia sekolah tentang

kesehatan gigi.

c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya karies

gigi di sdn 5 watopute.

6

Page 7: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

d. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian karies

gigi

D. Manfaat penelitian :

1. Bagi instansi terkait(Puskesmas)

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai

karies Gigi sehingga dapat menyebarkan informasi mengenai kesehatan

gigi pada Masyarakat luas. Selain itu, dapat memberikan masukan

mengenai gambaran pengetahuan tentang penyakit karies gigi pada anak

sd sehingga dapat dipakai sebagai bahan perencanaan untuk program

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).

2. Bagi pihak sekolah

Dengan adanya hasil penelitian ini dapat di jadikan dasar untuk lebih

meningkatkan UKGS di lingkungan sekolah sdn 5 watopute.

Bagi pihak kampus stikes amanah makasar :

a. Sebagai sumber informasi untuk ilmu kesehatan gigi dan mulut

b. Sebagai pedoman penelitian selanjutnya khususnya maha siswa

stikes amanah makasar.

3. Bagi siswa

Dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada

siswa mengenai pengetahun kesehatan gigi dan mulut dan pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat meminimalisir resiko terjadinya

karies gigi sejak usia dini.

7

Page 8: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

4. Bagi peneliti

Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian, dapat menambah

wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam bidang

kesehatan gigi dan mulut.

5. Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti

selanjutnmya di bidang ini.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006).

Ada hubungan hubungan pengetahuan dengan kejadian karies gigi pada murid

sdn 5 watopute kec.watopute.

8

Page 9: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (knowledge)

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang setelah melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni penglihatan, penciuman, perasa dan peraba, pengetahuan

manusia sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga.(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang, berdasarkan pengalaman dan penelitian terbentuknya perilaku

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih awet daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan siswa sangat penting dalam mendasari

terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidaknya kebersihan gigi dan

mulutnya. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara

terencana yaitu salah satunya melalui proses pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan kesehatan

gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak usia dini, karena pada usia dini anak

mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau

kebiasaan yang dapat mempengaruhi keadaan giginya. Pemberian pengetahuan

9

Page 10: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan pada anak usia sekolah.

(Notoatmodjo, 2007)

1. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan Merupakan domain kognitif yang mempunyai tingkatan,

yaitu (Notoatmodjo, 2007).

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya .Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali

terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, dan menyatakan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintreprestasikan materi

tersebut secara benar .Orang yang telah paham terhadap obyek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang di pelajari .

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah di pelajari pada situasi atau kondisi . Aplikasi disini dapat

diartikan pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

10

Page 11: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Contoh, dapat

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian,

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dalam memecahkan

permasalahan.

d. Analisa

Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama yang lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, dapat

menggambarkan, membuat, membedakan, mengelompokkan dan

sebagainya.

e. Sintesis

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan menyusun formulasi

baru dari formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan,

meringkas, menyesuaikan dan sebagainya, terhadap suatu teori yang

sudah ada.

f. Evaluasi (evalutation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap materi atau obyek . penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu

criteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan criteria yang telah

ada.

11

Page 12: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

2. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

(Notoatmodjo, 2007) :

a. Faktor Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan

tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik

dari orang lain maupun media massa. Rendahnya pendidikan tidak berarti

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak harus diperoleh

di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh pada pendidikan non

formal. Sumber informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberi pengaruh jangka pendek, sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi

akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi,

berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan

lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pengetahuan.

b. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

12

Page 13: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

c. Sosial budaya dan ekonomi

Sosial budaya adalah struktur social dan pola budaya dalam suatu

masyarakat. Manusia mempelajari kelakuan dari orang lain di lingkungan

sosialnya. Hampir segala sesuatu yang dilakukannya dipelajari dari

lingkungan sosialnya.Sosial ekonomi mempengaruhi pengetahuan dan

perilaku seseorang di bidang kesehatan, kebiasaan dan tradisi yang dilakukan

orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Status Ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas

yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupn sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

lingkungan tersebut.

e. Umur

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik,

Terkecuali usia lansia semakin bertambah usia daya ingatnya akan menurun

dan tidak produktif lagi.

13

Page 14: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

B. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat

secara jasmani dan rohani, tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini

dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain

kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan

gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan

kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari

kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan

tubuh secara umum (Anggraini, 2009)

Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan.

Makanan dan minuman akan diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi-geligi,

lidah, dan saliva. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu

upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya

makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang

menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.

Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang

kesehatan seseorang.(Yekti mumpuni dan Erlita pratiwi 2013)

Kesehatan Gigi dan Mulut sangatlah penting untuk menjaga kesehatan tubuh

secarah menyeluruh .Sebab, mulut adalah pintu gerbang makanan dan minuman

yang masuk ke dalam tubuh.Tanpa kita sadari, kesehatan gigi dan mulut dapat

berpengaruh secara signifikan terhadap organ-oragan lain di tubuh kita (Ml.Grace

W.Susanto, 2013 )

14

Page 15: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan manusia

seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi pada

akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas

sumber daya manusia. Kesehatan gigi adalah penting karena pencernaan makanan

dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk makan dan berbicara, gigi

juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal anak. pemeliharaan

kesehatan gigi dan gusi masyarakat terutama pada anak sekolah sangatlah penting.

Oleh sebab itu, salah satu kebijaksanaannya adalah dengan meningkatkan upaya

promotif, preventif, dan kuratif pada anak usia sekolah (6-12tahun) karena pada

usia tersebut merupakan waktu dimana akan tumbuhnya gigi tetap

(Anggraini,2009).

Kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena gigi dan mulut yang rusak

dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat

mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Banyaknya karies, gingivitis dan gigi

berjejal harus segera ditangani dan semuanya dapat dicegah. Memelihara

kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk memperoleh kesehatan tubuh kita,

khususnya pada anak-anak, karena pada masa anak- anak sangat penting karena

kondisi gigi susu (gigi decidui) saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi

permanent penggantinya.

Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus

dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan

diet makanan, dan jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan

makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan

15

Page 16: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi.

Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi,

serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan

fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada

keluhan ataupun tidak ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka

akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal, dan akan

meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan serta akan meningkatkan etos

kerja yang lebih baik lagi.

Menurut drg.TriAstutiM.Kes, penyebab penyakit gigi dan mulut yang

banyak di derita anak-anak di indonesia sangat berkaitan dengan kebersihan gigi

dan mulut. (Monitordepok,2007).

C. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak

Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku.

Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik akan sangat berperan

dalam menentukan derajat kesehatan dari masing-masing individu. Oleh karena

itu perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik harus

diubah. Lingkungan sangat berperan dalam pembentukan perilaku seseorang, di

samping faktor bawaan. Lingkungan masyarakat di mana individu itu berada

akan ikut berperan dalam psembentukan perilaku seseorang, oleh karena itu

untuk mengubah perilaku dibutuhkan peran serta masyarakat dimana individu

tersebut berada. Lingkungan terdekat di mana individu berada yaitu lingkungan

keluarga dan lebih luas lagi yaitu lingkungan sekolah. Di sini peran orang tua dan

16

Page 17: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

guru sangat menentukan dalam melakukan perubahan perilaku dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan dan pendidikan yang

diberikan orang tua dan guru sangat membantu pembentukan perilaku anak.

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut antara lain meliputi tindakan

menyikat gigi, kumur-kumur dengan larutan fluor. Tindakan menyikat gigi

merupakan hal yang utama dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan kemampuan motorik, dimana usia

sekolah dasar merupakan usia yang ideal untuk melatih kemampuan motorik

seorang anak. Peran orang tua dan guru dibutuhkan untuk menjelaskan, memberi

contoh, membimbing serta mendorong anak untuk memiliki perilaku yang baik

dan diharapkan.

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan

gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus

sebab, pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan

gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada

usia dewasa nanti.Bila ditinjau dari berbagai upaya pencegahan karies gigi

melalui kegiatan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) tersebut seharusnya

pada usia-usia anak sekolah dasar memiliki angka karies rendah, akan tetapi

dilihat dari kenyataan yang ada dan berdasarkan laporan-laporan penelitian yang

telah dilakukan sebagian besar datanya menunjukkan adanya tingkat karies gigi

pada anak sekolah yang cukup tinggi (Kawuryan,2008).

17

Page 18: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Ada beberapa faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut pada

Anak, faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi antara lain :

a) Jenis makanan, makanan yang mudah lengket dan menempel digigit

seperti permen dan coklat, makanan ini sangat disukai oleh anakanak. Hal

ini yang mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan

melekat pada gigi dan bila terlalu sering dan lama akan berakibat tidak

baik. Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di mulut

dan asam yang merusak email gigi.

b) Kebersihan gigi, biasakanlah anak-anak agar selalu menyikat giginya atau

berkumur-kumur setiap selesai makan atau sebelum tidur.

c) Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang

sangat pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang

dibandingkan dengan air ludah yang encer dan banyak, sebab pada anak

yang beair ludah pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah

menempel pada permukaan gigi. (Moestopo, 1982) 

d) Factor genetic Selain perawatan gigi susu, kerapihan gigi tetap pada anak

usia dini juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Karena itu tak jarang ada

anak yang kondisi gigi susunya baik namun gigi tetapnya berjejalan.

e) Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

Beberapa tips dan triks yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mulut dan

gigi pada anak, yaitu:

18

Page 19: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

a. Rajin kumur menggunakan obat kumur yang mengandung desinfektan

agar plak dan bakteri yang biasa tumbuh pada sela gigi menjadi lebih

mudah diatasi.

b. Rajin membersihkan gigi dari sisa makanan atau minuman yang rawan

menimbulkan plak gigi dengan menggunakan sikat gigi atau benang

flossing. Gunakan juga pasta gigi yang dapat digunakan untuk

mempermudah pembersihan plak.

c. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis

dan lengket karena rawan menimbulkan perlekatan pada permukaan atau

sela gigi.

d. Perbanyak konsumsi vitamin C untuk mencegah terjadinya radang gusi atau

perdarahan pada gusi. Vitamin C juga dapat digunakan untuk mencegah

terjadinya stomatitis langit-langit mulut.

e. Rajin konsultasi ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.

D. Karies Gigi

1. Pengertian

Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering

ditemui. Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras

gigi itu sendiri (lubang pada gigi). Karies gigi merupakan proses kerusakan gigi

yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena

sejumlah faktor (multiple factors) di dalam rongga mulut yang berinteraksi satu

19

Page 20: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

dengan yang lain. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor gigi, mikroorganisme,

substrat dan waktu (Chemiawan, 2007).

Sedangkan Menurut (Sandira, 2009),Karies atau lubang gigi adalah

sebuah penyakit dalam rongga mulut yang diakibatkan oleh aktivitas perusakan

bakteri terhadap jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum). Kerusakan

ini jika tidak segera ditangani akan segera menyebar dan meluas. Jika tetap

dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa sakit, infeksi, bahkan kematian

(Sandira, 2009).

Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang

terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan

gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkenbang kebagian dalam gigi

(Hamsafir, 2010).

Karies Gigi diawali dengan timbulnya bercak coklat atau putih yang

kemudian berkembang menjadi coklat.Lubang ini terjadi karena luluhnya

mineral Gigi akibat reaksi fermentasi karbohidrat termaksud sukrosa,fruktosa,

dan glukosa oleh beberapa tipe bakteri penghasil asam (Yekti Mumpuni dan

Erlita Pratiwi, 2013)

Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat

berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai

lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut.

Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien

adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila

20

Page 21: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu

rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah

mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa

sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan

kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan

tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses.

2. Penyebab karies gigi

Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal.

Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam.

Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang

melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak.

Adapun penyebab lains karies yaitu bakteri Streptococcus mutans dan

Lactobacilli. Bakteri speifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat

pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam terus diproduksi

oleh bakteri dan akhirnya merusak sruktur gigi sedikit demi sedikit.  Kemudian

plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan (Pratiwi, 2007).

Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial dengan 3 faktor utama

yang saling mempengaruhi : berupa faktor host atau tuan rumah (saliva dan

gigi), agen atau mikroorganisme, substrat atau makanan, dan faktor pendukung

yaitu waktu (Alpers 2006). Menurut alpers untuk terjadinya karies, maka

kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang

21

Page 22: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai, dan waktu yang

lama.

1. Host (saliva dan gigi)

Gigi sebagai tuan rumah untuk mikroorganisme yang ada dalam mulut.

Bentuk gigi yang tak beraturan dan saliva banyak dan kental mempermudah

terjadi karies gigi (Alpers, 2006). Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan

terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut

terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga

dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies

gigi. Saliva selain memiliki efek buffer, saliva juga berguna untuk

membersihkan sisa-sisa makanan di dalam mulut. Aliran rata-rata saliva

meningkat pada anak-anak sampai berumur 10 tahun. Namun setelah dewasa

hanya terjadi sedikit peningkatan. Pada individu yang berkurang fungsi

salivanya, maka aktivitas karies akan meningkat secara signifikan (Sondang,

2008).

Selain itu, saliva berperan dalam menjaga kelestarian gigi. Banyak ahli

menyatakan, bahwa saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies, ini

terbukti pada penderita Xerostomia (produksi ludah yang kurang) dimana akan

timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu singkat (Behrman, 2002).

2. Agen atau mikroorganisme

Tiga jenis bakteri yang menyebabkan karies gigi yaitu :

1) Lactobacillus acidophilus

22

Page 23: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Populasinya dipengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai

adalah lesi dentin yang dalam. Jumlah banyak yang ditemukan pada

plak dan dentin berkaries hanya kebetulan dan lactobacillus hanya

dianggap faktor pembantu proses karies.

2) Streptococcus

Bakteri coccus gram positif ini adalah penyebab utama karies, dan

jumlahnya terbanyak didala  mulut. Salah satu spesiesnya yaitu

Streptococcus mutans, lebih asidurik dibandingkan yang lain, dan dapat

menurunkan pH medium hingga 4,3. Streptococcus mutans terutama

terdapat pada populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa.

3) Aktinomises

Semua jenis Aktinomises mengfermentasikan glukosa, terutama

membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Aktinomises

viscosus dan Aktinomises naeslundii mampu membentuk karies akar,

fisura, dan merusak periodontonium. (Irama Indah dan S. Ayu Intan

2013;20).

3. Substrat atau makanan (sisa makanan)

Komponen makanan yang sangat berperan dalam pembentukan

karies adalah makanan manis-manis yang mengandung tinggi

karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat dipermentasikan

oleh bakteri tertentu dan membentuk asam (Irama Indah dan S. Ayu

Intan 2013). Bakteri akan memanfaatkan makanan terutama yang

mengandung tinggi gula untuk energi dan menghasilkan asam. Asam

23

Page 24: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

akan disimpan di dekat gigi oleh plak, menyebabkan kalsium dan fosfat

hilang dari enamel gigi (demineralisasi). Bila proses ini tidak mendapat

perhatian yang baik maka enamel lambat laun dentin bagian bawah akan

hancur.Makanan dan minuman yang berasa asam lama kelamaan juga

bisa merusak gigi. Berbeda dengan makanan lain, bila kita

mengkonsumsi makanan asam seperti cuka, permen asam, jus asam dll

sebaiknya jangan menyikat gigi terlebih dahulu karena gigi melunak saat

kita mengkonsumsi makanan tersebut sehingga jika menggosok gigi,

gigi akan lebih mudah terkikis. Setelah mengkonsumsi makanan asam,

sebaiknya hanya berkumur saja, setelah satu jam baru kemudian sikat

gigi. Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi karbohidrat untuk

membentuk asam dan mengakibatkan demineralisasi (Ramadhan

Ardyan, 2010).

4. Waktu

Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi

substrat menempel dipermukaan gigi. Secara umum lamanya waktu yang

dibutuhkan  karies untuk berkembang menjadi suatu kavitasi  cukup

berveriasi, diperkirakan 6-48 bulan (Ramadhan Ardyan, 2010)

3. Proses Terjadinya Karies gigi

Proses terjadinya karies gigi di mulai dengan adanya plaque di

permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses

menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan

24

Page 25: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

menurunkan ph mulut menjadi (5,5) dan akan menyebabkan demineralisasi

email berlanjut menjadi karies gigi (Henri Purnaji, 2012).

Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin

melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang).

Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun kadang-

kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah

rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang makroskopis dapat

dilihat. Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat hanya lapisan keempat

(lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan

membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan

kelima (lapisan opak/ tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak

yang mungkin merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru

setelah terjadi kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi. Pada proses karies

yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan tiga (lapisan demineralisasi,

suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang), lapisan empat dan

lapisan lima (Suryawati, 2010).

Tanda awal karies gigi adalah munculnya spot putih di permukaan gigi,

hal ini menunjukan area demineralisasi dari asam. Selanjutnya warnanya

menjadi coklat,dan lama kelamaan membentuk lubang. Jika spot berwarna

kecoklatan dan tampak mengkilap, proses demineralisasi berhenti jika

kebrsihan mulut membaik. Spot ini di sebut juga stain dan masi bisa di

bersihkan. Sebaliknya, jika spot kecoklatan tersebut tampak buram itu berarti

proses demineralisasi sedang aktif. Jika kerusakan sudah mencapai denting,

25

Page 26: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

biasanya sudah terasa ngilu dan sakit pada waktu makan/minum yang panas,

dingin, manis atau asam. Jika rasa sakit itu muncul bukan hanya pada waktu

makan, itu berarti kerusakan sudah mencapai pulpa. Kerusakan pulpa yang akut

itu terjadi bila ada keluhan sakit gigi terus menerus dan menganggu aktifitas

sehari-hari (sumarti, 2012).

4. Gambaran Klinis Gejala Karies Gigi

Menurut Kliegman dan Arvin (2006) tanda dan gejala karies gigi antara lain

adalah:

Terdapat lesi, Tampak lubang pada gigi, bintik hitam pada tahap karies awal,

kerusakan leher gigi (pada karies botol susu), sering terasa ngilu jika lubang

sampai ke dentin, sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala, timbul rasa

sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan terutama pada waktu

malam, jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah.

5. Tahapan Karies Gigi

Macam-macam/tahapan karies gigi Berdasarkan kedalaman karies (Rasinta

Taringan,2012) :

1. Karies superfisialis yaitu karies baru mengenai email saja, sedangkan

dentin belum terkena.

2. Karies Media

Karies sudah yaitu mengenai dentin, tetapi belum melebihi stengah dentin.

3. Karies profunda yaitu

Karies sudah mengenai lebih dari stengah dentin, dan kadang-kadang

sudah mengenai pulpa.

26

Page 27: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

6. Penatalaksanaan Karies Gigi

Ada dua cara penatalaksanaan yang bisa ditempuh, yaitu :

1) Menggunakan usaha preventif untuk mencoba menghentikan

penyakit.

2) Membuang jaringan yang rusak dan menggantikannya dengan

restorasi yang disertai usaha pencegahan terhadap rekurensinya

(Mansjoer, 2005)

7. Pencegahan Karies Gigi

Pencegahan Karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan

memperpanjang kegunaan gigi dalam mulut (Rasinta Taringan, 2014).

Menurut Mansjoer (2009), pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan:

a. Perawatan mulut

Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut

1) Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu

yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur,ditambah

dengan sesudah bangun tidur pagi

2) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala

sikat kecil.

3) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.

27

Page 28: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

4) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotic

(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine

0,1 %).

5) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat

gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak

terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi,

gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan

pada jari kemudian digosokkan pada gigi.

6) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila

mengalami pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari

dua minggu atau sikat gigi

b. Diet

Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam

makanan yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang

merusak gigi (permen, coklat dan lain sebagainya) dan membiasakan

mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur).

c. Flouridasi

Flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan

sel dental pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum

dirumah, penggunaan pasta gigi yang mengandung floiuride atau

menggunakan tablet, tetesan atau hisap natrium floiuride. Karies gigi

dapat dihindari/dicegah apabila anak melakukan perawatan gigi

dengan benar setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.

28

Page 29: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Beberapa usaha pencegahan karies gigi yang dapat dilakukan melalui

UKGS adalah:

( Rara,2006 Dalam evlan,20013) :

a. menyikat gigi secara teratur

Cara sikat gigi yang bener diajarkan oleh perawat yang bertugas

dilokasi sekolah. Dengan cara ini diharapkan murid mempunyai

pengalaman dan latihan untuk mengetahui berapa Lama seseorang

harus menyikat gigi sampai bersih.

b. Kumur-kumur dengan flour

Tujuanya adalah untuk mendapatkan Lapisan gig yang Lebih tahan

Terhadap serangan asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa

makanan yang mengandung karbohidrat dengan lapisan email yang

tahan terhadap asam, diharapkan tidak cepat terjadi lubang pada gigi.

Cara pemberian fluor ( Eager, 2006) :

1) Fluoridasi air minum

2) Melalui pasta gigi

Menurunkan karies sekitar 12%-25%

Untuk usia 4 tahun kebawah batasi jumlah pasta gigi,

awasi saat penyikatan,gunakan pasta gigi anak-anak.

3) Kumur-kumur

Menurunkan karies 20-50%

Tidak digunakan secara rutin pada usia pra sekolah

Tidak boleh ditelan

29

Page 30: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

c. Kurangi makanan Kariogenik penyebab karies

Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan

terjadinya karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak

mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur di dalam mulut.

Hindari makanan karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan yang

bersifat lengket serta mudah hancur di dalam mulut, lebih

memudahkan timbulnya karies. seperti kue-kue, roti, es krim, susu,

permen dan lain-lain ( Rahmadhan, 2010).

d. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut

Untuk anak SD diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut

dengan memberikan buku pegangan kepada siswa yang bisa didapat

dari yayasan kesehatan gigi Indonesia. Dokter gigi dan perawat gigi

memberikan penyuluhan dibantu dengan alat-alat peraga dan

gambar-gambar yang menarik dan mudah dipahami atau dimengerti

seperti model gigi.

8. Komplikasi karies gigi

Komplikasi karies gigi : (Machfoedz dan Zein, 2005)

1. Pulpitis, merupakan radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi, jaringan

pulpa berisi pembuluh syaraf.Jaringan pulpa bisa meradang karena lubang

yang dalam pada gigi dapat menyebabkan makanan dan minuman

merangsang langsung pembuluh syaraf yang terdapat di dalam ruang pulpa

sehingga gigi terasa sakit.

30

Page 31: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

2. Penyakit jaringan periodontium, terjadi akibat dari gingivitis yang tidak

tertangani.

3. Pembengkakan yang mengandung nanah (abses), merupakan reaksi

pertahanan tubuh terhadap benda asing, dalam hal ini benda asingnya

adalah kuman yang terdapat di dalam pulpa yang sudah mati.

4. Polip, merupakan pembengkakan jaringan lunak pada daerah tertentu

dalam hal ini pada daerah gusi dan pulpa gigi. Gigi yang mengalami

radang kronis, di daerah yang terbuka terjadi pertumbuhan yang

disebabkan oleh rangsangan kronis, artinya rangsangan terus-menerus dan

lama pada jaringan pulpa yang lunak, menyebabkan pembuluh darah

terangsang dan membesar. Darah memperbanyak diri di daerah yang

terkena rangsangan lama kelamaan darah ini membangun jaringan baru

dan makin lama makin besar terjadilan polip. Polip yang berasal dari

pulpa  gigi disebut pulpa polip, jika terjadi pada daerah gusi disebut

gingival polip (Machfoedzdan Zein, 2005).

31

Page 32: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

E. Kerangka konsep

Variable Bebas variable Terikat

Variabel pengganggu

Ket :

32

Pengetahuaan anak SD kesehatan gigi dan mulut

dan penyakit terjadinya karies

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Pengalaman

= Variabel di teliti

= Variabel yang tidak di teliti

Page 33: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui

gambaran murid sdn 5 watopute kec.watopute pengetahuan tentang kesehatan

gigi dan mulut dan penyakit karies gigi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian : penelitian di lakukan di sdn 5 watopute

2. Waktu penelitian : Mei s/d Juni

C. Populasi dan sampel

1. Populasi :

Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa/siswi SDN 5 Watopute

yang berjumlah 109 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling

yaitu Murid SDN 5 Watopute yang hadir pada saat penelitian.

D. Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan :

1. Kuisioner

2. Alat tulis menulis

33

Page 34: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

E. Defenisi operasional

1. Pengetahuan

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut Dalam penelitian ini adalah segala

sesuatu yang di ketahui oleh murid sd tentang kesehatan gigi dan mulut

untuk mencegah terjadinya karies gigi sejak dini.

2. Karies Gigi

Yang di maksud dalam penelitian ini adalah keadaan yang menunjukkan

adanya lubang gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari

permukaan gigi (email,dentin) sehingga meluas kearah pulpa.

F. Kriteria objektif

Pengetahuan di ukur dengan menggunakan skala Guttman, di mana setiap

jawaban benar dari masing-masing pernyataan di beri nilai 1 dan jika salah

diberi nilai 0 (Sugiyono, 2011)

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban

dengan skor yang di harapkan, kemudian dikalikan 100 dan hasilnya

berupa persentase dengan rumus yang di gunakan sebagai berikut:

N = SpSm

x 100 %

Keterangan :

N = Nilai pengetahuan

Sp = Skor yang di dapat

34

Page 35: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Sm = Skor tertinggi maksimun.

Kriteria penilaian :

1. Baik = > 75%

2. Sedang /kurang = 60-75%

3. Kurang/buruk = < 60%

G. Jenis data dan penyajian data :

1. Jenis data:

a. Data primer adalah data yang di ambil langsung pada sampel

penelitian dengan membagikan kuisioner

b. Data sekunder adalah data yang di peroleh berdasarkan hasil laporan

tahunan sekolah sdn 5 watopute

2. Penyajian data : penyajian data dalam bentuk tabel distribusi

H. Pengolahan data dan pengkajian datas

1. Metode pengolahan data secara manual

2. Analisa data secara deskriptif

I. Cara penelitian

1. Izin penelitian kepada instansi sekolah untuk mengadakan penelitian

2. Membagikan lembar kuesioner pada murid sd yang terpilih menjadi

sampel

3. Murid mengisi lembar kuisioner dengan cara memilih jawaban yang

telah disediakan

35

Page 36: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

4. Diata yang di peroleh kenudian di olah dan di sajikan dalam bentuk

tabel.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar Antoni , 2013, Kejadian karies gigi pada anak usia sekolah dilihat dari

faktor penyebab dan faktor yang mempengaruhi di sd negri 1 Lamcot

Kecamatan Darul imrah kabupaten Aceh Besar Tahun 2012.Diakses melalui

situs http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/kejadian-karies-gigi-pada-anak-

usia.html

Atikah Balqis Ferry, 2014, Hubungan pengetahuan kesehatan gigi terhadap

dmf-t & ohis pada anak usia 10-12 tahun di makassar [Sikripsi] bagian ilmu

kedokteran gigi anak fakultas kedokteran gigi universitas hasanuddin makassar

2014.

Chrisdwianto Sutjipto, dkk, Gambaran tindakan pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut anak usia 10-12 tahun di sd Kristen eben haezar 02 Manado, Jurnal

e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 697-706

Epi yohandri, 2012, Gambaran pengetahuan murid sd kelas II tentang karies

gigi di sdn 003 sei beduk kelurahan tanjung piayu batam tahun 2012. Di akses

melalui situs http://yohandrie.blogspot.com/2012/04/gambaran-pengetahuan-

murid-sd-kelas-ii.html

36

Page 37: Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Fitri Dumayanni Anwar, 2012, Hubungan antara kebiasaan mengosok gigi

dengan kejadian karies gigi dengan pada siswa sd negri 04 pasa gadang di

wilayah kerja puskesmas pemancung padang selatan.

Ml.Grance W,Susanto,2013 , Terapi Gusi untuk kesehatan dan kecantikan

Seli Wahyuni, 2013, http://seliyaseli.blogspot.com/2013/09/konsep-karies-gigi-

gigi-berlubang.html

Yekti Mumpuni dan Erlita pratiwi, 2013, 45 Masalah dan solusi penyakit gigi

dan mulut;-Ed. 1 .Yokyakarta:Rapha publishing,Hal.10

http://sheringtipshidupsehat.blogspot.com/2015/02/faktor-yang-mempengaruhi-

kesehatan-gigi.html

https://brightfuture.unilever.co.id/stories/404755/Cara-mudah-menjaga-

kebersihan---kesehatan-mulut---gigi.aspx

https://hanifatunnisaa.wordpress.com/2012/07/12/penyebab-gejala-pencegahan-

dan-pengobatan-karies-gigi

37