GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU...

91
i GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA MENGENAI ABORTUS PROVOKATUS DI MAN MODEL CIWARINGIN CIREBON PADA TAHUN 2011 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Ihda Silvia NIM: 108103000055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU...

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

i

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DANPERILAKU SISWA MENGENAI ABORTUS

PROVOKATUS DI MAN MODEL CIWARINGINCIREBON PADA TAHUN 2011

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :Ihda Silvia

NIM: 108103000055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1432 H/2011 M

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jipkalan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 23 September 2011

Ihda Silvia

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

iii

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJAMENGENAI ABORTUS PROVOKATUS DI MAN MODEL CIWARINGIN

CIREBON PADA TAHUN 2011

Laporan PenelitianDiajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaKedokteran (S.Ked)

Oleh :Ihda Silvia

NIM. 108103000055

Pembimbing I

dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes

Pembimbing II

dr. Erike A Suwarsono, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DANPERILAKU REMAJA MENGENAI ABORTUS PROVOKATUS DI MANMODEL CIWARINGIN CIREBON PADA TAHUN 2011 yang diajukan olehIhda Silvia (NIM: 108103000055), telah diujikan dalam sidang di FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan pada tanggal 23 September 2011. Laporanpenelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SarjanaKedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 23 September 2011

DEWAN PENGUJI

Penguji I

dr. Taufik Zain,SpOG (K)

Penguji II

dr. Dede Moeswir,SpPD

Penguji III

dr. Rachmania Diandini,MKK

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ihda Silvia

Tempat, tanggal lahir : Cirebon, 16 Agustus 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum menikah

Alamat : Jl. Wijaya Kusuma No. 204 RT/RW

02/02 Babakan Ciwaringin Kab.

Cirebon Provinsi Jawa Barat 45167

E-mail : [email protected]

Pendidikan :

1. SDN 1 Babakan (1997-2002)

2. MTsN Ciwaringin (2002-2005)

3. MA Yayasan Ali Maksum Yogyakarta (2005-2008)

4. S-1 Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-2012)

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan segala karunia dan nikmat serta petunjuk yang tiada terbatas dalam

menjalani tugas-tugas kehidupan ini. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Adapun dalam penelitian ini judul yang penulis pilih adalah ”

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA

MENGENAI ABORTUS PROVOKATUS DI MAN MODEL CIWARINGIN

CIREBON PADA TAHUN 2011.”

Penelitian ini tidak hadir begitu saja. Penulis berterima kasih kepada pihak

yang berperan penting atas bantuan dan dukungannya dalam proses pembuatan

penelitian ini. Untuk itu, dengan segenap hati dan tanpa mengurangi rasa hormat,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.RM, selaku ketua Program Studi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad, selaku dosen pembimbing I yang telah

menyediakan waktu dan tenaga untuk memberikan arahan, bimbingan dan

masukan dari awal hingga akhir penelitian ini.

4. dr. Erike Anggreini S, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah

menyediakan waktu dan tenaga untuk memberikan arahan, bimbingan dan

masukan dari awal hingga akhir penelitian ini.

5. Bapak, Ibu dosen, dan segenap Civitas Akademika UIN Syarif

Hidayatullah yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis.

6. Kepala sekolah dan pihak akademik MAN Model Ciwaringin Cirebon

yang telah memberikan ijin penelitian di sekolahnya.

7. Ayahanda H. Nurhadi Thayyib dan ibunda Hj. Rubai’ah Hanan tercinta,

serta seluruh anggota keluarga yang telah memberikan dukungan yang tak

ternilai baik secara moril maupun materil.

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

vii

8. Teman-teman sejawat dan seperjuangan di Program Studi Pendidikan

Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak memberikan

ilmu, pengalaman dan kebersamaan yang tidak akan terlupakan.

9. Semua pihak yang menjadi bagian dalam membantu proses penulisan

penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal

ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan. Untuk itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Dan semoga Allah SWT selalu memberikan kasih dan

karunia-Nya kepada kita.

Jakarta, 23 September 2011

Ihda Silvia

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

viii

ABSTRAKIhda SilviaProgram Studi Pendidikan DokterGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWAMENGENAI ABORTUS PROVOKATUS DI MAN MODEL CIWARINGINCIREBON PADA TAHUN 2011

Kasus aborsi adalah fenomena sosial yang tak kunjung ada solusi nya. Banyakdiantaranya pelaku atau korban aborsi akibat kehamilan yang tidak di kehendakiterjadi di kalangan remaja. Dari penelitian yg dilakukan oleh Sukmaningsih,didapatkan bahwa di Jakarta semakin banyak remaja yang hamil diluar nikah.Dari 500 responden pelajar Sekolah Menengah Umun (SMU), sekitar 4,2%nyamengaku kandungannya digugurkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap danperilaku pada siswa MAN Model Ciwaringin Cirebon mengenai bahaya abortusprovocatus. Sistem Random Sampling merupakan teknik pengambilan sampelyang berjumlah 106 orang. Rancangan penelitian ini dilakukan secara studideskriptif dengan metode pengumpulan data secara cross sectional. Variabel yangditeliti adalah pengetahuan tentang aborsi, sikap terhadap aborsi, perilaku seksual,serta variabel karaktreristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin, sukubudaya, pendidikan ayah, pendidikan ibu, komunikasi dengan lingkungan(keluarga, guru dan teman sebaya) dan keterpaparan media massa sebagai sumberinformasi.

Hasil penelitian diketahui bahwa kriteria usia responden sebanyak 58,5% adalahberusia 17 tahun, dengan jumlah jenis kelamin perempuan sebanyak 70,8% danlaki-laki sebanyak 29,2%. Responden terbanyak berasal dari suku sunda yaitu88,7%. Tingkat pendidikan ayah dan pendidikan ibu menunjukkan presentaseterbanyak pada kategori sedang yaitu 49,1% untuk pendidikan ibu dan 47,2%untuk pendidikan ayah, namun tidak jauh beda dengan data pada kategori rendah.Komunikasi dengan lingkungan (keluarga, guru dan teman sebaya) masih relatifrendah sedangkan untuk keterpaparan media massa sebagai sumber informasimengenai aborsi sendiri juga rata-rata masih kurang, data terbanyak pada mediatelevisi yaitu sebesar 77,2%. Pengetahuan tentang aborsi relatif tinggi, sikapterhadap aborsi relatif sedang, dan untuk perilaku seksual pra-nikah relatifberesiko rendah.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada institusi pendidikanterkait untuk menambah materi kesehatan reproduksi khususnya mengenai aborsidan bekerjasama dengan media massa dalam menyiarkan pembelajaran mengenaiaborsi dan bahayanya.. Perlu dilakukan kegiatan seperti diskusi atau tanya jawabantar siswa maupun dengan para guru. Dan kepada orang tua hendaknyameningkatkan komunikasi dengan anak untuk pemecahan suatu masalah anakmaupun berdiskusi mengenai abosi.

Kata kunci: Pengetahuan tentang aborsi, sikap terhadap aborsi, perilaku seksualpra-nikah.

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

ix

ABSTRACTIhda SilviaProgram Studi Pendidikan DokterDESCRIPTION OF THE KNOWLEDGE, ATTITUDE AND STUDENTBEHAVIOR ABOUT ABORTUS PROVOCATUS AT MAN MODELCIWARINGIN CIREBON IN 2011

The case of abortion is a social phenomenon that would not go there its solution.Many of the perpetrators or the victims of abortion because of unplannedpregnancies wan’t to happen among teenagers. From research conducted bySukmaningsih, in Jakarta found that a growing number of teenagers who becomepregnant outside of marriage. found that of 500 respondents of High School(secondary school) students in Jakarta, about 4.2% of them argued that abortionaborted.

This study aims to know the description of the knowledge, attitude and studentbehavior about abortus provocatus at MAN Model Ciwaringin Cirebon in 2011.Random sampling is a sampling technique which consisted of 106 people. Thestudy design was a descriptive study conducted by the method of data collectionin cross-sectional. The studied variables were knowledge about abortion, attitudestowards abortion, sexual behaviour, as well as respondents charactreristicvariables include age, gender, ethnic culture, education of father, education ofmother, communication with the environment (family, teachers and peers) andexposure to the media as a source of information.

The survey results showed that the age criteria as much as 58.5% of respondentsaged 17 years, with the number of female sex as much as 70.8% and men as muchas 29.2%. Most of the respondents came from suku sunda it showed 88.7%. Levelof education of the father and the mother's educational level showed a highestpercentage in the intermediate category, 49.1% for education of the mother and47.2% for education of the father, but not much different from data in the lowcategory. Communication with the environment (family, teachers and peers) arestill relatively low, while for the mass media exposure as a source of informationabout abortion is also the average is still relatively low, most of the data showedthe television media with 77.2%. Knowledge of abortion is relatively high, arelatively moderate position on attitudes towards abortion and premarital sexualbehavior is relatively low risk.

Based on the results of these studies suggested to increase the educationalinstitutions related to reproductive health materials, especially regarding abortionand working with broadcast media in learn more about abortion and the risks ofabortion. Need to do activities such as discussions or questions and answersbetween students and with teachers. And the parents should improvecommunication with children to solve problems and discuss about abortion.

Keywords: Knowledge of the abortion, attitudes toward abortion, premaritalsexual behavior.

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

x

DAFTAR ISI

HalamanJUDUL ............................................................................................... ....... ........... iLEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................... ...................iiLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ................. iiiLEMBAR PENGESAHAN .............................................................. ............... ivRIWAYAT HIDUP ........................................................................... ..................vKATA PENGANTAR ....................................................................... ..................viABSTRAK ......................................................................................... ............... viiiABSTRACK ...................................................................................... ..................ixDAFTAR ISI...................................................................................... ….............. xDAFTAR TABEL ............................................................................. …............. xiDAFTAR GAMBAR ......................................................................... …............ xiiDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... .............. xiiiBAB I PENDAHULUAN ............................................................. .................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................... .................. 11.2 Rumusan Masalah ............................................................... ..…………. 31.3 Tujuan ................................................................................. ..……….... 3

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................... ..…………. 31.3.2 Tujuan Khusus .......................................................... …..………. 3

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................. ………..…. 41.5.1 Manfaat Bagi Peneliti................................................ ……….….. 41.5.2 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi................................ ………..…. 41.5.3 Manfaat Bagi Masyarakat ......................................... ………..…. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................... ………..…. 52.1. Abortus .............................................................................. ………..…. 5

2.1.1 Definisi Abortus ........................................................ ………..…. 52.1.2 Etiologi ..................................................................... …………... 62.1.3 Klasifikasi Abortus ................................................... …………... 72.1.4 Faktor Resiko Abortus .............................................. …………. 102.1.5 Komplikasi Abortus Secara Umum .......................... …………. 112.1.6 Akibat Abortus Provocatus Criminalis ..................... …………. 122.1.7 Alasan Untuk Melakukan Tindakan Abortus Pro-

vocatus ...................................................................... …............. 132.1.7.1 Abortus Provocatus Therapeuticus/Medisi-

nalis .............................................................. …………. 132.1.7.2 Abortus Provocatus Criminalis ..................... …………. 14

2.2 Aspek Hukum dan Medikolegal Abortus Provocatus......... …………. 152.3 Remaja................................................................................. …………. 19

2.3.1 Pengertian Remaja .................................................... …………. 192.3.2 Karakteristik Remaja................................................. …………. 192.3.3 Perkembangan Remaja.............................................. …………. 24

2.4 Kerangka Konsep ................................................................ …………. 272.5 Definisi Operasional ........................................................... …………. 27

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... …………. 323.1 Desain Penelitian................................................................. …………. 323.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. …………. 323.3 Populasi dan Sampel ........................................................... …………. 32

3.3.1 Populasi ..................................................................... …………. 323.3.2 Sampel....................................................................... …………. 32

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi............................................... ............... 343.4.1 Kriteria Inklusi .......................................................... ............... 343.4.2 Kriteria Eksklusi ....................................................... ............... 343.4.3 Kriteria Pengeluaran atau drop out ........................... ............... 34

3.5 Cara Kerja Penelitian .......................................................... …………. 343.5.1 Pemilihan Subjek Penelitian ..................................... …………. 343.5.2 Pengumpulan Data .................................................... …………. 343.5.3 Flowchart Prosedur Penelitian.................................. …………. 36

3.6 Instrumen Penelitian ........................................................... …………. 363.7 Uji Validitas ........................................................................ …………. 373.8 Managemen Data ................................................................ …………. 383.9 Analisis Data ....................................................................... …………. 383.10 Etika Penelitian ................................................................. …………. 393.11 Biaya Penelitian ................................................................ …………. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... …………. 404.1 Keterbatasan Penelitian....................................................... …………. 404.2 Data Karakteristik Responden............................................. …………. 414.3 Data Pengetahuan Responden tentang Aborsi .................... …………. 464.4 Data Sikap Responden terhadap Aborsi.............................. …………. 484.5 Data Gambaran Perilaku Seksual Pra-nikah Responden .... …………. 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................. …………. 535.1 Simpulan .............................................................................. …………. 535.2 Saran..................................................................................... …………. 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ …………. 55LAMPIRAN....................................................................................... …………. 56

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

xii

DAFTAR TABEL

Tabel HalamanTabel 2.1 Hubungan Lama Kehamilan dengan Berat Anak...... …………... 5

Tabel 2.2 Definisi Operasional.................................................. …………... 27

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian.................................................. ………....... 37Tabel 4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Umur………………………… 41Tabel 4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………….. 42Tabel 4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Suku budaya………………… 42Tabel 4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendi-

dikan Ayah………………………………………………..…….. 43Tabel 4.5 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendi-

dikan Ibu………………………………………………..……….. 43Tabel 4.6 Sebaran Responden Berdasarkan Komunikasi Da-

lam Lingkungan………………………………………..….......... 44Tabel 4.7 Sebaran Responden Berdasarkan Keterpaparan

Media Massa Sebagai Sumber Informasi tentangAborsi…………………………………………………..……….. 45

Tabel 4.8 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengeta-

huan tentang Aborsi……………………………...……………... 46

Tabel 4.9. Sebaran Responden Berdasarkan Jawaban terhadapPertanyaan Pengetahuan tentang Aborsi…...……………….…. 46

Tabel 4.10 Sebaran Responden Berdasarkan Sikap terhadap

Aborsi………………………………………...………………..... 48

Tabel 4.11. Sebaran Responden Berdasarkan Jawaban terhadapPernyataan Sikap tentang Aborsi………...……………………... 48

Tabel 4.12 Sebaran Responden Berdasarkan Pertanyaan tentang

Perilaku Seksual Pra-nikah Pada Remaja………………...……. 50

Tabel 4.13. Sebaran Responden Berdasarkan Jawaban terhadap

Pertanyaan tentang Perilaku seksual Pra-nikah de-

ngan lawan jenis……………………………………..……….... 51

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar HalamanGambar 2.1 Kerangka Konsep……………………....………………… 27Gambar 3.1 Flowchart Prosedur Penelitian………………………….... 36

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LampiranLampiran 01 Kuesioner PenelitianLampiran 02 Hasil Uji Validasi KuesionerLampiran 03 Surat Izin Penelitian dari Program Studi Pendidi-

kan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah JakartaLampiran 04 Surat Keterangan telah melakukan penelitian dari

MAN Model Ciwaringin kab.CirebonLampiran 05 Master Tabel Hasil Penelitian

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap tahunnya di dunia, berjuta-juta perempuan mengalami kehamilan

yang tidak direncanakan, dan sebagian besar dari perempuan tersebut memilih

untuk mengakhiri kehamilan mereka, walaupun dalam kenyataanya abortus

provocatus atau biasa dikenal dengan aborsi secara umum adalah illegal. Menurut

Glassman dari The Washington Post tahun 1996, jumlah kematian aborsi 10 kali

lebih banyak dari semua kecelakaan yang masih ditambah dengan kasus bunuh

diri maupun pembunuhan. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahun

terjadi sekitar 20 juta kejadian aborsi yang tidak aman (unsafe abortion).1 Sekitar

13% dari jumlah total kematian ibu di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi

aborsi yang tidak aman. 95% (19 dari setiap 20 tindak aborsi tidak aman) di

antaranya terjadi di negara-negara berkembang.2

Profil pelaku aborsi di Amerika yang ditulis oleh Clowes didalam buku

“Facts Of Life” para wanita pelaku aborsi adalah wanita muda. Lebih separuh atau

57% wanita pelaku aborsi adalah mereka yang berusia dibawah 25 tahun. Bahkan

24% dari mereka adalah wanita remaja.3

Frekuensi terjadinya aborsi sangat sulit dihitung secara akurat,

karena aborsi buatan sangat sering terjadi tanpa dilaporkan, kecuali jika terjadi

komplikasi, sehingga perlu perawatan di Rumah Sakit. Walaupun bukti-bukti

yang dapat dipercaya tidak tersedia, estimasi nasional menyatakan setiap tahun

terjadi 2 juta kasus aborsi di Indonesia. Ini artinya terdapat 43 kasus aborsi per

100 kelahiran hidup (menurut hasil sensus penduduk tahun 2000, terdapat

53.783.717 perempuan usia 15-49 tahun) atau 37 kasus aborsi per tahun per 1.000

perempuan usia 15-49 tahun (berdasarkan Crude Birth Rate (CBR) sebesar 23 per

1.000 kelahiran hidup).4 Dan di Asia Tenggara kematian yang disebabkan karena

aborsi yang tidak aman adalah sebesar 14-16% dari semua kematian maternal.5

Upaya pencegahan terjadinya aborsi yang tidak aman adalah sangat penting bila

Indonesia ingin mencapai tujuan ke lima dari Millennium Development Goal

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

2

untuk memperbaiki kondisi kesehatan ibu dan menurunkan kematian masih

maternal.

Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan fisik, mental, maupun

psikososial yang sangat cepat dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan

selanjutnya, pada perubahan fisik yang dialami remaja berhubungan dengan

produksi hormon seksual dan emosi, dimana pada titik awalnya remaja selalu

ingin mengetahui dan kecenderungan selalu ingin mencoba hal-hal baru, salah

satu masalahnya nanti adalah mengenai kesehatan reproduksi.6

Menurut Sukmaningsih, jumlah pelajar di Jakarta yang hamil diluar nikah

semakin banyak. Dari 500 pelajar Sekolah Menengah Umun (SMU) yang

dijadikan responden, sekitar 4,2%nya mengaku kandungannya digugurkan.

Wilayah Jakarta Timur menduduki peringkat pertama dalam kasus ini, yaitu

sekitar tujuh persen. Responden yang diambil rata-rata siswa yang baru menjalani

masa orientasi sekolah.7

MAN Model Ciwaringin merupakan salah satu Madrasah Aliyah di

Kabupaten Cirebon yang termasuk dalam kategori baik. Sekolah ini berada

didaerah yang banyak terdapat pesantren maupun institusi pendidikan yang

berbasis islam yang dalam hal ini memungkinkan para siswa mempunyai pondasi

agama yang cukup. Rentang usia pada sekolah ini berada pada usia 15-19 tahun

atau masih tergolong pada usia remaja. Pada usia ini, remaja sangat rentan atau

sensitif terhadap hal baru yang memungkinkan berpotensi terhadap terjadinya

berbagai permasalahan termasuk hubungan seks pra nikah yang berujung pada

tindakan aborsi.

Ketidaksiapan remaja dalam menghadapi perubahan dalam dirinya

termasuk diantaranya menerima dorongan seks yang mulai meningkat dan sulit

dikendalikan seringkali berhadapan dengan stimulus seks diluar lingkungan,

peningkatan dorongan seks pada usia remaja, kurang memadainya pengetahuan

remaja tentang proses kesehatan dan kesehatan reproduksi, karena tidak bisa lagi

dihindari meningkatnya remaja berhubungan seksual sebelum menikah

mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan melakukan aborsi.

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

3

Atas dasar-dasar hal-hal tersebut diatas, maka penelitian ini dilakukan

untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku siswa MAN

Model Ciwaringin Cirebon mengenai bahaya dilakukannya aborsi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswa MAN Model Ciwaringin

Cirebon mengenai bahaya dilakukannya abortus provocatus?

2. Bagaimana gambaran sikap siswa siswa MAN Model Ciwaringin Cirebon

mengenai bahaya dilakukannya abortus provocatus?

3. Bagaimana gambaran perilaku siswa MAN Model Ciwaringin Cirebon

mengenai bahaya dilakukannya abortus provocatus?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Meningkatkan respon ketanggapan siswa MAN Model Ciwaringin

Cirebon mengenai isu abortus provocatus dan bahayanya.

2. Meningkatkan usaha promotif dan preventif terhadap penyakit

kesehatan reproduksi pada siswa MAN Model Ciwaringin Cirebon

mengenai bahaya dilakukannya abortus provocatus melalui

diketahuinya tingkat pengetahuan, sikap dan perilakunya terhadap

aborsi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan mengenai abortus

provocatus pada siswa MAN Model Ciwaringin Cirebon mengenai

aborsi.

2. Diketahuinya gambaran sikap siswa siswa MAN Model Ciwaringin

Cirebon terhadap abortus provocatus.

3. Diketahuinya gambaran perilaku siswa MAN Model Ciwaringin

Cirebon terhadap abortus provocatus.

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

4

4. Sebagai syarat dalam menyelesaikan studi pendidikan dokter di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi peneliti :

1. Meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam melakukan

penelitian.

2. Sebagai media aplikasi ilmu dalam menentukan permasalahan di

masyarakat serta merumuskan permasalahan tersebut.

3. Mendapatkan informasi mengenai tingkat pengetahuan, sikap serta

perilaku siswa MAN Model Ciwaringin Cirebon terhadap abortus

provocatus.

1.4.2 Manfaat bagi perguruan tinggi :

1. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan

fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang

menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian

masyarakat.

2. Data awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya atau intervensi

yang akan dilakukan.

1.4.3 Manfaat bagi masyarakat

1. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat

terutama para orang tua murid MAN Model Ciwaringin Cirebon

tentang abortus provocatus sehingga masyarakat dapat memberikan

edukasi maupun informasi dengan tepat dan benar mengenai

aborsi.

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ABORTUS

2.1.1. Definisi Abortus

Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute

for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan abortus

diartikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang

telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20

minggu.8

Sedangkan abortus menurut William adalah pengakhiran dengan

cara apapun sebelum janin cukup berkembang untuk dapat hidup diluar

kandungan.9 Berdasarkan kamus kedokteran dorland, aborsi adalah

pengeluaran hasil konsepsi secara prematur dari uterus dengan fetus yang

memiliki berat kurang dari 500 gram atau umur kehamilannya kurang dari

20 minggu (WHO: 22 minggu) pada saat dikeluarkan dari uterus, yang

mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup)

sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya

adalah kelahiran prematur.10

Menurut Sastrawinata (2001), lamanya kehamilan yang normal adalah 280

hari atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid yang terakhir. Kadang-kadang

kehamilan berakhir sebelum waktunya dan ada kalanya melebihi waktu yang

normal.11

Berakhirnya kehamilan menurut lamanya kehamilan berlangsung,

dapat dibagi sebagai berikut :

Tabel 2.1 Hubungan Lama Kehamilan dengan Berat Anak

LamanyaKehamilan

Berat Anak Istilah

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

6

< 22 minggu < 500 gram Abortus

22 – 28 minggu 500 – 100 gram Partus Immaturus

28 – 37 minggu 1000 gram – 2500 gram Partuspraematurus

37 – 42 minggu 2500 gram – 4500 gram Partus a’terme(matures)

> 42 minggu > 4500 gram Partus serotinus

Sumber : Bag. Obstetri & Ginekologi Unpad Bandung, 1981

Adapun batasan usia janin kala kehidupan menurut Badan

Kesehatan Dunia (WHO) dapat dibagi menjadi:

1. Abortus yaitu usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat

janin kurang dari 1000 gram.

2. Immatur, yaitu usia kehamilan berkisar antara 20-28 minggu

dengan berat berkisar antara 1000-2500 gram.

3. Prematur adalah usia kehamilan berkisar antara 28-32 minggu

dengan berat antara 2500-3500 gram.

4. Matur, usia bayi 32 minggu.

5. Postmatur, usia bayi lebih dari 32 minggu.

2.1.2. Etiologi

Penyebab abortus (early pregnancy loss) bervariasi dan sering

diperdebatkan. Umumnya lebih dari satu penyebab. Penyebab terbanyak

diantaranya adalah sebagai berikut:12

Faktor genetik. Translokasi parental keseimbangan genetik

o Mendelian

o Multifaktor

o Robertsonian

o Resiprokal

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

7

Kelainan kongenital uterus

o Anomali duktus mulleri

o Septum uterus

o Uterus bikornis

o Inkompetensi serviks uteri

o Mioma uteri

o Sindroma Asherman

Autoimun

o Aloimun

o Mediasi imunitas humoral

o Mediasi imunitas seluler

Defek fase luteal

o Faktor endokrin eksternal

o Antibodi antitiroid hormon

o Sintesis LH yang tinggi

Infeksi

Hematologik

Lingkungan

Usia kehamilan saat terjadinya abortus bisa memberi gambaran

tentang penyebabnya. Sebagai contoh, antiphospholipid syndrome (APS)

dan inkompetensi serviks sering terjadi setelah trimester pertama.12

2.1.3. Klasifikasi Abortus

Ada beberapa jenis abortus yang menurut ahli dibagi menjadi:

1. Abortus Spontan

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

8

Abortus yang terjadi begitu saja tanpa tindakan dalam

bentuk apapun atau kehamilan normal. Penyebab abortus ini

menurut William (1995) dapat terjadi akibat perkembangan janin

yang abnormal, dimana dapat diklasifikasikan menjadi

perkembangan janin dengan jumlah kromosom abnormal

(Aneuplodi) dan perkembangan dengan komponen kromosom yang

normal (Euploidi).9

Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung

tanpa tindakan, dalam hal ini dibedakan sebagai berikut:

1. Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari

uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil

konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa

adanya dilatasi serviks. Abortus imminen adalah

perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20

minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang

meningkat.13 Abortus imminen adalah pengeluaran

secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama

kehamilan.9

2. Abortus insipiens, merupakan

peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang

meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

3. Abortus inkompletus, merupakan pengeluaran sebagian

hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu

dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

4. Abortus kompletus, merupakan pengeluaran seluruh

hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu

5. Missed Abortion atau keguguran tertunda, yaitu keadaan

dimana janin telah mati sebelum minggu ke-22 tetapi tertahan

di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

9

6. Abortus Habitualis, Keguguran habitualis atau keguguran

berulang-ulang, yaitu keguguran yang telah berulang dan berturut-

turut terjadi, sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.12

7. Abortus Infeksiosus, Abortus septik, Abortus Infeksiosus

ialah abortus yang disertai infeksi pada alat genitalia.

Sedangkan Abortus Septik ialah abortus yang disertai

penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau

peritneum (septikemia atau peritonitis).12

2. Abortus Provocatus

Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja

dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin

dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat

hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu,

atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa

kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup.

Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik:

- Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus

yang dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud

dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-

syaratnya:

1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan

kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan

penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.

2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis

lain, agama, hukum, psikologi).

3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau

keluarga terdekat.

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

10

4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang

memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.

5. Prosedur tidak dirahasiakan.

6. Dokumen medik harus lengkap.

2.1.4. Faktor Resiko Abortus

Adapun faktor resiko yang berhubungan dengan abortus, diantaranya :

a. Usia untuk kehamilan dan persalinan

Umur dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita

hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi

daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian

maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda

seringkali secara emosional dan fisik belum matang. Selain pendidikan pada

umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain.

Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan

remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga

nonprofessional dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya

angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat

menimbulkan kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja terjadi karena

mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta

seefisien wanita dewasa. Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun

mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah

mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra uterine.12

b. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan

janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena

keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak

yang sangat berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan resiko

terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan plasenta

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

11

previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi dengan berat

lahir rendah.12

c. Paritas ibu

Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin

dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.

Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal

lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada

paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko

pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana.

Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan.12

d. Riwayat Kehamilan yang lalu

Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus lagi

pada seorang wanita ialah 73% dan 83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan

Llewellyn - Jones memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39%.12

2.1.5 Komplikasi Abortus secara umum

Komplikasi medis yang dapat timbul :

1. Perdarahan

2. Perforasi

3. Luka pada serviks uteri

4. Perlekatan pada kavum uteri

5. Syok

6. Infeksi

Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya

infeksi sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh

peredaran darah, sehingga menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

12

abortus kriminalis antara lain infeksi pada saluran telur. Akibatnya, sangat

mungkin tidak bisa terjadi kehamilan lagi.

2.1.6. Akibat Abortus Provokatus Kriminalis

Secara umum, alasan seseorang melakukan tindakan abortus yang

disengaja adalah tidak menginginkan kehadiran bayi yang akan lahir

berada dalam keluarga. Williams (1995) mengatakan banyak hal yang

ditimbulkan akibat perilaku aborsi, seperti:

a. Akibat Abortus Elektif

Resiko relatif kematian sebagai akibat abortus, berlipat dua

kurang lebih setiap penundaan 2 minggu setelah kehamilan 8 minggu,

untuk hal tersebut induksi aborsi harus dipertimbangkan dan wanita

yang dipilih sebagai subjek harus wanita primigravida, karena wanita

yang pernah melahirkan akan memperlihatkan penurunan resiko

komplikasi pada kehamilan berikutnya, data resiko abortus dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Fertilitas: resiko terjadinya infeksi panggul yang kecil setelah

pengakhiran pada kehamilan.

2) Aspirasi vakum: mengakibatkan peningkatan risiko pada

kehamilan ektopik berikutnya.

3) Kehamilan ektopik: tidak meningkatkan insiden jika

pengakhiran pertama dilakukan dengan aspirasi vakum, kecuali

pada wanita yang sebelumnya menderita infeksi Chlamydia

trachomatis atau pada wanita yang mengalami infeksi post-

abortus.

4) Abortus elektif multipel: dapat meningkatkan resiko kehamilan

berikutnya. Pada tindakan ini berakibat ke arah insiden

persalinan prematur dan persalinan bayi berat badan rendah.

5) Plasenta previa: meningkatnya insiden setelah tindakan abortus

elektif.

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

13

6) Abortus yang diinduksi pada kehamilan mid-trimester. Hal ini

akan mengandung resiko kehamilan berikutnya apabila

digunakan tehnik injeksi.

7) Risiko kesehatan mental

Gejala ini dikenal dengan Post Abortion Syndrome (Sindrom

Paska Aborsi) berdasarkan Psychological Reactions Reported

After Abortion, gejala tersebut seperti kehilangan harga diri,

berteriak histeris, mimpi berkali-kali mengenai bayi, ingin

melakukan bunuh diri, mencoba menggunakan obat-obatan

terlarang, tidak bisa lagi menikmati hubungan seksual serta

dipenuhi rasa bersalah.9

a. Akibat Abortus Septik

Komplikasi serius pada tindakan abortus paling sering, hal

ini dapat berakibat pada perdarahan yang berat, sepsis, syok

bakterialis dan gagal ginjal akut, semuanya juga pernah terjadi

pada aborsi yang legal namun dengan frekuensi yang jauh lebih

rendah.9

2.1.7. Alasan untuk melakukan tindakan Abortus Provokatus

2.1.7.1. Abortus Provocatus Therapeuticus / Medisinalis

Abortus yang mengancam (threatened abortion) disertai dengan

perdarahan yang terus menerus, atau jika janin telah meninggal (missed

abortion).

Mola Hidatidosa atau hidramnion akut.

Infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis.

Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks

atau jika dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk

penyakit keganasan lainnya pada tubuh seperti kanker payudara.

Prolaps uterus gravid yang tidak bisa diatasi.

Telah berulang kali mengalami operasi caesar.

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

14

Penyakit-penyakit dari ibu yang sedang mengandung, misalnya penyakit

jantung organik dengan kegagalan jantung, hipertensi, nephritis,

tuberkulosis paru aktif, toksemia gravidarum yang berat.

Penyakit-penyakit metabolik, misalnya diabetes yang tidak terkontrol

yang disertai komplikasi vaskuler, hipertiroid, dan lain-lain.

Epilepsi, sklerosis yang luas dan berat.

Hiperemesis gravidarum yang berat, dan chorea gravidarum.

Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada

kasus seperti ini, sebelum melakukan tindakan abortus harus

dikonsultasikan dengan psikiater.

2.1.7.2. Abortus Provocatus Kriminalis

Berdasarkan laporan Tim Studi Kedokteran FSI-SMFKUI 13

oktober 2001, alasan seseorang melakukan tindakan abortus

provocatus adalah:

1. Hamil diluar nikah

Kehamilan yang terjadi berada diluar nikah banyak terjadi oleh

para remaja dimana terjadi hubungan seksual sebelum menikah,

akibat hubungan tersebut terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

oleh para remaja, maka salah satu pencegahan kehamilan

dilakukan dengan sistem abortus provocatus.

2. Pernikahan yang tidak kokoh seperti yang diharapkan

Hubungan rumah tangga yang tidak harmonis antara pasangan

suami isteri yang berjalan sebagaimana yang diharapkan terjadi

kehamilan, maka untuk mencegah hal tersebut dilakukan abortus

provocatus.

3. Telah cukup anak dan tidak mungkin membesarkan seorang anak

lagi

Jumlah anak yang dilahirkan dirasa cukup dan kehadiran anak

yang baru dirasa oleh keluarga tidak mampu lagi membesarkannya,

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

15

maka untuk pencegahan kelahiran anak yang baru dilakukan

abortus provocatus.

4. Janin mempunyai efek yang berat

Janin yang berada dalam kandungan ibu hamil mempunyai efek

yang tidak baik seperti mempunyai penyakit atau akan

mempengaruhi kelangsungan hidup ibu yang hamil sehingga bayi

yang berada dalam kandungan harus dilakukan abortus provocatus.

5. Ayah dari anak yang dikandung bukan suami yang syah

Anak yang berada dalam kandungan berasal bukan dari janin

suami yang syah, hal ini dapat diakibatkan oleh pergaulan seksual

yang berhubungan dengan lebih dari satu laki-laki, akibatnya janin

yang berada dalam kandungan harus di lakukan abortus

provocatus.

6. Korban perkosaan

Terjadinya kehamilan dilakukan dengan perkosaan sehingga

kehamilan akan mendatangkan aib bagi keluarga, untuk

pencegahan adanya anak dari perkosaan dilakukan abortus

provocatus.

7. Ibu menderita penyakit berat

Ibu yang hamil berada dalam kondisi penyakitan, sehingga

kehamilan yang terjadi tidak mungkin untuk dilanjutkan. Akibat

terjadinya kehamilan akan mengakibatkan kematian ibu,langkah

pencegahan kehamilan tersebut dilakukan dengan abortus

provocatus.

2.2 Aspek Hukum dan Medikolegal Abortus Provocatus

Abortus telah dilakukan oleh manusia selama berabad-abad, tetapi

selama itu belum ada undang-undang yang mengatur mengenai tindakan abortus.

Peraturan mengenai hal ini pertama kali dikeluarkan pada tahun 4 M di mana telah

ada larangan untuk melakukan abortus. Sejak itu maka undang-undang mengenai

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

16

abortus terus mengalami perbaikan, apalagi dalam tahun-tahun terakhir ini di

mana mulai timbul suatu revolusi dalam sikap masyarakat dan pemerintah di

berbagai negara di dunia terhadap tindakan abortus. Hukum abortus di berbagai

negara dapat digolongkan dalam beberapa kategori sebagai berikut:

• Hukum yang tanpa pengecualian melarang abortus, seperti di Belanda.

• Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan kehidupan

penderita (ibu), seperti di Perancis dan Pakistan.

• Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medik, seperti di

Kanada, Muangthai dan Swiss.

• Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosio-medik, seperti

di Eslandia, Swedia, Inggris, Scandinavia, dan India.

• Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosial, seperti di

Jepang, Polandia, dan Yugoslavia.

• Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan tanpa

memperhatikan indikasi-indikasi lainnya (Abortion on requst atau Abortion

on demand), seperti di Bulgaris, Hongaria, USSR, Singapura.

• Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi eugenistis (abortus

boleh dilakukan bila fetus yang akan lahir menderita cacat yang serius)

misalnya di India

• Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi humanitarian

(misalnya bila hamil akibat perkosaan) seperti di Jepang

Negara-negara yang mengadakan perubahan dalam hukum abortus

pada umumnya mengemukakan salah satu alasan/tujuan seperti yang

tersebut di bawah ini:

• Untuk memberikan perlindungan hukum pada para medisi yang

melakukan abortus atas indikasi medik.

• Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus provocatus

criminalis.

• Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk.

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

17

• Untuk melindungi hal wanita dalam menentukan sendiri nasib

kandungannnya.

• Untuk memenuhi desakan masyarakat.

Di Indonesia, baik menurut pandangan agama, Undang-Undang

Negara, maupun Etik Kedokteran, seorang dokter tidak diperbolehkan untuk

melakukan tindakan pengguguran kandungan (abortus provokatus). Bahkan sejak

awal seseorang yang akan menjalani profesi dokter secara resmi disumpah dengan

Sumpah Dokter Indonesia yang didasarkan atas Deklarasi Jenewa yang isinya

menyempurnakan Sumpah Hippokrates, di mana ia akan menyatakan diri untuk

menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.

Dari aspek etika, Ikatan Dokter Indonesia telah merumuskannya

dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia mengenai kewajiban umum, (pasal7d)

Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup

makhluk insani.

Pada pelaksanaannya, apabila ada dokter yang melakukan

pelanggaran, maka penegakan implementasi etik akan dilakukan secara berjenjang

dimulai dari panitia etik di masing-masing RS hingga Majelis Kehormatan Etika

Kedokteran (MKEK). Sanksi tertinggi dari pelanggaran etik ini berupa

"pengucilan" anggota dari profesi tersebut dari kelompoknya. Sanksi administratif

tertinggi adalah pemecatan anggota profesi dari komunitasnya.

Ditinjau dari aspek hukum, pelarangan abortus justru tidak bersifat

mutlak. Abortus atas indikasi medik ini diatur dalam Undang Undang Republik

Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Reproduksi.

Pasal 75

(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan

berdasarkan:

a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik

yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

18

genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki

sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau

b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis

bagi korban perkosaan.

(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah

melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan

konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan

berwenang.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan media dan perkosaan,

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

Pasal 76

Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:

a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama

haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;

b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang

memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;

c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;

d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan

e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh

Menteri.

Pasal 77

Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman,

dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

19

2.3 Remaja

2.3.1 Pengertian remaja

Masa remaja adalah masa yang menunjukkan masa peralihan dari masa

kanak-kanak menuju ke masa selanjutnya yaitu masa dewasa. Pada masa remaja

ini terjadi perkembangan-perkembangan seperti perkembangan fisik, psikologis,

sosial, dan secara moral. Menurut Hall (1994: 478), masa remaja merupakan masa

topan badai, di mana pada masa tersebut timbul gejolak dalam diri akibat

pertentangan nilai-nilai akibat kebudayaan yang makin modern.14 Batasan usia

untuk remaja (adolescence) menurut Hall antar usia 12-25 tahun.15

Menurut Monks, remaja adalah suatu masa peralihan antara masa remaja

dan masa dewasa. Fase masa remaja secara global berlangsung natara usia 12-21

tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun masa

remaja pertengahan, 18-21 tahun masa remaja akhir.16

Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10-20 tahun, hal ini di dasarkan

atas kesehatan remaja yang mana kehamilan pada usia-usia tersebut memang

mempunyai resiko yang lebih tinggi daripada kehamilan dalam usia-usia

diatasnya.17

Selanjutnya yang dimaksud dengan remaja adalah individu yang sedang

mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang dalam

rentangannya terjadi perubahan-perubahan dan perkembangan pada aspek fisik,

psikologis, kognisi, dan sosialnya. Sedangkan, rentang usia pada masa remaja

tersebut adalah antara 12-21 tahun.

2.3.2 Karakteristik remaja

Hurlock (207-209) berpendapat, bahwa semua periode yang penting

selama masa kehidupan mempunyai karakteristiknya sendiri. Begitupun masa

remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode masa

kanak-kanak dan dewasa.17 Ciri-ciri tersebut antara lain :

1). Masa remaja sebagai periode yang penting

Masa remaja dipandang sebagai periode yang penting daripada periode

lain karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku, serta akibat-

akibat jangka panjangnya. Misalnya saja, perkembangan biologis menyebabkan

timbulnya perubahan-perubahan tertentu, baik yang bersifat fisiologis yang cepat

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

20

dan disertai percepatan perkembangan mental yang cepat, terutama pada masa

remaja awal. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian

mental dan perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru.19

Minat baru yang dominan muncul pada masa remaja adalah minatnya

terhadap seks. Pada masa remaja ini mereka berusaha melepaskan ikatan-ikatan

afektif lama dengan orang tua. Remaja lalu berusaha membangun relasi-relasi

afektif yang baru dan yang lebih matang dengan lawan jenis dan dalam

memainkan peran yang lebih tepat dengan seksnya. Dorongan untuk melakukan

ini datang dari tekanantekanan sosial akan tetapi terutama dari minat remaja pada

seks dan keingintahuannya tentang seks.19

Karena meningkatnya minat pada seks inilah, maka remaja berusaha

mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Tidak jarang, karena dorongan

fisiologis ini juga, remaja mengadakan percobaan dengan jalan masturbasi,

bercumbu, atau bersenggama.19

2) Masa remaja sebagai periode peralihan

Artinya, apa yang sudah terjadi pada masa sebelumnya akan menimbulkan

bekasnya pada apa yang terjadi pada masa sekarang dan apa yang akan terjadi di

masa yang akan datang. Anak-anak yang beralih dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa haruslah meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan

harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan

sikapnya pada masa yang sudah ditinggalkan. Meskipun disadari bahwa apa yang

telah terjadi akan meninggalkan bekasnya dan akan mempengaruhi pola perilaku

dan sikap baru. Pada masa peralihan ini remaja bukan lagi seorang anak-anak dan

juga bukan orang dewasa. Namun, status remaja yang tidak jelas ini

menguntungkan karena status ini memberi waktu kepada remaja untuk mencoba

gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang

paling sesuai bagi dirinya.19

3) Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja

beriringan dengan tingkat perubahan fisik. Pada awal masa remaja, ketika

perubahan terjadi dengan pesat maka perubahan perilaku dan sikap juga

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

21

berlangsung cepat. Begitu pula jika perubahan fisik menurun maka perubahan

sikap dan perilaku menurun juga. Perubahan itu adalah :

a. Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan

fisik dan psikologis yang terjadi

b. Perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial

untuk dipesankan menimbulkan masalah. Remaja akan tetap ditimbuni

masalah, sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya.

c. Perubahan minat dan pola perilaku menyebabkan nilai-nilai juga berubah.

Misalnya, sebagian besar remaja tidak lagi menganggap bahwa banyak

teman merupakan petunjuk popularitas, mereka mulai mengerti bahwa

kualitas pertemanan lebih penting daripada kuantitas teman.

d. Remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka

menginginkan dan menuntut kebebasan, namun mereka belum berani untuk

bertanggung jawab akan akibat perbuatan mereka dan meragukan

kemampuan mereka sendiri untuk dapat mengatasi tanggung jawab

tersebut.19

4) Masa remaja sebagai usia bermasalah

Masa remaja dikatakan sebagai usia bermasalah karena sepanjang masa

kanak-kanak sebagian permasalahan anak-anak diselesaikan oleh guru atau orang

tua mereka, sehingga pada masa remaja mereka tidak cukup berpengalaman dalam

menyelesaikan masalah. Namun, pada masa remaja mereka merasa ingin mandiri,

sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua

dan gurugurunya sampai pada akhirnya remaja itu menemukan bahwa

penyelesaian masalahnya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.19

5) Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada akhir masa kanak-kanak sampai pada awal masa remaja, penyesuaian

diri dengan standar kelompok jauh lebih penting bagi anak yang lebih besar

daripada individualitas. Namun, pada masa remaja mereka mulai mendambakan

identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-temannya

dalam segala hal.19

6) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

22

Stereotip populer pada masa remaja mempengaruhi konsep diri dan sikap

remaja terhadap dirinya sendiri, dan ini menimbulkan ketakutan pada remaja.

Remaja takut bila tidak dapat memenuhi tuntutan masyarakat dan orang tuanya

sendiri. Hal ini menimbulkan pertentangan dengan orang tua sehingga membuat

jarak bagi anak untuk meminta bantuan kepada orang tua guna mengatasi berbagai

masalahnya.19

7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja cenderung melihat dirinya sendiri dan orang lain seperti yang

mereka inginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam hal cita-cita. Cita-

cita yang tidak realistik ini tidak saja untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang

lain disekitarnya (keluarga dan temantemannya) yang akhirnya menyebabkan

meningginya emosi. Kemarahan, rasa sakit hati, dan perasaan kecewa ini akan

lebih mendalam lagi jika ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya

sendiri.19

8) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Meskipun belumlah cukup, remaja yang sudah pada ambang remaja ini

mulai berpakaian dan bertindak seperti orang-orang dewasa. Remaja mulai

memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu

merokok, minum minuman keras, menggunakan obatobatan terlarang, dan terlibat

dalam perbuatan seks dengan harapan bahwa perbuatan ini akan memberikan citra

yang mereka inginkan.19

Persoalan remaja yang sering muncul karena karakteristik remaja sendiri

menurut Santrock, 2002, antara lain adalah:18

1) Penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Remaja menggunakan obatobatan terlarang sebagai suatu cara

untuk mengatasi stres. Tampak bahwa hal ini dipengaruhi oleh kurangnya

keterampilan menghadapi masalah secara kompeten dan pengambilan

keputusan yang kurang bertanggungjawab. Remaja seringkali memasuki

peran orang dewasa seperti dalam pernikahan dan pekerjaan secara

prematur, tanpa perkembangan sosio-emosional yang memadai, sehingga

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

23

lebih berpeluang untuk mengalami kegagalan dalam peran-peran orang

dewasa.

2) Kenakalan remaja.

Ini kebanyakan disebabkan oleh karena remaja mempunyai

identitas negatif, pengendalian diri rendah, harapanharapan bagi

pendidikan yang rendah, komitmen yang rendah, prestasi yang rendah

pada kelas-kelas awal, pengaruh teman sebaya yang tidak dapat ditolak

dan mempunyai pengaruh yang berat, kurangnya pemantauan, dukungan,

dan disiplin yang tidak efektif dari orang tua, serta kualitas lingkungan

dengan tingginya kejahatan.

3) Kehamilan pada remaja.

Kurangnya keterbukaan dan pendidikan tentang reproduksi sehat

serta anggapan remaja bahwa orang tua mereka tidak akan memahami

mereka, menyebabkan semua keingintahuan mereka terhadap seks

disembunyikan. Keingintahuan ini malah dibagi dan dicoba-coba dengan

teman-teman yang samasama tidak tahu tentang pendidikan seks dengan

dalih kemandirian.

4) Bunuh diri pada remaja.

Umumnya bunuh diri dikaitkan dengan dengan faktor-faktor saat

ini yang menegangkan, seperti: kehilangan pacar, nilai rapor yang rendah,

atau kehamilan yang tidak diinginkan.

5) Gangguan-gangguan makan.

Anoreksia nervosa dan bulimia terutama menimpa perempuan

selama masa remaja dan awal dewasa. Sebab47 sebabnya meliputi faktor-

faktor sosial, psikologis, dan fisiologis. Faktor sosial yang mendorong

adalah tren tubuh kurus yang digemari akhir-akhir ini. Faktor psikologis

meliputi motivasi untuk menarik perhatian lawan jenis, keinginan akan

individualitas, penolakan seksualitas, dan cara mengatasi kekangan orang

tua. Penderita gangguan makan ini biasanya memiliki keluarga yang

memberi tuntutan yang tinggi bagi mereka untuk berprestasi.

Ketidakmampuan memenuhi standar orang tua ini menyebabkan mereka

tidak mampu mengendalikan kehidupan mereka sendiri.

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

24

2.3.3 Perkembangan pada masa remaja

Periode yang disebut masa remaja akan dialami oleh semua individu. Awal

timbulnya masa remaja ini dapat melibatkan perubahan-perubahan yang

mendadak dalam tuntutan dan harapan sosial atau sekedar peralihan bertahap dari

peranan sebelumnya. Meskipun bervariasi, satu aspek remaja bersifat universal

dan memisahkannya dari tahap-tahap perkembangan sebelumnya.

1) Perkembangan fisik

Perkembangan fisik remaja didahului dengan perubahan pubertas.

Pubertas ialah suatu periode di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi

secara pesat terutama pada awal masa remaja. Empat perubahan yang paling

menonjol pada perempuan ialah menarche, pertambahan tinggi badan yang cepat,

pertumbuhan buah dada, dan pertumbuhan rambut kemaluan; sedangkan empat

perubahan tubuh yang paling menonjol pada laki-laki adalah pertumbuhan tinggi

badan yang cepat, pertumbuhan penis, pertumbuhan testis, dan pertumbuhan

rambut kemaluan.20

Freud Santrock (2002: 288), dengan teori psikoanalisisnya

menggambarkan superego sebagai salah satu dari tiga struktur utama kepribadian,

yang dua lainnya adalah id dan ego. Dalam teori psikoanalisis-klasik Freud,

superego pada masa anak-anak sebagai cabang kepribadian, berkembang ketika

anak mengatasi konflik oedipus dan mengidentifikasi diri dengan orang tua yang

berjenis kelamin sama karena ketakutan akan kehilangan kasih sayang orang tua

dan ketakutan akan dihukum karena keinginan seksual mereka yang tidak dapat

diterima itu terhadap orang tua yang berbeda jenis kelamin pada tahun-tahun awal

masa kanak-kanak. Karena mengidentifikasikan diri dengan orang tua yang sama

jenis, anak-anak menginternalisasikan standar-standar benar dan salah orang tua

yang mencerminkan larangan masyarakat. Selanjutnya anak mengalihkan

permusuhan ke dalam yang sebelumnya ditujukan secara eksternal kepada orang

tua berjenis kelamin sama. Permusuhan yang mengarah ke dalam ini sekarang

dirasakan sebagai suatu kesalahan yang patut dihukum, yang dialami secara tidak

sadar (di luar kesadaran anak). Dalam catatan perkembangan moral psikoanalisis,

penghukuman diri sendiri atas suatu kesalahan bertanggung jawab untuk

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

25

mencegah anak dari melakukan pelanggaran. Yaitu anak-anak menyesuaikan diri

dengan standar-standar masyarakat untuk menghindari rasa bersalah.20

2) Perkembangan psikis

Perkembangan remaja secara psikologis yang dimaksud di sini meliputi

perkembangan minat, moral, dan citra diri. Tidak seperti masa kanak-kanak yang

pertumbuhan fisiknya berlangsung perlahan dan teratur, remaja awal yang tumbuh

pesat pada waktu-waktu tertentu cenderung merasa asing terhadap diri mereka

sendiri. Mereka disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra

individual mengenai gambaran tubuh mereka. Dibutuhkan waktu untuk

mengintegrasikan perubahan dramatis ini menjadi perasaan memiliki identitas diri

yang mapan dan penuh percaya diri. Perempuan pasca-menarche cenderung agak

lebih mudah tersinggung dan mempunyai perasaan negatif, seperti

ketidakberaturan suasana hati, iritabilitas, dan depresi sebelum menstruasi atau

sewaktu menstruasi. Remaja pria merasa punya dorongan seksual yang lebih besar

setelah pubertas, namun karena ini pula mereka merasa khawatir atau malu jika

tidak dapat mengendalikan respon atas dorongan seksual.16

Perkembangan biologis di atas menyebabkan timbulnya

perubahanperubahan tertentu, baik bersifat fisiologis maupun psikologis. Secara

psikologis perkembangan tersebut menyebabkan anak remaja dihadapkan pada

banyak masalah baru dan kesulitan yang kompleks. Diantaranya, anak muda

belajar berdiri sendiri dalam suasana kebebasan, ia berusaha melepaskan diri dari

ikatan-ikatan lama dengan orang tua dan obyek-obyek cintanya, lalu ia berusaha

membangun perasaan atau afeksi baru karena menemukan identifikasi dengan

obyek-obyek baru yang dianggap lebih bernilai atau lebih berarti daripada obyek

yang lama. Anak remaja ini kemudian mulai memekarkan sikap hidup kritis

terhadap dunia sekitar, yang didukung oleh kemantapan kehidupan batinnya.

Remaja berusaha keras melakukan adaptasi terhadap tuntunan lingkungan

hidupnya, penilaian yang amat tinggi terhadap orang tua kini makin berkurang,

dan digantikan dengan respek terhadap pribadi-pribadi lain yang dianggap lebih

memenuhi kriteria afektif-intelektual remaja sendiri. Contohnya adalah pribadi-

pribadi ideal berwujud seorang guru atau pemimpin.

3) Perkembangan kognisi

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

26

Kemampuan kognitif pada masa remaja berkembang secara kuantitatif dan

kualititatif. Kuantitatif artinya bahwa remaja mampu menyelesaikan tugas-tugas

intelektual dengan lebih mudah, lebih cepat dan efisien dibanding ketika masih

kanak-kanak. Dikatakan kualitatif dalam arti bahwa perubahan yang bermakna

juga terjadi dalam proses mental dasar yang digunakan untuk mendefinisikan dan

menalar permasalahan.16

Pemikiran remaja yang sedang berkembang semakin abstrak, logis dan

idealistis. Remaja menjadi lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri,

pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka, serta

cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia sosial.20

4) Perkembangan sosial

Salah satu tugas perkembangan yang tersulit pada masa remaja adalah

yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Untuk menjadi dewasa dan tidak

hanya dewasa secara fisik, remaja secara bertahap harus memperoleh kebebasan

dari orang tua, menyesuaikan dengan pematangan seksual, dan membina

hubungan kerjasama yang dapat dilaksanakan dengan teman-teman sebayanya.

Dalam proses ini remaja secara bertahap mengembangkan suatu filsafat kehidupan

dan pengertian akan identitas diri.16

Pada masa ini remaja cenderung menghabiskan waktu di luar rumah dan

lebih bergantung pada teman-temannya. Teman sebaya mempunyai pengaruh

yang besar terhadap sikap, minat, penampilan, dan tingkah laku remaja

dibandingkan dengan pengaruh keluarga. Semua perubahan yang terjadi dalam

sikap dan perilaku sosial, yang paling menonjol terjadi di bidang hubungan

heteroseksual. Dalam waktu yang singkat remaja mengalami perubahan yang

bertolak belakang dari masa kanak-kanak, yaitu dari tidak menyukai lawan jenis

sebagai teman menjadi lebih menyukai teman dari lawan jenisnya. Kegiatan

dengan sesama jenis ataupun dengan lawan jenis biasanya akan mencapai

puncaknya selama tahun-tahun tingkat sekolah menengah atas.1

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

27

2.4 Kerangka Konsep

2.5 Definisi Operasional

Tabel. 2.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur

dan cara ukur

Kategori Skala

Usia Pengakuan usia

responden pada saat

mengisi kuesioner

dalam tahun (tahun

genap).

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

16 – 18 tahun Ordinal

Jenis

kelamin

Karakteristik

biologis responden

yang dilihat dari

penampilan luar.

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

1. Laki-laki

2. Perempuan

Nomina

l

Suku Perkumpulan orang

yang memiliki latar

belakang budaya,

bahasa, kebiasaan,

gaya hidup, dan ciri-

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

1. Sunda

2. Jawa

3. Batak

4. Minang

5. Lain-lain

Nomina

l

Karakteristik siswa: Usia Jenis kelamin Suku budaya Pendidikan ayah Pendidikan ibu

Lingkungan sosial: Komunikasi

dengan keluarga,guru dan temansebaya

Keterpaparanmedia massa

Pengetahuan tentangaborsi

Sikap terhadap aborsi

Perilaku terhadapaborsi

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

28

ciri fisik yang sama.

Pendidikan

Ayah

Pernyataan

responden tentang

pendidikan formal

terakhir dari ayah

responden yang telah

ditamatkan.

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

1. Rendah :

tidak pernah

sekolah,

tamat/ tidak

tamat SD dan

yang

sederajat.

2. Sedang :

tamat/ tidak

tamat SMP

dan yang

sederajat dan

tamat/ tidak

tamat SMU

dan yang

sederajat.

3. Tinggi :

tamat/ tidak

tamat

perguruan

tinggi

Ordinal

Pendidikan

Ibu

Pernyataan

responden tentang

pendidikan formal

terakhir dari ibu

responden yang telah

ditamatkan.

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

1. Rendah :

tidak pernah

sekolah,

tamat/ tidak

tamat SD dan

yang

sederajat.

2. Sedang :

tamat/ tidak

Ordinal

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

29

tamat SMP

dan yang

sederajat dan

tamat/ tidak

tamat SMU

dan yang

sederajat.

3. Tinggi :

tamat/ tidak

tamat

perguruan

tinggi

Komunikasi

dengan

keluarga,

guru dan

teman

sebaya

Pernyataan

responden tentan

pernah atau tidaknya

dalam 6 bulan

terakhir ini

berdiskusi tentang

aborsi dengan

anggota keluarga,

guru dan teman

dekat responden

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

1.Pernah

2.Tidak

Pernah

Ordinal

Keterpapara

n dengan

media

massa

Pernyataan

responden tentan

pernah atau tidaknya

dalam 6 bulan

terakhir ini

mendapatkan

informai mengenai

aborsi dari media

massa seperti koran,

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

1.Pernah

2.Tidak

Pernah

Ordinal

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

30

majalah, buku, tv,

radio dan internet.

Pengetahua

n tentang

Abortus

Provocatus

Tahu/tidaknya

responden tentang 9

pertanyaan yang

diajukan yang terkait

dengan aborsi yaitu:

pengertian, jenis

aborsi, penyebab,

akibat dan aspek

hukum

Pengetahuan yang

diajukan di dalam

angket penilaian dari

setiap jawaban benar

adalah 1, jawaban

salah adalah 0

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

Total skor : 91. Rendah :jika jawabanyang benar <60%(total skor <5)2. Sedang :jika jawabanyag benarantara 60-80% (totalskor 5-6)3. Tinggi :jika jawabanyang benar >80%(total skor >6)

Ordinal

Sikap

terhadap

Abortus

Provocatus

Pernyataan

responden tentang

derajat setuju dan

ketidaksetujuan

terhadap situasi atau

tindakan yang

berkaitan dengan

tindakan

pengakhiran

kehamilan pada 4

subjek yang berbeda

(umum/orang yang

tidak dikenal, teman

dekat, saudara

kandung, pacar/yang

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

Total skor :241. Kurang :jika jawabanyang benar <60%(total skor <

14)

2. Sedang :jika jawabanyag benarantara 60-80% (totalskor 14-19)3. Baik : jikajawabanyang benar >80%(total skor >19)

Ordinal

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

31

bersangkutan) dinilai

dengan skala Likert.

Perilaku

seksual

Pernah atau tidaknya

tindakan yang

mengarah ke

perilaku seksual

dengan lawan jenis

yang terdiri dari:

Beresiko rendah

apabila responden

melakukan kegiatan

seperti ngobrol,

nonton, jalan

berduaan ditempat

sepi, pegangan

tangan, berciuman

pipi.

Beresiko tinggi

apabila responden

melakukan kegiatan

seperti berpelukan,

berciuman mulut,

berciuman leher,

meraba buah

dada/alat kelamin

dan hubungan

seksual.

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

1.Beresikorendahapabilamemenuhikriteriaperilakuberesikorendah yangtelahdisebutkan2. Beresikotinggi apabilamemenuhikriteriaperilakuberesikotinggi yangtelahdisebutkan

Ordinal

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

32

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara studi deskriptif dengan metode

pengumpulan data secara cross sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap,

dan perilaku siswa MAN Model Ciwaringin Cirebon pada tahun 2011

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian bertempat di MAN Model Ciwaringin Cirebon dan

dilaksanakan pada bulan Agustus 2011

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi didefinisikan sebagai kelompok siswa yang hendak

dikenai generalisasi hasil penelitian.19 Sebagai suatu populasi, kelompok

siswa dalam penelitian harus memiliki ciri atau karakteristik bersama yang

membedakannya dari kelompok siswa yang lain. Semakin banyak

karakteristik siswa yang diisyaratkan sebagai populasi, maka semakin

spesifik karakteristik populasinya dan semakin homogen pulalah

populasinya.

Populasi adalah keseluruhan siswa yang dikenai penelitian,20

sedangkan menurut Hadi (2000: 220) populasi merupakan sejumlah

kelompok siswa yang setidaknya memiliki satu ciri atau sifat khas yang

sama.21

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi MAN Model

Ciwaringin Cirebon

3.3.2 Sampel

Sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagian siswa

atau wakil populasi yang diteliti,22 sedangkan menurut Hadi (2000: 220)

sampel adalah sebagian siswa dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki.23

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

33

Dapat disimpulkan bahwa, sampel berarti sekelompok siswa yang

bersifat sama dengan populasi. Kesimpulan penelitian mengenai sampel

nantinya akan digeneralisasikan terhadap populasi.

Sampel diambil dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n1 Besar sampel minimal

Zα Standar variasi, untuk α = 0,05, Zα bernilai 1,96

P Proporsi responden 50 %, dikarenakan belum ada data

sebelumnya, maka p = 50 %.

Q 100 – p

L Derajat ketepatan yang diinginkan, dalam hal ini diambil

10 %.

Maka besar minimal sampel adalah :

Berdasarkan rumus besar sampel di atas, maka jumlah

sampel minimum yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96

responden. Untuk mengantisipasi terdapatnya bias, maka jumlah

sampel ditambahkan 10% dari besar sampel.

Maka jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah 106

responden.

n = (Zα)2 .p . q(L)2

n = 96 + 9,6 = 105,6 ≈ 106

(1,96)2 x 0,5 x 0,5(0,1)2

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

34

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Siswa MAN Model Ciwaringin Cirebon.

2. Bersedia mengikuti penelitian ini.

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Siswa MAN Model Ciwaringin Cirebon yang tidak bersedia

mengikuti penelitian iini.

2. Siswa MAN Model Ciwaringin Cirebon yang tidak hadir pada saat

pengambilan sampel.

3.4.3 Kriteria Pengeluaran atau Drop Out

Tidak terisi kuesioner dengan lengkap.

3.5 Cara Kerja Penelitian

3.5.1 Pemilihan Subyek Penelitian

Sampel siswa/i MAN Model Ciwaringin Cirebon yang memenuhi

kriteria pada penelitian ini dan yang telah dipilih secara random.

3.5.2 Pengumpulan Data

A. Variabel

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi

(Arikunto, 2002:97).

Variabel yang diteliti:

a. Tingkat pengetahuan mengenai Abortus Provocatus

b. Tingkat sikap mengenai Abortus Provocatus

c. Tingkat perilaku mengenai Abortus Provocatus

d. Usia

e. Jenis kelamin

f. Suku

g. Pendidikan orang tua

h. Komunikasi dengan keluarga, guru dan teman sebaya

i. Keterpaparan dengan media massa

B. Cara pengumpulan data dengan kuesioner

Pengisian kuesioner dilakukan dengan tertulis.

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

35

C. Teknis Pelaksanaan

a. Pengambilan data dilakukan selama dua hari di MAN

Model Ciwaringin kabupaten Cirebon

b. Peneliti mendatangi institusi MAN Model Ciwaringin

beberapa hari sebelum pengambilan data untuk

permohonan izin pengambilan data penelitian .

c. Setelah mendapat izin, peneliti mendatangi institusi

MAN Model Ciwaringin pada waktu yang telah disepakati,

kemudian peneliti memberikan penjelasan tentang

penelitian ini kepada responden, kemudian meminta

kesediaan responden untuk ikut dalam penelitian ini.

d. Peneliti memberikan lembar persetujuan ikut dalam

penelitian kepada responden untuk diisi.

e. Setelah selesai menandatangani lembar persetujuan

penelitian, peneliti melakukan guidance interview terhadap

kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang aborsi.

f. Kemudian responden mengisi kuesioner

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

36

3.5.3 Flowchart prosedur penelitian

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dalam

penelitian ini, yaitu kuesioner.

Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang cukup relevan dengan

tujuan penelitian serta memiliki validitas dan reliabilitas yang optimal. Hal ini

dikarenakan jawaban pada kuesioner dapat dimanifestasikan ke dalam angka-

angka, tabel analisis statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian.

SMA/sederajat

MAN ModelCiwaringin

Pendataan danseleksi calon

Persetujuan kepadasubjek penelitian dan

Pengisian kuesionerdengan cara tertulis

Simple randomsampling

Observasi datapribadi siswadan

Sesuai dengan kriteriainklusi subjek

Tidak sesuaidengan kriteriainklusi subjek

Pengolahan data hasilkuesioner dengan programSPSS

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

37

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian

Variabel IndikatorNo.Butir

kuesioner

Jumlah

pertanyaan

Pengetahuan

remaja

terhadap

aborsi

a. Definisi aborsi

b. Jenis aborsi

c. Penyebab aborsi

d. Dampak aborsi

e. Aspek hukum dan

medikolegal aborsi

1

2,3

4

7, 8

5,6,9

9

Sikap remaja

terhadap

aborsi

1-6 6

Perilaku

remaja yang

berkaitan

dengan aborsi

1-10 10

3.7 Uji Validitas

Salah satu instrumen yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah

angket yang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenai suatu hal.

Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan angket

untuk valid dan reliabel. Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu angket dikatakan

valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh angket tersebut. Sedangkan dikatakan reliabel (andal) jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisiten atau stabil dari waktu ke

waktu.21

Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan SPSS 16 dan program

Iteman. Untuk program SPSS sendiri mempunyai syarat batas nilai valid sesuai r

tabel ( α = 0,05, n = 30) = 0,361. Jika r hasil lebih besar dari r tabel, maka

pertanyaan tersebut dianggap valid, sedangkan untuk program Iteman akan

dijelaskan lebih lanjut pada lampiran.

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

38

3.8 Managemen Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program Epi

Data dan SPSS®(statistic for social science) versi 15.0. Pengolahan data dilakukan

dengan tahap-tahap sebagai berikut :

A. Menyunting Data (data editing)

Editing dilakukan setiap kali responden selesai mengisi kuesioner.

Bila ada kesalahan atau yang tidak lengkap peneliti kembali

menemui responden untuk klarifikasi, Editing ini dilakukan untuk

memeriksa kelengkapan dan kebenaran data seperti kelengkapan

pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi pengisian setiap

jawaban kuesioner.

B. Mengkode data (data coding)

Proses pemberian kode kepada setiap variabel yang telah

dikumpulkan untuk memudahkan dalam memasukkan.

C. Memasukkan data ( data entry)

Memasukkan data yang telah diberikan kode dalam program

software computer.

D. Membersihkan data ( data cleaning)

Setelah data dimasukkan dilakukan pengecekan kembali untuk

memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan

demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.

E. Memberikan nilai data (data scoring)

Penilaian data dilakukan dengan pemberian skor terhadap jawaban

yang menyangkut variabel pengetahuan, variabel sikap dan

variabel perilaku.

3.9 Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat yang

digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dengan jumlah dan ukuran persentase masing-masing

kelompok.

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

39

3.10 Etika Penelitian

Penelitian dimulai dengan usulan penelitian yang disetujui oleh Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sebelum mengikuti penelitian, subyek penelitian memberikan persetujuan

dalam bentuk lisan dan tulisan setelah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan

penelitian dan jaminan kerahasiaan terhadap data yang diberikan.

3.11 Biaya Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner, dan dengan mengeluarkan biaya

print, fotokopi, dan transportasi sebesar Rp 800.000,00.

Page 54: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

40

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi MAN Model Ciwaringin

Kabupaten Cirebon pada bulan Agustus tahun 2011. Besar sampel yang

dikumpulkan sebanyak 106 subyek.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,

dan perilaku remaja tentang abortus provokatus dengan menggunakan alat ukur

kuesioner. Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya di MAN Model

Ciwaringin Kabupaten Cirebon.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasi dimana

dilakukan pengambilan subyek sebanyak 30 responden. Validasi dilakukan

dengan menggunakan program iteman untuk pertanyaan pengetahuan dan

program SPSS® versi 16.0 untuk pertanyaan sikap dan perilaku. Didapatkan

perubahan redaksi sebelum pertanyaan dinyatakan valid pada pertanyaan

pengetahuan nomor 1, 3, 4, dan 6 karena redaksi pada kuesioner sebelumnya

kurang dapat dimengerti oleh responden. Adapun pertanyaan sikap dan perilaku

didapatkan hasil yang baik atau valid.

4.1. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, antara lain:

1. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau desain potong

lintang yang hanya menggambarkan variabel yang diteliti, baik independen

maupun dependen pada waktu yang sama sehingga tidak bisa melihat adanya

hubungan sebab akibat.

2. Subyek dalam penelitian ini hanya terdiri dari siswa kelas 3 sehingga kurang

mewakili suatu populasi.

3. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengisian

kuesioner tertulis oleh responden. Selama proses pengumpulan data ada

sedikit kendala yang dialami oleh peneliti, yaitu dalam hal perizinan kepada

Page 55: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

41

pihak sekolah yang pada awalnya agak dipersulit karena judul penelitian

menyangkut aborsi dan perilaku seksual dianggap tabu. Namun setelah

dibicarakan lebih lanjut pada akhirnya peneliti diperbolehkan untuk

mengambil data.

4.2. Data Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, suku, tingkat

pendidikan orang tua, pernah atau tidak nya berkomunikasi dengan orang terdekat

mengenai abortus seperti dengan anggota keluarga, teman sebaya maupun guru

serta keterpaparan media massa sebagai sumber informasi diduga merupakan

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku

seseorang.

Namun, dalam penelitian ini tidak dilakukan analisis lebih lanjut mengenai

hubungan karakteristik responden dengan pengetahuan, sikap, serta perilaku.

Dalam penelitian ini, hanya dipaparkan mengenai sebaran karakteristik responden

sebagai berikut :

Tabel 4.1. Sebaran Responden Berdasarkan Umur

Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)161718

226222

20,858,520,8

Total 106 100,0

Tabel 4.1 memperlihatkan sebaran umur dari 106 responden. Sebagian

besar responden yaitu sebanyak 62 responden (58,5% ) berumur 17 tahun, 22

responden (20,8%) berumur 16 tahun, dan 22 responden (20,8%) berumur 18

tahun. Belum ada data atau penelitian sebelumnya.

Pengaruh umur terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku

bervariasi. Umumnya pada usia muda lebih mudah menerima suatu informasi

sebagai penambah pengetahuan.22

Remaja adalah seorang anak manusia yang berumur 14-21 tahun. Dalam

keadaan ini mereka sangat rawan terhadap keadaan apapun, mereka selalu ingin

Page 56: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

42

mencoba hal baru tanpa memikirkan akibatnya di masa yang akan datang. Untuk

itu para remaja perlu mendapatkan pendidikan atau bimbingan agar dapat menjadi

manusia yang berguna bagi nusa, bangsa masyarakat serta agamanya.23

Tabel 4.2. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)Laki-laki

Perempuan3175

29,270,8

Total 106 100,0

Tabel 4.2. memperlihatkan sebaran jenis kelamin responden. Dalam

penelitian ini, diketahui sebanyak 75 responden (70,8%) adalah perempuan dan 31

responden (29,2%) adalah laki-laki. Belum ada data atau penelitian sebelumnya.

Tabel 4.3. Sebaran Responden Berdasarkan Suku budayaSuku Jumlah Persentase (%)SundaJawaBatak

94102

88,79,41,9

Total 106 100,0

Tabel 4.3. memperlihatkan sebaran suku responden. Diketahui sebanyak

94 responden (88,7%) adalah berasal dari suku Sunda, 10 responden (9,4%)

berasal dari suku Jawa dan 2 responden (1,9%) berasal dari suku Batak. Tidak ada

responden yang berasal dari suku selain yang disebutkan diatas. Belum ada data

atau penelitian sebelumnya.

Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku budaya, nilai-nilai yang

terkandung dalam kebudayaan menjadi acuan sikap dan perilaku manusia sebagai

makhluk individual yang tidak terlepas dari kaitannya pada kehidupan

masyarakat dengan orientasi kebudayaannya yang khas, sehingga baik pelestarian

maupun pengembangan nilai-nilai budaya merupakan proses yang bermantra

individual, sosial dan cultural sekaligus. Sejalan dengan pengertian tersebut

maka tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat akan terikat oleh

kebudayaan yang terlihat wujudnya dalam berbagai pranata yang berfungsi

sebagai mekanisme kontrol bagi tingkah laku manusia.24

Page 57: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

43

Tabel 4.4. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ayah

Tingkatpendidikan

Jumlah Persentase (%)

RendahSedangTinggi

365218

34,049,117,0

Total 106 100,0

Tabel 4.4. memperlihatkan sebaran tingkat pendidikan ayah responden.

Diketahui sebanyak 52 ayah responden (49,1%) memiliki tingkat pendidikan

sedang (tamat/ tidak tamat SMP dan yang sederajat dan tamat/ tidak tamat SMU

dan yang sederajat), 36 ayah responden (34,0%) memiliki tingkat pendidikan

rendah (tidak pernah sekolah, tamat/ tidak tamat SD dan yang sederajat) dan 18

ayah responden (17,0%) memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat/ tidak tamat

perguruan tinggi). Belum ada data atau penelitian sebelumnya.

Tabel 4.5. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan Jumlah Persentase (%)RendahSedangTinggi

48508

45,347,27,5

Total 106 100,0

Tabel 4.5. memperlihatkan sebaran tingkat pendidikan ibu responden.

Diketahui sebanyak 50 ibu responden (47,2%) memiliki tingkat pendidikan

sedang (tamat/ tidak tamat SMP dan yang sederajat dan tamat/ tidak tamat SMU

dan yang sederajat), 48 ibu responden (45,3%) memiliki tingkat pendidikan

rendah (tidak pernah sekolah, tamat/ tidak tamat SD dan yang sederajat) dan 8 ibu

responden (7,5%) memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat/ tidak tamat

perguruan tinggi). Belum ada data atau penelitian sebelumnya.

Dari data di atas, didapatkan hanya 17% untuk variabel pendidikan ayah

yang mempunyai pendidikan tinggi sedangkan untuk variabel pendidikan ibu

hanya 7,5% saja dari keseluruhan data responden. Seseorang dengan pendidikan

tinggi (dalam hal ini adalah pendidikan orang tua) diharapkan mempunyai

pengetahuan, sikap, dan perilaku yang lebih baik bila dibandingkan dengan

seseorang yang tingkat pendidikan yang lebih rendah. Sehingga dapat

Page 58: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

44

mempengaruhi orang disekitar terutama keluarga.24 Karena itu, diharapkan dengan

semakin tinggi nya pendidikan orang tua akah meningkatkan kualitas

pengetahuan, sikap dan perilaku remaja.

Tabel 4.6. Sebaran Responden Berdasarkan Komunikasi Dalam Lingkungan

Partner KomunikasiJawaban

Jumlah Persentase (%)

Anggota keluargaPernahTidak

4102

3,896,2

Total 106 100,0

GuruPernahTidak

1393

12,387,7

Total 106 100,0

Teman sebayaPernahTidak

4957

46,253,8

Total 106 100,0

Tabel 4.6. memperlihatkan sebaran komunikasi/diskusi responden tentang

aborsi dengan anggota keluarga, guru maupun teman sebaya. Diketahui

komunikasi/diskusi tersering dilakukan dengan teman sebaya yang dinyatakan

oleh 49 responden (46,2%), 13 responden (12,3%) dengan guru, dan 4 responden

(3,8%) dengan anggota keluarga. Belum ada data atau penelitian sebelumnya.

Dari data di atas didapatkan hanya 3,8% dari responden yang pernah

berkomunikasi mengenai aborsi dengan anggota keluarganya. Hal ini

menunjukkan kurang nya peranan orang tua, padahal dalam penelitian Jamaludin

(2001) menyatakan bahwa kendala orang tua untuk membicarakam masalah

reproduksi ialah orang tua sering mengeluh harus memulai darimana bahwa ada

rasa malu, canggung dan sungkan karena merupakan suatu sifat yang sangat

pribadi. Untuk komunikasi dengan guru hanya 12,3% responden yang menjawab

pernah, sedangkan untuk komunikasi dengan teman sebaya cukup banyak yang

menjawab pernah yaitu 46,2% dari seluruh responden. Ketiga hal ini saling

berkaitan menyangkut interaksi dalam keseharian remaja. Sesuai dengan

penelitian Suarta (2002) yaitu lemahnya kerjasama antar sektor menjadi hambatan

bagi pendidikan kesehatan reproduksi.26

Page 59: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

45

Tabel 4.7. Sebaran Responden Berdasarkan Keterpaparan Media Massa Sebagai

Sumber Informasi tentang Aborsi

Sumber InformasiJawaban

Jumlah Persentase (%)

KoranYaTidak

3769

34,965,1

Total 106 100,0

MajalahYaTidak

2284

20,879,2

Total 106 100,0

BukuYaTidak

2185

19,880,2

Total 106 100,0

TelevisiYaTidak

7729

72,627,4

Total 106 100,0

RadioYaTidak

997

8,591,5

Total 106 100,0

InternetYaTidak

1987

17,982,1

Total 106 100,0

Tabel 4.7. memperlihatkan sebaran keterpaparan media massa sebagai

sumber informasi yang didapatkan responden tentang aborsi. Diketahui sumber

informasi yang terbanyak didapatkan dari televisi yang dinyatakan oleh 77

responden (72,6%), 37 responden (34,9%) dari koran, 22 responden (20,8%) dari

majalah, 21 responden (19,8%) dari buku, 19 responden (17,9%) dari internet, 9

responden (8,5%) mendapatkan sumber informasi dari radio. Dalam penelitian ini,

setiap responden boleh memilih lebih dari satu sumber informasi yang mereka

dapatkan tentang aborsi.

Dari data diatas, media massa yang lebih banyak ditemukan responden

sebagai sumber informasi adalah televisi yaitu sebanyak 72,6%. Sumber informasi

sangat berperan terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang.

Materi informasi yang sederhana, metode yang terarah dan diberikan oleh orang

yang berkompeten dalam hal tersebut akan lebih mudah diserap oleh seseorang

sehingga akan berpengaruh pula terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku.24

Menurut Santrock (2002) penyebab persoalan remaja yg sering muncul

seperti kenakalan pada remaja diantaranya adalah karena remaja mempunyai

Page 60: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

46

identitas negatif seperti harapan-harapan bagi pendidikan yang rendah, komitmen

yang rendah, prestasi yang rendah pada kelas-kelas awal, pengaruh teman sebaya

yang tidak dapat ditolak dan mempunyai pengaruh yang berat, kurangnya

pemantauan, dukungan, dan disiplin yang tidak efektif dari orang tua, serta

kualitas lingkungan dengan tingginya kejahatan. Serta tidak kalah pentingnya,

yaitu kurangnya keterbukaan dan pendidikan tentang reproduksi sehat serta

anggapan remaja bahwa orang tua mereka tidak akan memahami mereka,

menyebabkan semua keingintahuan mereka terhadap seks disembunyikan.

Keingintahuan ini malah dibagi dan dicoba-coba dengan teman-teman yang

samasama tidak tahu tentang pendidikan seks dengan dalih kemandirian.20

4.3 Data Pengetahuan Responden tentang Aborsi

Tabel 4.8. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Aborsi

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)Pengetahuan Tinggi

SedangRendah

60397

56,636,86,6

Total 106 100,0

Tabel 4.8. memperlihatkan sebaran tingkat pengetahuan responden tentang

Aborsi. Diketahui sebanyak 60 responden (56,6%) memiliki tingkat pengetahuan

yang tinggi, 39 responden (36,8%) memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 7

responden (6,6%) memiliki tingkat pengetahuan rendah.

Pengetahuan responden tentang Aborsi dihitung berdasarkan skor yang

dijawab oleh reponden atas 9 pertanyaan dalam kuesioner. Skor nilai pengetahuan

responden tertinggi 8 dan nilai terendah 3. Untuk pengolahan lebih lanjut

(analisis), maka skor nilai pengetahuan responden tersebut dikategorikan menjadi

tiga kelompok, yaitu pengetahuan tinggi, sedang, dan rendah.

Tabel 4.9. Sebaran Responden Berdasarkan Jawaban terhadap PertanyaanPengetahuan tentang Aborsi

Pertanyaan PengetahuanJawaban

JumlahPersentase

(%)

Page 61: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

47

Tabel 4.9. memperlihatkan sebaran jawaban responden terhadap

pertanyaan pengetahuan tentang Aborsi. Sebanyak 72 responden (67,9%)

mengetahui bahwa definisi Aborsi adalah.... 83 responden (78,3%) mengetahui

klasifikasi aborsi yaitu spontaneous dan provocatus. 63 responden (59,4%)

mengetahui definisi abortus provocatus criminalis. 101 responden (95,3%)

mengetahui tentang penyebab tersering aborsi yang dilakukan oleh remaja. 99

responden (93,4%) mengetahui bahwa aborsi yang aman adalah aborsi yang di

bantu oleh tenaga medis yaitu dokter spesialis kandungan dan kebidanan.

Sebanyak 94 responden (88,7%) mengetahui beberapa tindakan aborsi yang

beresiko tinggi seperti penggunaan ramuan, obat-obatan atau melakukan pijatan

pada rahim. 102 responden (96,2%) mengetahui akibatt yang ditimbulkan dari

tindakan aborsi seperti perdarahan, luka pada leher rahim maupun komplikasi dari

1. Definisi AborsiBenarSalah

7234

67,932,1

Total 106 100,0

2. Klasifikasi AborsiBenarSalah

8323

78,321,7

Total 106 100,0

3. Salah satu jenis aborsiBenarSalah

6343

59,440,6

Total 106 100,0

4. Penyebab aborsi pada remajaBenarSalah

1015

95,34,7

Total 106 100,0

5.Pelaku Aborsi yang aman (dengan indikasimedis )

BenarSalah

997

93,46,6

Total 106 100,0

6. Tindakan aborsi beresiko tinggiBenarSalah

9412

88,711,3

Total 106 100,0

7. Akibat dari tindakan aborsiBenarSalah

1024

96,23,8

Total 106 100,0

8.Dampak psikologis pada seseorangyang menjalani aborsi

BenarSalah

1006

94,35,7

Total 106 100,0

9.Aspek hukum di Indonesia mengenaiAbortus provocatus criminalis

BenarSalah

4858

45,354,7

Total 106 100,0

Page 62: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

48

infeksi seperti infertilitas atau mandul. 100 responden (93,4%) mengetahui bahwa

seseorang yang telah menjalani aborsi beresiko mengalami dampak psikologis

seperti ketegangan mental, perasaan bersalah, depresi maupun stress. Sebanyak 48

responden (45,3%) mengetahui bahwa tindakan aborsi yang sengaja dapat

dihukum secara pidana menurut hukum yang berlaku di Indonesia. Dari jawaban

ini, menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah cukup mengetahui

tentang aborsi dan hal yang terkait.

4.4 Data Sikap Responden terhadap Aborsi

Tabel 4.10. Sebaran Responden Berdasarkan Sikap terhadap Aborsi

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)Sikap Baik

SedangKurang

38626

35,858,53,7

Total 106 100,0

Tabel 4.10. memperlihatkan sebaran sikap responden terhadap Aborsi.

Diketahui sebanyak 38 responden (35,8%) memiliki sikap yang baik, 62

responden (58,5%) memiliki sikap sedang, dan 6 responden (3,7%) memiliki

sikap kurang.

Pengukuran sikap dilakukan dengan memberikan 6 pernyataan.

Diharapkan responden memberikan respon terhadap pernyataan dengan memilih

lima alternatif jawaban yang disediakan, yaitu: Sangat setuju, Setuju, Ragu-ragu,

Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.

Pada pernyataan sikap, dari 6 buah pernyataan seluruhnya merupakan

pernyataan positif. Skor nilai sikap responden tertinggi 20 dan nilai terendah 9.

Untuk pengolahan lebih lanjut (analisis), maka skor nilai pengetahuan responden

tersebut dikategorikan menjadi tiga kelompok kelompok, yaitu sikap baik, sedang,

dan kurang.

Tabel 4.11. Sebaran Responden Berdasarkan Jawaban terhadap Pernyataan Sikaptentang Aborsi

Pernyataan SikapJawaban

JumlahPersentas

e (%)

Page 63: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

49

1.Kehamilan diluar nikah sebaiknyadiakhiri dengan aborsi

Sangat setujuSetujuRagu-raguTidak setujuSangat tidaksetuju

0023965

00

1,936,861,3

Total 106 100,0

2.

Bila remaja belum menikah danmengalami kehamilan, bolehmelakukan aborsi untukmengakhiri kehamilan

Sangat setujuSetujuRagu-raguTidak setujuSangat tidaksetuju

0154258

09,04,739,654,7

Total 106 100,0

3.

Salah seorang sahabat Andamengalami kehamilan diluar nikah,bermaksud mengakhirikehamilannya, bagaimanakah sikapanda ?

Sangat setujuSetujuRagu-raguTidak setujuSangat tidaksetuju

0074158

00

6,638,754,7

Total 106 100,0

4.

Jika kakak/adik perempuan andadihamili oleh pacarnya dan inginmelakukan aborsi, bagaimana sikapanda ?

Sangat setujuSetujuRagu-raguTidak setujuSangat tidaksetuju

0173068

09,06,628,364,2

Total 106 100,0

5.

Bila anda (wanita) mengalamikehamilan oleh pacar/kekasih,maka untuk mengakhiri kehamilan,aborsi adalah tindakan yang tepat

Sangat setujuSetujuRagu-raguTidak setujuSangat tidaksetuju

0134062

09,02,837,758,5

Total 106 100,0

6.

Bila anda (pria) mempunyaikekasih yang sedang hamil olehperbuatan anda berdua, maka untukmengakhiri kehamilan, aborsiadalah tindakan yang tepat

Sangat setujuSetujuRagu-raguTidak setujuSangat tidaksetuju

0244159

01,93,838,755,7

Total 106 100,0

Tabel 4.11. memperlihatkan sebaran sikap responden terhadap pernyataan

tentang Aborsi. Sebanyak 65 responden (61,3%) sangat tidak setuju tindakan

aborsi yang harus dilakukan akibat hamil pranikah, 58 responden (54,7%) sangat

Page 64: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

50

tidak setuju bila remaja yang belum menikah dan mengalami kehamilan

diperbolehkan melakukan aborsi untuk mengakhiri kehamilannya, 58 responden

(54,7%) setuju jika sahabat responden melakukan aborsi akibat hamil diluar

nikah,, 68 responden (64,2%) setuju jika saudara kandungnya melakukan aborsi

akibat hamil diluar nikah, 62 responden (58,5%) setuju jika responden (wanita)

mengalami hamil diluar nikah dan mengakhiri kehamilannya dengan tindakan

aborsi, serta 59 responden (55,7%) setuju jika responden (pria) mengalami hamil

diluar nikah dan mengakhiri kehamilannya dengan tindakan aborsi,

Dalam penelitian ini, sebanyak 38 responden mempunyai sikap yang baik

tentang aborsi, 62 mempunyai sikap yang sedang mengenai aborsi dan terdapat 6

responden yang memiliki sikap yang kurang. Hal ini dapat terlihat dari sebaran

jawaban atas pernyataan sikap, lebih dari 50% responden menyatakan sangat tidak

setuju untuk setiap pernyataan yang diajukan yang menunjukkan sebagian besar

responden memiliki sikap baik terhadap aborsi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Rejeki Andayani di UNDIP

Semarang tahun 2006, dinyatakan bahwa ada korelasi positif antara perilaku

seksual pranikah dengan sikap terhadap aborsi, tetapi tidak ada perbedaan sikap

terhadap aborsi antara pria dan wanita.25

4.5 Data Gambaran Perilaku Seksual Pra-nikah Responden

Tabel 4.12. Sebaran Responden Berdasarkan Gambaran Perilaku SeksualPra-nikah Pada Remaja

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)Perilaku Resiko tinggi

Resiko rendah5

1014,795,3

Total 106 100,0

Tabel 4.12. memperlihatkan sebaran perilaku seksual pra-nikah responden

dengan lawan jenis yang mempunyai kemungkinan resiko untuk melakukan

aborsi. Diketahui sebanyak 101 responden (95,3%) memiliki perilaku beresiko

rendah, dan hanya 5 responden (4,7%) yang memiliki perilaku beresiko tinggi.

Perilaku seksual pra-nikah responden dilihat dari beberapa pertanyaan

mengenai perilaku seksual dengan lawan jenis yang terdiri dari 10 pertanyaan.

Untuk pengolahan lebih lanjut (analisis), maka skor nilai pengetahuan responden

Page 65: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

51

tersebut dikategorikan menjadi tiga kelompok kelompok, yaitu perilaku beresiko

tinggi dan beresiko rendah.

Tabel 4.13. Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku seksual Pra-nikah denganlawan jenis

Pertanyaan PerilakuJawaban

JumlahPersentas

e (%)

1. NgobrolYaTidak

4363

40,659,4

Total 106 100,0

2. NontonYaTidak

2284

20,879,2

Total 106 100,0

3. Jalan-jalan berdua ditempat sepiYaTidak

3103

2,897,2

Total 106 100,0

4. Pegangan tanganYaTidak

1888

17,083,0

Total 106 100,0

5. Berciuman pipiYaTidak

5101

4,7095,3

Total 106

6. BerpelukanYaTidak

4102

3,8096,2

Total 106 100,0

7. Berciuman mulutYaTidak

3103

2,8097,2

Total 106 100,0

8. Berciuman leherYaTidak

1105

0,9099,1

Total 106 100,0

9. Meraba buah dada/alat kelaminYaTidak

2104

1,9098,1

Total 106 100,0

10. Hubungan seksualYaTidak

1105

0,9099,1

Total 106 100,0

Tabel 4.13. memperlihatkan sebaran jawaban responden terhadap

pertanyaan tentang perilaku seksual pra-nikah dengan lawan jenis yang

memungkinkan untuk terjadinya resiko aborsi. Diketahui sebanyak 43 responden

(40,6%) melakukan ngobrol dengan lawan jenis, 22 responden (20,8%) pernah

Page 66: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

52

nonton dengan lawan jenis, 3 responden (2,8%) pernah jalan-jalan berdua

ditempat sepi dengan lawan jenis, 18 responden (17,0%) berpegangan tangan, 5

responden (4,7%) berciuman pipi,. Sebanyak 4 responden (3,8%) pernah

berpelukan dengan lawan jenis, 3 responden (2,8%) berciuman mulut, 1

responden (0,9%) berciuman leher, 2 responden (1,9%) pernah meraba buah

dada/alat kelamin dan 1 responden (0,9%) pernah melakukan hubungan seksual.

Para remaja tentu saja tidak luput dari berbagai informasi yang semakin

gencar beredar di masyarakat. Tanpa adanya atau tanpa dibekalinya remaja

dengan pengetahuan maupun sikap yang baik terhadap identitas negatif pada diri

remaja dan berbagai aspek yang terlibat seperti komunikasi yang baik maupun

informasi yang didapat mengenai proses kesehatan dan kesehatan reproduksi, hal

ini tentu dapat berpengaruh terhadap perilaku remaja seperti terjadinya hubungan

seks pra nikah yang berlanjut pada kejadian aborsi.

Page 67: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

53

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Sebanyak 62 responden (58,5% ) berumur 17 tahun, 22 responden (20,8%)

berumur 16 tahun, dan 22 responden (20,8%) berumur 18 tahun.

2. Sebanyak 75 responden (70,8%) adalah perempuan dan 31 responden (29,2%)

adalah laki-laki.

3. Sebanyak 94 responden (88,7%) adalah berasal dari suku Sunda, 10

responden (9,4%) berasal dari suku Jawa dan 2 responden (1,9%) berasal dari

suku Batak. Tidak ada responden yang berasal dari suku selain yang

disebutkan.

4. Sebanyak 52 ayah responden (49,1%) memiliki tingkat pendidikan sedang

(tamat/ tidak tamat SMP dan yang sederajat dan tamat/ tidak tamat SMU dan

yang sederajat), 36 ayah responden (34,0%) memiliki tingkat pendidikan

rendah (tidak pernah sekolah, tamat/ tidak tamat SD dan yang sederajat) dan

18 ayah responden (17,0%) memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat/ tidak

tamat perguruan tinggi)

5. Sebanyak 50 ibu responden (47,2%) memiliki tingkat pendidikan sedang

(tamat/ tidak tamat SMP dan yang sederajat dan tamat/ tidak tamat SMU dan

yang sederajat), 48 ibu responden (45,3%) memiliki tingkat pendidikan rendah

(tidak pernah sekolah, tamat/ tidak tamat SD dan yang sederajat) dan 8 ibu

responden (7,5%) memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat/ tidak tamat

perguruan tinggi)

6. Komunikasi/diskusi mengenai abosi tersering dilakukan dengan teman sebaya

yang dinyatakan oleh 49 responden (46,2%), 13 responden (12,3%) dengan

guru, dan 4 responden (3,8%) dengan anggota keluarga.

7. Diketahui sumber informasi yang terbanyak didapatkan dari televisi yang

dinyatakan oleh 77 responden (72,6%), 37 responden (34,9%) dari koran, 22

responden (20,8%) dari majalah, 21 responden (19,8%) dari buku, 19

responden (17,9%) dari internet, 9 responden (8,5%) mendapatkan sumber

informasi dari radio.

Page 68: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

54

8. Sebanyak 60 responden (56,6%) memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, 39

responden (36,8%) memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 7 responden

(6,6%) memiliki tingkat pengetahuan rendah.

9. Sebanyak 38 responden (35,8%) memiliki sikap yang baik, 62 responden

(58,5%) memiliki sikap sedang, dan 6 responden (3,7%) memiliki sikap

kurang.

10. Sebanyak 101 responden (95,3%) memiliki perilaku beresiko rendah, dan

hanya 5 responden (4,7%) yang memiliki perilaku beresiko tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka perlu diadakan:

1. Pengoptimalisasian edukasi khususnya kepada institusi terkait mengenai

kesehatan reproduksi untuk mengantisipasi terjadinya perilaku remaja

yang menyimpang seperti aborsi akibat hamil diluar nikah.

2. Pembinaan untuk anggota keluarga, guru, teman sebaya dan lingkungan

sekitar untuk lebih mengadakan diskusi maupun komunikasi tanya

jawab mengenai aborsi maupun kesehatan reproduksi secara umumnya.

3. Penyediaan dan sosialisasi pengoptimalisasian dari penggunaan media

massa sebagai alat untuk mendapatkan informasi khususnya

menyangkut aborsi maupun kesehatan reproduksi.

4. Penyuluhan yang intensif tentang bahaya aborsi dan edukasi mengenai

perilaku seksual.

Page 69: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

55

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Kesehatan Dunia (WHO), Aborsi Tidak Aman: Estimasi Global dan

Regional dari Insiden Aborsi Tidak Aman dan Kematian yang Berkaitan pada

tahun 2003. (Unsafe Abortion: Global and Regional Estimates of the

Incidence of Unsafe Abortion and Associated Mortality due to Unsafe

Abortion with a Listing of Available Country Data), edisi ketiga, Geneva:

Division of Reproductive Health (Technical Support) WHO, 1998.

2. Safe Motherhood Newsletter. Unsafe Abortion – A Worldwide Problem.

Issue 28, 2000.

3. Clowes. 1994. Fact of Life. [On-Line] http://www.aborsi.org diakses pada 11

Juni 2011.

4. Utomo B dkk., Insiden dan Aspek Sosial-Psikologis dari Aborsi di Indonesia:

Survei Komunitas di 10 Kota dan 6 Kabupaten, Tahun 2000 (Insidence and

Social-Psychological Aspects of Abortion in Indonesia: A Community-Base

Survey in 10 Major Cities and 6 Districts, Year 2000), Pusat Penelitian

Kesehataan, Universitas Indonesia, Jakarta, 2001.

5. Badan Kesehatan Dunia (WHO), Aborsi Tidak Aman: Estimasi Global dan

Regional dari Insiden Aborsi Tidak Aman dan Kematian yang Berkaitan pada

tahun 2003. (Unsafe Abortion: Global and Regional Estimates of the

Incidence of Unsafe Abortion and Associated Mortality in 2003), edisi kelima,

Geneva:WHO, 2007.

6. Depkes RI. Strategi Nasional Kesehatan Remaja. Direktorat Kesehatan

Keluarga Dirjen BinKesmAs Depkes RI, Jakarta, 2005.

7. Sukmaningsih. I., 2003. Pelajar SMU yang Hamil di Luar Nikah Makin

Banyak. http://www.tempointeraktif.com diakses pada 10 Juli 2011.

8. Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social,

Studies and Action, Maret 1991. http://www.aborsi.org diakses pada 10

September 2011

9. Cunningham F Gary, et al. William Obstetrics, 22th Ed. New York, McGraw-

Hill, 2007.

Page 70: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

56

10. Dorland, W.A . Kamus kedokteran Dorland. Edisi 29. EGC, Jakarta, 2002.

11. Sastrawinata, Sulaeman: Obstetri Patologi. Bagian Obstetri & Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, 1981.

12. Prawirohardjo, Sarwono: Aborsi. Ilmu kebidanan, Edisi 2. Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2008.

13. Mansjoer, Arif M, dkk: Kapita selekta Kedokteran. Media Aesculapius,

Jakarta, 2001.

14. Apuranto, H dan Hoediyanto: Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal.

Bag. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran

UNAIR, Surabaya, 2006

15. Hanafiah, M Jusuf: Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi 4. EGC,

Jakarta, 2008.

16. Mussen, Paul Henry dkk: Perkembangan dan Kepribadian Anak. Arcan,

Jakarta, 1994.

17. Sarwono, S.W: Pengantar Psikologi Umum. N.V Bulan, Jakarta, 1988.

18. Monks, F.J.- A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono: Psikologi Perkembangan

Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Gajah Mada University Press,

Yogyakarta, 2001.

19. Hurlock, E.B: Psikologi Perkembangan: Edisi 6. Jilid 2. Alih Bahasa Meitasari

Tjandrasa. Erlangga, Jakarta, 1990.

20. Santrock, JW: Life-Span Development Jilid 2. Erlangga, Jakarta, 2002.

21. Azwar, Saifudin: Metode Penelitian, Edisi kesatu. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2003

22. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rhineka Cipta

23. Hadi, Sutrisno, (2000). Analisis Regresi, Edisi enam. Andi Offset,

Yogyakarta, 2002.

24. Effendi Fikri. Faktor-faktor yang Mempegaruhi Pengetahuan Sikap dan

Perilaku. Dalam Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu-ibu tentang Pencegahan

dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di RW 05 Kelurahan Kayu

Putih Tahun 1996 [Laporan Hasil Penelitian]. Bagian Kedokteran Komunitas

FKUI, Jakarta, 1996.

Page 71: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

57

25. Suarta, S., Pendidikan Sosial dan Reproduksi Berbasis Sekolah.

http://www.situs.kesrepro.info diakses pada tanggal 10 Juli 2011

26. Budiono Kusumohamodjojo: Kebhinekaan Masyarakat Indonesia. Grasindo,

Jakarta, 2000,

27. Andayani Tri Rejeki. Perilaku Seksual Pranikah dan Sikap terhadap Aborsi.

FK UNDIP, Semarang, 2006.

Page 72: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

58

Lampiran 01

Petunjuk Pengisian :1. Silahkan anda isi kuesioner di bawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaanyang sebenarnya karena jawaban bersifat pribadi dan akan kami rahasiakandengan sebaik mungkin2. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti dan cermat. Tidak perlu bertanyakepada teman-teman anda di sekolah karena hasil diharapkan murni dari jawabanpribadi dan akan DIRAHASIAKAN3. Selamat bekerja !!!

I. Identitas dan Karakter Responden1. Jenis Kelamin :2. Tanggal lahir/umur :3. Agama :4. Kelas :5. Asal daerah :6. Jumlah saudara kandung :7. Tinggal dengan :

II. Faktor Keluarga1. Pendidikan Ayah :2. Pendidikan Ibu :3. Pekerjaan Ayah :4. Pekerjaan Ibu :5. Apakah pernah diskusi tentang aborsi dengan keluarga dalam 6 bulan

terakhir ini ?1. Pernah 2. Tidak pernah (teruskan ke bagian

III)6. Bila pernah dengan siapa ?

1. Ayah2. Ibu3. Saudara pria atau wanita

7. Kapan anda membicarakan topik tersebut ?1. Setiap ada kesempatan2. Waktu makan malam3. Waktu makan siang

III. Lingkungan sosial1. Apakah anda pernah mendengar istilah tentang aborsi dari media massa

:(6 bulan terakhir)a. Ya b. Tidak (teruskan ke no.3)

2. Jika ya, darimana anda paling sering mendengar istilah aborsi(Jawaban boleh lebih dari 1)1. Koran2. Majalah

No. Kuesioner :

Page 73: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

59

3. Buku-buku4. Televisi5. Radio6. Internet

3. Pernahkah anda membicarakan masalah aborsi dengan teman sebaya ?(6 bulan terakhir)a. Ya b. Tidak (teruskan ke no. 6)

4. Seberapa sering anda dalam membicarakan masalah aborsi denganteman sebaya?a. Sering (> 1 kali seminggu)b. Kadang-kadang (1-3 kali sebulan)c. Jarang (1 kali dalam 6 bulan)d. Tidak pernah

5. Kapan waktu anda mendiskusikan tentang topik ini dengan teman anda?a. Waktu belajar di sekolah c. Saat istirahatb. Belajar kelompok d. Bila diperlukan

6. Pernahkah anda membicarakan masalah aborsi dengan guru di sekolah ?(6 bulan terakhir)a. Ya b. Tidak (teruskan ke bagian IV)

7. Seberapa sering anda dalam membicarakan masalah aborsi dengan guru?a. Sering (> 1 kali seminggu)b. Kadang-kadang (1-3 kali sebulan)c. Jarang (1 kali dalam 6 bulan)d. Tidak pernah

8. Kapan waktu anda mendiskusikan tentang topik ini dengan guru sekolah?a. Waktu belajar di sekolah c. Saat istirahatb. Belajar kelompok d. Bila diperlukan

IV. Pengetahuan tentang AborsiJawablah pertanyaan di bawah ini dengan melingkari salah satu jawabanyang menurut anda paling tepat1. Apa yang dimaksud dengan aborsi ?

a. Menggugurkan janin dalam rahimb. Suatu tindakan untuk mengugurkan janin yang tidak dikehendakic. Menggugurkan kandungan secara paksad. Gugurnya kehamilan sebelum mencapai usia kandungan 5 bulane. Bukan salah satu di atas

2. Jenis Aborsi :a. Aborsi spontanb. Aborsi buatanc. A dan B benard. A dan B salahe. BSSD

Page 74: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

60

3. Aborsi yang dilakukan dengan sengaja tanpa alasan kesehatan ataumedis disebut dengan :a. Aborsi spontanb. Aborsi buatan medisc. Aborsi buatan kriminalitasd. Semua salahe. Semua benar

4. Penyebab aborsi yang sering dilakukan oleh remaja :a. Kehamilan yang tidak diinginkan d. Semua benarb. Belum menikah e. Semua salahc. Pasangan tidak mau bertanggung jawab

5. Aborsi yang aman (dengan indikasi medis ) dapat dilakukan oleh :a. Dukun d. Dokter umumb. Bidan e. Semua salahc. Dokter Spesialis Kandungan

6. Tindakan aborsi yang beresiko tinggi :a. Penggunaan ramuan d. A dan B salahb. Pijatan pada rahim e. BSSDc. A dan B benar

7. Akibat yang ditimbulkan oleh tindakan aborsi :a. Perdarahanb. Luka pada leher rahimc. Kemandulan akibat infeksid. Kematiane. Semua benar

8. Dampak psikologis bagi seseorang yang telah menjalani aborsi adalah:a. Ketegangan mental d. Stressb. Perasaan bersalah e. Semua benarc. Depresi

9. Seseorang yang sengaja melakukan aborsi, menurut Hukum Indonesiadapat dihukum :a. Hukum Pidana d. Hukum Adatb. Hukum Perdata e. Hukum Agamac. Hukum Masyarakat

V. Perilaku1. Apakah anda dulu atau saat ini memiliki hubungan setia/pacaran ?

1. Ya 2. Tidak (jika tidak, lanjutkan keNo. 4)

2. Apa yang pernah anda lakukan dengan lawan jenis dari piliohan dibawah ini (jawaban boleh lebih dari 1)a. Ngobrolb. Nontonc. Jalan-jalan berduaan di tempat sepid. Pegangan tangane. Berciuman pipi

Page 75: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

61

f. Berpelukang. Berciuman muluth. Berciuman leheri. Meraba buah dada/alat kelaminj. Hubungan seksual

Page 76: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

62

VI. Sikap terhadap AborsiJawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda ceklist () pada tempat yang telah sediakan

No. PERNYATAANSangatSetuju

Setuju Ragu-RaguTidakSetuju

SangatTidakSetuju

1 Kehamilan diluar nikah sebaiknya diakhiri dengan aborsi

2 Bila remaja belum menikah dan mengalami kehamilan, bolehmelakukan aborsi untuk mengakhiri kehamilan

3 Salah seorang sahabat Anda mengalami kehamilan diluarnikah, bermaksud mengakhiri kehamilannya, bagaimanakahsikap anda ?

4 Jika kakak/adik perempuan anda dihamili oleh pacarnya daningin melakukan aborsi, bagaimana sikap anda ?

5 Bila anda (wanita) mengalami kehamilan oleh pacar/kekasih,maka untuk mengakhiri kehamilan, aborsi adalah tindakanyang tepat

6 Bila anda (pria) mempunyai kekasih yang sedang hamil olehperbuatan anda berdua, maka untuk mengakhiri kehamilan,aborsi adalah tindakan yang tepat

Page 77: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

63

Lampiran 02

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER

Batas nilai valid sesuai r tabel ( α = 0,05, n = 30) = 0,361. Jika r hasil lebih besar dari r tabel,

maka pertanyaan tersebut dianggap valid

SIKAPButir No. Corrected Item-Total Correlation Keterangan

1 0.743 Valid

2 0.502 Valid

3 0.700 Valid

4 0.681 Valid

5 0.664 Valid

6 0.764 Valid

PERILAKUButir No. Corrected Item-Total

Correlation

Keterangan

1 0,176 Tidak Valid

2 0,605 Valid

3 0,585 Valid

4 0,482 Valid

5 0,537 Valid

6 0,343 Tidak Valid

7 0,564 Valid

8 0,072 Tidak Valid

9 0,585 Valid

10 0,585 Valid

Ket: r alpha > r table

Pertanyaan reliabel

PENGETAHUAN

Uji Validasi mengunakan software Iteman.

Page 78: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

64

Secara umum kriteria pemilihan soal pilihan ganda:

Kriteria Koefisien Keputusan

Tingkat Kesukaran 0,30 s.d. 0,70 (sedang) Diterima

0,10 s.d. 0,29 atau 0,70 s.d. 0,90

(sukar atau mudah) Direvisi

< 0,10 atau > 0,90 (sangat

sukar atau sangat mudah) Ditolak

Daya Pembeda > 0,3 Diterima

0,10 s.d 0,29 Direvisi

< 0,10 Ditolak

Proporsi Jawaban > 0,05 Berfungsi baik

Item Statistics Alternative Statistics Ket

Seq.no

Scale-item

Prop.correct

Biser Pointbiser

Alt. Prop.endorsing

Biser Pointbiser

key

1 0-1 0,400 0,671 0,529 ABCDE

Other

0.4330.1330,0330,4000,0000,000

-0.6500.119-0.3910.671-9.000-9.000

-0.5160.075-0.1620.529-9.000-9.000

*

Valid

2 0-2 0.633 0.525 0.410 ABCDE

Other

0.0000.0330.2330.1000.6330.000

-9.000-0.391-0.5970.0810.525-9.000

-9.000-0.162-0.4320.0470.410-9.000

*

Valid

3 0-3 0.633 0.471 0.368 ABCDE

Other

0.1670.0670.6330.0670.0670.000

-0.257-0.2920.471-0.6050.021-9.000

-0.172-0.1510.368-0.3140.011-9.000

*

Valid

4 0-4 0.800 0.694 0.486 ABCD

Other

0.1330.0000.0670.8000.000

-0.633-9.000-0.4490.694-9.000

-0.401-9.000-0.2330.486-9.000

*

Valid

Page 79: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

65

5 0-5 0.833 0.662 0.444 ABCDE

Other

0.0000.1000.8330.0000.0670.000

-9.000-0.7270.662-9.000-0.292-9.000

-9.000-0.4250.444-9.000-0.151-9.000

*

Valid

6 0-6 0.833 0.581 0.389 ABCD

Other

0.0000.1000.0670.8330.000

-9.000-0.727-0.1360.581-9.000

-9.000-0.425-0.0700.389-9.000

*

Valid

7 0-7 0.900 0.727 0.425 ABCDE

Other

0.0330.0000.0000.0670.900

-0.663-9.000-9.000-0.6050.727

-0.274-9.000-9.000-0.3140.425 *

Valid

8 0-8 0.767 0.663 0.480 ABCDE

Other

0.0000.1330.1000.0000.7670.000

-9.000-0.633-0.381-9.0000.663-9.000

-9.000-0.401-0.223-9.0000.480-9.000

*

Valid

9 0-9 0.633 0.471 0.368 ABCDE

Other

0.6330.0330.0330.0000.3000.000

0.4710.155-0.118-9.000-0.518-9.000

0.3680.064-0.049-9.000-0.393-9.000

* Valid

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21) 7404985J1. Kertamukti Pisangan Ciputat 15419 Tangerang Selatan Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]

Page 80: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

66

Nomor : Un.01/ F.10/ KM. 03.1/3—/2011 Lamp :Hal : Izin Pengambilan Data Penelitian

Kepada Yth, Kepala

Sekolah

MAN Model Ciwaringin

kab. Cirebon

Jakarta, 27 Juli 2011

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa mahasiswa berikut ini akanmelaksanakan penelitian dengan judul " Gambaran Pengetahuan,Sikap, dan Perilaku Remaja Mengenai Abortus Provokatus" :

Nama : IHDA SILVIA

Nomor Induk Mahasiswa : 108103000055

Program Studi : Pendidikan Dokter

Semester : VI (Enam)

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon mahasiwa tersebutdiizinkan untuk melakukan validasi kuesioner (Uji Kuesioner) di instansiyang Bapak/Ibu pimpin.

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan

terima kasih. Wassalaamu'alaikum Wr.Wb.

A.n. Dekan,Pembantu DekanBidang Administrasi Umum,

Tembusan :Yth. Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21) 7404985J1. Kertamukti Pisangan Ciputat 15419 Tangerang Selatan Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]

Page 81: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

67

Nomor : Un.01/ F.10/ KM. 03.1/3—/2011Lamp :Hal : Izin Validasi (Uji) Kuesioner

Kepada Yth,

Kepala Sekolah

SMA Triguna

C i p u t a t

Jakarta, 27 Juli 2011

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa mahasiswa berikut ini akanmelaksanakan penelitian dengan judul " Gambaran Pengetahuan,Sikap, dan Perilaku Remaja Mengenai Abortus Provokatus" :

Nama : IHDA SILVIA

Nomor Induk Mahasiswa : 108103000055

Program Studi : Pendidikan Dokter

Semester : VI (Enam)

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon mahasiwa tersebutdiizinkan untuk melakukan validasi kuesioner (Uji Kuesioner) di instansiyang Bapak/Ibu pimpin.

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan

terima kasih. Wassalaamu'alaikum Wr.Wb.

A.n. Dekan,Pembantu DekanBidang Administrasi Umum,

Tembusan :Yth. Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KEMENTERIAN AGAMA

MADRASAH ALIYAH NEGERI

(MAN) MODELBABAKAN CIWARINGIN CIREBON

Alamat JIn. Desa Babakan Ciwaringin Kab. Cirebon Telp/Fax (0231) 342187 Kode Pos 45167 Website :

www.manciwaringin.schid

SURAT KETERANGAN

Page 82: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

68

Nomor : Ma.10.3/PP.006/ 400 /2011

Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babakan Ciwaringin Kab. Cirebon,menerangkan :

Nama : IHDA SILVIA

N I M : 108103000055

Prodi : Pendidikan Dokter

Semester : VI (Enam)

Telah melaksanakan Penelitian dengan judul: "Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku Remaja Mengenai Bahaya Abortus Provokatus di MAN Model Ciwaringin

Tahun 2011 " pada tanggal 14 Agustus 2011.

Demikian Surat Keterangan ini kami buat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ciwaringin, 14 Agustus 2011

Page 83: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

69

Lampiran 05

Master Tabel Hasil Penelitian dgn SPSS

usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 16 22 20.8 20.8 20.8

17 62 58.5 58.5 79.2

18 22 20.8 20.8 100.0

Total 106 100.0 100.0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 31 29.2 29.2 29.2

perempuan 75 70.8 70.8 100.0

Total 106 100.0 100.0

suku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sunda 94 88.7 88.7 88.7

jawa 10 9.4 9.4 98.1

batak 2 1.9 1.9 100.0

Total 106 100.0 100.0

skor_pd_ayah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 36 34.0 34.0 34.0

Sedang 52 49.1 49.1 83.0

Tinggi 18 17.0 17.0 100.0

Total 106 100.0 100.0

skor_pd_ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 48 45.3 45.3 45.3

2 50 47.2 47.2 92.5

3 8 7.5 7.5 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 84: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

70

diskusi dgn keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Pernah 4 3.8 3.8 3.8

tidak pernah 102 96.2 96.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

Diskusi dgn teman sebaya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 49 46.2 46.2 46.2

Tidak 57 53.8 53.8 100.0

Total 106 100.0 100.0

informasi dari guru

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 13 12.3 12.3 12.3

Tidak 93 87.7 87.7 100.0

Total 106 100.0 100.0

informasi dari koran

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 37 34.9 34.9 34.9

Tidak 69 65.1 65.1 100.0

Total 106 100.0 100.0

informasi dari majalah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 22 20.8 20.8 20.8

Tidak 84 79.2 79.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

informasi dari buku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 21 19.8 19.8 19.8

Tidak 85 80.2 80.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 85: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

71

informasi dari televisi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 77 72.6 72.6 72.6

Tidak 29 27.4 27.4 100.0

Total 106 100.0 100.0

informasi dari radio

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 9 8.5 8.5 8.5

Tidak 97 91.5 91.5 100.0

Total 106 100.0 100.0

informasi dari internet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 19 17.9 17.9 17.9

Tidak 87 82.1 82.1 100.0

Total 106 100.0 100.0

regrouping hasil pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 7 6.6 6.6 6.6

Sedang 39 36.8 36.8 43.4

Tinggi 60 56.6 56.6 100.0

Total 106 100.0 100.0

hasil_sikap2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 6 3,7 3,7 3,7

Sedang 63 58,5 58,5 47,4

Baik 38 35,8 35,8 100.0

Total 106 100.0 100.0

Perilaku_hasil

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Resiko rendah 101 95.3 95.3 95.3

Resiko tinggi 5 4.7 4.7 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 86: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

72

pengetahuan1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 34 32,1 32,1 67,9

Benar 72 67,9 67,9 100.0

Total 106 100.0 100.0

pengetahuan2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 23 21.7 21.7 21.7

Benar 83 78.3 78.3 100.0

Total 106 100.0 100.0

pengetahuan3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 43 40.6 40.6 40.6

Benar 63 59.4 59.4 100.0

Total 106 100.0 100.0

pengetahuan4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 5 4.7 4.7 4.7

Benar 101 95.3 95.3 100.0

Total 106 100.0 100.0

pengetahuan5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 7 6.6 6.6 6.6

Benar 99 93.4 93.4 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 87: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

73

pengetahuan6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 12 11.3 11.3 11.3

Benar 94 88.7 88.7 100.0

Total 106 100.0 100.0

pengetahuan7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 4 3.8 3.8 3.8

Benar 102 96.2 96.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

pengetahuan8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 6 5.7 5.7 5.7

Benar 100 94.3 94.3 100.0

Total 106 100.0 100.0

pengetahuan9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 58 54.7 54.7 54.7

Benar 48 45.3 45.3 100.0

Total 106 100.0 100.0

sikap1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ragu-ragu 2 1.9 1.9 1.9

tidak setuju 39 36.8 36.8 38.7

sangat tidak setuju 65 61.3 61.3 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 88: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

74

sikap2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 1 .9 .9 .9

ragu-ragu 5 4.7 4.7 5.7

tidak setuju 42 39.6 39.6 45.3

sangat tidak setuju 58 54.7 54.7 100.0

Total 106 100.0 100.0

sikap3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ragu-ragu 7 6.6 6.6 6.6

tidak setuju 41 38.7 38.7 45.3

sangat tidak setuju 58 54.7 54.7 100.0

Total 106 100.0 100.0

sikap4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 1 .9 .9 .9

ragu-ragu 7 6.6 6.6 7.5

tidak setuju 30 28.3 28.3 35.8

sangat tidak setuju 68 64.2 64.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 89: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

75

sikap5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 1 .9 .9 .9

ragu-ragu 3 2.8 2.8 3.8

tidak setuju 40 37.7 37.7 41.5

sangat tidak setuju 62 58.5 58.5 100.0

Total 106 100.0 100.0

sikap6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 2 1.9 1.9 1.9

ragu-ragu 4 3.8 3.8 5.7

tidak setuju 41 38.7 38.7 44.3

sangat tidak setuju 59 55.7 55.7 100.0

Total 106 100.0 100.0

Perilaku 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 43 40.6 40.6 40.6

Tidak 63 59.4 59.4 100.0

Total 106 100.0 100.0

Perilaku 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 22 20.8 20.8 20.8

Tidak 84 79.2 79.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

Perilaku 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 3 2.8 2.8 2.8

Tidak 103 97.2 97.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 90: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

76

Perilaku 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 18 17.0 17.0 17.0

Tidak 88 83.0 83.0 100.0

Total 106 100.0 100.0

Perilaku 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 5 4.7 4.7 4.7

Tidak 101 95.3 95.3 100.0

Total 106 100.0 100.0

Perilaku 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 4 3.8 3.8 3.8

Tidak 102 96.2 96.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

Perilaku 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 3 2.8 2.8 2.8

Tidak 103 97.2 97.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 91: GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25528/1/IHDA... · dr. Ayat Rahayu, SpRad, M.Kes Pembimbing II dr. Erike A Suwarsono,

77

Perilaku 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 1 .9 .9 .9

Tidak 105 99.1 99.1 100.0

Total 106 100.0 100.0

Perilaku 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 2 1.9 1.9 1.9

Tidak 104 98.1 98.1 100.0

Total 106 100.0 100.0

Perilaku 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 1 .9 .9 .9

Tidak 105 99.1 99.1 100.0

Total 106 100.0 100.0