GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017....

35
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENTINGNYA MEMERIKSA PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU DESA KRUNG CUT KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH: RIKA SOFIANA NIM: 08C10104131 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT 2013

Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017....

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAPPENTINGNYA MEMERIKSA PERTUMBUHAN BALITA DIPOSYANDU DESA KRUNG CUT KECAMATAN BEUTONG

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH:

RIKA SOFIANA

NIM: 08C10104131

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH – ACEH BARAT

2013

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAPPENTINGNYA MEMERIKSA PERTUMBUHAN BALITA DIPOSYANDU DESA KRUNG CUT KECAMATAN BEUTONG

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

OLEH:

RIKA SOFIANA

NIM: 08C10104131

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH – ACEH BARAT

2013

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Indonesia adalah proses pembangunan yang bertujuan agar

manusia mempunyai kemampuan di berbagai bidang khususnya dalam bidang

pendapatan, kesehatan , dan pendidikan. pembangunan manusia sebagai ukuran

kinerja pembangunan secara keseluruhan di bentuk melalui pendekatan tiga

dimensi dasar, yaitu umur panjang, sehat, berpengetahuan , memiliki kehidupan

yang layak. Masing-masing demensi direprsentasikan oleh indikator. Semua

indikator yang merespresentasikan ketiga demensi pembangunan yang terangkul

dalam satu nilai tunggal yaitu indeks pembangunan manusia ( Human

development index).( Depkes RI 2008).

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa dalam rangka peningkatan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya.( Dinkes Aceh, 2009). Hakekat pembangunan

kesehatan adalah proses yang terus menerus dan progresif untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Selain itu pembangunan kesehatan juga merupakan

upaya untuk memenuhi salah satu hak rakyat, yaitu hak untuk memperoleh

pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945 dan

Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, UU Nomor 11 tahun

2006 tentang Pemerintah Aceh, Undang Undang nomor 17 tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005 sampai dengan tahun

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

2

2025, Qanun Provinsi Nangroe Aceh Darussalam nomor 4 tahun 2002 tentang

perimbangan keuangan antara pemeritah Provinsi dan pemerintah kab/kota,

dengan demikian peningkatan derajat kesehatan akan memberikan sumbangan

nyata dalam peningkatan daya saing bangsa yang sangat diperlukan dalam era

globalisasi.( Dinkes Aceh, 2009)

Kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,

bayi dan anak balita serta anak prasekolah. (nursing, 2010)

Seorang anak dapat dikatakan sehat apabila mempunyai kriteria

perkembangan dan pertumbuhan yang sesuai (sunarti,1994). Untuk mengetahui

kesehatan fisik biasanya dengan melihat berat dan tinggi badan yang biasanya di

lakukan saat pelaksaan kegaitan posyandu. (Direktorat Gizi 2007)

Kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi

masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat

dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader – kader kesehatan yang telah

mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan

kesehatan dasar, (Effendi, 2002).

Posyandu demikian singkatan dari pos pelayanan awalnya adalah

organisasi pelayanan pencegahan penyakit dan keluarga berencana bagi keluarga

kalangan istri berusia subur dan balita posyandu diharapkan lahir dikembangkan

atas kesadaran dan upaya masyarakat sendiri, atau partisipasi sosial dari setiap

komunikasi di desa dan kelurahan (Indo media, 2006).

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

3

Pelayanan kesehatan terpadu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan dipelayanan program terpadu dibalai dusun, RW

dengan pos pelayanan terpadu (posyandu) pelayanan kesehatan yang dilaksanakan

adalah KIA, KB, P2M (imunisasi dan penanggulangan diare) dan gizi

(penimbangan balita), sasaran penduduknya adalah ibu hamil, ibu menyusui,

pasangan usia subur (PUS) dan balita. (Muninjaya, 2004).

Menurut Depkes 1998, posyandu juga dapat diartikan sebagai satu bentuk

kegiatan dari pos kesehatan masyarakat desa (PKMD), yang masyarakat melalui

kader – kadernya menyelenggarakan lima program perioritas secara terpadu pada

tempat dan waktu yang sama dengan bantuan pelayanan langsung dari staf

puskesmas. (Eka Sari, 2008)

Pos pelayanan terpadu adalah akronim yang sudah sangat familiar

ditelinga masyarakat kita, tapi jujur harus diakui bahwa sampai saat ini masih

banyak desa yang belum memiliki unit ini. Kalaupun ada, tidak berjalan yang

berjalan pun hanya terbatas. Pada kegiatan penimbangan bayi dan pengisian KMS

serta pemberian makanan tambahan. Kegiatan posyandu pada saat ini mengalami

kemunduran, yang masih berjalan hanya imunisasi dan gizi dalam pertemuan

bulanan. Kegiatan lain tidak berjalan dengan teratur seperti penyuluhan, namun

malah kegiatan yang sebenarnya tidak termasuk dalam program posyandu justru

yang dilaksanakan oleh paramedis dari puskesmas setempat dengan biaya yang

sesuai dengan kemampuan pasien, pada akhirnya posyandu lebih sebagai tempat

masyarakat mencari pengobatan (Indomedia, 2006).

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

4

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu kartu atau alat penting yang di gunakan

untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. KMS yang ada saat ini adalah

KMS balita yaitu memuat grafik pertumbuhan serta indicator perkembangan yang

bermamfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap setiap bulannya

, dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun.(Nursalam, 2008)

Nagan Raya merupakan salah satu Kabupaten di Wilayah Barat Aceh

pada tahun 2011 memiliki 10 Kecamatan, 222 Desa, terdapat 13 Puskesmas, 256

posyandu, dan kader aktiv berjumlah 1280 orang. Menurut laporan kegiatan

pembinaan gizi masyarakat Kabupaten Nagan Raya Pada Tahun 2011 dengan

bayi dan balita berjumlah 12382 bayi/ balita, yang mempunyai buku KIA 11942

bayi dan balita, yang di timbang 6443 bayi dan balita, (Laporan Kegiatan

Pembinaan Gizi Masyarakat Kabupaten Nagan Raya, 2011)

Kecamatan Beutong adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Nagan

Raya dengan jumlah bayi dan balita pada tahun 2011 sejumlah 1585 bayi dan

balita, yang mendapat vitamin A 1275 bayi dan balita, yang mendapat MP-ASI

14 bayi dan balita, bayi dan balita yang gizi buruk 67 bayi dan balita, yang

mendapat pengawasan 28 bayi dan balita, yang bayi dan balitanya di beri ASI

eklusif 240 bayi. (Profil Puskesmas Beutong, 2011)

Desa Krung Cut terletak Di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya,

secara gografis letak desa Krung Cut berada di seberang sungai sehingga

informasi jarang mereka dapatkan menurut survey awal peneliti pada saat

pelaksanaan kegiatan posyandu pada tanggal 26 agustus 2012 dengan jumlah bayi

dan balita di desa Krung Cut berjumlah 25 bayi dan balita yang hadir pada saat

kegiatan posyandu berjumlah delapan bayi dan balita yang tidak hadir berjumlah

17 bayi dan balita.

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

5

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang Gambaran perilaku Ibu rumah tangga Tentang

Pentingnya Memeriksa Pertumbuhan Bayi Dan Balita Di Posyandu Desa Krung

Cut Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “ Bagaimakah Gambaran

Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pentingnya Memeriksa Pertumbuhan

Balita Di Desa Krung Cut Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran perilaku ibu rumah tangga tentang

pentingnya memeriksa pertumbuhan bayi dan balita Di Desa Krung Cut

Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Rayan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang gambaran tingkat

pengetahuan ibu tentang pentingnya memeriksa pertumbuhan balita

Di Desa Krung Cut Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

2. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang tentang kesehatan dan

pertumbuhan balita di posyandu Desa Krung Cut Kecamatan Beutong

Kabupaten Nagan Raya.

.

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

6

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Praktis

1. Memberikan masukan kepada Pemda khususnya tenaga profesional dan

dinas kesehatan untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan posyandu.

2. Memberikan masukan kepada puskesmas untuk mengoptimalkan

pelaksanaan kegiatan posyandu.

3. Memberikan masukan kepada Pemda khususnya instansi-instansi terkait

untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan posyandu.

4. Untuk masyarakat Desa krung cut dalam wilayah kerja Puskesmas

Beutong sebagai masukan agar adanya suatu peningkatan kerja sama

dengan petugas kesehatan dalam peningkatan program posyandu di dea-

desa .

1.4.2. Manfaat Teoritis

1. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan berpikir untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dibangku kuliah.

2. Menambah wawasan tentang masalah kesehatan yang ada dan dialami oleh

masyarakat.

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu”, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2010)

2.1.2. Jenjang Pengetahuan

Aspek kognitif dibedakan atas (6) jenjang menurut taksonomi Bloom (1956)

yang diurutkan secara hirarki piramidal. Sistem klasifiksi Bloom ini dijabarkan oleh

Notoatmodjo sebagai berikut :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat (recall) terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

7

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

8

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan berbagai

abstraksi pemahaman / materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi konkrit /

kondisi riil (sebenarnya)

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menguraikan atau menjabarkan suatu integritas

atau suatu obyek menjadi unsur-unsur atau bagian- bagian sehingga susunannya dapat

dimengerti. Untuk dapat melakukan analisis ini harus dilandasi oleh kemampuan ibu

pada ketiga tingkatan sebelumnya. Sebab, kemampuan analisis ini menyangkut

pemahaman yang komprehensif untuk dapat memilah menjadi bagian-bagian yang

terpadu.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan kembali unsur-unsur atau bagian

ke dalam bentuk menyeluruh. Atau dengan istilah lain, sintesis ini menunjuk kepada

suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen , yang

jawabannya sering tidak pasti, tetapi kemampuan ini akan dapat meningkatkan

kreatifitas yang diakibatkan seseorang menemukan hubungan kausal dari suatu

kejadian

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

9

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian ini mengacu pada tujuan,

gagasan, metode, cara kerja ataupun teknik pemecahannya. Untuk dapat melakukan

penilaian ini harus dilandasi oleh pemahaman yang mendalam (Notoatmodjo,S, 2010)

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang

melakukan pengindraan melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba, terhadap suatu objek tertentu sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. (Notoadmodjo, 2003)

Menurut Rogers (Dalam Notoatmodjo, 2010) suatu penerimaan ide baru akan

melalui lima tahap mulai dari mengetahui (awareness) hingga penerimaan (adoption)

sangat ditentukan oleh hal-hal yang ada dalam diri individu misalnya sikap, motivasi

dan faktor luar individu yaitu lingkungan termasuk efektivitas program dan

pengalaman terhadap pelayanan dimasa lalu. bila terdapat hal-hal yang kurang

mendukung, perilaku yang telah terwujud dapat saja berubah.

2.2. Ibu Rumah tangga

2.2.1. Pengertian Ibu Rumah Tangga

Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang dan sebutan untuk wanita

yang sudah bersuami (KBBI, 2001). Ibu seabagai pengasuh utama anak memenggang

peranan penting dalam mengurus baik kesehatan , makanan serta lainya. ( Nia, 2011)

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

10

Ibu rumah tangga adalah pusat hidup rumah tangga, pencipta kebahagian anggota

keluarga. Sosok ibu bertanggungjawab menjaga dan memperhatikan kebutuhan anak,

mengelola kehidupan rumah tangga, memikirkan keadaan ekonomi dan makanan

anak-anaknya, memberi teladan akhlak, serta mencurahkan kasih sayang bagi

kebahagian sang anak (Tarbiyah, 2009).

2.2.2. Kesadaran Ibu Rumah Tangga Terhadap Kesehatan Balita

Salah satu faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

bayi adalah makanan yang diberikan. Dalam setiap masyarakat ada aturan-aturan

yang menentukan kuantitas, kualitas dan jenis-jenis makanan yang seharusnya dan

tidak seharusnya dikonsumsi oleh anggota-anggota suatu rumah tangga, sesuai

dengan kedudukan, usia, jenis kelamin dan situasi-situasi tertentu. Misalnya, ibu yang

sedang hamil tidak diperbolehkan atau dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan

tertentu; ayah yang bekerja sebagai pencari nafkah berhak mendapat jumlah makanan

yang lebih banyak dan bagian yang lebih baik daripada anggota keluarga yang lain;

atau anak laki-laki diberi makan lebih dulu daripada anak perempuan. Walaupun pola

makan ini sudah menjadi tradisi ataupun kebiasaan, namun yang paling berperan

mengatur menu setiap hari dan mendistribusikan makanan kepada keluarga adalah

ibu; dengan kata lain ibu mempunyai peran sebagai gate- keeper dari keluarga.

(Linda, 2004)

Pada beberapa masyarakat tradisional di Indonesia kita bisa melihat konsepsi

budaya yang terwujud dalam perilaku berkaitan dengan pola pemberian makan pada

bayi yang berbeda, dengan konsepsi kesehatan modern. Sebagai contoh, pemberian

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

11

ASI menurut konsep kesehatan moderen ataupun medis dianjurkan selama 2 (dua)

tahun dan pemberian makanan tambahan berupa makanan padat sebaiknya dimulai

sesudah bayi berumur empat tahun.(Linda 2004)

2.3. Pertumbuhan Balita

2.3.1. Pengertian Pertumbuhan

Kata pertumbuhan sering kali dikaitkan dengan kata perkembangan, sehingga

ada istilah tumbuh-kembang. Kata pertumbuhan dan perkembangan sering digunakan

secara bergantian atau bersamaan. Ada yang mengatakan bahwa pertumbuhan

merupakan bagian dari perkembangan. Secara singkat, pertumbuhan dapat diartikan

sebagai bertambahnya ukuran fisik dari waktu kewaktu. Ukuran kecil dan besar ini

dapat dicontohkan dengan perubahan berat badan dari ringan menjadi lebih berat,

atau dengan perubahan tinggi badan dari pendek menjadi lebih tinggi (Depkes, 2002).

Menurut Nursalam (2005) yang mengutip pendapat Ikatan Dokter Anak

Indonesia (IDAI), pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan

struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi

(bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besar sel. Adanya

multiplikasi dan pertambahan ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif,

hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi, yaitu bertemunya sel telur dan sperma

hingga dewasa. Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik

seseorang, yaitu menjadi lebih besar, lebih matang bentuknya.

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

12

Pertumbuhan sebagai indikator perkembangan status gizi, dimana pertumbuhan

merupakan salah satu produk dari keadaan keseimbangan antara asupan dan

kebutuhan gizi (status gizi). Dalam keadaan gizi baik dan sehat atau bebas dari

penyakit, pertumbuhan seorang anak akan normal, sebaliknya bila dalam keadaan gizi

tidak seimbang, pertumbuhan seorang anak akan terganggu. Dalam waktu singkat

sering terjadi pada perubahan berat badan sebagai akibat menurunnya nafsu makan,

diare dan infeksi saluran pernafasan atau karena kurang cukupnya makanan yang

dikonsumsi. Jika gangguan pertumbuhan yang berlangsung dalam waktu yang lama

dapat terlihat pada hambatan pertambahan tinggi badan (Depkes, 2002).

Menurut Depkes (2006), tujuan pemantauan pertumbuhan adalah untuk

penjaringan balita bawah garis merah, gizi kurang dan gizi buruk. Ruang lingkup

pemantauan pertumbuhan bayi dan balita mencakup; (1) penimbangan berat badan,

(2) penilaian status pertumbuhan, (3) konseling, (4) penyuluhan, (5) rujukan bila

terdapat bayi dan balita dengan gizi buruk.

2.3.2. Perngertian Balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih

popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).

Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi

anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak

masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti

mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah

baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

13

Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.

Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan

pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang

di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang,

karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan. (Anggraeni. DY, 2010)

2.3.3. Syarat – Syarat Pertumbuhan Balita

Ada tiga syarat utama supaya bayi dan Balita dapat mencapai tumbuh kembang

secara optimal.:

1. kebutuhan fisik-biologis termasuk ASI, nutrisi, imunisasi, bahkan lingkungan

tempat tinggal juga menentukan perkembangan anak. kebutuhan fisik ini

berpengaruh pada pertumbuhan fisik termasuk otak, alat penginderaan dan

alat gerak untuk mengeksplorasi lingkungannya

2. kebutuhan asih berupa perasaan dilindungi, rasa aman dan nyaman,

diperhatikan serta dihargai, didengar keinginan dan pendapatnya. Jangan

mengutamakan hukuman dengan kemarahan, namun lebih banyak

memberikan contoh-contoh dengan pengaruh kasih sayang dan kegembiraan.

Ini adalah kebutuhan yang besar pengaruhnya pada kemandirian dan

kecerdasan anak,.

3. kebutuhan asah yang berupa berbagai permainan yang merangsang semua

indera. Kebutuhan stimulasi bermain sejak dini akan besar pengaruhnya pada

berbagai kecerdasan anak atau multiple intelejen, (Soedjatmiko.2012)

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

14

ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan sejak janin

di dalam kandungan karena akan saling berpengaruh. (Soedjatmiko.2012)

2.3.4. Tahapan Pemeriksaan Kesehatan Balita

Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita

adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Bidan yang bekerja di

komunitas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan anak balita di rumah (keluarga),

Puskesmas/Puskesmas pembantu, Posyandu,Polindes dan Taman Kanak-kanak.:

1. Pelayanan kesehatan pada anak balita

a. Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala

b. Penyuluhan pada orang tua, menyangkut perbaikan gizi, kesehatan

lingkungan, pengawasan tumbuh kembang anak

c. Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya

d. Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi

dan cara menanggulanginya

2. Kunjungan

Balita Bidan berkewajiban mengunjungi bayi yang ditolongnya atupun yang

ditolong oleh dukun di bawah pengawasan bidan di rumah. Kunjungan ini

dilakukan pada minggu pertama setelah persalinan. Untuk selanjutnya bayi

bisa dibawa ke tempat bidan bekerja

3. Pemeriksaan kesehatan anak balita

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan umum anak:

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

15

a. Bagaimana postur tubuhnya, kurus atau gemuk

b. Apakah da!am keadaan tenang, Mengantuk atau gelisah

c. Bagaimana kondisi psikologis anak, marah, cengeng atau ramah

d. Bagaimana kondisi kulit anak

e. Apakah sesak napas atau tidak

f. Bagaimanan kondisi matanya, cekung, ada kotoran, warna konjungtiva

g. Bagaimana kesan pertumbuhan anak,Apakah sesuai antara berat badan,

tinggi badan, dan perkembangan mentalnya(suhartini,2011)

2.3.5. Fungsi Kesehatan Balita

Periode yang penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena

pada masa ini pertumbuhan dasar yang mempengaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan

intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Bahkan ada sarjana yang mengatakan “The Child Is The Father of The Man”

sehingga setiap kelainan / penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi

apalagi tidak ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya manusia

dikemudian hari (Soetjiningsih, 1995)

2.4. Posyandu

2.4.1. Posyandu Pratama (Warna Merah)

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum

mantap,kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.Keadaan

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

16

ini dinilai gawat sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader

yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.(Simbering,2004)

2.4.2. Posyandu Madya (Warna Kuning)

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari

delapan kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas lima orang atau lebih.

Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah

yaitu kurang dari 50%Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah

cakupannya. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :yang Pelatihan Toma

dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.

Penggarapan dengan pendekatan Pos Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)

untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan

program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. (Simbering,2004)

2.4.3. Posyandu Purnama (Warna Hijau)

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari

8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5

program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)lebih dari 50%. Sudah ada program

tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi

pada posyandu ditingkat ini adalah :Penggarapan dengan pendekatan Pos Kesehatan

Masyarakat Desa (PKMD) untuk mengarahkan masyarakat menetukan sendiri

pengembangan program di posyandu. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

17

tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.

.(Simbering,2004)

2.4.4. Posyandu Mandiri (Warna Biru)

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,cakupan

lima program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah

menjangkau lebih dari 50% KK. Intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu

diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip Jaminan Pelayanan

Kesehatan Masyarakat.(JPKM). . ( DepkesRI 2001)

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak

PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan

masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :

Meja I : Pendaftaran.

Meja II : Penimbangan

Meja III : Pengisian KMS

Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

Meja V : Pelayanan KB dan Kesehatan

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader Posyandu sedangkan Meja V

merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim,Bindes, perawat dan petugas KB).

2.5. Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Balita Di Posyandu.

Periode tiga tahun pertama pada masa Balita merupakan periode emas

pertumbuhan fisik, intelektual, mental dan emosional anak. Gizi yang baik,

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

18

kebersihan, imunisasi, vitamin A dan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta kasih

sayang dan stimulasi yang memadai pada usia Balita akan meningkatkan

kelangsungan hidup dan mengoptimalkan kualitas hidup anak.( Krishnajaya,2012)

Balita tumbuh dengan cepat Seiring dengan pertumbuhannya, mereka perlu

mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Pemeriksaan ini akan memberikan

kesempatan kepada dokter untuk mendeteksi apakah ada masalah sejak dini. Dengan

begitu , masalah yang timbul dapat dengan cepat ditangani untuk mencegahnya

menjadi serius atau menimbulkan efek jangka panjang. ( wijaya,2012)

Kaitan Posyandu terhadap program perbaikan gizi dapat menumbuhkan kesadaran

ibu balita terhadap pertumbuhan dan perkembangan. Apabila ibu yang kurang

mendukung dapat menyebabkan kondisi gizi anak semakin menurun atau sebaliknya.

Keadaan ini bila berlangsung terus menerus akan berdampak pada semakin

meningkatnya indikator kesakitan dan kematian. Padahal tujuan program gizi yang

tercermin dalam salah satu kegiatan posyandu adalah untuk meningkatkan keadaan

gizi yang optimal bagi masyarakat yang dapat dinilai dengan meningkatnya jumlah

Keluarga Sadar Gizi dan berperilaku gizi seimbang. Bila keadaan tersebut dapat

tercapai maka tujuan posyandu dalam mewujudkan perilaku sehat pada masyarakat

dapat sesuai dengan perilaku Kadarzi (Razali, 2004).

2.6. Faktor-Faktor Pendukung Kesehtan Balita.

Setiap individu berbeda dalam proses pertumbuhan karena pertumbuhan anak

dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Supariasa, 2001 faktor-faktor yang

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

19

mempengaruhi pertumbuhan adalah faktor internal (genetik) dan faktor eksternal

(lingkungan).

1. Faktor Pertumbuhan Bayi Internal (Genetik)

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh

kembang anak. Yang termasuk faktor internal (genetik) adalah faktor bawaan yang

normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa.

2. Faktor Pertumbuhan Bayi Eksternal (Lingkungan)

Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.

Apabila kondisi lingkungan kurang mendukung atau jelek, maka potensi genetik yang

optimal tidak akan tercapai. Faktor lingkungan yang mempengaruhi dibagi dua yaitu:

faktor pranatal dan lingkungan pascanatal.

a. Faktor lingkungan pranatal adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi

anak pada waktu masih dalam kandungan, antara lain; Mekanis,,Gizi, Toksin/

zat kimia, Endokrin, Radiasi , Infeksi intrauterine, Stress ,Anoksia, embrio

b. Faktor lingkungan pascanatal adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi

pertumbuhan anak setelah lahir, antara lain : Lingkungan biologis, Faktor

fisik, Faktor psikososial, Faktor keluarga dan adat istiadat (kang bull, 2012)

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

20

2.7. Kerangka Teoritis

2.8. Kerangka Konsep

(sumber: Budiato 2006)

Pengetahuan

- Ibu Rumah Tangga- Jenjang Pengetahuan

balita

- Pertumbuhan balita- Kesehatan balita- Fungsi kesehatan

balita

posyandu

- Posyandu pratama- Posyandu madya- Posyandu purnama- Posyandu mandiri

Pemerikasaan balita diposyandu

Pengetahuan Pemeriksaan balita diposyandu

Independen Dependen

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat survey deskriptif , untuk mengetahui Gambaran

perilaku Ibu rumah tangga Tentang Pentingnya Memeriksa Pertumbuhan Balita Di

Posyandu Desa Krung Cut Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Tahun

2012

3.2. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Krung Cut Kecamatan Beutong

Kabupaten Nagan Raya.Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 mei 2013

Sampai dengan 14 juni 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populassi dalam penelitian ini adalah semua ibu Desa Krung Cut

Kecamatan Beutong yang memiliki balita yang berusia 0-5 tahun yaitu

sebanyak 25 ibu yang mempunyai balita.

3.3.2. Sampel

Menurut Arikunto (2002) untuk populasi penelitian yang kurang dari 100

responden maka sebaiknya diambil semua untuk dijadikan sampel.

Penarikan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 25

orang ibu yang memiliki balita.

21

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

22

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang di gunakan untuk pengumpulan data ini adalah :

1. Data Primer

Data yang diperoleh dari peninjauan langsung pada objek penelitian yaitu

kelapangan, dengan melakukan observasi, penyebaran kuesioner serta

melakukan wawancara dengan masyarakat di Desa Krung cut

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas.serta kader

posyandu.

3.5. Defenisi orerasional

Tabel 3.1Definisi Operasional

No. Variable KeteranaganVariable independen

1. Pengetahuan Definisi Tingkat pemahaman responden tentangpentingnya pemeriksaan bayi dan balita

Cara ukur WawancaraAlat ukur CheklisHasil ukur - Baik

- KurangSkala ukur Ordinal

Variabel Dependen2. Pemeriksaan

bayi diposyandu

Definisi Kegiatan yang di lakukan saat posyadudilaksanakan

Cara Ukur Cheklis dan ObservasiAlat Ukur KuesionerHasil Ukur - ada

- Tidak adaSkala Ukur Ordinal

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

23

3.6. Aspek Pengukuran

1. Tingkat Pengetahuan

1. Baik : Jika menjawab benar ≥ 50 % dari pertanyaan dari total skor

tertinggi.

2. Kurang : Jika menjawab benar <50 % dari pertanyaan dari total skor

tertinggi.

(sumber: Arikunto 2006)

2. Pemeriksaan Bayi Dan Balita Di Posyandu

Dikatagorikan menjadi dua katagori yaitu :

1. ada: Jika melaksanakan > 5 kegiatan pokok posyandu

(penimbangan berat badan, penilaian status pertumbuhan,

konseling, penyuluhan, rujukan bila terdapat bayi dan balita

dengan gizi buruk).

2. Tidak : Jika melaksanakan < 5 kegiatan pokok posyandu.

3.7. Teknik Analisa Data

Penelitian ini bersifat deskriptif, maka analisis data yang akan dilakukan

adalah Analisis Univariat dimana Analisis yang di gunakan untuk melihat

distribusi frekuensi dari setiap variabel yang di teliti, baik variabel bebas maupun

variabel terikat.

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DA PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Penelitan

Gampong Krueng Cut memiliki wilayah yang strategis untuk areal

pertanian, perkebunan dan perikanan. Gampong Krueng Cut berada di kecamatan

Beutong dan berada dalam wilayah kabupaten Nagan Raya. Pusat ibu kota

kecamatan terletak di ule jalan, dengan luas wilayah 17,8 Km² yang terbagi dalam

dua Jurong atau dusun, dengan jumlah penduduk 209 jiwa dari 66 kepala

keluarga, yang tersebar kedalam dua jurong tersebut. Gampong Krueng Cut

memiliki jarak ke ibukota kabupaten + 12 Km dan ke ibukota kecamatan + 3 km

Batasan wilayah Gampong Krueng Cut sebagai berikut:

1.Sebelah Utara dengan Panton Bayam

2.Sebelah Selatan dengan Cot God

3.Sebelah Timur dengan Blang Baroe PR

4.Sebelah Barat dengan Pulo Tengoh

4.1.1 Pengetahuan

Dari 25 responden yang di teliti didapatkan bahwa tinggkat pengetahuan

ibu yang mempunyai balita di Desa Krung Cut Kecamatan Beutong Kabupaten

Nagan Raya tentang posyandu balita mayoritas rendah yaitu sebanyak 14 orang

(56,0 %), dan yang berpengetahuan tinggi sebanyak 11 orang (44,0%).Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut

25

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

26

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan TingkatPengetahuan Di Desa Krueng Cut Kecamatan BeutongKabupaten Nagan Raya Tahun 2013

No. Pengetahuan Frequency Percent

1. Tinggi 11 44.0

2. Rendah 14 56.0

Total 25 100.0

4.1.2. Pemeriksaan Bayi Dan Balita Di Posyandu

Dari 25 responden yang di teliti didapatkan bahwa tinggkat pelaksanaan

pemeriksaan balita di posyandu di Desa Krung Cut Kecamatan Beutong

Kabupaten Nagan Raya mayoritas ada yaitu sebanyak 15 orang (60,0 %), yang

tidak ada sebanyak 10 orang (40,0%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut:

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan TingkatPelasanaan Pemeriksaan Balita Di Posyandu Desa Krueng CutKecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

No. Pemeriksaan Balita Di Posyandu Frequency Percent1. Ada 15 60.02. Tidak Ada 10 40.0

Total 25 100.0

4.2. Pembahasan

4.2.1. pengetahuan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu yang mepunyai balita dari 25 responden yang berpengetahuan

tinggi 11 responden ( 44,0% ) sedangkan yang berpengetahuan rendah 14

(56,0%).

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

27

Menurut Rogers (Dalam Notoatmodjo, 2010) suatu penerimaan ide baru akan

melalui lima tahap mulai dari mengetahui (awareness) hingga penerimaan

(adoption) sangat ditentukan oleh hal-hal yang ada dalam diri individu misalnya

sikap, motivasi dan faktor luar individu yaitu lingkungan termasuk efektivitas

program dan pengalaman terhadap pelayanan dimasa lalu. bila terdapat hal-hal

yang kurang mendukung, perilaku yang telah terwujud dapat saja berubah.

Menurut Notoatmodjo (2010), terbentuknya perilaku baru terutama pada orang

dewasa dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu

terhadap stimulus yang berupa materi/ objek diluarnya menimbulkan respon batin

dalam bentuk sikap. akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan

disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu

berupa tindakan terhadap stimulus atau objek. meskipun tingkat pengetahuan akan

sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu program, akan tetapi kurangnya

informasi terhadap suatu program juga berpengaruh terhadap tingkat

penerimaannya.

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku

atau apa yang benar bagi objek sikap. sekali kepercayaan ini terbentuk, maka ia

akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan

dari objek tertentu. kepercayaan dapat terus berkembang. pengalaman pribadi, apa

yang diceritakan orang lain, dan kebutuhan emosional kita sendiri merupakan

determinan utama dalam terbentuknya kepercayaan. tentu saja kepercayaan

sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat. kadang-kadang kepercayaan itu

terbentuk justru dikarenakan kurang atau tidak adanya informasi yang benar

mengenai objek yang dihadapi (Azwar, 2002)

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

28

ibu yang hadir ke posyandu untuk menimbang dan memantau pertumbuhan

balitanya, juga akan mendapatkan informasi atau pengalaman belajar dari objek

yang dikenalkan. ibu-ibu yang tidak mau belajar atau membaca informasi dari

sumber informasi yang ada diposyandu, akan mempunyai kecenderungan tidak

secara rutin menimbang dan memantau pertumbuhan balitanya ke posyandu

(Razali, 2004).

4.2.2. Pemeriksaan Balita Di Posyandu

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa tingkat

pelaksanaan pemeriksaan balita di posyandu dari 25 responden yang di teliti

yang ada melakukan pemerikaasn balita ke posyandu 15 responden ( 60,0% )

sedangkan yang tidak melaksanakannya 10 reponden (44,0%).

Suatu program agar melekat pada individu maupun kelompok dibutuhkan

penguat (Confirmation) dimana dibutuhkan dukungan dari lingkungan terutama

keluarga. Dukungan lingkungan yang bersumber dari masyarakat contohnya

adalah Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dukungan PKK terhadap

Posyandu pada saat ini sangat kurang sehingga menjadikan Posyandu sepi

pengunjung. Padahal seharusnya PKK dan Tokoh Masyarakat menjadi motivator

untuk menggerakkan masyarakat. Selain motivator dalam proses penguat ini juga

diperlukan informasi dalam bentuk penyuluhan atau konseling yang berkelanjutan

guna memantapkan perilaku yang ada sehingga tidak terjadi drop out. Lewin

dalam Haurissa (2007) juga mengemukakan agar perilaku kesehatan dapat

menetap maka diperlukan untuk memperkuat unsur pendorong dan sekaligus

mengurangi hambatan-hambatan yang ada.

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

29

Kaitan Posyandu terhadap program perbaikan gizi dapat menumbuhkan

kesadaran ibu balita terhadap pertumbuhan dan perkembangan. Apabila ibu yang

kurang mendukung dapat menyebabkan kondisi gizi anak semakin menurun atau

sebaliknya. Keadaan ini bila berlangsung terus menerus akan berdampak pada

semakin meningkatnya indikator kesakitan dan kematian. Padahal tujuan program

gizi yang tercermin dalam salah satu kegiatan posyandu adalah untuk

meningkatkan keadaan gizi yang optimal bagi masyarakat yang dapat dinilai

dengan meningkatnya jumlah Keluarga Sadar Gizi dan berperilaku gizi seimbang.

Bila keadaan tersebut dapat tercapai maka tujuan posyandu dalam mewujudkan

perilaku sehat pada masyarakat dapat sesuai dengan perilaku Kadarzi (Razali,

2004).

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

30

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian yang dilakukan di Desa

Kreung Cut Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013 , maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar pengetahuan ibu yang mempunyai balita mayoritas rendah 14

responden (56,0%).

2. Sebagian besar pelaksaan kegiatan pemeriksaan balita di posyandu moyoritas

ada dilakukannya pemeriksan balita di posyandu 15 responden (60%).

5.2. Saran

1. Puskesmas agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya posyandu

terhadap pemantauan tumbuh kembang anak balita.

2. Sikap masyarakat yang dominan positif perlu dipertahankan supaya tidak

terjadi penurunan dalam keikut sertaan dalam kegiatan posyandu. .

3. Mendekati tokoh masyarakat atau tokoh agama agar ikut berperan serta dalam

mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalan kegiatan posyandu.

30

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :Balai Pustaka,

Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta Azwar, S. (2002)

Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2002) Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Budiarto, 2002,Biostatistik Kedokteran, jakarta; EGC

Departemen Dalam Negeri dan otonomi Daerah RI. 2001. Pedoman Umum

Revitalisasi

Posyandu, Jakarta: Departemen Dalam Negeri dan otonomi Daerah RI.

http://www.indomedia.com/poskup/2006/03/16/edisi16/1603pin1/ Badan

Pelayanan Yang Hampir Diabaikan.htm Maret 2006

Departemen Kesehatan RI 2002, Modul Menajemen Posyandu 2002, Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

, 2006,Profil Kesehatan Edisi Tahun 2006, Jakarta:

Departemen

Kesehatan RI.

, 2008, Profil Kesehatan Edisi Tahun 2008, Jakarta:

Departemen

Kesehatan RI.

Direktorat Gizi. 2007. Pemantauan Pertumbuhan Anak, Jakarta : Direktorat

Masyarakat

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

Dinas Kesehatan Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD), 2009, Profil

Kesehatan Edisi Tahun 2009, Banda Aceh : Dinas Kesehatan Provinsi

Nanggro Aceh Darussalam (NAD)

Efendi,Nasrul, 1998, dasar- dasar keperawatan kesehatan masyarakat, ,Jakarta:

EGC

Efendi,Nasrul, 2002, dasar- dasar keperawatan kesehatan masyarakat, ,Jakarta:

EGC

Haurissa, S. (2007) Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Kegiatan

Posyandu Dengan Frekuensi Penimbangan Balita Ke Posyandu Di

Wilayah Kerja Puskesmas Gondomanan Yogyakarta. Skripsi, Gizi

Kesehatan Universitas Gadjah Mada.

Kang bull, 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bayi, blogs;Wacana

Pendidikan dan Teknologi Informasi.

http://kafeilmu.com/2012/08/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bayi.html

Krishnajaya MS, 2012, Pentingnya Pemantauan Kesehatan Pada Masa Periode

Emas Balita,

Jakarta: Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan RI

Linda T. Maas, 2004, Kesehatan Ibu Dan Anakpersepsi Budaya Dan Dampak

Kesehatannya, Medan: USU Digital Library

Muaris.H. 2006. Sarapan Sehat Untuk Anak Balita, Jakarta : PT Gramedia

Muninjaya Gede, A.A. 2004. Manajemen Kesehatan, Edisi-2. Jakarta: EGC

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

Nasap Sembiring, 2004, Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat

Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Medan: USU Digital

Library

Nia nurdiansyah, 2011, ibu dan anak , Cianjur: Gita Mariana

Notoatmodjo, S , 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka

Cipta.

Nursalam ,2005, Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak, Jakarta: Salemba Empat

nursingbegin.com. 2010, Kesehatan Ibu Dan Anak ,(

http://nursingbegin.com/kesehatan-ibu-dan-anak.html. diakses tanggal 8

oktober 2012 jam 19.00 wib

Puskesmas Beutong 2011 Profil puskesmas Edisi Tahun 2011,Ule Jalan:Puskesmas Beutong

Rajali (2004), Hubungan Perilaku Ibu Balita Dengan Frekuensi Penimbangan

Balita Ke

Posyandu Di Kabupaten Bengkalis. Tesis, Program Pasca Sarjana,

Universitas Gajah Mada

Soedjatmiko 2012, Tiga-Syarat-Pertumbuhan-Balita-Optimal, Jakarta: blog

www.antaranews.com /tiga-syarat-pertumbuhan-balita-optimal.htm Jumat,1 Juni 2012 21:37 WIB

Soekidjo Notoatmodjo 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka

Cipta.

, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta:

Rineka Cipta.

, 2010, Ilmu Prilaku Kesehatan, Jakarta: Reneka Cipta

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP …repository.utu.ac.id/471/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP ... sangat ditentukan oleh

Sunarti, 1994; Toxoplasmosis Pada Bayi dan Anak, Laporan Penelitian, DPP ,

Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press.

Sutomo B, Anggraini DY. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta:

Demedia

Wijaya, 2012, Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Rutin. Blogspot:

http://posyanduwijayakusuma.wordpress.com/pentingn ya-pemeriksaan-kesehatan-rutin/

Wikipedia. 2009. Ciri Khas Perkembangan Balita.blog

Http://id.wikipedia.org/wiki/ Balita diakses tanggal 4 juni 2010 jam 19.00 wib