“APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

75
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi telah memperpendek jarak dan waktu, menghemat biaya, serta menembus ruang dan waktu. Komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran dan kebutuhan seseorang dengan dunia luar yang dibantu oleh media komunikasi. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting. Seiring dengan berkembangnya dunia teknologi, perlahan-lahan televisi juga mengalami perubahan. Kemajuan teknologi televisi membuat semuanya menjadi dekat, mudah dilihat dan didengar. Media televisi mampu membuat dunia menjadi kecil yang dikemas dalam sebuah kotak, dengan kata lain mampu memberikan berbagai informasi dari berbagai belahan dunia yang cepat, aktual dan tepat ke pemirsa. Sejak dikeluarkannya SK Menteri Penerangan No. 111 Thn. 1990, industri dan bisnis televisi berubah menjadi demikian maraknya. Awalnya adalah tahun 1987/1988 ketika RCTI diizinkan siaran untuk pertama kalinya dengan menggunakan decoder (decoder), yang kemudian diikuti oleh SCTV (1989), TPI (1991), AN-teve (1993), dan Indosiar (1994) (Ishadi S.K, dalam Kris Budiman 2002:4) Dengan hadirnya televisi swasta, masyarakat semakin dimanjakan dengan suguhan acara- acara yang menarik dan betah duduk berjam-jam dengan hanya menekan tombol. Menjamurnya televisi swasta, maka semakin gencar pula persaingan untuk merebut

Transcript of “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

Page 1: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi telah memperpendek jarak dan waktu, menghemat biaya, serta

menembus ruang dan waktu. Komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran dan

kebutuhan seseorang dengan dunia luar yang dibantu oleh media komunikasi.

Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting.

Seiring dengan berkembangnya dunia teknologi, perlahan-lahan televisi juga

mengalami perubahan. Kemajuan teknologi televisi membuat semuanya menjadi

dekat, mudah dilihat dan didengar. Media televisi mampu membuat dunia menjadi

kecil yang dikemas dalam sebuah kotak, dengan kata lain mampu memberikan

berbagai informasi dari berbagai belahan dunia yang cepat, aktual dan tepat ke

pemirsa.

Sejak dikeluarkannya SK Menteri Penerangan No. 111 Thn. 1990, industri

dan bisnis televisi berubah menjadi demikian maraknya. Awalnya adalah tahun

1987/1988 ketika RCTI diizinkan siaran untuk pertama kalinya dengan menggunakan

decoder (decoder), yang kemudian diikuti oleh SCTV (1989), TPI (1991), AN-teve

(1993), dan Indosiar (1994) (Ishadi S.K, dalam Kris Budiman 2002:4) Dengan

hadirnya televisi swasta, masyarakat semakin dimanjakan dengan suguhan acara-

acara yang menarik dan betah duduk berjam-jam dengan hanya menekan tombol.

Menjamurnya televisi swasta, maka semakin gencar pula persaingan untuk merebut

Page 2: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

2

jumlah pemirsa. Program-program acara yang disajikan juga bervariasi dan dibuat

semenarik mungkin.

Program-program inovatif dan interaktif, kini cenderung diminati pemirsa

televisi di Indonesia. Tak heran jumlah tayangan serta pemirsa program hiburan

cenderung meningkat. Ini terbukti dalam riset Nielsen Media Research (NMR)

semester pertama 2004, pemirsa televisi cenderung menyukai program tayangan

hiburan. Bertambahnya porsi jam tayang untuk acara hiburan, mampu mendongkrak

minat pemirsa untuk menonton acara tersebut hingga 16.7 persen dan 38.9 persen

(http://www.cakram.co.id/cgi-bin/index.cgi?p=051&id=21). Program hiburan yang

dimaksud seperti musik, permainan, komedi dan lain-lain.

Sudah banyak stasiun televisi yang menayangkan acara hiburan yang

informatif, bahkan mendapatkan porsi yang luar biasa dan mendapat hati di

pemirsanya. Misalnya, di RCTI terdapat Jalinan Kasih, Funtastik, Bincang Bintang,

(http://www.rcti.tv/); SCTV ada Topeng Betawi, Pijar, Kisah Antara Kita

(http://www.sctv.co.id/view/121,0,1,0,1142215601.html) di ANTV ada SBY (Santai

Bareng Yuk) (http://www.an.tv) ; di TRANS TV ada Ceriwis, Lepas Malam,

Extravaganza (www.transtv.co.id). Acara ini merupakan acara yang terdiri dari

berbagai jenis hiburan, selain itu juga disisipi seperti dengan obrolan ringan,

permainan (berupa kuis).

Dari sekian banyak stasiun televisi yang menayangkan tersebut, penulis lebih

tertarik pada TRANS TV (Transformasi Televisi). Hal ini dikarenakan menurut data

yang ada TRANS TV merupakan Media Pendatang Potensial 2002 dan Televisi

Page 3: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

3

Terbaik versi majalah Cakram. TRANS TV adalah stasiun televisi swasta yang

tergolong masih baru. Stasiun ini memulai siaran resmi tanggal 15 Desember 2001

(www.transtv.co.id/aboutus). Meskipun tergolong baru untuk program acaranya,

TRANS TV tidak kalah dengan stasiun televisi lainnya. Misalnya, Sinema Gemilang,

Extravaganza, Lepas Malam, Sitkom Bajaj Bajuri, Salon Oneng, Ceriwis dan

sebagainya. Program acara yang menarik perhatian peneliti adalah Ceriwis.

Ceriwis memulai siaran tanggal 8 Desember 2003, Ceriwis adalah Cerita Indie

Waktu Istirahat, maksudnya adalah sewaktu Indie istirahat siang dia mempunyai

cerita yang disampaikan kepada audience. Ceritanya bisa berupa kehidupan bintang

tamu yang dihadirkan, tentang tips-tips kesehatan, resep masakan dan sebagainya.

Acara ini menghadirkan suasana variatif, penuh canda dan informatif bersama Indie

Barends & Indra Bekti.

Pada awalnya Ceriwis memulai siaran pada pukul 10.30-11.30 WIB, dari hari

Senin sampai Jum’at. Kemudian ada perubahan jam tayang menjadi 12.30-13.30 WIB

dan ditayangkan setiap hari. Saat pertama kali penayangan format dan tema acara tiap

episode sama. Sudah hampir enam bulan ini Ceriwis mengalami perubahan pada tema

dan format acaranya. Untuk tema setiap hari berubah, misalnya; hari Senin temanya

tentang imajinasi dan biasa dikenal dengan “Senin Imajinasi”; hari Selasa dikenal

dengan “Selasa Profesi (Selasi)”; hari Rabu dikenal dengan “Rabu Memasak”; hari

Kamis ada 2 tema yang ditayangkan bergantian yaitu, “Kamis Sehat” dan “Kamis

Ramal”; hari Jum’at dikenal dengan “Jum’at Nostalgila”; hari Sabtu dikenal dengan

“Sari Deh Ah” (Sabtu Ceria Deh Ah) dan Minggu dikenal dengan Minggu Santai.

Page 4: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

4

Kadang-kadang pada episode tertentu, temanya disesuaikan dengan kegiatan tertentu,

misalnya peringatan hari anak nasional, hari kemerdekaan RI, hari lingkungan hidup

dan sebagainya. Program ini dipilih karena acara ini menarik, di setiap episodenya

selalu terdapat keceriaan di setiap episodenya.

Tayangan Ceriwis ini menampilkan bintang tamu, kemudian segala perilaku

bintang tamu itu dikupas semuanya, misalnya masa kecilnya, sisi kenakalannya,

kebiasaan dan sebagainya, sehingga masyarakat menjadi tahu apa yang menjadi

kebiasaan bintang tamu tersebut. Selain itu, Ceriwis menampilkan pengetahuan yang

sifatnya luas, seperti tentang kesehatan, pendidikan, resep masakan, juga tips-tips

tentang kehidupan sehari-hari, dan lain-lain.

Ibu rumah tangga adalah satu khalayak sasaran media televisi dan target acara

seperti sinetron, opera sabun dan iklan. Dikarenakan ibu rumah tangga dianggap

sebagai khalayak yang memiliki waktu luang yang banyak, terutama ibu rumah

tangga yang murni tidak bekerja. Untuk menunjang penelitian ini maka penelitian

dilakukan di warga RW 06 kelurahan Lemah Putro Sidoarjo. Dengan pertimbangan

bahwa warga RW 06 khususnya ibu-ibu rumah tangganya berdasarkan angket

sebagian besar pernah menonton Ceriwis Yo Wis.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul penelitian

“APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS

DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro

Sidoarjo)”.

Page 5: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan

sebagai berikut : “Bagaimana Apresiasi Ibu-ibu Rumah Tangga terhadap Tayangan

Ceriwis di Trans TV ?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana apresiasi ibu-ibu rumah tangga terhadap

tayangan Ceriwis di Trans TV?

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

komunikasi dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya

tentang penerapan konsep apresiasi terhadap acara televisi tertentu.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan pertimbangan bagi

stasiun televisi yaitu Trans TV untuk lebih meningkatkan dan mempertahankan

kualitas acara terutama tayangan Ceriwis.

E. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada apresiasi ibu-ibu rumah tangga terhadap

tayangan Ceriwis, dan difokuskan pada permasalahan di bawah ini :

Page 6: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

6

1. Apresiasi ibu rumah tangga terhadap tayangan ceriwis.

2. Apresiasi ibu rumah tangga terhadap format acara.

3. Apresiasi ibu rumah tangga terhadap pembawa acara.

4. Apresiasi ibu rumah tangga terhadap bintang tamu.

F. Tinjauan Pustaka

F.1 Komunikasi Massa

Menurut paradigma Lasswell (1984) tentang proses komunikasi yang

berbunyi “Who, says what, to whom, in which channel, and with what effect?”, secara

langsung menggambarkan bahwa proses komunikasi seseorang memerlukan sebuah

media (Kuswandi, 1996:17).

Menurut pendapat Josep A. Devito definisi komunikasi massa adalah :

“Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa,kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayakmeliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yangmenonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan padaumumnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi yang disalurkan olehpemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akanlebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya; televisi, radio,surat kabar, majalah, film buku dan pita”.(Nurudin, 2003:11)

Definisi komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media

massa modern yang terbit/ disiarkan secara periodik (Wahyudi, 1986:42).

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa

adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik) ditujukan

Page 7: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

7

kepada massa (khalayak) yang tidak tampak oleh penyampai pesan (abstrak).

Menurut Nurudin (2003:16) ciri-ciri komunikasi massa yaitu :

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga.

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan

orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu

sama lain dalam sebuah lembaga.

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen.

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/ beragam artinya

penonton televisi itu beragam misal dari segi pendidikan, usia, jenis kelamin,

status sosial.

3. Pesannya bersifat umum.

Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau

satu kelompok masyarakat tertentu.

4. Komunikasinya berlangsung satu arah.

Dalam komunikasi massa kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada

komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya

tertunda. Jadi, komunikasi hanya berjalan satu arah itu akan memberi konsekuensi

umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed

feedback).

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

Page 8: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

8

Komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya.

Serempak di sini berarti khalayak bisa menikmati media tersebut hampir

bersamaan.

6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis.

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya

sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud

misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik).

Komunikasi massa sifatnya mutlak, artinya komunikasi massa mutlak

menggunakan peralatan teknis apabila tidak semuanya akan sulit terjadi.

7. Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper.

Gatekeeper atau yang sering disebut pentapis informasi/ palang pintu/ penjaga

gawang, adalah orang yang sangat berperan informasi dalam media massa.

Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,

menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah

dipahami.

Menurut Effendy (1992:54) fungsi komunikasi massa dibedakan menjadi

beberapa, hal ini tergantung pada jenis media massa yang digunakan.

1. Menyiarkan informasi (to inform)

Menyiarkan informasi merupakan fungsi pers yang pertama dan utama. Orang

yang menggunakan media karena membutuhkan berbagai informasi dari seluruh

belahan dunia.

Page 9: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

9

2. Mendidik (to educate)

Fungsi mendidik pada media massa adalah mendidik khalayaknya agar bertambah

pengetahuannya.

3. Menghibur (to entertain)

Fungsi menghibur pada media massa adalah untuk mengimbangi berita-berita

yang berat, serius dan berbobot sehingga dapat melemaskan ketegangan khalayak.

F.2 Media Massa

F.2.a Pengertian Media Massa

Media massa adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan

keserempakan dalam arti kata khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak,

secara bersama-sama pada saat yang sama, memperhatikan pesan yang

dikomunikasikan melalui media tersebut (Effendy, 1989:217).

Dalam kaitannya dengan televisi siaran, maka yang dimaksud dengan media

massa disini adalah media massa periodik seperti surat kabar, majalah (media massa

cetak), radio, televisi dan film (media massa elektronika). Tegasnya yang dimaksud

dengan media massa disini ialah media massa modern (surat kabar, majalah, radio,

televisi dan film) yang memiliki sifat-sifat tersendiri (Wahyudi, 1986:43).

Dewasa ini peran media massa semakin penting, hal ini dikarenakan

masyarakat akan kebutuhan akan informasi. Menurut McQuail (1987:3) ada lima

asumsi akan pentingnya media massa :

Page 10: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

10

1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan

lapangan kerja, barang, dan jasa, serta menghidupi industri lain yang terkait;

media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-

norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi

sosial lainnya. Di lain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat.

2. Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol, manajemen, dan inovasi

dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan sumber

daya lainnya.

3. Media merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berperan, untuk

menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf

nasional maupun internasional.

4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan

saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol tapi juga dalam

pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.

5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk

memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga masyarakat dan

kelompok secara kolektif; media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif

yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.

F.2.b Fungsi Media Massa

Seorang ahli komunikasi, Dr. Harold D. Lasswell melihat tiga fungsi utama

media massa yaitu:

Page 11: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

11

1. The Surveillance of The Environment – fungsi pengamatan lingkungan, atau

dalam bahasa yang sederhana pemberi informasi dan penyampaian berita.

2. The Correlation of The Parts of Socciety in Responding of The Environment –

menekankan pada seleksi, evaluasi dan interpretasi dari media massa. Peranan

media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan apa yang

tidak perlu disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor, redaktur dan pengelola

media massa. Kurt Lewin menyebutnya sebagai gatekeeper dari arus berita dan

informasi.

3. The Transmission of The Social Haritage from One Generation to The Next –

sebagai sarana untuk memindahkan nilai dan warisan budaya dari generasi ke

generasi.

Ahli komunikasi lain menambahkan fungsi utama media massa adalah sebagai

media hiburan. Sedang Wilbur Schramm menambahkan fungsi kelima dari media

massa adalah sebagai media advertensi atau iklan.

Dengan demikian kelima fungsi utama dari media massa adalah pemberi

informasi, seleksi berita atau informasi, pendidikan, hiburan dan iklan atau advertensi

(Wahyudi, 1986:43-44).

Teori fungsionalisme individual kebanyakan lebih dikembangkan dalam

tradisi penelitian “pemakaian dan kepuasan” khalayak media. Dibawah ini dikutip

dari tipologi yang disarankan oleh McQuail dan kawan-kawan yaitu :

I. Informasi.

a. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi di masyarakat dan dunia.

Page 12: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

12

b. Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan.

II. Identitas diri.

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

b. Menemukan model perilaku.

c. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

III. Integrasi dan interaksi sosial.

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial.

b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

IV. Hiburan.

a. Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi.

b. Mengisi waktu.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

d. Meredakan ketegangan sosial.

(McQuail, 1987:72)

F.3 Audience

F.3.a Pengertian Audiens

Istilah audiens berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagi

sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau

komponen isinya. Semula audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan

Page 13: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

13

dan tontonan, yaitu penonton pertunjukan hal yang telah mengambil berbagai bentuk

yang tidak serupa dalam peradaban dan tahapan sejarah yang berbeda.

Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu,

dan terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela

sesuai dengan harapan tertentu bagi maslahat menikmati, mengakui, mempelajari,

merasa gembira, tegang, kasihan, atau lega. Audiens juga dapat atau memang

dikendalikan oleh pihak yang berwenang dan karenanya merupakan bentuk perilaku

kolektif yang dilembagakan (McQuail, 1987:201-202).

Herbert Blumer dalam memberikan ciri tentang audience (komunikan)

sebagai berikut:

a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai

heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal

dari berbagai kelompok dalam masyarakat.

b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping

itu antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.

c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

(Nurudin, 2003:19)

F.3.b Tipe Audiens

Menurut McQuail (1987:206-208) asal usul berbagai audiens mempunyai dua

tipe dasar, tetapi setiap tipe paling sedikit mempunyai dua sub tipe, yang dapat

dikarakterisasikan lebih lanjut sebagai berikut :

Page 14: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

14

1. Kelompok atau publik

Sejalan dengan suatu pengelompokan sosial yang ada (misalnya, komunitas,

keanggotaan minoritas politis, religius, atau etnis) dan dengan karakteristik sosial

bersama dari tempat, kelas sosial, politik, budaya, dan sebagainya. Audiens

seperti itu mungkin lebih stabil sepanjang waktu dari tipe audiens yang lain. Para

anggota bertahan lama, tanggap terhadap, dan memiliki partisipasi tertentu dalam

apa yang ditawarkan.

2. Kelompok kepuasan

Terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu tertentu yang ada terlepas

dari media, tetapi berkaitan misalnya, dengan isu politik atau sosial, jadi suatu

kebutuhan umum akan informasi atau akan kepuasan emosional dan afeksi

tertentu. Dari segi komposisinya mungkin agak homogen, aktif dalam

mengungkapkan permintaan yang membentuk penawaran, dan juga selektif. Akan

tetapi audiens tipe ini bukanlah kelompok sosial tetapi kumpulan dari individu-

individu yang terwujud dalam perilaku konsumen. Aktivitas dan selektivitas

rasional terungkap dalam perilaku individu.

3. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa

Terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau daya tarik tertentu

akan kepribadian tertentu atau cita rasa budaya/intelektual tertentu. Komposisinya

akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti itu mungkin

juga stabil. Eksistensinya tergantung isi yang ditawarkan dan bila isi berubah

audiens pasti bubar atau membarui diri.

Page 15: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

15

4. Audiens medium

Berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau loyalitas pada sumber

media tertentu misalnya surat kabar, majalah, saluran radio atau televisi.

Anggotanya umumnya adalah pelanggan produk media yang dibicarakan atau

produk lain yang diiklankan oleh media tersebut.

F.4 Ibu Rumah Tangga

F.4.a Pemahaman Tentang Peranan Ibu Rumah Tangga

Menurut Hurlock dalam kemajuan zaman, banyak gadis remaja yang mau

menjadi istri atau ibu bila mereka telah dewasa. Tetapi mereka tidak mau berperan

sebagai istri atau ibu menurut paham tradisional, yaitu pandangan dimana wanita

berperanan sebagai “bawahan” suami dan mengabdikan seluruh waktu mereka untuk

rumah dan anak-anak tanpa mengindahkan minat-minat mereka. Bahkan, banyak

diantara wanita mengharapkan agar mereka dapat “mendidik” atau “menggurui”

suami mereka untuk menerima paham “kesamarataan” peranan. Dengan mengizinkan

mereka (para wanita) untuk memanfaatkan pendidikan dan latihan yang pernah

mereka terima, dengan tambahan tugas bagi suami dalam hal merawat rumah dan

memelihara anak-anak.

Kesimpulan hasil penelitian H.T. Christensen dan M. Swihart, “Postgraduate

Role Preferences of Senior Women in Collage”, merupakan contoh yang dapat lebih

memperjelas uraian di atas. Dikatakan bahwa para gadis dalam perguruan tinggi, jika

mereka ditanyakan tentang persiapan mereka dalam peranannya sebagai orang

Page 16: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

16

dewasa, mereka sepakat akan berkarir sebelum dan sesudah berkeluarga sampai

mereka memperoleh anak. Mereka akan bekerja secara part time atau mengikuti

keaktifan dalam masyarakat sampai mereka mencapai usia setengah baya, jika anak-

anak mereka telah cukup besar dan mereka sendiri telah terbebas dari karir

(Mappiare, 1983:43).

Bagi wanita dalam kehidupan perkawinan, menurut Mappiare (1983:46)

terdapat tiga peranan yang secara terpisah dapat dimainkan oleh wanita yaitu :

1. Peranan sebagai istri dan ibu secara tradisional.

2. Sebagai pendamping setia suami atas izinnya, ikut berpartisipasi untuk

kesenangan dan kegembiraan bersama, seperti yang ingin dicapai oleh individu

pada umumnya.

3. Sebagai partner dan berperan denga tidak bergantung secara ekonomis pada

suami dan punya kuasa sama dalam mengelola keluarga.

F.4.b Konsep Tentang Peranan Ibu Rumah Tangga

Menurut Mappiare (1983:46-49) ada tiga konsep tentang peranan ibu rumah

tangga, yaitu :

1. Konsep Tradisional

Menurut konsep tradisional, ibu rumah tangga adalah wanita yang

mempersembahkan waktunya untuk memelihara dan melatih anak-anak,

mengasuh anak menurut pola-pola yang dibenarkan oleh masyarakat sekitarnya.

Sebagai orang tua yang mempunyai kuasa penuh, wanita melayani keperluan

suami dan anak-anak di rumah. Wanita yang dapat berperanan melayani

Page 17: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

17

keperluan keluarga di rumah sangat terpuji. Pendek kata, pekerjaan yang disebut

feminim yang jika dikerjakan sepenuhnya oleh ibu rumah tangga di rumah akan

mendatangkan penilaian baik bagi mereka.

2. Konsep menurut perkembangan (zaman)

Konsep menurut perkembangan ini, meletakkan penekanan pada adanya

kesamaan status bagi orang tua dan status anakpun hampir mempunyai kesamaan

dengan status kedua orang tuanya.

Bagi wanita, menurut konsep ini, mempunyai tugas-sendiri dalam

membangkitkan potensi-potensi mereka. Mereka juga lebih suka menggunakan

kemampuannya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan orang lain, atau

wanita lainnya. Di rumah, mereka punya peranan yang sama rata dengan suami

mereka. Disepakati oleh banyak ahli bahwa para wanita yang menganut konsep

ini, tidaklah merasa bersalah jika mereka meninggalkan rumah. Baik untuk

kegiatan yang mendayagunakan kemampuannya maupun dalam mengikuti latihan

ketrampilan yang dapat mendatangkan kepuasan baginya. Tidak pula mereka

merasa berdosa jika pekerjaan rumahnya (termasuk mengasuh anak-anak)

dilimpahkan kepada orang lain (misalnya pembantu) manakala mereka tidak

dirumah. Ibu rumah tangga menurut konsep ini, mengutamakan membimbing

anak sesuai dengan kemampuan anak itu sendiri. Kalau ibu memiliki kebebasan

sebagai individu maka anak juga mempunyai kebebasan itu.

Page 18: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

18

3. Konsep Moderat

Menurut konsep ini peranan wanita bukan ekstrim tradisional dan tidak pula

terlalu mengikuti konsep yang ekstrim menurut perkembangan. Konsep moderat

juga mengakui individualitas seseorang yang mempunyai hak untuk

mengembangkannya sendiri, namuntidak diutamakan. Dengan begitu, wanita

punya hak untuk bekerja di luar rumah, akan tetapi peranan dan tugas pokoknya

tetaplah berpegang kepada nilai luhur naluri kewanitaan. Wanita yang demikian

itu, akan merasa bersalah dan mungkin merasa berdosa, jika terpaksa

mengabaikan pemeliharaan dan pendidikan anak-anaknya karena mereka merasa

bertanggung jawab penuh.

Terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu tertentu yang ada terlepas

dari media. Begitu juga dengan ibu rumah tangga selain mengerjakan beberapa

pekerjaan rumah tangga, ibu rumah tangga juga berusaha memenuhi kebutuhan baik

berupa tentang informasi, pendidikan, pengetahuan dan hiburan melaui media

televisi. Ibu rumah tangga adalah satu khalayak sasaran media televisi dan target

acara seperti sinetron, opera sabun dan iklan. Dikarenakan ibu rumah tangga

dianggap sebagai khalayak yang memiliki waktu luang yang banyak, terutama ibu

rumah tangga yang murni tidak bekerja.

Page 19: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

19

F.5 Televisi

F.5.a Pengertian Televisi

Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa

Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre – bahasa Latin) berarti penglihatan.

Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan

melihat jauh. Melihat jauh ini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di

suatu tempat (studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah

perangkat penerima (televisi set) (Wahyudi, 1986:49).

Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan

suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat

massa. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa

media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis (Kuswandi,

1996:21-22).

Televisi yang dalam menyiarkan pesannya itu bersifat audio visual, dapat

dilihat dan didengar dan juga mendatangi langsung ke rumah – rumah penduduk.

Dengan segala kemudahannya, penduduk tidak usah pergi dari rumah, dapat

menikmati hiburan beraneka ragam, informasi yang serba cepat dan memuaskan

(Effendy, 1992:60).

F.5.b Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Sebagai media audio visual televisi dinilai sebagai media yang paling berhasil

dalam menyebarkan informasi, cerita atau segala sesuatu yang disampaikan lebih

Page 20: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

20

menarik dan menyenangkan pemirsa dibandingkan media komunikasi lainnya, seperti

media cetak dan radio.

Menurut Hoefman (1999:54-59) terdapat lima fungsi televisi yang pada

umumnya diakui adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan dan situasi masyarakat dan dunia.

Fungsi ini sering disebut sebagai informasi. Fungsi televisi yang sebenarnya

adalah mengamati kejadian di dalam masyarakat dan kemudian melaporkan

sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. Televisi dapat menjadi media

komunikasi yang cukup demokratis, sejauh yang hidup dalam masyarakat

dikembalikan lagi kepada masyarakat lewat siaran.

2. Menghubungkan satu dengan yang lain.

Menurut Neil Postman televisi tidak berkesinambungan. Akan tetapi, televisi

yang menyerupai sebuah mosaik dapat saja menghubungkan hasil pengawasan

satu dengan hasil pengawasan yang lain secara jauh lebih gampang daripada

sebuah dokumen tertulis.

3. Menyalurkan kebudayaan.

Sebetulnya kebudayaan rakyat sudah cukup terangkat, kalau televisi berfungsi

sebagai pengawas masyarakat. Akan tetapi, diharapkan televisi dalam hal ini lebih

proaktif. Televisi sendiri tidak hanya mencari, tetapi juga ikut

memperkembangkan kebudayaan. Fungsi ini dilihat sebagai pendidikan. Namun,

istilah “pendidikan” sengaja dihindari karena di dalam kebudayaan audiovisual

tidak ada yang namanya kurikulum atau target tertentu yang dirancang oleh

Page 21: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

21

pendidik. Kebudayaan yang diperkembangkan oleh televisi merupakan tujuan

tanpa pesan khusus di dalamnya.

4. Hiburan.

Demikian juga dalam kebudayaan audio visual segala-galanya paling sedikit

mempunyai unsur hiburan. Kalau tidak menghibur umumnya sebuah tayangan

tidak akan ditonton. Sekarang ini hiburan semakin diakui sebagai kebutuhan

manusia. Tanpa hiburan manusia tidak dapat hidup dengan wajar. Hiburan

merupakan rekreasi, artinya berkat hiburan manusia menjadi segar untuk

kegiatan-kegiatan yang lain. Tentu orang yang setiap hari menghabiskan beberapa

jam di depan layar televisi umumnya ingin dihibur. Namun, tidak berarti mereka

tidak mau belajar juga. Kalau tidak ada apa-apa yang dapat dipelajari, suatu

hiburan umumnya kurang menarik.

5. Pengarahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat.

Fungsi kelima ini sering dijadikan bahan diskusi, karena mudah disalahgunakan

oleh seorang penguasa. Akan tetapi, dalam situasi tertentu fungsi ini cukup masuk

akal. Misalnya kalau terjadi wabah penyakit di suatu daerah, televisi bisa saja

memberitakan berdasarkan fungsinya sebagai pengawas. Berita ini kemudian

dapat dihubungkan dengan keterangan vaksinasi. Tetapi dalam keadaan darurat

ini tidak cukup. Televisi harus proaktif memberi motivasi dan menganjurkan

supaya orang mau dibantu secara preventif.

Page 22: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

22

Televisi harus mampu membuat yang menarik bagi khalayaknya, dalam usaha

menarik khalayaknya suatu acara harus dipersiapkan sedemikian rupa agar menarik

dan enak ditonton.

Selain itu acara harus juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan khalayak. Satu-

satunya cara untuk mendekati agar keinginan seluruh khalayak adalah dengan

mengelompokkan mereka menurut karakteristik yang ada seperti usia, agama, jenis

kelamin, pendidikan dan sebagainya. Oleh karena itu masyarakat sebagai khalayak

keseluruhan atau khalayak sasaran perlu dibagi menjadi kelompok tertentu sebagai

sasaran pesan atau yang biasa disebut kelompok sasaran. Dengan pengelompokan ini

pihak pengelola televisi bisa membuat acara atau rubrik tertentu untuk pembaca atau

penonton atau pemirsa tertentu pula. Seperti misalnya, acara untuk khalayak sasaran

adalah warta berita, sandiwara, musik, film seri, olah raga dan sebagainya. Sedangkan

acara untuk kelompok sasaran adalah acara untuk agama, acara untuk anak-anak,

remaja, ibu-ibu, dan acara-acara lain yang diperuntukkan kelompok tertentu.

F.6 Apresiasi

F.6.a Pengertian Apresiasi

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia apresiasi diartikan dengan penilaian

baik; penghargaan; misalnya apresiasi terhadap karya-karya sastra dan seni

(Poerwadarminta, 1976:55). Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin “apreciatio”

yang berarti “mengindahkan” atau “menghargai”. Dalam konteks yang lebih luas,

apresiasi menurut Gove mengandung makna :

Page 23: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

23

1. Pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin.

2. Pemahaman dan pengalaman terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan

pengarang (Aminuddin, 2004:34).

Sedangkan menurut Effendi, apresiasi adalah kegiatan menggauli karya sastra

secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan

pikiran dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (Aminuddin,

2004:35).

Lebih lanjut lagi, Squire dan Taba mengatakan bahwa apresiasi merupakan

suatu proses yang melibatkan beberapa unsur inti. Unsur-unsur tersebut meliputi 3

(tiga) aspek penting, yaitu:

1. Aspek kognitif

Aspek kognitif ini berkaitan dengan keterlibatan intelek membaca dalam upaya

memahami unsur-unsur kesusastraan yang bersifat objektif yaitu unsur ekstrinsik

dan intrinsik sastra. Aspek kognitif dapat berupa penganalisaan unsur-unsur

tertentu (misalnya intrinsik dan ekstrinsik), pengidentifikasiaan, pembedaan, dan

lain sebagainya yang bersifat menganalisis suatu karya sastra.

2. Aspek Emotif

Aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan emosi pembaca dalam upaya

menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca. Aspek ini

berupa penunjukan terhadap nilai-nilai tertentu (yang melibatkan perasaan atau

emosi) yang ditawarkan oleh pengarang dalam sebuah cerpen.

Page 24: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

24

3. Aspek Evaluatif

Aspek evaluatif ini berkaitan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap

baik buruknya, indah atau tidaknya sebuah karya sastra, dan semua kegiatan lain

yang berkaitan dengan kritik pada sebuah karya sastra. Keterlibatan unsur ini

masih bersifat umum sehingga setiap apresiator yang telah mampu meresponsi

teks sastra yang dibaca sampai pada tahap pemahaman dan penghayatan,

sekaligus juga mampu melaksanakan penilaian

Dengan demikian, dasar kemampuan apresiasi adalah aspek kognitif (kesiapan

dan keluasaan pengetahuan), aspek emotif (kepekaan perasaan), dan evaluatif

(kepekaan yang mampu memberikan penilaian dan penghargaan) (Aminuddin,

2004:34-35).

F.6.b Apresiasi Terhadap Program Televisi

Menurut Marseli Sumarno dan setiap bentuk, seperti seni musik, seni sastra,

seni tari dan seni rupa memerlukan apresiasi dari penikmatnya. Secara harfiah,

apresiasi program televisi berarti penghargaan terhadap kehadiran sebuah karya

program televisi. Penghargaan tinggi dan rendah yang diungkapkan dalam apresiasi

(Kurnianto, 2005:14)

Dalam hubungan dengan kegiatan menikmati program acara televisi,

seseorang tidak akan dapat menikmati program acara sebelum ia memahami dan juga

merasakan apa yang terkandung dalam program acara tersebut. Selanjutnya program

acara yang bagus akan mendapat pujian para penonton atau mendapatkan

penghargaan-penghargaan. Bentuk penghargaan atau penilaian program acara dengan

Page 25: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

25

kriteria disukai, cukup disukai, dan tidak disukai. Jadi, tahap apresiasi program acara

televisi adalah memahami, menikmati dan menghargai. Menurut Marseli Sumarno

ada tiga tahap apresiasi :

1. Pemahaman.

Tahap pertama apresiasi berkaitan dengan keterlibatan emosional dan pemikiran.

Penonton memahami masalah, ide serta gagasan.

2. Penikmatan.

Tahap kedua apresiasi program acara televisi terletak pada tingkat ketika

penonton memahami dan menghargai penguasaan pembuat program acara televisi

terhadap cara-cara penyajian acara hingga hingga dicapai tingkat penghayatan

yang intens. Penonton tertarik kepada bagaimana cara sutradara dan tenaga kreatif

membuat penyajian program acara secara keseluruhan.

3. Penghargaan.

Tahap ketiga apresiasi berlangsung ketika penonton memasalahkan dan

menemukan hubungan pengalaman yang ia dapat dari program acara televisi

dengan pengalaman kehidupan nyata yang dihadapi. Sehingga penghargaan atau

penilaian apa yang selayaknya penonton berikan kepada program acara televisi

(Kurnianto, 2005:15).

F.7 Program Acara Televisi

Program acara televisi adalah mata acara yang disiarkan oleh stasiun televisi,

baik harian, mingguan, tengah bulanan, bulanan, triwulan, tengah tahun dan tahunan.

Page 26: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

26

Adakalanya acara tersebut diproduksi oleh masing-masing stasiun televisi, membeli

produksi audio visual dari rumah-rumah produksi (production house) (Kurnianto,

2005:8).

Program acara televisi dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu : berita, non

berita (hiburan) dan iklan. Program berita harus mengandung unsur-unsur : aktual,

atau masih baru, yang berarti mengandung makna kecepatan; faktual, atau

fakta/kenyataan, yang berarti tidak boleh bohong; penting dan menarik (Wahyudi,

1986:216).

Program nonberita biasanya program-program yang tidak memiliki nilai

politik dan strategis. Disini yang diutamakan adalah keindahan dan sasarannya, yaitu

kepuasan penonton. Boleh tidak faktual, artinya boleh sesuatu yang tidak masuk akal.

Sedangkan pada program iklan adalah siaran yang khusus ditujukan untuk

promosi suatu produk, kegiatan masyarakat yang bertujuan untuk memperkenalkan

kepada khalayak guna kepentingan komersial (Wahyudi, 1986:227).

Menurut J.B Wahyudi setiap program acara televisi yang akan disiarkan harus

dibuatkan :

1. Judul mata acara.

2. Kriteria atau batasan mata acara.

3. Format atau bentuk penyajian.

4. Durasi atau lama waktu siaran.

Selain hal tersebut diatas, penentuan program acara televisi hendaknya dilandasi oleh:

1. Misi, fungsi dan tugas stasiun penyiaran.

Page 27: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

27

2. Landasan filosofi, konstitusi, dan operasional.

3. Hasil riset khalayak sebagai konsumen.

4. Norma, etika, dan estetika yang berlaku.

5. kebijakan intern dan ekstern

(Kurnianto, 2005:9).

Pengelola dan perencana acara televisi harus tetap konsekuen dan konsisten

membuat paket acara dengan tujuan yang jelas dan pasti serta didiringi tanggung

jawab moral dalam melihat kondisi dan situasi pemirsanya (Kuswandi, 1996:100).

F.8 Teori Uses and Gratification

Pada penelitian ini penulis menggunakan teori Uses and Gratifications, hal ini

dikarenakan khalayak aktif memilih media, yang didasarkan pada asas manfaat dan

kepuasan. Teori ini merupakan kebalikan dari Teori Jarum Hipodermik, dimana

khalayak lebih pasif terhadap media.

Model teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang,

tetapi ia tertarik ada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak

dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat,

2002:65).

Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media,

artinya manusia mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media.

Audience yang aktif akan memilih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan

kebutuhannya. Konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan

Page 28: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

28

bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media

itu berdampak pada dirinya. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media

yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Upaya yang diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan itu sangat bergantung pada tersedia tidaknya media dan

kemudahan memanfaatkannya (Nurudin, 2004:181).

Dalam teori ini khalayak adalah sebagai bentuk yang aktif. Mereka berhak

memilih tayangan-tayangan yang disukai. Karena pada dasarnya masyarakat tidak

terlepas dari adanya kebutuhan-kebutuhan dan kebutuhannya ada yang terpuaskan

lewat media.

Karena kepuasan tersebut, orang akan mengalami terpaan media. Kita

beranggapan bahwa faktor lingkungan amat dominan dalam terpaan, tetapi untuk

melanjutkan terpaan itu diperlukan motif dan pemuasannya. Menurut teori

behaviorisme “law of effect” perilaku yang tidak akan mendatangkan kesenangan

tidak akan diulangi lagi, artinya kita tidak akan menggunakan media massa bila

media massa tidak memberikan pemuasan pada kebutuhan kita (Rakhmat, 1986:200).

Terpaan media yang dimaksud diatas adalah frekuensi seseorang untuk

mendengarkan radio, membaca surat kabar dan menonton televisi. jadi dapat

disimpulkan terpaan televisi adalah frekuensi menonton salah satu tayangan televisi.

Ada beberapa cara mengklasifikasikan kebutuhan dan gartifikasi audien,

McQuail, Blumer, dan Brown (1972) dalam Severin dan Tankard (2005:356)

mengusulkan kategori-kategori sebagai berikut:

1. Pengalihan – pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi.

Page 29: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

29

2. Hubungan personal – manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti

media untuk kepentingan perkawanan.

3. Identitas pribadi atau psikologi individu – penguatan nilai atau penambahan

keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.

4. Pengawasan – informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi

seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.

G. Definisi Konseptual

Definisi konseptual mendefinisikan suatu konstruk dengan cara

menghubungkan satu konstruk dengan konstruk lainnya (Bulaeng, 2004:67). Untuk

menghindari kemungkinan terjadinya interpretasi yang salah terhadap pengertian

beberapa istilah, di bawah ini akan dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam

judul skripsi ini.

1. Apresiasi.

Menurut Marseli Sumarno, apresiasi program televisi berarti penghargaan

terhadap kehadiran sebuah karya program televisi. Penghargaan tinggi dan rendah

diungkapkan dalam apresiasi (Kurnianto, 2005:14).

Penelitian ini, apresiasi difokuskan pada apresiasi terhadap frekuensi

tayangan, format acara, pembawa acara, dan bintang tamu. Sebagai subyek

apresiasi yaitu ibu rumah tangga. Tahap apresiasi program acara televisi ialah

memahami, menikmati, dan menghargai. Seseorang tidak akan dapat menikmati

program acara sebelum ia memahami program acara tersebut. Jika program

Page 30: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

30

tersebut dinilai bagus, selanjutnya akan mendapat pujian dari penonton berupa

penilaian atau penghargaan. Penilaian dari penonton dalam bentuk kritik dan

saran. Penghargaan terhadap suatu acara muncul ketika penonton

mempermasalahkan dan menemukan hubungan pengalaman yang ia dapat dari

program acara televisi dengan pengalaman kehidupan nyata yang dihadapi.

2. Rumah Tangga

Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia kata ‘ibu’ mempunyai arti wanita

yang sudah bersuami (Poerwadarminta, 1976:368). Sedangkan rumah tangga

mempunyai arti segala sesuatu yang mengenai rumah atau kehidupan dalam

rumah seperti: mencuci, belanja dan sebagainya. Ibu rumah tangga yang

dimaksud dalam penelitian ini yaitu wanita yang telah bersuami yang mengatur

segala macam pekerjaan rumah tangga. Dalam hal ini, penulis membatasi pada

ibu rumah tangga yang murni tidak bekerja.

3. Apresiasi Ibu Rumah Tangga Terhadap Program Televisi

Jadi dalam penelitian ini apresiasi ibu rumah tangga terhadap program televisi

adalah penghargaan dan atau penilaian terhadap suatu program televisi, dengan

melalui tahap-tahap yaitu pemahaman, penikmatan dan penghargaan dan atau

penilaian ibu-ibu terhadap program acara Ceriwis.

4. Ceriwis

Ceriwis memulai siaran tanggal 8 Desember 2003, Ceriwis adalah Cerita Indie

Waktu Istirahat, maksudnya adalah sewaktu Indie istirahat siang dia mempunyai

cerita yang disampaikan kepada audience. Ceritanya berupa kehidupan bintang

Page 31: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

31

tamu yang dihadirkan, tentang tips-tips kesehatan, resep masakan dan sebagainya.

Acara ini menghadirkan suasana variatif, penuh canda dan informatif. Ceriwis

dipandu oleh host yang sudah dikenal yaitu Indie Barends & Indra Bekti, dalam

membawakan acara ini mereka sangat kocak dan mampu memberikan keceriaan

di setiap penampilannya.

Pada awalnya Ceriwis memulai siaran pada pukul 10.30 - 11.30 WIB, dari

hari Senin sampai Jum’at. Kemudian ada perubahan jam tayang menjadi 12.30 -

13.30 WIB dan ditayangkan setiap hari. Saat pertama kali penayangan format dan

tema acara tiap episode sama. Seiring berjalannya waktu Ceriwis mengalami

perubahan pada tema dan format acaranya. Untuk tema setiap hari berubah,

misalnya; hari Senin temanya tentang imajinasi dan biasa dikenal dengan “Senin

Imajinasi”; hari Selasa dikenal dengan “Selasa Profesi (Selasi)”; hari Rabu

dikenal dengan “Rabu Memasak”; hari Kamis ada 2 tema yang ditayangkan

bergantian yaitu, “Kamis Sehat” dan “Kamis Ramal”; hari Jum’at dikenal dengan

“Jum’at Nostalgila”; hari Sabtu dikenal dengan “Sari Deh Ah” (Sabtu Ceria Deh

Ah) dan Minggu dikenal dengan Minggu Santai. Kadang-kadang pada episode

tertentu, temanya disesuaikan dengan kegiatan tertentu, misalnya peringatan hari

anak nasional, hari kemerdekaan RI, hari lingkungan hidup dan sebagainya.

Tayangan Ceriwis ini menampilkan bintang tamu, kemudian segala perilaku

bintang tamu itu dikupas semuanya, misalnya masa kecilnya, sisi kenakalannya,

kebiasaan dan sebagainya, sehingga masyarakat menjadi tahu apa yang menjadi

kebiasaan bintang tamu tersebut. Selain itu Ceriwis menampilkan pengetahuan

Page 32: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

32

yang sifatnya luas, seperti tentang kesehatan, pendidikan, resep masakan, juga

tips-tips tentang kehidupan sehari-hari, dan lain-lain.

H. Metode Penelitian

H.1 Tipe Penelitian

Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa (Moleong, 2005:6). Penelitian ini mencoba

menggambarkan apresiasi ibu-ibu rumah tangga terhadap tayangan Ceriwis Yo Wis

di Trans TV.

H.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perumahan Taman Pinang Indah RW 06 Kelurahan

Lemah Putro, Kabupaten Sidoarjo. Lokasi penelitian ini dipilih dengan alasan karena

ibu rumah tangganya berdasarkan angket sebagian besar pernah menonton Ceriwis

Yo Wis. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2006.

H.3 Teknik Penentuan Jumlah Informan

Teknik penentuan jumlah informan menggunakan purposive sampling.

Penggunaan teknik ini dengan menentukan ciri-ciri (karakteristik) tertentu (Oman,

2003;10).

Page 33: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

33

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap

paling tahu yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti (Sugiyono,

2005:54). Dalam penelitian ini, unit analisisnya memiliki karakteristik sebagai

berikut:

a. Ibu rumah tangga RW 06, dengan alasan segmentasi acara ceriwis ditujukan

untuk ibu rumah tangga.

b. Mereka yang pernah menonton acara ceriwis 6-7 kali berdasarkan angket

penjajakan.

Jadi, berdasarkan karakteristik di atas yang menjadi informan dalam

penelitian ini adalah ibu Maria, ibu Ilma, Ibu Ida, Ibu Zaenal, ibu Lia.

H.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Angket Penjajakan.

Bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup yang dijawab langsung

oleh responden. Diberikan untuk mendapatkan data tentang apresiasi ibu-ibu

rumah tangga terhadap tayangan ceriwis.

b. Wawancara.

Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data/informasi dengan cara

berhubungan langsung kepada informan. Dalam penelitian ini, peneliti membuat

garis besar pokok wawancara agar proses dan isi wawancara tidak membias dari

Page 34: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

34

pokok permasalahan. Teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban

langsung mengenai apresiasi ibu-ibu rumah tangga terhadap tayangan ceriwis.

c. Dokumentasi.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

H.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif pada prinsipnya berproses secara

induksi-interpretasi-konseptualisasi. Dengan demikian laporan lapangan yang detail

(induksi) dapat berupa data yang lebih mudah dipahami, dicarikan makna sehingga

ditemukan pikiran apa yang tersembunyi di balik cerita mereka (interpretasi) dan

akhirnya dapat diciptakan suatu konsep (konseptualisasi) (Hamidi, 2004:78-79).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam proses analisis adalah :

a. Menyebarkan angket penjajakan untuk mengetahui frekuensi ibu-ibu rumah

tangga yang menonton.

b. Mengumpulkan dan menyajikan data hasil wawancara secara detail. Dan

menganalisis data setiap meninggalkan lapangan.

c. Melakukan interpretasi data, dalam hal ini peneliti memberikan penjelasan

terhadap data berupa pernyataan untuk menemukan apa yang tersembunyi di balik

cerita responden.

d. Penarikan kesimpulan dan membacakan laporan untuk dikoreksi oleh para

responden sehingga keabsahan data dapat dipercaya.

Page 35: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

35

G.6 Teknik Keabsahan Data

Data atau informasi yang telah dikumpulkan kemudian diperiksa

keabsahannya melalui pengecekan anggota (member chek). Member chek adalah,

proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan

memberchek adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai

dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Pelaksanaan memberchek dapat

dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu

temuan atau kesimpulan. Caranya dapat dilakukan secara individual, dengan cara

peneliti datang ke pemberi data, atau melalui forum diskusi kelompok (Sugiyono,

2005:129-130).

Page 36: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

36

BAB II

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

A. Keadaan Geografi

Wilayah penelitian merupakan pemaparan yang mengandung informasi

bersifat umum dari keadaan penelitian. Daerah yang ditentukan adalah Rukun Warga

06 Desa Lemah Putro Sidoarjo. Lokasi RW 06 berada di Perumahan Taman Pinang

Indah, yang terdiri dari 5 rukun tangga (RT). RW 06 berbatasan dengan :

1. Sebelah Timur berbatasan dengan RW 05

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Banjar Poh

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sidokare

4. Sebelah Utara berbatasan dengan RW 04

B. Susunan Kepengurusan Rukun Warga 06

Perumahan Taman Pinang Indah

Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo

Periode 2004 - 2007

Ketua : Drs. Wahyu Purwanto

Wakil Ketua : H. Imam Rahmad

Sekretaris : Moh. Abdur Rohman, SH

Wakil Sekretaris : Drs. Arbi Harun, MM

Bendahara : I Ketut Pasek, SE

Page 37: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

37

Wakil Bendahara : Ir. Budi Setyoko

Bidang – bidang :

A. Kerohanian : Drs. Helmy Syarif, Ak (Sie Agama Islam)

Drs. Chandra S. (Sie Agama Kristen)

B. Sosial : Aristanto

Ir. Sofyan Chudhori

C. Olah Raga & Kepemudaan : Yananto Lingga, SE

D. Keamanan : Sumantri, SH

E. Hukum : Lulus Suhanto, SH

Sumber : Dokumen Ketua RW 06

C. Kegiatan Ibu rumah tangga RW 6.

1. Pengajian rutin tiap 1 minggu sekali.

2. Kegiatan arisan tiap-tiap kelompok dasa wisma yang diadakan setiap bulan.

D. Transformasi Televisi (TRANS TV)

TRANS TV (PT Televisi Transformasi Indonesia) adalah sebuah stasiun

televisi swasta ke 8 yang memperoleh ijin mengudara secara nasional di Indonesia.

Usahanya berada di bawah kepemilikan Para Group (PT Para Inti Investindo).

Memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian

kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15

Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi.

Page 38: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

38

D.1 Logo Trans TV

Gambar 1. Logo Trans TV

Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan

keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai

pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya

masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi,

klasik, namun akrab dan mudah dikenali.

D.2 Visi dan Misi Trans TV

Visi Trans TV adalah menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN,

memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-

program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang

Page 39: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

39

dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam

meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

Misi Trans TV adalah Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk

mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan

menumbuhkan nilai-nilai demokrasi (www.transtv.co.id).

D.3 Penghargaan Untuk Trans TV

1. ASIAN TELEVISION AWARD 2004

1.1 Kategori Best Reality Program : “Dunia Lain” – Lawang Sewu

1.2 Nominasi Best Music Programme : Diva Dangdut Nirwana

2. FOR ALL NATION (FAN) CAMPUS 2004

Kategori Media Elektronik Peduli Narkoba (Oktober 2004)

3. CAKRAM 2003

Kategori Televisi Terbaik

4. MAJELIS ULAMA INDONESIA

Anugrah Syiar Ramadhan 1424 H – Kategori Siaran Menjelang Buka Puasa

5. CAKRAM 2002

Kategori Media Pendatang Potensial

6. MAJELIS ULAMA INDONESIA

Anugrah Syiar Ramadhan 1423 H – Kategori Siaran Pendukung Suasana

Ramadhan (www.transtv.co.id).

Page 40: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

40

E. Ceriwis

Ceriwis memulai siaran tanggal 8 Desember 2003, Ceriwis adalah Cerita Indie

Waktu Istirahat, maksudnya adalah sewaktu Indie istirahat siang dia mempunyai

cerita yang disampaikan kepada audience. Ceritanya berupa kehidupan bintang tamu

yang dihadirkan, tentang tips-tips kesehatan, resep masakan dan sebagainya. Acara

ini menghadirkan suasana variatif, penuh canda dan informatif. Ceriwis dipandu oleh

host yang sudah dikenal yaitu Indie Barends & Indra Bekti, dalam membawakan

acara ini mereka sangat kocak dan mampu memberikan keceriaan di setap

penampilannya.

Pada awalnya Ceriwis memulai siaran pada pukul 10.30-11.30 WIB, dari hari

Senin sampai Jum’at. Kemudian ada perubahan jam tayang menjadi 12.30-13.30 WIB

dan ditayangkan setiap hari. Saat pertama kali penayangan format dan tema acara tiap

episode sama. Seiring berjalannya waktu Ceriwis mengalami perubahan pada tema

dan format acaranya. Untuk tema setiap hari berubah, misalnya; hari Senin temanya

tentang imajinasi dan biasa dikenal dengan “Senin Imajinasi”; hari Selasa dikenal

dengan “Selasa Profesi (Selasi)”; hari Rabu dikenal dengan “Rabu Memasak”; hari

Kamis ada 2 tema yang ditayangkan bergantian yaitu, “Kamis Sehat” dan “Kamis

Ramal”; hari Jum’at dikenal dengan “Jum’at Nostalgila”; hari Sabtu dikenal dengan

“Sari Deh Ah” (Sabtu Ceria Deh Ah) dan Minggu dikenal dengan Minggu Santai.

Kadang-kadang pada episode tertentu, temanya disesuaikan dengan kegiatan tertentu,

misalnya peringatan hari anak nasional, hari kemerdekaan RI, hari lingkungan hidup

dan sebagainya.

Page 41: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

41

Tayangan Ceriwis ini menampilkan bintang tamu, kemudian segala perilaku

bintang tamu itu dikupas semuanya, misalnya masa kecilnya, sisi kenakalannya,

kebiasaan dan sebagainya, sehingga masyarakat menjadi tahu apa yang menjadi

kebiasaan bintang tamu tersebut. Selain itu, Ceriwis menampilkan pengetahuan yang

sifatnya luas, seperti tentang kesehatan, pendidikan, resep masakan, juga tips-tips

tentang kehidupan sehari-hari, dan lain-lain.

F. Identitas Informan

Dalam penelitian ini yang dijadikan informan adalah ibu rumah tangga.

Pengertian ibu rumah tangga sendiri adalah wanita yang telah bersuami yang

mengatur segala macam pekerjaan rumah tangga. Berdasarkan angket, ibu – ibu

rumah tangga yang bersedia mengisi angket sebanyak 80 orang. Ibu – ibu yang

terpilih sebagai sumber informasi yang bertempat tinggal di RW 6 selanjutnya disebut

informan, yaitu sebanyak 5 informan. Berikut tabel identitas sumber informasi.

Tabel 2.1. Identitas Sumber InformanNo Nama Usia Pendidikan Kegiatan

1 Ny. Maria 37 tahun SMA Ibu rumah tangga, mengantar anakke sekolah dan menjemputnya.

2 Ny. Zaenal 36 tahun SMA Ibu rumah tangga, mengantar anakke sekolah dan menjemputnya

3 Ny. Lia 33 tahun SMA Ibu rumah tangga

4 Ny. Ida 39 tahun SMA Ibu rumah tangga

5 Ny. Ilma 30 tahun SMA Ibu rumah tangga

Hasil angket, Juni 2006

Page 42: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

42

Berdasarkan pada tabel 2.1 dapat dilihat bahwa informan mempunyai latar belakang

pendidikan yaitu rata-rata setingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) dan rata-rata

berusia antara 30 – 37 tahun, yang mempunyai kegiatan sebagai ibu rumah tangga,

maka dapat dikatakan bahwa sumber informan tersebut dapat meluangkan waktunya

untuk sebagian besar berada dan melakukan kegiatan di dalam rumah. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa ketersediaan waktu bagi informan sangat memungkinkan untuk

menonton tayangan ceriwis, meskipun tidak dapat menonton tayangan tersebut

hingga selesai karena ada sebagian informan harus menjemput anak-anaknya dari

sekolah.

Page 43: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

43

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dipaparkan data-data dari hasil penelitian yang telah

dilakukan beserta dengan analisisnya berdasarkan pada hasil angket, wawancara dan

dokumentasi yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan jawaban tentang

permasalahan yang telah diteliti. Peneliti akan memaparkan hasil penelitian dari

masing-masing informan yang ada di RW 6 kelurahan Lemah Putro.

Berikut adalah penyajian hasil penelitian, baik dari hasil angket penjajakan,

hasil wawancara, maupun dokumentasi yang telah dilakukan dan didapatkan peneliti

di lapangan beserta analisis datanya.

A. Apresiasi Informan Terhadap Tayangan Ceriwis

Berikut adalah hasil angket penjajakan tentang pengetahuan informan

terhadap keberadaan tayangan Ceriwis yang dapat dilihat dalam bentuk tabel.

Tabel 3.1. Pengetahuan Informan Tentang Ceriwis

Keberadaan Ceriwis Jumlah Persentase

Tahu 67 orang 83,75 %

Tidak Tahu 13 orang 16,25 %

Jumlah 80 orang 100 %

Hasil angket, Juni 2006

Page 44: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

44

Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa informan sebanyak 80 orang, 67

orang (83,75 %) diantaranya mengetahui keberadaan tayangan Ceriwis yang

disiarkan oleh Stasiun Televisi Trans TV. Sedangkan 13 orang (16,25 %) sisanya

tidak mengetahui keberadaan tayangan ini. Dari data tersebut, dapat disimpulkan

bahwa informan yang mengetahui keberadaan Ceriwis (67 orang atau 83,75 %)

pernah menonton tayangan Ceriwis.

Tabel 3.2. Frekuensi Menonton Ceriwis ( dalam 1 minggu)

Frekuensi Menonton Jumlah Persentase

6 – 7 kali 20 orang 29,9 %

4 – 5 kali 18 orang 26,8 %

2 – 3 kali 18 orang 26,8 %

1 kali 11 orang 16,5 %

Jumlah 67 orang 100 %

Hasil angket, Juni 2006

Dari informan sebanyak 67 orang, 20 orang (29,9 %) menonton Ceriwis Yo

Wis sebanyak 6 – 7 kali dalam seminggu, 18 orang ( 26,8 %) masing-masing

menonton Ceriwis Yo Wis sebanyak 4 – 5 kali dan 2 – 3 kali dalam seminggu. Dan

hanya 11 orang (16,5 %) menonton sekali dalam seminggu. Dapat disimpulkan dari

hasil angket penjajakan, bahwa apresiasi ibu rumah tangga di RW 6 Kelurahan

Lemah Putro Sidoarjo, yang selanjutnya disebut informan, terhadap tayangan ceriwis

Page 45: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

45

cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar informan yang frekuensi

menonton tayangan tersebut lebih dari 2 kali dalam seminggu.

Dalam penelitian ini, wawancara terhadap informan dilakukan secara

bertahap. Wawancara dimulai dengan menanyakan tanggapan informan terhadap

tayangan Ceriwis. Tanggapan Ny. Maria terhadap pertanyaan tersebut sebagai

berikut:

“Ceritanya bagus, karena presenternya sangat profesional dan gaul”.

Menurut Ny. Maria, tayangan tersebut bagus. Tayangan tersebut dinilai bagus olah

beliau karena presenternya yang professional dan didukung dengan kemampuan

presenter beradaptasi dengan tata cara pergaulan pada saat ini.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ny. Zainal, beliau mengatakan :

“Bagus ya kalo menurut saya, alasannya disamping memang yangmembawakan itu sendiri orangnya itu lucu, ya jadi e… apa namanya sepertibintang tamunya itu kita kan ga tau masa lalunya jadi akhirnya itu kok bisatau gitu lho darimana? Jadi kan kita tadinya kita gatu orangnya kayak gimasekarang jadi, saya sukanya disitu”.

Ny. Zaenal menyampaikan, selain presenternya lucu, beliau menganggap keberadaan

bintang tamu juga membuat tayangan tersebut menarik baginya, sehingga beliau bisa

mengetahui latar belakang kehidupan artis yang menjadi bintang tamu dalam

tayangan tersebut.

Begitu pula dengan Ny. Ida, yang sependapat dengan Ny. Zaenal, beliau

mengatakan bahwa tayangan tersebut tergolong bagus karena beliau menyukai

pembawa acaranya, apalagi bila bintang tamunya sesuai baik dengan tema hariannya

Page 46: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

46

maupun dengan isu hangat yang sedang beredar di masyarakat. Berikut pernyataan

beliau :

“Bagus sih standar ya, kadang-kadang kalo pas bintang tamunya pas ya bagus,tapi kalo pembawa acaranya saya seneng”.

Lain halnya dengan pernyataan Ny. Lia sebagai berikut :

“Ya, baguslah itu kan kalo menurut aku kan obrolan santai, itu menayangkantentang informasi selebritis dengan kehidupannya, ya baguslah”.

Bagi Ny. Lia, Ceriwis termasuk tayangan yang bagus, menurutnya obrolan santai

mengenai kehidupan dan informasi terkini dari para selebriti membuat acara ini

menjadi menarik.

Menurut pendapat Ny. Ilma, acara Ceriwis merupakan tayangan yang bagus

dan sangat menghibur, karena bagi beliau pada jam ditayangkannya Ceriwis tidak

terdapat tayangan pilihan yang lain yang menarik. Berikut pernyataan beliau :

“Menurut saya, acara ini bagus dan cukup menghibur, apalagi pada jam initidak menyenangkan dan membosankan”.

Dari lima (5) informan didapatkan bahwa tayangan Ceriwis adalah tayangan

yang bagus dan menghibur. Penilaian ini didasarkan pada pendapat mereka tentang

pembawa acaranya (presenternya), bintang tamunya, dan tema harian yang disajikan.

A.1 Alasan Informan Menonton Tayangan Ceriwis

Ketika informan ditanya tentang apa yang mendorong informan menonton

acara Ceriwis, Ny. Lia menyatakan :

“Ya, buat hiburan aja, ya untuk menambah wawasan hanya untuk sekedartahu aja”.

Page 47: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

47

Ny. Lia berpendapat bahwa dengan menonton acara tersebut, beliau dapat menambah

wawasannya. Beliau tidak menjelaskan wawasan secara khusus tetapi beliau hanya

mengatakan wawasan yang terbatas di acara tersebut.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ny. Maria, Ny Ida, dan Ny. Zaenal.

Selain dapat menambah wawasan dan pengetahuannya, bintang tamu yang dihadirkan

dalam acara tersebut mampu membuat beliau merasa terhibur. Berikut pendapat Ny.

Maria :

“Alasannya sebagai hiburan yang bener-bener menghibur saya dan jugamenambah wawasan dan pengetahuan saya tentang tema yang dibahas. Sayaambil contoh, kayak kemarin itu masalah bintang tamu yang difoto di majalahPlayboy, nah itu dia mendatangkan sendiri artis yang ada di majalah tersebut”.

Begitu pula yang disampaikan oleh Ny. Ida :

“Sebagai hiburan, bisa juga menambah wawasan kadang-kadang bintangtamunya saya seneng, seperti kayak orang yang saya idolakan menjadi bintangtamu, otomatis kan menggali oooo….sukanya dia begini…begini”.

Bagi Ny. Zaenal, wawasan yang didapatnya berupa resep–resep masakan yang mudah

dan cepat penyajiannya. Berikut yang disampaikan beliau :

“Untuk hiburan selain itu menambah wawasan kayak tadi yang memasak jadiatau resep-resep masakan”.

Lain halnya bagi Ny. Ilma, beliau berpendapat bahwa menonton Ceriwis

hanya sebagai hiburan mengisi waktu luang. Seperti pernyataan beliau berikut :

“Mmm… sebagai hiburan aja dan mengisi waktu luang daripada bengong,mas….!”.

Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi, bisa menghibur,

mendidik, menghubungkan atau sebagai bahan informasi. Media televisi

Page 48: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

48

menyediakan informasi dan kebutuhan manusia secara keseluruhan. Penonton akan

selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi

(Kuswandi, 1996:17,30).

Alasan sebagian informan menonton Ceriwis yaitu mencari hiburan, sebagian

lagi berpendapat untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan, meskipun hanya

terbatas dalam tayangan tersebut. Bahkan diantara informan tersebut hanya untuk

mengisi waktu luang di siang hari.

A.2 Interaksi Informan Terhadap Tayangan Ceriwis

Untuk pertanyaan, apakah informan pernah ikut serta berinteraktif dalam

acara Ceriwis dan interaksi dalam bentuk apa, maka Ny. Maria menjawab :

“Sebenarnya sudah nyoba’ tapi gak bisa nyambung kalo’ ditelpon dan selaludidahului orang lain, trus kalo’ menulis itu pernah terpikirkan tapi belumpernah saya laksanakan”.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Ny. Zaenal, beliau menyatakan pernah

berinteraksi dalam tayangan Ceriwis melalui telepon tetapi selalu tidak terhubung

dengan operatornya bahkan didahului penelepon lain. Hanya saja, Ny. Maria

mengatakan pernah terpikir untuk menulis surat tetapi ide tersebut hingga wawancara

dilakukan belum terlaksana. Berikut pernyataan Ny. Zaenal :

“Pernah telpon tapi ndak pernah masuk”.

Pernyataan diatas juga didukung oleh Ny. Ida, sebagai berikut :

“Berkali-kali saya nelpon tapi ndak pernah masuk”.

Page 49: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

49

Lain halnya dengan Ny. Ilma, beliau mengatakan tidak pernah mencoba

menelepon bahkan mengirim surat, beliau pernah berinteraksi di Ceriwis melalui

email untuk mengirim ide kreatif Episode tertentu. Berikut pernyataannya :

“Pernah, yang saya suruh sepupu saya mengirim ide untuk tema hari Seninlewat email, kalo telpon atau kirim surat nggak pernah”.

Pendapat Ny. Lia sangat berbeda dengan sebagian informan yang mengakui

pernah melakukan interaksi di tayangan Ceriwis, beliau mangatakan bahwa beliau

tidak menyukai hal seperti ini (berinteraksi di Ceriwis), beliau hanya tertarik untuk

menonton tayangan tersebut.

Bentuk interaksi dalam suatu tayangan televisi dapat berupa telepon, dan surat

baik melalui pos maupun elektrik berupa e-mail. Dalam Ceriwis, bentuk interaksi

yang sering dilakukan informan yaitu telepon. Dari lima (5) informan, tiga (3)

diantaranya pernah menelepon Ceriwis. Hal ini sebagai bentuk interaksi langsung

antara informan sebagi penonton dan presenter sebagai perantara dalam acara

tersebut. Mereka memilih menggunakan media telepon karena efektif dan efisien,

tanpa membuat konsep dan meluangkan waktu seperti halnya mengirim suat baik

melalui pos maupun elektrik. Bahkan bentuk interaksi seperti mengirim surat tidak

terpikir oleh mereka. Ada satu (1) orang informan yang tidak pernah berinteraksi

dengan Ceriwis.

Hanya satu (1) informan yang pernah mencoba menggunakan media e-mail.

Bagi informan yang memilih menggunakan surat elektrik sebagai bentuk interaksi,

dinilai lebih memuaskan karena jika menggunakan telepon akan membutuhkan

Page 50: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

50

banyak waktu dan biaya. Selain itu, informan lebih leluasa dalam mengungkapkan

baik ide, kritik maupun saran berupa tulisan karena tidak dibatasi waktu, sehingga

tidak ada batasan kapan dan berapa surat elektrik yang dikirimnya. Untuk informan

yang tidak pernah terlibat baik langsung maupun tidak langnsung dalam interaksi di

Ceriwis memberi alasan karena beliau tidak menyukai hal tersebut. Bagi informan

tersebut, menonton tayangan tersebut hanya untuk dinikmati.

B. Apresiasi Informan Terhadap Format Tayangan Ceriwis

Pada sesi ini, informan ditanyai apakah informan sering mengikuti tayangan

Ceriwis hingga selesai. Hampir sebagian besar informan menjawab sering, tetapi

karena kesibukan informan pada bulan dilakukan wawancara (bulan Juni) membuat

informan tidak dapat mengikuti Ceriwis hingga selesai. Kesibukan beberapa informan

yaitu harus menjemput anak dari sekolah, seperti halnya Ny. Maria, Ny. Zaenal, dan

Ny. Lia. Informan mengakui tidak dapat mengikuti tayangan ini hingga selesai karena

harus menjemput anak – anak mereka dari sekolah sehingga intensitas mengikuti

tayangan hingga selesai menjadi jarang. Berikut pernyataan Ny. Maria :

“Saya kalo’ nonton ga bisa sampe’ selesai karena saya harus jemput anak sayadari sekolah”.

Yang diperkuat oleh pendapat Ny. Zaenal dan Ny. Lia sebagai berikut :

“ Ya, tapi akhir-akhir ini agak jarang”. (Ny. Zaenal)

“Ya, nggak sering sih, kadang sampe selesai”. (Ny. Lia)

Page 51: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

51

Lain halnya bagi Ny. Ida dan Ny. Ilma. Bagi Ny. Ida, beliau dapat lebih sering

mengikuti tayangan Ceriwis hingga selesai karena tidak ada kesibukan seperti

menjemput anak dari sekolah pada jam ditayangkannya Ceriwis. Berikut penuturan

beliau :

“Ya.. kalo anu ya sampai selesai tapi lebih banyak selesainya daripadanggak”.

Bahkan Ny. Ilma harus menunda istirahat siangnya untuk mengikuti tayangan

Ceriwis hingga selesai. Berikut pernyataannya :

“Ya, bahkan kalo ngantuk tak tahan sampai acara selesai baru setelah itutidur”.

Dalam hal ini, peneliti membagi format tayangan Ceriwis menjadi beberapa

bagian yaitu frekuensi menonton, jam tayang, durasi, setting studio, episode atau

tema harian, dan keunikan Ceriwis. Format acara merupakan wewenang dan

tanggung jawab pengelola dan perencana acara televisi.

Berdasarkan angket yang disebarkan, frekuensi menonton para informan

termasuk sering (6 – 7 kali dalam seminggu; lihat tabel 3.2). Tetapi sebagian besar

informan tidak dapat mengikuti tayangan tersebut hingga selesai karena kesibukan

mereka. Perlu diketahui bahwa penelitian ini dilakukan pada bulan Juni yang

merupakan awal tahun ajaran baru, sehingga informan sibuk dengan mengantar dan

menjemput anaknya dari sekolah. Sebagian informan yang lain dapat meluangkan

waktunya untuk mengikuti tayangan ini hingga selesai.

Page 52: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

52

B.1 Jam Tayang Ceriwis

Ceriwis mempunyai jam tayang yaitu pukul 12.30 – 13.30 WIB. Pada sesi ini,

informan diminta pendapatnya berikut penjelasannya tentang apakah jam tayang

Ceriwis sudah sesuai. Dari lima (5) informan, tiga (3) diantaranya berpendapat bahwa

jam tayang Ceriwis tidak sesuai. Dua (2) dari tiga (3) informan menjelaskan karena

jam tayang Ceriwis adalah jam istirahat (tidur siang). Mereka adalah Ny. Lia dan Ny.

Ida, berikut pendapatnya :

“Kalo saya ndak sesuai, masalahnya jam tidur”. (Ny. Lia)

“Nah itu jam tayangnya ndak sesuai karena pas jam tidur”. (Ny. Ida)

Bagi Ny. Maria, ketidaksesuaian jam tayang Ceriwis karena terbentur waktu jam

pulang sekolah, sehingga ia harus meninggalkan tayangan Ceriwis untuk menjemput

anaknya dari sekolah. Seperti yng disampaikan beliau berikut :

“Kalo’ menurut saya nggak sesuai karena saya nggak bisa nonton sampe’selesai, jadi kalo’ bisa dibuat pukul 2, itu saya sudah sampe’ rumah”.

Lain halnya pendapat dua (2) informan berikut, mereka adalah Ny. Zaenal dan

Ny. Ilma :

“Jam 12.30 saya rasa sudah sesuai soalnya kan maksudnya tidak mengganggu,waktunya istirahat”. (Ny. Zaenal)

“Ya, sesuai. Karena di jam-jam itu tidak ada acara yang tidak bisa ditontonselain Ceriwis”. (Ny. Ilma)

Ny. Zaenal dan Ny. Ilma berpendapat bahwa jam tayang Ceriwis sudah sesuai.

Karena menurut Ny. Zaenal, Ceriwis ditayangankan pada jam 12.30 – 13.30

bertujuan agar tidak mengganggu jam istirahat (tidur siang) pemirsanya. Tetapi bagi

Page 53: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

53

Ny. Ilma, jam tayang Ceriwis sesuai karena beliau tidak dapat menemukan hiburan di

program televisi yang lain pada saat yang sama.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Ceriwis merupakan tayangan

yang disiarkan pada siang hari, sehingga tidak salah beberapa informan menontonnya

sebagai media untuk mengisi waktu luangnya pada siang hari sebelum melakukan

aktifitas yang lain, seperti menjemput anak dari sekolah. Ada kalanya mereka

menunggu sambil menonton Ceriwis hingga tiba waktunya untuk menjemput anak

dari sekolah.

Tiga (3) dari lima (5) informan, menyatakan bahwa jam tayang Ceriwis tidak

sesuai karena pada saat jam istirahat (tidur siang) sebelum menjemput anak mereka

dari sekolah dan bersamaan dengan waktu menjemput anak mereka dari sekolah.

Informan yang lain berpendapat bahwa jam tayangnya sudah sesuai. Mereka

beranggapan, Ceriwis yang ditayangkan pada jam 12.30 – 13.30, bertujuan agar tidak

mengganggu jam istirahat (tidur siang) penontonnya. Selain itu, informan tidak dapat

menemukan hiburan di program televisi yang lain pada saat yang sama.

B.2 Durasi Tayangan Ceriwis

Durasi Ceriwis yaitu selama 1 jam. Ketika informan ditanya mengenai durasi

Ceriwis apakah sudah memadai atau belum, empat (4) dari lima (5) informan

mengatakan bahwa durasi Ceriwis sudah cukup. Hal ini disampaikan oleh Ny. Maria

dan Ny. Ida, yang menurutnya durasi Ceriwis sudah cukup, jika durasinya ditambah

malah akan menjadi acara yang membosankan. Berikut pernyataan mereka :

“Sudah cukup, karena nanti kalo’ ditambah lagi membosankan”. (Ny. Maria)

Page 54: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

54

“Ya sudah cukup, nanti kalo ditambah jadi membosankan”. (Ny. Ida)

Juga diperkuat oleh penyataan Ny. Lia, berikut pernyataan beliau :

“Ya sudah cukuplah”.

Berikut pernyataan Ny. Zaenal yang juga menyetujui jika durasi Ceriwis sudah

cukup, yaitu :

“Saya rasa satu jam sudah cukup, kadang satu jam itu ndak krasa karenakekompakan dan kelucuan Indie Barens dan sapa tuh yang satunya….. oh yaIndra Bekti”.

Ny. Zaenal menambahkan, hiburan dan kekompakan dari presenternya membuat

durasi satu (1) jam tidak terasa.

Berbeda dengan yang disampaikan oleh Ny. Ilma, beliau berpendapat bahwa

durasi Ceriwis selama satu (1) jam tidak cukup apalagi jika episode (tema harian) dan

bintang tamunya menarik. Sebagaimana yang beliau sampaikan berikut :

“Menurut saya durasi 1 jam kadang-kadang kurang, apalagi bintang tamunyalagi ‘hot’ dibicarakan di gosip-gosip selebritis dan temanya menarik”.

Durasi selama satu (1) jam, bagi sebagian besar informan sudah memadai.

Karena, jika durasinya ditambah maka Ceriwis akan menjadi membosankan. Bahkan

durasi satu (1) jam dianggap pas, karena tayangan yang disajikan mampu membuat

informan terhibur. Tetapi, ada satu (1) informan yang menyatakan bahwa durasinya

belum atau tidak cukup (kurang). Apalagi, jika bintang tamunya dan tema hariannya

sedang menarik. Terutama pada saat episode khusus misalnya episode khusus “Hari

Anak Indonesia”.

Page 55: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

55

B.3 Setting Studio Ceriwis

Setting atau penataan studio adalah semua obyek atau benda fisik yang ada di

panggung yang terdiri dari furnitur, dinding, pemakaian warna; serta penataan dari

obyek / benda fisik untuk menampilkan dan mewakili acara yang diinginkan

(Butler,2002:93).

Penataan (setting) studio Ceriwis dibuat sedemikian rupa sehingga empat (4)

dari lima (5) informan berpendapat bahwa setting studio Ceriwis cukup bagus dan

menarik. Berikut ini pendapat masing–masing informan :

“Studionya lumayan bagus, dan eee… penataannya apa itu? Cocok dansesuai”. (Ny. Maria)

“Bagus, ee… saya seneng soalnya belakangnya (background) ada kayak benerdi rumah”. (Ny. Zaenal)

“Bagus, ya nuansanya warna dengan acaranya saya kira sesuai”. (Ny. Lia)

Ny. Ida menambahkan, setting studio akan lebih bagus jika sering diubah agar tidak

membosankan, berikut pendapatnya :

“Lebih bagus dan kalo bisa sering berubah (setting studio) biar ga bosen”.

Mereka menilai setting studio Ceriwis bagus dan menarik karena penataan ruang

dengan furnitur yang menarik serta penggunaan warna yang alami, sehingga

menimbulkan kesan berada dalam suatu ruangan didalam rumah.

Lain halnya dengan pendapat Ny. Ilma. Beliau berpendapat bahwa setting

studio yang dipakai Ceriwis tidak berbeda dengan setting studio di tayangan televisi

yang lain. Bahkan, adakalanya studio tampak berantakan akibat ulah presenter dan

bintang tamunya. Berikut penuturannya :

Page 56: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

56

“Biasa saja, kadang dengan adanya bintang tamu yang heboh membuattempatnya jadi kacau”.

Kebanyakan informan menilai setting studio yang dipakai Ceriwis termasuk

bagus dan menarik. Hal ini dinilai dari cara penataan furniture dan perlengkapannya,

penggunaan warna yang cerah dan terkesan alami, sehingga menimbulkan kesan

benar–benar berada dalam suatu ruangan di dalam rumah atau di tempat lain baik di

dalam maupun diluar ruangan. Bahkan lebih menarik lagi jika setting studio yang

digunakan sering diubah penataan dan furniturnya agar tidak membosankan. Tetapi

ada kalanya, meskipun sudah menarik, setting studio menjadi berantakan karena

kekonyolan presenter dan bintang tamunya.

B.4 Episode atau Tema Harian Ceriwis

Tiap hari, Ceriwis menampilkan episode atau tema harian yang berbeda dalam

seminggu. Tema tersebut terbagi menjadi 7 episode yaitu Senin Imajinasi, Selasa

Profesi, Rabu Memasak, Kamis Sehat dan atau Ramal, Jumat Nostalgila, Sabtu Ceria

Deh Ah, dan Minggu Santai. Bahkan, ada episode khusus pada hari tertentu atau hari

bersejarah misalnya tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan RI

yang disiarkan secara langsung dari halaman Istana Negara. Tiap episode memiliki

keunikan tersendiri.

Hari Senin Imajinasi, presenternya memakai kostum sesuai dengan tema hari

tersebut, sebagai contoh tema “pramuka” maka presenter dan anggota band harus

berdandan seperti pramuka, bahkan setting studio disesuaikan dengan tema tersebut.

Hari Selasa Profesi, mendatangkan baik individu maupun beberapa orang yang

Page 57: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

57

menggeluti suatu profesi khusus, misalnya mendatangkan farhan yang berprofesi

sebagai presenter. Hari Rabu Memasak, Ceriwis mendatang chef untuk memasak, dan

bintang tamunya ditantang untuk memasak masakan favoritnya. Hari Kamis Sehat

dan atau Ramal, mendatangkan ahli kesehatan atau gizi untuk memberi informasi

yang berhubungan dengan gaya hidup sehat, misalnya mendatangkan dr. Boyke yang

terkenal sebagai pakar seksologi. Untuk hari Jumat, Ceriwis mengangkat tema Jumat

Nostalgila dengan mendatangkan orang–orang dari generasi lalu yang memiliki

keunikan baik profesi maupun keahlian. Hari Sabtu dan Minggu dikemas menjadi

acara yang santai dengan latar belakang di luar studio.

Ketika informan ditanya tentang episode yang disukai dan alasannya, Ny.

Maria dan Ny. Ilma berpendapat bahwa mereka menyukai episode hari Senin

Imajinasi karena mampu mewujudkan imajinasi dan keinginan penonton Ceriwis,

selain itu episode tersebut benar–benar membuat informan merasa terhibur. Bahkan

menurut Ny. Ilma, kebiasaan yang tidak menyenangkan pada hari senin dapat

terabaikan dengan menonton Ceriwis. Ny. Ilma menambahkan, selain Senin

Imajinasi, beliau juga menyukai episode Kamis Sehat karena ingin mendapatkan

informasi atau tips–tips terbaru yang berhubungan dengan kesehatan. Berikut

pengakuan Ny. Maria dan Ny. Ilma :

“Yang setiap hari Senin, karena di situ bisa mewujudkan imajinasi daripenontonnya dan itu sangat lucu sekali”. (Ny. Maria)

“Yang saya senangi yaitu Senin Imajinasi dan Kamis Sehat. Kalo Senin, sayasering dilanda morning sickness begitu melihat Indie dan Indra beraksikebiasaan saya ini sedikit hilang. Kalo kamis, yang saya tunggu biasanya tips-tipsnya, info dari dokter atau ahli di bidangnya. Membuat saya jadi lebih

Page 58: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

58

mengerti bagaimana timbulnya penyakit, mencegahnya dan cara hidup sehat”.(Ny. Ilma)

Lain halnya dengan Ny. Ida dan Ny. Lia, mereka menyukai semua episode Ceriwis

karena menurut mereka semua episodenya bagus dan menarik. Hanya saja, Ny. Lia

tidak menyukai episode Rabu Memasak karena beliau kurang menyukai kegiatan

masak–memasak. Berikut pendapat masing–masing :

“Semua seneng, saya nggak bisa seneng yang mana, semuanya kayaknyabagus kalo menurut saya”. (Ny. Ida)

“Yang memasak itu saya ndak suka, yang lainnya suka”. (Ny. Lia)

Pendapat Ny. Lia bertolak belakang dengan pendapat Ny. Zaenal. Beliau

mengatakan lebih menyukai episode Rabu Memasak karena menyajikan resep–resep

yang mudah dibuat. Berikut pendapat Ny. Zaenal :

“Saya seneng yang memasak (Rabu Memasak), yang memasak itu kanakhirnya jadi tau resep-resep yang simple-simple”.

Tema harian disajikan berbeda tiap harinya, tiap temanya memberi wawasan,

pengetahuan. Pada umumnya, para informan menyukai semua episode atau tema

harian yang disajikan Ceriwis. Tetapi ada episode tertentu yang menjadi pilihan

informan. Seperti hari Senin Imajinasi, yang merupakan perwujudan imajinasi dan

keinginan penonton yang telah mengirimkan idenya kepada tim atau kru Ceriwis.

Hari Kamis Sehat dan atau Ramal yang mendatangkan ahli yang kompeten

dibidangnya untuk memberi pengetahuan, wawasan dan informasi kepada penonton

pada umumnya dan informan pada khususnya. Begitu pula hari Rabu memasak, yang

Page 59: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

59

mendatangkan chef khusus untuk memberi tips memasak yang sehat dan mudah,

serta mengajak bahkan menantang bintang tamu untuk memasak masakan favoritnya.

Tetapi, ada kalanya mereka tidak menyukai salah satu episodenya, misalnya

hari Rabu Memasak, karena kurang menukai kegiatan masak–memasak.

B.5 Keunikan Tayangan Ceriwis

Ketika ditanyakan pendapat informan terhadap keunikan tayangan Ceriwis Yo

Wis, hampir sebagian besar informan menyatakan bahwa keunikan tayangan Ceriwis

terletak di pembawa acaranya (presenternya). Hal ini diungkapkan oleh Ny. Maria,

Ny. Lia, dan Ny. Ida. Berikut pernyataan mereka :

“Ya, saya rasa sangat unik karena disitu presenternya sangat gaul trus satusama lain tidak ada punya rasa marah, jengkel apabila digoda, diganggu, yangsaya liat disitu mereka sangat kompak dan satu sama lain saling mengasihi”.(Ny.. Maria)

“Ya mungkin di pembawa acaranya, pembawa acaranya lebih menghidupkansuasana”. (Ny. Lia)

“Keunikannya mungkin di pembawa acaranya, kayaknya terlalu konyol gitulho”. (Ny. Ida)

Menurut mereka, selain pembawa acaranya yang kompak dan kocak, mereka juga

mudah bergaul dan konyol sehingga acaranya lebih hidup. Pendapat mereka, juga

didukung oleh Ny. Ilma, menurutnya presenter Ceriwis pandai mendapatkan

informasi bintang tamunya, berikut pernyataannya :

“Unik sih unik bila dibanding acara serupa seperti campur-campur di AnTVdulu. Di acara ini, presenter lebih dari sekedar mengorek kehidupan bintangtamu, mereka juga membuat bintang tamu harus melakukan hal-hal konyoldiluar kebiasaan mereka dan anehnya para bintang tamu itu nurut aja”.

Page 60: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

60

Sedangkan bagi Ny. Zaenal, keunikan tayangan Ceriwis terletak pada bintang

tamunya. Di Ceriwis, informasi bintang tamu dikupas secara mendetail dari masalah

pribadi hingga perjalanan hidupnya. Berikut pernyataannya :

“Ya.. karena lain dari yang lain, ya ..itu tadi mengupas tuntas si bintang tamutadi, jadi sampe ke hal pribadi bukan masalah gossip ya jadi lebihkenyataannya, seperti dia waktu masih kecil, perjalanan karirnya…”.

Untuk pertanyaan apakah tips yang diberikan berguna dalam kehidupan

sehari-hari, sebagian informan berpendapat bahwa tips–tips yang disampaikan

ditayangan Ceriwis cukup berguna dalam kehidupan sehari–hari. Berikut pendapat

Ny. Lia :

“Ya, sedikit banyak bergunalah”.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Ny. Ida, beliau memberi contoh seperti cara

mengupas bawang agar tidak membuat mata pedih. Berikut pernyataannya :

“Iya…ya… berguna sekali seperti cara mengupas bawang, jadi ngerti dantau”.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Ny. Zaenal. Baginya, tips tentang gizi

dan kesehatan sangat membantunya dalam memelihara kesehatan keluarganya

terutama anaknya, berikut pernyataannya :

“Kalo seperti apa namanya…. mendatangkan psikologi, ahli gizi bagus itu,soalnya kadang-kadang kalo ada acara itu kan karena untuk diri kita sendiri,jadi yang tadinya kita ndak tau seperti kayak gizinya anak trus bagaimanamemperlakukan anak”.

Ny. Ilma menambahkan, terkadang tips yang disajikan sudah diketahuinya.

Meskipun begitu, tips–tipsnya terkadang bermanfaat, seperti pernyataannya sebagai

berikut :

Page 61: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

61

“Ya…., kadang-kadang bermanfaat tapi ada sebagian yang sudah sayaketahui”.

Bagi Ny. Maria, sebagian tips–tips yang ditayangkan Ceriwis sudah

diketahuinya, hanya sekedar untuk mengingat dan mengasah ingatannya.

“Karena saya sudah banyak mempelajari tentang tips jadi disitu tips yangdiberikan hamper semuanya sudah ngerti dan tahu, mungkin bagi orang lainberguna kalo’ bagi saya biasa-biasa aja hanya mengingat memori saya”.

Ceriwis merupakan tayangan hiburan yang mempunyai keunikan tersendiri.

Menurut informan, keunikannya tidak hanya terletak pada presenter dan bintang

tamunya, tetapi juga terletak pada informasi / wawasan yang disampaikan seperti

tips–tips yang berhubungan dengan kehidupan sehari–hari.

Bagi para informan, informasi / wawasan berupa tips yang disampaikan dalam

acara tersebut cukup membantu mereka dalam kehidupan sehari–hari, meskipun

hanya sekedar mengingat ulang tips yang sebelumnya sudah diketahui oleh informan.

Wawasan dan atau pengetahuan yang didapatkan informan dapat berupa tips–tips

yang disajikan di awal tayangan dan dari para ahli yang diundang baik sebagai

bintang tamu maupun pendukung dalam tayangan tersebut.

Misalnya, pada hari Kamis, Ceriwis mengundang ahli gizi anak dan juga

mengundang bintang tamu yang telah memiliki anak. Pada saat itu dibahas tentang

masalah kesehatan anak hingga cara pencegahan dan penanggulangan agar masalah

tersebut teratasi. Memang, wawasan dan atau pengetahuan ini lingkupnya terbatas,

tetapi setidaknya hal ini membuat informan tetap setia untuk menonton tayangan

tersebut.

Page 62: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

62

C. Apresiasi Informan Terhadap Pembawa Acara Ceriwis

Presenter menurut arti kata, seorang yang mengantar suatu sajian. Sajian itu

bermacam–macam, seperti musik, aneka program, feature, magazine, dan kuis.

Sebagai pengantar sajian, ia boleh menambah daya tarik dari materi yang disajikan

lewat kata–katanya. Dalam bahasa Indonesia, presenter disebut penyaji, yang tidak

terlalu terikat oleh materi yang disajikan. Penyaji boleh memberi pemanis suatu

sajian program dengan kata–katanya. Ia harus mampu menghidupkan suatu sajian

program dengan kata–katanya. Penyaji juga harus mampu menciptakan suasana

tertentu, seperti menciptakan humor, suasana melankolis atau romantis (Wibowo,

1997:77 – 78).

Presenter yang baik memiliki banyak cerita menarik. Dengan cepat di antara

program musik atau di awal program acara yang lain, ia dapat meyajikan suatu materi

yang menarik dan lucu, secara improvisatoris. Presenter yang ingin acaranya selalu

diikuti oleh penonton harus terus–menerus berusaha mengetahui minat menonton

(Wibowo,1997:38).

Pada sesi ini, pertanyaaan yang diajukan yaitu bagaimana menurut informan

tentang penampilan pembawa acara Ceriwis (Indie dan Bekti) berikut penjelasannya.

Ketika diajukan pertanyaan diatas, semua informan berpendapat bahwa penampilan

pembawa acara (presenter) Ceriwis sangat lucu dan konyol karena mudah

menyesuaikan diri dengan tim kerja, tema harian dan bintang tamunya. Pendapat

diatas diperkuat pernyataan kedua informan yaitu Ny. Lia dan Ny. Ida, masing -

masing sebagai berikut :

Page 63: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

63

“Ya, mereka konyol banget dan saya merasa terhibur”. (Ny. Lia)

“Penampilannya sangat konyol dan gila”. (Ny. Ida)

Dari sinilah Ny. Maria dapat menilai keprofesionalan presenternya, berikut

penuturannya :

“Pembawa acaranya saya sangat suka dengan Indi Barens, karena dia sangatprofessional disitu, dan dia juga orang yang mudah sekali bergaul, dia bisamembimbing partnernya”.

Bagi Ny. Zaenal, kelucuannya dapat dilihat dari kostum yang dipakai pada

hari Senin Imajinasi, berikut penuturan beliau :

“Bagus, lucu sesuai sama eventnya kalo umpamanya buah make’ kostumbuah”.

Meskipun mereka (Indie Barens dan Indra Bekti) presenter yang professional,

bagi Ny. Ilma, terkadang mereka terlalu asyik dengan lelucon mereka hingga terkesan

mengacuhkan bintang tamu. Berikut penuturan beliau :

“Menurut saya mereka asyik, kadang-kadang terlalu sibuk denganguyonannya, mereka berdua sampe’ melupakan bintang tamunya”.

Tayangan Ceriwis menjadi hiburan yang unik dan menarik karena pembawa

acaranya (presenternya) profesional. Kemampuan Indie Barens dan Indra Bekti dalam

membawakan acara Ceriwis tidak diragukan bagi para penontonnya terutama para

informan. Informan menilai profesionalisme presenter dari cara membawakan acara

sehingga tayangan ini menjadi interaktif dan menghibur. Reaksi penonton ketika

menyaksikan pembawa acaranya tidak terkesan kaku bahkan sesuai dengan keinginan

penontonnya terutama informan. Skill, performance dengan self concept, dan

Page 64: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

64

pengalaman yang dimiliki presenternya, sangat mendukung keprofesionalannya

(Kuswandi, 1996:140).

Kemampuan (skill) untuk mengaktualisasi diri yang dimiliki presenternya

cukup kuat, sehingga mampu membuat suasana acara menjadi hidup dan interaktif.

Selain itu, mampu mengorek informasi dari bintang tamunya baik secara langsung

maupun tidak langsung. Performance dengan self concept yaitu konsep diri yang

dimiliki presenter dalam setiap penampilannya misalnya kocak, mudah beradaptasi,

mudah bergaul, kreatif. Pengalaman yang dimiliki juga mempengaruhi penampilan

presenternya.

Tetapi, meskipun penampilan presenternya cukup mengibur, ada kalanya

bintang tamu yang dihadirkan tidak dapat mengimbangi presenternya dan terlalu

asyik denngan lelucon mereka sendiri sehingga timbul kesan mengacuhkan bintang

tamunya.

D. Apresiasi Informan Terhadap Bintang Tamu Tayangan Ceriwis

Bintang tamu adalah bintang atau aktor, praktisi, dan masyarakat umum yang

dihadirkan oleh pihak pengelola dan perencana suatu acara televisi. Menurut Richard

Boleslavsky, seorang Sutradara ternama dari Laboratorium Teater, untuk dapat

disebut aktor, seseorang harus sungguh–sungguh bekerja keras agar dirinya mampu

menjadi tokoh apapun secara meyakinkan. Seorang aktor, semakin tua usianya akan

semakin mengagumkan. Sebaliknya, bintang adalah seorang yang dikenal bukan

karena kehebatan dalam menghidupkan tokoh yang dimainkan, melainkan karena

Page 65: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

65

ketampanan dan kecantikannya. Seorang bintang akan menjadi pudar ketika usianya

berangkat menjadi tua (Wibowo,1997:192).

Untuk pertanyaan apakah informan merasa puas atau terhibur dengan setiap

penampilan bintang tamunya, Ny. Maria berpendapat :

“Saya lihat beberapa itu ada yang kurang bagus penampilannya, bahkankadang tidak sesuai dengan acara yang didatangi”.

Bagi Ny. Maria, penampilan bintang tamu terkadang kurang bagus karena sikap

bintang tamu yang pasif (tidak sesuai dengan pembawa acaranya) dan bahkan tidak

sesuai dengan tema hariannya. Pendapat senada juga diutarakan oleh Ny. Ilma :

“Mmm… kadang-kadang, apalagi kalo bintang tamunya jaman dulu yangkadang-kadang nggak nyambung dengan presenternya, memang sih nggaksemua bahkan ada yang muda-muda nggak nyambung dengan mereka”.

Beliau barpendapat bahwa terkadang bintang tamu Ceriwis tidak bisa mengimbangi

keluwesan presenternya baik bintang tamu artis dari jaman sekarang maupun jaman

dulu.

Lain halnya menurut pendapat Ny. Zaenal, beliau merasa terhibur bila bintang

tamu yang dihadirkan yaitu selebriti yang sedang menanjak kariernya atau yang

kehidupannya sedang hangat dipublikasikan oleh media massa baik itu berita baik

maupun buruk. Berikut penuturan Ny. Zaenal :

“Ya.. kadang terhibur yang ngetop itu kalo yang kurang ngetop saya kurangbegitu”.

Bahkan menurut Ny. Lia selain terhibur dengan bintang tamu yang dihadirkan, beliau

juga merasa puas karena yang menjadi bintang tamu adalah selebriti terkenal. Seperti

yang disampaikan beliau :

Page 66: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

66

“Saya merasa puas dan terhibur, kan selebritis terkenal”.

Bagi Ny. Ida berpendapat bahwa bagus atau tidaknya bintang tamu sangat

relatif dan bervariasi, karena menurut beliau bintang tamu yang bagus belum tentu

bagi penonton yang lain berpendapat sama. Berikut penuturan beliau :

“Bintang tamunya kan bervariasi, kadang-kadang kalo yang pas saya sukaibelum tentu yang lain suka”.

Pada intinya, pernyataan informan terhadap bintang tamu di Ceriwis hampir

sama. Mereka menyatakan puas dan terhibur dengan bintang tamu yang dihadirkan

oleh Ceriwis. Bintang tamu yang dihadirkan selalu bervariasi setiap harinya. Jika

bintang tamu yang dihadirkan sesuai dengan yang diharapkan oleh penonton terutama

informan, tentu akan membuat informan merasa puas dan terhibur. Terutama bintang

tamu atau artis yang sedang hangat dipublikasikan oleh media massa baik krena

berita baik maupun buruk.

Informan menyadari bahwa kepuasan terhadap bintang tamu sifatnya relatif

karena ada kalanya sebagian dari mereka menikmati dan sebagian yang lain merasa

tidak. Bagi mereka yang kurang atau tidak menikmati kehadiran bintang tamunya

memberi alasan karena terkadang mereka merasa kurang sesuai dengan tema harian

yang sedang dibawakan.

E. Pembahasan

Kebanyakan dari kita, yang ada di dalam maupun diluar media cenderung

beranggapan bahwa media “melakukan tindakan” kepada penonton, pendengar, dan

Page 67: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

67

pembacanya. Secara bawah sadar, seringkali kita terus menerus menerima model

media sebagai jarum suntik atau sebuah peluru yang diarahkan ke arah sasaran yang

pasif. Akan tetapi, audien tidaklah selalu pasif. Sebuah kajian klasik berjudul “The

Obstinate Audience” mengemukakan bahwa audien kerap kali sangat aktif. Rubin

(1994) berpendapat bahwa aktivitas audien; pilihan yang disengaja oleh para

pengguna isi media untuk memenuhi kebutuhan mereka merupakan konsep inti dari

pendekatan manfaat dan gratifikasi.

Pendekatan manfaat dan gratifikasi melibatkan suatu pergeseran fokus dari

tujuan penyampaian pesan ke tujuan penerima pesan. Pendekatan ini berusaha

menentukan fungsi apa saja yang dijalankan oleh komunikasi massa terhadap

audiennya (Severin dan Tankard, 2005:353).

Severin dan Tankard mengutip dari dua peneliti Swedia pada tahun 1968

mengusulkan suatu “model manfaat dan gratifikasi”, yang mencakup unsur-unsur

berikut :

1. Audien dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media

massa diasumsikan berorientasi pada sasaran.

2. Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi

kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien.

3. Media bersaing dengan sumber–sumber pemenuhan kebutuhan yang lain.

(Severin dan Tankard, 2005:356)

Pendekatan manfaat dan gratifikasi bisa berfungsi sebagai obat penawar yang

sehat terhadap penekanan audien yang pasif dan persuasi yang telah mendominasi

Page 68: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

68

banyak penelitian terdahulu. Sejauh ini memberi hasil yang bermacam-macam

terbukti bahwa subjek–subjek yang stres akan memilih muatan yang santai sedangkan

subjek-subjek yang bosan akan memilih muatan yang menyenangkan, mendukung

gagasan bahwa para pemirsa memilih isi media untuk memberikan gratifikasi yang

mereka cari (Severin dan Tankard, 2005:364).

Berdasarkan teori manfaat dan gratifikasi, audien akan menonton, menerima

dan mengingat informasi yang menyenangkan atau yang mampu memenuhi kepuasan

atas kebutuhannya. Informasi yang disajikan mungkin tidak atau sesuai dengan ide

audien, tetapi audien akan tetap menontonnya jika dianggap berguna atau akan

memberi audien kepuasan (Davison, Boyland & Frederick, 1976: 139).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, audience aktif memilih

media yang dapat memuaskan kebutuhannya, dan bila tertarik suatu acara tertentu,

dia akan mengikuti terus acara tersebut dan kebutuhannya akan terpuaskan, hal ini

dikarenakan acara tersebut menyediakan informasi dan hiburan yang dibutuhkan.

Ceriwis adalah program televisi yang menghadirkan suasana variatif, penuh

canda dan informatif. Konsep acara seperti ini memberi hiburan bagi pemirsanya.

Informan adalah audien yang berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat, yang

berisi individu yang tidak mengenal satu sama lain, dimana antar individu tidak

berinteraksi satu sama lain secara langsung. Tetapi audien ini merupakan kumpulan

individu yang terwujud dalam perilaku konsumen. Aktivitas dan selektivitas rasional

terungkap dalam perilaku individu.

Page 69: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

69

Perilaku individu berupa pemilihan acara yang disengaja untuk memenuhi

kebutuhan mereka merupakan konsep inti dari pendekatan manfaat dan grativikasi.

Pendekatan ini berusaha menentukan fungsi apa saja yang dijalankan oleh

komunikasi massa terhadap audiennya.

Perilaku informan dalam memilih tayangan Ceriwis sebagai salah satu

tayangan pilihan, merupakan salah satu proses untuk memenuhi kepuasan akan

kebutuhannya. Informan akan menonton, menerima, dan mengingat informasi yang

menyenangkan atas kebutuhannya. Informasi yang disajikan mungkin tidak sesuai

dengan pemikiran informan tetapi mereka tetap akan menontonnya bila dianggap

berguna.

Informan yang tertarik menonton Ceriwis akan mengikuti dan menerima acara

tersebut dan mengingat informasi yang disajikan yang dianggap berguna. Dengan

demikian, informan akan merasa terpenuhi dan terpuaskan kebutuhannya.

Berdasarkan teori fungsionalisme individual, penelitian ini mempunyai fungsi

untuk menyediakan informasi dan hiburan. Berdasarkan hasil penelitian, kebutuhan–

kebutuhan yang terpenuhi dan terpuaskan ketika informan menonton Ceriwis yaitu :

1. Untuk mencari hiburan.

2. Untuk memperoleh informasi / wawasan dan pengetahuan.

3. Untuk mengisi waktu luang di siang hari.

Dalam hubungannya dengan kegiatan menikmati program acara televisi,

informan tidak dapat menikmati program acara sebelum ia memahami dan juga

merasakan apa yang terkandung di acara tersebut. Melalui tahap penilaian oleh

Page 70: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

70

informan, selanjutnya program yang bagus akan mendapat pujian dari penontonnya

atau mendapat penghargaan. Proses diatas merupakan tahapan apresiasi informan

terhadap suatu program acara. Informan yang memahami konsep acara Ceriwis, ia

akan merasakan apa yang disajikan dalam acara tersebut, hingga dicapai tingkat

penghayatan yang intens. Selanjutnya, apabila informan menilai Ceriwis merupakan

acara yang menarik, ia akan memberi pujian bahkan penghargaan.

Tahap pemahaman berkaitan dengan keterlibatan emosional dan pemikiran

dengan memahami ide dan isi cerita. Dalam tahap ini, untuk memahami ide dan isi

cerita maka frekuensi menonton tayangan Ceriwis harus lebih dari sekali dalam

seminggu. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar informan

menonton Ceriwis dengan frekuensi lebih dari 2 (dua) kali dalam seminggu. Untuk

mendapatkan keakuratan data, maka peneliti memilih informan dengan frekuensi

menonton 6 – 7 kali dalam seminggu. Pemahaman terhadap tayangan Ceriwis dalam

penelitian ini berupa pemahaman terhadap format acaranya (jam tayang, durasi,

setting studio, tema atau episode harian, keunikan), pembawa acaranya, dan bintang

tamunya. Informan ingin mengetahui apa saja tentang Ceriwis. Misalnya, jam tayang

Ceriwis yang ditayangkan pada jam 12.30 – 13.30 WIB; durasi Ceriwis selama 1

(satu) jam; setting studio dibuat seperti sebuah ruangan dalam rumah; tema atau

episode harian yaitu Senin Imajinasi, Selasa Profesi, Rabu Memasak, Kamis Sehat

dan atau Ramal, Jumat Nostalgila, Sabtu Ceria, Minggu Santai. Pembawa acara

Ceriwis yaitu Indie Barens dan Indra Bekti, dengan menghadirkan bintang tamu yang

bervariasi tiap harinya atau tergantung dengan tema hariannya.

Page 71: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

71

Tahap penikmatan, yaitu ketika penonton menghargai cara penyajian acara

sehingga dicapai tingkat penghayatan yang intens. Penghayatan terhadap Ceriwis

dapat diketahui dari pendapat informan tentang format acara (jam tayang, durasi,

setting studio, tema atau episode harian, keunikan), pembawa acara, dan bintang

tamunya. Bagi sebagian besar informan berpendapat bahwa jam tayangnya tidak

sesuai karena bersamaan dengan waktu istirahat (tidur siang) dan bersamaan dengan

waktu menjemput anak mereka dari sekolah. Durasi Ceriwis selama 1 (satu) jam

dianggap sudah memadai bagi informan agar tidak membosankan. Setting studio

dibuat sedemikian rupa, bagi informan cukup bagus dan menarik apalagi jika setting

studio lebih sering diubah. Semua tema atau episode harian pada umumnya menarik

bagi informan, tetapi ada episode tertentu yang menjadi pilihan informan. Ceriwis

mempunyai keunikan tersendiri bagi informan, keunikannya terletak pada informasi /

wawasan yang disampaikan seperti tips–tips yang berhubungan dengan kehidupan

sehari–hari. Begitu pula dengan pembawa acaranya, menurut informan pembawa

acaranya sangat profesional. Bagi informan, bintang tamu yang dihadirkan dalam

Ceriwis sangat bervariasi, meskipun begitu kehadiran bintang tamu cukup menghibur.

Tahap penghargaan terjadi ketika penonton menemukan hubungan

pengalaman yang ia dapat dari acara tersebut dengan pengalaman kehidupan yang

dihadapi, sehingga ia dapat menggunakan atau mengabaikan apa yang didapatkan

dalam acara tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk penghargaan informan

terhadap Ceriwis yaitu berupa pengamalan atau penerapan informasi berupa tips–tips

dan pengetahuan dalam kehidupan sehari–hari. Misalnya, tips bagaimana cara

Page 72: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

72

mengupas bawang tanpa membuat mata pedih, pengetahuan tentang cara hidup sehat,

dan lain sebagainya. Tahap penghargaan lain dapat berupa interaksi informan

terhadap Ceriwis, yaitu berupa menelepon baik untuk menyampaikan ide, kritik /

saran maupun mengikuti kuis interaktif.

Setelah melalui tahap apresiasi diatas maka hasil penelitian yang didapat

mengenai apresiasi ibu rumah tangga sebagai berikut :

1. Apresiasi terhadap Ceriwis sebagai tayangan yang bagus dan menghibur karena

pembawa acaranya, bintang tamu dan temanya. Alasan mereka menonton Ceriwis

yaitu untuk mencari hiburan dan untuk memperoleh informasi dan atau

pengetahuan.

2. Apresiasi terhadap format acara yang dibagi menjadi jam tayang, durasi, setting

studio, tema dan keunikan. Pada jam tayang informan menganggap tidak sesuai

karena bersamaan dengan waktu istirahat (tidur siang) dan atau kegiatan lain yaitu

menjemput anak dari sekolah. Sampai saat ini, durasinya dianggap cukup karena

bila terlalu lama akan membosankan. Setting studio yang digunakan termasuk

bagus dan menarik, hanya perlu lebih sering dilakukan penataan ulang agar tidak

monoton dan membosankan. Umumnya, semua tema yang disajikan disukai

informan, hanya beberapa diantaranya lebih menyukai satu tema. Bagi informan,

Ceriwis memiliki keunikan tersendiri terutama dari pembawa acaranya dan sajian

informasinya berupa tips.

Page 73: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

73

3. Apresiasi terhadap pembawa acaranya (Indie dan Indra) cukup bagus. Informan

menilai bagus karena mereka dianggap profesional di bidangnya serta mampu

membawa suasana yang ceria di setiap episodenya.

4. Apresiasi terhadap bintang tamunya sangat variatif. Informan merasa puas dan

terhibur jika bintang tamu yang dihadirkan sesuai dengan harapan informan, atau

bintang tamu yang sedang hangat diberitakan di infotainment berita baik maupun

buruk.

Page 74: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

74

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini berjudul “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA

TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah

Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)”. Pada penelitian ini, penulis

menggunakan teori Uses and Gratifications, hal ini dikarenakan khalayak aktif

memilih media, yang didasarkan pada asas manfaat dan kepuasan. Audience yang

aktif akan memilih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya,

dan bila tertarik suatu acara tertentu, dia akan mengikuti terus acara tersebut dan

kebutuhannya akan terpuaskan. Hal ini dikarenakan acara tersebut menyediakan

informasi dan hiburan yang dibutuhkan.

Audien ini merupakan kumpulan individu yang terwujud dalam perilaku

konsumen. Aktivitas dan selektivitas rasional terungkap dalam perilaku individu.

Perilaku individu berupa pemilihan acara yang disengaja untuk memenuhi kebutuhan

mereka merupakan konsep inti dari pendekatan manfaat dan grativikasi.

Ceriwis adalah program televisi yang menghadirkan suasana variatif, penuh

canda dan informatif. Konsep acara seperti ini memberi hiburan bagi pemirsanya.

Perilaku informan dalam memilih tayangan Ceriwis sebagai salah satu tayangan

pilihan, merupakan salah satu proses untuk memenuhi kepuasan akan kebutuhannya.

Informan yang tertarik menonton Ceriwis akan mengikuti dan menerima acara

Page 75: “APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS2007-bagusperma

75

tersebut dan mengingat informasi yang disajikan yang dianggap berguna.

Berdasarkan hasil penelitian, kebutuhan–kebutuhan yang terpenuhi dan terpuaskan

ketika informan menonton Ceriwis yaitu :

4. Untuk mencari hiburan.

5. Untuk memperoleh informasi / wawasan dan pengetahuan.

6. Untuk mengisi waktu luang di siang hari.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, apresiasi yang terbentuk ibu-ibu

rumah tangga tentang format acara (jam tayang, durasi, setting studio, tema, dan

keunikan), pembawa acara, bintang tamu dalam tayangan Ceriwis cukup bagus.

Meskipun pendapat mereka bervariasi, tetapi mereka menyatakan bahwa tayangan

tersebut adalah tayangan yang menarik dan menghibur.

B. Saran

Saran Akademis

Hasil penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan yang mungkin bisa

disempurnakan oleh peneliti selanjutnya. Dan peneliti menyarankan diadakan

penelitian lanjutan tentang dampak / pengaruh atau efektivitas dari tayangan televisi

terutama Ceriwis dengan referensi yang lebih lengkap, sehingga didapatkan hasil

penelitian yang cermat, lengkap dan akurat sehingga dapat memberikan manfaat bagi

khasanah keilmuan khususnya pada bidang produksi program tv.