GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG MASTITIS DI DESA AEK BADAK KECAMATAN SAYUR MATINGGI...

35
GAMBARAN PENGETAHUAI{ IBU ME}IYUSUI TE,NTAI\{G MASTITIS DI DESA AEK BAI}AK KECAMATAhI SAYUR MATIIXGGI KABUPATEN TAPAFTULI SELATA"\I TAHUN 2OT4 Oleh r Rina Hqfni Lubis, SST' MSi Di Biayai Dana Rutin Akademi Kebidauan Namira Madina Sesuai Dengan Kontrak Nomor : 0391LPPh# II/ 2014 LEMBAGA PENELITIAN DA}t PENGABDIAI\I MASYARAKAT AKADEMI KEBMANAN NAMIRA MADINA PAhIYABUNGAN 2014

description

Jurnal Ilmiah

Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG MASTITIS DI DESA AEK BADAK KECAMATAN SAYUR MATINGGI...

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

GAMBARAN PENGETAHUAI{ IBU ME}IYUSUI TE,NTAI\{G MASTITISDI DESA AEK BAI}AK KECAMATAhI SAYUR MATIIXGGI

KABUPATEN TAPAFTULI SELATA"\ITAHUN 2OT4

Oleh r

Rina Hqfni Lubis, SST' MSi

Di Biayai Dana Rutin Akademi Kebidauan Namira MadinaSesuai Dengan Kontrak Nomor : 0391LPPh# II/ 2014

LEMBAGA PENELITIAN DA}t PENGABDIAI\I MASYARAKATAKADEMI KEBMANAN NAMIRA MADINA

PAhIYABUNGAN2014

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

-

LAPORAN PENELITIAN

1. a. JudulPenelitian

2. b. Macam Penelitian

Gamabaran Pengetahuan Ibu Menyusui TentangMastitis Di Desa Aek Badak Kecamatan SayurKabupaten Tapanuli Selatan T ahun 2014Studi Kasus

3. Penelitia. Namab. NIDNc. Pangkat/ Golongand. Jabatane. Jurusanf. Bidang Ilmu yang Diteliti

Rina llafni Lubis, SST0104028703Asisten Ahli / III bDosen TetapAkbid Namira Madina PanyabunganKebidanan

4. Jumlah Tim Peneliti : 1 (Satu) Orang

5. Lokasi Penelitian : Desa Aek Badak - Tapanuli Selatan

6. Jangka Waktu Penelitian : 3 (Tiga) Bulan

7. Biaya yang Diperlukan : Rp.5.000.000,-

8. Sumber Biaya : Dana Rutin Akbid Namira Madina

iKebidanan

I:Y L.PPPfl'l3r@fflu

Direktur

Panyabnngan, 5 Februari 2Al4

Peneliti,

Namira Madina

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

JUI}TJL : GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MEII{YUSUITENTANG MASTITIS I}t DESA AEK BADAKKECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATENTAPANULI SELATAN TAHUN 2014

ABSTRAK

Mastitis dapat terjadi pada semua populasi dengan atau tanpa kebiasaanmenyusui. Insiden ini yang dilaporkan bervariasi dari sedikit sampai 33o/o wanitayang menyusui tetapi biasanya di bawah l0%.Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentangmastitis di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kelurahan Parapat Tahun 2003.Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan berdasarkan data primerdengan menggunakan kuesioner. Semua populasi dalam penelitian ini diteliti yaitusebanyak 45 orang (total sampling).Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 45 responden mayoritasberpengetahuan kurang sebanyak 19 responden (42,2%). Berdasarkan umurmayoritas responden berumur 2l-30 tahun berpengetahuan kurang sebanyak 14responden (46,7%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden yang tidakbekerja berpengetahuan kurang sebanyak 8 responden 1s:,:x1. Berdasarkanparitas mayoritas responden dengan ibu multipara berpengetahuan kurangsebanyak 6 responden (50%).Diharapkan kepada petugas kesehatan agar memberikan penkes tentang mastitiskepada ibu menyusui.

Kata KunciDaftar Pustaka

: Pengetahuan ibu, Mastitis, Menyusui.: 15 (2009-2014)

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

DAFTAR ISI

ABSTRAK

DAFTAR ISI..

BAB I PENDAHULUAN.........1.1. Latar 8e1akan9 ...............1.2. PerumusanMasalah....1.3. TujuanPenelitian..

1.3. t. Tujuan Umum1.3.2. TujuanKhusus

1.4. Manfaat Penelitian..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengetahuan

2.1.1. Defenisi Pengetahuan2.1.2. Tingkat Pengetahuan di Dalam Kognitif...........2. I .3 . Cara Memperoleh Pengetahuan................

2.2. Ibu Menyusui.............2.2.1. Defenisi Ibu........." .

2.2.2. Defenisi Menyusui2"2.3. Cara Menyusui ............

2.3. Mastitis2.3.1. Defenisi Mastitis2.3.2. Jenis Mastitis............2.3.3. Gejala Mastitis.....2.3.4. Penyebab Mastitis2.3.5. Pencegahan Mastitis....2.3.6. Penanganan Mastitis.....

2.4. Variabel yang Mempengaruhi Pengetahuan IbuMenyusui Tentang Mastitis....2.4.1. Umrn........2.4.2. Pekerjaan2.4.3. Paritas......

BAB III METODE PENELITIAN3.1. Kerangka Konsep3.2. Defenisi Operasional................3.3. JenisPenelitian.........3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Halaman

i

ii

10

10

11

t2t2

1

1

JaJ-JJ

4

5

5

5

5

78

II8

9

9

13

13

13

t4

15

15

15

17

T7

183.5. Populasi dan Sampel

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

3.6.

3.7.3.8.

Metode Pengumpulan DataAspek Pengukuran PengetahuanPengolahan Data dan Analisis Data

18

19

T9

21

21

25

292930

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai

infeksi. Mastitis atau peradangan paludara kadang-kadang menjadi fatal bila tidak

diberi tindakan yang adekuat. Keadaan ini menyebabkan beban penyakit yang

berat dan memerlukan biaya yang besar. Mastitis dapat teqadi pada semua

populasi dengan atau tanpa kebiasaan menyusui. Insiden ini yang dilaporkan

bervariasi dari sedikit sampai 33o/o wanitayang menyusui tetapi biasanya dibawah

10% (Bertha,2Al2).

Beberapa ahli diberbagai negara telah melakukan penelitian tentang

mastitis diantaranya Kinlay (1987) yang melakukan penelitian di Australia

tercatat 1075 ibu menyusui dan terdapat sebanyak 219 Qa%) yang menderita

mastitis periode 0-6 bulan pasca melahirkan. Pada tahun 1991 dilakukan kembali

penelitian di Australia oleh Amir yang terdapat dari 98o/o ibu menyusui terdapat

49 orang (50%) ibu menyusui yang menderita mastitis periode minggu I sampai 2

tahun pasca melahirkan (Bertha, 2012).

Di Indonesia Dewan dan rekan (2015) menemukan banyak ibu yang

berada di perkotaan rnemberi susu dengan botol menderita nyeri payudara. Wanita

yang memberi susu bayinya dengan susu formula masih rentan terhadap nyeri

karena payudaranya penuh, dan mungkin bengkak. Menurut Suharyono dampak

pemberian susu formula pada bayi adalah menyebabkan bayi diare 16 kali lebih

banyak dari bayi yang mendapat ASI (Mender, 2004).

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

It

Penelitian oleh PUSKA-UI (Pusat Penelitian Keluarga sejahtera-

Universitas Indonesia) bekerjasama dengan PATH (Profesional Association of

Treatment House) tahun 2A02 di 4 kabupaten di provinsi Jawa Timur (Kediri,

Blitar, Mojokerto, Pasuruan 9 dan propinsi Jawa Barat (Cirebon, cianjur dan

Krawang), menunjukkan bahwa pernberian ASI dalam 30 menit atau kurang

setelah persalinan berkisar antara 8,9 - 40o (Sofyan, 2008).

Data BPS (Badan Pusat Statistik) menyatakan bahwa ibu yang

memberikan bayinya ASI eksklusif hanya 22,49o/o dan pemberian susu formula

yakni 35o/o pada usia < 2 bulan dan 37o/o pada bayi berusia 2 - 3 tahun, hal ini

mengakibatkan rendahnya status gizi pada balita dan terjadinya gizi buruk

(Sofyan,2008).

Di sumatera utara tahun 2010 bayi yang mendapat ASI Eksklusif

mencapai 35,25oh (Profil Propsu, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di Desa Aek badak

Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2a14, 3 orang

dari 45 orang ibu menyusui menderita mastitis.

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang mastitis di Desa Aek

badak Kecamatan sayur Matinggi Kabupaten Mandailing Natal rahun 2014

1.2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah "bagaimana

gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang mastitis di Desa Aek badak

Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014

1.3. Tujuan Perelitian

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang mastitis

di Desa Aek badak Kecamatan sayur Matinggi Kabupaten Mandailing

Natal Tahun 2014

1.3.2. Tujuan Khusus

1. untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu menyusui tentang

mastitis di Desa Aek badak Kecamatan sayur Matinggi Kabupaten

Mandailing Natal Tahun 2AT4berdasarkan umur.

2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu menl,usui tentang

mastitis di Desa Aek badak Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten

Mandailing Natal Tahun 2014 berdasarkan pekerj aan.

3. untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu menyusui tentang

mastitis di Desa Aek badak Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten

Mandailing Natal Tahun 20 1 4 berdasarkan paritas.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Untuk melakukan tri darma perguruan tinggi yaitu melakukan penelitian

yang berhubungan dengan mata kuliah saya yaitu asuhan kebidanan

nifas dan menyusui

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan atau bacaan bagi mahasiswa Akbid Namira

Madina Panyabungan

3. Bagi responden

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

Sebagai bahan pengetahuan kepada seluruh ibu nifas dan menyusui agar

mau menyusui bayi nya segera mungkin agar terhindar dari masalah

mastitis. dalam memberikan penyuluhan pada ibu menyusui tentang

mastitis.

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1.. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil "tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya) (Notoatmodjo, 20 1 0)

2.1.2. Tingkatan Pengetahuan di Dalam Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya atau sebagai recall (mengingat kembali) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksudkan dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan

materi, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila

orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokan,

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tertentu.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki.

6. Evaluasi kvaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justiflkasi

atau penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010)

2.1.3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai cara yang telah digunakan kebenaran pengetahuan

sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi .

l) Cara coba salah (trial and ercor)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,

dicoba kemungkinan yang lain.

2) Cara kekuasaan atau Otoritas

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan

baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli

ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengamalan yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa yang lalu.

4) Melalui Jalan Pikiran

Yaitu manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahwmnya.

b. Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah

(It{otoatmodj o, 200 5 ).

2.2, Ibu Menyusui

2.2.1. Defenisi Ibu

Ibu adalah seorang wanita yang pernah melahirkan dan memiliki anak

serta merawat anaknya secara tulus dan tanpa pamrih (Ikhwan, 2A0T.

2.2.2. Defenisi Menyusui

Menyusui merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang

memberikan air susu secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan

psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan (Prawirohardjo, ZA}D.

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

2.2.3. Cara Menyusui

a. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan

pada puting susu dan aerola sekitamya. Cara ini mempunyai manfaat

sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

b. Bayi diletakkan menghadap payudara ibu

Ibu duduk atau berbaring dengan santai bila duduk lebih baik

menggunakan kursi rendah (kaki ibu tidak tergantung dan punggung

ibu bersandar pada sandaran kursi) bayi dipegang pada belakang

bahunya dengan satu lengan, kepada bayi terletak pada lengkung

siku ibu (kepala tidak boleh menengadah dan bokong bayi ditahan

dengan telapak tangan).

c. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu di

depan. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap

pay.udara.

d. Telinga dan lengan bayi terletak bayi pda satu garis lurus. Ibu

menatap bayi dengan kasih sayang.

e. Bayi didudukkan atau diletakkanpadapundak ibu dan punggungrya

ditekuk-tekuk sampai sendawa (Alexander, 2003 ).

2.3. Mastitis

2.3.1, Defenisi Mastitis

Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai

infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi (Bertha, Z0l3).

Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus

(saluran susu) hingga puting susu mengalami sumbatan (Eko, Z0l4).

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

Menurut Jones (2005) mastitis adalah infeksi yang masuk ke dalam

payudara yang sedang menyusui biasanya masuk melalui putting susu yang retak,

selama seminggu kedua atau ketiga.

2.3.2, Jenis Mastitis

a. Mastitis puerperalis epidemik

Adalah penyakit infeksi yang didapat dari rumah sakit yang disebabkan oleh

shain staphylococcus yang resisten terhadap penicilin.

b. Mastitis non infeksiosa

Mastitis jenis ini tidak infeksi dan te{adi bila ASI tidak dikeluarkan dari

sebagian atau seluruh payudara dimana produksi ASI melambat dan akhirnya

terhenti sehingga rnenyebabkan peradangan.

c. Mastitis subklinis

Yaitu adanya peningkatan rasio natrium kalium dalam ASI dan peningkatan

konsistensi interkukin sehingga mengakibatkan infeksi pada payudara.

d. Mastitis infeksiosa

Mastitis ini adalah jenis mastitis infeksi dan terjadi bila statis ASI tidak

sembuh dan prateksi oleh faktor imun dalam ASI dan oleh respon inflamasi

kalah.

e. Mastitis puerperalis (laktasional)

Mastitis yang biasanya menyertai laktasi.

2.3.3. Gejala Mastitis

Gejala mastitis hampir sama dengan payudarayang membengkak karena

sumbatan saluran ASI yang dapat dibagi 2 yaitu :

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

1. Gejala mastitis non infeksius

a. Ibu memperhatikan adanya "bercak panas" ata:u area nyeri tekan yang

akut.

b. Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras di daerah nyeri tekan

tersebut.

c. Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.

2. Gejala mastitis infeksius

a. Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu.

b. Ibu dapat mengeluh sakit kepala.

c. Ibu demam dengan suhu di atas 39 - 40 0C.

d. Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara.

e. Kulit pada payudara tampak kemerahan atau bercahaya (tanda-tanda akhir)

f. Kedua payudara mungkin terasa tegang dan panas.

(Ikhwan,2005)

2,3.4. Penyebab Mastitis

Penyebab infeksi mastitis biasanya adalah staphylococcus aureus.

(Sarwono,2010).

Dua penyebab mastitis adalah statis ASI dan infeksi statis ASI biasanya

merupakan penyebab primer yang dapat disertai atau berkembang menuju infeksi.

Mastitis diakibatkan oleh stagnasi ASi di dalam payudara, dan bahwa pengeluaran

ASI yang efisien dapat mencegah keadaan tersebut (Bertha, 2003).

Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara.

Penyebabnya termasuk kenyutan bayi yang buruk pada payudara, pengisapan

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

yang tidak efektif, perbatasan frekuensi atau durasi menyusui dan sumbatan pada

saluran ASI (Bertha, 2013).

2.3.5. Pencegahan Mastitis

Para ibu diharapkan untuk istirahat yang cukup secara teratur menyusui

bayinya, setiap 2-3 jam sekali sesuai ritme perut bayi, akan dapat mencegah

payudara bengkak dan infeksi. Usahakan jangan pernah menunda atau

melewatkan waktu menyusui, gunakan bra yang sesuai dengan ukuran payudara

anda (Manuaba,2004).

Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk

mencegah rnastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu dengan air

hangat sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang

sudah mengering (Prawirohardj o, 2002).

2.3.6, Penanganan Mastitis

Mastitis sangat mudah dicegah, bila menyusui dilakukan dengan baik

sejak awal untuk mencegah keadaan yang meningkatkan status ASl, dan bila

tanda dini seperti bendungan, sumbatan payudara dan nyeri puting susu diobati

dengan cepat. Hal ini dibutuhkan sebagai bagian dari perawatan kehamilan dan

sebagai bagian yang berkelanjutan pada fasilitas perawatan berbasis komunitas

untuk ibu dan anak (Bertha,2013).

Penanganan Mastitis dapat dilakukan dengan cara:

a. Payudara dikompres dengan air hangat

b. untuk mengurangi rasa sakit diberi pengobatan dengan tablet analgetika.

c. Untuk mengatasi infeksi diberi pengobatan dengan antibiotika.

d. Bayi disusui mulai dengan payudara yang mengalarni peradangan dan ibu

jangan dianjurkan berhenti menyusui bayinya.

e. lstirahat yang cukup (Farrer Helen, 2002)

10

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Menyusui rentang

Mastitis

2.4.1. Umur

Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.

Seorang ibu yang berumur 2l * 35 tahun lebih sering menderita mastitis karena

pada usia inilah ibu tersebut dikatakan masa reproduksi sehat. Maka pada umur

inilah seorang wanita menjadi awal seorang ibu dan menjadi faktor resiko

terjadinya mastitis. (Bertha, 2012)

2.4.2. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari. Pada umumnya ibu yang bekerja diperkantoran menjadi faktor resiko

terjadinya mastitis karena diakibatkan interval antara menyusui yang panjang dan

kekurangan waktu untuk pengeluaran ASI yang adekuat. (Bertha, 2012)

2.4.3. Paritas

Paritas adalah rata-rata anak yang dilahirkan hidup oleh wanita usia subur

yang pernah kawin pada tahun tertentu. Ibu yang memiliki anak I (primipara)

lebih sering terkena mastitis karena kurangnya pengetahuan ibu atau ibu masih

dalam tahap belajar untuk menyusui bayinya. (Bertha,2012

11

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

BAB III

METODE PENELTTIAN

3.1. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul Gambaran

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Mastitis di Desa Aek Badak Kecamatan

Salur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2014 . Dapat dilihat pada

bagan dibawah ini.

Bagan 3.1.

Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan ibu menyusui tentang mastitis adalah segala sesuatu

diketahui oleh ibu menyusui tentang mastitis dengan menjawab pertanyaan

diajukan dengan kategori :

: Bila jawaban responden 76 * 100% benar dari 20 pertanyaan

atau 16-20 soal dari kuesioner yang diberikan.

b. cukup : Bilajawabanresponden60 *75%dri20 pertanyaan atau12-15

soal dari kuesioner yang diberikan.

yang

yang

UmurPekerjaanParitas

Pengetahuan lbu MenyusuiTentang Mastitis

t2

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

c. Kurang : Bila responden menjawab benar < 50yo dari 20 pertanyaan atau

0-11 soal dari kuesioner yang diberikan. (Arikunto, 2002)

Skala ukur: ordinal

3.2.2. Umur

Umur adalah lamanya hidup ibu yang dihitung sejak dilahirkan sampai

pada saat penelitian dilakukan yang dikategorikan dengan :

a. 2l - 30 tahun

b. 31 -35 tahun

c. > 35 tahun

Skala ukur : ordinal

3.2.3. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan ibu menyusui sehari-hari

dengan kategori :

a. Bekerja :PNS, pegawai swasta, wiraswasta

b. Tidak bekerja : Ibu rumah tangga

Skala ukur : nominal

3.2.4. Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita yang

diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden dengan kategori :

a. Primipara

b. Secundipara

c. Multipara

d. Grandemultipara

Skala ukur : ordinal

: 1 kali melahirkan

:2kali melahirkan

:3*5kalimelahirkan

:>5kalimelahirkan

13

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

3.3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan rnenggunakan kuesioner

yang bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang

mastitis di Desa Aek Badak Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli

Selatan Tahun 2014

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1, Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan Desa Aek Badak Kecamatan sayur Matinggi

Kabupaten

3.4.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang direncanakan

adalah pada bulan Februari sid Juli 2014.

3.5. Populasi dan Sampel

3.5.I. Populasi

untuk menyelesaikan penelitian ini

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang bertempat

tinggal di Desa Aek Badak Kecamatan Salur Matinggi Kabupaten Tapanuli

Selatan Tahun 2014 sebanyak 45 orang.

3.5.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang bertempat

tinggal di Desa Aek Badak Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli

Selatan Tahun 2014 sebanyak 45 orang dan seluruh populasi dijadikan sampel

(Total population).

l4

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

3.6. Metode Pengumpulan Ilata

Pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu berupa

kuesioner dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat tentang cara

pengisian kuesioner pada responden dan menanyakan bila ada hal-hal yang tidak

dimengerti oleh responden. Dalam lembaran kuesioner dilengkapi dengan ufirur,

paritas dan pekerjaan responden, pertanyaan dalam kuesioner berjumlah 20

pertanyaan.

3.7. Aspek Pengukuran Pengetahuan

Skor yang salah nilainya adalah 0 untuk 1 soal. Jumlah soal adalah 20

(skor jawaban minimal dari setiap aspekjawaban yang salah dikali dengan jumlah

soal,yaitu:0x20:0).

Skor yang benar nilainya adalah 5 untuk I soal. Jumlah soal adalah 20

(skor jawaban maximal dari setiap aspek jawaban yang benar dikali dengan

jumlah soal yaitu : 5 x 20: 100). (Arikunto, 2003)

a. Baik : Bila jawaban respondenTi - 100% benar dari 20

pertanyaan atau 16-20 soal dari kuesioner yang diberikan.

. Bila jawaban responden 60 - 75% dari20 pertanyaan ata:u 12-15

soal dari kuesioner yang diberikan.

: Bila responden menjawab benar < 600/0 dafi 2A pertanyaan atau

0-11 soal dari kuesioner yang diberikan. (Arikunto, 2A0Z)

b. Cukup

c. Kurang

l5

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

3.8. Pengolahan Ilata dan Analisis Data

3.8.1. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah melalui langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Proses Editing

Dilakukan untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk

dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil

yang menggambarkan masalah yang diteliti, kemudian data diketompokkan

dengan menggunakan aspek pengukuran.

2. Proses Coding

Proses eoding yaitu merubah data yang sudah diedit ke dalam bentuk angka

misalnya responden diubah menjadi kode responden yaitu .. 1,2,3,... ....sampai

30.

3. Tabulating

Untuk mempemudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan

kesimpulan data dimasukkan kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.8.2, Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentasi data

yang dikumpulkan, data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi setelah itu

dapat dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori

kepustakaan yangada.

l6

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

BAB IV

IIASTL DAN PEMBAHASAN

4.1. IIasiI

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai gambaran

pengetahuan ibu menyusui tentang rnastitis di Desa Aek Badak Kecamatan Sayur

Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2Al4 dimana data diperoleh dari

45 responden yang hasilnya disajikan pada tabel-tabel distribusi di bawah ini.

4.1.1. Pengetahuan Responden

Tingkat pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini ;

Tabel4.1.Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Mastitis pada rbu Menyusui

di Desa Aek Badak Kecamatan sayur Matinggi Kahupaten TapanuriSelatan Tahun 2014

Dari Tabel 4.1. di atas rnenunjukkan dari 45 responden yang diteliti

mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 19 responden

(42,2oh), memiliki pengetahuan cukup sebanyak 16 responden (35,60/o) dan

memiliki pengetahuan baik sebanyak I 0 respond en (2l,2vo).

t

No Pengetahuan Jumlah (f) %

1 Baik 10 )))2 Cukup 16 3s.6

J Kurang 19 a.) )

Jumlah 45 100

l7

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

4.1.2. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Umur

Tingkat pengetahuan responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel4.2.Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur Tentang

Mastitis Pada Ibu Menyusui di Desa Aek Badak KecamatanSayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

Tahun 2014

Dari Tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa responden yang

1 responden (33,3%). Dan responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada

kelompok umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 14 responden (46,70/o).

4. 1.3. Gamba ran Pengetahuan Berdasa rkan Pekerjaan

Tingkat pengetahuan responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

No Umur

PengetahuanTotal

Baik Cukup Kurang

F % F o/o F % F %

1 2l-30 tahun 7 9 30 l4 46,7 30 100

2 31-35 tahun 2 16,7 6 50 4 33,3 12 100

1J 35 tahun I 33,3 1 I 111 J 100

t8

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

Tabel4.3Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan Tentang Mastitis

Pada Ibu Menyusui di Desa Aek Badak Kecamatan Sayur MatinggiKabupaten Tananuli Selatan Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 4.3. di atas dapat dilihat bahwa responden yang

berpengetahuan baik terdapat pada yang bekerja yaitu sebanyak

8 responden (26,7%). Dan responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada

yang tidak bekerla yaitu 8 responden (53,3%).

4,1,4. Gambaran Pengetahuan Berdasa rkan Paritas

Tingkat pengetahuan responden berdasarkan paritas dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel4.4Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Paritas Tentang

Mastitis Pada Itru Menyusui di Desa Aek Badak KecamatanSayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

Tahun 2014

u nra n lanun

No Peke{aan

PengetahuanTotal

Baik Cukup Kurang

F a/o F a//t F % F %

1 Bekerja 8 26,7 ll 36,7 11 36,7 30 100

2 Tidak bekerja 2 13,3 5 33,3 8 s33 15 I00

No Paritas

PengetahuanTotal

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F a/o

I Primipara 5 27,8 6 33,3 7 38,9 18 100

2 Secundipara 3 20 6 40 6 40 t5 100

J Multipara 2 16,7 4 33,3 6 50 t2 100

l9

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

Berdasarkan Tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa responden yang

berpengetahuan baik terdapat pada primipara yaitu 5 responden (27,8Yo). Dan

responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada multipara yaitu sebanyak 6

responden (50%).

4,2. Pembahasan

Dari hasil penelitian dari 45 responden di Desa Aek Badak Kecamatan

Salur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2014 mengenai Gambaran

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Mastitis maka pembahasan adalah sebagai

berikut.

4.2.1. Gambaran Pengetahuan Responden

Dari Tabel 4.1. menunjukkan dari 45 responden yang diteliti mayoritas

responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 19 responden (42,20 ),

memiliki pengetahuan cukup sebanyak 16 responden (35,6%) dan merniliki

pengetahuan baik sebanyak 10 responden (22,2o/o).

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu

dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan melalui panca indra manusia yakni

indra penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri

maupun pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan.

Menurut Bertha QA14 petugas kesehatan perlu memberi informasi pada

ibu bagaimata cara mencegah rnastitis dengan menyakinkan ibu bahwa bila

terkena mastitis setidaknya menyusui tetap dilanjutkan dan hal ini tidak akan

membahayakan bayinya.

20

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

Menurut asumsi penulis, teori di atas sesuai dengan hasil penelitian bahwa

pengetahuan berpengaruh terhadap mastitis, dilihat dari hasil penelitian ibu

rnenyusui mempunyai pengetahuan kurang, hal ini disebabkan karena kurangnya

pengetahuan ibu tentang faktor-faktor mastitis seperti kurang asupan gizi dan

tingkat kelelahan, untuk itu perlu diberikan penyuluhan pada ibu menyusui

tentang mastitis baik itu pencegahan ataupun penanganan agar pengetahuan

responden tetap up to date atau sesuai dengan perkembangan teknologi kesehatan.

4.2.2. Gamharan Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur

Dari Tabel 4.2. dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik

Dan responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada kelompok umtr 2l-30

tahun yaitu sebanyakt4 responden (46,7%).

Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.

Seorang wanita yang berumur 21 * 35 tahun dikatakan masa reproduksi sehat dan

pada masa ini pengetahuan seseorang meningkat dimana seseorang secara

maksimal dapat mencapai prestasi yang memuaskan dalam karirnya, penambahan

umur seseorang selalu dibarengi dengan pertumbuhan dan perkembangan.

Semakin bertambah umur seseorang semakin rneningkat pula kematangan fungsi

biologisnya. Umur yang lebih tua memiliki kebiasaan kerja dan ingatan yang lebih

daripada umur yang lebih muda. Umur secara kronologis merupakan penentu

dari tingkat kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan (Hurlock,

leee).

21

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

Menurut Bertha (2012) wanita yang berumur 21-30 tahun lebih sering

terkena mastitis daripada wanita di bawah usia 21 tahun dan di atas

35 tahun.

Menurut asumsi penulis, teori di atas sesuai dengan hasil penelitian bahwa

umur berpengaruh terhadap mastitis dilihat dari hasil penelitian dimana wanita

yang berumur 2l-30 tahun lebih sering menderita mastitis daripada wanita yang di

bawah usia 21 tahun dan di atas 35 tahun. Dan ibu yang kurang mendapatkan

asupan gizi akan menyebabkan rendahnya daya tahan tubuh sehingga

menyebabkan kelelahan, ini diakibatkan karena rasa nyeri dan demam yang

dialami oleh ibu yang terkena mastitis.

4.2,3. Gambaran Pengetahuan Responden Berdasarkan pekerjaan

Dari Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik

terdapat pada yang bekerja yaitu sebanyak 8 responden {26,70/o). Dan responden

yang berpengetahuan kurang terdapat pada yang tidak bekerja yaitu 8 responden

(53,3%).

Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari. Kebahagiaan bergantung pada kesesuaian besar dan luasnya cakupan

bakat dan minat dengan tugas yang diemban. Pengalaman dan pendidikan wanita

sejak kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan mereka dengan kaitannya

terhadap menyusui, ibu yang berpendidikan tinggi dan tidak bekerja dan selalu

berada disisi anaknya kemungkinan pemberian ASI akan lebih mudah dilakukan

(Hurlock, 1999).

22

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

Menurut Bertha (2A12), bekerja di luar rumah lebih sering terkana rnastitis

karena interval arrtara menyusui yang panjang dan kekurangan waktu untuk

pengeluaran ASI yang adekuat.

Menurut asumsi penulis, teori di atas sesuai dengan hasil penelitian bahwa

pekerjaan berpengaruh terhadap mastitis, ibu yang bekerja di luar rumah akan

lebih sering menderita mastitis dibandingkan dengan ibu yang hanya bekerla

sebagai ibu rumah tangga atau IRT, hal ini disebabkan karena waktu yang

diperlukan untuk menyusui bayinya tidak terpenuhi sehingga te{adilah

pernbendungan air susu ibu (ASI) yang menyebabkan rnastitis.

4.2.4. Gambaran Pengetahuan Responden Berdasarkan Paritas

Dari Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan baik

terdapat pada primipara yaitu 5 responden (27,8%). Dan responden yang

berpengetahuan kurang terdapat pada multipara yaitu sebanyak 6

responden (50%).

Wanita prirnipara lebih rentan mengalami mastitis, ini disebabkan karena

selama setelah persalinan ASI jarang dapat keluar akhirnya ter.ladi pembendungan

ASI yang menyebabkan mastitis (Bertha, 2A14.

Menurut asumsi penulis, teori di atas sesuai dengan hasil penelitian bahwa

paritas berpengaruh terhadap mastitis, ibu primipara lebih banyak tidak

memberikan ASI kepada bayinya disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu

dan masih ada rasa malu atau enggan dalam proses menyusui untuk itu perlu

penjeiasan dan dorongan dari tenaga kesehatan dan keluarga, dengan paritas

L)

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

makin tinggi dapat menambah dan rrempengaruhi pengetahuan seseorang,

semakin sering melahirkan anak semakin banyak pengetahuan yang didapat baik

dari diri sendiri maupun dari orang lain.

24

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

_l

25

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian Tentang Gambaran Pengetahuan Ibu

Menyusui Tentang Mastitis maka dapat disimpulkan :

5.1.1. Berdasarkan pengetahuan menunjukkan dari 45 responden yang diteliti

mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak lg

responden {42,2o/o), merniliki pengetahuan cukup sebanyak 16 responden

(35,60/o) dan memiliki pengetahuan baik sebanyak 10 responden (22,ZVo).

5.1.2. Berdasarkan umur bahwa responden yang berpengetahuan baik terdapat

Dan responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada kelompok

umur 2l-30 tahun yaitu sebanyak 14 responden (46,7oh).

5.1.3. Berdasarkan pekerjaan bahwa responden yang berpengetahuan baik

terdapat pada yang bekerja yaitu sebanyak 8 responden (26,7a/a). Dan

responden yang berpengetahuan kurang terdapat pada yang tidak bekerja

yaitu I responden (53,3%).

5.1.4. Berdasarkan paritas bahwa responden yang berpengetahuan baik terdapat

pada primipara yaitu 5 responden (27,8%). Dan responden yang

berpengetahuan kurang terdapat pada multipara yaitu sebanyak

6 responden (50%).

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

5.2. Saran

5.2.1. Diharapkan kepada petugas kesehatan yang ada di Desa Aek Badak

Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2014

khususnya bidan Desa di BPS Puskesmas agar memberikan penyuluhan

mengenai kebutuhan gizi ibu menyusui dan daya tahan tubuh dalam masa

menyusui khususnya unhrk mencegah terjadinya mastitis.

5.2.2. Diharapkan kepada instansi kesehatan Puskesmas, yang ada

di Desa Aek Badak Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli

Selatan agar memberikan penkes tentang rnastitis.

5.2.3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melalcukan penelitian

lanjutan dengan variabel yang berbeda.

26

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

DAFTAR PUSTAII\

Alexender, 2Of 1 Pra He lc Kebidanan" EGC, Jakarta.

Arilunto, mfq Provdur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,Jetrtr.

Berth& 20l!- Masitk Penyebab dan pmatalalwanaan, EGC.

Eko, I{asrilit tttpl/www.Harian GIo bal, 28 Februari 2013.

Farrrcrn Heler, ?,ffg, Perawatan Maternitas, EGC, Jakarta.

Http:ftw.Protrl Kesehatan Sumut, 2013.

Hurlock, E, 1999, P s iko I o gi P er kemb angan, Erlangga, Jakarta.

rkhwan, Parqehon Mastitis, http:/lwrvw.Jilbab on line, 15 November 2005.

Mander, 2{Ii4, Nycri Percalinan, EGC, Jakarta.

Manuaba, 200{ xryniteroan Klinik obstetri dan Ginekologi, EGC, Jakarta.

Notoatmodjq 2{xB, Ilnu Kaehatan Masyarakat, Rineka cipta, Jakarta.

r 2fl5, Maodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, RinekaCiptt, Jakerte.

Prawirohardjo, 2002, Ilmu Kandungan, yayasan Bina pustaka, SarwonoPrawirohardj o, Ja ka rta.

! 2Ux2, Ilma Kebidanan, Yayasan Bina pustaka, SarwonoPrawirohardj o, Ja ka rta.

sofyan, 2oo4rlkatan Bidan Indonesia, Pengurus pusat rBr, Jakarta.

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

AKADEM! KEBIDANAN NAMIRA MADINALEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDTAN MASYARAKAT(rPPM)

Jln.Bhoyongkaro Desa Gunung Tua Lumbon pasir panyabungan

Kobupoten Mondoiling Natal Sumatera tJtaro.No Ttp (06j6)32tBZs

SURAT PERJANJIAN KERJANo: 039/LPPM/II|20|4

Pada hari ini Senin Tanggal lima bulan Februari Tahun Dua Ribu Lima Belas, Kami yangbertanda tangan di bawah ini :

l. Drs. H. Ahmad Chot Lbs, MM, M.Si Ketua Lembaga Penelitian danPengabdian masyarat(LPPM) untuk danatas nama Direktur Akademi KebidananNamira Madina dalam perjanjian inidisebut PIHAK PERTAMADosen Tetap Akademi KebidananNamira Madina dalam hal ini bertindaksebgai peneliti, selanjutnya disebutPIHAK KEDUA

2.Rina Hafrri Lbs, SST,M.Si

Kedua belah pihak secara bersama-sama sepakat mengadakan surat perjanjian kerja atau SpKdengan ketentuan sebagai berikut:

Pasal I1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada pIFIAK KEDUA, dan pIHAK

KEDUA menerima tugas tersebut untuk melaksanakan dan penelitian yang berjudul :

"Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Bahaya Merokoi< TerhadapKesehatan Reproduksi Di Desa Gunung Tua Lumban Pasir Kecamatan PanyabunganKota Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013- yang berada dibawah tanggungjawab PIHAK PERTAMA/ yang diketahui oleh : PIftAK KEDUA;d.ngu, -u* tr4u3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian ditandatangani.

Pasal2l. PIHAK PERTAMA memberikan dana penelitian tersebut pada pasal I sebesar

Rp3.000.000r- (TiSa Juta Rupiah) dan pembayaraldilaksanakan secara bertahap,setelah disisihkan biaya suvervisi sebesar 5olo sesuai dengan SK Direktur AkademiKebidanan Namira Madina.

2. Tahap pertama sebesar T}YoyaituRp 2.100.000,- (Dua Juta Seratus Ribu Rupiah)dibayarkan sewaktu surat perjanjian kerja ini ditanda tangani oleh kedua belahpihak

3. Tahap kedua sebesar 30%yaituRp. 900.000,- ( Sembilan Ratus fubu Rupiah )dibayar setelah PIHAK KEDUA Mempersentasikan dan menyerahkan laporanhasil penelitian dinyatakan telah sesuai oleh PII{AK PERTAMA

Pasal31. PIHAK KEDUA harus menyelesaikan penelitian yang dimaksud selama masa

berlaku SPK

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI  TENTANG  MASTITIS DI DESA AEK BADAK  KECAMATAN SAYUR  MATINGGI KABUPATEN  TAPANULI SELATAN TAHUN  2O14

2. Sebelum akhir penelitian diselesaikan, PIHAK KEDUA menyampaikan konseplaporan penelitiannya berupa makalah seminar yang dapat disampaikan melaluiforum yang dikordinasikan LPPM Akademi Kebidanan Namira Madina

3. Bahan seminar dimaksud disampaikan ke pusat penelitian sebanyak 4 ( empatbuah ) diketik satu setengah spasi ukuran A'4

Pasal 4PIHAK KEDUA harus mengirimkan laporan hasil penelitian tersebut dalam pasal 3 kepada:

I. PIHAK PERTAMA2. LPPM

: 2 (dua) Eksemplar untuk Perpustakaan: 2 ( dua) Eksemplar untuk registrasi

Tembusan surat perjanjian pengantar laporan penelitian tersebut ( tanpa buku hasil laporan)harus disampaikan ke BAAK Akademi Kebidanan Namira Madina Panyabungan. Laporanhasil penelitian yang disebut pada pasal 3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Bentuk A42. Warna Kulit Biru3. Sampul kertas jeruk

Pasal 5Keterlambatan PIHAK KEDUA dalam menyelesaikan penelitian ini dikenakan denda 17operhari, dengan maksimum keterlambatan 5oh dari kontrak, denda tersbut diserahkan kepadaPIF{AK PERTAMA

Pasal 6Hak cipta penelitian tersebut ada pada PIF{AK KEDUA, sedangkan untuk penggadaan danpenyebaran laporan hasil penelitian berada pada PIHAK PERTAMA

Pasal TSurat perjanjian kerja ini dibuat rangkap 3 (tiga ) satu rangkap untuk PIHAK PERTAMAsatu rangkap untuk PIHAK KEDUA, dan satu rangkap untukpihak yang berkepentingansebagai tembusan.

Hal hal lain yang belum diatur dalam perjanjian kerja ini akan ditentukan kemudian olehkedua belah pihak

1. Lembar 1

2. Lembar II3. Lembar III

: LPPM: Peneliti Ybs: Direktur ( sebagai laporan )

Rina Hdfni If is, SST.M.SiNIDN:0104028