GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita...

64
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE PADA TENAGA PENJAMAH MAKANAN DALAM PENYELENGGARAANMAKANAN DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KOTA KENDARI Tugas Akhir Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan D-III Gizi OLEH : YUNITA NIM. P00331015028 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI PRODI D-III GIZI 2019

Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita...

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE

PADA TENAGA PENJAMAH MAKANAN

DALAM PENYELENGGARAANMAKANAN

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA

KOTA KENDARI

Tugas Akhir

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan D-III Gizi

OLEH :

YUNITA

NIM. P00331015028

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PRODI D-III GIZI

2019

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)
Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)
Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

iii

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE

PADA TENAGA PENJAMAH MAKANAN

DALAM PENYELENGGARAANMAKANAN

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA

KOTA KENDARI

RINGKASAN

Yunita

di bawah bimbingan Hariani dan Fatmawati

Latar Belakang : Faktor kebersihan penjamah atau pengelola makanan yang biasa disebut

hygiene personal merupakan prosedur menjaga kebersihan dalam pengelolaan makanan

yang aman dan sehat. Prosedur menjaga kebersihan merupakan perilaku bersih untuk

mencegah kontaminasi pada makanan yang ditangani. Penelitian ini bertujuan mengetahui

gambaran pengetahuan dan perilaku tentang higiene pada tenaga penjamah makanan dalam

penyelenggaraan makanan di Panti Sosial Tresna Werdha Binaula Kota Kendari.

Metode : Jenis penelitian ini adalah cross sectional study dengan dengan pendekatan

survey. Penelitian ini dilakukan pada 19 Juni s/d 25 Juni 2019, dengan jumlah sampel 6

orang diambil dengan metode total sampling, pengambilan data dilakukan dengan

wawancara menggunakan kueioner dan pengamatan dengan menggunakan lembar

observasi.

Hasil : Tugas akhir menunjukkan pengetahuan tentang higiene sebagian besar (83,3%)

dalam kategori cukup serta perilaku higiene tenaga pengolah makanan pada

penyelenggaraan makanan di Panti Sosial Tresna Werdha Binaula Kota Kendari sebagian

besar (66,7%) dalam kategori baik. Penelitian ini menyarankan kepada tenaga penjamah

makanan agar mempraktekkan perilaku hygiene sesuai dengan pengetahuan yang mereka

miliki.

Kata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan

Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan dan

karunianya tugas akhir dengan judul “Pengetahuan Dan Perilaku Tentang Higiene Pada

Tenaga Penjamah Makanan Dalam Penyelenggaraan Makanan Di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kota Kendari” dapat diselesaikan.

Selama proses penyusunan tugas akhir ini telah melewati perjalanan panjang dalam

penyusunannya yang tentunya tidak lepas dari bantuan moril material pihak lain. Oleh

sebab itu, penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati menyampaikan ucapan

terimah kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

2. Ibu Sri Yunanci V.G, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari

3. Ibu Euis Nurlela, S.Gz, M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Gizi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari

4. Ibu Hariani SST, MPH selaku pembimbing I yang telah ikhlas meluangkan waktu dan

berbagi ilmu guna membantu penulis dalam penyusunan proposal penelitian ini.

5. Ibu Dr. Hj. Fatmawati, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberi

dukungan dan membantu penulis dalam penyusunan proposal penelitian ini.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Jurusan Gizi Poltekkes Kendari yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan

Gizi Poltekkes Kendari.

7. Kepada seluruh sahabat saya mahasiswa/mahasiswi D-III Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari Angkatan 2015 dan 2016 yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu yang juga telah banyak memberikan bantuan dan motivasi selama proses

penyusunan tugas akhir ini.

Ucapan terimah kasih yang tidak ternilai harganya penulis persembahkan kepada

ayahanda dan ibunda serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan dan

bantuanya, baik secara moril maupun materil kepada penulis selama menempuh

pendidikan.

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

v

Akhirnya penulis menyadari, dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk

kesempurnaan hasil ini sangat penullis harapkan.

Kendari, Juli 2019

Penulis

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN AKHIR PROGRAM ....................................... iii

RINGKASAN .............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ......................................................................................... 4

C. Tujuan penelitian .......................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6

A. Tinjauan tentang Pengetahuan ...................................................................... 6

B. Tinjauan tentang perilaku ............................................................................. 9

C. Tinjauan tentang Hygiene ........................................................................... 11

D. Penjamah makanan ..................................................................................... 17

E. Penyelenggaraan makanan ......................................................................... 23

F. Kerangka teori dan kerangka konsep.......................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 28

1. Jenis dan desain penelitian ......................................................................... 28

2. Tempat dan waktu penelitian ..................................................................... 28

3. Populasi dan sampel ................................................................................... 28

4. Jenis dan cara pengumpulan data ............................................................... 28

5. Pengolahan data .......................................................................................... 29

6. Penyajian data ............................................................................................. 29

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

vii

7. Definis operasional ..................................................................................... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 31

A. Hasil ............................................................................................................ 31

B. Pembahasan ................................................................................................ 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 38

1. Kesimpulan ................................................................................................. 38

2. Saran ........................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 39

LAMPIRAN ................................................................................................................ 41

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sarana Bagunan Fisik di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula.................... 32

Tabel 2. Gambaran Umum Karateristk Sampel .......................................................... 33

Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan Pengetahuan dan Perilaku ............................ 34

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian ......................................................................... 26

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 27

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Master Tabel Penelitian

3. Hasil Analisis Statistik

4. Dokumentasi Penelitian

5. Surat Keterangan Selesai Penelitian

6. Surat Pengantar Penelitian dari Balitbang Prov. Sultra

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya

kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat

dan peralatan agar aman dikonsumsi (Kemenkes, RI, 2011).Penyelenggaraan makanan

yang hygiene dan sehat menjadi prinsip dasar penyelenggaraan makanan institusi.

Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar oleh penjamah makanan dapat

menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan keracunan akibat bahan kimia,

mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat pula menimbulkan alergi

(Fatmawati, Rosidi, dan Hendarsari, 2013).

Faktor kebersihan penjamah atau pengelola makanan yang biasa disebut hygiene

personal merupakan prosedur menjaga kebersihan dalam pengelolaan makanan yang

aman dan sehat. Prosedur menjaga kebersihan merupakan perilaku bersih untuk

mencegah kontaminasi pada makanan yang ditangani. Prosedur yang penting bagi

pekerja pengolah makanan adalah pencucian tangan, kebersihan dan kesehatan diri. Di

Amerika Serikat 25% dari semua penyebaran penyakit melalui makanan, disebabkan

pengolah makanan yang terinfeksi dan higiene personal yang buruk (Fatmawati, Rosidi,

dan Handarsari, 2013).

Kebersihan dan kesehatan diri merupakan syarat utama pengolah makanan. Test

kesehatan terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat paru-

paru dan saluran pernapasan sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali, terutama

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

2

pengolah makanan di dapur rumah sakit. Ada beberapa kebiasaan yang perlu

dikembangkan oleh para pengolah makanan untuk menjamin keamanan makanan yang

diolah yaitu berpakaian harus selalu bersih dan memakai pakaian kerja atau celemek

yang tidak bermotif agar pengotoran pada pakaian mudah terlihat. Pekerja harus

memakai sepatu yang tidak terbuka dan dalam keadaan bersih, rambut harus selalu

dicuci secara periodik dan selama mengolah makanan harus dijaga agar rambut tidak

jatuh ke dalam makanan disarankan menggunakan topi atau jala rambut. Pekerja yang

sedang sakit flu, demam atau diare sebaiknya tidak dilibatkan terlebih dahulu dalam

proses pengolahan makanan, sampai gejala-gejala penyakit tersebut hilang. Pekerja

yang memiliki luka pada tubuhnya harus menutup lukanya dengan pelindung kedap air

(Adam, 2011)

Menurut Kusmayadi (2007) terdapat 4 (empat) hal penting yang menjadi prinsip

hygiene dan sanitasi makanan meliputi perilaku sehat dan bersih orang yang mengelola

makanan, sanitasi makanan, sanitasi peralatan dan sanitasi tempat pengolaha Makanan

dapat terkontaminasi mikroba karena beberapa hal, di antaranya adalah menggunakan

lap kotor untuk membersihkan meja, perabotan bersih dan lain-lainnya serta makanan

disimpan tanpa tutup sehingga serangga dan tikus dapat menjangkaunya serta pengolah

makanan yang sakit atau karier penyakit.

Perilaku higiene penjamah makanan tidak terlepas dari sikap dan pengetahuan

mengenai higiene dan sanitasi makanan. Pengetahuan, sikap dan higiene perorangan

penjamah makanan sangat penting dalam penyelenggaraan makanan agar makanan

yang dihasilkan terhindar dari kontaminasi (Miranti dan Adi, 2016).

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

3

Hasil penenilitan Saputra (2015)Terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan perilaku hygiene pada tenaga pengolah makanan di Instalasi Gizi

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. Sementara itu penelitian Fatmawati,

Rosidi, dan Handarsari (2013) di Pusat Pendidikan dan latihan olahraga Jawa Tengah

menyatakan pengetahuan pengolah makanan tentang hygiene pengolah makanan pada

kategori sedang sebesar 50% serta perilaku hygiene pengolah makanan pada kategori

kurang sebesar 50% dari 6 orang tenaga pengolah makanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2017) di Di Panti Asuhan Sitinoraiti

Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosirmenyatakan bahwa masih banyak responden

responden yang belum mengerti pengetahuan tentang penyakit yang dapat ditimbulkan

akibat makanan yang terkontaminasi, tujuan menggunakan pakaian kerja yang bersih,

cara mengangkut makanan yang baik dan siap untuk di sajikan, belum mengerti apa

tujuan menutup mulut dengan menggunakan tisu/ saputangan disaat batuk/ bersin pada

saat mengolah makanan, belum mengerti apa tujuan mencuci tangan menggunakan

sabun apabila keluar dari wc/toilet, serta responden juga belum mengetahui apa tujuan

disediakan tempat sampah dilingkungan penanganan makanan.

Studi pendahuluan yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Kendari,

penghuni panti sering terjadi mengalami keluhan sakit perut, namun tidak ada

pemeriksaan mengenai penyebab sakit tersebut apakah disebabkan oleh makanan

ataupan penyakit tertentu. Meskipun belum ada laporan tentang adanya kejadian diare

yang diakibatkan dari makanan di Panti, namun hasil studi pendahuluan dimana

kebersihan diri (hygine) masih kurang terlihat dari kebersihan pakaian, kuku, maupun

rambut, tidak menggunakan celemek ataupun alat pelindung lain seperti kaus tangan.

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

4

Penutup kepala, Selain itu pendistribusian makanan tanpa menutup makanan sering kali

menggaruk-garuk anggota tubuh tanpa mencuci kembali tangan dengan air bersih, dan

tidak mencuci tangan ketika akan menjamah makanan. Berdasarkan latar belakang

diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang perilaku higiene tenaga

pengolah makanan berdasarkan pengetahuan tentang higiene mengolah makanan pada

penyelenggaraan makanan di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana perilaku higiene tenaga pengolah makanan berdasarkan pengetahuan

tentang higiene mengolah makanan pada penyelenggaraan makanan di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kota Kendari?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui perilaku higiene tenaga pengolah makanan berdasarkan

pengetahuan tentang higiene mengolah makanan pada penyelenggaraan makanan di

Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perilaku higiene tenaga pengolah makanan pada penyelenggaraan

makanan di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari.

b. Mengetahui pengetahuan tentang higiene mengolah makanan pada tenaga

pengolah makanan di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari.

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi instansi

Sebagai masukan bagi pihak Panti Sosial Tresn Werdha dalam

meningkatkan pelayanan makanan kepada penghuni Panti.

2. Manfaat bagi peneliti

a. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya di bidang

personal hygiene dan sanitasi penjamah makanan.

b. Sebagai informasi bagi peneliti lain untuk study yang lebih mendalam dan

menambah bahan bacaan pengetahuan tentang personal hygiene penjamah

makanan.

3. Manfaat bagi institusi pendidikan

Untuk menambah pembendaharaan bahan bacaan dan menambah personal

Hygiene dan Sanitasi Penjamah Makanan di Institusi Panti Sosial.

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Higiene

1. Pengertian higiene

Menurut (Streeth, J.A. and Southgate, H.A, 1986 dalam Rejeki, 2015) Kata

“Higiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan

menjaga kesehatan. Dalam sejarah Yunani, higiene berasal dari nama seorang Dewi

yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit).

Berdasarkan buku Theory of Catering dikemukakan bahwa higiene adalah

ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit. Higiene lebih bayak

membicarakan masalah bakteri sebagai penyebab timbulnya penyakit. Seorang juru

masak di samping harus mampu mengolah makanan yang enak rasanya, menarik

penampilannya, juga harus layak dimakan. Untuk itu, makanan harus bebas dari

bakteri atau kuman penyakit yang membahayakan kesehatan manusia (Rejeki,

2015).

Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya

kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia

(Rejeki, 2015).

Arti lain dari higiene ada beberapa yaitu :

1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani,

rohani, dan sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

7

2. Menurut Brownell, higiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan

melindungi kesehatan.

3. Menurut Prescott, higiene menyangkut dua aspek yaitu:

1.) Yang menyangkut individu (personal higiene)

2.) Yang menyangkut lingkungan (environment) (Rejeki, 2015).

Higiene perorangan mencakup semua segi kebersihan diri pribadi

karyawan (penjamah makanan) tersebut. Menjaga higiene perorangan berarti

menjaga kebiasaan hidup bersih dan menjaga kebersihan seluruh anggota tubuh

yang meliputi:

1) mandi dengan teratur, bersih dan sehat sebelum memasuki ruangan dapur,

2) mencuci tangan sebelum dan sesudah menjamah makanan,

3) kuku dipotong pendek dan tidak di cat (kutex),

4) rambut pendek dan bersih,

5) selalu memakai karpus (topi khusus juru masak) atau penutup kepala

lainnya,

6) wajah; tidak menggunakan kosmetik secara berlebihan,

7) hidung; tidak meraba-raba hidung sambil bekerja dan tidak menyeka wajah

dengan menggunakan tangan tetapi menggunakan sapu tangan,

8) mulut; menjaga kebersihan mulut dan gigi, tidak merokok saat mengolah

makanan, jangan batuk menghadap makanan, tidak mencicipi makanan

langsung dari alat memasak,

9) kaki; mempergunakan sepatu dengan ukuran yang sesuai, kaos kaki diganti

setiap hari, kuku jari harus dipotong pendek .

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

8

Tujuan dari personal hygiene adalah untuk meningkatkan derajat

kesehatan, memelihara kebersihan diri, memperbaiki personal hygiene yang

kurang, mencegah penyakit, menciptakan keindahan, dan meningkatkan rasa

percaya diri (Wartonah, 2003).

2. Higiene Perorangan (Personal Higiene)

a. Pengertian Personal Higiene

Kebersihan diri (personal higiene) merupakan kebersihan diri sendiri

yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun

psikologis (Rejeki, 2015).

Menurut Entjang, (2001) dalam Rejeki, (2015) pengertian personal

higiene atau higiene perorangan (usaha kesehatan pribadi) adalah upaya dari

seseorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri.

b. Tujuan Personal Hgiene (Rejeki, 2015) :

a.) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b.) Memelihara kebersihan diri sendiri

c.) Memperbaiki personal higiene yang kurang

d.) Pencegahan penyakit

e.) Meningkatkan percaya diri seseorang

f.) Menciptakan keindahan

B. Prinsip Higiene dan Sanitasi Makanan

Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap empat faktor

penyehatan makanan yaitu faktor tempat/bangunan, peralatan, orang, dan bahan

makanan. Penyehatan makanan adalah upaya untuk mengendalikan empat faktor

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

9

tersebut yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau

keracunan makanan. Untuk mengetahui faktor tersebut dapat menimbulkan penyakit

atau keracunan makanan, perlu dilakukan analisis terhadap rangkaian kegiatan 6 (enam)

prinsip higiene dan sanitasi makanan (Rejeki, 2015).

Prinsip higiene dan sanitasi makanan yang diperlukan untuk mengendalikan

kontaminasi makanan, antara lain pemilihan bahan baku makanan, penyimpanan bahan

makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan, penyimpanan makanan serta

penyajian makanan (Rejeki, 2015).

1. Pemilihan bahan baku makanan

Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau

pertumbuhan mikroorganisme pathogen dan pembentukan toksin selama

transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang

dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan

baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan.

2. Penyimpanan bahan makanan

Kerusakan bahan makanan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena

alam, dan perlakuan manusia, adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam

proses pematangan seperti pada buah-buahan dan kerusakan mekanis seperti

gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan

dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik

bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan

oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya.

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

10

3. Pengolahan makanan

Pengolahan makanan adalah proses mengubah bentuk dari bahan mentah

menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang

mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip higiene dan sanitasi.

4. Pengangkutan makanan

Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah

terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi

resikonya daripada pencemaran bahan makanan. Oleh karena itu, titik berat

pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak.

5. Penyimpanan makanan

Bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan yang berada dalam

suasana yang cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak. Bahaya

terbesar dalam makanan masak adalah adanya mikroorganisme pathogen dalam

makanan akibat terkontaminasinya makanan sewaktu proses pengolahan makanan

maupun kontaminasi silang melalui wadah maupun penjamah makanan, kemudian

dibiarkan dingin pada suhu ruang, sebagai contoh; sayur bening dan ikan kuah

sebelum dimakan dibiarkan dingin pada suhu ruang tanpa penutup/pelindung

makanan maka dapat terkontaminasi oleh lalat-lalat dan debu.

6. Penyajian makanan

Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap santap/layak santap.

Layak santap dapat dinyatakan bilamana telah dilakukan uji organoleptik dan uji

biologis. Dalam prinsip penyajian makanan wadah untuk setiap jenis makanan

ditempatkan dalam wadah terpisah dan ditutup. Tujuannya agar makanan tidak

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

11

terkontaminasi silang, bila satu makanan tercemar yang lain dapat diselamatkan,

serta memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan pangan.

C. Faktor Higiene dan Sanitasi Makanan

Menurut Tarwoto (2004) dalam Pasanda (2016), perilaku seseorang melakukan

personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :

1. Citra tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan

fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan

citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi

kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak

peduli terhadap kebersihannya.

2. Praktik sosial

Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau

air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan

personal hygiene. Praktik personal hygiene pada lansia dapat berubah dikarenakan

situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dipanti jompo mereka tidak dapat

mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi tersebut akan mereka

dapatkan dalam rumah mereka sendiri, karena mereka tidak mempunyai

kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.

3. Status sosio ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat

gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

12

4. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik

dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah

cukup. Seseorang harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali

pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang mendorong individu untuk

meningkatkan personal hygiene.

Menurut Soekidjo Notoadmojo (2007) faktor – faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah :

a. Umur

Usia atau umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan

bertambahnya usia, khususnya beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya

kosa kata dan pengetahuan umum (Erfandi, 2009).

b. Jenis Kelamin

Pada umumnya perempuan lebih sensitif dan mau menerima masukan

yang baik terutama masalah kesehatan sehinga memunculkan motivasi untuk

menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi dan lingkunganya lebih baik

dibandingkan laki-laki (Syachroni, 2012).

c. Pendidikan

Pendidikan juga suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

13

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut semakin

luas pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

d. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau

dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak

pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan

orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar dalam

bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan

yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik (Ratnawati, 2009).

e. Sumber Informasi

Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan

atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-

macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan

landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Erfandi,

2009).

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

14

5. Budaya

Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene.

Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang

berbeda. Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh

dimandikan. Menurut Coleman, 1973 dalam Muhith (2003) bahwa gender

merupakan sebuah atribut psikologis yang membentuk sebuah kontinum dari sangat

maskulin sampai sangat feminin.

6. Kebiasaan seseorang

Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan

melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk

tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan shampo, dan lain-lain.

7. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan

perlu bantuan untuk melakukannya

D. Penjamah Makanan

Penjamah makanan diartikan sebagai orang yang pekerjaannya menyiapkan

bahan makanan hingga siap untuk dikonsumsi. Ditinjau dari lokasi kerjanya, penjamah

makanan dibedakan menjadi dua yaitu penjamah makanan rumah ; individu yang

menyiapkan makanan untuk keluarga, sedangkan penjamah makanan professional ;

individu yang bekerja di perusahaan yang menyelenggarakan pangan banyak. Penjamah

makanan merupakan salah satu dari pihak yang berperan dalam keamanan pangan

selain pengambil keputusan, produsen, pengelola dan konsumen pangan. Pada usaha

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

15

tata boga penjamah makanan adalah ujung tombak penyelenggaraan pangan (Nurlaela,

2011).

Faktor yang terpenting pada keamanan pangan adalah penjamah makanan.

Penjamah makanan yang berpendidikan rendah akan melaksanakan tugasnya hanya

mengandalkan kebiasaan yang dimilikinya tanpa mengetahui alasan yang benar yang

melatarbelakangi tindakannya (Nurlaela, 2011).

Perilaku penjamah yang tidak mendukung tentunya akan menimbulkan masalah

terhadap keamanan pangan. Sebagaimana beberapa hasil penelitian, Afriani

menyatakan bahwa lemahnya personal hygiene dapat mengakibatkan kontaminasi

terhadap makanan (Nurlaela, 2011).

Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan

makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,

pengangkutan, sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari

penjamah makanan sangatlah besar perannya. Penjamah makanan ini mempunyai

peluang untuk menularkan penyakit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu

dalam keadaan sehat dan terampil (Depkes RI, 2003).

Faktor kebersihan penjamah atau pengelola makanan yang biasa disebut hygiene

personal merupakan prosedur menjaga kebersihan dalam pengelolaan makanan yang

aman dan sehat. Prosedur menjaga kebersihan merupakan perilaku bersih untuk

mencegah kontaminasi pada makanan yang ditangani. Prosedur yang penting bagi

pekerja pengolah makanan adalah pencucian tangan, kebersihan dan kesehatan diri

(Fatmawati, Rosidi, Handarsari, 2013).

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

16

Penyelengaraan makanan penyebab perilaku yang salah mengenai personal

higiene dan sanitasi disebabkan karena pengetahuan yang rendah atau ketidaktahuan

tentang hal-hal yang seharusnya diketahui oleh tenaga penjamah makanan dalam upaya

mendapatkan makanan yang sehat (Wagustina, 2013).

Penyelenggaraan makanan yang higiene dan sehat menjadi prinsip dasar

penyelenggaraan makanan institusi. Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan

benar oleh penjamah makanan dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan

keracunan akibat bahan kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat pula

menimbulkan alergi (Fatmawati, Rosidi, Handarsari, 2013).

Dengan demikian pengetahuan higiene dan sanitasi pada suatu penyelenggaraan

makanan perlu ditingkatkan dalam pelaksanaannya terutama oleh penjamah makanan

itu sendiri (Wagustina, 2013).

Pemeliharaan personal hygiene sangat menentukan status kesehatan, dimana

individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah

terjadinya penyakit. Upaya kebersihan diri ini mencakup tentang kebersihan rambut,

mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian (Akmal,

Semiarty, Gayatri, 2013).

Salah satu upaya personal hygiene adalah merawat kebersihan kulit karena kulit

berfungsi untuk melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh dan

mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Mengingat kulit penting sebagai pelindung

organ- organ tubuh, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Penyakit kulit dapat

disebabkan oleh jamur, virus, kuman, parasit.

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

17

Untuk mewujudkan penyehatan penyelenggaraan makanan, diperlukan tenaga

penjamah yang memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Bukti sehat diri dan bebas dari penyakit

b. Tidak menderita penyakit kulit, penyakit menular, scabies ataupun luka bakar

c. Bersih diri, pakaian dan seluruh badan

d. Mengikuti pemeriksaan kesehatan secara periodic

e. Mengetahui proses kerja dan pelayanan makanan yang benar dan tepat

f. Mengetahui teknik dan cara penerapan higiene dan sanitasi dalam penyelenggaraan

makanan

g. Berperilaku yang mendukung terwujudnya penyehatan makanan

Hal-hal yang harus dilakukan tenaga penjamah makanan adalah :

a. Cuci tangan dengan sabun sebelum mulai/sesudah bekerja, setiap keluar dari WC,

sesudah menjamah bahan kotor

b. Sebelum dan setelah bekerja tidak menggaruk kepala, hidung dan bagian tubuh lain

yang dapat menimbulkan kuman

c. Alihkan muka dari makanan dan alat-alat makan dan minuman bila batuk dan bersin

d. Penggunaan masker/tutup hidung dan muka bila diperlukan

e. Pengolahan makanan hendaknya dilakukan menurut proses yang ditetapkan, sesuai

dengan peralatan masak, waktu dan suhu ataupun tingkat pemasakan

f. Jangan sekali-kali menjamah makanan yang sudah masak, pergunakan sendok,

garpu, atau alat lainnya

g. Makan diruang makan yang disediakan

h. Merokok tidak boleh diruang kerja

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

18

i. Selalu menjaga agar tempat kerja, ruang ganti pakaian, kamar mandi dan WC serta

alat-alat tetap bersih setiap waktu

j. Penjamah makanan dianjurkan untuk memakai sarung tangan (Aritonang, 2012).

Higiene tenaga penjamah makanan dengan tujuan untuk mewujudkan

penyehatan perorangan yang layak dalam penyelenggaraan makanan, diperlukan

tenaga penjamah yang memenuhi syarat sebagai berikut: tidak menderita penyakit

mudah menular, menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya), memakai

celemek dan tutup kepala, mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan,

menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau dengan alas tangan, tidak

sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut, atau bagian

lainnya), tidak batuk atau bersin dihadapan makanan yang disajikan dan atau tanpa

menutup mulut atau hidung (Departemen Kesehatan RI, 2006).

Keadaan perorangan yang perlu diperhatikan penjamah makanan untuk

mencegah penularan penyakit dan atau kontaminasi mikroba patogen melalui makanan

adalah sebagai berikut:

1. Mencuci Tangan

Menurut depkes (1992), hendaknya tangan selalu dicuci sebelum bekerja,

sesudah menangani bahan makanan kotor/mentah atau terkontaminasi, setelah dari

kamar kecil, setelah tangan digunakan untuk menggaruk, batuk atau bersin dan

setelah makan atau merokok. Menurut direktorat surveilan dan penyuluhan

keamanan pangan deputi III-BPOM (2003) Kebersihan tangan pekerja yang bekerja

mengolah dan memproduksi pangan sangat penting kerena itu perlu mendapatkan

perhatian khusus. Setiap saat akan menjamah makanan jika tangannya kotor, maka

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

19

perlu dicuci dengan air mengalir. Karena itu fasilitas air mengalir, sabun dan

pengering harus selalu tersedia dilokasi-lokasi pembersihan yang mudah dijangkau.

Menurut Depkes (2003) Mencuci tangan secara baik dan benar akan membunuh

lebih dari 80% kuman di tangan. Tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat

memindahkan bakteri dan virus patogen dari tubuh, feses atau sumber lain

kemakanan.

2. Sarung Tangan

Penyuluhan keamanan pangan pekerja yang menderita luka ditangan tetapi

tidak infeksi masih diperbolehkan bekerja tetapi harus menggunakan sarung tangan

(glove). Selain itu pekerja disarankan tidak menggunakan cat kuku jika terpaksa

harus memakai cat kuku maka penggunaan sarung tangan karet menjadi keharusan.

Menurut Depkes (2006), berdasarkan keputusan menteri kesehatan Republik

Indonesia nomor 715/Menkes/SK/V/2003 tentang persyaratan higiene dan sanitasi

jasa boga tanggal 23 Mei 2003 yang menyatakan sarung tangan berfungsi sebagai

perlindungan kontak langsung dengan makanan, sarung tangan yang baik dalam

tempat pengolahan makanan menggunakan sarung tangan sekali pakai.

3. Penutup Mulut/Masker

Penggunaan masker penting dilakukan karena daerah-daerah mulut hidung

dan tenggorokan dari manusia normal penuh dengan mikroba dari berbagi

jenis.Beberapa mikroba yang ada salah satunya adalah mikroba staphylococcus

aureus yang berada dalam saluran pernapasan dari manusia (Wulandari, 2011).

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

20

4. Penutup Kepala/Hair cap (Topi)

Menurut depkes (2006) berdasarkan keputusan menteri kesehatan Republik

Indonesia nomor 715/Menkes/SK/V/2003 tentang persyaratan higiene dan sanitasi

jasa boga tanggal 23 Mei 2003 menyatakan bahwa semua penjamah makanan

hendaknya memakai topi atau penutup rambut untuk mencegah jatuhnya rambut

kedalam makanan dan mencegah mengusap/menggaruk rambut atau melindungi

pencemaran terhadap makanan. Semua penjamah makanan hendaknya memakai topi

untuk mencegah kebiasaan mengusap dan menggaruk rambut.Penutup kepala

membantu mencegah rambut masuk ke dalam makanan, membantu menyerap

keringat yang ada di dahi, mencegah kontaminasi staphylococci (Wulandari, 2011).

5. Kebersihan Pakaian, Kuku dan Perhiasan

Pekerja harus mengenakan pakaian khusus untuk bekerja yang bersih dan

sopan.Umunya pakaian yang berwarna terang (putih) sangat dianjurkan terutama

untuk pekerja dibagian pengolahan, pakaian kerja yang sudah usang jangan dipakai

kembali. Hal ini disebabkan karena dengan warna putih maka akan lebih mudah

dideteksi adanya kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada baju dan berpotensi

untuk menyebar pada produk pangan yang sedang diolah/diproduksi. Pekerja

hendaknya memakai pakaian dengan ukuran yang pas tidak terlalu besar. Ukuran

pakaian yang terlalu besar bisa berbahaya karena dapat melambai-lambai tidak

terkontrol sehingga dapat berperan sebagai pembawa kotoran yang akan

menyebabkan kontaminasi atau berbahaya bagi keselamatan pekerja terutama jika

berdekatan dengan mesin-mesin yang bergerak atau mempunyai bagian yang

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

21

berputar. Pekerja pengolahan pangan hendaknya tidak mengenakan jam tangan,

kalung, anting, cincin, dan lain-lain benda kecil yang mudah putus dan hilang.

Penggantian dan pencucian pakaian secara periodikakan mengurangi resiko

kontaminasi. Pakaian yang berwarna cerah bermanfaat untuk mengidentifikasi

pencemaran oleh residu makanan dan perlunya pakaian diganti.kuku hendaknya

dirawat dan dibersihkan, dan dianjurkan untuk tidak menggunakan perhiasan

sewaktu bekerja. Perhiasan seperti cincin, kalung, jam tangan, anting harus

dilepaskan sebelum memasuki daerah pengolahan. Penggunaan make-up dan parfum

yang berlebihan juga tidak diperkenankan (Herdiansyah dan Rimbawan, 2000 dalam

Wulandari, 2011).

6. Tidak Merokok

Penjamah makanan sama sekali tidak diijinkan merokok selama bekerja, baik

waktu mengolah maupun mencuci peralatan. Merokok merupakan mata rantai dari

bibir dan tangan dan kemudian ke makanan, di samping tu sangat tidak etis (Depkes,

2006).

E. Penyelenggaraan Makanan

Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Oleh karena itu,

penyelenggaraan makanan merupakan suatu keharusan, baik di lingkungan keluarga

maupun di luar lingkungan keluarga. Penyelenggaraan makanan di luar lingkungan

keluarga diperlukan oleh sekelompok konsumen karena berbagai hal tidak dapat makan

bersama dengan keluarga di rumah. Mereka itu dapat makan terdiri dari para karyawan

pabrik atau perusahaan, pekerja perkebunan, para prajurit, penghuni asrama atau panti

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

22

asuhan, narapidana, dan sebagainya. Mereka ini memerlukan pelayanan makanan di

luar rumah yang diselenggarakan secara khusus untuk mereka (Oktaviasari, 2011).

Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan

menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka

pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan

termasuk kegiatan pen- catatan, pelaporan, dan evaluasi (Kemenkes RI, 2013).

Penyelenggaraan makanan institusi dapat dijadikan sarana untuk peningkatkan

keadaan gizi warganya bila institusi tersebut dapat menyediakan makanan yang

memenuhi prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan makanan institusi. Prinsip-prinsip itu

antara lain menyediakan makanan yang sesuai dengan macam dan jumlah zat gizi yang

diperlukan konsumen, disiapkan dengan cita rasa yang tinggi serta memenuhi syarat

hygiene dan sanitasi (Taqhi, Dachlan, Fatimah, 2014).

Tujuan umum penyelenggaraan makanan banyak adalah tersedianya makanan

yang memuaskan bagi klien dengan manfaat yang setinggi-tingginya bagi institusi.

Secara khusus setiap institusi dituntut untuk (Khasanah, 2010):

a. Menghasilkan makanan yang berkualitas baik, dipersiapkan dan dimasak secara

layak.

b. Pelayanan yang cepat dan menyenangkan.

c. Menu seimbang dan bervariasi.

d. Harga layak, serasi dengan pelayanan yang diberikan.

e. Standar kebersihan dan sanitasi tinggi

Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting didalam kehidupan

manusia, dimana makanan berfungsi memberikan tenaga atau energi panas pada tubuh,

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

23

membangun jaringan-jaringan tubuh yang baru, pengatur dan pelindung tubuh terhadap

penyakit serta sebagai sumber bahan pengganti sel-sel tua yang using dimakan usia.

Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, tidak akan berarti sama sekali jika

tidak aman untuk dikonsumsi. Kualitas makanan harus diperhatikan agar makanan

dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kualitas tersebut mencakup ketersediaan zat-zat

gizi yang dibutuhkan dan pencegahan terjadinya kontaminasi makanan dengan zat-zat

yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan (Oktaviasari, 2011).

Manusia dalam hidupnya membutuhkan makanan dan telah diketahui bahwa

makanan tersebut haruslah memenuhi zat-zat gizi untuk digunakan tubuh sebagai

pertumbuhan, perkembangan dan energy. Selain itu, keamanan makanan yang bebas

dari pencemaran juga diperlukan tubuh agar kesehatan tidak terganggu (Oktaviasari,

2011).

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

24

F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

1. Kerangka Teori Penelitian

Menurut Tarwoto (2004) perilaku seseorang melakukan personal hygiene

dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain citra tubuh dimana personal hygiene

yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu, praktek

sosial yaitu kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah juga merupakan faktor yang

mempengaruhi perawatan personal hygiene, status ekonomi juga berperan dalam

praktek personal hygiene yaitu memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya. pengetahuan, budaya, maupun aktivitas fisik juga akan

berpengaruh terhadap praktek personal hygiene

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian

Sumber: Tarwoto (2004) dalam Pasanda (2016)

Aktivitas fisik

Citra Tubuh

Praktek sosial

Status sosio

ekonomi

Pengetahuan

Budaya

Perilaku hiegiene

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

25

2. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka teori diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan

variabel sesuai dengan kerangka konsep dibawah ini :

Gambar 2.

Kerangka Konsep Penelitian

- Pengetahuan

- Hygiene

- Perilaku

Perilaku penjamah

makanan

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian cross sectional study dengan pendekatan

survey

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 19 Juni s/d 25 Juli 2019 di Panti

Sosial Tresna Werdha Minaula Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan

Provinsi Sulawesi Tenggara.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penjamah makananan di Panti

Sosial Tresna Werdha Minaula berjumlah 6 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Diambil dengan teknik total

sampling, yaitu semua populasi diambil sebagai sampel.

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

27

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

a. Pengetahuan hygiene dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan

kuesioner

b. Perilaku hygiene di kumpulkan dengan cara melakukan observasi atau

pengamatan dengan menggunakan formulir observasi/pengamatan.

c. Data Sekunder

Data sekunder berupa profil Panti Sosial Tresna Werdha Binaula dengan

penelusuran dokumentasi yang ada di tempat tersebut.

E. Pengolahan Data

1. Data tentang pengatahuan diolah dengan cara menjumlahkan skor yang benar

kemudian dibagi dengan total skor hasilnya dikalikan dengan 100%. Kemudian

dikategorikan sesuai dengan kroteria objektif

2. hygiene sanitasi penjamah makanan diperoleh dengan observasi menggunakan

kuesioner kemudian diberi skor dan hasilnya dibandingkan dengan kriteria objektif

dan dapat diperoleh juga dengan mengsurvey langsung (melihat langsung) pada

tempat penjualannya kemudian hasilnya dideskripsikan.

F. Penyajian Data

Hasil yang telah didapatkan kemudian disajikan dalam bentuk narasi atau dalam

bentuk deskripsi.

G. Definisi Operasional

a. Pengetahuan hygiene adalah segala sesuatu yang diketahui pleh tenaga pengolah

makanan tentang usaha-usaha kesehatan perorangan agar dapat memelihara

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

28

kesehatan individu, memperbaiki, dan mempertinggi nilai kesehatan serta mencegah

timbulnya penyakit, dikumpulkan dengan wawancara menggunaka kuesioner

dengan criteria objektif

Baik : ≥ 80 %

Cukup : 60-79%

Kurang : < 60 %

(Sumber: Adam, 2011).

b. Perilaku hygiene adalah suatu aktivitas dari tenaga pengolah makanan itu sendiri

atau kegiatan tenaga pengolah makanan yang dapa dilihat secara langsung terhadap

segala sesuatu yang menyangkut tentang kesehatan orang atau mereka yang

mengerjakan segala sesuatu terhadao bahan makanan dalam suatu penyelenggaraan

makanan, dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kusioner dengan criteria

objektif :

Baik : ≥ 80 %

Cukup : 60-79%

Kurang : < 60 %

(Sumber : Adam, 2011)

c. Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan

makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,

pengangkutan, sampai dengan penyajian.

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografis

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Minaula Kendari terletak di Desa

Rahaona Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan memiliki seluas

lahan 28.000 m2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Poros Bandara

2) Sebelah Selatan Berbatasan dengan Lahan Perkebunan Masyarakat

3) Sebelah Timur berbatasan dengan Pemukiman Penduduk

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Pemukiman Penduduk

b. Sarana dan Prasarana

UPT PSTW “Minaula” Kendari, dibangun diatas sebidang tanah seluas ±

3 Ha, areal tersebut digunakan untuk sarana bangunan, sarana jalan, dan

kompleks, taman dan selebihnya dimafaatkan untuk lahan pertanian dan kolam

ikan.

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

30

Tabel 1.

Sarana Bagunan Fisik di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari

No Sarana Bangunan Fisik Jumlah

1 Wisma Penerima Manfaat 12 unit

2 Ruang Seba guna 1 unit

3 Ruang Perawatan Khusus 1 unit

4 Ruang Ketrampilan 1 unit

5 Ruang Poliklinik 1 unit

6 Ruang Dapur 1 unit

7 Ruang Pemulasaran Jenasah 1 unit

8 Kantor 1 unit

9 Rumah Dinas 6 unit

10 Rumah Jabatan 1 unit

11 Aula 1 unit

12 Mesjid 1 unit

13 Gudang 1 unit

14 Kolam Ikan 6 unit

Total 35 unit

Sumber : Data Sekunder, 2019

c. Visi dan Misi

1) Visi

Terwujudnya kesejahteraan lanjut usia yang mengalami krisis dan

kekerasan yang memerlukan perlindungan dan pelayanan khusus lainnya.

2) Misi

a) Memberikan perlindungan pada lanjut usia yang mengalami krisis dan

kekerasan serta lanjut usia yang memerlukan pelayanan dan perawatan

khusus lainnya.

b) Memberikan pelayanan Rehabilitasi pada lanjut usia yang mengalami

krisis dan kekerasan serta lanjut usia yang memerlukan pelayanan dan

perawatan khusus lainnya.

c) Meningkatkan kualitas hidup lanjut usia yang mengalami krisis dan

kekerasan serta lanjut usia yang memerlukan pelayanan dan perawatan

khusus lainnya.

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

31

d) Memberikan advokasi kepada lanjut usia yang mengalami krisis dan

kekerasan serta lanjut usia yang memerlukan pelayanan dan perawatan

khusus lainnya

e) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia penyedia pelayanan lanjut

usia

f) Menjadi tempat pengembangan model dan pusat percontohan pelayanan

lanjut usia

g) Melaksanakan dukungan manajemen secara transparan, akuntabel, efektif

dan efesien.

2. Gambaran Umum Karateristik Sampel

Gambaran umum karateristik sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2.

Gambaran Umum Karateristik sampel

Variabel n %

Jenis Kelamin

Perempuan 3 50,0

laki-laki 3 50,0

Total 6 100,0

Pendidikan

SMP 2 33,3

SMA 4 66,7

Total 6 100,0

Umur

≤ 35 tahun 3 50,0

> 35 tahun 3 50,0

Total 6 100,0

Lama bekerja

≤ 5 Tahun 4 66,7

> 5 Tahun 2 33,3

Total 6 100,0

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa sampel dengan jenis kelamin laki-laki

dan perempuan berjumlah sama (50,0% dan 50,0%), sebagian besar sampel (66,7%)

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

32

berpendidikan terakhir SMA, statu kepegawaian semua (100,0%) masih honorer,

umur sampel dalam kategori ≤ 35 tahun dan >35 tahun berjumlah sama (50,0% dan

50,0%),, serta lama bekerja sampel sebagian besar (66,7%) dalam kategori ≤ 5

tahun.

3. Distribusi Sampel berdasarkan Pengetahuan dan Perilaku

Dsitribusi sampel berdasarkan pengetahuan dan perilaku tenaga penjamah

makanan di Panti Sosial Tresna Werdha dapat dilhat pada tabel dibawah ini

Tabel 3

Distribusi Sampel berdasarkan Perilaku dan Pengetahuan

Variabel n %

Perilaku

Baik 4 66,7

Cukup 2 33,3

Total 6 100,0

Pengetahuan

Baik 1 16,7

Cukup 5 83,3

Total 6 100,0

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa sebagian besar perilaku sampel

(66,7%) baik dan perilaku sebagian besar (33,3%) cukup, sedangkan sampel

sebagian besar (83,3%) memiliki pengetahuan cukup dan sebagian besar sampel

(16,7%) memiliki pengetahuan baik.

B. Pembahasan

1. Perilaku

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar periaku penjamah

makanan di Panti Soial Tresna Werdha berada dalam kategori baik yaitu (66,7%),

hal tersebut kemungkinan di sebabkan oleh umur dan lama bekerja. Penjamah

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

33

makanan yang memiliki perilaku baik sebagian besar berumur lebih dari dalam

kategori >35 tahun, serta lama bekerja berkisar 4-7 tahun.

Umur mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku seseorang. Semakin

bertambahnya umur diharapkan seseorang bertambah pula kedewasaannya, makin

mantap pengendalian emosinya dan makin tepat segala tindakannya. Penelitian

Marsaulina tahun 2004 di DKI Jakarta yang menyimpulkan adanya hubungan antara

kebersihan perorangan dengan umur penjamah makanan. Semakin tinggi umur

penjamah makanan maka semakin baik kebersihan penjamah makanan.

Lama bekerja akan mempengaruhi keterampilan dalam melaksanakan tugas.

Semakin lama bekerja maka keterampilan akan semakin meningkat. Penelitian

Marsaulina tahun 2004 menyatakan pengalaman kerja 1 tahun ke atas proporsi

pengetahuan ke arah baik makin meningkat terlebih lagi pada pengalaman kerja

diatas 2 tahun.

Semua tenaga penjamah makanan tidak memakai celemek saat bekerja,

makan atau mengunyah, menggaruk kepala pada saat didepan makanan umumnya

mereka lakukan, namun selain dari itu penjamah makanan di Panti Sosial sudah

memiliki perilaku yang baik.

Kebersihan dan kesehatan diri merupakan syarat utama pengolah makanan.

Test kesehatan terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat

paru-paru dan saluran pernapasan sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali,

terutama pengolah makanan di dapur rumah sakit. Ada beberapa kebiasaan yang

perlu dikembangkan oleh para pengolah makanan untuk menjamin keamanan

makanan yang diolah yaitu berpakaian harus selalu bersih dan memakai pakaian

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

34

kerja atau celemek yang tidak bermotif agar pengotoran pada pakaian mudah

terlihat. Pekerja harus memakai sepatu yang tidak terbuka dan dalam keadaan

bersih, rambut harus selalu dicuci secara periodik dan selama mengolah makanan

harus dijaga agar rambut tidak jatuh ke dalam makanan disarankan menggunakan

topi atau jala rambut. Pekerja yang sedang sakit flu, demam atau diare sebaiknya

tidak dilibatkan terlebih dahulu dalam proses pengolahan makanan, sampai gejala-

gejala penyakit tersebut hilang. Pekerja yang memiliki luka pada tubuhnya harus

menutup lukanya dengan pelindung kedap air (Adam, 2011).

2. Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan penjamah

makanan di Panti Sosial Tresna Werdha sebagian besar dalam kategori cukup yaitu

sebesar 83,3%. Hal tersebut kemungkinan di sebabkan oleh tingkat umur, diketahui

bahwa umur tenaga pengolah makanan yang memiliki pengetahuan baik yaitu

berumur 40 tahun, sedangkan sampel yang memiliki pengetahuan yang cukup

sebagian besar berumur kurang dari <35 tahun.

Usia atau umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,

khususnya beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan

pengetahuan umum (Erfandi, 2009).

Peralatan kerja yang digunakan dalam mengolah makanan seharusnya

adalah celemek dan penutup kepala, namun semua sampel hanya menjawab

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

35

celemek yang digunakan, disamping itu perilaku makan/minum, merokok dan

bercakap-cakap sampel juga tidak tahu, pemakaian cincin pada saat bekerja,

pencucian peralatan, serta kapan pakaian kerja sebaiknya dicuci semua sampel tidak

tahu.

Sebagian besar sampel sudah mengetahui kapan pemeriksaan oleh tenaga

penjamah makanan, tindakan yang tepat dilakukan ketika bersin, mencuci tangan,

mandi yang tepat dilakukan adalah 2 kali dalam sehari, keadaan kuku tenaga

penjamah makanan,, serta tindakan yang dilakukan ketika penjamah makanan

sedang sakit.

Sejalan dengan penelitian Adam (2011) yang menyatakan bahwa 5 dari 10

orang yang diteliti sudah mengetahui bagaimana seharusnya seorang tenaga

pengolah makanan bekerja sesuai dengan pedoman sanitasi dan higiene perorangan,

namun 5 orang tenaga pengolah makanan masih terkatagori pengetahuan cukup, hal

ini menunjukkan bahwa ada sebagian tenaga pengolah makanan yang belum

mengetahui tentang bagaimana cara menjaga kebersihan diri terutama kebersihan

kuku, tangan, pemakaian perhiasan yang benar, pencucian pakaian kerja.

Pengetahuan sangat penting terhadap terjadinya perilaku. Semakin tinggi atau

semakin baik pengetahuan akan menimbulkan persepsi yang selanjutnya

membentuk sikap yang mendorong terhadap terjadinya perilaku.

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perilaku higiene tenaga pengolah makanan pada penyelenggaraan makanan di Panti

Sosial Tresna Werdha Binaula Kota Kendari sebagian besar (66,7%) dalam

kategori baik dan sebagian besar (33,3%) dalam kategori cukup.

2. Pengetahuan tentang higiene mengolah makanan pada tenaga pengolah makanan di

Panti Sosial Tresna Werdha Binaula Kota Kendari sebagian besar (83,3%) dalam

kategori cukup dan sebagian besar (16,7%) dalam kategori baik

B. Saran

1. Kepada pihak Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari hendaknya

membuat suatu program sosialisasi/edukasi demi mempertahankan ataupun

meningkatkan lagi pengetahuan penjamah makanan tertutama tentang hygiene.

2. Kepada tenaga penjamah makanan, secara umum perilaku sudah baik, hendaknya

mempertahankan perilaku yang sudah baik tersebut, namun terdapat beberapa

indikator perilaku seperti penggunaan celemek, berbicara/bercakap-cakap, serta

mengunya didepan makanan yang belum meraka praktekkan namun mereka

mengetahuinya, agar tidak melakukan perilaku tersebut.

3. Kepada peneliti selanjutnya, hendaknya meneliti tentang hubungan pengetahuan,

umur serta masa kerja dengan perilaku tentang hygiene tenaga penjamah makanan.

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, YMNN, 2011. Pengetahuan dan Perilaku Tenaga Pengolah Makanan di Instalasi

Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso Djtiwibowo Balikpapan.

Naskah Publikasi.

http://eprints.undip.ac.id/32574/1/386_Yosvita_Maria_G2C309009.pdf

[diakses pada tanggal 9 November 2018]

Akmal, SC. Semiarty, R. Gayatri. 2013. Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian

Skabies Di Pondok Pendidikan Islam Darul Ulum, Palarik Air Pacah,

Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol.

2 (3).

Aritonang, 2012. Penyelenggaraan Makanan : Manajemen Sistem Pelayanan GiziSwakelola

& Jasaboga di Instalasi Gizi Rumah Sakit. Leutika. Yogyakarta

Depkes. RI. 2003. Permenkes RI, No 1098, Tahun 2003 tentang persyaratan hygiene

sanitasi rumah makan dan restaurant Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta.

Depkes, RI. 2006. Pedoman Sanitasi RumahSakit di Indonesia. Ditjen PPM PLP, Jakarta.

Erfandi. 2009. Pengetahuan Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi.

http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi. [Diunduh 11 November 2018]

Fatmawati, S. Rosidi, A. Hendarsari, E. 2013. Perilaku higiene pengolah makanan

berdasarkan Pengetahuan tentang higiene mengolah makanan dalam

Penyelenggaraan makanan di pusat pendidikan dan latihan Olahraga pelajar

jawa tengah. Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 08 Tahun 2013.

https://media.neliti.com/media/publications/115537-ID-perilaku-higiene-

pengolah-makanan-berdas.pdf[diakses pada tanggal 10 November 2018]

Kemenkes RI, 2011. Permenkes RI, No 1096, Tahun 2011 tentang hygiene sanitasi

Jasaboga. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Khasanah. 2010. Gambaran Penyelenggaraan Makanan di Pondok Pesantren Darul

Muttaqien (Santri Putri) Parung Bogor Tahun 2010. Jakarta. Program studi

kesehatan masyarakat fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas

Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. http://universitassyarifhidayatullah.ac.id.

Diakses tanggal 10 November 2018

Kusmayadi, Ayi dan Sukandar. 2007, Cara Memilih dan Mengolah Makanan untuk

Perbaikan Gizi Masyarakat. Deptan. Jakarta.

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

Miranti, EA dan Adi, AC. 2016. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Dan Higiene

Perorangan (Personal Hygiene) Penjamah Makanan Pada Penyelenggaraan

Makanan Asrama Putri. Jurnal Media Gizi Indonesia,Vol. 11, No. 2 Juli–

Desember 2016: hlm. 120–126

Https://www.Researchgate.Net/Publication/326688228_Hubungan_Pengetahua

n_Dengan_Sikap_Dan_Higiene_Perorangan_Personal_Hygiene_Penjamah_Ma

kanan_Pada_Penyelenggaraan_Makanan_Asrama_Putri [diakses pada tanggal 9

November 2018].

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta

Nurlaela E. 2011. Keamanan Pangan dan Perilaku Penjamah Makanan di Instalasi Gizi

Rumah Sakit. Jurnal Media Gizi dan Kesehatan. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanudin Makassar.

Oktaviasari, A. 2011. Evaluasi Program Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Skripsi

Pasanda, A. 2015. Perbedaan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Penjamah Makanan

Sesudah Diberikan Penyuluhan Personal Ygiene Di Hotel Patra Jasa Semarang.

Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah.

Semarang. Skripsi

Ratnawati. (2009). Pengaruh Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap

Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Jambi. Jurnal Manajemen Bisnis & Publik. Vol 1, No 1, Hal 17-30.

Rejeki.s. 2015. Sanitasi, Higiene dan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3). Edisi Pertama.

Rekayasa Sains. Bandung. Hal:1-114

Saputra, Ae, 2015. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Hygiene Tenaga Pengolah

Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi. Naskah

Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Sinaga. G. 2017. Perilaku Personal Hygiene Penjamah Makanan (Food Handler) Di Panti

Asuhan Sitinoraiti Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2017.

Karya Tulis Ilmiah. Poltekkes Kemenkes Medan. http://ecampus.poltekkes-

medan.ac.id/jspui/retrieve/2827c877-ebef-4909-b83c-

62ec3298e75e/1523422986167_KTI%20GEMBIRA%20SINAGA.pdf.

[diakses pada tanggal 11November 2018.

Syachroni, Mahfudz. 2012. Perbedaan Motivasi Perempuan dan Laki-laki dalam Hal

Kesehatan. Didapat dari http://konsulspss21.blogspot.co.id/2012/04/perbedaan-

motivasi-perempuandan-laki.html [Diakses pada 11 November 2018]

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

Taqhi, A. Dachlan2, DM. Fatimah, S. 2014. Gambaran Sistem Penyelenggaraan Makanan

Di Pondok Pesantren Hubulo Gorontalo. Jurnal. Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11098/ST.%20AISY

AH%20TAQHI%20K21112602.pdf;sequence=1 [diakses pada tanggal 12

November 2018]

Wartonah., (2003). Kesehatan Lingkungan di Pesantren. Cipta Karya. Jogjakarta

Wulandari, Melli. 2011. Gambaran Higiene dan Sanitasi Penjamah Makanan di Rumah

Sakit Haji Jakarta Tahun 2011. Laporan Magang. Peminatan Gizi Progran Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

LAMPIRAN

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

41

Lampiran 1. KuesionerPengetahuanHigiene Tenaga PengolahMakanan

(Sumber : Adam, 2011)

PetunjukPengisian

Untuk bagianI:

Tulislah jawaban Andapadatempatyangtelah disediakan. Untuk

bagianII:

BerilahtandasilangpadahurufdidepanjawabanyangmenurutAndapaling tepat.

A. Identitas

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

LamaBekerja :

Status Kepegawaian :

B. Pengetahuan Higiene (total skor 15)

1. Pemeriksaankesehatanbagitenagapenjamahmakanandiinstalasigizi dilakukansecara

periodiksebagaisertifikatbuktisehatdiridanbebasdari penyakitdengan

tenggangwaktuyangpalingbaikadalah….

a. 3 tahun sekali

b. 2 tahun sekali

c. 1 tahun sekali

2. Pakaiankerjauntuktenagapengolahmakanan yangsebaiknyadipakai padasaat

bekerja adalah….

a. Celemek

b. Tutup kepala (penutup rambut)

c. Semua benar

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

42

3. Kegiatanyangtidak boleh dilakukan di ruangan kerja adalah….

a. Merokok dan bercakap-cakap

b. Makan / Minumdan merokok

c. Makan /Minum, bercakap-cakap dan merokok

4. Tindakanyangdilakukanpadasaat batuk atau bersin adalah….

a. Mengalihkan muka dari makanan / minuman danalat makan / minum

b. Mengalihkanmukadarimakanan/minumandanalatmakan/minum

denganmenutupmulut atauhidung memakaitanganatausaputangan dan

mencuci tangan setelah itu

c. Menutup mulut atau hidung dengan tangan atau saputangan dan

mencucitangansetelahitutanpa mengalihkanmukadarimakanan/ minuman dan

alat makan/ minum

5. Mencuci tangan sebaiknyadilakukan padasaat…

a. Sebelum dan sesudah bekerja dengan menggunakan air bersih dan sabun

antiseptic

b. SesudahkeluardariWCataukamarkecildenganmenggunakanair bersih dan

sabunantiseptic

c. Jawaban adan b benar

6. Mandiyangtepat dalam1 hari minimal adalah…

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

7. Rambutharusdicucidengan shampooatausabunpadawaktutertentu secarateratur,

palingkurang

a. 1 minggu sekali

b. 2 minggu sekali

c. 10 hari sekali

8. Keadaankukujaritanganseorangtenagapengolahmakanandiinstalasi gizi adalah….

a. Boleh panjangtetapi terawat kebersihannya

b. Selalu bersih, terpotong pendek dan rapi

c. Jawaban adan b benar

9. Pada saat melaksanakan tugas maka cincin seorang tenaga pengolah makanan di

instalasigiziadalah….

a. Boleh tetap dipakai

b. Dilepas

c. Jawaban adan b benar

10. Seorangtenagapengolahmakanan di instalasigizi yangsakit….

a. Tidakboleh ikut dalam pengelolaan makanan

b. Boleh ikut dalam pengeloaan makanan

c. Boleh hadir di tempat kerja tetapi tidak ikut dalam pengelolaan makanan dan

disarankanuntuk berobat

11. Makananyang telah selesai dimasak….

Page 54: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

43

a. Dimasukkan dalam wadah tertutup secara terpisah menurut jenis masakan

b. Dimasukkankedalam wadahtertutupdenganmemberikankesempatan untuk

penguapan uapair

c. Jawaban adan b benar

12. Airyangdipandangbaik secara fisik…

a. Tidakberwarna, tidak berasa,tidak berbau walaupun agak keruh

b. Sedikit berwarnatetapi tidak berasa, tidak berbaudan tidak keruh

c. Tidakberwarna, tidak berasa, tidak berbau dan tidak keruh

13. Proses pencucian peralatanyangbaik adalah….

a. Perendaman, penggosokan dengan deterjen, pembilasan dengan air bersih

sampai bersih, pembebashamaan dan pengeringan

b. Penggosokandengandeterjen,pembilasandenganairsampaibersih dan

pengeringan

c. Penggosokandengandeterjen,pembilasandenganairsampaibersih,

pembebashamaan dan pengeringan

14. Pakaiankerjaharusdicucibersihdandisetrikayangrapi,sebaiknyaharus dicuci…

a. 2– 3 kalidalam seminggu

b. Setiap hari

c. Apabilakotor saja

15. Tempat cuci tangan tenagapengolah makanan sebaiknya….

a. Disatukan dengan tempat pencucian bahan makanan dan peralatan

b. Dapat disatukan dengan tempat pencucian bahan makanan tetapi terpisah

dengan tempat pencucian peralatan

c. Terpisah dengan tempatpencucian bahan makanan dan peralatan

Page 55: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

44

C. FormulirPengamatan/ObservasiPerilakuHigiene TenagaPengolah Makanan (Skor 10)

Variabel Komponen Penilaian Ya Tidak

Tenaga

Pengolah

Makanan

a. Celemek dipakai pada saat bekerja

b. Kuku dalam keadaan pendek dan

bersih

c. Tidak batukdanmeludahdi tempat

pencucian peralatan makan dan di

sembarang tempat

d. Mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun sebelum mengolah makanan

e. Tidak makan /mengunyah makanan

padawaktu bekerja

f. Tidakmenggarukkepalapada saat

didepan makanan

g. Menggunakan alat bantu dalam

penyajian makanan

h. Tutup kepala (penutup rambut)

dipakaipadasaat bekerja

i. Tidak berbicara pada saat mengolah

makanan

j. Sepatu tertutup dan berhak rendah

Page 56: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

Lampiran 2. Master Tabel Penelitian

nama

(Inisial) umur

(Tahun)

Jenis Kelamin Didik lama kerja

(thn)

Status

Pegawai

Pengetahuan Perilaku

Skor

jawaban % Kateg.

Skor

jawaban % Kateg.

S 21 Laki-Laki SMA 3 Honorer 9 60 Cukup 6 60 Cukup

WOR 35 Perempuan SMA 7 Honorer 9 60 Cukup 6 60 Cukup

DY 39 Perempuan SMA 6 Honorer 9 60 Cukup 8 80 Baik

DN 36 Laki-Laki SMA 3 Honorer 9 60 Cukup 9 90 Baik

F 25 Laki-Laki SMP 4 Honorer 9 60 Cukup 9 90 Baik

WOT 40 Perempuan SMP 4 Honorer 14 93,3 Baik 9 90 Baik

Total skor

Total skor

15 10

45

Page 57: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

46

Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Perempuan 3 50,0 50,0 50,0

laki-laki 3 50,0 50,0 100,0

Total 6 100,0 100,0

pendidikan terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

SMP 2 33,3 33,3 33,3

SMA 4 66,7 66,7 100,0

Total 6 100,0 100,0

status kepegewaian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Honorer 6 100,0 100,0 100,0

kategori umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

<35 3 50,0 50,0 50,0

>35 3 50,0 50,0 100,0

Total 6 100,0 100,0

kategori lama bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

<5 4 66,7 66,7 66,7

>5 2 33,3 33,3 100,0

Total 6 100,0 100,0

Page 58: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

47

kategori pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 1 16,7 16,7 16,7

Cukup 5 83,3 83,3 100,0

Total 6 100,0 100,0

kategori perilaku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 4 66,7 66,7 66,7

Cukup 2 33,3 33,3 100,0

Total 6 100,0 100,0

Page 59: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

48

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan sampel Wawancara dengan sampel

Wawancara dengan sampel Wawancara dengan sampel

Mengolah Makanan Mengolah Makanan

Page 60: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

49

Page 61: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

50

Page 62: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

51

Page 63: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

52

Page 64: GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIGIENE ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1450/1/Yunita KTI.pdfKata Kunci : Pengetahuan. Perilaku. Hygiene. Penjamah Makanan Daftar Bacaan : 23 (2003-2017)

53