GAMBARAN PEMAKNAAN REMAJA TERHADAP MEME DIMAS KANJENG TAAT ... · TAAT PRIBADI Rosari Ayuningtyas...
Transcript of GAMBARAN PEMAKNAAN REMAJA TERHADAP MEME DIMAS KANJENG TAAT ... · TAAT PRIBADI Rosari Ayuningtyas...
GAMBARAN PEMAKNAAN REMAJA TERHADAP MEME DIMAS
KANJENG TAAT PRIBADI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Rosari Ayuningtyas Utomo
109114012
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMANMOTTODANPERSEMBAHAN
I PUT ALL OF MY EFFORTS, SWEAT, BLOOD AND TEARS
TO THIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Skripsi ini saya persembahkan kepada keluarga saya, , Ibu Endang selakuibu kandung saya, kakak saya Rosanda Drajat Utomo, Bapak Sinung yang
selama ini sudah memberi dukungan dan dorongan moril serta finansial bagi berlangsungnya skripsi ini, juga tak lupa kepada Dosen Pembimbing Skripsi,
Bapak Y.B Cahya Widiyanta, M.si yang dengan sabar membantu proses penelitian ini dan kepada orang-orang yang saya kasihi sahabat-sahabat terdekat saya,
Rachmalia Yulianti, Asheilla Ury, Yulianti si peak 1, Maulana Sofyan Effendi si peak 2, Kartika Mutiara Dewi, FIlia Neri Sondra Puspita, Astrid Rosaria, Valeria Anindita, Stephanie Tita, dek Fajar Sudrajat, Vivien Oey, dan Yoga Tridarmanto
yang selalu memberi semangat dan solusi setiap saat di kala saya sedang mengalami kesulitan dalam penulisan skripsi, juga pada Monica Dhani Sayekti Yutti, Luna, Argo, Jimmy Hanif yang selalu bisa diajak melakukan hal-hal gila
untuk melepas penat pengerjaan skripsi serta tidak lupa kepada orang-orang yang selalu menanyai kapan selesainya skripsi saya, pada akhirnya saya tuntas juga menyelesaikannya. Terima kasih atas segala cinta dan doa kalian yang telah
diberikan kepada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAANKEASLIANKARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Agustus 2017
Peneliti,
Rosari Ayuningtyas Utomo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
GAMBARANPEMAKNAAN REMAJA TERHADAP MEME DIMAS KANJENG TAAT PRIBADI
Rosari Ayuningtyas Utomo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menggambarkan pemaknaan meme dimas kanjeng pada khususnya remaja akhir. Informan yang digunakan adalah remaja akhir sekitar usia 18 hingga 22 tahun yang aktif dalam menggunakan internet dan memahami meme. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode penelitian ini dipakai untuk dapat melihat pengalaman remaja berkaitan dengan meme dimas kanjeng dengan harapan, melalui pengalaman tersebut peneliti dapat menemukan makna dari remaja. Hasil penelitian yang didapatkan dari data wawancara adalah para remaja memaknai meme sebagai sumber informasi, hiburan dan membully merupakan makna yang sering muncul dari kelima informan. Selain itu makna yang paling jarang muncul adalah makna meme dimas kanjeng sebagai media propaganda.
Kata Kunci: Meme, Dimas Kanjeng, Remaja, Pemaknaan, Makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DESCRIPTION OF MEANING THROUGH MEME DIMAS KANJENG TAAT PRIBADI
Rosari Ayuningtyas Utomo
ABSTRACT
This study aims to describe the meaning of a meme dimas kanjeng in particular the final teenager. The informants used were late adolescents around the age of 18 to 22 years who were active in using the internet and understanding memes. The type of research that researchers use is qualitative research with phenomenology approach. This research method used to be able to see adolescent experience related to meme dimas kanjeng with hope through the experience, that researcher can find meaning from adolescent. The results obtained from the interview data are the adolscents making meaning of meme as a source of information, entertainment and bullied way is the meaning that often arise from the five informants. In addition the most rare meaning appears is the meaning meme dimas kanjeng as propaganda media.
Kata Kunci: Meme, Dimas Kanjeng, Adolescent, Meanings
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sana Dharma
NAMA : ROSARI AYUNINGTYAS UTOMO
NIM : 109114012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
GAMBARAN PEMAKNAAN REMAJA PENGGUNA INTERNET
MELALUI MEDIA MEME
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2017
Yang menyatakan,
(Rosari Ayuningtyas Utomo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan kasih-Nya yang tak terhingga, peneliti berhasil menyelesaikan skripsi ini. Dalam penelitian tugas akhir perkuliahan ini, peneliti tlah melalui berbagai macam pengalaman dan pelajaran yangberharga yangpada akhirnya membuat peneliti semakin berkembang. Sebagai seorang yang belum cukup memadai dalam melakukan penelitian individu, peneliti telah menerima banyak dukungan moral maupun material yang begitu berharga dari dosen, kerabat, sahabat, dan keluarga peneliti. Oleh karena itu dengan segala hormat peneliti ingin mengucapkan rasa tgerima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Tarsisius Priyo Widiyanto, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi, M. Si, selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Y.B. Cahya Widiyanto, S. Psi, M. Si, selaku dosen pembimbing skripsi saya yang selalu sabar mengahadapi kemalasan saya dalam penulisan skripsi ini dan juga sudah berusaha memberikan yang terbaik dalam mengarahkan saya dalam menyusun skripsi.
4. Ibu P. Henrietta. P.D.A.D.S., M.A, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu setia membimbing dan memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi yang tertunda bertahun-tahun selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang memberikan pengalaman berharga selama 4 tahun ini.
6. Seluruh anggota keluarga, kakak kandung saya Rosanda, ibu yang tak kenal lelah untuk selalu tegas dan mengarahkan saya untuk menyelesaikan penelitian ini dan juga dukungan material yang selalu membantu pengerjaan penelitian.
7. Para sahabat-sahabat saya : Yuli, Asheilla, Icha, Anin, Sopyan, yang selalu memberikan semngat yang tidak ada habisnya bagi penulis ketika penulis dalam keadaan yang kritis dan patah arah dan juga selalu mendengarkan keluh kesah peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Mbak Rachmawati Yulia yang sudah membantu peneliti untuk dapat masuk ke dalam kantor Pertamina Dumai dan berkesempatan mengambil data disana.
9. Teman-teman dalam group watsapp The Last Samurai & Ehem yang selalu mendukung salah satu dari kami, ketika kami sedang patah arah dan membantu berdiskusi menyelesaikan masalah penelitian yang peneliti hadapi.
Akhir kata peneliti menyadari bahwa skripsi yang dibuat masih banyak kekukrangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti bersedia membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya ini.
Yogyakarta, 31 Agustus 2017
Peneliti
Rosari Ayuningtyas Utomo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................................................. viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................ ix
KATA PENGANTAR .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 4
BAB II ........................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 6
A. Meme .................................................................................................................. 6
1. Pengertian Meme ............................................................................................ 6
2. Karakteristik Meme ...................................................................................... 10
4. Meme sebagai Aksi Simbolik ....................................................................... 11
B. Remaja ............................................................................................................. 13
1. Definisi Remaja ............................................................................................ 13
2. Karakteristik Perkembangan Remaja Akhir ................................................. 14
C. Pemaknaan .......................................................................................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
D. Pemaknaan Remaja Pengguna Internet terhadap Meme Dimas Kanjeng ........... 16
BAB III ....................................................................................................................... 18
METODE PENELITIAN ............................................................................................ 18
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 18
B. FokusPenelitian ................................................................................................ 18
C. Informan Penelitian .......................................................................................... 19
D. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 19
E. Metode Analisis Data ....................................................................................... 22
F. Validitas dan Realiabilitas Penelitian .............................................................. 23
BAB IV ....................................................................................................................... 24
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 24
A. Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan .................................................... 24
1. Pencarian dan Seleksi Informan Penelitian .................................................. 24
2. Pengambilan Data ........................................................................................ 25
B. Profil Informan Penelitian ................................................................................ 26
C. Hasil Penelitian ................................................................................................ 27
1. Informan 1 (NQ) ........................................................................................... 27
2. Informan 2 (NA) ........................................................................................... 30
3. Informan 3 (NS) ........................................................................................... 33
4. Informan 4 (DA) ........................................................................................... 35
5. Informan 5 (MIK) ......................................................................................... 37
C. Dinamika Psikologis Pemaknaan Informan ..................................................... 39
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 41
BAB V ........................................................................................................................ 44
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 44
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 44
B. Kelemahan Penelitian ...................................................................................... 44
C. Saran ................................................................................................................ 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 46
LAMPIRAN ................................................................................................................ 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan teknologi terutama teknologi informasi telah
menempatkan internet sebagai salah satu media yang viral yang dibutuhkan
dalam berbagai bidang aktivitas. Internet hidup pada hampir keseluruhan
kegiatan manusia dan menggabungkan berbagai macam area seperti bisnis,
pendidikan dan bahkan dalam kehidupan pribadi tiap manusia. Internet menjadi
akses alternatif untuk mencari informasi (Akifah, 2014).
Pengguna internet sendiri memiliki rentang usia yang beragam. Menurut
perkembangan penelitian yang dilakukan oleh Yahoo dan Taylor Nelson Sofres
(TNS), dari 2000 responden yang mengikuti survey menunjukan bahwa
pengakses terbesar di Indonesia adalah sebanyak 64% anak muda yang berusia
antara 18-23 tahun (Utami, 2014). Berdasarkan studi oleh Pew Internet &
American Life Project (dalam Jenkins, 2006) terdapat !" remaja menggunakan
internet untuk menyebarkan konten yang mereka ciptakan. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Akbar dan Utari (2015) dimana menurut data resmi
Kemenkominfo per tahun 2014, pengguna internet di Indonesia mencapai 75,57
juta orang dan telah mencapai 82 juta orang dimana hampir 50% penggunanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
adalah remaja berusia 15-22 tahun. Adapun menurut Santrock (2002) usia
sekitar usia 15 hingga 22 tahun dikategorikan sebagai remaja akhir.
Menurut Viner & Christie (2005), perkembangan kognitif pada usia
remaja akhir sudah mampu untuk berpikir abstrak. Mereka mampu
menggunakan simbol-simbol dalam bentuk gambar untuk mewakili realitasnya.
Seiring perkembangan teknologi, gambar tidak hanya bisa dijumpai dalam
dunia nyata semata namun, juga dapat dijumpai di dalam dunia maya. Gambar
yang berada di dalam dunia maya atau internet disajikan salah satunya dalam
bentuk meme (baca: mim).
Shifman, (2014) mengatakan meme merupakan sebuah konsep, ide,
pemikiran atau karya lainnya yang digunakan di internet sebagai sarana
komunikasi visual. Meme Wulanda, A. (2016, 17 Mei) Meme masih tergolong
hal baru dalam dunia sosial karena baru mulai populer sekitar tahun 2008 ketika
seorang mahasiswa Universitas Hong Kong bernama Ray Chan membuat situs
untuk berbagi konten menarik secara humor dalam bentuk video, foto maupun
teks. Situs buatan Chan berhasil dikunjungi oleh 70 juta pengguna internet
setiap bulannya. Situs miliknya yang paling populer adalah 9gag. Hal tersebut
merupakan awal mula meme menyebar secara global di dunia internet termasuk
Indonesia. Kompasiana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Setiap individu dapat melakukan pemaknaan yang berbeda-beda terhadap
suatu meme tergantung dari pengalaman mereka masing-masing. Hal ini
disebabkan karena makna sendiri dapat timbul melalui proses pengaitan antara
stimulus dengan pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Makna juga dapat
terbentuk melalui proses subjektivitas dan persepi terhadap dunia. Hal yang
sama juga diungkapkan oleh Boesch (1991), ia berpendapat bahwa perilaku
manusia dalam dunia digital juga merepresentasikan pengalaman dalam diri
mereka (inner experience). Hal ini pula mempengaruhi persepsi internal
seorang individu dalam memaknai suatu objek.
Salah satu meme yang tergolong fenomenal pada tahun 2016 adalah meme
Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Dari data yang diperoleh oleh Google Year in
Search yang dilakukan tanggal 14 Desember 2016, meme Dimas Kanjeng
menjadi meme yang paling banyak dicari selama tahun 2016
(http://www.jawapos.com/read/2016/12/15/70986/10-meme-lucu-paling-
populer-di-google-selama-2016). Dalam hal ini sosok Dimas Kanjeng dianggap
memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan
kemampuan Dimas Kanjeng yang dipandang mampu menggandakan uang para
pengikutnya. Fenomena ini muncul dikarenakan masyarakat Indonesia masih
bersikap tidak rasional dan terperdaya kebudayaan “ingin cepat kaya” (Affan,
2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Peneliti sempat melakukan survey awal kepada remaja usia 18-22 tahun
untuk mendapatkan seberapa jauh pemahaman mereka mengenai meme.
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan peneliti terhadap 25 orang
mahasiswa ini didapatkan hasil bahwa mereka menganggap meme sebagai
media untuk membully namun di sisi lain juga sebagai media untuk
mendapatkan informasi. Seperti penjelasan sebelumnya diatas sudah dijelaskan
pula jika manusia memang akan memaknai suatu objek dengan unik dan
berbeda di dasarkan pada pengalaman yang mereka miliki. Hal ini menarik
peneliti untuk menggali dan menggambarkan pemaknaan remaja terhadap
fenomena meme dimas kanjeng taat pribadi.
B. Rumusan Masalah Meninjau kembali dalam latar belakang yang telah dikemukakan peneliti,
maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pemaknaan remaja akhir terhadap meme?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah untuk
menggambarkan pemaknaan suatu meme pada khususnya remaja akhir.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang peneliti harapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Praktis
a) Bagi informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu informan lebih
bijaksana dalam menilai suatu meme dan menyadari makna apa yang
dapat mereka ambil dari suatu meme.
b) Bagi peneliti lain
Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
peneliti di bidang psikologi sosial yang tertarik dengan topik fenomena
meme serta membuka peluang bagi peneliti lainnya untuk meneliti lebih
lanjut fenomena ini karena perlu ketahui pula bahwa fenomena meme
tidak hanya sebatas pada gambar dan teks, masih banyak ragam bentuk
meme lain yang berpeluang untuk dikaji.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan sumber
pengetahuan dan sumbangan ilmiah dalam perkembangan ilmu psikologi
sosial mengenai pemaknaan meme oleh pengguna internet di usia remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Meme
1. Pengertian Meme
Dalam bukunya yang berjudul The Selfish Gene, Dawkins (2006)
berpendapat bahwa evolusi kebudayaan dianalogikan dengan evolusi genetika,
namun bukan berarti kebudayaan diimplikasikan secara teoritis dengan genetika.
Dawkins memperkenalkan istilah meme sebagai analogi bagi gen di tingkat
kebudayaan. Bagi Dawkins evolusi tidak hanya pada kehidupan biologis saja.
Menurutnya terdapat evolusi kebudayaan bagi kehidupan manusia, dan
replikatornya adalah meme.Kebudayaan merupakan aspek keunikan dan
menakjubkan dari spesies manusia. Dawkins menyimpulkan bahwa apa yang
paling tidak biasa dari manusia dapat diintisarikan ke dalam satu kata yaitu
kebudayaan
Singkatnya kebudayaan adalah produk kolektif dari pikiran dan aktivitas
manusia. Kebudayaan berevolusi dan meme membantu menghasilkan mekanisme
untuk evolusi itu. Mekanisme meme sama seperti gen, gen berusaha untuk
meningkatkan jumlahnya dan bersifat acuh tak acuh dalam berevolusi, dalam hal
ini Dawkins menyebutnya dengan nama selfish gene.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dalam budaya manusia, meme merupakan penamaan yang diberikan oleh
Dawkins sebagai pengganti replikator (gen). Meme menyampaikan ide-ide dari
penyebaran unit budaya (unit of cultural transmission). Seperti halnya gen, yang
memperbanyak dirinya menjadi kumpulan gen (gene pool) dengan melompat dari
satu badan ke badan yang lain, meme memperbanyak dirinya menjadi kumpulan
meme (meme pool) dengan melompat dari satu otak ke otak yang lain. Pada masa
sekarang ini terdapat ilmu yang mempelajari tentang cara kerja meme: bagaimana
meme berinteraksi, bereplikasi dan berkembang. Ilmu memetika (memetics) ini
merupakan pemikiran keseluruhan yang menganalogikan dengan genetika.
Konsep meme pertama kali diperkenalkan oleh Richard Dawkins tahun
1976 dalam bukunya yang berjudul The Selfish Gene, yang mana kata “meme”
sekarang sudah ditetapkan oleh Kamus Bahasa Inggris Oxford sebagai suatu
elemen budaya yang dianggap seperti maksud dalam teori non genetic, seperti
peniruan (Atran, 2001). Dawkins memberi nama meme sebagai peniru budaya
baru didasarkan pada kata yang telah dibuat Greek sebelumnya yakni mimeme
yang artinya meniru.
a. Definisi secara psikologis
Definisi meme ini diambil dari tokoh psikologi yakni Henry Plotkin,
ia mendefinisikan meme sebagai unit turunan budaya yang dianalogikan
pada gen.
Menurutnya meme merupakan representasi pengetahuan internal.
Dalam hal ini meme tidak hidup di luar budaya tetapi di dalam pikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
individu tersebut. Meme bersaing untuk dapat mengambil alih pikiran
seorang individu, seperti hal yang terjadi pada seorang perempuan yang
memakai rok pendek, mungkin saja di dalam pikiran perempuan
tersebut terdapat meme seperti “ada baiknya untuk menyadari fashion
saat ini” atau mungkin saja di dalam pikiran wanita tersebut, ia
memikirkan “wanita yang berpakaian modis bisa maju” atau “saya ingin
maju”. Ketika seseorang berpikiran semacam itu sebelum memakai rok
pendek maka hal tersebut merupakan hasil dari meme yang bekerja di
dalam pikirannya. Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa meme
merupakan representasi pengetahuan yang menghasilkan efek luar di
dunia. Menurutnya meme itu tidak terlihat atau tersembunyi, meme
merupakan representasi pengetahuan internal yang dihasilkan karena
adanya pengaruh lingkungan yang mana meme nantinya akan
menghasilkan perilaku eksternal dan produksi artefak budaya, seperti
contoh rok sebelumnya.
b. Definisi secara kognitif
Tokoh yang memberi gagasan ini adalah Daniel Dennett. Meme
merupakan suatu ide/gagasan, semacam ide yang kompleks yang
membentuk dirinya menjadi unit yang jelas serta mengesankan. Meme
tersebar dengan menggunakan alat (vehicles) yang merupakan
manifestasi fisik meme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Penjelasan meme secara kognitif sama seperti dalam ranah biologi,
dimana organisme merupakan alat yang digunakan untuk penyebaran
DNA, maka meme pun membutuhkan alat untuk melakukan
penyebarannya, dalam hal ini adalah pikiran manusia. Seseorang akan
membuat meme nya sendiri dan ketika meme tersebut dilihat oleh orang
lain, dan orang tersebut menangkap ide yang dimaksud oleh pembuat
meme pertama, maka orang yang melihat meme akan membuat meme
miliknya sendiri untuk dibawa ke manusia lainnya. Hal ini akan terjadi
secara terus menerus. Definisi secara kognitif member kita kesempatan
untuk menggunakan kaca pembesar agar dapat melihat mengikuti meme
disekitar serta menyaksikan bagaimana meme mempengaruhi manusia
dan tersebar serta bagaimana meme bersaing satu sama lain.
c. Definisi Keseluruhan Meme
Dengan mempertimbangkan keseluruhan definisi meme
sebelumnya, Brodie menyimpulkan definisi meme ini serupa dengan
defnisi yang dibuat oleh Dawkins yang mengadopsi dalam bukunya The
Extended Phenotype 1982 yakni meme merupakan unit informasi dalam
pikiran yang mana kehadirannya mempengaruhi kegiatansehingga lebih
banyak salinan meme diciptakan dalam pikiran lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Karakteristik Meme
Dawkins, 1976 (dalam Lankshear & Knobel, 2006: 213)
mengidentifikasikan terdapat tiga karakteristik meme yang berhasil untuk
mereplikasi dirinya:
1. Fidelity
Fidelity berkenaan dengan kualitas meme yang mampu dengan jelas
menyalin (copying) meme secara utuh walau telah berpindah dari satu
pikiran ke pikiran lain. Unit informasi yang masuk akal atau bermakna bagi
seseorang dan dapat berhasil melakukan peniruan (imitate) atau dengan
mudah menghasilkan meme-meme daripada menghasilkan unit informasi
yang tidak mudah disalin atau dipahami.Susan Blackmore menjelaskan
bahwa meme dapat berhasil tersalin karena meme-meme tersebut mudah
diingat (memorable), dan bukan karena meme-meme tersebut penting atau
berguna (1999: 57). Dawkins memberikan contoh yang sangat berguna
tentang bagaimana, memori, fidelity dan kemudahan menyalin berfungsi
dalam mempromosikan meme kepada orang lain. Sebelum Dawkins
menentukan kata “meme”, ia sudah menyebutnya dengan nama “culturegen”
(Dawkins, 1999: xiv). Menurutnya, “culturegen” tidak akan pernah menarik
perhatian karena kata tersebut memiliki lebih dari satu suku kata
(polysyllabic) dan bukan satu suku kata (monosyllabic), hal ini disebabkan
karena “culturegen” tidak akan mampu memberikan pengembangan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dari sub-kategori culturegene (seperti: memeplex, metameme, kolam meme
(meme pool)); pengucapannya pun tidak terdengar serupa, tidak seperti kata
“meme” dan “gene”.
2. Fecundity
Fecundity berkenaan dengan kecepatan suatu ide atau pola yang
tersalin dan tersebar. Dengan kata lain, semakin cepat meme tersebar, maka
semakin kuat dan mendapat perhatian banyak dan akan terreplikasi serta
terdistribusi (dalam Brodie 1996: 38). Richard Brodie telah menambahkan
dimensi lebih lanjut konsep milik Dawkins mengenai fecundity, ia
memperlihatkan bahwa meme cenderung untuk mempengaruhi pikiran lebih
cepat ketika meme disebarkan oleh orang yang terpercaya “trustworthy
others” Dalam hal ini Susan Blackmore, mengemukakan bahwa keefektifan
proses penyebaran meme tergantung pada (human preferences), perhatian
(attention), emosi (emotion) dan hasrat manusia (desire) (1999: 58).
3. Longevity
Longevity berkenaan dengan seberapa lama meme bertahan, semakin
banyak meme yang tersalin dan melewati pikiran-pikiran baru, dapat
dipastikan penyebarannya tidak akan berhenti.
4. Meme sebagai Aksi Simbolik
Boesch (1991) meme yang diposisikan sebagai sebuah aksi simbolik
berorientasi pada tujuan, namun tujuannya belum dapat ditentukan, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
konsep ini menyebar diantara kejadian-kejadian khusus. Dengan kata lain, dalam
fenomena meme, meme akan mengandung banyak maksud dan tujuan yang
diperuntukan bagi para pengguna internet. Tujuan konkret terlalu ditentukan oleh
tujuan lain yang lebih baik. Selain itu, tujuan yang tidak spesifik dan menyeluruh
sama pentingnya: sebanyak pada tujuan spesifik tindakan bertujuan untuk
mengarahkan, membangun keteraturan, struktur lingkungan dan diri yang
transparan, namun juga berusaha terus menerus dalam memperkuat atau
memperbesar potensi tindakan seseorang.
Konsep polyvalence, yang dihasilkan dari penentuan berlebih, juga
memperbesar konsep tindakan, menginvestasikannya dengan simbolisme yang
meresap yang memberikan tindakan spesifik dengan dimensi makna yang
mengintegrasikannya ke dalam keseluruhan pengalaman yang kompleks. Konsep
polyvalence disini menjelaskan bahwa meme memungkinkan para pengguna
internet untuk menampakan lebih dari satu tujuan atau maksud dari meme itu.
Tindakan terus terkait baik terhadap subjek akting maupun lingkungan yang,
serupa dengan tindakan itu sendiri, harus bersifat "nyata", "faktual", dan
simbolis, dan polimensitas lingkungan ini memiliki kualitas kolektif dan
individual.Oleh karena itu, hal itu dapat bervariasi sesuai dengan budaya dan
juga situasi individu. Lingkungan, budaya dan situasi dari individu turut
mempengaruhi variasi kemunculan tujuan meme.
Interaksi Dunia “aku” tidak hanya menngarahkan pada potensi aksi tapi
kepada struktur progresif identitas individu dan partner sosial. Interaksi antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
struktur identitas individu dan partner sosialakan mempengaruhi kemunculan
potensi tindakan yang akan dimanifestasi dari meme. (Boesch,1991).
B. Remaja
1. Definisi Remaja
Menurut Hurlock (1980) remaja berasal dari kata Latin adolescere (berasal
dari kata adolescentia yang artinya adalah remaja) yang berarti “tumbuh” atau
“tumbuh menjadi dewasa”. Hurlock kemudian menyatakan bahwa awal masa
remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16 tahun.
Masa remaja akhir kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang
kedua dari kehidupan (Santrock, 2007).. Masa remaja dimulai sekitar usia 10
hingga 13 tahun dan berakhir pada sekitar 18 hingga 22 tahun. Menurut Berk
(2012), masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, yaitu masa remaja awal (11-12
hingga 14 tahun), masa remaja pertengahan (14 hingga 16 tahun), masa remaja
akhir (16 hingga 18 tahun).
Menurut WHO remaja merupakan masa dimana individu mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa
dan mengalami peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang lebih mandiri (Sarwono, 1994).
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa masa remaja
merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju masa dewasa yang melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
perubahan biologis (perubahan seksual sekunder), perubahan kognitif dan
perubahan sosioemosional, dimana rentang usia remaja adalah sekitar 13 sampai
18 hingga 22 tahun.
2. Karakteristik Perkembangan Remaja Akhir
Menurut Viner & Christie (2005) remaja memiliki beberapa karakteristik
perkembangan. Pada masa remaja setiap individu akan mengalami yang namanya
pubertas. Pubertas merupakan masa dimana terjadi pertumbuhan fisik yang
sangat pesat dengan melibatkan perubahan hormonal dan bentuk tubuh yang
berlangsung selama 18 bulan hingga 5 tahun selama masa remaja awal. Selain
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta otak, pada saat yang sama remaja
juga mengalami perkembangan seksual yang ditandai dengan munculnya
karakteristik seks primer dan sekunder.
Sedangkan perkembangan psikologis pada remaja mencakup pada
perkembangan kognitif dimana remaja mulai mengembangkan pemikiran
abstrak, mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol dalam
atau gambar untuk mewakili realitas. Berbeda dengan pemikiran konkret lebih
kekanak-kanakan di mana objek harus mewakili "hal-hal" atau "ide-ide" untuk
memecahkan masalah berpikir abstrak memungkinkan kita untuk berpikir
hipotetis tentang masa depan dan menilai beberapa hasil. Hal serupa juga
dikemukakan oleh Piaget (dalam Santrock, 2002) remaja akan cenderung
menginterpretasikan, memantau dunia sosialnya serta perkembangan kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
remaja memasuki tahap pemikiran operasional formal. Remaja mampu
membangkitkan situasi-situasi khayalan, kemungkinan-kemungkinan hipotesis
atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak, mampu berpikir secara
logis serta mampu memecahkan masalah-masalah dan menguji pemecahan
masalah-masalah secara sistematis. Tipe pemecahan masalah ini disebut dengan
penalaran deduktif hipotesis. Penalaran deduktif hipotesis merupakan konsep
operasional formal Piaget yang menyatakan bahwa remaja memiliki kemampuan
kognitif untuk mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik mengenai cara
memecahkan masalah.
Remaja mulai mendefinisikan diri mereka dalam hubungannya dengan orang
lain. Mereka berada pada tahap eksplorasi, para remaja ini memiliki ketertarikan
pada pasangan heteroseksualnya. Tidak jauh berbeda dengan perkembangan
sosial pada remaja awal dan atau pertengahan, pada remaja akhir sudah mampu
melakukan pengembangan otonomi sosial, serta mengembangkan kemampuan
kejujuran dan kemandirian finansial.
C. Pemaknaan
1. Makna
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998) makna dideskripsikan
sebagai sesuatu yang memiki arti penting. Menurut Alfred Schutz (Hasbiansyah,
2008) makna diawali dengan proses penginderaan dan proses pengalaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
terus berkesinambungan. Pada awalnya arus pengalaman inderawi ini tidak
memiliki makna, namun akan muncul ketika dihubungkan dengan pengalaman-
pengalaman sebelumnya melalui proses interaksi dengan orang lain. Berbeda
dengan yang dikemukakan oleh Alfred Schutz, (dalam Moustakas, 1994:26)
Moustakas mengatakan bahwa suatu makna dapat tercipta ketika objek yang
muncul dalam kesadaran bertemu dengan objek dalam dunia, sehingga muncul
yang dinamakan dengan makna individual dan makna kolektif tentang suatu
fenomena. Makna didapat dengan menganalisis gejala yang membanjiri
kesadaran manusia. Kesadaran ini mencakup bagaimana manusia berpikir dan
merasakan sesuatu.
Makna dalam fenomenologi tidak dapat dipisahkan dari subjektivitas dan
persepsi mengenai dunia. Manusia memiliki beragam persepsi, hal ini dapat
dilihat tergantung pada konteks dari objek yang dimaksud, posisi hubungan
manusia dan objek itu sendiri dan suasana hati di antara manusia dengan objek
lainnya (Langdridge, 2007).
D. Pemaknaan Remaja Pengguna Internet terhadap Meme Dimas Kanjeng
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa remaja yang
sudah mengalami pengembangan pemikiran abstrak dan mampu menginterpretasikan
dunia sosialnya dianggap peneliti juga mampu memberikan makna akan suatu objek.
Remaja dipandang sudah mampu menggabungkan stimulus inderawi , dalam hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
meme, dengan pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya sehingga tercipta
pemaknaan terhadap meme tersebut. Dalam penelitian ini Dimas Kanjeng sebagai
stimulus untuk melihat bagaimana remaja memaknai meme popular.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Peneliti akan menggunakan penelitian kualitatif juga bertujuan untuk
mendeskripsikan suatu kejadian atau peristiwa dan pengalaman. Penelitian
kualitatif cenderung berfokus pada makna dan menjelaskan bagaimana
pengalaman mereka akan peristiwa tersebut (Willig, 2008). Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi, dimana tujuan
dari analisis fenomenologi adalah untuk mengeksplorasi secara detail bagaimana
informan memahami situasi pribadi informan dalam kehidupan sehari-hari serta
menggambarkannya seperti yang sebenarnya, dan dapat diperoleh hasil penelitian
yang mampu mencerna hakikat psikologis dari gejala tersebut. Dengan kata lain
pendekatan fenomenologi berusaha mencari makna-makna psikologis melalui
analisis gejala (Smith, 2006).
B. FokusPenelitian
Fokus dari penelitian ini adalah menggambarkan pemaknaan suatu meme
oleh remaja akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C. Informan Penelitian
Peneliti mempertimbangkan untuk menggunakan informan dengan rentang
usia remaja akhir sekitar usia 18 hingga 22 tahun yang aktif dalam menggunakan
internet dan memahami meme.
D. Metode Pengumpulan Data
Pada awal penelitian, peneliti telah melakukan sebuah survey untuk mencari
data awal kepada 25 orang responden pengguna internet berusia 18-22 tahun.
Peneliti memberikan daftar pertanyaan yang berisi 8 buah pertanyaan kepada
responden yang berisi tentang keaktifan mereka di media sosial, pemahaman
mereka mengenai meme, bagaimana manfaat hingga dampak yang ditimbulkan
dari suatu meme bagi mereka. Hasil yang didapat adalah seluruh responden
mengakui bahwa mereka aktif membuka media sosial dengan rentang waktu 1
hingga 4 jam per hari. Kebanyakan responden juga membuka media sosial
seperti facebook dan instagram tiap harinya dan kerap menemukan berbagai
gambar meme di timeline media sosial mereka. Para responden juga
menyebutkan bahwa meme digunakan sebagai media untuk membully serta
menyindir. Namun, beberapa responden beranggapan bahwa meme dapat
digunakan sebagai hiburan dan sumber informasi.
Upaya peneliti dalam memperoleh data dengan menggunakan teknik
pengumpulan data berupa wawancara semi terstruktur. Wawancara semi
terstruktur merupakan metode pengumpulan data yang mampu memperoleh data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yang lebih kaya dan mendalam dari informan penelitian (Smith dan Osborn,
2007). Peneliti juga akan menggunakan daftar pertanyaan guna dijadikan sebagai
panduan wawancara. Peneliti menggunakan metode wawancara semi terstruktur
karena metode ini merupakan instrument pengumpulan data yang fleksibel,
sehingga memungkinkan peneliti dan informan untuk berdialog (Smith,2009).
Panduan pertanyaan yang telah dibuat dapat dimodifikasi sesuai dengan respon
dari informan agar peneliti dapat lebih leluasa menggali lebih dalam mengenai
hal-hal yang dirasa menarik dan penting yang muncul dari jawaban informan.
Pengumpulan data juga akan dilakukan dengan bantuan beberapa instrument
penelitian yakni berupa tape recorder dan buku catatan. Tape recorder akan
peneliti gunakan untuk merekam seluruh isi wawancara peneliti dengan informan
secara lengkap dan menyeluruh sehingga meminimalkan adanya isi wawancara
yang hilang. Sebelum melakukan wawancara peneliti, sudah terlebih dahulu
meminta izin kepada para informan untuk kesediaan mereka berpartisipasi dalam
penelitian ini serta merekam seluruh pembicaraan dalam wawancara. Peneliti
juga mengajukan informed consent kepada informan untuk menjamin
kerahasiaan wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel 1.
PanduanPertanyaanWawancara
1. Apakah Anda tahu meme? Seberapa dalam Anda memahami meme?
2. Jelaskan apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika Anda melihat
meme ini!
3. Bagaimana tanggapan Anda terkait meme tersebut?
Sebelum melakukan wawancara semi terstruktur ini, peneliti melakukan
beberapa tahap awal, yaitu:
1) Peneliti berusaha mencari informan sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya serta informan menyatakan kesediaannya
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
2) Peneliti akan membangun rapport terlebih dahulu dengan menjelaskan
maksud dan tujuan dari penelitian dan kembali memastikan kesediaan
informan untuk berpartisipasi setelah mengungkapkan maksud dan
tujuan penelitian.
3) Menentukan waktu dan tempat dilakukannya wawancara berdasarkan
kesepakatan antara informan dan peneliti.
4) Menyusun panduan wawancara yang akan diberikan kepada informan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5) Melakukan wawancara.
Selama proses wawancara, data wawancara akan direkam dengan
menggunakan digital recorder guna mengantisipasi ketika peneliti lupa serta
menghindari adanya data yang hilang kemudian nanti hasil wawancara akan
disalin dalam bentuk arsip verbatim.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
fenomenologi. Metode fenomenologi diharapkan mampu menggambarkan
pengalaman-pengalaman mengenai fenomena meme dalam kehidupan informan
dengan begitu penelitian ini akan mampu mencapai pemaknaan akan esensi
psikologis informan berkaitan dengan meme.
Berikut merupakan langkah-langkah dalam metode analisis fenomenologi
menurut Smith, 2006:
1) Membaca keseluruhan hasil wawancara/transkrip informan yang telah
dirangkum oleh peneliti secara eksplisit.
2) Menyusun dan atau membuat bagian-bagian deskripsi/kategorisasi , hal ini
dilakukan untuk mengklarifikasi masalah-masalah tersembunyi yang hanya
bisa dilakukan secara holistic/menyeluruh
3) Membaca ulang dengan teliti deskripsi/kategorisasi sebelumnya untuk dapat
menentukan satuan makna (meaning unit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4) Mentransformasikan dan membahas satuan makna (meaning unit) yang telah
dibuat menjadi struktur umum pengalaman agar lebih bisa menyampaikan
makna psikologis, selain itu juga bertujuan agar data tersampaikan secara
deskriptif
F. Validitas dan Realiabilitas Penelitian
Pada kesempatan ini, peneliti melakukan uji validitas dan kredibilitas
penelitian, yang mana pengujian ini diperlukan guna untuk memeriksa
keakurasian dan kekonsistenan dalam penelitian kualitatif fenomenologi. Peneliti
berupaya mencapai hal tersebut dengan cara sebagai berikut (Creswell, 2012):
1) Peneliti juga mengajak seorang auditor (external auditor) untuk mengkaji
keseluruhan hasil penelitian guna memberikan penilaian obyektif
mengenai proses hingga kesimpulan penelitian.
2) Refleksivitas dilakukan peneliti untuk mengklarifikasi bias yang mungkin
dibawa peneliti ke dalam penelitian. Kemungkinan bias yang akan dibawa
oleh peneliti adalah peneliti bukan berusia remaja, dimana hasil
interpretasi peneliti dapat menjadi bias hasil penelitian.
3) Melakukan tanya-jawab dengan sesama rekan peneliti (peer de-briefing).
Peneliti mencari seorang rekan peneliti lain untuk melakukan kajian hasil
penelitian guna melibatkan interpretasi lain selain interpretasi oleh
peneliti sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan
1. Pencarian dan Seleksi Informan Penelitian
Pada bab ini akan peneliti menguraikan hasil wawancara dalam bentuk
narasi untuk mempermudah pem baca dalam memahami gambaran makna
dirasakan oleh pengguna internet remaja dalam memaknai suatu meme,
dalam hal ini meme yang dimaksud adalah meme Dimas Kanjeng Taat
Pribadi.
Peneliti mengawali penelitian dengan membagikan kuesioner singkat
mengenai meme pada tanggal 5 Januari 2017 kepada 25 mahasiswa-
mahasiswa magang yang sedang bertugas di Pertamina RU II, Dumai dengan
tujuan melihat keaktifan remaja menggunakan media sosial, dan mencari
tahu tentang pemahaman remaja mengenai meme yang sedang viral di
internet. Setelah kuesioner diisi, peneliti melakukan pemetaan data hasil
kuesioner yang sudah diisi oleh para mahasiswa dan melihat seberapa jauh
pemahaman mereka tentang meme yang sedang popular di jejaring sosial
kemudian menjadikan hasil pemetaan tersebut sebagai landasan latar
belakang penelitian. Dari 25 mahasiswa magang, peneliti mengambil 5 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang bersedia dengan sukarela dijadikan sebagai informan penelitian. Secara
umum, informan penelitian berusia 18-22 tahun dan aktif menggunakan
media sosial serta mengenal meme popular.
2. Pengambilan Data
Wawancara dengan para informan berlangsung sejak tanggal 20 Januari
2017 sampai dengan tanggal 24 januari dan melibatkan 5 orang informan
penelitian. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan berdasarkan kesepakatan
dengan setiap informan dan bantuan salah seorang HR Pertamina RU II
Dumai karena harus menyesuaikan dengan waktu kerja mahasiswa magang
di dalam perusahaan, sehingga jadwal wawancara tiap informan pun berbeda
namun dengan lokasi wawancara yang sama. Penelitian yang bersifat
deskriptif menjadikan peneliti untuk mengambil informan dengan jumlah
banyak namun dengan data yang tidak mendalam, oleh karena itu peneliti
hanya melakukan satu kali sesi wawancara pada tiap informan.
Pada pertemuan wawancara dengan setiap informan, peneliti melakukan
perkenalan dan pendekatan (rapport) terlebih dahulu kepada informan
dengan tujuan untuk menyampaikan tujuan dari wawancara, serta
menyampaikan hal-hal yang relevan dengan penelitian ke depannya, dan
mempersilahkan informan untuk bertanya mengenai penelitian yang akan
dilakukan. Pada awal wawancara pertama, peneliti lebih dahulu memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
informed concent dan meminta informan untuk menandatanganinya apabila
setuju melakukan wawancara. Setelah itu, peneliti menggali identitas
informan secara umum kemudian melakukan wawancara langsung kepada
informan sesuai dengn panduan wawancara semi-terstruktur yang sudah
dibuat oleh peneliti. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan kesepakatan dan
permintaan dari informan. Peneliti kemudian melakukan analisis dari seluruh
data yang sudah didapatkan dari hasil wawancara dengan informan.
B. Profil Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang.Hal ini sesuai dengan
anjuran dari Smith (2007) yang menyatakan bahwa jumlah minimla informan
untuk penelitian fenomenologi adalah tiga orang. Berikut identitas dan deskripsi
singkat mengenai seluruh informan :
Tabel 1. Ringkasan Identitas dan Deskripsi Singkat Seluruh Informan
Inisial
Jenis
Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Agama Suku
Informan
1 NQ Perempuan
20
th
S1
Manajemen Mahasiswa Islam Minang
Informan
2 NA Perempuan
18
th
S1
Manajemen Mahasiswa Islam
Minang-
Melayu
Informan3 NS Laki-Laki 21 S1 Teknik Mahasiswa Islam Minang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
th Elektro
Informan
4 DA Perempuan
21
th
S1 Teknik
Elektro Mahasiswa Islam Minang
Informan
5 MIK Laki-Laki
22
th
S1 Teknik
Industri Mahasiswa Islam Minang
C. Hasil Penelitian
1. Informan 1 (NQ)
a. Latar Belakang Informan 1
Informan 1 adalah seorang mahasiswi S1 jurusan manajemen di
Universitas Riau. Ia berusia 20 tahun dan sedang menjalani tugas perkuliahan
lapangan, sebagai pembantu umum di Kantor HR Pertamina Dumai.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa ia tergolong aktif
menggunakan media sosial seperti twitter, instagram dan LINE dan kerap
menemui meme di media sosial tersebut. Informan 1 kerap mendapat kiriman
meme dari teman-teman kuliahnya dengan maksud menyindir dirinya yang
masih belum memiliki pacar.
b. Pelaksanaan Wawancara Informan 1 Hari, tanggal Tempat Waktu
Jumat, 20 Januari 2017 R. Diskusi PT. Pertamina Pukul 10:00 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
RU II Dumai
c. Struktur Umum Informan 1
NQ menganggap meme DK sebagai sumber informasi. Hal ini seperti
yang diungkapkan NQ:
“kalau misalnya gak tahu beritanya dari awal sih misalnya gak tahu kan ditanya terus tiba-tiba ada muncul memenya tentang itu tiba-tiba bilang ,, ee apa sih, langsung terbesit gitu ohh itu tu kayak gitu yaa,, bener gak sih begitu.” (NQ, transkrip baris 55-59)
“Kayak ya dia tu mau kasih tahu tentang apa tuh, kayak gimana ya,, ee apa ya,,, kejahatan nggak kejahatan sih kayaknya mau ngasih tahu tentang kasus tentang Dimas Kanjeng itu loh mau ngasih tahu Dimas Kanjeng itu siapa.” (NQ, transkrip baris 143-146)
“Ya kan viral kan,jadi orang yang gak tau dia jadinya jadi tahu karena misalkan kita buka sosmed, terus tiba-tba ada meme dia, banyak gitu kan, jadinya kan orang yang gak tahu dia siapa dia kan jadinya kan pingin tahu Dimas Kanjeng itu siapa apa gitu, kayaknya ngaruhnya ke dia sih.” (NQ, transkrip baris 166-170)
NQ menganggap meme DK sebagai media hiburan. Hal ini terlihat dari
perkataan informan berikut :
“Tahu, Meme itu kayak kata-kata lucu-lucu atau pokoknya ada kata-kata gitu lah. (NQ, transkrip baris 18-19).
“ohhh,, he eh, biasanya sih paling sering buka dagelan, oh dagelan, iya soalnya disitu banyak yang yaa bisa nghibur lah, banyak yang seru-seru buat dilihat.” (31-33)
" Haha Nggak lucu aja hehe” (NQ, transkrip baris 97) “Hehe Liat muka nya hehehe” (NQ, transkrip baris 99) “Yang terlintas??? Hehehehe ketawa sih hihihihi” (NQ, transkrip baris
105)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
NQ menganggap meme DK sebagai media kritik terhadap keadaan nyata, hal ini diungkapkan pada pernyataan berikut:
“Ada sihh, ehm kayak meme sindiran tentang pejabat, artis terus ama
meme-meme yang kayak misalnya tuh misalnya nih apa nih tentang keadaan ekonomi gitu, ada juga yang dipleset-plesetin.( NQ, transkrip baris 23-26)”
“Iya hm hehehe,, soalnya buat anak kos kan, anak kos itu kan suka, dibilang kekurangan ngga sih, tapi suka sering kehabisan uang kan sebelum bulan kan, bulannya berakhir, terus tiba-tiba ada meme Dimas Kanjeng ada bilang uang bulanannya mau digandakan gitu, lucu sih.” (NQ, transkrip baris 111-115)
NQ menyatakan bahwa meme DK dimaknai sebagai ejekan.
“Kayaknya gak ada sih, palingan kalau ada anak-anak kecil tahu berita itu kan palingan ya itu, mainannya Kanjeng Dimas, Kanjeng Dimas gitu aja sih kalau lainnya gak ada. Jadi istilahe jadi bahan bullying gitu ya, maksudnya jadi bahan pembicaraan banget. Iya di kehidupan masyarakat kita.” (NQ, transkrip baris 184-189)
NQ menganggap meme DK sebagai media propaganda, hal ini dinyatakan
dalam:
“Ngubah mindset gitu ya? Iya kita bikin malu aja gitu ya.. Iya sih kayak meme itu gak semua nya buruk sih tapi ada juga tuh meme meme yang betul betul nyentuh dan bikin kita sadar lah kalau kita itu memang salah. Kalau gitu, e bagus iya ya salah berubah deh apa deh gitu.” (NQ, transkrip baris 359-363)
“Eeee tergantung sih liat, kalau meme nya itu lucu palingan cuma ya tu hiburan lah tapi kalau misalkan meme nya ada nyangkut-nyangkut kayak eee apa kayak nyindir-nyindir gitu kadang-kadang juga ee gimana, ee kayak gmn ya bilang nya hehe” (NQ, transkrip baris 41-45)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
“biasanya sih kalau meme nya tuh nyindir gitu kan kadang-kadang juga terjudge gitu untuk kayak ohh itu bener ya atau gitu” (NQ, transkrip baris 49-51).
“Ee yaaa, yaa bisa. Oh gitu… kalau misalnya gak tahu beritanya dari awal sih misalnya gak tahu kan ditanya terus tiba-tiba ada muncul memenya tentang itu tiba-tiba bilang ,, ee apa sih, langsung terbesit gitu ohh itu tu kayak gitu yaa,, bener gak sih begitu.” (NQ, transkrip baris 55-59)
NQ memandang meme DK yang menyindir belum tentu merupakan meme
bullyan. Hal ini tampak pada: “Apakah yang meme meme yang membully, eh sorry-sorry, bukan
maksudnya hehe hmm,, menurut Nisa nih meme yang nyindir-nyindir itu termasuk perilaku membully apa gak sih?
“Hmm…. Kayaknya iya lah, “ “eh iya,, kalau menurut-menurut Nisa yang membully itu hee yang
buat memenya apa kita-kita ini yang melihat memenya? Iya Hm… menurut Nisa gimana? “
“Kalau menurut Nisa sih, kayaknya yang buat deh, soalnya kayaknya sama deh, imbang yang membuat sama yang baca. Soalnya kan kalau kalau gak ada yang buat kan, pasti kan yang membaca juga gak ikutan membully gitu.”
“Hm gitu berarti menurut pandangan Nisa,, eeee meme meme yang menyindir itu apakah sudah pasti membully?”
“Enggak juga sih kadang tergantung kan kalau yang buat itu tergantung pola pikir mereka ya kadang ada yang buat tu cuma buat lucu-lucuan aja, buat dia lucu sama kita padahal itu kayaknya ih nyindir gitu, jadi susah juga sih” (NQ, transkrip baris 69-87)
2. Informan 2 (NA)
a. Latar Belakang Informan 2
Informan 2 merupakan seorang mahasiswi S1 jurusan manajemen di
Universitas Riau. Sama hal nya dengan informan satu, ia sedang menjalankan
tugas perkuliah dan di bulan kedua sebagai mahasiswa magang di Pertamina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
RU II Dumai. Informan 2 sangat antusias terhadap wawancara yang dilakukan
peneliti karena ia merupakan salah satu remaja yang tergolong sangat aktif di
media sosial seperti instagram, ia bahkan memfollow akun-akun yang khusus
mempostingmeme-meme. Informan 2 sangat menyukai mengenang tentang
kejadian-kejadian semasa ia kecil dan sering mendapat kiriman meme dari
teman-temannya, begitu juga sebaliknya.
b. Pelaksanaan Wawancara Informan 2
Hari, tanggal Tempat Waktu
Jumat, 20 Januari 2017 R. Diskusi PT. Pertamina
RU II Dumai
Pukul 11:39 WIB
c. Struktur Umum Informan 2
Menurut NA, meme DK bermakna sebagai hiburan. Hal ini dinyatakan
pada:
“Meme itu untuk menghibur , membikin suasana bosan jadi lebih berwarna gitu , bosannya hilang, bisa menjadi motivasi aja, kadang mengingat masa lalu,, eeee misalkan dia mengingatkan tentang eee lidi-lidi gitu yang dimainkan zaman TK dikeluarinnya, kalau paling pernah main ini berarti masa kecil kalian bahagia, sering kayak gitu terus bisa happy happy aja ketawa nengok pembicaraan gambar yang dibagi menjadi beberapa bagian.”(NA, transkrip baris 33-40)
NA menganggap meme DK sebagai motivasi, terlihat pada: “bisa menjadi motivasi aja” (NA, transkrip baris 34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
NA menganggap meme DK sebagai sumber informasi, tampak pada baris
:
“Ehm,,, sss,, menyindir gitu loh kak, tapi dia pingin menyebar-nyebarkan kalau si Dimas Kanjeng yang suka mengganda-gandain sesuatu, biar orang tahu gitu ee nggak tertipu sama tipuannya si Kanjeng itu.“ (NA, transkrip baris 118-121).
NA menganggap meme DK sebagai media untuk member peringatan. Hal
ini Nampak pada kalimat: ““Ehm,,, sss,, menyindir gitu loh kak, tapi dia pingin menyebar-
nyebarkan kalau si Dimas Kanjeng yang suka mengganda-gandain sesuatu, biar orang tahu gitu ee nggak tertipu sama tipuannya si Kanjeng itu.“ (NA, transkrip baris 118-121)
“Pengaruhnya terkadang ada orang yang perduli ada orang yang cuek cuek aja, ah bodo ah kan dia sudah ditangani polisi sudah diberi hukuman begana begini tapi kan kalau ada orang juga sebagian yang perduli dengan kasus ini contohnya ada yang berniat menggandakan sesuatu jadi hilang niatnya kan kalau dia mau berbuat’ (NA, transkrip baris 243-248)
“Ya jadi misalnya dia mau melakukan ini terus Nampak kasus Kanjeng ini dia kan niatnya jadi terpendam gitu gak bisa dilakukannya seca,, sadar secara tiba tiba gitu kalau ini gak baik dilakukan.(NA, transkrip baris 252-255)
NA menganggap meme DK sebagai bahan yang bisa dijadikan refleksi atau
koreksi diri. Hal ini ia ungkapkan pada :
“Yaa tapi,gimana juga, membully ada juga sih kak tetapi nggak juga kan, setidaknya bisa menyadarkan dia , kesalahan kesalahan yang dia buat itu.” (NA, transkrip baris 159-161)
Menurut NA meme DK dianggap sebagai bahan ejekan. Hal ini tampak
pada:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
“Kalau menurut Nurul, membully iya juga sih kak, soalnya kan menyindir dia gitu, hm padahal kasus dia sudah selesai kan, tapi di dalam media sosial masih tertera nama dia, misalnya tentang menggandakan-menggandakan gitu, jadi termasuk membully juga” (NA, transkrip baris 166-170).
3. Informan 3 (NS)
a. Latar belakang informan 3
Informan tiga merupakan seorang mahasiswa S1 jurusan Teknik Elektro
dari Univesitas Andalas dan berusia 21 tahun. Seperti halnya dengan informan
sebelumnya ia menjadi mahasiswa magang di Pertamina RU II Dumai. Ia juga
aktif menggunakan media sosial khususnya instagram dan kerap membuka
akun 9gag untuk mencari meme-meme yang menurutnya lucu. Tidak seperti 2
informan sebelumnya, ia tidak secara langsung mendapat kiriman meme dari
teman-temannya, namun ia justru di tag langsung di kolom komen meme
tersebut oleh teman-temannya jika meme tersebut dirasa cocok dengan kondisi
informan. Walaupun merasa tersindir dengan meme tersebut, namun informan
tidak membawa hal tersebut lebih serius, ia cenderung mengabaikannya saja
dengan menertawai teman-temannya
.
b. Pelaksanaan Wawancara Informan 3
Hari, tanggal Tempat Waktu
Senin, 23 Januari 2017 R. Diskusi PT. Pertamina Pukul 09:07 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
RU II Dumai
c. Struktur Umum Informan 3
NS menganggap meme DK sebagai media pengingat masa lalu. Hal ini
diungkapkan pada:
“Itu ada yang kayak masa kecil gitu kak, ada masa kecil kan, kalau diulang kan jadi teringat masa kecil lagi kan, ada meme meme nya yang menanyakan masa kecil” (NS, transkrip baris 30-32)
“Ah,, yang lucu juga ada, yang lucu lucunya itu ya yang e yang kita juga merasakan , jadi kan meme itu yang bagus itu kan ee gak sss gak ee, gak internet aja yang merasakan, jadi semua orang merasakan, misalnya orang ee,, pernaih main main kelereng itu kan sama semua anak kecil kan pernah main kelereng” (NS, transkrip baris 39-44)
NS menganggap meme sebagai media hiburan. Tampak pada:
“Hm,, kalau meme itu, kalau saya tu Cuma hiburan oo gambar singkat saja kak, hiburan berita Cuma ada gambar dan ooo kalimat-kalimat singkat aja ndak panjang panjang gitu.”(NS, transkrip baris 50-52)
““Oo meme itu ooo,, karena masalah orang ini bisa dijadikan ooo,,, bahan buat lucu-lucuan gitu kak“(NS, transkrip baris 78-79).
NS menganggap meme DK sebagai media untuk membully. Hal ini
tampak pada: ““Oo meme itu ooo,, karena masalah orang ini bisa dijadikan ooo,,,
bahan buat lucu-lucuan gitu kak” (NS transkrip baris 89-93) “Hmm,, kalau menurut saya ini eee ada yang membully, kalau menurut
saya kak, dan membully,, kalimat itu ada dua orang kak, membully temannya, kemudian membully,,,, eeee kan lama waktu menjomblo ee kan ini kan kepada teman teman atau kepada banyak orang aa kan yang mau saya gandakan ini kan ni dari kasus Dimas Kanjeng ini kak, aa kan kalau saya sih dua orang yang kena, dua orang“. (NS, transkrip baris 157-163).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
NS memaknai meme DK sebagai bahan bercandaan dengan teman dekat.
Tampak pada: ““Kalau saya jadi orang ini ~~~ ngga ini kan cuman ka kalau saya saya
ngga ngga ngerasa kesel kak, Cuma eee seperti teman, teman ejek ejek teman , teman teman kalau udah dekat kan saling ejek ejek kan biasa kak”(NS, transkrip baris 117-120).
NS menganggap meme DK tidak selalu menjadi media untuk membully.
Hal ini tampak pada:
“Kalau menurut saya hanya meme meme tertentu saja kak” (NS,
transkrip baris 244)
4. Informan 4 (DA)
a. Latar belakang informan 4
Informan 4 merupakan seorang mahasiswi S1 jurusan Teknik Elektro
di Universitas Andalas. Menurut pernyataan informan, ia sudah tidak begitu
aktif lagi di media sosial, namun ia sesekali membuka media sosial untuk
mencari informasi. Ia sudah mulai jarang menggunakan media sosial kala
SMA ketika ada seseorang yang mengirimi nya gambar tidak senonoh ke
pesan pribadinya di facebook, sejak saat itulah, ia mulai berhenti
menggunakan facebook dan hanya membuka aplikasi LINE, BBM atau
Whatsapp untuk mendapatkan informasi-informasi penting dan bermutu.
Menurutnya, meme hanya digunakan sebagai media untuk memperburuk
citra seseorang dan isinya suka melebih lebihkan berita sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Pelaksanaan Wawancara Informan 4
Hari, tanggal Tempat Waktu
Senin, 23 Januari 2017 R. Diskusi PT. Pertamina
RU II Dumai
Pukul 10:00 WIB
c. Struktur Umum Informan 4
DA menganggap meme DK sebagai sarana informasi. Hal ini dinyatakan
dalam:
“Nyindir or ee orang yang di meme itu, yang nyin nyindir itu tu maksudnya tu orang orang supaya orang bisa tahu siapa sih dia itu sebenernya , apa sih kerja nya gitu kak.(DA, transkrip baris 126-128).
DA menganggap meme DK sebagai media untuk mencemarkan nama
baik seseorang. Hal ini diungkapkan pada:
“Hm sebenernya sih kalau namanya,,,, kalau itu tuh menurut Dian itu eeee itu sih gak ba, nggak nggak bagus juga sih kak soalnya kan yang namanya salah orang tuh buat apa sih diumbar umbar kayak gitu kan, kalau emang dia salah yaudah salah aja , lagian efeknya tuh kan ke dia gak ke kita juga, jadi kalau diumbar umbar agar semua orang tahu itu kan nggak bagus juga sih kak” (DA, transkrip baris 132-138).
DA menganggap meme DK sebagai media untuk membully. Hal ini
Nampak pada: “apakah meme ini menurut kamu termasuk bullying? “ “Iya, “ “kenapa? ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
“Ya karena mengintimidasi orang gitu kak, ya kayak yang tadi kakak jelasin itu karena dia mengintimidasi orang karena dia menjatuh jatuhkan yang ini ini , dia udah jatuh dijatuhkannya lagi kan kak, haa tu menurut Dian iya membully” (DA, transkrip baris 164-171)
DA menganggap meme DK sebagai media refleksi. Hal ini dinyatakan
dalam:
“Tapi kalau ee kalau meme nya hanya sekedar untuk lucu lucuan sih gak msalah kan kak tapi kalau untuk yang menjatuhkan tu kalau Dian pribadi sih, kalau untuk menjatuhkan kalau itu dah keterlaluan nanti malah buat makin drop gitu kak. Drop di sisi Dimas Kanjeng,,,~ Dia Dian kalau di sisi dia juga gitu, tapi kalau meme itu ke meme dimas kanjeng itu buat dia kapok aja kali ya dengan banyaknya meme yang kayak gitu yang buruk buruk kan dia apakah dia masih pingin melakukannya lagi atau gimana..” (DA, transkrip baris 236-244).
“Ya kalau Diannya sendiri Dian nggak mau kayak yang tadi kak bilang tadi itu eee gak gak mau buat orang jadi melakukan sesuatu yang membuat orang jadi eee pingin membully kita , gimana melakukan sesuatu yang gimana ya yang membuat orang tahu semuanya, membuat orang membully kita gitu” (DA, transkrip baris 246-251).
5. Informan 5 (MIK)
a. Latar belakang informan 5
Informan 5 adalah mahasiswa S1 jurusan Teknik Industri di
Universitas Andalas. Ia tergolong remaja yang sangat jarang
membuka media sosial, namun terkadang ia menyempatkan diri
untuk membuka media sosial seperti facebook. Walaupun informan
5jarang aktif di media sosial, ia cukup banyak mengetahui meme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang sedang viral di media sosial saat inidari kalangan teman-
temannya.
b. Pelaksanaan Wawancara Informan 5
Hari, tanggal Tempat Waktu
Senin, 23 Januari 2017 R. Diskusi PT.
Pertamina RU II Dumai
Pukul 11:00 WIB
c. Struktur Informan 5
MIK menganggap meme DK sebagai hiburan. Hal ini tampak pada:
“Iya guyon, ya mungkin yang guyonan itu lah“(MIK, transkrip baris 43).
MIK menganggap meme DK sebagai media untuk membully orang yang
memiliki keadaan yang sama seperti konten meme. Hal ini dibuktikan dari
pernyataan informan yang mengatakan bahwa:
“Gak salah sih, ni nyindir namanya ini.“(MIK, transkrip baris 73-76). “Hmm apa ya,, kalau sih gak penting kali ini, seperti ini kan, soalnya
istilahnya kan orang orang kan banyak yang tersinggung kalau dengar dengar kayak gini , baca bacaan seperti ini, apalagi tentang para jomblo gitu kan, tentang para jomblo gini, kalau para jomblo baca kan otomatis dia kan tersinggung.“ (MIK, transkrip baris 82-87).
“kayaknya sih iya lah, soalnya kan dah langsung tu bisa kepada siapa saja tertuju gitu.” (MIK, transkrip baris 130-131)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
MIK menganggap meme DK sebagai sumber informasi. Hal ini dilihat
dari :
“Ya paling dampaknya kan eee ck, orang orang jadi tahu cerita tentang dia gitu kan .“(MIK, transkrip baris 195-196).
C. Dinamika Psikologis Pemaknaan Informan
Pada informan 1, ia memaknai meme sebagai sumber informasi.
Menurutnya dengan adanya meme dimas kanjeng ini bisa memberitahukan
kepada masyarakat bahwa dimas kanjeng merupakan seorang kriminal dan dapat
membangkitkan rasa ingin tahu orang lain. Meme juga dipandang sebagai media
hiburan. Informan 1 merasa meme dimas kanjeng ini sangat lucu terutama
melihat wajahnya dimas kanjeng, namun ia memandang bahwa meme dimas
kanjeng (yang notabene dimaksudkan untuk membully) belum tentu merupakan
meme tentang bullyan dan juga menganggap meme sebagai media kritik dan
mengejek. Hal yang mendukung pernyataan informan ini juga diperkuat oleh
Baron & Byrne (2003) menurut mereka ambivalensi sikap dapat terjadi ketika
manusia mengevaluasi suatu objek , isu, orang dan kejadian mencampur reaksi
positif dan negatif. Pada kasus informan 1 dalam memaknai meme dimas
kanjeng terlihat ia mengalami ambivalensi dalam menyikapi meme dimas
kanjeng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Sedikit berbeda dengan hasil penelitin dari informan 1, informan 2 justru
menganggap meme dimas kanjeng sebagai media untuk dirinya dapat berefleksi
dan peringatan agar dirinya tidak melakukan hal-hal buruk. Pada kasus informan
2, ia melakukan pembelajaran sosial, yang mana setelah melihat meme dimas
kanjeng, informan justru membentuk sikap pencegahan terhadap perilaku jahat
yaitu dengan melakukan refleksi. Pembelajaran sosial sendiri memiliki arti
sebagai proses dimana kita mengadopsi informasi baru dan membentuk banyak
pandangan ketika sedang berinteraksi (Baron & Byrne, 2003).
Informan 3 memiliki pola yang hampir sama dengan informan yang
pertama, dimana ia mengalami ambivalensi sosial dengan mencampur
pandangannya yang memandang meme bully sebagai meme yang bukan
membully dan menganggap meme sebagai hiburan sekaligus bullyan. Ia
menganggap meme sebagai media pengingat nya akan masa lalu
Pada informan 4 menganggap meme sebagai sumber informasi dapat
dijadikan sumber mendapatkan informasi, karena dengan mengetahui dan
mendapatkan informasi yang di dapat ia kemudian dapat memunculkan potensi
aksi berikutnya, dalam hal ini adalah proses refleksi diri.
Informan 5 tidak begitu banyak mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Bagi dirinya, ia akan merasa tersinggung jikalau berkenaan langsung dengan
situasi dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Peneliti memilih meme dimas kanjeng karena sesuai dengan tipe yang
tersebar karena variasi meme. Dalam kasus dimas kanjeng terlihat bahwa terdapat
tradisi atau kebiasaan yang terjadi di Indonesia yakni adanya kebudayaan ingin
cepat kaya dan pelaksanaan ibadah dianggap lebih bisa tertib apabila
dilaksanakan di sebuah padepokan.
Sebagian dari informan banyak mengalami ambivalensi sikap ketika
memaknai meme dimas kanjeng taat pribadi. Hal ini dilihat dari seringnya
muncul keraguan akan makna meme ini. Keraguan ini dapat terlihat dari
perkataan informan berikut:
“Apakah yang meme meme yang membully, eh sorry-sorry, bukan maksudnya hehe hmm,, menurut Nisa nih meme yang nyindir-nyindir itu termasuk perilaku membully apa gak sih?
“Hmm…. Kayaknya iya lah, “ “eh iya,, kalau menurut-menurut Nisa yang membully itu hee yang
buat memenya apa kita-kita ini yang melihat memenya? Iya Hm… menurut Nisa gimana? “
“Kalau menurut Nisa sih, kayaknya yang buat deh, soalnya kayaknya sama deh, imbang yang membuat sama yang baca. Soalnya kan kalau kalau gak ada yang buat kan, pasti kan yang membaca juga gak ikutan membully gitu.”
“Hm gitu berarti menurut pandangan Nisa,, eeee meme meme yang menyindir itu apakah sudah pasti membully?”
“Enggak juga sih kadang tergantung kan kalau yang buat itu tergantung pola pikir mereka ya kadang ada yang buat tu cuma buat lucu-lucuan aja, buat dia lucu sama kita padahal itu kayaknya ih nyindir gitu, jadi susah juga sih” (NQ, transkrip baris 69-87)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa meme banyak dimaknai
sebagai media hiburan, informasi dan sebagai media bullying. Hal ini sesuai
dengan pengalaman informan 1 yang mengatakan bahwa dia pernah dibully oleh
teman-teman dikampusnya secara fisik. Pengalaman ini dapat dilihat dari
perkataan informasi :
“temen kelas Nisa, kalau misalkan kumpul tu mereka tu suka bully-bully gitu, tapi mereka tu buatnya tu kayak lucu-lucuan, tapi kadang-kadang ada juga yang ngena di Nisa .” (NQ, Transkrip baris 255-258)
Hal ini menjelaskan bahwa informan 1 mempunyai makna seperti dikarenakan
adanya pengalaman masa lalu yang pernah dialami.
Pada informan 1 dan 3 didapatkan makna meme menyindir tidak selamanya
diartikan sebagai membully seseorang. Hal ini serupa oleh Langdridge (2007)
yang menyebutkan bahwa makna tidak dapat dipisahkan oleh subjektif dan
persepsi. Pada informan 1, ia mengungkapkan bahwa penilaian baik buruknya
meme tergantung pada pola pikir masing-masing individu. Persepsi informan 1
ini dapat terlihat dalam :
“kadang tergantung kan kalau yang buat itu tergantung pola pikir mereka ya kadang ada yang buat tu cuma buat lucu-lucuan aja, buat dia lucu sama kita padahal itu kayaknya ih nyindir gitu, jadi susah juga sih.” (NQ, transkrip baris 84-87)
Akan tetapi penliti juga menemukan hasil dimana subjek memaknai meme
dimas kanjeng sebagai media untuk berefleksi, peringatan dan koreksi diri,
dimana hal ini tampak pada pernyataan informan 2 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
“Yaa tapi,gimana juga, membully ada juga sih kak tetapi nggak juga kan, setidaknya bisa menyadarkan dia , kesalahan kesalahan yang dia buat itu”(NA, transkrip baris 159-161)
Selain itu, peneliti juga menemukan makna meme pada meme dimas
kanjeng dijadikan sebagai media propaganda. Hal ini bisa dilihat dari perkataan
informan 1 :
“meme itu gak semua nya buruk sih tapi ada juga tuh meme meme yang betul betul nyentuh dan bikin kita sadar lah kalau kita itu memang salah. Kalau gitu, e bagus iya ya salah berubah deh apa deh gitu.” (NQ, transkrip baris 359-362)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menemukan kesimpulan
bahwa makna sebagai sumber informasi, hiburan dan membully merupakan
makna yang sering muncul dari kelima informan. Selain itu makna yang paling
jarang muncul adalah makna meme dimas kanjeng sebagai media propaganda.
B. Kelemahan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak
kelemahan dan jauh dari kesempurnaan. Peneliti menganggap, informan
dalam penelitian dirasa kurang komunikatif dalam menyampaikan
pendapatnya. Selain itu peneliti dirasa terlalu banyak melemparkan
pertanyaan yang sifatnya mengarahkan jawaban informan. Pada penelitian ini,
peneliti tidak memperhatikan adanya komposisi semiotika, dimana di dalam
sebuah meme terdapat aspek gambar dan teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Saran
1. Bagi informan
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar informan
menganggap meme sebagai media bullying, diharapkan para informan
bisa lebih bijaksana lagi dalam menilai maupun memaknai suatu meme
yang sedang viral.
2. Bagi peneliti lain
Untuk penelitian selanjutnya yang akan mengambil topik yang
sama mengenai meme diharapkan akan melanjutkan penelitian mengenai
meme jenis lain, seperti meme video. Selain itu diharapkan peneliti
selanjutnya mampu meneliti aspek psikologis lainnya terkait dengan
meme gambar maupun video.
3. Bagi creator meme
Dari hasil penelitian ini, diharapkan juga para creator meme bisa
lebih bijak dalam member konten meme di media sosial agar tidak
memberikan dampak negatif pada masyarakat khususnya remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
DAFTAR PUSTAKA
Akbar & Utari. 2015. Cyberbullying pada Media Sosial : Studi Analisis Isi
tentang Cyberbullying pada Remaja di Facebook. Surakarta. Univ
Sebelas Maret.
Akifah. A. 2011. Internet Filtering: Solution for Countering Negative Content
On The Internet?. Jurnal ACADEMICA Fisip Untad, Vol. 03 No. 02
Oktober 2011.
Baron, R.A, Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial Edisi kesepuluh. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Berk, L. E. 2012. Development Through The Lifespan Edisi Kelima dari
Prenatal Sampai Remaja. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bhattacherjee, A. 2001. Understanding Information System Continuance: An
Expectation-Confirmation Model. Vol 25, No 3, 353.
Boesch, E.E. 1991. Symbolic Action Theory and Culutal Psychology.Published
by Springer. Berlin
Brno. 2012. Internet Meme as Means of Communication.
Brodie, R. 2009. Virus of The Mind. United Kingdom : TJ International,
Padstow, Cornwall
Christie, D & Viner, R. 2005. ABC of Adolescence : Adolescent Development.
BMJ Journal, vol 330, No. 7486, pp. 301-304.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Creswell, John W. 2012. Research Design : Pendekatan Kulatitaif, Kuantitaif,
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dawkins, R. 2006. The Selfish Gene. 2nded. New York : Oxford University
Press
Hasbiansyah, O. 2008. Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian
dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi. Mediator, Vol 9, No. 1, pp. 163-180.
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, Edisi 5. Jakarta : Erlangga.
Langdridge. D. 2007. Phenomenologocal Psychology: Theory, Research and
Method. England : Pearson Education Limited.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1988). Jakarta. Depdikbud, Balai Pustaka.
Lankshear & Knobel. 2006. New Literacies Everyday Practices and Classroom
Learning. 2nded. New York : McGraw-Hill
Lewis L.C. 2012. The Participatory Meme Chronotype.UK : Routledge (Taylor
& Francis Group).
Moustakas, C. 1994. Phenomenological Research Methods. United States of
America. Sage Publication.
Santrock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup.
Jakarta : Penerbit Airlangga
Santrock, John W. 2007. Remaja Edisi Kesebelas Jilid 1. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Shifman, L. 2014. The Cultural Logic of Photo Based Meme Genres. Journal of
Visual Culture. Vol 12(3) : 340-358
Smith, J. 2006. Qualitative Psychology : Practical Guide to Research Methods,
2nd Ed. India : Sage Publication
Smith, Jonathan A. & Osborn, Mike. 2007. Interpretative Phenomenological
Analysis. Diakses dari http://www.sagepub.com/upm-
data/17418_04_Smith_2e_Ch_04.pdf.
Smith, Jonathan A. 2009. Psikologi Kualitatif : Panduan Praktis Metode Riset.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sugiman, Toshio. 2008. Meaning in Action : Constructions, Narratives, and
Representations. Japan : Springer.
Utami Y.C. 2014. Cyberbullying di Kalangan Remaja : Studi tentang Korban
Cyberbullying di Kalangan Remaja di Surabaya. Surabaya. Unair.
Willig, C. 2008. Introducing Qualitative Research in Psychology : Adventures
in Theory and Methode. 2nd Ed. United Kingdom : Mc-Graw Hill
Education.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan dan remaja. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Affan. H. 2016. Mengapa Dimas Kanjeng mampu himpun ribuan anggota?.
Diunduh dari alamat
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/10/161003_indones
ia_dimaskanjeng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANTA DHARMA
Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Pada kesempatan ini, perkenalkan saya Rosari Ayuningtyas Utomo
mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang menempuh
tugas akhir. Saya memohon bantuan dan kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Adapun penelitian ini bertujuan untuk melihat
pemaknaan pengguna internet terhadap meme.
Metode pengumpulan data yang akan digunakan peneliti adalah metode
wawancara. Peneliti akan meminta informan untuk menjawab setiap pertanyaan
terkait dengan pengalaman hidup informan yang diberikan oleh peneliti dan
dikemukakanan Anda secara lisan. Pada penelitian ini akan digunakan alat perekam /
digitalrecorder guna merekam hasil wawancara. Selama proses penelitian
berlangsung, Anda berhak untuk mengundurkan diri dalam penelitian ini apabila
dirasa anda kurang nyaman. Penelitian ini dilakukan saat anda merasa sudah siap.
Proses wawancara akan berlangsung selama 30 sampai 60 menit. Namun peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
akan menyesuaikan ketersediaan dan kesediaan waktu Anda untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini.
Kerahasiaan data akan dilindungi dan terjamin kerahasiaannya. Peneliti tidak
akan membagikan data kepada siapapun terkecuali kepada dosen pembimbing
peneliti. Adapun nama Anda akan dirahasiakan dengan menggunakan inisial untuk
menjaga kenyamanan Anda. Anda pun diperkenankan untuk bertanya seputar hal-hal
yang berhubungan dengan penelitian ini.
Dengan berpartisipasi dalam penelitian ini diharapkan Anda dapat
mengetahui bagaimana memandang dan memaknai suatu meme dalam hidup
keseharian Anda. Partisipasi anda juga akan sangat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan di bidang keilmuan Psikologi.
Dengan ini saya sebagai responden BERSEDIA / TIDAK BERSEDIA dan
sepakat untuk berpartisipasi sampai akhir penelitian.
Informan Penelitian Peneliti
Rosari Ayuningtyas Utomo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
KUESIONER PENELITIAN
Selamat pagi/siang/malam, perkenalkan saya Rosari Ayuningtyas Utomo, mahasiswa Psikologi tingkat akhir dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya sedang menyusun skripsi dengan topic Pemaknaan Meme pada masyarakat. Sehubungan dengan hal ini, saya membutuhkan beberapa orang responden untuk mengisi kuesioner dibawah ini guna untuk mendapatkan data awal. Mohon kesediaan bapak/ibu untuk menjawab pertanyaan dibawah ini sesuai petunjuk. Selamat mengerjakan.
Inisial :
Usia :
JenisKelamin :
Silahkanlingkarijawaban yang sesuai.
1. ApakahAndaaktifmenggunakansosial media?
a. Facebook : Ya Tidak
b. Twitter : Ya Tidak
c. Instagram : Ya Tidak
d. Path : Ya Tidak
2. Sosial mediaapa yang seringAndakunjungi?
(Urutkansosial media dibawahinimulai dari angka 1 sampai 4. Angka 1 berartisangatsering, danangka 4 berartijarang/tidakpernah)
a. Facebook ( )
b. Twitter ( )
c. Instagram ( )
d. Path ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. SeberapaseringAndamembuka social media (Berapa Jam/Hari)?
a. 1 Jam
b. 2 Jam
c. 3 Jam
d. 4 Jam
e. > 4 Jam
4. ApakahAndatahu Meme? (Jika “Ya” berikanpenjelasanAnda)
a. Ya
b. Tidak
5. Di sosial media apabiasanyaAndamelihat Meme?
(Jawabanbolehlebihdarisatu)
a. Facebook e. 9gag
b. Twitter f. 1cak
c. Instagram g. Meme Comic Indonesia
d. Path h. Meme Generator
6. Jenis meme yang sepertiapa yang seringAndajumpai?
a. Meme Gambar
b. Meme Video
7. Tolongberikancontoh Meme (cukupdalambentuktulisan) yang
masihAndaingat!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
8. Menurut Anda, apa yang didapatkan dari Meme :
a. Manfaat positif :
b. Dampak negatif :
Terima kasih atas kerja sama bapak/ibu dalam pengisian kuesioner penelitian
ini. Saya menjamin kerahasiaan data yang tertuang dalam kuesioner ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI