GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN...

240
i GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN RUJUKAN RAWAT JALAN PELAYANAN TINGKAT II PADA PASIEN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT AL ISLAM BANDUNG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Disusun Oleh : Laily Rachmayanti 1112101000018 PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H

Transcript of GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN...

Page 1: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

i

GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN

RUJUKAN RAWAT JALAN PELAYANAN TINGKAT II PADA

PASIEN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT AL ISLAM

BANDUNG

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Disusun Oleh :

Laily Rachmayanti

1112101000018

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438 H

Page 2: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, 13 September 2017

Laily Rachmayanti, NIM : 1112101000018

Gambaran Pelaksanaan Sistem Pelayanan Pasien Rujukan Rawat Jalan Pelayanan

Tingkat II Pada Peserta BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017

+ (125) halaman, (2) tabel, (12) bagan, (2) gambar, (7) lampiran

ABSTRAK

Pelayanan rawat jalan merupakan pelayanan pertama sebagai pintu gerbang rumah

sakit, serta memiliki peran penting dalam melayani pasien. Masalah yang ditemukan di

proses pendaftaran dan pada saat proses pelayanan sehingga dapat menimbulkan masalah di

alur proses pelayanan di RSAI Bandung. Oleh karena itu, RSAI Bandung mempunyai

pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain: proses pendaftaran, pelayanan

poli, pelayanan penunjang, pelayanan obat.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Pelaksanaan Sistem Pelayanan

Pasien Rujukan Rawat Jalan Tingkat II Pada Pasien Peserta BPJS di RSAI Bandung Tahun

2017. Penelitian ini dilakukan di Unit Pelayanan Rawat Jalan BPJS RSAI Bandung pada

bulan November-Januari 2017. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain kualitatif

deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan sistem dengan melakukan telaah

dokumen, wawancara mendalam dan observasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa permasalah yang terjadi dari segi Input :

Kualitas SDM yang masih kurang seperti tenaga kesehatan kurang teliti dalam pemeriksaan

berkas seperti petugas salah memberikan SEP atau dokumen dan salah memberikan jadwal

kunjungan pasien, masih adanya keterlambatan pembuatan laporan keuangan, mesin printer

yang dirasa masih kurang untuk menunjang pelayanan dari beberapa peralatan yang sudah

terserdia seperti mesin label dan televisi belum dimaksimalkan utilisasinya, selain itu pada

bagian pelayanan masih belum menggunakan bredging system yang telah disediakan oleh

BPJS untuk mempercepat proses pendaftaran, ketersedianya SOP proses pelayanan di rumah

sakit. Proses : permasalahan yang terjadi pada proses pendaftaran ditemukan masih ada

beberapa SDM belum bekerja sesuai SOP, masih kurangnya informasi yang diberikan oleh

petugas kepada pasian mengenai alur pelayanan sehingga pasien belum mengetahui alur

pelayanan di RSAI Bandung, selain itu proses verifikasi masih dilakukan secara manual dan

belum menggunakan briedging system yang sudah disediakan oleh BPJS dan Output :

dengan melihat masih terdapatnya permasalahan dalam pelayanan baik dari segi input

maupun segi proses pelayanan tersediri berdampak pada pasien RSAI Bandung yang belum

maksimal.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas dapat diberikan masukan, antara

lain : Sebaiknya dilakukan monitoring pada pelayanan kepada petugas di bagian pendaftaran

dan penilaian terkait pengukuran pengetahuan petugas dalam hal alur pelayanan dan

bagaimana implementasinya di lapangan. untuk meningkatkan efisiensi pelayanan di bagian

pendaftaran. Sebaiknya rumah sakit mempertimbangkan untuk menggunakan bridging

system, dan Sebaiknya dilakukan sosialisasi pada pasien melalui media elektronik seperti

televisi, pengeras suara (radio) dan adapun sosialisasi dari media cetak seperti brosur, dan

leaflet yang sudah disediakan oleh rumah sakit.

Kata Kunci: Proses pelaksanaan pasien rujukan JKN

Page 3: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

iii

Daftar Bacaan: 82 (2000-2016)

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH DEPARTMENT

HEALTH SERVICES MANAGEMENT

Thesis, September 13rd 2017

Laily Rachmayanti, NIM: 1112101000018

Overview of the Implementation of Service Patient System of Outpatient Referral

Services Level II on BPJS Participants at RSAI Bandung in 2017

+ (125) pages, (2) tables, (12) charts, (2) pictures, (7) attachments

ABSTRACT

Outpatient care is the first service as a hospital gateway, and has an important role in serving

patients. Problems found in the registration process and during the service process so that can lead to

problems in the flow of service process in RSAI Bandung. Therefore, RSAI Bandung has guidelines

for service process of outpatient BPJS, among others: registration process, poly services, support

services, drug services.

The purpose of this research is to know the overview of the implementation of service patient

system of outpatient services level II in patient participant of BPJS at RSAI Bandung in 2017. This

research was conducted at Outpatient Unit of BPJS RSAI Bandung in November – January 2017. This

research is a research with descriptive qualitative design using system approach method by doing

document review, depth interview and observation.

The results showed that the problem occurs in terms of Input: The quality of human

resources are still lacking like health workers are less careful in examining the file, for example, there

is the officer who provide the wrong SEP or documents and gave the wrong information about patient

visits schedule. Then there is the delay in making financial reports and printer machines that are still

lacking to support the services of some equipment that is already available such as label and television

machine that has not been maximized its use. In addition, on the services part has not been using the

bridging system that has been provided by BPJS in order to speed up the registration process, the

availability of SOP service process at the hospital. Process: problems that occur in the registration

process, there are still some human resources who have not worked according to SOP, there is still

lack of information provided by the officer to the patient about the flow of service so that the patients

do not know the flow of service in RSAI Bandung. Besides, the verification process is still done

manually and not using bridging system that has been provided by BPJS and Output: by viewing

there are still problems in the service both in terms of input and in terms of service process itself

impact on RSAI Bandung patients who have not maximized.

Based on the problems above, it can be given input, among others: should be monitored on

services to officers in the registration and assessment related to the measurement of personnel

knowledge in terms of service flow and how its implementation in the field. To improve the efficiency

of services in the registration section, the hospital should consider using a bridging system, and should

be socialized to the patients through electronic media such as television, loudspeakers (radio) and

socialization of print media such as brochures and leaflets which has already provided by hospital.

Keywords: the process of implementing of JKN referral patients

Reading list: 82 (2000-2016)

Page 4: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

iv

Page 5: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

v

Page 6: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

ii

Page 7: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PERSONAL

Nama Lengkap : Laily Rachmayanti

TTL : Pontianak, 12 Maret 1994

Telepon : 085813520355

Alamat : Jln. Tabrani Achmad, Komp Mandau Permai Blok O. 15

Pontianak, Kalimantan Barat

Alamat Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

1999-2000 : TK Aisiyah Pontianak

2000-2006 : SD Muhammadiyah 2 Pontianak

2006-2009 : MTS Negeri 1 Pontianak

2009-2012 : SMA Al Masoem Bandung

2012-2017 : Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

2009 : Anggota Remaja Islamiyah Pesantren

2014 : Panitia Gathering MPK

2014-2015 : Seksi Acara Seminar Rumah Sakit Syariah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2015 : Panitia Seminar Profesi MPK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan kuasa-Nya sehingga proposal skripsi yang

berjudul “Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Pasien Rujukan Rawat Jalan Tingkat

Lanjutan Pada Peserta JKN di RSAI Bandung Tahun 2017” berhasil diselesaikan

tepat pada waktunya. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan skripsi selama pada saat menjadi Mahasiswa di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin penyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kelancaran sehingga

penulis dapat menyusun laporan magang dengan lancar.

2. Kedua orang tua dan saudaraku tercinta yang selalu mendoakan, memberikan

dukungan, dorongan semangat, serta selalu memberikan kasih sayangnya yang

tiada henti kepada penulis.

3. Bapak Arif Sumantri selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph. D. selaku Kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM selaku Pembimbing Fakultas yang

telah memberikan arahan serta bimbingannya

6. dr Yuli Prapanca Satar selaku Pembimbing Fakultas yang telah memberikan

arahan serta bimbingannya

7. Baequni selaku Pembimbing Fakultas yang telah memberikan arahan serta

bimbingannya

8. Teman-teman seperjuangan Kesehatan Masyarakat Angkatan 2012 khususnya

Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, terima kasih atas dukungan

semangat dan kebersamaan selama ini.

9. Sahabat yang telah memberikan dukungan dan semangat selama magang.

10. Dan pihak-pihak lain yang secara tidak langsung membantu penulis dalam

menyelesaikan penyusunan laporan magang.

Page 9: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

v

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi materi maupun teknik penulisan. Untuk itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan dapat menambah pengetahuan bagi para

pembaca pada umumnya.

Jakarta, September 2017

Penulis

Page 10: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul

SKRIPSI .................................................................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................................................ii

ABSTRACT ............................................................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................ Error! Bookmark not defined.

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ....................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. 10

DAFTAR BAGAN ................................................................................................................ 11

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... 1

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ 2

BAB I ....................................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 7

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................... 7

1.4 Tujuan Umum .......................................................................................................... 8

1.4.1 Tujuan Khusus ................................................................................................. 8

1.5 Manfaat .................................................................................................................... 9

1.5.1 Manfaat Bagi RSAI Bandung .......................................................................... 9

1.5.2 Manfaat Bagi Peneliti ....................................................................................... 9

1.5.3 Manfaat Bagi Pembaca .................................................................................... 9

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................... 10

BAB II .................................................................................................................................... 11

2.1 Jaminan Kesehatan Nasional ................................................................................. 11

2.1.1 Kepesertaan .................................................................................................... 12

2.1.2 Iuran ............................................................................................................... 12

2.1.3 Manfaat .......................................................................................................... 12

Page 11: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

vii

2.1.4 Mekanisme Pelayanan Kesehatan .................................................................. 13

2.2 Pelayanan Kesehatan.............................................................................................. 13

2.3 Rumah Sakit ........................................................................................................... 16

2.6 Fasilitas Kesehatan Rawat Jalan Tindak Lanjutan (FKRTL)................................. 18

2.7 Sistem ..................................................................................................................... 19

2.7.1 Karakteristik Sistem ....................................................................................... 20

2.8 Sistem Administrasi ............................................................................................... 22

2.9 Sistem Rujukan ...................................................................................................... 23

2.9 Prosedur Rujukan ................................................................................................... 29

2.10 Kerangka Teori ...................................................................................................... 33

BAB III .................................................................................................................................. 36

3.1 Kerangka Konsep ................................................................................................... 36

3.2 Definisi Istilah ........................................................................................................ 37

BAB IV .................................................................................................................................. 40

4.1 Desain Penelitian ................................................................................................... 40

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................. 40

4.3 Informan Penelitian ................................................................................................ 40

4.4 Instrumen Penelitian .............................................................................................. 41

4.5 Sumber Data ........................................................................................................... 41

4.6 Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 42

4.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................................. 42

4.7.1 Pengumpulan ......................................................................................................... 43

4.7.2 Reduksi Data ......................................................................................................... 43

4.7.2 Display Data .......................................................................................................... 43

4.7.3 Kesimpulan atau Verifikasi ................................................................................... 43

4.8 Penyajian Data ....................................................................................................... 43

4.9 Validasi Data .......................................................................................................... 44

4.9.1 Triangulasi Sumber ............................................................................................... 44

4.9.2 Triangulasi Metode ............................................................................................... 44

BAB V ................................................................................................................................... 45

5.1 Gambaran Umum RSAI Bandung ......................................................................... 45

5.1.1 Perkembangan RSAI Bandung ...................................................................... 45

5.1.2 Struktur Organisasi RSAI Bandung ............................................................... 48

Page 12: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

viii

5.2 Gambaran Umum Rawat Jalan RSAI Bandung ..................................................... 49

5.2.1 Tujuan Pelayanan Umum Rawat Jalan di RSAI Bandung ............................. 49

5.2.2 Ruang Lingkup Pelayanan Rawat Jalan di RSAI Bandung ........................... 50

5.2.3 Loket Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di RSAI Bandung ............................. 50

5.2.4 Sarana dan Prasarana di Pendaftaran Rawat Jalan BPJS di RSAI Bandung .. 51

5.3 Karakteristik Informan di RSAI Bandung ............................................................. 51

5.4 Gambaran input meliputi faktor Sumber Daya Manusia, faktor anggaran, faktor

fasilitas, faktor bridging system dan faktor SOP pelaksanaan sistem pelayanan pasien

rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung ..... 52

5.4.1 Gambaran input meliputi Tenaga Kesehatan ................................................. 53

5.4.2 Gambaran input meliputi Peralatan Penunjang .............................................. 59

5.4.3 Gambaran input meliputi Anggaran ............................................................... 60

5.4.4 Gambaran input Sistem Verifikasi ................................................................. 62

5.4.5 Gambaran Input Standar Operasional Prosedur (SOP) ....................................... 64

5.5 Gambaran proses meliputi tahap proses pelaksanaan pelaksanaan sistem pelayanan

pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI

Bandung ............................................................................................................................. 66

5.5.1 Tahap Proses Pendaftaran di RSAI Bandung ................................................. 67

5.5.2 Tahap Pemberian Pelayanan Poli ................................................................... 80

5.5.3 Tahap Pemberian Pelayanan Penunjang ........................................................ 84

5.5.4 Tahap Pemberian Pelayanan Pengambilan Obat ............................................ 85

5.6 Gambaran output yang Kesesuaian prosedur pelaksanaan pelaksanaan sistem

pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di

RSAI Bandung ................................................................................................................... 89

5.7 Gambaran keterkaitan mutu input pelayanan (Faktor Tenaga Kesehatan, Faktor

Peralatan Penunjang, Faktor Anggaran, Faktor Sistem Verifikasi, Faktor Standar

Operasional Prosedur) dan proses pelayanan (Tahap Proses Pelaksanaan Sistem Pelayanan

Pasien Rujukan Rawat Jalan Tingkat II Pada Pasien Peserta BPJS) terhadap output Pasien

terlayani dengan baik di RSAI Bandung. ........................................................................... 92

BAB VI .................................................................................................................................. 95

6.1 Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 95

6.2 Gambaran input meliputi faktor Sumber Daya Manusia, faktor anggaran, faktor

fasilitas, faktor bridging system dan faktor SOP pelaksanaan sistem pelayanan pasien

rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung ..... 95

6.2.1 Gambaran input meliputi Sumber Daya Manusia (SDM) .............................. 96

6.2.2 Gambaran input meliputi Peralatan Penunjang ............................................ 100

Page 13: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

ix

6.2.3 Gambaran input meliputi Anggaran ............................................................. 103

6.2.4 Gambaran input Sistem Verifikasi ............................................................... 105

6.2.5 Gambaran input Standar Operasional Prosedur ........................................... 107

6.3 Gambaran proses meliputi tahap proses pelaksanaan sistem administrasi rujukan

rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung ................ 109

6.3.1 Tahap Pendaftaran........................................................................................ 109

6.3.2 Tahap Pemberian Pelayanan Poli ................................................................. 115

6.3.3 Tahap Pemberian Pelayanan Penunjang ...................................................... 116

6.3.4 Tahap Pemberian Pelayanan Pengambilan Obat .......................................... 117

6.4 Gambaran output yang Kesesuaian prosedur pelaksanaan sistem pelayanan pasien

rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung ... 119

6.5 Gambaran keterkaitan mutu input pelayanan (Faktor Tenaga Kesehatan, Faktor

Peralatan Penunjang, Faktor Anggaran, Faktor Sistem Verifikasi, Faktor Standar

Operasional Prosedur) dan proses pelayanan (Tahap Proses Pelaksanaan Sistem Pelayanan

Pasien Rujukan Rawat Jalan Tingkat II Pada Pasien Peserta BPJS) terhadap output Pasien

terlayani dengan baik di RSAI Bandung. ......................................................................... 120

BAB VII ............................................................................................................................... 126

7.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 126

7.2 Saran .................................................................................................................... 127

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 129

Lampiran I ........................................................................................................................... 137

Lampiran II .......................................................................................................................... 142

Lampiran III ......................................................................................................................... 143

Lampiran IV ......................................................................................................................... 144

Lampiran V .......................................................................................................................... 183

Lampiran VI ......................................................................................................................... 212

Lampiran VII ........................................................................................................................ 224

Page 14: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

10

DAFTAR TABEL

Tabel 5. 1 .............................................................................................................................................. 52

Tabel 5. 2 .............................................................................................................................................. 54

Page 15: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

11

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Teori 35

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep 37

Bagan 5. 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Al Islam Bandung Berdasarkan Surat Keputusan RSAI

KSWI Jawa Barat Nomor : 003YRSI-KSWI/SK/KU.IN/1/2015 ......................................................... 48

Bagan 5. 2 Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Umum RSAI Bandung Tahun 2017 ...................... 49

Bagan 5. 3 Pendaftaran Langsung Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung ....... 69

Bagan 5. 4 Pendaftaran Auto Registrasi Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung

.............................................................................................................................................................. 70

Bagan 5. 5 Pendaftaran ke Poliklinik melalui via Telephone Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit

Al Islam Bandung ................................................................................................................................. 72

Bagan 5. 6 Pendaftaran ke Penunjang melalui via Telephone Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah

Sakit Al Islam Bandung ........................................................................................................................ 73

Bagan 5. 7 Alur Pendaftaran Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung............... 74

Bagan 5. 8 Alur pelayanan Poli pada Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung .. 81

Bagan 5. 9 Alur Pelayanan Penunjang pada Pasien BPJS Rawat Jalan ................................................ 84

Bagan 5. 10 Alur Pelayanan Pengambilan Obat pada Pasien BPJS Rawat Jalan ................................. 86

Page 16: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

1

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Alur Pelayanan Kesehatan JKN ........................................................................ 25

Gambar 2. 2 Alur Sistem Rujukan Nasional Pada Banyak Fasilitas Pelayanan Kesehatan . 30

Page 17: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

2

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pedoman Wawancara

Lampiran II Pedoman Observasi

Lampiran III Lembar Telaah Dokumen

Lampiran IV Transkrip Wawancara

Lampiran V Matriks Wawancara

Lampiran VI Matriks Triangulasi

Lampiran VII Dokumentasi Lapangan

Page 18: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era Jaminan Kesehatan sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan

secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan pengobatan. Pelayanan kesehatan secara

berjenjang dimulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diberikan oleh

Puskesmas, klinik Pratama serta Doker Keluarga atau disebut juga fasilitas kesehatan

primer. Fasilitas kesehatan tingkat kedua pelayanan kesehatan spesialistik oleh

dokter spesialis atau dokter gigi spesialis. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya

dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Fasilitas

kesehatan tingkat lanjutan klinik utama yang setara, rumah sakit umum dan rumah

sakit khusus. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan

dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan

gawat darurat, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan geografis,

dan pertimbangan ketersediaan fasilitas (Abdullah, 2015).

Berdasarkan data BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) per triwulan I

tahun 2015, di Indonesia tercatat terdapat 2.236.379 rujukan dari Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama ke rumah sakit, dari total angka kunjungan peserta BPJS Kesehatan

ke FKTP sebanyak 14.619.528 kunjungan atau sekitar 15,3% rujukan yang diterima

oleh rumah sakit (BPJS Kesehatan, 2015). Sistem rujukan dalam program Jaminan

Kesehatan Nasional yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

belum maksimal. Hingga triwulan pertama 2015, tercatat 9,5 persen dari total jumlah

pasien yang jadi peserta program ternyata dianggap salah rujukan, yakni berupa

rujukan nonspesialistik yang bisa diselesaikan di fasilitas kesehatan tingkat pertama

(DJSN, 2015).

Keluhan masyarakat dan pasien terkait dengan program JKN oleh BPJS

Kesehatan terjadi hampir tiap hari, seperti keluhan terhadap buruknya pelayanan,

prosedur yang rumit dan harus melalui sistem rujukan yang berjenjang. Sebagian

besar keluhan masyarakat adalah ketidakpahaman atau ketidaktahuan akan sistem,

prosedur, hak, kewajiban serta manfaat program JKN (Maryana, 2016). Selain itu

menurut Situmorang dalam (Syarifah, 2015) bahwa sistem rujukan ini ternyata masih

Page 19: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

4

memiliki kendala. Seperti mindset masyarakat yang ingin langsung ke rumah sakit

atau kurangnya sosialisasi pada sejumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FTKP) seperti Puskesmas atau Klinik yang langsung merujuk ke Rumah Sakit.

Menurut Peraturan Menteri Kesehtan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun

2013, Dalam hal peserta memerlukan Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat

Lanjutan atas indikasi medis, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke

Fasilititas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai dengan Sistem Rujukan

yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Fasilitas Kesehatan

Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) penerima rujukan wajib merujuk kembali peserta

JKN disertai jawaban dan tindak lanjut yang harus dilakukan jika secara pengobatan

peserta sudah dapat dilayani di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang

merujuk.

Beberapa kesenjangan dan konflik yang ditemukan dalam pelaksanaan

kebijakan rumah sakit di lapangan yaitu tidak mengatur mengenai prosedur rujukan

pasien ke rumah sakit sehingga masyarakat tidak tahu harus pergi ke mana untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik dan bermutu (Aulya, 2014).

Perpindahan jaminan kesehatan masih banyak mengalami kendala. Sistem rujukan

pasien dirasakan masih tidak efektif, masih banyak masyarakat belum mendapat

menjangkau pelayanan kesehatan, akibatnya terjadi penumpukan pasien yang luar

biasa di rumah sakit besar tertentu (Kompas, 2016). Diselenggarakan sistem rujukan

berkurangnya waktu tunggu dalam proses merujuk dan berkurangnya rujukan yang

tidak perlu karena sebenarnya dapat ditangani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tingkat Pertama.

Pelayanan kesehatan memiliki alur dan prosedur yang harus diketahui dan

ditaati oleh pasien khususnya pasien BPJS rawat jalan. Kelengkapan persyaratan

administrasi akan mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pelayanan kesehatan.

Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, akan berpengaruh terhadap

meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, disamping itu

penyelenggara pelayanan kesehatan juga banyak disorot oleh masyarakat mengenai

kinerja sumber daya manusia baik medis dan non medis (Pujiono, 2015).

Page 20: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

5

Dalam upaya meningkatkan mutu layanan yang lebih baik kepada peserta

maupun terhadap fasilitas kesehatan, BPJS Kesehatan mengembangkan sistem

berbasis Teknologi Informasi seperti Briedging System. Aplikasi briedging system

merupakan aplikasi berbasis web service yang dapat memudahkan proses

administrasi di rumah sakit karena dua sistem yang berbeda yaitu sistem yang

dimiliki BPJS Kesehatan dan sistem yang berada di rumah sakit (BPJS, 2014).

Semua ini, dimaksudkan agar mampu meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah

sakit atau puskesmas, dan pelayanan kesehatan lain yang menerima pelayanan JKN.

Berdasarkan penelitan sebelumnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Tangerang bahwa sebelum menerapkan briedging sistem waktu mendapatkan SEP

bisa mencapai waktu 15-20 menit, namun ketika setelah menggunakan briedging

sistem waktu yang didapatkan 5-8 menit, hal ini bisa memangkas waktu pelayanan

hingga menjadi lebih cepat. Salah satunya pelayanan kesehatan di rumah sakit

menjadi lebih cepat sehingga pasien tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan

terapi dari dokter (BPJS, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Lony (2015) terkait analisis sistem rujukan

JKN RSUD DR Adjidarmo Kabupaten Lebak belum optimalnya sistem rujukan

dapat terlihat pada rujukan yang tidak sesuai dengan indikasi rujukan dan rujuk balik

yang tidak berjalan. Semua berakibat pada penumpukan pasien fasilitas kesehatan

lanjutan yang terjadi di rumah sakit dan pada akhirnya berdampak pada menurunnya

kualitas pelayanan kesehatan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Pujiono (2015) Pengetahuan Peserta

BPJS tentang Alur Prosedur Pelayanan Pasien Rawat Jalan RSUP Dr. Kariadi

Semarang, didapatkan bahwa dari 20 pasien terdapat 5 pasien (25%) yang tidak

mengetahui alur prosedur pelayanan pasien rawat jalan BPJS, baik mengenai alur

pelayanan maupun kelengkapan persyaratan administrasi pasien BPJS. Sedangkan

menurut penelitian Supriyanti (2013) di tempat pendaftaran pasien rawat jalan

Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang, didapatkan bahwa hasil 21 pasien

dengan persentase 70% sudah mengetahui syarat pendaftaran dan 9 pasien dengan

persentase 30% belum mengetahui syarat pendaftaran, dan 25 pasien dengan

Page 21: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

6

persentase 83.3% sudah mengetahui prosedur pendaftaran dan 5 pasien dengan

persentase 16.7% belum mengetahu prosedur pendaftaran.

Berdasarkan penelitian Ika (2015) tinjauan kelengkapan persyaratan anggota

BPJS pada pasien BPJS di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang survey

awal diperoleh 10 dokumen rekam medis Pasien BPJS Dinas rawat jalan terdapat

60% tidak lengkap persyaratannya dan 40% lengkap persyaratannya. Dokumen

rekam medis yang belum lengkap tersebut dikarenakan persyaratan BPJS yang

belum lengkap dan belum sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit. Karena pasien

BPJS Dinas merupakan Anggota TNI/POLRI sehingga lebih sering mengabaikan

kelengkapan persyaratan untuk berobat.

Dari studi pendahuluan dilakukan melalui wawancara dengan petugas dan

supervisor di unit pendaftaran yang diperoleh informasi 40% pasien masih belum

mengetahui prosedur pendaftaran, pasien tidak membawa kartu BPJS atau Kartu

berobat, pasien salah mengambil nomor antrian dan pasien tidak membawa rujukan

dari fasilitas kesehatan tingkat pertama. Padahal salah satu syarat pendaftaran pasien

harus membawa surat rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama merupakan

syarat penting yang akan digunakan untuk mengetahui jenis pelayanan dan diagnosis

yang dirujuk oleh puskesmas.

Berdasarkan paparan beberapa penelitian diatas ternyata masih banyak

terdapat proses pelaksanaan pendaftaran rawat jalan BPJS di Rumah Sakit belum

berjalan secara optimal dan pasien masih banyak yang belum mengerti alur

pendaftaran rawat jalan. Oleh sebab itu, untuk menggali permasalahan tersebut

peneliti memilih Rumah Sakit Al Islam Bandung karena RSAI Bandung merupakan

salah satu rumah sakit swasta rujukan tipe B (SK Menteri Kesehatan RI No.

754/Menkes/SK/VI/2010 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Al Islam Bandung

Milik Yayasan RSI KSWI Jabar) tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Al Islam

Bandung Milik Yayasan RSI KSWI Jabar) sebagai tempat penelitian dengan

beberapa pertimbangan yang didasari studi pendahuluan berupa observasi dan

wawancara pada bulan November 2017.

Page 22: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan studi pendahuluan dengan menggunakan wawancara dan

observasi dalam pelaksana pendaftaran rawat jalan pasien BPJS, ditemukan ternyata

masalah terkait pelaksanaan rujukan pelayanan tingkat II di rawat jalan BPJS di

RSAI Bandung, antara lain pasien belum mengetahui sistem rujukan seperti pasien

tidak membawa rujukan dari fasilitas kesehatan (faskes 1) atau puskesmas untuk

pengambilan obat maupun pemeriksaan, pasien tidak membawa rujukan dari dokter

spesialis RSAI Bandung, pasien tidak membawa kartu BPJS dan adapun beberapa

pasien tidak membawa nomor rekam medis. Sedangkan masalah mengenai alur

pendaftaran BPJS dari rumah sakit, antara lain pasien tidak mengetahui prosedur

RSAI Bandung mengenai adanya pembatasan 3 hari pelayanan, Pasien yang sudah di

daftarkan oleh poli belum mengetahui prosedur BPJS, Pasien tidak kontrol sesuai

dengan waktu yang sudah didaftarkan oleh poli, Pasien masih salah mengambil

nomor antrian untuk kontrol yang sudah di daftarkan oleh poli dan kesalahan

pendaftaran via telepon.

Berdasarkan telaah dokumen jumlah penerimaan rujukan pasien rawat jalan

yang sudah memenuhi persyaratan dan mendapatkan pelayanan di tahun 2015

sebanyak 296.663 pasien. Dan di tahun 2014 sebanyak 147.826 yang baru dimulai

adanya BPJS pasien mulai menggunakan JKN. Oleh karena itu, pasien mulai

berpartisipasi berobat di RSAI Bandung menggunakan BPJS Kesehatan yang dapat

meringankan biaya pengobatan di RSAI Bandung. Namun, masih banyak masalah

pasien yang masih kurang informasi mengenai proses pendaftaran.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan

pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS Di Rumah Sakit Al Islam

Bandung Tahun 2017 ?

2. Bagaimana gambaran input pelayanan meliputi faktor Sumber Daya Manusia,

faktor fasilitas, faktor sistem verifikasi dan faktor SOP pelaksanaan sistem

pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta

BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017 ?

Page 23: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

8

3. Bagaimana gambaran proses yang meliputi tahap proses pelaksanaan sistem

pelayanan pasien rujukan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di

RSAI Bandung Tahun 2017 ?

4. Bagaimana gambaran output yang meliputi pasien terlayani dengan baik

dengan pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan

tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017 ?

5. Bagaimana keterkaitan input pelayanan (Faktor Tenaga Kesehatan, Faktor

Peralatan Penunjang, Faktor Anggaran, Faktor Sistem Verifikasi, Faktor

Standar Operasional Prosedur) dan proses pelayanan (Tahap Proses

Pelaksanaan Sistem Pelayanan Pasien Rujukan Rawat Jalan Tingkat II Pada

Pasien Peserta BPJS) terhadap output Pasien terlayani dengan baik di RSAI

Bandung ?

1.4 Tujuan Umum

Diketahuinya Gambaran Pelaksanaan Sistem Pelayanan Pasien Rujukan

Rawat Jalan Pelayanan Tingkat II Pada Pasien Peserta BPJS di RSAI Bandung

Tahun 2017.

1.4.1 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan

rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di Rumah

Sakit Al Islam Bandung Tahun 2017.

2. Diketahuinya gambaran input pelayanan meliputi faktor Sumber Daya

Manusia, faktor fasilitas, faktor sistem verifikasi dan faktor SOP

pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan

tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017.

3. Diketahuinya gambaran proses yang meliputi tahap proses pelaksanaan

sistem pelayanan pasien rujukan pelayanan tingkat II pada pasien peserta

BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017.

4. Diketahuinya gambaran output yang meliputi pasien terlayani dengan

baik dengan pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan

pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung Tahun

2017.

Page 24: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

9

5. Bagaimana keterkaitan input pelayanan (Faktor Tenaga Kesehatan,

Faktor Peralatan Penunjang, Faktor Anggaran, Faktor Sistem Verifikasi,

Faktor Standar Operasional Prosedur) dan proses pelayanan (Tahap

Proses Pelaksanaan Sistem Pelayanan Pasien Rujukan Rawat Jalan

Tingkat II Pada Pasien Peserta BPJS) terhadap output Pasien terlayani

dengan baik di RSAI Bandung.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Bagi RSAI Bandung

Manfaat penelitian bagi RSAI Bandung adalah memberikan bahan

evaluasi bagi manajemen rumah sakit sebagai bahan pertimbangan dalam

rangka pengembangan RSAI Bandung untuk meningkatkan produktivitas

kerja hingga terciptanya pelayanan rumah sakit yang bermutu. Informasi

yang bisa didapat oleh RSAI Bandung adalah mengetahui gambaran

pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat

II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017.

1.5.2 Manfaat Bagi Peneliti

1. Melalui penelitian ini peniliti dapat memberikan pengalaman praktis

kepada peneliti tentang bagaimana tahapan-tahapan proses peneliti dari

pembuatan kuisioner serta pedoman wawancara mendalam

2. Peneliti mengetahui gambaran pelaksanaan sistem pelayanan pasien

rujukan rawat jalan pelayanan tingkat lanjutan pada pasien peserta

BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017.

1.5.3 Manfaat Bagi Pembaca

Bagi Pembaca diharapkan penelitian ini dapat lebih memacu

penelitian-penelitian lebih lanjut tentang gambaran pelaksanaan sistem

pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta

BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017.

Page 25: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

10

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjudul ”Gambaran Pelaksanaan Sistem Pelayanan Pasien

Rujukan Rawat Jalan Pelayanan Tingkat II Pada Pasien Peserta BPJS di RSAI

Bandung Tahun 2017” yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Kesehatan

Masyarakat peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas Islam Negeri

Jakarta. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November-Februari 2017.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis review

program (evaluasi kebijakan). Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah

data primer dan data sekunder. Data diperoleh dari hasil wawancara mendalam,

observasi dan telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Kepala

Seksi Pelayanan Rawat Jalan, Kepala Keuangan, Kepala Logistik Obat, Pelaksana

pendaftaran Rawat Jalan BPJS, Tenaga Kesehatan, Dinas Kesehatan, dan pihak

BPJS.

Page 26: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

11

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Jaminan Kesehatan Nasional

Asuransi kesehatan sosial memegang teguh prinsipnya bahwa kesehatan

adalah sebuah pelayanan sosia, pelayanan kesehatan tidak boleh semata-mata

diberikan berdasarkan status sosial masyarakat sehingga semua lapisan berhak

untuk memperoleh jaminan pelayanan kesehatan (Muninjaya, 2004).

Prinsip asuransi sosial dalam meningkatkan derajat kesehatan dengan

dikeluarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yakni bahwa setiap orang berhak atas

jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan

martabatnya menuju masyarakat indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.

Dan untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh, negara

mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional, prinsip asuransi sosial meliputi :

1. Kegotongroyongan antara yang kaya dan miskin, yang sehat dan sakit,

yang tua dan muda, dan yang beresiko tinggi dan rendah.

2. Kepesertaanyang bersifat wajib dan tidak selektif

3. Iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan, dan Bersifat nirlaba

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan sebuah program

jaminan kesehatan yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan pada tanggal 01

Januari 2014. Melalui program JKN, seluruh masyarakat Indonesia akan

mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri

kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional dijelaskan mengenai

kepesertaan, iuran, manfaat dan mekanisme pelayanan kesehatan dari program

JKN sebagai berikut :

Page 27: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

12

2.1.1 Kepesertaan

Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk warga negara

asing (WNA) yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang

telah membayar iuran, meliputi Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan

Penerima Bantuan Iuran (non PBI). Kepesertaan ini bersifat wajib dan

dilakukan secara bertahap sehingga tercapai universal health coverage.

2.1.2 Iuran

Setiap bulan setiap peserta JKN diwajibkan untuk membayar iuran

kepada BPJS Kesehatan sebagai pihak pengelola dana dan penyelenggara

program JKN. Pembayaran iuran dilakukan paling lambat 10 (sepuluh) setiap

bulan. Bagi Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), iuran ditetapkan

berdasarkan suatu jumlah nominal tertentu dan dibayarkan oleh Pemerintah,

sedangkan besaran iuran peserta Bukan Penerimaan Bantuan Iuran (non PBI)

ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (bagi peserta pekerja penerima

upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bagi peserta pekerja bukan

penerima upah dan peserta bukan pekerja).

2.1.3 Manfaat

Manfaat program JKN BPJS Kesehatan meliputi manfaat medis berupa

pelayanan kesehatan dan manfaat non medis berupa akomodasi dan ambulan.

Pelayanan ambulan hanya diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas

kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Manfaat pelayanan kesehatan mencakup pelayanan promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis

pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Meskipun manfaat yang dijamin dalam

program JKN bersifat komprehensif, masih terdapat pelayanan kesehatan

yang tidak dijamin meliputi :

1. Pelayanan kesehatan yang tidak sesuai prosedur

2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat

darurat.

3. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan

kecelakaan kerja dan program jaminan kecelakaan lalu lintas

Page 28: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

13

4. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri

5. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik dan mengatasi infertilitas

6. Gangguan kesehatan akibat ketergantungan obat (narkoba), alkohol,

serta akibat sengaja menyakiti diri sendiri (bunuh diri), atau akibat

melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri.

7. General check up, pengobatan alternatif dan tradisional, serta

pengobatan eksperimen dan

8. Pelayanan kesehatan pada saat bencana

2.1.4 Mekanisme Pelayanan Kesehatan

Sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus terdaftar di

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang telah bekerjasama dengan

BPJS Kesehatan terlebih dahulu. Apabila setelah datang namun FKTP

tersebut tidak mampu memfasilitasi dan memberikan pelayanan maka peserta

dapat dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL) sesuai dengan

indikasi medis. Pada pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, peserta dapat

mendatangi BPJS Center Rumah Sakit dengan menunjukkan kartu peserta

dan menyerahkan surat rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Setelah itu peserta akan mendapat Surat Eligibilitas Peserta untuk mendapat

pelayanan kesehatan lanjutan.

Surat Eligibilitas Pasien merupakan surat yang dikeluarkan BPJS

berdasarkan data base yang diperoleh dari BPJS centre dan merupakan

dokumen yang menyatakan bahwa pasien merupakan peserta aktif BPJS dan

semua hal ketentuan dan pembiayaan yang menyangkut peserta menjadi

tanggungan BPJS Kesehatan

Namun apabila peserta membutuhkan pelayanan kegawat daruratan,

peserta dapat langsung memperoleh pelayanan di setiap fasilitas kesehatan.

Biaya akibat pelayanan kegawat daruratan ditagihkan langsung oleh fasilitas

kepada BPJS Kesehatan.

2.2 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan

yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan

Page 29: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

14

keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan meningkatkan,

mempertahankan atau memulihkan kesehatan, serta memaksimalkan tingkat

kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal

(Efendi, 2009).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.560/Menkes/SK/VI/2003,

pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,

pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap

di rumah sakit.

Tujuan dari pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan

individu atau masyarakat untuk mengatasi, menetralisasi atau menormalisasi

semua masalah atau semua penyimpangan tentang kesehatan yang ada dalam

masyarakat. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial

ekonomi masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan

semakin meningkat sehingga tidak ada lagi upaya yang dapat dilakukan selain

meningktakan kinerja petugas kesehatan dan menyelenggarakan pelayanan

kesehatan dengan sebaik-baiknya (Konlin, 2014).

Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001

Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan, terdapat

tiga bentuk pelayanan kesehatan perorangan, yaitu :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)

Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit

ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka

(Notoatmodjo, 2003). Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan

pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi

maupun bidan atau perawat (dalam keadaan tertentu) di puskesmas,

puskesmas perawatan, tempat praktik perorangan, klinik pratama, klinik

umum di balai/lembaga pelayanan kesehatan, dan rumah sakit pratama.

2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health service)

Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang

memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh

pelayanan kesehatan primer (Notoatmodjo, 2013). Pelayanan kesehatan

Page 30: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

15

tingkat kedua merupakan pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan

oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan

pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik di puskesmas dengan

rawat inap, rumah sakit kabupaten, rumah sakit tipe C dan D, dan rumah

bersalin. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas

rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health service)

Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau

pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan

sekunder. Pelayanan sudah kompleks, dan memerlukan tenaga-tenaga

super spesialis (Notoatmodjo, 2013). Pelayanan kesehatan tingkat ketiga

merupakan pelayanan kesehatan sub spesialistik yang dilakukan oleh

dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan

pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik di rumah sakit

provinsi dan rumah sakit tipe A dan B. Pelayanan kesehatan ini hanya

dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau

tingkat pertama.

Berdasarkan Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Nomor 28 Tahun 2014, setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan

kesehatan meliputi :

a. Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap

Tingkat Pertama (RITP)

b. Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap

Tingkat Lanjutan

c. Pelayanan gawat darurat

d. Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71

pasal 20 Tahun 2013 tentang Pelayanan kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan pada

Jaminan Kesehatan Nasional, antara lain.

1) Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan meliputi :

Page 31: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

16

a. Administrasi pelayanan

b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter

spesialis dan subspesialis

c. Tindakan medis spesialistik baik bedah maupun non bedah sesuai

dengan indikasi medis

d. Pelayanan obat dan bahan habis pakai

e. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi

medis

f. Rehabilitasi medis

g. Pelayanan darah pelayanan kedikteran forensik klinik

h. Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas

Kesehatan

i. Perawatan inap non intensif dan

j. Perawatan inap di ruang intensif

2) Admnistrasi pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri

atas biaya pendaftaran pasien dan biaya administrasi lain yang terjadi

selama proses perawatan atau pelayanan kesehatan pasien.

3) Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis

dan subspesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b termasuk

pelayanan kedaruratan.

4) Jenis pelayanan kedokteran forensik klinik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruh h meliputi visum et repartum atau surat keterangan medik

berdasarkan pemeriksaan forensik orang hidup dan pemeriksaan psikiatri

forensik.

5) Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas Kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i terbatas hanya bagi Peserta

meninggal dunia pasca rawat inap di Fasilitas Kesehatan yang bekerja

sama dengan BPJS tempat pasien dirawat berupa pemulasaran jenazah dan

tidak termasuk peti mati.

2.3 Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

340/Menkes/Per/III/2010 Tentang Klarifikasi Rumah Sakit menyatakan rumah

Page 32: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

17

sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorang secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan dan gawat darurat.

Dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2009 tentang Rumah Sakit, dapat dilihat tugas dan fungsi Rumah Sakit dalam

pasal 4 dan 5. Tugas Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna. Adapun yang dimaksud dengan pelayanan

kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan pelayanan kesehatan dari tenaga

kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit, dan memulihkan kesehatan. Sedangkan fungsi Rumah

Sakit sesuai tugas di atas adalah :

a. Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

standart pelayanan Rumah Sakit

b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis

c. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

d. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan serta penapisan

teknologi kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu kesehatan

Berdasarkan pelayanan kesehatan yang diberikan, dibedakan menjadi

Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum

meberikan pelayanan kesehatan kepada semua bidang dan jenis penyakit,

sedangkan Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu

bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,

golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lain sesuai dengan

perkembangan ilmu kedokteran.

Sedangkan menurut Sulastomo (2007) Di Indonesia, pendekatan seperti

ini dilaksanakan oleh Pemerintah (Departemen Kesehatan), dimana Pemerintah

membangun RS dan menetukan kriteria-kriteria RS sesuai dengan tingkat

administrasi pemerintahan, yaitu Rumah Sakit tipe A, B, C, dan D. Rumah

sakit tipe A, B, C dan D saling berhubungan dalam konsep rujukan dan rumah

sakit tersebut juga berhubungan dengan sarana kesehatan lainnya, khususnya

puskesmas dalam konsep rujukan. Sedangkan koordinasi dalam bidang

Page 33: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

18

perencanaan, pengembangan serta penyediaan sarana berada di tangan

Pemerintah Daerah setempat.

2.6 Fasilitas Kesehatan Rawat Jalan Tindak Lanjutan (FKRTL)

Berdasarkan Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Nomor 28 Tahun 2014 dalam Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut

(FKRTL) penerima rujukan wajib merujuk kembali peserta JKN disertai

jawaban dan tindak lanjut yang harus diakukan jika secara medis peserta sudah

dapat dilayani di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang merujuk.

Pelayanan kesehatan di FKRTL/Rujukan Tingkat Lanjutan yang mencakup,

antara lain :

a. Administrasi pelayanan

b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis

dan subspesialis

c. Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non-bedah sesuai dengan

indikasi medis

d. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

e. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis

f. Rehabilitasi medis

g. Pelayanan darah

h. Pelayanan kedokteran forensik klinik

i. Pelayanan jenazah (permulasaran jenazah) pada pasien yang meninggal di

fasilitas kesehatan (tidak termasuk peti jenazah)

j. Perawatan inap non-intensif

k. Perawatan inap di ruang intensif

l. Akupuntur medis

Status kepesertaan pasien harus dipastikan sejak awal masuk FKRTL.

Bila pasien berkeinginan menjadi peserta JKN dapat diberi kesempatan untuk

melakukan pendaftaran dan pembayaran iuran peserta JKN dan selanjutnya

menunjukkan nomor identitas peserta JKN selambat-lambatnya 3 x 24 jam

hari kerja sejak yang bersangkutan dirawat atau sebelum pasien pulang (bila

pasien dirawat kurang dari 3 hari). Jika sampai waktu yang telah ditentukan

Page 34: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

19

pasien tidak dapat menunjukkan nomor identitas peserta JKN maka pasien

dinyatakan sebagai pasien umum.

2.7 Sistem

Menurut Muslihudin (2016) Sistem adalah sekumpulan komponen atau

jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja

sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan

tertentu. Sedangkan unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum

adalah masukan (input), pengolahan (processing) dan keluaran (output).

Sistem menurut Hutahaean (2014) mengemukakan bahwa sistem adalah

kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan

yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang

yang betul-betul ada dan terjadi.

Sedangkan menurut Indrajit (2001) mengemukakan bahwa sistem

mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang

dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.

Dengan demikian sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu. Pendekatan

sistem ang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-

urutan operasi di dalam sistem.

Suatu disebut sistem, apabila ia memiliki beberapa ciri pokok sistem ciri-

ciri pokok yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas 4 macaam

(Azwar, 1996), yakni :

1. Terdapat elemen atau bagian yang satu sama lain saling berhubungan

dan mempengaruhi yang kesemuanya membentuk suatu kesatuan,

dalam arti semuanya, berfungsi untuk mencapai tujuan

2. Fungsi yang diperankan oleh masing-masing elemen atau bagian yang

membentuk satu kesatuan tersebut adalah dalam rangka mengubah

masukan menjadi keluaran yang direncanakan

3. Dalam melaksanakan fungsi ini, kesemuanya bekerja sama secara

bebas namun terkait, dalam arti terdapat mekanisme pengendalian

Page 35: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

20

yang mengarahkannya agar tetap berfungsi sebagaimana yang telah

direncanakan

4. Sekalipun sistem merupakan satu kesatuan yang terpadu, bukan

berarti tertutup terhadap lingkungan

2.7.1 Karakteristik Sistem

Sistem merupakan bentukan dari elemen atau bagian yang saling

berhubungan dan mempengaruhi. Elemen terdiri dari banyak unsur, dan

dapat disederhanakan ke dalam enam unsur, yaitu :

1. Masukan (input)

Masukan adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat sistem

dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

Masukan untuk menghasilkan jasa layanan kesehatan terdiri dari Man,

Money, Material, mathode, Machine.

a. Man

Man merupakan sumber daya manusia yang dimiliki

organisasi yang merupakan faktor yang menentukan dalam

manajemen (Ramadani, 2010). Sumber daya yang terpenting

dalam suatu organisasi adalah sumber daya manusia yang

merupakan orang-orang yang member tenaga, bakat, kreativitas

dan usaha mereka kepada organisasi. Selain itu, unsur manusia

merupakan faktor kunci penentu sukses atau gagalnya

pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, penggunaan

sumber daya manusia yang tepat tentu berperan penting dalam

menentukan hasil yang akan dicapai organisasi (Handokok,

2013).

Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif

dan efisien adalah tersedianya SDM yang cukup dengan kualitas

yang tinggi, profesional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap

personal. Kualitas pelayanan tidak hanya tergantung pada beban

kerja yang harus dipikul oleh SDM, tetapi juga tergantung pada

beban kerja, karena dengan beban kerja yang tinggi, SDM

Page 36: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

21

menjadi lebih secara fisik dan mental, sebagai contoh pelayanan

pada unit administrasi, bila petugas melayani pasien dalam

jumlah banyak secara terus menerus, dengan masalah yang

relatif sama, dapat menimbulkan kejenuhan yang berakibat

menurunnya kualitas pelayanan pasien (Ilyas, 2004).

Pelayanan yang berkualitas perlu didukung oleh sumber-

sumber yang memadai yaitu sumber daya manusia, standar

pelayanan, dan fasilitas. Sumber-sumber tersebut dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdayaguna, sehingga

kualitas yang tinggi dengan biaya yang seminimal mungkin.

b. Money

Money adalah sumber daya uang yang digunakan dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan manajemen.

Money merupakan sumber daya yang harus diperhitungkan

secara rasional (Ramadani, 2010).

c. Material

Material adalah sarana yang digunakan organisasi dalam

mencapai tujuannya. Selain adanya tenaga ahli, untuk mencapai

hasil yang lebih baik, diperlukan juga penggunaan sarana berupa

bahan-bahan atau materi. Hal tersebut dikarenakan, bila faktor

man tanpa material maka tidak akan tercapai hasil yang

dikehendaki (Ramadani, 2010).

d. Method

Method atau metode merupakan penetapan cara

pelaksanaan kerja suatu tugas dengan adanya pertimbangan-

pertimbangan dalam hal sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia,

waktu, uang dan kegiatan usaha. Method juga tergantung kepada

faktor man, karena walaupun telah dibuat method yang baik,

tetapi sumber daya manusia yang ada tidak dapat

menerapkannya dengan baik, maka akan mempengaruhi hasil

yang dicapai (Ramadani, 2010).

2. Proses

Page 37: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

22

Proses adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat

dalam sistem dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi

keluaran yang direncanakan. Proses dalam layanan kesehatan

ialah fungsi administrasi, yang terpenting adalah perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian.

3. Keluaran (output)

Keluaran adalah kumpulan elemen atau bagian yang

dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem. Keluaran

dalam pelayanan kesehatan ialah yang akan dimanfaatkan oleh

masyarakat.

4. Dampak (impact)

Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem

2.8 Sistem Administrasi

Sistem administrasi berbasis komputer kini menjadi suatu hal yang

primer bagi kebutuhan pemenuhan kebutuhan informasi. Banyak bidang yang

telah memanfaatkan sistem admnistrasi berbasis komputer sebagai sara untuk

mempermudah pekerjaan (Natalia, 2011).

Adanya suatu sistem yang akan dikembangkan, tentu tidak terlepas dari

kebutuhan yang ada di dalam organisasi tersebut. Alasan yang dapat

mendorong perlunya pengembangan Sistem Informasi Administrasi Rawat

Jalan adalah (Aziz, 2010) :

1. Tuntunan akan pelayanan yang cepat dan akurat.

a. Mengetahui adanya kesulitan dari karyawan yang terlibat

khususnya dalam membuat laporan dan data-data yang

dibutuhkan.

b. Kebutuhan hardware dan software yang terus meningkat.

c. Memanfaatkan secara maksimal dari apa yang dimiliki oleh

rumah sakit (termasuk komputer)

d. Kebutuhan akan berbagai informasi dan dukungan dalam

pengambilan keputusan yang dibutuhkan untuk setiap

pelaksanaan transaksi dengan pasien.

Page 38: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

23

Untuk menghasilkan informasi tersebut dibutuhkan suatu sitem

informasi yang handal, efektif dan efisien, yaitu dengan mengintegrasikan

data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan

operasional, data-data mengenai apa yang diperlukan bagi proses pendaftaran

(registrasi pasien, data surat pengantar, sampai ke biaya administrasi

pendaftaran), proses pencatatan rawat jalan (mulai dari tindakan medis,

hingga penggunaan penunjang medis, dan data resep obat), proses pencatatan

rawat jalan (mulai dari tindakan medis, hingga penggunaan penunjang medis

dan data resep obat), proses pencatatan penunjang medis (mulai dari

pencatatan rincian biaya, hingga pembuatan laporan) sampai dengan proses

pembayaran tagihan baik itu pasien jaminan dan umum.

2.9 Sistem Rujukan

Sistem rujukan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan dalam upaya memberikan

intervensi yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan pasien di bidang

kesehatan (WHO, 2013). Dan menurut Notoatmodjo (2003), sistem rujukan

merupakan suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesejatan yang

melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus

penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal maupun horizontal.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan,

yang dimaksud dengan sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah

penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan

tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun

horizontal.

Berdasarkan Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Nomor 01 Tahun 2014 dalam menjalankan pelayanan kesehatan tingkat

lanjutan, Fasilitas tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, dalam

kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan wajib melakukan sistem rujukan

berjenjang. Fasilitas kesehatan dapat dibedakan atas dua jenis rujukan, antara

lain :

Page 39: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

24

1. Rujukan Horizontal

Rujukan ini dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu

tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan

sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan

dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.

2. Rujukan Vertikal

Rujukan ini dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda

tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke

tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.

Menurut jenisnya rujukan meliputi rujukan kesehatan (health referal) dan

rujukan medis (medical referral) yang dapat bersifat horisontal atau vertikal

dan timbal balik (SKN, 2009) :

a. Rujukan medik adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk

masalah kedokteran sebagai respon terhadap ketidakmampuan fasilitas

kesehatan untuk memenuhi status kesehatan pasien. Rujukan medis

antara lain.

a. Rujukan Pasien (transfer of patient)

Penatalaksanaan pasien dari penyedia pelayanan kesehatan yang

kurang mampu ke penyedia pelayanan kesehatan yang lebih

sempurna atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut.

Pelayanan rujukan pasien bukan sebatas perawatan pasien saja

tapi meliputi seluruh penunjang pelayanan termasuk transportasi

untuk merujuk pasien dari fasilitas kesehatan yang satu ke

fasilitas lainnya.

b. Rujukan Ilmu Pengetahuan (transfer of knowledge)

Pengiriman dokter/tenaga kesehatan yang lebih ahli dari penyedia

pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke penyedia pelayanan

kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan diskusi atau

sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

c. Rujukan Bahan Pemeriksaan Laboratorium (transfer of

specimens)

Page 40: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

25

Pengiriman bahan-bahan pemeriksaan laboratorium dari penyedia

pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke penyedia pelayanan

kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk tindak lanjut

rujuk balik.

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat adalah pelimpahan wewenang dan

tanggung jawab maslah kesehatan masyarakat untuk meningkatkan

derajat kesehatan atau mencegah penyakit yang ada di masyarakat.

Rujukan kesehatan masyarakat meliputi.

a. Rujukan tenaga, yaitu pengiriman tenaga dari penyedia pelayanan

kesehatan yang lebih mampu ke penyedia pelayanan kesehatan

yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan

yang ada di masyarakat atau sebaliknya dan untuk kepentingan

pendidikan dan pelatihan.

b. Rujukan sarana, yaitu pengiriman berbagai peralatan medis/non

medis dari penyedia pelayanan kesehatan yang lebih mampu

kepada penyedia pelayanan keseahtan yang kurang mampu untuk

menanggulangi masalah kesehatan, atau sebaliknya untuk rujuk

balik.

c. Rujukan operasional, yaitu pelimpahan wewenang dan tanggung

jawab penanggulangan masalah kesehatan masyarakt dari

penyedia pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke penyedia

pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk

pelayanan rujukan balik.

Gambar 2. 1 Alur Pelayanan Kesehatan JKN

Page 41: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

26

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI telah membuat

sistem pelayanan kesehatan menjadi terstruktur secara bertingkat atau berjenjang

seperti yang telah dijelaskan pada sub bab diatas. Pembagian jenjang pelayanan

kesehatan ini dilakukan agar semua upaya kesehatan dapat berjalan secara efektif

dan efisien serta memberdayakan fungsi dan peran sumber daya kesehatan yang

ada baik dari pihak Pemerintah, swasta maupun masyarakat.

Sistem rujukan yang efektif memperlihatkan terdapat hubungan yang erat

antara setiap tingkat sistem kesehatan dan membantu untuk memastikan setiap

orang menerima pelayanan kesehatan yang terbaik dan terdekat dengan tempat

tinggalnya. Hal ini juga membantu membuat penggunaan biaya menjadi lebih

efektif (WHO, 2002).

Sistem rujukan yang baik dapat membantu :

1. Pasien menerima pelayanan yang optimal pada tingkat yang tepat

dan tidak mengeluarkan biaya yang mahal

2. Fasilitas rumah sakit digunakan secara optimal dan biaya yang

efektif

3. Pasien yang paling membutuhkan pelayanan spesialis dapat

mengaksesnya dengan cara yang tepat

4. Pelayanan keehatan primer dimanfaatkan dengan baik dan

ditingkatkan pelayanannya.

Page 42: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

27

Sebagai suatu desain dan fungsi dari sistem rujukan di setiap negara akan

dipengaruhi oleh :

Faktor sisten kesehatan adalah kemampuan dari setiap tingkat,

ketersediaan tenaga dokter spesialis, pelatihan, susunan organisasi,

masalah budaya, politik dan tradisi.

Faktor umum adalah besarnya populasi, medan dan jarak antar

pusat perkotaan, pola penyakit, permintaan dan kemampuan untuk

membayar pelayanan rujukan

Berdasarkan Sistem Rujukan WHO, komponen sistem rujukan terdiri dari :

1. Sistem Kesehatan

a. Jasa penyedia layanan dan kualitas pelayanan

Agar sistem rujukan yang berjalan dengan baik, maka diperlukan

hal-hal berikut :

Penguatan pelayanan kesehatan primer

Perlunya hubungan kerjasama yang disepakati dengan baik

antara penyedia layanan kesehatan sehingga terbentuk

jejaring sistem rujukan

Aturan yang jelas tentang peran, tanggung jawab dan

batasan rujukan dari masing-masing fasilitas kesehatan

Tersedia panduan pelayanan yang jelas untuk berbagai

kondisi tingkat layanan

Memiliki sarana komunikasi dan transportasi yang sesuai

dan mendukung rujukan yang efektif

b. Kinerja dan keterlibatan organisasi

Sistem rujukan akan berfungsi dengan efektif jika :

Seluruh penyedia layanan diharapkan dapat mematuhi

aturan prosedur rujukan

Merujuk dengan tepat dan mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan

Page 43: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

28

Adanya pengawasan/supervisi yang berkesinambungan

terhadap organisasi dan fasilitas, memantau jumlah rujukan

dan memberikan umpan balik yang sesuai.

2. Fasilitas pengirim rujukan

Pasien datang dengan berbagai kondisi gangguan kesehatan

Perawatan kesehatan yang sesuai SOP

Dilakukan pengobatan dan perawatan terhadap pasien, serta tersedia

pencatatan dokumen rekam medis

Keputusan untuk merujuk

3. Kepraktisan rujukan

Formulir rujukan keluar

Komunikasi dengan fasilitas kesehatan penerima rujukan/rumah

sakit untuk membuat pengaturan yang sesuai

Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai

alasan dan pentingnya pasien dirujuk serta resiko apabila tidak

dirujuk, lokasi fasilitas penerima rujukan dan bagaimana

transportasi untuk mencapainya, dan menindaklanjuti pasien setelah

kembali

Empati dari petugas kesehatan.

Register rujukan untuk memonitor tindak lanjut

4. Fasilitas penerima rujukan

Menerima pasien yang dilengkapi dengan formulir rujukan

Menyediakan pelayanan yang berkualitas dan tersedia dokumen

pengobatan sesuai standar

Merencanakan rehabilitasi atau program tindak lanjut terhadap

pasien dan keluarganya.

Memberi umpan balik ke fasilitas pengirim rujukan

Mengisi dengan lengkap formulir rujuk balik, dan melakukan rujuk

balik ke fasilitas kesehatan yang merujuk

Mencatat register rujukan untuk memonitor tindak lanjut

pengobatan.

5. Supervisi dan peningkatan kapasitas

Page 44: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

29

Melakukan monitoring terhadap sistem rujukan (baik rujukan keluar

dari fasilitas perujuk maupun rujuk balik), mengenai jumlah

rujukan, kelayakan fasilitas rujukan, kepatuhan terhadap aturan,

kualitas serta konsistensi tindak lanjut.

Memastikan terjadinya sistem rujuk balik

Memberikan umpan balik dan pelatihan untuk tenaga fasilitas

kesehatan

Memberikan umpan balik ke tingkat pusat

2.9 Prosedur Rujukan

Pada dasarnya, prosedur fasilitas pemberi pelayanan kesehatan pengirim

rujukan adalah sebagai berikut :

a. Menjelaskan kepada para pasien atau keluarganya tentang alasan rujuk

b. Melakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang dituju sebelum

merujuk

c. Membuat surat rujukan dan juga melampirkan hasil diagnosis pasien dan

catatan medisnya

d. Mencatat pada register dan juga membuat laporan rujukan

e. Stabilisasi keadaan umum pasien, dan dipertahankan selama dalam

perjalanan

f. Pendampingan pasien oleh tenaga kesehatan

g. Menyerahkan surat rujukan kepada pihak-pihak yang berwenang di

fasilitas pelayanan kesehatan di tempat rujukan

h. Surat rujukan pertama harus berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan

primer, kecuali dalam keadaan darurat

i. Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Askes, Jamkesmas, Jamkesda,

SKTM dan badan penjamin kesehatan lainnya tetap berlaku.

Adapun prosedur sarana kesehatan penerima rujukan adalah :

a. Menerima rujukan pasien dan membuat tanda terima pasien

b. Mencatat kasus-kasus rujukan dan membuat laporan penerimaan

rujukan

Page 45: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

30

c. Mendiagnosis dan melakukan tindakan medis yang diperlukan, serta

melaksanakan perawatn disertai catatan medik sesuai ketentuan

d. Memberikan informasi medis kepada pihak sarana pelayanan pengirim

rujukan

e. Membuat surat rujukan kepada saran pelayanan kesehatan lebih tinggi

dan mengirim tembusannya. Kepada sarana kesehatan pengirim

pertama

f. Membuat rujukan balik kepada fasilitas pelayanan perujuk bila sudah

tidak memerlukan pelayanan medis spesialistik atau subspesialistik dan

setelah kondisi pasien.

Gambar 2. 2 Alur Sistem Rujukan Nasional Pada Banyak Fasilitas

Pelayanan Kesehatan

Sumber : Pedoman Sistem Rujukan Nasional, Kemenkes 2012 dalam Lony (2015)

Pada gambar di atas, rujukan emergency akan berjalan sesuai dengan

kebutuhan layanan kegawatdaruratan yang dialami pasien, sedangkan rujukan

konvensional akan berlangsung secara berjenjang diikuti rujukan baliknya.

Keterangan gambar 2.1 :

a. Pada tingkat regional kabupaten/kota dapat dipilh 1 (satu) kecamatan untuk

dapat difungsikan sebagai Pusat Rujukan Medik Spesialistik Terbatas/Pusat

Rujukan Antara untuk berbagai fasilitas primer dalam 1 (satu) wilayah

tangkapan sistem rujukan/khusus di kabupaten DDTPK. Pusat rujukan

tersebut dapat berupa RS Kelas D Pratama atau Puskesmas dengan Rawat

Inap.

Page 46: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

31

b. Pusat rujukan medik spesialistik di kabupaten/kota. Berupa RS kelas C atau

RS Kelas D, termasuk Balai Kesehatan Masyarakat (BKM)

c. Pusat rujukan medik Spesialistik Regional Provinsi, berupa RS Kelas B Non

Pendidikan di kabupaten/kota.

d. Pusat rujukan medik Spesialistik Umum/Khusus, di Provinsi berupa RS Kelas

B Pendidikan, termasuk Balai Besar Kesehatan Masyarakat (BBKM).

e. RS Kelas A di provinsi, sebagai pusat rujukan regional.

f. Pusat rujukan medik Nasional Kelas A, Umum dan Khusus di tingkat

nasional.

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014

tentang pedoman pelaksanaan program JKN dalam Prosedur Pelayanan pada

Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), antara lain:

a. Peserta datang ke Rumah Sakit dengan menunjukkan nomor identitas peserta

JKN dan surat rujukan, kecuali kasus emergency, tanpa surat rujukan.

b. Peserta menerima Surat Eligibitas Peserta (SEP) untuk mendapatkan

pelayanan.

c. Peserta dapat memperoleh pelayanan rawat jalan dan atau rawat inap sesuai

dengan indikasi medis

d. Apabila dokter spesialis/subspesialis memberikan surat keterangan bahwa

pasien masih memerlukan perawatan di FKRTL tersebut, maka untuk

kunjungan berikutnya pasien langsung datang ke FKRTL tersebut, maka

untuk kunjungan berikutnya pasien langsung datang ke FKRTL (tanpa harus

ke FKTP terlebih dahulu) dengan membawa surat keterangan dari dokter

tersebut.

e. Apabila dokter spesialis/subspesialis memberikan surat keterangan rujuk

balik, maka untuk perawatan selanjutnya pasien langsung ke FKTP

membawa surat rujuk balik dari dokter spesialis/subspesialis.

f. Apabila dokter spesialis/subspesiais tidak memberikan surat keterangan

sebagaimana dimaksud pada poin (d) dan (e), maka pada kunjungan

berikutnya pasien harus melalui FKTP.

Page 47: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

32

g. Fisioterapi dapt menjalankan praktik pelayanan Fisioterapi secara mandiri

(sebagai bagian dari jejaring FKTP untuk pelayanan rehabilitasi medik dasar)

atau bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

h. Pelayanan rehabilitasi medik di FKRTL dilakukan oleh dokter spesialis

kedokteran fisik dan rehabilitasi medik dapat diberikan kepada dokter yang

selama ini sudah ditugaskan sebagai koordinator pada

bagian/departemen/instalasi rehabilitasi medik rumah sakit, dengan

kewenangan terbatas sesuai kewenangan klinis dan rekomendasi surat

penugasan klinis yang diberikan oleh komite medik rumah sakit kepada

direktur/kepala rumah sakit.

i. Apabila dikemudian hari rumah sakit tersebut sudah memiliki dokter spesialis

kedokteran fisik dan rehabilitasi medik maka semua layanan rehabilitasi

medik kembali menjadi wewenang dan tanggung jawab dokter spesialis

kedokteran fisik dan rehabilitasi medik.

Apabila sistem rujukan ini dapat terlaksana, dapat diharapkan terciptanya

pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu. Beberapa manfaat juga akan

diperoleh yang jika ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan terlihat

sebagai berikut (Azwar,2010).

1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan

Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan

(policy maker), manfaat yang akan diperoleh antara lain :

a. Membantu penghemat dana, karena tidak perlu menyediakan

berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan.

b. Memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan

kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia.

c. Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek

perencanaan.

2. Dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan

Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health

consumer), manfaat yang akan diperoleh antara lain :

Page 48: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

33

a. Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan

yang sama secara berulang-ulang.

b. Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena

telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana

pelayanan kesehatan.

3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan

kesehatan

Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan

kesehatan (health provider), manfaat yang akan diperoleh antara lain :

a. Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai akibat

positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan dan dedikasi.

b. Membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan yakni melalui

kerjasama yang terjalin.

c. Memudahkan dan atau meringankan beban tugas, karena setiap

sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.

2.10 Kerangka Teori

Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pelaksanaan

Sistem Pelayanan Pasien Rujukan Rawat Jalan Pelayanan Tingkat II Pada

Pasien Peserta BPJS di Rumah Sakit Al Islam Bandung Tahun 2017.

Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem. Pendekatan sistem dapat

memberikan petunjuk di mana untuk mengumpulkan lebih banyak data, atau

untuk mengajukan pertanyaan baru dan hipotesis (Peters, H David, 2014).

Metode pendekatan sistem dapat membantu menemukan masalah,

mengidentifikasi, dan mengkalibrasi model terhadap data real. Dan

menggunakan standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan program Jaminan

Kesehatan Nasional yang berkaitan dengan pelayanan pada Fasilitas

Kesehatan Rujukan Tingkat II.

Sedangkan menurut WHO (2002) sistem rujukan medis dalam alur

pelayanan rujukan pasien Jaminan Kesehatan Nasional ditemukan oleh

beberapa hal berikut ini, yaitu :

Page 49: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

34

1. Kelengkapan fasilitas penerima rujukan lebih baik

2. Kebijakan, Alur dan Prosedur Sistem Rujukan

3. Kepatuhan tenaga kesehatan terhadap kebijakan dan SOP sistem

rujukan

4. Kelengkapan administrasi rujukan

5. Kelengkapan sumber daya pendukung termasuk transportasi dan

komunikasi

6. Hubungan kerjasama antar penyedia layanan kesehatan (jejaring

sistem rujukan)

7. Komunikasi pra rujukan antar fasilitas kesehatan

8. Akses dan transportasi ke fasilitas kesehatan rujukan

9. Ketersediaan personil, kompetensi dan profesionalitas tenaga di

fasilitas kesehatan rujukan.

Dalam unsur input, teori yang digunakan diantaranya adalah teori

yang disampaikan oleh Johnson et. all, p.5 (1973),yang menyebutkan bahwa

unsur manajemen terdapat input yang terdiri dari sumber daya manusia,

fasilitas, mesin , sumber dana, dan prosedur.

Seluruh variabel yang terdapat dalam input dan proses mempengaruhi

dan menyebabkan timbulnya output. Berikut adalah bagan dari kerangka teori

tersebut:

Page 50: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

35

Bagan 2. 1 Kerangka Teori

Sumber :, Peters, H David (2014), Pedoman Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia (2014), Pedoman Rumah Sakit Al-Islam Bandung 2014

INPUT

1. Man (Sumber

Daya

Manusia)

2. Money

(Anggaran)

3. Material

(Saranan dan

Prasarana)

4. Machine

(Mesin)

5. Methode

(Metode)

OUTPUT

Pasien terlayani

dengan baik di

RSAI Bandung

Tahun 2017

PROSES

Tahap Proses Pelaksanaan Sistem

Administrasi Rujukan Rawat Jalan

Pelayanan Tingkat II pada Pasien

Peserta BPJS, antara lain :

1. Proses Pendaftaran

2. Proses Pemberian Pelayanan :

a. Poli

b. Penunjang

c. Obat

Page 51: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

36

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Konsep

Untuk mempermudah pemahaman dalam menganalisa gambaran

pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II

pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung, maka disusunlah sebuah kerangka

pikir.

Berdasarkan kerangka teori pada bab tinjauan pusataka, peneliti

menggunakan teori Peters, H David, (2014) yang menggunakan pendekatan

sistem untuk mencari akar masalah dan mencari pemecahan dari suatu penyebab.

Dan peneliti menggunakan teori standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan program

Jaminan Kesehatan Nasional. dalam Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat II

penerima rujukan wajib merujuk kembali peserta JKN disertai jawaban dan

tindak lanjut yang harus diakukan jika secara medis peserta sudah dapat dilayani

di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang merujuk. Pelayanan

kesehatan di Fasilitas Tingkat II.

Sedangkan untuk membahas bagaimana pelaksanaan rujukan pelayanan

tingkat II di rawat jalan program BPJS di Rumah Sakit Al Islam Bandung

peneliti menggunakan pendekatan sistematis dalam evaluasi dapat dilakukan

untuk menilai suatu program kesehatan yang menyangkut input, proses output.

Page 52: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

37

Berikut kerangka pikir yang dibuat peneliti untuk mempermudah cara

berfikir dan pemaparan hasil penelitian ini :

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Istilah

1. Input merupakan segala sesuatu masukan sumber daya yang diarahkan

penyelenggara pelayanan BPJS di RSAI Bandung.

a. Tenaga Kesehatan merupakan Sumber Daya Manusia yang terlibat

dalam pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan

pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung. Cara

ukur dengan telaah dokumen, wawancara dan observasi. Alat Ukur

Dokumen dan Pedoman wawancara. Hasil ukur memperoleh gambaran

INPUT

1. Tenaga

Kesehatan

2. Peralatan

Penunjang

3. Anggaran

4. Sistem

Verifikasi

5. Standar

Operasional

Prosedur (SOP)

dalam alur

pendaftaran

OUTPUT

Pasien terlayani

dengan baik di RSAI

Bandung Tahun 2017

PROSES

Tahap Proses Pelaksanaan Sistem

Administrasi Rujukan Rawat Jalan

Pelayanan Tingkat II pada Pasien

Peserta BPJS, antara lain:

1. Proses Pendaftaran

2. Proses Pemberian Pelayanan :

a. Poli

b. Penunjang

c. Obat

Page 53: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

38

input (SDM) pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan

pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung Tahun

2017.

b. Peralatan penunjang merupakan peralatan yang digunakan dalam

pelaksana pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan

pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung. Cara

ukur dengan telaah dokumen, wawancara dan observasi. Alat Ukur

Pedoman wawancara. Hasil ukur memperoleh gambaran input peralatan

penunjang pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan

pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung Tahun

2017.

c. Anggaran merupakan penyediaan dana dan penggunaannya dalam

pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan

tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung. Cara ukur

dengan telaah dokumen, wawancara dan observasi. Alat Ukur Pedoman

wawancara. Hasil ukur memperoleh gambaran input (Dana)

pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan

tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017.

d. Sistem Verifikasi merupakan penggunaan aplikasi berbasis web service

yang menghubungkan sistem pelayanan kesehatan menjadi satu dalam

proses penyelenggaraan pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan

rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI

Bandung. Cara ukur dengan telaah dokumen, wawancara dan observasi.

Alat Ukur Pedoman wawancara. Hasil ukur memperoleh gambaran

input sistem verifikasi pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan

rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI

Bandung Tahun 2017.

e. Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan dokumen tertulis

tentang alur prosedur pelayanan pelaksanaan sistem pelayanan pasien

rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di

RSAI Bandung yang telah disusun dan dipedomanin dalam pemberian

pelayanan. Cara ukur dengan telaah dokumen, wawancara dan

Page 54: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

39

observasi. Alat Ukur Pedoman wawancara. Hasil ukur memperoleh

gambaran input (SOP) pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan

rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI

Bandung Tahun 2017.

2. Proses merupakan tahapan proses pelaksanaan administrasi rujukan tingkat II

rawat jalan dalam penyelenggaraan pelaksanaan sistem pelayanan pasien

rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI

Bandung.

a. Proses Pendaftaran Rawat Jalan BPJS kegiatan yang berkaitan dengan

alur proses pendaftaran yang merupakan syarat pendaftaran dalam

bentuk dokumen yang berkaitan dengan alur pendaftaran rawat jalan

JKN seperti pasien mengambil nomor antrian, pasien menunjukkan

nomor identitas peserta JKN, surat rujukan, rekam medis, pasien

meneriman SEP di RSAI Bandung. Cara ukur dengan telaah dokumen,

wawancara dan observasi. Alat Ukur Dokumen Pedoman Alur

Pendaftaran atau SOP RSAI Bandung, Pedoman wawancara. Hasil ukur

memperoleh gambaran proses pelaksanaan sistem pelayanan pasien

rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di

RSAI Bandung Tahun 2017.

3. Output (keluaran) merupakan pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan

rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung.

a. Pasien terlayani dengan baik merupakan kesesuaian prosedur dalam

pelaksanaan pelayanan pasien rujukan merupakan hasil tahap proses

pelaksanaan sistem administrasi rujukan rawat jalan pelayanan tingkat

II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung. Cara ukur dengan telaah

dokumen, wawancara dan observasi. Alat Ukur Dokumen Pedoman

Alur Pendaftaran atau SOP RSAI Bandung, Dokumen Rekam Medis

dan Pedoman wawancara. Hasil ukur memperoleh gambaran proses

pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan

tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017.

Page 55: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

40

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis review

program (evaluasi kebijakan). Hal ini sesuai dengan penelitian deskriptif yang

merupakan studi tentang pengamatan terhadap obyek penelitian untuk

memperoleh gambaran dan keadaan sebenarnya. Dan evaluasi kebijakan

bidang kesehatan merupakan kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu

kebijakan kesehatan. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan

jenis review program (evaluasi kebijakan) tujuan ingin menggali lebih dalam

dari berbagai sumber dan informan mengenai Gambaran pelaksanaan sistem

pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta

BPJS di RSAI Bandung Tahun 2017.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Al Islam Bandung yang

terletak di Jl. Soekarno-Hatta No.644 Bandung RT. 01 RW. 01. Waktu

pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan November sampai Januari

tahun 2017.

4.3 Informan Penelitian

Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Pemilihan informan yang berdasarkan pertimbangan tertentu,

misalnya orang yang paling mengetahui atau mempunyai otoritas pada objek

atau situasi yang akan diteliti. Sehingga informan mampu memberikan

petunjuk kemana saja peneliti dapat melakukan pengumpulan data (Sugiyono,

2008). Informan yang menjadi narasumber pengambilan data primer di RSAI

Bandung, antara lain penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Rawat Jalan,

Kepala Keuangan, Kepala Logistik Obat, Pelaksana pendaftaran Rawat Jalan

BPJS, Tenaga Kesehatan, Dinas Kesehatan, dan pihak BPJS yang diambil

secara purposive sampling.

Page 56: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

41

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara yang

tergolong dengan bagian wawancara mendalam untuk mewancarai informan

terkait dengan pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan pasien peserta

BPJS dapat memudahkan mencari akar masalah atau penyebab masalah dari

responden. Instrumen penelitian lain dalam pengumpulan data adalah pedoman

observasi yang disertai dengan melakukan telaah dokumen. Dan peneliti

menggunakan alat bantu berupa alat perekam suara, alat tulis dan kamera agar

dapat memperkuat akurasi data.

4.5 Sumber Data

Adapun sumber data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan, antara lain :

a. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara

mendalam dan observasi. Pengumpulan data dengan cara wawancara

mendalam diperoleh melalui informan. Pengumpulan data dengan cara

observasi diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap pelaksanaan

sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada

pasien peserta BPJS di RSAI Bandung.

Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan pada prinsip

penelitian kualitatif yaitu kesesuaian dan kecukupan. Kesesuain yaitu

informan yan dipilih berdasarkan kesesuian dengan topik penelitian.

Sedangkan kecukupan yaitu informan yang dipilih mampu memberikan

informasi yang mencukupi tentang topik penelitian. Pada penelitian ini,

informan merupakan pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung

dalam pelaksanaan rujukan tindakan lanjutan.

b. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara telaah dokumen,

yaitu menelaah data laporan rujukan dan dokumen kebijakan yang

berkaitan dengan pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan

pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung.

Page 57: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

42

4.6 Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah salah satu metode yang digunakan

dalam penelitian, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi

secara lisan dari informan. Dan wawancara mendalam ini bisa lebih akurat

ataupun validitas hasil jawaban dari responden, dari jawaban responden

terlihat dari bicaranya, dan ekspresi wajahnya yang sangat penting.

Informan peneliti dilakukan kepada pihak penanggung jawab Kepala Seksi

Pelayanan Rawat Jalan, Kepala Keuangan, Kepala Logistik Obat,

Pelaksana pendaftaran Rawat Jalan BPJS, Tenaga Kesehatan, Dinas

Kesehatan, dan pihak BPJS.

b. Observasi

Observasi adalah keterampilan dalam mengamati objek dan fenomena

melalui panca indera, yaitu melihat, menyentuh, mengecap, mendengar

dan membantu. Hasil observasi dapat ditampilkan dalam bentuk gambar,

bagan, tabel, grafik, deskripsi atau penjelasan (Mutiara, 2006). Peneliti

lakukan dalam kegiatan observasi adalah melihat kesusaian pada

pelaksanaan rujukan pelayanan tingkat lanjutan pasien peserta JKN di

RSAI Bandung, antara lain : observasi terhadap alur pelaksanaan rujukan

mengenai proses pendaftaran di rumah sakit.

c. Telaah Dokumen

Telaah dokumen merupakan suatu cara untuk pemeriksaan terkait suatu

hal melalui dokumen-dokumen. Pada penelitian ini peneliti akan

menggunakan undang-undang dan peraturan yang dikeluarkan oleh

pemerintah. Hasil pengamatan dan wawancara peneliti bandigkan

kesesuaiannya menggunakan dokumen-dokumen tersebut.

4.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode analisis Milles dan Huberman. Metode ini terdiri dari empat

tahapan :

Page 58: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

43

4.7.1 Pengumpulan

Pada tahap ini peneliti akan turun ke lapangan untuk mengumpulkan

data atau fakta seperti pengumpulan data peserta BPJS, data rujukan

pelaksanaan JKN, data pasien BPJS yang di rujuk dan SOP pelaksanaan JKN

dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah

dokumen.

4.7.2 Reduksi Data

Tahap ini merupakan tahapan setelah pengumpulan data dengan

memilih data yang didapat. Data yang didapat diantaranya data tahunan

kunjungan pasien, data profil rumah sakit dan data SOP pelaksanaan JKN

kemudian peneliti melakukan pemilihan kembali menjadi data peserta JKN,

data rujukan pelaksanaan JKN, data pasien BPJS yang di rujuk dan SOP

pelaksanaan rawat jalan BPJS yang disesuaikan dengan data yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan penelitian.

4.7.2 Display Data

Display data yaitu menyajikan data data peserta JKN, data rujukan

pelaksanaan JKN, data pasien JKN yang di rujuk dan SOP pelaksanaan rawat

jalan JKN dalam berbagai bentuk seperti bagan, uraian singkat atau teks

naratif, hubungan katagori, flowchart, grafik, matriks, jejaring kerja.

Penyajian dibuat setelah data yang sebelumnya dipilih dibuat menjadi pola.

4.7.3 Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi yaitu tahapan terakhir dalam analisis data

dengan menyimpulkan data-data yang sebelumnya telah diolah.

4.8 Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi

dengan matriks hasil wawancara untuk menjelaskan gambaran pelaksanaan

sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien

peserta BPJS di RSAI Bandung. Penyajian data akan didukung dengan hasil

hasil observasi lapangan dan telaah dokumen.

Page 59: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

44

4.9 Validasi Data

Dalam pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh, peneliti

menggunakan teknik triangulasi dengan cara melihat reliabilitas dan validasi

data yang diperoleh. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data yang diperoleh untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Teknik

triangulasi yang digunakan yaitu :

4.9.1 Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara melakukan wawancara

yang sama dengan informan yang berbeda. Pengambilan data penelitian

dilakukan secara terus-menerus baik wawancara maupun observasi.

Pengamatan dilakukan dua kali untuk memvalidasi hasil observasi, selain

untuk menemukan hal-hal yang konsisten, juga dilakukan sebagi upaya untuk

memenuhi kriteria reliabilitas data (triangulasi data). Model triangulasi data

yang dapat dilakukan meliputi check (cek), rechek (cek ulang), dan cross

rechek (cek silang). Dalam hal ini triangulasi sumber data dilakukan

terhadap penanggung jawab Kepala Seksi Pelayanan Rawat Jalan, Kepala

Keuangan, Kepala Logistik Obat, Pelaksana pendaftaran Rawat Jalan BPJS,

Tenaga Kesehatan, Dinas Kesehatan, dan pihak BPJS.

4.9.2 Triangulasi Metode

Triangulasi Metode merupakan penggunaan beberapa metode dalam

pengumpulan data, yaitu wawancara mendalam, observasi, dan telaah

dokumen.

Page 60: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

45

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum RSAI Bandung

5.1.1 Perkembangan RSAI Bandung

Rumah Sakit Al Islam Bandung mulai dioperesionalkan 1

Agustus 1990, saat diresmikan luas bangunan hanya sekitar 1.200 m²,

dengan memiliki 28 tempat tidur. Tahun 1994 dibangun Gedung

Firdaus maka kapasitas menjadi 90 tempat tidur, menyusul dibangun

Gedung Raudhoh ruang VIP. 1 November 1997 RSAI telah memiliki

gedung tambahan berupa Gedung Perawatan 6 lantai yang diberi

nama Gedung Ibnu Sina jumlah tt 175. Juli 2002 – 23 Maret 2003

dilakukan renovasi Gedung Rawat Jalan terdiri dari 3 lantai dengan

dana sumbangan dari berbagai pihak. Di tahun 2003 RSAI telah

mendirikan Medical Check Up Centre. Saat ini pada tahun 2015 RSAI

memiliki 251 tempat tidur.

RSAI Bandung merupakan salah satu rumah sakit swasta tipe

B (SK Menteri Kesehatan RI No. 754/Menkes/SK/VI/2010 tentang

Penetapan Kelas Rumah Sakit Al Islam Bandung Milik Yayasan RSI

KSWI Jabar). Rumah Sakit Al Islam beralamat di Jl. Soekarnoe Hatta

No. 644 Bandung. Motto Rumah Sakit Al Islam Bandung untuk

Internal “Bekerja Terbaik 100%” dan Eksternal “Sahabat Anda

Menuju Bermanfaat”.

5.1.2 Visi, Misi, Motto dan Tujuan RSAI Bandung

Berikut Visi dan Misi Rumah Sakit Al Islam (RSAI) Bandung,

antara lain :

Visi :

“Menjadi Rumah Sakit Yang Unggul, Terpercaya Dan Islami”

Misi :

a. Melaksanakan dan menerapkan nilai-nilai Islam ke dalam

seluruh aspek pelayanan maupun pengelolaan rumah sakit.

Page 61: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

46

b. Mendukung dan membantu program pemerintah dalam bidang

kesehatan.

c. Melakukan kerjasama lintas sektoral dan ikut berperan aktif

dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

d. Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan memberi kepuasan

kepada konsumen sehingga melebihi apa yang diharapkan.

e. Mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan

sumber daya manusia yang dimiliki.

Tujuan :

1. RSAI yang berstandar kualitas pelayanan tinggi dan menjadikan

kedekatan pada konsumen sebagai prioritas utama.

2. Total quality management sebagai jiwa perusahaan dalam

meningkatkan kinereja dan kualitas secara berkelanjutan.

3. RS Al Islam Bandung mampu beradaptasi terhadap perubahan

internal maupun eksternal yang menuntut terbentuknya pola

pikir dan sikap yang berbeda dari sebelumnya, sesuai dengan

visi, misi RS Al Islam Bandung sendiri

4. RS Al Islam mempunyai strategi yang tepat pada tingkat

perusahaan maupun tingkat fungsional bagi peningkatan

efektifitas dan efisiensi dengan mengadopsi prinsip-prinsip

manajemen yang terbaru dan pemanfaatan peluang yang

memberikan nilai tambah terbesar bagi pencapaian tujuan.

5. Setiap unit kerja sadar akan pendapatan dan biaya dengan tidak

melupakan sisi keadilannya.

6. Terciptanya perhatian yang proposional terhadap kebutuhan

kaum dhuafa dan agniya dengan tetap memperhatikan dumber

daya yang dimiliki oleh Rumah Sakit Al Islam Bandung.

7. RSAI mempunyai sumber daya manusia yang unggul dengan

kemampuan profesionalisme tinggi dengan memperhatikan kode

etik profesinya

Page 62: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

47

8. RSAI mempunyai karyawan yang loyal dan mempunyai

komitmen yang tinggi.

Page 63: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

48

5.1.2 Struktur Organisasi RSAI Bandung

Bagan 5. 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Al Islam Bandung Berdasarkan Surat Keputusan RSAI KSWI Jawa Barat Nomor :

003YRSI-KSWI/SK/KU.IN/1/2015

Pe f

PENGURUSAN YAYASAN RSI

KSWI JAWA BARAT

DIREKTUR

WADIR UMUM &

KEUANGAN

WADIR MEDIS &

KEPERAWATAN KOMITE SMF SPI

Bidang

Pelayanan

Medis I

Bidang

Pelayanan

Medis II

Bidang

Pelayanan

Keperawatan

Bidang

Pelayanan

Penunjang

Medis I

Bidang

Pelayanan

Penunjang

Medis I

Bidang

Administras

i Umum

Bidang

Pelayanan

Umum

Bidamh

Rumah

Tagga

&PSPP

Bidang

Keuangan

&Akutansi

Bidang

Sumber

Daya Insani

Page 64: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

49

5.2 Gambaran Umum Rawat Jalan RSAI Bandung

5.2.1 Tujuan Pelayanan Umum Rawat Jalan di RSAI Bandung

Salah satu pelayanan penting Rumah Sakit Al Islam Bandung

Bidang Pelayanan Umum Rawat Jalan sebagai salah satu fungsi

dari unit yang berada di Rumah Sakit Al Islam yang bertugas

untuk memelihara hubungan dengan pelanggan baik internal

maupun eksternal. Pemenuhan kebutuhan dan harapan pelanggan

tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan

terhadap pelayanan, peningkatan citra RS Al Islam di mata

pelanggan, komunitas dan masyarakat pada umumnya.

Bidang Pelayanan Umum Rawat Jalan di RSAI Bandung

membawahi dua bidang yaitu supervisor pendaftaran rawat jalan

dan pendaftaran rawat jalan BPJS. Bidang Pelayanan Umum

bertanggung jawab kepada Wakil Direktur dan Keuangan. Berikut

adalah struktur organisasi Bidang Pelayanan Umum Rawat Jalan

di RSAI Bandung.

Bagan 5. 2 Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Umum

RSAI Bandung Tahun 2017

Sumber : Diklat RSAI Bandung

Supervisor Pendaftaran Rawat

Jalan

Rawat Jalan BPJS

Seksi Pemasaran & Pelayanan

Pasien Perusahaan

Page 65: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

50

5.2.2 Ruang Lingkup Pelayanan Rawat Jalan di RSAI Bandung

Penerimaan pasien rawat jalan BPJS RSAI Bandung mempunyai

prosedur alur pendaftaran BPJS untuk mempermudah pasien dalam

mendapatkan pelayanan di RSAI Bandung, antara lain :

a. Pendaftaran langsung

Pendaftaran langsung merupakan pasien yang belum terdaftar

melalui telepon maupun dari poliklinik, khususnya untuk pasien

baru yang belum pernah berobat di Rumah Sakit AL Islam

Bandung.

b. Pendaftaran melalui telepon

Pasien telepon merupakan pasien yang sudah mendaftar lewat

telepon untuk pengambilan resep obat, kontrol ke dokter dan daftar

untuk pemeriksaan penunjang. Pendaftaran melalui telphon pada

H-1 sampai H-7.

c. Pendaftaran melalui auto registrasi

Auto registrasi merupakan pendaftaran yang sudah di daftarkan

oleh poli, biasanya pengobatan ini bersifat lanjutan. Dan pasien

sudah terdaftar berobat dari poli klinik dari tanggal kontrol yang

sesuai dengan jadwal dokter.

5.2.3 Loket Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di RSAI Bandung

Berikut Loket Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di RSAI

Bandung, antara lain :

a. Kode Antrian A

Kode A untuk pendaftaran langsung yang belum terdaftar melalui

via telepon maupun dari poloklinik, khususnya untuk pasien baru.

Kode A dipanggil di loket 1.

b. Kode Antrian B

Kode B bagi pasien yang sudah terdaftar di poliklinik, serta bagi

pasien yang sudah daftar via telepon yaitu pengambilan sisa resep

atau obat yang sudah ada salinan resepnya, kode B akan dipanggil

di loket 2 dan 3

Page 66: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

51

c. Kode Antrian C

Kode C bagi pasien yang sudah terdaftar via telepon untuk kontrol

atau pemeriksaan penunjang seperti Laboratorium, Radiologi,

EKG, ECHO dsb, kode C akan dipanggil di loket 4 dan 5.

d. Kode antrian D

Kode D bagi pasien kontraktor atau yang dijamin perusahaan atau

asuransi, kode D dipanggil di loket 7.

5.2.4 Sarana dan Prasarana di Pendaftaran Rawat Jalan BPJS di RSAI

Bandung

Berikut sarana dan prasarana pelayanan pendafataran rawat

jalan BPJS RSAI Bandung :

a. Sarana

- Alat Tulis Kantor (ATK) - Telepon

- Meja - Prin

- Kursi - Lemari

- Komputer - Tong Sampah

b. Prasarana

- Ruangan Kantor - Toilet

- Ruangan Pendaftaran - Ruang Ibadah

5.3 Karakteristik Informan di RSAI Bandung

Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri

dari 1 (satu) informan Kepala Seksi Pelayanan Rawat Jalan yang masa

jabatannya keduanya berbeda untuk petugas selama 5 (lima) tahun, 1 (satu)

orang petugas pendaftaran rawat jalan BPJS masa jabatannya selama 3

(tiga) tahun, 1 (satu) orang petugas perawat masa jabatannya selama 3 (tiga)

tahun, 1 (satu) orang Supervisor masa jabatannya selama 6 (enam) tahun, 1

(satu) orang Kepala Keuangan masa jabatannya selama 7 (tujuh) tahun, 1

(satu) orang petugas BPJS center di RSAI Bandung masa jabatannya selama

3 (tiga) tahun dan 1 (satu) orang petugas Dinas Kesehatan masa jabatannya

selama 7 (tujuh) tahun. Berikut Karakteristik Informan, antara lain :

Page 67: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

52

Tabel 5. 1

Karakteristik Informan

Informan

Jabatan

Jenis

Kelamin

Pendidikan

Lama kerja di

bagian Unit di

RSAI Bandung

Informan A Kepala

Seksi

Pelayanan

Rawat Jalan

Perempuan Dokter 5 (lima) tahun

Informan B Petugas

pendaftaran

rawat jalan

BPJS

Laki-laki D3 3 (tiga) tahun

Informan C Perawat Perempuan D3 3 (tiga) tahun

Informan D BPJS Center Laki-laki S1 3 (tiga) tahun

Informan E Supervisor Perempuan S1 6 (lima) tahun

Informan F Kepala

Keuangan

Laki-laki S2 7 (tujuh) tahun

Informan G Dinas

Kesehatan

Perempuan S1 7 (tujuh) tahun

5.4 Gambaran input meliputi faktor Sumber Daya Manusia, faktor

anggaran, faktor fasilitas, faktor bridging system dan faktor SOP

pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan

tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung

Gambaran input (masukan) yang meliputi faktor Sumber Daya

Manusia, faktor anggaran, faktor fasilitas, faktor bridging system dan faktor

SOP pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan

Page 68: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

53

tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung dalam penelitian ini

bisa dilihat dari telaah dokumen dan wawancara mendalam.

5.4.1 Gambaran input meliputi Tenaga Kesehatan

Input tenaga kesehatan bisa dilihat dari segi kuantitas dan

kualitas. Secara kuantitas gambaran input pelaksanaan pelayanan

rawat jalan pasien JKN di RSAI Bandung salah satunya membahas

bagaimana input tenaga kesehatan yang mempengaruhi berjalannya

pelayanan pasien di rawat jalan. Oleh karena itu, untuk berjalannya

pelayanan perlu adanya tenaga kesehatan dalam membantu proses

pelayanan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara informan

sebagai berikut :

“Di dokumen contoh jumlah SDM nya sudah lengkap dari

petugas administrasi, perawat, dokter, dll. Dan dinkes yang

membantu dalam mengkoordinir rujukan”. (Informan A)

“Petugas disini banyak kok mba semuanya mempunyai peran

tugas masing-masing”. (Informan B)

“Dari internal pihak rumah sakit yang lebih mengetahui dalam

proses pelayanan. Dan eksternal pihak dinkes”. (Informan C)

“Untuk internal pihak rumah sakit yang lebih banyak berperan.

eksternal pihak dinkes yang lebih mengetahui dalam rujukan”,

(Informan D)

“Yang banyak berperan dari pihak rumah sakit yang banyak

melayani pasien. Kalau dari pihak luar itu ihak dinkes yang

mengetahui sistem rujukan berjenjang”. (Informan F)

“Petugas yang menangani pelaksanaan rujukan pelayanan

tingkat lanjutan peserta di RSAI Bandung”. (Informan G)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa jumlah

tenaga kesehatan dalam pelaksanaan rujukan rawat jalan tersebut

dinilai cukup oleh beberapa petugas. Hal ini dikarenakan semua

pasien yang datang ke RSAI Bandung sudah mendapatkan pelayanan

dengan cukup baik. Dengan pernyataan tersebut informan

menyimpulkan bahwa rumah sakit ini tidak mengalami kekurangan

tenaga kesehatan.

Page 69: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

54

Berdasarkan hasil telaah dokumen dan observasi diketahui

bahwa petugas tenaga kesehatan sudah mencukupi dan tidak

mengalami kekurangan tenaga kesehatan. Hal tersebut bisa dilihat

dari jumlah kepala manajemen pelayanan, dokter, perawat, apoteker,

administrasi yang merupakan petugas dalam membantu

keberlangsungan pelayanan. Dari hasil telaah dokumen bahwa input

pelayanan faktor SDM di instalasi rawat jalan RSAI Bandung, antara

lain :

Tabel 5. 2

Jumlah Tenaga Medis di Rumah Sakit Al Islam Bandung

No Profesi Jumlah

1 Dokter Gigi 4 Orang

2 Dokter Umum 14 Orang

3 Dokter Spesialis 20 Orang

4 Perawat 100 Orang

5 Perawat Gigi 6 Orang

6 Bidan 26 Orang

7 Perekam Medis 4 Orang

8 Radiografer 7 Orang

9 Sanitarian 2 Orang

10 Teknisi Elektromedis 1 Orang

11 Terapis Wicara 2 Orang

13 Analis Kesehatan 19 Orang

14 Apoteker 6 Orang

Page 70: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

55

15 Asisten Apoteker 46 Orang

16 Penunjang 67 Orang

17 Administrasi Kesehatan 5 Orang

Total Karyawan Tetap ± 329 Orang

Sumber : Laporan Kepala Instalasi Rawat Jalan RSAI Bandung Tahun 2016

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen

yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa tenaga

kesehatan di RSAI Bandung yang membantu proses pelayanan tidak

mengalami kekurangan jumlah tenaga kesehatan.

Selain dilhat dari segi kuantitas, input di RSAI Bandung ini

dilihat dari segi bagaimana kualitas input tersebut dalam

mempengaruhi berjalannya pelayanan terhadap pasien. Dalam segi

kualitas input SDM di RSAI Bandung salah satunya dilihat dari

pelayanan yang diberikan. Baik atau tidaknya pelayanan yang

diberikan bisa dilihat dari keluhan yang diterima oleh petugas.

Pelayanan yang diberikan petugas bisa dilihat dari keluhan yang

disampaikan oleh petugas, berikut ini hasil wawancara dari

informan, antara lain :

“Di RSAI ini kami sudah mempunyai prosedur dalam melayani pasien

sehingga tenaga kesehatan harusmengikuti cara melayani pasien dengan

baik”. (Informan A)

”Kami sudah mengikuti peraturan rumah sakit dengan melayani

senang hati sehingga pasien merasa puas”. (Informan B)

“Ya disini ada peraturan dalam melayani pasien kalo kami tidak

melayani kami ada dapat teguran”. (Informan C)

“Di sini petugasnya saya liat ramah, baik sopan”. (Informan D)

“Pastinya tenaga di sini ramah” (Informan E)

“RSAI Bandung sangat ketat sehingga kami punya peraturan cara

melayani pasien”. (Informan F)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

pelayanan tenaga kesehatan sudah terpenuhi dalam melayani pasien

di RSAI Bandung, sehingga sudah memberikan kepuasan pasien

Page 71: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

56

dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik. Hal ini tidak

sesuai dengan hasil wawancara dan telaah dokumen dengan

observasi yang ditemukan terjadinya kesalahan petugas dalam proses

pelayanan yang dikarenakan petugas tidak sesuai dengan SOP yang

berisi tata cara dalam melayani pasien, sehingga disebabkan dari

kualitas petugas.

Selain dari segi pelayanan yang diberikan oleh petugas, kualitas

tenaga kesehatan juga dapat dilihat dari kinerja petugas. Unit

manajemen pelayanan kesehatan rawat jalan pasien peserta JKN di

RSAI Bandung menjadi tempat pusat pelayanan rujukan fasilitas

kesehatan tingkat kedua. Sistem pelayanan tidak bisa menggunakan

BPJS tanpa adanya rujukan dari fasilitas kesehatan pertama atau

puskesmas sistem pelayanan tidak bisa berjalan, sehingga pasien

wajib mengetahui proses pelayanan JKN, serta diharuskan untuk

petugas mengetahui peran tugasnya masing-masing di RSAI

Bandung. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara informan

sebagai berikut :

“Peran pelaksanaan saya dengan mengontrol kegiatan rujukan di

RSAI Bandung dan kami menerima pasien rujukan tingkat faskes I”.

(Informan A)

“Kami dari pihak pendaftaran hanya menerima pasien BPJS yang

sudah mendapatkan rujukan dari pihak puskesmas”. (Informan B)

“Peran saya hanya melayani pasien yang berobat di rumah sakit dan

saya tugasnya juga mendaftarkan pasien yang berobat ulang atau rutin”.

(Informan C)

“Pihak BPJS menangani kasus pelaksanaan rujukan BPJS untuk

berjalannya pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung”. (Informan D)

“Peran manajemen logistik untuk berjalannya pelayanan rawat jalan

di rumah sakit”. (Informan E)

“Peran kuangan untuk mengelola keuangan pasien demi kelancaran

pasien peserta JKN di rumah sakit”. (Informan F)

“Tugas dinas kesehatan untuk memberikan pemerataan sistem

rujukan antar puskesmas ke rumah sakit demi kelancaran pelayanan rawat

jalan”. (Informan G)

Page 72: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

57

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa

petugas tenaga kesehatan sudah mengetahui peran tugas masing-

masing, hanya saja belum bisa memenuhi kebutuhan untuk melayani

pasien terutama ketika pasien banyak sehingga terjadi kesalahan

petugas di pendaftaran. Dalam menjalankan tugasnya untuk

melakukan proses rawat jalan JKN di RSAI Bandung, petugas

tenaga kesehatan melakukan kerjasama dengan petugas lainnya yang

bertanggung jawab dalam proses rawat jalan. Dan hal ini sudah

sesuai dengan uraian tugas yang sudah ditentukan.

Hasil observasi yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa

tenaga kesehatan menjalankan belum sesuai dengan urain tugas yang

sudah ditentukan rumah sakit. Namun masih ada beberapa petugas

yang masih kurang ketelitian dalam pemeriksaan berkas, sehingga

berkas pasien tertukar dengan pasien lain. Dan beberapa hal penting

bahwa kurangnya informasi pasien yang dikarenakan kurangnya

petugas dalam memberikan informasi terkait alur dalam proses

pelayanan, sehingga dapat menghambat proses pelayanan. Hal

tersebut dilakukan agar pelaksanaan rujukan dapat berjalan secara

efektif dan efisien. Selain itu hasil tersebut sudah tidak sesuai dengan

hasil wawancara dan telaah dokumen terkait uraian tugas yang

terdapat di SOP rumah sakit.

Dari hasil wawancara dengan informan di ketahui bahwa rumah

sakit memberikan pelatihan khusus kepada petugas tenaga kesehatan

rumah sakit dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.

Dalam hal ini pihak rumah sakit memberikan pelatihan yang

memfokuskan dalam penanganan pelayanan pasien, dan skill dasar

berkomunikasi dalam memberikan pelayanan dengan pasien.

Adapun pelatihan yang telah diberikan dari pihak rumah sakit

kepada petugas tenaga kesehatan diantaranya adalah pelatihan Patient

Safety, Public Speaking dan pelayanan prima rumah sakit yang

merupakan rumah sakit rujukan atau fasilitas kesehatan tingkat kedua

Page 73: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

58

dan pihak rumah sakit tidak hanya memberikan ilmu dunia saja pihak

rumah sakit memberikan ilmu akhirat dengan siraman rohanian,

pelatihan tersebut sudah cukup menjadi skill dasar petugas dalam

menangani pelaksanaan rujukan pelayanan tingkat lanjutan pasien

peserta di rumah sakit. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil

wawancara sebagai berikut :

“Semua SDM diwajibkan mengikuti pelatihan yang sudah disediakan

pihak rumah sakit. Materi yang saya dapati itu speri patient safety,

pelayanan prima, publich speaking dan yang paling sering kami dapati

siraman rohanian”. (Informan A)

“Kami dari petugas sudah mengikuti pelatihan materinya

keselamatan pasien gitu terus rohanian sama cara berbica kita ke pasien”.

(Informan B)

“Disini kalau sudah ada jadwal pelatihan kami diwajibkan hadir

karena pelatihan itu penting bagi setiap SDM agar mengetahui tugas

masing-masing”. (Informan C)

“Kami dari pihak logistik mengikuti pelatihan juga tapi pelatihan ini

tidak hanya mendapatkan materi umum saja dari materi rohanian juga

didapatkan di rumah sakit”. (Informan E)

“Dari pihak rumah sakit sudah ada pelatihan pelatihan patient

safaety, publich speaking, tipe rumah sakit rujukan dan wajib ada siraman

rohanian.”. (Informan F)

Berdasarkan hasil wawancara diatas yang dilakukan, diketahui

bahwa rumah sakit mempunyai sertifikat patient safety, publich

speaking dan pelayanan prima. Setelah dilakukan pelatihan tenaga

kesehatan memiliki cara yang berbeda-beda dalam melayani pasien

rujukan demi mendapatkan kepuasan pasien.

Beberapa pelatihan yang telah diikuti oleh petugas yang dinilai

sudah membantu petugas dalam menangani proses pelayanan, namun

sebagian besar informan menyatakan bahwa perlu dilakukan pelatihan

ina-CBGS untuk meningkatkan skill petugas pelayanan rawat jalan.

Hal ini dengan adanya pengetahuan ina-CBGS petugas dapat

mengetahui proses pelayanan yang benar dalam melayani pasien,

sehingga tidak terjadinya masalah dalam proses pelayanan.

Page 74: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

59

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen

yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa hasil

kuantitas tidak adanya masalah terkait jumlah tenaga kesehatan di

administrasi. Bahwasanya ada beberapa masalah pada segi kualitas

seperti petugas kurang ketelitian dalam pemeriksaan berkas dan

kurang informasinya petugas ke pasien. Bahwasanya kinerja petugas

tidak sesuai dengan SOP yang dikarenakan petugas belum

mendapatkan pelatihan ina-CBGS yang merupakan proses pelayanan

di RSAI Bandung.

5.4.2 Gambaran input meliputi Peralatan Penunjang

Gambaran pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung salah

satunya membahas bagaimana sarana dan prasarana yang

mempengaruhi berjalannya pelayanan pasien rujukan BPJS karena

pelayanan rawat jalan didukung oleh masukan peralatan yang

bermutu.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa

informan mengenai fasilitas di rawat jalan RSAI Bandung diketahui

bahwa terdapat peralatan yang belum tersedia. Hal tersebut sesuai

dengan hasil wawancara dengan informan sebagai berikut :

“Sarana dan Prasarana pelaksanaan rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI Bandung”. (Informan A)

“Untuk fasilitas dalam melayani pasien rujukan rawat jalan sudah

lengkap dan hanya saja ada beberapa sebagian fasilitas yang masih

kurang”. (Informan B)

“Satu set komputer beserta dengan programnya, kelengkapan

pelayanan diantaranya set blangko, resume medis”. (Informan C)

“Untuk fasilitas semuanya sudah lengkap dan tidak ada masalah terkait

fasilitas”. (Informan D)

“Semua peralatan sudah lengkap di RSAI Bandung”. (Informan F)

“Fasilitas semuanya sudah terpenuhi di rumah sakit. Dan pihak Dinkes

tidak memberikan fasilitas untuk rumah sakit swasta”. (Informan G)

Berdasarkan dari wawancara diatas diketahui bahwa fasilitas

belum terpenuhi dan belum disediakan pihak rumah sakit seperti mesin

prin yang ada diloket pendaftaran B dan C hanya mempunyai 1 (satu)

printer yang dimana dalam 1 (satu) loket terdapat dua petugas sehingga

Page 75: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

60

menghambat proses pelayanan yang seharunya dua pasien berbeda

terlayani dengan bersamaan. Namun dengan adanya kekurangan mesin

printer keduanya pasien datang ke loket pendaftaran tidak bersamaan

dalam mendapatkan SEP.

Selain itu ada pula fasilitas yang tersedia tetapi tidak digunakan

seperti televisi sehingga barang tersebut hanya terpajang di loket

pendaftaran. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan informan sebagai

berikut :

“Kekurangan printer yang dimana 1 loket tersebut ada 2 petugas, dan

adapun tv dan label yang masih belum digunakan sehingga mubazir”.

(Informan A)

“Yaa untuk printer disini sebenarnya kurang lah, Terus Tv disini masih

belum pernah digunakan dan label yang tidak digunakan.”. (Informan B)

“Hanya punya satu printer jadi saya suka ngeliat suka salah ketukar

SEP pasiennyatu”. (Informan C)

“Terkait tv belum bisa digunakan karena belum tersambung dengan

mesin nomor antrian”. (Informan D)

Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa ada

beberapa fasilitas yang sudah tersedia namun tidak digunakan dengan

baik, seperti televisi dan label. Sedangkan dalam prakteknya fasilitas

tersebut jika digunakan dengan baik maka televisi tersebut dapat

berguna untuk penampilan nomor antrian ataupun alur proses

pelaksanaan rawat jalan BPJS di RSAI Bandung. Sedangkan label

berguna untuk keselamatan pasien agar berkas dokumen pasien tidak

tertukar pasien lainnya. Hal ini didukung dengan hasil observasi dan

telaah dokumen yang menyatakan hal yang sama.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen

yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa jumlah

fasilitas yang ada di RSAI Bandung belum terpenuhi di RSAI Bandung.

5.4.3 Gambaran input meliputi Anggaran

Gambaran input pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung salah

satunya membahas bagaimana input anggaran yang mempengaruhi

berjalannya pelayanan pasien di rawat jalan karena pelayanan di rawat

Page 76: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

61

jalan akan didukung oleh masukan anggaran yang dapat membantu

proses pelayanan.

Dalam penanganan proses rawat jalan dari pihak BPJS

memberikan dana untuk memperlancar jalannya proses rawat jalan.

Sehingga pihak BPJS memberikan dana setiap bulan ke pihak rumah

sakit dan tidak ada masalah dari pihak BPJS. Adapun masalah yang

muncul dari pihak rumah sakit yaitu terkait laporan keuangan di RSAI

Bandung. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan

sebagai berikut :

“Terkait anggaran petugas sudah membuat laporan keuangan dalam

14 hari kerja yang dimana tgl 20 semua laporan keuangan yang sudah

diverifikasi langsung diberikan kepihak BPJS. Kesalahan dari laporan

keuangan dalam pelayanan atau penginputan terkait laporan keuangan

”. (Informan A)

“Anggaran dilihat dari laporan keuangan baru ada anggaran. Awalnya

diverifikasi terlebih dahulu Dari pihak BPJS tidak ada kendala. Biasanya

masalah terjadi bisa dari klaim berkasnya . per tanggal 20 berkasnya belum

lengkap”. (Informan D)

“Pertama pengolahan dokumen, verifikasi, medical record untuk

menentukan cooding keluar billing itu total pembiayaan pasien setelah

diverikasi dokumen dan bill baru diserahkan ke medical record untuk

dimasukkan ke aplikasi BPJS untuk mengeluarkan coddingnya diberikan ke

pihak BPJS”. (Informan F)

Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa masalah

terjadi dari pihak rumah sakit terkait laporan keuangan yang tidak tepat

waktu dalam penyeslesaiannya sehingga menyebabkan terjadi

kemacetan aliran keuangan dari BPJS.

Berdasarkan dana yang diberikan dari BPJS ke rumah sakit tidak

mencukupi pelayanan. Pihak RSAI Bandung mempunyai kebijakan

sendiri untuk menimalisir anggaran rumah sakit dengan cara batas

pelayanan per tiga hari dan pelayanan tidak bisa digunakan setiap hari

berobat. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan

sebagai berikut :

“Dana yang dibatasi oleh pihak BPJS tidak cukup untuk biaya semua.

Apalagi untuk obat pasien tidak bisa semua mendapatkan di rumah sakit.

Makanya RSAI mempunyai kebijakan sendiri dalam pelayanan”. (Infoman A)

Page 77: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

62

“Untuk dana perppasien Rp 192.500 tergantung rumah sakit yang

mengelola”. (Infoman D)

“Dana yang dibatasi oleh pihak BPJS tidak cukup untuk biaya semua.

Apalagi untuk obat pasien tidak bisa semua mendapatkan di rumah sakit.

Makanya RSAI mempunyai kebijakan”. (Infoman F)

Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa anggaran

dana dari BPJS ke RSAI Bandung tidak adanya masalah hanya saja

masalah dari pihak rumah sakit dan dari laporan keuangan karena

terlambat memberikan laporan keuangan ke BPJS, sehingga pihak BPJS

telat memberikan dana ke rumah sakit. Dan masalah kedua dari pihak

BPJS memberikan dana perpasien sebesar Rp 192.500 (seratus

sembilan puluh dua ribu lima ratus rupiah) ke setiap rumah sakit,

sehingga rumah sakit merasa kekurangan dengan uang yang diberikan

dari BPJS. Oleh karena itu, pihak rumah sakit mempunyai kebijakan

tersendiri dalam mengelola anggaran yang diberikan pihak BPJS.

5.4.4 Gambaran input Sistem Verifikasi

Gambaran input pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung salah

satunya membahas bagaimana input sistem verifikasi yang

mempengaruhi berjalannya pelayanan pasien di rawat jalan karena

pelayanan di rawat jalan akan didukung oleh masukan sistem verifikasi

yang dapat membantu proses pelayanan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan

terkait sistem verifikasi yang ada di RSAI Bandung diketahui bahwa

RSAI Bandung ini belum menggunakan aplikasi briedging system

tersebut karena masih menggunakan sofware sendiri dan BPJS. Hal

tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan sebagai

berikut :

“Kemampuan dikita terkait kabelnya tidak sinkron karena harusnya

pakai viber optik serat kabel kalau dikita masih di timahnya lemah. Kalau

brieding system itu dikawinkan antara system BPJS dengan RSAI sementara

tidak bisa karena beda perkabelan atau systemnya”. (Informan A)

“Biasanya terjadi masalah jaringan eror sehingga masalah di

pendaftaran waktunya bisa sampai 2 jam atau seharian”. (Informan B)

Page 78: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

63

“Di RSAI Bandung belum mempunyai sistem briedging system”.

(Informan C)

“Masalah yang hampir sering terjadi dari jaringan. Biasanaya

jaingan ini bisa mencapai 2 jam dan bisa seharian. Sistem ini biasanya bisa

dari kesalahan rumah sakit maupun BPJS”. (Informan D)

“Di RSAI Bandung belum mempunyai sistem briedging system”.

(Informan F)

“Seharusnya RSAI Bandung harus sudah menggunakan briedging

system supaya lebih mudah tapi tidak ada masalah juga selama berjalannya

pelayanan”. (Informan G)

Hal ini sejalan dengan hasil observasi dengan informan yang

menyatakan juga bahwadi rumah sakit ini belum menggunakan aplikasi

briedging system pihak rumah sakit hanya menggunakan software atau

yang disebut sistem verifikasi dari rumah sakit dan BPJS. Dengan

menggunakan software tersebut pihak rumah sakit dapat menghabiskan

waktu dalam 2 (dua) kali pengerjaan penginputan data pasien, sehingga

dapat menimbulkan penumpukan pasien diloket pendaftaran. Adapun

masalah yang terjadi masalah yang dapat menimbulkan masalah dalam

proses layanan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan sebagai berikut :

“Petugas seharusnya cepat melapor terkait adanya kesalahan dalam

jaringan. Jika jaringan belum terhubung maka proses pelayanan terganggu.

Dan kami punya yang ahli IT”. (Informan A)

“Petugas bisa otak atik sendiri, jika petugas tidak bisa tangani lagi

petugas langsung hubungi pihak yang mengerti dalam jaringan. Dan tidak

ada pengontrolan komputer atau jaringan”. (Informan B)

“Saya langsung melapori pihak atas yang mengerti dalam sistem

jaringan”. (Informan C)

“Petugas langsung hubungi pihak yang mengerti dalam jaringan.

Kalau BPJS jaringannya lama petugas membuat SEP secara manual jadi 2

kali kerja. Dan syarat nya dengan minyimpan fotocopy rujukan sama kartu

BPJSnya”. (Informan D)

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa di RSAI

Bandung masih menggunakan software dari rumah sakit dan BPJS dan

penggunaan software tersebut dapat memperlambat kerja atau

penginput pasien secara 2 (dua) kali kerja karena pihak rumah sakit

belum menggunakan bridging system yang dapat mempermudah

Page 79: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

64

penginputan pasien. Selain itu permasalahan dari sistem jaringan di

RSAI Bandung hampir sering terjadi, biasanya bisa sampai 2 jam

ataupun seharian. Oleh karena itu, petugas langsung melaporkan kepada

pihak yang ahli dalam Ilmu Teknologi (IT) dan pihak BPJS. Adapun

solusi dari pihak RSAI Bandung ialah dengan cara menginput data

pasien secara manual serta pasien menyertakan fotocopy rujukan, kartu

BPJS dan kartu rekam medis. Setelah sistem kembali seperti semula

petugas dapat menginput kembali ke software secara online.

5.4.5 Gambaran Input Standar Operasional Prosedur (SOP)

Gambaran input pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung salah

satunya membahas bagaimana input Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang mempengaruhi berjalannya pelayanan pasien di rawat jalan

karena pelayanan di rawat jalan akan didukung oleh masukan SOP yang

dapat membantu proses pelayanan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas tenaga kesehatan

pelayanan diketahui bahwa dalam proses pelaksanaan rujukan rawat

jalan sudah mempunyai SOP tersendiri dalam pelayanan rawat jalan

JKN, sehingga petugas dapat menjalankan tugasnya dalam pelayanan

rawat jalan dan mengikuti sesuai prosedur. Hal tersebut dapat diketahui

melalui hasil wawancara sebagai berikut.

“Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan rujukan pelayanan

tingkat lanjutan peserta di RSAI Bandung sudah ada dan kami menjalani

tugas mengikuti SOP”. (Informan A)

“Untuk SOP alur pendaftaran rawat jalan sudah lama dibuat dan

sudah sesuai dengan BPJS”. (Informan B)

“Pembuatan SOP sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

yang terakhir tapi dari rumah sakit menambahkan peraturan tersendiri yang

dimana untuk mengelola dari kerugian rumah sakit”. (Informan C)

“Pembuatan SOP tidak sesuai dari rumah sakit yag pasien berjenjang

bisa datang ke rumah sakit ini”. (Informan D)

“Dalam pembuatan SOP pelaksanaan rawat jalan sudah disesuaikan

dengan Peraturan Menteri Kesehatan hanya saja ada tambahan dalam alur

pendaftaran”. (Indorman F)

“Pembuatan SOP sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

yang terakhir tapi dari rumah sakit menambahkan peraturan tersendiri”.

(Informan G)

Page 80: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

65

Berdasarkan hasil wawancara diatas ditemukan bahwa RSAI

Bandung sudah mempunyai Standar Prosedur Operasional yang dimana

petugas harus mempunyai panutan untuk mengetahui uraian tugasnya

masing-masing. Dengan adanya JKN prosedur rumah sakit berbeda

dengan sebelumnya yaitu pelayanan hanya bisa didapatkan pertiga hari

dalam setiap pelayanan. Adanya perubahan SOP saat ini dengan

sebelumnya ialah terjadinya perubahan dalam sistem yang dimana

sebelum terjadinya perubahan untuk pengambilan obat hanya bisa

diambil pertiga hari setelah pelayanan, tetapi sekarang pasien setelah

berobat bisa mendapatkan obat.

Adapun masalah yang ditemukan pada saat pelayanan terdapat

petugas tidak mengikuti SOP di RSAI Bandung seperti petugas kurang

teliti dalam pemeriksaan berkas pasien dan petugas tidak memberikan

informasi mengenai pelayanan. Hal tersebut dapat diketahui melalui

hasil wawancara sebagai berikut.

“petugas sudah tau kalau di SOP sudah ada alur dalam

pelayanan dari pasien datang sampai pulang tapi pada saat banyaknya

pasien petugas suka buru-buru karena mengejar waktu”. (Informan A)

“saya sudah tau SOP tapi karena mengejar waktu saya teburu-

buru dan sebelum pasien belum selesai terlayani kami sudah menekan

tombol antrian sehingga pasien numpuk di loket”. (Informan B)

“kurang ketelitian petugas sehingga petugas tidak sesuai dengan

SOP rumah sakit” (Informan C)

Berdasarkan wawancara diatas terdapat permasalahan mengenai

SOP petugas yang tidak mengikuti sesuai SOP di RSAI Bandung

sehingga terjadinya masalah dalam melayani pasien. Hal tersebut yang

dikarenakan kurangnya ketelitian petugas dan petugas tidak terburu

dalam melayani pasien.

Adapaun RSAI Bandung mempunyai prosedur alur pelayanan

tersendiri mengenai pemerataan jumlah pasien rujukan yang diterima

oleh rumah sakit dengan tujuan supaya tidak terjadi permasalahan dari

segi biaya dan tidak terjadi penumpukan pasien. Dengan demikian

RSAI Bandung merupakan rumah sakit swasta yang merupakan rumah

Page 81: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

66

sakit rujukan, sehingga pihak Dinas kesehatan dan BPJS mempertegas

dalam pemerataan pasien di setiap rumah sakit. Hal tersebut sesuai

dengan hasil wawancara, sebagai berikut :

“RSAI Bandung mengalami penumpukan pasien makanya sekarang

sudah mulai berkurangnya pasien yang sekarang pasien yang lain bisa

ditangani oleh RS Kabupaten dan sesuai dengan tingkatan”. (Informan A)

“Pasien BPJS dari tahun 2014 dan 2016 pertengahan bulan sangat

banyak pasiennya karena pasien disini bisa dari kabupaten. Dan mengalami

penumpukan pasiennya di rawat jalan”. (Informan B)

“Semenjak di pertengahan tahun 2016 pasien mulai mengurang”.

(Informan C)

“Sudah mulainya pemerataan disetiap rumah sakit, sehingga pasien

harus ke rumah sakit kebupaten terlebih dahulu tanpa harus ke rumah sakit

kota”. (Informan D)

“Semenjak adanya pemerataan rumah sakit untuk obat tidak terlalu

keseringan mengalami kekurangan obat walaupun sekarang masih susah

diatasi kekosongan obat”. (Informan E)

“Di RSAI mengalami penemupukan Dan rumah sakit ini sampai sabtu

buka kalau rumah sakit lain tidak. Dan sebelumnya belum berjenjanga

sehingga RSAI tipe B mengalami penumpukan”. (Informan F)

“Sebenarnya sudah lama ada kebijakan ini, hanya saja baru ditetapkan

dan dilaksanakan pihak BPJS, Dinkes dan Rumah Sakit. Sehingga rumah sakit

swasta tidak mengalami penumpukan di rumah sakit tersebut.”. (Informan G)

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pihak

dinas kesehatan, BPJS dan rumah sakit lainnya harus berkolaborasi

dalam pemerataan pasien sehingga pasien yang dirujuk dari puskesmas

tidak bisa langsung mendapatkan pelayanan di rumah sakit tipe B,

seharusnya dilakukan di rumah sakit tipe C terlebih dahulu. Jika dari

rumah sakit tipe C tersebut tidak mempunyai fasilitas memadai atau

pasien yang tidak bisa diatasi maka selanjutnya boleh di rujuk ke rumah

sakit tipe B. Dengan adanya kebijakan ini dapat mengurangi jumlah

kunjungan pasien.

5.5 Gambaran proses meliputi tahap proses pelaksanaan pelaksanaan

sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada

pasien peserta BPJS di RSAI Bandung

Gambaran proses pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung salah

satunya membahas bagaimana tahap proses pelaksanaan sistem pelayanan

pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien peserta BPJS di

Page 82: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

67

RSAI Bandung yang mempengaruhi berjalannya pelayanan pasien di rawat

jalan.

Dalam menangani program JKN pihak RSAI Bandung mempunyai

syarat pendaftaran dan alur proses tersendiri dalam melayani pasien,

sehingga pihak rumah sakit mempunyai kebijakan tersendiri dalam proses

pelayanan. Berdasarkan telaah dokumen Pelaksanaan Pelayanan

Pendaftaran Rawat Jalan Pengguna BPJS Rawat Jalan di RSAI Bandung.

Diketahui bahwa terdapat kegiatan pelaksanaan pelayanan dari proses

pendaftaran di rawat jalan untuk pengguna BPJS di Rumah Sakit Al Islam

Bandung, antara lain :

5.5.1 Tahap Proses Pendaftaran di RSAI Bandung

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan telaah dokumen

yang dilakukan terhadap salah satu tenaga kesehatan terkait alur

pelaksaanaan pendaftaran di RSAI Bandung yang menunjukkan hasil

sebagai tersebut :

A. Langsung

Pendaftaran langsung yang belum terdaftar melalui via

telephone maupun dari poliklinik, khususnya untuk pasien baru

dengan kode A dipanggil di loket 1. Sebelum ke loket pasien

menyiapkan beberapa berkas seperti: surat rujukan dari

Puskesmas (Faskes 1), kartu BPJS, kartu tanda penduduk (KTP)

dan pasien mengisi formulir identitas pasien pada RG system.

Setelah persyaratan berkas pendaftaran lengkap maka proses

pendaftaran bisa dilakukan dan setiap pasien akan mendapatkan

nomor rekam medik dan kartu berobat.

Sedangkan pasien lama merupakan pasien yang pernah

berobat di RSAI Bandung dan menyiapkan berkas terlebih dahulu

seperti, surat rujukan dari puskesmas (Faskes 1), Kartu BPJS,

Kartu berobat dari RSAI Bandung. Setelah menyiapkan berkas,

pasien langsung ke loket pendaftaran, setelah dari loket

Page 83: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

68

pendaftaran pasien mendapatkan nomor antrian untuk ke poli dan

SEP (Surat Eligibilitas Pasien) ke poli yang dituju.

Page 84: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

69

Berikut adalah gambar Pendaftaran Langsung Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam

Bandung.

Bagan 5. 3 Pendaftaran Langsung Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung

PASIEN

DATAN-

G

BARU

PASIEN

MENGAMBIL

NOMOR

ANTRIAN A

PASIEN

MELAKUKAN

PENDAFTARAN

DI LOKET 1

KELENGKAPAN BERKAS, ANTARA

LAIN :

1. SURAT RUJUKAN DARI

PUSKESMAS

2. KARTU BPJS

3. KARTU RUMAH SAKIT

PETUGAS

MENGECEK

KELENGKAPAN

BERKAS PASIEN

PETUGAS

MENGISI

FORMULIR

PENDAFTA-

RAN

PASIEN

BARU

PASIEN

MENDAPATKAN

DAN

MEMBAWA

NOMOR REKAM

MEDIS, SEP DAN

BPPP SESUAI

DENGAN

NOMOR

ANTRIAN

POLIKLINIK

YANG DITUJU

LAMA

PASIEN

MENGAMBIL

NOMOR

ANTRIAN A

PASIEN

MELAKUKAN

PENDAFTARAN

DI LOKET 1

PETUGAS

MENGECEK

KELENGKAPAN

BERKAS PASIEN

PASIEN

MENDAPATKAN

DAN MEMBAWA

SEP DAN BPPP

SESUAI DENGAN

NOMOR ANTRIAN

POLIKLINIK YANG

DITUJU

PETUGAS

MEMVERIFIK-

ASI DATA

PASIEN

KELENGKAPAN BERKAS,

ANTARA LAIN :

1. SURAT RUJUKAN DARI

PUSKESMAS

2. KARTU BPJS

3. KARTU TANDA

PENDUDUK

PETUGAS

MEMVER-

IFIKASI

DATA

PASIEN

Page 85: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

70

B. Auto Registrasi

Autoregistrasi merupakan pasien yang sudah terdaftar di

poliklinik yang didaftarkan oleh perawat dan pasien autoregistrasi

dapat mengambil nomor antrian B atau loket 2. Sebelum pasien

ke loket pasien menyiapkan berkas terlebih dahulu antara lain,

surat rujukan dari Puskesmas (Faskes 1), kartu BPJS, kartu

berobat RSAI Bandung dan BPPP dicetak sesuai dengan nomor

antrian poliklinik yang dituju setelah itu ke loket untuk

mendapatkan SEP pasien dan langsung ke poliklinik yang dituju.

Berikut adalah gambar Pendaftaran Auto Registrasi Pasien

BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung.

Bagan 5. 4 Pendaftaran Auto Registrasi Pasien BPJS Rawat

Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung

PASIEN

DATANG KE

RUMAH SAKIT

SESUAI

JADWAL YANG

DITENTUKAN

PERAWAT

PASIEN

MENGAMBIL

NOMOR

ANTRIAN B

PASIEN

MENUJU

KE LOKET 2

KELENGKAPAN

BERKAS,

ANTARA LAIN:

1. SURAT

RUJUKAN dari

DOKTER

2. KARTU BPJS

3. NOMOR

REKAM MEDIS

4. SURAT

JAMINAN

PASIEN

KONTROL

PASIEN

MENDAPATKAN

DAN MEMBAWA

SEP DAN BPPP

SESUAI DENGAN

NOMOR ANTRIAN

POLIKLINIK YANG

DITUJU

PETUGAS

MEMVERIFI-

KASI DATA

PASIEN

Page 86: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

71

c. Melalui Telephone

Pendaftaran melalui via telephone merupakan pasien yang

mendaftarkan ke poli atau penunjang melalui via telephone

pasien, serta pasien mengambil nomor antrian C. Sebelum

dipanggil oleh petugas pasien menyiapkan berkasnya terlebih

dahulu antara lain, surat rujukan dari puskesmas (Faskes 1), Kartu

BPJS, Kartu berobat dari RSAI Bandung dan informasi nomor

antrian yang sudah terdaftar melalui via telepon. Untuk pasien

kontrol dan penunjang rawat jalan pasien mengambil nomor

antrian C. Dan untuk pengambilan resep atau sisa resep pasien

mengambil nomor antrian B. Setelah itu ke loket untuk

mendapatkan SEP (Surat Eligibilitas Pasien) barulah pasien

menuju ke poliklinik yang dituju.

Berikut adalah gambar Pendaftaran melalui telepon Pasien

BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung.

Page 87: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

72

Bagan 5. 5 Pendaftaran ke Poliklinik melalui via Telephone Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung

PASIEN DAFTAR

MELALUI VIA

TELEPHONE

KELENGKAPAN BERKAS,

ANTARA LAIN :

1. NO. REKAM MEDIS

2. KLINIK YANG DITUJU

3. JENIS PASIEN

PASIEN DATANG

SESUAI JADWAL

YANG DITENTUKAN

PETUGAS

PASIEN

MENGAMBIL

NOMOR

ANTRIAN B

PASIEN

MENUJU

KE

LOKET 2

KELENGKAPAN

BERKAS, ANTARA

LAIN :

1. SURAT RUJUKAN

dari DOKTER

2. KARTU BPJS

3. NOMOR REKAM

MEDIS

4. NOMOR

ANTRIAN KLINIK

PASIEN

MENDAPATKA-

NDAN

MEMBAWA

SEP DAN BPPP

SESUAI

DENGAN

NOMOR

ANTRIAN

POLIKLINIK

YANG DITUJU

PETUGAS

MEMVERIFI-

KASI DATA

PASIEN

Page 88: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

73

Bagan 5. 6 Pendaftaran ke Penunjang melalui via Telephone Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung

PASIEN DAFTAR

MELALUI VIA

TELEPHONE

KELENGKAPAN

BERKAS, ANTARA

LAIN:

1. NO. REKAM MEDIS

2. PENUNJANG YANG

DITUJU

3. JENIS PASIEN

PASIEN DATANG

SESUAI JADWAL

YANG

DITENTUKAN

PETUGAS

PASIEN

MENGAMBIL

NOMOR

ANTRIAN B

PASIEN

MENUJ-

U KE

LOKET 2

KELENGKAPAN

BERKAS,

ANTARA LAIN :

1. SURAT

RUJUKAN dari

DOKTER

2. KARTU BPJS

3. NOMOR

REKAM MEDIS

4. NOMOR

ANTRIAN

KLINIK

PASIEN

MENDAPATK-

AN DAN

MEMBAWA

SEP DAN

PERSETUJUAN

DARI PETUGAS

UNTUK

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

PETUGAS

MEMVERI-

FIKASI

DATA

PASIEN

PASIEN

MENYERAH-

KAN DAN

MEMINTA

TANDA

TANGAN

DARI

DOKTER

UNTUK

PEMERIKSA-

AN

PENUNJANG

PASIEN

MENDAP-

ATKAN

TANDA

TANGAN

DARI

DOKTER

DAN

SELANJU-

TNYA

PASIEN

MENYER-

AHKAN KE

PENUNJ-

ANG YANG

DIRUJUK

OLEH DARI

DOKTER

Page 89: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

74

Alur Pendaftaran penerimaan awal pasien di Rumah Sakit Al Islam Bandung. Berikut adalah gambar alur

pendaftaran Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung.

Bagan 5. 7 Alur Pendaftaran Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung

PASIEN

DATANG

KELENGKAPAN BERKAS,

ANTARA LAIN :

1. SURAT RUJUKAN

DARI PUSKESMAS

2. KARTU BPJS

3. KARTU RUMAH

SAKIT

4. NOMOR ANTRIAN

KLINIK

PASIEN

MENGAMBIL

NOMOR

ANTRIAN

PASIEN

MELAKUKAN

PENDAFTARAN

DI LOKET

PETUGAS

MENGECEK

KELENGKAPAN

BERKAS PASIEN

PASIEN

MENDAPATKAN

DAN MEMBAWA

SEP DAN BPPP

SESUAI DENGAN

NOMOR

ANTRIAN

POLIKLINIK YANG

DITUJU

PETUGAS

MEMVERIFI-

KASI DATA

PASIEN

PASIEN

DIPANGGIL

PERAWAT

UNTUK

DIPERIKSA

TEKANAN

DARAH dll

PASIEN

DIPANGGIL

PERAWAT

UNTUK

DIPERIKSA

OLEH

DOKTER

PASIEN

DIPERIKSA

OLEH

DOKTER

PASIEN DIRUJUK KE

PENUNJANG UNTUK

PEMERIKSAAN

BERKELANJUTAN

PASIEN DIRUJUK KE

RAWAT INAP UNTUK

DILAKUKAN TINDAKAN

BERKELANJUT

PASIEN MENDAPATKAN

SALINAN RESEP

PASIEN MENDAPATKAN

SALINAN RESEP

PASIEN KE APOTEK

KHUSUS PASIEN BPJS PASIEN PULANG

DOKTER

MEMBUAT

DIAGNOSIS

PASIEN

Page 90: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

75

Ketentuan umum :

1. Pasien baru :

a. Telah mengisi formulir identitas pasien dengan lengkap

b. Petugas mengisi identitas pasien pada RG system, setiap

pasien akan mendapatkan nomor rekam medik dan kartu

berobat

c. Petugas menanyakan poliklinik yang dituju oleh pasien

d. Berkas rekam medik disiapkan oleh petugas dengan

dilengkapi identitas pasien. Penulisan nama harus

menggunakan dua kata atau satu kata apabila nama yang

tercantum pada tanda pengenal hanya satu kata,

menggunakan huruf kapital, tulisan terbaca dengan jelas

e. BPPP dicetak sesuai dengan nomor urut antrian

poliklinik yang dituju

f. Petugas mencetak kartu berobat pasien

g. Petugas menerima pembayaran dan mencetak kuitansi

sebagai bukti pembayaran

2. Pasien lama

a. Pasien menyerahkan kartu berobat kepada petugas

pendaftaran

b. Petugas pendaftaran menginput nomor rekam medik dan

memastikan bahwa nama pasien sesuai dengan kartu

berobat

c. Petugas menanyakan poliklinik yang dituju oleh pasien

BPPP dicetak sesuai dengan nomor antrian poliklinik

yang dituju

Berdasarkan hasil observasi dan telaah dokumen ditemukan

bahwa alur pendaftaran di RSAI Bandung berbeda dengan rumah

sakit lain. Alur Rumah Sakit Al Islam Bandung untuk pendaftaran

bisa menggunakan via langsung, autoregistrasi dan telephone. Hal

Page 91: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

76

tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan sebagai

berikut :

“Untuk pasien BPJS mempunyai 3 loket untuk loket A pasien

langsung pasien yang belum pernah berobat ke rumah sakit dan pasien

yang belum terdaftar via telepon, loket B untuk pendaftaran pasien yang

sudah didaftarkan oleh poli/autoregistrasi.Loket C untuk pasien yang

daftar melalui via telepon pasien yang berkunjung untuk kontrol dan

penunjang.”. (Informan A)

“Loket A untuk pasien yang langsung belum terdaftar via

telephone dan autoregistrasi. Pendaftaran autoregistrasi. Sehingga

pasien tersebut harus controlnya rutin sebulan sekali”. (Informan B)

“Di RSAI Bandung mempunyai 3 alur pendafataran. Ada via

langsung, autoregistrasi dan telephone.”. (Informan C)

“Pasien BPJS harus ada rujukan dari tingkat 1 jadi tidak bisa ke

rumah sakit, pasien BPJS merupakan pasien berjenjang. Di RSAI

Bandung punya 3 loket”. (Informan D)

“Untuk pasien BPJS mempunyai 3 loket untuk loket A pasien

langsung, loket B untuk pendaftaran pasien yang sudah didaftarkan oleh

poli/autoregistrasi. Loket C untuk pasien yang daftar melalui via

telepon”. (Informan F)

“Untuk alur proses pendaftaran semuanya sama dari pasien

datang sampai pulang semua harus terlayani hanya saja setiap rumah

sakit membuat kebijakan”. (Informan G)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui, bahwa

pendaftaran di RSAI Bandung mempunyai 3 (tiga) alur

pendaftaran, seperti pendaftaran via langsung, autoregistrasi dan

telephone. Pendaftaran via langsung merupakan pasien yang belum

terdaftar autoregistrasi ataupun telephone, pasien tersebut langung

datang ke loket A, hanya saja untuk pendaftaran loket A terdapat

pembatasan kuota dokter dan terdapat kemungkinan pasien bisa

tidak terlayani karena pasien sebelumnya sudah daftar terlebih

dahulu melalui via autoregistrasi atau telephone. Pendaftaran

autoregistrasi merupakan pasien yang sudah didaftarkan oleh

perawat untuk berobat ulang, biasanya kontrol kembali sebulan

sekali, untuk penyakit tertentu. Dan pendaftaran telephone pasien

yang mendaftarkan diri melalui telephone untuk mengatasi adanya

kepenuhan dokter dan pasien tersebut sudah mendapatkan nomor

antrian.

Page 92: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

77

Berdasarkan hasil observasi ditemukan masalah dalam alur

pendaftaran di RSAI Bandung, seperti pasien masih kurangnya

informasi terkait alur pelayanan sehingga menghambat proses

pelayanan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan sebagai berikut :

“Banyak pasien yang masih salah mengambil nomor antrian,

pasien tidak membawa rujukan, pasien yang datang langsung biasanya

tidak semua pasien bisa terlayani karena untuk pasien BPJS dibatasi

kuotanya”. (Informan A)

“Pasien tidak membawa rujukan, pasien belum terdaftar via

telepon, sudah habis masa berlaku rujukannya, salah poliklinik”.

(Informan B)

“Masalahnya pasien masih tidak membawa rujukan, tidak

mengetahui loket antrian”. (Informan C)

“Pasien masih kurang informasi terkait alur pendaftaran sehingga

pasien terhambat proses pelayanan.”. (Informan D)

“Pasien masih banyak tidak membawa rujukan, tidak mengetahui

loket antrian, dan tidak mengetahui alur pendaftaran”. (Informan F)

Berdasarkan hasil wawancara diatas ditemukan terjadinya

masalah di alur pendaftaran pada pasien JKN, antara lain pasien

masih kurang mengetahui prosedur BPJS di RSAI Bandung seperti:

Pasien tidak membawa rujukan dari fasilitas kesehatan 1 (satu)

atau rujukan dari puskesmas.

Pasien langsung yang tidak mengetahui cara daftar via telepon

karena belum terdaftar di rekam medis RSAI Bandung yang

dapat menghambat proses pelayanan dan adanya pembatasan

kuota dokter yang dikarenakan pasien langsung hanya

menerima kuota 70 pasien BPJS perharinya dan adanya

penambahan untuk dokter tertentu sebanyak 10 pasien setiap

harinya. Walaupun adanya dampak untuk pasien langsung

yang kemungkinan datang tidak bisa mendapatkan pelayanan

yang dikarenakan adanya pembatasan kuota. Oleh karena itu

pihak rumah sakit memberikan solusi agar pasien daftar

melalui via telephone agar pasien terlayani.

Page 93: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

78

Adanya kesalahan pasien dalam pengambilan nomor antrian ke

poli yang sudah di daftarkan oleh poli. Masalah ini dapat

menghambat proses pelayanan.

Pasien lupa untuk kontrol sesuai dengan waktu yang sudah

didaftarkan oleh poli. Dan perawat kurang memberikan

informasi kepada pasien bahwa pasien berobat harus sesuai

dengan waktunya.

Pasien yang sudah di daftarkan oleh poli belum mengetahui

prosedur BPJS di Rumah Sakit Al Islam Bandung. Pasien

hanya sekedar mengetahui bahwa pasien yang sudah

didaftarkan oleh poli dan langsung ke tempat pendaftaran dan

untuk pasien pengambilan obat pasien tersebut langsung ke

pendaftaran tanpa mengambil nomor antrian terlebih dahulu.

Pasien belum mengetahui prosedur RSAI Bandung mengenai

adanya pembatasan penggunaan pelayanan 3 hari sekali

pengobatan

Dalam menjalankan tugasnya untuk melakukan proses rawat

jalan JKN di RSAI Bandung, terdapat kerjasama antar petugas

yang bertanggung jawab dalam proses rawat jalan. Adapun

beberapa masalah yang terjadi dalam proses pelayanan pendaftaran

ditujukan dalam hasail wawancara. Berikut hasil wawancara

dengan informan :

“Kesalahan perawat dalam menjadwalkan berobat. Dan masalah

dari tenaga kesehatan seperti petugas pendaftaran masih ada salah

dalam penyerahan SEP kepada pasien”. (Informan A)

“Tenaga kesehatan kurang teliti dalam penyerahan SEP kepada

pasien sehingga nama pasien tidak sesuai dengan SEPnya.”. (Informan

B)

“Masalahnya pasien masih tidak membawa rujukan, tidak

mengetahui loket antrian, petugas salah memberikan SEP ke pasien”.

(Informan C)

“Masalah Obgyn dilihat dari kasus normal atau kelilit atau sesar

kalau masalahya pasien kelilit bisa langsung acc. Jadi pas di poli nolak

melihat dari kondisi pasien normal pasien langsung datang ke pihak

BPJS”. (Informan D)

Page 94: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

79

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen

yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa

Berdasarkan Surat Keputusan RSAI KSWI Jawa Barat Nomor :

003YRSI-KSWI/SK/KU.IN/1/2015 RSAI Bandung, SDM yang

membantu proses pelayanan tidak mengalami kekurangan tenaga

SDM. Adapun masalah dari petugas pendaftaran dan perawat yang

kurang teliti dalam pemeriksaan berkas seperti petugas salah

memberikan SEP kepada pasien dan perawat salah menerbitkan

autoregistrasi sehingga dapat menimbulkan masalah yang

memperlambat proses pelaksanaan pelayanan rawat jalan. Dan

kurang keterlibatan satpam dalam membantu proses pelayanan

sehingga memudahkan pasien dalam pelayanan.

Page 95: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

80

5.5.2 Tahap Pemberian Pelayanan Poli

Pelayanan poli merupakan tempat pelayanan untuk pasien yang

sudah terdaftar biodatanya ke sistem rumah sakit, pasien bisa

melanjutkan ke pelayanan poli. Berikut adalah bagan pelayanan poli

pada Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung.

Page 96: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

81

Bagan 5. 8 Alur pelayanan Poli pada Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung

PASIEN

DATANG

DI POLI

PASIEN

MEMBAWA

DAN

MENYERAHK-

AN BERKAS KE

PERAWAT

PASIEN

DIPANGGIL

PERAWAT

UNTUK

DIPERIKSA

TEKANAN

DARAH dll

PASIEN

DIPANGGIL

PERAWAT

UNTUK

DIPERIKSA

OLEH DOKTER

PASIEN

DIPERIKSA

OLEH DOKTER

PASIEN DIRUJUK KE

PENUNJANG UNTUK

PEMERIKSAAN

BERKELANJUT

PASIEN DIRUJUK KE

RAWAT INAP UNTUK

DILAKUKAN TINDAKAN

BERKELANJUT

PASIEN MENDAPATKAN

SALINAN RESEP

PERAWAT RENCANA

KONTROL

KELENGKAPAN BERKAS,

ANTARA LAIN:

1. INPUT DAFTAR KLINIK

2. TGL KONTROL

3. JADWAL DOKTER

DOKTER

MENGISI

DIAGNOSA

PASIEN

PASIEN

MENDAPATKAN

RUJUKAN KONTROL

UNTUK DILAKUKAN

TINDAKAN LANJUT

Page 97: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

82

Hal diatas merupakan proses alur pelayanan poli dari pasien

datang ke poli sampai pasien mendapatkan tindakan oleh dokter.

Adapun masalah yang terjadi dalam proses pelayanan poli, berikut

hasil wawancara yang dilakukan oleh salah satu petugas terkait alur

pelaksanaan pelayanan poli setelah pelaksanaan pendaftaran di

RSAI Bandung.

“Setelah pasien dari pendaftaran, pasien langsung ke poli yang

dituju dengan membawa SEP (Surat Eligibitas Pasien). Setelah dari Poli

pasien langsung pemeriksaan tensi darah pasien”. (Informan A)

“Setelah pasien yang sudah mengurusi pendaftaran, pasien

langsung ke poli yang dituju. Pasien langsung di periksa terlebih dahulu

untuk pengecekan tekanan darah”. (Informan B)

“Pasien yang sudah selesai mengurusi di pendaftaran pasien

langsung membawa berkas untuk menyerahkan di poli. Setelah dari poli

pasien di panggil untuk pemeriksaan awal”. (Informan C)

“Pasien yang dari pendaftaran langsung ke poli untuk

pemeriksaan ke dokter”. (Informan D)

“Pasien dari pendaftaran bisa langsung ke poli, langsung saja

pasien memberikan berkasnya yang dari pendaftaran ke perawat untuk

pemeriksaan”. (Informan F)

“Untuk pemeriksaan poli semuanya sama dari rumah sakit. Pasien

yang sudah dari pendaftaran langsung ke poli”. (Informan G)

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas berikut alur

pendaftaran untuk pelayanan di poli RSAI Bandung. Pelayanan di

poli dimulai setelah pendaftaran, setalah dari pendaftaran pasien

langsung ke poli untuk mendapatkan pelayanan. Setelah itu pasien

ke poli untuk meberikan berkas, selanjutnya pasien di periksa untuk

pengecekan tekanan darah. Dan setelah pemeriksaan dari perawat

pasien menuunggu untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Pasien

yang sudah di periksa dokter bisa mendapatkan resep dokter dan

rujukan ke penunjang ataupun ke dokter spesialis. Hal tersebut

sesuai dengan hasil wawancara dan telaah dokumen alur pelayanan

poli rawat jalan pasien BPJS di RSAI Bandung.

“yaa biasanya telat juga dokter datang, sehingga pasien numpuk

di sini. Terus biasanya ada juga dokter yang gak kasih kabar”.

(Informan A)

Page 98: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

83

“adapun dokter suka telat atau gak datang ni dokternya nih terus

gak kash kabar, pada saat pasien yang sudah antri dari subuh trus pas

siang di poli mereka baru di kasih kabar”. (Informan B)

“ada juga dokter yang telat sehingga pasien suka banyak yang

nanya ke loket perawat dan menghadapi berbagai macam pasien dan

saya tetap terus melayani pasien”. (Informan C)

“dokter ada yang telat sehingga kami pihak BPJS suka binggung,

ya seharusnya pasien tanya di tempat informasi bukan di BPJS”.

(Informan D)

“dokter disini jarang yang terlambat walaupun adalah yang telat

karena mereka dapat surat juga kalau telat”. (Informan E)

Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa dalam

pelayanan poli di RSAI Bandung masih adanya dokter terlambat

dan tidak memberikan informasi karena ketidakhadirannya

sehingga dapat menghambat proses pelayanan. Dan dalam

kebijakan RSAI Bandung memberikan ketegasan surat peringatan

untuk dokter yang telat datang sehingga dokter tidak merasa leluasa

datang terlambat. Selai itu terdapat adanya masalah kesalahan

perawat dalam pemeriksaan berkas dan kurangnya informasi terkait

jadwal dokter yang ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan hasil

wawancara dan observasi :

“Masalah yang terjadi pada saat di poli itu perawat biasanya

masih salah memberikan jadwal berobat dan kurang melihat jadwal

terakhir pasien berobat”. (Informasi A)

“Perawat kurang memberikan informasi terkait pasien yang

datang kontrol berulang tanpa mengambil nomor antrian dulu. Mereka

langsung ke meja pendaftaran loket b”. (Informasi B)

“Biasanya saya salah menginput data penyakit pasien sehingga

pada saat di pemeriksaan dokter, dokter mengecek kembali penyakit

pasien”. (Informasi C)

“Jika terjadinya kesalahan pada perawat pada saat penginputan

kami pihak BPJS membenarkan input yang salah dari perawat”.

(Informasi D)

Berdasarkan dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

adanya kesalahan dalam memberikan pelayanan sehingga pasien

tidak mendapatkan pelayanan. Kesalahan perawat ialah kurang

telitinya dalam pemeriksaan berkas dan belum semua perawat

jadwal terakhir pemeriksaan pasien sehingga perawat salah

memberikan jadwal pertiga hari ke pasien.

Page 99: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

84

5.5.3 Tahap Pemberian Pelayanan Penunjang

Pelayanan penunjang merupakan tempat pelayanan pemeriksaan

berkelanjutan seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi, EKG dan

USG. Namun untuk mendapatkan pelayanan penunjang pasien yang

sudah menyelesaikan tahapan pendaftaran, poli dan dirujuk oleh

dokter di RSAI Bandung. Berikut adalah bagan pelayanan penunjang

pada Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung.

Bagan 5. 9 Alur Pelayanan Penunjang pada Pasien BPJS Rawat Jalan

di Rumah Sakit Al Islam Bandung

Hal diatas merupakan proses alur pelayanan penunjang dari

pasien datang ke penunjang sampai pasien mendapatkan tindakan oleh

tenaga kesehatan. Adapun masalah yang terjadi dalam proses

pelayanan penunjang, berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh

salah satu petugas terkait alur pelaksanaan pelayanan penunjsang

setelah pelaksanaan pendaftaran di RSAI Bandung, sebagai berikut :

“Pasien daftar kembali melalui via telephone, setelah itu pasien bisa

langsung ke penunjang”. (Informan A)

“Daftar mulai dari awal lagi pasien daftar via telephone lalu pasien

bisa ke penunjang”. (Informan B)

“Pasien yang sudah dirujuk oleh dokter pasien bisa ke penunjang,

dan dari penunjang petugas memberikan pelayanan dan setelah itu pasien

mendapatkan hasil pemeriksaannya”. (Informan C)

Page 100: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

85

“Pasien dari poli bisa langsung ke penunjang. Dan dari penunjang

pasien akan terlayani oleh petugas”. (Informan D)

“Pasien dari poli bisa mendapatkan pelayanan penunjang. Setelah itu

dilayani oleh petugas dan menunggu hasilnya”. (Informan F)

“Pasien siapa pun bisa mendapatkan pelayanan penunjang”.

(Informan G)

Berdasarkan hasil wawancara diatas ditemukan, bahwa

pelayanan penunjang dapat dilakukan untuk pasien yang dirujuk dari

dokter. Namun pelayanan penunjang di RSAI Bandung berbeda

dengan rumah sakit lainnya, seperti pasien tidak bisa mendapatkan

pelayanan langsung dari poli ke penunjang pada hari tersebut, hal

tersebut sesuai dengan pernyataan informan berikut :

“Pasien yang sudah dari poli tidak bisa langsung ke penunjang,

pasien daftar kembali melalui via telephone untuk 3 hari kedepannya”.

(Informan A)

“Pasien BPJS di RSAI Bandung tidak bisa langsung dari poli ke

penunjang, pasien harus daftar kembali baru bisa pemeriksaan lab dan lain-

lain”. (Informan B)

“Ya disini pasiennya harus daftar lewat via telephone lagi tapi tidak

bisa besok langsung ke penunjang tapi harus ada batasan waktu 3 hari”.

(Informan C)

“Dari poli pasien daftar kembali untuk mendapatkan pelayanan di

penunjang”. (Informan D)

“Untuk pasien BPJS disini berbeda dengan pasien BPJS lainnya. Di

rumah sakit ini pasien tidak bisa langsung ke penunjang”. (Informan F )

“Ya kalau dari rumah sakit lain setelah pasien dari poli pasien yang

mendapatkan rujukan ke penunjang pasien bisa mendapatkan pelayanan

penunjang”. (Informan G)

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan, bahwa

pelayanan penunjang di RSAI Bandung mempunyai tahap alur

pelaksanaan pelayanan penunjang tersendiri. Dalam pelaksanaan

penunjang, pasien mendaftarkan dirinya terlebih dahulu melalu via

telephone karena di RSAI Bandung mempunyai kebijakan untuk

pembatasan pelayanan selama 3 hari, sehingga pasien tidak bisa

langsung ke penunjang.

5.5.4 Tahap Pemberian Pelayanan Pengambilan Obat

Pelayanan dalam pengambilan obat merupakan tempat pelayanan

untuk pasien yang sudah menyelesaikan tahap pendaftaran dan poli di

RSAI Bandung. Pasien yang sudah mendapatkan salinan resep dari

Page 101: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

86

dokter, pasien bisa langsung ke apotek untuk pengambilan obat.

Berikut adalah bagan pelayanan pengamilan obat pada Pasien BPJS

Rawat Jalan di Rumah Sakit Al Islam Bandung.

Bagan 5. 10 Alur Pelayanan Pengambilan Obat pada Pasien BPJS Rawat Jalan

di Rumah Sakit Al Islam Bandung

Hal diatas merupakan proses alur pelayanan pengambilan obat

dari pasien datang ke apotik sampai pasien mendapatkan obat. Adapun

masalah yang terjadi dalam proses pelayanan dalam pengambilan

obat, berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh salah satu petugas

terkait alur pelaksanaan pelayanan di apotek untuk pengambilan obat

di RSAI Bandung, sebagai berikut :

PASIE-

N

MEN-

DAPAT

KAN

SALI-

NAN

RESEP

PASIEN

KE

APOTEK

KHUSUS

PASIEN

BPJS

PASIEN

MEN-

DAPAT-

KAN

OBAT

PASIEN

MEN-

DAPAT-

KAN

OBAT

SEPENU

HNYA

PASIEN

PULANG

PASIEN

TIDAK

MEN-

DAPAT-

KAN

OBAT

SEPENU

HNYA

PASI-

EN

ME-

LA-

POR

PI-

HAK

BPJS

PASIEN

MENDAPATKAN

APOTEK REKAN

DARI PIHAK

BPJS UNTUK

MENDAPATKAN

SISA OBAT

PASIEN BISA

BEROBAT

KEMBALI

UNTUK

MENDAPATKAN

SISA OBAT

PASIEN

PULANG

Page 102: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

87

“Setelah dari poli pasien membawa resep obat untuk mengambil obat

di apotek BPJS. Tapi ada obat yang tidak semua didapatkan”. (Informan A)

“Pasien yang sudah mendapatkan salinan resep pasien langsung ke

apotek. Adapun ada obat yang tidak penuh didapatkan”. (Informan B)

“Dari poli pasien bisa mendapatkan obat di apotek BPJS. Dan

pasienpun menunggu antrian kembali”. (Informan C)

“Pengambilan obat disini dibedakan mana oasien BPJS dan pasien

Umum. Setelah pasien dari poli pasien mendapatkan salinan resep dari

dokter.”. (Informan D)

“Untuk pengambilan obat, pasien harus mendapatkan salinan rersep

dari dokter terlebih dahulu, jika pasien sudah ada salinan resep pasien

langsung ke apotek khusus psaien BPJS”. (Informan E)

“Pasien yang sudah dari poli pasien langsung ke apotek dengan

membawa salinan resep dokter. Pasien langsung mengambil obat di apotek

BPJS yang dimana apotek di sini dibedakan apotek umum dan apotek

BPJS”. (Informan F)

“Rumah sakit swasta dengan negeri sangat lah berbeda tergantung

kebijakn itu sendiri”. (Informan G)

Berdasarkan dari wawancara diatas, diketahui adanya perbedaan

dalam pengambilan obat di RSAI Bandung. Tahap alur pengambilan

obat tidak ada masalah dan tidak dipersulit berbeda dengan tahapan

sebelumnya. Namun sebelumnya pasien yang berobat tidak bisa

mengambil obat langsung ke apotek. Pasien terlebih dahulu harus

mendaftarkan diri melalui via telephone dan untuk pengambilan obat

tidak bisa diambil langsung setelah pengobatan akan tetapi bisa

diambil setelah 3 (tiga) hari pengobatan. Adanya perubahan kebijakan

dalam pengambilan obat sehingga pasien bisa langsung mendapatkan

obat pada saat pelayanan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara

dan observasi sebagai berikut :

“Untuk pengambialan obat di RSAI berbeda sebelumnya yang dimana

sebelumnya diambil melalui via telepon tapi sekarang obat yang diambil

hanya pada saat kontrol”. (Informasi A)

“Untuk pengambilan obat sekarang mengikuti SK RSAI pertiga hari

jika obatnya kurang dikasih salinan resep untuk diambil di rekanan BPJS

jadi misalkan dr meresepkan obat untuk 2minggu tapi dari pihak farmasi

hanya diberikan untuk 3hari”. (Informasi B)

“Untuk pengambialan obat di RSAI berbeda sebelumnya yang dimana

sebelumnya diambil melalui via telepon tapi sekarang obat yang diambil

hanya pada saat kontrol saja jika obat itu ada”. (Informasi C)

“Kalau obat dari peraturan disini diambil 7 hari dulu dirumah sakit

nanti sisanya pasien ambil di apotek rekanan. Kan dr diwajibkan diberikan

obat satu bulan tapi dari pihak rumah”. (Informasi D)

“Jadi kita harus belajar obat fornas batasan-batasan obat apa saja

yang hanya 30 hari. Dan hanya penyakit kronis 30 hari untuk akut 7 hari.

Struktur pemberian ada 7 paket ina-cbgs 23 hari masuk ke top

upp“.(Informasi E)

Page 103: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

88

“Farmasi untuk obat top-upp ada masuk paket satu hari 192.500 yang

tidak masuk paket pasien kronis contohnya pasien diabet untuk insulin bisa

di top-upp jadi biaya insulin terpisah. Jadi namanya 7 hari paket yang

biayanya 192.500”. (Informasi F)

“Untuk pengambialan obat di RSAI berbeda sebelumnya yang dimana

sebelumnya diambil melalui via telepon tapi sekarang obat yang diambil

hanya pada saat control”. (Informan G)

Berdasarkan wawancara diatas, dapat disimpulkan untuk

pengambilan obat khusus pasien BPJS ada seberapa pasien yang tidak

sepenuhnya mendapatkan obat. Setelah dilakukan wawancara

ditemukan bahwa penyebabnya dari kekosongan obat dan biaya tarif

BPJS yang tidak cukup untuk layanan perharinya. Tarif Pelayanan

dari BPJS perpasien sebesar RP 192.500,00 (sembilan puluh dua ribu

lima ratus rupiah) tidak mencukupi biaya administrasi, dokter

spesialis dan obat yang khusus untuk sebulan, sehingga pasien hanya

mendapatkan obat untuk seminggu. Selanjutnya pasien mengambil

sisa obat ke apotek mitra yang sudah bekerja sama pihak BPJS dan

pasien harus ada persetujuan terlebih dahulu untuk mendapatkan serah

terima dari pihak BPJS. Adapun solusi dari rumah sakit pasien

berobat kembali dimulai dari pasien daftar via telephone atau pasien

langsung untuk mendapatkan sisa obat. Dalam prosedur pengambilan

obat dibuat kebijakan dari RSAI Bandung. Berikut hasil wawancara

dengan informan sebagai berikut :

“Kebijakan dari rumah sakit sama pihak BPJS yang bersangkutan

supaya tidak ada salah informasi satu sama lain”. (Informan A)

“Kebijakannya baru dirubah untuk memperlancar pelayanan”.

(Informan B)

“Kebijakan dari rumah sakit sama pihak BPJS yang bersangkutan

supaya tidak ada salah informasi satu sama lain”. (Informan C)

“Kalau dari BPJS seharusnya full pasien mendapatkan obat tapi dari

pihak rumah sakit mempunyai kebijakan tersendiri”. (Informan D)

“Baru mulai beberapa bulan sudah dirubah”. (Informan E)

“Kebijakan dari rumah sakit sama pihak BPJS yang bersangkutan

supaya tidak ada salah informasi satu sama lain”. (Informan F)

Berdasarkan dari wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa

kebijakan dalam pengambilan obat sebelumnya berbeda dengan

kebijakan yang sekarang. Kebijakan sebelumnya lebih mempersulit

pasien karena pasien yang berobat saa itu tidak bisa langsung

mendapatkan obat hari itu juga, pasien harus daftar terlebih dahulu

melalui via telephone dan kembali lagi setelah 3 (tiga) hari setelah

hari pelayanan.

Page 104: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

89

Berdasarkan wawancara tersebut, dapat disimpulkan kebijakan

terkait pelayanan pengambilan obat terdapat revisi atau perubahan

kebijakan pengambilan obat. Perubahan kebijakan terjadi pada

bulan September yang ditujukan untuk mempermudah pasien.

Namun kenyataannya masih terdapat masalah mengenai pasien

yang belum mendapatkan obat sepenuhnya. Misalkan obat hanya

bisa diambil dari setengah hasil resep yang didapatka

5.6 Gambaran output yang Kesesuaian prosedur pelaksanaan pelaksanaan

sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada

pasien peserta BPJS di RSAI Bandung

Gambaran output pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung salah

satunya membahas bagaimana kesesuian prosedur pelaksanaan sistem

pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien

peserta BPJS di RSAI Bandung yang mempengaruhi berjalannya pelayanan

pasien di rawat jalan karena pelayanan di rawat jalan RSAI Bandung akan

dibandingkan dengan pedoman JKN .

Berdasarkan dari hasil wawancara yang didapatkan bahwa pelayanan

di RSAI Bandung sudah sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 71 pasal 20 Tahun 2013 tentang Pelayanan

kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan pada Jaminan Kesehatan Nasional.

Bahwasanya di RSAI Bandung mempunyai Standar Operasional tersendiri,

sehingga pelayanan di RSAI Bandung dan rumah sakit lainnya berbeda

dalam pelayanan.

Adapun ada beberapa masalah yang terjadi di dalam pelaksanaan

pelayanan pasien rujukan rawat jalan tingkat II pada peserta BPJS yang

disampaikan informan ke bagian pelayanan rawat jalan BPJS, namun masih

dapat teratasi dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan

sebagai berikut :

“Selama pasien berobat di sini dilihat banyak masalah dalam pelayanan

dari pasien datang sampai pasien pulang. Tapi lebih banyak komplain yang saya

dengar”. (Informan A)

Page 105: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

90

“Tahap-tahap proses pelayanan pasien BPJS terlihat masalah dari

petugas dan pasien. Dan pasien di BPJS menumpuk sehingga petugas salah dalam

pemberian SEP”. (Informan B)

“Pasien yang datang dari pendaftaran sampai mendapatkan obat. Ada

terdapat maalah yang hampir sama disetiap rumah sakit. Dan masalahnya pun

masih bisa teratasi”. (Informan C)

“Kalau dilihat dari pandangan saya proses pelaksanaan pelayanan

rujukan sudah berjalan lancar. Hanya saja masalah dari petugas yang masih

kurang teliti karena pasien yang menumpuk di pendaftaran”. (Informan D)

“Tahap proses pelayanan rawat jalan yang sering pasien tidak puas dalam

pengambilan obat”. (Informan E)

“Pasien yang datang rumah sakit harus mendapatkan pelayanan, hanya

saja pasien masih ada yang kurang mengetahui dalam proses pelayanan sehingga

pelayanan pasien tidak berjalan dengan lancar”. (Informan F)

“Untuk output setiap pasien harus mendapatkan pelayanan. Dan tahap

proses pelayan rawat jalan BPJS di RSAI Bandung berbeda dengan rumah sakit

lain. Karena mereka membuat kebijakan sendiri untuk menimalisir anggaran”.

(Informan G)

Berdasarkan wawancara diatas, ditemukan dalam tahap proses

pelaksanaan pelayanan BPJS yang sebagian pasien terhambat dalam

pelayanan. Masalah terjadi pada pasien di pendaftaran dan pengambilan

obat, sehingga pelayanan terhambat dan kebanyak dari pasien yang baru

berobat di RSAI Bandung yang belum mengatahui proses pelayanan.

Prosedur dari tahap proses pelaksaanan pelayanan rawat jalan BPJS

mengikuti kebijakan dari Peraturan Pemerintah, namun kebijakan dari RSAI

Bandung sedikit berbeda dengan pelayanan, seperti pasien daftar melalui via

telephone, autoregistrasi, sistem pengambilan obat dan adanya pembatasan

pelayanan pertiga hari, sehingga pasien binggung dalam pelayanan di RSAI

Bandung.

Berdasarkan proses pelayanan rujukan sudah dilakukan adanya

terjadi pemerataan pasien yang dimana sebelumnya pasien yang berobat ke

RSAI Bandung bisa mendapatkan pelayanan dari berbagai puskesmas tanpa

adanya pelayanan bertipe, sehingga puskesmas tidak langsung ke rumah

sakit tipe D atau C terlebih dahulu. Kebijakan mulai berjalan oleh pihak

BPJS, Dinas Kesehatan dan pihak rumah sakit lainnya yang dapat mengikuti

sistem rujukan pelayanan yang bertingkat, sehingga RSAI Bandung yang

merupakan tipe B tidak mengalami penumpukan. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan informan sebagai berikut :

Page 106: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

91

“Sebelumnya pasien yang berobat di RSAI bisa siapa saja yang datang

tapi sudah mulainya kebijakan untuk pasien yang kabupaten tidak bisa berobat

langsung ke RS kota”.(Informan A)

“Pasien BPJS dari tahun 2014 dan 2016 pertengahan bulan sangat

banyak pasiennya karena pasien disini bisa dari kabupaten”. (Informan B)

“Semenjak di pertengahan tahun 2016 pasien mulai mengurang”.

(Informan C)

“Sudah mulainya pemerataan disetiap rumah sakit, sehingga pasien harus

ke rumah sakit kebupaten terlebih dahulu”. (Informan D)

“Semenjak adanya pemerataan rumah sakit untuk obat tidak terlalu

keseringan mengalami kekurangan obat walaupun sekarang masih susah diatasi

kekosongan obat sehingga pasien mengalami kesulitan”. (Informan E)

“Di RSAI mengalami penemupukan dan dilihat dari data sehari bisa

seribu pasien kalau di rumah sakit pemerintah lain hanya 60-80 pasien”.

(Informan F)

“Sebenarnya sudah lama ada kebijakan ini, hanya saja baru ditetapkan

dan dilaksanakan pihak BPJS, Dinkes dan Rumah Sakit”. (Informan G)

Berdasarkan wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah

pasien dari tahun sebelumnya mengalami peningkatan, sedangkan pada

tahun sekarang adanya penurunan yang dikarenakan adanya pemerataan

pasien dan sudah diberlakukan kebijakan sistem rujukan pelayanan sesuai

dengan tipe di rumah sakit. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan

sebagai berikut :

“Pertengahan bulan kemaren ada diskusi langsung bersama dinas

kesehatan, BPJS dan rumah sakit”. (Informan A)

“Baru di sahkan kalau gak salah ya bulan Agustus gitu deh. Kalau gak

salah itu dari BPJS, Dinkes dan rumah sakit lah”. (Informan B)

“Semuanya berperan dari dinas kesehatan, BPJS dan rumah sakit. Dan

mulai mah dari pertama BPJS tapi mulai ditetapin pertengahan tahun 2016”.

(Informan D)

“Pihak rumah sakit, BPJS dan dinas kesehatan”. (Informan E)

“Semuanya yang membuat kebijakan, pihak dinas kesehatan, dan para

pihak rumah sakit”. (Informan F)

“Pertengahan bulan kemaren ada diskusi langsung bersama dinas

kesehatan, BPJS dan rumah sakit. Dan sudah di syahkan juga kok bulan Agustus.

Dan wilayah rumah sakit semuanya merata”. (Informan G)

Berdasarkan dari wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa di

RSAI Bandung sudah mengalami penerunan jumlah kunjungan pasien

karena di wilayah Rumah Sakit Bandung sudah terlaksananya pemerataan

rumah sakit sesuai dengan Kebijakan Peraturan Pemerintah sesuai dengan

tipe rumah sakit. Dan rujukan harus berjenjang dari rumah sakit tipe A

sampai tipe D.

Page 107: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

92

5.7 Gambaran keterkaitan mutu input pelayanan (Faktor Tenaga Kesehatan,

Faktor Peralatan Penunjang, Faktor Anggaran, Faktor Sistem Verifikasi,

Faktor Standar Operasional Prosedur) dan proses pelayanan (Tahap

Proses Pelaksanaan Sistem Pelayanan Pasien Rujukan Rawat Jalan

Tingkat II Pada Pasien Peserta BPJS) terhadap output Pasien terlayani

dengan baik di RSAI Bandung.

Gambaran input pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung salah satunya

membahas faktor tenaga kesehatan, faktor peralatan penunjang, faktor

anggaran, faktor sistem verifikasi dan faktor Standar Operasional Prosedur

yang semua ini sebagai masukan. Input masukan ini akan berpengaruh untuk

berlangsungnya tahap proses yaitu tahap proses pelaksanaan sistem pelayanan

pasien rujukan rawat jalan tingkat II pada pasien peserta BPJS, meliputi Proses

Pendaftaran dan Proses Pemberian Pelayanan. Keterkaitan antara input dan

proses ini akan menghasilkan Pasien terlayani dengan baik atau tidak di RSAI

Bandung Tahun 2017.

Permasalahan pada mutu input tenaga kesehatan di RSAI Bandung dari

segi kualitas tenaga kesehatan yang masih kurang, antara lain : Ketidak

ketelitian petugas dalam pemeriksaan berkas dan kurangnya informasi yang

diberikan oleh petugas kepada pasien mengenai alur pelayanan sehingga dapat

menghambat proses pelayanan. Dan belum adanya pelatihan Ina-CBGS yang

pernah diikuti oleh petugas tenaga kesehatan RSAI Bandung sehingga,

berpengaruh skill petugas dalam melayani pasien.

Permasalahan pada anggaran di Rumah Sakit Al Islam Bandung yaitu

permasalahan yang terjadi diantaranya adalah terlambatnya proses laporan

keuangan yang mengakibatkan kerugian terhadap rumah sakit karena dana

pembayaran pelayanan terlambat masuk yang diakibatkan oleh tenaga

kesehatan yang kurang teliti dalam pembuatan laporan dan tenaga kesehatan

tidak mencapai target dalam pembuatan laporan sehingga laporan dari rumah

sakit ke BPJS terlambat.

Page 108: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

93

Permasalahan pada peralatan penunjang di Rumah Sakit Al Islam

Bandung yaitu kekurangan jumlah mesin prin sehingga terjadi kesalahan dalam

mencetak Surat Elegibitas Peserta (SEP) dan ada beberapa fasilitas yang

tersedia tetapi tidak digunakan seperti label dan televisi yang dapat membantu

proses pelayanan.

Permasalahan pada sistem verifikasi di Rumah Sakit Al Islam Bandung

yaitu terjadi karena pihak rumah sakit belum mempunyai briedging system

yang dapat membantu proses pelayanan dalam proses rujukan. Dengan adanya

aplikasi briedging system dapat memudahkan proses administrasi di rumah

sakit tanpa melakukan penginputan 2 kali kerja yang dapat menghabiskan lama

waktu tunggu di pelayanan.

Dan Permasalahan pada Standar Operasional Prosedur di Rumah Sakit

Al Islam Bandung yaitu mempunyai prosedur tersendiri walaupun ada

beberapa sub bagian pokok penting yang mengikuti prosedur pelayanan dengan

prosedur Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014,

sedangkan permasalahan yang terjadi diantaranya petugas melayani pasien

belum mengikuti sesuai SOP sehingga terjadinya kesalahan dalam melayani

pasien.

Permasalahan pada input yang sudah dipaparkan diatas ini tentu saja

akan mempengaruhi proses pelayanan yang dilakukan sehingga terjadi pula

masalah pada proses pelayanan seperti permasalahan pada pendaftaran dan

pemberian pelayanan poli, penunjang dan pengambilan obat. permasalahan ini

diantaranya terjadi tenaga kesehatan kurang teliti dalam pemeriksaan berkas,

beberapa tenaga kesehatan belum bekerja sesuai SOP, masih kurangnya

informasi yang diberikan oleh petugas kepada pasien mengenai alur pelayanan,

selain itu proses verifikasi masih dilakukan secara manual dan belum

menggunakan briedging system.

Dengan melihat masih terdapatnya permasalahan dalam pelayanan baik

dari segi input maupun dari segi proses pelayanan tersendiri berdampak pada

pelayanan yang diterima oleh pasien RSAI Bandung yang belum maksimal.

Page 109: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

94

Sehingga dari hasil output tidak sesuai dengan yang diharapkan bahwa pasien

harus terlayani dengan baik namun terdapat masalah dari input yang

mempengaruhi berjalannya proses.

Page 110: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

95

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang dialami peneliti dalam melaksanakan

penelitian diantaranya sebagai berikut :

1. Wawancara mendalam dilakukan pada saat jam kerja pegawai, sehingga

peneliti tidak mempunyai banyak waktu untuk secara lebih mendalam

menggali informasi yang lebih banyak.

2. Suasana yang kurang kondusif dikarenakan ruang yang digunakan untuk

melakukan wawancara dengan informan yakni di ruang kerja pegawai,

dimana didalamnya terdapat beberapa pegawai dan pasien aktivitas

pasien dalam proses pelayanan, sehingga suasananya terganggu pada saat

proses wawancara. Biasanya Informasi yang kemungkinan terjadi

kesalahan atau kurang tepatnya informan menangkap pertanyaan yang

disampaikan oleh peneliti sehingga dapat mengakibatkan kurang tepatnya

jawaban informan

3. Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan observasi laporan

keuangan rawat jalan BPJS di RSAI Bandung dan observasi pelaporan

keuangan dari RSAI ke BPJS. Hal tersebut dikarenakan pihak rumah

sakit tidak memberikan izin untuk memberikan laporan keuangan kepada

peneliti.

6.2 Gambaran input meliputi faktor Sumber Daya Manusia, faktor

anggaran, faktor fasilitas, faktor bridging system dan faktor SOP

pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan

tingkat II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung

Gambaran input (masukan) yang meliputi faktor Sumber Daya

Manusia, faktor anggaran, faktor fasilitas, faktor bridging system dan faktor

SOP pelaksanaan sistem administrasi rujukan rawat jalan pelayanan tingkat

II pada pasien peserta BPJS di RSAI Bandung dalam peneliti berdasarkan

dari hasil telaah dokumen dan wawancara mendalam yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya.

Page 111: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

96

6.2.1 Gambaran input meliputi Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia merupakan suatu kumpulan kelompok

yang perlu dibentuk menjadi suatu organisasi agar terwujud dalam suatu

tujuan antara kuantitas (jumlah) tenaga dengan kemampuan dalam suatu

organisasi. Sehingga organisasi sangat penting dalam suatu kegiatan atau

tujuan bersama untuk mencapai kualitas dan kuantitas diharapkan.

Proses pelaksanaan rujukan pelayanan tingkat lanjutan pasien

peserta JKN di RSAI Bandung dilakukan pada unit manajemen

pelayanan rawat jalan pasien JKN. Hal tersebut sesuai dengan Surat

Perintah Tugas Direktur RSAI KSWI Jawa Barat Nomor : 003YRSI-

KSWI/SK/KU.IN/1/2015 RSAI Bandung yang telah membentuk Tim

Pelayanan.

Manajemen pelayanan RSAI Bandung merupakan gerbang utama

dalam menerima pasien rujukan dari fasilitas kesehatan pertama yang

dirujuk ke fasilitas kesehatan kedua atau yang disebut rumah sakit.

Rumah Sakit Al-Islam Bandung menerima pasien sesuai dengan syarat

dan prosedur rumah sakit yang dikarenakan prosedur RSAI Bandung

berbeda dengan rumah sakit lainnya. Dengan kurangnya tenaga

kesehatan terjadi perangkapan tugas yang menyebabkan beban kerja

bertambah sehingga kualitas mutu pelayanan berkurang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa

keterlibatan petugas dalam melakukan pelaksanaan rujukan di RSAI

Bandung dengan bekerjasama antar tenaga kesehatan yang dapat

memberikan pelayanan ke pasien sehingga pasien mendapatkan kepuasan

dan pelayanan dari rumah sakit.

Sumber Daya Manusia (SDM) di RSAI Bandung sudah

mencukupi dan tidak adanya kekurangan tenaga kesehatan dengan

membandingkan jumlah SDM di RSAI Bandung dengan standar Depkes

(2008) . Hal tersebut dikarenakan pasien yang datang sudah terlayani

oleh petugas tenaga kesehatan dan pasien mendapatkan kepuasan dalam

Page 112: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

97

pelayanan. Oleh karena itu petugas tenaga kesehatan RSAI Bandung

sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Rattu

(2015) yang menjelaskan bahwa ketersediaan sumber daya manusia

kesehatan sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan kesehatan.

Pengadaan sumber daya manusia kesehatan bertujuan untuk menetapkan

jumlah dan jenis tenaga yang sesuai dengan kebutuhan. Apabila

kebutuhan sumber daya manusia tidak direncanakan dengan baik maka

akan terjadi kekurangan tenaga yang mempengaruhi pelayanan serta

kenyamanan pasien dan mengakibatkan beban kerja meningkat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa yang

terlibat dalam pelaksanaan rujukan JKN dari pihak Rumah Sakit yang

menerima dan melayani pasien rujukan dari pelayanan tingkat pertama

dan Dinas Kesehatan serta BPJS yang mengetahui dalam sistem rujukan

di wilayah Kota Bandung. Dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Tahun 2013 menyatakan penyelenggara pelayanan

kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan berupa pelayanan

tingkat pertama atau pihak Dinas Kesehatan dan pelayanan kesehatan

rujukan tingkat lanjutan. Hal tersebut juga dapat membantu proses

pelaksanaan pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI

Bandung.

Penyelenggaraan pelaksanaan rujukan JKN sudah adanya

pembagian tugas tersendiri dalam mengelola sistem rujukan dan yang

terlibat dalam pelaksanan rujukan JKN. Menurut Duha, Timotius (2016)

Seiap organisasi yang memiliki struktur organisasi, berarti menunjukkan

adanya pembagian tugas dan jabatan secara hierarkis dari atas sampai ke

tingkat bawah. Ini berguna agar setiap individu di dalam organisasi,

mengetahui tanggung jawab yang dimiliki masing-masing. Hal tersebut

juga dapat membantu peranan tugas masing-masing dalam menangani

pelaksanaan rujukan JKN.

Page 113: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

98

Adanya pembagian tugas dapat menjadikan SDM bertambah

terampil dalam menangani tugasnya, karena tugasnya itu merupakan

bidang tertentu saja. Pembagian tugas yang baik merupakan kunci bagi

penyelenggaraan kerja terutama dalam memberikan jaminan terhadap

kestabilan, kelancaran dan keefesienan kerjanya disebutkan oleh

Zunaidah (2013). Sebaliknya jika pembagian tugas tidak dilakukan, maka

tenaga kesehatan tidak mengetahui peranan tugasnya masing-masing.

Dan dapat dapat menimbulkan double job, maka akan berpengaruh dalam

proses pelayanan dan tidak tercapainya kepuasan pasien.

Dalam pembahasan yang berhubungan dengan kuantitas petugas

tenaga kesehatan memberikan gambaran tidak terdapat permasalahan

terkait kuantitas sumber daya manusia di unit manejemen pelayanan. Dan

perlu adanya monitoring dan evaluasi dalam setiap kegiatan, agar

mengetahui kinerja petugas yang sesuai dengan peranan tugasnya

masing-masing. Hal tersebut dilakukan agar dapat berjalannya proses

pelaksanaan rujukan pasien peserta JKN di RSAI Bandung.

Tanpa adanya sumber daya manusia dalam suatu organisasi tidak

akan terncapainya hasil dan tujuan yang sama sehingga tercapainya

tujuan yang direncanakan dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, setiap

tenaga kesehatan mempunyai SOP dalam peran tugas masing-masing.

Petugas Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan

yang sesuai dengan uraian tugas yang sudah ditentukan dalam SOP

sehingga petugas tenaga kesehatan bisa mengontrol dan mengetahui

tugasnya sendiri. Terkait pelatihan yang diberikan dari rumah sakit

petugas tenaga kesehatan sudah mengikuti pelatihan karena di RSAI

Bandung petugas wajib mengikuti pelatihan. Sehingga dapat mencegah

adanya kesalahan petugas dalam pelayanan dan petugas mendapatkan

ilmu yang diberikan pada saat pelatihan. Pelatihan yang diberikan seperti

Patient Safety, publich speaking dan pelayanan prima yang merukan

rumah sakit rujukan.

Page 114: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

99

Kondisi persaingan saat ini semakin produktif, hal ini menuntut

perusahaan atau organisasi untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan

dalam mencapai peningkatan produktivitas secara kualitas dan kuantitas,

sehingga dapat bersaing dengan perusaha lain bahkan mampu berada di

atas perusaha lain. Kinerja menjadi isu dunia saat ini, hal tersebut terjadi

sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan

pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi (Zunaidah, 2013),.

Hal ini menuntut SDM selalu berusaha menemukan cara dan kebijakan

yang efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan fakta

dan teori ada beberapa masalah yang ditemukandi proses pendaftaran

seperti kurang ketelitian petugas yang tidak sesuai dari segi kualitas.

Salah satu menjadi masalah dalam petugas pendaftaran kurang

ketelitian dalam pemeriksaan berkas sehingga dapat menghambat

berjalannya proses pelayanan. Hal ini sejalan dengan penelitian Rokaiyah

(2015) kurang ketelitian dalam mencari data identias pasien, sehingga

kemungkinan terjadi penggunaan nomor rekam medis ganda (duplikasi)

yang dimiliki pasien maupun satu nomor rekam medis dimiliki oleh

beberapa pasien. Dengan hanya mementingkan kecepatan pelayanan

tanpa melihat identitas pasien dengan benar akan menyebabkan duplikasi

nomor rekam medis.

Oleh karena itu, kesalahan dalam kurang ketelitian dalam

pemeriksaan berkas dapat mengakibatkan kesalahan dalam melakukan

tindakan medis karena diagnosa atau pengobatan terakhir yang tercatat

bukan merupakan catatan terakhir yang digunakan pada saat pasien

mendapatkan pelayanan medis sehingga riwayat penyakit pasien tidak

terkontrol dan dapat menyebabkan pelayanan terganggu.

Amanat Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan ditetapkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan,

pengadaan, pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan mutu

tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Kepmenkes Nomor 32/Menkes/SK/1/2013, dimana salah

Page 115: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

100

satu misi Kementerian Kesehatan adalah menjamin ketersediaan dan

pemerataan sumber daya kesehatan. Ketersediaan dan pemerataan

sumber daya kesehatan termasuk di dalamnya adalah tenaga kesehatan

yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta terdistribusi

secara efektif sesuai dengan kepentingan masyarakat secara adil,

terutama di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan

daerah bermasalah kesehatan.

Dapat disimpulkan bahwa gambaran dari input tenaga kesehatan

di RSAI Bandung adanya beberapa masalah terkait pelayanan yang dapat

mempengaruhi pelayanan. Terkait jumlah tenaga kesehatan di RSAI

Bandung sudah sesuai dan pelayanan di rumah sakit terlayani, sehingga

tenaga kesehatan yang bermutu dan terampil baik dalam jumlah maupun

jenis yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mendukung dan

mencapai tujuan pembangunan nasional. Upaya perlunya ada

peningkatan kualitas tenaga kesehatan sebagai sumberdaya manusia

hanya dapat dilakukan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan yang

bermutu. Oleh karena itu diperlukan pula upaya dalam monitoring dan

evaluasi sehingga masalah pada petugas dalam kurang ketelitian tidak

terulang kembali.

6.2.2 Gambaran input meliputi Peralatan Penunjang

Peralatan penunjang yang sangat penting dalam melaksanan

pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan di RSAI Bandung. Dengan adanya

sarana dan prasarana yang lengkap proses pelayanan tidak terganggu dan

menghambat dalam proses pelayanan sehingga pasien lebih cepat dan

merasakan puas dalam mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Oleh

karena itu, maka perlu tersedia beberapa fasilitas yang lengkap yang

dapat memperlancar proses pelaksanaan pelayanan rawat jalan tingkat II

peserta BPJS di RSAI Bandung.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Sabrina

(2015) yang menyatakan dalam kelengkapan fasilitas kesehatan lebih

pada menjadi beban negara dalam memenuhinya. Negara mempunyai

Page 116: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

101

peran besar dalam memberikan jaminan sosial bagi seluruh rakyat kelas

dimana salah satunya adalah dengan melengkapi kelengkapan sarana dan

prasarana kesehatan. Ketersediaan fasilitas yang memadai dapat

meningkatkan kinerja rumah sakit dalam melakukan pemeriksaan kepada

pasien dan merupakan keharusan untuk proses rujukan yang dilakukan

akibat keterbatasan sarana yang dapat menghambat proses pelaksanaan

rujukan rawat jalan tingkat lanjutan di RSAI Bandung.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh

peneliti diketahui bahwa ada beberapa kekurangan fasilitas seperti mesin

printer diloket B dan C hanya terdapat satu printer yang dimana dalam

satu loket terdapat 2 (dua) petugas sehingga pada saat penerbitan SEP

petugas salah mengambil SEP dengan petugas lain. Hal ini dapat

menghambat proses pelaksanaan pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan

peserta JKN di RSAI Bandung.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Septanindy

(2017) yang menyatakan kelengkapan sarana pelayanan sangat

berpengaruh terhadap peningkatan suatu pelayanan karena apabila suatu

pelayanan saranan pelayanan kesehatan tersedia dan lengkap maka para

pegawai yang bekerja akan mudah menyelesaikan setiap pekerjaan yang

dibebanin kepada mereka. Sehingga pasien yang datang menggunakan

jasa pelayanan kesehatan pun mendapatkan keuntungan, karena

pelayanan yang pasien butuhkan tersedia di pelayanan.

Adapun terdapat fasilitas yang tersedia di pendaftaran, namun

fasilitas tersebut tidak digunakan dengan sebaiknya seperti televisi yang

tidak digunakan dalam proses pelaksanaan pelayanan. Televisi berguna

untuk penampilan nomor antrian pasien dan berguna juga untuk

penampilan alur pelayanan atau syarat pendaftaran. Oleh karena itu,

fasilitas tersebut dapat mempermudah proses pelayanan dengan melalui

media.

Page 117: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

102

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Wahyudin

(2015) yang menyatakan dalam proses sosialisasi memberikan

pengetahuan yang diperlukan berbagai sarana dan media untuk

menjadikan tempat berkomunikasi dan berinteraksi sehingga timbulah

hubungan timbal balik yang dapat memperlancar proses sosialisasi,

seperti sekolah, keluarga, lingkungan kerja, dan media massa. Hal ini

dapat dilakukan mengatasi kurangnya pengetahuan pasien dengan cara

media elektronik seperti televisi, pengeras suara (radio) dan media cetak

seperti leaflet, brosur atau pemberitahuan cara alur pendaftaran di

mading. Hal-hal tersebut diharapkan dapat mengurangi masalah

kurangnya pengetahuan pasien dan dapat mempermudah akses pelayanan

di RSAI Bandung.

Dan berdasarkan hasil wawancara dan observasi terdapat fasilitas

label yang sudah tersedia tetapi tidak digunakan dalam proses

pelaksanaan pelayanan yang dapat memudahkan petugas dalam biodata

pasien secara jelas sehingga petugas tidak adanya kesalahan dalam

pertukaran SEP pasien lain yang dapat mengakibatkan patient safety.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2011 keselamatan

pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat

asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan

pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan

analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang

seharusnya diambil. Hal tersebut diharapkan pihak rumah sakit sudah

harus menggunakan alat label yang dapat mengurangi kesalahan petugas

yang dapat menimbulkan keselamatan pasien dan dapat menghambat

proses pelaksanaan pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan peserta JKN di

RSAI Bandung.

Page 118: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

103

Dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki

oleh RSAI Bandung dalam kegiatan proses pelaksanaan rawat jalan BPJS

belum optimal. Beberapa fasilitas yang kurang maupun fasilitas yang

sudah tersedia tetapi tidak digunakan dalam proses pelayanan dapat

mengakibatkan pasien tidak merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan oleh rumah sakit.

6.2.3 Gambaran input meliputi Anggaran

Menurut Sirait, T Justine (2006) Anggaran adalah alat manajemen

yang berfungsi untuk merencanakan dan mengendalikan keuntungan.

Keuntungan yang sebenarnya dilaporkan dalam laporan rugi laba,

sedangkan keuntungan yang dianggarkan disusun dalam anggaran rugi

laba. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya masalah terkait

anggaran dari BPJS Kesehatan dalam proses pelaksanaan rawat jalan

tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI Bandung. Hal tersebut dikarenakan

terdapat kesalahan dan keterlambatan dalam laporan keuangan di RSAI

Bandung.

Program jaminan sosial yang ada sekarang dianggap kurang

berhasil dalam tujuannya untuk memberikan manfaat yang cukup baik

bagi penerima manfaat, nilai manfaat, dan hasil investasi dana jaminan

sosial dianggap masih relatif kecil, dan tata kelola dana jaminan sosial

juga diaanggap masih kurang baik. Hal ini menyatakan adanya kesamaan

dari hasil wawancara di RSAI Bandung bahwa masih kekurangan dana

dari pihak BPJS, sehingga pihak RSAI Bandung mempunyai kebijakan

tersendiri dalam menimalisir anggaran yang ada di rumah sakit yang

dapat memberikan positif dalam memberikan kualitas pelayanan di RSAI

Bandung.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Yuliyanto

(2016) yang menyatakan BPJS dapat memberikan anggaran tertentu

kepada suatu rumah sakit di suatu daerah untuk melayani sejumlah

peserta atau membayar sejumlah tetap tertentu per kapita per bulan

(kapitasi) Anggaran tersebut sudah mencakup jasa medis, biaya

Page 119: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

104

perawatan, biaya penunjang, dan biaya obat-obatan yang penggunaan

rinciannya diatur sendiri oleh pimpinan rumah sakit. Hal tersebut

anggaran yang diberikan BPJS pihak rumah sakit dapat mengelola

laporan keuangan sehingga rumah sakit swasta yang bekerjasama oleh

pemerintah bisa mengatur keuangan dan tidak mengalami kebangkrutan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa adanya

kesalahan dalam laporan keuangan, sehingga dana yang masuk di RSAI

Bandung terlambat. Dan kesalahan terjadi dari petugas yang kurang teliti

dalam menginput data pasien. Masalah tersebut bisa mengakibatkan

kerugian rumah sakit karena jika dana tidak keluar dari BPJS pihak

rumah sakit menggunakan dana sendiri untuk proses pelayanan.

Dampak atau efek dari semua kesalahan dalam laporan keuangan

berakibat pada pengembalian dokumen, sehingga petugas klaim harus

bekerja dua kali untuk melengkapai berkas yang kurang dan

memperbaiki kesalahan serta pencairan dana dari BPJS akan terhambat

yang disebutkan oleh Feriawati (2015). Terhambatmya pencacairan dana

bagi rumah sakit yang harus mengeluarkan biaya operasional untuk

menutup biaya yang lain.

Prosedur klaim yang dimiliki oleh RSAI Bandung sudah sesuai

dengan prosedur klaim dari BPJS. Adapun kesesuaian prosedur tersebut

yaitu ketika ada beberapa berkas yang tidak lengkap yang diterima oleh

pasien maka akan dikembalikan dan dibenarkan kesalahannya. Sehingga

tidak terjadi kesalahan dalam laporan keuangan untuk pasien rawat jalan

BPJS dan tidak terjadi keterlambatan dalam pelaporan keuangan dari

rumah sakit ke pihak BPJS.

Belum tercukupinya dana yang ditetapkan BPJS dengan real cost,

terkait dengan pembiayaan dengan skema INA CBGs dan Kapitasi yang

dikebiri oleh Permenkes No. 69/2013. Dikeluarkannya SE No. 31 dan 32

tahun 2014 oleh Menteri Kesehatan untuk memperkuat Permenkes No.

69 ternyata belum bisa mengurangi masalah di lapangan. Hal tersebut

Page 120: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

105

sesuai dengan pihak RSAI Bandung yang mengalami kekurangan biaya

perpasien yang belum mencukupi biaya pelayanan. Oleh karena itu,

pihak RSAI Bandung mempunyai kebijakan tersendiri dalam pengelolaan

anggaran dana yang diberikan oleh pihak BPJS.

6.2.4 Gambaran input Sistem Verifikasi

Verifikasi administrasi kepesertaan adalah meneliti kesesuaian

berkas klaim yaitu antara Surat Eligibitas Peserta (SEP) dengan data

kepesertaan yang diinput dalam aplikasi INA CBGs. Adapun hal-hal

yang harus diperhatikan dalam verifikasi administrasi pelayanan adalah :

a. Mencocokkan kesesuain berkas klaim dengan berkas yang

dipersyaratkan dalam kelengkapan dan keabsahan berkas.

b. Apabila terjadi ketidak seusaian antara kelengkapan dan keabsahan

berkas maka berkas dikembalika ke rumah sakit untuk dilengkapi.

Proses verifikasi berkas klaim dimulai dari pengumpulan berkas

klaim JKN pada saat pasien mendaftar sampai dengan pengajuan berkas

klaim ke petugas verifikator BPJS. Pada tahap awal, petugas verifikasi

akan memeriksa kelengkapan berkas yang dibawa oleh pasien apabila

berkas yang dibawa oleh pasien sudah lengkap, maka petugas akan

membuatkan SEP.

Berdasarkan hasil penelitian di RSAI Bandung belum

menggunakan bridging system, sehingga dengan software rumah sakit

harus melakukan entry data 2 (dua) kali untuk 2 (dua) sistem yang

berbeda dengan jumlah kunjungan pasien yang banyak. Oleh karena itu,

pihak RSAI Bandung harus menggunakan bridging system yang dapat

membuat pelayanan di rumah sakit menjadi cepat dan efisien.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Firdaus

(2015) yang menyatakan masih ada kekurangan seperti belum adanya

bridging system, sehingga petugas melakukan pengerjaan dua kali kerja

karena data pasien dari pendaftaran tidak bisa langsung terhubung ke

bagian BPJS. Adapun yang sejalan dengan pendapat yang diutarakan

Riyadi, Slamet, dkk (2015) Untuk menjembatani koneksi antara SIMRS

Page 121: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

106

dengan BPJS dibutuhkan aplikasi bridging system. Keuntungan bridging

system yaitu kecepatan pengisian data dan kecepatan proses pengajuan

klaim yang sedang ditangani.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan (2014)

Dilaksanakannya bridging systen secara berkala sehingga sistem

pelayanan satu loket dapat terwujud. Adapun proses bridging system

menjadi penting karena sistem komputer atau software yang menunjang

menjadi kunci dapat dibukannya loket pelayanan yang bisa melayani

semua pasien jaminan.

Dengan Demikian bridging system sangat bermanfaat bagi

pasien, rumah sakit dan BPJS. Salah satunya, bisa mengurangi proses

antrian dan pelayanan di rumah sakit menjadi lebih cepat sehingga pasien

tidak perlu lama menunggu di rumah sakit. Sehingga proses input

registrasi yang mulanya kurang lebih 3 menit, jika dilakukan bridging

system hanya butuh waktu bisa sampai 1 (satu) menit. Teknologi

informasi menjadi salah satu cara untuk mempercepat proses pelayanan

dan mencapai kepuasan peserta.

Dan berdasarkan hasil penelitian adanya masalah terkait jaringan

sistem yang dapat menghambat proses pelayanan di rawat jalan JKN di

RSAI Bandung. Jaringan sistem mengalami gangguan bisa hampir 2

(dua) jam atau seharian masalah tersebut di RSAI Bandung. Sehingga

pihak rumah sakit melakukan pengecekan dengan ahli IT dan melaporkan

ke pihak BPJS jika masalah tersebut dari BPJS.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Bustani, M

Neti, dkk. (2015) yang menyatakan hampir setiap rumah sakit terjadi

hambatan dalam pembuatan SEP karena terjadi gangguan koneksi

internet sehingga dapat menghabiskan waktu 1 (satu) jam hingga

seharian masalah terkait jaringan yang dapat menghambat proses

pelayanan. Oleh karena itu semua sistem di rumah sakit hampir

mengalami gangguan jaringan. Dan tindakan pada saat mengalami

gangguan sistem jaringan petugas langsung melaporkan ke pihak yang

Page 122: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

107

mengetahui terkait jaringan sistem dan melaporkan pihak BPJS jika

maslah terjadi dari BPJS.

Dapat disimpulkan bahwa di RSAI Bandung belum menggunakan

bridging system yang dapat mempermudah dan mempercepat proses

pelayanan. Pihak RSAI Bandung menggunakan software rumah sakit dan

BPJS sehingga pada saat penginputan data pasien dilakukan 2 kali kerja

yang dapat memperlambat proses pelayanan. Dan masalah terkait

jaringan internet ataupun software yang bisa menghabiskan waktu 1

(satu) jam atau seharian sehingga petugas dapat melaporkan petugas IT

dan petugas BPJS. Alternatif solusi pada saat jaringan terganggu petugas

dapat menginput pasien secara manual dan dapat menghabiskan waktu

karena melakukan 2 (dua) kali kerja.

6.2.5 Gambaran input Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi fan alat penilaian

kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis,

administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan

sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah

menciptkan komitment mengenai apa yang dikerjaka oleh satuanunit

kerja instansi pemerintahan untuk mewujudkab good governance

(Atmoko, 2010).

Dalam penelitian ini diketahui bahwa dalam menjalan tugas

manajemen pelayanan mengacu pada SOP pelayanan. Hal ini dinilai

cukup efektif karena dengan adanya acuan standar prosedur tersebut

maka sedikit kemungkinan petugas melakukan kesalahan dalam

pelayanan pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian Atmoko (2010) dan

Handoko (2015), menjelaskan bahwa seharusnya pasien mendapatkan

pelayanan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh Rumah

sakit. Berdasarkan analisis dokumentasi juga peneliti mendapatkan bukti

Page 123: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

108

fisik bahwa dokumen tersebut sudah ditetapkan sebagai SK (Surat

Keputusan) Direktur RSAI Bandung.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Handoko

(2015), menyatakan pengembangan dan penerapan dari SOP merupakan

bagian penting dari keberhasilan sistem kualitas dimana SOP

menyediakan informasi untuk setiap individu dalam perusahaan untuk

menjalankan suatu pekerjaan, dan memberikan konsistensi pada kualitas

dan integritas dari suatu produk atau hasil akhir. Berdasarkan hasil

wawancara ditemukan bahwa SOP di RSAI Bandung mempunyai

kebijakan tersendiri walaupun ada SOP alur yang sudah sesuai prosedur

pelayanan dengan prosedur Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2014.

Adapun beberapa Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan SOP yakni sebagai berikut :

1. Penyusunan SOP harus mengacu pada SOTK, TUPOKSIm

serta alur dokumen

2. Prosedur kerja menjadi tanggung jawab semua anggota

organisasi

3. Fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur, sehingga

perlu dikembangkan diagram alur dari kegiatan organisasi

4. SOP didasarkan atas kebijakan yang berlaku

5. SOP dikoordinasikan untuk mengurangi kemungkinan

terjadinya kesalahan/penyimpangan

6. SOP tidak terlalu rinci

7. SOP dibuat sesederhana mungkin

8. SOP tidak tumpang tindih, bertentangan atau duplikasi

dengan prosedur lain

9. SOP ditinjau ulang secara periodik dan dikembangkan

sesuai kebutuhan

Page 124: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

109

Selain kebijakan pemerintahan upaya mewujudkan kinerja

pelayanan publik di lingkungan unit kerja pemerintahan yang terukur dan

dapat dievaluasi keberhasilannya, pemerintah daerah perlu memiliki dan

menerapkan prosedur kerja yang standar. Oleh karena itu dengan

disahkannya dan ditetepakan standar operasional prosedur (SOP) sebagai

acuan petugas dalam memberikan penanganan proses pelayanan rawat

jalan di RSAI Bandung. Hal tersebut menunjukan bahwa RSAI Bandung

berperan dalam mewujudkan kinerja pelayanan publik yang berkualitas

dan optimal serta menjadikan SOP sebagai alat untuk meningkatkan

kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara efektif dan efisien.

6.3 Gambaran proses meliputi tahap proses pelaksanaan sistem

administrasi rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien

peserta BPJS di RSAI Bandung

Gambaran proses pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung salah

satunya membahas bagaimana gambaran proses yang meliputi tahap proses

pelaksanaan pelayanan pasien rujukan tingkat lanjutan di rawat jalan pada

peserta JKN di RSAI Bandung. Dalam pelaksanaan proses pelayanan rumah

sakit mengikuti alur dari Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor 28

Tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan program JKN dalam Prosedur

Pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)

hanya saja ada proses alur yang berbeda dengan alur di RSAI Bandung.

Adapun beberapa kegiatan proses pada pelayanan rawat jalan di RSAI

Bandung ini bisa dilihat dari Pendaftaran, proses poli jika pasien diberikan

rujukan dari dokter pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang dan

jika pasien tersebut hanya diberikan salinan resep pasien dapat mengambil

obat di apotek RSAI Bandung, antara lain :

6.3.1 Tahap Pendaftaran

Pendaftaran merupakan tempat utama sebelum melakukan proses

pelayanan tanpa adanya pendaftaran pasien tidak bisa melakukan proses

pelayanan. Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan atau Tempat

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) disebut juga Loket Pendaftaran

Page 125: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

110

Rawat Jalan atau sebagai pintu awal pasien masuk atau kontak pertama

kali pasien datang ke rumah sakit (Agustina, 2010).

Dalam proses pendaftaran diketahui bahwa petugas dapat

memberikan pelayanan yang baik karena di pendaftaran merupakan pintu

masuk proses pelayanan. Dalam penyelenggaraan pendaftaran rawat

jalan BPJS terkait alur pendaftaran di RSAI Bandung, diketahui bahwa

bidang Pelayanan Umum Pendaftaran Rawat Jalan BPJS RSAI Bandung

mempunyai pedoman alur dan syarat pendaftaran.

Dari hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa proses

pelayanan pendaftaran terdapat masalah pada pasien yang kurang

mengetahui proses pelayanan pendaftaran di RSAI Bandung. Dalam

proses pendaftaran di RSAI Bandung mempunyai kebijakan sendiri

sehingga pasien yang baru atau pasien yang sudah lama tidak berobat lagi

di RSAI Bandung merasa binggung dalam proses pendaftaran.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Feriawati,

Puri (2015) yang menyatakan dalam proses pengklaiman terdapat syarat

kelengkapan berkas yang harus dilengkapi, antara lain kartu BPJS, foto

copy, kartu keluarga/kartu tanda penduduk, rujukan dari fasilitas

kesehatan tingkat pertama dan Surat Eligibitas Pasien (SEP) atau surat

keabsahan sebagai peserta BPJS. Hal ini sesuai dengan teori Hartini, dkk

(2016) Proses pendaftaran permasalahan dari pasien yang datang ke

rumah sakit harus membawa kartu BPJS, KTP, KK dan yang terpenting

adalah surat rujukan yang berasal dari FKTP tempat pasien mendapatkan

layanan kesehatan pertama kali. Sesuai dengan Permenkes No 001 Tahun

2012 pasal 4 ayat 2 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan tingkat

kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan

tingkat pertama.

Adapun alur dan syarat proses proses pendaftaran pasien BPJS

pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut menurut Kamal, Yanwir (2015)

diantaranya sebagai berikut :

Page 126: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

111

1. Peserta membawa identitas BPJS Kesehatan serta surat

rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama.

2. Peserta melakukan pendaftaran ke RS dengan

memperlihatkan identitas dan surat rujukan. Fasilitas

kesehatan bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan

keabsahan kartu dan surat rujukan serta melakukan dalam

aplikasi Surat Eligibitas Peserta (SEP) dan melakukan

pencetakan SEP.

3. Petugas BPJS Kesehatan melakukan legalisasi SEP.

4. Fasilitas Kesehatan melakukan pemeriksaan, perawatan,

pemberian tindakan, obat dan bahan medis habis pakai

(BMHP)

5. Setelah mendapatkan pelayanan peserta menandatangani

bukti pelayanan pada lembar yang disediakan oleh masing-

masing fasilitas kesehatan.

6. Atas indikasi medis peserta dapat dirujuk ke poli lain selain

yang tercantum dalam surat rujukan dengan surat

rujukan/konsul internal

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Bustani, M Neti (2015) pelayanan diketahui bahwa pelaksanaan

pelayanan pasien rawat jalan dimulai saat pasien dipanggil ke loket

pendaftaran sesuai dengan nomor antriannya. Adapun kendala yang

terjadi selama proses ini antara lain saat pasien dipanggil ke loket

pendaftaran dan pasien adalah peserta BPJS, seringkali berkas-berkas

yang dibawa tidak lengkap (tidak di foto copy, di foto copy tapi

jumlahnya kurang) sehingga mereka harus pergi ke tempat foto copy

dulu baru kemudian kembali ke loket pendaftaran untuk dilayani,

pasien tidak membawa kartu pengenal pasien (pasien lama), atau ada

juga pasien yang membawa surat rujukan yang sudah tidak berlaku lagi.

Terbukti dengan teori Feriawati, Puri (2015) masih adanya pasien JKN

yang pada saat mendaftar untuk berobat tidak membawa foto copy kartu

BPJS dan surat rujukan yang telah ditentukan oleh BPJS.

Page 127: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

112

Adanya persyaratan yang jelas dan sederhana tentu lebih

memudahkan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan,

serta semakin cepat pula proses pemberian pelayanan kesehatan pada

pasien (Yunita, 2014). Hal tersebut sesuai dengan semakin cepat proses

pemberian pelayanan kesehatan akan semakin meningkatkan kualitas

pelayanan.

Penyampaian informasi dari BPJS Kesehatan kepada Direksi

melalui media surat, emali dan dalam forum rapat pertemuan. Informasi

tersebut selanjutnya akan disampaikan kepada staf kerja melalui surat

edaran, alat komunikasi internal RS dan forum rapat pertemuan.

Informasi yang perlu diketahui pasien akan diinformasikan langsung

kepada pasien saat pasien pertama masuk RS dan saat pasien dirawat

diruang perawatan. Selain itu informasi yang bersifat umum dapat

diperoleh melalui beberapa media yang dimiliki di rumah sakit

(Mahmudah, 2015)

Dengan beberapa proses alur/syarat pendaftaran sudah

dijabarkan dan dijelaskan diatas maka dengan adanya prosedur di

RSAI Bandung akan mempermudahkan proses pelaksanaan pelayanan

rawat jalan BPJS. Adapun masalah yang terjadi dari pasien yang masih

kurang mengetahui alur/syarat pendaftaran yang dapat menghambat

proses pelayanan. Dan petugas dapat memberikan informasi yang jelas

dan benar terkait alur/syarat pendaftaran di RSAI Bandung sehingga

tidak terjadi kesalahan pada saat proses pelayanan.

Berdasarkan hasil telaah dokumen bahwa kuantitas SDM di

instalasi rawat jalan RSAI Bandung sudah memenuhi standar Depkes

(2008). Hal ini tidak ada masalah terkait jumlah tenaga SDM di rawat

jalan RSAI Bandung hanya saja masalah yang terjadi pada SDM terkait

kurang telitinya SDM dalam pengecekan berkas yang merupakan faktor

penyebab utama yang dapat menghambat proses pelayanan pelaksanaan

rujukan RSAI Bandung.

Kesalahan petugas dalam pemeriksaan berkas terjadi ketika

petugas salah menyerahkan SEP (Surat Eligibitas Pasien), sedangkan

Page 128: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

113

SEP sendri merupakan dokumen yang menyatakan bahwa pasien adalah

peserta aktif BPJS dan didalamnya terdapat ketentuan dan pembiayaan

yang menyangkut peserta. Dan kesalahan dari petugas dan perawat

dalam menginput data pasien ke system komputer tanpa melihat riwayat

terakhir pengobatan pasien.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan

Yudhawati, Dwi Donna (2012) yang menyatakan kesalahan karena

kekeliruan identifikasi pasien sering terjadi di hampir semua aspek atau

tahapan diagnosis dan pengobatan sehingga diperlukan adanya

ketepatan identifikasi pasien. Hal ini identifikasi yang tidak benar

mengakibatkan pasien menjalani prosedur yang tidak seharusnya karena

pasien yang seharusnya sudah mendapatkan pelayanan jadi terhambat

proses pelayanannya.

Berdasarkan kesalahan petugas dalam ketidak telitian untuk

pemeriksaan berkas dapat mengakibatkan kesalamatan pasien.

Keselamatan pasien didefinisikan sebagai suatu upaya untuk mencegah

terjadinya bahaya atau cedera pada pasien selama proses pengobatan.

Secara umum keselamatan pasien meliputi pencegahan kesalahan dan

mengeliminasi berbagai bahaya akibat kesalahan tersebut. Kesalahan

dapat dilakukan oleh anggota tim kesehatan dan dapat terjadi setiap saat

selama proses pelayanan kesehatan yang disebutkan oleh Sari, Tajudin

Rismi (2012). Hal ini kepedulian untuk identifikasi pasien secara benar

merupakan sasaran kesalamatan pasien yang pertama serta dari faktor

kelalain dan ketidaktelitian petugas juga merupakan hal dapat

menyebabkan administration error..

Adapun masalah dari petugas, perawat dan satpam yang tidak

memberikan informasi yang jelas kepada pasien sehingga pasien tidak

mengetahui alur prosedur pelayanan rawat BPJS. Permasalahan tersebut

menjadi lebih besar karena masih ada beberapa satpam yang belum

mengerti perbedaan loket A, B dan C. Sehingga pasien yang sudah

mengambil nomor antrian dari satpam tersebut kembali lagi nomor

mengambil nomor antrian karena nomor antrian tersebut tidak sesuai

Page 129: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

114

loket yang dituju. Hal ini dapat menghambat dan mengganggu

pendaftaran.

Dan adanya keterbatasan informasi yang disampaikan satpam

yang bertanggung jawab dalam pembagian nomor antrian. Dan satpam

tidak memberikan informasi mengenai dokter yang tidak menerima

pasien yang dikarenakan adanya pembatasan kuota atau dokter tertentu

yang sudah penuh dan dokter tersebut mempunyai batas pasien untuk

berobat/kontrol. Akibatnya pasien yang sudah lama mengantri merasa

kecewa karena tidak mendapatkan informasi sehubung dengan dokter

yang sudah penuh. Sebagaimana sudah ada upaya membagikan kertas

pemberitahuan di pengumuman sebelumnya bahwa dokter tersebut

tidak menerima pasien langsung yang daftar dari loket A.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Nugroho,

Wahjudi (2006) komunikasi adalah suatu ilmu dan seni penyampaian

suatu pesan dari komunikator kepada komunikan, sehingga tercapai

suatu pengertian bersama. Sedangkan menurut Liliweri, Alo (2002)

proses komunikasi terinci dalam rangkaian-rangkaian aktivitas

(misalnya dari seorang komunikator, mengirimkan pesan, melalui

media, kepada seorang komunikan dengan dampak tertentu) yang

berbeda-beda, namun saling berkaitan, bahkan mungkin rangkaian-

rangkain itu diaktifkan secara bertahap dan berubah sepanjang waktu.

Hal ini dinyatakan bahwa komunikasi sangat penting karena di rumah

sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan sehingga petugas dapat

memberikan informasi yang jelas terkait alur prosedur pelaksanaan

rujukan di RSAI Bandung.

Tanggung jawab petugas dalam melayani pasien adalah dengan

memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan setepat mungkin

dimana hal ini tidak hanya perawat tetapi juga dimulai dari terdepan

yaitu kecepatan pelayanan loket pendaftaran, sampai dengan dirawatnya

pasien. Dalam hal tanggung jawab petugas dalam melayani pasien juga

meliputi ketrampilan dalam penggunaan teknologi, seperti halnya

penggunaan komputer yang menyimpan datadata pasien sehingga

Page 130: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

115

dalam memberikan pelayanan administrasi para petugas dapat dengan

cepat memberikan pelayanan secara bertanggung jawab.

6.3.2 Tahap Pemberian Pelayanan Poli

Poli merupakan tempat proses pelayanan pengobatan pasien dan

pemeriksaan pasien sehingga pasien sudah mendapatkan tindakan medis

dan pelayanan dari rumah sakit. Terdapat beberapa pelayanan medis

yang tidak ditanggung oleh pemerintah. Pelayanan medis yang

ditanggung pemerintah hanya pada beberapa obat, operasi, serta

pengobatan beberapa penyakit.

Dalam pelayanan poli hanya terdapat pasien yang sudah melakukan

proses pendaftaran tanpa melakukan pendaftaran pasien tidak bisa lanjut

ke tahap pelayan di poli untuk pemeriksaan dokter. Hal tersebut sesuai

dengan (Lengkong, 2016) bahwa pasien yang sudah malakukan tahap

pendaftaran kemudian pasien menyerahkan berkas kepada petugas yang

ada di poliklinik dan selanjutnya pasien harus mengikuti pengaturan yang

diberlakukan di polilinik yakni pasien harus menunggu giliran dipanggil

oleh petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan. Setelah

mendapatkan giliran, maka pasien tersebut masuk dalam ruang

pemeriksaan dokter.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan Budi (2011)

yang menyatakan bahwa pasien yang memeriksakan kesehatan mengikuti

alur pelayanan kesehatan dalam hal ini ketika pasien berada di rumah

sakit langsung menuju ke loket pendaftaran kemudian setelah pasien

telah di daftarkan, maka kepada yang bersangkutan dianjurkan untuk

menuju ke poloklinik yang ditujunya. Hal tersebut sesuai dengan

tindakan yang dilakukan petugas dan pasien dalam proses pelayanan poli

di RSAI Bandung.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan masalah di proses

pelayanan poli seperti dokter telat datang ke rumah sakit dan dokter tidak

memberikan kabar atau tanpa kehadiran sehingga perawat tidak

mengetahui informasi kehadiran dokter dan perawat tidak bisa

menjelaskan kepada pasien. Dalam masalah ini dapat menghambat proses

Page 131: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

116

pelayanan dan pasien tidak merasa puas dalam pelayanan. Sehingga

pihak rumah sakit mempunyai kebijakan dokter yang telat mendapatkan

surat peringatan dan di akhir bulan dokter yang terlambat datang adanya

surat pemotongan gaji.

Dan dapat disimpulkan bahwa dalam pelayanan poli pasien tidak

merasa puas karena adanya keterlambatan atau ketidakhadiran dokter

tanpa adanya informasi kepada pasien yang jelas sehingga dapat

mengakibatkan keterlamatan pelayanan di RSAI Bandung. Adapun

pelayanan di RSAI Bandung tidak adanya perbedaan pasien BPJS dan

umum sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang sama.

6.3.3 Tahap Pemberian Pelayanan Penunjang

Dilihat dari sistem pelayanan kesehatan dimana Rumah Sakit

sebagai salah satu bagian sistem alur pelayanan kesehatan berfungsi

memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal bagi masyarakat

melalui pelayanan medis, penunjang medis, rehabilitasi medis, termasuk

didalamnya adalah pelayanan keperawatan (Lengkong, 2016).

Dalam alur proses pelayanan penunjang di RSAI Bandung pasien

mendaftarkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan

penunjang. Pendaftarannya dilakukan dengan pendaftaran via telephone

sehingga pasien tidak perlu mengantri panjang dan dapat mempermudah

pasien dalam pemeriksaan penunjang. Dalam dalam mendapatkan

pelayanan penunjang pasien waktu pertiga hari setelah pasien berobat di

RSAI Bandung.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam proses alur pelayanan

penunjang pasien di RSAI Bandung hampir sama pelaksanaan

pendaftaran dengan persiapan berkas dan yang terpenting pasien sudah

mendaftarkan diri melalui via telephone dan pelayanan dilakukan dalam

waktu pertiga hari.

Page 132: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

117

6.3.4 Tahap Pemberian Pelayanan Pengambilan Obat

Instalasi farmasi merupakan salah satu bagian dalam rumah sakit,

keberadaannyasangat penting untuk menunjang keberhasilan

perkembangan profesionalisme rumah sakit dan juga terhadap ekonomi

dan biaya operasional total rumah sakit (Siregar, 2004).

Pelayanan farmasi merupakan titik pelayanan terkahir dalam

sebuah unit pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit, bahkan

seringkali pelayanan ini menjadi tujuan utama pasien data ke rumah sakit.

Dalam pelayanan farmasi, pasien BPJS seringkali mendapatkan

pengurangan jenis obat berdasarkan resep dengan alasan tidak tersedianya

obat tersebut di rumah sakit atau obat yang tersedia tidak masuk dalam

jaminan kesehatan BPJS.

Permasalahan ini sebaiknya bisa diminimalisir dengan pemberian

data keseluruhan obat yang bisa digunakan oleh pasien BPJS kepada

dokter yang bersangkutan, sehingga dokter bisa mengantisipasi

penggantian obat serupa ke arah obat generik dengan fungsi yang sama.

Dengan pola tersebut, maka ada dua pihak yang diuntungkan yaitu pasien

bisa mendapatkan keseluruhan obat sesuai dengan kebutuhan dan rumah

sakit bisa memberikan pelayanan farmasi yang optimal kepada pasien

tanpa harus dirugikan (Marwati, 2015).

Menurut UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 36 ayat

1, bahwa Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan dan

keterjangkauan perbekalan kesehatan terutama obat esensial. Penyediaan

obat di Fasilitas kesehatan di laksanakan dengan mengacu pada

Formularium nasional dan harga yang tercantum di dalam e- katalog obat.

Hal ini sesuai dengan penelitian Marwati (2015) Dalam pelayanan

farmasi, pasien BPJS seringkali mendapatkan pengurangan jenis obat

berdasarkan resep dengan alasan tidak tersedianya obat tersebut di rumah

sakit atau obat yang tersedia tidak masuk dalam jaminan kesehatan BPJS.

Namun dalam kenyataannya Dinas Kesehatan sebagai instansi

yang bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan dan ketersediaan

obat-obatan tidak mampu memenuhi permintaan kebutuhan obat-obatan

Page 133: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

118

pasien, padahal pihak dalam pembayaran kapitasi dari BPJS kesehatan itu

di dalamnya sudah termasuk biaya obat, yang tentunya dinas kesehatan

harus menyediakan obat- obat tersebut sehingga terpenuhi kebutuhan

(Abdullah, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya masalah dalam

kekosongan obat di apotek BPJS sehingga pasien tidak merasa puas

dalam pelayanan. Adanya tindakan rumah sakit dalam kekosongan obat

seperti pihak BPJS mempunyai apotek rekanan untuk pengambilan sisa

obat hanya tetapi obat tersebut sudah adanya persetujuan dari pihak BPJS.

Hal ini sesuai dengan peneliatan Sabrina (2015), menyatakan jumlah obat

di setiap rumah sakit dibatasi seperti obat untuk penyakit kronis hanya

diberikan utuk satu minggu penggunaan sehingga pasien kontrol kembali

dalam waktu yang relatif singkat.

Dan permasalahan tarif INA CBGs mengharuskan rumah sakit

yang bekerja sama dengan BPJS untuk memberikan tarif konsultasi

sampai dengan pengobatan sesuai dengan yang ditetapkan. Namun

dengan tarif yang sudah disesuaikan pihak BPJS tidak mencukupi

sehingga untuk pengambilan obat sering terjadi kekosongan obat di

rumah sakit dan pasien dapat mengambil sisa obat di apotek rekan.

Dalam kebijakan di RSAI Bandung memberikan obat untuk

pasien yang penyakitnya kronis mendapatkan obat untuk 30 (tiga puluh)

hari namum pihak rumah sakit hanya memberikan obat untuk 7 (tujuh)

hari sisanya pasien dapat mengambil obat di apotek rekan. Hal ini

sesuai dengan Sabrina (2015), menyatakan bahwa dapat memberikan

dampak kepada pasien dengan penyakit kronis yang membutuhkan obat

seumur hidupnya, juga kepada pasien lanjut usia dengan segala

keterbatasan akibat penyakitnya terpaksa harus kembali lagi ke rumah

sakit.

Page 134: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

119

6.4 Gambaran output yang Kesesuaian prosedur pelaksanaan sistem

pelayanan pasien rujukan rawat jalan pelayanan tingkat II pada pasien

peserta BPJS di RSAI Bandung

Masalah yang sering dihadapi secara umum oleh rumah sakit

adalahrumah sakit belum mampu memberikan sesuatu hal yang benar-benar

diharapkan pengguna jasa. Faktor utama tersebut karena pelayanan yang

diberikan berkualitas rendah sehingga belum dapat menghasilkan pelayanan

yang diharapkan pasien. Kualitas pelayanan kesehatan memiliki hubungan

yang erat dengan kepuasan pelanggan, karena kualitas memberikan

dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang lebih

kuat dengan rumah sakit dan pada akhirnya kepuasan pelanggan dapat

meningkatkan jumlah kunjungan rumah sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 tahun 2012 tentang Sistem

Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan pasal 6 menyatakan bahwa dalam

rangka meningkatkan aksebilitas, pemerataan, dan juga peningkatan

efektifitas pelayanan kesehatan, rujukan ditujukan kepada fasilitas

pelayanan kesehatan terdekat yang memiliki kemampuan pelayanan sesuai

kebutuhan pasien.

Adapun rumah sakit pemerintah umumnya merupakan rumah sakit

rujukan di wilayahnya masing-masing. Meningkatnya masyarakat dalam

menggunakan layanan kesehatan semakin tinggi di tiap tahunnya. Hal

tersebut dapat dilihat melalui cakupan yang meningkat sangat tajam dari

waktu ke waktu. Dengan meningkatnya masyarakat, rumah sakit

pemerintah cukup kewalahan melayani pasien atau masyarakat yang

membutuhkan pelayanan kesehatan. Selain itu, terdapat kebijakan

pemerintah untuk tidak menolak pasien.

Selain UU dan peraturan-peraturan di atas, rumah sakit juga

berkewajiban untuk memberikan pelayanan yang mengacu kepada UU

Pelayanan Publik Nomor 25 Tahun 2009 dan kebijakan pemerintah bahwa

rumah sakit tidak boleh menolak pasien dan harus melaksanakan pelayanan

yang berkualitas sesuai asas penyelenggaraan pelayanan publik. Pada unit

pelayanan kesehatan, penyelenggaraan layanan dimulai sejak pasien masuk

Page 135: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

120

hingga keluar dengan mempertimbangkan kaidah pelayanan publik yang

mana merupakan pelayanan berkesinambungan yang secara ideal diterapkan

dengan mengacu pada Standar Pelayanan Minamal (SPM) dan prosedur

tetap yang diberlakukan di rumah sakit pemerintah.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan data RSAI Bandung

mempunyai SOP pelayanan rawat jalan dan mengikuti prosedur dari

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang

pedoman pelaksanaan program JKN dalam Prosedur Pelayanan pada

Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Adapun perbedaan

dalam pelayanan di RSAI Bandung yang dikarenakan rumah sakit swasta

dan rumah sakit tersebut mempunyai kebijakan tersendiri untuk menimalisir

anggaran rumah sakit.

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa di RSAI Bandung sudah

sesuai prosedur pelayanan dengan prosedur Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 28 Tahun 2014. Bahwasanya terdapat prosedur tambahan

dalam pelayanan di RSAI Bandung yang merupakan kebijakan dari rumah

sakit tersebut, sehingga kebijakan dari permenkes menjadi acuan pedoman

alur pelayanan. Dengan melihat masih terdapatnya permasalahan dalam

pelayanan baik dari segi input maupun segi proses pelayanan tersediri

berdampak pada pasien RSAI Bandung belum maksimal. Sehingga dari

hasil output tidak sesuai dengan yang diharapkan bahwa pasien harus

terlayani dengan baik namun terdapat masalah dari input yang

mempengaruhi berjalannya proses.

6.5 Gambaran keterkaitan mutu input pelayanan (Faktor Tenaga

Kesehatan, Faktor Peralatan Penunjang, Faktor Anggaran, Faktor

Sistem Verifikasi, Faktor Standar Operasional Prosedur) dan proses

pelayanan (Tahap Proses Pelaksanaan Sistem Pelayanan Pasien Rujukan

Rawat Jalan Tingkat II Pada Pasien Peserta BPJS) terhadap output

Pasien terlayani dengan baik di RSAI Bandung.

Gambaran input pelayanan rawat jalan meliputi faktor tenaga

kesehatan, faktor peralatan penunjang, faktor anggaran, faktor sistem

Page 136: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

121

verifikasi dan faktor Standar Operasional Prosedur di RSAI Bandung dalam

penelitian ini bisa dilihat dari hasil telaah dokumen, wawancara mendalan dan

observasi.

Gambaran input pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung salah satunya

membahas bagaimana input tenaga kesehatan yang mempengaruhi

berjalannya pelayanan pasien di rawat jalan. Input tenaga kesehatan di rawat

jalan RSAI Bandung dimana dari segi kuantitas tidak adanya kurang jumlah

tenaga kesehatan. Adapun masalah dari segi kualitas yang sangat

mempengaruhi cara kerja tenaga kesehatan yang salah satunya dipengaruhi

oleh pelatihan Ina-CBGs dan ketelitian petugas dalam pemeriksaan berkas

yang dapat menghambat proses pelayanan.

Pentingnya pengaruh input tenaga kesehatan terhadap proses pelayanan

yang selanjutnya akan mempengaruhi output pelayanan ini sejalan dengan

hasil penelitian Suharno (2008) dapat diketahui, bahwa sewaktu memutuskan

berekspansi, SDM sama pentingnya demgan perencanaan produk atau jasa

dan SDM sangat menentukan suskses tindaknya ekspansi, karena itu harus

memiliki SDM yang baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Idris (2016)

yang menyatakan bahwa pentingnya SDM dalam pelayanan, bahkan

tercapainya tujuan organisasi sangat ditentukan oleh “usaha manusia”, baik

dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian

dan pengendalian. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Chilgren (2008)

yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang diharapkan oleh pasien

meliputi kecepatan waktu pelayanan, sikap dan perilaku karyawan, serta

kejelasan informasi yang diberikan. Untuk menghasilkan kualitas pelayanan

yang sesuai dengan harapan pasien, kompetensi SDM, terutama SDM yang

berhubungan langsung dengan proses pelayanan sangat penting.

Selain input tenaga kesehatan, untuk mengetahui input pelayanan rawat

jalan di RSAI Bandung kemudian dibahas pula bagaimana input peralatan

penunjang yang mempengaruhi berjalannya pelayanan pasien di rawat jalan

karena pelayanan di rawat jalan akan bermutu jika didukung oleh masukan

peralatan penunjang. Input peralatan penunjang pada pelayanan rawat jalan di

Page 137: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

122

RSAI Bandung ini bisa dilihat dari segi kelengkapan dan kecukupan jumlah

peralatan penunjang. Pengaruh input peralatan penunjang terhadap proses

pelayanan yang selanjutnya akan mempengaruhi output pelayanan sejalan

dengan UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 16 ayat 1 bahwa

peralatan medik dan non medik harus memenuhi standar pelayanan,

persyaratan baik dari segi kelengkapan dan kecukupan jumlah, keamanan,

keselamatan dan layak pakai. di rawat jalan akan bermutu jika didukung oleh

masukan anggaran.

Selain input tenaga kesehatan dan peralatan penunjang untuk

mengetahui input pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung kemudian dibahas

pula bagaimana input anggaran yang mempengaruhi berjalannya pelayanan

pasien di rawat jalan karena pelayanan dari segi proses pembayaran dan

laporan keuangan masih terjadi masal Pengaruh input anggaran terhadap

proses pelayanan yang selanjutnya akan mempengaruhi output pelayanan

sejalan dengan hasil penelitian Supriyanto (2014) bahwa pembayaran klaim

dilakukan antara sepekan sampai 10 hari setelah pengajuan untuk verifikasi,

jika klaim tepat waktu, BPJS membayar sesuai klaim yang diajukan. Hal ini

sesuai dengan tujuan dari anggaran dana itu sendiri yakni agar segala kegiatan

yang memberikan pemasukan dana bisa diimbangi dengan semua kegiatan

yang membutuhkan pengeluaran dana (Insmanthono, 2013). Adapun terdapat

masalah ketidak lengkapan pencatatan terkait dengan diagnosis primer dan

sekunder terutama dokter tidak menuliskannya dengan lengkap, maka perlu

dibentuk tim verifikator internal bisa dari tenaga kesehatan yang bertugas

memberitahukan dokter tersebut bahwa yang bersangkutan belum menuliskan

diagnosisnya dengan lengkap atau diagnosis sekundernya belum tertuliskan,

sehingga dapat mempengaruhi keterlambatannya laporan keuangan (Firman,

2017).

Selain input tenaga kesehatan, peralatan penunjang dan anggaran untuk

mengetahui input pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung kemudian dibahas

pula bagaimana input sistem verifikasi yang mempengaruhi berjalannya

pelayanan pasien di rawat jalan karena pelayanan di rawat jalan akan bermutu

Page 138: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

123

jika didukung oleh masukan sistem verifikasi. Input sistem verifikasi pada

pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung ini bisa dilihat dari segi proses

penginputan data pasien. Pengaruh input sistem verifikasi terhadap proses

pelayanan yang selanjutnya akan mempengaruhi output pelayanan sejalan

dengan hasil penelitian dengan Sulistyo (2016) bahwa salah satu

permasalahan yang cukup krusial Implementasi BPJS Kesehatan adalah

membludak pasien. Membludaknya pasien BPJS Kesehatan ini

mengakibatkan timbunya antrian yang cukup panjang. Salah Satu cara

menanggulangi lambatnya proses administrasi pasien BPJS Kesehatan adalah

denga melakukan briedging system. Hal ini sesuai dengan penelitian Radar

(2016) keuntungan briedging system dapat mengurangi proses antrian

menjadi jauh lebih cepat karena registrasi peserta dilakukan penginputan

pasien sekali kerja yang sudah terhubung dari BPJS dan rumah sakit tanpa

melakukan pengerjaan dua kali kerja.

Selain input tenaga kesehatan, peralatan penunjang, anggaran dan

Sistem verifikasi untuk mengetahui input pelayanan rawat jalan di RSAI

Bandung kemudian dibahas pula bagaimana input SOP yang mempengaruhi

berjalannya pelayanan pasien di rawat jalan karena pelayanan di rawat jalan

akan bermutu jika didukung oleh masukan SOP. Input SOP pada pelayanan

rawat jalan di RSAI Bandung ini bisa dilihat dari segi kelengkapan SOP,

pelaksanaan SOP dan kepatuhan petugas terhadap SOP. Pengaruh input SOP

terhadap proses pelayanan yang selanjutnya akan mempengaruhi output

pelaksanaan pasien rujukan sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Atmoko (2010) bahwa SOP penting karena SOP sendiri adalah pedoman atau

acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat

penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis,

administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan

sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.

Kemudian selain input untuk mengetahui gambaran pelayanan rawat

jalan di RSAI Bandung, maka dibahas pula bagaimana proses berjalannya

pelayanan pasien rujukan di rawat jalan mempengaruhi pelayaan rawat jalan

Page 139: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

124

rumah sakit. Proses pada pelayanan rawat jalan di RSAI Bandung ini bisa

dilihat dari segi pendaftaran dan pemberian pelayanan. Pengaruh proses

pelayanan terhadap output pelayanan sejalan dengan penelitian Aziz (2010)

yang menyatakan bahwa untuk menghasilkan informasi tersebut dibutuhkan

suatu sitem informasi yang handal, efektif dan efisien, yaitu dengan

mengintegrasikan data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung

kegiatan operasional, data-data mengenai apa yang diperlukan bagi proses

pendaftaran (registrasi pasien, data surat pengantar, sampai ke biaya

administrasi pendaftaran), proses pencatatan rawat jalan (mulai dari tindakan

medis, hingga penggunaan penunjang medis, dan data resep obat), proses

pencatatan rawat jalan (mulai dari tindakan medis, hingga penggunaan

penunjang medis dan data resep obat), proses pencatatan penunjang medis

(mulai dari pencatatan rincian biaya, hingga pembuatan laporan) sampai

dengan proses pembayaran tagihan baik itu pasien jaminan dan umum. Dalam

penelitian tersebut merupakan proses dalam pelaksanaan pasien rujukan

rawat jalan di rumah sakit, tanpa adanya proses tersebut tidak dapat

berjalannya suatu pelayanan.

Namun permasalahan yang terjadi dalam proses pelayanan pasien

rujukan yang disebabkan tenaga kesehatan tidak sesuai SOP karena masih

adanya ketidak telitian petugas dalam pemeriksaan berkas, sehingga dapat

menghammbat proses pelayanan. Hal ini sesuai dengan penelitian Syamatra

(2014) yang menyatakn bahwa keterampilan dan pemahaman yang baik akan

memberikan hasil kinerja yang baik juga bagi rumah sakit, sehingga tidak

terjadi nya kesalahan yang dapat menyebabkan kinerja rumah sakit menurun.

Sedangkan permasalahan yang terjadi dalam proses pelayanan pasien

rujukan yang disebabkan kurangnya keterlibatan petugas dalam memberikan

informasi mengenai proses pelayanan. Hal ini sesuai dengan Aditya (2016)

yang menyatakn bahwa petugas bagian administrasi bagian BPJS membantu

memberikan informasi tmbahan diakibatkan kurangnya informasi mengenai

alur pelayanan. Dengan memberikan kemudahan dalam informasi langsung

melalui brosur, spanduk dan banner mengenai informasi pelayanan BPJS

Page 140: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

125

dalam hal informasi tidak langsung yang dapat membantu mengurangi tugas

tenaga kesehatan dalam memberikan informasi.

Adanya keterkaitan input pelayanan (faktor tenaga kesehatan, faktor

peralatan penunjang, faktor anggaran, faktor sistem verifikasi dan faktor

Standar Operasional Prosedur) dan proses pelayanan (pendaftaran dan

pemberian pelayanan) terhadap output salah satunya pasien terlayani dengan

baik di pelaksanaan pasien rujukan sejalan dengan teori Peters, H David,

(2014) yang menggunakan pendekatan sistem untuk mencari akar masalah dan

mencari pemecahan dari suatu penyebab.yang meliputi input/masukan,

process/proses dan output/iuran. Salah satunya dengan menggunakan standar

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014

tentang pedoman pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional yang

berkaitan dengan pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat II.

Adanya perbandingan pedoman di rumah sakit dengan pedoman JKN yang

menunjukkan hasil proses pelayanan pasien rujukan belum terlayani dengan

baik yang merupakan penyebab dari input dan proses. Dengan melihat masih

terdapatnya permasalahan dalam pelayanan baik dari segi input maupun segi

proses pelayanan tersediri berdampak pada pasien RSAI Bandung belum

maksimal. Sehingga dari hasil output tidak sesuai dengan yang diharapkan

bahwa pasien harus terlayani dengan baik namun terdapat masalah dari input

yang mempengaruhi berjalannya proses.

Page 141: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

126

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai gambaran

pelaksanaan sistem pelayanan pasien rujukan pelayanan tingkat II pada pasien

peserta BPJS di RSAI Bandung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. INPUT

a. Dari segi Tenaga Kesehatan Permasalahan yang terjadi

diantaranya, antara lain :

1) Ketidak ketelitian petugas dalam pemeriksaan berkas dan

kurangnya informasi yang diberikan oleh petugas kepada

pasien mengenai alur pelayanan sehingga dapat

menghambat proses pelayanan.

2) Belum adanya pelatihan Ina-CBGS yang pernah diikuti oleh

petugas tenaga kesehatan RSAI Bandung sehingga,

berpengaruh skill petugas dalam melayani pasien

b. Dari segi dana permasalahan yang terjadi diantaranya adalah

terlambatnya proses laporan keuangan yang mengakibatkan

kerugian terhada rumah sakit karena dana pembayaran pelayanan

terlambat masuk

c. Dari segi peralatan penunjang permasalahan yang terjadi

diantaranya adalah kekurangan jumlah mesin prin sehingga

terjadi kesalahan dalam mencetak Surat Elegibitas Peserta (SEP)

dan ada beberapa fasilitas yang tersedia tetapi tidak digunakan

seperti label dan televisi yang dapat membantu proses pelayanan.

d. Dari segi Sisem verifikasi permasalahan yang terjadi karena pihak

rumah sakit belum mempunyai briedging system yang dapat

membantu proses pelayanan dalam proses rujukan.

e. Dari segi Standar Operasional Prosedur RSAI Bandung

mempunyai prosedur tersendiri walaupun ada beberapa sub

bagian pokok penting yang mengikuti prosedur pelayanan dengan

Page 142: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

127

prosedur Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2014, sedangkan permasalahan yang terjadi diantaranya petugas

melayani pasien belum mengikuti sesuai SOP sehingga terjadinya

kesalahan dalam melayani pasien.

2. PROSES

a. Dalam proses alur pendaftaran pasien masih kurang mengetahui

prosedur/ syarat pendaftaran BPJS di Rumah Sakit Al Islam

Bandung.

b. Tidak terdapat perbedaan pelayanan poli BPJS dan non BPJS

rawat jalan di RSAI Bandung. hal tersebut menunjukkan bahwa

pelayanan poli yang diberikan rumah sakit adalah sama, artinya

tidak membeda-bedakan antara pasien BPJS maupun non BPJS.

c. Proses pelayanan penunjang di RSAI Bandung mempunyai

kebijakan per tiga hari pelayanan sehingga pasien tidak bisa

langsung ke penunjang.

3. OUTPUT

Dengan melihat masih terdapatnya permasalahan dalam

pelayanan baik dari segi input maupun segi proses pelayanan tersediri

berdampak pada pasien RSAI Bandung yang belum maksimal.

Sehingga dari hasil output tidak sesuai dengan yang diharapkan bahwa

pasien harus terlayani dengan baik namun terdapat masalah dari input

yang mempengaruhi berjalannya proses.

7.2 Saran

a. Bagi Direktur Rumah Sakit

1. Sebaiknya Direktur RSAI Bandung perlu meningkatkan

efisiensi pelayanan di bagian pendaftaran sebaiknya rumah

Page 143: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

128

sakit menggunakan aplikasi bridging system yang ditentukan

oleh pihak BPJS.

2. Sebaiknya Direktur RSAI Bandung perlu memberikan

kesempatan kepada petugas tenaga kesehatan untuk

melakukan pelatihan Ina-CBGS dalam upaya melayani pasien

rujukan rawat jalan di RSAI Bandung.

b. Seksi Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan BPJS

1. Sebaiknya dilakukan monitoring pada pelayanan kepada

petugas di bagian pendaftaran dan penilaian terkait

pengukuran pengetahuan petugas dalam hal alur pelayanan

dan bagaimana implementasinya di lapangan. untuk

meningkatkan efisiensi pelayanan di bagian pendaftaran.

2. Sebaiknya petugas IT selalu melakukan kontrol yang berkala

untuk mencegah terjadinya gangguan yang tidak diinginkan

dari komputer dan jaringan ketika melayani pendaftaran.

Pengecekan secara rutin terhadap alat-alat yang berkaitan

dengan IT agar bisa dipergunakan dengan efektif pada proses

pendaftaran berlangsung.

3. Sebaiknya dilakukan sosialisasi pada pasien melalui media

elektronik seperti televisi, pengeras suara (radio) dan adapun

sosialisasi dari media cetak seperti brosur, dan leaflet yang

sudah disediakan oleh rumah sakit.

Page 144: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

129

Daftar Pustaka

Abdullah, Ali Fauziah, dkk. 2015. Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan

Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas

Siko dan PKM Kalimata Kota Ternate. Jurnal JIKMU, Vol. 05, No. 02, April

2015.

Adam T, de Savigny D. 2012. Systems thinking for strengthening health systems in

LMICs: need for a paradigm shift. Health Policy Plan. 2012, 27 (Suppl 4): 1-3.

http://heapol.oxfordjournals.org/content/27/suppl_4/iv1.full.pdf+html. Diakses

melalui pada tanggal 13 September 2016 pukul 09.38.

Aditya, Pratamawisadi, dkk. 2016. Analisis Kualitas Pelayanan Publik Pada Pasien

Peserta BPJS Studi Kasus RSU Puri Raharja Tahun 2016. Diakses melalui

https://media.neliti.com/media/publications/165140-ID-analisis-kualitas-

pelayanan-publik-pada.pdf pada tanggal 05 Oktober 2017.

Ali, Abdullah Fauziah, dkk. 2014. Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan

Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di

Puskesmas Siko dan Puskesmas Kalumata Kota Ternate Tahun 2014. JIKMU,

Vol. 5, No. 02, April 2015. Manado : Universitas Sam Ratulangi

Amalia, Nur Majid Fitri. 2014. Analisis Gambaran Peta Perjalanan Pasien di

Pelayanan Rawat Jalan RS Kanker “Dharmais” Tahun 2014. Jurnal

Administrasi Kebijakan Kesehatan Vol. 1, No. 1 Oktober 2014.

Atmoko, T. 2010. Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah. Diakses melalui http://edokumen.kemenag.go.id pada

tanggal 11 Februari 2017.

Aulya, Ramah Putri. 2014. Studi Tentang Pelayanan Publik di Bidang Kesehatan

dengan Sistem Rujukan di Puskesmas Air Putih Kecamatan Samarinda Ulu

Kota Samarinda. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 3 (1) 2014:81-94.

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan edisi ketiga. Jakarta :

Binarupa Aksara.

BPJS Kesehatan, DJSN. 2016. Minim Pemahaman Sistem Rujukan BPJS Kesehatan.

Diakses melalui

http://jkn.jamsosindonesia.com/home/cetak/254/Minim%20Pemahaman%20Si

Page 145: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

130

stem%20Rujukan%20BPJS%20Kesehatan pada tanggal 28 Mei 2016 pukul

23.58.

BPJS Kesehatan. 2014. Bridging System Perpendek Antrean Pelayanan. Diakses

melalui https://www.bpjs-

kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/851d3c47c9f3f203fc274864457aca0c.pdf

pada tanggal 07 Agustus 2016 pukul 19.33. Info BPJS Kesehatan Edisi X

Tahun 2014. BPJS Kesehatan.

Bustani, M Neti, dkk. 2015. Analisis Lama Waktu Tunggu Pelayanan Pasien Rawat

Jalan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Propinsi Sulawesi Utara. Jurnal E-

Biomedik, Vol 03, No. 03 September-Desember 2015.

Chabibah, Nurul dan Djazuly Chalidyanto. 2014. Analisis Rasio Rujukan Puskesmas

Berdasarkan Kemampuan Pelayanan Puskesmas. Jurnal Administrasi

Kesehatan Indonesia Volume, 2 Nomor 3 Juli-September 2014.

Chilgren, A. A. (2008). Manager And The New Definition Of Quality. Journal Of

Healtcare Management, 53 (4): 221.

Djuhaeni, Heni. 2007. Asuransi dan Managed Care : modul Program Pascasarjana

Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran, Bandung.

Duha, Timotius.2016. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Deepublish.

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Feriawati, Puri dan Agus Perry Kusuma. 2015. Faktpr-Faktor Keterlambatan

Pengklaiman BPJS di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Tahun 2015.

Diakses melalui http://webcache.googleusercontent.com/search?

eprints.dinus.ac.id/ pada tanggal 12 Februari 2017 pukul 09.24.

Feriawati, Puri dan Agus Perry Kusuma. 2015. Faktor-Faktor Keterlambatan

Pengeklaiman BPJS di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Diakses melalui

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:I3_TEm5gby0J:eprint

s.dinus.ac.id/17499/1/jurnal_16477.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id pada

tanggal 11 Februari 2016 pukul 13.59.

Firdaus, Firwan Fidela dan Arlina Dewi. Evaluasi Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Pasien Rawat Jalan Peserta BPJS di RSUD Panembahan Senopati

Page 146: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

131

Bantul. Diakses melalui http:// journal.umy.ac.id/index.php pada tanggal 11

Februari 2016.

Firman. 2017. Strategi dalam Mengantisipasi INA CBG’s di Rumah Sakit. Diakses

melalui http://firmanpribadi.staff.umy.ac.id/strategi-dalam-mengantisipasi-ina-

cbgs-di-rumah-sakit/ pada tanggal 04 September 2017.

Handoko, Merdekawati Lionisia. 2015. Penyusunan Standar Operasional Prosedur

pada Operasional Toko di Supermarket UFO (United Fashion Outlet)

Surabaya. Di akses melalui https://www. journal.wima.ac.id%2Findex.php%

pada tanggal 10 Januari 2017 .

Hartini, dkk. (2016). Analisis Pelayanan Rujukan Pasien BPJS di RSUD Chatib

Quzwain Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Jurnal Kesehatan Masyarakat

Vol. 04, No. 4, Oktober 2016.

Hidayat, Wahyu 2015. Studi Tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan di

Puskesmas Long Ikis Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser. Jurnal Imu

Pemerintah, Vol 3, (4) 2015 : 1637-1651, ISSN. Diakses melalui

http://webcache.googleusercontent.com/journal.ip.fisip-unmul.ac.id pada

tanggal 30 Mei 2017 pukul 06.15.

Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Deepublish

Publisher.

Idris, Amirudin. 2016. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :

Deepublish.

Ika, Wahyu Yulianti. 2015. Tinjauan Kelengkapan Persyaratan Anggota BPJS Pada

Pasien BPJS Dinas di Rumah Sakit Bbhakti Wira Tamtama Semarang Periode

Triwulan 1 Tahun 2015. Thesis. Semarang : Program Studi Rekam Medis dan

Informatika Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro.

Indarwati dan Wahyudin. 2013. Pelaksanaan Rujukan Persalinan dan Kendala yang

dihadapi. Jurnal Infokes, Vol. 3No.1, Februari 2013 ISSN : 2086 – 2628.

Kamal, Yanwir, dkk. 2015. Gambaran Kelengkapan Berkas Rekam Medis Pasien

BPJS Kesehatan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Syafira Pekanbaru

Tahun 2015. Diakses melalui

Page 147: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

132

https://www.academia.edu/17885355/Jurnal_laporan_PKM_RS_Syafira_Pekan

baru_tahun_2015 pada tanggal 12 Februari 2016.

Keputusan Menteri Kesehatan No.560/Menkes/SK/VI/2003 Tentang Pola Tarif Perjan

Rumah Sakit.

Kompas. 2015. Sistem Rujuk BPJS Belum Maksimal. Diakses melalui

http://print.kompas.com/baca/2015/03/26/Sistem-Rujukan-BPJS-Belum-

Maksimal pada tanggal 28 Mei 2016 pukuk 22.13.

Konlin, Steven. 2014. Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Desa

Gunawan Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung. Jurnal Ilmu

Pemerintahan Vol 2 (1), No 1925-1936 ISSN 2338-3615.

Liliweri, Alo .2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta :

LKIS

Lony, Primasari Karleanne. 2015. Analisis Sistem Rujukan Jaminan Kesehatan

Nasional RSUD. Dr.Adjidarmo Kabupaten Lebak. Jurnal Administrasi

Kebijakan Kesehatan. Vol. 02, No.2.

Manggala, Putra Wahyu. 2014. Analisis Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan

Nasional di Rumah Sakit Umum Kota Tanggerang Selatan. Skripsi. Program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Marimin, dkk. 2010. Sistem Informasi Manajemen Ssumber Daya Manusia. Jakarta :

PT Grasindo.

Marwati, Filu. 2015. Gambaran Model Penyelesaian Ketidakpuasan Pelayanan

Kesehatan BPJS (Studi Kasus Pelayanan BPJS di Rumah Sakit Umum

Yogyakarta). Diakses melalui

http://webcache.googleusercontent.com/searcheprints.ums.ac.id pada tanggal

12 Februari 2017 pukul 12.46. Surakarta : Universitas Muhammadiyah

Maryana, Dina. 2016. Analisis Teknik Komunikasi Informatif BPJS Kesehatan

Dalam Memberikan Pelayanan Pada Pengguna Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) di RSUD A.W Sjahranie Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi,

2016:4(1): 269-282.

Muninjaya, A. A. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC.

Page 148: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

133

Musak, I Margreit. 2015. Hubungan Antara Mutu Pelayanan Dengan Pemanfaatan

Apotek Rumah Sakit Pancarana Kasih Gmim Manado. Diakses melalui

http://webcache.googleusercontent.com/searchkesmasfkm.unsrat.ac.id pada

tanggal 12 Februari 2017.

Muslihudin dan Oktafianto. 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta : CV Andi Offset.

Mutiara, Tia dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Erlangga.

Natalia, Zulita Leni dan Indra Kanedi. 2011. Sistem Administrasi Pelayanan Pada

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bengkulu. Jurnal Media

Infotama Vol. 7 No. 2 September 2011.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2000. Metodologi Penelitian Kesehatan Catatan Kedua.

Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :

Rineka Cipta

Nugroho, Wahjudi. 2006. Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014

Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014

Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 Tentang

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/Per/III/2010

Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang

Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.

Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Peters, H David. 2014. The application of systems thinking in health : why use

systems thinking. Diakses melalui https://health-policy-

Page 149: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

134

systems.biomedcentral.com/articles/10.1186/1478-4505-12-51 pada tanggal 13

September 2016 pukul 09.33.

Radar. 2016. BPJS Kesehatan Luncurkan Briedging System. Diakses melalui

http://sampit.prokal.co/read/news/6527-.html pada tanggal 04 September 2017.

Rattu, A. J. M, dkk. 2015. Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia di

Puskesmas Kabupaten. JIKMu, Vol. 5, No. 1 Januari 2015. Yang diakses

melalui

https://webcache.googleusercontent.com/searchejournal.unsrat.ac.id/index.php/

jikmu/article/download pada tanggal 30 Mei 2017 pada pukul 06.21.

Referal System WHO, 2002. Diakses melalui

http://www.who.int/management/Referralnotes.doc diunduh pada tanggal 14

September 2016 pukul 13.45.

Riyadi, Slamet, dkk. 2015. Pemodelan Enterprise Architecture Pelayanan di RSUD

Murjani Sampit. Jurnal Citec, Vol. 2, No. 4 Agustus 2015 ISSN : 2460-4529.

Rokaiyah, dkk. 2015. Tinjauan Pelaksanaan Sistem Penomoran di Tempat

Pendaftaran Pasien Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi Tahun 2015.

Semarang : Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Sabrina, Qhisti (2015). Pelaksanaan Program Jaminan Kessehatan Nasional (JKN)

dalam peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan di RSU Haji Surabaya.

Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik Vol 3, No 3, Mei-Agustus 2015.

ISSN 2303 – 341 X.

Sabrina, Qhisti. 2015. Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan di RSU Haji Surabaya.

Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik Vol. 03, No. 02 Mei-Agustus ISSN

2303-341X. Surabaya : Universitas Airlangga.

Sari, Tajudin Rismi. 2012. Faktor Penyebab Medication Error di Instalasi Rawat

Darurat. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol. 15 No. 04 Desember

2012 hal 182-187.

Setiabudi, Dadang. 2015. Bridging System Jadikan Pelayanan BPJS Kesehatan

Lebih Cepat dan Efisien. Diakses melalui http://manajemen-

pembiayaankesehatan.net/index.php/berita/1250-bridging-system-jadikan-

Page 150: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

135

pelayanan-bpjs-kesehatan-lebih-cepat-dan-efisien pada tanggal 11 Februari

2016 pukul 22.50.

Sirait, T Justine. 2006. Anggaran Sebagai Alat Bagi Manajemen. Jakarta : Grasindo

Siregar, C. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta : EGC

Suharno,Bambang. 2008. Panduan Lengkap Memulai dan Mengelola Bisinis dari

Nol. Jakarta : Swadaya.

Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sulistyo. 2016. BPJS Kesehatan dengan Informasi. Diakses melalui

http://www.sistemrumahsakit.com/index.php/bpjs-kesehatan-dengan-informasi-

plafond/ pada tanggal 04 September 2017.

Supriyanti, Afizar. 2013. Tinjauan Prosedur Pendaftaran Pasien Jamkesmas di

TPPRJ Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang . Universitas Dian

Nuswantoro Semarang.

Supriyanto, Agus. 2014. Klaim BPJS Seret, Rumah Sakit Mengaku Merugi. Diakses

https://nasional.tempo.co/read/569001/klaim-bpjs-seret-rumah-sakit-mengaku-

merugi pada tanggal 03 Oktober 2017.

Syamatra, Sucihati. 2014. Gambaran Pengelolaan Klaim Rawat Jalan Pasien Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) RSUD DR Adnaan WD Kota Payakumbuh Tahun

2014. Diakses melalui http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-06/S55777-

Sucihati%20Syamarta pada tanggal 04 Oktober 2017.

Syarifah, Fitri. 2015. Sistem Rujukan Belum Lancar. Diakses melalui

http://health.liputan6.com/read/2197828/sistem-rujukan-rs-belum-lancar-

kenapa pada tanggal 05 Juni 2016 pukul 15.53.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional.

Widyana. 2011. Evaluasi Pelaksanaan Rujukan Ibu Bersalin dengan Komplikasi

Persalinan oleh Bidan Desa di Puskesmas Sukorejo Wilayah Dinas Kesehatan

Kabupaten Pasuruan. Jurnal Penelitian Suara Forikes, Vol II, No.4.

Page 151: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

136

Yudhawati, Dwi Donna dan Ekorini Listiowati . 2012. Evaluasi Penerapan

Identifikasi Pasien di Bangsal Rawat Inap RSI Siti Aisyah Madiun. Diakses

melalui http://webcache.googleusercontent.com/searchjournal.umy.ac.id pada

tanggal 10 Februari 2017. Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah

Yuliyanto. 2016. Evaluasi Terhadap Pengaturan Pengelolaan dan Pemanfaatan

Dana Kapitasi pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Pemerintah Daerah.

Jurnal Rechts Vinding Media Pembinaan Hukum Nasional Vol. 5, No. 2 Tahun

2016.

Yunita, Dian Elinda, dkk. 2014. Pelaksanaan Pelayan Satu Pintu Pada Instalasi

Rawat Jalan di RSDU Dr Saiful Anwar Malang Untuk Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Kesehatan.Jurnal Administrasi Publik Vol. 02, No. 04, Hal 672-

679.

Zunaidah, Yossa Sevvy. 2013. Analisis Pengaruh Kemampuan Karyawan,

Pembagian Tugas, dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Palembang. Jurnal Manajemen dan

Bisnis Sriwijaya Vol.11, No. 4 Desember 2013. Diakses melalui

http://webcache.googleusercontent.com/searchprints.unsri.ac.id/ pada tanggal

28 Mei 2017 puklu 20.55.

Page 152: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

137

Lampiran I

Pedoman Wawancara Mendalam Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Pasien

Rujukan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan Peserta JKN Di Rumah Sakit Al Islam

Bandung Tahun 2016.

PEDOMAN WAWANCARA

Hari / tanggal :

Waktu :

Tempat :

Nama :

Jabatan : Manajemen Pelayanan, Dinkes

1. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan pasien rujukan rawat

jalan tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI Bandung ?

(probling : Internal di RSAI Bandung dan Eksternal di rujukan)

2. Apa saja fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan pelayanan pasien

rujukan rawat jalan tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI Bandung ?

(probling : pendaftaran, pelayanan di poli rawat jalan, pengambilan obat)

3. Bagaimana dengan penyediaan anggaran dalam pelaksanaan pelayanan

pasien rujukan rawat jalan tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI Bandung ?

(probling : sumber, penggunaan, proses medapatkan)

4. Seperti apa bridging system yang digunakan dalam pelaksanaan pelayanan

pasien rujukan rawat jalan tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI Bandung ?

(probling : aplikasi, penggunaan aplikasi, masalah dan kemudahan)

Page 153: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

138

5. Apa saja standar SOP yang digunakan dalam pelaksanaan pelayanan pasien

rujukan rawat jalan tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI Bandung ?

(probling : alur prosedur, pelayanan administrasi, aturan-aturan terkait

(makro dan meso).

6. Bagaimana proses pendaftaran pasien rujukan yang berlaku di RSAI

Bandung?

(probling : lama waktu pelayanan, Pengambilan nomor antrian, pasien

menunjukkan identitas peserta JKN, surat rujukan, rekam medis dan dari

pasien menerima SEP)

7. Bagaimana proses pemberian pelayanan untuk pelayanan poli pasien rujukan

yang berlaku di RSAI Bandung ?

(probling : lama waktu pelayanan, pemberian pelayanan sesuai dengan

diagnosa,

8. Bagaimana proses pemberian pelayanan untuk pelayanan penunjang pasien

rujukan yang berlaku di RSAI Bandung ?

9. Bagaimana proses pemberian pelayanan untuk pengambilan obat pasien

rujukan yang berlaku di RSAI Bandung ?

(probling : daftar obat JKN)

10. Bagaimana pelaksanaan pelayanan pasien rujukan rawat jalan tingkat lanjutan

dengan tahap-tahap proses di RSAI Bandung ?

Page 154: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

139

PEDOMAN WAWANCARA PETUGAS

Hari / tanggal :

Waktu :

Tempat :

Nama :

Jabatan : Petugas pendaftaran, BPJS, Perawat

1. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan pasien rujukan rawat

jalan tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI Bandung ?

(probling : Internal di RSAI Bandung dan Eksternal di rujukan)

2. Apa saja fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan pelayanan pasien

rujukan rawat jalan tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI Bandung ?

(probling : pendaftaran, pelayanan di poli rawat jalan, pengambilan obat)

3. Seperti apa bridging system yang digunakan dalam pelaksanaan pelayanan

pasien rujukan rawat jalan tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI Bandung ?

(probling : aplikasi, penggunaan aplikasi, masalah dan kemudahan)

4. Apa saja standar SOP yang digunakan dalam pelaksanaan pelayanan pasien

rujukan rawat jalan tingkat lanjutan peserta JKN di RSAI Bandung ?

(probling : alur prosedur, pelayanan administrasi, aturan-aturan terkait

(makro dan meso).

5. Bagaimana proses pendaftaran pasien rujukan yang berlaku di RSAI

Bandung?

(probling : lama waktu pelayanan, Pengambilan nomor antrian, pasien

menunjukkan identitas peserta JKN, surat rujukan, rekam medis dan dari

pasien menerima SEP)

6. Bagaimana proses pemberian pelayanan untuk pelayanan poli pasien rujukan

yang berlaku di RSAI Bandung ?

Page 155: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

140

(probling : lama waktu pelayanan, pemberian pelayanan sesuai dengan

diagnosa,

7. Bagaimana proses pemberian pelayanan untuk pelayanan penunjang pasien

rujukan yang berlaku di RSAI Bandung ?

8. Bagaimana proses pemberian pelayanan untuk pengambilan obat pasien

rujukan yang berlaku di RSAI Bandung ?

(probling : daftar obat JKN)

9. Bagaimana pelaksanaan pelayanan pasien rujukan rawat jalan tingkat lanjutan

dengan tahap-tahap proes di RSAI Bandung ?

Page 156: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

141

PEDOMAN WAWANCARA PASIEN

Hari / tanggal :

Waktu :

Tempat :

Nama :

1. Bagaimana informasi yang bapak/ibu ketahui terkait proses pelaksanaan

pasien rujukan di rawat jalan peserta JKN di RSAI Bandung ?

2. Bagaimana proses pendaftaran pasien rujukan yang berlaku di RSAI

Bandung?

(probling : lama waktu pelayanan, Pengambilan nomor antrian, pasien

menunjukkan identitas peserta JKN, surat rujukan, rekam medis dan dari

pasien menerima SEP)

3. Bagaimana proses pemberian pelayanan untuk pelayanan poli pasien rujukan

yang berlaku di RSAI Bandung ?

(probling : lama waktu pelayanan, pemberian pelayanan sesuai dengan

diagnosa)

4. Bagaimana proses pemberian pelayanan untuk pelayanan penunjang pasien

rujukan yang berlaku di RSAI Bandung ?

5. Bagaimana proses pemberian pelayanan untuk pengambilan obat pasien

rujukan yang berlaku di RSAI Bandung ?

(probling : daftar obat JKN)

Page 157: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

142

Lampiran II

Lembar Observasi

Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Pasien Rujukan Rawat Jalan Tingkat

Lanjutan Peserta JKN Di Rumah Sakit Al Islam Bandung Tahun 2016.

Hari / tanggal :

Nama :

Alamat :

Jenis Kelamin :

Jenis Penyakit :

No Proses * Deskripsi

1 Pasien mengambil nomor antrian

2 Pasien menunjukkan nomor identitas

peserta JKN, surat rujukan dan nomor

rekam medis

3 Pasien menerima Surat Eligibitas Peserta

4 Pasien dapat memperoleh pelayanan

rawat jalan

5 Pasien mendapatkan resep obat atau surat

rujukan ke penunjang dari dokter

6 Pasien mengambil obat di apotek RSAI

Bandung

*) Pedoman pelaksanaan program JKN (Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2018)

*) Pedoman Rumah Sakit Al Islam Bandung 2014

Page 158: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

143

Lampiran III

Lembar Telaah Dokumen

Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Pasien Rujukan Rawat Jalan Tingkat

Lanjutan Peserta JKN Di Rumah Sakit Al Islam Bandung Tahun 2016.

No Substansi/Domain/Faktor Dokumen Deskripsi

1 Anggaran SK. Direktur Menjelaskan tentang

penyediaan dan

penggunaan anggaran

sebesar 80%.

2 Fasilitas Data fasilitas yang

tersedia.

3 Pedoman/SOP alur pendafaftaran

Rawat Jalan JKN

Syarat

Pendaftaran

Alur Prosedur

Pendaftaran

4 Data ketenagaan kerjaan Jumlah SDM

Uraian Tugas

Page 159: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

144

Lampiran IV

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Kepala Manajemen Pelayanan Rawat Jalan Pasien JKN

Di RSAI Bandung pada 2016

Hari/ Tanggal : 2016

Waktu :

Lokasi :

NO. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

INPUT

1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

a Lama Kerja Petugas di Unit

Rujukan Rawat Jalan

Sudah 5 (lima) tahun saya bekerja di kepala seksi pelayanan

Rawat Jalan. Untuk tenaga kesehatan adminitasi dan BPJS

masih baru sekitar 3 (tiga) tahun bekerja disini

Petugas yang menangani

pelaksanaan rujukan pelayanan

tingkat lanjutan peserta di

RSAI Bandung

Di dokumen contoh jumlah SDM nya sudah lengkap dari

petugas administrasi, perawat, dokter, dll. Dan dinkes yang

membantu dalam mengkoordinir rujukan

b Peran unit pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Peran pelaksanaan saya dengan mengontrol kegiatan rujukan di

RSAI Bandung dan kami menerima pasien rujukan tingkat

faskes I.

Page 160: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

145

c Petugas yang menangani

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Ada kok di dokumen contoh dari internal jumlah tenaga

kesehatanya sudah lengkap dari petugas administrasi, perawat,

dokter, dll. Sedangkan eksternal pihak dinkes yang membantu

dalam mengkoordinir sistem berjalannya rujukan

d Bagaimana sikap dan

penampilan tenaga kesehatan ?

Di RSAI ini kami sudah mempunyai prosedur dalam melayani

pasien sehingga tenaga kesehatan harusmengikuti cara

melayani pasien dengan baik

e Kinerja tenaga kesehatan di

RSAI Bandung ?

Sudah sesuai target tapi ada juga yang kurang teliti tenaga

kesehatannya

f Pentingnya pelatihan

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Semua SDM diwajibkan mengikuti pelatihan yang sudah

disediakan pihak rumah sakit. Materi yang saya dapati itu speri

patient safety, pelayanan prima, publich speaking dan yang

paling sering kami dapati siraman rohanian

2 Sarana dan Prasarana

a Sarana dan Prasarana

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Untuk fasilitas dalam melayani pasien rujukan rawat jalan

sudah lengkap dan hanya saja ada beberapa sebagian

fasilitas yang masih kurang ataupun fasilitas yang sudah

tersedia tetapi tidak digunakan dengan sebaiknya

sehingga dapat memperhambat pelayanan

b Fasilitas manajemen

pelayanan rawat jalan yang

kurang/perlu diperbaiki

Pertama kekurangan printer yang dimana 1 loket tersebut

ada 2 petugas sehingga pada saat SEP diterbitkan suka

tertukar nama pasien, dan adapun tv dan label yang masih

belum digunakan sehingga mubazir. Terus yang kedua tv

belum bisa digunakan karena belum tersambung dengan

mesin nomor antrian. Dan yang terakhir itu ada label

Page 161: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

146

yang tidak digunakan untuk Mengidentifikasi pasien,

pertama untuk mempermudah si pegawai kita membaca

biodata pasien dan lebih lengkap dari sep.

3 Anggaran/ Dana

a Anggaran pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Terkait anggaran petugas sudah membuat laporan

keuangan dalam 14 hari kerja yang dimana tgl 20 semua

laporan keuangan yang sudah diverifikasi langsung

diberikan kepihak BPJS yang dimana untuk mendapatkan

dana dari pihak BPJS ke rumah sakit biasanya tidak ada

maslah terkait dana dari BPJS yang masalah dari pihak

kita yang masih banyak kesalahan dalam pelayanan atau

penginputan terkait laporan keuangan. Dan pihak BPJS

menmberikan dana untuk perpasien Rp 192.500.

b Masalah terkait anggaran

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Dana yang dibatasi oleh pihak BPJS tidak cukup untuk

biaya semua. Apalagi untuk obat pasien tidak bisa semua

mendapatkan di rumah sakit. Makanya RSAI mempunyai

kebijakan sendiri dalam pelayanan.

4 Brieging System

a Bridging System pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Belum bisa briedging sytem karena kemampuan dikita

terkait kabelnya tidak sinkron karena harusnya pakai

viber optik serat kabel kalau dikita masih di timahnya

lemah. Kalau brieding system itu dikawinkan antara

system BPJS dengan RSAI sementara tidak bisa karena

beda perkabelan atau systemnya. Jadi di RSAI hanya

menggunkan sofware dari BPJS. Palinhan jaringan yang

suka bermasalah sehingga petugas bisa terjadi mengimput

kembali data pasien.

b Bagaimana tindakan dalam

menangani jaringan dalam

Petugas seharusnya cepat melapor terkait adanya

kesalahan dalam jaringan. Jika jaringan belum terhubung

Page 162: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

147

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

maka proses pelayanan terganggu. Ahli IT yang

membantu dalam proses jaringan dan BPJS membantu

komunikasi dari pusat.

5 Standar Operasional Prosedur (SOP)

a Standar Operasional

Prosedur (SOP) pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Pembuatan SOP sudah sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan yang terakhir tapi dari rumah sakit

menambahkan peraturan tersendiri yang dimana untuk

mengelola dari kerugian rumah sakit.

b Siapa yang buat kebijakan

untuk pemerataan pasien ?

Pertengahan bulan kemaren ada diskusi langsung bersama

dinas kesehatan, BPJS dan rumah sakit. Dan adanya

perubahan SOP dari sebelumnya yang dimana di rumah

sakit ini pelayanannya pertiga hari tetapi sekarang

pelayanan untuk pengambilan obat bisa didapatkan

setelah pelayanan. Hanya saja tidak penuh didapatkan.

c Kenapa dilakukan perubahan

kebijakan ?

Adanya perubahan karena sebelumnya pada saat

pendaftaran pasien membludak untuk pasien pengambilan

obat yang dapat mengganggu proses pelayanan yang

ingin berobat. Oleh karena itu dilakukan perubahan. Dan

perubahan tersebut karena untuk menimalisir anggaran

yang didapatkan.

d Pemerataan RS Sebelumnya pasien yangberobat di RSAI bisa siapa saja

yang datang tapi sudah mulainya kebijakan untuk pasien

yang kabupaten tidak bisa berobat langsung ke RS kota

karena sebelumnya RSAI Bandung mengalami

penumpukan pasien makanya sekarang sudah mulai

berkurangnya pasien yang sekarang pasien yang lain bisa

ditangani oleh RS Kabupaten dan sesuai dengan

tingkatan.

Page 163: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

148

PROSES

1 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pendaftaran

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Pendaftaran

Untuk pasien BPJS mempunyai 3 loket untuk loket A

pasien langsung pasien yang belum pernah berobat ke

rumah sakit dan pasien yang belum terdaftar via telepon,

loket B untuk pendaftaran pasien yang sudah didaftarkan

oleh poli/autoregistrasi.Loket C untuk pasien yang daftar

melalui via telepon pasien yang berkunjung untuk kontrol

dan penunjang.

b Masalah yang terjadi pada

pasien?

Masalahnya pada saat proses pendaftaran. Banyak pasien

yang masih salah mengambil nomor antrian, pasien tidak

membawa rujukan, pasien yang datang langsung biasanya

tidak semua pasien bisa terlayani karena untuk pasien

BPJS dibatasi kuotanya.

c Masalah yang terjadi pada

petugas?

Perawat masih ada kesalahan dalam menjadwalkan

berobat kembali, Masih ada sebagian perawat yang belum

menjelaskan pengobatan di RSAI Bandung. Dan masalah

dari tenaga kesehatan seperti petugas pendaftaran masih

ada salah dalam penyerahan SEP kepada pasien

2 Pelaksanaan Rujukan JKN di Poli

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Poli

Setelah pasien dari pendaftaran, pasien langsung ke poli

yang dituju dengan membawa SEP (Surat Eligibitas

Pasien). Setelah dari Poli pasien langsung menyerahkan

berkas kepada perawat dan pasien menunggu sesuai

dengan nomor antrian yang tertera di SEP. Setelah itu

pasien dipanggil kembali untuk pemeriksaan tensi darah

pasien, sehingga di dalam poli dokter sudah mengetahui

tekanan darah pasien.

b Masalah yang terjadi pada Masalah yang terjadi pada saat di poli itu perawat

Page 164: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

149

perawat ? biasanya masih salah memberikan jadwal berobat dan

kurang melihat jadwal terakhir pasien berobat, sehingga

pasien bolak balik datang ke rumah sakit

3 Pelaksanaan Rujukan JKN di Penunjang

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Penunjang

Pasien daftar kembali melalui via telephone, setelah itu

pasien bisa langsung ke penunjang.

b Kendala ? Pasien yang sudah dari poli tidak bisa langsung ke

penunjang, pasien daftar kembali melalui via telephone

untuk 3 hari kedepannya.

4 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pengambilan Obat

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

Pengambilan Obat

Setelah dari poli pasien membawa resep obat untuk

mengambil obat di apotek BPJS. Tapi ada obat yang tidak

semua didapatkan.

b Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

Pengambilan Obat

Untuk pengambialan obat di RSAI berbeda sebelumnya

yang dimana sebelumnya diambil melalui via telepon tapi

sekarang obat yang diambil hanya pada saat kontrol saja

jika obat itu ada sebagian yang belum bisa diambil pasien

mengambil obat dari apotek rekan yang sudah

bekerjasama oleh pihak BPJS sehingga pasien

mendapatkan masalah untuk pengambilan obat.

1 OUTPUT

a Selama pasien berobat di sini dilihat banyak masalah

alam pelayanan dari pasien datang sampai pasien pulang.

Tapi lebih banyak komplain yang saya dengar dari

pendaftaran dan obat.

Page 165: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

150

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Petugas Pendaftaran Pelayanan Rawat Jalan Pasien JKN

Di RSAI Bandung pada 2016

Hari/ Tanggal : 2016

Waktu :

Lokasi :

NO. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

INPUT

1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

a Lama Kerja Petugas di Unit

Rujukan Rawat Jalan

Kurang lebih 3 (tahun) pada saat BPJS berjalan

b Peran unit pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Kami dari pihak pendaftaran hanya menerima pasien

BPJS yang sudah mendapatkan rujukan dari pihak

puskesmas

C Petugas yang menangani

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Petugas disini banyak kok mba semuanya mempunyai

peran tugas masing-masing. Dan Yang paling terlibat

dalam pelaksanaan rawat jalan ini dari petugas

pendaftaran karena setiap mau berobat harus dari

pendaftaran baru selanjutnya dilanjuti pihak tenaga

kesehatan

Page 166: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

151

d Pembagian tugas

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Disini petugas sudah ada pembagian tugas masing-

masing untuk berjalannya pelayanan.

e Pentingnya pelatihan

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Kami dari petugas sudah mengikuti pelatihan khusus

untuk mendapatkan pelayanan maksimal sesuai dengan

SOP. Ya kami dapatkan ilmunya banyyaak deh ada

keselamatan pasien gitu terus rohanian sama cara berbica

kita ke pasien.

2 Sarana dan Prasarana

a Sarana dan Prasarana

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Satu set komputer beserta dengan programnya,

kelengkapan pelayanan diantaranya set blangko, resume

medis.

b Fasilitas manajemen

pelayanan rawat jalan yang

kurang/perlu diperbaiki

Yaa untuk printer disini sebenarnya kurang lah, masa dua

petugas ada 1 printer ya ntar pada saat diterbitkan SEP

petugas tersebut salah mengambil SEP pasiennya. Terus

Tv disini masih belum pernah digunakan jadi pasien

hanya melihat nomor antrian dari tv yg kecil dan ini

barang label yang tidak digunakan. Tujuan label untuk

safety pasien supaya tidak tertukar dengan pasien lain

karena sebelumnya pernah tertukar dengan pasien

3 Anggaran/ Dana

a Anggaran pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

-

b Masalah terkait anggaran

pelaksanaan rujukan

-

Page 167: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

152

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

4 Brieging System

a Bridging System pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Biasanya terjadi masalah jaringan eror sehingga masalah

di pendaftaran waktunya bisa sampai 2 jam atau seharian.

b Bagaimana tindakan dalam

menangani jaringan dalam

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Petugas bisa otak atik sendiri, jika petugas tidak bisa

tangani lagi petugas langsung hubungi pihak yang

mengerti dalam jaringan. Kalau eror yang di BPJS bisa di

tanyakan bisa manual apa lokal. Kalau biasanya untuk

yang askes bisa pakai lokal tidak pakai jaringan internet

jadi hanya di lingkungan RSAI aja. Kalau BPJS mandiri

dan eror lama di manualkan ke sistemnya kembali lagi

kita buat SEP nya lagi jadi 2 kali kerja. Dan syarat nya

dengan minyampan fotocopy rujukan sama kartu

BPJSnya

5 Standar Operasional Prosedur (SOP)

a Standar Operasional

Prosedur (SOP) pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Untuk SOP alur pendaftaran rawat jalan sudah lama

dibuat dan sudah sesuai dengan BPJS.

b Siapa yang buat kebijakan

untuk pemerataan pasien ?

Baru di sahkan kalau gak salah ya bulan Agustus gitu

deh. Kalau gak salah itu dari BPJS, Dinkes dan rumah

sakit lah. Tetapi rumah sakit ini berbeda dengan rumah

sakit lain karena rumah sakit ini dilakukan pertiga hari

pelayanan.

c Kenapa dilakukan perubahan Dengan perubahan kebijakan ini di pendaftaran tidak

Page 168: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

153

kebijakan ? penuh sehingga lebih cepat proses pelayanan. Dan

peyebab adanya pelayanan pertiga hari karena rumah

sakit ini mempunyai prosedur tersendiri dalam mengenai

pembiayaanDengan perubahan kebijakan ini di

pendaftaran tidak penuh sehingga lebih cepat proses

pelayanan. Dan peyebab adanya pelayanan pertiga hari

karena rumah sakit ini mempunyai prosedur tersendiri

dalam mengenai pembiayaan

d Pemerataan RS Pasien BPJS dari tahun 2014 dan 2016 pertengahan bulan

sangat banyak pasiennya karena pasien disini bisa dari

kabupaten. Dan mengalami penumpukan pasiennya di

rawat jalan. Semenjak pertengahan bulan sudah mulai

menurun pasien yang datang karena sudah dimulainya

pemerataan pasien.

PROSES

1 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pendaftaran

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Pendaftaran

Pendaftaran di RSAI Bandung mempunya 3 loket. Loket

A untuk pasien yang langsung belum terdaftar via

telephone dan autoregistrasi. Biasanya pendaftaran ini

kebanyakan untuk pasien yang belum pernah berobat

disini dan adapun pasien yang malas daftar melalui via

telephone. Pendaftaran autoregistrasi yang sudah

didaftarin oleh perawat. Sehingga pasien tersebut harus

controlnya rutin sebulan sekali. Dan pendaftaran

telephone pasien yang daftar melalui via telephone.

b Masalah yang terjadi pada

pasien ?

Ada pasien tidak membawa rujukan, pasien belum

terdaftar via telepon, sudah habis masa berlaku

rujukannya, salah poliklinik yang dituju, pasien yg

Page 169: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

154

dikabupaten tidak bisa datang lagi ke rumah sakit,

c Masalah yang terjadi pada

petugas ?

Masalah dari petugas pendaftaran yang kurang teliti

dalam penyerahan SEP kepada pasien sehingga nama

pasien tidak sesuai dengan SEPnya. Dan perawat masih

ada yang kurang memberikan penjelasan kepada pasien

sehingga pasien suka telat waktu berobat. Dan ada lagi

pasien autoregistrasi langsung ke loket tanpamengambil

nomor antrian terlebih dahulu

2 Pelaksanaan Rujukan JKN di Poli

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Poli

Setelah pasien yang sudah mengurusi pendaftaran, pasien

langsung ke poli yang dituju. Pasien langsung di periksa

terlebih dahulu untuk pengecekan tekanan darah setelah

itu pasien tunggu terlebih dahulu untuk pemeriksaan di

dokter. Setelah dari dokter pasienbisa mendapatkan resep

dan rujukan kembali ke penunjang.

b Masalah yang terjadi pada

perawat ?

Perawat kurang memberikan informasi terkait pasien

yang datang kontrol berulang tanpa mengambil nomor

antrian dulu. Mereka langsung ke meja pendaftaran loket

b

3 Pelaksanaan Rujukan JKN di Penunjang

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Penunjang

Daftar mulai dari awal lagi pasien daftar via telephone

lalu pasien bisa ke penunjang.

b Kendala ? Pasien BPJS di RSAI Bandung tidak bisa langsung dari

poli ke penunjang, pasien harus daftar kembali baru bisa

pemeriksaan lab dan lain-lain.

4 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pengambilan Obat

A Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

Pengambilan Obat

Pasien yang sudah mendapatkan salinan resep pasien

langsung ke apotek. Adapun ada obat yang tidak penuh

didapatkan.

Page 170: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

155

b Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

pengambilan obat

Untuk pengambilan obat sekarang mengikuti SK RSAI

pertiga hari jika obatnya kurang dikasih salinan resep

untuk diambil di rekanan BPJS jadi misalkan dr

meresepkan obat untuk 2minggu tapi dari pihak farmasi

hanya diberikan untuk 3hari sisa 11 harinya pasien

kembali ke BPJS center untuk meminta rujukan SEP

pengambilan obat rekanan kalau obat BPJS hanya obat

terbatas. Jadi hampir pasien di RSAI tidak semuanya

mendapatkan obat yang penuh.

OUTPUT

3 Tahap-tahap proses pelayanan pasien BPJS terlihat

masalah dari petugas dan pasien. Dan pasien di BPJS

menumpuk sehingga petugas salah dalam pemberian SEP

Page 171: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

156

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Perawat Poli di Pelayanan Rawat Jalan Pasien JKN

Di RSAI Bandung pada 2016

Hari/ Tanggal : 2016

Waktu :

Lokasi :

NO. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

INPUT

1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

a Lama Kerja Petugas di Unit

Rujukan Rawat Jalan

Ya pada saat BPJS dimulai kira-kira 3 (tiga) tahun.

b Peran unit pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Peran saya hanya melayani pasien yang berobat di rumah

sakit. Dan kami dari pihak rumah sakit tidak ada

perbedaan pasien umum dan BPJS semua pasien dapat

terlayani

Page 172: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

157

c Petugas yang menangani

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Dari internal pihak rumah sakit yang lebih mengetahui

dalam proses pelayanan. Dan eksternal pihak dinkes.

d Pembagian tugas

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Pihak kami fokus untuk melayani pasien tidak

mengurusin tugas petugas lain

e Pentingnya pelatihan

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Disini kalau sudah ada jadwal pelatihan kami diwajibkan

hadir karena pelatihan itu penting bagi setiap SDM agar

mengetahui tugas masing-masing. Dan kami

mendapatkan ilmu yang banyak keselamatan pasien, cara

berbica ke pasien dan tipe rumah sakit rujukan yang

paling penting

2 Sarana dan Prasarana

a Sarana dan Prasarana

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Untuk fasilitas semuanya sudah lengkap dan tidak ada

masalah terkait fasilitas

b Fasilitas manajemen

pelayanan rawat jalan yang

kurang/perlu diperbaiki

Satu set komputer beserta dengan programnya,

kelengkapan pelayanan diantaranya set blangko, resume

medis, label sudah ada tapi tidak digunakan terus itu loh

di loket B dan C hanya punya satu printer jadi saya suka

ngeliat suka salah ketukar SEP pasiennyatu.

Page 173: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

158

3 Anggaran/ Dana

a Anggaran pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

-

b Masalah terkait anggaran

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

-

4 Brieging System

a Bridging System pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Belum bisa briedging sytem karena kemampuan dikita

terkait kabelnya tidak sinkron karena harusnya pakai

viber optik serat kabel kalau dikita masih di timahnya

lemah. Kalau brieding system itu dikawinkan antara

system BPJS dengan RSAI sementara tidak bisa karena

beda perkabelan atau systemnya. Jadi di RSAI hanya

menggunkan sofware dari BPJS. Palingan jaringan yang

suka bermasalah sehingga petugas bisa terjadi mengimput

kembali data pasien.

b Bagaimana tindakan dalam

menangani jaringan dalam

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

Saya langsung melapori pihak atas yang mengerti dalam

sistem jaringan.

Page 174: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

159

peserta di RSAI Bandung

5 Standar Operasional Prosedur (SOP)

a Standar Operasional

Prosedur (SOP) pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Pembuatan SOP sudah sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan yang terakhir tapi dari rumah sakit

menambahkan peraturan tersendiri yang dimana untuk

mengelola dari kerugian rumah sakit.

b Siapa yang buat kebijakan

untuk pemerataan pasien ?

Pihak rumah sakit sekarang sudah memberikan

kemudahan kepada pasien agar pasien bisa mendapatkan

obat langsung tanpa mendaftarkan kembali.

c Kenapa dilakukan perubahan

kebijakan ?

Yang saya ketahui itu perubahan kebijakan ini agak

mendingan dari sebelumnya karena untuk mempermudah

pasien.

d Pemerataan RS Semenjak di pertengahan tahun 2016 pasien mulai

mengurang.

PROSES

2 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pendaftaran

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Pendaftaran

Di RSAI Bandung mempunyai 3 alur pendafataran. Ada

via langsung, autoregistrasi dan telephone.

b Masalah yang terjadi pada

pasien ?

Masalahnya pasien masih tidak membawa rujukan, tidak

mengetahui loket antrian,

Page 175: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

160

c Masalah yang terjadi pada

petugas ?

Masalahnya pasien masih tidak membawa rujukan, tidak

mengetahui loket antrian, petugas salah memberikan SEP

ke pasien

2 Pelaksanaan Rujukan JKN di Poli

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Poli

Pasien yang sudah selesai mengurusi di pendaftaran

pasien langsung membawa berkas untuk menyerahkan di

poli. Setelah dari poli pasien di panggil untuk

pemeriksaan awal. Setelah itu pasien dipanggil kembali

lagi untuk pemeriksaan oleh dokter setelah adanya

pemeriksaan dokter menginput obat-obat untuk

pengambilan resep ataupun rujukan kembali ke

penunjang

c Masalah yang terjadi pada

perawat ?

Biasanya saya salah menginput data penyakit pasien

sehingga pada saat di pemeriksaan dokter, dokter

mengecek kembali penyakit pasien

3 Pelaksanaan Rujukan JKN di Penunjang

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Penunjang

Pasien yang sudah dirujuk oleh dokter pasien bisa ke

penunjang, dan dari penunjang petugas memberikan

pelayanan dan setelah itu pasien mendapatkan hasil

pemeriksaannya.

b Kendala ? Ya disini pasiennya harus daftar lewat via telephone lagi

tapi tidak bisa besok langsung ke penunjang tapi harus

ada batasan waktu 3 hari.

Page 176: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

161

4 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pengambilan Obat

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

Pengambilan Obat

Dari poli pasien bisa mendapatkan obat di apotek BPJS.

Dan pasienpun menunggu antrian kembali.

b Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

pengambilan obat

Untuk pengambialan obat di RSAI berbeda sebelumnya

yang dimana sebelumnya diambil melalui via telepon tapi

sekarang obat yang diambil hanya pada saat kontrol saja

jika obat itu ada sebagian yang belum bisa diambil pasien

mengambil obat dari apotek rekan yang sudah

bekerjasama oleh pihak BPJS sehingga pasien

mendapatkan masalah untuk pengambilan obat.

3 OUTPUT

a Pasien yang datang dari pendaftaran sampai mendapatkan

obat. Ada terdapat maalah yang hampir sama disetiap

rumah sakit. Dan masalahnya pun masih bisa teratasi.

Page 177: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

162

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Petugas BPJS Center di Pelayanan Rawat Jalan Pasien JKN

Di RSAI Bandung pada 2016

Hari/ Tanggal : 2016

Waktu :

Lokasi :

NO. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

INPUT

1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

a Lama Kerja Petugas di Unit

Rujukan Rawat Jalan

Bisa terhitung 3 (tiga) tahun berjalannya

b Peran unit pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Pihak BPJS menangani kasus pelaksanaan rujukan BPJS

untuk berjalannya pelayanan rawat jalan di RSAI

Bandung

c Petugas yang menangani

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Untuk internal pihak rumah sakit yang lebih banyak

berperan dalam melayani pasien seperti petugas

pendaftaran dan tenaga kesehatan. Untuk eksternal pihak

dinkes yang lebih mengetahui dalam rujukan

d Pembagian tugas

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

Pihak BPJS hanya tugas mengurusi sistem rujukan saja

tidak mengurusi lain demi kelancaran pelayanan

Page 178: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

163

peserta di RSAI Bandung

e Pentingnya pelatihan

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

-

2 Sarana dan Prasarana

a Sarana dan Prasarana

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Satu set komputer beserta dengan programnya,

kelengkapan pelayanan diantaranya set blangko, resume

medis dan label

b Fasilitas manajemen

pelayanan rawat jalan yang

kurang/perlu diperbaiki

Terkait tv belum bisa digunakan karena belum

tersambung dengan mesin nomor antrian.

3 Anggaran/ Dana

a Anggaran pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Anggaran dilihat dari akhir misalkan kalau sudah selesai

laporan keuangan baru ada anggaran. Awalnya

diverifikasi terlebih dahulu supaya terlihat yang dijamin

BPJS nya berapa dan dari Rumah Sakitnya berapa. Dari

pihak BPJS tidak ada kendala dalam pemberian anggaran

sesuai dengan jadwalnya. Biasanya masalah terjadi bisa

dari klaim berkasnya . per tanggal 20 berkas sudah masuk

ke BPJS kalau biasanya berkasnya belum lengkap

berkasnya dikembalikan lagi tgl 1 masuk ke rumah sakit.

b Masalah terkait anggaran

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Untuk dana perpasien Rp 192.500 tergantung rumah sakit

yang mengelola jadi pihak BPJS hanya menerima laporan

keuangan dari rumah sakit jika laporan keuangan

terlambat pihak BPJS tidak tau menau jika uang terlambat

masuk ke rumah sakit

4 Brieging System

Page 179: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

164

a Bridging System pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Masalah yang hampir sering terjadi dari jaringan.

Biasanaya jaingan ini bisa mencapai 2 jam dan bisa

seharian. Sistem ini biasanya bisa dari kesalahan rumah

sakit maupun BPJS. Untuk di RSAI belum menggunakan

briedging system.

b Bagaimana tindakan dalam

menangani jaringan dalam

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Petugas langsung hubungi pihak yang mengerti dalam

jaringan. Kalau terjadi eror yang di BPJS bisa di tanyakan

bisa manual apa lokal. Sementara pasien askes bisa pakai

lokal tidak pakai jaringan internet jadi hanya di

lingkungan RSAI aja. Kalau BPJS jaringannya lama

petugas membuat SEP secara manual jadi 2 kali kerja.

Dan syarat nya dengan minyampan fotocopy rujukan

sama kartu BPJSnya. Serta pihak BPJS membantu dalam

melaporkan ke BPJS pusat dalam pemeriksaan biodata

pasien.

5 Standar Operasional Prosedur (SOP)

a Standar Operasional

Prosedur (SOP) pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Pembuatan SOP tidak sesuai dari rumah sakit yag pasien

berjenjang bisa datang ke rumah sakit ini?

b Siapa yang buat kebijakan

untuk pemerataan pasien ?

Semuanya berperan dari dinas kesehatan, BPJS dan

rumah sakit. Dan mulai mah dari pertama BPJS tapi

mulai ditetapin pertengahan tahun 2016. sekarang pasien

lebih mudah mendapatkan pelayanan dalam pengambilan

obat tanpa daftar kembali hanya saja sekarang pasien

tidak mendapatkan obat sepenuhnya.

c Kenapa dilakukan perubahan

kebijakan ?

Setiap rumah sakit mempunyai kebijakan tersendiri dalam

proses pelayanan. Dan pihak rumah sakit sudah

Page 180: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

165

mengikuti aturan BPJS dan selanjuunya dari pihak rumah

sakit mengatur dalam pengelolaan biaya

d Pemerataan RS Sudah mulainya pemerataan disetiap rumah sakit,

sehingga pasien harus ke rumah sakit kebupaten terlebih

dahulu tanpa harus ke rumah sakit kota. Dan rumah sakit

kota tipe B mulai mengurangnya pasien yang datang

untuk berobat.

PROSES

1 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pendaftaran

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Pendaftaran

Pasien BPJS harus ada rujukan dari tingkat 1 jadi tidak

bisa ke rumah sakit, pasien BPJS merupakan pasien

berjenjang. Di RSAI Bandung punya 3 loket ni , loket a

langsung, loket b sudah didaftarkan poli/autoregistrasi

dan loket c pendaftaran via telepon. Setelah itu kita disini

buat jaminan atau sep.

b Masalah yang ditemukan

pada pasien ?

Masalah yang ditemukan pasien masih kurang informasi

terkait alur pendaftaran sehingga pasien terhambat proses

pelayanan.

c Masalah yang ditemukan

pada petugas ?

Masalah Obgyn dilihat dari kasus normal atau kelilit atau

sesar kalau masalahya pasien kelilit bisa langsung acc.

Jadi pas di poli nolak melihat dari kondisi pasien normal

pasien langsung datang ke pihak BPJS center petugas

langsung edukasi ke pasien lagi kembali ke puskesmas.

Sama kasus kulit yang bisa ditangani d rumah sakit sama

petugas langsung di acc saja. Jadi pasien yang sudah

diterima dr sudah periksa dan dr langsung melapor ke

perawat. Untuk pembiayaannya pun bisa ditanggung

BPJS atau pihak Rumah Sakit bisa jadi kenak kerugian

Page 181: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

166

yang diakibatkan dari petugas

2 Pelaksanaan Rujukan JKN di Poli

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Poli

Pasien yang dari pendaftaran langsung ke poli untuk

pemeriksaan ke dokter.

b Masalah yang terjadi pada

perawat ?

Jika terjadinya kesalahan pada perawat pada saat

penginputan kami pihak BPJS membenarkan input yang

salah dari perawat

3 Pelaksanaan Rujukan JKN di Penunjang

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Penunjang

Pasien dari poli bisa langsung ke penunjang. Dan dari

penunjang pasien akan terlayani oleh petugas.

b Kendala ? Dari poli pasien daftar kembali untuk mendapatkan

pelayanan di penunjang

4 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pengambilan Obat

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

Pengambilan Obat

Pengambilan obat disini dibedakan mana oasien BPJS

dan pasien Umum. Setelah pasien dari poli pasien

mendapatkan salinan resep dari dokter. Setelah itu pasien

langsung mengambil obat di apotek. Tetapi di rumah sakit

ini berbeda, yangdimana pasien tidak bisa mengambil

obat semua. Ada seberapa pasien yang mendapatkan obat

sebagian

b Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

pengambilan obat

Kalau obat dari peraturan disini diambil 7 hari dulu

dirumah sakit nanti sisanya pasien ambil di apotek

rekanan. Kan dr diwajibkan diberikan obat satu bulan tapi

dari pihak rumah sakit hanya memberikan obat untuk 7

hari sisanya diambil apotek rekanan. Kalau pasien ambil

disini bisa tapi pasien ngulang lagi control baru dapat

obat.

OUTPUT

1 Kalau dilihat dari pandangan saya proses pelaksanaan

Page 182: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

167

pelayanan rujukan sudah berjalan lancar. Hanya saja

masalah dari petugas yang masih kurang teliti karena

pasien yang menumpuk di pendaftaran

Page 183: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

168

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Kepala Manajemen Logistik di Pelayanan Rawat Jalan Pasien JKN

Di RSAI Bandung pada 2016

Hari/ Tanggal : 2016

Waktu :

Lokasi :

NO. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

INPUT

1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

a Lama Kerja Petugas di Unit

Rujukan Rawat Jalan

Sudah 4 (empat) tahun di RSAI Bandung

b Peran unit pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Peran manajemen logistik untuk berjalannya pelayanan

rawat jalan di rumah sakit

c Petugas yang menangani

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

-

d Pembagian tugas

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Pihak logistik hanya untuk obat saja dan pihak rumah

sakit mempuanyai uraian tugas masing-masing

Page 184: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

169

e Pentingnya pelatihan

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Kami dari pihak logistik mengikuti pelatihan juga tapi

pelatihan ini tidak hanya mendapatkan materi umum saja

dari materi rohanian juga didapatkan di rumah sakit

2 Sarana dan Prasarana

a Sarana dan Prasarana

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

-

b Fasilitas manajemen

pelayanan rawat jalan yang

kurang/perlu diperbaiki

-

3 Anggaran/ Dana

a Anggaran pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

-

b Masalah terkait anggaran

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

-

4 Brieging System

a Bridging System pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

-

b Bagaimana tindakan dalam

menangani jaringan dalam

pelaksanaan rujukan

-

Page 185: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

170

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

5 Standar Operasional Prosedur (SOP)

a Standar Operasional

Prosedur (SOP) pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

-

b Siapa yang buat kebijakan

untuk pemerataan pasien ?

Pihak rumah sakit, BPJS dan dinas kesehatan

c Pemerataan RS Semenjak adanya pemerataan rumah sakit untuk obat

tidak terlalu keseringan mengalami kekurangan obat

walaupun sekarang masih susah diatasi kekosongan obat

sehingga pasien mengalami kesulitan

PROSES

1 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pendaftaran

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Pendaftaran

-

b Kendala ? -

2 Pelaksanaan Rujukan JKN di Poli

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Poli

-

b Kendala ? -

3 Pelaksanaan Rujukan JKN di Penunjang

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Penunjang

-

b Kendala ? -

Page 186: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

171

4 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pengambilan Obat

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

Pengambilan Obat

Untuk pengambilan obat, pasien harus mendapatkan

salinan rersep dari dokter terlebih dahulu, jika pasien

sudah ada salinan resep pasien langsung ke apotek khusus

psaien BPJS. Karena di rumah sakit ini membedakan

pasien umum dan BPJS. Tetapi ada masalah terkait obat

yang disini, tidak bisa di ambil obat ful.

b Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

pengambilan obat

Jadi kita harus belajar obat fornas batasan-batasan obat

apa saja yang hanya 30 hari. Dan hanya penyakit kronis

30 hari untuk akut 7 hari. Struktur pemberian ada 7 paket

ina-cbgs 23 hari masuk ke top upp kalau obatnya tidak

tersedia petugas memberikan sebagian untuk seminggu

sebagaian pasien diberikan untuk ambil di apotik rekan

harus persetujuan dari pihak BPJS center

1 OUTPUT

Tahap proses pelayanan rawat jalan yang sering pasien

tidak puas dalam pengambilan obat.

Page 187: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

172

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Kepala Keuangan di Pelayanan Rawat Jalan Pasien JKN

Di RSAI Bandung pada 2016

Hari/ Tanggal : 2016

Waktu :

Lokasi :

NO. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

INPUT

1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

a Lama Kerja Petugas di Unit

Rujukan Rawat Jalan

Saya sudah lama di sini sekitar 7 (tujuh) tahun

b Peran unit pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Peran kuangan untuk mengelola keuangan pasien demi

kelancaran pasien peserta JKN di rumah sakit

c Petugas yang menangani

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Yang banyak berperan dari pihak rumah sakit yang

banyak melayani pasien. Kalau dari pihak luar itu ihak

dinkes yang mengetahui sistem rujukan berjenjang.

d Pembagian tugas

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

Keuangan hanya mengelola keuangan anggaran dari

BPJS jadi kami harus membuat laporan keuangan

Page 188: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

173

peserta di RSAI Bandung

e Pentingnya pelatihan

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Dari pihak rumah sakit sudah ada pelatihan khusus untuk

melayani pasien dan dapat memberikan kepuasan pasien

sehingga petugas mengetahui uraian tugasnya. Kami dari

pihak rumah sakit memberikan fasilitas dalam

memberikan kepuasan seperti pelatihan patient safaety,

publich speaking, tipe rumah sakit rujukan dan wajib ada

siraman rohanian

2 Sarana dan Prasarana

a Sarana dan Prasarana

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Semua peralatan sudah lengkap di RSAI Bandung

b Fasilitas manajemen

pelayanan rawat jalan yang

kurang/perlu diperbaiki

-

3 Anggaran/ Dana

a Anggaran pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Pertama pengolahan dokumen, verifikasi, medical record

untuk menentukan cooding keluar billing itu total

pembiayaan pasien setelah diverikasi dokumen dan bill

baru diserahkan ke medical record untuk dimasukkan ke

aplikasi BPJS untuk mengeluarkan coddingnya untuk

dilihat biaya pasien A 192.500. setelah itu diserahkan ke

pihak BPJS.

b Masalah terkait anggaran

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Dana yang dibatasi oleh pihak BPJS tidak cukup untuk

biaya semua. Apalagi untuk obat pasien tidak bisa semua

mendapatkan di rumah sakit. Makanya RSAI mempunyai

kebijakan sendiri dalam pelayanan.

Page 189: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

174

4 Brieging System

a Bridging System pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Di RSAI Bandung belum mempunyai sistem briedging

system

b Bagaimana tindakan dalam

menangani jaringan dalam

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

-

5 Standar Operasional Prosedur (SOP)

a Standar Operasional

Prosedur (SOP) pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Dalam pembuatan SOP pelaksanaan rawat jalan sudah

disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan hanya

saja ada tambahan dalam alur pendaftaran.

b Siapa yang buat kebijakan

untuk pemerataan pasien ?

Semuanya yang membuat kebijakan, pihak dinas

kesehatan, dan para pihak rumah sakit. Dalam pelayanan

disini berbeda proses pelayanan semuanya didapatkan

pertiga hari. Hanya saja sekarang sudah adanya

perbedaan dalam pengambilan obat

c Kenapa dilakukan perubahan

kebijakan ?

Ya semenjak perubahan pelayanan berjalan dengan baik

hanya saja masalah pasien tidak mendapatkan obat

sepenuhnya. Dan cara ini cara yang terbaik untuk

menimalisir anggaran dan pasien tidak bolak balik ke

rumah sakitdengan semaunya sehingga dilakukan

pembatasan pertiga hari.

d Pemerataan RS Di RSAI mengalami penemupukan dan dilihat dari data

sehari bisa seribu pasien kalau di rumah sakit pemerintah

Page 190: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

175

lain hanya 60-80 pasien kalau swasta 300 pasien. Tapi

sekarang pasien sudah menipis jadi 800ribu pasien. Dan

rumah sakit ini sampai sabtu buka kalau rumah sakit lain

tidak. Dan sebelumnya belum berjenjanga sehingga RSAI

tipe B mengalami penumpukan seharusnya bisa

tertangani tipe bawah. Hampir 70% pasien BPJS bisa

dikatakan hampir RSUD pasien umum hanya 30%

PROSES

1 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pendaftaran

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Pendaftaran

Untuk pasien BPJS mempunyai 3 loket untuk loket A

pasien langsung pasien yang belum pernah berobat ke

rumah sakit dan pasien yang belum terdaftar via telepon,

loket B untuk pendaftaran pasien yang sudah didaftarkan

oleh poli/autoregistrasi. Loket C untuk pasien yang daftar

melalui via telepon pasien yang berkunjung untuk kontrol

dan penunjang.

b Kendala ? Masalahnya pasien masih banyak tidak membawa

rujukan, tidak mengetahui loket antrian, dan tidak

mengetahui alur pendaftaran

2 Pelaksanaan Rujukan JKN di Poli

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Poli

Pasien dari pendaftaran bisa langsung ke poli, langsung

saja pasien memberikan berkasnya yang dari pendaftaran

ke perawat untuk pemeriksaan.

b Kendala ?

3 Pelaksanaan Rujukan JKN di Penunjang

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Penunjang

Pasien dari poli bisa mendapatkan pelayanan penunjang.

Setelah itu dilayani oleh petugas dan menunggu hasilnya

b Kendala ? Untuk pasien BPJS disini berbeda dengan pasien BPJS

Page 191: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

176

lainnya. Di rumah sakit ini pasien tidak bisa langsung ke

penunjang. Pasien harus mendaftarkan diri terlebih

dahulu. dan adanya pemeriksan untuk pembatasm 3 hari.

4 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pengambilan Obat

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

Pengambilan Obat

Pasien yang sudah dari poli pasien langsung ke apotek

dengan membawa salinan resep dokter. Pasien langsung

mengambil obat di apotek BPJS yang dimana apotek di

sini dibedakan apotek umum dan apotek BPJS, dan untuk

pengambilan obat ada beberapa pasien yang tidak bisa

mengambil obat semuanya.

b Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

pengambilan obat

Farmasi untuk obat top-upp ada masuk paket satu hari

192.500 yang tidak masuk paket pasien kronis contohnya

pasien diabet untuk insulin bisa di top-upp jadi biaya

insulin terpisah. Jadi namanya 7 hari paket yang biayanya

192.500, 23 terpisah itu top upp terpisah. Jadi pihak

terakhir Form Pengajuan Klaim, sebenarnya BPJS tidak

pernah terlambat telat bayar 14 hari kerja karena dari

proses verifikasi

1 OUTPUT

Pasien yang datang rumah sakit harus mendapatkan

pelayanan, hanya saja pasien masih ada yang kurang

mengetahui dalam proses pelayanan sehingga pelayanan

pasien tidak berjalan dengan lancar

Page 192: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

177

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Dinas Kesehatan di Pelayanan Rawat Jalan Pasien JKN

Di RSAI Bandung pada 2016

Hari/ Tanggal : 2016

Waktu :

Lokasi :

NO. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

INPUT

1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

a Lama Kerja Petugas di Unit

Rujukan Rawat Jalan

Sekitar 5 (lima) tahun saya bekerja disini.

b Peran unit pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Tugas dinas kesehatan untuk memberikan pemerataan

sistem rujukan antar puskesmas ke rumah sakit demi

kelancaran pelayanan rawat jalan

c Petugas yang menangani

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Dari rumah sakit lebih banyak berperan dalam pelayanan

bisa disebutkan termasuk internal. Sedangkan eksternal

dari dinas kesahatan.

d Pembagian tugas

pelaksanaan rujukan

Kami tidak tau menau untuk tugas di rumah sakit , saya

hanya tugas untuk sistem pemerataan rumah sakit

Page 193: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

178

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

e Pentingnya pelatihan

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

-

2 Sarana dan Prasarana

a Sarana dan Prasarana

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

Fasilitas semuanya sudah terpenuhi di rumah sakit. Dan

pihak Dinkes tidak memberikan fasilitas untuk rumah

sakit swasta

b Fasilitas manajemen

pelayanan rawat jalan yang

kurang/perlu diperbaiki

-

3 Anggaran/ Dana

a Anggaran pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

-

b Masalah terkait anggaran

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

-

4 Brieging System

a Bridging System pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Seharusnya RSAI Bandung harus sudah menggunakan

briedging system supaya lebih mudah tapi tidak ada

masalah juga selama berjalannya pelayanan

b Bagaimana tindakan dalam -

Page 194: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

179

menangani jaringan dalam

pelaksanaan rujukan

pelayanan tingkat lanjutan

peserta di RSAI Bandung

5 Standar Operasional Prosedur (SOP)

a Standar Operasional

Prosedur (SOP) pelaksanaan

rujukan pelayanan tingkat

lanjutan peserta di RSAI

Bandung

Pembuatan SOP sudah sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan yang terakhir tapi dari rumah sakit

menambahkan peraturan tersendiri yang dimana untuk

mengelola dari kerugian rumah sakit.

b Siapa yang buat kebijakan

untuk pemerataan pasien ?

Pertengahan bulan kemaren ada diskusi langsung bersama

dinas kesehatan, BPJS dan rumah sakit.

Dan sudah di syahkan juga kok bulan Agustus.Dan

wilayah rumah sakit semuanya merata

c Kapan dilaksanakan? Sudah bulan Agustus berjalannya dab sudah disepakati

dari pihak lain.

d Pemerataan RS Sebenarnya sudah lama ada kebijakan ini, hanya saja baru

ditetapkan dan dilaksanakan pihak BPJS, Dinkes dan

Rumah Sakit. Sehingga rumah sakit swasta tidak

mengalami penumpukan di rumah sakit tersebut.

PROSES

1 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pendaftaran

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Pendaftaran

Untuk alur proses pendaftaran semuanya sama dari pasien

datang sampai pulang semua harus terlayani hanya saja

setiap rumah sakit membuat kebijakan masin-masing

dalam rumah sakit.

b Kendala ? -

2 Pelaksanaan Rujukan JKN di Poli

Page 195: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

180

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Poli

Untuk pemeriksaan poli semuanya sama dari rumah sakit.

Pasien yang sudah dari pendaftaran langsung ke poli

untuk pemeriksaan.

b Kendala ?

3 Pelaksanaan Rujukan JKN di Penunjang

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di Penunjang

Pasien siapa pun bisa mendapatkan pelayanan penunjang.

b Kendala ? Ya kalau dari rumah sakit lain setelah pasien dari poli

pasien yang mendapatkan rujukan ke penunjang pasien

bisa mendapatkan pelayanan penunjang.

4 Pelaksanaan Rujukan JKN di Pengambilan Obat

a Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

Pengambilan Obat

Rumah sakit swasta dengan negeri sangat ah berbeda

tergantung kebijakn itu sendiri.

b Alur Proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

pengambilan obat

Untuk pengambialan obat di RSAI berbeda sebelumnya

yang dimana sebelumnya diambil melalui via telepon tapi

sekarang obat yang diambil hanya pada saat kontrol saja

jika obat itu ada sebagian yang belum bisa diambil pasien

mengambil obat dari apotek rekan yang sudah

bekerjasama oleh pihak BPJS sehingga pasien

mendapatkan masalah untuk pengambilan obat.

1 OUTPUT

a Untuk output setiap pasien harus mendapatkan pelayanan.

Dan tahap proses pelayan rawat jalan BPJS di RSAI

Bandung berbeda dengan rumah sakit lain. Karena

mereka membuat kebijakan sendiri untuk menimalisir

anggaran

Page 196: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

181

Page 197: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

182

Page 198: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

183

Lampiran V

Matriks Hasil Penelitian

Item I-A I-B I-C I-D I-E I-F I-G Kesimpulan

INPUT

Sumber Daya Manusia (SDM)

Kuantita

s

Lama

Kerja

Petugas di

Unit

Rujukan

Rawat

Jalan

Sudah 5 (lima)

tahun saya bekerja

di kepala seksi

pelayanan Rawat

Jalan. Untuk tenaga

kesehatan

adminitasi dan

BPJS masih baru

sekitar 3 (tiga)

tahun bekerja disini

Kurang

lebih 3

(tahun)

pada saat

BPJS

berjalan

Ya pada saat

BPJS

dimulai kira-

kira 3 (tiga)

tahun.

Bisa

terhitung 3

(tiga) tahun

berjalannya

Sudah 4

(empat)

tahun di

RSAI

Bandung

Saya sudah

lama di sini

sekitar 5 (lima)

tahun

Sekitar 5

(lima)

tahun saya

bekerja

disini.

Sebagian

besar

informan

menyatakan

bahwa

tenaga

kesehatan

yang

menangani

pelayanan

rawat jalan

selama 5

(lima) tahun

dan ada

petugas yang

belum lama

bekerja di

RSAI

Bandung

selama 3

(tiga) tahun.

Petugas

yang

Di dokumen contoh

jumlah SDM nya

Petugas

disini

Dari internal

pihak rumah

Untuk

internal

- Yang banyak

berperan dari

Rumah

sakit

Page 199: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

184

menangan

i

pelaksana

an rujukan

pelayanan

tingkat

lanjutan

peserta di

RSAI

Bandung

sudah lengkap dari

petugas

administrasi,

perawat, dokter, dll.

Dan dinkes yang

membantu dalam

mengkoordinir

rujukan

banyak kok

mba

semuanya

mempunyai

peran tugas

masing-

masing.

sakit yang

lebih

mengetahui

dalam proses

pelayanan.

Dan

eksternal

pihak dinkes.

pihak

rumah sakit

yang lebih

banyak

berperan.

eksternal

pihak

dinkes

yang lebih

mengetahui

dalam

rujukan

pihak rumah

sakit yang

banyak

melayani

pasien. Kalau

dari pihak luar

itu ihak dinkes

yang

mengetahui

sistem rujukan

berjenjang.

pemerintah

yang lebih

di fokus

kan dalam

pelayanan

kalau

rumah sakit

swasta

tidak tau

menau.

Peran unit

pelaksana

an rujukan

pelayanan

tingkat

lanjutan

peserta di

RSAI

Bandung

Peran pelaksanaan

saya dengan

mengontrol

kegiatan rujukan di

RSAI Bandung dan

kami menerima

pasien rujukan

tingkat faskes I.

Kami dari

pihak

pendaftaran

hanya

menerima

pasien

BPJS yang

sudah

mendapatk

an rujukan

dari pihak

puskesmas.

Peran saya

hanya

melayani

pasien yang

berobat di

rumah sakit

dan saya

tugasnya

juga

mendaftarka

n pasien

yang berobat

ulang atau

rutin.

Pihak BPJS

menangani

kasus

pelaksanaa

n rujukan

BPJS untuk

berjalannya

pelayanan

rawat jalan

di RSAI

Bandung

Peran

manajeme

n logistik

untuk

berjalanny

a

pelayanan

rawat jalan

di rumah

sakit

Peran kuangan

untuk

mengelola

keuangan

pasien demi

kelancaran

pasien peserta

JKN di rumah

sakit

Tugas dinas

kesehatan

untuk

memberika

n

pemerataan

sistem

rujukan

antar

puskesmas

ke rumah

sakit demi

kelancaran

pelayanan

rawat jalan

Seluruh

informan

menjelaskan

bahwa

uraian tugas

dari masing-

masing

pegawai

sebagai

berikut :

a.Kepala

Bagian

Manajemen

bertugas

sebagai

mengontrol

kerjanya

proses

pelaksanaan

rujukan b.

Page 200: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

185

Petugas

pendaftaran :

tugas saya

menerima

pasien dan

proses utama

pelaksanaan

pelayanan.

c. perawat

tugasnya

melayani

pasien yang

berobat dan

mendaftarka

n pasien

untuk

berobat yang

berulang

atau rutin

pemeriksaan

.

d.peran

BPJS

menangani

masalah

terkait BPJS

selama

proses

pelayanan

berjalan.

e. Petugas

logistik

Page 201: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

186

tugasnya

mengelola

obat untuk

pasien yang

membutuhka

n setalah

dokter

memberikan

resep obat.

F. petugas

keuangan

mengelola

anggaran

biaya JKN

yang

diberikan

pihak BPJS.

G. petugas

Dinkes :

perannya

membantu

proses

pelayanan

dengan

adanya

pemerataan

pasien di

setiap rumah

sakit.

Petugas

yang

menangan

Ada kok di

dokumen contoh

dari internal jumlah

Petugas

disini

banyak kok

Dari internal

pihak rumah

sakit yang

Untuk

internal

pihak

- Yang berperan

dari pihak

rumah sakit

Dari rumah

sakit lebih

banyak

Seluruh

informan

mengetahui

Page 202: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

187

i

pelaksana

an rujukan

pelayanan

tingkat

lanjutan

peserta di

RSAI

Bandung

tenaga kesehatanya

sudah lengkap dari

petugas

administrasi,

perawat, dokter, dll.

Sedangkan

eksternal pihak

dinkes yang

membantu dalam

mengkoordinir

sistem berjalannya

rujukan

mba

semuanya

mempunyai

peran tugas

masing-

masing.

lebih

mengetahui

dalam proses

pelayanan.

Dan

eksternal

pihak dinkes.

rumah sakit

yang lebih

banyak

berperan

dalam

melayani

pasien

seperti

tenaga

kesehatan.

Untuk

eksternal

pihak

dinkes.

yang banyak

melayani

pasien. Kalau

dari pihak luar

itu pihak

dinkes.

berperan

dalam

pelayanan

bisa

disebutkan

termasuk

internal.

Sedangkan

eksternal

dari dinas

kesahatan.

tugas

internal

untuk pihak

rumah sakit

dan

eksternal

dari Dinkes,

sehingga

tenaga

kesehatan

sudah

mengetahui

perannya

masing-

masing

dalam proses

pelayanan

rujukan.

Kualitas

(Pelatiha

n)

Bagaiman

a sikap

dan

penampila

n tenaga

kesehatan

?

Di RSAI ini kami

sudah mempunyai

prosedur dalam

melayani pasien

sehingga tenaga

kesehatan

harusmengikuti cara

melayani pasien

dengan baik

Kami

sudah

mengikuti

peraturan

rumah sakit

dengan

melayani

senang hati

sehingga

pasien

merasa

puas

Ya disini ada

peraturan

dalam

melayani

pasien kalo

kami tidak

melayani

kami ada

dapat teguran

Di sini

petugasnya

saya liat

ramah, baik

sopan

Pastinya

tenaga di

sini ramah

RSAI Bandung

sangat ketat

sehingga kami

punya

peraturan cara

melayani

pasien

- Seluruh

informan

mengatakan

bahwa di

RSAI

Bandung

mempunyai

prosedur

dalam

melayani

pasien

sehingga

tenaga

kesehatan

Page 203: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

188

sudah

mengetahui

uraian

tugasnya

dalam

melayani

pasien

Kinerja

tenaga

kesehatan

di RSAI

Bandung ?

Sudah sesuai target

tapi ada juga yang

kurang teliti tenaga

kesehatannya

Kami juga

pernah

melakukan

kesalahan

karena

kami cepat-

cepat

memanggil

pasien

sehingga

pasien

ramai yang

maju di

loket

Kurang

fokus dalam

pelayanan

sehingga

terjadi

masalah di

pelayanan

- - Terkait

kinerjanya

sudah sesuai

diharapkan sih

Cuma masih

ada tenaga

kesehatan

kurang teliti

juga ya

-

Pentingny

a pelatihan

pelaksana

an rujukan

pelayanan

tingkat

lanjutan

peserta di

RSAI

Bandung

Semua SDM

diwajibkan

mengikuti pelatihan

yang sudah

disediakan pihak

rumah sakit. Materi

yang saya dapati itu

speri patient safety,

pelayanan prima,

publich speaking

dan yang paling

Kami dari

petugas

sudah

mengikuti

pelatihan

materinya

keselamata

n pasien

gitu terus

rohanian

sama cara

Disini kalau

sudah ada

jadwal

pelatihan

kami

diwajibkan

hadir karena

pelatihan itu

penting bagi

setiap SDM

agar

- Kami dari

pihak

logistik

mengikuti

pelatihan

juga tapi

pelatihan

ini tidak

hanya

mendapatk

an materi

Dari pihak

rumah sakit

sudah ada

pelatihan

pelatihan

patient safaety,

publich

speaking, tipe

rumah sakit

rujukan dan

wajib ada

- Sebagian

besar

informan

menjelaskan

bahwa Pihak

rumah sakit

sudah

memberikan

fasilitas

dengan

adanya

Page 204: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

189

sering kami dapati

siraman rohanian

berbica kita

ke pasien

mengetahui

tugas

masing-

masing.

umum saja

dari materi

rohanian.

siraman

rohanian

pelatihan

akan

menambahk

an

pengetahuan

dalam proses

pelayanan.

Pelatihan

yang

didapatkan

informan

seperti

pelatihan

patient

safaety,

publich

speking dan

tidak

semuanya

materi

umum saja

yang

didapatkan

informan,

materi

rohanian

juga

diberikan

untuk selurh

petugas

Sarana

dan

Sarana

dan

Untuk fasilitas

dalam melayani

Satu set

komputer

Untuk

fasilitas

Satu set

komputer

- Semua

peralatan sudah

Fasilitas

semuanya

Sebagian

besar

Page 205: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

190

Prasaran

a

Prasarana

pelaksana

an rujukan

pelayanan

tingkat

lanjutan

peserta di

RSAI

Bandung

pasien rujukan

rawat jalan sudah

lengkap dan hanya

saja ada beberapa

sebagian fasilitas

yang masih kurang

beserta

dengan

programny

a,

kelengkapa

n

pelayanan

diantaranya

set

blangko,

resume

medis.

semuanya

sudah

lengkap dan

tidak ada

masalah

terkait

fasilitas

beserta

dengan

programny

a,

kelengkapa

n

pelayanan

diantaranya

set

blangko,

resume

medis dan

label

lengkap di

RSAI Bandung

sudah

terpenuhi di

rumah

sakit. Dan

pihak

Dinkes

tidak

memberika

n fasilitas

untuk

rumah sakit

swasta

informan

menyatakan

sarana dan

prasarana

yang

dimiliki oleh

RSAI

Bandung

dalam

kegiatan

proses

pelaksanaan

rawat jalan

BPJS belum

optimal. Dan

sebagian

kescil

informan

menyatakan

beberapa

fasilitas

yang kurang

maupun

fasilitas

yang sudah

tersedia

tetapi tidak

digunakan

dalam proses

pelayanan

dapat

mengakibatk

Page 206: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

191

an pasien

tidak merasa

puas dengan

pelayanan

yang

diberikan

oleh rumah

sakit.

Fasilitas

manajeme

n

pelayanan

rawat

jalan yang

kurang/per

lu

diperbaiki

Kekurangan printer

yang dimana 1 loket

tersebut ada 2

petugas, dan adapun

tv dan label yang

masih belum

digunakan sehingga

mubazir.

Yaa untuk

printer

disini

sebenarnya

kurang lah,

Terus Tv

disini

masih

belum

pernah

digunakan

dan label

yang tidak

digunakan.

Hanya punya

satu printer

jadi saya

suka ngeliat

suka salah

ketukar SEP

pasiennyatu.

Terkait tv

belum bisa

digunakan

karena

belum

tersambung

dengan

mesin

nomor

antrian.

- - - Seluruh

informan

menyatakan

bahwa

fasilitas

yang sudah

tersedia

tetapi tidak

digunakan

misalnya

televisi bisa

digunakan

untuk

memberikan

informasi

terkait alur

pelayanan

dan bisa juga

tampilan

nomor

antrian. Dan

adapun juga

mesin label

yang tidak

Page 207: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

192

digunakan

untuk

biodata

lengkap

pasien

sehingga

dapat

memudahka

n petugas

dalam

pemeriksaan

berkas

sehingga

tidak terjadi

dalam

pelayana.

Sedangkan

fasilitas

yang tidak

tersedia

mesin prinan

yang masih

kurang di

pendaftran

Anggaran

pelaksana

an rujukan

pelayanan

tingkat

lanjutan

peserta di

RSAI

Terkait anggaran

petugas sudah

membuat laporan

keuangan dalam 14

hari kerja yang

dimana tgl 20

semua laporan

keuangan yang

- - Anggaran

dilihat dari

laporan

keuangan

baru ada

anggaran.

Awalnya

diverifikasi

- Pertama

pengolahan

dokumen,

verifikasi,

medical record

untuk

menentukan

cooding keluar

- Sebagian

besar

informan

menyatakan

hasil

anggaran

dari pihak

BPJS tidak

Page 208: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

193

Bandung sudah diverifikasi

langsung diberikan

kepihak BPJS.

Kesalahan dari

laporan keuangan

dalam pelayanan

atau penginputan

terkait laporan

keuangan

terlebih

dahulu

Dari pihak

BPJS tidak

ada

kendala.

Biasanya

masalah

terjadi bisa

dari klaim

berkasnya .

per tanggal

20

berkasnya

belum

lengkap.

billing itu total

pembiayaan

pasien setelah

diverikasi

dokumen dan

bill baru

diserahkan ke

medical record

untuk

dimasukkan ke

aplikasi BPJS

untuk

mengeluarkan

coddingnya

diberikan ke

pihak BPJS

ada

keterlambata

n dalam

pemberian

anggaran ke

rumah sakit.

Adapun

masalah

yang terjadi

dari pihak

rumah sakit

telat

membuat

laporan

keuangan

sehingga

terjadi

keterlambata

n

pemasukkan

dana.

Sehingga

pihak rumah

sakit

menggunaka

n anggaran

rumah sakit

untuk biaya

tambahan

demi

berlangsung

nya

Page 209: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

194

pelayanan

Masalah

terkait

anggaran

pelaksana

an rujukan

pelayanan

tingkat

lanjutan

peserta di

RSAI

Bandung

Dana yang dibatasi

oleh pihak BPJS

tidak cukup untuk

biaya semua.

Apalagi untuk obat

pasien tidak bisa

semua mendapatkan

di rumah sakit.

Makanya RSAI

mempunyai

kebijakan sendiri

dalam pelayanan.

- - Untuk dana

perppasien

Rp 192.500

tergantung

rumah

sakit yang

mengelola

- Dana yang

dibatasi oleh

pihak BPJS

tidak cukup

untuk biaya

semua. Apalagi

untuk obat

pasien tidak

bisa semua

mendapatkan

di rumah sakit.

Makanya RSAI

mempunyai

kebijakan.

- Sebagian

besar

informan

menyatakan

bahwa

anggaran

dari pihak

BPJS tidak

mencukupi

seluruh

biaya

pelayanan

sehingga

pelayanan

rumah sakit

adanya

pembatasan

pelayanan

seperti

pasien tidak

mendapatka

n obat

penuh. Dan

sebagian

kecil

informan

menyatakan

bahwa

adanya

keterlambata

n laporan

Page 210: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

195

keuangan

sehingga

anngaran

dari BPJS

terlambat

masuk ke

rumah sakit.

Bridging

System

pelaksana

an rujukan

pelayanan

tingkat

lanjutan

peserta di

RSAI

Bandung

Kemampuan dikita

terkait kabelnya

tidak sinkron karena

harusnya pakai

viber optik serat

kabel kalau dikita

masih di timahnya

lemah. Kalau

brieding system itu

dikawinkan antara

system BPJS

dengan RSAI

sementara tidak bisa

karena beda

perkabelan atau

systemnya

Biasanya

terjadi

masalah

jaringan

eror

sehingga

masalah di

pendaftaran

waktunya

bisa sampai

2 jam atau

seharian.

Di RSAI

Bandung

belum

mempunyai

sistem

briedging

system

Masalah

yang

hampir

sering

terjadi dari

jaringan.

Biasanaya

jaingan ini

bisa

mencapai 2

jam dan

bisa

seharian.

Sistem ini

biasanya

bisa dari

kesalahan

rumah sakit

maupun

BPJS.

- Belum bisa

briedging

sytem. RSAI

hanya

menggunkan

sofware dari

BPJS. Adapun

masalah dari

sistem jaringan

Seharusnya

RSAI

Bandung

harus sudah

menggunak

an

briedging

system

supaya

lebih

mudah tapi

tidak ada

masalah

juga selama

berjalannya

pelayanan

Seluruh

informan

menyatakan

bahwa di

rumah sakit

belum

mempunyai

briedging

sytem, hanya

saja pihak

rumah sakit

mempunyai

sistem

jaringan dan

software.

Sehingga

tenaga

kesehatan

melakukan

pengerjaan

dua kali

kerja dalam

pengelolaan

input data.

Dan adapun

Page 211: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

196

sebagian

kecil

informan

menyatakan

bahwa ada

kesalahan

dalam

jaringan

pada saat

proses

pelayanan di

RSAI

Bandung

Bagaiman

a tindakan

dalam

menangan

i jaringan

dalam

pelaksana

an rujukan

pelayanan

tingkat

lanjutan

peserta di

RSAI

Bandung

Petugas seharusnya

cepat melapor

terkait adanya

kesalahan dalam

jaringan. Jika

jaringan belum

terhubung maka

proses pelayanan

terganggu. Dan

kami punya yang

ahli IT.

Petugas

bisa otak

atik sendiri,

jika

petugas

tidak bisa

tangani lagi

petugas

langsung

hubungi

pihak yang

mengerti

dalam

jaringan.

Dan tidak

ada

pengontrola

n komputer

atau

Saya

langsung

melapori

pihak atas

yang

mengerti

dalam sistem

jaringan.

Petugas

langsung

hubungi

pihak yang

mengerti

dalam

jaringan.

Kalau

BPJS

jaringannya

lama

petugas

membuat

SEP secara

manual jadi

2 kali

kerja. Dan

syarat nya

dengan

- - - Sebagian

besar

informan

menyatakan

masalah

yang terjadi

pada sistem

jaringan

yang dapat

menghambat

proses

pelayanan.

Dan

sebagian

kecil

informan

mengatakan

petugas

tidak

Page 212: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

197

jaringan. minyimpan

fotocopy

rujukan

sama kartu

BPJSnya.

Serta pihak

BPJS

membantu

dalam

melaporkan

ke BPJS

pusat

dalam

pemeriksaa

n biodata

pasien.

melakukan

pengontrolan

n sebelum

mulainya

proses

pelayanan

dan tidak

stand by

dalam

perbaikan

jaringan.

SOP Standar

Operasion

al

Prosedur

(SOP)

pelaksana

an rujukan

pelayanan

tingkat

lanjutan

peserta di

RSAI

Bandung

Untuk SOP alur

pendaftaran rawat

jalan sudah lama

dibuat dan sudah

sesuai dengan BPJS

Untuk SOP

alur

pendaftaran

rawat jalan

sudah lama

dibuat dan

sudah

sesuai

dengan

BPJS.

Pembuatan

SOP sudah

sesuai

dengan

Peraturan

Menteri

Kesehatan

yang terakhir

tapi dari

rumah sakit

menambahka

n peraturan

tersendiri

yang dimana

untuk

mengelola

Pembuatan

SOP tidak

sesuai dari

rumah sakit

yag pasien

berjenjang

bisa datang

ke rumah

sakit ini

Dalam

pembuatan

SOP

pelaksanaan

rawat jalan

sudah

disesuaikan

dengan

Peraturan

Menteri

Kesehatan

hanya saja ada

tambahan

dalam alur

pendaftaran.

Pembuatan

SOP sudah

sesuai

dengan

Peraturan

Menteri

Kesehatan

yang

terakhir

tapi dari

rumah sakit

menambahk

an

peraturan

tersendiri .

Seluruh

informan

mengatakan

pihak rumah

sakit sudah

mempunyai

SOP

masing-

masing

dalam proses

pelaksanan

rujukan.

Namun

sebagian

kecil SOP di

RSAI

Page 213: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

198

dari kerugian

rumah sakit .

Bandung

dalam

rujukan

adanya

perubahan

karena pihak

rumah sakit

mengikuti

dari pihak

JKN dan

dinas

kesehatan.

Namun ada

beberapa

proses yang

dibuat dari

rumah sakit

sendiri.

Siapa

yang buat

kebijakan

untuk

pemerataa

n pasien ?

Pertengahan bulan

kemaren ada diskusi

langsung bersama

dinas kesehatan,

BPJS dan rumah

sakit. Dan adanya

perubahan SOP dari

sebelumnya yang

dimana di rumah

sakit ini

pelayanannya

pertiga hari tetapi

sekarang pelayanan

untuk pengambilan

Baru di

sahkan

kalau gak

salah ya

bulan

Agustus

gitu deh.

Kalau gak

salah itu

dari BPJS,

Dinkes dan

rumah sakit

lah. Tetapi

rumah sakit

Pihak rumah

sakit

sekarang

sudah

memberikan

kemudahan

kepada

pasien agar

pasien bisa

mendapatkan

obat

langsung

tanpa

mendaftarka

Semuanya

berperan

dari dinas

kesehatan,

BPJS dan

rumah

sakit.

Sekarang

pasien

lebih

mudah

mendapatk

an

pelayanan

Pihak

rumah

sakit, BPJS

dan dinas

kesehatan.

Dari pihak

rumah

sakit agak

berbeda

dengan

rumah

sakit lain

walaupun

disini agak

Semuanya

yang membuat

kebijakan,

pihak dinas

kesehatan, dan

para pihak

rumah sakit.

Dan sudah

di syahkan

juga kok

bulan

Agustus.Da

n wilayah

rumah sakit

semuanya

merata.

Dalam

pelayanan

disini

berbeda

proses

Seluruh

informan

mengatakan

dalam

pembuatan

kebijakan

atau SOP

bersama

dengan

pihak rumah

sakit, BPJS

dan dinkes.

Dan

sebagian

Page 214: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

199

obat bisa

didapatkan setelah

pelayanan. Hanya

saja tidak penuh

didapatkan.

ini berbeda

dengan

rumah sakit

lain karena

rumah sakit

ini

dilakukan

pertiga hari

pelayanan.

n kembali. dalam

pengambila

n obat

tanpa

daftar

kembali

ribet

proses

pelayanann

ya dalam

pertiga

hari.

pelayanan

semuanya

didapatkan

pertiga hari

kecil

informan

mengatakan

pihak rumah

sakit sudah

mempunyai

prosedur

sendiri

supaya dapat

menimalisir

anggaran

rumah sakit

Kenapa

dilakukan

perubahan

kebijakan

?

Adanya perubahan

karena sebelumnya

pada saat

pendaftaran pasien

membludak untuk

pasien pengambilan

obat yang dapat

mengganggu proses

pelayanan yang

ingin berobat.

Dengan

perubahan

kebijakan

ini

dipendaftar

an tidak

penuh

sehingga

lebih cepat

proses

pelayanan.

Yang saya

ketahui itu

perubahan

kebijakan ini

agak

mendingan

dari

sebelumnya

karena untuk

mempermud

ah pasien.

Setiap

rumah sakit

mempunyai

kebijakan

tersendiri

dalam

proses

pelayanan.

Dan pihak

rumah sakit

sudah

mengikuti

aturan

BPJS

- Ya semenjak

perubahan

pelayanan

berjalan

dengan baik

hanya saja

masalah pasien

tidak

mendapatkan

obat

sepenuhnya.

- Sebagian

besar

informan

mengatakan

dengan

adanya

perubahan

kebijakan ini

dapat

menimalisir

anggaran

rumah sakit,

yang dimana

rumah sakit

mempunyai

kebijakan

tersendiri

setiap

pelayanan

bisa

Page 215: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

200

didapatkan

pertiga hari

selama

pelayanan.

Dan ada

sebagian

informan

mengatakan

bahwa

adanya

pengambilan

obat tidak

sepenuhnya

hanya

didapatkan

separuh obat

yang

diberikan

dari pihak

rumah sakit.

Pemerataa

n RS

RSAI Bandung

mengalami

penumpukan pasien

makanya sekarang

sudah mulai

berkurangnya

pasien yang

sekarang pasien

yang lain bisa

ditangani oleh RS

Kabupaten dan

sesuai dengan

Pasien

BPJS dari

tahun 2014

dan 2016

pertengaha

n bulan

sangat

banyak

pasiennya

karena

pasien

disini bisa

Semenjak di

pertengahan

tahun 2016

pasien mulai

mengurang.

Sudah

mulainya

pemerataan

disetiap

rumah

sakit,

sehingga

pasien

harus ke

rumah sakit

kebupaten

terlebih

Semenjak

adanya

pemerataa

n rumah

sakit untuk

obat tidak

terlalu

keseringan

mengalami

kekuranga

n obat

walaupun

Di RSAI

mengalami

penemupukan

Dan rumah

sakit ini

sampai sabtu

buka kalau

rumah sakit

lain tidak. Dan

sebelumnya

belum

berjenjanga

Sebenarnya

sudah lama

ada

kebijakan

ini, hanya

saja baru

ditetapkan

dan

dilaksanaka

n pihak

BPJS,

Dinkes dan

Seluruh

informan

mengatakan

bahwa RSAI

Bandung

masih

kurang

meratanya

pasien Dan

adapun

sebagian

kecil

Page 216: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

201

tingkatan. dari

kabupaten.

Dan

mengalami

penumpuka

n pasiennya

di rawat

jalan.

dahulu

tanpa harus

ke rumah

sakit kota..

sekarang

masih

susah

diatasi

kekosonga

n obat

sehingga RSAI

tipe B

mengalami

penumpukan

Rumah

Sakit.

Sehingga

rumah sakit

swasta

tidak

mengalami

penumpuka

n di rumah

sakit

tersebut.

informan

mengatakan

RSAI

Bandung

sudah

mempunyai

peraturan

sendiri dan

berbeda

dengan

peraturan

dirumah

sakit lain

untuk

menimalisir

anggaran

biaya.

PROSES

Alur

Proses

Pelaksana

an

Rujukan

JKN di

Pendaftara

n

Untuk pasien BPJS

mempunyai 3 loket

untuk loket A

pasien langsung

pasien yang belum

pernah berobat ke

rumah sakit dan

pasien yang belum

terdaftar via

telepon, loket B

untuk pendaftaran

pasien yang sudah

didaftarkan oleh

poli/autoregistrasi.L

Loket A

untuk

pasien yang

langsung

belum

terdaftar

via

telephone

dan

autoregistra

si.

Pendaftaran

autoregistra

si.

Di RSAI

Bandung

mempunyai

3 alur

pendafataran.

Ada via

langsung,

autoregistrasi

dan

telephone.

Pasien

BPJS harus

ada rujukan

dari tingkat

1 jadi tidak

bisa ke

rumah

sakit,

pasien

BPJS

merupakan

pasien

berjenjang.

Di RSAI

- Untuk pasien

BPJS

mempunyai 3

loket untuk

loket A pasien

langsung, loket

B untuk

pendaftaran

pasien yang

sudah

didaftarkan

oleh

poli/autoregistr

asi. Loket C

Untuk alur

proses

pendaftaran

semuanya

sama dari

pasien

datang

sampai

pulang

semua

harus

terlayani

hanya saja

setiap

Seluruh

informan

mengatakan

bahwa

pendaftaran

RSAI

Bandung

mempunyai

3 loket,

antara lain

loket A

untuk pasien

baru/ pasien

yang belum

Page 217: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

202

oket C untuk pasien

yang daftar melalui

via telepon pasien

yang berkunjung

untuk kontrol dan

penunjang.

Sehingga

pasien

tersebut

harus

controlnya

rutin

sebulan

sekali.

Bandung

punya 3

loket

untuk pasien

yang daftar

melalui via

telepon

rumah sakit

membuat

kebijakan

terdaftar

melalui via

telephone.

Loket B

untuk pasien

yang sudah

didaftarkan

oleh poli

atau sering

disebut

autoregistras

i dan loket C

untuk pasien

yang sudah

mendaftarka

n diri

melalui via

telephone

untuk ke

penunjang

dan kontrol

ke dokter.

Kendala ? Banyak pasien yang

masih salah

mengambil nomor

antrian, pasien tidak

membawa rujukan,

pasien yang datang

langsung biasanya

tidak semua pasien

bisa terlayani

karena untuk pasien

Pasien

tidak

membawa

rujukan,

pasien

belum

terdaftar

via telepon,

sudah habis

masa

Masalahnya

pasien masih

tidak

membawa

rujukan,

tidak

mengetahui

loket antrian,

Pasien

masih

kurang

informasi

terkait alur

pendaftaran

sehingga

pasien

terhambat

proses

- Pasien masih

banyak tidak

membawa

rujukan, tidak

mengetahui

loket antrian,

dan tidak

mengetahui

alur

pendaftaran

- Sebagian

besar

informan

mengatakan

pasien

kurangnya

informasi

terkait alur

proses

pelayanan

Page 218: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

203

BPJS dibatasi

kuotanya.

berlaku

rujukannya,

salah

poliklinik

pelayanan. rawat jalan.

Dan

sebagian

kecil

informan

mengatakan

di RSAI

Bandung

adanya

pembatasan

kuota dokter

sehingga

pasien yang

mendaftarka

n melalui

loket A,

kemungkina

n kecil

mendapatka

n pelayanan

berobat di

RSAI

Bandung.

Masalah

terkait

petugas ?

Kesalahan perawat

dalam

menjadwalkan

berobat. Dan

masalah dari tenaga

kesehatan seperti

petugas pendaftaran

masih ada salah

dalam penyerahan

Tenaga

kesehatan

kurang

teliti dalam

penyerahan

SEP

kepada

pasien

sehingga

Masalahnya

pasien masih

tidak

membawa

rujukan,

tidak

mengetahui

loket antrian,

petugas salah

Masalah

Obgyn

dilihat dari

kasus

normal

atau kelilit

atau sesar

kalau

masalahya

- - - Sebagian

besar

informan

mengatakan

petugas

kurang teliti

dalam

pemeriksaan

berkas

Page 219: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

204

SEP kepada pasien. nama

pasien

tidak sesuai

dengan

SEPnya.

memberikan

SEP ke

pasien

pasien

kelilit bisa

langsung

acc. Jadi

pas di poli

nolak

melihat

dari

kondisi

pasien

normal

pasien

langsung

datang ke

pihak

BPJS.

sehingga

SEP yang

seharusnya

nama

pasiennya

tertukar

dengan

bukan

SEPnya

sendiri. Dan

sebagian

kecil

informan

mengatakan

alat label

seharusnya

bisa

digunakan

agar tidak

terjadi

kesalahan.

Alur

Proses

Pelaksana

an

Rujukan

JKN di

Poli

Setelah pasien dari

pendaftaran, pasien

langsung ke poli

yang dituju dengan

membawa SEP

(Surat Eligibitas

Pasien). Setelah dari

Poli pasien

langsung

pemeriksaan tensi

darah pasien

Setelah

pasien yang

sudah

mengurusi

pendaftaran

, pasien

langsung

ke poli

yang dituju.

Pasien

langsung di

Pasien yang

sudah selesai

mengurusi di

pendaftaran

pasien

langsung

membawa

berkas untuk

menyerahkan

di poli.

Setelah dari

Pasien

yang dari

pendaftaran

langsung

ke poli

untuk

pemeriksaa

n ke dokter

- Pasien dari

pendaftaran

bisa langsung

ke poli,

langsung saja

pasien

memberikan

berkasnya yang

dari

pendaftaran ke

perawat untuk

Untuk

pemeriksaa

n poli

semuanya

sama dari

rumah

sakit.

Pasien yang

sudah dari

pendaftaran

langsung ke

Seluruh

informan

mengatakan

bahwa RSAI

Bandung

berbeda

dengan

rumah sakit

lain yang

dimana

pelayanan

Page 220: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

205

periksa

terlebih

dahulu

untuk

pengecekan

tekanan

darah

poli pasien di

panggil

untuk

pemeriksaan

awal

pemeriksaan poli dilakukan

pertiga hari

selama

pelayanan,

sehingga

pasien tidak

bisa setiap

hari

pengobatan

ke poli

ataupun

penunjang

harusnya

pelayanan

pertiga hari.

Masalah

terkait

pada

perawat ?

yaa biasanya telat

juga dokter datang,

sehingga pasien

numpuk di sini.

Terus biasanya ada

juga dokter yang

gak kasih kabar

adapun

dokter suka

telat atau

gak datang

ni

dokternya

nih terus

gak kash

kabar, pada

saat pasien

yang sudah

antri dari

subuh trus

pas siang di

poli mereka

baru di

kasih kabar

ada juga

dokter yang

telat

sehingga

pasien suka

banyak yang

nanya ke

loket perawat

dan

menghadapi

berbagai

macam

pasien dan

saya tetap

terus

melayani

pasien

dokter ada

yang telat

sehingga

kami pihak

BPJS suka

binggung,

ya

seharusnya

pasien

tanya di

tempat

informasi

bukan di

BPJS

dokter

disini

jarang

yang

terlambat

walaupun

adalah

yang telat

karena

mereka

dapat surat

juga kalau

telat

- - Sebagian

besar

informan

mengatakan

perawat

kurang teliti

dalam

pengecekan

berkas dan

penginputan

data pasien

sehingga

masalah

yang terjadi

kesalahan

besar untuk

pasien

Page 221: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

206

Masalah yang

terjadi pada saat di

poli itu perawat

biasanya masih

salah memberikan

jadwal berobat dan

kurang melihat

jadwal terakhir

pasien berobat

Perawat

kurang

memberika

n informasi

terkait

pasien yang

datang

kontrol

berulang

tanpa

mengambil

nomor

antrian

dulu.

Mereka

langsung

ke meja

pendaftaran

loket b

Biasanya

saya salah

menginput

data penyakit

pasien

sehingga

pada saat di

pemeriksaan

dokter,

dokter

mengecek

kembali

penyakit

pasien

Jika

terjadinya

kesalahan

pada

perawat

pada saat

penginputa

n kami

pihak BPJS

membenark

an input

yang salah

dari

perawat

Alur

Proses

Pelaksana

an

Rujukan

JKN di

Penunjang

Pasien daftar

kembali melalui via

telephone, setelah

itu pasien bisa

langsung ke

penunjang

Daftar

mulai dari

awal lagi

pasien

daftar via

telephone

lalu pasien

bisa ke

penunjang

Pasien yang

sudah

dirujuk oleh

dokter pasien

bisa ke

penunjang,

dan dari

penunjang

petugas

memberikan

pelayanan

dan setelah

itu pasien

Pasien dari

poli bisa

langsung

ke

penunjang.

Dan dari

penunjang

pasien akan

terlayani

oleh

petugas

- Pasien dari poli

bisa

mendapatkan

pelayanan

penunjang.

Setelah itu

dilayani oleh

petugas dan

menunggu

hasilnya

Pasien

siapa pun

bisa

mendapatka

n pelayanan

penunjang.

Seluruh

informan

mengatakan

pasien untuk

pemeriksaan

penunjang

harus daftar

terlebih

dahulu

melalui via

telephone

sehingga

pasien yang

Page 222: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

207

mendapatkan

hasil

pemeriksaan

nya

sudah

mendapatka

n rujukan

dari dokter

ke

penunjang

pasien

terlebih

dahulu ke

loket

pendaftaran

setelah itu

pasien bisa

langsung ke

penunjang.

Kendala ? Pasien yang sudah

dari poli tidak bisa

langsung ke

penunjang, pasien

daftar kembali

melalui via

telephone untuk 3

hari kedepannya

Pasien

BPJS di

RSAI

Bandung

tidak bisa

langsung

dari poli ke

penunjang,

pasien

harus daftar

kembali

baru bisa

pemeriksaa

n lab dan

lain-lain

Ya disini

pasiennya

harus daftar

lewat via

telephone

lagi tapi

tidak bisa

besok

langsung ke

penunjang

tapi harus

ada batasan

waktu 3 hari

Dari poli

pasien

daftar

kembali

untuk

mendapatk

an

pelayanan

di

penunjang

- Untuk pasien

BPJS disini

berbeda

dengan pasien

BPJS lainnya.

Di rumah sakit

ini pasien tidak

bisa langsung

ke penunjang

Ya kalau

dari rumah

sakit lain

setelah

pasien dari

poli pasien

yang

mendapatka

n rujukan

ke

penunjang

pasien bisa

mendapatka

n pelayanan

penunjang

Seluruh

informan

mengatakan

pasien tidak

mendftarkan

diri terlebih

dahulu

dengan via

telephone

sehingga

pasien yang

sudah

mendapatka

n rujukan ke

penunjang

mereka

langsung ke

Page 223: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

208

lab tanpa ke

pendaftaran

terlebih

dahulu

Alur

Proses

Pelaksana

an

Rujukan

JKN di

Pengambil

an Obat

Setelah dari poli

pasien membawa

resep obat untuk

mengambil obat di

apotek BPJS. Tapi

ada obat yang tidak

semua didapatkan

Pasien

yang sudah

mendapatk

an salinan

resep

pasien

langsung

ke apotek.

Adapun

ada obat

yang tidak

penuh

didapatkan

Pasien

yang sudah

mendapatk

an salinan

resep

pasien

langsung

ke apotek.

Adapun

ada obat

yang tidak

penuh

didapatkan.

Dari poli

pasien bisa

mendapatkan

obat di

apotek BPJS.

Dan

pasienpun

menunggu

antrian

kembali

Pengambila

n obat

disini

dibedakan

mana

oasien

BPJS dan

pasien

Umum.

Setelah

pasien dari

poli pasien

mendapatk

an salinan

resep dari

dokter

Untuk

pengambil

an obat,

pasien

harus

mendapatk

an salinan

rersep dari

dokter

terlebih

dahulu,

jika pasien

sudah ada

salinan

resep

pasien

langsung

ke apotek

khusus

psaien

BPJS

Pasien yang

sudah dari poli

pasien

langsung ke

apotek dengan

membawa

salinan resep

dokter. Pasien

langsung

mengambil

obat di apotek

BPJS yang

dimana apotek

di sini

dibedakan

apotek umum

dan apotek

BPJS

Rumah

sakit swasta

dengan

negeri

sangat lah

berbeda

tergantung

kebijakn itu

sendiri

Seluruh

informan

mengatakan

bahwa alur

pengambilan

obat berbeda

dengan

sebelumnya,

seperti

pasien

setelah

berobat tidak

bisa

langsung

mendapatka

n obat,

sekarang

dengan

adanya

kebijakan

baru pasien

setelah

berobat bisa

langsung

mendapatka

n obat. Dan

ada sebagian

informan

Page 224: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

209

mengatakan

obat yang

didaptkan

tidak

sepenuhnya.

Masalah

yang

terjadi

dalam

pengambil

an obat ?

Untuk

pengambialan obat

di RSAI berbeda

sebelumnya yang

dimana sebelumnya

diambil melalui via

telepon tapi

sekarang obat yang

diambil hanya pada

saat kontrol

Untuk

pengambila

n obat

sekarang

mengikuti

SK RSAI

pertiga hari

jika

obatnya

kurang

dikasih

salinan

resep untuk

diambil di

rekanan

BPJS jadi

misalkan dr

meresepkan

obat untuk

2minggu

tapi dari

pihak

farmasi

hanya

diberikan

untuk 3hari

Untuk

pengambiala

n obat di

RSAI

berbeda

sebelumnya

yang dimana

sebelumnya

diambil

melalui via

telepon tapi

sekarang

obat yang

diambil

hanya pada

saat kontrol

saja jika obat

itu ada

Kalau obat

dari

peraturan

disini

diambil 7

hari dulu

dirumah

sakit nanti

sisanya

pasien

ambil di

apotek

rekanan.

Kan dr

diwajibkan

diberikan

obat satu

bulan tapi

dari pihak

rumah

Jadi kita

harus

belajar

obat fornas

batasan-

batasan

obat apa

saja yang

hanya 30

hari. Dan

hanya

penyakit

kronis 30

hari untuk

akut 7 hari.

Struktur

pemberian

ada 7 paket

ina-cbgs

23 hari

masuk ke

top upp

Farmasi untuk

obat top-upp

ada masuk

paket satu hari

192.500 yang

tidak masuk

paket pasien

kronis

contohnya

pasien diabet

untuk insulin

bisa di top-upp

jadi biaya

insulin

terpisah. Jadi

namanya 7 hari

paket yang

biayanya

192.500

Untuk

pengambial

an obat di

RSAI

berbeda

sebelumnya

yang

dimana

sebelumnya

diambil

melalui via

telepon tapi

sekarang

obat yang

diambil

hanya pada

saat kontrol

Seluruh

informan

mengatakan

alur

pengambilan

obat berbeda

dengan

sebelumnya

pasien

setelah

berobat tidak

bisa

langsung

mendapatka

n obat,

sekarang

dengan

adanya

kebijakan

baru pasien

setelah

berobat bisa

langsung

mendapatka

n obat

Kebijakan dari Kebijakann Kebijakan Kalau dari Baru mulai Kebijakan dari

Page 225: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

210

rumah sakit sama

pihak BPJS yang

bersangkutan

supaya tidak ada

salah informasi satu

sama lain

ya baru

dirubah

untuk

memperlan

car

pelayanan

dari rumah

sakit sama

pihak BPJS

yang

bersangkutan

supaya tidak

ada salah

informasi

satu sama

lain

BPJS

seharusnya

full pasien

mendapatk

an obat tapi

dari pihak

rumah sakit

mempunyai

kebijakan

tersendiri

beberapa

bulan

sudah

dirubah

rumah sakit

sama pihak

BPJS yang

bersangkutan

supaya tidak

ada salah

informasi satu

sama lain

OUTPUT

Gambaran

penangana

n petugas

dalam

melayani

pasien di

RSAI

Bandung?

Selama pasien

berobat di sini

dilihat banyak

masalah dalam

pelayanan dari

pasien datang

sampai pasien

pulang. Tapi lebih

banyak komplain

yang saya dengar

Tahap-

tahap

proses

pelayanan

pasien

BPJS

terlihat

masalah

dari

petugas dan

pasien. Dan

pasien di

BPJS

menumpuk

sehingga

petugas

salah dalam

pemberian

SEP

Pasien yang

datang dari

pendaftaran

sampai

mendapatkan

obat. Ada

terdapat

maalah yang

hampir sama

disetiap

rumah sakit.

Dan

masalahnya

pun masih

bisa teratasi

Kalau

dilihat dari

pandangan

saya proses

pelaksanaa

n

pelayanan

rujukan

sudah

berjalan

lancar.

Hanya saja

masalah

dari

petugas

yang masih

kurang

teliti

karena

pasien

yang

Tahap

proses

pelayanan

rawat jalan

yang

sering

pasien

tidak puas

dalam

pengambil

an obat

Pasien yang

datang rumah

sakit harus

mendapatkan

pelayanan,

hanya saja

pasien masih

ada yang

kurang

mengetahui

dalam proses

pelayanan

sehingga

pelayanan

pasien tidak

berjalan

dengan lancar

Untuk

output

setiap

pasien

harus

mendapatka

n

pelayanan.

Dan tahap

proses

pelayan

rawat jalan

BPJS di

RSAI

Bandung

berbeda

dengan

rumah sakit

lain.

Karena

mereka

Seluruh

informan

mengatakan

bahwa

tenaga

kesehatan

sudah

memberikan

pelayanan

yang terbaik,

hanya saja

terdapat

masalah

terkait obat

yang tidak

full

didapatkan

pasien dan

petugas

masih

kurang teliti

Page 226: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

211

menumpuk

di

pendaftaran

membuat

kebijakan

sendiri

untuk

menimalisir

anggaran

dalam

pemeriksaan

berkas.

Sebelumnya pasien

yang berobat di

RSAI bisa siapa

saja yang datang

tapi sudah mulainya

kebijakan untuk

pasien yang

kabupaten tidak

bisa berobat

langsung ke RS

kota

Pasien

BPJS dari

tahun 2014

dan 2016

pertengaha

n bulan

sangat

banyak

pasiennya

karena

pasien

disini bisa

dari

kabupaten

Semenjak di

pertengahan

tahun 2016

pasien mulai

mengurang

Sudah

mulainya

pemerataan

disetiap

rumah

sakit,

sehingga

pasien

harus ke

rumah sakit

kebupaten

terlebih

dahulu

Semenjak

adanya

pemerataa

n rumah

sakit untuk

obat tidak

terlalu

keseringan

mengalami

kekuranga

n obat

walaupun

sekarang

masih

susah

diatasi

kekosonga

n obat

sehingga

pasien

mengalami

kesulitan

Di RSAI

mengalami

penemupukan

dan dilihat dari

data sehari bisa

seribu pasien

kalau di rumah

sakit

pemerintah lain

hanya 60-80

pasien

Sebenarnya

sudah lama

ada

kebijakan

ini, hanya

saja baru

ditetapkan

dan

dilaksanaka

n pihak

BPJS,

Dinkes dan

Rumah

Sakit

Apakah

ada

dilakukan

monitorin

Kami di sini belum

ada melakukan

pengontrolan gitu

sehingga kami

Kami

selama

disini

belum

Tidak ada

pengontrolan

dan evaluasi

juga ..

- - - - Sebagian

kecil

informan

mengatakan

Page 227: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

212

Lampiran VI

MATRIKS TRIANGULASI

No. Domain Wawancara Observasi Telaah Dokumen Kesimpulan

g dan

evaluasi

dalam

proses

pelayanan

?

kurang data dalam

kesalahan petugas.

Dan tidak ada

evaluasi juga

melihat ada

pengontrola

n gtu ,

teguran pun

jarang. Ya

mungkin

karena

kesalahan

kecil

palingan

kami tau

kesalahan

dari sendiri

atau pasien

bahwa RSAI

Bandung

belum

melakukan

adanya

monitoring

dan evaluasi.

Page 228: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

213

1 Tenaga

Kesehatan

Sebagian besar informan menyatakan

bahwa tenaga kesehatan yang menangani

pelayanan rawat jalan selama (lima)

tahun dan ada petugas yang belum lama

bekerja di RSAI Bandung selama 3 (tiga)

tahun.

- Di RSAI Bandung dalam

pelaksanaan rujukan

rawat jalan terdapat

dokumen terkait jumlah

tenaga kesehatan, uraian

tugas dan struktur tenaga

kesehatan di RSAI

Bandung. Namun

sebagian kecil tidak

terdapat dokumen terkait

lama waktu kerja di

RSAI Bandung.

Tidak adanya data telaah

dokumen dan obserrrvasi

terkait lama kerja tenaga

kesehatan. Naamun

sebagian besar dari hasil

wawancara ditemukaa

bahwa laaama kerja

tenaga kesehatan selama

5 (lima) tahun dan

sebagian kecil lama kerja

tenaga kesehatan selama

3 (tigaa) tahun dalam

pelayanan Seluruh informan menjelaskan bahwa

uraian tugas dari masing-masing pegawai

sebagai berikut :

a.Kepala Bagian Manajemen bertugas

sebagai mengontrol kerjanya proses

pelaksanaan rujukan b. Petugas

pendaftaran : tugas saya menerima pasien

dan proses utama pelaksanaan pelayanan.

c. perawat tugasnya melayani pasien

yang berobat dan mendaftarkan pasien

untuk berobat yang berulang atau rutin

pemeriksaan.

Berdasarkan hasil

observasi, sebagian

besar informan sudah

melaksanakan

seluruh uraian

tugasnya, sehingga

tenaga kesehatan

sudah mengetahui

perannya dalam

melayani proses

pelaksanaan rujukan.

Terdapat kesamaan

antara uraian tugas

tenaga kesehatan dalam

pelaksanan rujukan

berdasarkan wawancara,

observasi dan telaah

dokumen sehingga sudah

sesuai dalam proses

pelayanan di RSAI

Bandung

Page 229: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

214

d.peran BPJS menangani masalah terkait

BPJS selama proses pelayanan berjalan.

e.Petugas logistik tugasnya mengelola

obat untuk pasien yang membutuhkan

setalah dokter memberikan resep obat.

f.petugas keuangan mengelola anggaran

biaya JKN yang diberikan pihak BPJS.

g.petugas Dinkes : perannya membantu

proses pelayanan dengan adanya

pemerataan pasien di setiap rumah sakit

Seluruh informan mengetahui tugas

internal untuk pihak rumah sakit dan

eksternal dari Dinkes, sehingga tenaga

kesehatan sudah mengetahui perannya

masing-masing dalam proses pelayanan

rujukan.

Page 230: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

215

Sebagian besar informan menjelaskan

bahwa Pihak rumah sakit sudah

memberikan fasilitas dengan adanya

pelatihan akan menambahkan

pengetahuan dalam proses pelayanan.

Pelatihan yang didapatkan informan

seperti pelatihan patient safaety, publich

speking dan tidak semuanya materi

umum saja yang didapatkan informan,

materi rohanian juga diberikan untuk

selurh petugas

Berdasarkan hasil

observasi, seluruh

informan sudah

mengikuti pelatihan

sehingga tenaga

kesehatan

mengetahui cara-cara

menangani pasien

dalam penerimaan

pasien

Terdapatnya dokumen

berupa sertifikat tenaga

kesehatan yang

mengikuti pelatihan di

RSAI Bandung

Tidak adanya perbedaan

pelatihan yang

didapatkan tenaga

kesehatan berupa

wawancara, observasi

dan telaah dokumen.

Bahwasanya dokumen

yang didapatkan berupa

sertifikat yang diikuti

tenaga kesehatan di RSAI

Bandung

2 Sarana Sebagian besar informan menyatakan

sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

RSAI Bandung dalam kegiatan proses

pelaksanaan rawat jalan BPJS belum

optimal. Dan sebagian kescil informan

menyatakan beberapa fasilitas yang

kurang maupun fasilitas yang sudah

tersedia tetapi tidak digunakan dalam

proses pelayanan dapat mengakibatkan

pasien tidak merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan oleh rumah

sakit.

Berdasarkan hasil

observasi, sebagian

besar fasilitas yang

ada di RSAI

Bandung, antara lain

: Komputer, printer,

telephone, televisis,

pengeras suara dan

ATK. Namun

sebagian kecil

fasilitas yang sudah

tersedia seperti

televisi dan label

tetapi tidak

digunakan dan

kekurangan mesin

prin di loket

Terdapatnya dokumen

sarana dan prasarana di

RSAI Bandung.

Ada perbedan sarana

prasarana antara telaah

dokumen dengan hasil

wawanacara dan

observasi. Namun

sebagian kecil didokunen

sarana dan prasarana

tidak ada kekurangan

fasilitas, namun dari hasil

wawancara dan observasi

ada sebagian kecil

kekurangan mesin prin di

loket pendaftaran dan ada

beberapa dari dokumen

fasilitas yang sudah ada

tapi pada saat observasi

dan hasil wawancara

Seluruh informan menyatakan bahwa

fasilitas yang sudah tersedia tetapi tidak

digunakan misalnya televisi bisa

digunakan untuk memberikan informasi

Page 231: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

216

terkait alur pelayanan dan bisa juga

tampilan nomor antrian. Dan adapun juga

mesin label yang tidak digunakan untuk

biodata lengkap pasien sehingga dapat

memudahkan petugas dalam pemeriksaan

berkas sehingga tidak terjadi dalam

pelayana. Sedangkan fasilitas yang tidak

tersedia mesin prinan yang masih kurang

di pendaftran

pendaftaran. fasilitas tersebut seperti

mesin lebel dan televisi

tidak digunakan dalam

proses pelayanan

berlangsung.

3 Anggaran Sebagian besar informan menyatakan

hasil anggaran dari pihak BPJS tidak ada

keterlambatan dalam pemberian

anggaran ke rumah sakit. Adapun

masalah yang terjadi dari pihak rumah

sakit telat membuat laporan keuangan

sehingga terjadi keterlambatan

pemasukkan dana. Sehingga pihak rumah

sakit menggunakan anggaran rumah sakit untuk biaya

tambahan demi berlangsungnya

pelayanan

- - Berdasarkan penjelasan

tersebut dapat

disimpulkan bahwa

anggaran dari BPJS tidak

adanya keterlambatan

dalam pembayaran

rumah sakit. Namun

masih ada kendala dalam

keterlambatan dalam

laporan keuangan

sehingga uang yang

masuk dari BPJS

terlambat yang

disebabkan kelalain dari

pihak rumah sakit.

Sebagian besar informan menyatakan

bahwa anggaran dari pihak BPJS tidak

mencukupi seluruh biaya pelayanan

sehingga pelayanan rumah sakit adanya

pembatasan pelayanan seperti pasien

tidak mendapatkan obat penuh. Dan

sebagian kecil informan menyatakan

bahwa adanya keterlambatan laporan

keuangan sehingga anngaran dari BPJS

Page 232: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

217

terlambat masuk ke rumah sakit.

4 Briedging

System Seluruh informan menyatakan bahwa di

rumah sakit belum mempunyai briedging

system, hanya saja pihak rumah sakit

mempunyai sistem jaringan dan software.

Sehingga tenaga kesehatan melakukan

pengerjaan dua kali kerja dalam

pengelolaan input data. Dan adapun

sebagian kecil informan menyatakan

bahwa ada kesalahan dalam jaringan

pada saat proses pelayanan di RSAI

Bandung

Sebagian besar

observasi ditemukan

dalam pengerjaan

pelaksanaan sistem

rujukan dengan

menggunakan

software dan sistem

jaringan internet. Dan

terdapat masalah

sebagian kecil terkait

sistem jaringan yang

dapat menghabiskan

waktu 3 jam dan

paling lama seharian

masalahnya.

- Berdasarkan wawancara

dan observasi adanya

kesamaan bahwa pihak

rumah sakit belum

mempunyai briedging

sytem, namun pihak

rumah sakit

menggunakan sistem

jaringan dan software

dari rumah sakit dan

BPJS. Adapun kerugian

yang didapatkan tenaga

kesehatan melakukan

pengerjaan dua kali kerja

dalam pengelolaan input

data. Dan ada masalah

terkait sistem jaringan

sehingga dapat

menghambat proses

pelayanan

Sebagian besar informan menyatakan

masalah yang terjadi pada sistem

jaringan yang dapat menghambat proses

pelayanan. Dan sebagian kecil informan

mengatakan petugas tidak melakukan

pengontrolann sebelum mulainya proses

pelayanan dan tidak stand by dalam

perbaikan jaringan.

Page 233: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

218

5 Standar

Operasional

Prosedur

(SOP)

Seluruh informan mengatakan pihak

rumah sakit sudah mempunyai SOP

masing-masing dalam proses pelaksanan

rujukan. Namun sebagian kecil SOP di

RSAI Bandung dalam rujukan adanya

perubahan karena pihak rumah sakit

mengikuti dari pihak JKN dan dinas

kesehatan. Namun ada beberapa proses

yang dibuat dari rumah sakit sendiri.

Berdasarkan hasil

observasi sebagian

besar tenaga

kesehatan sudah

mengikuti uraian

tugas sesuai dengan

SOP. Namun adanya

perubahan SOP

terkait pelayanan di

RSAI Bandung.

Terdapatnya dokumen

sebagian besar uraian

tugas, alur pelayanan,

syrat pelayanan dan

prosedur pelayanan.

Namun ada beberapa

bagian pelayanan yang

direvisi dari rumah sakit.

Tidak adanya perbedaan

antara wawancara,

observasi dan telaah

dokumen sehingga

sebagian besar pihak

rumah sakit sudah

mempunyai SOP masing-

masing dalam proses

pelaksanan rujukan.

Hanya saja sebagian kecil

SOP di RSAI Bandung

dalam rujukan adanya

perubahan karena pihak

rumah sakit mempunyai

peraturan sendiri.

Seluruh informan mengatakan dalam

pembuatan kebijakan atau SOP bersama

dengan pihak rumah sakit, BPJS dan

dinkes. Dan sebagian kecil informan

mengatakan pihak rumah sakit sudah

mempunyai prosedur sendiri supaya

dapat menimalisir anggaran rumah sakit

Sebagian besar dalam

pembuatan SOP

dibuat secara

bersamaan dengan

pihak Dinkes, BPJS

dan tenaga kesehatan

Sebagian besar informan mengatakan

dengan adanya perubahan kebijakan ini

dapat menimalisir anggaran rumah sakit,

yang dimana rumah sakit mempunyai

kebijakan tersendiri setiap pelayanan bisa

didapatkan pertiga hari selama

pelayanan. Dan ada sebagian informan

mengatakan bahwa adanya pengambilan

obat tidak sepenuhnya hanya didapatkan

separuh obat yang diberikan dari pihak

rumah sakit.

Sebagian besar

terlihat setelah

adanya perubahan

SOP dalam

pengambilan obat

bisa didapatkan tanpa

mendaftarkan diri

terlebih dahulu

Tidak adanya perbedaan

antara hasil wawancara,

observasi dan telaah

dokumen sehingga

sebagian besar adanya

perubahan SOP dalam

proses pengambilan obat

yang dapat mempersulit

pasien untuk

pengmabilan obat.

Page 234: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

219

Seluruh informan mengatakan bahwa

RSAI Bandung masih kurang meratanya

pasien Dan adapun sebagian kecil

informan mengatakan RSAI Bandung

sudah mempunyai peraturan sendiri dan

berbeda dengan peraturan dirumah sakit

lain untuk menimalisir anggaran biaya.

Berdasarkan

observasi sebagian

besar ditemukan

adanya masalah dari

penumpukan pasien

di pendaftaran rawat

jalan BPJS. Namun

sebagian besar

ditemukan pasien

yang berobat RSAI

Bandung dari

puskesmas luar

kabupaten. Oleh

karena itu sudah

terlihat bahwa tidak

adanya pemerataan

dari rumah sakit lain.

Sebagian besar data yang

ditemukan dari luar

kabupaten. Sehingga

kunjungan pasien

meningkat dan tidak

adanya pemerataan dari

rumah sakit lain

Tidak adanya perbedaan

antara hasil wawancara,

observasi dan telaah

dokumen. Namun

masalah yang terjadi

dikarenakan kurangnya

pemerataan rumah sakit

rujukan sehingga di

RSAI Bandung adanya

peningkatan jumlah

kunjungan pasien.

6 Alur Proses

Pelaksanaan

Rujukan

JKN di

Pendaftaran

Seluruh informan mengatakan bahwa

pendaftaran RSAI Bandung mempunyai

3 loket, antara lain loket A untuk pasien

baru/ pasien yang belum terdaftar melalui

via telephone. Loket B untuk pasien yang

sudah didaftarkan oleh poli atau sering

disebut autoregistrasi dan loket C untuk

pasien yang sudah mendaftarkan diri

melalui via telephone untuk ke

penunjang dan kontrol ke dokter.

Berdasarkan

Observasi sebagian

besar ditemukan pada

saat pelaksanaan

berlangsung dalam

Alur Proses

Pelaksanaan Rujukan

JKN di Pendaftaran,

poli, penunjang dan

pengambilan obat di

RSAI Bandung.

Sebagian besar data yang

ditemukan berupa SOP

dari Alur, syarat dan

proses Pelaksanaan

Rujukan JKN di

Pendaftaran, poli,

penunjang dan

pengambilan obat di

RSAI Bandung

Tidak adanya perbedaan

antara hasil wawancara,

telaah dokumen dan

observasi. Sebagian besar

sudah sesuai dengan SOP

alur pelaksanaan rawat

jalan. Namun sebagian

kecil masalah yang

ditemukan dari pasien

yang tidak sesuai dengan

syarat pendaftaran Sebagian besar informan mengatakan

Page 235: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

220

pasien kurangnya informasi terkait alur

proses pelayanan rawat jalan. Dan

sebagian kecil informan mengatakan di

RSAI Bandung adanya pembatasan kuota

dokter sehingga pasien yang

mendaftarkan melalui loket A,

kemungkinan kecil mendapatkan

pelayanan berobat di RSAI Bandung.

sehingga dapat

ditemukan masalah

yang terjadi di

pelayanan.

sehingga dapat

menghambat proses

pelayanan. Dan adapun

sebagian kecil masalah

yang didapatkan dari

petugas tidak sesuai

dengan SOP dikarenakan

kurangnya teliti dalam

pemeriksaan berkas. Sebagian besar informan mengatakan

petugas kurang teliti dalam pemeriksaan

berkas sehingga SEP yang seharusnya

nama pasiennya tertukar dengan bukan

SEPnya sendiri. Dan sebagian kecil

informan mengatakan alat label

seharusnya bisa digunakan agar tidak

terjadi kesalahan.

7 Alur Proses

Pelaksanaan

Rujukan

JKN di Poli

Seluruh informan mengatakan bahwa

RSAI Bandung berbeda dengan rumah

sakit lain yang dimana pelayanan

dilakukan pertiga hari selama pelayanan,

sehingga pasien tidak bisa setiap hari

pengobatan ke poli ataupun penunjang

harusnya pelayanan pertiga hari.

Tidak adanya perbedaan

antara hasil wawancara,

observasi dan telaah

dokumen. Sebagian besar

dalam pelayanan rujukan

di poli pelayanan

dilakukan pertiga hari

selama pelayanan bisa

digunakan. Namun

sebagian kecil kesalahan

dari tenaga kesehatan

kurang teliti dalam

Sebagian besar informan mengatakan

perawat kurang teliti dalam pengecekan

berkas dan penginputan data pasien

sehingga masalah yang terjadi kesalahan

besar untuk pasien

Page 236: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

221

pemeriksaan data terakhir

pasien. Sehingga pasien

yang kemarin sudah

berobat bisa berobat lagi

dapat menimbulkan

kerugian dari rumah

sakit.

8 Alur Proses

Pelaksanaan

Rujukan

JKN di

Penunjang

Seluruh informan mengatakan pasien

untuk pemeriksaan penunjang harus

daftar terlebih dahulu melalui via

telephone sehingga pasien yang sudah

mendapatkan rujukan dari dokter ke

penunjang pasien terlebih dahulu ke loket

pendaftaran setelah itu pasien bisa

langsung ke penunjang.

Tidak adanya perbedaan

antara hasil wawancara,

observasi dan telaah

dokumen dalam pros

pelaksanaan pelayanan di

penunjang. Sebagian

besar proses pelayanan

penunjang pasien

mendaftarkan terlebih

dahulu melalui via

telephone. Dan sebagian

besar pasien kurang

informasi dalam

pelayanan sehingga

pasien yang belum

mencukupi waktu pertiga

hari pasien tidak bisa

mendapatkan pelayanan

di RSAI Bandung

Seluruh informan mengatakan pasien

tidak mendftarkan diri terlebih dahulu

dengan via telephone sehingga pasien

yang sudah mendapatkan rujukan ke

penunjang mereka langsung ke lab tanpa

ke pendaftaran terlebih dahulu

9 Alur Proses

Pelaksanaan

Rujukan

Seluruh informan mengatakan bahwa

alur pengambilan obat berbeda dengan

sebelumnya, seperti pasien setelah

Adanya perbedaan antara

hasil wawancara,

observasi dengan telaah

Page 237: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

222

JKN di

Pengambilan

Obat

berobat tidak bisa langsung mendapatkan

obat, sekarang dengan adanya kebijakan

baru pasien setelah berobat bisa langsung

mendapatkan obat. Dan ada sebagian

informan mengatakan obat yang

didaptkan tidak sepenuhnya.

dokumen yang dimana

untuk pengambilan obat

bisa didapatkan oleh

pasien tetapi pada saat

dilakukan wawancara

dan observasi obat tidak

bisa diambil semuanya

hanya separuh yang

didapatkan dari apotek.

Dan sebagian kecil

pasien bisa mendapatkan

obat di apotek rekan atau

apotej yang sudah

bekerja sama dengan

pihak BPJS

Seluruh informan mengatakan alur

pengambilan obat berbeda dengan

sebelumnya pasien setelah berobat tidak

bisa langsung mendapatkan obat,

sekarang dengan adanya kebijakan baru

pasien setelah berobat bisa langsung

mendapatkan obat

11 OUTPUT Seluruh informan mengatakan bahwa di

RSAI Bandung mempunyai prosedur

dalam melayani pasien sehingga tenaga

kesehatan sudah mengetahui uraian

tugasnya dalam melayani pasien

Berdasarkan

observasi ditemukan

pada saat

berlangsungnya

pelayanan. Dan

sebagian besar tenaga

kesehatan sudah

sesuia dalam SOP.

Sebagian besar data yang

ditemukan dalam SOP

rumah sakit sudah

lengkap. Bahwasanya di

dalam isi SOP terdapat

uraian tugas tenaga

kesehatan, cara melayani

pasien dengan benar. Dan

sebagian kecil dilihat dari

jumlah kunjungan pasien

untuk melihat seberapa

besar pelayanan yang

diberikan dari tenaga

kesehatan

Tidak adanya perbedaan

dari hasil wawancara,

observasi dan telaah

dokumen. Sehingga

pasien mendapatkan

pelayanan dari rumah

sakit. Dan bisa dilihat

dari jumlah kunjungan

pasien yang sudah sesuai

alur pelayanan di RSAI

Bandung

Seluruh informan mengatakan bahwa

tenaga kesehatan sudah memberikan

pelayanan yang terbaik, hanya saja

terdapat masalah terkait obat yang tidak

full didapatkan pasien dan petugas masih

kurang teliti dalam pemeriksaan berkas.

Page 238: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

223

Sebagian kecil informan mengatakan

bahwa RSAI Bandung belum melakukan

adanya monitoring dan evaluasi.

- - Tidak dilakukan adanya

monitoring dan evaluasi

sehingga tidak tau

masalah yang terjadi di

pelayanan. Sehingga jika

masalah tersebut tidak

ditegur dari kepala seksi

maka kesalahan tersebut

bisa terjadi kedua kalinya

Page 239: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

224

Lampiran VII

Foto Dokumentasi

Loket Pendaftaran Loket Pendaftaran

Tempat Pendaftaran Informasi

BPJS Loket A

Page 240: GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN PASIEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36729/1/Laily... · pedoman alur proses pelayanan BPJS rawat jalan, antara lain:

225

Loket B Loket C

Kartu BPJS dan Kartu Berobat Autoregistrasi

Rujukan Puskesmas Rujukan dari Dokter

Resume Medis Resep Obat