GAMBARAN MUTU PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS...
Transcript of GAMBARAN MUTU PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS...
i
GAMBARAN MUTU PELAYANAN ANTENATAL CARE
DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2017
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM)
Oleh:
Desty Pratiwi Marlisman
NIM : 1113101000031
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H /2017
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Gambaran Mutu Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas Ciputat Timur Tahun
2017
Desty Pratiwi Marlisman, NIM : 1113101000031
xvii + 166 halaman, 3 gambar, 37 tabel, 11 lampiran
ABSTRAK
Kualitas pelayanan antenatal (ANC) meningkatkan outcome kesehatan ibu dan
anak yang lebih baik. Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur belum memiliki sasaran
mutu pelayann ANC, pemeriksaan laboratorium sering tidak bisa dilakukan dan konseling
masih sulit diberikan kepada ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menggambarkan mutu pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2017
Jenis penelitian ini adalah mix metode (kuantitatif dan kualitatif). Informan
adalah 4 orang bidan, 1 kepala puskesmas dan 1 kepala staf tata usaha puskesmas.
Sampel adalah 32 orang ibu hamil yang telah dilakukan observasi pelayanan ANCnya.
Hasil penelitan menunjukan bahwa bidan, sarana prasaranan dan peralatan sudah
memenuhi standar pelayanan ANC. Suplemen zat besi dan asam folat belum memenuhi
standar ANC karena kosongnya stock dalam beberapa hari. Proses pelayanan ANC belum
memenuhi standar karena bidan tidak mencuci tangan, mengukur suhu tubuh, skrining
status imunisasi TT, pemberian tablet Fe, pemeriksaan laboratorium, dan konseling ibu
hamil sehingga menyebabkan rendahnya kepatuhan bidan dalam proses pelayanan ANC.
Ibu hamil puas pada kualitas pelayanan ANC dengan kesesuaian dimensi Tangible
98,4%, Reliability 93,6%,Responsiveness 98,51%, Assurance 99,5%, dan Empathy 99,1%
Kualitas pelayanan ANC masih belum memenuhi standar. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan bagi puskesmas dalam meningkatkan kualitas
pelayanan ANC
Kata Kunci: Kualitas pelayanan, antenatal care, bidan, peralatan, kepatuhan, kepuasan
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
MAJOR OF PUBLIC HEALTH
DEPARTMENT OF HEALTH CARE MANAGEMENT
The Quality Of Antenatal Care Services in Ciputat Timur Health Center
xvii+ 166 pages, 3 pictures, 37 tables, 11 attachments
ABSTRACT
Quality of antenatal care services (ANC) improve maternal and child health
outcome. ANC services in Ciputat Timur Health Center does not have the quality
objective, blood test could often not be done, and midwives difficulties for giving
counceling to the maternal. The objective of the study is to identify the quality of ANC
services in Ciputat Timur Health Center
This was a mix method study (qualitatif and quantitative). Informant were 4
midwives, 1 head of health center and 1 head of administration health center. Sample
were 32 pregnant women which has been observed on ANC
Results of this study show that midwive, facilities, infrastructure and equipment
have fullfill standard requirement of ANC. Iron suplements and folat acid supplements
does not fullfill the standard requirement because the stock was empty within a few days.
ANC process does not fullfill the standard requirement because midwive did not wash
hand, body temperature measurement, screening for tetanus immunization, Fe
suplementation, laboratory examination, and maternal counseling thus causing low
midwive compliance in the ANC service. Pregnant women were satisfied on the quality
of ANC service with Tangible dimensions of 98,4%, Reliability 93,6% ,Responsiveness
98,51%, Assurance 99,5%, and Empathy 99,1% .
ANC services in Ciputat Timur Health Center still unmeet the standar of quality
ANC. The result of this study can be used as a recomendation for Ciputat Timur Health
Center to improve the quality of ANC
Keywords: Service quality, antenatal care, midwive, eqiupment, compliance, satisfaction
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan Judul
GAMBARAN MUTU PELAYANAN ANTENATAL CARE
PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2017
DISUSUN OLEH
DESTY PRATIWI MARLISMAN
1113101000031
Telah disetujui, diperiksa dan untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 15 September 2017
Mengetahui,
LEMBAR PERNYATAAN
Pembimbing
NIP. 197612092006042003
v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jakarta, 19 September 2017
Penguji I
NIP. 196809112003121001
Penguji II
Narila Mutia Nasir, S.KM,M.KM, PhD
NIP. 198006042003122017
Penguji III
NIP. 197304052002122004
vi
Dengan ini saya meyatakan bahwa:
1. Skripsi ini adalah hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 September 2017
Desty Pratiwi Marlisman
vii
RIWAYAT HIDUP
Name : Desty Pratiwi Marlisman
Gender : Female
Birthday : December 16th
1995
Religion : Islam
Nationality : Indonesia
Phone Number : 087771482884
Email : [email protected]
Formal Education
Syarif Hidayatulah State Islamic University Jakarta
(Public Health Major)
2013-2017 (Expected)
4 Public Senior High School 2010-2013
1 Rajeg Public Junior High School 2007-2010
Sukatani III Elementary School 2001-2007
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “GAMBARAN
MUTU PELAYANAN ANTENATAL CARE PUSKESMAS CIPUTAT
TIMUR TAHUN 2017”. Atas dukungan yang di dapatkan dalam penulisan
laporan ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan seluruh nikmat dan hidayahnya
kepada penulis
2. Kedua orang tua penulis yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan
kasih sayang kepada penulis.
3. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbinganya dan waktunya
sehingga skripsi ini bisa disusun dengan baik.
5. Baequni, M.Kes, PhD, Narila Mutia Nasir, M.KM, PhD, dan dr Aprilia
Krisliana, M.KM sebagai penguji yang telah menguji dan memberikan
masukan dalam penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis sadar masih memiliki banyak kekurangan,
maka penulis mohon saran dan masukanya. Penulis berharap skripsi ini bisa
bermanfaat bagi semua pembaca dan semua orang yang terlibat di dalamnya
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 7
1.3.2 Tujuan khusus ......................................................................................... 7
1.4 Manfaat penelitian ......................................................................................... 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9
2.1 Pelayanan Antenatal ...................................................................................... 9
x
2.1.1 Pengertian Pelayanan Antenatal ............................................................. 9
2.1.2 Tujuan Pelayanan Antenatal ................................................................. 10
2.1.3 Kualitas Pelayanan Antenatal ............................................................... 11
2.1.4 Standar Pelayanan Antenatal ................................................................ 15
2.1.5 Rekomendasi WHO dalam Pelayanan Antenatal Care ......................... 23
2.1.6 Jenis Pelayanan Antenatal .................................................................... 27
2.2 Puskesmas.................................................................................................... 37
2.2.1 Pengertian Puskesmas ........................................................................... 37
2.2.2 Fungsi Puskesmas ................................................................................. 38
2.2.3 Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ............................................ 39
2.3 Standar Asuhan Kebidanan ......................................................................... 40
2.4 Mutu Pelayanan Kesehatan ......................................................................... 44
2.4.1 Pengertian Mutu .................................................................................... 44
2.4.2 Dimensi Mutu Pelayanan ...................................................................... 46
2.4.3 Cara Mengukur Mutu............................................................................ 48
2.5 Kepuasan Pasien .......................................................................................... 53
2.6 Kerangka Teori ............................................................................................ 60
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH .............................. 61
3.1 Kerangka Pikir ............................................................................................. 61
3.2 Definisi Istilah ............................................................................................. 62
xi
3.3 Definisi Operasional .................................................................................... 66
BAB IV METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 67
4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 67
4.1.1 Kualitatif ............................................................................................... 67
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 68
4.3 Populasi, Sampel, dan Informan .................................................................. 68
4.3.1 Populasi ................................................................................................. 68
4.3.2 Sampel .................................................................................................. 68
4.3.3 Informan................................................................................................ 68
4.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 69
4.4.1 Kualitatif ............................................................................................... 69
4.4.2 Kuantitatif ............................................................................................. 70
4.5 Metode Pengumpula n Data ........................................................................ 70
4.5.1 Kualitatif ............................................................................................... 70
4.5.2 Kuantitatif ............................................................................................. 71
4.6 Triangulasi ................................................................................................... 71
4.7 Pengolahan Data ..................................................................................... 71
4.7.1 Kualitatif ......................................................................................... 71
4.7.2 Kuantitatif ....................................................................................... 72
4.8 Analisis Data .......................................................................................... 73
xii
4.8.1 Analisis Data Kualitatif ........................................................................ 73
4.8.2 Analisis Data Kuantitatif ..................................................................... 74
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 75
5.1 Gambaran Puskesmas Ciputat Timur .......................................................... 75
5.1.1 Letak Geografis..................................................................................... 75
5.1.2 Sumber Daya Manusia .......................................................................... 76
5.2 Gambaran Struktur Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur ................. 76
5.2.1 Karakteristik Informan .......................................................................... 76
5.2.2 Kompetensi dan lisensi Bidan Pelayanan ANC .................................... 78
5.2.3 Sarana dan Prasarana Pelayanan ANC ................................................. 80
5.3 Gambaran Proses Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur .................... 86
5.3.1 Pelayanan Trimester Pertama ............................................................... 87
5.3.2 Pelayanan Trimester Kedua ................................................................ 101
5.3.3 Pelayanan Trimester Ketiga ................................................................ 114
5.4 Gambaran Output Pelayanna ANC Puskesmas Ciputat Timur ................. 128
5.4.1 Kepatuhan Bidan Terhadap Standar ................................................... 128
5.4.2 Kepuasan Pasien ..................................................................................... 130
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 140
6.1 Struktur Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur ................................ 140
6.1.1 Kompetensi dan Lisensi Bidan Pelayanan ANC ................................ 140
xiii
6.1.2 Sarana dan Prasaranan Pelayanan ANC ............................................. 141
6.2 Proses Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur ................ 143
6.2.1 Trimester Pertama ............................................................................... 143
6.2.1 Trimester Kedua ................................................................................. 146
6.2.3 Trimester Ketiga ................................................................................. 148
6.3 Output Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur ................................... 152
6.3.1 Kepatuhan terhadap Pelayanan Sesuai Standar .................................. 152
6.3.2 Kepuasan Pasien ................................................................................. 155
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 160
7.1 Simpulan ............................................................................................... 160
7.2 Saran......................................................................................................162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Rekomendasi Pelayanan ANC WHO .................................................. 24
Tabel 2. 2 Riwayat Medis untuk Dilengkapi pada Kunjungan Pertama ............... 27
Tabel 2. 3 Jenis Pemeriksaan ANC Tiap Trimester Kehamilan ........................... 30
Tabel 2. 4 Penaganan dan Tindak Lanjut Kasus ................................................... 31
Tabel 2. 5 Materi KIE Efektif dalam Pelayanan Antenatal Terpadu .................... 35
Tabel 2. 6 Standar Pelayanan ISPA di Puskesmas ................................................ 51
Tabel 2. 7 Standar Layanan Makanan Biasa Pasien Dewasa Kelas III ................. 52
Tabel 5. 1 Karakteristik Informan Utama ............................................................. 77
Tabel 5. 2 Karakteristik Informan Triangulasi ...................................................... 77
Tabel 5. 3. Surat Ijin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Tanda Registrasi Bidan (STR)
Bidan Puskesmas Ciputat Timur ........................................................ 78
Tabel 5. 4. Sarana dan Prasarana Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur ..... 80
Tabel 5. 5 Peralatan Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Tiimur ........................ 82
Tabel 5. 6 Sarana Manajemen Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur .......... 84
Tabel 5. 7 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Pertama ................. 87
Tabel 5. 8 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester Pertama
............................................................................................................ 88
Tabel 5. 9. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan Pada Pelayanan
Antenatal Trimester Pertama .............................................................. 90
Tabel 5.10 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan Pelayanan Antenatal Trimester
Pertama ............................................................................................... 93
xv
Tabel 5. 11 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal
Trimester Pertama .............................................................................. 95
Tabel 5.12 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan
Antenatal Trimester Pertama .............................................................. 98
Tabel 5. 13 Hasil Dokumentasi Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan Antenatal
Trimester Pertama ............................................................................ 100
Tabel 5. 14 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Kedua ................ 102
Tabel 5. 15 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester Kedua
.......................................................................................................... 103
Tabel 5. 16 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan PadaPelayanan
Antenatal Trimester Kedua .............................................................. 104
Tabel 5. 17 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan ......................................... 107
Tabel 5. 18 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal
Trimester Kedua ............................................................................... 108
Tabel 5. 19 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan
Antenatal Trimester Kedua ............................................................ 111
Tabel 5. 20 Hasil Dokumentas Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan Antenatal
Trimester Kedua ............................................................................ 113
Tabel 5. 21 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Ketiga ................ 115
Tabel 5. 22 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester Ketiga
....................................................................................................... 116
Tabel 5. 23 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan PadaPelayanan
Antenatal Trimester Ketiga ............................................................ 117
xvi
Tabel 5. 24 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan Trimester Ketiga ............. 121
Tabel 5. 25 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan Antenatal
Trimester Ketiga ............................................................................ 122
Tabel 5. 26 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan
Antenatal Trimester Ketiga ............................................................ 124
Tabel 5. 27 Hasil Dokumentas Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan Antenatal
Trimester Ketiga ............................................................................ 127
Tabel 5. 28 Kepatuhan Bidan Terhadap Standar Pelayanan ANC ...................... 129
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Framework Kualitas Pelayanan Ibu dan Bayi Baru Lahir oleh WHO
............................................................................................................................... 14
Gambar 2. 2 Kerangka Teori Pengukuran Mutu menurut Donabedian ................ 60
Gambar 3. 2 Kerangka Pikir Penelitian .......................................................61
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas Pelayanan antenatal care yang buruk menjadi hambatan untuk
menurunkan kematian ibu dan anak untuk seluruh kelompok penduduk.
Cakupan tentang indikator yang terkait dengan kualitas pelayanan (misalnya
pelayanan antenatal yang berkualitas) lebih rendah daripada cakupan yang
terkait dengan kuantitas atau akses (misalnya empat kunjungan antenatal)
Studi oleh World Health Organisation (WHO) tahun 2007 di Tanzania
menunjukan bahwa penggunaan pelayanan antenatal adalah sebesar 87,8%
akan tetapi memberikan pelayanan antenatal yang komperhensif sulit untuk
dilakukan. Hanya sebesar 22,5% ibu menerima konseling persiapan kelahiran
dan 39,5% tidak diberikan informasi akan tanda- tanda bahaya kehamilan
(Kearns, A, Hurst 2014). Data tersebut menunjukan bahwa kuantitas
penggunaan pelayanan antenatal sudah cukup tinggi akan tetapi kualitas
pelayanan antenatal yang diberikan masih rendah.
Saat ini model kunjungan pelayanan antenatal berdasarkan WHO yaitu
empat kali kunjungan antenatal, fokus tujuanya telah berganti dari kuantitas
pelayanan kepada kualitas pelayanan dengan menyediakan pelayanan
2
konseling, penilaian, dan intervensi berdasarkan bukti yang ada dalam
pelayanan antenatal (Kearns & Caglia 2015)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 diketahui bahwa
85% dan 45% perempuan hamil masing-masing telah diambil sampel darah
mereka dan diberitahu tentang tanda- tanda kehamilan. Akan tetapi hanya 20%
perempuan hamil mendapatkan lima intervensi pertama sesuai dengan standar
yang meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan tekanan
darah, tinggi fundus, pmberian tablet Fe, imunisasi TT, serta pemeriksaan
darah (Kemenkes RI 2011). Menurut Kajian Studi Kualitas Pelayanan
Kesehatan Ibu di Indonesia tahun 2012 yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan dilaporkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan ibu (ANC) belum
memadai dari sisi provider baik rumah sakit maupun puskesmas
Pendapat Crosby menyatakan bahwa kualitas adalah kepatuhan
terhadap standar yang ditetapkan (Crosby 1980). Pelayanan antenatal yang
berkualitas adalah deteminan yang sangat penting pada kehamilan dan telah
didisain satu dari empat pilar dari upaya Safe Motherhood. Upaya ini
dilakukan untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinananya
dapat dilalui dengan sehat dan aman serta menghasilkan bayi yang sehat.
Empat pilar Safe Motherhood antara lain asuhan antenatal, pelayanan yang
bersih dan aman, pelayanan obstetric esensial dan keluarga berencana yang
dapat berkontribusi dalam mengurangi kematian ibu (Maternal Health and Safe
Motherhood Programes WHO 1996).
3
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dapat
mencegah tingginya angka kematian ibu. Meskipun pelayanan antenatal tidak
langsung efektif dalam mengurangi kematian ibu, tetapi dapat menyediakan
pintu masuk untuk intervensi yang dapat memberikan petugas kesehatan untuk
mendeteksi kondisi beresiko pada ibu hamil, selain itu mengarahkan mereka
untuk management awal kehamilan untuk mendapatkan outcome kesehatan ibu
dan anak yang lebih baik (Tetui & Kiracho 2012)
Kualitas pelayanan antenatal care dapat diukur dengan kualifikasi
pemberi pelayanan dan jumlah kunjungan antenatal. Kualitas pelayanan
antenatal dapat juga di nilai melalui konten pelayanan yang diterima dan jenis
informasi yang diberikan kepada ibu selama pelayanan. Pelayanan ini
menimbulkan kesadaran dari tanda-tanda bahaya selama kehamilan,
melahirkan dan masa postnatal. Kualitas pelayanan antenatal yang baik juga
akan meningkatkan perilaku mencari pelayanan kesehatan, mengorientasikan
konsumen untuk persiapan masalah kehamilan, dan menyediakan pencegahan
dasar dan pelayanan terapetik (Tetui & Kiracho 2012).
Puskesmas Ciputat Timur adalah salah satu dari 6 (enam) puskesmas di
Kota Tangerang Selatan yang sedang melakukan peningkatan mutu melalui
ISO 9001 dan menuju proses akreditasi puskesmas (Ariyanti et al. 2017).
Penggunaan pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur sudah cukup
baik yaitu dapat dilihat dari kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2015 sebanyak
99,46% dan kunjungan K4 sebanyak 94,77% (Dinkes Kota Tangerang Selatan
2015)
4
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciputat
Timur diketahui bahwa Puskesmas Ciputat Timur belum memiliki sasaran
mutu pelayanan antenatal seperti waktu pelayanan kepada pasien. Selain itu
dalam pelaksanaan pelayanan antenatal, hambatan yang sering dialami oleh
bidan profesional yang sudah memiliki pengalam kerja kurang lebih 5 (lima)
tahun di puskesmas adalah manajemen waktu pelayanan, dimana dengan
standar waktu pelayanan yang biasa diberikan oleh bidan yang hanya 15
menit/pasien untuk pelayanan antenatal dirasa kurang dalam memenuhi
keseluruhan standar pelayanan, terutama dalam memberikan konseling kepada
ibu hamil yang membutuhkan waktu yang lama.
Pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam waktu 15 menit tersebut
antara lain adalah anamnesa berdasarkan dokumen status di puskesmas dan
buku KIA kepada pasien yang membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit
untuk pasien baru dan 5-7 menit untuk pasien lama, pemeriksaan fisik diantara
lain tensi, timbang, ukur tinggi badan, lingkar lengan (LiLa), dan palpasi
kurang lebih 5-10 menit, dan konseling yang membutuhkan waktu 5- 10 menit
tergantung kebutuhan pasien. Selain itu kendala yang lain adalah pemeriksaan
ibu hamil di laboratorium yang membutuhkan waktu yang lama dan seringkali
tidak bisa dilakukan pemeriksaan laboratoriumnya di Puskesmas Ciputat
Timur. Sehingga dampaknya adalah pelayanan antenatal yang diberikan
menjadi tidak menyeluruh dalam satu kali kunjungan antenatal. Berdasarkan
hasil wawancara dengan bidan koordinator di Puskesmas Ciputat Timur,
5
Puskesmas Ciputat Timur belum memiliki dokumen sasaran mutu untuk
standar waktu pelayanan antenatal kepada pasien.
Penelitian Oleh Diah (2013) mengenai analisis kualitas pelayanan
antenatal oleh bidan di puskesmas di Kabupaten Purbalingga dengan melihat
variabel kompetensi teknis bidan, sarana dan prasarana, kepatuhan bidan
terhadap SOP terhadap kualitas pelayanan antenatal didapatkan hasil bahwa
dalam melaksanakan pelayanan antenatal ada beberapa bagian yang tidak
dilaksanakan oleh bidan antara lain tidak dilakukan mengukur panggul, patela
reflek, pemeriksaan laboratorium, penyuluhan, dan asuhan kebidanan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Lisa (2016) di Puskesmas Sako, Sosial, Sei
Baung, dan Sei Selincah di Kota Palembang mengenai pelayanan antenatal
berkualitas dalam meningkatkan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh
tenaga kesehatan dengan melihat kompetensi teknis bidan dalam melakukan
pelayanan antenatal, sarana dan prasarana, pengetahuan bidan tentang deteksi
resiko, tempat pemeriksaan kehamilan, pengetahuan bidan tentang deteksi
risiko, dan informasi kunjungan antenatal didapatkan hasil bahwa belum semua
bidan memenuhi pelayanan antenatal sesuai standar terutama dalam anamnesis
dan konseling dikarenakan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu ada
pemeriksaan fisik yang sulit dilakukan dikarenakan alat yang rusak yaitu
pemeriksaan lingkar lengan (LiLa) dan denyut janutng menggunakan (Doppler
Portable). Selain itu bidan juga kesulitan dalam pencatatan dan pelaporan
dikarenakan banyak format pencatatan dan pelaporan yang harus diisi
(Marniyati, Lisa, Saleh 2016)
6
Sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian mengenai kualitas
pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur . Oleh karena itu dalam hal
ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan
antenatal di Pukesmas Ciputat Timur. Penelitian sebelumnya hanya melihat
kualitas pelayanan antenatal dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan dan sarana dan prasarana yang mendukung, akan tetapi pada
penelitian ini juga akan melihat kualitas pelayanan yang diberikan dengan
melihat output pelayanan yaitu salah satunya adalah kepuasan pasien yang
menerima pelayanan antenatal. Selain itu karena Puskesmas Ciputat Timur
belum memiliki sasaran mutu pelayanan antenatal maka diharapakan dengan
adanya penelitian ini maka hasilnya bisa dijadikan masukan bagi Puskesmas
Ciputat Timur dalam menentukan sasaran mutu pelayanan antenatal.
1.2 Rumusan Masalah
Kunjungan ibu hamil pada pelayanan ANC di puskesmas ciputat timur
sudah cukup baik akan tetapi berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di
puskesmas tersebut diketahui bahwa pelayanan antenatal di puskesmas belum
sesuai dengan standar pelayanan antenatal diantaranya puskesmas belum
memiliki sasaran mutu pelayanan antenatal, pelayanan konseling masih sulit
diberikan oleh bidan, dan terbatasnya pemeriksaan laboratorium kepada ibu
hamil. Dampaknya adalah ibu hamil tidak bisa mendapatkan pelayanan ANC
yang sesuai dengan standard. Sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian
mengenai kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur. Hal
7
tersebut mendorong keinginan peneliti untuk melakukan penelitian mengenai
kualitas pelayanan antenatal di Pukesmas Ciputat Timur.
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas
Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2017
1.3.2 Tujuan khusus
1. Diketahuinya struktur (perizinan tenaga bidan, kompetensi bidan,
dan sarana prasarana) dalam pelayanan antenatal di Puskesmas
Ciputat Timur tahun 2017
2. Diketahuinya proses (Pelayanan Ibu hamil Trimester Pertama,
Trimester Kedua dan Trimester Ketiga) dalam pelayanan antenatal
di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2017
3. Diketahuinya outcome (kepatuhan bidan dan kepuasan pasien)
dalam pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur tahun
2017
1.4 Manfaat penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Sebagai rekomendasi untuk mengetahui mutu pelayanan antenatal yang
dilakukan di puskesmas
2. Bagi Puskesmas Ciputat Timut
8
Memperoleh gambaran mengenai mutu pelayanan antenatal yang
dilakukan di puskesmas dan rekomendasi bagi puskesmas dalam
menentukan sasaran mutu pelayanan antenatal.
3. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai mutu pelayanan
antenatal di puskesmas
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1. Lingkup Waktu
Pelaksanaan penelitian pada bulan Maret- April 2017
2. Lingkup Tempat
Puskesmas Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan
3. Lingkup Materi
Materi dibatasi pada kualitas pelayanan antenatal
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan Antenatal
2.1.1 Pengertian Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah salah satu dari empat pilar
keselamatan ibu, sebagai formulasi oleh program Safe Motherhood
(Maternal Health and Safe Motherhood Programes WHO 1996).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
ibu selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan antenatal
yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan,
pemeriksaan laboratorium atau indikasi tertentu serta indikasi dasar dan
khusus (Imbalo 2006). Selain itu aspek yang lain yaitu penyuluhan,
komunikasi, informasi dan Edukasi (KIE), motivasi ibu hamil dan
rujukan.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu hamil oleh tenaga kesehatan untuk memastikan bahwa
kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan
penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat
sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal (Kemenkes
RI 2010).
10
Pelayanan antenatal diantaranya mencatat riwayat kesehatan,
penilaian kebutuhan individu, menyarankan dan membimbing selama
kehamilan dan pelayanan, tes skrining, pendidikan perawatan diri, dan
identifikasi kondisi yang mengganggu selama kehamilan, management
pada lini pertama dan rujukan saat dibutuhkan (Tetui & Kiracho 2012).
2.1.2 Tujuan Pelayanan Antenatal
Tujuan pelayanan antenatal adalah memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi,
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu
dan bayi, mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin selama kehamilan, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar
masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif,
mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal serta optimalisasi
kembalinya kesehatan reproduksi ibu secara wajar, mengurangi bayi
lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal (Depkes RI 2007).
Dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas
kementrian kesehatan memberikan pedoman pelayanan antenatal
terpadu. Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal
komperhensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.
11
Tujuan pelayanan antenatal terpadu adalah memenuhi hak setiap ibu
hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga
mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat,
dan melahirkan bayi yang sehat (Kemenkes RI 2010)
Tujuan khusus pelayanan antenatal terpadu antara lain adalah:
1. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan
berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberias ASI
2. Menghilangkan “ missed opportunity” pada ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan
berkualitas
3. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita
ibu hamil
4. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada
ibu hamil sedini mungkin
5. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesaui
dengan sistem rujukan yang ada
2.1.3 Kualitas Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal yang bermutu adalah suatu pelayanan medik
dasar yang sangat strategi sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan
ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Selain akses kepada pelayanan,
kualitas pelayanan yang diberikanpun harus sealalu terjaga, sehingga
12
meningkatkan kesinambungan pemeriksaan antenatal yang pada
giliranya dapat terpelihara derajat kesehatan kehamilan dan
pendeteksian secara dini terhadap gangguan yang mungkin terjadi
selama proses kehamilan
Setiap kehamilan, dalam perkembanganya mempunyai risiko
mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan
antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk
pelayanan antenatal yang berkualitas
Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan
meliputi hal- hal sebagai berikut (Kemenkes RI 2010):
a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar
kehamilan berlangsung sehat
b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi
kehamilan
c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman
d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi
e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat
waktu bila diperlukan
f. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan
bila terjadi penyulit/ komplikas
13
2.1.3.1 Kualitas Pelayanan Antenatal Menurut WHO
Kualitas pelayanan kepada ibu dan bayi baru lahir adalah
sejauh mana pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
(untuk individu dan populasi) meningkatkan kemungkinan
tepat waktu, perawatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang
diinginkan yang keduanya konsisten dengan pengetahuan
profesional saat ini dan memperhitungkan preferensi dan
aspirasi wanita dan keluarga mereka. Definisi ini
mempertimbangkan karakteristik kualitas perawatan dan dua
komponen penting dari perawatan: kualitas penyediaan
perawatan dan kualitas pelayanan seperti yang dialami oleh
perempuan, bayi baru lahir dan keluara mereka (WHO, 2016)
WHO membuat framework kualitas pelayanan antenatal.
Framework tersebut memiliki 8 domain kualitas pelayanan
didalam keseluruhan sistem kesehatan
14
Gambar 2. 1 Framework Kualitas Pelayanan Ibu dan Bayi Baru Lahir oleh
WHO
Kerangka kerja dari delapan domain kualitas pelayanan
untuk ibu hamil dan bayi baru lahir di fasilitas kesehatan
meningkatkan kemungkinan outcome individu dan fasilitas
kesehatan yang akan dicapai. Pendekatan sistem kesehatan
menyediakan struktur untuk peningkatan kualitas di dalam dua
dimensi terakit dari penyedia pelayanan dan pengalaman
pelayanan. Penyediaan pelayanan termasuk penggunaan bukti
dalam melakukan tindakan untuk pelayanan rutin dan emergensi,
sistem informasi, memungkinkan review dan audit dan fungsi
Sistem Kesehatan
Kualitas Pelayanan
Penyediaan perawatan Pengalaman pelayanan
1.Tindakan berdasarkan bukti
untuk pelayanan rutin dan
management komplikasi
2.Sistem informasi
ditindaklunjuti
3. Sistem rujukan
4. Komunikasi efekif
5. Respect dan menjaga
martabat
6. dukungan emosional
7. Kompeten, sumberdaya manusia yang termotivasi
8. sumberdaya fisik esensial tersedia
Outcome level individu dan fasilitas pelayanan
Fokus pasien Coverage of key practices
Outcome kesehatan
15
sistem rujukan antara tingkat peawatan yang berbeda. Pengalaman
pelayanan termasuk komunikasi efektif dengan ibu dan
keluarganya mengenai pelayanan yang disediakan, harapan mereka
dan hak mereka, melayani dengan respect dan menjaga kehormatan
ibu, dan akses kepada dukungan sosial dan emosional. Domain
berikutnya di dalam kerangka kerja tersebut adalah ketersediaan
personel yang kompeten dan termotiavasi dan tersedianya
sumbedaya fisik yang esensial yang merupakan prasarat untuk
kualitas pelayanan yang baik di pelayanan kesehatan
Framework ini dapat digunakan untuk menilai karakteristik
atau dimensi kualitas pelayanan kesehatan di berbagai sektor,
berdasarkan perspektif dari pengguna pelayanan, penyedia
pelayanan dan manager.
2.1.4 Standar Pelayanan Antenatal
Dalam kebijakan program pelayanan antenatal, sebaiknya
kunjungan ibu hamil di pelayanan antenatal dilakukan paling sedikit 4
kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut
(Depkes RI 2007):
Indikator Pelayanan Antenatal
- Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = K1
- Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua = K2
- Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga K3 & K4
16
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan
harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri
dari (Kemenkes RI 2010) (Kemenkes RI 2014b)
1. Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
keahimilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulanya menunjukan
adanya gangguan pertumbuhan janin
2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA)
Pengukuran LilA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk
skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang
energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan
KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
3. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertemsi (tekanan dara e”
140/90mmHG) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi
disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)
4. Ukur tinggi fundus uteri
17
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan
umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.
Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah
kehamilan 24 minggu
5. Hitung denyut janutng janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit
atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukan adanya gawat
janin
6. Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaskudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III
bagian bawah janin buka kepala, atau kepala janin beum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada
masalah lain
7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT, pada saat kontak pertama, ibu hamil
diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada
ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini
18
8. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setia ibu hamil harus mendapat
tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak
kontak pertama
9. Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a. Pemeriksaan golongan darah,
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu
diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada
trimeseter ketiga. Pemeriksaan ini ditunjukan untuk mengetaui
ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungan
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini
ditunjuukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu
19
hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya
pre eklampsia pada ibu hamil
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Militus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilanya
minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester
kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada
trimester ketiga)
e. Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kontak
pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi
f. Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko
tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaan Sifilis
sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan
g. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi
kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai mnderita HIV. Ibu
hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi
kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusanya untuk
menjalani tes HIV
20
h. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai
menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi
Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain
pemeriksaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan
10. Tatalaksana/penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada
ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
tenaga kesehatan. Kasus- kasus yang tidak dapat ditingani dirujuk
sesuai dengan sistem rujukan
11. KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi
a. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memerikasakan
kehamilanya secara rutin ke tenaga kesehatan dan
menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama
kehamilanya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja
berat.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
21
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan
selama kehamilan mislanya mencuci tangan sebelum makan,
mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok
gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan
olahraga ringan
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga
terutama suami dalam kehamilanya. Suami, keluarga atau
masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan
bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini
penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan dan
nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda- tanda bahaya
baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya
perdarahan pada hamil muda maupun hami tua, keluar cairan
berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda- tanda
bahaya ini penting agar iu hamil segera mencari pertolongan
ke tenaga kesehatan
e. Asupan gizi seimbang
22
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan
makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena
hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat
kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet
tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada
kehamilanya
f. Gejala penyakit memular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala- gejala penyakit
menular (misalnya penyakit IMS dan Tuberkulosis) dan
penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena dapat
mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya
g. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di
daerah tertentu (risiko tinggi)
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan
penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya,
dan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk
menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil tersebut HIV
positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu
ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV
negatif maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif
selama kehamilanya, menyusui dan seterusnya
h. Inisiasi Menyusi Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
23
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada
bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI menganding zat
kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.
Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan
i. KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB
setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu
punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan
keluarga
j. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus
neonatorum
k. Peningkatan kesehatan intelegensia bayi yang akan dilahirkan,
ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan
pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster) secara
bersamaan pada periode kehamilan
2.1.5 Rekomendasi WHO dalam Pelayanan Antenatal Care
World Health Organization (WHO) memiliki visi di dunia dimana
setiap ibu hamil dan bayi baru lahir menerima pelayanan yang
berkualitas selama kehamilan, kelahiran dan periode postnatal melalui
pelayanan kesehatan reproduksi, antenatal care (ANC) yang
24
menyediakan fungsi pelayanan kesehatan termasuk promosi kesehatan,
skrining dan diagnosis, dan pencegahan penyakit.
WHO membuat rekomendasi atau guideline dalam setiap
kunjungan ANC untuk ibu hamil dan wanita usia subur. Tujuanya
rekomendasi ini adalah untuk melengkapi guidelines WHO yang ada
sebelumnya dalam manajemen khusus komplikasi kehamilan. Panduan
ini dimaksudkan untu menggambarkan dan merespon sifat kompleks
dari masalah selama pelayanan ANC dan untuk memprioritaskan
pelayanan berpusat pada pasien dan kesejahteraan, bukan hanya
pencegahan dari kematian dan penyakit , sesuai dengan pendekatan
berbasis hak asasi manusia (WHO, 2016)
Tabel 2. 1 Rekomendasi Pelayanan ANC WHO
A.Intervensi Gizi Rekomendasi
Intervensi Asupan Konseling makan sehat dan tetap melakukan aktivitsa fisik
selama kehamilan untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan
mencegah kelebihan berat badan pada ibu hamil
Pada populasi bergizi rendah, pendidikan gizi dalam
meningkatkan energi harian dan asupan protein
direkomendasikan untuk ibu hamil untuk mengurangi resiko
bayi berat lahir rendah
Pada populasi bergizi rendah, energi yang seimbang dan asupan
protein dirokomendasikan untuk ibu hamil dalam mengurangi
resiko lahir prematur dan kehmilan lahir belum cukup bulan
Pada populasi bergizi rendah, asupan tinggi protein tidak
direkomendasikan untuk ibu hamil untuk meningkatkan otcome
kehamilan dan perinatal
Suplemen zat besi dan
asam folat
Suplemen zat besi dan asam folat setiap hari dengan 30 mg-60
mg zat besi dan 0,4 mg asam folat direkomendasikan untuk ibu
hamil untuk mencegah anemia ibu hamil, puerperal sepsis, berat
lahir rendah dan kelahiran belum cukup bulan
Berselang- seling suplementasi zat besi dan asam folat, dengan
120 mg zat besi dan 2,8 mg asam folat seminggu
25
direkomendasikan untuk ibu hamil untuk meningkatkan outcome
kehamilan dan neonatal jika zat besi tidak menyebabkan efek
samping dan populasi dengan prevalensi anemia diantara ibu
hamil kurang dari 20%
Suplemen kalsium Dalam populasi dengan asupan kalsium rendah, suplemen
kalsium harian (1,5-2 gram kalsium direkomendasikan untuk ibu
hamil untuk mengurangi resiko pre eklampsia
Suplemen Vitamin A Suplementasi vit A hany direkomendasikan untuk ibu hamil di
area dengan kekurangan vit A untuk mencegah buta ayam
Suplemen Zinc Zuplementasi zinc untuk ibu hamil hanya direkomendasikan
dalam konteks penelitian yang ketat
Suplemen micronutrient Beberapa suplemen micronutrient tidak direkomendasikan untuk
ibu hamil dalam meningkatkan outcomes kehamilan dan
perinatal
Vit B6, E, C dan D Vit B6, E, C dan D tidak direkomendasikan untuk ibu hamil
dalam meningkatkan outcomes kehamilan dan perinatal
Asupan kafein Asupan renah kafein direkomendasikan selama kehamilan untuk
mengurangi
Penilaian kehamilan dan
janin
Rekomendasi
Penilaian kehamilan
Anemia Pemerikasaan darah direkomendasikan untuk diagnosis anemia
selama kehamilan. Pengecekan kadar hemoglobin
direkomendasikan untuk megcek anemia pada kehamilan
Asymptomatic
bacteiriuria (ASB)
Pengecekkan air seni direkomendasikan untuk diagnosis
Asymptomatic bacteiriuria (ASB) selama kehamilan
Kekerasan terhadap
pasangan
Penyelidikan klinis tentang kemungkinan kekerasan terhadap
pasangan seharusnya diperhatikan selama kunjungan antenatal
Penilaian janin
Penghitungan gerakan
harian janin
Penghitungan gerakan harian janin dengan “count-to- ten” chart
tendangan hanya direkomendasikan dengan peneletian yang
ketat
Antenatal
cardiotocography
Antenatal cardiotography rutin tidak direkomendasikan untuk
ibu hmil dalam meningkatkan outcoumes kehamilan dan janin
USG Ultrasound scan sebelum 24 minggu kehamilan (ultrasound dini)
direkomnedasikan untuk ibu hamil untuk memperkirakan umur
kehamilan. Meningkatkan deteksi ketidaknormalan janin, dan
kehamilan berganda, mengurangi induksi kehamilan setelah
kehamilan, dan meningkatkan pengalaman kehamilan ibu hamil
USG Doppler dari
pembuluh darah janin
USG Doppler rutin tidak direkomendasikan untuk ibu hamil
dalam meningkatkan outcome kehmilan dan janin
Pengukuran pencegahan Rekomendasi
Antibiotic untuk Tujuh hari penggunaan antibiotic direkomendasikan untuk
26
bakteriuria asimtomatik seluruh kehamilan ibu dengan bakteriuria asimtomatik untuk
mencegah bakteri persistent, kelahiran awal dan berat badan
lahir rendah
Tetanus toxoid Vaksin tetanus toksoid direkomendasikan untuk semua ibu
hamil, tergantung dari keterpaparan vaksin tetanus sebelumnya,
untukmencegah kematian bayi dari tetanus
Intervensi untuk gejala
psikologikal
Rekmoendasi
Mual dan muntah Jahe, kamomile, vit B6 dan akupuntur direkomendasikan untuk
meredakan mual selama kehamilan, tergantung dari pilihan ibu
Mulas Saran gaya hidup yang sehat direkomendasikan untuk mencegah
dan mengurangi mulas selama kehamilan
Keram kaki Magnesium, kalsium atau pengobatan non farmakologi dapat
digunakan untuk mengurangi keram kaki selama kehamilan
Nyeri pinggang dan
panggul
Olahraga selama kehamilan direkomendasikan untuk mencegah
nyeri pinggang dna panggul
Konstipasi Gandum atau asupan serat dapat digunakan untuk mengurangi
konstipasi selama kehamilan
Varises dan edema Stoking kompressi, elevasi kaki, dan air rendaman dapat
digunakan untuk menagament varises dan edema selama
kehamilan
Intervensi sistem
kesehatan untuk
meningkatkan utilisasi
dan kualitas pelayanan
antenatal
Rekomendasi
Mengadakan buku
catatan kasus
Direkomendasikan setiap ib hamil membawa catatan kasus
selam akehamilan untuk meningkatkan keberlanjutan, kualitas
pelayanan dan pengalaman kehamilanya
Pengarahan pelayanan
berkelanjutan oleh bidan
Pengarahan pelayanan berkelanjutan oleh bidan dalam
mendukun wanita selama antenatal, intrapartum dan postnatal
direkomendasikan untuk ibu hamil dengan program kebidanan
yang berfungsi baik
Kelompok antenatal
care
Kelompok antenatal care disediakan oleh pelayanna kesehatan
profesional mungkin diminta sebagai alternatif untuk perawatan
antenatall individu
Intervensi berbasis
masyarakat untuk
meningkatkan
komunikasi dna
dukungan
Pelaksanaan mobilisasi masyarakat melalui partisipasi dan aksi
dengan kelompok perempuan direkomendasikan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir , khususnya di
daerah pedesaan dengan rendahnya akses terhadap pelayanan
kesehatan
Pengalihan tugas
komponen dari
Pengalihan tugas promosi kesehatan terkait perilaku ibu hamil
dan kesehatan bayi baru lahir untuk berbagai kader, termasuk
27
pelayanan antenatal care pekerja kesehatan biasa, perawat, bidan dan dokter di
rekomendasikan
Rekrutmen dan
mempertahankan
personel di rural dan
remote area
Pembuat kebijakan seharusnya mempertimbangkan, pendidikan,
kebijakan, pendanaan dan personel dan intervensi dukungan
profesional untuk merekrut dan mempertahankan tenaga
kesehatan yang berkualifikasi di rural dan remote area
Jadwal kontak
pelayanan antenatal
Model pelayanan antenatal dengan minimum 8 kali kontak
direkomendasikan untuk mengurangi kematian ibu hamil dan
meningkatkan pengalaman ibu selama mendapatkan pelayanan
kehamilan
2.1.6 Jenis Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (Kemenkes RI 2014b)
Pelayanan terpadu terdiri dari:
1. Anamnesa
Pada kunjungan petama, lengkapi riwayat medis ibu seperti tertera
pada tabel dibawah ini. Pada kunjungan beikutnya, selain
memperhatikan catatan pada kunjungan sebelumnya, tanyakan keluhan
yang dialami ibu selama kehamilan berlangsung.
Tabel 2. 2 Riwayat Medis untuk Dilengkapi pada Kunjungan Pertama
Identitas Riwayat Kehamilan Sekarang
Nama
Usia
Nama suami (jika ada)
Alamat
No tlp
Hari pertama haid terahir, siklus
haid
Tafsiran waktu persalinan
Perdarahan pervaginan
Keputihan
28
Tahun menikah (jika sudah
menikah)
Agama
Suku
Mual dan muntah
Masalah/kelainan pada kehamilan
ini
Pemakaian obat dan jamu- jamuan
Keluhan lainya
Riwayat Kontrasepsi Riwayat Medis Lainya
Riwayat kontrasepsi terdahulu
Riwayat kontrasepsi terahir
sebeum kehamilan
Penyakit jantung
Hipertensi
Diabetes emlitus (DM)
Penyakit hati seperti hepatitis
HIV (jika diketahui)
Infeksi menular seksual (IMS)
Tuberkulosis (TB)
Alergi obat/ makanan
Penyakit ginjal kronik
Talasemia dan gangguan
hematologi lain
Malaria
Asma
Epilepsi
Riwayat penyakit kejiwaan
Riwayat operasi
Obat yang rutin dikonsumsi
Status imunisasi tetanus
Riwayat transfusi darah
Golongan darah
Riwayat penyakit di keluarga,
diabetes, hipertensi, kehamilan
ganda, dan kelainan kongenital
Riwayat Obstetri Lalu
Jumlah kehamilan
Jumlah persalinan
Jumlah persalinan cukup bulan
Jumlah persainan prematur
Jumlah anak hidup, berat lahir,
serta jenis kelamin
Cara persalinan
Jumlah keguguran
Jumlah aborsi
Perdarahan pada kehamilan,
persalinan, dan nifas terdahulu
Riwayat berat bayi < 2,5 kg atau
> 4 kg
Riwayat kehamilan sungsang
Riwayat kehamilan ganda
Riwayat pertumbuhan janin
terhambat
Riwayat penyakit dan kemattian
perinatal, neonatal, dan
kematian janin
29
Adanya masalah lain selama
kehamilan, persalinan dan nifas
terdahulu
Durasi menyusui ekslusif
Riwayat kecelakaan (trauma)
Riwayat Sosial Ekonomi
Usia ibu saat pertama menikah
Statsu perkawinan, berapa kali
menikah dan lama pernikahan
Respon ibu dan keluarga
terhadap kehmilan dan kesiapan
persalinan
Jumlah keluarga di rumah yang
membantu
Siapa pembuat eputusan dalam
keluarga
Kebiasaan atau pola makan
minum
Kondisi rumah, sanitasi, listril,
dan alat masak
Kebiasaan merokok,
menggunakan obat-obatan, dan
alkohol
Pekerjaan dan aktivitas sehari-
hari
Pekerjaan pasangan
Pendidikan
Penghasilan (bila mungkin)
Kehidupan seksual dan riwayat
seksualpasangan
Kekerasan dalam rumah tangga
Pilihan tempat untuk meliharikan
Pilihan pemberian makanna bayi
30
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai
jenis pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan
psikologis (kejiwaan) ibu hamil (Kemenkes RI 2014b)
Tabel 2. 3 Jenis Pemeriksaan ANC Tiap Trimester Kehamilan
No Jenis Pemeriksaan Trimester
I II III
1 Keadaan Umum
2 Suhu Tubuh
3 Tekanan darah
4 Berat badan
5 LiLA
7 Tingg Fundus Uteri
8 Presentasi Janin
9 Denyut Jantung Janin
10 Pemeriksaan Hb
11 Golongan darah
12 Protein urin * *
13 Gula darah/reduksi * * *
14 Darah Malaria * * *
15 BTA * * *
16 IMS/Sifilis * * *
17 Serologi HIV √** * *
18 USG * * *
19 Skrining status TT dan vaksinasi
sesuai status
20 Zat besi dan asam folat
21 Aspirin * * *
22 Kalsium * * *
23 KIE sesuai materi
Keterangan:
: Rutin : dilakukan pemeriksaan rutin
* : Khusus : dilakukan pemeriksaan atas indikasi
* : Pada daerah endemis akan menjadi pemeriksaan rutin
** : Pada daerah epidemic meluas dan terkonsentrasi atau ibuhamil dengan
IMS dan TB akan menjadi pemeriksaan rutin
31
Pemeriksaan laboratorium/penunjang dikerjakan sesuai tabel
diatas. Apabila di fasilitas tidak tersedia, maka tenaga kesehatan harus
merujuk ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
3. Penaganan dan Tindak Lanjut Kasus
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium/ penunjang lainya, dokter menegakkan diagnosa kerja atau
diagnosa banding, sedangkan bidan/perawat dapat mengenali keadaan
normal dan keadaan bermasalah/tidak normal pada ibu hamil (Kemenkes
RI 2014b).
Tabel 2. 4 Penaganan dan Tindak Lanjut Kasus
No Hasil Pemeriksaan Penanganan dna Tindak Lanjut Kasus
1 Ibu hamil dengan perdarahan
antepartum
Keadaan emergensi, rujuk untuk
penanganan perdarahan sesuai standar
2 Ibu hamil dengan demam Tangani demam sesuai standar
Jika dalam 2 hari masih demam atau
keadaan umum memburuk, segera
rujuk
3 Ibu hamil dengan hipertensi
ringan (tekanan darah ≥
140/90mmHg) tanpa
proteinuria
Tangani hipertensi sesuai standar
Periksa ulang dalam 2 hari, jika
tekanan darah meningkat, segera rujuk
Jika ada gangguan janin, segera rujuk
Konseling gizi, diet makanan untuk
hipertensi dalam kehamilan
4 Ibu hamil dengan hipertensi
berat (diastole ≥ 110 mmHg)
tanpa proteinuria
Rujuk untuk penanganan hipertensi berat
sesuai standar
32
No Hasil Pemeriksaan Penanganan dna Tindak Lanjut Kasus
5 Ibu hamil dengan pre
eklampsia,
Hipertensi disertai
Edema wajah atau tungkai
bahwah, dan atau
Proteinuria (+)
Keadaan emergensi, rujuk untuk
penaganan pre-eklampsia sesuai standar
6 Ibu hamil BB kurang (kenaikan
BB < 1 Kg/bulan), atau Ibu
hamil risiko KEK (LiLA <23,5
cm)
Rujuk untuk penanganan ibu hamil risiko
KEK sesuai standar
7 Ibu hamil BB Lebih (kenaikan
BB > 2Kg/bulan)
Rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut
8 Ibu hamil dengan status
imunisasi tetanus kurang dari
T5
Rujuk untuk mendapatkan suntikan vaksin
TT sesaui status imunisasinya
9 TFU tidak sesuai dengan umur
kehamilan
Rujuk untuk penanganan gangguan
pertumbuhan janin
10 Kelainan letak janin pada
trimester III
Rujuk untuk penanganan kehamilan
dengan kelainan letak janin
11 Gawat janin Rujuk untuk penanganan gawat janin
12 Ibu hamil dengan anemia Rujuk untuk penanganan anemia sesuai
standar
Konseling gizi, diet makanan kaya zat
besi dan protein
13 Ibu hamil dan diabetes melitus
(DM)
Rujuk untuk penanganan DM sesuai
standar
Konseling gizi, diet makanan untuk ibu
hamil DM
14 Ibu hamil dengan Malaria Konseling tidur menggunakan kelambu
33
No Hasil Pemeriksaan Penanganan dna Tindak Lanjut Kasus
berinsektisida
Memberikan pengobatan sesuai
kewenangan
Rujuk untuk penanganan lebih lanjut
pada malaria dengan komplikasi
15 Ibu hamil dengan Tuberkulosis
(TB)
Rujuk untuk penanganan TB sesuai
standar
Konseling gizi, diet makanan untuk ibu
hamil TB
Pemantauan minum obat TB
Tawarkan Tes HIV
16 Ibu hami dengan IMS/Sifilis Rujuk untuk penanganan IMS termasuk
Sifilis pada ibu hamil dan suami sesuai
standar
Tawarkan tes HIV
17 Ibu hamil dengan HIV Konseling rencana persalinan
Rujuk untuk penaganna HIV sesuai
standar
Konseling gizi, diet makanan untuk ibu
hamil HIV
Konseling pemberian makan bayi yang
lahir dari ibu denan HIV
18 Ibu hamil kemungkinan ada
masalah kejiwaan
Rujuk untuk pelayanan kesehatan jiwa
Pantau hasil rujukan balik
Kerjasam dengan fasilitas rujukan
selama kehamilan
19 Ibu hamil yang mengalami
kekerasan dalam rumah tangga
Rujuk ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)
terhadap korban kekerasan
34
Pada setiap kunjungan antenatal, semua pelayanan yang meliputi
anamnesa, pemeriksaaan dan penanganan yang diberikan serta rencana
tindak-lanjutnya harus diinformasikan kepada ibu hamil dan suaminya.
Jelaskan tanda- tanda bahaya dimana ibu hamil harus segera datang untuk
mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan
Apabila ditemukan kelainan atau keadaan tidaknormal pada
kunjungan antenatal, informasikan rencana tindak lanjut termasuk
perlunya rujukan untuk penanganan kasus, pemeriksaan
laboratorium/penunjang, USG, konsultasi atau perawatan, dan juga jadwal
kontrol berikutnya, apabila diharuskan datang lebih cepat
Ibu hamil yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga adalah
ibu hamil yang mengalami segala bentuk tindak kekerasan yang berakibat,
atau mungkin berakibat menyakiti secara fisik, seksual, mental atau
penderitaaan; termasuk ancaman dari tindakan terjadi di lingkungan
tersebut, pemaksaan atau perampasan semena-mena kebebasan, baik yang
di lingkungan masyarakat maupun dalam kehidupan pribadi
Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) terhadap korban kekerasan
merupakan tempat dilaksanakanya pelayanan kepada korban kekerasan
baik di rumah sakit umum pemerintah dan swasta termasuk sakit POLRI
secara komprehensif oleh mutidisipliner dibawah satu atap (one stop
services)
35
4. Pencatatan hasil pemeriksaan antenatal terpadu
Pencatatan hasil pemeriksaan merupakan bagian dari standar
pelayanan antenatal terpadu yang berkualitas. Setiap kali pemeriksaan,
tenaga kesehatan wajib mencatat hasilnya pada rekam medis, Kartun Ibu
dan Buku KIA
Pada saat ini pencatatan hasil pemeriksaan antentanal masih sangat
lemah, sehingga data- datanya tidak dapat dianalisa untuk peningkatan
kualitas pelayanan antenatal
Dengan menerapkan pencatatan sebagai bagian dari standar
pelayanan, maka kualitas pelayanan antenatal dapat ditingkatkan
5. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang efektif
KIE yang efektif termasuk konseling merupakan bagian dari
pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama untuk
membantu ibu hail dalam mengatasi masalahnya
Tabel 2. 5 Materi KIE Efektif dalam Pelayanan Antenatal Terpadu
No Materi KIE Isi Pesan
1 Persiapan persalianan dan kesiagaan
menghadapi komplikasi
Tanda - tanda bahaya dalam kehamilan,
persalianan dan nifas
Tabulin
Tempat persalinan
Tempat rujukan
Transportasi rujukan
Penolong persalinan
36
No Materi KIE Isi Pesan
Calon donor darah
Pendampingan persalinan
Suami SIAGA (siap antar jaga)
2 Inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif Skin to skin contact untuk IMD
Kolostrum
Rawat gabung
ASI saja 6 bulan
Tidak diberi susu formula
Keinginan untuk menyusui
Penjelasan pentingnya ASI
Perawatan puting susu
3 KB paska persalinan Metode yang sessuai dalam masa nifas
4 Masalah gizi Suplementasi tablet besi
Mengkonsumsi garam beryodium
Mengkonsumsi makanan padat kalori
dan kaya zat besi
Pemberian makanan tambahan
5 Imunisasi TT pada ibu hamil Pentingnya imunisasi TT pada ibu
hamil sebagai upaya pencegahan dan
perlindungan ibu dan bayi terhadap
tetanus
6 Masalah penaykit kronis dan penyakit
menular
Upaya pencegahan
Mengenali gejala penyakit
Menerapkan PHBS
Kepatuhan minum obat
7 Kelas ibu Setiap ibu hamil menggunakan buku
KIA
Bertukar pengalaman diantara ibu
37
No Materi KIE Isi Pesan
hamil
Senam hamil
8 Brain booster Berkomunikasi dengan janin
Musik untuk menstimulasi janin
Nutrisi gizi seimbang bagi ibu hamil
9 Informasi HIV/AIDS (PPIA/PMTCT)
dan IMS
Definisi HIV, AIDS dan IMS
Penularan HIV dan IMS
Pentingnya tes HIV
10 Informasi KtP Pengertian kekerasan terhadap
perempuan
Bentuk- bentuk KtP
Akibat KtP
Pencegahn dan penagan KtP
2.2 Puskesmas
2.2.1 Pengertian Puskesmas
Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah pelayanan
kesehatan primer yang berperan sebagai ujung tombak sistem
pelayanan kesehatan di Indonesia. Puskesmas adalah suatu unit
pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan
kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatanya secara menyeluruh, terpadu yang
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalam suatu wilayah tertentu (Azrul 2010)
38
Upaya kesehatan yang dilakukan puskesmas terdiri dari upaya
kesehatan wajib dan pengembangan. Upaya kesehatan wajib yang harus
diselenggarakan oleh puskesmas yang ada di wilayah Indonesia, yang
meliputi Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan ,
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB, Upaya Perbaikan Gizi
Masayarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
dan Upaya Pengobatan. Upaya pengembangan adalah program yang
sesuai permasalahan kesehatan masyrakat setempat atau sesuai tuntutan
masyarakat sebagai program inovatif dengan mempertimbangkan
ketersediaan dari kemampuan sumber daya yang tersedia serta
dukungan dari masayrakat
2.2.2 Fungsi Puskesmas
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2012
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas
berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama
Puskesmas mempunyai fungsi anatara lain: sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masayarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Pelayanan
kesehatan pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat
39
2.2.3 Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Layanan kesehatan yang bermutu adalah suatu layanan kesehatan
yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan
kesehatan, dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien/konsumen
ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat (Imbalo
2006)
Upaya kesehatan bermutu merupakan upaya yang memberikan
rasa puas sebagai pernyataan subjektif pelanggan, dan menghasilkan
outcome sebagai bukti objektif dari mutu layanan yang diterima
pelanggan. Oleh karena itu puskesmas harus menetapkan indikator
mutu setiap pelayanan yang dilaksanakanya atau mengiktui standar
mutu pelayanan setiap program/pelayanan yang telah ditetapkan, yang
dikoordinasikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota (Kemenkes RI
2016)
Diperlukan dukungan sumber daya yang memadai baik dalam
jenis, jumlah maupun fungsi dan kompetensinya sesuai standar yang
ditetapkan, dan tersedia tepat waktu pada saat akan digunakan. Dalam
kondisi ketersediaan sumber daya yang terbatas, maka sumber daya
yang tersedia dikelola dengan sebaik- baiknya, dapat tersedia saat akan
digunakan sehingga tidak menghambat jalanya pelayanan yang akan
dilaksanakan
40
2.3 Standar Asuhan Kebidanan
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi
penting dan strategis terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan
memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna,
berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan
dan pemberdayaan masyarakat bersama- sama dengan tenaga kesehatan
lainya.
Dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas diperlukan adanya
standar sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan kepada klien
disetiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu adanya standar
kebidanan yang diterapkan oleh Menteri Kesehatan
Tujuan standar kebidanan ini adalah mendukung terlaksananya asuhan
kebidanna yang berkualitas, parameter tingkat kualitas dan keberhasilan
asuhan yang diberikan bidan, dan perlindungan hukum bagi bidan dan pasien
Ruang lingkup asuhan kebidanan ini yaitu pada ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, dan masa antara, bayi, anak balita sehat, dan masa reproduksi
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenand
dan ruang lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai
dari perngkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan dasuhan kebidanan.
Standar tersebut antara lain :
41
a. Standar I : Pengkajian
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relawan dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi lain.
Kriteria pengkajian :
1. Data tepat, akurat, dan lengkap
2. Teridiri dari Data Subjektif (hasil anamnesa, biodata, keluhan utama,
riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakajan sosial budaya)
3. Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan
penunjang)
b. Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
mengimplementasikanya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat
Kriteria : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi , dan rujukan
c. Standar III : Perencanaan
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan doagnosa dan
masalah yang ditegakan
Kriteria : Perencanaan
42
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi
klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara
komprehensif
2. Melibatkan klien pasien dan atau keluarga
3. Mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya klien/ keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhanklien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermenfaat untuk klien
5. Mempertimbangkan kebijakan dan pertauran yang berlaku,
sumberdaya serta fasilitas yang ada
d. Standar IV : Implementasi
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif ,
efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien,
dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitaf. Dilaksanakan
secara mandiri, kolaboratif, dan rujukan
Kriteria : Implementasi
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan
atau keluarganya (inform concent)
3. Memanfaatkan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien/pasien
43
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi/klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
e. Standar V : Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien
Kriteria : Evaluasi
1. Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai
kondisi klien
2. Hasil evaluasi dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien
f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap. Akurat, singkat, dan jelas
mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan
Kriteria : Pencatatan Asuhan Kebidanan
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status pasien/buku KIA )
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
44
3. S adalah data subjektif, mencatatat hasil anamnesa
4. O adalah data objektof, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi /follow up dan rujukan
2.4 Mutu Pelayanan Kesehatan
Pelayanan yang bermutu saat ini menjadi tuntutan dan kebutuhan bagi
pelanggan. Kualitas didifinisikan berbeda- beda oleh beberapa organisasi
(Raleigh & Catherine 2010). Kualitas pelayanan kesehatan adalah sejauh mana
pelayanan kesehatan untuk individu dan populasi meningkatkan kemungkinan
dari outcome kesehatan yang diinginkan dan konsisten dengan pengetahuan
profesional saat ini (Rockville 2008). Institut of Medicine (IOM)
mendefinisikan kualitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang aman,
efektif, berpusat pada pasien, efisien dalam waktu dan berkeadilan. (Rockville
2008)
2.4.1 Pengertian Mutu
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
(Crosby 1980).
Mutu merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukan kemampuanya dalam memuaskan
45
kebutuhan pelanggan baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun
kebutuhan yang tersirat (Supriyanto, 2011)
Hal ini sejalan dengan pernyataan Azwar dimana mutu pelayanan
kesehatan bahwa pelayanan kesehatan yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di satu pihak dapat
menimbulkan kepuasan kepada setiap pasien dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggarananya
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang teah
ditetapkan (Azwar 2010)
Mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari berbagai perspektif,
seperti perspektif pasien, pemberi pelayanan, penyandang dana, pemilik
sarana kesehatan, dan administrator layanan kesehatan. Pada perspektif
pasien pelayanan kesehatan yang bermutu memiliki dimensi efektifitas,
akses, hubungan antara manusia, kesinambungan, dan kenyamanan.
Pada perspektif pemberi pelayanan kesehatan akan terfokus pada
kompetensi teknis, efektifitas, dan keamanan pelayanan. Pada
penyandang dana, pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang
efisien dan efektif. Perspektif pemilik sarana kesehatan berpandangan
bahwa layanan kesehatan yang bermutu merupakan layanan kesehatan
yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya
operasional dan pemeliharaan, tetpi dengan tarif yang terjangkau oleh
masyarakat. Dan pada perspektif administrator layanan kesehatan, mutu
layanan kesehatan akan selalu menyangkut dua aspek, yaitu aspek
46
teknis penyediaan layanan dan aspek kemanusiaan yang timbul sebagai
akibat hubungan yang terjadi antara pemberi dan penerima layanan
2.4.2 Dimensi Mutu Pelayanan
Mutu pelayanan kesehatan memiliki beberapa dimensi antara lain
(Imbalo 2006):
a. Dimensi Kompetensi Teknis
Dimensi ini terkait dengan keterampilan, kemampuan, dan
penampilan petugas, manajer dan staf pendukung. Kompetensi
teknis berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti
standar pelayanan yang telah ditetapkan dalam hal dapat
dipertanggungjawabkan atau diandalkan . ketepatan, ketahanan uji,
dan konsistensi
b. Akses terhadap pelayanan
Pelayanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat tanpa
terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan
bahasa
c. Efektifitas
Bagaimana standar pelayanan kesehatan digunakan dengan tepat,
konsisten dan sesuai situasi dan tempat dan sangat berkaitan dengan
keterampilan dalam mengikuti prosedur yag terdapat dalam layanan
kesehatan
d. Hubungan antar manusia
47
Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan
kredibilitas dengan cara menghargai, menjaga rahasia,
menghormati, responsif, dan memberikan perhatian.
e. Efisiensi
Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang oprimal
daripada memaksimalkan pelayanan yang terbaik dengan
sumberdaya yang dimiliki
f. Kesinambungan
Pasien harus dapat dilayani sesuai dengan kebutuhanya
g. Keamanan
Mengurangi resiko cidera, infeksi,efek samping, atau bahaya lain
yang berkaitan dengan pelayanan
h. Kenyamanan dan kenikmatan
Kenyamanan dapat menimbulkan kepercayaan pasien kepada
organisasi layanan kesehatan
i. Informasi
Mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan,
dimana dan bagaiaman layana kesehatan akan dan telah
dilaksanakan
j. Ketepatan waktu
Untuk mendapatkan keberhasilan pelayanan maka pelayanan
kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat oleh
48
pemberi pelayanan yang tepat, dan menggunakan peralatan dan obat
yang tepat, serta biaya yang efisien
2.4.3 Cara Mengukur Mutu
Setiap pelayanan kesehatan ditemukan unsur adanya masukan
(input), lingkungan (environment), proses (Process), serta keluaran
(output). Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanna kesehatan, unsur
masukan, lingkungan, proses, serta keluaran haruslah dapat dipantau
dan dinilai yang apabila ditemukan penyimpaangan segera dilakukan
perbaikan (Azwar 1996). Unsur- unsur tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Unsur masukan
Unsur masukan adalah semua hal yang dibutuuhkan untuk
terselenggaranya pelayanan kesehatan antara lain tenaga, dana, dan
sarana. Secara umum disebutkan apabila tenaga dan saranan
(kuantitats dan kualitas) tidak sesuai degan standar, maka sulit
diharapkan baiknya mutu pelayanan
b. Unsur Proses
Unsur proses adalah semua tindakan yang dilakukan. Unsur proses
dibagi atas dua macam yakni tindakan medis dan tindakan non
medis. Tindakan medis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, tindakan medis, tindal lanjut. Tindakan
non medis meliputi informasi, penyaringan, konseling, dan rujukan
c. Unsur Lingkungan
49
Unsur lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi
pelayanan kesehatan, keadaan sekitar yang terpenting adalah
kebijakan, organisasi, dan manajemen. ApabilA Kebijakan,
organisasi, dan manajamen tidak sesuai dengan standar maka
pelayana kesehatan yang bermutu sulit untuk didapatkan
d. Unsur Keluaran
Unsur keluaran adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang dilakukan. Unsur keluaran dapat
menunjuk pada tingkat kesempurnaan aspek medis pelayanan
kesehatan dan pada tingkat kesempurnaan aspek nin medis
pelayanan kesehatan
Donabedian (1980) mengusulkan tiga kategori penggolongan
layanan kesehatan yaitu struktur, proses dan outcome. Ketiga kategori
ini perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan suatu tingkat mutu
tertentu. Penggunaan pendekatan ini sangat penting untuk jaminan
mutu layanan kesehatan dan dapat membantu di dalam penilaian atau
pengukuran tingkat mutu layanan kesehatan yang multidimensi
(Imbalo 2006).
a. Standar struktur
Standar struktur adalah standar yang menjelaskan peraturan sistem,
kadang- kadang disebut juga sebagai masukan atau struktur.
50
Termasuk kedalamnya hubungan organisasi, misi organisasi,
kewenangan, komite- komite, personel, peralatan gedung, rekam
medik, keuangan, perbekalan obat dan fasilitas. Contoh dari
standar struktur adalah tenaga kesehatan yang kompeten, peralatan
pemeriksaan, obat, kamar pemeriksaan, pasien, waktu konsultasi
harus ditentukan
b. Standar proses
Standar proses adalah aktivitas yang menyertakan penyediaan dan
penerimaan pelayanan. Standar proses akan menjelaskan apa yang
harus dilakukan, bagaimana melakukanya dan bagaiamana sistem
bekerja. Contoh dari standar proses adalah petugas kesehatan yang
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang ditentukan
dalam standar pelayanan kesehatan. Semua hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik tersebut dicatat dengan lengkap dan akurat
dalam rekam medik
c. Standar keluaran
Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan
kesehatan. Standar keluaran akan menunjukan apakah layanan
kesehatan baerhasi atau gagaal. Pengukuran Quality of Life (QoL)
dan kepuasan pasien adalah salah satu outcome dari pelayanan
kesehatan yag diharapkan. Contoh dari standar keluaran adalah
klasifikasi dan pengobatan yang tepat, kepuasan dan pengetahuan
51
pasien, tingkat kematian kasus, dan rekam medik yang diisi
lengkap dan akurat
Salah satu contoh standar layanan kesehatan dasar yang
digunakan di puskesmas, yaitu standar layanan ISPA. Pada Tabel
2.8 Standar Pelayanan ISPA terlihat dengan jelas standar struktur
atau masukan, standar proses, dan standar keluaran. Selain itu
contoh lain dari standar pelayanan adalah standar layanan makanan
biasa pasien dewasa kelas III pada Tabel 2.9 (Imbalo 2006)
Tabel 2. 6 Standar Pelayanan ISPA di Puskesmas
Masukan Proses Keluaran
Semua petugas
kesehatan telah
mengikuti pelatihan
penatalaksanaan kasus
ISPA WHO
Semua petugas
kesehatan telah
memiliki standar
kompetensi pada akhir
pelatihan
Antibiotika selalu
tersedia di Puskesmas
Sound timer selalu
tersedia di puskesmas
Semua petugas
kesehatan melakukan
anamnesis sesuai
pertanyaan yang
terdapat dalam
penatalaksanaan ISPA
WHO
Semua petugas
kesehatan melakukan
pemeriksaan fisik untuk
melihat dan mendengar
tanda – tanda yang
terdapat dalam
penatalaksanaan kasus
ISPA
Semua balita yang
diperiksa akan
diklasifikasikan dengan
benar dan mendapat
obat yang tepat dan/atau
dirujuk tepat waktu dan
tepat tempat
Semua ibu / pengantar
mendapat penyuluhan
kesehatan tentang hal-
hal yang penting
tentang ISPA
Semua ibu/ pengantar
mengerti bagaimana
merawat balita di rumah
52
Masukan Proses Keluaran
dan apa tanda- tanda
bahaya yang
mengharuskan ibu
segera membawa balita
untuk mendapat
perawatan darurat
90% rekam medik diisi
dengan lengkap dan
akurat
70% ibu/ pengantar
merasa puas atas
layanan kesehatan yang
diberikan
Kematian kasus ISPA
kurang dari 1%
Tabel 2. 7 Standar Layanan Makanan Biasa Pasien Dewasa Kelas III
Masukan Proses Keluaran
Tersedianya formulir
order makanan biasa
yang berisi tiga pilihan
menu makanan biasa,
pilihan waktu makan
dan pilihan waktu snack
Tersedianya formulir
Perawat membagikan
formulir order makanan
biasa kepada pasien
setelah pasien masuk
instalasi rawat inap
Perawat menjelaskan
apa yang akan diisi ke
Pasien menerima
formulir order makanan
biasa dan membacanya
Pasien mengerti apa
yang akan diisi dalam
formulir dan menu apa
yang tersedia serta
53
Masukan Proses Keluaran
rekap order makanan
biasa
Perawat instalasi/rawat
inap
dalam formulir dan
pilihan menu apa yang
tersedia
Perawat menjelaskan
kapan waktu sarapan
pagi, makan siang,
makan malam dan snack
Perawat mengumpulkan
semua formulir yang
telah terisi
Perawat membuat rekap
order makanan biasa
lengkap dengan waktu
makan dan waktu snack
Perawat menyerahkan
rekap order makanan
biasa ke instalasi gizi
waktu makan dan waktu
snack yang akan dipilih.
Bagi pasien yang buta
huruf akan dibacakan
oleh perawat
Pasien menyerahkan
formulir yang telah diisi
dengan pilihan menu
dan pilihan waktu
makan dan pilihan
waktu snack kepada
perawat instalasi rawat
inap
Rekap order makanan
biasa diterima oleh
instalsi gizi
2.5 Kepuasan Pasien
Perspektif pasien terhadap kualitas pelayanan adalah sangat penting
karena kepuasan pasien sering lebih cenderung dalam memenuhi pelayanan
dan penggunaan ulang dari pelayanan yang disediakan pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien adalah bentuk perasaan seseorang setelah
mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi
54
harapan (Gerson 2004). Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil
suatu produk atau jasa dan harapan- harapan (Kotler, 2007). Kepuasan adalah
tingkat perasaaan seseorang setelah membandingkan sesuatu hasil yang
dirasakan dengan harapanya. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa harapan dari
hasil yang dirasakan merupakan komponen pokok kepuasan konsumen
(Supranto 2006)
Jika suatu pelayanan kesehatan akan melakukan upaya peningkatan
mutu layanan kesehatan, pengukuran tingkat kepuasan pasien ini mutlak
diperlukan. Melalui pengukuran tersebut, dapat diketahui sejauh mana
dimensi- dimensi mutu layanan kesehatan yang telah diselenggarakan dapat
memenuhi harapan pasien (Imbalo 2006). Sangat penting dilakukan
pengukuran kepuasan pasien sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya
ketidakpuasan (Supranto 2006)
Penliaian kualitas pelayanan dikaitkan dengan berfokus pada aspek
fungsi dari proses pelayanan (Supranto, 2011)yaitu :
1. Tangibles (wujud nyata) adalah wujud langsung yang meliputi fasilitas
fisik, yang mencakup kemutahiran peralatan yang digunakan, kondisi
sarana, kondisi SDM perusahaan dan kesearasan antara fasilitas fisik
dengan jenis jasa yang diberikan
2. Reliability (kepercayaan) adalah pelayanan yang disajikan dengan
segera dan memuaskan dam merupakan aspek – aspek keandalan
55
system pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi
kesesuaian pelaksanaan pelayanan dengan rencana, kepeduliaan
institusi kepada permasalahan yang dialami pasien, keandalan
penyampaia sejak awal, ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji
yang diberikan keakuratan penanganan
3. Responsiveness (tanggung jawab) adalah keinginan untuk membantu
dan menyediakan jasa yang dibutuhkan konsumen. Hal ini meliputi
kejelasan informasi waktu penyampaian jasa, ketepatan dan kecepatan
dalam pelayanan administrasi, kesediaan pegawai dalam membantu
konsumen, keluangan waktu pegawai dalam menanggapi perminataan
pasien dengan cepat
4. Assurance (jaminan) adalah adanya jaminan bahwa jasa yang
ditawarkan memberikan jaminan keamanan yang meliputi kemampuan
SDM, rasa aman selama berurusan dengan karyawan, kesabaran
karyawan, dukungan pimpinan terhadap staff.
5. Empathy (empati) adalah berkaitan dengan memberikan perhatian
penuh kepada konsumen, perhatian staf secara pribadi kepada
konsumen, pemahaman akan kebutuhan konsumen, perhatian terhadap
kepentingan konsumen, kesesuain waktu pelayanan dengan kebutuhan
konsumen
Menurut Budiastuti (Budiastuti 2002) mengemukakan bahwa pasien
dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima
mengacu pada beberapa faktor, yaitu:
56
1. Komunikasi
Tata cara informasi yang diberikan oleh penyedia jasa pelayanan
dan keluhan- keluhan dari pasien. Bagaiamana keluhan- keluhan
dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa dalam
memberikan bantuan terhadap keluhan pasien. Komunikasi dalam
hal ini juga termasuk perilaku, tutur kata, keacuhan, keramahan
petugas, serta kemudahan mendapatkkan informasi dan
komunikasi menduduki peringkat yang tinggi dalam persepsi
kepuasan paisen
2. Pelayanan
Pelayanan dapat dilihat pada keramahan petugas, kecepatan dalam
pelayanan. Pusat pelayanan kesehatan dianggap baik apabila dalam
memberikan pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien
maupun orang lain yang berkunjung. Kepuasan muncul dari kesan
pertama masuk pasien terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikan. Dapat dijabarkan dengan pertanyaan yang menyangkut
keramahan, informasi yang diberikan, sejauh mana tingkat
komunikasi, responsif, suport, seberapa tanggap tenaga pelayanan
kesehatan, dan farmasi
3. Lokasi
Lokasi meliputi letak pusat kesehatan, letak ruangan dan
lingkunganya. Merupakan salah satu aspek yang menentukan
pertimbangan dalam memilih pusat kesehatan. Akses menuju lokasi
57
yang mudah dijangkau mempengaruhi kepuasan klien dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan di rumah sakit maupun jasa
kesehatan lainya. Umumnya semakin dekat pusat kesehatan dengan
pusat perkotaan atau yang mudah dijangkau, mudahnya transportasi
dan lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi pasien
yang membutuhkan pusat pelayanan kesehatan tersebut
4. Fasilitas
Tersedianya fasilitas yang lengkap di pelayanan kesehatan maka
akan memparuhi kepuasan pasien. Fasilitas pelayanan tersebut antara
lain sarana dan prasarana, ruang tunggu yang nyaman,dan ruang
rawat.
5. Biaya
Harga suatu pelayanan menjadi aspek yang diperhatikan oleh pasien.
Harga yang dimaksud disini adalah harga produk atau jasa
pelayanan. Dalam hal ini biaya biaya jasa pelayanan mempengaruhi
pasien dari biaya yang harus pasien keluarkan, semakin mahal harga
perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar. Biaya
dapat dijabarkan dalam pertanyaan kewajaran biaya, kejelasan
komponen biaya, biaya pelayanan, perbandingan dengan pelayanan
kesehatan sejenis lainya, tingkat masyarakat yang berobat, ada
tidaknya keinginan bagi masyarakat miskin, dan sebagaianya.
Efisiensi dan efektifitas biaya dapat dilihat dengan pelayananya yang
58
murah, tepat guna, tidak ada diagnosa dan terapi yang berlebihan
juga menjadi pertimbangan dalam menetapkan biaya perawatan
2.5.1 Pengukuran Kepuasan Pasien
Menurut Kotler terdapat 4 metode untuk mengukur kepuasan
pelanggan, yaitu sebagai betikut (Supranto 2006):
1. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan
(customer-oriented) perlu memberikan kesempatan yang luas
kepada pada pelangganya untuk menyampaikan saran, pendapat dan
keluhan mereka
2. Ghost Shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai
kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang
(gost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau
pembeli potensial produk perusahaan dan persaing
3. Lost Customer Analysis
Perusahaan seyogyanyan menghubungi para pelanggan
yang telah berhenti membeli atau yang telah berpindah pemasok
agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat
mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya
59
4. Survei Kepuasaan Pelanggan
Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan
umpan balik (feedback) secara langsung dari pelanggan dan juga
memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh
perhatian terhadap para pelangganya
Selain itu terdapat beberapa cara untuk mengukur kepuasan pasien.
Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengukur kepuasan pasien
berdasarkan konsep harapan- kinerja. Pengukuran harapan kinerja dapat
dilakukan dengan membuat kuesioner yang berisi aspek- aspek layanan
kesehatan yang dianggap penting oleh pasien. Kemudian pasien diminta
menilai setiap aspek
Penilaian pasien terhadap kinerja layanan dilakukan dengan
menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala pengukuran yang
dugunakan untuk mengukur sikap, pemdapat, dan persepsi seseorang
tentang fenomena sosial. Dalam skala ini, jawaban tiap item instrmen
mempunyai graduasi dari sangat positif sampai sangat negatif
(Sugiyono 2012) . Skala likert dengan interval empat (afour-point likert
scale) yaitu, 4=sangat setuju (SS), 3=setuju (S), 2= kurang setuju (TS),
dan 1= tidak setuju (STS)
60
2.6 Kerangka Teori
Gambar 2. 2 Kerangka Teori Pengukuran Mutu menurut Donabedian
Pengukuran mutu menurut Donabedian (1980) dikategorikan menjadi tiga
yaitu, pertama standar struktur yang mennetukan tingkat sumber daya yang
diperlukan agar standar layanan kesehatan dapat dicapai, contohnya personel,
peralatan, bahan, fasilitas, dan standar. Kedua standar prosess menentukan
kegiatan apa yang harus dilakukan agar standar layanan kesehatan dapat dicapai,
contohnya tindakan anamnesis pasien, pemeriksaan fisik, penunjang medik,
peresepan obat, penyuluhan kesehatan dan merujuk pasien. Ketiga standar
keluaran (outcome) atau hasi layanan ialah hasil layanan yang telah dilaksanakan
sesuai standar layanan kesehata, contohnya kepatuhan terhadap standar ,
kesembuhan, kematian, kesakitan, dan kepuasan pasien
STRUKTUR
Sumber daya
manusia
Perbekalan
Peralatan
Bahan
Fasilitas
Standar
PROSES
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang medik
Peresepan obat
Penyuluhan
kesehatan
Merujuk pasien
KELUARAN
Tingkat kepatuhan
meningkat
Tingkat Kesembuhan
meningkat
Tingkat kematian
menurun
Tingkat kesakitan
menurun
Kepuasan meningkat
61
BAB III
KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
3.1 Kerangka Pikir
Variabel penelitian ini mencangkup tiga kategori layanan kesehatan
menurut Donabedian (1980) yang terdiri dari standar struktur, proses dan
outcome. Karena keterbatasan peneliti dan waktu penelitian maka pada
penelitian ini variabel yang diteliti pada struktur berfokus pada tenaga bidan
yaitu dengan melihat perizinan atau licensure dan kompetensi bidan sebagai
tenaga medis yang melakukan pelayanan antenatal langsung kepada pasien
dan ketersediaan sarana dan prasarana dasar yang dibutuhkan pelayanan
antenatal. Proses adalah pelayanan antenatal pada trimester pertama, kedua,
dan ketiga . Pada outcome akan dilihat kepatuhan bidan dalam memenuhi
standar pelayanan dan kepuasan pasien setelah diberikan pelayanan sesuai
standar oleh bidan. Pengukuran menurunya angka kesakitan dan kematian,
meningkatnya kesembuhan pasien tidak dilakukan mngingat adanya
keterbatasan waktu penelitian yang hanya dilakukan dalam kurun waktu 1
bulan
Gambar 3. 1 Kerangka Pikir Penelitian
STRUKTUR
Lisensi tenaga bidan
Kompetensi bidan
Ketersediaan sarana
dan prasarana dasar
dan yang dibutuhkan
pelayanan antenatal
PROSES
Pelayanan Kehamilan
Trimester Pertama
Pelayanan Kehamilan
Trimester Kedua
Pelayanan Kehamilan
Trimester Ketiga
OUTCOUME
Kepatuhan
terhadap standar
Kepuasan
Pasien
62
3.2 Definisi Istilah
1. Lisensi bidan
Lisensi bidan merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin mutu
layanan kesehatan. SIKB (Surat Izin Kerja Bidan) adalah bukti tertulis
yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi pesyaratan untuk
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Kompetensi bidan
Kompetensi bidan adalah bagaimana pengetahuan bidan terhadap standar
pelayanan antenatal dan bagaimana bidan mengikuti standar pelayanan
antenatal. Selain itu kompetensi bidan dibuktikan dengan dimilikinya STR
(Surat Tanda Registrasi). STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki
sertifikat kompetensi.
3. Sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu
yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Sarana
dan prasarana merupakan faktor yang mendukung untuk melaksanakan
tindakan atau kegiatan. Prasarana meliputi ruangan tunggu, ruang
pendaftaran, ruang pemeriksaan ibu hamil, dan kamar mandi atau WC
yang memenuhi standar kesehatan yaitu tersedianya air bersih yang
memenuhi syarat fisik, kimia dan bakteriologik, pencahayaan yang cukup,
ventilasi yang cukup serta terjamin keamananya (Kemenkes RI 2014a).
63
Fasilitas suatu alat atau sarana untuk mendukung melaksanakan tindakan/
kegiatan dalam pemeriksaan dan pencatatan dan pelaporan baik dalam segi
jenis dan jumlahnya sesuai dengan pelayanan kesehatan ibu yang diatur
dalam peraturan menteri kesehatan No 75 tahun 2014
4. Pelayanan Kehamilan Trimester Pertama
Pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil trimester pertama yang
meliputi:
1. Persiapan penolong (mencuci tangan) oleh bidan
2. Anamnesis pasien (identitias ibu hamil, riwayat kehamilan sekarang,
riwayat kontrasepsi, riwayat medis lainya, dan riwayat sosial ekonomi
lalu, serta bertanya mengenai keluhan ibu)
3. Pemeriksaan umum dan kehamilan (pemeriksaan keadaan umum,
tinggi badan, suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, LiLA,
Pemeriksaan Laboratorium (darah dan urin)
4. Menetapkan diagnosa kebidanan (penentuan umur kehamilan, tafsiran
persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain)
5. Intervensi dan Implementasi (skrining imunisasai TT dan pemberian
imunisasai TT bila perlu, pemberian suplemen gizi, pemberian terapi
atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian informasi
kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi kapan ibu
harus melakukan kunjungan ulang)
6. Informasi dan Konseling (KIE) (Persiapan persalinan dan kesiagaan
menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif, KB
64
paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT pada ibu hami l, masalah
penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu, Brain booster,
Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP (Kekerasan terhadap
Perempuan) )
7. Dokumentasi Kebidanan (pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan
diagnosa, dan intevensi dan implementasi yang dilakukan oleh bidan)
5. Pelayanan Kehamilan Trimester Kedua
Pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil trimester pertama yang
meliputi:
1. Persiapan penolong (mencuci tangan) oleh bidan
2. Anamnesis pasien (memperhatikan catatan sebelumnya dan bertanya
keluhan pasien )
3. Pemeriksaan umum dan kehamilan (pemeriksaan keadaan umum, suhu
tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin,
dan denyut jantung janin
4. Menetapkan diagnosa kebidanan (penentuan umur kehamilan, tafsiran
persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain)
5. Intervensi dan Implementasi (pemberian suplemen gizi, pemberian
terapi atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian
informasi kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi
kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang)
6. Informasi dan Konseling (KIE) (Persiapan persalinan dan kesiagaan
menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif, KB
65
paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT pada ibu hami l, masalah
penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu, Brain booster,
Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP (Kekerasan terhadap
Perempuan) )
7. Dokumentasi Kebidanan (pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan
diagnosa, dan intevensi dan implementasi yang dilakukan oleh bidan)
6. Pelayanan Kehamilan Trimester Ketiga
Pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil trimester pertama yang
meliputi:
1. Persiapan penolong (mencuci tangan) oleh bidan
2. Anamnesis pasien (memperhatikan catatan sebelumnya dan bertanya
keluhan pasien )
3. Pemeriksaan umum dan kehamilan (pemeriksaan keadaan umum, suhu
tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin,
dan denyut jantung janin, dan pemeriksaan laboratorium)
4. Menetapkan diagnosa kebidanan (penentuan umur kehamilan, tafsiran
persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain)
5. Intervensi dan Implementasi (pemberian suplemen gizi, pemberian
terapi atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian
informasi kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi
kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang)
6. Informasi dan Konseling (KIE) (Persiapan persalinan dan kesiagaan
menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif, KB
66
paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT pada ibu hami l, masalah
penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu, Brain booster,
Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP (Kekerasan terhadap
Perempuan) )
7. Dokumentasi Kebidanan (pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan
diagnosa, dan intevensi dan implementasi yang dilakukan oleh bidan)
7. Kepatuhan bidan
Kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal care yang ada pada
tiap trimester kehamilan
3.3 Definisi Operasional
1. Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien adalah kesesuaian antara harapan pasien akan pelayanan
antenatal dengan pelayanan antenatal yang telah didapatkan oleh pasien
Alat Ukur : Kuesioner kepuasan pasien
Hasil Ukur :
1. Puas, Jika nilai kesesuaian ≥90%
2. Kurang Puas, Jika nilai kesesuaian <90%
67
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method (kualitatif dan
kuantitatif). Peneltian kombinasi adalah pendekatan peneltian yang
mengkombinasikan anatara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif
(Creswell 2010). Penelitian kombinasi yang dipakai pada penelitian ini adalah
embedded design, yaitu mencakup pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif
namun salah satu dari tipe data berperan sebagai pendukung didalam keseluruhan
desain (Creswell & Clark 2007). Pada penelitian ini data kuantitatif yang berperan
sebagai data pendukung
4.1.1 Kualitatif
Pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali lebih mendalam
lisensi dan kompetensi bidan, sarana dan prasarana pelayanan antenatal
sebagai input, proses pelayanan ANC trimester 1, 2 dan 3 sebagai
proses dan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan sebagai output.
4.1.2 Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur kepuasan pasien
sebagai ouput
68
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur. Penelitian
akan dilakukan pada bulan Maret- April 2017
4.3 Populasi, Sampel, dan Informan
4.3.1 Populasi
Seluruh Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC di
Puskesmas Ciputat Timur
4.3.2 Sampel
Sampel untuk mengukur kepuasan ibu hamil adalah seluruh ibu
hamil yang diamati saat proses observasi pelayanan ANC
4.3.3 Informan
Informan penelitian kualitatif dipilih berdasarkan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini
misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi yang diteliti (Sugiyono
2012) .
Informan dalam penelitian ini adalah bidan. Bidan yang dipilih
adalah bidan yang berstatus kepegawaian PNS dan masa kerja lebih
dari 3 tahun sejak menjadi bidan dan bekerja di Puskesmas Ciputat
Timur yaitu sebanyak 4 orang bidan. Status kepegawaian PNS dipilih
karena Puskesmas Ciputat Timur adalah institusi pemerintah dan bidan
69
pegawai negeri sipil adalah bidan yang secara administrasi memenuhi
syarat- syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan. Sedangkan masa kerja lebih dari 3 tahun
dikarenakan ingin memilih bidan yang memiliki pengalaman kerja yang
lebih lama . Penelitian yang dilakukan oleh Lamere (2013) membagi
kategori masa kerja bidan menjadi masa kerja cukup lama >3 tahun dan
kurang lama < 3 tahun (Lamere 2013).
Informan lain dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas
Ciputat Timur dan Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciputat Timur
4.4 Instrumen Penelitian
4.4.1 Kualitatif
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan
pedoman observasi/ check list sesuai standar untuk mengetahui
kepemilikin SIKB (Surat Izin Kerja Bidan) sebagai lisensi dan STR
(Surat Tanda Registrasi Bidan) sebagai bukti kompetensi bidan, sarana
dan prasarana pelayanan ANC, dan proses pelayanan ibu hamil
trimester pertama, kedua, dan ketiga. Selain itu digunakan pula
pedoman wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam mengenai
ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan ANC, proses pelayanan
ANC, dan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan ANC. Alat
bantu yang digunakan adalah alat perekam dan buku catatan
70
4.4.2 Kuantitatif
Instrumen penelitian berupa kuesioner kepuasan pasien yang
digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien pada ibu hamil yang
telah diobservasi selama proses pelayanan ANCnya. Kuesioner yang
digunakan sudah dilakukan uji validitas dan reliabiltas. Pada uji
validitas didapatkan korelasi (r-hitung) yang diperoleh pada item
kuesioner trimester pertama berkisar antara 0,714- 0,999 , lebih dari (r-
tabel) 0,707, dan item kuesioner kedua dan ketiga 0,733- 0,999, lebih
dari (r- tabel) 0,707, sehingga semua item pertanyaan dinyatakan valid.
Demikian pula dengan hasil pengujian reliabilitas dengan nilai
cronbachs’s alpha kuesioner trimester pertama pada tingkat harapan,
0,766 dan pada tingkat hasil pelayanan 0,764 dan kuesioner trimester
kedua dan ketiga pada tingkat harapan, 0,766 dan pada tingkat hasil
pelayanan 0,764. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 sehingga kuesioner
dinyatakan reliabel. Dengan demikian kuesioner layak untuk dijadikan
instrumen dalam mendapatkan data penelitian
4.5 Metode Pengumpula n Data
4.5.1 Kualitatif
Untuk mendampatkan data kualitatif, peneliti menggunakan
beberapa teknik dalam pengumpulan data. Teknik yang digunakan
antara lain observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen.
Observasi dilakukan kepada bidan sebanyak 8 kali pada masing-
masing bidan. Jumlah bidan yang diobservasi sebanyak 4 orang, oleh
karena itu jumlah ibu hamil yang diamati proses pelayanan antenatal
71
sebanyak 32 orang yang terbagi atas ibu hamil trimester pertama, 8
orang, ibu hamil trimester kedua 12 orang, dan ibu hamil trimester
ketiga 12 orang.
4.5.2 Kuantitatif
Untuk mendapatkan data kuantitaif menggunakan data primer yang
didapatkan dengan menyebar kuesioner kepuasan pasien kepada ibu
hamil.
4.6 Triangulasi
Validasi akan mempergunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi
metode.
1. Triangulasi sumber, didapat dari bidan pelaksana dan bidan koordinator
ANC untuk mengetaui sarana dan prasarana pelayanan ANC, proses
pelayanan ANC kepada ibu hamil, serta kepatuhan bidan pada standar
pelayanan ANC. Sumber lain yaitu kepala puskesmas dan kepala staf tata
usaha untuk mengetahui sarana dan prasaranan pelayanan ANC, bukti
kompetensi dan lisensi bidan dalam pelayanan ANC, dan kepatuhan bidan
terhadap standar pelayanan ANC
2. Triangulasi metode dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi
dan telaah dokumen dan data
4.7 Pengolahan Data
4.7.1 Kualitatif
Pengolahan data kualitatif pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
72
1. Reduksi
` Informasi yang didapatkan disusun dalam bentuk transkrip.
Laporan disusun berdasarkan data yang didapatkan kemudia
direduksi, dirangkum, dipilih hal- hal yang pokok, difokuskan pada
hal- hal yang penting
2. Display
Data dibuat dalam betuk matriks untuk memudahkan peneiliti
dalam melihat pola- pola hubungan suatu data dengan data lainya
3. Verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah proses perumusan makna dari
hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat singkat, padat
dan mudah dipahami
4.7.2 Kuantitatif
1. Editing
Editing adalah pengecekan data kuesioner kepuasan ibu hamil yang
telah terkumpul untuk melihat adanya kemungkinan data tidak sesuai
atau meragukan. Dilakukan pengecekan isian kuesioner untuk
mengetahui kelengkapan jawaban dari responden
2. Entry
Entry adalah memasukan data yang diperoleh ke dalan komputer
untuk diolah dan dianalisis
3. Cleaning
73
Cleaning adalah kegiatan pemeriksaan dan pengecekan kembali data
yang sudah dimasukan untuk melihat apakah ada kesalahan atau tidak.
4. Skoring
Skoring yaitu memberikan skor terhadap jawaban yang menyangkut
kepuasan pasien. Nilai 1 diberikan untuk jawaban STS (Sangat Tidak
Setuju), 2 untuk jawaban TS (Tidak Setuju), 3 untuk jawaban S
(Setuju), dan 4 untuk jawaban SS (Sangat Setuju). Total nilai hasil
pelayanan dibandingkan dengan total nilai harapan dan dibuat
presentasenya. Semakin besar nilai presentase maka kepuasan juga
semakin besar
4.8 Analisis Data
4.8.1 Analisis Data Kualitatif
1. Wawancara mendalam
Teknik yang digunakan adalah teknik analisis isi (Contets Analisys).
Contets Analysis berhubungan dengan isi komunikasi, yaitu teknik
penelitian untuk membuat informasi- informasi yang dapat ditiru.
Teknik ini digunakan untuk analisis hasil wawancara mendalam
dengan bidan, kepala puskesmas, dan kepala poli Pelayanan KIA.
Hasil analisis selanjutnya dideskripsikan dalam draft laporan
penelitian.
OUTCOME
Kepatuhan bidan
dalam memenuhi
standar pelayanan
Kepuasan pasien
74
2. Observasi/daftar tilik
Dalam daftar tilik ini pengamat harus mengisi “Ya” apabila kegiatan
tersebut dilakukan, “Tidak” apabila kegiatan itu tidak dikerjakan
4.8.2 Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis univariat untuk
mengetahui kepuasan responden
Skor Jumlah Ya x 100%
Jumlah (Ya + Tidak)
75
BAB V
HASIL PENELITIAN
Dalam mengukur mutu pelayanan kesehatan dapat digunakan teori
pengukuran mutu Donabedian. Donabedian (1980) mengusulkan tiga kategori
penggolongan layanan kesehatan yaitu struktur, proses dan outcome. Ketiga
kategori ini perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan suatu tingkat mutu tertentu
(Imbalo 2006).
5.1 Gambaran Puskesmas Ciputat Timur
5.1.1 Letak Geografis
Puskesmas Ciputat Timur sebelah utara berbatasan dengan DKI
Jakarta, sebelah selatan bebatasan dengan Puskesmas Ciputat, sebelah
barat berbatasan dengan Puskesmas Rengas dan DKI Jakarta, dan
sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas Pisangan. Puskesmas
Ciputat Timur terletak +8 km sebelah Utara Kota Tangerang Selatan.
Puskesmas ini terletak di Jalan Anggur 1 Kelurahan Rempoa,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten.
Menempati tanah seluas 600m2
dengan luas bangunan 1000m2 yang
terdiri dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan berada pada lantai 2 dan lantai
1. Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur terdiri dari 2 kelurahan
yaitu Kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka Putih
76
5.1.2 Sumber Daya Manusia
Puskesmas Ciputat Timur memiliki tenaga kesehatan yang
berjumlah 42 orang. Tenaga tersebut terbagi atas Kepala Puskesmas,
Subag TU, Dokter Umum , Dokter Gigi , Kesehatan Masyarakat, bidan,
perawat, perawat gigi, analisis laboratorium , tenaga pelaksana gizi,
fisioterapis, petugas loket, juru masak, supir ambulance, security,
cleaning service.
Adapun untuk sumber daya dalam pemberian pelayanan KIA
adalah tenaga bidan. Bidan di Puskesmas Ciputat Timur berjumlah 9
orang yang terdiri dari 4 orng bidan PNS, 2 orang bidan PTT, dan 3
orang bidan Honore
5.2 Gambaran Struktur Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur
5.2.1 Karakteristik Informan
Informan pada penelitian ini adalah bidan PNS di Puskesmas
Ciputat Timur yang berjumlah 4 orang. Informan triangulasi pada
penelitian ini antara lain: Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciputat Timur
dan Kepa Puskesmas Ciputa Timur. Adapun karakteristik Informanya
adalah sebaga berikut:
77
Tabel 5. 1 Karakteristik Informan Utama
No
Kode
Responden
Umur
(th)
Jabatan Pendidikan
Masa
Kerja
(th)
1 R-3a 46 Bidan Koordinator
Puskesmas Ciputat Timur
Diploma IV
Kebidanan
8
2 R-3b 37 Bidan Puskesmas Ciputat
Timur
Diploma III
Kebidanan
8
3 R-3c 32 Bidan Puskesmas Ciputat
Timur
Diploma III
Kebidanan
7
4 R-3d 29 Bidan Puskesmas Ciputat
Timur
Diploma III
Kebidanan
4
Tabel 5. 2 Karakteristik Informan Triangulasi
No
Kode
Responden
Umur
(th)
Jabatan Pendidikan
Masa
Kerja
(th)
1 R-1 44 Kepala Puskesmas Ciputat
Timur
Strata II
Kesehatan
Masyarakat
17
2 R-2 Kepala Tata Usaha
Puskesmas Ciputat Timur
Strata II
Kesehatan
Masyarakat
27
78
5.2.2 Kompetensi dan lisensi Bidan Pelayanan ANC
Tenaga bidan di poli KIA Puskesmas Ciputat Timur berjumlah 9
orang yang terdiri dari 4 orng bidan PNS, 2 orang bidan PTT, dan 3
orang bidan Honorer. Pada penelitian ini bidan yang dijadikan informan
adalah bidan yang berstatus kepegawaian Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang berjumlah 4 orang.
Tabel 5. 3. Surat Ijin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Tanda Registrasi
Bidan (STR) Bidan Puskesmas Ciputat Timur
No
Kode
Responden
Surat Izin Kerja Bidan
Surat Tanda Regstrasi
Bidan
No SIKB No Registrasi
1. R-3a √ 446.4/003/02/12/SIKB/Dinkes/20
15
√ 12 02 5 2 1 12-
0680967
2. R-3b √ 446.4/0188/01/01/SIKB/Dinkes/2
015
√ STR diperbaharui
3. R-3c √ 446.4/0190/01/01/SIKB/Dinkes/2
015
√ 11 02 5 2 1 12-
0043724
4. R-3d √ 446.4/0050/02/08/SIKB/Dinkes/2
016
√ 11 02 5 2 1 16-
1105305
79
Kompetensi tenaga bidan dilihat dengan dimilikinya STRB (Surat
Tanda Registrasi Bidan). Pada penelitian ini, tiga dari empat orang
bidan memiliki Surat Tanda Registrasi Bidan (STRB) yang masih
berlaku pada tahun 2017. Akan tetapi satu orang bidan STR nya sedang
dalam proses diperbaharui. Hal ini berarti bidan sudah memiliki
kompetensi dalam melakukan pelayanan
Lisensi tenaga bidan dilihat dengan dimilikinya SIKB (Surat Ijin
Kerja Bidan). Pada penelitian ini bidan Puskesmas Ciputat Timur
memiliki Surat Izin kerja Bidan (SIKB) yang terdaftar pada Dinas
Kesehatan dan masih berlaku pada tahun 2017.
Selain itu dalam meningkatkan kemampuan bidan dalam
melakukan pelayanan dibutuhkan pelatihan tenaga bidan. Dalam
penelitian ini diketahui bahwa semua bidan Puskesmas Ciputat Timur
belum pernah mengikuti pelatihan pelayanan ANC. Seperti yang
diungkapkan oleh bidan (R-3a) “Kalau Pelatihan antenatal tidak ya,
setau saya pelatihan antenatal belum ada” dan bidan (R-3c) “Kalau
ANC Belum pernah. Pelatihanya setau saya belum ada, setau saya
kalau di kebidanan adanya APN untuk persalinan sama KB” . Hal
tersebut juga diungkapkan oleh Kepala Puskesmas Ciputat Timur
“....pelatihan khusus antenatal setau saya si ga ada ya, belum ada” dan
Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciputat Timur “....kalau untuk pelatihan
yang formil engga semuanya dapet, tapi memang kan seharusnya
80
setelah dia tamat terus pas udah prajabatan kalau PNS harus udah siap
pakai....”
5.2.3 Sarana dan Prasarana Pelayanan ANC
Berdasarkan hasil pengamatan sarana dan prasarana yang ada di
puskesmas dalam menunjang pelayanna ANC dapat dilihat pada Tabel
5.4, Tabel 5.5, dan Tabel 5.6 mengenai gambaran saranan dan prasarana
ANC di Pukesmas Ciputat Timur
Berikut hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti :
Tabel 5. 4. Sarana dan Prasarana Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur
Kriteria Cara Verifikasi Ceklist
Tempat
praktek
memadai
1. Gedung terbuat dari tembok √
2. Lantai dari ubin/plesetr √
Tersedia area
tempat
pendaftaran
1. Ada tempat penerimaan dan pendaftaran klien √
2. Ada ventilasi udara yang cukup (sirkulasi udara baik) √
3. Tempat tersebut mendapat cahaya yang cukup untuk
membaca/menulis
√
Tersedia area
tempat tunggu
1. Tersedia tempat tunggu bagi klien √
2. Tempat tersebut mendapat cahaya yang cukup √
3. Tempat tersebut terlindung dari matahari/hujan √
4. Tersedia cukup tempat duduk √
Tersedia
kamar kecil
yang
berfungsi
1. Pintu kamar kecil dapat dikunci √
2. Terdapat air mengalir (ada kran) √
3. Tersedia handuk bersih atau tissue -
4. Tersedia jamban dengan air mengalir (penyemprot atau
gayung)
√
81
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana
yang ada di Puskesmas Ciputat Timur dalam mendukung pelayanan
ANC sudah baik. Kriterian sarana dan prasarana sudah 96% yang
terpenuhi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan pelayanan ANC di
Puskesmas Ciputat Timur diketahui bahwa masih terdapat sarana dan
prasarana pelayanan ANC yang belum memadai yaitu ruangan
pelayanan ANC, seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-
5. Ada tempat sampah
Tersedia
tempat
pelayanan
yang memadai
1. Ada tempat untuk melakukan konseling yang dapat menjaga
kerahasiaan klien( pintu dapat ditutup atau ruangan diatur
sehingga suara tidak terdengar dari luar)
-
2. Ada sebuah meja √
3. Ada tempat duduk untuk
a.Klien
b.Pengantar
c.bidan
√
4. Ruang pemeriksaan dapat memberi privasi dengan adanya
a.Pintu yang dapat ditutup
b.Dari luar tidak dapat melihat ke dalam ruang pemeriksaan
√
5. Ada meja periksa √
6. Ada sumber cahaya √
7. Tersedia tempat sampah dengan kantung plastik untuk
sampah terkontaminasi
√
8. Tersedia fasilitas cuci tangan √
Tersedia
tempat
penyimpanan
obat, alat
medis dan
alkon sesuai
standar
1. Kering √
2. Bersih √
3. Memiliki ventilasi udara √
4. Dapat dikunci √
Jumlah (%) 96%
82
3a)“Ruanganya harusnya memadai ya, harusnya terpisah dengan
ruang KB.....”. Hal ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh Kepala
Tata Usaha Puskesmas Ciputat Timur “sarana dan prasarnanya sudah
cukup semua si.....”.
Selama ini sarana dan prasarana pelayanan ANC di Puskesmas
Ciputat Timur disediakan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan sehingga puskesmas menggunakan sarana dan prsarana yang
didapatkan dari dinas kesehatan, seperti yang diungkapkan oleh Kepala
Puskesmas Ciputat Timur “.....kalau sarana dan prasarana kan kita
dikasih dari dinas, jadi kita pake yang ada aja si ya”
Untuk mengatasi ruang pelayanan ANC yang belum memadai
maka bidan bekerja fleksibel dengan keadaan ruangan. Seperti yanng
diungkapkan oleh bidan (R-3c) “Bidan kerjanya fleksibel dengan
keadaan ruangan....” dan bidan (R-3a) “ mengerjakan pelayanan
dengan seadanya karena memang ruanganya masih belum memadai
ya”
Tabel 5. 5 Peralatan Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Tiimur
Kriteria Cara Verifikasi Ceklist
Perlatan Dasar Tersedia
Tersedia peralatan berupa:
1. Sphygmomanometer
(Tensimeter)
√
2. Termometer √
3. Stetoskop √
4. Fetoskop -
5. Reflek Hamer √
6. Timbangan dewasa √
83
Berdasarkan hasil observasi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa
peralatan pelayanan ANC yang ada di Puskesmas Ciputat Timur dalam
mendukung pelayanan ANC sudah baik. Kriteria peralatan pelayanan
ANC sudah 90% terpenuhi. Peralatan pelayanan ANC yang tidak
dimiliki puskesmas adalah fetoskop. Fetoskop ini adalah kombinasi
antara stetoskop dan pinard horn yaitu alat untuk mendengarkan suara
jantung janin dalam kandungan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan pelayanan ANC di
Puskesmas Ciputat Timur diketahui bahwa masih terdapat peralatan
pelayanan ANC yang belum memadai jumlahnya yaitu, timbangan,
stetoskop, reflek hammer, dan metilen (pita ukur TFU) masih belum
memadai jumlahnya sehingga harus meminjam dari ruangan lain seperti
yang diungkapkan oleh bidan (R-3d) “....alat- alat kurang, contohnya
kita ga punya termometer digital, terus timbanganya cuma satu, terus
stetoskop kurang”dan yang diungkapkan oleh bidan (R-3b) “....alat-
alat suka ilang, terus apa namanya metilen padahal sepele ya suka
rebutan sama pk (tempat bersalin) jadi rada rebutan disitu”. Hal ini
tidak sama dengan yang diungkapkan oleh kepala TU “sarana dan
7. Hb meter √
8. Doppler √
9. Metline/meteran √
10. Alat periksa urine
(protein + reduksi)
√
Jumlah (%) 90%
84
prasarnanya sudah cukup semua si..... yang penting mah ada alat tensi,
terus buku register, semua udah ada...”
Untuk mengatasi kekurangan peralatan pelayanan ANC maka
bidan akan menggunakan alat seadanya, meminjam peralatan kepada
unit lain, selain itu akan diajukan peralatan yang tidak ada. Seperti
yang diungkapkan oleh bidan (R-3c) “.....Penggunaan peralatan juga
seadanya aja”, dan bidan(R-3d) “Pertama mengajukan, kedua minjem
.”
Tabel 5. 6 Sarana Manajemen Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur
Cara Verifikasi Ceklist
Tersedia prosedur tetap tertulis
untuk pelayanan KIA
Ada prosedur tetap tertulis yang muda terlihat untuk
kegiatan berikut:
1. Penanganan shok anafilaktik di ruang KIA √
2. Pencegahan infeksi √
3. Tanda bahaya Kehamilan √
4. SOP ANC √
Tersedia buku- buku standar
pelayanan yang mutakhir (versi
terbaru)
1. Buku Standar Pelayanan Kebidanan √
2. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal & Neonatal
√
3. Buku Pencegahan Infeksi √
Tersedia catatan medik tentang
pelayanan yang diberikan dalam
jumlah yang cukup
1. Buku KIA
2. Buku Kohort Ibu hamil
√
Tersedia suatu sistem pengissian
rekam medik
Terdapat sistem pencatatan rekam medik teratur,
lengkap dan berurutan (misalnya diurut secara
abjad dan/atau bernomor)
√
Tersedia formulir yang berkaitan
dengan pelayanan dalam jumlah
yang cukup
1. Istirahat
2. Surat keteragan cuti hamil
3. Surat keternagan kematian
4. Informed Consent
5. Surat Rujukan
6. Surat Penolakan Rujukan/ Tindakan medis
√
Tersedia buku administrasi 1. Buku register pasien √
Membuat & mengirim laporan
bulanan sesuai aturan
Ada arsip /bukti pengiriman laporan
bulanan/tahunan ke Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan
√
Penyimpanan obat dan vaksin 1. Vaksin disimpan pada suhu yang √
85
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana manajemen
pelayanan ANC yang ada di Puskesmas Ciputat Timur dalam
mendukung pelayanan ANC sudah baik. Kriteria peralatan pelayanan
ANC sudah 100% terpenuhi. Akan tetapi selama proses pengamatan
pelayanan berlangsung diketahui bahwa stok obat-obatan dan suplemen
dalam mendukung pelayanan ANC di Puskesmas Ciputat Timur sempat
kosong sehingga ibu hamil tidak mendapatkan suplemen tablet besi dari
puskesmas
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa suplemen dan obat
– obatan sempat kosong di puskesmas ,akan tetapi saat ini stoknya diasa
cukup. Hal in diungkapkan oleh bidan (R-3b) “Cukup si, untuk suplmen
mah, tapi emang pernah sempet ga ada, kalsium dulu beli diluar, kalsium
sama tablet tambah darah ya sempet dulu ga ada,tapi ga terlalu lama
ko..” dan bidan (R-3d) “.. kadang ada kadang engga, yang suka ga ada
itu tablet tambah darah sama kalsium” . Sedangkan cukupnya stok obat
saat ini diungkapkan oleh kepala puskesmas “obat- obatan sudah cukup
ya”. Selain itu menurut kepala tata usaha, obat- obatan dan suplemen
yang ada di Puskesmas Ciputat Timur didapatkan dari dinas kesehatan
oleh karena itu kekosongan stock obat biasanya disebabkan oleh tidak
sesuai aturan dianjurkan
2. Obat- obatan tidak ada yang kadaluwarsa
3. Obat disimpan dalam lemari terkunci, tidak
di lantai dan terlindung dari panas/ banjir
Jumlah (%) 100%
86
adanya stock obat di dinas kesehatan dan tidak adanya anggaran dana di
puskesmas untuk membeli “.......karena kita di suplai dari dinas, kalau
dinas ga ada kebetulan kitanya juga kan engga nganggarin, ya jadi
terpaksa obat habis......”.
Cara mengatasi kekurangan stok obat- obatan adalah dengan
mengajukan ke bagian farmasi di dinas kesehatan, selain itu bidan akan
meresepkan obat yang kosong untuk dibeli oleh pasien di luar
puskesmas, dan apabila stok obat di dinas kesehatan masih kosong maka
puskesmas dapat membeli obat- obatan dan suplemen dengan
menggunakan dana JKN, seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-3d)
“Cara mengatasinya itu pertama pengajuan ke dinas bagian farmasi.
Kalau misal dari mereka belum ada juga kita beli pake JKN terus kalau
ga bisa juga yaudah kita respkan keluar…..” dan bidan (R-3a) “Ya kita
beli obat, pakai dana JKN. Kalau misal belum ada juga maka kita
resepin keluar”. Hal ini didukung oleh pernyataan kepala tata usaha
Puskesmas Ciputat Timur “…. kalau memang ada yang dianggarin, kita
bisa beli pakai dana JKN, bisa beli juga tapi belinya yang ga ada di
dinas, jadi kita beli obat sesuai pronasnya, kalau Fe ka nada tuh, nah
nanti paling disuruh beli diluar dulu pasienya…..”
5.3 Gambaran Proses Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur
Untuk mengetahui proses pelayanan maka dilakukan pengamatan
terhadap proses pelayaan ANC kepada ibu hamil yang diberikan oleh bidan.
Pada pengamatan ini kasus yang diamati sebanyak 8 kasus ibu hamil pada
87
trimester pertama, dan 12 kasus ibu hamil pada masing- masing trimester
kedua dan ketiga , dengan jumlah kasus yang diamati sebanyak 32 ibu hamil
(kasus). Pelayanan yang diamati antara lain persiapan penolong, anamnesis,
pemeriksaan umum dan kehamilan, diagnosis, intervensi dan pelaksanaan
kegiatan, dan dokumentasi kebidanan
5.3.1 Pelayanan Trimester Pertama
A. Persiapan Penolong
Item ini adalah item persiapan penolong yang dilakukan oleh bidan
dalam memberikan pelayanan ANC. Persiapan penolong yang diamati
adalah kegiatan bidan dalam mencuci tangan setiap pemeriksaan kepada
ibu hamil. Berikut gambaran persiapan penolong yang dilakukan bidan
kepada ibu hami
Tabel 5. 7 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Pertama
Persiapan Penolong Hasil Pengamatan
R-3a R-3b R-3c R-3d
Mencuci Tangan - - - - - - - -
Jumlah Total (item) 0 0 0 0 0 0 0 0
Persentase (%) 0 0 0 0 0 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bidan tidak mencuci
tangan sebelum dan sesudah bekerja pada kegiatan persiapan penolong
dalam melakukan pelayanan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa
prosedur mencuci tangan ada pada SOP pelayanan ANC akan tetapi
88
bidan tidak mencuci tangan dikarenakan lupa dan jumlah pasien yang
banyak, seperti yang diungkapkan bidan (R-3a) “......kita ga kerjain
alesanya karena udah banyak pasien nunggu jadi kita lupa....” dan
bidan R(-3d) “......kita takut pasien mengantri terlalu lama nanti ada
komplain, kalau di SOP si harusnya ada.....”
B. Anamnesa
Anamnesa yang dilakukan oleh bidan pada trimester pertama
meliputi : identitias ibu hamil, riwayat kehamilan sekarang, riwayat
kontrasepsi, riwayat medis lainya, dan riwayat sosial ekonomi lalu,
serta bertanya mengenai keluhan ibu. Berikut gambaran anamnesa pada
trimester pertama
Tabel 5. 8 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester
Pertama
Anamnesa
Hasil Pengamatan
R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Identitas ibu
hamil
√ √ √ √ √ √ √ √
2. Riwayat
kehamilan sekarang
√ √ √ √ √ √ √ √
3. Riwayat
kontrasepsi
√ √ √ √ √ √ √ √
4. Riwayat medis
lain
√ √ √ √ √ √ √ √
5. Riwayat sosial
ekonomi
√ √ √ √ √ √ √ √
6. Bertanya keluhan √ √ √ √ √ √ √ √
89
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa presentase rata- rata
pelayanan anamnesa pada trimester pertama sebesar 100%. Semua item
anamnesa sudah dilakukan oleh bidan sesuai dengan anamnesa pasien
trimester pertama yaitu bidan mengisi lengkap form anamnesa pasien
pada trimester pertama yang meliputi identitas ibu hamil, riwayat
kehamilan sekranag, riwayat kontrasepsi, riwayat medis lain, riwayar
sosial ekonomi, dan bertanya keluhan pasien.
Dalam melakukan anamnesa pasien trimester pertamam bidan
memerlukan waktu minimum 3 menit, maksimum 10 menit dan rata-
rata 5 menit.
C. Pemeriksaan Umum dan Kehamilan
Pemeriksaan umum dan kehamilan diberikan oleh bidan kepada
ibu hamil setiap kunjungan kehamilanya. Pemeriksaan trimester
4
6
10
3
5 5 5 5
0
2
4
6
8
10
12
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2
Waktu Anamnesa Trimester Pertama
waktu
Jumlah Total (item) 6 6 6 6 6 6 6 6
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
90
pertama meliputi meliputi pemeriksaan keadaan umum, tinggi badan,
suhu tubuh, tekanan darah, berat badan, LiLA, Pemeriksaan
Laboratorium (darah dan urin)
Berikut gambaran pemeriksaan umum yang dilakukan bidan
kepada ibu hamill
Tabel 5. 9. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan
Pada Pelayanan Antenatal Trimester Pertama
Pemeriksaan Umum
dan Kehamilan
Hasil Pengamatan Rata-
Rata
(%) R-3a R-3b R-3c R-3d
1. keadaan umum √ √ √ √ √ √ √ √
2. Tinggi badan √ √ √ √ √ √ √ √
3. Suhu tubuh - - - - - - - -
4. Tekanan darah √ √ √ √ √ √ √ √
5. Berat Badan √ √ √ √ √ √ √ √
6. LilA √ √ √ √ √ √ √ √
7. Cek Laboratorium √ √ √ - - - √ -
Jumlah Total (item) 6 6 6 5 5 5 6 5
Persentase (%) 85,7 85,7 85,7 71,4 71,4 71,4 85,7 71,4 78,55
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada trimester pertama
kehamilan, bidan hanya melakukan 5-6 item pemeriksaan dari 7 item
pemeriksaan pada trimester pertama. Skor presentase rata- rata
pemeriksaan kepada ibu hamil di trimester pertama adalah 78,55 %,
skor terendah 71,4%, dan skor tertinggi 85,7%. Pemeriksaan yang tidak
dilakukan kepada ibu hamil di trimester pertama antara lain
pengukuruan suhu tubuh dan pemeriksaan laboratorium.
91
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan, bidan memberikan
pelayanan ANC pada trimester pertama mengacu pada standar
pelayanan yang ada, seperti yang diungkapkan bidan (R-3a) “.....Kalau
pemeriksaan fisik sama kita palpasi tinggi badan, berat badan, tensi, 10
standar tadi kita kerjain....” dan bidan (R-3b) “ ..... Kalau trimester
pertama biasa tensi timbang terus apalagi ya, ukur tinggi badan, LiLA,
kalau TFU belum ya, cuma mungkin HPHT, mungkin pemeriksaan LAB
ya....”. Akan tetapi berdasarkan hasil observasi masih terdapat beberapa
pelayanan yang tidak diberikan oleh bidan kepada ibu hamil
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa masih terdapat ibu
hamil yang tidak mendapatkan pemeriksaan lab pada kunjungan ANC
nya karena labnya tidak bias beroprasi sampai siang hari. Berdasarkan
hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa semua ibu hamil
disarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium pada trimester
pertama dan ketiga akan tetapi tidak setiap kunjungan ibu hamil selalu
dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti yang diungkapkan bidan
(R-3c) “kalau setiap kunjungan, engga semua periksa lab karena kan
kita lihat dulu ya kaya trimester satu kan untuk hemoglobin ya terus
sama kalau dia belum tahu golongan darah maka kita periksa LAB ,
terus sama trimester ketiga…..”. dan bidan (R-3d) “......Jadi kalau
dibilang setiap ibu dateng di periksa LAB engga, tapi kalau semua ibu
hamil wajib periksa LAB, wajib. Jadi ga setiap dateng dia harus cek
lagi cek lagi.....”
92
Bidan juga tidak melakukan pengukuran suhu tubuh ibu hamil,
padahal pemeriksaan suhu sebenarnya ada di dalam SOP (Standar
Operasional Prosedur). Pemeriksaan suhu tidak dilakukan oleh bidan
karena bidan lupa dan tidak ada keluhan dari pasien, seperti yang
diungkapkan oleh bidan (R-3c) “....Kalau SOP nya si kita ada harus
periksa suhu kepada ibu hamil, Kalau aku jarang banget periksa suhu,
karena kalau untuk suhu kita biasanya kalau tensi kan teraba...” dan
bidan (R-3a) “Iya harusnya dilakukan ya, tapi iya itu satu lagi kita
lupa......”
Dalam melakukan pemeriksaan kehamilan pasien trimester
pertama, bidan memerlukan waktu minimum 3 menit, maksimum 6
menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 6 menit.
D. Menetapkan Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan ini meliputi penentuan umur kehamilan,
tafsiran persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain.
5 5 6
4 3 3
5 5
0
2
4
6
8
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2
Waktu Pemeriksaan Keamilan Trimester
Pertama di Poli KIA
waktu
93
Berikut gambaran penetapan diagnosa kebidanan yang dilakukan bidan
kepada ibu hamil
Tabel 5. 10 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan Pelayanan Antenatal
Trimester Pertama
Berdasarkan tabel hasil pengamatan diagnosa kebidanan diatas,
didapatkan hasil bahwa pada pelayanan ibu hamil trimester pertama
bidan telah melakukan 4 dari 4 item atau semua item pada diagnosa
kebidanan diantara lain menentukan umur kehamilan ibu, menafsirkan
kelahiran, dan melihat apakah ada resiko atau penyakit yang ditemukan.
Dalam melakukan penetapan diagnosa kebidanan pada pasien
trimester pertama, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,
maksimum 2 menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit.
Hasil Pengamatan
R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Umur
Kehamilan
√ √ √ √ √ √ √ √
2. Tafsiran
persalinan
√ √ √ √ √ √ √ √
3. Resiko yang
ditemukan
√ √ √ √ √ √ √ √
4. Penyakit-
penyakit lain
√ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Total (item) 4 4 4 4 4 4 4 4
Persentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
94
E. Intervensi dan Implementasi
Intervensi dan implementasi yang diberikan pada ibu hamil
trimeseter pertama meliputi, skrining imunisasai TT dan pemberian
imunisasai TT bila perlu, pemberian suplemen gizi, pemberian terapi
atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian informasi
kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi kapan ibu harus
melakukan kunjungan ulang.
Pada tabel 5.11 dapat dilihat bahwa pada trimester pertama rata-
rata bidan hanya melakukan 4 item dari 5 item pelayanan. Pada
trimester pertama, item yang tidak dilakukan oleh bidan yaitu skrining
status TT (Tetanus Toksoid) dan imunisasi TT bila perlu serta tidak
diberikanya tablet Fe. Presentase rata-rata intevensi dan implementasi
adalah 87,5%, skor terendah 80, dan skor tertinggi 100%
1 1 1
2
1
2 2 2
0
0,5
1
1,5
2
2,5
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2
Waktu Menetapkan Diagnosa Kebidanan Trimester I
waktu
95
Tabel 5. 11 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan
Antenatal Trimester Pertama
Pada pelayanan ANC, 3 dari 4 bidan ada yang tidak melakukan
skrining imunisasi TT kepada ibu hamil. Berdasarkan hasil wawancara
dengan bidan didapatkan hasil bahwa sebenarnya bidan mengetahui
bahwa skrining imunisasi TT harusnya diberikan pada trimester
pertama seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-3d) “.....trimeter
pertama untuk ya 10 T, tensi timbang, tinggi badan, konseling, periksa
hamilnya head to toe, terus lab, skrining penyakit, skrining suntuk TT,
riwayat penyakit...” dan yang diungkapkan oleh bidan (R-3b)
“......harus di skrining dulu dari awal pada trimester pertama tadi,
kalau apa namanya, kalau dulu kan memang harus di suntik kalau
Intervensi dan Implementasi
Hasil Pengamatan
Rata
2
(%)
R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Skrining status TT dan
imunisasi bila perlu - √ - √ - √ √ √
2. Suplemen gizi √ - √ - √ √ √ √
3. Terapi dan tatalaksanan kasus
sesuai pemeriksaan √ √ √ √ √ √ √ √
4. Informasi hasil pemeriksaan √ √ √ √ √ √ √ √
5. Informasi waktu kunjungan
ulang √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Total (item) 4 5 5 5 4 4 4 5
Presentase (%) 80 80 80 80 80 100 100 100 87,5
96
sekarang engga, kalau sekarang di skrining dulu. Kalau dia dari bayi
udah, terus sd udah yaudah engga usah lagi udah TT lengkap....”.
Selain itu menurut Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciputat Timur yang
juga berpengalaman dalam pelayanan ANC kepada ibu hamil, skrining
imunisasi TT ini sering tidak dilakukan oleh bidan dalam pelayanan
ANC seperti yang diungkapkan sebagai berikut “ …tapi ada yang
belum menyadari semua, contohnya imunisasi TT. Imunisasi TT kan
harusnya kita skriing sebenernya, nah dia tuh ada status imuniasinya
harus berapa tuh, nah kadang itu sering tidak dilakukan, alasanya
macem- macem, rada ribet nanyanya, pasienya ga koperati……”
Pemberian tablet Fe tidak dilakukan oleh bidan dikarenakan stok
tablet Fe di puskesmas kosong seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-
3b) “ .... emang pernah sempet ga ada, kalsium dulu beli diluar,
kalsium sama tablet tambah darah ya sempet dulu ga ada,tapi ga
terlalu lama ko......”
Dalam melakukan intervensi dan implementasi pada pasien
trimester pertama, bidan memerlukan waktu minimum 2 menit,
maksimum 3 menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit.
97
F. Hasil Observasi Informasi dan Konseling
Informasi dan konseling (KIE) yang diberikan bidan kepada ibu
hamil merupakan bagian pelayanan anenatal terpadu yang diberikan
sejak kontak pertama kehamilan untuk membantu ibu mengatasi
masalahanya.
Adapun materi KIE yang harus dberikan antara lain: Persiapan
persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini
dan ASI eksklusif, KB paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT
pada ibu hamil, masalah penyakit kronis dan penyakit menular, kelas
ibu, Brain booster, Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP
(Kekerasan terhadap Perempuan)
Berikut gambaran informasi dan konseling yang dilakukan bidan
kepada ibu hamil
2
3
2
3
2 2 2 2
0
1
2
3
4
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2
Waktu Intervensi Dan Implementasi Trimester I
waktu
98
Tabel 5. 12 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan
Antenatal Trimester Pertama
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bidan hanya
memberikan beberapa item pelayanan konseling kepada ibu hamil.
Presentase rata- rata pelayanan konseling adalah 20%, skor terendah
adalah 0%, dan tertinggi 60%. Pada trimester pertama, bidan yang
melakukan pelayanan konseling hanya memberikan 1-5 item dari 10
item pelayanan konseling dan informasi. Selain itu pada trimester
pertama ditemukan 2 dari 4 orang bidan tidak memberikan item
pelayanan konseling dan informasi. Pada trimester pertama, item
Konseling dan Informasi
Hasil Pengamatan
Rata
2
(%)
R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Persiapan persalinan dan
kesiagaan menghadapi komplikasi
- √ √ √ - √ - -
2. Inisasi menyusu dini dan ASI
ekslusif
- - - - - - - -
3. KB paska salin - √ √ √ - - - -
4. Gizi ibu hamil √ √ √ √ √ √ -
5. Imunisasi TT - - √ - - - - -
6. Penyakit kronis dan menular - - - - √ - - -
7. Kelas Ibu - - √ - - - - -
8. Brain Booster - - √ - - - - -
9. Hiv.AIDS dan IMS - - - - - - - -
10.Kekerasan terhadap Perempuan - - - - - - - -
Jumlah Total (item) 0 3 5 3 2 2 1 0
Presentase 0 30 50 30 20 20 10 0 20
99
konseling yang diberikan oleh bidan antara lain informasi dan konseling
gizi ibu hamil, KB paska salin dan persiapan persalinan dan kesiagaan
menghadapi komplikasi, masalah penyakit kronis, dan HIV
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa hanya
beberapa materi konseling yang diberikan oleh bidan kepada ibu hamil
karena konseling diberikan berdasarkan keluhan pasien seperti yang
diungkapkan oleh bidan (R-3c) “ ....kita kasih konseling sesuai dengan
keluhan....” dan bidan (R-3a) “......konseling berdasarkan keluhan
pasien, kaya tadi keluhan ibunya kan batuk, kemudian ga bisa tidur,
kemudian berat badanya tidak naik maka kita kasih konseling zat gizi.
Terus misal ibunya Hb nya rendah maka kita motivasi dia untuk
konsumsi buah beet untuk naikin hemoglobinya, kemudian pola
makanya, zat gizinya terus misal kalau dia ada keluhan lain ya perlu
rujukan kita konsulkan ke dokter....”
Selain itu pada trimester pertama materi konseling yang biasanya
selalu diberikan oleh bidan adalah materi KB paska salin seperti yang
diungkapkan oleh bidan (R-3d) “…..Kalau kb paska salin kita udah di
kasih dari trimeseter pertama….” dan responden (R-3b) “…..Kb paska
salin biasanya diberikan di awal karena disini kan memprioritaskan kb
paska salin, jadi setelah persalianan langsung pasang…..”
Dalam melakukan pelayanan konseling dan Informasi pada pasien
trimester pertama, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,
maksimum 5 menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 3 menit.
100
G. Dokumentasi Kebidanan
Dokumentasi atau pencatatan yang dilakukan oleh bidan meliputi
pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan diagnosa, dan intevensi
dan implementasi yang dilakukan oleh bidan.
Berikut gambaran dokumentasi kebidanan yang dilakukan bidan
kepada ibu hamil
Tabel 5. 13 Hasil Dokumentasi Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan
Antenatal Trimester Pertama
0
3
5 5
2 2 1 1
0
2
4
6
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2
Waktu Konseling dan Informasi Trimester I
waktu
Dokumentasi Kebidanan
Hasil Pengamatan
Rata2
(%)
R-3a R-3b R-3c R-3d
100
1. Data subjektif √ √ √ √ √ √ √ √
2. Data Obyektif √ √ √ √ √ √ √ √
3. Rumusan Diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √
4. Intervensi dan
Implementasi
√ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Total (item) 4 4 4 4 4 4 4 4
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
101
Berdasarkan tabel hasil pengamatan dokumentasi kebidanan dalam
pelayanan antenatal dapat dilihat bahwa bidan telah melakukan 4 item
dari 4 item dokuemntasi kebidanan antara lain, pencatatan data
subyektif dan objektif pasien, rumusan diagnosa dan intervensi dan
implementasi yang bidan berikan selama pelayanan berlangsung.
Presentase dokumentasi kebidanan sebesar 100%
Dalam melakukan pelayanan dokumentasi kebidanan pada pasien
trimester pertama, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,
maksimum 5 menit. Rata- rata waktu yang diperlukan 3 menit.
5.3.2 Pelayanan Trimester Kedua
A. Persiapan Penolong
Item ini adalah item persiapan penolong yang dilakukan oleh bidan
dalam memberikan pelayanan ANC. Persiapan penolong yang diamati
adalah kegiatan bidan dalam mencuci tangan setiap pemeriksaan kepada
ibu hamil. Berikut gambaran persiapan penolong yang dilakukan bidan
kepada ibu hamil pada trimester kedua
5 5
2 2 1 1
2 2
0
2
4
6
R-3a1 R-3a2 R-3b1 R-3b2 R-3c1 R-3c2 R-3d1 R-3d2
Waktu Dokumentasi Kebidanan Trimester I
waktu
102
Tabel 5. 14 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Kedua
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bidan juga tidak
mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja pada trimester kedua
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa
prosedur mencuci tangan ada pada SOP pelayanan ANC akan tetapi
bidan tidak mencuci tangan dikarenakan lupa dan pasien yang banyak
seperti yang diungkapkan bidan (R-3a) “......kita ga kerjain alesanya
karena udah banyak pasien nunggu jadi kita lupa....” dan bidan R(-3d)
“......hehe tidak ya. Harusnya si dilakukan ya. Alesanya kadang lupa
ya, kebiasaan jelek kali ya.....”
B. Anamnesa
Anamnesa yang dilakukan oleh bidan pada trimester kedua
meliputi : memperhatikan catatan yang sebelumnya dan lebih banyak
bertanya mengenai keluhan ibu hamil. Berikut gambaran anamnesa
pada trimester kedua
Persiapan
Penolong
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
1.Mencuci
Tangan
- - - - - - - - - - - -
Jumlah Total
(item)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Presentase (%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
103
Tabel 5. 15 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester
Kedua
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item anamnesa sudah
dilakukan oleh bidan sesuai dengan anamnesa pasien trimester kedua.
Pada trimester kedua dan ketiga bidan memperhatikan catatan
kunjungan sebelumnya dan lebih banyak bertanya tentang keluhan yang
dialami pasien. Sehingga didapatkan presentase pelayanan anamnesa
pada trimester kedua sudah mencapai 100%
Dalam melakukan anamnesa pasien trimester kedua, bidan
memerlukan waktu minimum 1 menit, maksimum 4 menit dan rata- rata
2 menit
Pemeriksaan Umum
dan Kehamilan
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
1.Memperhatikan
catatan sebelumnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
100
2.Bertanya Keluhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Total (item) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
104
C. Pemeriksaan Umum dan Kehamilan
Pemeriksaan umum dan kehamilan diberikan oleh bidan kepada ibu
hamil setiap kunjungan kehamilanya. Pemeriksaan trimester kedua
meliputi pemeriksaan keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat
badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin, dan denyut jantung janin
Berikut gambaran pemeriksaan umum yang dilakukan bidan
kepada ibu hamill pada trimester kedua
Tabel 5. 16 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan
PadaPelayanan Antenatal Trimester Kedua
Pemeriksaan
Umum dan
Kehamilan
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
1. Keadaan
umum
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Suhu tubuh - - - - - - - - - - - -
3. Tekanan darah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Berat Badan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Tinggi Fundus √ √ √ √ √ √ √ - √ - √ √
5 4
1 1 1 1 1 2
1 1 1 1 0
2
4
6
Waktu Anamnesa Trimester Kedua
Waktu
105
Uteri (TFU)
6. Presentasi
Janin
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Denyut
Jantung Janin
(DJJ)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Total
(item)
6 6 6 6 6 6 6 5 6 5 6 6
Presentase (%) 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 85,7 71,4 85,7 71,4 85,7 85,7 83,3
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada trimester kedua rata-
rata bidan melakukan 5-6 item dari 7 item pemeriksaan. Presentae rata-
rata 83,3%, skor presentase terendah 71,4%, skor tertinggi 85,7%.Pada
trimester kedua item yang tidak dilakukan oleh bidan antara lain
pemeriksaan suhu dan pengukuran tinggi fundus uteri
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan, pemeriksaan
kehamilan yang dilakukan pada trimester kedua hampir sama dengan
trimester pertama akan tetapi sudah mulai dilakukan pemeriksaan
kondisi janin, seperti yang diungkapkan bidan (R-3b) “.....sama aja ya
kalau trimester kedua TFU udah diperiksa, terus apalagi ya tensi terus
ehmm terus ehmm yang buat temu wicara buat penyakit menular
seksual ya, terus denyut jantung janin ya....”dan bidan (R-3d) “ .....
Trimester kedua itu sama aja aya trimester pertama cuma kalau di
trimester kedua tinggi badan ga kita lakuin lagi, lab ga kita lakuin lagi
skrining TT ga kita lakuin lagi kecuali dia baru dateng di trimester
106
kedua, pasien baru...”. Selain menurut bidan meskipun pemeriksaan
suhu ada di dalam SOP akan tetapi pemeriksaan suhu tidak dilakukan
oleh bidan karena bidan lupa dan tidak ada keluhan dari pasien, seperti
yang diungkapkan oleh bidan (R-3c) “....Kalau SOP nya si kita ada
harus periksa suhu kepada ibu hamil, Kalau aku jarang banget periksa
suhu, karena kalau untuk suhu kita biasanya kalau tensi kan teraba...”
dan bidan (R-3a) “Iya harusnya dilakukan ya, tapi iya itu satu lagi kita
lupa......”
Dalam melakukan pemeriksana kehamilan pasien trimester kedua,
bidan memerlukan waktu minimum 5menit, maksimum 15 menit dan
rata- rata waktu yang diperlukan 6 menit.
D. Menetapkan Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan ini meliputi penentuan umur kehamilan,
tafsiran persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain
Berikut gambaran penetapan diagnosa kebidanan yang dilakukan
bidan kepada ibu hamil:
5 5 5
10
5
15
5 5 5 5 5 5
0
5
10
15
20
Waktu Pmeriksaa Kehamilan Trimester Kedua
di Poli KIA
waktu
107
Tabel 5. 17 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan
Berdasarkan tabel hasil pengamatan diagnosa kebidanan diatas,
didapatkan hasil bahwa pada pelayanan ibu hamil trimester kedua
bidan telah melakukan 4 dari 4 item atau semua item pada diagnosa
kebidanan diantara lain menentukan umur kehamilan ibu, menafsirkan
kelahiran, dan melihat apakah ada resiko atau penyakit yang ditemukan.
Dalam melakukan penetapan diagnosa kebidanan pada pasien
trimester kedua, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,
maksimum 2 menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit
Menetapkan
Diagnosa
Kebidanan
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
1. Umur
Kehamilan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
100
2. Tafsiran
persalinan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Resiko yang
ditemukan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Penyakit-
penyakit lain
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Total
(item)
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
108
E. Intervensi dan Implementasi
Intervensi dan implementasi yang diberikan pada ibu hamil
trimeseter kedua meliputi: pemberian suplemen gizi, pemberian terapi
atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian informasi
kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi kapan ibu harus
melakukan kunjungan ulang. Berikut gambaran intervensi dan
implementasi yang dilakukan bidan kepada ibu hamil
Tabel 5. 18 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan
Antenatal Trimester Kedua
2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1
0
1
2
3
Waktu Menetapkan Diagnosa Kebidanan
Trimester II
Waktu
Intervensi dan
Implementasi
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
1. Suplemen gizi √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Terapi dan
tatalaksanan
kasus sesuai
pemeriksaan
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
3. Informasi hasil
pemeriksaan √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
4. Informasi waktu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
109
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada trimester kedua
presentase rata- rata pelayanan yang diberika oleh bidan sebesar 98,3%,
skor tertinggi 100%, dan skor terendah 80%. Pelayanan yang tidak
dilakukan oleh bdan pada trimester kedua adalah tidak diberikanya
tablet Fe kepada ibu hamil
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa
pemberian tablet Fe tidak dilakukan oleh bidan dikarenakan stok tablet
Fe di puskesmas kosong seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-3b) “
.... emang pernah sempet ga ada, kalsium dulu beli diluar, kalsium
sama tablet tambah darah ya sempet dulu ga ada,tapi ga terlalu lama
ko......”
Dalam melakukan intervensi dan implementasi pada pasien
trimester kedua, bidan memerlukan waktu minimum 2 menit,
maksimum 3 menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit.
kunjungan
ulang
98,3 Jumlah Total
(item) 4 3
4
4 4 4
4 4 4 4 4 4
Presentase (%) 100 80 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
110
F. Informasi dan Konseling
Informasi dan konseling (KIE) yang diberikan bidan kepada ibu
hamil merupakan bagian peayanan antenatal terpadu yang diberikan
sejak kontak pertama kehamilan untuk membantu ibu mengatasi
masalahanya.
Adapun mater KIE yang harus dberikan antara lain: Persiapan
persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini
dan ASI eksklusif, KB paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT pada
ibu hami l, masalah penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu,
Brain booster, Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP (Kekerasan
terhadap Perempuan)
Berikut gambaran informasi dan konseling yang dilakukan bidan
kepada ibu hamil
2 2
3
2 2 2 2 2 2 2 2 2
00,5
11,5
22,5
33,5
Waktu Intevensi dan Implementasi Trimester II
Waktu Intevensi dan
Implementasi
Trimester II
111
Tabel 5. 19 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan
Antenatal Trimester Kedua
Berdasarkan tabel diata dapat dilihat bahwa bidan hanya
memberikan beberapa item pelayanan konseling kepada ibu hamil.
Presentase rata- rata pelayanan konseling adalah 15%, skor terendah
Intervensi dan
Implementasi
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Persiapan
persalinan dan
kesiagaan
menghadapi
komplikasi
√ - √ √ √ - √ √ - √ - -
2. Inisasi menyusu
dini dan ASI
ekslusif
- - - √ - - - - - - - -
3. KB paska salin - - - - - - - - - - - -
4. Gizi ibu hamil √ √ - √ √ √ - - - √ √
5. Imunisasi TT - - √ - - - - - - - - -
6. Penyakit kronis
dan menular
√ - - - - - - - - - - -
7. Kelas Ibu - - - - - - - - - - - -
8. Brain Booster - - - - - - - - - - - -
9. Hiv.AIDS dan
IMS
- - - - - - - - - - - -
10.Kekerasan
terhadap Perempuan
- - - - - - - - - - - -
Jumlah Total (item) 3 0 3 3 2 1 2 1 0 1 1 1
Presentase 30 0 30 30 20 10 20 10 0 10 10 10 15
112
adalah 0%, dan tertinggi 30%. Pada trimester kedua, bidan yang
melakukan pelayanan konseling hanya memberikan 1-3 item dari 10 item
pelayanan konseling dan informasi. Selain itu pada trimester kedua
ditemukan 2 dari 4 orang bidan tidak memberikan item pelayanan
konseling dan informasi. Pada trimester kedua, item konseling yang
diberikan oleh bidan antara lain informasi dan konseling gizi ibu hamil,
persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi, Inisiasi
menyusu dini dan ASI, imunisasi TT, dan penyaki kronis
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa pada
pelayanan konseling trimester kedua tidak jauh berbeda dengan
pelayanan konseling trimester pertama yaitu hanya beberapa materi
konseling yang diberikan oleh bida kepada ibu hamil karena konseling
diberikan berdasarkan keluhan pasien
Materi konseling mengenai kelas ibu, brain booster, HIV/AIDS,
dan kekerasan terhadap perempuan tidak diberikan oleh bidan saat
konseling dikarenakan tidak ada keluhan dari ibu hamil seperti yang
diungkapkan oleh bidan (R-3a) “…..Kalau brain booster kita juga lupa
ngasih tu ya. Kalau IMS ada beberapa kasus juga, tapi ya kalau ibunya
ada keluhan ya. Kalau informasi kekerasan terhadap perempuan, jarang
ya karena kalau ga ada kasus ga kita berikan konseling” Selain itu
banyanknya pasien juga menjadi alasan bidan hanya menyampaikan
beberapa materi konseling, seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-3b)
“… jadi kalau dibahas itu yang dia minta, jadi dia ada keluhan apa nanti
113
kita kasih saran dan masukan. Kalau penyakit menular itu ga kita kasih
karena pasienya udah terlalu banyak ya. …”
Dalam melakukan pelayanan konseling dan Informasi pada pasien
trimester kedua, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit, maksimum
15 menit. Waktu rata- rata yang diperlukan bidan adalah 4 menit
G. Dokumentasi Kebidanan
Dokumentasi atau pencatatan yang dilakukan oleh bidan meliputi
pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan diagnosa, dan intevensi
dan implementasi yang dilakukan oleh bidan.
Berikut gambaran dokumentasi kebidanan yang dilakukan bidan
kepada ibu hamil
Tabel 5. 20 Hasil Dokumentas Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan
Antenatal Trimester Kedua
10
0 2
15
3 2 3 1 0 1 1 1 0
5
10
15
20
Waktu Konseling dan Informasi Trimester II
waktu
Dokumentasi
Kebidanan
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Data subjektif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Data Obyektif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
114
Berdasarkan tabel hasil pengamatan dokumentasi kebidanan dalam
pelayanan antenatal dapat dilihat bahwa bidan telah melakukan 4 item
dari 4 item dokuemntasi kebidanan antara lain, pencatatan data
subyektif dan objektif pasien, rumusan diagnosa dan interbensi dan
implementasi yang bidan berikan selama pelayanan berlangsung.
Presentase dokumentasi kebidanan sebesar 100%
Dalam melakukan pelayanan dokumentasi kebidanan pada pasien
trimester kedua, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,
maksimum 2 menit. Rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit.
5.3.3 Pelayanan Trimester Ketiga
A. Persiapan Penolong
Item ini adalah item persiapan penolong yang dilakukan oleh bidan
dalam memberikan pelayanan ANC. Persiapan penolong yang diamati
1 1
2 2
1
2 2
1 1 1 1 1
0
1
2
3
Waktu Dokumentasi Kebidanan Trimester II
waktu
3. Rumusan
Diagnosa
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
100
4. Intervensi dan
Implementasi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Total
(item)
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
115
adalah kegiatan bidan dalam mencuci tangan setiap pemeriksaan kepada
ibu hamil. Berikut gambaran persiapan penolong yang dilakukan bidan
kepada ibu hamil pada trimester ketiga
Tabel 5. 21 Hasil Pengamatan Persiapan Penolong Trimester Ketiga
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bidan juga tidak
mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja pada trimester ketiga
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa setiap
kontak dengan pasien bidan diharuskan mencuci tangan akan tetapi bidan
sering mengeluh lupa dan antrian pasienya banyak, seperti yang
diungkapkan bidan (R-3c) “….harusnya setiap kontak dengan pasien
cuci tangan. Kadang aku ga lakuin ya alesanya suka lupa ya saya juga
jadi setelah pasien yang saya tangani selesai terus langsung panggil
pasien yang berikutnya” selain itu keterbatasan waktu pelayanan juga
menjadi alasan bidan tidak mencuci tangan seperti yang diungkapkan
bidan (R-3d) “….Engga,, jujur engga. Karena waktunya terbatas,
antrian pasien yang banyak….”
Persiapan
Penolong
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
1.Mencuci
Tangan
- - - - - - - - - - - -
0
Jumlah Total
(item)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Presentase (%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
116
B. Anamnesa
Anamnesa yang dilakukan oleh bidan pada trimester ketiga
meliputi: memperhatikan catatan yang sebelumnya dan lebih banyak
bertanya mengenai keluhan ibu hamil. Berikut gambaran anamnesa
pada trimester ketiga
Tabel 5. 22 Hasil Pengamatan Anamnesa Pelayanan Antenatal Trimester
Ketiga
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa semua item anamnesa sudah
dilakukan oleh bidan sesuai dengan anamnsa pasien trimester ketiga.
Pada trimester ketiga bidan memperhatikan catatan kunjungan
sebelumnya dan lebih banyak bertanya tentang keluhan yang dialami
pasien. Sehingga didapatkan presentase pelayanan anamnesa pada
trimester kedua sudah mencapai 100%
Anamnesa
Pasien
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
1.Memperhatika
n catatan
sebelumnya
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
100
2.Bertanya
Keluhan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Total
(item)
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
117
Dalam melakukan anamnesa pasien trimester ketiga, bidan
memerlukan waktu minimum 1 menit, maksimum 3 menit dan rata- rata
2 menit
C. Pemeriksaan Umum dan Kehamilan
Pemeriksaan umum dan kehamilan diberikan oleh bidan kepada
ibu hamil setiap kunjungan kehamilanya. Pemeriksaan trimester ketiga
meliputi pemeriksaan keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat
badan, tinggi fundus uteri, presentasi janin, dan denyut jantung janin,
dan pemeriksaan laboratorium
Berikut gambaran pemeriksaan umum yang dilakukan bidan
kepada ibu hamill
Tabel 5. 23 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Umum dan Kehamilan
PadaPelayanan Antenatal Trimester Ketiga
Pemeriksaan
Umum dan
Kehamilan
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
1. Keadaan
umum
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1 1
2
1 1 1
2
1 1
2
3
2
0
1
2
3
4
Waktu Anamnesa Trimester Ketiga
Waktu
118
2. Suhu tubuh - - - - - - - - - - - -
3. Tekanan darah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Berat Badan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Tinggi Fundus
Uteri (TFU)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Presentasi
Janin
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Denyut
Jantung Janin
(DJJ)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Pemeriksaan
laboratorium
- - - √ - √ - √ √ - √ -
Jumlah Total
(item)
6 6 6 7 6 7 6 7 7 6 7 6
Presentase (%) 75 75 75 87,5 75 87,5 75 87,5 87,5 75 87,5 75 80,3
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada trimester ketiga
rata- rata bidan melakukan 6-7 item dari 8 item pemeriksaan. Presentae
rata- rata 80,3%, skor presentase terendah 75%, skor tertinggi 87,5%.
Pada trimester ketiga item pemeriksaan yang tidak dilakukan oleh bidan
antara lain pengukuran suhu tubuh dan pemeriksaan laboratorium
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan, pemeriksaan
kehamilan yang dilakukan pada trimester ketiga hampir sama dengan
trimester kedua, bedanya pada trimester ketiga dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk persiapan menjelang persalinan, seperti yang
diungkapkan oleh bidan (R-3c) “Kalau trimester ketiga sama aja ya
pemeriksaan fisik kaya tensi, palpasi terus periksa DJJ, posisi
terbawah, terus Lab lagi karena mau mendekati persalinan jadi kita cek
119
lagi” dan bidan (R-3d)“….. tapi lab saya lakuin kan sempet stop di
trimeste kedua, nah di trimester ketiga kita lakuin lagi buat evaluasi.
Bedanya pemeriksaan LAB di trimester satu sama trimester ketiga itu,
kalau trimester satu lab yaang harus diperiksa banyak, cek golongan
darah, Hb, Hbsag,HIV. Tapi kalau di trimester ketiga cukup Hb sama
protein urin”
Pada beberapa ibu hamil trimester ketiga tidak dilakukan
pemeriksaan laboratorium. Menurut bidan pemeriksaan laboratorium
tidak harus selalu dilakukan setiap kunjungan ibu hamil, selain itu
apabila pemeriksaan labnya sudah lengkap maka tidak perlu dilakukan
pemeriksaan lab kembali pada kunjungan berikutnya. Seperti yang
diungkapkan oleh bidan (R-3c) “…..Karena memang kan kita lihat dulu
kebutuhan ibunya jadi ga semua periksa LAB. Kalau ibu pemeriksaan
LAB sudah lengkap itu biasanya di usia kehamilan 40 – 41 minggu ya,
Kalau pemeriksaan LAB nya sudah lengkap ga kita periksa lagi. …..”
Dalam melakukan pemeriksana kehamilan pasien trimester
ketiga, bidan memerlukan waktu minimum 3 menit, maksimum 10
menit dan rata- rata waktu yang diperlukan 7 menit.
120
Dalam melakukan pemeriksaan laboratorium per pasien (ibu
hamil) memerlukan waktu minimum 15 menit, maksimum 90 menit dan
rata- rata waktu yag diperlukan 45 menit
D. Menetapkan Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan ini meliputi penentuan umur kehamilan, tafsiran
persalinan, resiko yang ditemukan, dan penyakit- penyakit lain
Berikut gambaran penetapan diagnosa kebidanan yang dilakukan
bidan kepada ibu hamil:
3 3 3 3
5 5 6
7
10
5
8
5
0
2
4
6
8
10
12
Waktu Pemeriksaan Kehamilan Trimester Ketiga
di Poli KIA
waktu
30
15 20
60 60
75
30
20
30
90
75
20
40
60
30 33
47
30
0
20
40
60
80
100
Waktu Pemeriksaan Laboratorium
waktu
121
Tabel 5. 24 Hasil Pengamatan Diagnosa Kebidanan Trimester Ketiga
Berdasarkan tabel hasil pengamatan diagnosa kebidanan diatas,
didapatkan hasil bahwa pada pelayanan ibu hamil trimester kedua
bidan telah melakukan 4 dari 4 item atau semua item pada diagnosa
kebidanan diantara lain menentukan umur kehamilan ibu, menafsirkan
kelahiran, dan melihat apakah ada resiko atau penyakit yang ditemukan.
Menetapkan
Diagnosa
Kebidanan
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
1. Umur
Kehamilan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
100
2. Tafsiran
persalinan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Resiko yang
ditemukan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Penyakit-
penyakit lain
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Total (item) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
122
Dalam melakukan penetapan diagnosa kebidanan pada pasien
trimester ketiga, bidan memerlukan waktu 2 menit.
E. Intervensi dan Implementasi
Intervensi dan implementasi yang diberikan pada ibu hamil
trimeseter ketiga meliputi: pemberian suplemen gizi, pemberian terapi
atau tatalaksana kasus sesuai hasil pemeriksaan, pemberian informasi
kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, dan Infromasi kapan ibu harus
melakukan kunjungan ulang. Berikut gambaran intervensi dan
implementasi yang dilakukan bidan kepada ibu hamil:
Tabel 5. 25 Hasil Pengamatan Intervensi dan Implementasi Pelayanan
Antenatal Trimester Ketiga
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0
2
4
Waktu Menetapkan Diganosa Kebidanan Trimester
III
waktu
Intervensi dan
Implementasi
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
1. Suplemen gizi - √ √ - - - √ √ √ √ √ √
2. Terapi dan
tatalaksanan kasus
sesuai pemeriksaan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Informasi hasil
pemeriksaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Informasi waktu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
123
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada trimester ketiga
beberapa bidan hanya melakukan 3 dari 4 item pelayanan. Pada
trimester ketiga, item yang tidak dilakukan oleh bidan yaitu pemberian
tablet tablet Fe. Presentase rata-rata intevensi dan implementasi adalah
93,33%, skor terendah 80, dan skor tertinggi 100%
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemberian tablet Fe tidak
dialkukan oleh bidan dikarenakan stok tablet Fe di puskesmas kosong
seperti yang diungkapkan oleh bidan (R-3b) “ .... emang pernah sempet
ga ada, kalsium dulu beli diluar, kalsium sama tablet tambah darah ya
sempet dulu ga ada,tapi ga terlalu lama ko......”
Untuk mengatasi hal tersebut maka bidan biasanya meresepkan
obat atau suplemen untuk ibu hamil beli diluar puskesmas, seperti yang
diungkapkan oleh bidan (R-3c) “Kalau misalkan stock kosong maka
kita meresepkan obat yang tidak ada……” dan bidan (R-3b) “……jadi
diresepin diluar, jadi disuruh beli diluar, jadi ga kita kasih disini…..”
Dalam melakukan intervensi dan implementasi pada pasien
trimester ketiga, bidan memerlukan waktu rata- rata 2 menit
kunjungan ulang
93,33
Jumlah Total (item)
3 4 4 3
3
4 4 4 4 4 4 4
Presentase (%) 80 100 100 80 80 80 100 100 100 100 100 100
124
F. Informasi dan Konseling
Informasi dan konseling (KIE) yang diberikan bidan kepada ibu
hamil merupakan bagian peayanan anenatal terpadu yang diberikan sejak
kontak pertama kehamilan untuk membantu ibu mengatasi masalahanya.
Adapun materi KIE yang harus dberikan antara lain: Persiapan
persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi, inisiasi menyusu dini
dan ASI eksklusif, KB paska persalinan, masalah gizi, imunisasi TT pada
ibu hami l, masalah penyakit kronis dan penyakit menular, kelas ibu,
Brain booster, Informasi HIV/AIDS dan IMS, Infromasi KtP (Kekerasan
terhadap Perempuan)
Berikut gambaran informasi dan konseling yang dilakukan bidan
kepada ibu hamil pada trimester ketiga
Tabel 5. 26 Hasil Pengamatan Konseling dan Informasi dalam Pelayanan
Antenatal Trimester Ketiga
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0
0,5
1
1,5
2
2,5
Waktu Intervensi dan Implementasi Trimester III
waktu
Intervensi dan
Implementasi
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a R-3b R-3c R-3d
1. Persiapan persalinan
dan kesiagaan
menghadapi komplikasi
√ √ - - √ √ √ √ √ √ √ -
125
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bidan hanya
memberikan beberapa item pelayanan konseling kepada ibu hamil.
Presentase rata- rata pelayanan konseling adalah 13,3%, skor terendah
adalah 0%, dan tertinggi 20%. Pada trimester ketiga, bidan yang
melakukan pelayanan konseling hanya memberikan 1-2 item dari 10
item pelayanan konseling dan informasi. Selain itu pada trimester
ketiga ditemukan 1 dari 4 orang bidan tidak memberikan item
pelayanan konseling dan informasi. Pada trimester ketiga, item
konseling yang diberikan oleh bidan antara lain informasi dan konseling
gizi ibu hamil dan program persiapan persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K). Meskipun demikian pada materi (P4K), materi
konseling yang paling sering diberikan bidan kepada ibu hamil adaah
2. Inisasi menyusu dini dan
ASI ekslusif
- - - - - - - - - - - -
3. KB paska salin - - - - - - - - - - √ -
4. Gizi ibu hamil √ √ √ √ √ - - - √ - - -
5. Imunisasi TT - - - - - - - - - - - -
6. Penyakit kronis dan
menular
- - - - - √ - - - - - -
7. Kelas Ibu - - - - - - - - - - - -
8. Brain Booster - - - - - - - - - - - -
9. Hiv.AIDS dan IMS - - - - - - - - - - - -
10.Kekerasan terhadap
Perempuan
- - - - - - - - - - - -
Jumlah Total (item) 2 2 1 1 2 1 0 1 2 1 2 0
Presentase 20 20 10 10 20 10 0 10 20 10 20 10 13,3
126
materi mengenai persiapan persalinan dengan memiliki jaminan
asuransi pemerintah yaitu ibu hamil sebaiknya memiliki kartu BPJS
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sedangakan materi mengenai
pencegahan komplikasi masih rendah diberikan oleh bidan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa pada
pelayanan konseling trimester ketiga hanya beberapa materi konseling
yang diberikan oleh bida kepada ibu hamil karena konseling diberikan
berdasarkan keluhan pasien. Materi konseling yang biasanya diberikan
oleh bidan pada trimester ketiga adalah materi mengenai persiapan
persalinan, inisiasi menyusu dini dan ASI Ekslusif, seperti yang
diungkapkan oleh bidan (R-3d) “Kalau inisasiasi menyusu dini dan asi
ekslusif kita kasih di trimester ketiga. Kan kalau di trimester ketiga kita
kasih konseling asi ekslusif terus perispan persalinan, sama perawatan
tali pusar …..“. Hal ini sebenarnya berbeda dengan hasil observasi
kepada bidan, pada pelayanan antenatal bidan bidan juga tidak
memberikan konseling mengenai inisiasi menyusu dini dan ASI
ekslusif
Dalam melakukan pelayanan konseling dan Informasi pada pasien
trimester ketiga, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,
maksimum 6 menit. Rata- rata waktu yang diperlukan 4 menit.
127
G. Hasil Observasi Dokumentasi Kebidanan
Dokumentasi atau pencatatan yang dilakukan oleh bidan meliputi
pencatatan data subjektif, obyektif, rumusan diagnosa, dan intevensi
dan implementasi yang dilakukan oleh bidan.
Berikut gambaran dokumentasi kebidanan yang dilakukan bidan
kepada ibu hamil
Tabel 5. 27 Hasil Dokumentas Kebidanan dalam Melakukan Pelayanan
Antenatal Trimester Ketiga
4 4
1 2
6
1 2
3 4
3
5
0 0
2
4
6
8
Waktu Konseling dan Informasi Trimester III
waktu
Dokumentasi
Kebidanan
Hasil Pengamatan Rata
Rata
(%) R-3a
R-3b R-3c R-3d
5. Data subjektif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
100
6. Data Obyektif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Rumusan
Diagnosa
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Intervensi dan
Implementasi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Total
(item)
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Presentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
128
Berdasarkan tabel hasil pengamatan dokumentasi kebidanan dalam
pelayanan antenatal dapat dilihat bahwa bidan telah melakukan 4 item
dari 4 item dokuemntasi kebidanan antara lain, pencatatan data
subyektif dan objektif pasien, rumusan diagnosa dan interbensi dan
implementasi yang bidan berikan selama pelayanan berlangsung.
Presentase dokumentasi kebidanan sebesar 100%
Dalam melakukan pelayanan dokumentasi kebidanan pada pasien
trimester ketiga, bidan memerlukan waktu minimum 1 menit,
maksimum 5 menit. Rata- rata waktu yang diperlukan 2 menit.
5.4 Gambaran Output Pelayanna ANC Puskesmas Ciputat Timur
5.4.1 Kepatuhan Bidan Terhadap Standar
Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang sesuai dengan
standar pelayanan yang ada. Oleh karena itu pada penelitian ini akan
digambarkan kepatuhan bidan terhadap pelayanan ANC melipui persiapan
penolong, anamnesa, pemeriksaan umum dan kehamilan, menetapkan
diagnose kebidanan, observasi da implementasi, informasi dan konseling, dan
dokumentasi kebidanan.
2 2 2 2 2 2 1
2 2 3
5
3
0
2
4
6
Waktu Dokumentasi Kebidanan Trimester III
waktu
129
Berikut gambaran kepatuhan bidan dalam melakukan pelayanan ANC
pada trimester pertama, kedua, dan ketiga di Puskesmas Ciputat Timur :
Tabel 5. 28 Kepatuhan Bidan Terhadap Standar Pelayanan ANC
Pelayanan ANC
Kepatuhan Terhadap Standar
(%)
Rata- Rata
(%) Trimester
Pertama
Trimester
Kedua
Trimester
Ketiga
Persiapan Penolong
(mencuci tangan)
0 0 0 0
Anamnesa
100 100 100 100
Pemeriksaan Umum dan
Kehamilan
78,55 83,3 80,3 80,71
Menetapkan Diagnosa
Kebidanan
100 100 100 100
Observasi dan
Implementasi
87,5 98,3 93,3 93,03
Informasi dan Konseling
20 15 13,3 16,1
Dokumentasi Kebidanan
100 100 100 100
Dalam melakukan pelayanan ANC, kepatuhan bidan terhadap
standar yang sudah baik yaitu pada pelayanan anamnesa, menetapkan
diagnose kebidanan, dokumentasi kebidanan dan observasi dan
implementasi dengan presentase rata2 >90%. Kepatuhan bidan yang
masih rendah adalah pada pelayanan persiapan penolong sebesar 0%,
pemeriksaan umum dan kehamilan 78,83%, dan pelayanan konseling
sebesar 16,1%
130
5.4.2 Kepuasan Pasien
Pengukuran kepuasan pasien dilakukan kepada ibu hamil pada
trimester pertama, kedua dan ketiga yang sebelumnya telah diobservasi
terlebih dahulu pelayanan ANCnya di dalam poli KIA .
Item Nilai Pelayanan
(rata-rata)
Nilai Harapan
(rata-rata)
Ῡ
Kesesuaian
(%)
Kesesuaian
rata-rata
(%)
Tangible
98,40
1. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki kenyamanan di
ruang pelayanan dan ruang
tunggu
3,09 3,12 99,01
2. Petugas KIA (bidan)
berpenampil rapi, sopan dan
keserasian seragam dalam
menjalankn tugasnya
3,12 3,12 100
3. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki fisik yang memadai
seperti gedung, tempat parkir
dan toilet
3,03 3,12 97,1
4. Peralatan medis yang
digunakan di Puskesmas
Ciputat Timur bersih
3,12 3,2 97,5
Item Nilai Pelayanan
(rata-rata)
Nilai Harapan
(rata-rata)
Ῡ
Kesesuaian
(%)
Kesesuaian
rata-rata
(%)
Reliability Pasien Trimester 1
91,1
1. Prosedur Pelayanan
Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit
3,25 3,25 100
2. Bidan mencuci tangan
sebelum melakukan pelayanan
2,25 3,25 69,2
3. Bidan menanyakan identitas,
riwayat kehamilan,
kontrasepsi, medis, obstetri
dan sosial ekonomi ibu
3,25 3,25 100
131
4. Bidan melakukan pengukuran
tinggi badan
3,13 3,13 100
5. Bidan melakukan pengukuran
suhu tubuh
2 3,13 63,9
6. Bidan melakukan
penimbangan berat badan
kepada ibu
3,13 3,13 100
7. Bidan melakukan pengukuran
tekanan darah kepada ibu
3,13 3,13 100
8. Bidan melakukan pengukuran
lingkar lengan kepada ibu
2,75 3,13 87,86
9. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium kepada ibu oleh
petugas laboratorium
2,5 3 83,3
10. Ibu diberikan tablet tambah
darah (zat besi)
2,5 3 83,3
11. Dilakukan skrining status TT
(Tetanus Toxoid) dan
diberikan vaksinasi TT
2,75 3 87,86
12. Bidan memberikan informasi
dan konseling kepada ibu
hamil
3,25 3,25 100
13. Kegiatan administrasi rapi dan
teratur
3,25 3,25 100
14. Petugas KIA (Bidan)
memberikan pelayanan ANC
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien
3,25 3,25 100
132
Item Nilai Pelayanan
(rata-rata)
Nilai Harapan
(rata-rata)
Ῡ
Kesesuaian
(%)
Kesesuaian
rata-rata
(%)
Reliability Pasien Trimester 2
95,5
1. Prosedur Pelayanan
Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit
3,17 3,17 100
2. Bidan mencuci tangan
sebelum melakukan pelayanan
2.33 3,25 71,69
3. Bidan menanyakan keluhan
yang ibu alami selama
kehamilan
3,08 3,08 100
4. Bidan melakukan pengukuran
suhu tubuh
2,25 3 75
5. Bidan melakukan
penimbangan berat badan
kepada ibu
3,08 3,08 100
6. Bidan melakukan pengukuran
tekanan darah kepada ibu
3,08 3,08 100
7. Bidan melakukan pengukuran
tinggi perut (fundus uteri)
3,08 3,08 100
8. Bidan melakukan pemeriksaan
posisi bayi (janin)
3,08 3,08 100
9. Bidan melakukan pemeriksaan
denyut jantung bayi (janin)
3,08 3,08 100
10. Ibu diberikan tablet tambah
darah (zat besi)
2,92 3 97,33
11. Bidan atau petugas kesehatan
di puskesmas ini memberikan
informasi dan konseling
kepada ibu hamil
3 3,08 97,33
12. Kegiatan administrasi rapi dan
teratur
3,08 3,08 100
13. Petugas KIA (Bidan)
memberikan pelayanan ANC
3,08 3,08 100
133
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien
Item Nilai Pelayanan
(rata-rata)
Nilai Harapan
(rata-rata)
Ῡ
Kesesuaian
(%)
Keseuaian
rata –rata
(%)
Reliability Pasien Trimester 3
94,3
1. Prosedur Pelayanan
Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit
3,17 3,25 97,54
2. Bidan mencuci tangan
sebelum melakukan pelayanan
2.16 3,08 70,13
3. Bidan menanyakan keluhan
yang ibu alami selama
kehamilan
3,17 3,17 100
4. Bidan melakukan pengukuran
suhu tubuh
2,08 3 69,33
5. Bidan melakukan
penimbangan berat badan
kepada ibu
3,08 3,08 100
6. Bidan melakukan
penimbangan berat badan
kepada ibu
3,08 3,08 100
7. Bidan melakukan pengukuran
tinggi perut (fundus uteri)
3 3,08 97,40
8. Bidan melakukan pemeriksaan
posisi bayi (janin)
3,08 3,08 100
9. Bidan melakukan pemeriksaan
denyut jantung bayi (janin)
3,08 3,08 100
10. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium kepada ibu oleh
petugas laboratorium
3,08 3,08 100
11. Ibu diberikan tablet tambah
darah (zat besi)
2,75 2,91 94,50
134
12. Bidan atau petugas kesehatan
di puskesmas ini memberikan
informasi dan konseling
kepada ibu hamil
3 3,08 97
13. Kegiatan administrasi rapi dan
teratur
3,08 3,17 97,16
14. Petugas KIA (Bidan)
memberikan pelayanan ANC
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien
3,08 3,17 97,16
Item Nilai Pelayanan
(rata-rata)
Nilai Harapan
(rata-rata)
Ῡ
Kesesuaian
(%)
Kesesuaian
rata –rata
(%)
Responsiveness
98,51
1. Pelayanan dimulai tepat
waktu
3 3,19 94,04
2. Petugas KIA (Bidan)
memberi tanggapan yang
baik dan cepat terhadap
keluhan pasien
3,19 3,19 100
3. Prosedur penyampaian
informasi yang jelas dan
mudah dimengerti
3,13 3,13 100
4. Petugas KIA (Bidan)
selalu ada sesuai jadwal
3,09 3,09 100
135
Item Nilai Pelayanan
(rata-rata)
Nilai Harapan
(rata-rata)
Ῡ
Kesesuaian
(%)
Kesesuaian
rata- rata
(%)
Empathy
99,1
1. Puskesmas Ciputat
Timur memberikan
kemudahan pelayanan
ANC
3,13 3,09 101,3
Item Nilai Pelayanan
(rata-rata)
Nilai Harapan
(rata-rata)
Ῡ
Kesesuaian
(%)
Kesesuaian
rata –rata
(%)
Assurance
99,5
1. Puskesmas Ciputat Timur
memberikan jaminan
apabila terjadi kesalahan
pada hasil kinerja Petugas
KIA (Bidan)
3,06 3,09 99
2. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki sifat
sopan, ramah, jujur dan
dapat dipercaya
3,09 3,09 100
3. Penarikan tarif biaya
sesuai dengan kualitas
pelayanan yang diterima
3,16 3,16 100
4. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki
kemampuan,
pengetahuan yang luas
dan kecakapan dalam
menjalankan tugasnya
3,09 3,12 99
136
2. Petugas KIA (Bidan)
tidak memberikan
pasien menunggu
antrian terlalu lama
2,94 3,09 95,06
3. Petugas KIA (Bidan)
memberikan perhatian
yang baik kepada pasien
3,09 3,09 100
4. Komunikasi pasien
dengan petugas KIA
(Bidan) berjalan baik
dan lancar
3,09 3,09 100
Pada penelitian ini, analisis kepuasan ibu hamil pada pelayanan antenatal
yang diberikan oleh Ciputat Timur dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Tangible
Tangible merupakan tanggapan pasien terhadap fasilitas fisik
yang ada, seperti perlatan, perlengkapan, dan fasilitas kesehatan.
Berdasarkan tabel, dimensi tangible memiliki kesesuaian (98,4%).
Pada dimensi tangible, item yang memiliki nilai kesesuain (tingkat
kepuasan) terbesar adalah item No 2 (100%) yaitu petugas KIA
(bidan) berpenampilan rapi, sopan dan keserasian seragam dalam
menjalankan tugasnya. Sedangkan item yang memiliki nilai keseuaian
(tingkat kepuasan terendah adalah item no 3 (97,1%) yaitu Puskesmas
Ciputat Timur memiliki fisik yang memadai seperti gedung, tempat
parkir dan toilet
137
b. Reliability
Reliability merupakan tanggapan pasien terhadap keandalan
kinerja karyawan (petugas KIA Bidan) . Berdasarkan tabel, dimensi
reliability pada pasien trimester pertama memilki nilai kesesuaian
(91,1%), item yang memiliki nilai terbesar adalah item No
1,3,4,6,7,8,12,13, dan 14 (100%) yaitu prosedur pelayanan Puskesmas
Ciputat Timur tidak berbelit belit, bidan menanyakan identitas, riwayat
kehamilan, kontrasepsi, medis, obstetri,dan sosial ekonomi pasien, dan
bidan melakukan tinggi badan, penimbangan berat badan, bidan
melakukan pengukuran tekanan darah kepada ibu, bidan memberikan
informasi dan konseling kepada ibu hamil, kegiatan administrasi rapi
dan teratur, dan bidan memberikan pelayana ANC yang memuaskan
sesuai dengan kebutuhan pasien. Item yang memiliki nilai kesesuaian
yang renda >90% yaitu (83,3%) dilakukan pemeriksaan laboratorium
kepad aibu hamil, (83,3%) ibu hamil diberikan tablet tambah darah,
(87,6%) dilakukan skrining status imunisasi TT, (69,2%) bidan
mencuci tangan, dan terendah (63,9%) yaitu bidan melakukan
pengukuran suhu tubuh.
Dimensi Reliability pada trimester ke dua memiliki kesesuaian
(95,5%), item yang memiliki nilai terbesar yaitu pada item No
1,3,5,6,7,8,9,12, dan 13 (100%) yaitu prosedur pelayanan Puskesmas
Ciputat Timur tidak berbelit belit, bidan menanyakan keluhan pasien,
bidan melakukan penimbangan berat badan, bidan melakukan
138
pengukuran tekanan darah kepada ibu, bidan melakukan pengukuran
tinggi perut (Fundus Uteri), bidan melakukan pemeriksaan posisi bayi,
bidan melakukan pemeriksaan denyut jantung bayi, bidan memberikan
informasi dan konseling kepada ibu hamil, kegiatan administrasi rapi
dan teratur, dan bidan memberikan pelayana ANC yang memuaskan
sesuai dengan kebutuhan pasien. Sedangkan item yang memiliki nilai
kesesuaian rendah yaitu pada item bidan mencuci tangan (71,69%) dan
bidan melakukan pengukuran suhu tubuh (75%)
Dimensi Reliability pada trimester ketiga memiliki nilai
kesesuaian (94,3%), item yang memiliki nilai terbesar yaitu pada item
No 3,5,6,7,8,9,10 (100%) yaitu bidan menanyakan keluhan pasien,
bidan melakukan penimbangan berat badan, bidan melakukan
pengukuran tekanan darah kepada ibu, bidan melakukan pengukuran
tinggi perut (Fundus Uteri), bidan melakukan pemeriksaan posisi bayi,
bidan melakukan pemeriksaan denyut jantung bayi, dilakukan
pemeriksaan laboratorum kepada ibu. Sedangkan item yang memiliki
nilai kesesuaian rendah yaitu bidan mencuci tangan (70,13%) dan
bidan melakukan pengukuran suhu tubuh (69,33%)
c. Responsiveness
Responsiveness merupakan tanggapan pasien terhadap
kesediaan para staf membantu pasien dan memberikan pelayanan
secara tanggap. Dimensi responsiveness memiliki nilai kesesuaian
139
(98,5%), item yang memiliki nilai kesesuaian terbesar adalah pada
item No 2,3, dan 4 (100%) yaitu petugas KIA (bidan) memberi
tanggapan yang baik dan cepat terhadap keluhan pasien, prosedur
penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti, dan petigas KIA
(bidan) selalu ada sesuai jadwal. Item dengan nilai keseusuai terendah
adalah pada item no 1 (94,04%) yaitu pelayanan dimulai tepat waktu
d. Assurance
Assurance merupakan tanggapan pasien terhadap kapabilitas
pengetahuan petugas kesehatan yang ada sehingga dapat merasa yakin
dalam berobat. Dimensi assurance memiliki kesesuaian (99,5%), item
yang memiliki nilai keseuaian terbesar adalan item No 2 dan 3 (100%)
yaitu Petugas KIA (Bidan) Puskesmas memiliki sifat sopan, ramah,
jujur dan dapat dipercaya dan penarikan tarif biaya sesuai dengan
kualitas pelayanan yang diterima.
e. Empathy
Dimensi Empathy merupakan tanggapan pasien terhadap
perhatian secara personal yang diberikan oleh petugas kesehatan yang
ada. Dimensi empathy yang memiliki nilai kesesuaian (99,5%), item
yang memiliki nilai keseuaian besar adalah item No 1(101,3%) yaitu
Puskesmas Ciputat Timur memberikan kemudahan dalam pelayanan
ANC. Item dengan nilai terendah yaitu pada item No 2 (95,6%), bidan
tidak memberikan pasien menunggu antrian terlalu lama,
140
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Struktur Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur
6.1.1 Kompetensi dan Lisensi Bidan Pelayanan ANC
Di dalam PMK (Peraturan Menteri Kesehatan) No 97 tahun 2014
pasal 13 ayat 2 disebutkan pelayanan kesehatan masa hamil dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan
(Kemenkes RI 2014b).
Pelayanan masa hamil di Puskesmas Ciputat Timur dilakukan oleh
tenaga bidan. Bidan di Puskesmas Ciputat Timur sudah memiliki lisensi
dalam memberikan pelayanan antenatal dengan adanya SIKB (Surat
Izin Kerja Bidan). Selain itu bidan di Puskesmas Ciputat Timur juga
sudah memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) sebagai bukti tertulis
bahwa bidan sudah memiliki kompetensi. Akan tetapi selama ini bidan
tidak pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal. untuk
meningkatkan kompetensi yang dimiliki.
Adanya sumber daya manusia yang berkompeten ini sangat penting
dalam mendukung terciptanya pelayanan ibu hamil yang berkualitas.
Berdasarkan Framework Kualitas Pelayanan Ibu dan Bayi Baru Lahir
oleh WHO disebutkan bahwa dalam mendukung pelayanan yang
berkualitas salah satu domain kualitas pelayanan yang
direkomendasikan oleh WHO yaitu tersedianya sumberdaya manusia
141
yang kompeten dan termotivasi dalam memberikan pelayanan
kesehatan(WHO, 2016)
Pada rekomendasi WHO dalam pelayanan antenatal untuk
pengalaman kehamilan yang baik disebutkan bahwa untuk
meningkatkan kualitas pelayanan antenatal dibutuhkan model tenaga
bidan dalam memberikan pelayanan yang berkelanjutan dalam
mendukung para wanita dalam pelayanan antenatal, intrapartum dan
periode postnatal untuk mengfasilitasi kehamilan dan kelahiran yang
sehat, dan praktek pengasuhan anak yang sehat. Model Tenaga bidan
dalam pelayanan berkelanjutan ini memerlukan tenaga bidan yang
terlatih dalam jumlah yang memadai. Kebutuhan pelatihan tambahan
satu kali atau lanjutan dan pendidikan harus dinilai, dan harus
disediakan disaat diperlukan (WHO 2016)
6.1.2 Sarana dan Prasaranan Pelayanan ANC
Sarana dan prasarana pelayanan antenatal yang ada di Puskesmas
Ciputat Timur disediakan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan. Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan antenatal di
Puskesmas Ciputat Timur sudah 96% yang terpenuhi, selain itu
peralatan pelayanan antenatal sudah 90% terpenuhi, dan ketersediaan
saranan manajemen sudah 100% terpenuhi.
Pada permenkes 75 tahun 2014 tentang Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masayrakat) ruangan Kesehatan Ibu memang terintegrasi
dengan ruangan KB oleh karena itu ruangan pelayanan ibu hamil yang
142
menyatu dengan ruangan KB bukan menjadi masalah dalam
pemenuhan standar pelayanan ibu hamil. Selain itu pelayanan di poli
KIA selain untuk melayani pelayanan ANC juga dapat digunakan untuk
melayani pelayanan kontrasepsi (Kemenkes RI 2014a)
Untuk peralatan pelayanan antenatal, Puskesmas Ciputat Timur
tidak memiliki fetoskop. Fetoskop ini berfungsi untuk mendengarkan
denyut jantung janin pada kehamilan diatas >16 minggu. Unuk
mendengarkan denyut jantung janin bidan di Puskesmas Ciputat Timur
menggunakan dopler. Penggunaan doppler ini fungsinya sama dengan
fetoskop untuk mendengarkan denyut jantung janin diatas kehamilan
>16 minggu.
Dalam mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada maka
akan dilakukan pengajuan ke dinas kesehatan. Akan tetapi apabila
sarana dan prasarana belum terpenuhi juga dari dinas kesehatan maka
bidan akan memberikan pelayanan dengan sarana dan prasrana
seadanya. Ketersediaan alat- alat pemeriksaan yang memadai baik
dalam segi jenis maupun jumlah ini sangat penting dalam mendukung
efektifitas pelayanan antenatal care yang dilakukan oleh bidan
Obat- obatan dan suplemen untuk ibu hamil di Puskesmas Ciputat
Timur sempat mengalami kekurangan stok. Suplemen tablet kalisum
dan tablet tambah darah sempat kosong di apotek Puskesmas Ciputat
Timur. Akan tetapi menurut bidan stok obat- obatan tersebut sudah
memadai saat ini. Menurut bidan apabila stok obat dan suplemen di
143
Puskesmas Ciputat Timur kosong maka hal tersebut tidak akan
berlangsung lama. Dalam mengatasi kekurangan stok obat dan
suplemen maka bidan akan meresepkan obat dan suplemen tersebut
untuk dibeli oleh pasien di apotek luar untuk sementara waktu,
selanjutnya pihak puskesmas akan mengajukan obat dan suplemen yang
kosong kepada dinas kesehatan dan apabila stock obat dan suplemen di
dinas kesehatan juga kosong maka puskesmas dapat membeli obat-
obatan esensial dengan dana JKN
Adanya sumber daya fisik esensial ini sangat penting dalam
mendukung terciptanya pelayanan antenatal yang berkualitas.
Berdasarkan Framework Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Baru Lahir oleh WHO disebutkan bahwa dalam mendukung pelayanan
antenatal yang berkualitas salah satu domain kualitas pelayanan yang
direkomendasikan oleh WHO yaitu tersedianya sumber daya fisik
esensial dalam memberikan pelayanan antenatal (World Health
Organization 2016)
6.2 Proses Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur
6.2.1 Trimester Pertama
Pada trimester pertama bidan tidak mencuci tangan selama proses
pelayanan antenatal. Sebenarnya kegiatan mencuci tangan ini sangat
penting untuk dilakukan tenaga kesehatan sebagai upaya pencegahan
infeksi dalam pelayanan kesehatan. Dalam buku saku pelayanan kesehatan
ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, kegiatan mencuci tangan
144
sangat penting diperhatikan oleh tenaga kesehatan untuk mencegah
penularan penyakit dari atau kepada pasien di fasilitas kesehatan
(Kemenkes RI 2013).
Pada pemeriksaan kehamilan, bidan tidak melakukan pengukuran
suhu tubuh kepada ibu hamil. Pada pemeriksaan fisik umum ibu hamil,
pengukuran suhu badan ibu hamil adalah salah satu pemeriksaan tanda
vital yang harus dilakukan oleh bidan kepada ibu hamil pada trimester
pertama, dan pada kunjungan berikutnya. Pemeriksaan tanda vital ini
bertujuan untuk mendeteksi gangguan, kelainan atau perubahan pada
sistem penunjang kehidupan. Tanda vital juga bermanfaat dalam
menegakan diagnosa penyakit dan menemukan perencanaan medis yang
tepat
Pemeriksaan laboratorium juga tidak dilakukan kepada beberapa
orang ibu hamil di trimester pertama dikarenakan terbatasnya waktu
pelayanan dan petugas laboratorium. Padahal pemeriksaan laboratorium
ini penting untuk dilakukan mengingat kasus perdarahan dan
preeklamasi/eklamasi merupakan penyebab utama kematian ibu, maka
diperlukan pemeriksaan dengan menggunakan alat deteksi risiko ibu hamil
oleh bidan meliputi alat pemeriksaan laboratorium rutin (golongan darah,
Hb), alat pemeriksaan laboratorium khusus (gluko-protein urin), dan tes
hamil (Kemenkes RI 2014b)
Pada trimester pertama beberapa orang bidan tidak melakukan
skrining imunisasi TT (Tetanus Toksoid), selain itu berdasarkan hasil
145
telaah dokumen dari kartu pemeriksaan ibu juga tidak terdapat status
imunisasinya. Skrining status tetanus toksoid penting untuk dilakukan
untuk mengetahui status imunisasi TT ibu hamil. Vaksin tetanus toksoid
direkomendasikan untuk semua ibu hamil, tergantung dari keterpaparan
vaksin tetanus sebelumnya, untuk mencegah kematian bayi dari
tetanus(WHO, 2016)
Pemberian Tablet Fe juga tidak diberikan kepada ibu hamil
dikarenakan kosongnya stock suplemen tersebut dipuskesmas. Oleh karena
itu bidan meresepkan tablet Fe atau suplmen yang kosong untuk dibeli
sendiri oleh pasien diluar. Suplementasi zat besi dan asam folat sangat
direkomedasikan oleh WHO dalam pel ayanan antenatal. Suplemen zat
besi dan asam folat direkomendasikan untuk ibu hamil untuk mencegah
anemia ibu hamil, peurperal sepsis, berat lahir rendah dan kelahiran belum
cukup bulan (WHO, 2016)
Pada pelayanan KIE beberapa materi tidak diberikan bidan kepada
ibu hamil. Materi yang tidak diberikan oleh bidan adalah Inisiasi menyusu
dini (IMD) dan ASI ekslusif, Kelas ibu, Pemberian materi konseling IMD
(Inisiasi Menyusu Dini) dan pemberian ASI ekslusif ini penting untuk
dilakukan karena setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI
kepada bayinya segera setelah lahir. Materi kelas ibu hamil diberikan
untuk memberitahu ibu hamil untuk selalu menggunakan buku KIAnya
untuk mendapatkan informasi kehamilan, selain itu ibu hamil diberikan
informasi mengenai senam hamil. Penelitian yang dilakukan oleh Baequni
146
(2012) ditemukan bahwa ibu hamil yang menggunakan buku KIA selama
kehamilan memiliki level pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu yang tidka menggunakan buku KIA, ibu juga akan lebih aman
dilayani oleh petugas persalinan yang terampil dan melahirkan di fasilitas
kesehatan. Buku KIA juga memiliki dampak pada pengetahuan ibu dalam
merawat kesehatan anak. Oleh karena itu apabila ibu hamil idak diberikan
materi mengenai pentingnya informasi kehamilan yang terdapat di dalam
buku KIA dikhawatirkan pengetahuan ibu menenai kehamilanya juga
rendah (Baequni & Nakamura 2012).
Materi KIE yang juga rendah diberikan oleh bidan adalah materi
mengenai HIV, AIDS, IMS, dan kekerasan terhadap perempuan.Informasi
HIV dan AIDS penting diberikan kepada ibu hamil dan ibu hamil
seharusnya ditawarkan melakukan tes HIV dan diberikan informasi
mengenai resiko penularan HIV dari ibu ke janinnya. Materi KIE yang
juga penting untuk disampaikan adalah informasi mengenai kekerasan
terhadap perempuan agar ibu hamil memahami kekerasan terhadap
perempuan, bentuk- bentuknya akibatnya dan dapat melakukan
pencegahan dan penangananya
6.2.1 Trimester Kedua
Pada trimester kedua bidan juga tidak mencuci tangan selama
proses pelayanan antenatal. Kegiatan mencuci tangan ini penting
dilakukan sebelum dan sesudah kontak dengan ibu hamil pada tiap
trimester. Sarana cuci tangan juga sudah tersedia di dalam poli KIA,
147
bidan beralasan cuci tangan tidak dilakukan dikarenakan lupa dan antrian
pasien yang banyak. Penelitian yang dilakukan oleh Diah (2013), bahwa
perilaku mencuci tangan pada bidan masih rendah, hal tersebut
diakibatkan tidak adanya sarana cuci tangan di ruang pelayanan KIA
(Farida 2010)
Pada pemeriksaan kehamilan, pengukuran suhu tubuh juga tidak
dilakukan oleh bidan. Selain itu beberapa bidan tidak mengukur tinggi
fundus uteri ibu hamil. Berdasarkan permenkes 97 tahun 2014 tentang
pelayanan kehamilan, pemeriksaan suhu dan pengukuran tinggi fundus
uteri ibu hamil termasuk salah satu pemeriksaan rutin yang harus
dilakukan oleh bidan kepada ibu hamil pada trimester kedua. Pengukuran
tinggi fundus uteri setiap kali kunjungan antenatal ini berguna untuk
mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
Jika tinggi fundus tidak sesuai maka kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin. Standar pengukuran tinggi fundus uteri ini
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu (Kemenkes RI
2014b).
Pada trimester kedua terdapat satu orang ibu hamil yang tidak
mendapatkan tablet Fe di puskesmas karena stok yang kosong di
puskesmas. Setiap ibu hamil seharusnya mendapatkan tablet tambah
darah selama kehamilan untuk mencegah anemia gizi besi
Pada pelayanan KIE trimester kedua bidan tidak memberikan
materi mengenai Inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif, KB paska salin,
148
Imunisasi TT, Penyakit Kronis dan menular, Kelas ibu, brain booster,
HIV, AIDS dan IMS, dan kekerasan terhadap perempuan. Temu wicara
(konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
Kesehatan ibu, Perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami/keluarga
dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada
kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,
asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular,
penawaran untuk melakukan tes HIV, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
pemberian ASI eksusif, KB Paska salin, dan imunisasi. Apabila bidan
tidak memberikan konseling tersebut maka dihawatirkan pengetahuan ibu
hamil mengenai materi- mater tersebut rendah. Oleh karena itu dalam hal
ini tenaga kesehatan terutama bidan memiliki peran pentig dalam
memberikan materi tersebut kepada ibu hamil.Selain itu pada PMK No
97 tentang pelayanan kesehatan kehamilan diketahui pelayanan antenatal
yang komprehensif dan berkualtas dilakukan melalui pemberian
pelayanan konseling kesehatan termasuk stimulasi dan gizi agar
kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat dan cerdas
6.2.3 Trimester Ketiga
Pada pelayanan ibu hamil di trimester ketiga bidan juga tidak
mencuci tangan setiap saat akan melakukan pemeriksaan kehamilan dan
setelah melakukan pemeriksaan kehamilan. Perilaku mencuci tangan ini
penting dilakukan oleh bidan setiap kontak dengan pasien
149
Pada pemeriksaan kehamilan trimester ketiga, pemeriksaan yang
tidak dilakukan oleh bidan juga sama dengan trimester pertama dan
kedua yaitu tidak diukurnya suhu badan ibu hamil. Berdasarkan
permenkes no 97 tahun 2014 mengenai pelayanan ibu hamil,
pemeriksaan suhu tubuh ibu hamil adalah salah satu pemeriksaan yang
rutin dilakukan pada trimester pertama, kedua dan trimester ketiga
(Kemenkes RI 2014b)
Selain tidak diukurnya suhu ibu hamil, tidak semua ibu hamil
diperiksa laboratorium. Menurut PMK no 97 tahun 2014 disebutkan
bahwa pemeriksaan laboratorium rutin yaitu pemeriksaan Hb dilakukan
pada trimesetr pertama dan trimester ketiga (Kemenkes RI 2014b). Akan
tetapi menurut bidan pada kehamilan 40-41 minggu biasanya
pemeriksaan labnya sudah lengkap sehingga tidak perlu dilakukan
pemeriksaan lab kembali, selain itu pemeriksaan lab tidak selalu harus
dilakukan setiap kunjungan.
Pada trimester ketiga beberapa orang ibu hamil juga tidak
mendapatkan tablet Fe dari puskesmas dikarenakan stok tablet tersebut
yang kosong di bagian farmasi puskesmas Ciputat Timur. Pemberian
tablet Fe ini sangat penting untuk dilakukan, apalagi pada ibu hamil yang
berada pada trimester ketiga kehamilan.
Pada pelayanan konseling dan informasi ibu hamil trimester ketiga,
hanya beberapa materi konseling yang diberikan bidan kepada ibu hamil.
150
Beberapa ibu hamil tidak mendapatkan konseling kelas ibu hamil.
Penelitian yang dilakukan oleh Narila (2017) menunjukan bahwa kelas
ibu hamil dengan menggunakan buku kesehatan ibu dan anak (KIA)
meningkatkan pengetahuan dan perilaku perawatan bayi baru lahir dan
memperkuat interaksi diantara ibu dan petugas kesehatan (Nasir et al.
2017)
Materi persiapan pesalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) juga
masih rendah diberikan oleh bidan, terutama materi pencegahan
komplikasi selama kehamilan. Bidan lebih banyak memberikan informasi
mengenai perencanaan persalinan dengan menyarakan ibu memiliki
jaminan asuransi kesehatan pemerintah (Kartu BPJS). Informasi
pencegahan komplikasi ini sebenarnya sangat penting untuk diberikan
kepada ibu hamil trimester ketiga dalam membantu ibu hamil
mempersiapkan persalinan yang aman, sehat dan selamat. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika (2014) bahwa komponen temu
wicara termasuk kelas ibu hamil dan P4K merupakan komponen
pemeriksaan terendah dalam pelayanan antenatal care (Saptarini &
Suparmi 2016).
Materi mengenai inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif juga tidak
diberikan oleh bidan kepada ibu hamil. Meskipun bidan mengetahui
bahwa materi ini harusnya diberikan pada ibu hamil trimester ketiga,
akan tetapi pada pelaksanaanya, konseling ASI ekslusif ini masih belum
diberikan. Apabila informasi mengenai ASI ekslusif ini tidak diketahui
151
oleh ibu hamil maka dikhawatrikan pengetahuan ibu tentang pentingnya
inisasi menyusu dini dan ASI ekslusif rendah dan bayi tidak
mendapatkan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ria (2013) diketahui bahwa konseling
inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif yang intensif meningkatkan
perilaku pemberian inisiasi menyeusu dini dan pemberian ASI ekslusif
kepada ibu hamil (Ambarwati et al. 2013)
Beberapa informasi lain seperti KB paska salin. Konseling KB
paska salin ini sangat penting untuk diberikan terutama pada ibu hamil
trimester ketiga. Hasil penelitian Vita (2015) menunjukan bahwa
konseling KB pada ibu hamil trimester III berpengaruh terhadap
keikutsertaan KB pasca persalinan (Khusnul 2015)
Waktu pelayanan yang terbatas dan antrian pasien yang banyak
menjadi alasan bidan tidak dapat memberikan seluruh informasi kepada
ibu hamil dalam satu kali pelayanan ANC. Hal ini sama seperti penelitian
sebelumnya yaang dilakukan oleh Diah (2013) dalam melakukan
pelayanan antenatal bidan belum patuh terhadap standar pelayanan
antenatal salah satunya yaitu penyuluhan dengan alasan waktu pelayanan
yang terbatas dan antrian pasien yang banyak (Farida 2010)
152
6.3 Output Pelayanan ANC Puskesmas Ciputat Timur
6.3.1 Kepatuhan terhadap Pelayanan Sesuai Standar
Mutu pelayanan kesehatan adalah bahwa pelayanan kesehatan
yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di
satu pihak dapat menimbulkan kepuasan kepada setiap pasien dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara
penyelenggarananya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang teah ditetapkan (Azwar 2010)
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
(Crosby 1980). Pengukuran kepatuhan dilakukan dengan cara
mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengukur indikator-
indikator. Dalam memberikan pelayanaan antenatal care perlu dilakukan
pelayanan sesuai dengan standar. Standar pelayanan dapat digunakan
dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Dengan adanya standar pelayanan, maka
dapat dibandingkan pelayanan yang diperoleh dengan standar yang ada
sehingga masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih mantap
terhadap pelaksana pelayanan (IBI 2000)
Di dalam PMK (Peraturan Menteri Kesehatan) No 97 tahun 2014
disebutkan bahwa dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga
kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesaui standar.
Selain itu pelayanan antenatal terpadu yang diberikan oleh tenaga
153
kesehatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang terdiri dari
pelayanna anamnesa, pemeriksaan fisik tiap trimester (trimetser pertama,
kedua dan ketiga), penanganan dan tindak lanjut kasus, pencatatan hasil
pemeriksaan antenatal terpadu serta pemberian komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE) yang efektif. Selain itu di dalam buku saku pelayanan
kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan disebutkan bahwa
dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu terdapat langkah
pencegahan infeksi yang perlu dilakukan oleh bidan yaitu salah satunya
adalah menjaga kebersihan tangan saat melakukan pelayanan
Beberapa pelayanan antenatal sudah sesuai standar di Puskesmas
Ciputat Timur, presentase kepatuhan pelayanan >90%. Kepatuhan bidan
pada pelayanan pelayanan anamnesa, penetapan diagnosa kebidanan, dan
pencatatan (dokumentasi) pelayanan pada pasien trimester pertama,
kedua dan ketiga mencapai kepatuhan 100%. Pada pelayanan intervensi
dan impelementasi memiliki presentase kepatuhan 93,03%,
Pelayanan antenatal yang belum sesuai standar di Puskesmas
Ciputat Timur diantaranya persiapan penolong dengan presentase rata-
rata 0%, pemeriksaan umum dan kehamilan dengan rata- rata 80,71%.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian Diah (2013) dimana persiapan
penolong bidan memiliki rata- rata skor nilai kepatuhan 0%. Meskipun
demikian pemeriksaan umum dan pemeriksaan kehamilan di puskesmas
ciputat timur masih lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian diah
yaitu hanya 60,69% (Farida 2010)
154
Kepatuhan bidan dalam pemberian konseling dan informasi (KIE)
memiliki kepatuhan terendah dengan rata- rata 16,1%. SDKI 2012
mendapatkan bahwa sebesar 84% ibu hamil melakukan konsultasi dan
53% ibu hamil mendapatkan informasi tentang tanda- tanda komplikasi
kehmilan saat pelayanna antenatal. Pemberian konseling dan Informasi
terutama pada pencegahan komplikasi ibu hamil dan tanda tanda
kehamilan ini sangat penting untuk mememberikan pelayanan antenatal
yang berkualitas.
Pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar
dan terpadu untuk pelayanan antenatal yang berkualitas. Wijono (1997)
berpendapat bahwa pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama masa kehamilanya sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan (Wijono 1997). Kepatuhan bidan terhadap
standar pelayanan antenatal akan menghasilkan pelayanan yang
berkualitas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marniyati (2016)
Mengenai pelayanan antenatal berkualitas dalam meningkatkan deteksi
risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan dibeberapa puskesmas
Kota Palembang juga didapatkan hasil bahwa belum semua bidan
mematuhi standar pelayanan antenatal yang sudah ditetapkan. Masih ada
kegiatan yang belum dilaksanakan secara opptimal diantaranya pada ibu
hamil tidak dilakukan skrining imunisaai TT, tidak dilakukan pengukuran
suhu tubuh, tidak dilakukan penghitungan denyut jantung janin,
155
pemeriksaan golongan darah belum dilakukan dan tidak semua materi
KIE diberikan kepada ibu hamil (Marniyati, Lisa, Saleh 2016)
6.3.2 Kepuasan Pasien
Kualitas outcoume dari suatu proses juga dapat diukur dengan
mengukur kepuasan pasien (Al-Assaf 2009)
Mutu merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukan kemampuanya dalam memuaskan
kebutuhan pelanggan baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun
kebutuhan yang tersirat (Supriyanto, 2011)
Tingkat kepuasan pasien dibuatkan kategorisasi berdasarkan
tingkat kesesuaian Supranto yaitu apabila nilai >90% maka
dikategorikan puas, nilai <90% maka dikategorikan tidak puas
(Supranto 2006)
Perspektif kepuasan ibu hamil pada dimensi reliability memiliki
nilai kesesuaian pada trimester pertama, kedua, dan ketiga adalah
91,1% , 95,5%, dan 94,3%. Hasil ini lebih tinggi presentasenya
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Maulana (2012) di puskesmas kota jambi dengan rata- rata kesesuaian
dimensi reliability sebesar 92,6%. Meskipun demikian, akan tetapi pada
beberapa item reliability memiliki nilai kesesuaian yang rendah dan
kurang dari standar (>90%), diantaranya pada item bidan mencuci
tangan sebelum melakukan pelayanan, bidan mengukur suhu tubuh, ibu
156
hamil mendapatkan pemeriksaan laboratorium pada trimester pertama,
ibu diberikan tablet tambah darah, dan dilakukan skrining status
imunisasi TT dan diberikan vaksinasi TT. Kepuasan yang rendah pada
ibu hamil ini berkaitan dengan kepatuhan bidan terhadap proses
pelayanan tersebut. Berdasarkan hasil observasi proses pelayanan
antenatal kepada bidan diketahui bahwa perilaku mencuci tangan dan
pengukuran suhu juga rendah pada bidan. Selain itu beberapa ibu hamil
juga tidak mendapatkan pemeriksaan laboratorium, tidak mendapatkan
tablet tambah darah dan tidak di skrining status imunisasi tetanus
toksoidnya. Pada kepatuhan bidan juga diketahui bahwa kepatuhan
bidan pada item pemeriksaan umum dan kehamilan tiap trimester masih
rendah (<90%) . Kepatuhan bidan dalam memenuhi standar pelayanan
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan ibu hail pada
pelayanan ANC. Hal ini dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh
Maulana habwa kepatuhan ibu hamil berhubungan dengan kepuasan ibu
hamil pada pelayanan ANC di puskesmas kota Jambi (Maulana 2012)
Perspektif kepuasan ibu hamil pada dimensi tangible memiliki
kesesuaian >90% diseluruh itemnya. Hasil tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rikly
(2012) yang dilakukan di puskesmas tanjung, persepsi tangibles
cenderung puas (75,6%) Kepuasan ibu hamil yang baik pada dimensi
tangible ini terkait dengan tenaga bidan yang sudah sesuai standar
pelayanan ANC dan ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas yang
157
sudah 96% memenuhi standar pelayanan. Menurut Yamit, kepuasan
konsumen pada suatu produk tegantung pada bukti langsung yang
didapatkan dari adanya kelengkapan alat, kapasitas kualitas produk dan
kenyamanan fasilitas yang baik (Yamit 2001)
Perspektif kepuasan ibu hamil pada dimensi responsiveness,
memiliki kesesuaian >90% diseluruh itemnya. Pada dimensi ini
kesesuaian yang tinggi pada ibu hamil dipengaruhi oleh proses
pelayanan yang dilakukan oleh bidan. Bidan memberikan intervensi dan
implementasi pelayanan yang baik kepada pasien. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Adam diketahui bahwa faktor dimensi responsiveness,
sebagian besar masayrakat menilai puas disebabkan oleh faktor
ketanggapan yang dimiliki oleh petugas kesehatan dan berkontribusi 2,7
kali terhadap kunjungan ulang sebagai kompensasi atas kepuasanya
(Adam 2006)
Dimensi assurance juga memiliki kesesuaian >90% diseluruh
itemnya. Salah satunya disebabkan oleh faktor ibu hamil kebanyakan
menggunakan kartu BPJS dan KTP tangsel sehingga pelayanan yang
didapatkan gratis, ibu hamil juga sudah memiliki kepercayaan terhadap
bidan dan ibu meresa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
bidan. Hal ini sejalan dengan gambaran kepuasan yang dijelaskan pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh hikma, kepuasan ibu
bersalin pada dimensi assurance sebesar 91,4% merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh bidan (Hikma 2014)
158
Pada dimensi empathy memiliki kesesuaian >90% pada seluruh
itemnya. Kepuasan dimensi ini terkait dengan proses pelayanan yang
diberikan bidan kepada ibu hamil. Dalam melakukan anamnea pasien,
bidan selalu menanyakan keluhan pasien dan memberikan perhatian
yang baik kepada pasien. Selain itu meskipun dalam pelayanan
konseling tidak semua materi disampaikan oleh bidan kepada ibu hamil
akan tetapi bidan masih memberikam konseling sesuai dengan keluhan
ibu hamil sehingga ibu hamil merasa bidan memberikan perhatian yang
baik kepada pasien dan komunikasi pasien dengan bidan berjalan
dengan baik dan lancar. Penelitian yang diungkapkan oleh Hikma di
luwu sulawesi selatan mengungkapkan sebaliknya karena diketahui
bahwa sebanyak 24,3% ibu merasa tidak didengarkan keluhanya dan
tidak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dirasakany
(Hikma 2014)
Kotler (1997) menyatakan, kepuasan yang dialami oleh pasien
berkaitan dengan hasil pelayanan yang diberikan oleh petugas
kesehatan. Ibu hamil akan merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh bidan apabila pelayanan yang diberikan oleh bidan baik
dan bidan memperlakukan ibu hamil dengan baik saat pelayanan
berlangsung
Kepuasan pasien adalah bentuk perasaan seseorang setelah
mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah
memenuhi harapan (Gerson 2004). Kepuasan adalah perasaan senang
159
atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi
terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan- harapan
(Kotler, 2007)
Menurut Hafizurrahman (2004) kepuasan pasien merupakan hal
yang penting dalam suatu jasa pelayanan kesehatan. Hal tersebut
berakitan degan konsekuensi sifat pelayanan kesehatan itu sendiri,
berkaitan pula dengan sasaran dan outcoume pelayanan
(Hafizurrachman 2004). Jika suatu pelayanan kesehatan akan
melakukan upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, pengukuran
tingkat kepuasan pasien ini mutlak diperlukan. Melalui pengukuran
tersebut, dapat diketahui sejauh mana dimensi- dimensi mutu layanan
kesehatan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien
(Imbalo 2006)
160
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
7.1.1 Struktur
1. Tenaga kesehatan ANC (bidan) sudah memenuhi standar untuk
memberikan pelayanan ANC. Bidan memiliki kewenangan dan
kompetensi dengan dimilikinya SIKB (Surat Izin Kerja Bidan)
sebagai bukti perizinan tenaga bidan dan STR (Surat Tanda
Registrasi) sebagai bukti kompetensi bidan. Meskipun demikian
bidan belum pernah mendapatkan pelatihan pelayanan ANC dalam
meningkatkan kompetensinya
2. Peralatan pelayanan ANC sudah memenuhi standar. Kriteria
peralatan pelayanan ANC sudah 90% terpenuhi. Fetoskop yang
tidak tersedia di puskesmas diganti menggunakan dopler untuk
mendeteksi DJJ (Denyut Jantung Janin).
3. Suplemen ANC belum memenuhi standar. Suplemen zat besi dan
asam folat sempat kosong beberapa hari di puskesmas sehingga
mempengaruhi kualitas proses pelayanan ANC yaitu pemberian
suplemen zat besi dan asam folat kepada ibu hamil trimester satu,
dua, dan tiga.
161
7.1.2 Proses
1. Proses pelayanan ANC trimester pertama yang dilakukan tidak
sesuai dengan standar oleh bidan atara lain, mencuci tangan,
pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan laboratorium, skrining status
imunisasi TT, pemberian tablet zat besi dan konseling kepada ibu
hamil
2. Proses pelayanan ANC trimester kedua yang dilakukan tidak sesuai
dengan standar oleh bidan atara lain, mencuci tangan, pemeriksaan
suhu tubuh, tinggi fundus, pemberian tablet zat besi dan konseling
kepada ibu hamil
3. Proses pelayanan ANC trimester ketiga yang tidak dilakukan
sesuai dengan standar oleh bidan atara lain, mencuci tangan,
pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan laboratorium, pemberian
tablet zat besi dan konseling kepada ibu hamil
4. Banyaknya antrian pasien, keterbatasan waktu pelayanan, bidan
lupa dalam melakukan tindakan, kosongnya suplemen, dan
keterbatasan petugas laboratorium dan reagen menjadi faktor yang
mempengaruhi beberapa proses pelayanan antenatal tidak
diberikan oleh bidan
7.1.3 Outcome
1. Kepatuhan bidan dalam persiapan penolong memiliki kepatuhan 0%
karena bidan tidak mencuci tangan. Pemeriksaan umum dan
kehamilan sebesar 80,1% karena beberapa bidan tidak melakukan
pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan laboratorium, dan tinggi
162
fundus. Intervensi dan implementasi sebesar 93,03% karena bidan
tidak melakukan skrining status imunisasi TT pada trimester
pertama dan tidak memberikan tablet zat besi. Pemberian konseling
dan informasi (KIE) sebesar 16,1% karena hanya beberapa materi
konseling yang diberikan. Kepatuhan bidan dalam memenuhi
standar pelayanan ANC berkaitan dengan kepuasan ibu hamil.
2. Kesesuaian harapan dengan kualitas pelayanan ANC yang diterima
ibu hamil pada dimensi Tangible sebesar 98,4%, Reliability 93,6%
,Responsiveness 98,51%, Assurance 99,5%, dan Empathy 99,1% .
7.2 Saran
1. Untuk Dinas Kesehatan Tangerang Selatan
Dinas kesehatan tangerang selatan direkomendasikan untuk menambah
tenaga promosi kesehatan di puskesmas untuk meningkatkan pemberian
konseling, edukasi dan informasi kepada ibu hamil
2. Untuk Puskesmas Ciputat Timur
a. Puskesmas ciputat timur direkomendasikan untuk membuat kelas ibu
hamil yang berfungsi meningkatkan pemberian konseling kepada ibu
hamil
b. Untuk menghindari kekosongan suplemen zat besi dan asam folat maka
dapat dibuat perencanaan dan pengawasan stock suplemen yang lebih
baik
163
DAFTAR PUSTAKA
Adam, A., 2006. Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Puskesmas
di Wilayah Timur Indonesia,
Al-Assaf, 2009. Mutu Pelayanan KEsehatan. Perspektif Internasional, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Ambarwati, R., Fatimah, S. & Susantini, P., 2013. Pengaruh konseling laktasi
intensif terhadap pemberian air susu ibu sampai 3 bulan. Jurnal Gizi
Indonesia, 2.
Ariyanti, F., Sumantri, A. & Murai, S., 2017. ISO 9001 in Public Health Center
(PUSKESMAS): Design, Control, and Quality Improvement in order to
increase Community Healh in SOuth Tangerang,
Azwar, A., 1996. Menjaga Mutu Pelayaan Kesehatan, Jakarta: Sinar Harapan.
Azwar, A., 2010. Pengntar Administrasi Kesehatan, Jakarta: Bina Putera Aksara.
Baequni & Nakamura, Y., 2012. Is Maternal and Child Health Handbook
effective?: Meta-Analysis of the Effects of MCH Handbook. Journal of
International Health, 27.
Budiastuti, 2002. Kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit, Jakarta:
Trans Info Media.
Creswell, J. & Clark, V., 2007. Designing and Conducting Mixed Methods
Research, United States of America: Sage Publicarions.
Creswell, J.W., 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Crosby, P.B., 1980. Quality is Free: The Art of Making Quality Certain, New
York: Mac Graw Hill Book, Co.
164
Depkes RI, 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal, Jakarta.
Dinkes Kota Tangerang Selatan, 2015. Profil Puskesmas Ciputat Timur,
Tangerang Selatan.
Farida, D., 2010. Antenatal Service Quality Analysis by Midwife at Puskesmas
Purbalingga District. Diponogoro University.
Gerson, R., 2004. Mengukur Kepuasan Pelanggan, Jakarta: PPM.
Hafizurrachman, 2004. Pengukuran Kepuasan Suatu Institusi Kesehatan. Majalah
Kesdokter Indonesia, pp.282–288.
Hikma, 2014. Hubungan mutu pelayanan persalinan normal oleh bidan desa
dengan kepuasan ibu bersalin di kabupaten luwu sulawesi selatan.
Manajemen kesehatan Indonesia, 2.
IBI, 2000. Buku Paduan Kajian Mandiri Program Bidan Delima 1st ed., Jakarta:
PP IBI.
Imbalo, P., 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, EGC.
Kearns, A, Hurst, T., 2014. Focused Antenatal Care in Tanzania: Delivering
Individualised, Targeted, High-quality Care, Boston.
Kearns & Caglia, 2015. Antenatal and postnatal care: a review of innovative
models for improving availability, accessibility, acceptability and quality of
services in low-resource settings. BJOG An International Journal of
Obstetrics and Gynaecology. Available at: www.bjog.org.
Kemenkes RI, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan RujukanTitle, Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI, 2011. Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010,
Jakarta.
165
Kemenkes RI, 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Jakarta.
Kemenkes RI, 2014a. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Kemenkes RI, 2016. Permenkes No 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas, Jakarta.
Kemenkes RI, 2014b. Permenkes No 97 Tahun 2014. Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayann Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan
Seksual. Jakarta., Jakarta.
Khusnul, V., 2015. Pengaruh Konseling KB pada Ibu Hamil Trimester III
terhadap Keikutsertaan KB Pasca Persalinan di Kecamatan Sukowono
Kabupaten Jember. Universitas Jember.
Kotler, P. & Keller, K., 2007. Marketing Management 12th ed., Jakarta: PT
Indeks Kelompok Gramedia.
Lamere, L., 2013. Analisis Kinerja Bidan Pada Pelayanan Antenatal Care di
Puskesmas Kabupaten Gowa. Universitas Hasanudin.
Marniyati, Lisa, Saleh, I., 2016. Pelayanan Antenatal Berkualitas dalam
Meningkatkan Deteksi Risiko Tinggi pada Ibu Hamil oleh Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Sako,Sosial,Sei Baung dan Sei Selincah di Kota Palembang.
Kedokteran dan Kesehatan, 3, pp.355–362.
Maternal Health and Safe Motherhood Programes WHO, 1996. Mother-Baby
Package: Implementing safe motherhood in Countries, World Health
Organization.
Maulana, 2012. Penialaian Kepuasan Ibu hamil Terhadap Mutu Layanan
Antenatal dalam Kaitanya dengan Kepatuhan dan Karakteristik Bidan di
Puskesmas Se Kota Jambi Tahun 2011. Universitas Indonesia.
166
Nasir, N.M., Amran, Y. & Nakamura, Y., 2017. Changing Knowledge and
Practices of Mothers on Newborn Care Through Mother Class: An
Intervention Study in Indonesia. Journal of Tropical Pediatrics.
Raleigh, V. & Catherine, 2010. Getting the measure of quality Opportunities and
chalenges O. Kathryn, ed., London: The King’s Fund.
Rockville, M., 2008. Patient Safety and Quality: An Evidence-Based Handbook
for Nurses, Agency for Healthcare Research and Quality publication.
Saptarini, I. & Suparmi, 2016. Antenatal Care Service Utilization and
Completeness in Kebon Kalapa Village, Bogor City 2014. Buletin Peneltiian
Kesehatan, 44.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D,
Bandung: Alfabeta.
Supranto, 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikan
Pangsa Pasar, Jakarta: Rineka Cipta.
Supriyanto, S., 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Surabaya: Health
Advocacy.
Tetui, M. & Kiracho, E., 2012. Quality of Antenatal care Services in Eastern
Uganda: Implications for interventions. The Pan African Medical Journal.
WHO, 2016. WHO Recommendations on Antenatal Care for Positive Pregnancy
Experience. Antenatal Care.
Wijono, D., 1997. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Surabaya: Airlangga
University Press.
World Health Organization, 2016. Standards for Improving Quality of Maternal
And Newborn Care In Health Facilities, World Health Organization.
Yamit, Z., 2001. Service and Product Quality Management, Yogyakarta:
Ekonisia.
LAMPIRAN
Informed Consent
Persetujuan Menjadi Responden
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Perkenalkan nama saya Desty Pratiwi Marlisman mahasiswa S1 Jurusan
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Saya sedang melakukan penelitian tentang Gambaran Mutu
Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2017. Bersama ini
saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian saya.
Apabila ibu menyetujui, maka saya meminta kesediaan untuk dilakukannya
observasi oleh peneliti dan Bapak/Ibu bersedia menjawab pertanyaan yang ada
pada penelitian ini. Saya selaku peneliti akan merahasiakan informasi yang
Bapak/Ibu berikan. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 05 April 2017
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Ciputat Timur
( )
Peneliti
(Desty Pratiwi Marlisman)
Responden
( )
A. LEMBAR OBSERVASI TENAGA BIDAN
1. Nama Bidan
2. Umur Tahun
3. Lama bekerja Tahun
B. CEKLIST
1. Kepemilikan SIKB (Surat Izin Kerja Bidan)
Nomor
Tahun
2. Kepemilikan STR (Surat Tanda Registrasi)
Nomor
Tahun
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL CARE
PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2017
Identitas Responden
1. Hari/ tanggal wawancara :
2. Nomor Responden :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Masa Kerja :
Pertanyaan :
A. Pelatihan ANC
1. Apakah ibu pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal ? Kapan
pelatihan dilaksanakan dan dimana ?
B. Pelayanan ANC
1. Pelayanan apa saja yang diberikan kepada pasien di usia kehamilan
trimester pertama?
2. Pelayanan apa saja yang diberikan kepada pasien di usia kehamilan
trimester kedua?
3. Pelayanan apa saja yang diberikan kepada pasien di usia kehamilan
trimester ketiga?
C. Persiapan Penolong
1. Apakah setiap pergantian pasien satu ke pasien berikutnya ibu mencuci
tangan ?
Jika tidak mengapa ibu tidak mencuci tangan saat melakukan pelayanan
kepada ibu hamil ?
D. Pemeriksaan Kehamilan
1. Apakah dilakuan pemeriksaan suhu tubuh kepada ibu hamil ?
Jika tidak. Mengapa tidak dilakukan pengukuran suhu tubuh kepada ibu
hamil ?
Informan Bidan
2. Apakah diberikan suntikan tetanus toksoid pada kehamilan trimester
pertama ?
Jika tidak. Mengapa tidak diberikan suntikan tetanus toksoid ?
3. Apakah seluruh ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan lab ?
4. Apakah dilakukan pemeriksaan lab kepada seluruh ibu hamil? Jika tidak
mengapa tidak dilakukan?
5. Bagaimana cara ibu bidan mengatasi pasien yang menolak pemeriksaan
lab ?
E. Konseling dan Informasi
1. Apakah ibu memberikan konseling kepada seluruh ibu hamil setiap
kunjungan ANC. Jika iya, jenis konseling apa saja yang ibu berikan ?
2. Apakah ibu pernah memberikan konseling.
a. inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif kepada ibu hamil
b. KB paska persalinan
c. Imunisasi TT pada ibu hamil
d. Masalah penyakit kronis dan penyakit menular
e. Kelas Ibu
f. Brain booster
g. Infornasi HIV/AIDS dan IMS
h. Informasi Ktp (kekerasan terhadap perempuan)
Jika tidak, mengapa ibu tidak memberikan konsultasi tersebut ?
F. Sarana Pelayanan ANC
1. Bagaimana sarana dan pasarana yang ada dalam mendukung pelayanan
ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
2. Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?
3. Bagaimana obat- obatan dan suplemen yang ada dalam medukung
pelayanan ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
4. Bagaimana cara mengatasi kekurangan obat- obatan dan suplemen yang
ada ?
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL CARE
PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2017
Identitas Responden
1. Hari/ tanggal wawancara :
2. Nomor Responden :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Masa Kerja :
Pertanyaan :
A. Pelayanan ANC
1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal ? Kapan
pelatihan dilaksanakan dan dimana ?
2. Bagaimana pengetahuan bidan mengenai standar pelayanan ANC ?
3. Apakah dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil pelayanan yang
dilakukan oleh bidan sudah sesuai dengan standar ?
B. Sarana Pelayanan ANC
1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung pelayanan
ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
2. Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?
3. Bagaimana obat- obatan dan suplemen yang ada dalam medukung
pelayanan ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
4. Bagaimana cara mengatasi kekurangan obat- obatan dan suplemen yang
ada ?
Kepala
Tata Usaha
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL CARE
PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2017
Identitas Responden
1. Hari/ tanggal wawancara :
2. Nomor Responden :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Masa Kerja :
Pertanyaan :
C. Pelayanan ANC
1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal ? Kapan
pelatihan dilaksanakan dan dimana ?
2. Bagaimana pengetahuan bidan mengenai standar pelayanan ANC ?
3. Apakah dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil pelayanan yang
dilakukan oleh bidan sudah sesuai dengan standar ?
D. Sarana Pelayanan ANC
1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung pelayanan
ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
2. Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?
3. Bagaimana obat- obatan dan suplemen yang ada dalam medukung
pelayanan ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
4. Bagaimana cara mengatasi kekurangan obat- obatan dan suplemen yang
ada ?
Kepala
Puskesmas
LEMBAR OBSERVASI SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN ANTENATAL
A. Fasilitas Puskesmas yang Menunjang Pelaksanaan Pelayanan Ibu dan Anak
Terutama dalam Memberikan Pelayanan Antanatal yang Berkualitas
Kriteria Cara Verifikasi Ceklist
Tempat praktek
memadai
3. Gedung terbuat dari tembok
4. Lantai dari ubin/plesetr
Tersedia area tempat
penaftaran
5. Ada tempat penerimaan dan pendaftaran klien
6. Ada ventilasi udara yang cukup (sirkulasi udara baik)
7. Tempat tersebut mendapat cahaya yang cukup untuk
membaca/menulis
Tersedia area tempat
tunggu
11. Tersedia tempat tunggu bagi klien
12. Tempat tersebut mendapat cahaya yang cukup
13. Tempat tersebut terlindung dari matahari/hujan
14. Tersedia cukup tempat duduk
Tersedia kamar kecil
yang berfungsi
6. Pintu kamar kecil dapat dikunci
7. Terdapat air mengalir (ada kran)
8. Tersedia handuk bersih atau tissue
9. Tersedia jamban dengan air mengalir (penyemprot
atau gayung)
10. Ada tempat sampah
Tersedia tempat
pelayanan yang
memadai
9. Ada tempat untuk melakukan konseling yang dapat
menjaga kerahasiaan klien( pintu dapat ditutup atau
ruangan diatur sehingga suara tidak terdengar dari luar)
10. Ada sebuah meja
11. Ada tempat duduk untuk
a.Klien
b.Pengantar
c.bidan
12. Ruang pemeriksaan dapat memberi privasi dengan
adanya
a.Pintu yang dapat ditutup
b.Dari luar tidak dapat melihat ke dalam ruang
pemeriksaan
13. Ada meja periksa
14. Ada sumber cahaya
15. Tersedia tempat sampah dengan kantung plastik untuk
sampah terkontaminasi
16. Tersedia fasilitas cuci tangan
B. Alat di Puskesmas yang Menunjang Pelaksanaan Pelayanan Terutama dalam
Memberikan Pelayanan Antanatal yang Berkualitas
Tersedia tempat
penyimpanan obat, alat
medis dan alkon sesuai
standar
5. Kering
6. Bersih
7. Memiliki ventilasi udara
8. Dapat dikunci
Jumlah (%)
Kriteria Cara Verifikasi Ceklist
Perlatan Dasar Tersedia
Tersedia peralatan berupa:
4. Sphygmomanometer
(Tensimeter)
5. Termometer
6. Stetoskop
8. Fetoskop
15. Reflek Hamer
16. Timbangan dewasa
17. Hb meter
18. Doppler
19. Metline/meteran
Jumlah (%)
C. Sarana Manajemen Pelayanan Puskesmas yang Menunjang Pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Terutama dalam Memberikan Pelayanan
Antanatal yang Berkualitas
Cara Verifikasi Ceklist
Tersedia prosedur tetap
tertulis untuk pelayanan KIA
Ada prosedur tetap tertulis yang muda
terlihat untuk kegiatan berikut:
5. Penanganan shok anafilaktik di
ruang KIA
6. Pencegahan infeksi
7. Tanda bahaya Kehamilan
8. SOP ANC
Tersedia buku- buku standar
pelayanan yang mutakhir
(versi terbaru)
4. Buku Standar Pelayanan
Kebidanan
5. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal & Neonatal
6. Buku Pencegahan Infeksi
Tersedia catatan medik
tentang pelayanan yang
diberikan dalam jumlah yang
cukup
3. Buku KIA
Tersedia suatu sistem
pengissian rekam medik
Terdapat sistem pencatatan rekam medik
teratur, lengkap dan berurutan (misalnya
diurut secara abjad dan/atau bernomor)
Tersedia formulir yang
berkaitan dengan pelayanan
dalam jumlah yang cukup
7. Istirahat
8. Surat keteragan cuti hamil
9. Surat keternagan kematian
10. Informed Consent
11. Surat Rujukan
12. Surat Penolakan Rujukan/
Tindakan medis
Tersedia buku administrasi 2. Buku register pasien
Membuat & mengirim
laporan bulanan sesuai
aturan
Ada arsip /bukti pengiriman laporan
bulanan/tahunan ke Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan
Penyimpanan obat dan
vaksin sesuai aturan
4. Vaksin disimpan pada suhu yang
dianjurkan
5. Obat- obatan tidak ada yang
kadaluwarsa
6. Obat disimpan dalam lemari
terkunci, tidak di lantai dan
terlindung dari panas/ banjir
Jumlah (%)
Kriteria Item yang Diamati Ceklist
Persiapan Penolong Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
Anamnesa
1. Identitas ibu hamil
2. Riwayat kehamilan sekarang
3. Riwayat kontrasepsi
4. Riwayat medis lainya
5. Riwayat obstetri lalu
6. Riwayat sosial ekonomi
Pemeriksaan umum dan
Kehamilan
1. Keadaan umum
2. Suhu Tubuh
3. Tinggi Badan
4. Tekanan darah
5. Berat badan
6. LiLA
7. Pemeriksaan Laboratorium (darah dan urin)
Menetapkan diagnosa
kebidanan
1. Umur Kehamilan
2. Tafsiran persalinan
3. Resiko yang ditemukan
4. Penyakit- penyakit lain
Intervensi/Implementasi
1. Pemberian zat besi dan asam folat
2. Skrining status TT dan vaksinasi sesuai status
3. Terapi lain yang dibutuhkan sesuai hasil pelayanan ANC
4. Penjelasan tentang hasil pemeriksaan ANC (Kondisi janin dan
ibu)
5. Informasi kepada ibu tentang kunjungan ulang pelayanan
Informasi dan konseling
KIE
1. Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
2. Inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif
3. KB paska persalinan
4. Masalah gizi
5. Imunisasi TT pada ibu hamil
6. Masalah penyakit kronis dan penyakit menular
7. Kelas ibu
8. Brain booster
9. Informasi HIV/AIDS dan IMS
10. Informasi KtP (kekerasan terhadap perempuan)
Dokumentasi Kebidanan
1. Pengkajian data subjektif
2. Pengkajian data obyektif
3. Rumusan diagnosa
4. Intervensi dan implementasi
Lembar Observasi Pelayanan Antenatal di Puskesmas
Trimester Pertama
Kriteria Item yang Diamati Ceklist
Persiapan Penolong Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
Anamnesa
1. Memperhatikan catatan pada kunjungan sebelumnya
2. Keluhan yang dialami ibu selama kehamilan berlangsung
Pemeriksaan umum dan
kehamilan
1. Keadaan umum
2. Suhu Tubuh
3. Tekanan darah
4. Berat badan
5. Tinggi fundus uteri
6. Presentasi janin
7. Denyut jantung janin
Menetapkan diagnosa
kebidanan
1. Umur Kehamilan
2. Tafsiran Persalinan
3. Resiko yang ditemukan
4. Penyakit- penyakit lain
Intervensi/Implementasi
1. Pemberian zat besi dan asam folat
2. Terapi lain yang dibutuhkan sesuai hasil pelayanan ANC
3. Penjelasan tentang hasil pemeriksaan ANC (Kondisi janin
dan ibu)
4. Informasi kepada ibu tentang kunjungan ulang pelayanan
Informasi dan konseling
KIE
1. Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
2. Inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif
3. KB paska persalinan
4. Masalah gizi
5. Imunisasi TT pada ibu hamil
6. Masalah penyakit kronis dan penyakit menular
7. Kelas ibu
8. Brain booster
9. Informasi HIV/AIDS dan IMS
10. Informasi KtP (kekerasan terhadap perempuan)
Dokumentasi
Kebidanan
1. Pengkajian data subjektif
2. Pengkajian data obyektif
3. Rumusan diagnosa
4. Intervensi dan implementasi
Trimester Kedua
Lembar Observasi Pelayanan Antenatal di Puskesmas
Kriteria Item yang Diamati Ceklist
Persiapan Penolong Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
Anamnesa
1. Memperhatikan catatan pada kunjungan sebelumnya
2. Keluhan yang dialami ibu selama kehamilan berlangsung
Pemeriksaan umum dan
kehamilan
1. Keadaan umum
2. Suhu Tubuh
3. Tekanan darah
4. Berat badan
5. Tinggi fundus uteri
6. Presentasi janin
7. Denyut jantung janin
8. Pemeriksaan laboratorium (darah dan urin)
Menetapkan diagnosa
kebidanan
1. Umur Kehamilan
2. Tafsiran Persalinan
3. Resiko yang ditemukan
4. Penyakit- penyakit lain
Intervensi/Implementasi
1. Pemberian zat besi dan asam folat
2. Terapi lain yang dibutuhkan sesuai hasil pelayanan ANC
3. Penjelasan tentang hasil pemeriksaan ANC (Kondisi janin
dan ibu)
4. Informasi kepada ibu tentang kunjungan ulang pelayanan
Informasi dan konseling
KIE
1. Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
2. Inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif
3. KB paska persalinan
4. Masalah gizi
5. Imunisasi TT pada ibu hamil
6. Masalah penyakit kronis dan penyakit menular
7. Kelas ibu
8. Brain booster
9. Informasi HIV/AIDS dan IMS
10. Informasi KtP (kekerasan terhadap perempuan)
Dokumentasi Kebidanan
1. Pengkajian data subjektif
2. Pengkajian data obyektif
3. Rumusan diagnosa
4. Intervensi dan implementasi
Lembar Observasi Pelayanan Antenatal di Puskesmas
Trimester Ketiga
A. Kuesioner Kepuasan Pasien
1. Nama
2. Umur
3. Umur Kehamilan
4. Pendidikan terakhir Tidak sekolah SMA
SD Akademi
SMP PT
5. Paritas 1 kali
2 kali
3kali
≥4 kali
6. Alamat
B. Cheklist
Perspektif Kepuasan Ibu Hamil Terhadap Layanan ANC
Penjelasan:
Checklist ini dipergunakan untuk mengamati pelaksanaan pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas Ciputat Timur guna mengetahui kepuasan layanan ANC sesuai dengan
stadar/prosedur pelayanan.
Isilah kolom 3 dan 4 dengan memberi tanda (√) pada kolom Perspektif Kepuasan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Keterangan :
TRIMESTER PERTAMA
Kolom 3 : Harapan ibu hamil terhadap pelayanan yang seharusnya diterima
Kolom 4 : Pelayanan diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan standar/pedoman
dengan benar
Kolom 5 : Di isi oleh peneliti
No Item yang diamati
Perspektif kepuasan
Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS (4-3)
1 2 3 4 5
I.TANGIBLES
1. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki kenyamanan di
ruang pelayanan dan ruang
tunggu
2. Petugas KIA (bidan)
berpenampilan rapi, sopan
dan keserasian seragam
dalam menjalankn tugasnya
3. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki fisik yang memadai
seperti gedung, tempat parkir
dan toilet
4. Peralatan medis yang
digunakan di Puskesmas
Ciputat Timur bersih
II.REALIBILITY
5. Prosedur Pelayanan
Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit
6. Bidan mencuci tangan
sebelum melakukan
pelayanan
7. Bidan menanyakan
identitas, riwayat
kehamilan, kontrasepsi,
medis, obstetri dan sosial
ekonomi ibu
8. Bidan melakukan
pengukuran suhu tubuh
9. Bidan melakukan
pengukuran tinggi badan
ibu hamil
10. Bidan melakukan
penimbangan berat badan
kepada ibu
11. Bidan melakukan
pengukuran tekanan darah
kepada ibu
12. Bidan melakukan
pengukuran lingkar lengan
kepada ibu
13. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium kepada ibu oleh
petugas laboratorium
14. Ibu diberikan tablet tambah
darah (zat besi)
15. Dilakukan skrining status TT
(Tetanus Toxoid) dan
diberikan vaksinasi TT
16. Bidan memberikan informasi
dan konseling kepada ibu
hamil
17. Kegiatan administrasi rapi
dan teratur
18. Petugas KIA (Bidan)
memberikan pelayanan ANC
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien
III.RESPOSIVENESS
19. Pelayanan dimulai tepat
waktu
20. Petugas KIA (Bidan)
memberi tanggapan yang baik
dan cepat terhadap keluhan
pasien
21. Prosedur penyampaian
informasi yang jelas dan
mudah dimengerti
22. Petugas KIA (Bidan) selalu
ada sesuai jadwal
IV ASSURANCE
23. Puskesmas Ciputat Timur
memberikan jaminan apabila
terjadi kesalahan pada hasil
kinerja Petugas KIA (Bidan)
24. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki sifat
sopan, ramah, jujur dan dapat
dipercaya
25. Penarikan tarif biaya sesuai
dengan kualitas pelayanan
yang diterima
26. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki
kemampuan, pengetahuan
yang luas dan kecakapan
dalam menjalankan tugasnya
V. EMPATHY
27. Puskesmas Ciputat Timur
memberikan kemudahan
pelayanan ANC
28. Petugas KIA (Bidan) tidak
memberikan pasien
menunggu antrian terlalu
lama
29. Petugas KIA (Bidan)
memberikan perhatian yang
baik kepada pasien
30. Komunikasi pasien dengan
petugas KIA (Bidan) berjalan
baik dan lancar
C. Kuesioner Kepuasan Pasien
7. Nama
8. Umur
9. Umur Kehamilan
10. Pendidikan terakhir Tidak sekolah SMA
SD Akademi
SMP PT
11. Paritas 1 kali
2 kali
3kali
≥4 kali
12. Alamat
D. Cheklist
Perspektif Kepuasan Ibu Hamil Terhadap Layanan ANC
Penjelasan:
Checklist ini dipergunakan untuk mengamati pelaksanaan pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas Ciputat Timur guna mengetahui kepuasan layanan ANC sesuai dengan
stadar/prosedur pelayanan.
Isilah kolom 3 dan 4 dengan memberi tanda (√) pada kolom Perspektif Kepuasan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Keterangan :
Kolom 3 : Harapan ibu hamil terhadap pelayanan yang seharusnya diterima
TRIMESTER KEDUA
Kolom 4 : Pelayanan diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan standar/pedoman
dengan benar
Kolom 5 : Di isi oleh peneliti
No Item yang diamati
Perspektif kepuasan
Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS (3-4)
1 2 3 4 5
I.TANGIBLES
1. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki kenyamanan di
ruang pelayanan dan ruang
tunggu
2. Petugas KIA (bidan)
berpenampilan rapi, sopan
dan keserasian seragam
dalam menjalankn tugasnya
3. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki fisik yang memadai
seperti gedung, tempat parkir
dan toilet
4. Peralatan medis yang
digunakan di Puskesmas
Ciputat Timur bersih
II.REALIBILITY
5.
Prosedur Pelayanan
Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit
6. Bidan mencuci tangan
sebelum melakukan
pelayanan
7. Bidan menanyakan keluhan
yang ibu alami selama
kehamilan
8. Bidan melakukan pengukuran
No Item yang diamati
Perspektif kepuasan
Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS (3-4)
1 2 3 4 5
suhu tubuh
9. Bidan melakukan
penimbangan berat badan
kepada ibu
10. Bidan melakukan pengukuran
tekanan darah kepada ibu
11. Bidan melakukan pengukuran
tinggi perut (fundus uteri)
12. Bidan melakukan
pemeriksaan posisi bayi
(janin)
13. Bidan melakukan
pemeriksaan denyut jantung
bayi (janin)
14. Ibu diberikan tablet tambah
darah (zat besi)
15. Bidan memberikan informasi
dan konseling kepada ibu
hamil
16. Kegiatan administrasi rapi
dan teratur
17. Petugas KIA (Bidan)
memberikan pelayanan ANC
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien
III.RESPOSIVENESS
18. Pelayanan dimulai tepat
waktu
19. Petugas KIA (Bidan)
memberi tanggapan yang baik
dan cepat terhadap keluhan
No Item yang diamati
Perspektif kepuasan
Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS (3-4)
1 2 3 4 5
pasien
20. Prosedur penyampaian
informasi yang jelas dan
mudah dimengerti
21. Petugas KIA (Bidan) selalu
ada sesuai jadwal
IV ASSURANCE
22. Puskesmas Ciputat Timur
memberikan jaminan apabila
terjadi kesalahan pada hasil
kinerja Petugas KIA (Bidan)
23. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki sifat
sopan, ramah, jujur dan dapat
dipercaya
24. Penarikan tarif biaya sesuai
dengan kualitas pelayanan
yang diterima
25. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki
kemampuan, pengetahuan
yang luas dan kecakapan
dalam menjalankan tugasnya
V. EMPATHY
26. Puskesmas Ciputat Timur
memberikan kemudahan
pelayanan ANC
27. Petugas KIA (Bidan) tidak
memberikan pasien
menunggu antrian terlalu
No Item yang diamati
Perspektif kepuasan
Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS (3-4)
1 2 3 4 5
lama
28. Petugas KIA (Bidan)
memberikan perhatian yang
baik kepada pasien
29. Komunikasi pasien dengan
petugas KIA (Bidan) berjalan
baik dan lancar
A. Kuesioner Kepuasan Pasien
1. Nama
2. Umur
3. Umur Kehamilan
4. Pendidikan terakhir Tidak sekolah SMA
SD Akademi
SMP PT
5. Paritas 1 kali
2 kali
3kali
≥4 kali
6. Alamat
B. Cheklist
Perspektif Kepuasan Ibu Hamil Terhadap Layanan ANC
Penjelasan:
Checklist ini dipergunakan untuk mengamati pelaksanaan pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas Ciputat Timur guna mengetahui kepuasan layanan ANC sesuai dengan
stadar/prosedur pelayanan.
Isilah kolom 3 dan 4 dengan memberi tanda (√) pada kolom Perspektif Kepuasan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Keterangan :
TRIMESTER KETIGA
Kolom 3 : Harapan ibu hamil terhadap pelayanan yang seharusnya diterima
Kolom 4 : Pelayanan diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan standar/pedoman
dengan benar
Kolom 5 : Di isi oleh peneliti
No Item yang diamati
Perspektif kepuasan
Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS 4-3
1 2 3 4 5
I.TANGIBLES
1. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki kenyamanan di ruang
pelayanan dan ruang tunggu
2. Petugas KIA (bidan)
berpenampilan rapi, sopan dan
keserasian seragam dalam
menjalankan tugasnya
3. Puskesmas Ciputat Timur
memiliki fisik yang memadai
seperti gedung, tempat parkir
dan toilet
4. Peralatan medis yang
digunakan di Puskesmas
Ciputat Timur bersih
II.REALIBILITY
5. Prosedur Pelayanan
Puskesmas Ciputat Timur
tidak berbelit- belit
6. Bidan mencuci tangan
sebelum melakukan
pelayanan
7. Bidan menanyakan keluhan
yang ibu alami selama
kehamilan
No Item yang diamati
Perspektif kepuasan
Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS 4-3
1 2 3 4 5
8. Bidan melakukan
pengukuran suhu tubuh
9. Bidan melakukan
penimbangan berat badan
kepada ibu
10. Bidan melakukan
pengukuran tekanan darah
kepada ibu
11. Bidan melakukan
pengukuran tinggi perut
(fundus uteri)
12. Bidan melakukan
pemeriksaan posisi bayi
(janin)
13. Bidan melakukan
pemeriksaan denyut jantung
bayi (janin)
14. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium kepada ibu
oleh petugas laboratorium
15. Ibu diberikan tablet tambah
darah (zat besi)
16. Bidan atau petugas kesehatan
di puskesmas ini
memberikan informasi dan
konseling kepada ibu hamil
17. Kegiatan administrasi rapi
dan teratur
18. Petugas KIA (Bidan)
memberikan pelayanan ANC
yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan pasien
No Item yang diamati
Perspektif kepuasan
Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS 4-3
1 2 3 4 5
III.RESPOSIVENESS
19. Pelayanan dimulai tepat
waktu
20. Petugas KIA (Bidan)
memberi tanggapan yang
baik dan cepat terhadap
keluhan pasien
21. Prosedur penyampaian
informasi yang jelas dan
mudah dimengerti
22. Petugas KIA (Bidan)
selalu ada sesuai jadwal
IV ASSURANCE
23. Puskesmas Ciputat Timur
memberikan jaminan apabila
terjadi kesalahan pada hasil
kinerja Petugas KIA (Bidan)
24. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki sifat
sopan, ramah, jujur dan dapat
dipercaya
25. Penarikan tarif biaya sesuai
dengan kualitas pelayanan
yang diterima
26. Petugas KIA (Bidan)
Puskesmas memiliki
kemampuan, pengetahuan
yang luas dan kecakapan
dalam menjalankan tugasnya
V. EMPATHY
27. Puskesmas Ciputat Timur
No Item yang diamati
Perspektif kepuasan
Harapan Hasil Pelayanan Selisish
STS TS S SS STS TS S SS 4-3
1 2 3 4 5
memberikan kemudahan
pelayanan ANC
28. Petugas KIA (Bidan) tidak
memberikan pasien
menunggu antrian terlalu
lama
29. Petugas KIA (Bidan)
memberikan perhatian yang
baik kepada pasien
30. Komunikasi pasien dengan
petugas KIA (Bidan) berjalan
baik dan lancar
MATRIKS INDEPTH INTERVIEW BIDAN
Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan antenatal ?
R-3a R-3b R-3c R-3d
Kalau pelatihan antenatal tidak ya,
kita hanya belajar teori yang harus
dikerjakan ini ini dan ini. Setau saya
pelatihan antenatal belum ada
Kalau pelatihan mah engga.
Menurut saya adanya pelatihan
kelas ibu hamil menurut saya
Kalau ANC Belum pernah.
Pelatihanya setau saya belum ada,
setau saya kalau di kebidanan
adanya APN untuk persalinan sama
KB.
Tidak pernah. Menurut saya ga tau
juga pelatihanya ada atau ga.
Pelatihan yang pernah saya ikuti itu
pelatihan pemasangan KB kalau
persalinan juga belum
Pelayanan yang diberikan pada ibu hamil trimester pertama
R-3a R-3b R-3c R-3d
Kalau pelayananya kita lebih
mengacu pada pemeriksaan di
trimester satu, misal ANC,
konseling dan misal dia ada
keluhan keluhan sifatnya yang
membahayakan, jadi kita kasih
tau ibunya. Bahaya apa,
mengatasinya bagaimana. Kalau
pemeriksaan fisik sama kita
palpasi tinggi badan, berat
badan, tensi, 10 standar tadi kita
kerjain
Kalau trimester pertama
biasa tensi timbang terus
apalagi ya, ukur tinggi
badan LiLA, kalau TFU
belum ya, Cuma mungkin
HPHT, terus imunisasi
TT, tapi kadang
imunisasi TT belum ya
karena kadang suka
masih mual terus
mungkin pemeriksaan
LAB ya, yang paling
utama HB
Anamnesa, terus kalau pemeriksaan fisik
kita nanya di keluhan karena belum teraba
ya sama konseling kaya dari fisiologisnya
dia sama keluhanya dia terus kita kasih
terapi seperti pemberian asam folat .
periksa LAB ada, untuk semua pasien yang
datang di trimester awal pasti periksa LAB
Ehm trimeter pertama untuk ya 10 T, tensi
timbang, tinggi badan, konseling, periksa
hamilnya head to toe, terus lab, skrining
penyakit, skrining suntuk TT, riwayat
penyakit, udah itu aja ya lupa saya
Pelayanan yang diberikan pada ibu hamil trimester kedua
R-3a R-3b R-3c R-3d
Kalau trimester kedua, sama saja
ya sebenernya. Yang
membedakan kalau di trimester
satu ada pemeriksaan awal lab,
kalau di trimester kedua kita tidak
periksa lab , tapi tanda kutip ya,
jadi misal kalau dia belum ada
lab tapi dateng di trimester kedua
ya kita lakukan pemeriksaan lab.
Kalau misal trimester satu sudah
kita tidak lakukan lagi
Biasanya suka apa
namanya, sama aja ya.
Kalau trimester kedua
TFU udah diperiksa, terus
apalagi ya tensi terus
ehmm terus ehmm yang
buat temu wicara buat
penyakit menular seksual
ya, terus denyut jantung
janin ya . Kalau trimester
kedua periksa Lab tetep
kalau Hbsag belum di
trimester ketiga biasanya
Pemeriksaan fisik, anamnesa pasti, terus
tanya keluhan. Pemeriksaan fisiknya itu
ehm tensi ya, palpasi, terus DJJ, terus kalau
misalkan emang yang sudah diatas 4 bulan
pasti memang ada ya, terusnya timbang
terus udah itu aja si
Trimester kedua itu sama aja aya trimester
pertama Cuma kalau di trimester kedua
tinggi badan ga kita lakuin lagi, lab ga kita
lakuin lagi skrining TT ga kita lakuin lagi
kecuali dia baru dateng di trimester kedua,
pasien baru. Kalau misal dia uda dateng
dari kunjungan awal trus udah di skrining
ga perlu kita kerjain lagi
Pelayanan yang diberikan pada ibu hamil trimester ketiga
R-3a R-3b R-3c R-3d
Kalau trimester tiga sama saja ya,
anamnesa, palpasi, observasi,
kemudian konseling. Nah satu
lagi kalau dia dateng di semester
awal KB paska salin juga kita
masukin konseling ya, tapi kan
ada dari beberapa yang dateng
Pelayananya ehm tensi
timbang, TFU terus
konseling terus
pemeriksaan Hbnya juga
di tes lagi.
Kalau trimester ketiga sama aja ya
pemeriksaan fisik kaya tensi, palpasi terus
periksa DJJ, posisi terbawah, terus Lab lagi
karena mau mendekati persalinan jadi kita
cek lagi
Trimester ketiga kalau dia dari awal udah
dateng, sama kaya trimester kedua, tingg
badan udah ga saya lakuin lagi, skrining
penyakit udah ga saya lakuin lagi, tapi lab
saya lakuin kan sempet stop di trimeste
kdua, nah di trimester ketiga kita lakuin
lagi buat evaluasi. Bedanya pemeriksaan
dari swasta udah di trimester
kedua atau ketiga, tetep kita kasih
konseling KB paska salin
LAB di trimester satu sama trimester
ketiga itu, kalau trimester satu lab yaang
harus diperiksa banyak, cek golongan
darah, Hb, Hbsag, hiv. Tapi kalau di
trimester ketiga cukup Hb sama protein
urin.
Apakah bidan mencuci tangan setiap melakukan pelayanan kepada ibu hamil
R-3a R-3b R-3c R-3d
Secara teori si iya, SOP nya iya.
Tapi kita ga kerjain ya, kenapa ya
??. kita ga kerjain alesanya karena
udah banyak pasien nunggu jadi
kita lupa, karena pasienya numpuk
jadi lupa jadi kurang konsentrasi
ya. Jadi lupa
Hehe tidak ya. Harusnya si
dilakukan ya. Alesanya
kadang lupa ya, kebiasaan
jelek kali ya
Oh iya harusnya setiap kontak dengan pasien
cuci tangan. Kadang aku ga lakuin ya alesanya
suka lupa ya saya juga jadi setelah pasien yang
saya tangani selesai terus langsung panggil
pasien yang berikutnya.
Engga jujur engga. Karena waktunya
terbatas, antrian pasien yang banyak,
dan kita takut pasien mengantri terlalu
lama nanti ada komplain, kalau di SOP
si harusnya ada
Apakah dilakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada ibu hamil
R-3a R-3b R-3c R-3d
Iya harusnya dilakukan ya, tapi iya
itu satu lagi kita lupa. Jadi bidanya
lupa, trus kan dari konseling tadi
kita tanyakan keluhan kan, keluhan
dia apa, kalau misalnya dia tidak
ada keluhan kesana walaupun
standarnya harus diperiksa maka
kita mengacu pada keluhan saja ,
Seharunya dipriksa ya, tapi
engga dilakuin juga ya,
karena apa namanya
alatnya disini emang suka
ilang mulu, ada si ada tapi
suka ilang mulu, rebutan
sama UGD. Terus kalau ga
ada keluhan apa ya paling
Kalau SOP nya si kita ada harus periksa suhu
kepada ibu hamil. Kalau aku jarang banget
periksa suhu, karena kalau untuk suhu kita
biasanya kalau tensi kan teraba ni jadi ya saya
kira- kira aja jadi memang ga perna periksa
suhu karena pasien banyak
Engga kalau ga ada indikasi atau
keluhan dari pasienya. Indikasi
contohnya kalau misalkan saya tensi
terus saya pegang badanya anget itu
saya tanya ibu demam ya bu baru saya
ukur suhu tubuhnya, jad berdasarkan
keluhan pasien aja. Kalau ibunya ga
ngeluh demam, pusig terus saya
tekuncilah disana kita nyari kalau ada
keluhan misal pusing.
Kalau ga ada keluhan ,
terus kan kita raba si ibu
kan kita kontak sama
pasien nah kan kita bisa
tahu ya, kalau ga ada
masalah ya ga kita periksa
peganag ibunya juga biasa aja maka ga
saya ukur
Apakah ibu hamil semuanya di suntik TT
R-3a R-3b R-3c R-3d
Iya , tapi kalau sekarang kita
skrining jadi tidak harus disuntik.
Kalau misalnya ibu nya belum di
suntik TT maka kita kerjain. Di
skriningnya pas begitu dia
nyampe terus ternyata dia belum
pernah maka kita
Engga, harus di skrining
dulu dari awal pada
trimester pertama tadi,
kalau apa namanya, kalau
dulu kan memang harus di
suntik kalau sekarang
engga, kalau sekarang di
skrining dulu. Kalau dia
dari bayi udah, terus sd
udah yaudah engga usah
lagi . udah TT lengkap
Ga semuanya karena kan kita skrining TT
dulu kan , dari bayi lengkap terus SD 1 2 3
lengkap terus diliat dulu statusnya kalau
sampai usia 25 tahhun kekebalanya
masih.Saya si suka saya skrining kadang ya
tapi ya gitu kendalanya ibunya suka lupa
status imunisasinya si ya. Makanya kalau dia
lupa kadang suka disuntikin aja
jadi kita skrining dulu, kalau dalam seumur
hidupnya udah ya kita ga suntik. Kalau
misal ibunya ga inget nah nanti kita
berusaha hitung bareng ibunya. Kita tanya
ibunya pas bayi imunisasinya lengkap ga,
nah kalau lengkap itu berarti dia udah dapet
DPT 1 2 dan 3 , terus pas sd kalau dia di
imunisasi 2 kali biasanya itu juga imunisasi
TT di dalemnya, terus kan udah 5 kali tu
udah cukup
Apakah seluruh ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan LAB
R-3a R-3b R-3c R-3d
Oh Iyah Iyaah dari trimester
pertama untuk cek Hb
Disarankan dari trimester satu sampai tiga Disarankan ya semuanya
Apakah seluruh ibu hamil dilakukan pemeriksaa LAB
R-3a R-3b R-3c R-3d
Kalau pasien dengan kunjungan
ulang nanti kita evaluasi lagi pas
di semester tiga, kalau misal yang
belum di cek lab misal dari swasta
atau dari rumah sakit belum
pernah maka kita arahkan.
Soalnya kebanyakan dari swasta
itu mereka ceknya baru diakhir
kehamilan
Semuanya diperiksa dari
trimester pertama kedua
dan ketiga. Ada yang
trimester kedua engga
kalau trimester pertama
udah , kan kalau trimester
pertama misa Hbnya 10,
nah nanti di trimester
kedua di cek lagi hbnya
udah naik belum , terus
nanti di trimester ketiga di
cek lagi. Ada kenaikan ga,
nanti kalau turun harus di
cek lagi. Engga setiap
dateng harus diperiksa lab
kasian juga orang labnya
keteter juga dia,
kalau setiap kunjungan, engga semua periksa
lab . karena kan kita lihat dulu ya kaya
trimester satu kan untuk hemoglobin ya terus
sama kalau dia belum tahu golongan darah
maka kita periksa LAB , terus sama trimester
ketiga. Karena memang kan kita lihat dulu
kebutuhan ibunya jadi ga semua periksa
LAB. Kalau ibu pemeriksaan LAB sudah
lengkap itu biasanya di usia kehamilan 40 –
41 minggu ya, jadi kaya HB sudah di cek,
Hbsag sudah tahu, HIV sudah di cek. Kalau
cek HB ya mba di trimester ketiga kaya usia
kehmilan 36-40 minggu gitu ya kita cek hab
lagi jadi bisa kita lihat, karena semakin
bertambah usia kehamilan biasanya HB nya
mudah turun. Kalau pemeriksaan LAB nya
sudah lengkap ga kita periksa lagi.
Pemeriksaan LABnya disini itu kita ada HB,
Hbsag, pemeriksaan darah sama golo darah.
Iyahhh kecuali dalam kunjungan ulang.
Jadi kalau awal atau pertama kunjungan
kita periksain, tapi kalau misalkan ibunya
kunjungan ulang trus di trimester kedua ga
kita periksain lab lagi. Jadi kalau dibilang
setiap ibu dateng di periksa LAB engga,
tapi kalau semua ibu hamil wajib periksa
LAB, wajib. Jadi ga setiap dateng dia harus
cek lagi cek lagi, jadi untuk HIV sekali aja
Bagaimana cara mengatasi ibu hamil yang tidak mau dilakukan pemeriksaan LAB
R-3a R-3b R-3c R-3d
Ya kita sarankan periksa LAB di
tempat terdekat, nanti hasilnya
bawa kesini
Kita disarankan periksa
buan depanya. Kecuali
yang mendesak itu.
Soalnya kan kalau periksa
lab min 4 kali Anc dari
trimester pertama sampai
Kalau gitu biasanya kita sarankan periksa
LAB di kunjungan berikutnya. Misal ibunya
buru- buru gitu mau kerja ya kita sarankan
aja minggu depan atau bulan depan ya bu
periksa LABnya
Pertama kita omongin dulu baik buruknya
kalau tidak periksa LAB, kalau memang
dia masih tidak mau kita suruh dia periksa
lab diluar. Ada aja si yang nolak karena
biaya, biasanya yang pake ktp luar tangsel.
Karena hbsag sama HIV mahal ya
trimester ketiga dia rutin
aja tiap bulan. Tapi kalau
misalkan dia rutin aja tiap
bulan apalagi kalau dia
udah trimester ketiga kan
8- 9 bulan kan kunjungan
kan tu dua minggu sekali
biasanya. Nah kan
kemungkinan di
kunjungan berikutnya cek
labnya kecuali yang
mendesak itu, kalau sehat-
sehat aja mah dua minggu
kedepan aja cek labnya
iadi ga setiap dateng cek
lab gitu kecuali yang
mendesak itu . udah gitu
kan disini petugas labnya
kan Cuma sendiri jadi
petugasnya terbatas
Apakah ibu selalu memberikan konseling kepada setiap ibu hamil
R-3a R-3b R-3c R-3d
Iya, kalau saya si konseling
berdasarkan keluhan pasien, kaya
tadi keluhan ibunya kan batuk,
kemudian ga bisa tidur , kemudian
berat badanya tidak naik maka
kita kasih konseling zat gizi.
Terus misal ibunya Hb nya rendah
Insyallah si suka.
Konseling tentang ehm
tanda bahaya, Kb ,
persiapan persalinan, ehm
apalagi ya, kunjungan
ulang, nutrisi pas baru
hamil trimster pertama
Ya selalu kayanya ya mba. Karena kan
biasanya awalnya kita tanya keluhanya dulu
ya mba terus kita kasih konseling sesuai
dengan keluhan. Kalau trimester awal ya kita
kasih kan ya mba ya karena kan memang
kan kalau baru anak pertama kita kasih tau
fisiologisnya, keluhan- keluhan kehamilanya
Ya , tergantung keluhan dan tergantung
trimester dan pemeriksaan. Kalau
tergantung keluhan saya ko mules terus ya,
nah tiap 10 menit ibu nya mules, nah saya
tanya tuh ibu kerja ya, trus ibunya bilang
iya trus naik motor tiap hari, nah saya
bilang aja ibu istirahat bisa ga ga naik
maka kita motivasi dia untuk
konsumsi buah beet untuk naikin
hemoglobinya, kemudian pola
makanya, zat gizinya terus misal
kalau dia ada keluhan lain ya
perlu rujukan kita konsulkan ke
dokter. Terus meskipun dia ga ada
keluhan tetep kita kasih konseling
soalnya kan ibunya suka
mual dan muntah, sama
trimester ketiga kan proses
persalinan biasanya
terus kalau di trimester ketiga itu itu
keluhanya sakit perut bagian bawah lah,
susah tidur lah sakit pinggang lah, nah kita
kasih konselingnya
motor dulu, bed rest. Berdasarkan
trimester, kadang kan di trimester satu
ibunya mual dan muntah maka kita kasih
konseling “ ibu makanya dikit- dkit tapi
harus sering jangan yang pedes,asem dan
santen. Kalau berdasarkan hasil
pemeriksaan misalkan ternyata pas di cek
Hb nya Cuma 8 atau 9 maka kita kasih
konseling makan banyak buah beet sayur
bayem. Terus yang biasanya vitaminya
sekali kita tambah jadi dua kali
Apakah ibu pernah memberikan konseling mengenai : inis
R-3a R-3b R-3c R-3d
Ya kalau inisasi menyusu dini dan
ASI ekslusif pernah, paling pas
ibunya mau masuk trimester
terahir biasanya. Kalau KB paska
salin kita udah kasih dari trimester
awal, kalau imunisasi TT pada ibu
hamil, kita kan ada formnya kan,
jadi kita skrining, kalau misal
belum di suntuk nanti kita suntik.
Kalau masalah penyakit kronis
dan menular, kaya kemaren ada
ibu yang Hbsag positif maka kita
sampaikan mengenai penyakit
hepatitis, selain itu juga kita
konseling masalah TB, tapi
sampai sekarang si ibunya belum
ada yang kena TB. Kalau kelas
ibu kita mengadakan juga di
posyandu, tapi kalau di dalam
gedungnya sendiri kita masih
terbatas sama tenaga jadi masih
keteter, tapi insha Allah bulan
depan mau kita aktifin lagi, dulu
si kita adain abis jaga tapi
sekarang udah ga efektif.
Kelasnya ada tapi belum diaktifin
lagi dari januari karena kegiatan
kita banyak jadi kita suka lupa.
Kalau brain booster kita juga lupa
Asi ekslusif jarang. Kb
paska salin biasanya
diberikan di awal karena
disini kan
memprioritaskan kb paska
salin, jadi setelah
persalianan langsung
pasang. Imunisasi TT
diberikan informasi , tapi
kan ga semua ibu hamil
disuntik TT karena kan
diskirining dulu itu.
Penyakit kronis dan
menular kurang ya karena
kalau yang satu aja udah
ribet gitu ya , kalau yang
ke penyakit- penyakit itu
ga terlalu banyak dibahas,
jadi kalau dibahas itu yang
dia minta, jadi dia ada
keluhan apa nanti kita
kasih saran dan masuka.
Kalau penyakit menular
itu ga kita kasih karena
pasienya udah terlalu
banyak ya. Engga,
istilahnya karena terlalu
banyak kali ya
Kalau inisiasi menyusu dini sama asi ekslusif
jarang si ya mba. Kalau kb paska salin selalu
kita kasih tau ke pasienya, kalau dia mau
bersalin karena biasanya abis bersalin disini
kita kasih kb paska salin, terus kita kasih tau
dari trimester awal biasanya. Kalau imunisasi
TT jarang ya kita kasih tau. Terus kalau
penyakit kronis dan menular engga ya. Kalau
kelas ibu sebenernya kita ada, tapi beberapa
bulan ini kita ga jalan kelas ibu hamil di
puskesmas, tapi kalau di posyandu masih
jalan, karena disini SDM nya terbatas ya.
Nah nanti kita mau jalanin lagi abis lebaran.
Kalau brain booster kita engga kasih tau.
Kalau HIV dan Hbsag pasti kita kasih tau ya
pas pemeriksaan, karena banyak ibu yang ga
tau, soalnya mereka mikirnya cek Hb itu buat
tekanan darah padahal kan beda itu buat liat
anemia. Kalau informasi kekerasan terhadap
perempuan engga ya, karena jarang banget
ya karena kita fokusnya kepada ibu hamil
dan keluhan- keluhanya aja jadi kita kasih
tahu yang harus ibu hamil tahu. Ehmm ibu
hamil resiko ni diawal kehamilan apa
Kalau inisasiasi menyusu dini dan asi
ekslusif kita kasih di trimester ketiga. Kan
kalau di trimester ketiga kita kasih
konseling asi ekslusif terus perispan
persalinan, sama perawatan tali pusar.
Kalau kb paska salin kita udah di kasih dari
trimeseter pertama. Kalau imunisasi tt kita
kasih tau infonya dari trimester awal. Kalau
penyakit kronis sama penyakit meular
dikasih tapi memang ga semuanya , jadi
diawal kita skrining berdasarkan di
bukunya apakah si ibu ada riwayat
penyakit. Kalau ada penyakit kita kasih.
Kalau kelas ibu ga kita kasih. Kalau brain
booster lupa mulu soalnya banyak banget
materinya. Kalau HIV sama IMS kita kasih
pas skrining awal. Kalau informasi
kekerasan terhadap perempuan kita jarang
kasih ya kecuali ibunya dateng ke kita
dengan luka- luka lebam gitu ya nah kita
kasih
ngasih tu ya. Kalau IMS ada
beberapa kasus juga, tapi ya kalau
ibunya ada keluhan ya. Kalau
informasi kekerasan terhadap
perempuan, jarang ya karena
kalau ga ada kasus ga kita berikan
konseling
Bagaimana menurut ibu sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan ANC di puskesmas ini ?
R-3a R-3b R-3c R-3d
Ruanganya harusnya memadai ya,
harusnya terpisah dengan ruang KB.
Kalau dari alat kita masih kurang,
masih suka pinjam dengan UGD,
kadang udah kita beli k arena faktor
disiplin juga jadi suka ga ada. Jadi
belum terpisah ruangan KIA dengan
KB
Ehm masih kurang kali ya, bukan
kurang, tapi kada alat- alat suka ilang,
terus apa namanya metilen padahal
sepele ya suka rebutan sama pk
(tempat bersalin) jadi rada rebutan
disitu. Kalau ruangan si alhamdulillah
cukup, ya memang si haru pisah sama
KB ya, biar fokus, dulu kan malah
imunisasi juga disitu. Kalau emang
kaya tadi mau imunisasi banyak kaya
Belum cukup dan masih kurang, dari
tempatnya juga untuk alat kadang kan
kita ada yang ilang,
Belum maksimal, tenaga kurang ,
alat- alat kurang, contohnya kita
ga punya termometer digital,
terus timbanganya cuma satu,
terus stetoskop kurang
gitu tuh harus fokus ruanganya
b=harus buat pemeriksaan kehamilan
aja. Sekarang si masih mending
imunisasi udah dpisah
Bagaimana mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?
R-3a R-3b R-3c R-3d
Yaudahlah kita kerjain aja disini.
Soalnya kan imunisasi juga kurang
disini. Ya caranya si belum bisa
berandai- andai karena belum
terpisah ruanganya jadi ya
Kita ambil inisiatif aja, pinjem, kalau
pasienya memerlukan banget. Kalau
pasienya sehat sehat aja si ga
hawatir banget
Apa ya kalau untuk ruangan kita
fleksibel aja, kalau misal alat ya kita
pake seadanya aja ya, kalau alat
kadang suka ilang tuh kaya reflek
hammer.
Pertama mengajukan, kedua minjem.
Kalau belum bisa dipenuhi ya pinjam
kalau misal ga bisa pinjem ya pasrah.
Bagaimana suplemen dan obat- obatan yang mendukung pelayanan ANC di puskesmas
R-3a R-3b R-3c R-3d
Ya emang ada beberapa yang kosong
tapi sekarang udah ada. Memang
sempet si kosong tapi ga lama ya
Cukup si, untuk suplmene mah, tapi
emang pernah sempet ga ada,
kalsium dulu beli diluar, kalsium
sama tablet tambah darah ya sempet
dulu ga ada,tapi ga terlalu lama ko,
tapi jadi sementara mah cukup
Obat- obatanya sudah memadai ya
sudah cukup kalau menurut saya
Naik turun, kadang ada kadang
engga. Yang suka ga ada itu tablet
tambah darah sama kalsium
Cara mengatasi suplemen dan obat- obatan yang kosong
R-3a R-3b R-3c R-3d
Ya kita beli obat, pakai dana JKN.
Kalau misal belum ada juga maka
kita resepin keluar
Ya iya keluar diluar, jadi diresepin
diluar, jadi disuruh beli diluar, jadi ga
kita kasih disini. Paling diganti sama
vit biasa, vitamin yang banyak
ragamnya, kan satu obat itu banyak
komposisinya. Jadi salah satu cara
mengatasinya ya itu vit biasa yang
kita kasih. Nah yang paling bannyak
yang ga ada itu kalsium si. Karena
kalau kita resepin itu banyak- banyak
kan
Kalau misalkan stock kosong maka
kita meresepkan obat yang tidak ada.
Kalau obat yang kosong biasanya kita
Fe, kadang kita obat atau tablet fe
dikasih banyak kadang sedikit.
Kadang asam folat banyak kadang
sedikit, kita sebenernya ga bisa
mastiin ya yang seing kosong apa
karena biasnya gitu bergiliran
kosongnya ga langsung kosong
semua
Cara mengatasinya itu pertama
pengajuan ke dinas bagian farmasi.
Kalau misal dari mereka belum ada
juga kita beli pake JKN terus kalau
ga bisa juga yaudah kita respkan
keluar. Resepnya obat generik biar
terjangkau
MATRIKS INDEPTH KEPALA PUSKESMAS dan KEPALA TATA
USAHA PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR
Apakah bidan pernah engikuti pelatihan anc?
Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha Karena itu udah tupoksinya dinas . kalau
pelatihan khusus antenatal setau saya si ga
ada ya, belum ada
Saya disini udah 2 tahu, kalau untuk
pelatihan yang ormil engga semuanya dapet,
tapi memang kan seharusnya setelah dia
tamat teru pas udah prajabatan kalau PNS
harus udah siap pakai sebenernya. Nah
semakin kesini kalau program dinas itu kaya
model melahirkan , terus anc itu memang
selalu di update sebenernya, mungkin
control di lapanganyamasih kurang
Bagaimana pengetahuan bidan mengenai standar pelayanan ANC ?
Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha Kan semuanya susuai sop kan, kalau
mereka mengikuti sop berarti sudah sesuai
standar ya kepatuhan bidan
Sebenernya ada yang masih sesuai standar,
kan kita ada 10 T ya sekarang pemeriksaan
pemeriksaan semua, ada yang belum
menyadrai, tapi ada yang belum menyadari
semua. contohnya ehm imunisasi TT,
imunisasi TT kan harus skrinig kita
sebenernya , ynah dia tuh ada status
imunisasinya harus berapa tuh, nah kadang
itu sering tidak dilakukan alasanya macem
mace, rada ribet nanyanya, pasienya ga
koperatif, sebenernya ga begitu harusnya.
saya kan lama di KIA , missal kita nanya
pasien, ibu nget ga dulu imunisasi pas bayi,
nah yaudah kalau dia ga tau kita abaikan,
ya jadi kita skrinig aja pas bayi udah, pas sd
udah, jadi udah ga perlu kita vaksin lagi
Apakah dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil pelayanan yang
dilakukan oleh bidan sudah sesuai dengan standar ?
Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha Saya si jarang kebawah ya, tapi a bisa
ditanya ke bikornya yak arena dia kan ya
yang melakukan pelayanan
Menurut saya si sudah ya, saya yakin si
positif thinking sudah sesuai standar
meskiun ada kekuranganya
Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung pelayanan
ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha Kalau sarana dan prasarana kan kita
dikasih dari dinas, jadikita pake yang ada
aja si ya
Sarana dan prasarnanya sudah cukup semua
si. tapi kalau untuk usg itu hanya faktor
pendukung ya,tapi kalau ada memang
karena bidanya udah kita latih ya untuk
mendeteksi dini dong. menurut saya kalau
ga ada usg bukan berarti ga sesuai standar,
karena usg bukan untuk menegakan
diagnose ya untuk bidan kecuali kalau ada
dokter spesialisnya. bukan masalah enurut
sya karena itu hanya faktor pendukung,
yang penting mah ada alat tensi, terus buku
register, semua udah ada. kalau untuk
pelaporan setiap minggu itu kita laporan,
tapi untuk rekapan kita laporin sebulan
sekali. yang dilaporin itu indikatornya
standa minimal kia kaya k1 k4, persalinan
nakes. . kalau untuk di hardcopy setau saya
ada di register, nah pelaporanya melalui
softcopynya, tapi rekapan selalu ada
setiapbulan di dalam satu map untuk
dikirim ke dinas
Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?
Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha Kalau missal kaya sarana USG yang ga
ada itu kan sarana USG itu kan hanya alat
bantu ya, terus pas saya masuk sini memang
udah rusak jadi ya saya juga ga bisa apa-
apa ya, yang penting kita kalau ada yang
rusak kita udah melaporkan
Kita ajukan dan laporkan ke dinas
Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada ?
Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha kalau missal kaya sarana USG yang ga ada
itu kan sarana USG itu kan hanya alat
bantu ya, terus pas saya masuk sini memang
udah rusak jadi ya saya juga ga bisa apa-
apa ya, yang penting kita kalau ada yang
rusak kita udah melaporkan
Kita ajukan dan laporkan ke dinas
Bagaimana obat- obatan dan suplemen yang ada dalam medukung
pelayanan ANC di Puskesmas Ciputat Timur ?
Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha Saya rasa sudah cukup ya Kadang- kadang juga ga ada ya, karena kita
di suplai dari dinas, kalau dinas ga ada
kebetulan kitanya juga kan engga
nganggarin, ya jadi terpaksa obat habis,
tapi ga lama ko. kalau paling yang suka
habis itu kaya suplemen aja, tapi kalau obat
obat yang beresiko itu kita ga ngasih , kaya
obat penguat janin itu ga dikasih memang
Bagaimana cara mengatasi kekurangan obat- obatan dan suplemen yang
ada ?
Kepala Puskesmas Kepala Tata Usaha ya kalau untuk obat- obatan esensial ya kit
abisa beli dari dana JKN. Ya kita liat
stocknya dulu dari dinas, kalau emang
urgent dan ga boleh kosong maka kita
harus beli
Kalau dalam keadaan mendadak kan kita
ada laporan ya dari bawah ya, bu ada obat
yang abis nah itu baru ada tindakan, kalau
memang ada yang dianggarin ya kita bisa
beli pakai dana JKN , bisa beli juga tapi
belinya yang ga ada di dinas, jadi kita beli
obat sesuai dengan pronasnya. kalau Fe
kana da tuh nah nanti palindisuruh beli
diluar dulu pasienya. kecuali kalau
dinasbilang selama 6 bulan tabletnya
kosong baru tuh kita beli , supaya pasienya
ga susah. jadi selama inni tablet fe kita
nunggu dari dinas, kalau suplainya abis
yaudah kita suruh pasienya beli sendiri
diluar