GAMBARAN MOTIVASI IBU TENTANG MOBILISASI DINI …
Transcript of GAMBARAN MOTIVASI IBU TENTANG MOBILISASI DINI …
1
GAMBARAN MOTIVASI IBU TENTANG MOBILISASI DINI PADA IBU
POST SECTIO CAESAREA BERDASARKAN KARAKTERISTIK
DI RSUD KOTA BANDUNG
TAHUN 2019
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan
Pendidikan Program Studi D III Kebidanan
Universitas Bhakti Kencana Bandung
Alvie Aprilia Halimah
Nim : CK.1.16.003
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2019
2
3
4
5
ABSTRAK
Mobilisasi dini merupakan suatu tindakan rehabilitative (pemulihan) yang
dilakukan setelah pasien sadar dari pengaruh anestesi sesudah operasi. Setelah
dilakukan Studi Pendahuluan pada bulan Maret 2019 di Ruang Nifas RSUD Kota
Bandung, terdapat 5 (55,5%) ibu post sectio caesarea yang tidak atau sulit untuk
melakukan mobilisasi dini alasannya dikarenakan merasa sakit, takut karena
jahitan luka akan robek. Sedangkan 4 (44,4%) orang lagi melakukan mobilisasi
dini dan mengikuti bimbingan perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran motivasi ibu tentang mobilisasi dini berdasarkan usia,
paritas, pendidikan dan dukungan keluarga pada ibu post sectio caesarea di
RSUD Kota Bandung.
Jenis dan metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Populasi
penelitian ini sebanyak 198 dan sampelnya sebanyak 67 sampel yang merupakan
ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Kota Bandung. Teknik pengambilan
sampel adalah purposive sampling dan cara pengumpulan data menggunakan
kuesioner tertutup jenis lembar cheklis.
Hasil penelitian diketahui bahwa ibu post sectio caesarea di RSUD Kota
Bandung pada tahun 2019 sebagian besar memiliki motivasi kuat untuk
mobilisasi dini yakni 53 orang (80,6%), berdasarkan usia ibu sebagian besar 20
tahun-35 tahun yakni 56 orang (83,6%), berdasarkan paritas kurang dari
setengahnya oleh ibu multigravida yakni 25 orang (37,3%), dan berdasarkan
pendidikan lebih dari setengahnya oleh ibu dengan pendidikan SMA yakni
sebanyak 35 orang (52,2%).
Kesimpulannya adalah motivasi ibu post sectio caesarea untuk mobilisasi
dini kuat, berdasarkan usia ibu berusia 20 tahun-35 tahun, berdasarkan paritas ibu
multigravida, berdasarkan pendidikan ibu yakni SMA, dan berdasarkan dorongan
keluarga cukup.
Bagi ibu post section caesarea yang dengan motivasi kurang di harapkan
lebih di perhatikan lagi oleh petugas yang merawat apalagi jika usia mereka
termasuk kedalam usia beresiko dengan cara melatih dan membimbing mereka
dalam melakukan mobilisasi dini.
Kata Kunci : Mobilisasi dini, motivasi ibu, umur, paritas, pendidikan.
Kepustakaan : 23 Jurnal, 3 Buku (2010-2019)
6
7
ABSTRACT
Early mobilization is a rehabilitative action (recovery) that is done after
the patient is aware of the effects of anesthesia after surgery. After conducting a
Preliminary Study in March 2019 in the Postpartum Hospital of Bandung City,
there were 5 (55.5%) post-sectio caesarean mothers who did not or had difficulty
in early mobilization because they felt sick, were afraid because the stitches would
be torn. Whereas 4 (44.4%) people did early mobilization and followed nurse's
guidance. The purpose of this study was to determine the description of maternal
motivation regarding early mobilization based on age, parity, education and
family support for post sectio caesarean mothers in Bandung City Hospital.
The type and research method used is descriptive. The population of this
study was 198 and the sample was 67 samples which were postpartio caesarean
postpartum mothers in Bandung City Hospital. The sampling technique is
purposive sampling and the way to collect data is using a closed questionnaire
sheet type checklist.
The results showed that post sectio caesarean mothers in Bandung City
Hospital in 2019 mostly had strong motivation for early mobilization of 53 people
(80.6%), based on maternal age mostly 20 to 35 years ie 56 people (83.6 %),
based on parity less than half by multigravida mothers namely 25 people (37.3%),
and based on education more than half by mothers with high school education as
many as 35 people (52.2%).
The conclusion is the motivation of post-sectio caesarean mothers for
strong early mobilization, based on the age of mothers aged 20 years-35 years,
based on parity of multigravida mothers, based on maternal education ie high
school, and based on sufficient family encouragement.
For Caesarean post section mothers with less motivation, expect more
attention by the caring staff especially if their age is at risk by training and guiding
them in early mobilization.
Keywords: Early mobilization, mother's motivation, age, parity, education.
Literature: 23 Journals, 3 Books (2010-2019)
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
merupakan salah satu tugas akhir program pendidikan Diploma III Kebidanan
Universitas Bhakti Kencana. Sholawat beserta salam penulis tujukan kepada
Junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan para sahabatnya.
Dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, penulis
berusahauntuk dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah yang Berjudul
“Gambaran Motivasi Ibu Tentang Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Sectio
Caesarea Berdasarkan Karakteristik Di RSUD Kota Bandung Tahun 2019”.
Akhirnya masa sulit dan melelahkan yang dirasakan selama pembuatan karya tulis
ilmiah ini dapat dilewati dan berubah menjadi rasa syukur dan kegembiraan yang
penulis rasakan.
Pada kesempatan yang berbahagia ini pula, penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dorongan yang sangat berarti dalam terselesaikannya karya tulis
ilmiah ini, terutama penulis tujukan kepada:
9
1. H. Mulyana, SH., MPd., MH.Kes selaku Ketua Yayasan ADHI-GUNA
Kencana Bandung.
2. Dr. Entris Sutrisno, S.Farm, MH.Kes., Apt selaku Rektor Universitas Bhakti
Kencana Bandung.
3. Dr. Ratna Dian Kurniawati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Bhakti Kencana.
4. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb selaku ketua program studi kebidanan Universitas
Bhakti Kencana.
5. Linda Rofiasari, S.ST., M.Keb selaku Pembimbing Utama, dalam penyusunan
karya tulis yang telah memberikan bimbingan dan nasehatnya.
6. Direktur RSUD Kota Bandung beserta jajarannya yang telah memberikan
kesempatan penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bandung.
7. Kepada kedua orang tuaku Bapak Iwan Setiawan dan Ibu Rita tercinta yang
telah memberi dukungan baik secara materil maupun imateril, semangat dan
do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini.
8. Kepada kedua adikku Moch. Ramadhan Gym Nastiar dan Renasya Anindita
Khairunnisa yang selalu memberikan ku semangat dan do’a.
9. Kepada keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendo’akan ku dalam
setiap kegiatan ku terutama dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
10. Kepada sahabat seperjuangan ku Desiana Dwi Cahyani, Sofi Damayanti,
Madinah Islam Habibi, Idah Rosidah, Nur Handiani dan Lulu Amirah yang
10
selalu mendukung dan menyemangati juga membantu dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
11. Kepada Teman-teman Asrama yang sudah memberi semangat satu sama lain
dan juga selalu memberi dukungan.
12. Kepada 4sekawan ku Dini Rosidah, Dewi Agung Lugina, dan Sani Siti
Hasanah yang selalu memberi dukungan juga semangat dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
13. Teman-teman sejawat angkatan 2016 yang telah memberikan dorongan
semangat serta doanya. Khususnya penulis tujukan kepada Warga Kelas A
terimakasih semuanya.
14. Kepada semua pihak yang telah berkenan dalam membantu dan memperlancar
kegiatan penyusunan karya tulis ini.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna di dunia ini, hanya
Dia yang maha sempurna. Begitu pula dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan baik
kritik maupun saran yang sifatnya membangun.
Akhir kata semoga Allah SWT membalas semua budi baik yang telah
diberikan kepada penulis.
Bandung, Juli 2019
Penulis
11
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
1.4.1 Bagi Responden .............................................................. 4
1.4.2 Bagi Tempat Peneliti ....................................................... 4
1.4.3 Bagi Institusi ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI
13
2.1 Motivasi ....................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian .......................................................................... 5
2.1.2 Jenis-jenis Motivasi ........................................................... 6
2.1.3 Tujuan Motivasi ................................................................. 8
2.1.4 Fungsi Motivasi ................................................................. 9
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ...................... 9
2.1.6 Cara Meningkatkan Motivasi ............................................. 11
2.1.7 Pengukuran Motivasi ......................................................... 12
2.2 Persalinan .................................................................................... 14
2.3 Sectio Caesarea ........................................................................... 15
2.4 Mobilisasi dini Post Sectio Caesarea .......................................... 16
2.4.1 Tujuan Mobilisasi .............................................................. 17
2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Mobilisasi .................. 17
2.4.3 Manfaat Mobilisasi post SC ............................................... 19
2.4.4 Dampak jika tidak melakukan mobilisasi .......................... 20
2.4.5 Macam-macam Gerak dalam Mobilisasi ........................... 20
2.4.6 Tahap-tahap Mobilisasi ...................................................... 21
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 23
3.2 Variabel Penelitian ...................................................................... 23
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 23
3.3.1 Waktu Penelitian ................................................................ 23
3.3.2 Tempat Penelitian .............................................................. 24
14
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 24
3.4.1 Populasi .............................................................................. 24
3.4.2 Sampel ............................................................................... 24
3.5 Kerangka Penelitian ..................................................................... 26
3.5.1 Kerangka Pemikiran ............................................................ 26
3.5.2 Kerangka konsep ................................................................. 27
3.6 Definisi Oprasional ....................................................................... 28
3.7 Teknik Pengambilan Data ............................................................ 29
3.7.1 Metode pengumpulan Data ................................................. 29
3.7.2 Instrumen Penelitian ............................................................ 29
3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas instrumental ............................ 30
3.8.1 Uji Validitas ........................................................................ 30
3.8.2 Uji Reabilitas ....................................................................... 31
3.9 Pengolahan data dan Analisa Data ............................................... 32
3.9.1 pengolahan data ................................................................... 32
3.9.2 Analisa data ......................................................................... 33
3.10 Aspek Etik Penelitian ................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 37
4.1.1 Gambaran Motivasi Ibu Tentang Mobilisasi Dini ................ 37
4.1.2 Gambaran Motivasi Ibu Berdasarkan Usia .......................... 38
4.1.3 Gambaran Motivasi Ibu Berdasarkan Paritas ....................... 39
4.1.4 Gambaran Motivasi Ibu Berdasarkan Pendidikan ................ 40
15
4.2 Pembahasan .................................................................................. 41
4.2.1 Gambaran Motivasi Ibu Tentang Mobilisasi Dini ................ 41
4.2.2 Gambaran Motivasi Ibu Berdasarkan Usia .......................... 42
4.2.3 Gambaran Motivasi Ibu Berdasarkan Paritas ........................ 43
4.2.4 Gambaran Motivasi Ibu Berdasarkan Pendidikan ................. 45
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 47
5.2 Saran ............................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
16
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan .................................................................... 24
Tabel 3.2 : Definisi Oprasional ............................................................... 28
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Gambaran Motivasi Ibu Tentang
Mobilisasi Dini ...................................................................... 37
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Gambaran Motivasi Ibu Berdasarkan
Usia ....................................................................................... 38
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Gambaran Motivasi Ibu Berdasarkan
Paritas .................................................................................... 39
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Gambaran Motivasi Ibu Berdasarkan
Pendidikan ............................................................................ 40
17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Gerakan Mobilisasi Dini Level 1 ...................................... 21
Gambar 2.2 : Gerakan Mobilisasi Dini Level 2 ...................................... 22
Gambar 2.3 : Gerakan Mobilisasi Dini Level 4 ...................................... 22
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan merupakan hal fisiologis namun dapat menjadi patologis, salah
satu jenis pertolongan persalinan patologis adalah SC (Sectio Caesarrea).1
Seksio cesarea (SC) adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.2
Luka operasi terjadi akibat insisi pada kulit abdomen dan uterus yang dibuat
untuk melahirkan bayi. Sehingga ibu memerlukan pengawasan intensif untuk
mengurangi komplikasi akibat pembedahan salah satu nya dengan cara
pemulihan dini atau yang biasa disebut dengan mobilisasi dini.
Mobilisasi dini merupakan suatu tindakan rehabilitative (pemulihan) yang
dilakukan setelah pasien sadar dari pengaruh anestesi sesudah operasi.
Mobilisasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan untuk selekas mungkin
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya yang bermanfaat dalam
pemulihan dan pencegahan komplikasi pasca bedah. Namun tidak semua
pasien post sectio caesarea dengan sendirinya sadar untuk melakukan
pemulihan tersebut, kebanyakan pasien melakukannya karena adanya
dorongan dari faktor luar atau bisa di sebut dengan motivasi.3
Motivasi merupakan suatu aktivitas yang menempatkan seseorang atau
suatu kelompok yang mempunyai kebutuhan tertentu dan pribadi, untuk
bekerja menyelesaikan tugasnya. Motivasi merupakan kekuatan, dorongan,
19
kebutuhan, tekanan, dan mekanisme psikologis yang dimaksudkan merupakan
akumulasi faktor-faktor internal dan eksternal.4
Seperti jurnal penelitian yang dibuat oleh Rezky Yuliana Thana dan Andi
Tenri Angka mengenai “Hubungan Motivasi Pasien Dengan Pelaksanaan
Mobilisasi Dini Pasca Sectio Caesarea Di RSUD Labuang Baji Makasar
Tahun 2017” menyatakan bahwa dari hasil penelitiannya dari 25 ibu yang
memiliki motivasi yang cukup untuk melakukan mobilisasi dini, terdapat 22
ibu atau 91,7% yang melakukan mobilisasi dini sedangkan yang memiliki
motivasi kurang untuk melakukan mobilisasi dini sebanyak 2 ibu atau 8,3%,
ini berarti ada hubungan antara motivasi pasien dengan mobilisasi dini pada
ibu pasca seksio caesarea.5
Setelah dilakukan Studi Pendahuluan pada bulan Maret 2019 di Ruang
Nifas RSUD Kota Bandung, terdapat 5 (55,5%) ibu post sectio caesarea yang
tidak atau sulit untuk melakukan mobilisasi dini alasannya dikarenakan
merasa sakit, takut karena jahitan luka akan robek. Sedangkan 4 (44,4%)
orang lagi melakukan mobilisasi dini dan mengikuti bimbingan perawat dan
diketahui bahwa di R.Nifas RSUD Kota Bandung terdapat program Mobilisasi
dini yang biasa dilakukan beberapa jam pasca operasi caesar.
RSUD Kota Bandung merupakan salah satu rumah sakit rujukan untuk ibu
bersalin dengan BPJS. Data yang di dapat dari RSUD Kota Bandung
menyebutkan bahwa pada tahun 2018 terdapat ibu hamil bersalin dengan
proses sectio caesarea sebanyak 829 orang, banyak faktor yang menyebabkan
ibu bersalin dengan sectio caesarea diantaranya adalah dikarenakan riwayat
20
persalinan sebelumnya, gawat janin dan gagal induksi. Hasil data terakhir
menyebutkan ada 456 kejadian infeksi di RSUD Kota Bandung salah satu
penyebabnya adalah infeksi pasca operasi caesar.6
Berdasarkan latar belakang dan data-data yang sudah di peroleh di
lapangan maka peneliti tertarik mengambil judul untuk penelitiannya yaitu :
“Gambaran Motivasi Ibu Tentang Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Sectio
Caesaria Berdasarkan Karakteristik di RSUD Kota Bandung tahun 2019”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Gambaran Motivasi Ibu Tentang Mobilisasi Dini Pada Ibu Post
Sectio Caesaria Berdasarkan Karakteristik di RSUD Kota Bandung tahun
2019?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi Gambaran Motivasi Ibu Tentang Mobilisasi
Dini Pada Ibu Post Sectio Caesaria Berdasarkan Karakteristik di RSUD
Kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi gambaran motivasi ibu tentang mobilisasi
dini pada ibu post sectio caesaria berdasarkan usia di RSUD Kota
Bandung Tahun 2019.
21
2. Untuk mengidentifikasi gambaran motivasi ibu tentang mobilisasi
dini pada ibu post sectio caesaria untuk berdasarkan paritas di
RSUD Kota Bandung Tahun 2019.
3. Untuk mengidentifikasi gambaran motivasi ibu tentang mobilisasi
dini pada ibu post sectio caesaria berdasarkan pendidikan di RSUD
Kota Bandung Tahun 2019.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Responden
Untuk menambah pengetahuan tentang gambaran motivasi ibu
mengenai mobilisasi dini berdasarkan karakteristik.
1.4.2 Bagi Tempat Peneliti
Sebagai bahan informasi dan masukan dalam upaya meningkatakan
pelayanan kesehatan khususnya pelayanan masa nifas pada ibu post
sectio caesaria mengenai pentingnya mobilisasi dini untuk
kelangsungannya melakukan aktivitas dan merawat bayinya secara
maksimal.
1.4.3 Bagi Institusi
Sebagai tambahan dalam memvariasikan hasil penelitian dan dapat
menambah sumber bacaan di Perpustakaan sehingga nantinya hasil
penelitian ini dapat dimengerti.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motivasi
2.1.1 Pengertian
Motivasi merupakan suatu aktivitas yang menempatkan seseorang
atau suatu kelompok yang mempunyai kebutuhan tertentu dan pribadi,
untuk bekerja menyelesaikan tugasnya. Motivasi merupakan kekuatan,
dorongan, kebutuhan, tekanan, dan mekanisme psikologis yang
dimaksudkan merupakan akumulasi faktor-faktor internal dan eksternal.
Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat
seseorang melakukan sesuatu sebagai respon. Motivasi adalah
karakteristik psikologis manusia yang memberikan kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang
menyebabkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah
tekad tertentu. Motivasi merupakan tenaga penggerak dan kadang-
kadang dilakukan mengenyampingkan hal-hal yang dianggap kurang
bermanfaat dalam mencapai tujuan. Dengan motivasi, manusia akan
lebih cepat dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan. Suatu
motivasi murni betul-betul didasari akan pentingnya suatu perilaku dan
didasarkan sebagai suatu kebutuhan.4
6
2.1.2 Jenis -jenis Motivasi
Motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.7
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari dalam diri
seseorang. Motivasi ini terkadang muncul tanpa pengaruh apa pun
dari luar. Biasanya orang yang termotivasi secara intrinsik lebih
mudah terdorong untuk mengambil tindakan. Bahkan, mereka bisa
memotivasi dirinya sendiri tanpa perlu dimotivasi orang lain.
Semua ini terjadi karena ada prinsip tertentu yang mempengaruhi
mereka.7
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu:
a. Kebutuhan (need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-
faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis.
b. Harapan (Expectancy)
Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya
harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang,
keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan
seseorang kearah pencapaian tujuan.
7
c. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada
suatuhal tanpa ada yang menyuruh.8
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikannya motivasi intrinsik, yaitu
motivasi yang muncul karena pengaruh lingkungan luar. Motivasi
ini menggunakan pemicu untuk membuat seseorang termotivasi.
Pemicu ini bisa berupa uang, bonus, insentif, penghargaan, hadiah,
gaji besar, jabatan, pujiandan sebagainya. Motivasi ekstrinsik
memiliki kekuatan untuk mengubah kemauan seseorang. Seseorang
bisa berubah pikiran dari yang tidak mau menjadi mau berbuat
sesuatu karena motivasi ini.9
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik
adalah :
a. Dorongan keluarga
Dorongan keluarga khususnya suami merupakan salah satu
faktor pendorong (reinforcing factors) yang dapat
mempengaruhi perilaku istri dalam berperilaku. Contoh
dukungan suami dalam upaya pencegahan kanker serviks,
merupakan bentuk dukungan nyata dari kepedulian dan
tanggung jawab para anggota keluarga.
8
b. Lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal.
Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat
termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga,
lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam
memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam
sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan
rasa kesetiakawanan yang tinggi.
c. Imbalan
Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan
sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu.8
2.1.3 Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan
seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu
sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan. Setiap tindakan
motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas
tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula
bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan
lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang
dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi
pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benarlatar belakang
kehidupan, kebutuhan serta kepribadian orang yang akan dimotivasi.8
9
2.1.4 Fungsi Motivasi
Motivasi mempunyai tiga fungsi yaitu :
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motorpenggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah
direncanakansebelumnya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan
memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan
proses penyeleksian.10
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
1. Faktor fisik
Motivasi yang ada di dalam diri individu yang mendorong untuk
bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan
jasmani, raga, materi, benda atau berkaitan dengan alam. Faktor fisik
merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan
kondisi seseorang, meliputi: kondisi fisik lingkungan, keadaan atau
kondisi kesehatan, umur dan sebagainya.
10
2. Faktor herediter
Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan
atau usia seseorang.
3. Faktor instrinsik seseorang
Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul
dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan
apa yang sudah dilakukan.
4. Fasilitas (sarana dan prasarana)
Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang
memudahkan dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk
hal yang diinginkan.
5. Situasi dan kondisi
Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga
mendorong memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu.
6. Program dan aktifitas.
Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau
pihak lain yang didasari dengan adanya kegiatan (program) rutin
dengan tujuan tertentu.
7. Audio visual (media)
Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang didapat dari
perantara sehingga mendorong atau menggugah hati seseorang untuk
melakukan sesuatu.
11
8. Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang berfikir logis dan bekerja sehingga motivasi
seseorang kuat dalam melakukan sesuatu hal.
9. Tingkat Pendidikan
10. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama
rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan
kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar
pekerjaan.10
2.1.6 Cara Meningkatkan Motivasi
1. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force) yaitu cara
memotivasi dengan ancaman hukuman atau kekerasan dasar yang
dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
2. Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticemenet), yaitu cara
memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan
sesuatu harapan yang memberikan motivasi.
3. Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification on
egoinvirement), yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran.11
12
2.1.7 Pengukuran motivasi
Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Pada
umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan biologis. Ada
beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu dengan :
a. Tes proyektif
Apa yang kita katakana merupakan cerminan dari apa yang ada dalam
diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang,
maka kita beri stimulus yang harus diinterpretasikan. Salah satu teknik
proyektif yang banyak dikenal oleh Thematic Apperception Test (TAT).
Dalam test tersebut klien diberikan gambar dank lien diminta untuk
membuat cerita dari gambar tersebut. Dalam teori Mc Leland dikatakan,
bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan, yaitu : kebutuhan untuk
berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk power (n-power), kebutuhan untuk
berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut kita dapat menelaah motivasi
yang mendasari diri klien berdasarkan konsep kebutuhan diatas.
b. Kuesioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner adalah
dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner adalah dengan meminta
klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
dapat memancing motivasi klien. Sebagai contoh adalah EPPS (Edward’s
Personal Preference Schedule). Kuesioner tersebut terdiri dari 210 nomer
dimana pada masing-masing nomor terdiri dari dua pertanyaan. Lien
diminta memilih salah satu dari dua pertanyaan tersebut yang lebih
13
mencerminkan dirinya. Dari pengisian kuesioner tersebut kita dapat
melihat dari ke-15 jenis kebutuhan mana yang paling dominan dari
dalam diri kita. Contohnya antara lain, kebutuan untuk berprestasi,
kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang
lain, kebutuhan untuk membina hubungan dengan lawan jenis bahkan
kebutuhan untuk bertindak agresif.
c. Observasi Perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi
sehingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan
motivasinya. Misalnya, untuk mengukur keinginan untuk berprestasi,
klien diminta untuk memproduksi origami dengan batas waktu tertentu.
Perilaku yang diobservasi adalah, apakah klien menggunakan umpan
balik yang diberikan, mengambil keputusan yang berisiko dan
mementingkan kualitas dari pada kuantitas kerja.
Pengukuran motivasi menggunakan kuesioner dengan skala likert yang berisi
pertanyaan-pertanyaan terpilih dan telah diuji validitas dan reliabilitas.
1) Pertanyaan positif (Favorable)
a. Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan
kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 4.
b. Setuju (S) jika responden setuju dengan pertanyaan kuesioner yang
diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 3.
c. Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pertanyaan
kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 2.
14
d. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan
pertanyaan kuesioner yang diberikan melalu jawaban kuesioner diskor
1.
2) Pertanyaan negative (Unfavorable)
a. Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pertanyaan
kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 1.
b. Setuju (S) jika responden setuju dengan pertanyaan kuesioner yang
diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 2.
c. Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pertanyaan
kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 3.
d. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan
pertanyaan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner
diskor 4.
Kriteria motivasi dikategorikan menjadi :
1. Motivasi kuat : 67 - 100%
2. Motivasi sedang : 34 - 66%
3. Motivasi lemah : 0 - 33 %.12
2.2 Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin, plasenta,
selaput ketuban) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir, atau melalui jalan lahir lain dengan bantuan atau kekuatan
ibu sendiri.3
15
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin.2
Ada 3 klasifikasi persalinan berdasarkan cara, yaitu :
a. Persalinan Normal (Spontan)
Persalinan normal (spontan) adalah persalinan yang berlangsung
secara keseluruhan dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Persalinan buatan adalah persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar, seperti forcep, vacuum.
c. Persalinan anjuran
Persalinan anjuran adalah persalinan dengan kekuatan yang
ditimbulkan dari luar menggunakan rangsangan.
d. Persalinan Tindakan
1) Persalinan dengan tindakan pervaginam
2) Persalinan tindakan Prabdomen
2.3 Sectio Caesarea
Sectio Caesarea merupakan tindakan melahirkan bayi melalui insisi
(membuat sayatan) didepan uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih
dari 1000 gr atau umur kehamilan >28 minggu. Sectio caesarea merupakan
metode yang paling umum untuk melahirkan bayi, tetapi masih merupakan
16
prosedur operasi besar, dilakukan pada ibu dalam keadaan sadar kecuali
dalam keadaan darurat.13
Persalinan melalui sectio caesarea diidentifikasikan sebagai pelahiran janin
melalui insisi di dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi). Pelahiran sesarea juga dikenal dengan istilah sectio caesarea
adalah pelahiran janin melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan
uterus, tindakan ini dipertimbangkan sebagai pembedahan abdomen mayor.13
Indikasi dilakukan SC adalah distosia, SC ulang, presentasi bokong, dan
gawat janin. Indikasi lain antara lain infeksi, prolaps tali pusat, preeklamsi,
plasenta previa, solusio plasenta, malpresentasi, dan anomaly janin, seperti
hidrosephalus.14
Komplikasi yang ditimbulkan SC antara lain, aspirasi, emboli pumoner,
infeksi luka, luka, tromboplebitis, perdarahan, infeksi saluran kemih (ISK),
cedera pada kandung kemih, dan komplikasi yang berhubungan dengan
anestesia.14
2.4 Mobilisasi dini Post Sectio Caesarea
Mobilisasi pasca seksio caesaria adalah suatu pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan
persalinan caedarea. Untuk mencegah komplikasi pasca operasi seksio
caesarea ibu harus segera dilakukan mobilisasi sesuai dengan tahapnya. Oleh
karena setelah mengalami seksio caesarea, seorang ibu disarankan tidak
malas untuk bergerak pasca operasi seksio caesarea, ibu harus mobilisasi
17
cepat. Semakin cepat bergerak itu semakin baik, namun mobilisasi harus tetap
dilakukan secara hati-hati.
Mobilisasi dini dapat dilakukan pada kondisi pasien yang membaik. Pada
pasien pasca operasi seksio caesarea 6 jam pertama dianjurkan untuk segera
menggerakkan anggota tubuhnya. Gerak tubuh yang bisa dilakukan adalah
menggerakkan lengan, tangan, kaki, dan jari-jarinya agar kerja organ
pencernaan segera kembali normal.
Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu
aktivitas atau kegiatan. Sedangkan mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk
selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya selekas mungkin berjalan.15
2.5.1 Tujuan Mobilisasi
Tujuan dari mobilisasi antara lain :
a. Memenuhi kebutuhan dasar manusia.
b. Mencegah terjadinya trauma.
c. Mempertahankan tingkat kesehatan.
d. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari-hari.
e. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.15
2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Mobilisasi
a. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang dangat tergantung dari tingkat
pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di
ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian
18
halnya dengan pengetahuan kesehatan tentang mobilitas seseorang
akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat.
b. Proses penyakit dan injuri
Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan
mempengaruhi mobilitasnya misalnya : seorang yang patah tulang
akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas. Demikian pula orang
yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung
untuk bergerak lebih lemban. Ada kalanya klien harus istirahat di
tempat tidur karena menderita penyakit tertentu misalnya : CVA yang
berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.
c. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan
aktifitas misalnya: seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari
akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil
dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya
dibandingkan dengan seorang wanita Madura dan sebagainya.
d. Tingkat energi
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang
yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan orang sehat
apalagi dengan seorang pelari.
e. Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya
dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam
19
masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya
dibadingkan dengan anak sering sakit.15
2.5.3 Manfaat Mobilisasi post SC
a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
1) Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali
normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat
mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan
membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
2) Faat usus dan kandung kencing lebih baik.
3) Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali
normal.
4) Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh
bekerja seperti semula.
b. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu
merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan
cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan
cepat merasa sehat dan bisa merawat anaknya dengan cepat.
c. Mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Dengan
mobilisasi sirkulasi darah normal/lancer sehingga resiko terjadinya
thrombosis dan tromboemboli dapat di hindarkan.15
20
2.5.4 Dampak jika tidak melakukan mobilisasi
Peningkatan suhu tubuh, karena adanya involusi uterus yang tidak
baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan
infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.
Perdarahan yang abnormal dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan
baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal
dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh
darah yang terbuka.
Involusi uterus yang tidak baik tidak dilakukan mobilisasi secara
dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga
menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.15
2.5.5 Macam-macam gerak dalam Mobilisasi
Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
a. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot
dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.
21
c. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan.16
2.5.6 Tahap-tahap Mobilisasi
Tahap-tahap mobilisasi dini, meliputi :
a. Level 1 : pada 6-24 jam pertama post pembedahan, pasien diajarkan
teknik nafas dalam dan batuk efektif, diajarkan latihan gerak (ROM)
dilanjut dengan perubahan posisi di tempat tidur yaitu miring kiri dan
miring kanan, kemudian meninggalkan posisi kepala mulai dari 150,
300, 450, 600, dan 900.
Gambar 2.1
Gerakan Mobilisasi Dini Level 1
b. Level 2 : pada 24 jam kedua post pembedahan, pasien diajarkan
duduk tanpa sandaran dengan mengobservasi rasa pusing dan
dilanjutkan duduk ditepi tampat tidur.
22
Gambar 2.2
Gerakan Mobilisasi Dini Level 2
c. Level 3 : pada 24 jam ketiga post pembedahan, pasien dianjurkan
untuk berdiri disamping tempat tidur dan dianjarkan untuk berjalan
disamping temppat tidur.
d. Lever 4 : tahap terakhir pasien dapat berjalan secara mandiri.17
Gambar 2.4
Gerakan Mobilisasi Dini Level 4