Gambaran klinis karies

download Gambaran klinis karies

of 3

Transcript of Gambaran klinis karies

Arisa Masthuroh Afgani 160110100070 Tanda-Tanda Klinis Karies Enamel yang normal mengandung kristal hidroksiapatit yang berikatan dengan sangat kuat sehingga membuat enamel tampak translusen. Warna gigi yang putih kekuningan merupakan hasil dari pantulan warna dentin. Lesi karies terjadi pada gigi geligi dengan pola dan karakteristik yang sangat beragam. Namun, ini tidak menjadikan perbedaan komposisi kimia dari enamel pada gigi yang jarang terjadi karies dan pada gigi yang sering terlihat terdapat karies (Weatherell et al,. 1984). Karies pada gigi terbentuk ketika deposit mikroba membentuk lapisan biofilm dan tidak dibersihkan secara berkala atau dengan gerakan-gerakan mekanis. Mikroorganisme berakumulasi dan membentuk dental plaque sepanjang marginal gingiva, pada bagian proksimal, pada bagian oklusal, pada pit, dll. Area-area ini disebut sebagai stagnation atau retentuon sites, dan dapat dengan mudah dilihat apabila seseorang tidak menyikat giginya dalam beberapa hari. Tanda klinis yang pertama kali terlihat pada gigi yang mengalami karies adalah tampilan berupa white spot atau terbentuknya warna yang opaque pada enamel. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya porositas enamel pada bagian dalam, yang disebabkan oleh demineralisasi sehingga menyebabkan enamel tampak lebih opaque. Pada tahap ini keadaan enamel masih dapat dikembalikan dengan cara membersihkan gigi secara teratur dan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Menyikat gigi dapat membantu mengurangi faktor-faktor kariogen dan plak yang menghasilkan asam yang merupakan faktor yang mendominasi untuk terjadinya karies. Porositas pada bagian yang lebih dalam dari lesi pun berkurang setelah pembersihan plak. Jika produksi asam pada permukaan sudah benar-benar berakhir maka pH pada bagian dalam lesi akan kembali menjadi netral secara bertahap. Berkurangnya porositas enamel pada bagian dalam lesi merupakan hasil dari pengembalian keseimbangan mineral pada tempat demineralisasi.

Namun, apabila gigi tidak dibersihkan dari dental plak, maka lesi akan terus berlanjut dan memberikan gambaran klinis berupa brown spot hingga akhirnya terjadi kavitasi atau pembentukan kavitas. Kavitas ini akan terus bertambah dalam dan menyebar hingga mencapai ke dentin. Demineralisasi pada enamel akan meningkatkan porositas enamel dan secara langsung meningkatkan permeabilitas dari enamel, rangsangan ini akan langsung mencapai dentin karena dentin merupakan bagian yang paling berpori yang dekat dengan lesi pada enamel. Perubahan pada dentin sering dideskripsikan sebagai minerelisasi secara bertahap pada peritubular dentin, yang pada akhirnya menyebabkan tubular sclerosis. Karies merupakan salah satu stimulus yang mempercepat proses tubular sclerosis, sebuah proses yang menyebabkan timbulnya vital odontoblast. Tubular sclerosis pertama kali terlihat sebelum lesi enamel mencapai dentino-enamel junction. Ketika lesi enamel mencapai dentino-enamel junction, demineralisasi dentin dapat dilihat pertama kali sepanjang junction dan disebut sebagai brownish discolorazion. Dentin yang telah terdemineralisasi ini tidak akan meluas melewat batas antara lesi enamel dengan dentino-enamel junction. Ketika demineraliasi pada dentin mencapai pulpa, dengan jarak sekitar 0,5 sampai 1mm, rekasi inflamasi dapat terlihat pada regio subodontoblastic. Karies juga dapat terjadi pada permukaan akar. Kares pada permukaan akar memliki beberapa manifestasi klinis mulai dari area kecil yang mlunak dan berubah warna, kemudian meluas. Area kuning kecoklatan ini dapat meluas hingga melingkari seluruh bagian dari akar, dan pada karies permukaan akar mungkin saja tidak terbentuk kavitas. Lesi karies pada permukaan akar diklasifikasikan menjadi yang aktif dan yang inaktif. Pada lesi yang aktif dapat terlihat area pada permukaan akar yang melunak dan berwarna kekuningan atau coklat terang. Lesi ini dilapisi oleh plak. Beberapa lesi yang berkembang secara lambat terlihat lebih coklat atau bahkan hitam dengan konsistensi kasar pada saat probing.

Pada lesi yang inaktif terlihat warna kuning atau coklat terang yang lebih berkilau dan terasa keras pada saat dilakukan probing.