GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

12
1 GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH DASAR “A” DAN SEKOLAH DASAR “B” BANTEN TAHUN 2013 Overview of Fire Safety at “A” Elementary School and “B” Elementary School, Banten in 2013 Nama : Surya Awaludin Pembimbing : Dadan Erwandi S.Psi., M.Psi Abstrak Penelitian ini membahas mengenai gambaran sistem proteksi aktif, proteksi pasif, sarana penyelamatan jiwa dan sistem manajeman kebakaran gedung di Sekolah Dasar “A” dan Sekolah Dasar “B” di Provinsi Banten tahun 2013. Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keselamatan kebakaran serta kesesuaian sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, sarana penyelamatan jiwa dan sistem manajeman kebakaran gedung dengan standar Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10/KPTS/2000, Peraturan Mentri Pekerjaan Umum N0.26/PRT/M/2008, Kepmen PU No. 11/KPTS/2000 dan standar National Fire Protection Association, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui observasi dan telaah dokumen yang berada pada kedua sekolah tersebut dengan pendekatan evaluation study. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran keselamatan kebakaran di sekolah dasar masih kurang, karena hampir seluruh komponen keselamatan kebakaran belum diimplementasikan. Kata kunci: Keselamatan kebakaran, Keselamatan kebakaran sekolah dasar Abstract This study discusses the overview of active protection systems, passive protection, means of saving lives and building management systems fire in Elementary School "A" and the Elementary School "B" in the province of Banten in 2013. Objective of this study is to describe the safety and suitability of fire protection system is active, passive protection systems, means of saving lives and building a fire management system standards No.10/KPTS/2000 Decree of the Minister of Public Works, Minister of Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Transcript of GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

Page 1: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

1

GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA

SEKOLAH DASAR “A” DAN SEKOLAH DASAR “B”

BANTEN TAHUN 2013

Overview of Fire Safety at “A” Elementary School and “B”

Elementary School, Banten in 2013

Nama : Surya Awaludin

Pembimbing : Dadan Erwandi S.Psi., M.Psi

Abstrak

Penelitian ini membahas mengenai gambaran sistem proteksi aktif, proteksi pasif, sarana penyelamatan jiwa dan sistem manajeman kebakaran gedung di Sekolah Dasar “A” dan Sekolah Dasar “B” di Provinsi Banten tahun 2013. Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keselamatan kebakaran serta kesesuaian sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, sarana penyelamatan jiwa dan sistem manajeman kebakaran gedung dengan standar Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.10/KPTS/2000, Peraturan Mentri Pekerjaan Umum N0.26/PRT/M/2008, Kepmen PU No. 11/KPTS/2000 dan standar National Fire Protection Association, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui observasi dan telaah dokumen yang berada pada kedua sekolah tersebut dengan pendekatan evaluation study. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran keselamatan kebakaran di sekolah dasar masih kurang, karena hampir seluruh komponen keselamatan kebakaran belum diimplementasikan.

Kata kunci:

Keselamatan kebakaran, Keselamatan kebakaran sekolah dasar

Abstract

This study discusses the overview of active protection systems, passive protection, means of saving lives and building management systems fire in Elementary School "A" and the Elementary School "B" in the province of Banten in 2013. Objective of this study is to describe the safety and suitability of fire protection system is active, passive protection systems, means of saving lives and building a fire management system standards No.10/KPTS/2000 Decree of the Minister of Public Works, Minister of

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 2: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

2

Public Works Regulation N0.26 / PRT/M/2008, Decree No. PU. 11/KPTS/2000 and standards of the National Fire Protection Association, the research method used is descriptive research methods through observation and document review work on two schools with study evaluation approach. From the results of this study concluded that the description of fire safety in elementary schools are still lacking, because almost all components of fire safety has not been implemented

Key words:

Fire safety, fire safety elementary school

Pendahuluan

Sesuai dengan bunyi UU No 1 tahun 1970 “setiap tenaga kerja berhak

mendapatkan perlindungan atas keselamatannya”dan UU No. 28 tahun

2002 pasal 16 tentang persyaratan keandalan bangunan gedung, “sebuah

bangunan gedung harus memiliki persyaratan teknis meliputi persyaratan

keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan”, Karena itu

penting bahwa setiap gedung bangunan harus dilengkapi dengan sarana

dan prasarana keselamatan dan kesehatan, khususnya bangunan

pendidikan. Negara Amerika Serikat selama periode tahun 2005-2009,

U.S fire departments merespon rata-rata sekitar 6.260 kejadian kebakaran

bangunan pada tingkat pendidikan. Kebakaran tersebut menyebabkan

rata-rata 85 warga sipil mengalami cidera dan diestimasikan mengalami

kerugian sekitar $112 juta dolar (Evarts, B. 2011). Estimasi kebakaran di

sekolah sebanyak 14.300 kejadian di sekolah dasar pada tahun 2002, dan

menyebabkan kerugian $103.6 million pada properti dan 122 orang cidera

(U.S Fire Administration/Nation Fire Data Center, 2004). Negara Australia,

khususnya negara bagian Victoria, selama periode tahun 2000-2004, MFB

(Metropolita Fire Brigade) dan CFA (Country Fire Authority) menyebutkan

bahwa telah terjadi 429 kejadian kebakaran yang berhubungan dengan

bangunan sekolah di wilayah tersebut. Rata-rata kejadian kebakaran

mencapai 85.8 kejadian setiap tahunnya (Poh,Weng., dan Weinert, D,

2009). Indonesia sendiri seringkali terjadi beberapa kasus kebakaran yang

ada di lingkungan sekolah. Beberapa kejadian yang ada di Indonesia, 4

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 3: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

3

Januari 2013 SDN 01 Lasungbatu Solok Selatan mengalami musibah

kebakaran dengan Kerugian mencapai Rp 1,2 miliar untuk fisik gedung

sekolah dan Rp 200 juta kerugian mobiler seperti komputer dan buku-

buku pelajaran (www.padangekspres.co.id, 7 Maret 2013); 2 Maret 2013

bangunan SD dan SMP Yayasan Muslim Darussalam di Swarga Bara,

Sangatta Utara Kalimantan Timur hangus terbakar dengan kerugian

ditaksir mencapai Rp 3 miliar (www.jsit.web.id, 7 Maret 2013).

Mengacu pada banyaknya realitas kebakaran yang terjadi pada

jenjang sekolah dasar yang ada pada beberapa wilayah baik Internasional

maupun Nasional. Menurut NFPA, kondisi mental dan fisik usia sekolah

dasar mempunyai kemampuan yang terbatas, hal ini secara khusus dalam

hal melewati tangga atau pada saat keadaan darurat untuk evakuasi.

Pada usia dini ini, siswa cenderung dan berpotensi untuk menyerbu atau

berdesak-desakan berebut dengan siswa lain pada saat evakuasi dan

akan cenderung panik. Oleh karena itu, sistem keselamatan kebakaran

perlu diimplementasikan pada sektor pendidikan khususnya sekolah

dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan

menganalisis kesesuaian sistem keselamatan kebakaran di Sekolah

Dasar “A” dan Sekolah Dasar ”B” tahun 2013. Hasil dari penelitian ini

diharapkan berguna untuk perbaikan atau peningkatan program

keselamatan akan kebakaran, khususnya pada sekolah dasar.

Metode

Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan

metode evaluatif study pada sekolah dasar “A” dan sekolah dasar “B”.

Lokasi penelitian dipilih karena sedua sekolah tersebut karena SD

tersebut merupakan salah satu Sekolah Dasar percontohan di Provinsi

Banten khususnya Cilegon. di kota tersebut pada bulan Januari sampai

November 2012 mengalami kenaikan kasus kebakaran yakni mencapai 44

kasus kebakaran dengan total kerugian materiil senilai Rp 8,5 milliar

dibanding dengan tahun sebelumnya hanya 37 kasus kebakaran

(www.kabar-banten.com, 7 Maret 2013). Penelitian dilakukan dalam bulan

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 4: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

4

Mei 2013. Data mengenai komponen keselamatan kebakaran

dikumpulkan menggunakan lembar periksa (check list), wawancara, dan

observasi. Instrumen yang dipakai ialah kamera, meteran, dan lembar

check list.

Komponen pada keselamatan kebakaran yang diamati mengikuti

komponen-komponen standar alat keselamatan kebakaran wajib yang ada

di sekolah berdasarkan NFPA (National Fire Protection Association),

regulasi Negara England and Wales (Jim Knight, 2007) dan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis

Sistem Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, yang terdiri

atas 4 parameter yaitu sarana proteksi aktif, sarana proteksi pasif, sarana

penyelamatan jiwa, dan manajemen kebakaran gedung. Sarana proteksi

aktif meliputi APAR, hidran, dan alarm kebakaran & deteksi kebakaran.

Sarana penyelamatan pasif meliputi bahan bangunan gedung dan

kontruksi bangunan gedung. Sarana penyelamatan jiwa meliputi sarana

jalan keluar (tangga & koridor), komunikasi darurat, dan tempat

berhimpun, serta komponen manajemen kebakaran gedung. Data didapat

dengan observasi langsung dan wawancara kepada perwakilan dari pihak

sekolah yang ditunjuk.

Hasil

Hasil observasi yang didapat di kedua sekolah dasar dapat di

gambarkan berdasarkan persentase kesesuaian sarana keselamatan

kebakaran di sekolah “A” (pada tabel 1), sedangkan gambaran persentase

kesesuaian pada sekolah “B” (pada tabel 2), dan secara umum gambaran

keselamatan kebakaran yang terdapat di kedua sekolah (pada tabel 3).

Tabel 1. Persentase Kesesuaian Pencegahan Kebakaran di sekolah “A”

No Pencegahan Kebakaran Persentase Total persentase

1. Sarana penyelamatan jiwa 74,99 %

a. sarana jalan keluar 100%

Tangga -

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 5: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

5

Koridor 100%

b. Komunikasi darurat 33,33 %

c. Tempat berhimpun

sementara

66,66 %

2. proteksi kebakaran 50 %

APAR 0%

0 %

Hidran 0%

Detektor kebakaran 0%

Alarm kebakaran 0%

Proteksi pasif 100 %

3. manajeman kebakaran gedung 0%

Persentase pencegahan kebakaran 41,66 %

Tabel 2. Persentase Kesesuaian Pencegahan Kebakaran di sekolah “B”

No Pencegahan Kebakaran Persentase Total persentase

1. Sarana penyelamatan jiwa 77,14 %

a. sarana jalan keluar 100%

Tangga 85,71%

Koridor 100%

b. Komunikasi darurat 33,33 %

c. Tempat berhimpun

sementara

66,66 %

2. proteksi kebakaran 60,29 %

APAR 82,35%

20,58%

Hidran 0%

Detektor kebakaran 0%

Alarm kebakaran 0%

Proteksi pasif 100 %

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 6: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

6

3. manajeman kebakaran gedung 16,66%

Persentase pencegahan kebakaran 51,36 %

Tabel 3. Hasil kajian keselamatan kebakaran pada sekolah dasar “A dan

sekolah dasar “B”

No. Sistem Pencegahan

Bahaya Kebakaran

Sekolah Dasar “A” Sekolah Dasar “B”

1. APAR (-) (+)

2. Hidran (-) (-)

3. Alarm Kebakaran (-) (-)

4. Deteksi Kebakaran (-) (-)

5. Sarana Jalan Keluar (+) dua buah (+) dua buah

6. Tangga (-) bukan bangunan

bertingkat

(+)

7. Koridor (+) lebar sesuai dari

standar lebih dari

1,8 m yaitu 1,9 m

(+) lebar sesuai dari standar

lebih dari 1,8 m yaitu 2,07 m

8. Komunikasi Darurat (+) 2 buah TOA (+) 3 buah TOA dan Bel

khusus bencana

9. Tempat Berhimpun

Sementara

(+) belum memiliki

tanda petunjuk

khusus

(+) belum memiliki tanda

petunjuk khusus

10. Petunjuk Arah Jalan Keluar (-) (-)

11. Sistem Proteksi Pasif (+) (+)

12. Manajeman Kebakaran

Gedung

(-) dewan guru

saling bertanggung

jawab terhadap

siswa, apabila

terjadi bahaya

kebakaran

(-) dewan guru saling

bertanggung jawab

terhadap siswa, apabila

terjadi bahaya kebakaran,

pernah melakukan latihan

tanggap darurat gempa dan

tsunami

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 7: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

7

Pembahasan

Sarana Proteksi Aktif

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada kedua sekolah secara

umum belum sepenuhnya memiliki sarana proteksi aktif (hidran, deteksi

dan alarm kebakaran), namun pada sekolah dasar “B” telah menyediakan

sarana pencegahan berupa APAR yang tidak terdapat di sekolah dasar

“A”. Keadaan ini dapat membahayakan, karena ketika terjadi bahaya

kebakaran tidak teridentifikasinya titik dimana api itu berasal sehingga

membuat penghuni cenderung panik dan kemungkinan dapat menelan

korban jiwa. Di wilayah Great Britain tercatat tahun 2011-2012, bahwa

terdapat 105 kejadian fatal dan 2400 non-fatal casualities yang

dikarenakan tidak terdapatnya sistem alarm kebakaran (Department for

Communities and Local Government , 2012). Oleh karena itu penting

adanya sistem detektor kebakaran dan alarm kebakaran di sekolah

sebagai sarana pencegahan mengurangi risiko akan bahaya kebakaran.

Sarana Proteksi Pasif

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pada sekolah “A”

dinding terbuat dari bata merah, lantai dari keramik, atap dari genting,

jendela dari kaca dan pintu terbuat dari kayu. Berdasarkan Kepmen PU

No.02/KPTS/1985 Secara keseluruhan bahan bangunan gedung sekolah

“A” termasuk kedalam bahan bangunan dengan daya tahan dua jam.

Sama dengan sekolah “A”, pada sekolah “B” secara keseluruhan memiliki

daya tahan terhadap api selama dua jam dan keadaannya telah sesuai

berdasarkan standar yang ditetapkan.

Sarana Penyelamatan Jiwa

Berdasarkan hasil observasi, sarana jalan keluar di kedua sekolah

dasar sudah memiliki sarana jalan keluar yang baik, karena lintasan

koridor pada standar minimal 1,8 m dan didapatkan pada sekolah “A” 1,9

m dan sekolah “B” 2,09 m. Selain itu elemen tangga khusus pada sekolah

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 8: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

8

“B” gedung bertingkat sudah sesuai dengan standar dan kondisi tangga

masih dalam keadaan baik.

Sistem komunikasi darurat meliputi ketersediaannya nomor telepon

darurat yang dapat dihubungi jika terjadi kebakaran, dan pada kedua

sekolah didapat belum tersedianya pada kedua sekolah.. Di kedua

sekolah tersebut memiliki sarana komunikasi darurat berupa bel, sirine

atau pengeras suara yang berasal dari ruang tata usaha kemudian

diteruskan melalui alat tersebut agar terdengar dengan baik bila sewaktu-

waktu terjadi bahaya kebakaran melalui speaker yang tersebar di tiap-tiap

tempat. Berdasarkan standar standar SNI 03-6574-2001 diminimalkan

pada bangunan sekolah memiliki sistem tata suara yang baik sehingga

dapat terdengar keseluruh bangunan gedung, sedangkan berdasarkan

Keputusan Direktur Jendral Perumahan dan Pemukiman No.

58/KPTS/DM/2002 menyatakan bahwa sarana untuk pemberitahuan

informasi kebakaran dibentuk melalui kartu pintar yang berisi tulisan wajib

diumumkan oleh regu informasi melalui sistem informasi yakni kartu pintar

false alarm, real fire dan pasca fire.

Tempat berhimpun sementara merupakan stuatu titik aman yakni

lokasi yang berada di luar gedung bangunan menurut NFPA jarak aman

tempat berhimpun yaitu sekitar 6 meter dari bangunan gedung. Pada

bangunan kedua sekolah, sudah memiliki cukup tempat yang dapat

dijadikan sebagai tempat berhimpun sementara yaitu lapangan sekolah.

Di sekolah “A” dan sekolah “B”, sebagai bahan tambahan perlu

diadakannya tanda berupa papan yang memberitahukan bahwa tempat

tersebut dijadikan sebagai tempat berhimpun sementara atau assembly

point

Manajemen Kebakaran Gedung

Berdasarkan hasil observasi, di kedua sekolah dasar tersebut belum

sepenuhnya memiliki manajeman kebakaran gedung. Berdasarkan

Keputusan Direktur Jendral Perumahan dan Pemukiman No.

58/KPTS/DM/2002 menyatakan bahwa bangunan dengan klasifikasi 9b

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 9: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

9

yakni bangunan umum khususnya sekolah disarankan untuk menyusun

rencana tindakan darurat kebakaran yakni salah satu strategi dari

manajeman penanggulangan kebakaran untuk mengantisipasi bila terjadi

keadaan darurat kebakaran atau lainnya dimana setiap bangunan gedung

akan berbeda bentuk rencana keadaan daruratnya sesuai dengan situasi

dan kondisi masing-masing. Manajeman kebakaran gedung terdiri dari

organisasi, prosedur dan pelatihan.

Manajemen kebakaran sangatlah penting untuk dilakukan, karena

apabila sewaktu-waktu terjadi bencana pada saat kegiatan belajar

mengajar, maka semua pihak dapat mengetahui apa yang harus

dilakukan serta apa tanggung jawabnya masing-masing. Berdasarkan

data yang didapat pada kedua sekolah tersebut, sekolah “B” pernah

melakukan pelatihan penanggulangan bencana yang materinya lebih

kepada bahaya tsunami dan gempa bumi dengan asumsi prosedur dan

tanggap darurat bila terjadi kebakaran tidak jauh berbeda dengan

pelatihan tersebut. Hanya security sekolah “B” yang pernah mengikuti

pelatihan khusus mengenai kebakaran, sayangnya hal ini didapat

sebelumnya pada saat bekerja di perusahaan. Pelatihan pemadaman

kebakaran bagi para guru, staff sekolah, dan masyarakat dapat

membangun kesiapsiagaan menghadapi kebakaran. Dalam hal ini,

kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan pihak sekolah seperti

penyediaan berbagai media edukasi terkait pencegahan dan

penanggulangan kebakaran merupakan faktor penting.

Kesimpulan

Secara kelesuruhan baik pada sekolah “A” maupun sekolah “B”,

kondisi sarana dan prasarana proteksi kebakaran yang ada masih belum

cukup. Hal ini dikarenakan hampir tidak adanya alat proteksi aktif (APAR,

hidran, deteksi dan alarm kebakaran), belum adanya sistem manajeman

dan organisasi penanggulangan kebakaran gedung, prosedur, dan juga

belum adanya sarana komunikasi darurat. Hal ini menunjukkan bahwa

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 10: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

10

komitmen serta kesadaran baik penanggung jawab maupun pemerintah

masih sangat rendah khususnya di sekolah dasar.

Saran

Baik pihak sekolah maupun pemerintah sebaiknya turut aktif

melakukan sosialisasi akan bahaya kebakaran di sekolah dasar. Hal ini

penting karena untuk menumbuhkan kesadaran siswa sejak dini agar

diharapkan mampu memahami tentang bahaya kebakaran. Selain itu

pihak sekolah sebaiknya mengadakan dan membuat tindakan

pengendalian berupa pencegahan kebakaran (Fire Prevention) dan

proteksi kebakaran (Fire Protection), yang termasuk kedalam pencegahan

kebakaran yaitu melakukan housekeeping programs dan inspection

programs. Sedangkan termasuk proteksi kebakaran meliputi proses

evaluasi bangunan atas segala bentuk risiko kebakaran, mendisain

deteksi kebakaran dan alarm kebakaran, merencanakan pemadaman api

dan proses evakuasi penghuni bangunan dalam keadaan darurat.

Perencanaan pemadaman api yakni sprinkler sistem, pintu dan dinding

tahan api, APAR atau portable fire extinguishers, dan hidran. Sedangkan

yang termasuk dalam perencanaan proses evakuasi penghuni bangunan

ialah sarana jalan keluar, komunikasi darurat, dan rencana kesiap-siagaan

darurat (manajemen kebakaran).

Daftar Pustaka

Anonim. Sekolah Terbakar, Murid SD Belajar di SMP. (7 Maret 2013)

http://padangekspres.co.id

Anonim. 2012. Kasus Kebakaran Melonjak. (7 Maret 2013) http://kabar-

banten.com/news/detail/7789

Dayat. KBM Diliburkan 3 Hari. (7 Maret 2013) http://jsit.web.id

Department for Communities and Local Government. 2012. Fire Statistics

Great Britain, 2011 to 2012. www.gov.uk

Evarts, B. 2011. School Fires. 12 Maret 2013.

http://www.nfpa.org/categoryList/Occupancies/Schoofires (11

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 11: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

11

Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2000. Keputusan mentri

negara pekerjaan umum No. 11/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis

manajeman penanggulangan kebakaran. Jakarta: Kementrian

Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2000. Keputusan mentri

negara pekerjaan umum nomor: 10/KPTS/2000 tentang ketentuan

teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan

gedung dan lingkungan. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum

Republik Indonesia

Keputusan Direktur Jendral Perumahan dan Pemukiman Republik

Indonesia. 2002. Keputusan direktur jendral perumahan dan

permukiman No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis

Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.

Jakarta: Keputusan Direktur Jendral Perumahan dan Permukiman

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 1985.

Keputusan menteri pekerjaan umum No.02/KPTS/1985 tentang

ketentuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada

bangunan gedung. Jakarta: Keputusan Menteri Pekerjaan Umum

Republik Indonesia

Lon H. Ferguson and Christopher A. Janicak, (2005). Fundamentals of

Fire Protection for Safety Professional. Lanhamn Maryland:

Government Institutes, an imprint of The Scarecrow Press, Inc. .

MP, Jim Knight. 2007. Building Bulletin 100 Design for fire safety in

schools. (7 Maret 2013). http://www.opsi.gov.uk NBS: Departement

for Children, Schools and Families

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2008. Peraturan

mentri pekerjaan umum No.26/PRT/M/2008 tentang persyaratan

teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan

lingkungan. Jakarta: Peraturan Mentri Pekerjaan Umum

Poh, Weng., dan Weinert, D. 2009. Property Fire Protection for New

School Buildings-Cost Benefit and Pilot Study, 3-14

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013

Page 12: GAMBARAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA SEKOLAH …

12

SNI 03-6574-2001 tentang tata cara perancangan pencahayaan darurat,

tanda arah dan sistem peringatan bahaya pada bangunan gedung

Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja,

Jakarta

Undang-undang RI No.28 Tahun 2002, Tentang Bangunan Gedung,

Jakarta

U.S Fire Administration/Nation Fire Data Center. 2004. School Fires.

Topical Fire Research Series, Vol 4, issue 6. FEMAS: U.S

Departement of Homeland Security. www.usfa.fema.gov

Gambaran keselamatan ..., Surya Awaludin, FKM UI, 2013