GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi...

46
GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL AYAM BROILER YANG DITANTANG VIRUS AVIAN INFLUENZA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL ADAS BINTANG (Illicium verum) RIZKI SEKARINGTYAS FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Transcript of GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi...

Page 1: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL AYAM BROILER YANG DITANTANG

VIRUS AVIAN INFLUENZA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL ADAS BINTANG (Illicium verum)

RIZKI SEKARINGTYAS

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2010

Page 2: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Gambaran

Histopatologi Organ Hati dan Ginjal Ayam Broiler yang Ditantang Virus Avian

Influenza setelah Pemberian Ekstrak Etanol Adas Bintang (Illicium verum)”

adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun dan

kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Bogor, Agustus 2010

Rizki Sekaringtyas

B04062759

Page 3: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

ABSTRAK

RIZKI SEKARINGTYAS. Gambaran Histopatologi Organ Hati dan Ginjal yang Ditantang Virus Avian Influenza setelah Pemberian Ekstrak Etanol Adas Bintang (Illicium verum) yang dibimbing oleh Dr. drh. Wiwin Winarsih, M.Si, APVet dan drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D, APVet.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gambaran histopatologi hati dan ginjal ayam yang ditantang virus Avian Influenza subtipe H5N1 setelah pemberian ekstrak adas bintang (Illicium verum). Terdapat empat perlakuan yang terbagi atas kelompok yang hanya ditantang virus atau disebut kontrol positif (K1), kontrol negatif yaitu kelompok ayam yang tidak diberikan perlakuan sama sekali (K2), kelompok ayam yang diberi ekstrak adas dan ditantang virus H5N1 (P1), dan terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi setiap hari dari umur 1 hari hingga berumur 3 minggu sebanyak 1 ml. Selanjutnya ayam diinfeksi virus AI H5N1 secara intranasal dengan dosis 104.0 EID50/0.1 ml per ekor. Hasil analisa statistik menggunakan uji Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji Dunn didapatkan bahwa terdapat perbedaan gambaran yang nyata baik pada organ hati dan ginjal (p < 0,05). Berdasarkan data kematian, adas bintang sebagai tanaman tunggal mampu menghambat kematian sebesar 37,5%. Hasil pengamatan histopatologi kedua organ didapatkan lesio-lesio organ berupa kongesti, degenerasi hidropis, hemoragi, infiltrasi sel radang, dan nekrosis. Pemberian ekstrak adas bintang pada ayam yang dicekok adas bintang dan ditantang virus mampu mengurangi jumlah lesio organ dibandingkan dengan ayam yang hanya ditantang virus.

Kata kunci: Adas Bintang (Illicium verum), Virus H5N1, Hati, Ginjal

Page 4: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

ABSTRACT

The aim of this research were to study the potency of star anise and histopathology of chicken’s liver and kidney that were challenged by Avian Influenza virus subtype H5N1 after treatment with star anise (Illicium verum). The research used broiler that were divided into four groups: included K1 (positive control) that were challenged by Avian Influenza virus, K2 (negative control) that were without any treatment, P1 that were challenged by virus H5N1 and extract treatment, and P2 were the group that treated by extract star anise. Chicken was fed by extract star anise from 7 to 28 days age and were challenged by H5N1 virus intranasal with dose 104 EID50/0,1 ml/chicken. Statistical analysis using Kruskal Wallis’s test then continued by Dunn’s test showed significantly different (p<0,05) between K1 with K2, P1, and P2 for liver and showed between K1 with K2 and P2 in kidney. According to mortality rate, star anise in single treatment showed capability to reduce mortality rate 37,5%. Histopathological finding of both organ showed lesions such as congestion, degeneration, hemorrhage, infiltration of inflammatory cells, and necrosis. Treatment with star anise extract decrease lesion compare among group that were challenged by virus H5N1 and extract treatment with negative control group.

Keywords: Star Anise (Illicium verum), H5N1, Liver, Kidney

Page 5: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian sebagiaan atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

Page 6: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL

AYAM BROILER YANG DITANTANG VIRUS AVIAN INFLUENZA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL

ADAS BINTANG (Illicium verum)

Oleh: RIZKI SEKARINGTYAS

B04062759

SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2010

Page 7: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir : Gambaran Histopatologi Organ Hati dan Ginjal Ayam Broiler yang Ditantang Virus Avian Influenza setelah Pemberian Ekstrak Etanol Adas Bintang (Illicium verum)

Nama Mahasiswa : Rizki Sekaringtyas NIM : B04062759

Menyetujui:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. drh. Wiwin Winarsih, M.Si. APVet drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D, APVet

NIP. 19630614 199002 2 001 NIP. 19630810 198803 1 004

Mengesahkan,

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

Dr. Nastiti Kusumorini

NIP. 19621205 198703 2 001

Tanggal Lulus:

Page 8: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

PRAKATA

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berbagai macam nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Gambaran Histopatologi Organ

Hati dan Ginjal yang Ditantang Virus Avian Influenza setelah Pemberian Ekstrak

Etanol Adas Bintang (Illicium verum)”.

Penulis dalam kesempatan ini menyampaikan terima kasih dan

penghargaan atas pengarahan, bimbingan, dorongan serta bantuan yang telah

diberikan selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini, terutama kepada :

1 Dr. drh. Wiwin Winarsih, MSi, APVet selaku pembimbing I dan drh. Agus

Setiyono, MS, PhD, APVet selaku pembimbing II atas segala ilmu,

bimbingan, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan,

2 Dr. drh. Eva Harlina, M.Si, APVet sebagai dosen penilai dalam seminar

skripsi,

3 drh. Abadi Sutisna, M.Si. dan drh. Upik Kesumawati Hadi, MS, Ph.D

sebagai dosen penguji dalam ujian sidang sarjana,

4 Bapak Drs. Sugijopranoto, Ibu Sudiyanthi, kakak Galuh Sekaringtyas, ST

dan Hendra Setiawan, ST atas restu, lantunan doa, dan dorongan semangat

yang selalu diberikan kepada penulis untuk selalu kuat dan tegar

menghadapi tiap permasalahan,

5 Prof. Dr. drh. Dondin Sajuthi, MST sebagai Pembimbing Akademik atas

bimbingan, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan,

6 Dosen Fakultas Kedokteran Hewan terutama kepada drh. Andriyanto,

M.Si dan drh. Mawar Subangkit atas segala ilmu dan pelajaran hidup yang

diberikan,

7 Staf departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi terutama Pak Ndang,

Pak Kasnadi, Pak Sholeh, dan Mbak Kiki atas bantuannya selama proses

penelitian,

8 Anang Triyatmoko atas do’a, semangat, dukungan, dan perhatian serta

keyakinan untuk percaya diri kepada penulis,

Page 9: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

9 Teman-teman sepenelitian, Ika Vina Rosevita, Zuhra Taufika, Arifin,

Ardhinta Irawan, Sonni Martahadi, Anggun, Corry Marcelinda, dan Laras

Puji Rahayu atas kerjasama dan dukungannya kepada penulis,

10 Winda Mayang Sari, Zuhra Taufika, Dina Amallia, Sisca Valinata, Vivit

Riyacumala, Apriani Sosilawati, dan Ardlina Reni atas semua pengalaman,

canda, tawa, tangis, kebersamaan, kehangatan, dukungan, dan semangat

yang diberikan kepada penulis,

11 Teman-teman angkatan 43 (Aesculapius) penulis bangga menjadi bagian

dari kalian dan atas kekompakan bersama yang tidak pernah terlupakan,

12 Keluarga besar Wisma Regina terutama kepada Rakhmawati atas bantuan

pengolahan data, Enggar Galih Mitayani, kak Rozalina, kak Ridahati

Rambey, Irma Purnama, mbak Diah Rahmawati, Yulia Wasaraka, kak

Hamigia Zulkhair, kak Larantika Hanif, kak Elrisa Ramadani, Deka, Rea,

atas keceriaan dan semangat yang diberikan kepada penulis,

13 Keluarga besar Sor Cherry Riding Club terutama mas Danang Yulianto

atas bantuan selama proses skripsi, dan

14 Berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi

ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang

memerlukannya.

Bogor, Agustus 2010

Rizki Sekaringtyas

B04062759

Page 10: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pacitan, Jawa Timur pada tanggal 26 Juni 1989 dan

merupakan putri kedua dari dua bersaudara pasangan Drs. Sugijopranoto dan

Sudiyanthi.

Penulis memasuki jenjang pendidikan pertama di TK GUPPI Pacitan saat

umur 4 tahun dan setahun kemudian penulis memasuki jenjang sekolah dasar di

SDN Sidoharjo I Pacitan lulus tahun 2000. Tahun 2003 penulis menyelesaikan

pendidikan di SLTPN I Pacitan dan melanjutkan sekolah di SMAN I Pacitan lulus

tahun 2006 dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswi

program sarjana di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Ujian Saringan

Masuk IPB). Setahun kemudian penulis masuk di Fakultas Kedokteran Hewan

IPB melalui seleksi Tingkat Persiapan Bersama.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif diberbagai kegiatan

kemahasiswaan. Penulis ikut sebagai anggota UKM voli periode tahun 2006-2007.

Tahun 2008 penulis masuk sebagai anggota Himpunan Minat dan Profesi

Ornithologi dan Unggas dan tahun 2009 diamanahkan menjadi Ketua Divisi

Pendidikan HIMPRO Ornithologi dan Unggas. Tahun 2007-2009 penulis juga

diamanahkan sebagai Pengurus Besar IMAKAHI bidang kaderisasi. Selain itu

penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan kepanitiaan di FKH IPB diantaranya

sebagai Ketua Panitia Seminar Residu Obat pada Produk Pangan Asal Unggas,

Bendahara Introvet 2009, dan mengikuti PKM GT dengan judul “ Pengendalian

dan Pengobatan Toksoplasmosis dengan Artemisia annua “. Penulis juga menjadi

asisten praktikum Patologi Sistemik I.

Penulis melakukan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul ”

Gambaran Histopatologi Organ Hati dan Ginjal Ayam Broiler yang Ditantang

Virus Avian Influenza setelah Pemberian Ekstrak Etanol Adas Bintang (Illicium

verum) ”. Penelitian dan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan

IPB.

Page 11: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

xi

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................ 2 1.3 Hipotesis .............................................................................................. 3 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4 2.1 Avian Influenza ................................................................................. 4 2.1.1 Etiologi ..................................................................................... 4 2.1.2 Patogenesa ................................................................................. 5 2.2 Adas Bintang (Illicium verum) ............................................................ 6 2.3 Hati Unggas ......................................................................................... 7 2.4 Ginjal Unggas ...................................................................................... 8 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 10 3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 10 3.2 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................. 10 3.2.1 Peralatan dan Bahan di Kandang Ayam .................................... 10 3.2.2 Peralatan dan Bahan di Laboratorium Histopatologi ................ 10 3.3 Prosedur Penelitian .............................................................................. 10 3.3.1 Pembuatan Ekstrak Adas Bintang .............................................. 10 3.3.2 Hewan Coba ............................................................................... 11 3.3.3 Kandang ..................................................................................... 12 3.3.4 Pemeliharaan Ayam, Pemberian Ekstrak Tanaman, dan Uji

Tantang Virus H5N1 ................................................................ 11 3.3.5 Pembuatan Preparat Histopatologi Hati dan Ginjal ................. 11 3.3.6 Pengamatan Histopatologi .......................................................... 13 3.3.7 Analisis Data .............................................................................. 14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 15 4.1 Hasil Evaluasi Organ Hati .................................................................. 16 4.2 Hasil Evaluasi Organ Ginjal ............................................................... 22 5 SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 27 LAMPIRAN ..................................................................................................... 30

Page 12: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Skoring organ hati dan ginjal .................................................................... 14

2 Klasifikasi skoring organ hati dan ginjal ................................................. 14

3 Data kematian ayam setelah ditantang virus H5N1 .................................. 15

4 Hasil skoring organ hati pada setiap kelompok perlakuan ....................... 16

5 Hasil skoring organ ginjal pada setiap kelompok perlakuan .................... 22

Page 13: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Virus avian influenza ................................................................................ 4

2 Sikus penyebaran virus avian influenza .................................................... 5

3 (a) Adas Bintang (Illicium verum), (b) tanaman Adas Bintang ................ 6

4 Anatomi ayam ........................................................................................... 8

5 Degenerasi tubulus, nefritis interstitial ringan, deskuamasi, dan nekrosa sel

epitel ......................................................................................................... 9

6 Hati: degenerasi hidropis sel, pada kelompok ayam yang diberikan ekstrak

adas bintang dan ditantang virus AI (P1), pewarnaan HE,

perbesaran 40x10 ...................................................................................... 20

7 Hati: infiltrasi sel radang, pada kelompok ayam yang ditantang

virus AI (K1), pewarnaan HE, perbesaran 10x10 ..................................... 20

8 Hati: nekrosis, pada kelompok ayam yang ditantang virus tanpa

ekstrak adas bintang (K1), pewarnaan HE, perbesaran 10x10 ................. 21

9 Hati: kongesti, pada kelompok ayam yang tidak

diberikan perlakuan/kontrol negatif, pewarnaan HE, perbesaran 10x10 ... 21

10 Ginjal: degenerasi tubuli, pada kelompok ayam yang ditantang

virus dan diberi ekstrak adas bintang, pewarnaan HE, perbesaran 10x10…24

11 Ginjal: nekrosis tubulus, pada kelompok ayam yang

ditantang virus AI tanpa diberi ekstrak adas bintang (K1), pewarnaan

HE, perbesaran 10x10 ............................................................................... 25

Page 14: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Analisis Kruskal Wallis organ hati ........................................................... 31

2 Analisis Kruskal Wallis organ ginjal ........................................................ 32

Page 15: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

1  

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Avian influenza merupakan suatu penyakit viral menular yang menyerang

beberapa spesies unggas produksi (ayam, kalkun, dan burung puyuh) serta burung

liar dan burung peliharaan (OIE 2010), yang ditandai oleh adanya gangguan

pernapasan, depresi dan penurunan konsumsi pakan dan minum, penurunan produksi

telur dan penurunan daya tetas telur pada ayam bibit (Tabbu 2000). Avian influenza

yang menyebabkan kematian yang sangat tinggi pada unggas dilaporkan pertama kali

pada tahun 1878 dan dikenal dengan nama fowl plaque. Avian influenza berdampak

ekonomi yang penting pada industri perunggasan karena menyebabkan mortalitas dan

morbiditas yang tinggi, penurunan produksi, dan peningkatan biaya penanggulangan,

khususnya biaya sanitasi/desinfeksi. Virus H5N1 ini juga bersifat zoonosis sehingga

cara penanggulangannya menjadi semakin kompleks dan mahal (Tabbu 2000).

Sebelum tahun 2003 Indonesia merupakan negara yang bebas dari HPAI

meskipun pada saat itu Balai Besar Penelitian Veteriner (Balitvet) pernah mengisolasi

virus influenza Tipe A dari itik dan berbagai jenis burung, namun semua isolat

tersebut tergolong dalam low pathogenic avian influenza (LPAI) dengan subtipe

H4N2 dan H4N6 (Komnas FBPI 2007 dalam Jatmiko 2007). Virus avian influenza

pertama kali ditemukan di Indonesia pada pertengahan Agustus 2003 di peternakan

ayam komersial. Virus avian influenza ini menyebar dengan cepat ke berbagai

wilayah di Jawa, kemudian meluas ke Sumatera Selatan, Bali, dan daerah lain di

Indonesia. Di Indonesia kasus kejadian AI pada manusia pertama kali ditemukan di

Tangerang pada Juli 2005.

Akhir tahun 2003 di sejumlah negara telah tertular penyakit influenza pada

unggas dan bersifat mewabah seperti Korea Selatan, Jepang, Vietnam, Thailand,

Taiwan, Kamboja, Hongkong, Laos, Republik Rakyat Cina, Pakistan dan termasuk

Indonesia. Data terakhir menunjukan bahwa sebanyak 139 kabupaten/kota di 22

provinsi telah tertular (dan menjadi daerah endemis) avian influenza, yaitu Jawa

Barat, Banten, DKI Jakarta, Bali, NTB, NTT, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu,

Page 16: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

2  

Bangka Belitung, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Utara (Patu 2010).

Obat antivirus influenza yang pertama ditemukan adalah derivat adamantan

yaitu, amantadin dan rimantadin. Kedua obat ini merupakan penghambat protein

saluran ion M2 virus influenza. Obat tersebut cukup efektif, tetapi hanya aktif

terhadap virus influenza A dan tidak terhadap influenza B karena virus influenza B

tidak memiliki protein M2. Kemudian dikembangkan obat antivirus influenza

penghambat neuraminidase. Terjadinya resistensi terhadap penghambat

neuraminidase agak sulit, karena lokasi tempat mutasi agar terjadi resistensi terletak

di daerah bagian enzim neuraminidase yang sangat dilindungi, sehingga potensi

untuk terjadinya resistensi sangat rendah (Setiawan 2009). Adas bintang (Illicium

verum) telah dikenal fungsinya sebagai bahan baku oseltamivir carboxylate

(Tamiflu®). Asam shikimat merupakan hasil biosintesis dengan HPLC dari tanaman

Illicium verum yang digunakan sebagai obat untuk flu burung subtipe H5N1 (Enrich

et al. 2008). Obat tersebut bekerja dengan menghambat protein virus neuraminidase

(NA) melepas ikatan antara hemaglutinin (HA) virus influenza dengan komponen

asam sialat dinding sel pada saat virus keluar dari sel yang terinfeksi (Moscona 2005

dalam Mahardika et al. 2008).

Organ hati memiliki beberapa fungsi untuk tubuh di antaranya adalah memiliki

asam empedu yang memudahkan pencernaan, metabolisme karbohidrat, tempat

metabolisme metabolit, detoksifikasi, dan hati memiliki sel Kupffer sebagai

antimikrobial (Doneley 2004). Ginjal merupakan organ utama yang berfungsi untuk

membuang produk sisa metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh (Guyton

& John 2007).

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gambaran histopatologi hati dan ginjal

ayam yang ditantang virus avian influenza subtipe H5N1 setelah pemberian ekstrak

adas bintang (Illicium verum).

Page 17: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

3  

1.3 Hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan gambaran histopatologi hati dan ginjal ayam yang

ditantang virus tanpa diberi ekstrak adas bintang, ayam yang diberi ekstrak

adas bintang tanpa ditantang virus, dengan ayam yang diberi ekstrak adas

bintang dan ditantang virus.

H1 : Terdapat perbedaan gambaran histopatologi hati dan ginjal ayam yang

ditantang virus tanpa diberi ekstrak adas bintang, ayam yang diberi ekstrak

adas bintang tanpa ditantang virus, dengan ayam yang diberi ekstrak adas

bintang dan ditantang virus.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar tanaman obat adas

bintang (Illicium verum) untuk penanggulangan avian influenza dan sebagai acuan

untuk penelitian selanjutnya.

Page 18: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

4  

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Avian Influenza

2.1.1 Etiologi

Influenza adalah infeksi dan atau sindrom penyakit yang disebabkan oleh virus

influenza tipe A, bagian dari famili Orthomyxoviridae (Easterday & Hinshaw 1991).

Virus avian influenza berukuran medium, RNA pleomorfik dengan helikal simetris

dan memiliki glikoprotein pada amplop yang memiliki aktivitas hemaglutinasi dan

neuraminidase (Gambar 1). Fungsi hemaglutinin (HA) adalah untuk perlekatan virion

pada reseptor di permukaan sel (sialiloligosakarida). Antibodi tubuh inang berperan

penting dalam melawan HA dengan cara menetralisasi virus dan memberikan

antibodi terhadap infeksi berikutnya. Aktivitas enzim neuraminidase (NA) yaitu

sebagai pelepasan virus baru dari sel oleh karena adanya asam neuraminik pada

reseptor. Antibodi terhadap NA juga berperan penting terhadap perlindungan yaitu

dengan cara membatasi penyebaran virus pada sel yang terinfeksi.

Gambar 1. Virus Avian Influenza Sumber : (http://www.csa.com), 2006

Easterday & Hinshaw (1991), menjelaskan bahwa virus akan berikatan dengan

reseptor glikoprotein yang terdiri dari asam sialik pada permukaan sel. Virus

kemudian memasuki sel berperantara reseptor dengan cara endositosis. Variasi

antigenik pada virus influenza dapat ditemukan dengan frekuensi yang tinggi dan

terjadi melalui dua cara, yaitu drift dan shift. Drift antigenik terjadi oleh adanya

perubahan struktur antigenik yang bersifat minor pada antigen permukaan H dan/atau

Page 19: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

5  

N. Shift antigenik terjadi oleh adanya perubahan struktur antigenik yang bersifat

dominan pada antigen permukaan HA dan/atau NA. Virus pada unggas disimpulkan

lebih jarang mengalami drift antigenik dibandingkan virus pada mamalia (Tabbu

2000). Ayam, kalkun, dan bebek merupakan hewan yang sering digunakan sebagai

hewan coba laboratorium karena spesies terinfeksi virus pada kondisi alami

(Easterday & Hinshaw 1991).

2.1.2 Patogenesa

Infeksi virus H5N1 dimulai ketika virus memasuki sel hospes setelah terjadi

penempelan spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada di permukaan sel

hospesnya. Virion akan menyusup ke sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan

materi ke dalam inti sel hospesnya, dan dengan menggunakan mesin genetik dari sel

hospesnya, virus dapat bereplikasi membentuk virion-virion baru, dan virion-virion

ini dapat menginfeksi kembali sel-sel di sekitarnya. Gambar 2 menjelaskan

bagaimana penyebaran virus avian influenza hingga dapat menginfeksi unggas dan

manusia.

Gambar 2. Siklus Penyebaran Virus Avian Influenza Sumber : (http://www.influenzareport.com), 2007

Hasil pemeriksaan terhadap spesimen klinik yang diambil dari penderita

ternyata avian influenza subtipe H5N1 dapat bereplikasi di dalam sel nasofaring

(Peiris et.al. 2004 dalam Radji 2006), dan di dalam sel gastrointestinal (de Jong 2005

Reservoir : unggas & burung liar 

Mutasi spontan di tempat replikasi HA : HPAIV

Unggas domestik

Ayam domestik : adaptasi viral 

Penyebaran lateral : menyebabkan kematian  

Page 20: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

6  

dalam Radji 2006). Virus H5N1 juga dapat dideteksi di dalam cairan darah, cairan

serebrospinal, dan tinja pasien (WHO 2005 dalam Radji 2006). Masa inkubasi

berkisar antara beberapa jam sampai 3 hari; masa inkubasi tersebut tergantung pada

dosis virus, rute kontak dan spesies unggas yang terserang (Tabbu 2000).

2.2 Adas Bintang (Illicium verum)

Tanaman adas bintang berasal dari Cina Selatan dan Vietnam Utara yang

merupakan pohon penghasil minyak atsiri dan banyak dibudidayakan di Vietnam.

Buahnya berbentuk bintang (Gambar 3) dan merupakan rempah-rempah yang banyak

digunakan dalam masakan khas Vietnam (Loi & Thu 1970 dalam Tuan &

Ilangantileke 1996).

Taksonomi adas bintang adalah:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatofita

Divisi : Magnoliofita

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Illiciales

Famili : Illiciaceae

Genus : Illicium

Spesies : Illicium verum

(www.plantamor.com 2010).

Komponen utama dalam minyak adas bintang adalah trans-anetol, merupakan

paramexotoxifenil propena yang berjumlah 85-90% (dalam berat) (WHO & Institute

of Materia Medica 1990 dalam Tuan & Ilangantileke 1996). Penelitian yang

dilakukan Liu et al. (2007) menunjukkan bahwa adas bintang Cina memiliki

kandungan fenol lebih tinggi dibandingkan dengan flavonoid. Ekstrak adas bintang

menunjukkan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi dan mengindikasikan

bagus untuk penangkal radikal bebas. Adas bintang banyak digunakan sebagai

Page 21: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

7  

senyawa gastrokinetik untuk membantu memperbaiki gangguan sistem pencernaan.

Kandungan pada jenis Illicium yang beracun diantaranya adalah safrol dan eugenol

namun tidak ditemukan dalam Illicium verum. Illicium verum mengandung senyawa

beracun yaitu veranisatin A, B, dan C namun aman karena berada pada konsentrasi

rendah (Ize-Ludlow et al. 2004).

 

(a) (b)

Gambar 3 (a) Adas Bintang (Illicium verum), (b) tanaman Adas Bintang Sumber : (a) www.en.academic.ru, 2010 dan (b) www.woodland.com, 2010

Komponen utama dalam minyak adas adalah suatu senyawa terpenoida yang

disebut anetol (4-alilanisoi) dan merupakan suatu desinfektan ringan (Effendi 1996).

Tanaman obat memproduksi berbagai macam konstituen kimia yang memiliki potensi

untuk menghambat replikasi virus dan senyawa yang berasalkan dari alam sebagai

pengendali infeksi virus. Minyak adas bintang mampu menurunkan infektivitas virus

herpes sekitar > 99%, fenilpropanoid menghambat infektivitas HSV (herpes simplex

virus) sekitar 60-80%, dan sesquiterpenes menekan infeksi virus herpes sekitar 40-

98%. Penelitian menunjukkan kandungan minyak adas dalam dosis tinggi mampu

menghambat virus HSV-1 dengan cara mengganggu struktur amplop virion atau

struktur pelindung virus yang diperlukan untuk adsorpsi atau masuk ke dalam inang

(Astani et al. 2009).

2.3 Hati Unggas

Hati unggas terdiri dari lobus kanan dan kiri yang bergabung ke arah kranial di

garis bagian tengah (Gambar 4). Lobus bagian kanan berukuran lebih besar daripada

Page 22: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

8  

lobus bagian kiri, dengan setiap lobus memiliki beberapa proses kecil. Hati tertutup

oleh kapsula jaringan ikat yang tipis dan sedikit elastis sehingga memungkinkan

adanya pergerakan. Hati disuplai darah melalui arteri hepatika dextra dan sinistra dan

vena portal hepatika. Hati memiliki beberapa fungsi untuk tubuh, yaitu sebagai organ

pencernaan, metabolisme karbohidrat, metabolisme metabolit obat-obatan dan bahan

kimia, sintesis protein, dan efek antimikrobial (Doneley 2004).

Gambar 4. Anatomi Ayam

Sumber : (www.synchronium.net), 2009

Hati memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa. Karena diferensiasi

morfologi relatif rendah di dalam hati, hepatosit dapat digantikan selama kerusakan

masih pada batas 12%. Jaensch et al. (2000) dalam Doneley (2004), menunjukkan

bahwa setelah dilakukan operasi pengangkatan massa hati sebanyak 6%, regenerasi

akan terjadi pada 7 hari kemudian. Jika pengobatan mampu menyebabkan

persembuhan dengan segera, pembentukan fibrosis tidak akan terjadi. Namun setelah

beberapa minggu tidak terjadi persembuhan maka persembuhan secara normal

kembali tidak terjadi.

2.4 Ginjal Unggas

Ginjal unggas berjumlah dua buah terletak pada dinding posterior abdomen, di

luar rongga peritoneum (Gambar 4). Sisi medial setiap ginjal merupakan daerah

Ginjal

HatiUsus Halus

Pankreas

Limpa

Oviduk

Kolon Jantung

Esofagus dan trakhea

Paru-paru

Page 23: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

9  

lekukan yang disebut hilum tempat lewatnya arteri dan vena renalis, cairan limfatik,

suplai saraf, dan ureter yang membawa urin akhir dari ginjal ke kandung kemih,

tempat urin disimpan hingga dikeluarkan. Ginjal dilingkupi oleh kapsul fibrosa yang

keras untuk melindungi struktur dalamnya yang rapuh (Guyton & John 2007).

Ginjal ayam terletak pada sinsakrum bagian fossa renalis. Ginjal unggas terdiri

dari puluhan hingga ratusan mikroskopik lobus. Tiap lobus terdiri dari kerucut

korteks dan medula yang bertugas sebagai unit semiautogenus serta dua tipe nefron

juga ditemukan pada ginjal unggas. Ginjal merupakan organ utama yang berfungsi

untuk membuang produk sisa metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh.

Ginjal juga membuang sebagian besar toksin dan zat asing lainnya yang diproduksi

oleh pencernaan, seperti pestisida, obat-obatan, dan zat aditif makanan (Guyton &

John 2007). Ginjal merupakan sel tropisme untuk strain virus yang spesifik dan

banyak dilakukan eksperimental inokulasi secara intravena (Swayne & Mary 2008).

Gambar 5 merupakan gambaran histopatologi ginjal yang mengalami degenerasi

tubulus, nefritis interstitial ringan, deskuamasi, dan nekrosa sel epitel. Tanda panah

menunjukkan gambaran histopatologi hati yang mengalami degenerasi tubulus.

Gambar 5. Degenerasi Tubulus ( ), Nefritis Interstitial Ringan, Deskuamasi, dan

Nekrosa Sel Epitel. Sumber : http://www.informaworld.com, 2006

Page 24: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

10  

3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2008 hingga Juni 2010 yaitu pemberian

ekstrak tanaman adas bintang pada ayam yang selanjutnya dilihat efektivitas tanaman

tersebut dengan cara ayam ditantang virus avian influenza bertempat di kandang

hewan laboratorium. Pengamatan histopatologi hati dan ginjal ayam dilakukan di

laboratorium histopatologi, Bagian Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut

Pertanian Bogor.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Peralatan dan Bahan di Kandang Ayam

Peralatan yang digunakan di kandang coba antara lain syringe 1 ml untuk

pengambilan ekstrak, tempat pakan dan minum, kandang hewan coba yang terbuat

dari papan kayu, lampu 2 buah, timbangan elektronik. Bahan yang digunakan di

kandang hewan laboratorium antara lain 14 ekor ayam broiler, pakan konsentrat, air,

litter, ekstrak tanaman obat adas, dan virus H5N1 strain Legok..

3.2.2 Peralatan dan Bahan Penelitian di Laboratorium Histopatologi

Peralatan yang digunakan untuk pembuatan dan pengamatan sediaan

histopatologi antara lain tissue casset, automatic tissue processor, mikrotom,

pencetak parafin, gelas objek, gelas penutup, mikroskop cahaya, dan alat

mikrofotografi.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pembuatan Ekstrak Adas Bintang

Pembuatan ekstrak dilakukan oleh BALITTRO (Balai Penelitian Tanaman Obat

dan Aromatik) dalam bentuk larutan dalam botol. Posedur pembuatan sediaan

tanaman obat berupa simplisia dan ekstrak adalah sebagai berikut :

(1). Sortasi

Sebelum dicuci masing-masing bahan disortir dengan tujuan untuk

memisahkan bagian tanaman yang rusak dan yang baik.

Page 25: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

11  

(2). Pencucian

Masing-masing bahan dicuci dengan air mengalir sampai bersih, setelah

dicuci ditiriskan dan diiris tipis-tipis.

(3). Pengeringan

Bahan dijemur di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam dilanjutkan

dengan oven pada 40º C sampai kadar air sesuai standar.

(4). Penggilingan

Masing-masing bahan digiling dengan menggunakan alat penggiling. Tahapan

ekstraksi melalui tahapan sebagai berikut, yaitu bahan yang digunakan adalah adas

bintang selanjutnya bahan dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 45°C, sampai kadar

air ± 10 %, kemudian digiling dengan ukuran 60 mesh. Bahan yang sudah halus

masing-masing direndam dalam alkohol 95% dengan perbandingan 1 : 5 dan diaduk

dengan pengaduk listrik selama 4 jam, kemudian didiamkan 1 malam. Selanjutnya

bahan itu disaring menggunakan kertas saring dan diambil bagian cairannya,

diuapkan dengan alat rotary evaporator sampai alkoholnya habis. Ekstrak pekat

yang dihasilkan kemudian dimurnikan dengan etil asetat dan diperoleh ekstrak pekat

murni. Ekstrak tanaman obat per botol memiliki volume sebanyak 100 ml dengan

konsentrasi 10 % untuk diberikan sebanyak 1 ml satu kali sehari pada masing-masing

ayam.

3.3.2 Hewan Coba

Penelitian dengan menggunakan tanaman adas menggunakan 14 ekor ayam

broiler dengan pembagian 8 ekor sebagai ayam uji (diberi ekstrak tanaman adas dan

ditantang virus AI), 2 ekor sebagai ayam kontrol (tidak diberi ekstrak tanaman adas

namun ditantang virus AI), 2 ekor sebagai ayam kontrol (tidak diberikan ekstrak

tanaman adas dan tidak ditantang virus AI), dan 2 ekor sebagai ayam kontrol (diberi

ekstrak tanaman adas namun tidak ditantang virus AI). Semua hewan diberikan

minum secara ad libitum dan pakan setiap hari.

Page 26: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

12  

3.3.3 Kandang

Kandang bertempat di kandang hewan laboratorium. Penantangan ayam dengan

virus avian influenza dilakukan di PT. Vaksindo Satwa Nusantara, Cicadas, Gunung

Putri, Bogor.

3.3.4 Pemeliharaan Ayam, Pemberian Ekstrak Tanaman, dan Penantangan

Virus Avian Influenza

Ayam yang digunakan adalah ayam broiler DOC strain Cobb berjumlah 14

ekor. Kandang tersebut dialasi dengan sekam dengan bagian atas kandang terbuka

untuk sirkulasi udara. Kandang dibersihkan setiap hari untuk menjaga kebersihan dan

kesehatan ayam. Pemberian pakan dilakukan setiap hari dan dengan air minum ad

libitum. Ayam dipelihara selama 28 hari. Hari pertama hingga hari ketujuh ayam

diadaptasikan. Hari ketujuh hingga hari ke 28 ayam dicekok dengan ekstrak adas

bintang (Illicium verum). Selanjutnya ayam ditantang virus avian influenza selama 7

hari. Sedangkan ayam Specific Pathogen Free (SPF) tidak diberi ekstrak tanaman

obat namun ditantang virus. Ayam SPF didapat dari PT. Vaksindo Satwa Nusantara,

Cicadas, Bogor. Ayam diinfeksi virus H5N1 rute intranasal dengan dosis 104.0

EID50/0,1 ml per ekor.

3.3.5 Pembuatan Preparat Histopatologi Hati dan Ginjal

Organ yang telah diawetkan dalam larutan formalin kemudian dipotong dengan

ketebalan ± 3 mm. Potongan organ tersebut dimasukkan ke dalam tissue casset

selanjutnya dilakukan dehidrasi dengan cara merendam sediaan tersebut secara

berturut-turut ke dalam alkohol 70%, 80%, 90%, alkohol absolut I, alkohol absolut II,

xilol I, xilol II, parafin I, dan parafin II. Masing-masing proses perendaman pada

setiap bahan dilakukan selama dua jam dan berjalan secara otomatis dalam alat tissue

processor.

Tahapan selanjutnya, potongan organ dimasukkan ke dalam alat pencetak berisi

parafin cair. Letak potongan organ diatur agar tetap berada di tengah blok parafin.

Setelah mulai membeku, parafin ditambahkan kembali sampai alat pencetak penuh,

lalu dibiarkan sampai parafin mengeras. Setelah itu, jaringan dipotong dengan

Page 27: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

13  

ketebalan 5 μm menggunakan mikrotom. Hasil pemotongan yang berbentuk pita

(ribbon), diletakkan di atas permukaan air hangat (45°C) dengan tujuan untuk

menghilangkan lipatan akibat pemotongan. Sediaan diangkat dari permukaan air

dengan gelas objek yang telah di ulasi larutan albumin yang berfungsi sebagai

perekat. Selanjutnya sediaan dikeringkan dalam inkubator suhu 60°C selama satu

malam.

Sediaan dimasukkan ke dalam xilol untuk dideparafinisasi sebanyak dua kali,

masing-masing selama dua menit. Selanjutnya sediaan melalui proses rehidrasi.

Proses rehidrasi dimulai dari alkohol absolut sampai ke alkohol 80%, masing-masing

lamanya dua menit. Setelah itu, sediaan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.

Sediaan yang telah kering diwarnai dengan pewarnaan Mayer’s Hematoksilin selama

8 menit, dibilas dengan air mengalir, dicuci dengan lithium karbonat selama 15-30

detik, dibilas dengan air, dan diwarnai dengan pewarna Eosin selama dua menit.

Selanjutnya, sediaan dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan warna Eosin

yang berlebih sebelum akhirnya dikeringkan.

Setelah kering, sediaan dicelupkan ke dalam alkohol 90% sebanyak 10 kali

celupan, alkohol absolut I sebanyak 10 kali celupan, alkohol absolut II selama 2

menit, xilol I selama satu menit dan xilol II selama dua menit. Sediaan ditetesi

perekat permount, ditutup dengan gelas penutup, dan dibiarkan kering. Setelah

perekat kering sediaan siap diamati menggunakan mikroskop cahaya.

3.3.6 Pengamatan Histopatologi

Pengamatan histopatologi dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya

perbesaran 40x10 (40 kali objektif dan 10 kali okuler) dengan 10 kali lapangan

pandang. Organ yang diamati adalah hati dan ginjal ayam. Pengamatan dilakukan

untuk melihat perubahan histopatologi yang terjadi pada organ setelah dicekok

tanaman adas bintang (Illicium verum) yang selanjutnya ditantang dengan virus avian

influenza.

Page 28: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

14  

Data yang digunakan adalah data kualitatif yang diperoleh dengan skoring lesio

pada jaringan hati dan jaringan ginjal serta hasil foto pengamatan. Adapun kriteria

skoring yang digunakan dituliskan di bawah ini (Tabel 1).

Tabel 1. Skoring organ hati dan ginjal Nilai Skoring Skoring Organ Hati Skoring Organ Ginjal

0 Normal Normal 1 Kongesti Kongesti 2 Degenerasi sel Degenerasi tubulus 3 Hemoragi Hemoragi 4 Infiltrasi sel radang Infiltrasi sel radang 5 Nekrosis Nekrosis

Semakin besar rataan skor yang diperoleh dalam satu preparat dengan 10 kali

lapangan pandang mengindikasikan terjadinya perubahan histopatologi yang makin

besar. Skoring lanjutan berdasarkan hasil rataan dari tiap kelompok ditujukan untuk

mengelompokkan nilai (Tabel 3).

Tabel 3. Klasifikasi skoring organ hati dan ginjal

Rataan Skoring Keterangan

0 = 0,0 < χ < 0,9 1 = 0,9 ≤ χ < 1,9 2 = 1,9 ≤ χ < 2,9 3 = 2,9 ≤ χ < 3,9 4 = 3,9 ≤ χ < 4,9

5= 4,9 ≤ χ

Normal Kongesti Degenerasi sel Hemoragi Infiltrasi sel radang Nekrosis

3.3.7 Analisis Data

Hasil skoring histopatologi parenkim organ hati dan ginjal dianalisis

menggunakan uji statistik non parametrik dengan metode Kruskal-Wallis dan

dilanjutkan dengan uji Dunn.

Page 29: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

15  

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan terhadap data kematian pada semua kelompok

perlakuan, baik pada kelompok kontrol positif (K1), kontrol negatif (K2), maupun

pada kelompok perlakuan I dan II dari hari pertama hingga hari keempat semua ayam

belum ada yang mati. Namun pada hari kelima terdapat seekor ayam yang mati dan

pada hari ketujuh (hari terakhir pengamatan) didapatkan kematian ayam total sebesar

empat ekor, sehingga total persentase kematian sebesar 62,5% dan persentase ayam

hidup 37,5% (Tabel 4).

Tabel 4. Data kematian ayam setelah ditantang virus H5N1 Kelompok Perlakuan

Jumlah Ayam

Jumlah ayam mati pada hari ke- setelah tantangan Virus AI

Jumlah Persentase Ayam Mati

Jumlah Persentase

Ayam Hidup 1 2 3 4 5 6 7

Adas Bintang 8 - - - - 1 - 4 62,5% 37,5%

Kontrol Positif (K1)

2 - - - - - - 2 100% -

Hasil pengamatan histopatologi jaringan hati dan ginjal pada kelompok

perlakuan yang diberi ekstrak adas bintang (Illicium verum) tanpa ditantang virus AI

(P2) menunjukkan gambaran yang baik dengan derajat kerusakan yang rendah, hal ini

dapat diasumsikan organ hati dan ginjal bekerja lebih baik. Kemampuan ayam pada

kelompok yang diberi ekstrak adas bintang dan ditantang virus (P1) memiliki

persentase hidup 37,5%, kemungkinan hal ini berkaitan dengan kinerja organ hati dan

ginjal yang baik sehingga ayam memiliki kemampuan untuk memperbaiki fungsi

organ saat terinfeksi oleh virus AI.

Menurut Setiyono et al. (2008), analisis kandungan bahan kimia tanaman adas

bintang dengan metode gas kromatografi spektrometri massa (GC-MS) menunjukkan

komponen kimia anetol dan kavikol. Penelitian yang telah dilakukan dengan

menggunakan buah adas menunjukkan adanya daya kerja antimikroba (Hartini et al.

2006), antiinflamasi (Choi & Hwang 2004 dalam Nurbara 2009) dan dalam dosis

tinggi mampu menghambat virus HSV-1 (Astani et al. 2009). Banyak studi telah

Page 30: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

16  

menyarankan bahwa konsumsi antioksidan alami tertentu menyebabkan pengurangan

stres oksidatif (Osawa 1999 dalam Liu et al. 2007).

Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau

polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,

tokoferol dan asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki

aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin, flavonol dan

kalkon (Gordon 1993 dalam Jati 2008).

4.1 Hasil Evaluasi Histopatologi Organ Hati

Pengamatan histopatologi organ hati menunjukkan perubahan pada semua

kelompok perlakuan. Gambaran histopatologi yang muncul dominan pada organ hati

adalah degenerasi, nekrosis, hemoragi, dan infiltrasi sel radang (Tabel 5).

Tabel 5. Hasil skoring lesio histopatologi organ hati pada setiap kelompok perlakuan

Kode Jumlah lesio histopatologi Perlakuan Rataan Skoring SKOR 0 1 2 3 4 5

K1 4 a 0 0 2 6 2 10

K2 1 b 0 6 13 0 1 0

P1 3 c 0 0 12 1 0 7

P2 1b 6 0 14 0 0 0 Keterangan : Skor 0 : Normal Skor 3 : Hemoragi Skor 1 : Kongesti Skor 4 : Infiltrasi sel radang Skor 2 : Degenerasi Skor 5 : Nekrosis Keterangan :a,b,c huruf superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata diantara kelompok perlakuan pada taraf kepercayaan 95%. K1 : Kontrol Positif (hanya ditantang virus H5N1); K2 : Kontrol Negatif (tidak diberikan perlakuan sama sekali); P1 : Kelompok ayam yang diberi ekstrak adas bintang dan ditantang virus H5N1; P2 : Kelompok ayam yang diberi ekstrak adas bintang.

Hasil nilai rataan skoring pada kedua kelompok yang tidak diberi virus AI

menunjukkan bahwa kelompok K2 memiliki rataan skoring yang sama dengan

kelompok P2. Hal itu menandakan bahwa derajat keparahan jaringan berada pada

tingkat kerusakan yang sama. Gambaran histopatologi yang muncul pada kelompok

P2 menunjukkan gambaran yang lebih baik jika dibandingkan kelompok K2, ditandai

Page 31: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

17  

dengan lebih banyak ditemukan beberapa jumlah sel yang normal dan degenerasi sel

hati. Gambaran yang lebih dominan muncul pada kelompok K2 adalah degenerasi sel

hati yang diikuti kongesti (Gambar 9) dan infiltrasi sel radang. Secara umum hasil

gambaran histopatologi yang ditunjukkan pada kelompok K2 dan P2 menunjukkan

tingkat kerusakan jaringan yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang ditantang

virus yaitu K1 dan P1.

Berdasarkan analisis statistik Kruskal Wallis didapatkan hasil bahwa terdapat

perbedaan gambaran histopatologi yang nyata (p<0,05) antara kelompok K1 dengan

kelompok K2, P1, dan P2 namun tidak berbeda nyata antara kelompok K2 dan P2.

Berdasarkan hasil pada Tabel 4 terlihat bahwa kelompok ayam yang ditantang virus

H5N1 (K1) memiliki derajat keparahan yang lebih tinggi. Gambaran histopatologi

yang muncul pada kelompok ayam yang dicekok ekstrak adas bintang dan ditantang

virus (P1) memberikan gambaran yang lebih baik jika dibandingkan dengan

kelompok ayam yang ditantang virus (K1) yaitu lebih dominan muncul degenerasi sel

hati, diikuti nekrosis dan hemoragi dalam jumlah ringan. Kelompok ayam yang

ditantang virus H5N1 (K1) terlihat lebih dominan nekrosis (Gambar 8) dan hemoragi,

diikuti degenerasi dan infiltrasi sel radang dalam jumlah lebih rendah. Hal ini

menggambarkan potensi adas bintang terhadap infeksi virus H5N1. Menurut Swayne

& Mary (2008), virus HPAI (Highly Pathogenic Avian Influenza) akan

mengakibatkan terjadinya nekrosis dan apoptosis pada sel unggas yang terinfeksi oleh

virus AI. Menurut Setiawan (2009), bahwa virus influenza selain berkembang pada

saluran napas juga dapat berkembang pada saluran cerna unggas yang terinfeksi.

Kelompok ayam yang diberi ekstrak adas bintang (P2) menunjukkan derajat

keparahan paling rendah yang ditunjukkan adanya degenerasi (Gambar 6) dan

sebagian masih menunjukkan gambaran histopatologi hati yang normal. Kerusakan

yang terjadi pada kelompok ayam yang dicekok adas bintang (P2) dimungkinkan

karena faktor stres terutama saat perlakuan penanganan ayam untuk dicekok.

Kerusakan yang terjadi pada kelompok yang tidak diberi perlakuan (K2)

dimungkinkan karena respon individu yang rentan terhadap berbagai antigen yang

ada di udara bebas. Menurut Arief (2010), bahwa tubuh pada proses metabolisme

Page 32: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

18  

yang normal menghasilkan partikel berenergi tinggi dalam jumlah kecil yang dikenal

sebagai radikal bebas. Atom atau molekul dengan elektron bebas ini dapat digunakan

untuk menghasilkan tenaga dan beberapa fungsi fisiologis seperti kemampuan untuk

membunuh virus dan bakteri, namun oleh karena mempunyai tenaga yang sangat

tinggi sehingga zat tersebut dapat merusak jaringan normal apabila jumlahnya terlalu

banyak.

Selain memiliki kemampuan sebagai antiinflamasi dan antimikroba, adas

bintang (Illicium verum) juga memiliki kandungan sebagai antioksidan (Yingming et

al. 2004). Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir

radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas dan

menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat

menimbulkan stres oksidatif (Rahmawati 2010).

Guyton & John (2007) menjelaskan bahwa stres akan meningkatkan aktifitas

saraf simpatis untuk melepaskan hormon stres berupa adrenalin dan kortisol. Adanya

zat yang bersifat toksik pada hepar ditandai dengan adanya degenerasi sel yang

meliputi degenerasi bengkak keruh, degenerasi perlemakan pembentukan vakuola dan

nekrosis (kematian sel) (Rusmiati & Lestari 2004). Menurut Zimmerman (1978)

dalam Wijayanti (2008), degenerasi adalah perubahan-perubahan morfologi yang

masih dapat pulih (reversible), tetapi apabila berjalan lama dan derajatnya berlebih,

akhirnya mengakibatkan kematian sel (nekrosis).

Perubahan dari perlakuan kontrol (P2) merupakan petunjuk adanya gangguan

metabolisme dalam sel namun gangguan ini tidak begitu parah. Gangguan

metabolisme sel biasanya didahului oleh berkurangnya oksigen karena pengaruh

masuknya senyawa toksik dalam ekstrak adas bintang ke dalam tubuh. Hati

merupakan organ utama untuk membersihkan zat-zat toksin berasal dari bakteri

maupun zat kimia lain (Arief 2010). Menurut Winekler et al. (1971) dalam Rusmiati

& Lestari (2004), bahwa oksigen sangat penting bagi berbagai reaksi seluler sehingga

terganggunya suplai oksigen berakibat reaksi seluler tidak berjalan sebagaimana

mestinya.

Page 33: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

19  

Hemoragi atau pendarahan yang terlihat pada jaringan hati merupakan indikasi

adanya kerusakan pada pembuluh darah. Keadaan tersebut dapat menyebabkan

gangguan pada proses biokimiawi dari organ hati, yang pada akhirnya mengakibatkan

gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak pada sel. Gangguan

metabolisme intraseluler ini akhirnya mengakibatkan perubahan pada struktur sel hati

(Darmawan 1994 dalam Handayani 2009). Adanya gambaran histopatologi berupa

infiltrasi sel radang (Gambar 7), seperti yang dikemukakan Tizard (1987) dalam

Handayani (2009), bahwa infiltrasi sel radang merupakan reaksi tanggap kebal yang

terjadi di dalam tubuh untuk mengeliminasi benda-benda asing atau antigen yang

masuk, dan sel radang ini akan menginduksi pembentukan antibodi di dalam tubuh.

Sel radang yang dominan dilepaskan pada setiap infeksi berbeda-beda tergantung dari

agen penyebab, apabila infeksi disebabkan oleh virus maka sel radang yang dominan

muncul adalah limfosit (Handayani 2009).

Nekrosis adalah kematian sel atau jaringan saat tubuh secara keseluruhan masih

hidup (Smith & Thomas 1961). Penyebab umum dari nekrosis adalah iskemia dan

sejumlah agen eksogen termasuk agen fisik (luka bakar dan trauma), racun kimia,

virus, dan mikroorganisme lain yang memiliki toksin. Bentuk-bentuk nekrosis di

antaranya adalah fokal nekrosis merupakan bentuk nekrosis tunggal dan jelas terlihat

fokus nekrotik, sedangkan pada diffuse nekrosis seluruh organ dan jaringan terkena.

Bentuk lain adalah multifokal nekrosis dimana terdapat beberapa fokus nekrosis yang

muncul di beberapa organ dan terdistribusi (Cheville 2006). Hati merupakan kelenjar

terbesar dalam tubuh dan sel hati mempunyai daya regenerasi yang sangat besar,

namun dalam kasus AI, sel-sel hati yang mengalami kerusakan yang tidak dapat

diperbaiki karena prosesnya yang akut (Handayani 2009).

Page 34: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

 

dibe

Gamba

rikan ekstrak

Gamb

ar 6. Hati : deg

adas bintang

bar 7. Hati : in

ditantang vi

generasi hidro

dan ditantang

nfiltrasi sel ra

irus (K1), pew

opis sel ( ) p

virus AI (P1)

adang ( ) pad

warnaan HE, p

pada kelompo

), pewarnaan H

da kelompok

perbesaran 10x

ok ayam yang

HE, perbesara

ayam yang

x10

20

an (40x10)

Page 35: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

 

Ga 

ambar 8. Hati

ekstr

Ga

diberika

: nekrosis (

rak adas binta

ambar 9. Hati

an perlakuan/k

), pada kelom

ang (K1), pew

: kongesti (

kontrol negatif

mpok ayam ya

warnaan HE, pe

), pada kelom

f (K2), pewarn

ang ditantang

erbesaran 10x

mpok ayam ya

naan HE, perb

virus tanpa di

x10

ang tidak

besaran 10x10

21

iberikan

0

Page 36: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

22  

4.2 Hasil Evaluasi Histopatologi Organ Ginjal

Pengamatan histopatologi organ ginjal menunjukkan perubahan pada semua

kelompok perlakuan. Perubahan-perubahan terjadi pada kelompok kontrol positif dan

negatif hingga kelompok perlakuan. Beberapa lesio yang muncul pada histopatologi

ginjal diantaranya adalah degenerasi tubulus, hemoragi, infiltrasi sel radang, dan

nekrosis (Tabel 6).

Tabel 6. Hasil skoring lesio organ ginjal pada setiap kelompok perlakuan

Kode Jumlah lesio histopatologi Perlakuan Rataan Skoring SKOR 0 1 2 3 4 5

K1 4 a 0 0 3 5 1 11

K2 1 b 0 10 10 0 0 0

P1 3 a 0 0 12 1 0 7

P2 1 b 6 0 14 0 0 0 Keterangan : Skor 0 : Normal Skor 3 : Hemoragi Skor 1 : Kongesti Skor 4 : Infiltrasi sel radang Skor 2 : Degenerasi Skor 5 : Nekrosis Keterangan :a,b huruf superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata diantara kelompok perlakuan pada taraf kepercayaan 95%. K1 : Kontrol Positif (hanya ditantang virus H5N1); K2 : Kontrol Negatif (tidak diberikan perlakuan sama sekali); P1 : Kelompok ayam yang diberi ekstrak adas bintang dan ditantang virus H5N1; P2 : Kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang.

Hasil rataan skoring pada jaringan ginjal menunjukkan bahwa kelompok yang

tidak ditantang virus memiliki nilai rataan skoring yang sama besar, namun gambaran

histopatologi kelompok P2 terlihat lebih baik dibandingkan K2 karena masih ada sel-

sel hati dalam keadaan normal. Kelompok yang ditantang virus yaitu kelompok K1

memiliki rataan skoring yang lebih tinggi jika dibandingkan kelompok ayam yang

ditantang virus AI dan dicekok adas (P1) selain itu terlihat bahwa kejadian nekrosis

(Gambar 11) juga banyak ditemukan pada kelompok K1. Gambaran histopatologi

pada kelompok ayam yang dicekok adas dan ditantang virus AI (P1) lebih dominan

muncul degenerasi tubulus (Gambar 10) diikuti nekrosis dan hemoragi.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan analisis Kruskal Wallis didapatkan

bahwa terdapat perbedaan gambaran histopatologi yang nyata (p<0,05) antara

Page 37: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

23  

kelompok K1 dengan kelompok K2 dan P2, namun kelompok perlakuan yang

diberikan ekstrak adas bintang dan virus H5N1 (P1) tidak berbeda nyata dengan

kelompok kontrol positif (K1). Gambaran histopatologi ginjal ayam pada kelompok

yang ditantang virus terlihat memiliki derajat keparahan paling tinggi. Kelompok

yang diberi ekstrak adas bintang dan ditantang virus memiliki derajat kerusakan yang

lebih rendah, selanjutnya perubahan yang terjadi pada kelompok perlakuan (P1)

dimungkinkan belum ditemukannya dosis tepat ekstrak adas bintang maupun akibat

respon tubuh individu setelah dilakukan uji tantang virus AI subtipe H5N1. Sesuai

pernyataan Handayani (2009), adanya kerusakan pada kelompok kontrol positif (K1)

dan kelompok perlakuan yang ditantang virus dan diberi ekstrak adas (P1) organ

ginjal, hal ini diduga virus yang telah bereplikasi akan terbawa darah menuju sel

target organ, sehingga virus avian influenza tidak hanya ditemukan pada organ

respirasi maupun organ pencernaan tapi juga ditemukan pada organ lain, seperti pada

ginjal.

Ginjal merupakan organ tubuh yang memiliki peranan penting dalam mengatur

keseimbangan air dan elektrolit, mengeluarkan sisa hasil metabolisme tubuh yang

tidak dibutuhkan serta sebagai tempat pembentukan hormon yang mengatur tekanan

darah dan proses pematangan sel darah merah (eritrosit). Adanya gangguan fungsi

ginjal dapat menyebabkan gangguan keseimbangan air dan elektrolit, yang akibatnya

dapat menimbulkan gangguan pada pengaturan tekanan darah (Striker et al. 1978

dalam Handayani 2009). Penyebab umum dari nekrosis adalah iskemia dan sejumlah

agen eksogen termasuk agen fisik (luka bakar dan trauma), racun kimia, virus, dan

mikroorganisme lain yang memiliki toksin (Cheville 2006).

Kelompok kontrol negatif (K2) memiliki gambaran histopatologi berupa

degenerasi tubuli dan kongesti. Lesio yang terjadi pada kelompok kontrol negatif

kemungkinan akibat respon individu ayam yang berbeda-beda. Gambaran

histopatologi organ yang dialami oleh kelompok ayam dicekok adas tanpa ditantang

virus H5N1 (P2) yaitu degenerasi tubuli dan masih terlihat gambaran sel-sel yang

normal, namun jika dibandingkan dengan kontrol negatif (K2), gambaran

histopatologi kelompok uji (P2) memberikan gambaran hasil yang lebih baik.

Page 38: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

 

Infil

virus mem

Jones 196

terjadinya

Nekrosis d

oleh nukl

tingginya

otak, sel t

dan sel ep

yan

ltrasi sel ra

mang menem

61). Virus H

a nekrosis d

dikaitkan de

leoprotein v

titer virus

tubulus ginj

itel pulmon

Gam

ng ditantang v

adang di se

mpati area

HPAI pada

dan apopto

engan tingg

virus AI d

AI di jaring

jal, epitel a

nari (Swayn

mbar 10. Gnja

virus dan diber

ekitar pemb

vaskular ya

a tingkat su

sis pada se

ginya tingka

di nukleus

gan. Nekro

asinar pankr

e & Mary 2

al : degeneras

ri ekstrak ada

buluh darah

ang menjad

ubseluler da

el unggas y

at replikasi

dan sitopl

sis dilapork

reas, myosi

2008).

i tubuli ( ),

s bintang (P1)

h, juga bisa

di tempat pe

an seluler a

yang terinf

virus seper

asma pada

kan banyak

it jantung, s

, pada kelomp

), pewarnaan H

a disebabka

eradangan (

akan menga

feksi oleh v

rti yang ditu

a sel terinfe

k ditemukan

sel adrenal

pok ayam

HE, perbesara

24

n karena

(Smith &

akibatkan

virus AI.

unjukkan

feksi dan

n di saraf

kortikal,

an 10x10

Page 39: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

 

Gam

mbar 11. Ginja

tanpa dibe

al: nekrosis tu

ri ekstrak ada

ubulus ginjal (

as bintang (K1

), pada kelo

), pewarnaan

ompok ayam y

HE, perbesara

yang ditantang

an 10x10

25

g virus AI

Page 40: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

26  

5 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Ekstrak buah adas bintang (Illicium verum) mampu mengurangi kematian ayam

sebesar 37,5% dan mampu mengurangi lesio histopatologis organ hati dan

ginjal ayam broiler setelah ditantang virus H5N1.

2. Lesio pada organ hati dan ginjal yang ditantang virus banyak ditemukan

hemoragi, infiltrasi sel radang hingga nekrosis sedangkan lesio pada ayam yang

diberi ekstrak adas bintang dan ditantang virus memiliki jumlah kerusakan yang

lebih ringan.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan dosis optimum adas

bintang (Illicium verum) dalam menginfeksi virus H5N1.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui komponen aktif adas

bintang (Illicium verum) yang berperan dalam menghambat infeksi virus

H5N1.

Page 41: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

27  

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Avian Influenza Viruses. http://www.csa.com/discoveryguides/avian/images/virus.jpg&imgrefurl. [26 Februari 2010].

Anonim. 2010. Illicium lanceolatum. www.woodland.com. (30 Agustus 2010). Anonim. 2010. Bunga Lawang (Illicium verum Hook.). www.plantamor.com. (14 Juli

2010). Anonim. 2010. Illicium. http://en.academic.ru/dic.nsf/enwiki/1458736. (15 Juli

2010). Arief S. 2010. Radikal Bebas. http://www.pediatrik.com/buletin/06224113752-

x0zu6l.pdf. (19 Agustus 2010). Artika IM. 2009. Cara Virus Avian Influenza Menaklukan Tamiflu.

http://kesehatan.kompas.com/read/2009. [27 Mei 2010]. Astani A, Reichling J, Schnitzler P. 2009. Screening for antiviral activities of isolated

compounds from essential oil. eCAM Advance Acess Oxford Journals. Hlm 1-8.

Cheville NF. 2006. Introduction of Veterinary Pathology Third Edition. USA : Blackwell Publishing.

Doneley B. 2004. Treating liver disease in the avian patient. Seminars in Avian and Exotic Pet Medicine 7 (2):8-15.

Easterday BC & VS Hinshaw. 1991. Influenza. Di dalam: Calnek BW, H John Barnes, CW Beard, WM Reid, HW Yoder Jr. Disease of Poultry 9th ed. USA : Iowa State University Press. Hlm 532-547.

Enrich LB, Scheuermann ML, Mohadjer A, Matthias KR, Eller CF, Newman MS, Fujinaka M, Poon T. 2008. Liquidambar styraciflua: a renewable source of shikimic acid. Tetrahedron Letters. 49: 2503-2505

Effendi. 1996. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia VIII. Di dalam: Widenvali L, Dzulkarnain B, Sundari D, Sampurno OD. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Guyton AC & John EH. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 11. Jakarta : EGC.

Handayani KS. 2009. Distribusi Virus Avian Influenza (H5N1) Pada Jaringan Tubuh Itik Dengan Metode Imunohistokimia. [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Harder TC & Ortrud W. 2007. Avian Influenza. http : www.influenzareport.com. [13 Maret 2010].

Hartini YS, Soegihardjo CJ, Putri AI, Setyorini MI, Kurniawan D. 2006. Daya Antibakteri Campuran Ekstrak Etanol Buah Adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan Kulit Batang Pulosari (Alyxia reinwardtii BL). http://www.usd.ac.id/06/publ_dosen/far/yustina.pdf. [27 Mei 2010].

Page 42: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

28  

Ize-Ludlow et al. 2004. Chemical composition of chinese star anise (Illicium verum) and neurotoxicity in infants. Journal of the American Medical Association. 291 (5).

Jati SH. 2008. Efek Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam (Syzgium polyanthum [Wight] Walp.) Pada Hati Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4). [skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jatmiko DW. 2007. Studi Pustaka Dinamika Perkembangan Flu Burung/ Avian Influenza (AI) Di Indonesia (2003-2007) [Skripsi]. Bogor: FKH IPB.

Liu H, Qiu N, Ding H, Yao R. 2007. Polyphenols contents and antioxidant capacity of 68 chinese herbals suitable for medical or food uses. Food Research International. 41:363-370.

M De, De AK, Mukhopadhyay R, Miro M, Anerjee B. 2001. Antimicrobials action of Illicium verum Hook. f. Ars Pharmaceutica. 42(3-4): 209-220.

Mahardika IG, Sukada IM, Antara MS, Suartini NG. 2008. Motif sekuens asam amino pembentuk kantong pengikat oseltamivir pada protein neuraminidase virus avian influenza (H5N1) Asal Manusia dan Hewan di Indonesia. Jurnal Veteriner. 9(4):204-206.

Mandoki M, et al. 2006. Phylogenetic diversity of avian nefritis virus in Hungarian chicken flocks. Avian Pathology. 35:224-229.

Menno DJ & Tran TH. 2005. Avian influenza A (H5N1). Journal of Clinical Virology 35:2-13.

Nurbara ED. 2009. Kajian Potensi Ekstrak Etanol Adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) Sebagai Bahan Obat Alternatif Flu Burung [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Radji M. 2006. Avian influenza A (H5N1) : patogenesis, pencegahan dan penyebaran pada manusia. Majalah Ilmu Kefarmasian 3 (2):55-65.

Rahmawati H. 2010. Antioksidan. rarafarmasi.staff.umm.ac.id/files/2010/01. [23 Juli 2010].

Rusmiati & Lestari. 2004. Struktur histologis rrgan hati dan ren mencit (Mus mucsulus L) jantan setelah perlakuan dengan ekstrak kayu secang (Caesalpinnia sappan L). Bioscientiae. 1 (1):23-30.

Setiawan IM. 2009. Diagnosis dan tata laksana infeksi virus influenza A H5N1. Majalah Kedokteran Indonesia. 59(5):215-220.

Setiyono A, Winarsih W, Syakir M, Bermawie N. 2008. Potensi Tanaman Obat Untuk Penanggulangan Flu Burung. Laporan Akhir Penelitian. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor. Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Smith HA & Thomas CJ. 1961. Veterinary Pathology. Philadelphia : Lea & Febiger. Styles DK, David NP. 1998. Clinical avian virology. Seminars in Avian and Exotic

Pet Medicine 7 (2):104-112. Suri S. 2007. Avian Influenza (Bird Flu). http : www.influenzareport.com. [13 Maret

2010].

Page 43: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

29  

Swayne D, Mary PJ. 2008. Pathobiology of Avian Influenza Virus Infections in Bird and Mammals. Di Dalam: Swayne D. Avian Influenza. USA : Blackwell Publishing. Hlm 87-122.

Synchronium. 2009. Animal Testing & Species Differences. http : www.synchronium.net. [9 Maret 2010].

Tabbu CR. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Kanisius : Yogyakarta. Tuan DC & Ilangantileke SG. 1996. Liquid CO2 extraction of essential oil from star

anise fruit (Illicium verum H.). Journal of Food Engineering. 31:47-57. Wardana DK. 2006. Studi Histopatologi Organ Paru-Paru, Hati, Limpa dan Ginjal

Ayam yang Diinfeksi Eimeria tenella Setelah Pemberian Infusa Meniran (Phyllantus niruri L.) Melalui Air Minum [skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

[FAO] Food And Agriculture Organisation. 2008. Burung Liar dan Flu Burung: Pengantar Riset Lapangan Terapan dan Teknik Pengambilan Sampel Penyakit. Disunting oleh D. Whitworth, S.H. Newman, T. Mundkur dan P. Harris. Panduan Produksi dan Kesehatan Hewan FAO, No. 5. Food and Agriculture Organization of the United Nations & Wetlands International - Indonesia Programme, Jakarta.

[OIE] The World Organisation for Animal Health. 2010. Avian Influenza. http: www.oie.int. [27 Mei 2010].

Page 44: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

30  

LAMPIRAN

Page 45: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

31  

ORGAN HATI

Kruskal-Wallis: Perbandingan Berganda Hasil Uji Kruskal-Wallis pada data Grup N Median Ave Rank Z K1 20 4.500 62.6 4.91 K2 20 2.000 27.4 -2.91 P1 20 2.000 47.9 1.63 P2 20 2.000 24.1 -3.63 Total 80 40.5 H = 36.35 DF = 3 P = 0.000 H = 42.54 DF = 3 P = 0.000 (nilai yang disesuaikan dengan memperhitungkan nilai yang sama)

Kruskal-Wallis: Kesimpulan Kelompok di bawah ini menunjukkan hasil yang berbeda nyata : Grup Z vs. Nilai Kritis P-value K1 vs. P2 5.66082 >= 2.128 0.0000 K1 vs. K2 5.18233 >= 2.128 0.0000 P1 vs. P2 3.48924 >= 2.128 0.0005 K2 vs. P1 3.01076 >= 2.128 0.0026 K1 vs. P1 2.17157 >= 2.128 0.0299

Grafik Perbandingan Ganda  

Multiple Comparisons Chart

P2P1K2K1

5

4

3

2

1

0

Da

ta

P1

K2

K1

P2

P2

P1

P2

P1

K2

Z0-ZNormal (0 ,1) Distr ibution

Boxplots with Sign Confidence IntervalsDesired C onfidence: 86.761

Family A lpha: 0.2Bonferroni Indiv idual A lpha: 0.033

Pairwise ComparisonsC omparisons: 6

|Bonferroni Z-v alue|: 2.128

Page 46: GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL … · terakhir adalah kelompok ayam yang hanya diberi ekstrak adas bintang (P2). Ayam dicekok ekstrak tanaman obat dalam bentuk formulasi

32  

ORGAN GINJAL

Kruskal-Wallis: Perbandingan Berganda Hasil Uji Kruskal-Wallis pada data: Grup N Median Ave Rank Z K1 20 5.000 60.8 4.52 K2 20 1.500 23.0 -3.89 P1 20 3.000 57.8 3.84 P2 20 1.000 20.4 -4.47 Total 80 40.5 H = 52.73 DF = 3 P = 0.000 H = 55.96 DF = 3 P = 0.000 (nilai yang disesuaikan dengan memperhitungkan nilai yang sama)

Kruskal-Wallis: Kesimpulan Kelompok di bawah ini menunjukkan hasil yang berbeda nyata : Grup Z vs. Nilai Kritis P-value K1 vs. P2 5.67054 >= 2.128 0 K1 vs. K2 5.30255 >= 2.128 0 P1 vs. P2 5.24648 >= 2.128 0 K2 vs. P1 4.87849 >= 2.128 0

Grafik Perbandingan Berganda

Multiple Comparisons Chart

P2P1K2K1

5

4

3

2

1

0

Da

ta

P1

K2

K1

P2

P2

P1

P2

P1

K2

Z0-ZNormal (0 ,1 ) Distr ibution

Boxplots with Sign Confidence IntervalsDesired C onfidence: 86.761

F amily A lpha: 0.2Bonferroni Indiv idual A lpha: 0.033

Pairwise ComparisonsC omparisons: 6

|Bonferroni Z-v alue|: 2.128