Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

50
Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Pada Tahun 2014 Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh : Diana Nurmalasari NIM 1111103000078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M

Transcript of Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

Page 1: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah

Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

Pada Tahun 2014

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Diana Nurmalasari

NIM 1111103000078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 2: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...
Page 3: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

iii

Page 4: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

iv

Page 5: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmatnyalah

saya dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Gambaran Faktor Risiko Bayi

Berat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Pada Tahun 2014”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya

menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah

sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada pihak-pihak yang telah membantu dan membimbing saya selama

penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih ini saya sampaikan kepada :

1. Prof DR (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd, sebagai dekan Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Riva Auda, SpA, MKes sebagai dosen pembimbing materi yang telah

banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Debbie Latupeirissa (k), SpA sebagai pembimbing metodologi yang

selalu menyempatkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang

sangat berharga buat saya ditengah kesibukan beliau.

4. Dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dari tim riset yang tidak pernah henti

mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada bapak-ibu dosen Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan berbagai ilmu kepada

saya selama saya menjalani pendidikan di Program Studi Pendidikan

Dokter FKIK UIN SH Jakarta.

Page 6: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

vi

6. Drg. Danik Hariyani perwakilan dari DIKLIT RSUP Fatmawati yang telah

membantu saya dalam proses perijinan pengambilan data di RSUP

Fatmawati.

7. Kepada ibu Dian perwakilan dari IRMIK RSUP Fatmawati yang telah

membantu saya dalam proses pengambilan data di RSUP Fatmawati.

8. Kedua orang tua tercita saya yaitu ayahanda H. Elly dan ibunda

Hj. Rohemah yang selalu memberikan dukungan baik moril dan materil,

serta doa-doanya yang tiada henti dan terimakasih untuk kasih sayang

kalian.

9. Teman-teman sejawat PSPD 2011 yang selalu memberikan semangat

kepada saya dalam penyusunan skripsi ini, terutama kelompok riset saya

(Indra Nur Akhir Raharja, Bentito Zulian Pamungkas, A. Riza Faisal

Herze) yang telah memberikan semangat, dukungan baik moril maupun

materil selama penyusunan skripsi ini.

10. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,

yang telah membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, saya berharap ALLAH SWT berkenan membalas segala kebaikan

kebaikan semua pihak yang telah membantu daya dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi masyarakat pada

umumnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 16 September 2014

Diana Nurmalasari

Page 7: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

vii

ABSTRAK

Diana Nurmalasari. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran Faktor

Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

Pada Tahun 2014. Penelitian, 2014

Bayi berat lahir rendah merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan

kematian pada masa perinatal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran faktor risiko yang dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah di RSUP

Fatmawati pada tahun 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross

sectional. Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang melahirkan bayi berat

lahir rendah di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Pada Tahun 2014.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara consecutive

sampling sebanyak 96 sampel.

Hasil penelitian menunjukan dari 96 sampel BBLR 12,5% bayi dengan berat

badan di bawah 1500 grams, 28,1% bayi dengan berat badan 1500-2000, dan

59,4% bayi dengan berat badan 2000-2500. Berdasarkan jenis kelamin sekitar

58,3% bayi dengan jenis kelamin laki-laki dan 41,7% bayi dengan jenis kelamin

perempuan. Sebagian besar pasien yang melahirkan BBLR adalah pasien dengan

usia 20 tahun – 35 tahun (75,0%), paritas kurang dari tiga (93,8 %) dan sebagian

besar pasien memiliki pendidikan tinggi.

Kata kunci : BBLR, faktor risiko BBLR

Page 8: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

viii

ABSRTACT

Diana Nurmalasari. Medical Education Study Program. Description Of Low

Birth Weight In Fatmawati General Hospital In Year 2014. Research. 2014.

Low birth weight one of the leading risk factor of perineonates mortality. This

study is conducted to depict the risk factors related to low birth weight in

fatmawati general hospital in year 2014.

This is a descriptive study using cross sectional approach. The target population is

mothers giving birth low weight infants in Fatmawati General Hospital in year

2014. Data were collected using consecutive sampling. Ninety six samples were

included in this study.

Results shows 12.5% had a birth weight under 1500 gram, 28.1% between 1500-

2000 gram, and 59.4% between 2000-2500 grams. Among the infants, 29.4%

were male and 41.7% were female. The majority of mothers were aged 20-25

years old (75.0%), giving birth under three times (93.8%), and had high

educational background.

Key words : low birth weight baby, low birth weight baby risk factor

Page 9: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fisiologi Kehamilan ......................................................................... 4

2.2 Berat Badan Lahir Rendah ............................................................... 6

2.2.1 Definisi …………………………………………………... 6

2.2.2 Epidemiologi ................................................................... 7

2.2.3 Patofisiologi Dan Faktor Risiko BBLR ........................... 7

2.2.4 Perawatan bayi berat lahir rendah ................................... 14

2.3 Kerangka Teori ................................................................................. 16

Page 10: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

x

2.4 Kerangka Konsep ............................................................................. 17

2.5 Definisi Operasional ......................................................................... 18

BAB III METODOLOGI

3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 21

3.2 Tempat Dan Waktu ....................................................................... 21

3.3 Populasi Dan Sampel .................................................................... 21

3.4 Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 22

3.5 Kriteria Penelitian ......................................................................... 22

3.6 Variabel Penelitian ........................................................................ 22

3.7 Cara Kerja Penelitian .................................................................... 22

3.8 Managemen Data .......................................................................... 23

3.9 Jadwal Penelitian ........................................................................... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ................................................................................................. 24

4.2 Pembahasan ...................................................................................... 25

4.3 keterbatasan penelitian ..................................................................... 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 29

5.2 Saran ................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 31

LAMPIRAN ................................................................................................ 34

Page 11: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pertumbuhan Panjang Dan Berat Badan Selama

Masa Janin .......................................................................... 6

Tabel 2.5 Definisi operasional ............................................................... 18

Tabel 3.10 Jadwal penelitian .................................................................... 23

Tabel 4.1.1 Karakteristik Penelitian .......................................................... 24

Page 12: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

xii

DAFTAR SINGKATAN

BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

hCG (Human Chorionic Gonadotropin)

HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

IRMPDI (Instalansi Rekam Medis Dan Pusat Data Informasi)

KEK (Kurang Energi Kronik)

KMK (Kecil Untuk Masa Kehamilan)

LLA (Lingkar Lengan Atas)

RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat)

SGA (Small For Gestation Age)

SMK (Sesuai Masa Kehamilan)

UIN (Universitas Islam Negeri)

WHO (World Health Organization)

PMK (Perawatan Metode Kanguru)

Page 13: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Dari Fatmawati ......................................................... 34

Lampiran 2 Riwayat Penulis ........................................................................ 37

Page 14: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Definisi bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bila berat badannya

kurang dari 2.500 gram. BBLR merupakan faktor utama yang berpengaruh

terhadap kematian perinatal dan neonatal, bayi dengan BBLR berisiko meninggal

dunia sebelum berumur satu tahun 17 kali lebih besar dari bayi yang dilahirkan

dengan berat badan normal.1,2

Data dari badan kesehatan dunia / World Health Organization (WHO)

terdapat lebih dari 20 juta kelahiran bayi di seluruh dunia yang mengalami BBLR

sekitar 15,5 % dan 95,6 % berasal dari negara berkembang. Berdasarkan Hasil

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 bayi yang mempunyai berat

lahir di bawah 2500 gram sebesar 11,1 %, 2500-3999 gram sebesar 82,5 %, dan

dibawah 4000 gram sebesar 6,4 % . Persentase bayi berat badan lahir rendah di

DKI Jakarta pada tahun 2010 sekitar 9,1 %. Persentase bayi berat badan lahir di

bawah 2500 gram banyak terdapat pada perempuan (12,4 %) lebih tinggi dari

pada anak laki-laki (9,8%) dan pesentase untuk BBLR di pedesaan (12,0 %) lebih

tinggi dari pada di perkotaan (10,4 %). 1,3

Menurut WHO (2004) BBLR disebabkan oleh 7 faktor yaitu : genetik (faktor

gen, interaksi lingkungan, berat badan ayah, jenis kelamin), kecukupan gizi

(nutrisi ibu ketika hamil, kecukupan protein dan energi, kekurangan nutrisi),

karakteristik dan berat ibu (berat ibu ketika hamil, paritas, jarak kelahiran),

riwayat penyakit ibu (malaria, anaemia, sifilis, rubella), komplikasi kehamilan

(eklamsi, infeksi ketika melahirkan), gaya hidup ibu (merokok dan mengkonsumsi

alkohol) dan lingkungan (polusi, faktor sosial ekonomi).4

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR meliputi kehamilan dini

kurang dari 18 tahun (4,1 %), kehamilan terlalu tua lebih dari 34 tahun (11 %),

paritas lebih dari tiga (9,4 %), anemia pada ibu hamil (50,9 %), dan jarak

Page 15: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

2

persalinan yang terlalu dekat (5,2 %), lingkar lengan atas <23,5 cm (29 %), wanita

usia subur yang menderita kekurangan energi kronis (KEK) yang berisiko

melahirkan bayi berat badan lahir rendah.5

Dari data di atas dapat dilihat bahwa angka kejadian BBLR di Indonesia masih

tingginya sehingga membuat penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengetahui

“gambaran faktor risiko bayi berat badan lahir rendah di RSUP Fatmawati pada

tahun 2014”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian

ini adalah “Bagaimana Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di

RSUP Fatmawati Pada Tahun 2014 ?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor risiko bayi berat lahir rendah di RSUP

Fatmawati pada tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui gambaran faktor risiko BBLR berdasarkan usia ibu,

paritas, dan tingkat pendidikan ibu.

1.4. Manfaat

Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Masyarakat umum

Memberikan informasi tentang gambaran faktor risiko BBLR di RSUP

Fatmawati pada tahun 2014 guna menurunkan angka kejadian BBLR.

2. Institusi UIN

Manfaat untuk institusi UIN itu sendiri adalah menambah literatur

mengenai “gambaran faktor risiko bayi berat lahir rendah di RSUP

Fatmawati pada tahun 2014”

Page 16: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

3

3. Peneliti

Merupakan syarat kelulusan preklinik program studi pendidikan dokter.

Manfaat lain untuk peneliti adalah dapat menambah pengetahuan tentang

“gambaran faktor risiko bayi berat lahir rendah di RSUP Fatmawati pada

tahun 2014”

Page 17: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fisiologi kehamilan

2.1.1 Trimester I

2.1.1.1 Perkembangan minggu pertama

Perkembangan minggu pertama dimulai dengan proses ovulasi hingga

implantasi. Proses ini dimulai dengan masuknya sperma ke ovum lalu nukleus

sperma dan ovum akan menyatu dan terbentuk zigot. Zigot ini akan mengalami

pembelahan mitotik menjadi morula. Tiga sampai empat hari setelah terjadi

ovulasi progesteron dihasilkan dalam jumlah yang memadai untuk melemaskan

tuba uterin sehingga memungkinkan morula masuk ke dalam uterus, mengapung

bebas di dalam uterus dan terus membelah. Setelah siap untuk implantasi morula

terus membelah menjadi blastokista kemudian blastokista ini akan berkembang

menjadi mudigah sedangkan lapisan terluar dari blastokista yaitu trofoblas akan

melakukan implantasi dan membentuk plasenta.6,7

2.1.1.2 Perkembangan minggu kedua

Pada permulaan minggu kedua blastokista sebagian tertanam ke dalam

stroma endometrium. Trofoblas berdiferensiasi menjadi lapisan yang aktif

berproliferasi (sititrofoblas) dan lapisan yang mengikis jaringan ibu

(sinsitiotrofoblas). Menjelang hari ke sembilan terbentuk lakuna di dalam

sinsitiotrofoblas, kemudian sinusoid ibu terkikis oleh sinsitiotrofoblas, darah ibu

memasuki jaringan lakuna, menjelang akhir minggu ke dua mulailah sirkulasi

utero-plasenta dan blastokista tertanam sepenuhnya.6,7

2.1.1.3 Perkembangan minggu ketiga

Pada minggu ketiga terbentuk lapisan mudigah ektoderm, mesoderm, dan

endoderm dan pada saat yang bersamaan terbentuk villi primer yang sudah

memiliki inti masenkim, tempat munculnya pembuluh kapiler kecil yang siap

memasok zat-zat makanan dan oksigennya kepada mudigah.7

Page 18: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

5

2.1.1.4 Perkembangan minggu ketiga sampai minggu kedelapan

Perkembangan pada minggu ketiga sampai ke empat disebut massa

embrionik. Masing-masing dari ketiga lapisan mudigah membentuk organ

spesifik. Lapisan ektoderm membentuk susunan saraf pusat, sistem saraf tepi,

epitel sensorik telinga, hidung, dan mata, termasuk rambut dan kuku, kelenjar

hipofisis, kelenjar mammae, dan kelenjar keringat serta email gigi. Lapisan

mesoderm membentuk masenkim di kepala, membentuk jaringan otot, tulang dan

tulang rawan, jaringan subkutan kulit, sistem pembuluh yaitu jantung, pembuluh

nadi, pembuluh getah bening dan semua sel darah dan sel getah bening,

membentuk ginjal, gonad dan salurannya tidak termasuk kandung kemih, limpa,

dan korteks adrenal. Lapisan endoderm membentuk lapisan epitel saluran

pencernaan, saluran pernafasan, kandung kemih, parenkim tiroid, kelenjar

paratiroid, hati, kelenjar pankreas, kavum timpani, dan tuba eustachius.7

2.1.1.5 Bulan ketiga

Pada minggu ketiga wajah sudah menyerupai manusia. Letak mata dan

letak telinga mendekati letak definitifnya. Alat kelamin luar berkembang

sedemikian rupa. Dalam bulan ke tiga kepala kira-kira setengah dari panjang

ubun-ubun. 7

2.1.2 Trimester II

2.1.2.1.Bulan keempat dan kelima.

Pada bulan ke empat dan ke lima janin memanjang dengan cepat. Pada

bulan ke lima gerakan janin sudah mulai bisa dirasakan oleh ibunya. Menjelang

bulan ke lima ukuran kepala kira-kira sepertiga panjang ubun-ubun ke tumit.7

2.1.2.2.Bulan keenam

Pada bulan keenam kulit janin kemerahan dan terlihat berkeriput, karena

tidak ada jaringan ikat di bawah kulitnya. Bayi yang dilahirkan pada bulan ke

enam atau paruh pertama bulan ketujuh akan sukar untuk bertahan hidup karena

sistem pernafasan dan sistem saraf pusat belum cukup berdiferensiasi dan

koordinasi antara keduanya belum baik.7

Page 19: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

6

2.1.3 Trimester III

Pertambahan berat badan sangat mencolok pada dua bulan terakhir

kehamilan. Selama dua bulan terakhir janin memperoleh kontur yang membulat

karena endapan lemak di bawah kulit, pada akhir bulan kesembilan kepala telah

mendapatkan ukuran-ukuran lingkar terbesar pada semua bagian tubuh.7

Pada tahap trimester III terjadi pertumbuhan janin yang sangat cepat

dibandingkan trimester sebelumnya maka kekurangan gizi dalam trimester III

dapat menghambat pertumbuhannya hingga bayi dilahirkan dengan berat badan

dan panjang yang kurang dari semestinya.7

Tabel 2.1 Pertumbuhan panjang dan berat badan selama masa janin.

Umur (minggu) Panjang puncak kepala

bokong(cm)

Berat badan (g)

9-12 5-8 10-45

13-16 9-14 60-200

17-20 15-19 250-450

21-24 20-23 500-820

25-28 24-27 900-1300

29-32 28-30 1400-2100

33-36 31-34 2200-2900

37-38 35-36 3000-3400

Sumber : T.W. Sadler, 2000

2.2 Berat badan lahir rendah (BBLR)

2.2.1. Definisi

Definisi bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah apabila berat badan lahir

nya kurang dari 2500 gram. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah

premature baby dengan low birth weight baby (bayi dengan berat lahir rendah =

BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang dengan BBLR pada

waktu lahir prematur.1

Page 20: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

7

WHO 1979 telah membagi usia kehamilan menjadi 3 kelompok yaitu

1. Preterm, yaitu kurang dari 37 minggu (259 hari)

2. Term, yaitu mulai dari 37 minggu sampai 42 minggu atau umur antara

259-293 hari

3. Post term, yaitu lebih dari 42 minggu (294 hari)1,8

Ada juga ciri bentuk bayi dengan BBLR yang dibagi menjadi dua yaitu,

1. Small for gestation age (SGA) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK).

Bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa

kehamilannya (bayi yang berat badannya kurang dari persentil ke-10 dari

berat sesungguhnya yang harus dicapai menurut umur kehamilannya) ;

2. Umur hamil kurang 37 minggu, sesuai masa kehamilan (SMK).

3. Berat badan lahir rendah akibat kombinasi dari keduanya (umur hamilnya

belum waktunya untuk lahir dan tumbuh kembang intrauterin, mengalami

gangguan sehingga terjadi kecil untuk masa kehamilannya).1,8

2.2.2 Epidemiologi

Menurut data dari WHO terdapat lebih dari 20 juta kelahiran bayi di

seluruh dunia yang mengalami BBLR sekitar 15,5 % dan 95,6 % berasal dari

negara berkembang. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

tahun 2010 bayi yang mempunyai berat lahir di bawah 2500 gram sebesar 11,1

%, 2500-3999 gram sebesar 82,5 %, dan di atas 4000 gram sebesar 6,4 % .

Persentase bayi berat badan lahir rendah di DKI Jakarta pada tahun 2010 sekitar

9,1 %. Persentase berat badan lahir di bawah 2500 gram banyak terdapat pada

perempuan (12,4 %) lebih tinggi dari anak laki-laki (9,8%) dan pesentase untuk

BBLR di pedesaan (12,0 %) lebih tinggi dari di perkotaan (10,4 %). 1,3

2.2.3 Patofisiologi dan faktor risiko terjadinya BBLR

Patofisiologi terjadinya BBLR ini bergantung pada faktor-faktor yang

berkaitan dengan terjadinya BBLR. Berat badan lahir rendah sering dikaitkan

dengan keadaan sosial ekonomi rendah, kelainan kongenital, infeksi intrauterin,

kehamilan multipel, fungsi plasenta yang buruk, gizi buruk pada ibu, penyakit ibu,

Page 21: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

8

serta kebiasaan-kebiasaan ibu seperti merokok, penyalahgunaan obat, dan

konsumsi alkohol. Selain itu BBLR juga dapat disebabkan oleh kelahiran

prematur kurang dari 37 minggu (bayi prematur) atau pertumbuhan janin

terhambat (kecil untuk masa kehamilan).9

Faktor yang menentukan tumbuh kembang janin intrauterin 1:

1. Faktor janin

a. Faktor genetik

b. Faktor hormonal janin

c. Kehamilan tunggal atau ganda

d. Faktor kelainan kongenital

2. Faktor maternal

a. Kondisi badan

Kegemukan

Tinggi badan

Status gizi

Konsumsi alkohol, merokok, obat lainnya

Pertambahan BB ibu saat hamil

Umur kehamilan menurut pembagian WHO

Ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR :

1. Usia

Usia ibu juga mempengaruhi berat lahir bayi. Usia yang berisiko tinggi

terjadinya BBLR adalah usia di bawah 20 tahun dan usia di atas 35 tahun.

Jika usia ibu terlalu muda maka aliran darah menuju serviks dan uterus

masih belum sempurna sehingga penyaluran nutrisi dari ibu ke janin juga

tidak adekuat. Semakin tua usia ibu maka akan terjadi perubahan

pembuluh darah dan menurunnya fungsi hormon-hormon yang mengatur

proses atau siklus reproduksi (endometrium) yang juga akan

mempengaruhi proses penyaluran nutrisi dari ibu ke janin. Semakin tua

usia ibu maka semakin tinggi resiko terjadinya hipertensi yang merupakan

faktor predisposisi terjadinya BBLR. Selain itu pada kondisi kurang energi

Page 22: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

9

kronik (KEK) yang berisiko melahirkan BBLR terjadi pada ibu dengan

usia antara 15-19. 10,11,12

2. Paritas

Paritas menunjukkan jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu. Persalinan

yang dibilang aman adalah persalinan ke 2 dan 3. Persalinan lebih dari 4

akan meningkatkan risiko terjadinya BBLR, persalinan lebih dari 4 bisa

menimbulkan komplikasi perdarahan dan infeksi. Semakin tinggi paritas

ibu maka semakin tinggi resiko BBLR, hal ini disebabkan karena semakin

banyak persalinan maka rahim ibu akan lemah sehingga mengganggu

proses penyaluran nutrisi dari ibu ke janin. 10.11

3. Kadar HB

Anemia terjadi jika kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari

batas normal. Menurut WHO batas normal nilai Hb wanita hamil adalah

11 gram %. Faktor penyebab anemia adalah kurang gizi,penyakit kronis

baik infeksi maupun non infeksi, sosial ekonomi rendah, tingkat

pendidikan dan pengetahuan yang rendah. Ibu yang hamil dengan anemia

pada trimester pertama kehamilannya beresiko 10,29 kali melahirkan

BBLR dibanding dengan ibu hamil yang tidak mengalami anemia dan ibu

yang mengalami anemia pada trimester kedua kehamilannya berisiko 16

kali lebih banyak melahirkan BBLR dari ibu yang tidak mengalami

anemia. Anemia defisiensi besi terjadi karena tidak cukupnya zat gizi besi

yang harus diserap dari makanan sehari-hari untuk pembentukan sel darah

merah sehingga dapat menyebabkan ketidak seimbangan antara

pemasukan dan pengeluaran zat besi dalam tubuh. . Kondisi seperti ini

dapat menyebabkan penyaluran oksigen ke jaringan akan berkurang yang

akan menurunkan metabolisme jaringan sehingga pertumbuhan janinpun

terhambat dan dapat beresiko BBLR. 13,14,15

Page 23: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

10

4. Status gizi ibu hamil

4.1 Kebutuhan gizi

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena

itu kebutuhan energi dan zat lainnya meningkat selama kehamilan.

Peningkatan energi dan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan

komposisi, dan metabolisme tubuh ibu. Jika terjadi kekurangan gizi

tertentu yang diperlukan saat kehamilan dapat menyebabkan janin tumbuh

tidak sempurna. Bagi ibu hamil semua zat gizi memerlukan tambahan dan

seringkali kekurangan energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi

dan kalsium. Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak

5180 Kkal, dan lemak 36.337 Kkal, agar energi ini bisa ditampung maka

dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.224 Kkal yang digunakan untuk

mengubah energi yang terkait dalam makanan menjadi energi yang bisa

dimetabolisme. Dengan demikian jumlah total energi yang tersedia selama

kehamilan adalah 74.537 Kkal dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Pada

trimester I kebutuhan energi ibu hamil akan meningkat secara minimal.

Kemudian sepanjang trimester II dan trimester III kebutuhan energi akan

meningkat terus sampai akhir kehamilan. Energi tambahan yang

dibutuhkan pada trimester I diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu

seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, payudara, serta

penumpukan lemak. Selama trimester II dan III energi tambahan

digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Karena banyak

perbedaan mengenai kebutuhan energi selama hamil maka WHO

menganjurkan jumlah tambahan energi selama kehamilan sebesar 150

Kkal per hari pada trimester I dan 350 Kkal per hari pada trimester II dan

III. Sama halnya dengan energi kebutuhan ibu hamil akan protein juga

meningkat bahkan mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein

yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak Sama

halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga

meningkat, bahkan mencapai 68% dari sebelum hamil. Jumlah protein

yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gr

Page 24: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

11

yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Pertambahan

protein yang dianjurkan adalah 50 gr/ hari selama kehamilan. Dalam satu

hari asupan protein mencapai 50-100 gr ( sekitar 15 % dari jumlah total

kalori) atau sekitar 1,5 g/kgBB/hari (gravida matur), 1,5 g/kgBB/hari (usia

15-18 tahun), dan 1,7 g/kgBB/hari (< 15 tahun). Bahan pangan sebagai

sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai tinggi seperti

daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil olahannya.13,15,16

4.2 Gizi kurang pada ibu hamil

Jika ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan maka efeknya

adalah sebagai berikut :

4.2.1. Terhadap ibu

Dapat menyebabkan timbulnya komplikasi pada ibu antara lain

perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, terkena

penyakit infeksi dan anemia yang dapat didefinisikan sebagai kondisi

kadar Hb berada di bawah normal yang disebabkan oleh kekurangan zat

besi, yang lebih dikenal dengan istilah anemia defisiensi besi yang paling

sering terjadi selama kehamilan. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan

gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun

sel otak. Anemia defisiensi besi dapat mengakibatkan kematian janin

dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang

dilahirkan, hal ini menyebabkan morbilitas dan mortalitas ibu dan

kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil dengan

anemia berat dapat meningkatkan risiko morbilitas dan mortalitas ibu dan

bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih

besar.15

4.2.2. Terhadap persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap persalinan dapat menyebabkan

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur),

perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

meningkat.15

Page 25: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

12

4.2.3.Terhadap janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,

kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum

(mati dalam kandungan), dan lahir dengan berat badan lahir rendah.15

4.3 Cara menilai status gizi ibu selama kehamilan yaitu :

4.3.1. Dengan mengukur indeks masa tubuh.

Ibu yang memiliki status gizi buruk (IMT <18,5) berisiko melahirkan

bayi BBLR 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang memiliki

status gizi baik. Status gizi baik pada ibu menggambarkan bahwa ibu

memiliki kecukupan zat gizi yang siap untuk mendukung pertumbuhan

janin selama kehamilan. Sedangkan jika status gizi ibu selama kehamilan

kurang, biasanya berkaitan dengan KEK (kurang energi kronik) yang

dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga memperbesar risiko

terjadinya BBLR dan anemia gizi.10

4.3.2. Mengukur lingkar lengan atas (LLA)

LLA merupakan salah satu pengukuran antropometri untuk

mengetahui faktor penentu apakah ibu hamil tersebut KEK dan memiliki

risiko melahirkan BBLR atau normal. Ibu yang memiliki LLA < 23,5 cm

berisiko melahirkan bayi BBLR lebih besar. Hal ini disebabkan ibu

membutuhkan tambahan kalori dan nutrisi karena selama kehamilan ibu

harus memasok energi untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya.

Pengukuran lingkar lengan atas ini bertujuan untuk mengetahui secara dini

status gizi ibu selama kehamilan dan untuk menentukan bahwa ibu

mengalami KEK yang menyebabkan prematuritas dan berisiko BBLR.

Kondisi KEK ini menunjukan bahwa kebutuhan energi ibu berkurang atau

tidak terpenuhi sedangkan selama kehamilan ibu membutuhkan cadangan

energi untuk metabolisme tubuhnya. Pada KEK ini menyebabkan ibu tidak

mempunyai cadangan zat gizi yang adekuat sehingga suplai zat gizi untuk

janin pun berkurang akibatnya menyebabkan pertumbuhan dan

perkembangan janin juga terhambat dan meningkatkan risiko terjadinya

BBLR.13,16

Page 26: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

13

4.3.3. Pertambahan berat badan selama hamil

Metode antropometri adalah metode yaitu metode penilaian status

gizi yang umum dipakai adalah pencatatan berat badan secara teratur

selama kehamilan dan dibandingkan dengan berat badan sebelum hamil.

Pertambahan berat badan ibu selama hamil normalnya berkisar antara 9

kg– 12 kg. Pada trimester I bertambah 1 kg, pada trimester II bertambah 3

kg dan pada trimester III bertambah sekitar 5 kg -6 kg. Pertambahan berat

badan ibu selama hamil berhubungan dengan berat bayi baru lahir, oleh

karena itu jika pertambahan berat badan yang sesuai akan mendukung

pertumbuhan janin didalam rahim. Pertambahan berat badan ibu yang

tidak sesuai selama hamil akan berisiko terjadinya keguguran (aborsi

spontan), kelahiran prematur, BBLR, dan perdarahan. Dan sebaliknya jika

pertambahan berat badan ibu yang berlebih selama hamil berisiko

perdarahan dan bisa terjadi preeklamsia.17,18,19,20

5. Frekuensi pemeriksaan selama kehamilan

Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan yang diberikan kepada ibu

hamil dengan standar kunjungan 4 kali, karena pemeriksaan yang

dilakukan secara dini akan mudah mengetahui masalah yang dialami ibu

selama kehamilannya dan akan lebih cepat mengambil tindakan yang

seharusnya dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan janin. Keuntungan

pelayanan antenatal yang dapat diperoleh jika melakukan pemeriksaan

kehamilan selain dapat mengetahui risiko kehamilan dan menyiapkan

persalinan menuju kelahiran yang baik dan kesehatan ibu yang baik

sampai dengan masa laktasi dan nifas. Dengan melakukan kunjungan

ANC secara teratur penyebab BBLR bisa diketahui lebih awal. 1,10

6. Jarak kelahiran

Jarak kelahiran yang terlalu dekat akan menyebabkan ibu tidak

memiliki cukup waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah

melahirkan sebelumnya serta berisiko kematian pada ibu dan janin, dan

juga berisiko terganggunya sistem reproduksi yang akan mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan pada janin dan mempengaruhi berat

badan lahirnya.10

Page 27: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

14

7. Tingkat pendidikan atau pengetahuan

Tingkat pendidikan menunjukan tingkat pengetahuan kesehatan yang

menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami

pengetahuan gizi yang mereka peroleh, jika tingkat pengetahuan ibu tinggi

maka kemungkinan ibu untuk mendapat informasi tentang kesehatan juga

lebih banyak dibandingkan ibu dengan tingkat pengetahuan rendah.

Pengetahuan tinggi akan menunjang perilaku hidup sehat dalam

pemenuhan gizi selama kehamilan sehingga akan mengurangi resiko

terjadinya kelahiran BBLR.17

2.2.4. Perawatan bayi berat lahir rendah

Pada penatalaksanaan BBLR dikenal perawatan dengan metode kanguru.

Perawatan metode kanguru (PMK) ini merupakan cara yang efektif untuk

memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasari yaitu kehangatan , air susu ibu,

perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan, dan kasih sayang. Metode

kanguru tidak hanya menggantikan peran inkubator tetapi juga memberikan

berbagai keuntungan yang tidak dapat diberikan inkubator. Dibandingkan dengan

perawatan konvesional, PMK terbukti dapat menurunkan kejadian infeksi,

penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatkan

hubungan antara ibu dengan bayi.21

PMK angat berguna dalam pencegahan hipotermia pada perawatan BBLR

di rumah. Secara garis besar manfaat PMK bagi bayi adalah : 21

1. Suhu tubuh bayi, denyut jantung, dan frekuensi pernafasan relatif normal.

2. BBLR lebih cepat mencapai suhu 36,5 derajat celcius terutama dalam

waktu 1 jam pertama.

3. ASI selalu tersedia dan mudah didapatkan sehingga memperkuat sistem

imun bayi karena meningkatnya produksi ASI.

4. Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga

menurunkan stress ditandai dengan kortisol yang rendah.

5. Menurunkan respon nyeri fisiologis dan perilaku yang ditandai dengan

waktu pemulihan yang lebih singkat pada uji tusuk tumit.

Page 28: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

15

6. Meningkatkan berat badan dengan lebih cepat.

7. Meningkatkan ikatan ibu-bayi.

8. Memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan perkembangan kognitif

yang dilihat dari lebih tingginya skor indeks perkembangan mental Bayley

9. Waktu tidur menjadi lebih lama antara lain ditandai dengan jumlah waktu

terbangun yang lebih rendah.

10. Menurunkan infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi saluran

pernafasan bawah.

11. Memperpendek masa rawat.

12. Menurunkan risiko kematian dini pada bayi.

13. Memperbaiki pertumbuhan pada bayi prematur.

14. Dapat menjadi intervensi yang baik dalam menangani kolik

15. Mungkin memiliki pengaruh positif dalam perkembangan motorik bayi.

16. Kelangsungan hidup pada bayi BBLR lebih cepat membaik pada

kelompok PMK dari pada bayi dengan metode konvensional pada 12 jam

pertama dan seterusnya.

17. Bayi yang sangat prematur tampaknya memiliki mekanisme endogen yang

diakibatkan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi dalam menurunkan

respon nyeri.

18. Waktu pemulihan yang lebih singkat pada PMK secara klinis penting

dalam mempertahankan homeostasis.

Page 29: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

16

2.3 Kerangka Teori

Berat badan

lahir rendah

Faktor risiko

ibu

Tingkat pendidikan

rendah

Status gizi ibu

selama kehamilan

Paritas (>4 kali

persalinan)

Usia ibu (<20 th dan

> 35 th)

Frekuensi pemeriksaan

selama kehamilan (< 4

kali)

Jarak

kelahiran

terlalu dekat

anemia

Faktor

janin

Faktor

genetik

Kehamilan

ganda atau

tunggal

Kelainan

kongenital

Faktor

hormonal

janin

Page 30: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

17

2.4. Kerangka Konsep

v

= Variable yang diteliti

= Variable yang tidak diteliti

Usia ibu

Variable dependen

BBLR:

Paritas

Tingkat

pendidikan

Variable independen

Status gizi

Konsumsi

alkohol dan

merokok

Jarak

kelahiran

Frekuensi

pemeriksaan

kehamilan

anemia

Page 31: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

18

2.5. Definisi Operasional

Tabel 2.5.Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur skala

1. BBLR berat badan lahir rendah

atau berat badan lahir di

bawah 2500 gram.

Sesuai yang

tertulis

dalam

rekam

medik

Data

rekam

medic

Nominal

3. Usia ibu Usia ibu ketika hamil Sesuai yang

tertulis

dalam

rekam

medik

1 = < 20 th

2 = 20 th –

35 th

3 = > 35 th

Data

rekam

medic

Ordinal

4. Paritas Paritas menunjukan

jumlah anak yang

dilahirkan oleh ibu

Sesuai

yang

tertulis

dalam

rekam

medik

1 =

Pari

tas

< 3

2 =

Pari

tas

> 3

Data

rekam

medik

Ordinal

Page 32: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

19

5. Tingkat

pendidik

an

UUD RI NO 20

Tahun 2003 pasal 1:

Jenjang pendidikan

adalah tahapan

pendidikan yang

ditetapkan

berdasarkan tingkat

perkembangan

peserta didik, tujuan

yang akan dicapai,

dan kemampuan yang

dikembangkan.

Jenjang pendidikan

formal terdiri atas

pendidikan dasar,

pendidikan

menengah, dan

pendidikan tinggi.

UUD RI NO 20 tahun

2003 pasal 17 :

Pendidikan dasar

berbentuk Sekolah

Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah

(MI) atau bentuk lain

yang sederajat serta

Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan

Madrasah

Tsanawiyah (MTs),

atau bentuk lain yang

sederajat. UUD RI

Sesuai yang

tertulis

dalam

rekam

medik

1= SD-

SMP (

pendidikan

rendah)

2= SLTA-

PT (

pendidikan

tinggi)

Data

rekam

medik

Nominal

Page 33: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

20

NO 20 Tahun 2003

pasal 18 : Pendidikan

menengah berbentuk

Sekolah Menengah

Atas (SMA),

Madrasah Aliyah

(MA), Sekolah

Menengah Kejuruan

(SMK), dan

Madrasah Aliyah

Kejuruan (MAK),

atau bentuk lain yang

sederajat.

UUD RI NO 20

Tahun 2003 pasal 19

: Pendidikan tinggi

merupakan jenjang

pendidikan setelah

pendidikan menengah

yang mencakup

program pendidikan

diploma, sarjana,

magister, spesialis,

dan doktor yang

diselenggarakan oleh

perguruan tinggi.22

Page 34: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

menggunakan metode cross sectional. Untuk mengetahui gambaran faktor risiko

terjadinya BBLR dengan menggunakan data rekam medik.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik dan

Pusat Data Informasi (IRMPDI) RSUP Fatmawati pada bulan Juli –Agustus pada

tahun 2014.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah data yang diperoleh dari rekam medik pasien yang

melahirkan bayi dengan berat lahir rendah di RSUP Fatmawati pada bulan Januari

sampai Agustus tahun 2014.

3.3.2 Sampel

a. Rumus besar sampel

𝒏 =𝒁𝜶𝟐 𝑷𝑸

𝒅𝟐

Zα = deviat baku alfa

P = proporsi kategori variabel yang diteliti

Q = 1 – P

d = Presisi

Page 35: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

22

𝒏 =𝟏, 𝟗𝟔𝟐 × 𝟎, 𝟓 × 𝟎, 𝟓

𝟎, 𝟎𝟏= 𝟗𝟔, 𝟎𝟒, dibulatkan 96

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan cara nonprobability sampling (tidak berdasarkan

peluang) dengan metode consecutive sampling.

3.5 Kriteria Penelitian

3.5.1. Kriteria Inklusi

Data pasien pasca melahirkan dengan berat bayi lahir rendah.

Pasien yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dengan

data rekam medik yang lengkap.

3.5.2 Kriteria Eksklusi

Pasien yang melahirkan bayi berat badan lahir rendah tetapi data

rekam medik kurang lengkap.

3.6 Variabel

3.6.1 Variabel Independen

Semua faktor risiko yang menyebabkan terjadinya BBLR

diantaranya usia ibu, paritas, dan pendidikan ibu.

3.6.2 Variabel Dependen

BBLR

3.7 Cara Kerja

Fakultas kedokteran dan

ilmu kesehatan UIN SH

Jakarta

Izin Rumah Sakit

Populasi : Ibu yang

melahirkan BBLR (sesuai

kriteria inklusi)

Didapatkan 114 Sampel (96

sampel yang memenuhi

kriteria inklusi)

Pengambilan dan

pengumpulan

data

Instalasi

rekam medik

Pengolahan data

dengan

menggunakan SPSS

(uji univariat)

Page 36: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

23

3.8 Managemen Data

Data diperoleh dari bagian IRMPDI RSUP Fatmawati. Pengolahan data

dengan menggunakan SPSS for window versi 17,0.

Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik univariat secara deskriptif

untuk mengetahui karakteristik data yg dimiliki yang disajikan dalam jumlah (n)

dan persentasi (%).

3.9 Jadwal Penelitian

Tabel 3.10. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Juni Juli Agustus September

1. Proposal dan

pengajuan ijin

2. Pelaksanaan

penelitian

3. Analisis data

4. Penulisan data

Page 37: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat

Fatmawati pada bulan Juli-Aguatus tahun 2014. Sampel pada penelitian ini adalah

semua pasien yang melahirkan BBLR pada tahun 2014. Penelitian ini dilakukan

dengan cara melihat data rekam medik pasien yang melahirkan BBLR, kemudian

dicatat usia, paritas, dan tingkat pendidikan untuk melihat gambaran faktor risiko

terjadinya BBLR. Pada penelitian ini data rekam medik yang melahirkan BBLR

berjumlah 114 sampel tetapi yang memenuhi kriteria inklusi hanya 96 sampel.

Karakteristik subjek penelitian meliputi berat badan bayi yang lahir dengan

BBLR, jenis kelamin bayi, usia ibu, paritas, dan tingkat pendidikan.

4.1 Hasil

4.1.1 Analisis Univariat

Tabel 4.1.1 Karakteristik Penelitian

Variable Kategori Jumlah (n) Persentasi (%)

Berat badan lahir

rendah

<1500 gram 12 12,5

1500-2000 gram 27 28,1

2000 gram-2500 gram 57 59,4

Jenis kelamin Laki-laki 56 58,3

Perempuan 40 41,7

Usia ibu

<20 tahun 5 5,2

20 tahun-35 tahun 72 75,0

>35 tahun 19 19,8

Paritas <3 90 93,8

>3 6 6,3

Pendidikan Rendah 30 31,3

Tinggi 66 68,8

Total 96 100

Hasil pengolahan data pada tabel 4.1.1 terhadap 96 sampel pasien yang

melahirkan BBLR diperoleh nilai sebanyak 12 orang (12,5 %) bayi yang

Page 38: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

25

dilahirkan memiliki berat badan lahir di bawah 1500 gram, 27 orang (28,1 %) bayi

dengan berat badan lahir 1500 gram – 2000 gram, dan 57 orang (59,4 %) bayi

dengan berat badan lahir 2000 gram – 2500 gram.

Distribusi frekuensi BBLR berdasarkan jenis kelamin didapatkan angka

kejadian BBLR pada bayi laki-laki lebih banyak yaitu 56 orang (58,3 %) dari pada

perempuan yaitu 40 orang (41,7 %).

Distribusi frekuensi data berdasarkan usia ibu diperoleh kelompok usia

yang paling banyak melahirkan BBLR adalah kelompok usia 20 tahun-35 tahun

sebanyak 72 orang (75,0 %) dan kelompok usia yang paling sedikit melahirkan

BBLR adalah kelompok usia < 20 tahun sebanyak 5 orang (5,2 %) dan kelompok

usia > 35 tahun sebanyak 19 orang (19,8 %).

Distribusi frekuensi BBLR berdasarkan paritas dapat dilihat pada tabel

4.1.1 dengan hasil angka kejadian BBLR paling banyak pada ibu dengan paritas

kurang 3 yaitu sebanyak 90 orang (93,8 %) dari pada ibu dengan paritas lebih dari

3 yaitu sebanyak 6 orang (6,3 %).

Berdasarkan tabel 4.1.1 dari 96 pasien yang melahirkan BBLR didapatkan

sebagian besar ibu memiliki pendidikan tinggi sebanyak 66 orang (68,8 %) dan

sekitar 30 orang (31,3 %) pasien memiliki pendidikan rendah.

4.2 Pembahasan

4.2.1. Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan berat badan lahir

Persentase BBLR berdasarkan berat badan lahirnya penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati T dkk yang menyatakan bahwa

distribusi berat bayi lahir (%) didapatkan hasil 2,5 % bayi dengan berat >4500

gram, 8,1 % bayi dengan berat 4000-4499 gram, 23,9 % bayi dengan berat 3500-

3999 gram, 38,1 % bayi dengan berat 3000-3499, 20,3 % bayi dengan berat 2500-

2999 gram, 5,4 % 2000-2499 gram, 1,2 % bayi dengan berat 1500-1999 gram, 0,5

% bayi dengan berat <1500 gram. Pada kasus BBLR ditemukan berat badan

paling banyak adalah 2000-2499 gram yaitu sekitar 5,4 %. 23

4.2.2. Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian pada

tahun 2009 yang menyatakan bahwa pada kasus BBLR bayi perempuan memiliki

Page 39: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

26

insiden lebih banyak dari bayi laki-laki. Tidak sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang menyatakan bahwa dari 157 bayi dengan BBLR ditemukan

insidensi BBLR ini paling banyak bayi dengan jenis kelamin perempuan.24, 25

4.2.3. Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan Usia Ibu

Berdasarkan usia hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

yaitu penelitian Trihardiani I pada tahun 2011 yang menyatakan pada pasien yang

melahirkan BBLR didapatkan sebanyak 204 orang (81,6 %) pasien dengan usia

antara 20 tahun- 35 tahun, sekitar 40 orang (16 %) pasien dengan usia di atas 35 th

dan sekitar 6 orang (2,4 %) pasien dengan usia di bawah 20 tahun. Hasil ini juga

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhadi pada tahun 2006 yang

menyatakan bahwa kasus BBLR ditemukan terbanyak pada ibu dengan usia 20-35

tahun sebanyak 42 orang (66,6 %) sedangkan pada usia di bawah 20 tahun hanya

11 orang (17,5 %) dan pada usia di atas 35 tahun sekitar 10 orang (15,9 %). Hasil

tersebut juga tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Festy P

pada tahun 2009 yang menyatakan bahwa kelompok usia yang melahirkan BBLR

banyak terjadi pada ibu dengan usia di bawah 35 tahun sebanyak 112 orang (87,5

%) dan kejadiannya rendah pada kelompok usia di atas 35 tahun sekitar 16 orang

(12,5 %).10,17,26

Secara teori kehamilan yang terjadi pada usia di bawah 20 tahun atau di

atas 35 tahun memiliki kecenderungan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang

adekuat untuk pertumbuhan janin yang akan berdampak terhadap berat badan

lahir bayi. Pada penelitian ini kejadian BBLR juga ditemukan pada kelompok usia

yang tidak berisiko yaitu kelompok usia 20 tahun – 35 tahun, hal ini disebabkan

adanya faktor risiko lain yang lebih dominan hubungannya dengan kejadian

BBLR yang mungkin tidak dapat dikaji.10,11,12

4.2.4. Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan paritas Ibu

Berdasarkan paritas penelitian ini sesuai dengan penelitian Festy P pada

tahun 2009-2010 dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kejadian BBLR

tinggi pada ibu dengan paritas di bawah 4 yaitu 113 orang (88,2 %) dan

kejadiannya rendah pada ibu dengan paritas lebih dari 4 sebanyak 15 orang (11,8

%). Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian Trihardiani I pada tahun 2011

Page 40: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

27

yang menyatakan bahwa dari 250 sampel penelitian menunjukkan (87,6 %)

sebagian besar ibu mempunyai paritas kurang dari 4 sebanyak 219 orang dan

sisanya 31 orang (12,4 %) ibu dengan paritas lebih dari 4. Sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nurhadi pada tahun 2006 dengan hasil

penelitiannya yang menyatakan bahwa kasus BBLR terbanyak ditemukan pada

ibu dengan paritas kurang dari 4 sebanyak 54 (85,7 %) orang dari 63 sampel

sedangkan ibu dengan paritas lebih dari 4 hanya sekitar 9 orang (14,4 %). Pada

penelitian Kasim F dengan hasil penelitiannya distribusi kejadian BBLR

berdasarkan paritas dikelompokkan menjadi tiga paritas 1 sebanyak 53 orang

(47,3%), paritas 2-4 sebanyak 50 orang (44,6%), dan paritas lebih dari 4 sebanyak

9 orang (8,1%), kasus BBLR tertinggi adalah pada paritas 1, karena paritas 1

berisiko 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan paritas 2-3, sedangkan pada

paritas lebih dari 4 kejadian BBLR 6 kali lebih besar disbanding paritas 2-3. 10, 17,

24, 26

Pada ibu dengan primipara (melahirkan pertama kali) karena pengalaman

melahirkan belum pernah dan komplikasi yang dialami cukup besar dan juga

kurang informasi tentang persalinan mempengaruhi proses persalinan. Persalinan

prematur lebih sering terjadi pada kehamilan pertama. Persalinan lebih dari tiga

kali berisiko terjadinya komplikasi seperti perdarahan dan infeksi sehingga ada

kecenderungan bayi lahir dengan kondisi BBLR. Pada penelitian ini didapatkan

hasil bahwa sebagian besar subyek penelitian memiliki paritas kurang dari tiga

kemungkinan ada faktor risiko lain yang menjadi penyebab terjadinya BBLR.27,28

4.2.5. Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan pendidikan Ibu

Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan hasil tersebut sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nurhadi pada tahun 2006 dengan hasil

penelitiannya yang menyatakan bahwa kasus BBLR ini sebagian besar ibu

berpendidikan tinggi (57,1 %) dan sisanya ibu dengan pendidikan rendah (42,9

%). Pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tidak ada perbedaan proporsi

antara kejadian BBLR dan tingkat pendidikan tinggi atau rendah (tidak ada

hubungan yang signifikan antara BBLR dengan pendidikan terakhir ibu. Hasil ini

tidak sesuai dengan penelitian tahun 2007 yang menyatakan bahwa distribusi

Page 41: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

28

BBLR berdasarkan tingkat pendidikan ibu terbanyak adalah ibu dengan

pendidikan rendah sekitar 58,75 %, sedangkan sekitar 41,25 % pasien dengan

pendidikan tinggi.13,26

Secara teori kejadian BBLR tinggi pada ibu dengan pendidikan rendah,

semakin tinggi pendidikan ibu semakin kecil risiko terjadinya BBLR. Pendidikan

tinggi akan menunjukkan tingkat pengetahuan seseorang tentang kesehatan.

Tetapi pada penelitian ini sebagian besar kasus BBLR terjadi pada ibu dengan

pendidikan tinggi karena pendidikan tidak memiliki dampak langsung terhadap

kejadian BBLR akan tetapi pendidikan memiliki peranan yang penting untuk

memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan.17

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa usia, paritas, dan tingkat

pendidikan bukanlah faktor risiko utama yang dapat menyebabkan BBLR.

Kemungkin ada faktor risiko lain yang menyebabkan terjadinya BBLR selain

Usia, paritas, dan pendidikan yang tidak diikutsertakan atau tidak dapat dikaji

pada penelitian ini misalnya status gizi selama kehamilan, apakah ada riwayat

penyakit selama kehamilan, jarak kelahiran yang terlalu dekat, dan riwayat

pemeriksaan kehamilan (ANC).

4.2 Keterbatasan Penelitian

Variabel yang digunakan oleh peneliti hanyalah variabel tertentu saja yang

tersedia karena diambil dari data sekunder yaitu data rekam medik sehingga

peneliti tidak dapat menambahkan faktor risiko lain yang berhubungan dengan

BBLR. Mungkin ada faktor risiko lain yang tidak dapat dikaji pada penelitian ini

sehingga variabel yang digunakkan pun sedikit.

Page 42: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari 96 sampel pasien yang melahirkan BBLR sebanyak 12 orang bayi

yang dilahirkan memiliki berat badan lahir di bawah 1500 gram, 27 orang

bayi dengan berat badan lahir 1500 gram – 2000 gram, dan 57 orang bayi

dengan berat badan lahir 2000 gram – 2500 gram.

2. Kasus BBLR berdasarkan jenis kelamin didapatkan angka kejadian BBLR

pada bayi laki-laki lebih banyak yaitu 56 orang dari pada perempuan yaitu

40 orang.

3. Kasus BBLR terbanyak ditemukan pada ibu dengan usia antara 20 tahun –

35 tahun.

4. Berdasarkan paritas kasus BBLR terbanyak ditemukan pada ibu dengan

paritas dibawah tiga.

5. Berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar ibu memiliki pendidikan

tinggi (68,8 % ).

5.2 Saran

1. Pada penelitian ini, peneliti hanya melihat gambaran faktor risiko BBLR

berdasarkan usia ibu, paritas, dan tingkat pendidikan . Masih banyak faktor

risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR namun belum

diikutsertakan oleh karena itu diharapkan adanya penelitian lebih lanjut

untuk menggali lebih banyak informasi tentang faktor risiko ini dan

hubungannya.

2. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif yang hanya melihat gambaran

faktor risiko BBLR berdasarkan usia, paritas, dan tingkat pendidikan.

Page 43: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

30

Diharapkan pada penelitian selanjutnya dicari hubungan antara usia,

paritas dan tingkat pendidikan dengan kejadian BBLR

3. Peneliti menyarankan bagi tenaga kesehatan setempat untuk memberikan

informasi lebih mengenai faktor risiko terjadinya BBLR agar masyarakat

mengetahui lebih banyak kemungkinan faktor risiko yang dapat

menyebabkan BBLR.

Page 44: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

31

DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba, I.B.G.dkk. Pengantar Kuliah Obstetric Ed Ke 3. EGC, Jakarta,

2003, h. 421.

2. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Pusat Data

Dan Informasi, Healths Statistic, Depkes RI, Jakarta; 2005.

3. Riset Kesehatan Dasar. Kesehatan Anak. Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI 2010, Jakarta, 2010,

h.135-6.

4. WHO. low birth weight in the world. Body of research and health

development . WHO, 2004.

5. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2007, Pusat Data

Dan Informasi, Healths Statistic, Depkes RI, Jakarta; 2008.

6. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Ed Ke 6. EGC,

Jakarta, 2011, h. 846-55.

7. Sadler T.W. Embriologi Kedokteran Langman Ed Ke 7. EGC, Jakarta,

2000, h.101-19.

8. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta, 2005, h. 771.

9. Hull, David and Derek I Johnston . Dasar-Dasar Pediatric. EGC, Jakarta ,

2008 , h.54.

10. Trihadriani I. Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di

Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur Dan Utara. Artikel

Penelitian Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro, Semarang, 2011. Diunduh pada tanggal 21 Desember 2013

dari

http//www.eprints.undip.ac.id/32555/1/379_ismi_trihardiani_G2C309005.

pdf

11. Rahardjo B, Khasanah U, Khabibah H. Hubungan Antara Usia Ibu Dan

Paritas Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSU Dr.

Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari - 31 Desember ; 2011. Diunduh

pada tanggal 20 Desember 2013 dari http//www.old.fk.ub.ac.id

Page 45: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

32

12. Francin E, Rumdasih, dan Heryati. Gizi Dan Kesehatan Reproduksi. EGC,

Jakarta, 2005. h.51-7.

13. Puji E, Sri S, dan Gustiah. Hubungan Faktor Risiko Ibu Hamil Dengan

Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Barru

Tahun 2007. Vol VII, Ed 1, Januari-Juni 2009. Media Gizi Pangan, 2009,

h.65-8.

14. Labir K, Widarsa T, dan Suwiyoga K. Anemia Ibu Hamil Trimester I Dan

II Meningkatkan Risiko Kejadian Berat Lahir Rendah Di RSUD Wangaya

Denpasar. Public health and preventive medicine archive, volume 1,

nomor 1, Juli 2013. Artikel penelitian, Program Srudi Megister Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Denpasar, Denpasar, 2013

15. Atmarita. Nutrition Problems In Indonesia The Article For An Integrated

International Seminar And Workshop On Lifestyle-Related Disease ,

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2005.

16. Departemen Kesehatan RI. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Bayi

Ibu Hamil dan Ibu Menyusui (Pedoman Petugas Puskesmas). Direktorat

Gizi Masyarakat Depkes RI, Jakart, 2002. h.3-8.

17. Festy P. Analisis Faktor Risiko Pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

Di Kabupaten Sumenep. Surabaya. Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan UMS, Surabaya, 2009. h. 6-10. Diunduh pada

tanggal 20 Desember 2013 dari : http//www.fik.umsurabaya.ac.id

18. Waryono. Gizi reproduksi. Pustaka Rihama , Yogyakarta , 2010. h. 35-49.

19. Fikawati S, Wahyuni D, dan Syafiq A. Status Gizi Ibu Hamil Dan Berat

Lahir Bayi Pada Kelompok Vegetarian. Makara, Kesehatan, 2012; 16(1):

29-35

20. Proverawati A dan Misaroh S. Nutrisi Janin Dan Ibu Hamil. Nuha

Medika, Yogyakarta, 2010, h. 88-184.

21. Departemen Kesehatan RI. Perawatan BBLR Dengan Metode Kanguru.

Penerbit departemen kesehatan RI, Jakarta, 2008. h.6-8

22. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun

2003. Jakarta, 2003.

Page 46: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

33

23. Titiek S, Sri S, L. Ratna B, Kristanti, Sarimawar D, dan Salma M. Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Bayi Lahir Dengan Berat Badan Rendah.

Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Jakarta, 1996. Diunduh pada tanggal

14 September 2014 dari :

http://www.ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/viewFile/

417/437

24. Mochamad Setyo P Dan Umi Muzakkiroh. Pola Kejadian Bayi Berat

Lahir Rendah Dan Faktor Yang Mempengaruhinya Di Indonesia Tahun

2010. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 2011; 14(3): 209-17.

25. E EC, O HE, O IO, A JC. Singleton Low Birth Weight Babies At A

Tertiary Hospital In Enugu, South East Nigeria. The Internet Journal of

Gynecology and Obstetrics. 2009; 14(1), diunduh dari

http://www.ispub.com/IJGO/14/1/11435

26. Nurhadi. Faktor Risiko Ibu Dan Layanan Antenatal Terhdap Kejadian

Bayi Berat Lahir Rendah Di RSUD Kraton Pekalongan . Universitas

Diponegoro, Semarang, 2006, h.61-6. Di unduh pada tanggal 3 September

2014 dari http://www.eprints.undip.ac.id/18468/1/NURHADI.pdf

27. Felix K, Tatang S, dan Ruswandiani. Hubungan Antara Karakteristik Ibu

Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit

Immanuel Bandung Tahun 2008. JKM. 2011; 10(2): 151-7

28. Krisnadi. Prematuritas. PT.Retika Aditama, Bandung, 2009, h.1-22

Page 47: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

34

34

Lampiran 1

Surat Ijin Penelitian dari RSUP Fatmawati

Page 48: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

35

(Lanjutan)

Page 49: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

36

(lanjutan)

Page 50: Gambaran Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah ...

37

Lampiran 2

RIWAYAT PENULIS

Identitas :

Nama : Diana nurmalasari

Jenis kelamin : perempuan

Tempat dan tanggal lahir : Lebak, 16 Januari 1993

Alamat : Jl. Raya Raya Saketi-Malingping K. 18 Kerta Jaya

Kec.Banjarsari, Kab. Lebak, Banten

No. Telepon : +6285717353338

E – mail : [email protected]

Pendidikan :

1. SDN Kerta 1

2. Mts Mathlaul Anwar Malingping

3. SMAN 1 Malingping

4. S-1 Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta