Gaharu Fighting!!!!

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah dikenal sebagai salah satu negara penghasil gaharu di dunia, karena mempunyai lebih dari 25 jenis pohon penghasil gaharu yang tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Gaharu merupakan komoditi elit Hasil Hutan Bukan Kayu yang saat ini banyak di minati oleh konsumen, baik dalam negeri maupun luar negeri. Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria spp.) adalah spesies asli Indoneisa. Beberapa spesies gaharu komersial yang sudah mulai dibudidayakan adalah : Aquilaria malaccensis, A. microcarpa, A. beccariana, A. hirta, A. filaria, dan Gyrinops verstegii, serta A. crassna asal Kamboja. Gaharu merupakan substansi aromatic berupa gumpalan yang terdapat diantara sel-sel kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami maupun buatan (Yusa, 2013). Untuk mendapatkan senyawa aromatic dari gaharu yaitu berupa minyak atsiri perlu dilakukan penyulingan. Teknik

description

proposal

Transcript of Gaharu Fighting!!!!

Page 1: Gaharu Fighting!!!!

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia telah dikenal sebagai salah satu negara penghasil gaharu di dunia,

karena mempunyai lebih dari 25 jenis pohon penghasil gaharu yang tersebar di

Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Gaharu

merupakan komoditi elit Hasil Hutan Bukan Kayu yang saat ini banyak di minati oleh

konsumen, baik dalam negeri maupun luar negeri. Pohon Penghasil Gaharu

(Aquilaria spp.) adalah spesies asli Indoneisa. Beberapa spesies gaharu komersial

yang sudah mulai dibudidayakan adalah : Aquilaria malaccensis, A. microcarpa, A.

beccariana, A. hirta, A. filaria, dan Gyrinops verstegii, serta A. crassna asal Kamboja.

Gaharu merupakan substansi aromatic berupa gumpalan yang terdapat diantara

sel-sel kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas serta memiliki kandungan

kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang

tumbuh secara alami dan telah mati sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi

baik secara alami maupun buatan (Yusa, 2013). Untuk mendapatkan senyawa

aromatic dari gaharu yaitu berupa minyak atsiri perlu dilakukan penyulingan. Teknik

penyulingan ini bermacam-macam dan memiliki kelebihan serta kekurangan. Minyak

atsiri yang dihasilkan merupakan bahan baku yang sangat mahal dan terkenal untuk

industri kosmetika seperti parfum, sabun, lotions, pembersih muka, serta obat-obatan

seperti obat hepatitis, liver, anti alergi, batuk, penenang sakit perut, rheumatik,

malaria,TBC, kanker, asthma,tonikum, dan aroma therapy (Charles, 2009)

1.2 Rumusan Masalah

Pemanfaatan gaharu didunia khususnya di Indonesia masih terfokus pada ekspor

kayu. Dalam beberapa tahun berbagai cara telah ditemui untuk menghasilkan minyak

kayu gaharu terutamanya dalam proses penyulingan. Di Indonesia pengolahan gaharu

dalam ekstraksi minyak atsiri hanya pada tahap usaha kecil menegah dengan metode

destilasi yang masih tradisional. Hydro distillation yang pengusaha kecil gaharu

Page 2: Gaharu Fighting!!!!

lakukan membutuhkan waktu yang lebih panjang dan kurang efisien. Padahal Gaharu

atau lebih dikenali sebagai Aquilira adalah antara kayu yang paling bernilai di dunia

dengan permintaan dan harga yang tinggi. Penggunaan gaharu secara meluas dalam

bidang perobatan, pengahasilan minyak wangi dan sebagainya menjadikan gaharu

sebagai benda yang paling berharga di dunia. Metode isolasi gaharu perlu

dikembangkan dengan teknik yang lebih modern dan efisien.

Penggunaan Gelombang mikro dalam isolasi minyak atsiri mulai banyak

dikembangkan. Menurut penelitian Lucchesi, microwave dapat mengurangi konsumsi

energy dan waktu dalam menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang bagus.

Jadi dalam penelitian ini akan menggunakan gabungan dari hidrodestilasi dan

gelombang mikro sebagai sumber panas untuk melihat bagaimana hasil penyulingan

gaharu yang didapatkan.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hasil penyulingan gaharu meggunakan metode destilasi

microwafe

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk mempelajari metode yang baik dalam penyulingan gaharu

2. Untuk mengidentifikasi minyak atsiri yang dihasilkan

Page 3: Gaharu Fighting!!!!

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1. Gaharu

Kayu gaharu dalam perdagangan internasional biasa dikenal dengan nama

agarwood, eaglewood, aloeswood, oudh, jinkoh dan beberapa nama lainnya.

Kayu ini merupakan kayu termahal di dunia karena harganya dapat mencapai

lebih dari US$ 10,000 per kilogram (Anonim, 2007). Kayu gaharu adalah bagian

kayu yang mengandung resin sebagai akibat gangguan fisis pada jaringan kayu

yang diikuti dengan infeksi oleh mikroba pada jenis tertentu terutama dari genus

Aquilaria dan Gyrinops, famili Thymeleaceae (Sidiyasa dan Suharti, 1998;

Anonim, 1999-b). Kehadiran resin pada kayu ini secara umum menentukan

kualitas kayu tersebut, makin tinggi kandungan resin makin tinggi kualitas dan

harga kayu gaharu. Kayu gaharu yang memiliki kualitas terbaik biasa dikenal

dengan kelas ”double super” atau ”super”, sedangkan kualitas terendah biasa

dikenal dengan istilah ”TGC” atau ”kemedangan”.

Gaharu merupakan substansi aromatic berupa gumpalan yang terdapat

diantara sel-sel kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas serta memiliki

kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil

gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati sebagai akibat dari proses infeksi

yang terjadi baik secara alami maupun buatan.

Gaharu mengandung essens yang disebuat sebagai minyak essens (essential

oil) yang dapat dibuat dengan ekstraksi atau penyulingan dari gubal gaharu.

Essens gaharu ini digunakan sebagai bahan pengikat (fixative)  dari berbagai jenis

parfum, kosmetika, dan obat-obatan herbal. Selain itu, serbuk abu dari gaharu

digunakan sebagai bahan pembuat dupa/hio dan bubuk aroma therapy.

Daun pohon gaharu bisa dibuat menjadi teh daun pohon gaharu yang

membantu kebugaran tubuh. Senyawa aktif Agarospirol yang terkandung dalam

daun pohon gaharu dapat menekan sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan

efek menenangkan, teh daun gaharu juga ampuh untuk obat anti mabuk.

Page 4: Gaharu Fighting!!!!

Perkembangan teknologi kedokteran telah membuktikan secara klinis bahwa

gaharu dapat dimanfaatkan sebagai obat anti asmatik, mikroba, stimulant kerja

saraf dan pencernaan. Di beberapa negara seperti di Eropa, Cina dan India, gaharu

digunakan sebagai obat kanker, diare, ginjal, tumor dan lainnya.

Ampas dari sulingan minyak dari marga Aquilaria di Jepang dimanfaatkan

sebagai kamfer anti ngengat dan juga mengharumkan isi lemari. Tidak hanya itu

air limbah dari hasil penyulingan gaharu dapat dimanfaatkan untuk perawatan

wajah dan kulit.

2.2. Komposisi Minyak Atsiri

Penyulingan gaharu dilakukan untuk mendapatkan minyak atsiri yang

terkandung dalam bagian pohon yang disebut gubal. Minyak atsiri atau minyak

eteris (essential oil, volatil oil, etherial oil) adalah minyak mudah menguap yang

diperoleh dari tanaman dan merupakan campuran dari senyawa– senyawa volatil

yang dapat diperoleh dengan distilasi, pengepresan ataupun ekstraksi. Minyak

atsiri mempunyai sifat fisik dan kimia yang sangat berbeda dengan minyak

pangan (Ketaren, 1987; Boelens, 1997; Baser, 1999). Penghasil minyak atsiri

berasal dari berbagai spesies tanaman yang sangat luas dan digunakan karena

bernilai sebagai citarasa dalam makanan dan minuman serta parfum dalam produk

industri, obat-obatan dan kosmetik. Minyak atsiri tanaman diperoleh dari tanaman

beraroma yang tersebar diseluruh dunia (Simon, 1990).

Minyak atsiri terbentuk dari senyawa hidrokarbon yang dikasifikasikan atas

alcohol, aldehid, ester, terpen, fenol, keton dan lainnya. Senyawa terpen pada

gaharu terbagi atas monoterpen dan sesquiterpen. Struktur monoterpen dari

minyak gaharu terdiri dari 10 atom C dengan 1 ikatan rangkap. Sequisetrpen

tersusun atas 15 atom karbon bersifat farmakologis sebagai anti inflamasi dan

alergi. Secara lebih spesifik minyak gaharu jenis Aquilaria Malaccensis terdiri

dari beberapa senyawa kimia yaitu berupa a-agarofuran, b-agarofuran,

agarospirol, jinkohol, jinko-eremol, kusunol, jinkohol II dan oxaagarospirol serta

Page 5: Gaharu Fighting!!!!

senyawa cbromone. Cbromone ini menghasilkan bau yang sangat harum dari

gaharu apabila dibakar.

Gambar 2.1 Senyawa Kimia minyak gaharu (Nurdiyana, 2008)

2(2-phenylethyl) chromone 3

Page 6: Gaharu Fighting!!!!

Berikut ini gambar tabel senyawa kimia dalam berbagai jenis Aquilaria

(Abdul 2009) :

Gambar 2.2 Senyawa Kimia berbagai spesies

Page 7: Gaharu Fighting!!!!

2.3. Destilasi /Penyulingan

Destilasi/ penyulingan adalah metode yang banyak dilakukan dalam

pemisahan maupun dalam isolasi suatu komponen dari campuran berdasarkan

tingkat volatilitas suatu senyawa. Metode ini merupakan salah satu cara dalam

menghasilkan minyak atsiri.

Campuran air dan minyak atsiri membentuk cairan dua fasa. Pada

temperature tertentu molekul-molekul cairan tersebut mempunyai energi tertentu

dan bergerak bebas secara tetap dengan kecepatan tertentu. Bila temperatur

molekul naik dengan cara dipanaskan maka tenaga gerak molekul akan

bertambah. Molekul-molekul selama bergerak akan saling bertumbukan. Di

lapisan permukaan molekul-molekul memiliki tendensi bergerak meninggalkan

permukaan cairan masuk ke ruang di atas cairan (molekul cairan berubah menjadi

molekul uap). Molekul-molekul dalam keadaan uap memiliki tenaga gerak lebih

besar dibandingkan dalam keadaan cair. Molekul-molekul uap selama bergerak

juga saling bertumbukan dan kemungkinan arah geraknya menuju kembali ke

permukaan cairan. Pada suatu saat banyaknya molekul yang lepas dari permukaan

menjadi uap dan kembali ke fasa cairnya akan sama jumlahnya (disebut

pengembunan) sehingga tercapai keseimbangan dinamik. Tekanan yang

dihasilkan oleh uap pada distilasi minyak atsiri, merupakan hasil dari benturan

secara terus menerus antara molekul uap yang bergerak cepat pada dinding

pembatas uap tersebut. Besarnya tekanan yang terjadi sama dengan jumlah

tekanan yang ditimbulkan oleh satu molekul dikalikan dengan jumlah molekul

yang membentur dinding persatuan luas dalam satuan waktu tertentu dan

tergantung pada konsentrasi molekul atau konsentrasi uapnya (Nyoman dkk,

2013).

Page 8: Gaharu Fighting!!!!

2.4. Destilasi air

Pada distilasi air bahan kontak langsung dengan air mendidih. Bahan tersebut

mengapung di atas air atau terendam secara sempurna tergantung dari bobot jenis

dan jumlah bahan yang disuling. Dalam proses distilasi, bahan tanaman dan air

diletakkan bersama-sama selanjutnya campuran tersebut dipanaskan. Campuran

uap dari air dan minyak atsiri kemudian dikondensasikan. Pada proses distilasi air

akan diperoleh senyawa yang larut dalam air dan bertitik didih rendah, proses

difusi uap air ke dalam bahan berlangsung dengan baik, tetapi memiliki

kelemahan yaitu terjadinya hidrolisis dan dekomposisi senyawa hasil distilasi

serta senyawa-senyawa bertitik didih tinggi tidak terekstrak dan efisiensi proses

rendah. Proses distilasi ini biasanya kontinyu dalam waktu dua sampai tiga jam

(Sonwa, 2000).

2.5. Microwave

Microwave adalah alat gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang

tinggi. Panjang gelombangnya sekitar 1mm-1m. Microwave ini terbagi atas 2

bidang yaitu bagian magnetic dan elektrik serta perambatannyat tegak lurus satu

sama lainnya. Microwaves banyak digunakan dalam industri maupun dalam

rumah tangga. Partikel energinya disebut foton. Akhir-akhir ini panas dari

gelombang mikro digunakan dalam isolasi dan analisis minyak atsiri (Lucchesi et

al, 2004 dan Lucchesi et al 2007).

Page 9: Gaharu Fighting!!!!

BAB III

Metodologi Penelitian

3.1. Bahan dan Alat

A. Bahan

1. 25 gr bubuk gaharu

2. 225 ml akuades

3. Sodium sulfat anhidrat

B. Alat

1. Oven Microwave modifikasi

2. Labu didih

3. Kondensor

4. Statip dan klem

3.2. Prosedur Penelitian

1. -25 gr bubuk gaharu dan 225 ml akuades direndam selama 3 hari (A)

dimasukkan kedalam labu didih

-25 gr bubuk gaharu ditambahkan akuades 225 ml , lalu dimasukkan

dalam labu didih (B)

2. Labu didih A dan B dilakukan destilasi menggunakan oven microwave

800 w yang diberi lubang diatas nya selama 10 menit berturut-turut

3. Minyak yang dihasilkan dipisahkan dengan iar menggunakan Sodium

Sufat Anhidrat

4. Dihitung rendemen yang dihasilkan

3.3. Cara Analisa Hasil

Analisa hasil menggunakan kromatografi gas untuk menguji kandungan dari

minyak atsiri

Page 10: Gaharu Fighting!!!!

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999-a. Plant Resources of South-East Asia No. 18: Plants producing

exudates. Prosea Fondation. Bogor.

______. 1999-b. Plant Resources of South-East Asia No. 19: Essential-oil plants.

Prosea Fondation. Bogor.

______. 2007. Factual information about cultivated agarwood.

Baser, K.H.C. 1999. Essential oil extraction from natural product by conventional

methods. TBAM-ICS/UNIDO Training Course on Quality Improvement of

Essential oil. 15 – 19 November 1999. Eskisehir, Turkey.

Charles, Ashwin Benedict, 2009. Extraction Of The Essential Oil Of Aquilaria

Malaccensis (Gaharu) Using Hydro-Distillation And Solvent Extraction

Methods. Pahang :Faculty of Chemical & Natural Resources Engineering.

Universitas Malaysia.

Nurdiyana, 2008. Omparison Of Gaharu (Aquilaria Malaccensis) Essential Oil

Composition Between Each Country. Pahang : Faculty of Chemical & Natural

Resources Engineering.

Sidiyasa, K. dan S. Suharti. 1998. Potensi jenis pohon penghasil gaharu. Prosiding

Lokakarya Pengembangan Tanaman Gaharu. Direktorat Jenderal Rehabilitasi

Lahan dan Perhutanan Sosial. Jakarta.

Simon, J.E. 1990. Essential oil and Culinary herbs in Advances in New Crops. J.

Janick and J.E. Simon (Ed.). Timber Press, Portland, OR. http://www.tropical

seeds.com/techforum/veg herbs/ess.Oils cull herbs. 4 Maret 2004.

Sonwa, M.M. 2000. Isolation and structure elucidation of essential oil constituents

(comparativenstudy of the oils of Cyperus alopecuroides, Cyperus papyrus,

and Cyperus rotundus). Dissertation, Departement of Organik Chemistry,

Fakulty of Chemistry, University of Hamburg, Hamburg. Diakses 30 Maret

2004.

Page 11: Gaharu Fighting!!!!

Yusa, 2013. Budidaya Pohon Gaharu Dan Prospek Bisnisnya

http://bappeda.tasikmalayakab.go.id/index.php/statpel/140-budidaya-pohon-gaharu-

dan-prospek-bisnisnya. diakses tanggal 19 April 2014.