FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP...

28
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410 Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id Judul Penelitian FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti Jakarta, November 2000

Transcript of FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP...

Page 1: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI

PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA

JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410

Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id

Judul Penelitian

FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PENDAPATAN PERMANEN

O

l

e

h

AMRIZAL

Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti

Jakarta, November 2000

Page 2: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

2

KATA PENGANTAR

Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok

yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam

rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan

pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)

Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan

saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang

dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun

sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.

Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah

berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu

penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih

disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum

melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu

berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-

mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta

badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro

Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun

1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,

Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.

Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang

penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai

penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun

topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya

melalui berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini

belum pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT

TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang

barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT

TRISAKTI Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI

H. Andri Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam

yang istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan

penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang

telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.

Jakarta, November 2000

( Amrizal )

Page 3: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI

2.1. Konsumsi Dan Pendapatan Permanen

2.2. Konsep Pendapatan Nasional

2.3. Pembentukan Model Fungsi Konsumsi

2.4. Perumusan Model Kedalam Bentuk Fungsi

3. HASIL PERHITUNGAN DAN PENEMUAN EMPIRIS

3.1. Hasil estimasi Fungsi Konsumsi

3.2. Hasil Perbandingan Penelitian

4. KESIMPULAN

DAFTAR BACAAN

LAMPIRAN

Page 4: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

4

1. PENDAHULUAN

Kalau ditilik konsep teori yang diaturkan W.W Rostow bahwa hight consumption

merupakan tahap terakhir yang mencirikan bahwa suatu negara itu bakan saja telah take-

off akan tetapi lebih daripada itu negara yang dimaksud telah memenuhi sebagai negara

yang serba mewah. Sebaliknya bagi negara-negara yang berukuran antara under-

developed countries sampai pada developing countries, konsumsi yang tinggi merupakan

suatu hambatan yang nyata dalam upaya peningkatan pembentukan modal atau Investasi.

Masalah Investasi bahkan menjadi masalah rutin yang sangat kerap sekali oleh

berbagai pengamat ekonomi maupun pemerintah atau para pengambil keputusan, oleh

karena hampir terbiasa para economicst bahwa menyatakan bahwa keadaan konsumsi

yang tinggi menyulitkan untuk meningkatkan pembentukan modal yang besar bagi

pembiayaan pembangunan ekonomi dan sangat jarang sekali didengar atau dilihat sang

pengamat ekonomi menyatakan peningkatan pembentukan modal dapat dilakukan tanpa

harus mengorbankan konsumsi. Kalau pernyataan ini terjadi terhadap suatu negara,

berarti dianggap pula negara tersebut mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa

dalam meningkatkan taraf ekonominya dan lain sebagainya.

Perkembangan pembangunan ekonomi Indonesia yang terencana hingga saat ini

telah meliput waktu dua puluh delapan tahun, dan tanpa memungkiri keadaan dan

kenyataan telah terdapat gejolak naik dan turun prestasi ekonomi yang dihasilkan. Tetap

diakui kiranya bahwa memang banyak kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Namun

jangan hanya terpukau dengan kemajuan yang telah dirasakan tersebut, oleh karena

banyak masalah serta kesulitan yang belum terlepas atau yang masih membelenggu

bangsa kita ini, terutama masalah hutang luar negeri.

Kemajuan lain yang ingin kiranya dicapai oleh masyarakat seperti kenaikan

pendapatan atau peningkatan taraf hidup juga belum terpenuhi. Kenapa tidak hal

demikian harus dibaca, oleh karena kebanyakan masyarakat merasa dan malahan

mengalami kekurangmampuan dalam menjalankan hidup sehari-hari oleh karena hampir

semua pendapatan yang dihasilkan masyarakat berperan untuk hanya sebagai pemenuhan

konsumsi dan sukar kiranya kalau masyarakat diharapkan akan dapat melalkukan

tabungan demi untuk membangun bangsa melalui pembentukan modal dan investasi

dalam negeri.

Perubahan ekonomi ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi, secara

singkat pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka

panjang, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari

waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri ( Boediono:

1982, h.1). Hal ini terlihat dengan banyaknya gagasan untuk memonitor atau untuk

mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, ukuran yang sama bisa

dipergunakan adalah dengan pendapatan nasional atau GNP ( Hendra Esmara: 1982,

h.155 ).

Page 5: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

5

Pencapaian besarnya basis PDB tersebut membutuhkan sejumlah investasi yang

besar tiap-tiap periode pembangunan. Oleh Keynes ( J.M Keynes: 1967, h63 ), investasi

tersebut merupakan stock of capital, secara sederhana investasi tersebut berasal dari

tabungan. Tabungan diperoleh dari pendapatan yang tidak dikonsumsi, sehingga dari

sudut penerimaan ( income side ) sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi merupakan

besarnya tabungan, sedangkan dari segi pengeluaran (outcome side ) maka investasi

tersebut merupakan sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.

Dengan adanya suatu pengalokasian pendapatan masyarakat tersebut akan terjadi

suatu siklus antara rumah tangga sebagai pemilik faktor produksi ( kapital, tenaga kerja )

dan perusahaan firm sebagai penghasil yang diperlukan oleh rumah tangga. Dari siklus

ini akan lahir nantinya suatu mekanisme produksi, distribusi oleh perusahaan dan

konsumsi oleh rumah tangga.

Rumah tangga melakukan konsumsi dikarenakan adanya penerimaan atau balas

jasa yang diberikan sektor perusahaan atas pemakaian faktor-faktor produksi oleh

perusahaan, katakanlah lebih kurang sekitar 3/4 bagian dari pendapatan yang digunakan

untuk konsumsi, sehingga sisanya merupakan tabungan, sehingga pendapatan akan

menentukan besarnya proporsi untuk konsumsi dan tabungan.

Seiring dengan konsumsi dan tabungan itu, maka besarnya tabungan akan

tercermin dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi, sehingga besarnya tabungan

sesuai dengan turun naiknya pendapatan. Akan tetapi besarnya pendapatan yang

digunakan untuk tabungan secara agregat (menyeluruh ) untuk Indonesia membutuhkan

suatu penelitian yang dijelmakan kedalam bentuk fungsi. Dan dengan mengetahui

besarnya tabungan otomatis mengetahui pula besarnya konsumsi

Proporsi pendapatan yang ditabungkan atau dikonsumsikan dituangkan kedalam

bentuk fungsi, dan fungsi itu sendiri akan menggambarkan hubungan antara satu variabel

dengan variabel lainnya, dikatakan bahwa hubungan sebab akibat apabila perubahan

suatu variabel mengakibatkan berubahnya variabel lain ( Soediono: 1981, h.3 ), kemudian

hubungan fungsional akan menunjukan berubahnya nilai variabel yang satu otomatis

mempunyai arti bahwa variabel lainnya yang mempunya hubungan fungsional tersebut

akan berubah pula.

Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan fungsional secara matematis dinyatakan

dalam bentuk indentitas atau kesamaan, sedangkan hubungan sebab akibat dinyatakan

dalam bentuk persamaan ( Soediono: Ibid, h.4 ), sehingga fungsi akan memberikan suatu

indikasi pengaruh dari variabel makro bebas dengan variabel makro terkait melalui

pengukuran yang dapat dilihat artinya.

Simon Kuznet, menyatakan bahwa "banyak ilmu pengetahuan didasarkan pada

suatu kumpulan pengetahuan diskriptif dan pada pengukuran empiris sangat

membutuhkan pengetesan tentang ketepatan yang dapat dipercayai. Akan tetapi kita tidak

terkait dengan satu teori saja, sehingga untuk kontek di Indonesia diperlukan suatu

model-model yang mempengaruhi tabungan, oleh Keynes pada persamaan fungsi

Page 6: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

6

tabungan sederhana maka yang mempengaruhinya adalah pendapatan ( Simon Kuznets:

1981, h.7 ).

Demikian pula untuk fungsi konsumsi, pada kenyataannya bisa ditempuh dengan

mengetahui fungsi tabungan oleh karena menurut definisi teori ekonomi Keynes dua

sektor bahwa bagian pendapatan yang tidak ditabung merupakan konsumsi. Selain

daripada bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi, dan menurut definisi lainya, bahwa

perubahan tabungan sama dengan tabungan tahun t dikurangi tabungan tahun

sebelumnya. Hampir tidak terhitung definisi mengenai tabungan, dan boleh dikatakan

definisi dibidang konsumsi jarang sekali. Namun demikian dengan mengetahui definisi

tabungan secara pasti pula apa sebenarnya definisi konsumsi juga akan terjawab dengan

tuntas.

Analisa pendapatan lebih dijabarkan oleh beberapa ahli ekonomi stelah Keynes

yakni analisa pendapatan melalui analisa siklus hidup oleh A.Ando, R,Brumberg dan F.

Modiglani, kemudian pendekatan permanen incom oleh Milton Friedman, Relatif Income

oleh J.S. Duessemberry. Oleh karena penelitian terhadap bentuk fungsi tabungan dengan

analisa pendekatan permanen Income atau yang lainya belum ada yang bersifat khusus,

terkecuali penelitian terhadap kebutuhan tabungan dengan pendekatan Life Cycle. Seiring

dengan beberapa penelitian mengenai tabungan tersebut, maka dalam hal ini dilakukan

penelitian menganai keadaan yang sebaliknya, yaitu mengenai konsumsi.

2. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI

2.1. Konsumsi Dan Pendapatan Permanen

Permenent Income Hypotesis dikemukakan oleh Milton Friedman pada tahun

1857 dalam membahas fungsi konsumsi ( M. Friedman: 1957, h.3 ), Friedman memmulai

dengan memberikan asumsi ( William H. Branson and J. Litvak: 1981, h.192 ), sebagai

"Individual consumer utility maximization, which gives us consumption function relation

between an individual's consumption and present value".

Dari asumsi yang dikemukakan Friedman tersebut maka dirumuskan sebagai berikut:

ci = fi ( PVi ) , fi > 0 ( 1 )

dimana i dituliskan diatas menunjukan fungsi yang mewakili individu tertentu dalam

jangka waktu tertentu. Kemudian hipotesa ini menganut pendirian yang dinyatakan

dahulu bahwa bentuk rumah tangga memilih arus konsumsi sedemikian rupa sehingga

fungsi utility dan konsumsi yang akan datang dimaksimalkan dalam jangka waktu yang

panjang. Selanjutnya permanent income tersebut besarnya diperoleh sebesar rate of

return ( r ) dikalikan sengan nilai sekarang sebesar

Y'p = r PV' ( 2 )

Page 7: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

7

sehingga permanent income didefinisikan sebagai jumlah uang yang dapat

dikonsumsikan oleh konsumen tanpa mengganggu kekayaanya, karena permanent

income merupakan pendapatan yang dianggap normal oleh konsumer ( William H.

Branson and J. Litvak: Ibid, h.9 ).

Berbeda dengan fungsi konsumsi Keynes, Ando-Brumberg Modigliani maupun

Duessenberry, dimana semua variabel diukur ( Ibid, h.179 ). Tetapi variabel konsumsi

permanent maupun variabel pendapatan permanent dan juga konsumsi permanen

seseorang atau suatu masyarakat tidak dapat diukur secara langsung, sehingga tidak

memungkinkan untuk didapatkan datanya secara langsung.

Oleh karena itu Friedman membagi pendapatan keseluruhan dalam periode

tertentu atas dua bagian komponen pendapatan yakni pendapatan permanent ( Y'p )

yang dapat nilainya positif, negatif atau nol, dan pendapatan Transitori ( pendapatan

sementara ) yang nialinya adalah selisih dari pendapatan keseluruhan dengan pendapatan

permanent, pembagian pendapatan permanen ini sama halnya dengan pembagian

konsumsi, sehingga dapat diperlihatkan pada bentuk penjabaran pendapatan menurut

Friedman:

Y' = Y'p + Y't ( 3 )

dimana: Y' = pendapatan keseluruhan

Y'p = pendapatan permanen

Y't = pendapatan transitori

Pendapatan transitori merupakan pendapatan sementara yang meliputi pendapatan

tak terduga-duga yang diterima seorang konsumen ( Windfall profit ). Selanjutnya sesuai

dengan asumsi-asumsi tentang hubungan antara permanen dan transitori income,

permanent dan transitory Consumption, transitory income dan Consumption, oleh karena

fungsi utilitas adalah homogen pada tingkat positif terhadap konsumsi sekarang dan masa

datang dalam periode waktu, maka tidak ada hubungan antara pendapatan permanen

dengan pendapatan transitori.

Dan ditegaskan bahwa kalau pendapatan keseluruhan sama dengan pendapatan

permanen ini akan mengakibatkan besarnya pendapatan transitori sama dengan nol,

dengan demikian menghasilkan rata-rata pendapatan keseluruhan sama dengan rata-rata

pendapatan permanent Y = Yp. Akhirnya, Friedman juga memberikan asumsi bahwa

tidak ada hubungan antara permanent cosumption dengan transitory consumption.

Maksudnya marginal propensiy to consume yang berasal dari transitory income

adalah sama dengan nol, hal ini akan sama dengan asumsi yang menyatakan tidak ada

hubungan antara permanent income dengan transitori income, ini akan mengakibatkan

besarnya konsumsi rata-rata transitory akan sama dengan nol, sehingga rata-rata

konsumsi seseorang akan sama dengan rata-rata konsumsi permanent C = Cp.

Page 8: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

8

Kalau sekiranya pendapatan rata-rata trnsitori lebih besar dari 0, Yt > 0, maka ini

memberikan pengertian bahwa pendapatan keseluruhan lebih besar daripada rata-rata

pendapatan permanen, Y > Yp, dengan tidak adanya hubungan antara konsumsi

permanen dengan pendapatan transitori maka dapat dilihat hubungan konsumsi permanen

dengan pendapatan permanen. C = Cp = KYp, dimana K menunjukan hubungan

antara konsumsi permanen dengan pendapatan permanen,

Kalau saja digambarkan dalam bentuk kurva akan terlihat, bahwa sumbu

horizontal menunjukan jumlah pendapatan, sedangkan sumbu vertikal menjunjukan

tingkat konsumsi, garis yang bersal dari pusat ( K ) adalah tangen arah yang mewakili

hubungan antara konsumsi dengan pendapatan permanen.

Pada saat pendapatan rata-rata sama dengan pendapatan permanen rata-rata ( Y = Yp ),

maka besarnya konsumsi rata-rata akan sama dengan konsumsi permanan rata-rata (C =

Cp ), keadaan ini memberikan indikasi bahwa pada saat tersebut ternyata bahwa

pendapatan rata-rata transitori adalah sebesar nol.

Kalau Yp merupakan tingkat pendapatan permanen rata-rata, maka pada tingkat

pendapatan rata-rata 0Y, maka besarnya pendapatan sementara sebesar - ( Y Yp ),

dengan pendapatan permanen sebesar 0Yp, besarnya konsumsi rata-rata permanen

sebesar 0Cp, oleh karena konsumsi rata-rata permanen tidak dipengaruhi oleh pendapatan

rata-rata transitori, maka besarnya pendapatan rata-rata transitor adalah sebesar 0Yj,

sehingga titik b menunjukan besarnya konsumsi permanen rata-rata pada saat pendapatan

rata-rata permanen sebesar 0Ypj1. Pada tingkat pendapatan rata-rata sebesar 0Yj2, maka

besarnya konsumsi permanen rata-rata sebesar 0Cpj2, besarnya pendapatan permanen

rata-rata sebesar 0Ypj2 dan besarnya pendapatan transitori rata-rata sebesar Ypj2 Yj2.

Dari hubungan antara pendapatan dan konsumsi selanjutnya Keynes ( William H.

Branson and J. Litvak: Ibid, h.192 ), berkesimpulan bahwa Marginal Propensity to

Consume ( MPC ) lebih kecil dari Average Propensity to Consume ( APC ), sedangkan

Milton Friedman yang menghubungkan pendapatan permanen dengan konsumsi

permanen membuktikan bahwa Marginal Propensity to Save ( MPS ) sama dengan

Average Propensity to Consume ( APC ) dalam jangka panjang, sedangkan garis AB

menunjukan bahwa funsi konsumsi yang terjadi adalah MPC < APC ( Milton

Frieedman: 1969, h.155 ).

2.2. Konsep Pendapatan Nasional

Gross National Product ( GNP ) adalah nilai dari seluruh barang-barang dan jasa-

jasa yang dihasilkan suatu negara dalam jangka waktu tertentu, bisanya dalam waktu

setahun ( Rudiger Dornbush: 1984, h.29 ). Pada dasarnya pendapatan nasional ini dalam

arus perekonomian negara dapat dilihat dari dua segi ( Bruce Glassburner: 1979, h.32 ),

pertama segi pengeluaran, kedua segi penerimaan.

Page 9: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

9

Dari segi pertama untuk pengeluaran maka pendapatan nasional akan digunakan

untuk barang-barang konsumsi dan sisanya akan digunakan untuk investasi, kemudian

ditentukan suatu syarat keseimbangan, sehingga

D = C + I ( 4 )

dimana: D = Pengeluaran Agregatif

C = Konsumsi agregat

I = Investasi agregat

kemudian dari sudut penerimaan, maka

Y = C + S ( 5 )

dimana: Y = Penerimaan agregatif

C, S = Konsumsi dan Penabungan

Dari syarat keseimbangan dapat dilihat kombinasi dari persamaan (4) dan persamaan (5),

dimana

D = Y ( 6 )

C + I = C + S ( 7 )

I = S ( 8 )

ini berarti bahwa persamaan antara permintaan dan penawaran, akan didapatkan bahwa

investasi adalah sama dengan tabungan. Hubungan tersebut merupakan hubungan dasar

dari asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh John M. Keynes.

Dari persamaan-persamaan diatas, khususnya persamaan (5), dimana konsumsi

dan tabungan masing-masing varibel penentunya adalah pendapatan, sehingga dalam

betuk hubungan fungsional yang pada hakekatnya ditaksir secara statistik akan berupa

sebagai berikut:

C = f ( Y ) ( 9 )

C = a + b Y (10 )

S = Y - C ( 11 )

S = f ( Y ) ( 12 )

S = -a + (1-b) Y ( 13 )

masing-masing koefisien konsumsi dan tabungan diatas diartikan bahwa a merupakan

sebagai besarnya konsumsi pada saat pendapatan nol, sedangkan b menunjukan hasrat

marginal untuk mengkonsumsi. Semetara itu, -a merupakan besarnya tabungan pada saat

pendapatan nol dan (1-b) menunjukan hasrat maginal untuk menabung.

Khususnya persamaan (4) yang pada hakekatnya terkait erat dengan keberadaan

persamaan (5), sebagai upaya melihat peranan masing-masing parameter hasil

Page 10: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

10

estimasinya dan berapa besarnya atau berapa kali lipat pendapatan tersebut dihasilkan

dapat dilihat sebagai berikut:

Y = C + I ( 14 )

Y = a + b Y + I ( 15 )

Y - b Y = a + I ( 16 )

Y = (a + I )/(1-b) ( 17 )

Y/I = 1/(1 – b ) =

Oleh karena MPS = 1 - MPC , Y/I = atau = 1/MPS ( = multiplier ), dimana

dalam analisis pendapatan nasional nilai multiplier digunakan sebagai upaya melihat

kelipatan, yaitu menaksir berapa besarnya peranan menabung tersebut meningkatkan

pendapatan nasional.

2.3. Pembentukan Model Fungsi Konsumsi

Berdasarkan pada definisi persamaan (3) yang Menurut Friedman, pembagian

pendapatan terdiri atas dua komponen, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan

transitori. Namun Williamson mengukur besarnya permanent income adalah dari rata-rata

tiga tahun pendapatan actual, sedangkan transitory income adalah selisih dari actual

income dengan permanent income ( U.D. Roy. Choundary: 1968, h.27 ). Tetapi

Williamson mendapatkan besarnya pendapatan permanen adalah rata-rata pendapatan

actual selama dua tahun (K.L. Gupta: 1970, h.245 ), yaitu:

Yp = [ Yt + Yt-1 ] / 2 ( 20 )

dari definisi bahwa pendapatan permanen diperoleh dari rata-rata dua tahun pendapatan

actual, sedangkan pendapatan transitory diperoleh dari selisih antara actual incom ( Yt )

dengan pendapatn transitory, maka:

YT = Yt - Yp ( 21 )

dengan mensubsitusikan persamaan (15) kedalam persamaan (16 ) maka dapat diperoleh

prosedur untuk mendapatkan pendapatan transitori sebagai berikut:

YT = Yt - [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 22 )

YT = Yt - 1/2 Yt - 1/2 Yt-1 ( 23 )

YT = [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 24 )

oleh karena pendapatan actual terdiri dari dua jenis pendapatan ( Yp ) dan ( YT ), maka

persamaan (10) Ct = a + (1-b) Yt = a0 + b0 Yt dijabarkan menjadi:

Ct = a0 + b0 Yp + c0 YT ( 25 )

Page 11: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

11

Model persamaan (17) ini telah pernah digunakan untuk mencari bentuk fungsi

tabungan agregate di India yang digunakan oleh Jeffrey G Williamson ( K.L Gupta:

1970, h.246 ). Dengan mensubsitusikan persamaan (21), (24) kedalam persamaan (25),

maka yang terjadi adalah:

Ct = a0 + b0 [ Yt + Yt-1 ] / 2 + c0 [ Yt - Yt-1 ] / 2 ( 26 )

Ct = a0 + [ ( b0 + c0 ) / 2 ] Yt + [ ( b0 - c0 ) / 2 ] Yt-1 ( 27 )

Ct = + Yt + Yt-1 ( 28 )

dimana besarnya = a0 , = ( b0 + c0 )/2 dan = ( b0 - c0 )/2. Dengan demikian

bentuk parameter-parameter , , dapat menentukan besarnya parameter b0 dan c0,

seperti berikut:

a0 = = Konstanta

b0 = ( + ) = Marginal Propensity to Consume dengan permanent

income ( MPCp )

c0 = ( - ) = Marginal Propensity to Consume dengan transitory

income ( MPCT )

Selanjutnya model persamaan (28) oleh Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato telah

pernah digunakan untuk mencari bentuk fungsi tabungan di beberapao negara Asia (

Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato: 1978, h.1225 ). Dengan menggunakan pendapatan

normal dan pendapatan transitori sebagai tabungan, dimana nilai dari pendapatan normal

diperoleh dari Tubman dan Friend ( Nathaniel H. Leff dan Kazuo Sato: ibid, h.1225 ),

yang mendefinisikan besarnya nilai pendapatan normal ( YN ) adalah tara selama tiga

tahun pendapatan actual. Sedangkan pendapatan transitory ( YT ) adalah selisih dari

pendapatan actual dengan pendapatan normal.

Kemudian Surjit Bhalla dalam buku "The measurement of Permanent Income and

Its Application to Saving Behaviour" dalam mencari besarnya pengaruh pendapatan

terhadap tabungan menggunakan pendapatan permanent yang nilainya sebesar rata-rata

tahun pendapatan actual ( Surjit Bhalla: 1980, h.138 ), dan sama halnya dengan penelitian

Mohabbat dan Simons (1977), kemudian Friedman (1957).

2.4. Perumusan Model Kedalam Bentuk Fungsi

Dengan demikian, bentuk fungsi yang akan dicari berdasarkan definisi-definisi

tersebut diatas, maka dalam studi ini dicoba pula untuk menerapkannya terhadap fungsi

konsumsi di Indonsia, tentunya pendekatan yang digunakan adalah permanent income

hypotesis dan akhirnya fungsi-fungsi sesuai definisi tersebut adalah sebagai berikut:

Ct = a0 + b0 Yt + et ( 29 )

Ct = a1 + b1 Yp + et ( 30 )

Ct = a2 + b2 YN + et ( 31 )

Page 12: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

12

Ct = a3 + b3 Yt + c3 Yt-1 + et ( 32 )

Ct = a4 + b4 Yp + c4 YT + et ( 33 )

Ct = a5 + b5 YN + c5 YT + et ( 34 )

dimana:

Ct = Konsumsi Domestik Bruto ( Consumption )

Yt = Produk Domestik Bruto ( Pendapatan Actual )

Yt-1 = Pendapatan Actual tahun sebelumnya

Yp = Pendapatan Permanen

YN = Pendapatan Normal

YT = Pendapatan Transitori

ai = Kontanta hasil estimasi ( i = 0,1...5 )

bi, ci = Koefisien Hasil Estimasi

et = Error term.

3. HASIL PERHITUNGAN DAN PENEMUAN EMPIRIS

3.1. Hasil estimasi Fungsi Konsumsi

Dalam konsep Keynes ekonomi dua sektor, dimana konsumsi ditambah tabungan

adalah sama dengan besarnya pendapatan. Dalam pengertian yang demikian bahwa syarat

penting dari konsumsi jangka pendek harus mempunyai konstanta yang positif yang nilai

konstanta tersebut merupakan konsumsi otonom. Tidak tertutup kemungkinan bahwa

tabungan ataupun konsumsi bisa saja tidak ditentukan oleh pendapatan nasional atau

PDB, ada kemungkinan berkorelasi baik dan positif dengan pendapatan disposibel dan

sebagainya.

Dari estimasi yang dilakukan terhadap enam buah fungsi, maka dapat dilihat

bahwa pada umumnya dari segi statistik adalah significant pada tingkat derajat keyakinan

diatas 99 %. Ini berati pengujian yang dilakukan telah cukup memenuhi persyaratan

untuk menjadi semacam analisa dalam ekonomi yang tengah dikaji.

Dari hasil perhitungan untuk model fungsi Keynes sederhana terlihat baberapa

variasi hasil perhitungan antara lain bahwa fungsi konsumsi adalah dengan pendapatan

disposibel (disposible Income ), yang berati kalau digunakan pendapatan nasional yang

berupa Produk Domestik Bruto sebagai Variabel independent, maka tidak mustahil

konstanta yang terjadi adalah positif untuk konsumsi yang berarti dalam analisis jangka

pendek fungsi tabungan demikian memenuhi syarat. Sebaliknya dengan menggunakan

pendapatan disposibel sebagai variabel independen juga memenuhi syarat. Keberadaan

konsumsi tersebut dengan pendapatan lebih jelas bila dilakukan terlebih dahulu terhadap

fungsi tabungan yang masing-masing terhadap PDB dan pendapatan disposibel.

Hasil estimasi persamaan (29), fungsi konsumsi berkorelasi positif dengan

pendapatan disposibel, besarnya nisbah konsumsi adalah 0.848359 dan konstanta yang

Page 13: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

13

bernilai positif. Dengan demikian kalau diartikan bahwa dengan adanya kenaikan

pendapatan disposibel 100 maka konsumsi akan meningkat sebesar 84.8359 satuan.

Sedangakan dalam analisa lain ditemukan bahwa besarnya nilai konsumsi pada saat

pendapatan disposibel sebesar nol adalah sebesar 11166,76 milyar rata-rata per tahun

selama periode penelitian ini dilakukan.

Tabel 1. HASIL REGRESI MODEL PERSAMAAN KONSUMSI HIPOTESA

PENDAPATAN PERMANEN

Bentuk Hasil Estimasi "ORDINARY LEAST SQUARES" ( OLS )

Persamaan SE R2 R R2 F D-W

Ct = 11166.76 + 0.848359 Yd 6342.781 0.990952 0.995466 0.990604 2847.805 1.614807

S(ai): (0.015897)

t(ai): (53.36483)

Ct = 14287.70 + 0.860870 YP 6773.438 0.989682 0.994827 0.989285 2493.987 0.973039

S(bi): (0.017238)

t(bi): (49.93983)

Ct = 18100.97 + 0.867752 YN 8103.774 0.985231 0.992588 0.984663 1734.524 0.582426

S(ci): (0.020835)

t(ci): (41.64762)

Ct = 12201.82 + 0.670931Yd - 0.184640Yd-1

5863.817 0.992564 0.996275 0.991970 3337.449 1.188095

S(di): (0.077609) (0.079303)

t(di): (8.64494) (2.328279)

Ct = 12201.82 + 0.855572YP + 0.324193YT 5863.817 0.992564 0.996275 0.991970 3337.449 1.188095

S(ei): (0.015019) (0.104134)

t(ei): (56.96262) (3.113216)

Ct = 15261.39 + 0.861808 YN + 0.415357 YT 6807.785 0.989978 0.994976 0.989176 2469.623 1.376187

S(fi): (0.017588) (0.120703)

t(fi): (48.99838) (3.441135)

Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5

Didasarkan pada identitas MPC + MPS = 1 , maka besarnya MPS pendapatan

disposibel adalah sebesar 1 - 0.848359 = 0,151641. Untuk fungsi konsumsi terdapat

hubungan korelasi R2 = 0.990953, yang berarti sekitar 99,10 % besarnya konsumsi

ditentukan oleh naik turunnya pendapatan disposibel. Kemudian untuk menguji

Page 14: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

14

keberartian hipotesa yang dikemukakan diperoleh nilai Thitung > Ttable, dan hal ini

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pendapatan pernanent dengan

konsumsi yang digunakan. Nilai Ttest yang sangat besar yaitu sebesar 53.364484 telah

dengan nyata memberikan indikasi bahwa pengujian model fungsi konsumsi ini adalag

sangat significant sekali, oleh karena nilai Ttable untuk = 1 % adalah 3.707. berarti

nilai Ttest lebih besar daripada nilai Ttabel.

Selain dari pada itu pengujian yang juga bisa dilakukan secara statistik yang pada

hasil estimasi juga telah diperhitungkan antara lain Ftest dan D-WTest. Agaknya tentang

pengujian ini tidaklah terlalu penting untuk dilakukan oleh karena hampir semuan

pengujian secara statistik apabila hasil estimasi mermang sudah benar dari segi

menghitungnya tetap akan membaerikan jawaban yang sama, dan jawaban tersebut

adalah juga significant pada derajat kepercayaan yang sama pula.

Pada hasil estimasi persamaan (30) antara konsumsi dengan pendapatan

permanent (permanent income ) juga memberikan jawaban yang serupa secara statistik

padatingkat keyakinan 99 % atau tingkat kepercayaan = 1 %. Nilai korelasi yang

ditampilkannya juga besar yaitu sebesar 0.989682 atau 98.97 % . Keadaan korelasi ini

menunjukan pula bahwasanya sebesar 98,97 % perubahan konsumsi ditentukan oleh

pendapatan permanen dan sisanya sebasar 1,03 % lainnya ditentukan oleh faktor lain

yang tidak masuk dalam proses penelitian ini. Angka sisa demikian adalah sangatlah

kecil dan boleh saja diabaikan. Pengujian statistik baik Ttest, Ftest dan bahkan D-W tetap

biasa dan saling menopang serta memberikan jawaban yang tidak berbeda, yaitu juga

significan secara statistik.

Pada model hasil estimasi (31) dengan menggunkan pendapatan normal, nilai

MPCN adalah antara MPC dengan pendapatan aktual dengan pendapatan permanen yaitu

sebesar 0.867752 Artinya setiap kenaikan Rp 1000, maka bagian pendapatan yang

dikonsumsikan adalah sebesar Rp 867,752. Akan tetapi pendapatan normal lebih kecil

kemampuannya menerangkan besarnya koefisien determinasi jika dibanding dengan

model hasil estimasi (29) dan (30), yaitu R2 = 0.985231 atau 98.52 % naik turunya

pendapatan normal yang juga akan merubah naik turunya konsumsi. Secara berurutan

koefisien determinasi yang paling besar menetukan perubahan konsumsi adalah

pendapatan disposibel, pendapatan permanen dan pendapatan normal.

3.2. Hasil Perbandingan Penelitian

Syahrudin (1976) telah meneliti fungsi konsumsi di Sumatera Barat dengan

menggunakan model konsumsi Keynes. Dari cross section data menggunakan 484 sampel

untuk daerah perkotaan dan 349 sampel untuk daerah desa, maka diperoleh besarnya

MPC perkotaan adalah lebih kecil jika dibanding dengan MPS daerah desa. Sesuai

dengan formula dimana MPS = 1 - MPC, maka MPS kota sebesar 0,25 dan MPS desa

sebesar 0.36 ( Syahruddin: 1981, h.207 ). Penemuan ini persis sama denga Hananto Sigit

(1978), Krisnamurty (1965).

Page 15: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

15

Selanjutnya zamzami Munaf telah mencoba menemukan funsi konsumsi di

Indonesia dengan menggunakan data tahun 1960-1980 dan dengan menggunakan

pendapatan disposibel sebagai penentu besarnya konsumsi, maka diperoleh MPC jangka

panjang sebesar 0,83. penelitian ini menemukan tingkat perhitungan yang lebih besar dari

penemuan Syahruddin ( Zamzami Munaf: 1984, h.23 ), dengan tingkat R2 sebesar 0.962

dan nilai t-hitung sebesar 15,95. Dari nilai MPC jangka panjang tergambar MPS sebesar

0,17. Selanjutnya perhitungan MPC jangka pendek menunjukan nilai yang lebih kecil

dari jangka panjang, yaitu sebesar 0.81, sehingga MPC jangka pendek sebesar 0,19.

Kemudian dengan menggunakan pendapatan disposibel menurut harga yang berlaku

maka MPC sebesar 0,74.

Perhitungan yang telah dilakukan untuk negara India, dimana nilai MPS agregate

India adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan MPS Indonesia, yang berarti MPC

agregat India adalah lebih besar jika dibandingakan dengan MPC Indonesia. MPS dan

MPC masing-masing untuk pendapatan actual sebesar 0.15 dan 0.85. Sedangkan

perhitungan MPS dan MPC masing-masing untuk pendapatan permanen memberikan

hasil yang lebih kecil daripada hasil dengan menggunakan pendapatan actual, yaitu

sebesar 0.14 dan 0,86. Sementara di Indonesia masing-masing MPCd , MPCp dan

MPCN adalah sebesar 0.848 , 0.861 dan 0.86.

Selanjutnya, penelitian fungsi tabungan di India yang dilakukan oleh K.L Gupta,

menemukan nilai MPS daerah kota sebesar 0,38 dan secara keseluruhannya MPS untuk

India sebesar 0.30, ini menggunakan pendapatan perkapita tabungan dan perkapita real

income periode data 1950/1951-1965/1966 ( K.L Gupta: 1970,h.580 ).

Lain halnya dengan perhitungan Williamson nilai MPS dengan pendapatan permanen

jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan MPS yang menggunakan pendapatan actual,

sedangkan hubungannya dengan pendapatan transitori berbrntuk negatif, sama halnya

dengan pendapatan actual.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh K.L Gupta menunjukan hasil yang

berbeda antara MPS daerah kota dengan permanen dan transitori dibanding MPS daerah

desa ( K.L Gupta: Ibid, h.581 ). Hasil penemuannya adalah bahwa MPS permanen

daerah perkotaan lebih besar dari MPS permanen daerah pedesaan .

4. KESIMPULAN

Hasil penelitian ini ternyata tidak cocok dengan menggunakan pendapatan

nasional atau Produk Domesti Bruto sebagai variabel Independennya. Variabel

independen atau variabel yang menentukan naik turunya kosumsi bahlkan tabungan

tersebut adalah "pendapatan disposibel (disposible Income ). Dengan mengasumsi bahwa

pendapatan disposibel adalah pendapatan nasional, maka bentuk fungsi konsumsi dan

bahkan tabungan menunjukan hal yang tidak jauh berbeda dengan hipotesa yang

dikemukakan Friedman dimana hubungan yang positif antara pendapatan permanen

dengan konsumsi Indonesia

Page 16: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

16

Hasil penelitaian yang didapat tidak begitu menjolok, baik menggunakan

pendapatan aktual, pendapatan permanen dan pendapatan normal. Perbedaaanya indikasi

ini terletak pada nilai konstanta dari ketiga jenis hasil perhitungan dengan menggunakan

konsep pendapatan tersebut memberikan nilai yang hampir bersamaan. Nilai MPC

dengan menggunakan pendapatan normal relatif lebih besar dari nilai MPC dengan

menggunakan pendapatan permanen.

Dari estimasi parameter-parameter yang didapat, menunjukan bahwa konsumsi

Indonesia adalah sangat besar sekali dan tipis kemungkinan konsumsi dapat dikorbankan

dengan tujuan meningkatkan tabungan untuk tujuan peningkatan pembentukan modal

bagi pembiayaan pembangunan di Indonesia. Disamping itu, bahwa fungsi konsumsi

sangatlah respon sekali dan lagipula significant secara statistiksesuai dengan periode

penelitian yang dilakukan.

DAFTAR BACAAN

A, Koutsoyianis., "Theory of Econometrics: An Intoduction Econometric Methods,

MacMillan, 1978.

Ackley, Garder., "Teori Ekonomi Makro", Universitas Indonesia, Jakarta 1983.

Anne Booth dan Peter Mc Cawley., "Ekonomi Orde Baru", Lembaga Penelitian

Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta 1982.

Boediono, DR., "Teori Pertumbuhan Ekonomi", BPFE, Yokyakarta 1982.

Chounddury, U.D. Roy., "Income, Consumption and Saving in Urban and Rural India" ,

Review of Income and Wealth, Series 14, March 1968.

Esmara, Hendra dkk., "Beberapa Indikator Pembangunan Indonesia", dalam mayarakat

Indonesia, Tahun ke-IX, no.2, 1982.

Friedman, M., "A Theory of The Consumption Function", Priceton University Pres,1957.

Gupta, K.L., "On Some Determinant of Rural and Urban Household Saving Behaviour,

Economic Record, December 1970.

________., "Personal Saving in Developing Nation: Further Evidence", The Economic

Record, June 1970.

Glassburner, Bruce dan Aditiawan Chandra., "Teori Dan Kebijaksanaan Ekonomi

Makro", LP3ES, 1979.

H. Leff, Nathaniel and Kazuo Sato., "A Simultaneous Equation Models of Saving in

Developing Countries", Journal Political Economy, 1978.

Kamaluddin, Rustian., "Beberapa Aspek Pembangunan Nasional Dan Daerah", Ghalia

Indonesia, 1983.

________________., "Pengantar Teori Ekonomi Makro", Universitas Andalas, Padang

1978.

P. Todaro, Michael., "Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ke-Tiga", Ghalia Indonesia,

Jakarta 1985.

Page 17: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

17

Keynes, John Maynard., "The General Theory of Employment Interest and Money",

MacMillan, London 1967.

Kuznets, Simon., "Economic Growth of Nation", dalam Teori Ekonomi dan

Penerapannya di Asia, PT Gramedia, Jakarta 1981.

Lewis, W. Arthur., "Development Planning: The Essential of Economic Policy", Happer

and Row, New York 1966.

Munaf, Zamzami., "Fungsi Konsumsi Di Indonesia", Laporan Penelitian, Universitas

Andalas, Padang 1984.

T. Oshima, Harry., "Penyerapan Tenaga Kerja di Asia Timur Dan Tenggara", PT

Gramedia, Jakarta 1981.

S. Bhalla, Surjit., "The Measurment of Permanent Income and Its Application to Saving

Bahaviour", Journal Political Economy, Vol.88, no.41, 1980.

Sukirno, Sadono., "Beberapa Aspek Dalam Persoalan Pembangunan Daerah", LP-FEUI,

Jakarta 1976.

Syafrizal., "Metodologi Perencanaan Pembangunan Wilayah Daerah Sumatera Barat",

Paper, FE-Univ.Andalas, Padang 1983.

Syahruddin., "Fungsi Konsumsi Dan Kenyataan Di Sumatera Barat., EKI, Vol XXIX,

no.2, Juni 1981.

William H. Branson and James M. Litvak., "Macroeconomic", Second edition, Harper

International edition, New York 1981.

Page 18: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

18

Lampiran 1 : KONSUMSI DENGAN HIPOTESA PENDAPATAN PERMANEN

( Dalam Milyar Rupiah, 1993 = 100 )

Tahun Ct Y

d Yn Yt YP YN YT

1969 62840.2 63468.9 65085.6 68824.2 31734.45 21156.3 47601.675

1970 66026.5 68111.6 69825.7 73985.5 65790.25 43860.167 3482.025

1971 69524.1 72416.8 74337.4 79169.9 70264.2 67999.1 3228.9

1972 75141.1 78041 80153 86623.9 75228.9 72856.467 4218.15

1973 82979.9 86200.2 88584 96421 82120.6 78886 6119.4

1974 87760 91597.2 93915.1 103782.5 88898.7 85279.467 4047.75

1975 90587.8 95159 98369.8 108948 93378.1 90985.467 2671.35

1976 96987.9 103815.8 106657.3 116450.8 99487.4 96857.333 6492.6

1977 104252.4 109641 115023.4 126811.9 106728.4 102871.93 4368.9

1978 110627.2 119727 123210.6 136584.8 114684 111061.27 7564.5

1979 118019.6 124509.1 128629.7 145124.4 122118.05 117959.03 3586.575

1980 127244.1 136467.4 140995.3 159467.2 130488.25 126901.17 8968.725

1981 136011.5 150243 154413.3 171822.9 143355.2 137073.17 10331.7

1982 139481.6 154159.3 158701.3 179946.2 152201.15 146956.57 2937.225

1983 139723.1 157849.5 162690 183353.3 156004.4 154083.93 2767.65

1984 154704.1 167546.1 172806.1 195709 162697.8 159851.63 7272.45

1985 156582.7 170391.9 176511.7 200544.3 168969 165262.5 2134.35

1986 164466.4 180032 187088.4 212475.3 175211.95 172656.67 7230.075

1987 171956.1 183476.9 193121.7 222598.5 181754.45 177966.93 2583.675

1988 179525.5 189671.7 203541.8 236004.1 186574.3 184393.53 4646.1

1989 189577 198319.6 216015.2 253601.9 193995.65 190489.4 6485.925

1990 198612.5 214555.3 232424.6 271968.1 206437.45 200848.87 12176.775

1991 212728.6 232019.1 249811.4 290870.6 223287.2 214964.67 13097.85

1992 227657.6 245027.5 264683.1 309659.1 238523.3 230533.97 9756.3

1993 243108.5 258392.2 279563.3 329775.8 251709.85 245146.27 10023.525

1994 256051.8 310967.2 304073.1 354640.8 284679.7 271462.3 39431.25

1995 271405.9 306259.5 329469.2 383792.3 308613.35 291872.97 -3530.775

1996 285720.3 336864.6 359037.9 414418.9 321562.05 318030.43 22953.825

Catatan:

Ct = Total Konsumsi ( Gross Domestic Consumption )

Yd = Pendapatan Disposibel ( Disposible Income )

Yn = Pendapatan Nasional Neto ( Net National Product )

Yt = Produk Domestik Bruto ( Gross Domestic Product )

YP = Pendapatan Permanen ( Permanent Income )

YN = Pendapatan Normal ( Normal Income )

YT = Pendapatan Transitori ( Transitory Income )

Sumber: Diolah oleh penulis dari Tabel 1.

Page 19: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

19

Lampiran 2 : HASIL PERHITUNGAN DAN PENEMUAN EMPIRIS

Hasil Estimasi Fungsi Regresi ( Regression Functions ) "Ordinary Least Square Method"

Fungsi: Ct = f ( Yd , Ui ) Fungsi: Ct = f ( Y

d , Y

dt-1 , Ui )

Regression Output: Regression Output:Constant 11166.8 Constant 12201.8Std Err of Y Est 6342.78 Std Err of Y Est 5863.82R Squared 0.99095 R Squared 0.99256No. of Observations 28 No. of Observations 28Degrees of Freedom 26 Degrees of Freedom 25

X Coefficient(s) 0.84836 X Coefficient(s) 0.67093 0.18464Std Err of Coef. 0.0159 Std Err of Coef. 0.07761 0.0793T-test ( DF = 26 ) 53.3648 T-test ( DF = 25 ) 8.64494 2.32828

Adjusted R Squared 0.9906 Adjusted R Squared 0.99197Adjusted Multiple R 0.99547 Adjusted Multiple R 0.99628F Ratio Probability 2847.81 F Ratio Probability 3337.45

Fungsi: Ct = f ( YP , Ui ) Fungsi: Ct = f ( YP , YT , Ui )

Regression Output: Regression Output:Constant 14287.7 Constant 12201.8Std Err of Y Est 6773.44 Std Err of Y Est 5863.82R Squared 0.98968 R Squared 0.99256No. of Observations 28 No. of Observations 28Degrees of Freedom 26 Degrees of Freedom 25

X Coefficient(s) 0.86087 X Coefficient(s) 0.85557 0.32419Std Err of Coef. 0.01724 Std Err of Coef. 0.01502 0.10413T-test ( DF = 26 ) 49.9398 T-test ( DF = 25 ) 56.9626 3.11322

Adjusted R Squared 0.98929 Adjusted R Squared 0.99197Adjusted Multiple R 0.99483 Adjusted Multiple R 0.99628F Ratio Probability 2493.99 F Ratio Probability 3337.45

Fungsi: Ct = f ( YN , Ui ) Fungsi: Ct = f ( YN , YT , Ui )

Regression Output: Regression Output:Constant 18101 Constant 15261.4Std Err of Y Est 8103.77 Std Err of Y Est 6807.79R Squared 0.98523 R Squared 0.98998No. of Observations 28 No. of Observations 28Degrees of Freedom 26 Degrees of Freedom 25

X Coefficient(s) 0.86775 X Coefficient(s) 0.86181 0.41536Std Err of Coef. 0.02084 Std Err of Coef. 0.01759 0.1207T-test ( DF = 26 ) 41.6476 T-test ( DF = 25 ) 48.9984 3.44114

Adjusted R Squared 0.98466 Adjusted R Squared 0.98918Adjusted Multiple R 0.99259 Adjusted Multiple R 0.99498F Ratio Probability 1734.52 F Ratio Probability 2469.62

Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5

------+++++------

Page 20: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

20

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:

Page 21: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

21

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen

005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia

006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri

011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan

012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth

013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan

017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi

021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi

023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan

028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana

029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

Page 22: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

22

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif

035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan

037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen

038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan

040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)

041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka

042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)

043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia

044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana

047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana

049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia

050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi

051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera

052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan

054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan

056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan

057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional

059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat

061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi

Aliran Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi

066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan

068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional

070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro

073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial

Page 23: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

23

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA

Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function (242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA

083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-

STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai

085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber

Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

Page 24: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

24

011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010

Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna

Kendaraan Pribadi Dan Umum

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)

File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)

File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010

atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung

Pandang

012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011 Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan

File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011

Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan

File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011

Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia

File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011 Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik

File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia

File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik

File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau

File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik

File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011

Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara

File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011

Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri

File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011

Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik

File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011

Page 25: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

25

Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional

10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009

Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil

Pribadi Di Jakarta

File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010

Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi

Dan Umum

File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010 Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI

File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010

Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-

UJUNG PANDANG

File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016

Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute

JAKARTA-UJUNG PANDANG

014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014

Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA

File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014

Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API INDONESIA

File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014

Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN

PENERBANGAN DOMESTIK

015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,

Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017

Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan

Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara

File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017 Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA

LUAR NEGERI

Page 26: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

26

III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017

File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015

Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017

Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey

Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt

135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h

137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h 138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h

139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h

141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h

Page 27: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

27

12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014

Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015

Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016

Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017

Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017

Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017

Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

Page 28: FUNGSI KONSUMSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …lp3et.org/uploads/.../035_06...pendapatan_permanen.pdfTERHADAP PENDAPATAN PERMANEN O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi

28

Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan

didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN

ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan

keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.

KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah

dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai

MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar

mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan

juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai

bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah

Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF

(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya

bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan

dalam sebuah Daftar Harga).

Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),

sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan

ilmiah yang disusun oleh Amrizal.

Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal

ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar

TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:

Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari

Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)

keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),

cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut

ke dalam Google.

Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah

files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat

tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......

-------- Jakarta, 14 September 2017--------