Fungsi Internal Auditor

16

Click here to load reader

description

a

Transcript of Fungsi Internal Auditor

Page 1: Fungsi Internal Auditor

Fungsi Internal Auditor

Pada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan, namun sejalan dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak lagi berputar pada pengawasan pembukuan semata-mata.Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem organisasi, sistem internal control dan kualitas kertas kerja manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.Fungsi internal auditor yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer yang menggolongkan secara terperinci:

1.     Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.

2.     Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai nilai apakah hal tersebut telah diperbaiki atau tidak,

3.     Menverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau asset termasuk mencegah dan menentukan penyelesaian.

4.     Menverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan pelaporan.

5.     Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikan.

Pendapat lain tentang fungsi pemeriksaan adalah menurut General Accounting Officer yang diterjemahkan oleh Sumardjo Tjitrosidojo adalah sebagai berikut:

1.     Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan daya guna yang tidak baik.

2.     Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan prosedur dan struktur organisasi.3.     Menciptakan alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai unit

organisasi.4.     Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang telah ditentukan oleh anggaran dasar dan

undang-undang.5.     Mencek akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, penyelewengan

dan tidak wajar secara lain.6.     Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya  kesulitan

kegiatan masa depan.7.     Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkatan dan pimpinan tertinggi.

Dari fungsi internal auditor yang diuraikan di atas maka  dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern dan memberikan saran perbaikan kepada manajemen bila ditemukan kelemahan dan penyimpangan baik yang terdapat pada sistem tersebut maupun dalam pelaksanaannya dalam perusahaan.  Untuk keefektifan fungsi internal auditor ini maka ada sasaran-sasaran audit tertentu yang harus ditetapkan dan harus senantiasa dikaji ulang.  Sasaran audit intern ini menurut Arthur W. Holmes dan David C. Burns dapat dibagi atas dua bagian yaitu:

Page 2: Fungsi Internal Auditor

1. Saran pengawasan akuntansi dilaksanakan dengan cara:a.     Mengidentifikasikan jenis kekeliruan dan penyelewengan akuntansi yang mungkin terjadi.b.     Menetapkan prosedur yang harus mencegah atau menemukan dan penyelewengan

semacam itu.c.      Menguji transaksi serta prosedur-prosedur untuk menentukan apakah prosedur-prosedur

yang diperlukan sudah digariskan dan dipatuhi secara memuaskan.d.     Mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang tidak cukup oleh prosedur

pengendalian internal yang ada ini akan membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap sifat, waktu atau luasnya prosedur auditing lainnya yang mungkin diperlukan.

2. Sasaran pengawasan administrasi dilaksanakan dengan cara:a.     Evaluasi atas upaya-upaya organisasi seperti yang dicerminkan oleh hubungan laporan

dalam perusahaan.b.     Tinjauan yang cermat atas bagan organisasi dan uraian posisi yang menjelaskan

pembagian upaya itu.  Tinjauan ulang ini harus diperlihatkan apakah penyediaan atau pengendalian atas setiap orang di dalam perusahaan memadai atau tidak boleh ada seorangpun menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengendalian intern yang sehat.

c.      Evaluasi atas saluran komunikasi di dalam perusahaan khususnya komunikasi dengan manajemen puncak dan dengan komite audit, saluran ini harus ditetapkan dengan jelas sehingga pelaporan akan tetap aktual dan objektif.

d.     Pengujian dan evaluasi atas kebijaksanaan perusahaan. 

Berdasarkan uraian pada kedua sasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa:1.      Tekanan pengawasan akuntansi adalah menentukan keandalan dari sistem pengawasan intern

yang dapat mencegah/menemukan  keandalan adanya kekeliruan dan penyelewengan yang material dalam pelaksanaan akuntansi.

2.      Tekanan pengawasan administrasi adalah tujuan yang meliputi tanggung jawab, untuk menentukan apakah ada ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan dan mencatat serta melaporkan adanya penyimpangan terhadap pelaksanaan suatu kebijaksanaan. Baik fungsi akuntansi maupun fungsi administrasi yang mencakup dalam internal auditor harus dilaksanakan secara sinkron dalam meningkatkan efektivitas sistem internal control perusahaan, dan fungsi internal auditor sebagai staf manajemen harus mampu memeriksa, baik aspek keuangan maupun administrasi.Ditinjau dari kemampuan internal auditor, maka manajemen mempunyai wewenang dalam menetapkan personil yang akan melaksanakan tugas internal auditor.  Penetapan tersebut hendaknya dilakukan secara selektif memenuhi syarat sebagaimana dikatakan Ruchyat Kosasih, bahwa syaratyang harus dipenuhi seorang internal auditor adalah sebagai berikut:

a.      Staf pemeriksa intern harus diangkat atas dasar kecakapan dan kemampuan serta ada kemungkinan untuk maju ke posisi yang lebih tinggi.

b.      Setiap pemeriksa intern harus kontinyu mendapat pendidikan dan latihan yang cukup dalam bidangnya serta memperbaiki (mengupgrade) dirinya sendiri (self improvement).- See more at: http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/11/fungsi-internal-auditor.html#sthash.SjqDIlCT.dpuf

Page 3: Fungsi Internal Auditor

Tanggung Jawab Internal Auditor

Tanggungjawab internal auditor dalam pencegahan, pendeteksian dan menginvstigasi perbuatan

kecurangan masih menjadi perdebatan yang berkepanjangan dalam profesi audit, khususnya pada

lembaga audit internal. Namun demikian tidak bisa dibantah baha internal auditor memegang

peranan penting dalam mendukung penerapan good corporate governance. Keterlibatan internal

auditor dengan aktivitas operasional sehari-hari termasuk keterlibatan dalam proses pelaporan

transaksi keuangan dan struktur pengendalian intern memberi kesempatan internal auditor untuk

melakukan penilaian secara berkala dan menyeluruh atas aspek-aspek kegiatan/operasional

perusahaan yang memiliki risiko tinggi. Efektivitas peran internal auditor dalam mencegah dan

mendeteksi kecurangan sangat tergantung pada besar kecilnya status kewenangan yang dimiliki

dan mekanisme pelaporan hasil investigasi kecurangan yang dapat dijalankan, karena belum

semua jajaran direksi mau memberikan kewenangan penuh dalam proses pencegahan,

pendeteksian dan investigasi kecurangan pada internal auditor.

Standar Profesi Audit Internal (1210.2) menyatakan bahwa internal audit harus memiliki

pengetahuan yang memadai untuk dpat mengenali, meneliti, dan menguji adanya indikasi

kecurangan. Sejalan dengan hal tersebut, pernyataan standar internal audit (SIAS) No. 3

menyatakan bahwa internal audit diwajibkan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya

ketidakwajaran penyajian, keslahan, penyimpangan, kecurangan, inefficiency, konflik

kepentingan dan ketidakefektifan pada suatu aktivitas perusahaan, pada saat pelaksanaan audit.

Audit internal juga diminta untuk menginformasikan kepada pejabat yang berwenang dalam hal

diduga telah terjadi penyimpangan, dan menindaklanjutinya untuk meyakinkan bahwa tindakan

yang tepat telah dilakukan untuk memperbaiki masalah yang ada.

3.        Peran Internal Auditor

Terdapat 4 pilar utama dalam memerangi kecurangan, yaitu :

1.      Pencegahan kecurangan (fraud prevention)

2.      Pendeteksian dini kecurangan (early fraud detection)

3.      Investigasi kecurangan (fraud investigation)

4.      Penegakan hukum atau penjatuhan sanksi (follow-up legal action)

Page 4: Fungsi Internal Auditor

Berdasarkan 4 pilar utama dalam rangka memerangi kecurangan tersebut, peran penting

dariinternal auditor dalam ikut membantu memerangi perbuatan kecurangan khususnya

mencakup :

           Preventing Fraud (mencegah kecurangan)

           Detecting Fraud (mendeteksi kecurangan)

           Investigating Fraud (melakukan investigasi kecurangan)

Secara garis besar pencegahan dan pendeteksian serta investigasi merupakan tanggung jawab

manajemen, akan tetapi internal auditor diharapkan dapat melakukan tiga hal tersebut di atas

sebagai bagian dari pelaksanaan tugas manajemen. Dalam perkembangannya penugasan dalam

memerangi kecurangan saat ini telah mengarah pada profesi tersendiri, seperti Certified Fraud

Examiners (CFE) ataupun akuntan forensic.

Dalam menjalankan tugas auditnya, internal auditor harus waspada terhadap setiap hal yang

menunjukkan adanya peluang atau kemungkinan terjadinya kecurangan. Dalam kenyataannya,

kewaspadaan dan sifat skeptic yang pada tempatnya, mungkin merupakan dua keterampilan yang

penting bagi inernal auditor. Penyelidikan yang kritis terhadap kemungkinan kecurangan, harus

diikuti oleh penilaian terhadap pengendalian yang ada, praktik pengendalian dan seluruh lingkup

pengendaliannya yang potensial. Untuk menyelidiki kecurangan yang terjadi dalam suatu

perusahaan/organisasi, sering kali dibutuhkan kombinasi keahlian seorang auditor terlatih dan

penyelidik criminal.

Internal auditor harus bertindak secara proaktif dalam mencegah dan mendeteksi terjadinya

kecurangan, khususnya keterlibatan secara aktif dalam mengevaluasi struktur pengendalian

intern perusahaan dan status organisasi. Efektivitas internal auditor dalam mencegah dan

mendeteksi kecurangan sering kali terkendala oleh waktu dan besarnya biaya untuk

menilai/menguji prosedur, kebijakan manajemen dan pengujian atas pengendalian.

Internal auditor barada dalam posisi yang penting untuk memonitor secara terus menerus struktur

pengendalian intern perusahaan melalui identifikasi dan deteksi atas tanda-tanda (red flags) yang

mengindikasikan adanya suatu kecurangan. Internal auditor berada pada posisi yang tepat untuk

Page 5: Fungsi Internal Auditor

memehami seluruh aspek tentang struktur organisasi, tempat pelatihan yang tepat, pemahaman

mereka tentang sumber daya manusia yang ada, memahami kebijakan dan prosedur operasi, dan

memahami kondisi bisnis dan lingkungan pengendalian intern yang memungkinkan untuk

mengidentifikasi dan menilai tanda-tanda atau gejala (symptom ataupun red flag) kemungkinan

terjadinya kecurangan.

Para internal auditor dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan diatur secara jelas dalam

kewenangan pelaporan dan standar profesi. Komisi Treadway (the Treadway Commision, 1987)

merekomendasikan bahwa internal auditor harus berperan aktif dalam mencegah dan mendeteksi

kecurangan. Demikian pula dalam Pernyataan Standar Internal Audit mensyaratkan bahwa

internal auditor harus berperan aktif dalam mencegah dan mendetesi kecurangan dengan

mengidentifikasi tanda-tanda kemungkinan terjadinya kecurangan, menginvestigasi gejala

kecurangan dan melaporkan temuannya pada komite audit atau kepada tingkat manajemen yang

tepat.

Kecurangan biasanya tidak hanya dilakukan oleh karyawan pada tingkat bawah, tetapi jug adapt

dilakukan oleh jajaran direksi (top management) baik secara individual maupun bersama-sama

(fraud management) yang dalam cakupan penugasan audit mungkin luar jangkauan kewenangan

internal auditor. Pada dasarnya dalam menjalankan tugas audit regular, internal auditor perlu

mewaspadai terjadinya kecurangan yang dapat mempengaruhi kualitas, integritas dan keandalan

pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Dalam hal ini, internal auditor harus menginvestigasi

secara menyeluruh kemungkinan terjadinya kecurangan dan mengkomunikasikan kepada komite

audit terhadap adanya indikasi kecurangan. Dengan demikian, hubungan kerjasama yang erat

antara komite audit dengan fungsi audit internal, khususnya melalui pertemuan-pertemuan antara

ketua komite audit dengan kepala Satuan Pemeriksa Intern (SPI), akan dapat meingkatkan

kualitas hasil kerja internal auditor dan mengurangi keungkinan terjadinya kecurangan.

Hubungan kerjasama antara internal auditor dengan eksternal auditor dapat membawa

keterlibatan internal auditor dalam proses penilaian terhadap (kemungkinan) terjadinya

kecurangan pada area peran internal auditor yang sangat terbatas, misalnya pada level terjadinya

kecurangan melibatkan manajemen lini menengah dan atas (middle/top management). Sehingga

Page 6: Fungsi Internal Auditor

secara tidak langsung internal auditor akan lebih mampu berperan dalam memantau

kemungkinan terjadinya kecurangan pada level pembuat kebijkan. Situasi demikian ini akan

memberikan peluang bagi internal auditor untuk berperan aktif dalam pengujian integritas,

kualitas, dan keandalan proses pembuatan hingga implementasi kebijakan yang dilakukan oleh

top manajemen. Bahkan dalam laporannya pada tahun 1999, COSO (Committee of Sponsoring

Organizations) mendorong agar internl auditor mampu dan dapat berperan secara aktif dalam

menilai kualitas, keandalan dan integritas manajemen puncak dalam pembuatan dan

implementasi kebijakan agar terbebas dari unsur perbuatan kecurangan.

Berkenaan dengan peran dan tanggung jawab sebagaimana diuraikan di atas, Pernyataan Standar

Internal Auditor (SIAS) No.3 menguraikan mengenai tanggungjawab internal auditor untuk

pencegahan kecurangan, yaitu : “memeriksa dan menilai kecukupan dan efektivitas system

pengendalian intern, berkaitan dengan pengungkapan risiko potensial pada berbagai bentuk

kegiatan/operasi organisasi”. Standar ini secara jelasa mengemukakan bahwa pencegahan

kecurangan adalah tanggungjawab manajemen. Meskipun demikian, internal auditor harus

menilai kewajaran dan efektivitas tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap

kemungkinan penyimpangan atas kewajiban tersebut.

Dapat kita lihat bahwa SIAS N0.3 menjelaskan tanggungjawab internal auditor dalam

mendeteksi kecurangan yang mencakup :

Pertama, internl auditor harus memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang memadai atas

kecurangan agar dapat mengidentifikasi kondisi yang menunjukkan tanda-tanda fraud yang

mungkin akan terjadi.

Kedua, internal auditor harus mempelajari dan menilai struktur pengendalian perusahaan untuk

mengidentifikasi timbulnya kesempatan terjadinya kecurangan, seperti kurangnya perhatian dan

efektivitas tehadap system pengendalian intern yang ada.

Dalam kaitannya dengan pendeteksian kecurangan yang efektif, internal auditor harus mampu

melakukan, antara lain hal-hal berikut :

           Mengkaji system pengendalian intern untuk menilai kekuatan dan kelemahannya.

Page 7: Fungsi Internal Auditor

           Mengidentifikasi potensi kecurangan berdasarkan kelemahan yang ada pada siste pengendalian

intern.

           Mengidentifikasi hal-hal yang menimbulkan tanda tanya dan transaksi-transaksi diluar

kewajaran (non procedural).

           Membedakan factor kelemahan dan kelalaian manusia dari kesalahan yang bersifat fraud.

           Berhati-hati terhadap prosedur, praktik dan kebijakan manajemen.

           Dapat menetapkan besarnya kerugian dan membuat laporan atas kerugian karena kecurangan,

untuk tujuan penuntutan pengadilan (litigasi), penyelesaian secara perdata, dan penjauhan sanksi

internal (skorsing hingga pemutusan hubungan kerja).

           Mampu melakukan penelusuran dan mengurai arus dokumn yang mendukung transaksi

kecurangan.

           Mencari dokumen pendukung untuk transaksi yang dipertanyakan (dispute).

           Mereview dokumen yang sifatnya aneh/mencurigakan.

           Menguji jalannya implementasi motivasi dan etika organisasi di bidang pencegahan dan

pendeteksian kecurangan.

Sedangkan dalam kaitannya dengan investigasi kecurangan, SIAS No.3 merekomendasikan agar

investigasi kecurangan dilaksanakan oleh suatu tim yang terdiri dari internal auditor, bagian

hokum, investigator, petugas security dan ahli-ahli lainnya baik dari dalam maupun dari luar

organisasi. Tanggungjawab internal auditor berkaitan dengan investigasi kecurangan adalah :

           Menetapkan apakah pengendalian yang ada telah cukup memadai dan efektif untuk mengungkap

terjadinya kecurangan.

           Merancang suatu prosedur audit untuk mengungkap dan mencegah terulangnya kembali

terjadinya kecurangan atau penyimpangan.

           Mendapatkan pengetahuan yang cukup untuk menginvestigasi kecurangan yang sering terjadi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keahlian seorang internal auditor dalam

pengungkapan terjadinya kecurangan, harus memiliki kemampuan mirip dengan yang dimiliki

seorang penyidik criminal dan keberadaan keduanyaadalah untuk mencari kebenaran melalui

pengungkapan bukti pendukung perbutan fraudnya. Dalam pengungkapan kecurangan seorng

internal auditor harus mempunyai rasa ingin tahu dan suka akan tantangan pada hal-hal yang

Page 8: Fungsi Internal Auditor

muncul secara tidak lazim. Dengan kata lain aingin tahu pada hal-hal yang bertentangan dengan

logika atau apa yang diharapkan secara wajar.

PERAN  DAN TUJUAN INTERNAL AUDIT

a.       Tujuan

Tujuan dan tugas pengauditan internal pada dasarnya membantu anggota manajemen dalam

meringankan tanggung jawabnya dengan aktivitas penelaahan, rangkaian, penilaian, dan analisa

informasi aktivitas perusahaan. Dengan hasil pengauditannya memberikan kesimpulan dan

rekomendasi kepada manajer yang berkepentingan dengan menyediakan suatu landasan untuk

tindakan perbaikan yang harus di lakukan. Tujuan tugas pengauditan internal menakup dalam

peningkatan berbagai jenis pengendalian yang ada dalam organisasi perusahaan lebih efektif

dengan manfaat dan beban secara layak.

b.      Peran

Ada beberapa peran yang dibawakan oleh auditor intern adalah sebagai berikut :

1.      Peran sebagai pemecah masalah temuan audit pada hakikatnya adalah masalah. Auditor intern

harus mampu menggunakan metode pemecahan masalah ( problem solving ) yang rasional.

2.      Temuan yang ada dari pelaksanaan audit bisa menjurus pada timbulnya konflik bila seorang

auditor kurang mampu menyelesaikan dengan audit. Konflik dapat bisa di lalui dengan cara :

a.       Di hindari. Auditor yang suak enghindari konflik cenderung mereka reaksi emosional dengan

mencari cara yang lebih aman minta di pindahkan atau bahkan keluar dari pekerjaannya.

b.      Di bekukan. Membekukan konflik adalah taktik untuk menangguhkan tindakan.

c.       Di konfrontasikan. Masalah atau temuan bisa langsung di konfrontasikan dengan auditee.

Konfrontasi bisa di lakukan dengan 2 jalan, yaitu :

1.      Dengan memakai kekerasan, misalnya dengan kekuasaan direktur utama auditee di paksa

melaksanakan rekomendasi audit.

2.      Dengan memakai strategi negosiasi, dengan strategi ini kedua pihak bisa menang.

3.      Peran pewawancara. Komunikasi yang akan dlakukan aleh auditor sering kali berbentuk

wawancara. Tujuannya adalah mencari fakta dan bukan opini.

Page 9: Fungsi Internal Auditor

4.      Peran “negosiator” dan “ komunikator”, kedua peran ini juga dijumpai pada saat melakukan

auditing, mungkin peran komunikator akan lebih menonjol dibanding dengan negosiator.

Sebagai komunikator, posisi auditor agak berbeda meskipun komunikasi bukan hal yang baru

lagi, auditor mewujudkan komunikasi yang efektif bukanlah hal yang mudah.

Dengan demikian ke empat peran di atas perlu di pahami, karena bisa jadi auditor membutuhkan

langkah-langkah khusus ketik berhadapan dengan manajemen. Selain itu auditor harus

mengembangkan hubungan antar manusia yang baik. Dalam hal ini, peran kepribadian auditor

menjadi sangat menentukan.

ungsi Internal AuditorPada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan, namun sejalan dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak lagi berputar pada pengawasan pembukuan semata-mata.Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem organisasi, sistem internal control dan kualitas kertas kerja manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.Fungsi internal auditor yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer yang menggolongkan secara terperinci:

1.     Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.

2.     Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai nilai apakah hal tersebut telah diperbaiki atau tidak,

3.     Menverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau asset termasuk mencegah dan menentukan penyelesaian.

4.     Menverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan pelaporan.

5.     Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikan. [12]

Pendapat lain tentang fungsi pemeriksaan adalah menurut General Accounting Officer yang diterjemahkan oleh Sumardjo Tjitrosidojo adalah sebagai berikut:

1.     Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan daya guna yang tidak baik.

2.     Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan prosedur dan struktur organisasi.3.     Menciptakan alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai unit

organisasi.4.     Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang telah ditentukan oleh anggaran dasar dan

undang-undang.

Page 10: Fungsi Internal Auditor

5.     Mencek akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, penyelewengan dan tidak wajar secara lain.

6.     Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya  kesulitan kegiatan masa depan.

7.     Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkatan dan pimpinan tertinggi. [13]

Dari fungsi internal auditor yang diuraikan di atas maka  dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern dan memberikan saran perbaikan kepada manajemen bila ditemukan kelemahan dan penyimpangan baik yang terdapat pada sistem tersebut maupun dalam pelaksanaannya dalam perusahaan.  Untuk keefektifan fungsi internal auditor ini maka ada sasaran-sasaran audit tertentu yang harus ditetapkan dan harus senantiasa dikaji ulang.  Sasaran audit intern ini menurut Arthur W. Holmes dan David C. Burns dapat dibagi atas dua bagian yaitu:1. Saran pengawasan akuntansi dilaksanakan dengan cara:

a.     Mengidentifikasikan jenis kekeliruan dan penyelewengan akuntansi yang mungkin terjadi.b.     Menetapkan prosedur yang harus mencegah atau menemukan dan penyelewengan

semacam itu.c.      Menguji transaksi serta prosedur-prosedur untuk menentukan apakah prosedur-prosedur

yang diperlukan sudah digariskan dan dipatuhi secara memuaskan.d.     Mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang tidak cukup oleh prosedur

pengendalian internal yang ada ini akan membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap sifat, waktu atau luasnya prosedur auditing lainnya yang mungkin diperlukan.

2. Sasaran pengawasan administrasi dilaksanakan dengan cara:a.     Evaluasi atas upaya-upaya organisasi seperti yang dicerminkan oleh hubungan laporan

dalam perusahaan.b.     Tinjauan yang cermat atas bagan organisasi dan uraian posisi yang menjelaskan

pembagian upaya itu.  Tinjauan ulang ini harus diperlihatkan apakah penyediaan atau pengendalian atas setiap orang di dalam perusahaan memadai atau tidak boleh ada seorangpun menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengendalian intern yang sehat.

c.      Evaluasi atas saluran komunikasi di dalam perusahaan khususnya komunikasi dengan manajemen puncak dan dengan komite audit, saluran ini harus ditetapkan dengan jelas sehingga pelaporan akan tetap aktual dan objektif.

d.     Pengujian dan evaluasi atas kebijaksanaan perusahaan. [14]

Berdasarkan uraian pada kedua sasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa:1.      Tekanan pengawasan akuntansi adalah menentukan keandalan dari sistem pengawasan intern

yang dapat mencegah/menemukan  keandalan adanya kekeliruan dan penyelewengan yang material dalam pelaksanaan akuntansi.

2.      Tekanan pengawasan administrasi adalah tujuan yang meliputi tanggung jawab, untuk menentukan apakah ada ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan dan mencatat serta melaporkan adanya penyimpangan terhadap pelaksanaan suatu kebijaksanaan. Baik fungsi akuntansi maupun fungsi administrasi yang mencakup dalam internal auditor harus dilaksanakan secara sinkron dalam meningkatkan efektivitas sistem internal control perusahaan,

Page 11: Fungsi Internal Auditor

dan fungsi internal auditor sebagai staf manajemen harus mampu memeriksa, baik aspek keuangan maupun administrasi.Ditinjau dari kemampuan internal auditor, maka manajemen mempunyai wewenang dalam menetapkan personil yang akan melaksanakan tugas internal auditor.  Penetapan tersebut hendaknya dilakukan secara selektif memenuhi syarat sebagaimana dikatakan Ruchyat Kosasih, bahwa syarat yang harus dipenuhi seorang internal auditor adalah sebagai berikut:

a.      Staf pemeriksa intern harus diangkat atas dasar kecakapan dan kemampuan serta ada kemungkinan untuk maju ke posisi yang lebih tinggi.

b.      Setiap pemeriksa intern harus kontinyu mendapat pendidikan dan latihan yang cukup dalam bidangnya serta memperbaiki (mengupgrade) dirinya sendiri (self improvement).

c.       Semua pemeriksa intern harus mempertahankan sikap independen dalam semua pekerjaan dan data yang relevan. [15]