ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL ... · Tabel 2.1 Perbandingan Peran...
Transcript of ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL ... · Tabel 2.1 Perbandingan Peran...
ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL
Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Billy Joregia TariganNIM : 102114088
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN
TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL
Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Billy Joregia Tarigan
NIM : 102114088
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
ANAl,ISIS PERSEPSI KARYAttNTERIIADAP PERAN AUDITOR INTF_RNAL
Studi Kasus Rulllah Sakit](ristell Ngestiヽlraluy0
01ehi
早illy」Ore3ia TaFigan
NIM 1 102114088
Telah Disetuiui oleh:
IIsa Hartlti Suttandarll S.E.pS・ 殴 ,INI.Sc.,燎 、,C.A. Tanggali 10=嘘 i2016
Pembimbin筐 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
ANAI,ISIS PERSEPSI KARYttVANTERttXDAP PERAN AUDITOR INTERNAL
(Stttdi Kasus Rumah Salcil Kristen Ngestiヽ Valuyo)
Dゎersiapkall dall dhlis oleh:
BttlD7 JOregia■hrigan卜IINlli 102114088
■lall dipertahankall di depall Dewan PeBtti
Pada Tttgga1 12 Mei 2016
Dan dinyatakan nlelmenulli syarat
Susullatt Dewan Pengtlii
Natta Iン e爵穏kap
D■「
r Rcni Rctlio Ailggrac:嚢=雰
.E.,Li Si,Ak,,CA
Lisね Apfittii S E,M.Si.,A費 .,中:A,C.A
】sa Hartiti Sulwalldalli,SE,S ttli卜 I Sc.,Akt,CA
D■ Fr NL新 k Ynditttti,M Acc、 (1lA
Dr FT Reni Rctno Angttacnl,SE,Ⅳ I Si,Ak,CA
T愛途感a Tattg鍵 盪
lllet亀 ia
Sc鱈 oまaris
鳳 ggota
2へ llggota
AnggOta
Yoryakarta" 30Tuni 2016
Fakultas Ekonomi
Herry Maridjo, M.Si"
ー
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Barangsiapa tidak berani, dia tidak bakal menang; itulah semboyanku! Maju!
Semua harus dimulai dengan berani!
Pemberani-pemberani memenangkan tiga perempat dunia!”
(Kartini)
Ku persembahkan skripsi ini untuk:
Baruch atah, Adonai Eloheinu, Melech Haolam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP AUDITOR INTERNAL
(Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo)
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal Mei 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 24 April 2016
Yang membuat pernyataan,
Billy Joregia Tarigan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Billy Joregia Tarigan
Nomor Mahasiswa : 102114088
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP AUDITOR INTERNAL
(Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelola dalam pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya, selama masih mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogakarta
Pada tanggal 24 April 2016
Yang menyatakan
Billy Joregia Tarigan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya persembahkan kehadirat Tuhan Semesta Alam, yang
telah memberikan penyertaannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi gelar sarjana pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., Akt., QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., C.A selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Ilsa Haruti Suryandari S.E., S.IP., M.Sc., Akt., C.A selaku pembimbing
skripsi yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan selama kuliah di Universitas Sanata Dharma
serta tak lupa karyawan-karyawati yang telah banyak membantu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Ibu Yanti beserta segenap karyawan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
yang telah tulus membantu dan meluangkan waktu selama waktu penelitian.
7. Geng AKT 48 (kelas C) yang telah menjadi sahabat dan saudaraku yang setia
dalam setiap langkahku untuk mencapai gelar sarjana.
8. Geng Tante and Friends (Dinda, Hana, Puput, Zidan) sobat-sobatku yang
selalu setia menemaniku dan menjadi kawan yang paling cerewet
mengingatkan skripsiku.
9. Segenap penghuni kontrakan Cak Dut Ndabag (Leon, Wigung, Nando, Petrik,
Opik) yang telah menjadi keluargaku selama di perantauan.
10. Geng GeJe (Mam Tata, Pak Risang, Bu Heny, Mbak Yovi, Mbak Riska,
Lilyana, Detha, Nino, Nafta, Anin, dan semua alumni GLP yang sudah
menyebar ke seluruh penjuru bumi), terima kasih telah memberikanku
persahabatan yang sangat indah dan takkan pernah mampu aku lupakan.
11. Kakak-kakak rohaniku dan segenap bule-bule Chi Alpha yang selalu setia
berdoa dan meneguhkanku.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Maret 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................. ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ......................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................... xiii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiv
ABSTRACT ....................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
E. Sistematika Penulisan ................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7
A. Persepsi ......................................................................................... 7
B. Audit.............................................................................................. 9
C. Audit Internal ................................................................................ 12
D. Posisi Audit Internal dalam Organisasi ......................................... 13
E. Tujuan Audit Internal .................................................................... 15
F. Tanggung Jawab Auditor Internal ................................................. 16
G. Peran Auditor Internal ................................................................. 17
H. Standar Perilaku Auditor Internal ................................................. 21
I. Penelitian Sebelumnya ........................................................... ..... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 24
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 24
C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 25
E. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 27
F. Teknik Pengukuran Data ............................................................... 28
G. Pengujian Instrumen Penelitian .................................................... 28
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM ........................................................................ 32
A. Sejarah Umum Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo ................... 32
B. Visi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo ..................................... 32
C. Misi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo .................................... 32
D. Falsafah Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo .............................. 33
E. Tujuan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo ................................ 34
F. Peran Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo .................................. 34
G. Moto Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo ................................... 34
H. Slogan Kerja Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo ...................... 34
I. Struktur Organisasi ....................................................................... 36
J. Gambaran Umum Auditor Internal di Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo ............................................................................... 44
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN....................................................... 45
A. Deskripsi Data ............................................................................... 45
B. Pengujian Instrumen ..................................................................... 49
C. Analisis Peran Auditor Internal di RSK Ngesti Waluyo ............... 53
D. Pembahasan ................................................................................... 66
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 72
A. Kesimpulan ................................................................................... 72
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 72
C. Saran.............................................................................................. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74
LAMPIRAN ....................................................................................................... 76
A. Lampiran 1, Kuisioner Penelitian ................................................. 77
B. Lampiran 2, Tabel Pernyataan Responden .................................... 82
C. Lampiran 3, Uji Validitas Peran Auditor Internal sebagai
Pengawas, Konsultan dan Katalisator ........................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Peran Peran Auditr Internal Paradigma
Lama dengan Paradigma Baru ....................................................... 17
Tabel 3.1 Skor Penilaian Menggunakan Skala Likert ................................... 28
Tabel 5.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 46
Tabel 5.2 Responden Berdasarkan Kelompok Usia ...................................... 46
Tabel 5.3 Responden Berdasarkan Lama Bekerja ......................................... 47
Tabel 5.4 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................ 48
Tabel 5.5 Responden Berdasarkan Divisi Bekerja ........................................ 48
Tabel 5.6 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov .......................................... 49
Tabel 5.7 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas ............... 50
Tabel 5.8 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan ............... 51
Tabel 5.9 Uji Validitas Peran Auditor Internal SebagaiKatalisator ............... 51
Tabel 5.10 Uji Reliabilitas ............................................................................... 52
Tabel 5.11 Pengelompokan Kategori .............................................................. 53
Tabel 5.12 Tanggapan Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas .................. 54
Tabel 5.13 Tanggapan Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan.................. 57
Tabel 5.14 Tanggapan Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator ................ 61
Tabel 5.15 Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal .................... 64
Tabel 5.16 Uji Kruskal-Walis pada Peran Audior Internal .............................. 65
Tabel 5.17 Peringkat Peran Auditor Internal yang Berperan di
Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo ............................................. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Audit Internal ................................................. 14
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo ............. 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR
INTERNAL
Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
Billy Joregia Tarigan
Nim: 102114088
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan
terhadap peran auditor internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo. Peran
auditor internal yang digunakan dalam penelitian ini antara lain peran auditor
internal sebagai pengawas (watchdog), peran auditor internal sebagai konsultan
dan peran auditor internal sebagai katalisator.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data
menggunakan kuisioner. Teknik analisis data dalam pengambilan kesimpulan
menggunakan uji statistik nonparametric Kruskal-Wallis, kemudian besarnya
rata-rata (mean rank) akan menunjukan peran auditor internal yang paling
dominan ataupun sebaliknya.
Hasil dari analisis persepsi karyawan terhadap peran auditor internal di
Rumah Sakit Ngesti Waluyo menunjukan bahwa peran auditor internal sebagai
konsultan merupakan peran paling dominan. Sedangkan peran auditor internal
urutan kedua adalah peran auditor internal sebagai katalisator dan urutan ketiga
adalah peran auditor internal sebagai pengawas.
Kata Kunci : Peran auditor internal, pengawas, konsultan dan katalisator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
ANALYSIS OF EMPLOYEES PERCEPTION ON THE ROLE OF
INTERNAL AUDITOR
(Case Studies Christian Hospital Ngesti Waluyo)
Billy Joregia Tarigan
Nim: 102114088
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016
The purpose of this research is to determine the employees’perception to the
role of internal auditor at Ngesti Waluyo Christian Hospital. The role of internal
auditor in this research are watchdog, consultant and catalyst.
The type of this research was a case study. The data collection method was
questionnaires. The data analysis method was Kruskal-Wallis nonparametric test
by determining the highest mean rank as internal auditor who has the most
important role
The result showed that the role of internal auditor as a consultant is the most
dominant role at Ngesti Waluyo Hospital. While second order internal auditor’s
role is catalyst and the third order is watchdog.
Keyword : role of internal auditor, watchdog, consultant and catalyst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
ANALYSIS OF EMPLOYEES PERCEPTION ON THE ROLE OF INTERNAL AUDITOR
(Case Studies Christian Hospital Ngesti Waluyo)
Billy Joregia TariganNim: 102114088
Sanata Dharma UniversityYogyakarta
2016
The purpose of this research is to determine the employees’perception to the role of internal auditor at Ngesti Waluyo Christian Hospital. The role of internal auditor in this research are watchdog, consultant and catalyst.
The type of this research was a case study. The data collection method was questionnaires. The data analysis method was Kruskal-Wallis nonparametric test by determining the highest mean rank as internal auditor who has the most important role
The result showed that the role of internal auditor as a consultant is the most dominant role at Ngesti Waluyo Hospital. While second order internal auditor’s role is catalyst and the third order is watchdog.
Keyword : role of internal auditor, watchdog, consultant and catalyst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah sakit adalah salah satu bentuk usaha jasa penyedia layanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Namun begitu,
di era persaingan global seperti saat ini serta semakin besarnya tuntutan
masyarakat akan kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit, maka rumah
sakit semakin dituntut untuk mampu memberikan layanan terbaiknya bagi
masyarakat. Dalam menanggapi tuntutan inilah maka pihak pimpinan
rumah sakit diharapkan mampu menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif.
Dalam menjalankan tanggung jawabnya, setiap organisasi apapun
termasuk rumah sakit akan mengalami ketidak-pastian yang dapat beresiko
bagi mereka. Hal ini merupakan tanggung jawab dari pimpinan rumah sakit
untuk mengelola resiko tersebut menjadi sebuah peluang dalam
mengembangkan sumber daya dan kualitas layanan yang ada di rumah sakit
yang ia pimpin. Namun begitu dalam menjalankan tanggung jawabnya,
pimpinan rumah sakit tidak dapat menjalankan tugasnya seorang diri. Seorang
direktur membutuhkan pihak yang dapat membantunya untuk mendapatkan
informasi yang akurat yang ia dibutuhkannya guna menjalankan tanggung
jawabnya. Pihak yang dimaksud dalam hal ini adalah auditor internal yang
memiliki tanggung jawab untuk membantu direktur dalam mengukur dan
mengevaluasi kontrol atas kinerja rumah sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Seperti yang diutarakan oleh Sawyer (2005:7) sebagai berikut:
“Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan direktur dalam
menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal
bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan
dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan
efektifitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting
dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resiko-
resiko terkait dalam menjalankan usaha”.
Dari penjelasan tersebut dapat digambarkan bahwa tugas dari seorang
auditor internal yaitu sebagai sebuah entitas independen yang mengukur dan
mengevaluasi kontrol dalam perusahaan serta memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh direktur. Hal ini jugalah yang menyebabkan persepsi negatif
karyawan terhadap auditor internal.
Auditor internal lebih sering dianggap sebagai mata dan telinga
direktur yang bertugas mecari-cari kesalahan para karyawan dan sebagai
pengadu kepada pihak direktur. Hal ini di karenakan auditor internal lebih
dikenal sebagai pengawas (Watchdog) dibanding sebagai katalisator ataupun
konsultan yang dapat membantu karyawan dalam mengidentifikasi masalah-
masalah serta memberikan saran berupa tindakan untuk mengatasi masalah
tersebut. Persepsi-persepsi seperti ini tentunya dapat mengganggu kinerja
auditor internal dalam melaksanakan tugasnya sebagai penilai independen
dalam menelaah kinerja perusahaan. Selain itu persepsi negatif karyawan
dapat menimbulkan perilaku dan sikap tidak kooperatif karyawan yang
tentunya akan sangat berdampak negatif terhadap kinerja auditor internal.
Melalui beberapa penjelasan yang sudah diutarakan sebelumnya maka
penelitian ini diharapkan dapat membantu pimpinan rumah sakit dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menilai sejauh mana persepsi karyawan terhadap kinerja auditor internalnya.
Melalui hasil dari penelitian ini juga diharapkan pimpinan rumah sakit dapat
mengukur sejauh mana kontribusi auditor internal dalam mencapai tujuan
dan kemakmuran organisasi. Selain itu hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat menjadi dasar bagi pimpinan organisasi untuk memberikan dorongan
ataupun dukungan bagi auditor internalnya untuk lebih mengembangkan
keahlian maupun kompetensinya, sehingga auditor internalnya dapat semakin
berkontribusi tidak hanya sebatas sebagai pengawas namun juga sebagai
konsultan dan juga katalisator untuk mencapai tujuan dan kemakmuran
organisasi.
Berdasarkan latar belakang dari masalah tersebut maka sangatlah
penting bagi pihak auditor internal dan direktur untuk mengetahui persepsi
karyawan terhadap peran auditor internal dalam struktur organisasi rumah
sakit tersebut. Oleh sebab itu, maka penulis merumuskan judul penelitian
“Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal studi
kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana persepsi karyawan terhadap peran auditor internal di
Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi
karyawan terhadap peran auditor internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti
Waluyo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfat bagi pihak-
pihak yang terkait dalam penelitian ini.
1. Bagi Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi kepustakaan
peran auditor internal dari sudut persepsi karyawan.
2. Bagi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi
mengenai peran auditor internal ditinjau dari persepsi karyawan. Penelitian
ini. juga diharapkan menjadi rujukan bagi Rumah Sakit Kristen Ngesti
Waluyo untuk meningkatkan kualitas auditor internalnya.
3. Bagi Penulis.
Penelitian ini diharapkan menjadi sarana penerapan teori-teori dan
ilmu yang selama ini telah diperoleh di bangku kuliah khususnya dalam
bidang audit internal. Penelitian ini juga diharapkan untuk dapat menjadi
sarana untuk membandingkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah
dengan kenyataan yang ada di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Sistematik Penulisan
Sistematika penulisan secara garis besar dibagi dalam 6 (enam) bab.
Adapun materi dari masing-masing bab tersebut antara lain:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II Landasan Teori
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang mendukung
penulisan antara lain : persepsi, faktor-faktor yang berperan dalam persepsi,
audit, jenis-jenis auditor, audit internal, posisi audit internal dalam organisasi,
tujuan audit internal, tanggung jawab audit internal, peran audit internal, dan
standar perilaku auditor internal.
Bab III Metode Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan
dalam mengolah data serta prosedur yang digunakan dalam menarik
kesimpulan.
Bab IV Gambaran Umum
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai sejarah dan
perkembangan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo, visi misi Rumah Sakit
Kristen Ngesti Waluyo, struktur organisasi serta pembagian tugas dari
masing-masing divisi, serta gambaran umum mengenai audit internal di
Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai langkah-langkah analisis dan
pembahasan yang telah diperoleh.
Bab VI Penutup
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan penelitian,
keterbatasan dan saran yang berguna bagi Rumah Sakit Kristen Ngesti
Waluyo dan penelitian di masa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
1. Definisi Persepsi.
Persepsi menurut Hardy (1988:83) bagi hampir semua orang,
sangatlah mudah kiranya melakukan perbuatan melihat, mendengar,
membau, merasakan, dan menyentuh, yakni proses-proses yang sudah
semestinya ada. Namun informasi yang datang dari organ-organ indera
kiranya perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diintrepretasikan
sebelum dapat dimengerti, dan proses ini dinamakan persepsi
(perception).
Persepsi menurut Solso (2008:75) melibatkan kognisi1 tingkat
tinggi dalam pengintepretasian terhadap informasi sensorik. Persepsi
mengacu pada hal-hal yang kita indra.
Persepsi menurut Ling (2012:6) merupakan serangkaian proses
rumit yang melaluinya kita memperoleh dan mengintepretasikan informasi
indrawi. Intepretasi ini memungkinkan kita mencerap lingkungan kita
secara bermakna.
Persepsi menurut Suharnan (2005:23) merupakan suatu proses
mengintepretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui system
alat indera manusia. Misalnya, pada waktu seseorang melihat gambar,
membaca tulisan, atau mendengar suara tertentu, ia akan melakukan
1 Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir
tentang seseorang atau sesuatu (Wikipedia:2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
intepretasi berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya dan yang relevan
dengan hal-hal itu.
Dari berbagai definisi tersebut penulis mengambil kesimpulan
bahwa persepsi merupakan hasil dari pengintepretasian atau menafsirkan
informasi-informasi yang diterima dari proses-proses pengindraan oleh
alat-alat indra manusia (proses sensorik).
2. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi menurut Walgito (2004:89)
antara lain:
a. Objek yang dipersepsi.
Objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera
atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang
bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja
sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar
individu.
b. Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf.
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak
sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan syaraf motoris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. Perhatian.
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang
ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
B. Audit
1. Definisi Audit
Definisi audit menurut Report of the Committe on Basic Auditing
Concepts of the American Accounting Association yang dikutip oleh Kell
(2002:5) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan
peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara
asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Sedangkan Agoes (2012:4) menjelaskan pengertian audit adalah
suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dari kedua definisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa auditing merupakan suatu
proses yang meliputi:
a. Proses kritis dan sistematis.
Proses pelaksanaan audit dilakukan dengan hati-hati dan
melewati langkah serta prosedur yang terencana dan terstruktur. Hal
ini menunjukan bahwa kegiatan audit adalah salah satu kegiatan yang
penting dan vital bagi organisasi. Selain itu proses yang dilakukan
secara kritis menunjukan bahwa pihak auditor yang bertanggung jawab
dalam proses audit memiliki kompetensi yang unggul dan profesional.
b. Dilakukan oleh pihak yang independen.
Proses pelaksanaan audit dilakukan oleh pihak yang
independen yakni oleh pihak yang tidak memiliki kepentingan tertentu
dalam proses audit. Selain itu independen menunjukan profesionalitas
seorang auditor yang dapat merahasiakan rahasia klien dan bekerja
objektif dengan tidak memihak.
c. Memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif.
Kegiatan audit dimaksudkan untuk mendapatkan serta
mengevaluasi bukti-bukti dengan hati-hati dan tidak dengan memihak
ataupun berprasangka buruk pada pihak-pihak tertentu.
d. Peristiwa ekonomi ataupun laporan yang disusun oleh manajemen.
Peristiwa ekonomi ataupun informasi dalam bentuk laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen yang juga merupakan subyek
pokok dalam proses auditing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
e. Menetapkan derajat kesesuaian atau memberikan pendapat mengenai
kewajaran.
Proses auditing dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian
masing-masing subyek pokok auditing dengan pedoman yang berlaku (di
Indonesia pedoman tersebut adalah Standar Akuntansi Keuangan).
2. Jenis-Jenis Auditor
Jenis-jenis auditor menurut Jusup (2001:17):
a. Auditor Pemerintah.
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan
audit atas keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di
Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
yang dibentuk sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 Undang-
undang Dasar 1945 yang berbunyi sebagai berikut :
Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang pengaturannya
ditetapkan dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu
diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Daerah.
b. Auditor Intern.
Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu
perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai di
perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama
ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia
bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Auditor Independen / Akuntan Publik.
Tanggung jawab utama auditor independen atau lebih umum
disebut akuntan publik adalah melakukan fungsinya pengauditan atas
laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Pengauditan ini
dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka yaitu perusahaan yang
menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal,
perusahaan-perusahaan besar, dan juga pada perusahaan-perusahaan
kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
C. Audit Internal
Sawyer (2005:10) menjelaskan audit internal adalah sebuah penilaian
yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal operasi dan
kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1)
informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko
yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3)
peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima
telah bisa diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5)
sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan
organisasi telah dicapai secara efektif - semua dilakukan dengan tujuan untuk
dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam
menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
Sedangkan menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal
(2004:9) audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang
independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu
organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang
sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas
pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance.
Audit internal dapat disimpulkan sebagai kegiatan audit yang
berfungsi untuk membantu organisasi dalam melakukan penilaian yang
objektif dan independen guna meminimalkan risiko-risiko yang dihadapi oleh
organisasi serta meningkatkan nilai tambah dari kegiatan proses yang
dilakukan oleh organisasi.
D. Posisi Audit Internal dalam Organisasi
Menurut Andayani (2008:8), organisasi audit internal yang ada di
perusahaan mempunyai sifat yang independen dan sangat penting
keberadaannya bagi suatu organisasi. Organisasi audit internal mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Pelaksanaan audit internal harus mendapat dukungan dari organisasi.
Audit internal harus memberi laporan yang benar dari temuan dan
rekomendasi perbaikan.
2. Letak departemen audit internal bisa berada di bawah presiden direktur
atau dewan komisaris tergantung tujuan yang ingin dicapai.
3. Bersifat independen dalam menjalankan tugas audit internal.
4. Laporan hasil audit internal ditujukan kepada tingkat manajemen yang
lebih tinggi, bisa juga untuk pihak-pihak lain setelah mendapat persetujuan
dari pihak manajemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Auditor
RUPS
Komite Audit Dewan Komisaris
DIRUT
DIR
DIR
DIR Auditor
M
M M
5. Suatu departemen audit internal biasanya terdiri dari direktur, manajer,
staf senior dan junior yang mempunyai tanggung jawab yang berbeda.
Gambar 2.1: Struktur organisasi audit internal, M Andayani
Sumber : Audit internal, Wuryan Andayani (2008:9)
Dari bagan serta penjelasan mengenai struktur organisasi audit internal
tersebut, dapat dilihat bahwa organisasi audit internal berada dibawah
presiden direktur ataupun juga dewan komisaris. Selain itu, tuntutan bahwa
auditor internal harus bertindak independen dapat menimbulkan persepsi
karyawan bahwa auditor internal hanyalah anjing pengawas (watchdog)
pimpinan perusahaan saja. Padahal tugas auditor internal adalah mampu
memberikan laporan yang benar dari temuan dan rekomendasi perbaikan
yang tentunya harus ditunjang dengan dukungan dari masing-masing bagian
dari organisasi. Oleh karena itu seorang auditor internal harus mampu
bersinergi bersama dengan semua bagian dan tidak hanya bertintak sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
anjing pengawas (watchdog) saja namun juga sebagai konsultan dan
katalisator bagi semua bagian organisasi.
E. Tujuan Audit Internal
Tujuan audit internal menurut Andayani (2008:3) meliputi
penganalisisan, konsultasi, menilai anggota-anggota organisasi atas efektifitas
dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, menginformasikan tindakan-
tindakan yang telah direview dan memberikan rekomendasi.
Sedangkan menurut Tugiman (1997:99) tujuan pelaksanaan audit
internal adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, auditor
internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk,
dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang sedang diperiksa. Tujuan
pemeriksaan mencakup pula usaha mengembangkan pengendalian yang
efektif dengan biaya wajar. Anggota organisasi yang dibantu dengan adanya
audit internal mencakup seluruh tingkatan manajemen dan dewan.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
dilaksanakannya audit internal adalah membantu organisasi dalam
melaksanakan tanggung jawab organisasi secara efektif dengan memberikan
berbagai bantuan berupa penganalisisan, konsultasi, penilaian, petunjuk, serta
penginformasian atas kegiatan yang sedang diperiksa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
F. Tanggung Jawab Auditor internal
Tanggung jawab menurut Andayani (2008:95) yaitu auditor internal
harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan audit. Perencanaan
harus didokumentasikan dan harus mencakup: (1) penetapan tujuan audit dan
lingkungan pekerjaan, (2) perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas
yang akan diaudit, (3) penentuan sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan audit, (4) komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui
audit yang akan dilakukan, (5) pelaksanaan jika layak, survei lapangan untuk
mengenal lebih dekat aktivitas dan kontrol yang akan diaudit, untuk
mengidentifikasi hal-hal yang akan ditekankan dalam audit, dan untuk
mengundang komentar dan saran dari klien, (6) penulisan program audit, (7)
penentuan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil audit akan
dikomunikasikan, (8) perolehan pengesahan rencana audit.
Tanggung jawab auditor internal menurut Akmal (2009:19) yakni
memberikan rekomendasi atau saran-saran kepada pimpinan berdasarkan
pemeriksaan atau jasa konsultasi, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan pemeriksaan, dan mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan dengan hasil yang terbaik.
Tanggung jawab auditor internal atas tugasnya harus didukung dengan
kompentensi tinggi dan perencanaan yang matang sebelum proses audit
dilaksanakan. Selain itu auditor internal diharapkan mampu bersinergi
bersama dengan semua pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan audit,
sehingga tujuan dari pemeriksaan audit dapat tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
G. Peran Auditor internal
Pada masa sekarang ini masih banyak orang yang berpendapat bahwa
tugas utama auditor internal adalah sekedar melakukan pemeriksaan
kepatuhan karyawan terhadap ketentuan-ketentuan yang ada dalam
perusahaan. Namun begitu anggapan tersebut merupakan anggapan yang
sudah usang, sebab auditor internal internal pada masa kini memiliki peran
yang luas dan tidak semata-mata hanya berperan sebagai pengawas
(watchdog) saja.
Tabel 2.1
Perbandingan peran auditor internal paradigma lama dengan paradigma baru
Uraian Persepsi manajer dengan
paradigma lama
Persepsi manajer
dengan paradigma baru
Peran Watchdog, mata telinga pimpinan Konsultan manajer,
Catalist
Pendekatan Detektif (mendeteksi masalah) Preventif (mencegah
masalah)
Sikap Seperti Polisi Sebagai mitra bisnis
Ketaatan
kepatuhan
Semua policy / kebijakan Hanya policy yang
relevan
Fokus Kelemahan/ penyimpangan Penyelesaian yang
konstruktif
Sumber: Supriyanto dan Maulana, Universitas Widyatama 2006
Pandangan atau persepsi bahwa auditor internal hanya berfungsi
sebagai watchdog saja merupakan paradigma lama yang sudah tidak dapat
diikuti lagi. Pada masa kini auditor internal juga dituntut untuk mampu
mendukung kepentingan klien sebagai bentuk loyalitasnya terhadap
perusahaan. Oleh karena itu auditor internal juga dituntut untuk mampu
berperan sebagai konsultan untuk membantu masing-masing satuan operasi
perusahaan dalam mengidentifikasi sekaligus mengatasi risiko-risiko yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
muncul. Selain itu auditor internal juga memiliki peran yang lebih luas yakni
auditor internal dimungkinkan menjadi katalisator dalam menentukan arah
tujuan perusahaan. Adapun penjelasan atas masing-masing peran auditor
internal antara lain:
1. Peran auditor internal sebagai pengawas (watchdog).
Menurut Rahayu (2010:14) auditor internal adalah pegawai dari
suatu organisasi/perusahaan yang bekerja di organisasi tersebut untuk
melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan yang
bersangkutan, dengan tujuan untuk membantu manajemen organisasi
untuk mengetahui kepatuhan para pelaksana operasional organisasi
terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka auditor internal
harus berada di luar fungsi lini suatu organisasi, kedudukannya
independen dari auditee. Auditor internal wajib memberikan informasi
bagi manajemen pengambil keputusan yang berkaitan dengan operasional
perusahaan, sehingga selalu memerlukan dukungan dari manajemen.
2. Peran auditor internal sebagai konsultan.
Adapun dalam bukunya, Sawyer (2005:41) menyatakan bahwa
jasa konsultasi, baik yang dilaksanakan secara terpisah ataupun sebagai
bagian dari pemberian keyakinan, harus memberikan nilai tambah bagi
manajemen dan organisasi. Auditor internal, karena pendekatan,
pengalaman, keahlian investigasi dan kemampuan analitisnya merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pihak yang pantas untuk melaksanakan jasa ini dan memberikan
kontribusi bagi tujuan dan kemakmuran organisasi.
Menjadi tugas internal auditor untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan operasional perusahaan dengan memberikan bantuan
konsultatif dan keyakinan bahwa manajemen risiko, kontrol dan proses
pengelolaan telah berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi ini harus tetap
dilakukan secara obyektif dan independen (Tampubolon 2005:9).
Selain itu, dalam bukunya, Tampubolon (2005:66) juga
menjelaskan beberapa poin konsep pendampingan (coaching) yang
dilaksanakan oleh auditor internal, antara lain:
a. Sering berfungsi sebagai fasilitator, misalnya dengan berbagi
pengetahuan dan keahliannya dengan auditee dalam hal menilai dan
mengelola risiko, kontrol dan penerapan tata kelola yang sehat.
b. Memberikan bimbingan kepada auditee dalam pembangunan self
assessment program.
c. Turut melaksanakan tugas khusus untuk kepentingan manajemen
sepanjang tidak menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of
interest).
d. Secara aktif mendapatkan masukan (feedback) dari auditee dan secara
positif memberikan reaksi kepada masukan tersebut.
3. Peran auditor internal sebagai katalisator.
Auditor intern memiliki peran yang lebih luas, bahkan di masa
mendatang audit intern dimungkinkan untuk berperan sebagai katalisator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yang akan ikut menentukan arah tujuan perusahaan (Tampubolon
2005:2).
Peran internal auditor sebagai katalis berkaitan dengan quality
assurance, sehingga internal auditor diharapkan dapat membimbing
manajemen dalam mengenali risiko-risiko yang mengancam pencapaian
tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa
proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan produk / jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan customer. Dalam peran katalis, internal auditor
bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Impact dari peran
katalis bersifat jangka panjang, karena focus katalis adalah nilai jangka
panjang (longterm values) dari organisasi, terutama berkaitan dengan
tujuan organisasi yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan (customer
satisfaction) dan pemegang saham (stake holder)(Effendi:2007).
H. Standar Perilaku Auditor Internal
Standar perilaku auditor internal menurut Konsorsium Organisasi
Profesi Auditor Internal (2004:11):
1. Auditor internal harus menunjukan kejujuran, objektivitas, dan
kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan memenui tanggung jawab
profesinya.
2. Auditor internal harus menunjukan loyalitas terhadap organisasinya atau
terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor internal tidak
boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang
atau melanggar hukum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau
kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi auditor internal atau
mendiskreditkan organisasinya.
4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang
menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya; atau kegiatan-
kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang meragukan
kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung
jawab profesinya secara objektif.
5. Auditor internal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun dari
karyawan, klien, pelanggan, pemasok, ataupun mitra bisnis organisasinya,
yang dapat atau patut diduga dapat, mempengaruhi pertimbangan
profesionalnya.
6. Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya.
7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa
memenuhi standar profesi audit internal.
8. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam
menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya.
Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi rahasia (i) untuk
mendapatkan keuntugan pribadi, (ii) secara melanggar hukum, atau (iii)
yang dapat menimbulkan kerugian terhadap organisasinya.
9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus
mengungkapkan semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat (i) mendistorsi laporan atas
kegiatan yang direview, atau (ii) menutupi adanya praktik-praktik yang
melanggar hukum.
10. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta
efektifitas dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib
mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan.
Dari kesepuluh poin tersebut dapat dilihat bahwa seorang auditor
internal dituntut untuk memiliki perilaku yang penuh tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya, memiliki loyalitas yang tinggi pada organisasi
tempat bertugas, bertindak secara independen dan tidak memihak, objektif,
jujur, bertindak bijaksana dalam melaksanakan tugas-tugasnya, mampu
merahasiakan rahasia klien, serta memiliki kompetensi yang unggul.
I. Penelitian Sebelumnya
1. Penelitian yang dilakukan oleh Emanuela Deasy Novieyanty pada tahun
2006 yaitu Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal studi
kasus pada Pelayanan Kesehatan St Carolus Jakarta. Peran auditor internal
yang paling dominan di unit pelayanan kesehatan St Carolus Jakarta
adalah sebagai konsultan, hal ini dibuktikan dengan nilai tertinggi sebesar
740 dibandingkan dengan kedua peran auditor internal lainnya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dionisius Putra Wijaya Mulya pada tahun
2014 yaitu Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal studi
kasus pada Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta. Peran auditor
internal yang paling dominan di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
adalah Konsultan, hal ini dibuktikan dengan mean rank tertinggi sebesar
65,47 yang menggambarkan auditor internal telah menunjukan sikap yang
baik dan bersahabat kepada setiap divisi dalam membantu penyelesaian
masalah yang dihadapi karyawan dan bukan semata-mata hanya untuk
mencari kesalahan dan kelemahan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan metode yang digunakan dalam penelitian ini maka jenis
penelitian yang digunakan merupakan studi kasus yakni dengan melakukan
penelitian di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo. Adapun penelitian yang
dilaksanakan dalam penelitian ini mengenai analisis persepsi karyawan
terhadap peran auditor internal. Oleh karena itu, maka kesimpulan yang
diambil dari hasil penelitian ini hanya berlaku bagi Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
yang beralamat di jalan Pahlawan, Parakan, Temanggung 56254, Jawa
Tengah. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama bulan September dan
Oktober 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek yang diambil dalam penelitian ini merupakan karyawan
Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo sedangkan objek yang diambil dalam
penelitian ini adalah persepsi karyawan terhadap peran auditor internal
sebagai pengawas (watchdog), konsultan dan katalisator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuisioner
Kuisioner ini berisi seperangkat pertanyaan maupun pernyataan
tertulis untuk dijawab oleh responden. Masing-masing pernyataan disusun
menggunakan kalimat yang mudah dimengerti dengan bentuk yang
singkat, padat, dan jelas. Melalui masing-masing pernyataan tersebut,
responden diminta untuk memilih salah satu pilihan jawaban dengan
memberi tanda centang (checklist). Adapun pernyataan yang digunakan
dalam kuisioner penelitian ini diperoleh dari Tampubolon (2005), Kumaat
(2011), dan Sawyer (2015).
Adapun penelitian ini menggunakan 3 variabel yakni :
a. Variabel persepsi karyawan terhadap auditor internal sebagai
pengawas (watchdog), yang disebut sebagai X1. Adapun variable ini
akan diukur menggunakan 5 pernyataan yakni pernyataan nomor 1
sampai dengan 5. Peran auditor internal sebagai pengawas/watchdog
yakni bersifat independen untuk mewaspadai adanya gelagat pihak
internal perusahan yang berniat tidak baik dan menunggu adanya
pengaduan berkaitan dengan pihak internal yang berniat melakukan
kecurangan serta tindakan yang merugikan perusahaan. Selain itu
auditor internal juga berperan untuk mengawasi critical point di
internal yang mengandung risiko potensial dan kelemahan
administratif/pengendalian yang belum tersentuh oleh SOP tertulis
yang ada ataupun cenderung sulit terlihat atau sengaja diabaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Variabel persepsi karyawan terhadap auditor internal sebagai
konsultan, yang disebut sebagai X2. Adapun variabel ini akan diukur
menggunakan 5 pernyataan yakni pernyataan nomor 6 sampai dengan
10. Peran auditor internal sebagai konsultan yakni memberikan nilai
tambah bagi organisasi dengan memberikan kontribusi berupa bantuan
konsultatif dan keyakinan bahwa manajemen risiko, kontrol dan
proses pengelolaan telah berjalan sebagaimana mestinya. Bantuan
konsultatif tersebut dapat berupa menjadi fasilitator dalam berbagi
pengetahuan dan keahliannya dengan auditee dalam hal menilai dan
mengelola risiko, kontrol dan penerapan tata kelola yang sehat. Serta
dengan memberikan bimbingan kepada auditee dalam pembangunan
self assessment program.
c. Variabel persepsi karyawan terhadap auditor internal sebagai
katalisator, yang disebut sebagai X3. Adapun variabel ini akan diukur
menggunakan 5 pernyataan yakni pernyataan nomor 11 sampai
dengan 15. Peran auditor internal sebagai katalisator yakni ikut
menentukan arah tujuan perusahaan dengan memberikan bimbingan
kepada manajemen dalam mengenali risiko-risiko yang mengancam
pencapaian tujuan organisasi. Peran Internal Audit sebagai katalis
berkaitan dengan quality assurance yang bertujuan untuk meyakinkan
bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan produk / jasa
yang dapat memenuhi kebutuhan custumer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya” (Sugiyono 2010:61). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan dari Divisi Keuangan dan Divisi
Sumber Daya Manusia dan Umum yang ada di Rumah Sakit Kristen Ngesti
Waluyo.
2. Sampel
“Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengambilan sampel
bertujuan (purposive sampling). “Pengambilan sampel bertujuan
(purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat
berdasarkan pertimbangan (judgment) tertentu atau jatah (quota)”
(Jogiyanto 2010:79). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh kepala divisi, kepala bagian dan karyawan dari Divisi Keuangan
dan Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum di Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo yang berjumlah total 30 (tiga puluh) orang. Pertimbangan
ini dilakukan karena dari kelima divisi yang ada di Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo, hanya kedua divisi tersebut yang diaudit oleh auditor
internal Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum atau yayasan yang
menaungi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Teknik Pengukuran Data
Skala pengukuran yang digunakan dalam kuisioner penelitian ini
menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam peneilitian, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik
oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono
2009:133).
Tabel 3.1
Skor penilaian menggunakan skala likert.
Alternatif Jawaban Skor Penilaian
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: (Sugiyono 2009:133)
G. Pengujian Instrument Penelitian
1. Uji Normalitas
Somantri (2006:289) menjelaskan bahwa pengujian normalitas
dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal
ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik
yang akan dipergunakan. Uji parametrik misalnya, mengisyaratkan data
harus berdistribusi normal. Apabilam distribusi tidak normal maka
disarankan untuk menggunakan uji nonparametrik.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan pengujian
normalitas Kolmogorov-Smirnov yang dibantu dengan penggunaan
aplikasi SPSS 19. Penggunaan pengujian normalitas Kolmogorov-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Smirnov ini bertujuan untuk apakah data dalam variabel yang akan
dianalisis berdistribusi normal. Adapun penentuan suatu data normal
ataupun tidak normal adalah sebagai berikut:
a. Jika hasil signifikansi (sig) < α (0,05), maka distribusi data tidak
normal.
b. Jika hasil signifikansi (sig) > α (0,05), maka distribusi data normal.
2. Uji Validitas
“Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua
pernyataan dalam instrumen penelitian yang diajukan untuk mengukur
variabel penelitian adalah valid. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut “(Azwar, 2009 :5).
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi
Pearson Product Moment oleh Karl Pearson. Analisis korelasi ini dengan
cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total
(penjumlahan seluruh skor item).
Adapun rumus untuk menghitungnya adalah:
= ( )( )
( ( ) ( ( ) )
Keterangan :
n = Jumlah sampel
x = Skor butir seluruh pernyataan
y = Skor total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Uji Reliabilitas
Azwar (2009:4) menjelaskan bahwa pengukuran yang dapat
dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,
selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cronbach’s alpha. Pengujian ini melakukan pembelahan tes tidak hanya
terbatas kedalam dua belahan saja melainkan beberapa belahan apabila
diperlukan.
Adapun rumus untuk mengitungnya adalah
(
)
Keterangan:
K = Banyaknya belahan tes
sj2
= Varians belahan
j;j =1,2,..k
sx2
= Varians skor total tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
H. Teknik Analisis Data
1. Penyajian Data
Pengertian data menurut Hasan (2006:19) adalah bentuk jamak
dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal,
dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan.
Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain-
lain.
Data yang akan disajikan ini bersumber dari jawaban-jawaban
kuisioner yang telah dijumlahkan sesuai dengan masing-masing pilihan
jawaban yang antara lain adalah sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu
(R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju STS. Total dari masing-
masing pilihan jawaban tersebut akan dipisahkan berdasarkan kategori
jawaban yang ada antara lain kategori peran auditor internal sebagai
watchdog, konsultan, dan katalisator. Melalui total dari masing-masing
kategori tersebut kemudian akan dicari rangking nilai rata-ratanya (mean
rank) dengan menggunakan uji Kurskal-Wallis yang akan dibantu dengan
aplikasi program SPSS 19.0.
2. Pengambilan Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan atas penelitian ini akan disajikan dalam
bentuk tabel beserta masing-masing pejelasannya. Kesimpulan dari
penelitian ini akan ditarik berdasarkan masing-masing skor tertinggi dari
masing-masing tabel dari masing-masing peran auditor internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Umum Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo yang terletak di kecamatan
Parakan, kabupaten Temanggung, provinsi Jawa Tengah merupakan salah
satu unit kerja Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM)
Cabang Temanggung yang mulai melayani sejak tanggal 1 September
1955. Pada awal berdirinya tahun 1922, Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
hanya merupakan sebuah Balai Pengobatan yang ditangani oleh para mantri
kesehatan dan bidan. Karena kualitas pelayanan dan kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan semakin meningkat, maka pada tanggal 1
September 1955 tersebut dikembangkan menjadi sebuah rumah sakit.
B. Visi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
Menjadi rumah sakit pilihan yang memuaskan stakeholder dengan
pelayanan yang bermutu, profesional dan terjangkau berlandaskan kasih
Allah.
C. Misi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
1. Menyediakan pelayanan yang bermutu, profesional dan terjangkau.
2. Menyediakan tenaga yang kompeten dan profesional dan lengkap.
3. Pelayanan yang holistik.
4. Menerapkan prinsip-prinsip Alkitab dalam keputusan manajemen.
5. Menjaga lingkungan tetap baik
6. Pelayanan pastoral yang meningkat dan bermutu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
D. Falsafah Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
1. Kegiatan pelayanan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo dalam rangka
mewujudkan kasih Allah, yaitu dengan mengutamakan member dari pada
menerima.
2. Kegiatan pelayanan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo dilakukan untuk
menciptakan damai sejahtera baik lingkup internal maupun eksternal.
3. Kegiatan pelayanan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo dilakukan untuk
sesama manusia tanpa membedakan status dan golongan dengan
mengutamakan pelayanan yang memuaskan.
4. Kegiatan pelayanan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo dilakukan dalam
rangka menjaga keutuhan ciptaan Allah, (hubungan yang serasi antara
Manusia dengan Pencipta, Manusia dengan Manusia, Manusia dengan
Lingkungan), yaitu:
1) Menghormati hak-hak kerohanian / spiritual costumer.
2) Menghormati hak-hak asasi manusia (mengutuhkan manusia).
3) Berwawasan lingkungan.
5. Kegiatan pelayanan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo dilakukan dalam
rangka pengamalan ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan
menjunjung tinggi kode etik dan standar profesi untuk mencapai mutu
yang setinggi-tingginya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
E. Tujuan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
Mengupayakan pelayanan kesehatan yang holistic melalui upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan edukasi bagi masyarakat dengan
tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan.
F. Peran Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo sebagai mitra kerja pemerintah
ikut mengambil peran dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal tanpa membedakan status dan golongan.
G. Motto Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
“KASIH ADALAH DASAR PELAYANAN KAMI”
Yang berarti : Segala sesuatu yang dilakukan Rumah Sakit Kristen Ngesti
Waluyo harus dilandasi dengan semangat mengasihi sesama sebagai wujud
ucapan syukur bahwa Allah sudah mengasihi kita terlebih dahulu.
H. Slogan Kerja Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
“SERASA DI TENGAH KELUARGA”
Segenap Civitas Hospitalia harus mengupayakan sedemikian rupa baik
sarana, prasarana, model pelayanan, suasana kerja, dan sebagainya agar
karyawan maupun konsumen yang dilayani benar-benar merasakan suasana
seperti berada dalam rumah sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
AUDIT
INTERNAL
PANITIA/TIM
KOMITE MEDIS
PENGURUS YAKKUM
DIREKTUR
KA. BAGIAN
KESEKRET. DAN
SEKRET DIR.
KA. SUB
BAGIAN TATA
USAHA
KETUA SPI
KEPALA DIVISI
PELAYANAN MEDIS
KA. INSTALASI
RAWAT JALAN
KA. INSTALASI
RAWAT INAP
KA. INSTALASI
GAWAT
DARURAT
KA. BP.
WINONGSARI
KA, INSTALASI
REKAM MEDIS
KA.INSTALASI
BEDAH/ANST
KA. INSTALASI
PEL INTENSIF
KEPALA DIVISI
PENUNJANG MEDIS
KA. INSTALASI
LABORATORIUM
KA. INSTALASI
RADIOLOGI
KA. INSTALASI
FISOTERAPI
KA.INSTALASI
FARMASI
KA.INSTALASI
GIZI
KEPALA DIVISI
KEPERAWATAN
KA.SUBID
ETIKA & MUTU
KEPERAWATAN
KA. SUB DIV
ASKEP & DIKLAT
SUPERVISOR
KEPALA DIVISI SDM
DAN UMUM
KA. BAGIAN
IPSRS
KA. BAGIAN ADM.
DAN DIKLAT
KA. BAGIAN.
REMUNERASI &
PERPAJAKAN
KA. BAGIAN SOSIO
PASTORAL
KA.BAGIAN
SATPAM
KA. BAGIAN
HUMAS
PEMASARAN
DAN UPKM/CD
KEPALA DIVISI
KEUANGAN
KA. BAGIAN
KELOLA DANA
& PERPAJAKAN
KA. BAGIAN AKUNTANSI
KA. BAGIAN
AKP
KA. BAGIAN PDE
Gambar 4.1.
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT KRISTEN
NGESTI WALUYO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
I. Struktur Organisasi
1. Direktur
Tugas Pokok : menyelenggarakan dan mengelola pelayanan RS melalui
upaya preventif, kuratif, rehabilitative dan promotif dengan
mendayagunakan seluruh potensi bidang pelayanan medis; penunjang
medis; pelayanan keperawatan; pelayanan umum; pengembangan SDM;
pelayanan kerumah-tanggaan; pengendalian keuangan, serta
mengedepankan profesionalitas pelayanan dan SDM, tanpa meninggalkan
fungsi sosial rumah sakit yang berlandaskan etika Kristiani.
2. Kepala Divisi Pelayanan Medis
Tugas Pokok: membantu Direktur dalam mengkoordinasikan dan
mengelola pelaksanaan tugas divisi pelayanan medis serta melaksanakan
tugas lain yang diberikan oleh Direktur.
a. Kepala Instalasi Rawat Jalan
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Medis dalam
menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan mengelola
pelayanan Instalasi Rawat Jalan serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis.
b. Kepala Instalasi Rawat Inap
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Medis dalam
menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan mengelola
pelayanan Instalasi Rawat Inap serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c. Kepala Instalasi Gawat Darurat
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Medis dalam
menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan mengelola
pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis.
d. Kepala Instalasi Rawat Intensif
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Medis dalam
menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan mengelola
pelayanan Instalasi Rawat Intensif (ICU) serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis.
e. Kepala Instalasi Kamar Kamar Bedah dan Anestesi
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Medis dalam
menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan mengelola
pelayanan Instalasi Bedah dan Anestesi serta melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis.
f. Kepala Instalasi Rekam Medik
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis
dalam menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan
mengelola pelayanan Instalasi Rekam Medik serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis.
g. Kepala BP. Winongsari
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Medis dalam
menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan mengelola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pelayanan BP. Winongsari serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis
3. Kepala Divisi Penunjang Medis
Tugas Pokok: membantu Direktur dalam mengkoordinasikan dan
mengelola pelaksanaan tugas Instalasi Laboratorium Klinik; Instalasi
Radiologi; Instalasi Fisioterapi; Instalasi Farmasi; Instalasi Gizi dan
Instalasi Rekam Medik serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Direktur.
a. Kepala Instalasi Laboratorium Klinik
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis
dalam menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan
mengelola pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Divisi Pelayanan
Penunjang Medis.
b. Kepala Instalasi Radiologi
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis
dalam menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan
mengelola pelayanan Instalasi Radiologi serta melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis.
c. Kepala Instalasi Fisioterapi
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis
dalam menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mengelola pelayanan Instalasi Fisioterapi serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan oleh Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis.
d. Kepala Instalasi Farmasi
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis
dalam menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan
mengelola pelayanan Instalasi Farmasi serta melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis.
e. Kepala Instalasi Gizi
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis
dalam menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan
mengelola pelayanan Instalasi Gizi serta melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh Kepala Divisi Pelayanan Penunjang Medis.
4. Kepala Divisi Keperawatan
Tugas Pokok: membantu Direktur dalam mengkoordinasikan dan
mengelola pelaksanaan tugas divisi keperawataan serta melaksanakan
tugas lain yang diberikan oleh Direktur.
a. Kepala Sub Divisi Etika dan Mutu
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Keperawatan dalam
menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan mengelola
pelayanan Keperawatan, khususnya Mutu Pelayanan Keperawatan
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pelayanan Keperawatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
b. Kepala Sub Divisi ASKEP dan DIKLAT
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Keperawatan dalam
menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan mengelola
pelayanan Keperawatan, khususnya ASKEP dan DIKLAT serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pelayanan Keperawatan.
c. Supervisor Keperawatan
Tugas Pokok: membantu Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan
dalam menyelenggarakan pelayanan, mengkoordinasikan dan
mengelola pelayanan Keperawatan, khususnya supervise keperawatan
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pelayanan Keperawatan.
5. Kepala Divisi SDM dan Umum
Tugas Pokok: membantu Direktur dalam mengkoordinasikan dan
mengelola pelaksanaan tugas Sub Bagian SDM, Sub Bagian Pastoral; Sub
Bagian Humas dan UPKM/CD dan Instalasi Pemeliharaan Sarana RS
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur.
a. Kepala Bagian Administrasi SDM dan DIKLAT
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi SDM dan Umum dalam
mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Bagian Diklat
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Divisi SDM
dan Umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Kepala Bagian Remunerasi dan Perpajakan
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi SDM dan Umum dalam
mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Bagian
Remunerasi dan Perpajakan serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Divisi Pengembangan SDM.
c. Kepala Bagian Pastoral
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Umum dan Rumah Tangga
dalam mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Bagian
Pastoral serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Divisi Umum dan Rumah Tangga.
d. Kepala Bagian Humas dan UPKM/CD
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi SDM dan Umum dalam
mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Bagian HUMAS
Pemasaran dan UPKM/CD serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Divisi SDM dan Umum.
e. Kepala Bagian SATPAM
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi SDM dan Umum dalam
mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Bagian
SATPAM serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Divisi SDM dan Umum.
f. Kepala IPSRS
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi SDM dan Umum dalam
mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Instalasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Divisi Umum dan Rumah Tangga.
6. Kepala Divisi Keuangan
Tugas Pokok: membantu Direktur dalam mengkoordinasikan dan
mengelola pelaksanaan tugas Bagian Kelola Dana dan Perpajakan,
Akuntansi dan Pengendalian; Administrasi Keuangan Pasien; Pengelolaan
Data Elektronik dan Logistik Umum serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Direktur.
a. Kepala Bagian Kelola Dana dan Perpajakan
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Keuangan dalam
mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Bagian
Kebendaharaan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Divisi Keungan.
b. Kepala Bagian Akuntansi
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Keuangan dalam
mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Bagian
Akuntansi dan Pengendalian serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Divisi Keungan.
c. Kepala Bagian Administrasi Keuangan Pasien
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Keuangan dalam
mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Bagian
Administrasi dan Keuangan Pasien serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Divisi Keungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
d. Kepala Bagian Pengolahan Data Elektronik
Tugas Pokok: membantu Kepala Divisi Keuangan dalam
mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Bagian
Pengelolaan Data Elektronik serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Divisi Keuangan.
7. Kepala Bagian Kesekretariatan dan Sekretaris Direktur
Tugas Pokok: membantu Direktur dalam mengkoordinasikan dan
mengelola pelaksanaan tugas Bagian Kesekretariatan serta melaksanakan
tugas lain yang diberikan oleh Direktur.
a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Tugas Pokok: membantu Kepala Bagian Kesekretariatan dalam
mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan tugas Ketatausahaan
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Kesekretariatan.
8. Ketua Satuan Pengendalian Internal (SPI)
Tugas Pokok: membantu Direktur dalam mengkoordinasikan dan
mengelola pelaksanaan tugas Satuan Pengendalian Internal (SPI) serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Divisi Keungan.
9. Ketua Komite Medis
Tugas Pokok: membantu Direktur dalam mengkoordinasikan dan
mengelola pelaksanaan tugas staf medis fungsional umum/gigi dan
spesialistik; serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
J. Gambaran Umum Auditor Internal di Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo
Pada dasarnya Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo tidak memiliki
divisi audit internalnya sendiri. Hal tersebut dikarenakan auditor internal yang
memberikan jasa auditnya terhadap Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
berinduk langsung pada yayasan/organisasi selaku pemilik Rumah Sakit
Kristen Ngesti Waluyo. Adapun yayasan tersebut adalah Yayasan Kristen
untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) yang berkantor di Jalan Adi Sumarmo
51 Tohudan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Oleh sebab itu auditor
internal yang dimiliki oleh YAKKUM tidak hanya bertanggung jawab untuk
melaksanakan tugasnya di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo saja, namun
juga atas seluruh instansi lainnya yang berada di bawah naungan yayasan
tersebut. Selain itu, kegiatan audit internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti
Waluyo tidak melibatkan seluruh karyawan dari seluruh divisi di Rumah Sakit
Kristen Ngesti Waluyo, namun hanya terbatas pada dua divisi saja yakni,
Divisi Keuangan dan Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum. Oleh sebab
itu sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada kedua
divisi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menyajikan data analisis yang merupakan hasil dari
analisis data mengenai persepsi karyawan terhadap kinerja auditor internal studi
kasus RSK Ngesti Waluyo. Analisis dilakukan terhadap 30 (tiga puluh) orang
responden yang terdiri dari kepala divisi, kepala bagian dan karyawan yang
berada di Divisi Keuangan dan Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum yang
telah mengisi seluruh penyataan di dalam kuisioner penelitian. Pertimbangan ini
dilakukan karena dari kelima divisi yang ada di Rumah Sakit Kristen Ngesti
Waluyo, hanya kedua divisi tersebut yang diaudit oleh auditor internal Yayasan
Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) atau yayasan yang menaungi
Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo.
A. Deskripsi Data
Untuk mengetahui gambaran maupun karakteristik responden, maka
dilakukan pengolahan data yang diperoleh menggunakan statistik deskriptif
berupa frekuensi dan rata-rata. Adapun karakteristik-karakteristik tersebut
antara lain jenis kelamin, kelompok usia, lama bekerja, tingkat pendidikan
dan divisi responden.
1. Jenis Kelamin
Tabel 5.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-Laki 13 43,3%
Perempuan 17 56,7%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Dari tabel 5.1 diketahui bahwa dari 30 orang responden terdapat
sebanyak 13 orang (43,3%) laki-laki dan 17 orang (56,7%) merupakan
perempuan.
2. Kelompok Usia
Tabel 5.2 Responden Berdasarkan Kelompok Usia
Kelompok Usia Frekuensi Presentase
20-30 Tahun 10 33,3%
30-40 Tahun 9 30%
40-50 Tahun 8 26,7%
>50 Tahun 3 10%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Melalui tabel 5.2 dapat diketahui bahwa terdapat 4 kelompok usia
di antara ke 30 orang responden. Adapun presentase ke empat kelompok
tersebut antara lain kelompok usia pertama berusia antara 20 sampai 30
tahun sebanyak 10 orang atau sebesar 33,3% dari total jumlah responden.
Kelompok usia kedua berusia antara 30 sampai 40 tahun sebanyak 9 orang
atau sebesar 30% dari total jumlah responden. Kelompok usia ketiga
berusia antara 40 sampai 50 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 26,7%.
Dan kelompok usia keempat yang memiliki usia lebih dari 50 tahun
sebanyak 3 orang atau sebesar 10%.
3. Lama Bekerja
Tabel 5.3 Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Frekuensi Presentase
<5 Tahun 7 23,3%
5-10 Tahun 8 26,7%
>10 Tahun 15 50%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 5.3 memberikan gambaran berupa data mengenai ke 30
orang responden yang dikelompokan berdasarkan lamanya mereka
bekerja. Kelompok pertama bekerja kurang dari 5 tahun sebanyak 7 orang
atau sebesar 23,3% dari total jumlah responden. Kelompok kedua bekerja
antara 5 sampai 10 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 26,7%. Dan
kelompok terakhir yakni responden yang telah bekerja selama lebih dari
10 tahun yakni sebanyak 15 orang atau sebesar 50%.
4. Tingkat Pendidikan
Tabel 5.4 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase
Setingkat SMU 20 66,7%
Diploma 6 20%
Sarjana 4 13,3%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 5.4 memberikan gambaran berupa pengelompokan ke30
orang responden berdasarkan tingkat pendidikannya. Dari tabel 5.4
responden dengan tingkat pendidikan setingkat SMU yakni sebanyak 20
orang atau sebesar 66,7% dari total jumlah responden, responden dengan
tingkat pendidikan diploma sebanyak 6 orang atau sebesar 20% dan
responden dengan tingkat pendidikan sarjana sebanyak 4 orang atau
sebesar 13,3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
5. Divisi Responden Bekerja
Tabel 5.5 Responden Berdasarkan divisi kerja
Divisi Frekuensi Presentase
Divisi Keuangan 21 70%
Divisi SDM dan Umum 9 30%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 5.5 tersebut menggambarkan prosentase jumlah
responden atas masing-masing divisi tempat responden bekerja, yakni
antara lain jumlah responden dari divisi keuangan sebanyak 21 orang
atau sebesar 70% dari total jumlah responden dan dari divisi SDM dan
Umum sebanyak 9 orang atau sebesar 30%.
B. Pengujian Instrumen
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini merupakan uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan bantuan dari
program SPSS19.0. Berdasarkan ketentuan bahwa data dinyatakan
terdistribusi normal jika nilai signifikasi lebih besar dari tingkat kesalahan
yang dapat diterima yaitu 5% atau 0,05. Adapun hasil dari pengujian
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 5.6 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Total ,146 30 ,101 ,954 30 ,218
Sumber: Data Primer Diolah
Hasil uji normalitas pada tabel 5.6 mendapatkan nilai
signifikasi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,101 lebih besar dari 0,05
sehingga data tersebut dinyatakan terdistribusi normal.
2. Uji Validitas
Sebelum pengolahan data dalam kuisioner, maka pengujian ini
perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu instrumen pengukur
dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi jika alat pengukur tersebut
menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan
dengan tujuan pengukuran tersebut dikatakan sebagai tes dengan tingkat
validitas rendah.
Uji validitas yang digunakan dalam pengujian ini menggunakan
teknik korelasi Product Moment dengan tingkat kesalahan 5% dan jumlah
responden 30 maka diketahui r tabel sebesar 0,306. Sedangkan dasar
pengambilan keputusan uji validitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni:
a. Jika sig dari rhitung > 0,306 maka pernyataan dinyatakan valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
b. Jika sig dari rhitung < 0,306 maka pernyataan dinyatakan tidak valid
Hasil pengujian validitas yang dilakukan dengan perangkat lunak SPSS
19 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.7 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas
No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,473 0,306 Valid
2 0,606 0,306 Valid
3 0,587 0,306 Valid
4 0,657 0,306 Valid
5 0,714 0,306 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 5.8 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan
No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
6 0,310 0,306 Valid
7 0,595 0,306 Valid
8 0,798 0,306 Valid
9 0,499 0,306 Valid
10 0,635 0,306 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 5.9 Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator
No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
11 0,589 0,306 Valid
12 0,547 0,306 Valid
13 0,780 0,306 Valid
14 0,688 0,306 Valid
15 0,703 0,306 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 5.7, 5.8 dan 5.9 pengujian validitas diatas,
diketahui bahwa setiap pernyataan yang digunakan dalam instrumen
penelitian ini memiliki rhitung lebih besar dari rtabel yakni sebesar
0,306. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap pernyataan yang digunakan
dalam penelitian ini valid. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya
layak digunakan untuk mengukur data penelitian.
3. Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan terhadap pernyataan kuisioner yang telah
dinyatakan valid serta untuk mengetahui dan mengukur bahwa data
kuisioner yang diproses akurat dan konsisten. Pengujian reliabilitas pada
penelitian ini melibatkan 30 orang karyawan RSK Ngesti Waluyo sebagai
responden.
Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
kuisioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Indikator atau kriteria
untuk menentukan bahwa kuisioner ini reliabel adalah apabila nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 maka dinyatakan reliabel, tapi
apabila nilai cronbach’s alpha lebih kecil dari 0,60 maka dinyatakan tidak
reliabel (Ghozali, 2011:47), adapun hasil uji reliabilitas adalah sebagai
berikut:
Tabel 5.10 Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
,775 15
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 5.10 tersebut dapat lihat bahwa nilai cronbach’s
alpha sebesar 0,775 lebih besar dari 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat diandalkan atau
reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
C. Analisis Peran Auditor Internal di RSK Ngesti Waluyo
1. Pengelompokan Total Skor
Pengelompokan kategori dilakukan untuk mengetahui jumlah total
skor dari jawaban semua responden atas masing-masing peran auditor
internal. Melalui pengelompokan kategori ini juga maka akan terlihat
persentase dari setiap jawaban semua responden atas masing-masing
pertanyaan. Adapun pengelompokan kategori tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 5.11 Pengelompokan Kategori
Pernyataan Kategori
Nomor 1-5 Peran Auditor Internal sebagai Watchdog / Pengawas
Nomor 6-10 Peran Auditor Internal sebagai Konsultan
Nomor 11-15 Peran Auditor Internal sebagai Katalisator
Sumber: Data Primer Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
a. Tanggapan Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas
Tabel 5.12
Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas
Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas
NO STS % TS % R % S % SS % Jumlah
1. 10 33,3 18 60 2 6,7 - 0 - 0 30
2. 8 26,7 18 60 - 0 4 13,3 - 0 30
3. - 0 4 13,3 1 3,3 21 70 4 13,3 30
4. - 0 1 3,3 1 3,3 21 70 7 23,3 30
5. - 0 4 13,3 - 0 22 73,3 4 13,3 30
18 45 4 68 15
Sumber: Data Primer Diolah
Keterangan Tabel:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Tidak Setuju
Berdasarkan tabel 5.12, tanggapan responden mengenai
penyataan nomor 1 yang menyatakan bahwa auditor internal hanya
berperan sebagai mata dan telinga manajemen menunjukan bahwa
terdapat 10 orang responden (33,3%) yang menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan tersebut, 18 orang responden (60%)
menyatakan tidak setuju, 2 orang responden (6,7%) menyatakan ragu-
ragu dan tidak ada responden yang menyatakan setuju dan sangat
setuju terhadap pernyataan tersebut.
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 2 yang
menyatakan bahwa auditor internal bertugas mencari kesalahan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kelemahan karyawan menunjukan bahwa terdapat 8 orang responden
(26,7%) yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan
tersebut, 18 orang responden (60%) menyatakan tidak setuju, tidak
terdapat responden yang menyatakan ragu-ragu, 4 orang responden
(13,3) menyatakan setuju dan tidak terdapat responden yang
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut.
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 3 yang
menyatakan bahwa auditor internal mengawasi setiap divisi dalam
rumah sakit menunjukan bahwa tidak terdapat responden yang
menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, 4 orang
responden (13,3%) menyatakan tidak setuju, 1 orang responden
(3,3%) menyatakan ragu-ragu, 21 orang responden (70%) menyatakan
setuju dan 4 orang responden (13,3%) menyatakan sangat setuju.
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 4 yang
menyatakan bahwa auditor internal selalu melakukan pemeriksaan
terhadap catatan akuntansi dan dokumen di setiap divisi menunjukan
tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju
terhadap pernyataan tersebut, 1 orang responden (3,3) menyatakan
tidak setuju, 1 orang responden (3,3%) menyatakan ragu-ragu, 21
orang responden (70%) menyatakan setuju dan 7 orang responden
(23,3%) menyatakan sangat setuju.
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 5 yang
menyatakan bahwa auditor internal selalu mengawasi kepatuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
karyawan terhadap standar operasional rumah sakit yang ada
menunjukan tidak terdapat responden yang menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan tersebut, 4 orang responden (13,3%)
menyatakan tidak setuju, tidak terdapat responden yang menyatakan
ragu-ragu, 22 orang responden (73,3%) menyatakan setuju dan 4
orang responden (13,3) menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan kelima pernyataan kuisioner mengenai peran
auditor internal sebagai pengawas, maka dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo tidak
memandang auditor internal sebatas sebagai pengawas saja. Hal ini
dapat dilihat dari tidak adanya responden yang menyetujui pernyataan
nomor satu yang menyatakan bahwa auditor internal hanya berperan
sebagai mata dan telinga manajemen. Tidak hanya itu, hanya terdapat
4 (empat) orang responden yang setuju bahwa auditor internal
bertugas mencari kesalahan dan kelemahan karyawan yang dapat
diartikan keberadaan auditor internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti
Waluyo tidak menjadi sumber beban dan kekawatiran bagi sebagian
besar karyawan. Selain itu sebagian besar karyawan dapat dianggap
telah memahami bahwa peran auditor internal adalah untuk
mengawasi masing-masing divisi dan kepatuhan karyawan, serta
melakukan pemeriksaan catatan akuntansi dan dokumen bukan sekesar
mencari-cari kesalahan karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Tanggapan Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan
Tabel 5.13
Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan
Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan
NO STS % TS % R % S % SS % Jumlah
6. - 0 - 0 1 3,3 21 70 8 26,7 30
7. - 0 - 0 - 0 26 86,7 4 13,3 30
8. - 0 - 0 4 13,3 18 60 8 26,7 30
9. - 0 1 3,3 3 10 26 86,7 - 0 30
10. - 0 - 0 - 0 20 66,7 10 33,3 30
0 1 8 111 30
Sumber: Data Primer Diolah
Keterangan Tabel:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Tidak Setuju
Berdasarkan tabel 5.13 Tanggapan responden mengenai
pernyataan nomor 6 yang menyatakan bahwa auditor internal
memberikan kontribusi berupa jasa konsultasi dalam pencapaian
tujuam rumah sakit menunjukan bahwa tidak terdapat satupun
responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju
terhadap pernyataan tersebut, 1 orang responden (3,3%) menyatakan
ragu-ragu, 21 orang responden (70%) menyatakan setuju dan 8
orang responden (26,7%) menyatakan sangat setuju.
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 7 yang
menyatakan bahwa auditor internal selalu memberikan masukan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
solusi untuk setiap masalah yang terjadi di dalam kegiatan operasional
rumah sakit menunjukan bahwa tidak terdapat satupun responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu terhadap
pernyataan tersebut, 26 orang responden (86,7%) menyatakan setuju
dan 4 orang responden (13,3%) menyatakan sangat setuju.
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 8 yang
menyatakan bahwa auditor internal menerima setiap kritik dan saran
yang bersifat professional dari karyawan yang ditujukan kepadanya
demi kemajuan rumah sakit dengan positif menunjukan bahwa tidak
terdapat satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju
dan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, 4 orang responden
(13,3%) menyatakan ragu-ragu, 18 orang responden (60%)
menyatakan setuju dan 8 orang responden (26,7%) menyatakan sangat
setuju.
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 9 yang
menyatakan bahwa auditor internal memberikan keyakinan bahwa
sistem/prosedur yang ada telah berfungsi dengan baik menunjukan
bahwa tidak terdapat satupun responden yang menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan tersebut, 1 orang responden (3,3%)
menyatakan tidak setuju, 3 orang responden (10%) menyatakan ragu-
ragu, 26 orang responden (86,7%) menyatakan setuju dan tidak
terdapat satupun responden yang menyatakan sangat setuju terhadap
pernyataan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 10 yang
menyatakan bahwa auditor internal berperan sebagai mitra yang baik
bagi manajemen dan karyawan menunjukan bahwa tidak terdapat
satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju
dan ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, 20 orang responden
(66,7%) menyatakan setuju dan 10 orang responden (33,3%)
menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan kelima pernyataan kuisioner mengenai peran
auditor internal sebagai konsultan menunjukan bahwa sebagian besar
karyawan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo memandang auditor
internal tidak hanya sebagai pengawas namun juga sebagai konsultan.
Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan sebagian besar responden
yang menyatakan setuju bila auditor internal di Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo turut berkontribusi dalam pencapaian tujuan rumah
sakit. Sebagian besar responden menyatakan setuju bila auditor
internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo turut dalam
memberikan masukan dan solusi terjadi dalam seluruh kegiatan
oprasional rumah sakit serta telah menjadi mitra yang baik bagi
seluruh karyawan dan juga manajemen. Namun begitu masih terdapat
4 (empat) orang responden yang menyatakan ragu-ragu atas
pernyataan bahwa auditor internal siap menerima kritik dan saran
yang bersifat profesional dari karyawan. Hal itu dapat menunjukan
bahwa ada ketidak-yakinan karyawan bahwa auditor internal siap
menerima saran dan kritik berkaitan dengan tugas profesional mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
c. Tanggapan Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator
Tabel 5.14
Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator
Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator
NO STS % TS % R % S % SS % Jumlah
11. - 0 2 6,7 7 23,3 17 56,7 4 13,3 30
12. - 0 - 0 - 0 18 60 12 40 30
13. - 0 1 3,3 2 6,7 18 60 9 30 30
14. - 0 1 3,3 1 3,3 20 66,7 8 26,7 30
15. - 0 - 0 2 6,7 22 73,3 6 20 30
0 4 12 95 39
Sumber: Data Primer Diolah
Keterangan Tabel:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Tidak Setuju
Berdasarkan tabel 5.14, Tanggapan responden mengenai
pernyataan nomor 11 yang menyatakan bahwa auditor internal terlibat
dalam perencanaan dan pembuatan keputusan strategis rumah sakit
menunjukan bahwa tidak terdapat satupun responden yang
menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, 2 orang
responden (6,7%) menyatakan tidak setuju, 7 orang responden
(23,3%) menyatakan ragu-ragu, 17 orang responden (56,7%)
menyatakan setuju dan 4 orang responden (13,3%) menyatakan sangat
setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 12 yang
menyatakan bahwa auditor internal membantu dalam mengidentifikasi
risiko / ancaman yang dihadapi rumah sakit menunjukan bahwa tidak
terdapat satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju, tidak
setuju dan ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, 18 orang responden
(60%) menyatakan setuju dan 12 orang responden (40%) menyatakan
sangat setuju.
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 13 yang
menyatakan bahwa auditor internal melakukan observasi di setiap
divisi dan melakukan perbaikan untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pekerjaan di setiap divisi menunjukan bahwa tidak terdapat
satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap
pernyataan tersebut, 1 orang responden (3,3%) menyatakan tidak
setuju, 2 orang responden (6,7%) menyatakan ragu-ragu, 18 orang
responden (60%) menyatakan setuju dan 9 orang responden (30%)
menyatakan sangat setuju.
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 14 yang
menyatakan bahwa auditor internal mengarahkan pelaksanaan kualitas
pelayanan agar sesuai dengan tujuan rumah sakit menunjukan bahwa
tidak terdapat satupun responden yang menyatakan sangat tidak
setuju terhadap pernyataan tersebut, 1 orang responden (3,3%)
menyatakan tidak setuju, 1 orang responden (3,3%) menyatakan ragu-
ragu, 20 orang responden (66,7%) menyatakan setuju dan 8 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
responden (26,7%) menyatakan sangat setuju.
Tanggapan responden mengenai pernyataan nomor 15 yang
menyatakan bahwa auditor internal melakukan evaluasi bersama
karyawan mengenai target yang sudah dicapai dalam upaya
mencapai tujuan perusahaan menunjukan bahwa tidak terdapat
satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak
setuju terhadap pernyataan tersebut, 2 orang responden (6,7%)
menyatakan ragu-ragu, 22 orang responden (73,3%) menyatakan
setuju dan 6 orang responden (20%) menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan kelima pernyataan kuisioner mengenai peran
auditor internal sebagai katalisator, maka dapat diketahui bahwa
pemahaman sebagian besar karyawan atas peran auditor internal
sebagai katalisator cukup baik. Namun begitu masih terdapat beberapa
karyawan yang menyatakan ragu-ragu atas beberapa pernyataan
khususnya pernyataan nomor sebelas mengenai apakah auditor
internal ikut terlibat dalam perencanaan dan pembuatan keputusan
strategis rumah sakit. Sekalipun begitu, berdasarkan kuisioner tersebut
didapatkan bahwa sebagian besar responden setuju dan sangat setuju
bila auditor internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo turut serta
berkontribusi sebagai katalisator yang ikut serta mengarahkan dan
mengupayakan tercapainya tujuan rumah sakit di masa yang akan
datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Analisis Peran Auditor Internal yang Paling Berperan di RSK Ngesti
Waluyo
Pengujian statistik nonparametrik yang digunakan untuk mencari
peran yang paling berperan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji Kruskal-Wallis yang dibantu dengan program SPSS 19.
Berikut adalah hasil dari penjumlahan total nilai / skor dari masing-masing
peran yang belum di uji dengan pengujian Kruskal-Wallis.
Tabel 5.15 Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal
Tanggapan Bobot
(1)
Pengawas
(2)
Nilai
(3)
Konsultan
(4)
Nilai
(5)
Katalisator
(6)
Nilai
(7)
STS 1 18 18 0 0 0 0
TS 2 45 90 1 2 4 8
R 3 4 12 8 24 12 36
S 4 68 272 111 444 95 380
SS 5 15 75 30 150 39 195
Total 150 467 150 620 150 619
Sumber: Data Primer Diolah
Keterangan Tabel:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Tidak Setuju
Kolom 3 diperoleh dari : Kolom 1 x kolom 2
Kolom 5 diperoleh dari : Kolom 1 x kolom 4
Kolom 7 diperoleh dari : Kolom 1 x kolom 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan hasil pengelompokan total nilai/skor dari masing-
masing peran yang disajikan pada tabel 5.15, maka dilakukanlah pengujian
Kruskal-Wallis yang menghasilkan data berupa rata-rata sebagai berikut:
Tabel 5.16 Uji Kruskal-Wallis pada Peran Auditor Internal
Peran N Mean
Rank Total_Skor
Pengawas
Konsultan
Katalisator
Total
30 17,38
30 60,45
30 58,67
90
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 5.16 diperoleh hasil mean rank dari setiap peran
auditor internal yakni peran auditor internal sebagai pengawas (watchdog)
sebesar 17,38 (tujuh belas koma tiga puluh delapan), peran auditor internal
sebagai konsultan sebesar 60,45 (enam puluh koma tiga puluh delapan)
dan peran auditor internal sebagai katalisator sebesar 58,67 (lima puluh
delapan koma enam puluh tujuh). Hasil pengujian Kruskal Wallis
menunjukan bahwa mean rank masing-masing peran berbeda. Adapun
perbedaan besaran jumlah mean rank tersebut menunjukkan peran auditor
internal mana yang paling dominan dan peran auditor internal mana yang
perannya lebih kecil dibandingkan dengan peran yang lainnya. Adapun
urutan peran auditor internal sesuai dengan urutan peran yang paling
dominan yakni sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 5.17
Peringkat Peran Auditor Internal yang berperan di RSK Ngesti Waluyo
No Peran Total Skor Mean Rank
1. Konsultan 620 60,45
2. Katalisator 619 58,67
3. Pengawas 467 17,38
Sumber: Data Primer Diolah
D. Pembahasan
Keberadaan auditor internal dalam sebuah perusahaan merupakan hal
yang sangat penting berkaitan dengan nilai tambah yang diberikannya bagi
perusahaan. Nilai tambah tersebut dapat berupa bantuan konsultatif dalam
bentuk fasilitator yang membagikan pengetahuan, keahlian, bimbingan
maupun masukannya kepada perusahaan. Selain itu auditor internal pada
masa kini juga diharapkan dapat mampu menjadi katalisator atau pihak yang
ikut serta dalam menentukan arah tujuan perusahaan dengan membantu
perusahaan mengenali risiko-risiko yang dapat mengancam tujuan
perusahaan.
Dikarenakan oleh terus berkembangnya peran dari auditor internal
maka tentunya dibutuhkan juga perkembangan persepsi dari karyawan yang
selama ini menjadi pihak yang bekerja langsung dengan auditor internal.
Persepsi karyawan tersebut juga dapat menggambarkan sejauh mana
peran auditor internal yang telah diberikan bagi perusahaannya. Melalui
analisis yang telah dilakukan sebelumnya maka akan dilakukan pembahasan
terhadap analisis persepsi karyawan terhadap peran auditor internal di Rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Sakit Kristen Ngesti Waluyo sebagai berikut:
1. Peran auditor internal sebagai pengawas (watchdog)
Peran auditor internal sebagai pengawas merupakan paradigma
yang sudah dipahami sejak lama. Namun begitu, berdasarkan hasil analisis
peran auditor internal di RSK Ngesti Waluyo menunjukan bahwa persepsi
karyawan terhadap peran auditor internal sebagai pengawas di RSK
Ngesti waluyo merupakan peran dengan mean rank terendah yakni sebesar
17,38 dibandingkan dengan mean rank peran lainnya yang jauh berada di
atasnya.
Adapun tanggapan dari 30 orang responden terhadap peran auditor
internal sebagai pengawas (watchdog) (dapat juga dilihat dalam tabel
5.13), melalui kuisioner pernyataan nomor 1, 2, 3, 4 dan 5 terdapat 150
tanggapan yakni 18 (delapan belas) tanggapan sangat tidak setuju, 45
(empat puluh lima) tanggapan tidak setuju, 4 (empat) tanggapan ragu-
ragu, 68 (enam puluh delapan) tanggapan setuju dan 15 (lima belas)
tanggapan sangat setuju. Dari masing-masing tanggapan tersebut
didapatkan total skor nilai pernyataan 1, 2, 3, 4 dan 5 adalah sebesar 467
dengan nilai rata-rata (mean rank) sebesar 17,38.
Berdasarkan urutan mean rank yang didapatkan, maka diperoleh
bahwa peran auditor internal sebagai pengawas (watchdog) merupakan
peran dengan mean rank terendah yakni sebesar 17,38 dan memiliki
selisih yang cukup besar dengan peran auditor internal sebagai konsultan
yakni dengan mean rank sebesar 60,45 dan peran auditor internal sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
katalisator sebesar 58,67. Hal ini menunjukan bahwa persepsi karyawan
terhadap peran dari auditor internal sebagai pengawas di Rumah Sakit
Kristen Ngesti Waluyo tidak begitu dominan dibanding dengan peran
lainnya.
2. Peran auditor internal sebagai konsultan
Peran auditor internal sebagai konsultan merupakan peran yang
dilaksanakan guna memberikan nilai tambah bagi manajemen dan
perusahaan. Hal ini dikarenakan auditor internal dianggap memiliki
kemampuan, keahlian ataupun pengalaman yang dapat diberikan
sebagai bentuk bantuan konsultatif kepada manajemen guna mendukung
tercapainya tujuan dan kemakmuran perusahaan. Sekalipun peran auditor
internal sebagai konsultan merupakan paradigma baru, namun dalam
penelitian ini didapati hasil bahwa peran auditor internal sebagai
konsultan merupakan peran dengan mean rank tertinggi yakni sebesar
60,45.
Adapun tanggapan dari 30 orang responden terhadap peran auditor
internal sebagai konsultan (dapat juga dilihat dalam tabel 5.13), melalui
kuisioner pernyataan nomor 6, 7, 8, 9 dan 10 terdapat 150 tanggapan
yakni tidak ada tanggapan sangat tidak setuju, 1 (satu) tanggapan tidak
setuju, 8 (delapan) tanggapan ragu-ragu, 111 (seratus sebelas) tanggapan
setuju dan 30 (tiga puluh) tanggapan sangat setuju. Dari masing-masing
tanggapan tersebut didapatkan total skor nilai pernyataan 6, 7, 8, 9 dan
10 adalah sebesar 620 dengan nilai rata-rata (mean rank) sebesar 60,45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan urutan mean rank yang didapatkan, maka diperoleh
bahwa peran auditor internal sebagai konsultan merupakan peran dengan
mean rank tertinggi yakni sebesar 60,45. Hal ini menunjukkan bahwa
persepsi karyawan terhadap peran auditor internal sebagai konsultan
merupakan ekspresi tertinggi dan terutama dibandingkan dengan peran-
peran auditor internal lainnya di RSK Ngesti Waluyo. Selain itu melalui
tanggapan yang diberikan oleh ke 30 orang responden dengan total jumlah
150 tanggapan menunjukan bahwa hanya terdapat 1 tanggapan tidak
setuju dan 8 tanggapan ragu-ragu atas seluruh pernyataan mengenai peran
auditor internal sebagai konsultan. Sedangkan jumlah tanggapan setuju
dan sangat setuju yang diberikan oleh seluruh responden atas seluruh
pernyataan tersebut sebesar 141 tanggapan dari total tanggapan sebesar
150 tanggapan.
Besarnya tanggapan setuju dan sangat setuju oleh ke 30 orang
responden menunjukan bahwa auditor internal RSK Ngesti Waluyo
dianggap telah memberikan kontribusi berupa jasa konsultasi dalam
pencapaian tujuan rumah sakit. Auditor internal juga telah melaksanakan
tugasnya untuk memberikan masukan maupun solusi atas setiap masalah
dalam kegiatan oprasional rumah sakit dan sebaliknya auditor internal
juga mau menerima kritik dan saran yang bersifat profesional. Selain itu
sebagian besar responden setuju bahwa auditor internal telah memberikan
keyakinan bahwa sistem ataupun prosedur telah berjalan dengan baik dan
auditor internal dianggap telah berperan sebagai mitra yang baik bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
manajemen dan karyawan. Namun begitu masih terdapat 4 orang
reponden yang menyatakan ragu-ragu atas pernyataan kedelapan yang
menunjukkan bahwa masih ada keraguan karyawan atas pernyataan
bahwa auditor internal siap menerima saran dan kritik yang bersifat
profesinal.
3. Peran auditor internal sebagai katalisator
Selain menjadi konsultan, dengan kemampuan analitisnya auditor
internal saat ini juga diharapkan dapat berperan aktif dalam menentukan
arah tujuan perusahaan. Auditor internal diharapkan mampu membantu
manajemen dalam mengenali risiko-risiko baik dari dalam maupun dari
luar perusahaan yang dapat mengancam perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
Adapun tanggapan dari 30 orang responden terhadap peran auditor
internal sebagai konsultan dalam tabel 5.13, melalui kuisioner pernyataan
nomor 11, 12, 13, 14, dan 15 terdapat 150 tanggapan yakni tidak ada
tanggapan sangat tidak setuju, 4 (empat) tanggapan tidak setuju, 12 (dua
belas) tanggapan ragu-ragu, 95 (sembilan puluh lima) tanggapan setuju
dan 39 (tiga puluh sembilan) tanggapan sangat setuju. Dari masing-
masing tanggapan tersebut didapatkan total skor nilai pernyataan 11, 12,
13, 14 dan 15 adalah sebesar 619 dengan nilai rata- rata (mean rank)
sebesar 58,67.
Berdasarkan besar mean rank yang didapatkan, maka diperoleh
mean rank peran auditor internal sebagai katalisator merupakan peran
dengan mean rank tertinggi kedua setelah peran auditor internal sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
konsultan yakni sebesar 58,67. Hal ini menunjukan bahwa persepsi
karyawan terhadap peran auditor internal sebagai katalisator cukup besar
melihat sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan-pernyataan
mengenai peran auditor internal sebagai katalisator. Selain itu melalui
data dari hasil penelitian ini didapati bahwa peran auditor internal Rumah
Sakit Kristen Ngesti Waluyo telah berkembang menjadi salah satu
motor penggerak kemajuan organisasi. Auditor internal telah dianggap
ikut andil dalam perencanaan dan pembuatan keputusan strategis serta
memberikan tindakan-tindakan yang mengarahkan organisasi untuk
memiliki daya saing yang lebih tinggi di masa mendatang.
Namun begitu, didapati bahwa masih beberapa responden yang
menyatakan ragu-ragu atas beberapa pernyataan berkaitan dengan peran
auditor internal sebagai katalisator. Sekalipun jumlah pernyataan ragu-
ragu tersebut tidak cukup besar dibandingkan pernyataan setuju, hal
tersebut patut mendapatkan perhatian khusus dari pihak manajemen,
karena hal tersebut dapat dikarenakan karena ketidak-tahuan ataupun
keragu-raguan karyawan atas peran auditor internal khususnya dalam
keterlibatan auditor internal dalam perencanaan pembuatan keputusan
strategis rumah sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persepsi karyawan terhadap peran auditor internal yang memiliki
peran paling besar di RSK Ngesti Waluyo adalah peran auditor internal
sebagai konsultan, hal ini didapatkan dari total skor nilai tertinggi sebesar 620
(enam ratus dua puluh) dengan mean rank sebesar 60,45 (enam puluh koma
empat puluh lima). Kemudian diikuti persepsi karyawan terhadap peran
auditor internal sebagai katalisator dengan total skor nilai sebesar 619 (enam
ratus sembilan belas) dengan mean rank sebesar 58,67 (lima puluh delapan
koma enam puluh tujuh). Sedangkan persepsi karyawan terhadap peran
auditor internal yang memiliki peran paling kecil adalah peran auditor internal
sebagai pengawas (watchdog) dengan skor nilai sebesar 467 (empat ratus
enam puluh tujuh) dan mean rank sebesar 17,38.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang ditemui selama penelitian ini adalah kuisioner
dibagikan sendiri oleh kepala divisi keuangan, sehingga pengisian kuisioner
tidak dapat ditunggu oleh penulis dan memungkinkan adanya perbedaan
penafsiran pada pernyataan kuisioner antara penulis dan responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
C. Saran
1. Bagi Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo
a. Perlunya dibangun komunikasi professional yang baik antara
karyawan sebagai auditee dengan auditor internal, sehingga tidak
terjadi keragu-raguan dalam pengkomunikasian saran dan kritik yang
professional di kedua belah pihak.
b. Perlunya pemahaman karyawan akan masing-masing peran auditor
internal di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo, sehingga tidak terjadi
keragu-raguan karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai auditee serta tercipta sinergitas antara karyawan dan auditor
internal guna mencapai tujuan dan cita-cita organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Edisi keempat. Salemba Empat, Jakarta.
Akmal.2009. Pemeriksaan Manajemen Internal Audit. Indeks, Jakarta Barat.
Andayani, Wuryan. 2008. Audit Internal. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Azwar, Saifuddin. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Edisi Ketiga. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Effendi, Muhamad Arief. 2007. Paradigma Baru Internal Auditor”.
https://muhariefeffendi.wordpress.com/2007/11/07/paradigma-baru-
internal-auditor/. Diakses tanggal 25 Mei 2016.
Ghozali, imam.(2011), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Hardy, Malcolm dan Steve Heyes. 1988. Pengantar Psikologi. Edisi Kedua.
Erlangga, Jakarta.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian Dengan Ststistik. Edisi Kedua.
Bumi Aksara, Jakarta. https://id.wikipedia.org/wiki/Kognisi Diakses tanggal 10 Agustus 2015
Jogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE, Yogyakarta.
Jusup, Al. Haryono. 2001. Auditing. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Kell, Walter G., Boynton, William C. 2002. Modern Auditing. Edisi ketujuh, Jilid
Dua. Penerjemah Ichsan Setiyo Budi, Herman Wibowo. Erlangga, Jakarta.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit
Internal. Yayasan Pendidikan Internal Auditor, Jakarta.
Ling, Jonathan dan Jonthan Catling. 2012. Psikologi Kognitif. Erlangga, Jakarta.
Novieyanty, Emanuela Deasy. 2006. ”PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP
PERANAN INTERNAL AUDITOR”. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Rahayu, Siti Kurnia; Suharti, Ely. 2010. AUDITING: Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik. Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sawyer, Lawrence, Mortimer A. Dittenhofer, dan James H. Scheiner. 2005.
Sawyer’s Internal Auditing. Edisi kelima. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Solso, Robert L. Otto H. Maclin, dan M. Kimberly Maclin. 2008. Psikologi
Kognitif. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam
Penelitian. Pustaka Setia, Bandung
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Suharman. 2005. Psikologi Kognitif. Srikandi, Surabaya.
Supriyanto Ilyas, R. Maulana Prima Aryawan. 2006 Pergeseran Paradigma
Tentang Fungsi Audit Internal Serta Kaitannya Dengan Aspek Teknologi
Informasi Dalam Organisasi Perguruan Tinggi. Fakultas Ekonomi,
Universitas Widyatama.
Tampubolon, Robert. 2005. Risk and System-Based Internal Auditing. Gramedia,
Jakarta.
Tugiman, Hiro. 1997. Standar Profesional Audit Internal. Kanisius, Yogyakarta.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset, Yogyakarta.
Wijayamulya, Dhionisius Putra. 2014. “ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN
TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL”. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
Kepada Yth:
Bapak / Ibu Responden
Di tempat,
Dengan Hormat,
Bersamaan surat ini kami memohon kesediaan Bapak / Ibu untuk sedikit
meluangkan waktunya menjadi responden dalam penelitian skripsi kami yang
berjudul “Analisis Persepsi Karyawan terhadap Peran Auditor Internal”, studi
kasus Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo. Adapun data yang diperoleh dari hasil
pengisian kuisioner ini semata-mata hanya digunakan untuk menunjang penelitian
kami, oleh karena itu semua informasi yang kami terima dari hasil pengisian
kuisioner oleh Bapak / Ibu akan kami jaga kerahasiaannya
Demikian permohonan ini kami buat, atas partisipasi dan kemurahan hati
Bapak / Ibu dalam mengisi kuisioner ini, kami ucapkan terima kasih sebesar-
besarnya.
Yogyakarta, 21 September 2015
Hormat Kami,
Billy Joregia T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
IDENTITAS RESPONDEN
1. Usia : tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
3. Lama bekerja di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo :
a. Kurang dari 5 tahun
b. 5 - 10 tahun
c. Lebih dari 10 tahun
4. Pendidikan Terakhir :
a. Setingkat SMU
b. Diploma
c. S1
d. S2
e. S3
5. Bagian / Seksi : ________________________
6. Jabatan :________________________
*) Catatan :
Silahkan coret jawaban yang tidak perlu dan memberi tanda checklist (√)
pada kolom jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Petunjuk Pengisian
Silahkan memberi tanda silang (x) pada salah satu alternatif jawaban yang paling
sesuai dengan atau penilaian anda dengan pilihan sebagai berikut:
SS : Jika anda Sangat Setuju terhadap pernyataan tersebut.
S : Jika anda Setuju terhadap pernyataan tersebut.
R : Jika anda Ragu-Ragu terhadap pernyataan tersebut.
TS :Jika anda Tidak Setuju dengan pernyataan anda tersebut.
STS : Jika anda Sangat Tidak Setuju terhadap pernyataan tersebut.
No Pernyataan STS TS R S SS
1. Auditor internal hanya berperan sebagai
mata dan telinga manajemen
2. Auditor internal bertugas mencari
kesalahan dan kelemahan karyawan
3. Auditor internal mengawasi setiap divisi
dalam Rumah Sakit
4. Auditor internal selalu melakukan
pemeriksaan terhadap catatan akuntansi
dan dokumen di setiap divisi
5. Auditor internal selalu mengawasi
kepatuhan karyawan terhadap Standar
Operasional Rumah Sakit yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
6. Auditor internal memberikan kontribusi
berupa jasa konsultasi dalam pencapaian
tujuan Rumah Sakit
7. Auditor internal selalu memberikan
masukan atau solusi untuk setiap masalah
yang terjadi di dalam kegiatan operasional
Rumah Sakit
8. Auditor internal menerima setiap kritik dan
saran yang bersifat profesional dari
karyawan yang ditujukan kepadanya demi
kemajuan Rumah Sakit dengan positf
9. Auditor internal memberikan keyakinan
bahwa sistem / prosedur yang ada telah
berfungsi dengan baik
10. Auditor internal berperan sebagai mitra
yang baik bagi manajemen dan karyawan
11. Auditor internal terlibat dalam
perencanaan dan pembuatan keputusan
strategis Rumah Sakit
12. Auditor internal membantu dalam
mengidentifikasi risiko / ancaman yang
dihadapi Rumah Sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Terima kasih atas kesediaan anda telah meluangkan waktu untuk mengisi
kuisioner ini.
13. Auditor internal melakukan observasi di
setiap divisi dan melakukan perbaikan
untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pekerjaan di setiap divisi
14. Auditor internal mengarahkan pelaksanaan
kualitas pelayanan agar sesuai dengan
tujuan Rumah Sakit
15. Auditor internal melakukan evaluasi
bersama karyawan mengenai target yang
sudah dicapai dalam upaya mencapai
tujuan perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Responden Nomor Pernyataan Kuisioner Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 50
2 2 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 58
3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 55
4 2 2 4 4 2 5 4 4 4 5 2 5 4 4 4 55
5 1 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 56
6 1 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 64
7 1 1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 51
8 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
9 1 1 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 46
10 1 1 2 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 55
11 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 59
12 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 56
13 2 2 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 5 5 4 59
14 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 56
15 1 1 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 53
16 1 1 2 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 45
17 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 57
18 2 2 4 4 2 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 60
19 2 2 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 63
20 2 2 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 62
21 1 1 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 59
22 1 2 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 61
23 3 1 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 58
Lampiran 2, Tabel Pernyataan Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
24 2 4 4 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 65
25 2 2 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 62
26 2 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 60
27 2 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
28 1 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 56
29 3 2 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
30 2 2 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Correlations
Skor_1 Skor_2 Skor_3 Skor_4 Skor_5 Skor_Total
Skor_1 Pearson
Correlation 1 .195 .047 .194 .212 .473
**
Sig. (1-tailed) .151 .402 .152 .131 .004
N 30 30 30 30 30 30
Skor_2 Pearson
Correlation .195 1 .136 .181 .185 .606
**
Sig. (1-tailed) .151 .236 .169 .164 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_3 Pearson
Correlation .047 .136 1 .241 .269 .587
**
Sig. (1-tailed) .402 .236 .100 .075 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_4 Pearson
Correlation .194 .181 .241 1 .504
** .657
**
Sig. (1-tailed) .152 .169 .100 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_5 Pearson
Correlation .212 .185 .269 .504
** 1 .714
**
Sig. (1-tailed) .131 .164 .075 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_Total Pearson
Correlation .473
** .606
** .587
** .657
** .714
** 1
Sig. (1-tailed) .004 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-
tailed).
Lampiran 3, Tabel Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai pengawas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Correlations
Skor_6 Skor_7 Skor_8 Skor_9 Skor_10 Skor_Total
Skor_6 Pearson
Correlation 1 -.185 .116 -.124 -.048 .310
*
Sig. (1-tailed) .164 .271 .258 .401 .048
N 30 30 30 30 30 30
Skor_7 Pearson
Correlation -.185 1 .391
* .144 .555
** .595
**
Sig. (1-tailed) .164 .016 .224 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_8 Pearson
Correlation .116 .391
* 1 .317
* .305 .798
**
Sig. (1-tailed) .271 .016 .044 .051 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_9 Pearson
Correlation -.124 .144 .317
* 1 .104 .499
**
Sig. (1-tailed) .258 .224 .044 .292 .002
N 30 30 30 30 30 30
Skor_10 Pearson
Correlation -.048 .555
** .305 .104 1 .635
**
Sig. (1-tailed) .401 .001 .051 .292 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_Total Pearson
Correlation .310
* .595
** .798
** .499
** .635
** 1
Sig. (1-tailed) .048 .000 .000 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-
tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-
tailed).
Lampiran 4, Tabel Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Correlations
Skor_11 Skor_12 Skor_13 Skor_14 Skor_15 Skor_Total
Skor_11 Pearson
Correlation 1 -.018 .393
* .080 .258 .589
**
Sig. (1-tailed) .463 .016 .337 .085 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_12 Pearson
Correlation -.018 1 .198 .534
** .327
* .547
**
Sig. (1-tailed) .463 .147 .001 .039 .001
N 30 30 30 30 30 30
Skor_13 Pearson
Correlation .393
* .198 1 .394
* .519
** .780
**
Sig. (1-tailed) .016 .147 .016 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_14 Pearson
Correlation .080 .534
** .394
* 1 .350
* .688
**
Sig. (1-tailed) .337 .001 .016 .029 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_15 Pearson
Correlation .258 .327
* .519
** .350
* 1 .703
**
Sig. (1-tailed) .085 .039 .002 .029 .000
N 30 30 30 30 30 30
Skor_Total Pearson
Correlation .589
** .547
** .780
** .688
** .703
** 1
Sig. (1-tailed) .000 .001 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-
tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-
tailed).
Lampiran 5, Tabel Uji Validitas Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI