Fungsi Emulsifier
-
Upload
pramitha-rosyidhi -
Category
Documents
-
view
296 -
download
22
Transcript of Fungsi Emulsifier
![Page 1: Fungsi Emulsifier](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/557202994979599169a3ce54/html5/thumbnails/1.jpg)
http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/05123/medikasari.htm
Pengemulsi
Emulsi didefinisikan sebagai suatu sistim yang terdiri dari dua fase cairan yang tidak saling
melarut, dimana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globula-globula di dalam cairan
lainnya. Cairan yang terpecah menjadi globula-globula dinamakan fase terdispersi, sedangkan
cairan yang mengelilingi globula-globula dinamakan fase kontinyu atau medium dispersi
Istilah pengemulsi (emulsifier) atau sulfaktan dalam beberapa hal kurang tepat, karena bahan ini
dapat melakukan beberapa fungsi yang pada beberapa jenis produk tidak berkaitan langsung
dengan pembentukan emulsi sama sekali.
Fungsi-fungsi pengemulsi pangan dapat dikelompokan menjadi tiga golongan utama yaitu :
1. Untuk mengurangi tegangan permukaan pada permukaan minyak dan air, yang
mendorong pembentukan emulsi dan pembentukan kesetimbangan fase antara minyak,
air dan pengemulsi pada permukaan yang memantapkan antara emulsi.
2. Untuk sedikit merubah sifat-sifat tekstur, awetan dan sifat-sifat reologi produk pangan,
dengan pembentukan senyawa kompleks dengan komponen-komponen pati dan protein.
3. Untuk memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak dengan
mengendalikan keadaan polimorf lemak
Sistim kerja emulsifier berhubungan erat dengan tegangan permukaan antara kedua fase
(tegangan interfasial). Selama emulsifikasi, emulsifier berfungsi menurunkan tegangan
interfasial sehingga mempermudah pembentukan permukaan interfasial yang sangat luas. Bila
tegangan interfasial turun sampai di bawah 10 dyne per cm, maka emulsi dapat dibentuk;
sedangkan bila tegangan interfasial mendekati nilai nol, maka emulsi akan terbentuk dengan
spontan.
Pada dasarnya emulsifier merupakan surfactan yang mempunyai dua gugus, yaitu gugus
hidrofilik dan gugus lipofilik. Gugus hidrofilik bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan
air, sedangkan gugus lipofilik bersifat non polar dan mudah bersenyawa dengan minyak. Di
![Page 2: Fungsi Emulsifier](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/557202994979599169a3ce54/html5/thumbnails/2.jpg)
dalam molekul emulsifir, salah satu gugus harus lebih dominan jumlahnya. Bila gugus polarnya
yang lebih dominan, maka molekul-molekul emulfisier tersebut akan diadsoprsi lebih kuat oleh
air dibandingkan dengan minyak. Akibatnya tegangan permukaan air menjadi lebih rendah
sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinyu. Demikian pula sebaliknya, bila gugus
nonpolarnya lebih dominan, maka molekul-molekul emulsifier tersebut akan diadsopsi lebih
kuat oleh minyak dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan permukaan minyak menjadi
lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinyu
Banyak cara-cara sudah dikembangkan untuk mendapatkan pengemulsi atau campuran-
emulsi untuk mendapatkan sifat khusus suatu produk pangan yang tepat atau campuran emulsi
yang tepat untuk mendapatkan sifat-sifat khusus produk pangan. Teori pertama untuk menduga
pembentukan emulsi, apakah O/W atau W/O adalah yang disebut hukum Bancrobt, yang
dikemukakan pertama kali pada tahun 1913. Teori tersebut menyatakan bahwa fase yang mana
bahan pengemulsinya mudah larut, menjadi fase eksternal. Teori selanjutnya adalah pemilihan
dengan sistem keseimbangan sifat hidrofilik dan lipofilik (Hidrophilic-Lipophilic Balance/HLB)
yang dikemukakan oleh Griffin. Nilai-nilai HLB suatu pengemulsi yang rendah menunjukan
pengemulsi bersifat bersifat hidrofilik yang lemah. Kenaikan nilai HLB menunjukkan kenaikan
polaritas molekul-molekul pengemulsi..
Griffin mengajukan persamaan sebagai berikut untuk menghitung nilai HLB suatu bahan
pengemulsi :
HLB = 20 (1- S/A)
dimana, S = angka penyabunan esternya
A = angka asam-asam lemaknya
Jika dua atau lebih pengemulsi harus dicampurkan (biasanya pencampuran memberikan
efek yang lebih baik), nilai HLB kombinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :
% A = 100 (X - HLBB)/(HLBA - HLBB) dan
![Page 3: Fungsi Emulsifier](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/557202994979599169a3ce54/html5/thumbnails/3.jpg)
% B = 100 -% (A)
dimana X adalah HLB campuran dari pengemulsi A dan B yang dibutuhkan
Dibawah ini disajikan nilai HLB dari beberapa jenis bahan pengemulsi
Tabel 8.1 Daftar nilai HLB dari beberapa zat pengemulsi
No. Nama zat pengemulsi Nilai HLB
1. Sodium stearoyl-2-lactylate 21,1
2. Potasium Oleate 20,0
3. Sodium Oleate 18,1
4. Polyoxyethylene 20 sorbitan monooleate 15,8
5. Polyoxyethylene 20 sorbitan monoolearate 14,9
6. Polyoxyethylene 5 sorbitan monoolearate 10,9
7. Gum acasia 11,9
8. Gum Tragacant 11,9
9. Methyl cellulose 10,5
10. Polyoxyethylene sorbitan tristearate 10,5
11. Gelatin 9,8
12 Tetraglycrol monostearate 9,1
13. Diacetyl tartaric acid ester of monoglycerida 9,2
14. Sorbitan monolaurate 8,5
15 Sorbitan monosolmitate 6,6
16. Sorbitan Monoolearate 5,7
17 Succinic acid ester of monoglyceriates 5,3
18. Diglycerol monostearate 5,5
19 Propylane glycol monolaurate 4,6
20. Glycerol-lactic-palmitate 3,7
21. Gycerol monostearate 3,7
22. Propylene glycol monostearate 3,4
23. Mono dan diglyserides 2,8
![Page 4: Fungsi Emulsifier](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/557202994979599169a3ce54/html5/thumbnails/4.jpg)
24 Sorbitan tristearate 2,1
25 Oleic acid 1,0
Sumber : Poerie and Tung (1976) di dalam Tien R.Muchtadi (1990)
Berikut ini adalah contoh-contoh emulsifier yang umum digunakan dalam bahan pangan :
1. Mono dan Diglycerides, dikenal juga dengan istilah discrete substances. Pertama kali
dibuat oleh Berthelot pada tahun 1853 melalui reaksi esterifikasi asam lemak dan glycerol.
Mono dan diglycerides merupakan zat pengemulsi yang umum digunakan. Komponen-
komponen ini dapat diperoleh dengan memanaskan triglyceride dan glycerol dengan suatu
katalis yang bersifat basa. Reaksi ini akan menghasilkan campuran yang terdiri dari 45%
monogliserida dan 45 % digliserida, serta 10% trigliserida bersama-sama dengan
sejumlah kecil gliserol dan asam-asam lemak bebas. Mono dan digliserida yang terbentuk
kemudian dipisahkan dengan cara destilasi molekuler. Yang tergolong mono dan
diglycerides diantaranya adalah
* Glycerol monolaurate, dibuat dari reaksi glycerol dan asam laurat
* Ethoxylated mono dan diglycerides (EMG), juga disebut dengan polyoxyethylene (20)
mono dan diglycerides
* Diacetyl tartaric acid ester of monoglycerides (DATEM)
* Lactic acid ester of monoglycerides, misalnya glyceril lactylpalmitate
* Succinylated monoglycerides
2. Stearoyl Lactylates, merupakan hasil reaksi dari steric acid dan lactic acid, selanjutnya
diubah ke dalam bentuk garam kalsium dan sodium. Bahan pengemulsi ini sering
digunakan dalam produk-produk bakery
3. Propylene Glycol Ester, merupakan hasil reaksi dari propylene glycol dan asam-asam
lemak. Umumnya digunakan di dalam pembuatan kue, rati dan whipped topping.
4. Sorbitan Esters. Asam sorbitan terbentuk dari reaksi antara sorbitan dengan asam lemak.
Sorbitan adalah produk dihidrasi dari gula alkohol yang dapat diperoleh secara alami yaitu
sorbitol. Sampai saat ini hanya sorbitan monostearat, satu-satunya ester sorbitan yang
![Page 5: Fungsi Emulsifier](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/557202994979599169a3ce54/html5/thumbnails/5.jpg)
diizinkan digunakan dalam pangan dan umumnya digunakan dalam pembuatan kue, whipped
topping, cake icing, coffe whiteners dan pelapis pelindung buah dan sayuran segar.
5. Polysorbates. Ester polioksietilen sorbitan umumnya disebut polisorbat. Ester ini dibuat
dari reaksi antara ester-ester sorbitan dengan ethylene oxide. Tiga jenis polisorbat yang
diijinkan untuk digunakan dalam pangan adalah polisorbat 60, Polisorbat 65, polisorbat 80.
6. Polyglycerol Ester, dibuat dari reaksi antara asam-asam lemak dan glycerol yang sudah
mengalami polimerisasi. Tingkat polimerisasinya antara 2-10 molekul. Ester-ester
poliglycerol digunakan dalamp pangan yang diaerasi mengandung lemak, beverage, icing,
dan margarine.
7. Ester-ester sukrosa, adalah mono, di dan triester sukrosa dengan asam-asam lemak. Ester
ini dihasilkan dari reaksi sukrosa dan lemak sapi. Penggunaanya dalam pangan umumnya
pada pembuatan roti, produk tiruan olaha susu, whipped milk product.
8. Lecitin, adalah campuran fosfatida dan senyawa-senyawa lemak yang terdiri dari fosfatidil
kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil inositol.dan komponen-komponen lainnya. Lesitin
merupakan bahan penyusun alami pada hewan maupun tanaman. Lecitin paling banyak
diperoleh dari kedele dan kuning telur. Biasanya digunakan untuk emulsifier pada
margarine, roti, kue dan lain-lain.
Pdf chapter II-surfaktan : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17135/4/Chapter%20II.pdf