Fungsi Besi Beton

download Fungsi Besi Beton

of 30

Transcript of Fungsi Besi Beton

  • 1 BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 PENGERTIAN & FUNGSI BESI BETON

    1.1.1. PENGERTIAN

    Besi beton merupakan besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi

    beton atau yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang

    mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa

    bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang

    bersifat unik dimana dua jenis bahan yaitu besi tulangan dan beton dipakai

    secara bersamaan. Tulangan menyediakan gaya tarik yang tidak dimiliki beton

    dan mampu menahan gaya tekan.

    Secara umum besi beton tulangan mengacu pada dua bentuk yaitu besi

    polos (plain bar) dan besi ulir (deformed bar/BJTD). Besi polos adalah besi yang

    memiliki penampang bundar dengan permukaan licin atau tidak bersirip. Besi ulir

    atau besi tulangan beton sirip adalah batang besi dengan bentuk permukaan

    khusus berbentuk sirip melintang (puntir/sirip ikan) atau rusuk memanjang (sirip

    teratur/bambu) dengan pola tertentu, atau batang tulangan yang dipilin pada

    proses produksinya.

    Gambar 1.1

    Besi beton polos

    Tulangan ulir, yang diberi ulir melalui proses rol pada permukaannya

    (polanya berbeda tergantung dari pabrik pembuatnya) untuk mendapatkan

    ikatan (bonding) yang lebih baik antara tulangan dan beton yang digunakan

  • 2 pada hampir semua aplikasi dibandingkan dengan tulangan polos dengan

    luas penampang sama. Bentuk ulir berupa sirip meningkatkan daya lekat guna

    menahan gerakan dari batang secara relatif terhadap beton. Tulangan polos

    (BJTD) jarang digunakan kecuali untuk membungkus tulangan longitudinal

    (sengkang atau spiral) yang diberi kait pada ujungnya, terutama pada kolom.

    Gambar 1.2

    Besi beton ulir/deform

    1.1.2. FUNGSI BESI BETON

    Sejak tahun 1950 konstruksi konstruksi besi beton mulai digunakan

    sebagai elemen utama dalam pembangunan gedung tinggi. Karena pengetahuan

    manusia tentang perilaku beton bertulang yang terbatas, terutama mengenai

    nonlinearitas material beton itu sendiri, pada awal abad ke-20 kebanyakan

    gedung tinggi di Amerika menggunakan baja profil sebagai elemen struktur

    utamanya. Baru pada 1950-an konstruksi beton mulai ikut berperan dalam

    konstruksi gedung tinggi.

    Di Indonesia sendiri, besi beton lebih sering digunakan untuk

    pembangunan gedung, karena bahan ini lebih mudah didapat sehingga dirasakan

    lebih ekonomis dibanding konstruksi lainnya.

    Besi beton atau beton bertulang boleh jadi merupakan bahan konstruksi

    yang paling penting karena digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir

    semua struktur baik besar maupun kecil seperti bangunan, jembatan, perkerasan

    hjalan, bendungan, dinding pebahan tanah, terowongan, jembatan yang

    melintasi lembah (viaduct), drainase, fasilitas irigasi, tangki dan sebagainya.

    Khusus untuk bangunan gedung bertingkat tinggi, besi beton digunakan

    untuk struktur kolom, balok, dinding, plat, besi poer dan sloof.

  • 3 Sukses beton bertulang sebagai bahan konstruksi yang universal

    karena banyaknya kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan tersebut antara lain :

    1. Memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan kebanyakan bahan

    lain.

    2. Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan memiliki

    struktur terbaik untuk bangunan yang banyak bersentuhan dengan air. Pada

    peristiwa kebakaran dengan intesitas rata-rata, batang-batang struktur

    dengan ketebalan penutup beton yang memadai sebagai pelindung tulangan

    hanya mengalami kerusakan pada permukaannya saja tanpa mengalami

    keruntuhan.

    3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.

    4. Tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.

    5. Dibandingkan dengan bahan lain, memiliki usia layan yang sangat panjang.

    Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat digunakan

    sampai kapanpun tanpa kehilangan kemampuannya untuk menahan beban.

    Ini dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kekuatannya tidak berkurang

    dengan berjalannya waktu bahkan semakin lama semakin bertambah dalam

    hitungan tahun, karena lamanya proses pemadatan semen.

    6. Merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi tapak, dinding

    basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan semacam itu.

    7. Dapat dirakit menjadi bentuk yang sangat beragam mulai dari plat, balok dan

    kolom yang sederhana sampai menjadi atap kubah dan cangkang besar.

    8. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton

    bertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti baja

    struktur.

    1.2 PENGETAHUAN DASAR PENULANGAN

    1.2.1 Fungsi Penulangan Pada Struktur Beton

    Beton adalah batu buatan yang kuat sekali menerima tekanan tetapi sangat

    lemah apabila menerima gaya tarik. Jadi sifat-sifat beton sangat baik apabila

    hanya menerima gaya tekan, seperti pada kolom.

    Tetapi setelah beton tersebut menerima lenturan, seperti pada balok atau

    pelat, akan timbul sifat-sifat lain yang tampak seperti pada karet busa. Satu sisi

    pada beton lubang-lubang porinya tertekan sedangkan pada sisi yang lain

  • 4 ubang-lubang tersebut tertarik. Daerah yang tertekan terletak pada bagian

    yang tertarik pada sebelah luarnya.

    Karena beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, maka beton

    tersebut tidak mampu menerima gaya tarik sehingga mengakibatkan terjadinya

    retak-retak yang lama-lama bisa mengakibatkan elemen beton akan pecah.

    Untuk menjaga retak lebih lanjut serta pecahnya balok tersebut, diperlukan

    pemasangan tulangan-tulangan baja pada daerah yang tertarik dan daerah

    dimana beton akan mengalami retak-retak. Alasan menggunakan tulangan baja

    ialah karena baja sangat baik dan mampu menerima gaya tarik.

    Pada beton bertulang, kita memanfaatkan sifat-sifat baik beton dalam

    menerima tekanan serta memakai tulangan pada daerah-daerah yang menerima

    gaya tarik.

    Jadi tulangan pada konstruksi beton sangat diperlukan untuk menahan

    gaya tarik yang terjadi, maka dari itu diperlukan luasan tulangan minimum pada

    penampang beton bruto. Dengan mengetahui tulangan minimum yang harus terpasang, maka konstruksi relatif aman untuk dilaksanakan.

    Gambar 1.3

    Pekerjaan penulangan

  • 5

    Gambar 1.4

    Gaya tarik pada beton

    Perlu diketahui bahwa pada beton bertulang, tulangan-tulangan baja

    tersebut tidak mencegah retakan-retakan pada daerah beton bertulang yang

    menerima tarikan tetapi hanya mencegahnya dari retakan-retakan yang lebih

    besar (yang dapat terlihat jelas dengan kaca pembesar atau microscope)

    sehingga mencegah elemen beton dari kehancuran.

    Sebenarnya ada beberapa penyebab keretakan pada besi beton namun

    sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

    Dengan mengingat hal ini, kita sekarang mempunyai sebuah kriteria untuk

    menilai serta memeriksa apakah penempatan tulangan utama pada bagian

    kerangka mendatar (balok ataupun pelat) sudah benar.

    Gambar 1.5

    Penempatan tulangan utama pada kerangka mendatar balok (plat)

  • 6 Karena pelat dapat dibayangkan seperti terbuat dari sambungan balok-balok

    yang mempunyai perubahan bentuk yang sama pada titik silangnya maka

    anggapan yang dapat diterapkan sambungan-sambungan balok tersebut pada

    tiap-tiap arah.

    Gambar 1.6

    Perubahan bentuk pada sambungan-sambungan balok plat yang diberi tulangan

  • 7

    Gambar 1.7

    Pekerjaan penulangan pada plat

    1.2.2 Karakteristik Penulangan Pada Elemen Struktur

    1. Penulangan Kolom

    Kolom adalah komponen struktur bangunan yang bertugas menyangga

    beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak

    tiga kali dimensi lateral terkecil.

    Kolom beton yang pendek dan tidak bertulang mampu untuk membawa

    beban aksial yang besar, karena tegangan yang dihasilkannya merupakan

    desakan saja dan panjangnya yang tidak seberapa menghindarkan pelengkungan

    sisinya atau tekuk. Pemberian tulangan longitudinal akan meningkatkan kapasitas

    dukungan beban dari kolom tersebut, atau tanda beban yang diberikan akan

    memungkinkan penggunaan kolom yang luas penampang lintangnya lebih kecil.

    Di dalam praktek pada hakekatnya tak mungkin untuk menjamin bahwa beban

    akan tetap aksial dan dengan demikian tiada momen yang terjadi pada

    pertemuan balok dengan kolom. Dapat ditambahkan bahwa kolom seringkali

    ramping. Kesemuanya ini mempengeruhi lenturan sebuah kolom dengan akibat

    timbulnya tegangan tarik. Oleh karena itu kolom beton diberi tulangan untuk

    menghindari retak atau terjadinya reruntuhan.

    Tulangan desak memerlukan dukungan lateral (samping) untuk

    menjaganya dari tekuk keluar dibawah suatu beban, serta pecahnya selimut

    beton. Hal ini diatasi dengan mempergunakan tulangan transversal, dalam

    bentuk pengikatan lateral yang dikenal sebagai begel, diketakkan sedemikian

  • 8 rupa sehingga setiap tulangan memanjang yang dipegangnya agar tidak

    tertekuk keluar. Ujungnya harus diberi angkur. Jarak antara begel sepenjang

    tiang harus dikalikan diameter batang tulangan yang terkecil diameternya. Agar

    kolom beton bertulang tahan terhadap tekuk, maka perlu untuk memasang

    batang tulangan sedekat mungkin muka keluar dengan konsistensi selimut beton

    yang secukupnya.

    Syarat menentukan tulangan kolom

    Gambar 1.8

    Tulangan Kolom

    Keterangan gambar :

    1. Luas Penampang Tulangan Memanjang/Pokok adalah luas minimum 1%

    dan luas maksimum 8% dari luas penampang beban bruto

    2. Diameter Begel; dimana :

    Tidak boleh 14 mm Tidak boleh 1/3 diamater tul pokok Minimum 6 mm

    1

    2

    3

  • 9 3. X adalah Jarak Begel; dimana :

    X 15 kali tul pokok X a b

    Apabila oleh ketentuan praktis bagel tidak dapat dipasang (misal pada

    persilangan). Maka pengikat tulangan memanjang harus dilakukan dengan cara

    lain.

    Gambar 1.9

    Penulangan utama

    Keterangan gambar :

    2. Jarak maksimum penulangan utama yaitu 300 mm

    3. Jarak minimum penulangan utama; dimana :

    Jarak 30 mm Sama dengan tul pokok 4/3 butir kerikil normal (nominal yang terbesar) 2/3 butir kerikil pada ujung tulangan

    2. Penulangan Balok

    Pembebanan pada sebuah balok menaikkan tegangan tarik, desak dan

    geser, sedemikian rupa sehingga pemikiran desain sebuah balok merupakan

    suatu penghantar yang mudah pada prinsip elementer desain beton bertulang.

    Dalam tujuan desain, kuat tarik beton yang kecil itu diabaikan, oleh karena

    itu satu balok beton, yang mampu memikul desakan di atas sumbu netral, tak

    mempunyai kemampuan yang berarti dalam menahan tarikan di bawah sumbu

    ini. Agar supaya balok dapat berfungsi dengan baik, pada daerah tarik harus

    diberi suatu tahanan atau dengan kata lain, luasan balook di bagian ini harus

    ditulangi.

    1

    2

  • 10

    Bilamana batang tulangan ditempatkan pada bagian bawah balok, tepatnya

    di dekat permukaan tarik yang terluar, kekuatan balok tak lagi dibatasi oleh kuat

    tarik beton dan pemberian tulangan untuk mencegah geseran horisontal,

    sehingga balok dapat menjadi kuat baik di dalam menahan tarikan maupun

    desakan. Agar supaya dapat memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari

    tulangan, maka harus dipasang sedekat mungkin pada dasar balok.

    Bagaimanapun juga, perlu diberi selimut beton untuk mencegah korosi dan

    memberikan daya tahan terhadap api yang diperlukan.

    Syarat-syarat Menentukan Tulangan Balok

    Gambar 1.10

    Penulangan Balok

    1. Luas tulangan pokok :

    Minimum 0,5% (dari luas balok a.b) Jarak maksimum 20 tulangan pokok Jarak maksimum 30 cm

    2. Begel :

    Luas minimum 0,2% (dari luas a.X)

  • 11

    3. Jarak Begel :

    X a X 30 cm X 25 tulangan begel X 2/3 untuk daerah geser

    Gambar 1.11

    Jarak penulangan balok

    Keterangan gambar :

    a. Jarak maksimum penulangan sisi 300 mm

    b. Jarak minimum penulangan utama :

    30 mm sama dengan tulangan pokok 4/3 butir kerikil (nominal yang terbesar) 2/3 butir kerikil nominal 50 mm

    Pada balok T boleh diterapkan bentuk begel terbuka apabila syarat-syarat berikut

    ini terpenuhi :

    1. Akhir dari begel harus dibuat kait bulat/kait serong.

    2. Dalam pembengkokan kait ini harus terdapat batang memanjang.

    3. Sisi terbuka dari begel harus ditutup dengan penulangan atas lantai tegak

    lurus dengan sumbu balok.

    a

    b

  • 12

    Begel Terbuka

    Keuntungan dengan memakai begel terbuka pada penulangan balok

    mempercepat pelaksanaan penulangan plat lantai karena :

    1. Tulangan tidak harus memasukkan satu per satu.

    2. Bila memakai tulangan mes (jaring) tidak mendapat kesulitan untuk

    memasukannya ke dalam balok (tidak memotong tulangan mes).

    Gambar 1.12

    Jarak penulangan balok

    3. Penulangan Plat Lantai

    Bersama balok dan kolom, pelat melengkapi ketiga elemen dasar dari

    bangunan pada umumnya. Pelat dapat terdiri atas unit pra cetak atau sebagian

    beton yang dicor setempat sedapat mungkin monotolit (menjadi satu) dengan

    balok pendukungnya. Disini akan dibahas tentang elemen terakhir yaitu pelat.

    Sifat pelat di bawah suatu pembebanan, dalam kaitannya dengan keadaan

    dukungan ujung dan dukungan antara adalah mirip dengan balok. Tergantung

    pada bentuk panel pelat yang ditinjau, yaitu perbandingan antara panjang pada

    lebarnya, desain mungkin dilakukan sebagai penegangan satu arah saja, atau

    dalam dua arah yang biasanya tegak lurus satu dengan yang lain. Di dalam

    praktek, suatu pelat yang yang direncanakan membenytang satu arah sajaakan

    mencoba, menurut beberapa tingkat kemampuannya untuk menegang pada arah

    lain mengikat sifat alamiah konstruksi sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu,

    tulangan yang jumlahnya minimum dipasang pada arah tegak lurus terhadap

    tulangan utama. Peletakan tulangan atas dan tulangan bawah pelat adalah

    serupa dengan peletakannya pada balok.

  • 13

    Pelat dapat diberi tulangan yang berbentuk anyaman yang sudah dilas dari

    pabrik (tulangan mes). Pada umumnya disediakan dalam bentuk lembaran atau

    rol, atau dengan memakai batang tulangan.

    Beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk penulangan plat menurut PBI

    1971 :

    1. Tebal pelat lantai tidak boleh diambil kurang dari 7 cm untuk pelat atap dan

    12 cm untuk pelat lantai.

    2. Luas tulangan pembagi harus diambil minimum 0.25% dari luas beton.

    3. Pada pelat-pelat dimana tulangan pokoknya berjalan hanya satu arah saja,

    maka tegak lurus pada tulangan pokok tersebut harus dipasang tulangan

    pembagi, minimum 20% dari luas tulangan pokoknya.

    4. Pada pelat-pelat dicor setempat, diameter dari batang tulangan pokok

    tersebut harus dipasang tulangan pembagi minimum 6 mm.

    5. Pelat-pelat yang memikul beban vertikal ke bawah, walaupun menurut

    perhitungan teoritis oleh pengaruh pembebanan bentang-bentang pelat yang

    berbatas hanya memikul momen negatif, tetapi juga harus diberi tulangan

    bawah. Jumlah tulangan bewah ini harus diambil minimum sama dengan

    tulangan yang diperlukan oleh pelat tersebut untuk memikul momen negatif,

    tetapi juga harus diberi tulangan yang diperlukan oleh pelat tersebut untuk

    memikul beban vertikal yang sama, tetapi dengan tepi-tepinya terjepit

    penuh. Ketentuan ini tidak berlaku untuk pelat kantilever.

    6. Pelat-pelat yang lebih tebal dari 25 cm senantiasa harus dipasang tulangan

    atas dan tulangan bawah di setiap tempat, dengan memperhatikan poin 2,3

    dan 4. Ketentuan ini tidak berlaku untuk pondasi telapak.

  • 14

    Syarat-syarat menentukan tulangan pelat lantai

    Gambar 1.13

    Tulangan pelat lantai

    1. Luas tulangan pokok 1,5% (Hr.X) 2. Luas tulangan pembagi 0,1% (Hr.Y) 3. Jarak maksimum penulangan utama (X) :

    1,2 Hr 250 mm

    4. Jarak maksimum penulangan bagi (Y) :

    2 Hr 250 mm

    4. Penulangan Balok Kantilever

    Balok kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan jepit

    dan ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang menahan beban

    gavitasi menerima momen negatif pada keseluruhan panjang balok tersebut.

    Akibatnya tulangan balok kantilever ditempatkan pada bagian atas atau sisi

    tariknya seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.13. Untuk batang seperti

    pada gambar, momen maksimum terjadi pada penampang di bagian peletakan.

    Akibatnya sejumlah besar tulangan diperlukan pada titik ini. Tulangan tidak tidak

    dapat hanya sampai pada tumpuan, harus dipanjangkan atau diangkur pada

  • 15

    beton di sebelah luar tumpuan. Perpanjangan ini disebut sebagai panjang

    penyaluran (development length). Panjang penyaluran ini tidak harus lurus

    seperti yang diperlihatkan pada gambar, karena tulangan akat dikaitkan pada 90o

    atau 180o.

    Gambar 1.13

    Balok kantilever

    Hingga saat ini hanya batang statis tertentu yang telah banyak dibicarakan,

    namun situasi yang sering terjadi untuk balok dan pelat adalah menerus di atas

    bebarapa perletakan seperti pada Gambar 1.14. Karena tulangan diperlukan pada

    daerah tarik balo, tulangan tersebut ditempatkan pada bagian bawah ketika

    momen positif dan pada bagian atas ketika momen negatif. Ada beberapa cara

    dalam mengatur letak tulangan untuk menahan momen positif dan negatif pada

    beban menerus. Salah satu pengaturan adalah yang mungkin diperlihatkan pada

    gambar 1.14.

    Gambar 1.14

    Pelat menerus menunjukkan penempatan tulangan secara teoritis untuk diagram

    momen yang diberikan

  • 16

    5. Penulangan Balok Prestress (prategang)

    Struktur beton prestress adalah sistem struktur beton yang secara khusus

    dengan cara memberikan tegangan awal tertentu pada komponen sebelum

    digunakan untuk mendukung beban luar sesuai yang diinginkan. Tujuan

    memberikan tegangan awal atau prategangan adalah untuk menimbulkan

    tegangan awal tekan beton pada lokasi dimana nantinya akan timbul tegangan

    tarik pada waktu komponen mendukung beban sedemikian rupa sehingga

    diharapkan sewaktu beban seluruhnya bekerja tegangan tarik total berkurang

    atau bahkan lenyap sama sekali.

    Bahan beton tidak kuat menahan gaya tarik, sehingga diusahakan untuk

    menghindari timbulnya tegangan tarik dalam beton agar berkurang masalah

    retak bahkan bebas retak sehingga proses korosi (pengaratan) tulangan akibat

    oksidasi dapat dihindari. Penampang balok dalam keadaan tertekan mampu

    mencegah timbulnya tegangan tarik diagonal sehingga retak-retak miring dapat

    dihindari. Selain itu dengan sengaja memasang tendon melengkung mengikuti

    koordinat yang diinginkan akan menimbulkan komponen gaya vertikal yang

    sangat membantu untuk memikul geser. Ketahanan terhadap geser yang lebih

    baik dan efektivitas penampang tersebut memberikan dimensi penampang

    komponen struktur prategangan menjadi lebih ramping sehingga beban mati

    berkurang.

    Cara yang biasa dilakukan untuk penerapan gaya prategang pada komponen

    struktur beton adalah menggunakan tendon baja yang dilakukan dengan cara :

    a. Pemberian prategangan melalui pra-penarikan (pretensioning) yaitu

    pemberian prategangan pada beton dimana tendon ditarik untuk

    ditegangkan sebelum dilakukan pengecoran adukan beton ke dalam acuan

    yang disiapkan. Pelaksanaan cara ini umumnya dilakukan di suatu tempat

    khusus di lapangan pencetakan (casting yard). Langkah-langkah metoda ini

    seperti pada Gambar 1.15. Setelah seluruh proses hilangnya gaya

    prategangan berlangsung, pada tahap pelayanan beban kerja tersusun suatu

    kombinasi beban mati, beban hidup dan gaya prategangan. Tegangan tarik

    pada bagian tepi bawah balok tidak boleh lebih dari Sfc, sedangkan

  • 17

    tegangan tekan pada bagian tepi atas tidak melebihi 0,45fc. Nilai

    tegangan tarik ijin tersebut diambil hanya sedikit di bawah nilai modulus

    runtuh beton normal fr=0,7Sfc, karena kemungkinan bahaya retak atau tekuk secara tiba-tiba di daerah tersebut hanya kecil karena umumnya posisi

    tendon berada di dekat serat sisi terbawah. Pembatasan tegangan tarik ijin

    tersebut sudah termasuk memperhitungkan penyediaan tebal selimut beton

    dimana untuk kondisi korosif tebalnya ditambah di atas syarat minimum.

    Gambar 1.15

    Komponen struktur prategang

  • 18

    b. Penarikan purna (post-tensioning) adalah cara memberikan prategangan

    pada beton dimana tendon baru ditarik setelah betonnya dicetak terlebih

    dahulu dan mempunyai cukup kekerasan untuk menahan tegangan sesuai

    dengan yang diharapkan.

    Gambar 1.16

    Komponen struktur penarikan purna

    1.3 JENIS-JENIS BESI BETON STANDAR

    1.3.1 Macam-Macam Bahan Tulangan

    Besi beton yang dipakai dalam bangunan harus memenuhi persyaratan terhadap

    metoda pengujian dan pemeriksaan untuk bermacam-macam mutu besi beton

    seperti Tabel 1.1. Disamping mutu besi beton BJTP 24, BJTD 40 dan BJTD 50

    seperti yang ditabelkan itu, mutu besi yang lain dapat juga dipesan secara

    khusus seperti BJTP 30. Tetapi perlu diingat, bahwa waktu didapatnya lebih lama

    dan harganya jauh lebih mahal. Guna menghindari kesalahan pada saat

    pemasangan, lokasi penyimpanan baja yang dipesan secara khusus itu perlu

    dipisahkan dari baja yang umum digunakan (BJTP 24 DAN BJTD 40).

    Tabel 1.1 Mutu besi beton

    Jenis besi Mutu besi Batas Luluh

    MPa (kg/cm2)

    Kuat Tarik

    MPa (kg/cm2)

    Regangan

    pada Beban

    Maksimal

    Polos BJTP 24 240 (2400) 390(3900) 3%

    Deform BJTD 40 400 (4000) 500(5000) 5%

  • 19

    Tanda-tanda pengenal mutu baja

    Gambar 1.17

    Ciri-ciri nampak besi beton

    Besi beton BJTP 24 dipasok sebagai batang polos. Bentuk dari besi beton BJTD

    40 adalah deform atau dipuntir (batang yang diprofilkan).

    a. Batang polos

    Batang polos adalah batang yang berpenampang bulat, persegi, lonjong dan lain-

    lain dengan permukaan licin. Agar beton dan batang tulangan dapat bekerja

    sama maka harus ada ikatan dalam antara keduanya. Pada batang polos,

    tegangan tarik yang mengalir pada batang harus ditahan oleh ikatan lengket

    (gaya gesek) yang segaris.

    Gambar 1.15

    Besi beton polos

  • 20

    Hal yang sama berlaku untuk transfer tegangan tarik pada tulangan yang tidak

    terikat misalnya angkur dan tegangan tulangan.

    b. Batang yang diprofilkan/deform/ulir

    Batang profil adalah batang yang dipuntir dan permukaannya diberi rusuk-rusuk

    tegak/miring terhadap sumbu batang dengan jarak antara rusuk-rusuknya tidak

    > 0,7 x diameter batang pengenal.

    Gambar 1.16

    Besi beton profil (ulir)

    Tujuan pembuatan batang yang diprofilkan adalah untuk memperoleh ikatan

    lengket yang lebih baik antara beton dan batang tulangan. Dengan adanya rusuk

    (profil) maka permukaan lengket menjadi lebih besar dan beton yang berada di

    antara rusuk-rusuk mencegkeram batang tulangan lebih kuat. Dengan demikian

    ada ikatan lengket yang tertahan oleh rusuk-rusuk pada batang yang bertujuan

    untuk memperoleh kuat tarik yang lebih besar.

    1.3.2 Standar Besi Beton

    Standar besi beton dibedakan untuk jenis besi polos (plain) dan besi ulir

    (deform).

  • 21

    DIAMETER LUAS BERAT POLOS DEFORM NOMINAL NOMINAL NOMINAL

    (MM) (CM2) (KG/M)

    P6 D6 6,00 0,283 0,222P8 D8 8,00 0,503 0,395P9 D9 9,00 0,636 0,499P10 D10 10,00 0,785 0,617P12 D12 12,00 1,131 0,888P13 D13 13,00 1,327 1,040P14 D14 14,00 1,540 1,210P16 D16 16,00 2,011 1,580P18 D18 18,00 2,545 2,000P19 D19 19,00 2,835 2,230P20 D20 20,00 3,142 2,470P22 D22 22,00 3,801 2,980P25 D25 25,00 4,909 3,850P28 D28 28,00 6,157 4,830

    D29 29,00 6,605 5,190P32 D32 32,00 8,043 6,310

    D36 36,00 10,179 7,990D40 40,00 12,565 9,870D50 50,00 19,635 15,400

    TULANGAN BAJA

    BATAS ULUR KUAT TARIK REGANGAN SUDUT DIAMETERMINIMUM MINIMUM MINIMUM LENGKUNG LENGKUNG

    N/mm2 N/mm2 (%)

    Polos 1 BJTP 24 235 382 20 180o 3d(24) (39) 24

    2 BJTP 30 294 480 16 180o 3d(30) (49) 20

    Deformation 1 BJTD 24 235 382 18 3d180o

    22

    2 BJTD 30 294 480 14 4d180o

    (30) (49) 18 4d

    3 BJTD 35 343 490 18 5d180o

    20

    4 BJTD 40 392 559 16 5d180o

    (40) (57) 18

    5 BJTD 50 490 618 12 5d90o

    (50) (63) 14 6d

    JENIS KELAS SIMBOL

    maksD40maksD50

    maksD40maksD50

    Tabel 1.2 Jenis dan kelas besi tulangan (SII 0136-80)

    Tabel 1.4 Dimensi dan Berat Besi Tulangan (SII-136-80)

  • 22

    DIAMETERBATANG

    (mm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    6 28.3 56.5 84.8 113.1 141.4 169.6 197.9 226.2 254.58 50.3 100.5 150.8 201.1 251.3 301.6 351.9 402.1 452.49 63.6 127.2 190.9 254.5 318.1 381.7 445.3 508.9 572.6

    10 78.5 157.1 235.6 314.2 392.7 471.2 549.8 628.3 706.912 113.1 226.2 339.3 452.4 565.5 678.6 791.7 904.8 1017.913 132.7 265.5 398.2 530.9 663.7 796.4 929.1 1061.9 1194.614 153.9 307.9 461.8 615.8 769.7 923.6 1077.6 1231.5 1385.416 201.1 402.1 603.2 804.2 1005.3 1206.4 1407.4 1608.5 1809.618 254.5 508.9 763.4 1017.9 1272.3 1526.8 1781.3 2035.8 2290.219 283.5 567.1 850.6 1134.1 1417.6 1701.2 1984.7 2268.2 2551.820 314.2 628.3 942.5 1256.6 1570.8 1885.0 2199.1 2513.3 2827.422 380.1 760.3 1140.4 1520.5 1900.7 2280.8 2660.9 3041.1 3421.225 490.9 981.7 1472.6 1963.5 2454.4 2945.2 3436.1 3927.0 4417.928 615.8 1231.5 1847.3 2463.0 3078.8 3694.5 4310.3 4926.0 5541.829 660.5 1321.0 1981.6 2642.1 3302.6 3963.1 4623.6 5284.2 5944.732 804.2 1608.5 2412.7 3217.0 4021.2 4825.5 5629.7 6434.0 7238.236 1017.9 2035.8 3053.6 4071.5 5089.4 6107.3 7125.1 8143.0 9160.940 1256.6 2513.3 3769.9 5026.5 6283.2 7539.8 8796.5 10053.1 11309.750 1963.5 3927.0 5890.5 7854.0 9817.5 11781.0 13744.5 15708.0 17671.5

    LUAS PANAMPANG (mm2)JUMLAH BATANG

    DIAMETER BATANG

    (mm) 50 100 150 200 250 300 350 400 450

    6 565.5 282.7 188.5 141.4 113.1 94.2 80.8 70.7 62.88 1005.3 502.7 335.1 251.3 201.1 167.6 143.6 125.7 111.79 1272.3 636.2 424.1 318.1 254.5 212.1 181.8 159.0 141.410 1570.8 785.4 523.6 392.7 314.2 261.8 224.4 196.3 174.512 2261.9 1131.0 754.0 565.5 452.4 377.0 323.1 282.7 251.313 2654.6 1327.3 884.9 663.7 530.9 442.4 379.2 331.8 295.014 3078.8 1539.4 1026.3 769.7 615.8 513.1 439.8 384.8 342.116 4021.2 2010.6 1340.4 1005.3 804.2 670.2 574.5 502.7 446.818 5089.4 2544.7 1696.5 1272.3 1017.9 848.2 727.1 636.2 565.519 5670.6 2835.3 1890.2 1417.6 1134.1 945.1 810.1 708.8 630.120 6283.2 3141.6 2094.4 1570.8 1256.6 1047.2 897.6 785.4 698.122 3801.3 2534.2 1900.7 1520.5 1267.1 1086.1 950.3 844.725 4908.7 3272.5 2454.4 1963.5 1636.2 1402.5 1227.2 1090.828 6157.5 4105.0 3078.8 2463.0 2052.5 1759.3 1539.4 1368.329 6605.2 4403.5 3302.6 2642.1 2201.7 1887.2 1651.3 1467.832 8042.5 5361.7 4021.2 3217.0 2680.8 2297.9 2010.6 1787.236 6785.8 5089.4 4071.5 3392.9 2908.2 2544.7 2261.940 8377.6 6283.2 5026.5 4188.8 3590.4 3141.6 2792.550 13090.0 9817.5 7854.0 6545.0 5610.0 4908.7 4363.3

    JARAK SPASI P.K.P (mm)LUAS PENAMPANG (mm2)

    Tabel 1.5 Luas Tulangan Besi

    Tabel 1.6 Luas Tulangan Besi per Meter Panjang Plat

  • 23

  • 24

  • 25

  • 26

  • 27

  • 28

  • 29

  • 30