Smart Solution Un Matematika Sma 2014 (Full Version - Free Edition)
Full Version
-
Upload
iambtwiam03 -
Category
Documents
-
view
257 -
download
0
Transcript of Full Version
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Direktorat Metrologi salah satu perusahaan milik negara yang berada di
bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri diberi tugas untuk
mengamankan ketentuan-ketentuan dimaksud dengan sebaik - baiknya yaitu dengan
jalan memberikan pelayanan dibidang kemetrologian kepada masyarakat luas dalam
rangka tertib UTTP di dalam perdagangan yang berhubungan dengan satuan - satuan,
cara - cara, atau metode - metode pengukuran alat - alat ukur, timbangan dan
perlengkapannya (UTTP), serta peraturan - peraturan pelengkap yang ditetapkan
dalam pengawasan dan kebenaran pengukuran.
Selain itu, Direktorat Metrologi selaku salah satu perusahan milik negara
memiliki tugas untuk mengelola asset - asset perusahaan berupa Barang Milik Negara
(BMN). Tata cara pengelolaan BMN dapat berupa Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan, dan Pemindahtanganan. Penghapusan sebagai salah satu bentuk
pengelolaan BMN sangatlah perlu dilakukan, karena untuk menindaklanjuti keadaan
BMN yang sudah mulai berkurang umur ekonomisnya. Selain itu juga sebab-sebab
lain yang diperkirakan menjadi penyebab dilakukannya penghapusan, antara lain
misalnya hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, mencair, terkena bencana alam,
rusak berat, dan cacat berat serta terkena dampak dari terjadinya force majeure.
Peraturan mengenai tata cara pengelolaan BMN disebutkan di dalam PMK 96 tahun
2007, akan tetapi masih saja terjadi penyimpangan – penyimpangan yang terjadi
dalam pengelolaan BMN. Misalnya saja sekarang masih ada Barang Milik Negara
yang penghapusannya tidak ada prosedur yang jelas.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui mengenai Tata
Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara. Maka penulis mengambil judul
2
”TATA CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK
NEGARA PADA DIREKTORAT METROLOGI BANDUNG”.
1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek
Adapun ruang lingkup Kerja Praktek yang dilakukan berhubungan dengan
Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara adalah :
1. Merekapitulasi Laporan Barang Milik Negara/Laporan Kebutuhan Barang
berdasarkan surat permintaan dari dinas yang membutuhkan Barang Milik
Negara tersebut.
2. Membuat form standar persediaan.
3. Menginput keadaan barang ke dalam Sistem Informasi Manajemen dan
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK - BMN).
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah :
1. Mengetahui prosedur Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang
Milik Negara pada Direktorat Metrologi.
2. Mengetahui pengendalian internal (internal control) yang dilakukan
oleh Metrologi terhadap sistem penghapusan Barang Milik Negara
(BMN).
1.3.2 Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan, antara lain :
1. Bagi Penulis
Mengetahui bagaimana prosedur Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan
Barang Milik Negara pada Direktorat Metrologi.
3
Menambah pengetahuan penulis mengenai ketentuan - ketentuan
Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara pada Direktorat
Metrologi.
Menambah pengalaman dan wawasan penulis mengenai dunia kerja yang
sesungguhnya.
2. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan
untuk dapat memperbaiki dan mengoptimalkan pada prosedur Tata Cara
Penghapusan Barang Milik Negara.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah
pengetahuan kepada masyarakat dan pihak lain yang membutuhkan akan
prosedur Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan
informasi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dalam
bidang kajian yang sama.
1.4 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Studi lapangan
Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal ini, penulis ikut langsung
dalam jam kerja penuh (full time) mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan prosedur Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.
4
Adapun teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah
sebagai berikut :
a.Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung kepada bagian kepegawaian
khususnya bagian rumah tangga serta perlengkapan atas Barang Milik
Negara pada Direktorat Metrologi.
b. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dan tanya jawab secara lisan kepada bagian
- bagian yang dianggap relevan untuk kepentingan penulisan.
2. Studi Literatur
Merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
data secara teoritis dengan mempelajari buku-buku dan buku referensi lain
yang dianggap perlu dan berkaitan dengan materi laporan.
1.5 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Perusahaan
1.5.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Direktorat Metrologi adalah institusi yang menangani kegiatan metrologi
legal di bawah Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen
Perdagangan. Metrologi Legal ( Legal Metrology atau Metrologie Legale )
adalah metrologi yang berhubungan dengan satuan-satuan, cara-cara, atau
metode-metode pengukuran alat-alat ukur, timbangan dan perlengkapannya
(UTTP), serta peraturan-peraturan pelengkap yang ditetapkan dalam
pengawasan dan kebenaran pengukuran.
Kegiatan metrologi legal di Indonesia secara resmi dimulai sejak tahun
1923 yaitu mulai diberlakukannya Ordonansi Tera 1923, tanggal 2 Februari
1923, yang kemudian setelah mengalami beberapa kali perubahan dan
5
terakhir adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi
Legal, tanggal 1 April 1981.
Secara kronologis sejarah perkembangan Direktorat Metrologi dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Tanggal 23 Februari 1923, Ordinansi Tera 1923 Stbl No. 57 berlaku,
bersamaan dengan dibentuknya Diesnt Van Het Ijkwesen ( Jawatan Tera ),
masa transisi pelaksanaan undang-undang adalah 10 tahun.
2. Tanggal 1 Januari 1928, Ordonansi Tera 1928 Stbl No. 255 berlaku antara
lain merubah masa transisi pelaksanaan Ordonansi Tera 1923 menjadi 15
tahun.
3. Tanggal 1 Januari 1938, dilenyapkannya secara hukum sistem ukuran-
ukuran lama (kuno) di Indonesia.
4. Tanggal 12 Juli 1949, Ordonansi Tera 1949 Stbl No. 175 berlaku sebagai
ganti undang-undang tera sebelumnya yang perlu disempurnakan sesuai
perkembangan zaman.
5. Tanggal 21 Desember 1954, nama Jawatan Tera diganti menjadi Jawatan
Metrologi dengan pertimbangan antara lain tugas Jawatan Tera tidak
hanya pekerjaan menera dan menera ulang ukuran-ukuran dan timbangan
yang digunakan dunia perniagaan, tetapi pekerjaannya meluas sampai
lapangan pekerjaan penyelidikan mengenai teknik mengukur atas dasar
pengetahuan dan perniagaan.
6. Tanggal 12 November 1962, nama Jawatan Metrologi diganti menjadi
Direktorat Metrologi.
7. Tanggal 11 September 1968, nama Direktorat Metrologi diganti menjadi
Direktorat Metrologi, Standarisasi, dan Normalisasi.
8. Tanggal 29 Mei 1975, nama Direktorat Metrologi, Standarisasi, dan
Normalisasi diganti kembali menjadi Direktorat Metrologi.
6
9. Tanggal 1 April 1981, Ordonansi Tera 1949 diganti dengan Undang-
Undang No. 2 tahun 1981 dengan pertimbangan perkembangan Sistem
Internasional.
Indonesia menjadi anggota Organisasi Internasional do Metrologie
Legale (OIML) sejak tahun 1960 dan menjadi anggota Asia Pasific Legal
Metrologi Forum (APLMF) sejak pembentukannya pada tahun 1994.
1.5.2 Visi, Misi, Motto dan Tujuan Perusahaan
1.5.2.1 Visi
Visi Direktorat Metrologi Bandung yaitu “Terwujudnya system
metrologi legal yang efektif guna meningkatnya daya saing barang dan
jasa serta perlindungan produsen dan konsumen di era pasar global”.
1.5.2.2 Misi
Pada dasarnya misi merupakan penjabaran dari visi yang lebih
aplikabel sifatnya, yaitu sebagai pedoman untuk implementasi secara
pragmatis dari kebijakan yang akan diambil dalam rangka pencapaian
tujuan dan sasaran pelaksanaan program.
Dalam proses mewujudkan visi tersebut di atas maka misi
Direktorat Metrologi Bandung adalah:
1. Mengembangkan sarana, kelembagaan, dan pelayanan serta
meningkatkan kerjasama kemetrologian.
2. Mengembangkan dan membina sarana dan prasarana standar ukuran
dan laboratorium kemetrologian.
3. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana teknik
kemetrologian.
4. Meningkatkan dan mengembangkan jumlah dan mutu SDM
kemetrologian berbasis kompetensi.
7
5. Meningkatkan dan mengembangkan pengawasan dan penyuluhan
kemetrologian.
1.5.2.3 Motto
Motto Direktorat Metrologi Bandung yaitu “Bancana Prakarana
Pralaya Kapradana”, yang berarti “Mengurangi Takaran/Ukuran
Menghilangkan Kepercayaan”.
1.5.2.4 Tujuan
Tujuan Direktorat Metrologi Bandung dalam periode 2004 sampai
dengan 2009 adalah sebagai berikut:
1. Memberdayakan laboratorium, tenaga fungsional teknis dan non teknis
di seluruh Indonesia untuk pelaksanaan Undang-Undang Metrologi
Legal.
2. Membentuk lembaga metrologi nasional.
3. Melakukan kerjasama baik nasional maupun internasional.
4. Mengembangkan SDM yang berbasis kompetensi.
5. Mengembangkan sarana dan prasarana metrologi legal.
6. Menyusun dan mengimplementasikan peraturan di bidang metrologi
legal.
7. Melaksanakan pelayanan kemetrologian.
1.5.3 Aktivitas Utama Perusahaan
Kelembagaan Direktorat Metrologi sebagai institusi penanggung jawab
dalam penyelenggaraan kemetrologian yang sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 01/M-DAG/PER/3/2005, tanggal 5
Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perdagangan.
Disebutkan dalam peraturan tersebut tugas Direktorat Metrologi adalah
“melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, standarisasi dan
8
bimbingan teknis, pengawasan serta evaluasi di bidang kemetrologian” (Pasal
197).
Selain itu dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
197, Direktorat Metrologi menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana dan kerjasama
kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium kemetrologian, teknik
kemetrologian, sumber daya manusia kemetrologian, serta pengawasan dan
penyuluhan kemetrologian;
b. Penyiapan perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang
sarana dan kerjasama kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium
kemetrologian, teknik kemetrologian, sumber daya manusia kemetrologian,
serta pengawasan dan penyuluhan kemetrologian;
c. Pelaksanaan bimbingan dan pelaksanaan teknis di bidang sarana dan
kerjasama kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium kemetrologian,
teknik kemetrologian, sumber daya manusia kemetrologian, serta
pengawasan dan penyuluhan kemetrologian;
d. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan di bidang sarana dan kerjasama
kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium kemetrologian, teknik
kemetrologian, sumber daya manusia kemetrologian, serta pengawasan dan
penyuluhan kemetrologian;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. (Pasal 198).
Dalam melaksanakan dan mengoptimalisasikan tugas pokok dan
fungsinya, Direktorat Metrologi dibantu oleh :
a. Sub Direktorat Sarana dan Kerjasama Kemetrologian
b. Sub Direktorat Standar Ukuran dan Laboratorium Kemetrologian
c. Sub Direktorat Teknik Kemetrologian
d. Sub Direktorat Sumber Daya Manusia Kemetrologian
e. Sub Direktorat Pengawasan dan Penyuluhan Kemetrologian
9
f. Sub Bagian Tata Usaha
g. Unit Pelaksana Teknis yang terdiri dari :
1) Balai Pengujian UTTP berdasarkan Permendag No :
28/M-Dag/Per/12/2005;
2) Balai Laboratorium Standardisasi Nasional Satuan Ukuran berdasarkan
Permendag No : 27/M-Dag/Per/12/2005;
3) Balai Standardisasi Metrologi Legal di Medan berdasarkan Permendag
No : 29/M-Dag/Per/12/2005 sebagaimana diubah dengan Permendag
No : 44/M-Dag/Per/12/2006;
4) Balai Standardisasi Metrologi Legal di Makassar berdasarkan Permendag
No : 29/M-Dag/Per/12/2005 sebagaimana diubah dengan Permendag
No : 44/M-Dag/Per/12/2006;
5) Balai Standardisasi Metrologi Legal di Banjarmasin berdasarkan
Permendag No : 44/M-Dag/Per/12/2006;
6) Balai Standardisasi Metrologi Legal di Yogyakarta berdasarkan
Permendag No : 44/M-Dag/Per/12/2006;
1.6 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan
1.6.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Direktorat Metrologi menganut sistem lini. Hal ini
disebabkan karena hubungan antar bagian melalui garis lurus. Garis lurus
tampak dari kebijaksanaan dan kekuasaan yang langsung dari atas ke bawah
dan garis pertanggungjawaban dari bawah ke atas, sehingga dengan tegas dapat
diketahui apa tugasnya dan kepada siapa seseorang itu bertanggung jawab,
maka kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam struktur organisasi Direktorat Metrologi pada
Lampiran 1.
10
Struktur organisasi Direktorat Metrologi terdiri dari:
a. Sub Direktorat Sarana dan Kerjasama Kemetrologian
Kepala Seksi Piranti Kemetrologian
Kepala Seksi Kerjasama Kemetrologian
b. Sub Direktorat Standar Ukuran dan Laboratorium Kemetrologian
Kepala Seksi Standar Alat Ukur Massa, Listrik, Tekanan dan Suhu
Kepala Seksi Standar Alat Ukur Arus, Panjang dan Volume
c. Sub Direktorat Teknik Kemetrologian
Kepala Seksi Massa, Alat Ukur Listrik, Tekanan dan Suhu
Kepala Seksi Alat Ukur Arus, Panjang dan Volume
d. Sub Direktorat Sumber Daya Manusia Kemetrologian
Kepala Seksi Fasilitasi Tenaga Fungsional dan Pegawai Berhak
Kepala Seksi Fasilitasi Tenaga Non Fungsional Kemetrologian
e. Sub Direktorat Pengawasan dan Penyuluhan Kemetrologian
Kepala Seksi Pengawasan dan Penyuluhan Alat Ukur, Takar, Timbang
dan Perlengkapannya (UTTP)
Kepala Seksi Pengawasan dan Penyuluhan Barang Dalam Keadaan
Terbungkus (BDKT)
f. Sub Bagian Tata Usaha
1.6.2 Deskripsi Jabatan
Tugas pokok dan fungsi serta uraian tugas adalah sebagai berikut :
1. Direktur Metrologi
Mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, standarisasi dan bimbingan teknis, pengawasan serta
evaluasi di bidang kemetrologian.
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Direktur Metrologi
mempunyai fungsi :
11
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana dan kerjasama
kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium kemetrologian,
teknik kemetrologian, sumber daya manusia kemetrologian serta
pengawasan dan penyuluhan kemetrologian;
b. Penyiapan perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur di
bidang sarana dan kerjasama kemetrologian, standar ukuran dan
laboratorium kemetrologian, teknik kemetrologian, sumber daya
manusia kemetrologian serta pengawasan dan penyuluhan
kemetrologian;
c. Penyiapan bimbingan dan pelaksanaan teknis di bidang sarana dan
kerjasama kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium
kemetrologian, teknik kemetrologian, sumber daya manusia
kemetrologian serta pengawasan dan penyuluhan kemetrologian;
d. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan di bidang sarana dan
kerjasama kemetrologian, standar ukuran dan laboratorium
kemetrologian, teknik kemetrologian, sumber daya manusia
kemetrologian serta pengawasan dan penyuluhan kemetrologian;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha rumah tangga Direktorat.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan,
rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat serta kearsipan Direktorat
Metrologi.
Dalam rangka menjalankan tugas tersebut diatas, Kepala Sub Bagian
Tata Usaha Mempunyai Uraian tugas sebagai berikut :
1. Menghimpun dan memahami peraturan perundang – undangan dan
ketentuan lainnya yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan
tugas;
12
2. Mengkoordinasikan penyusunan rencana, program kepegawaian, dan
mengumpulkan serta mengolah data kepegawaian untuk penyusunan
Daftar Unit Kepangkatan (DUK), Daftar Susunan Pegawai (DSP),
Data Kekuatan Pegawai Kenaikan Pangkat, Ujian Dinas Pegawai,
Daftar Riwayat Hidup (DRH), Pensiun Pegawai, dan Data
Kepegawaian lainnya;
3. Mengkoordinasikan persiapan surat – surat usulan Kenaikan
Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala (GKB), Cuti Pelaksanaan Tugas,
Ujian Dinas, KARIS, KARSU, KARPEG, SATYA LENCANA,
Diklat, Mutasi/Pindah, Hukuman Disiplin, Pensiun dan surat – surat
lainnya;
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan keuangan, gaji pegawai
meliputi Daftar Gaji, Kenaikan Gaji, Membayar Gaji, Pemberhentian
Pembayaran Gaji, Taspen, Transport, dan urusan keuangan lainnya;
5. Mengkoordinasikan persiapn dan penyusunan perhitungan anggaran
belanja per bulan, per kode kegiatan / MAK dan menyusun laporan
pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan DIPA dan RKAKL;
6. Mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kegiatan di
bidang anggaran pada Direktorat;
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan perlengkapan dan inventaris
kantor yang meliputi pengadaan dan pendistribusian serta
pemeliharaan peralatan inventaris kantor pada Direktorat, pencatatan
barang inventaris (DIR / KIB), serta Laporan Inventaris Perawatan
dan Pemeliharaan barang inventaris / gedung;
8. Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan administrasi surat menyurat;
9. Mengkoordinasikan penghimpunan dan pemeliharaan arsip surat
kepegawaian, keuangan, perlengkapan / inventaris dan surat lainnya;
13
10. Memantau pelaksanaan tugas bawahan urusan administrasi
kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat
menyurat serta kearsipan Direktorat Metrologi;
11. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
urusan ketatausahaan / kepegawaian, keuangan, perlengkapan /
inventaris / rumah tangga / surat menyurat dan kearsipan Direktorat;
12. Membantu Direktur Metrologi untuk kelancaran dalam membina,
melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan
Keuangan Negara Direktorat;
13. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh
atasan.
14
BAB II
HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK DAN
PEMBAHASAN
2.1 Hasil Kerja Praktek
2.1.1 Prosedur Penghapusan Barang Milik Negara di Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri Direktorat Metrologi Bandung
Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar
barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau
Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada
dalam penguasaannya. Jenis – jenis penghapusannya sendiri ada berbagai macam
cara, diantaranya adalah dengan Tindak Lanjut Penjualan dan Tindak Lanjut Selain
Penjualan. Sedangkan untuk prosedur penghapusan BMN yang dilaksanakan di
Direktorat Metrologi Bandung adalah Penghapusan dengan Tindak Lanjut Penjualan.
Penjualan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara kepada pihak
lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang. Untuk dilakukan Penjualan
diperlukan adanya pertimbangan – pertimbangan yang menjadi alasan Barang Milik
Negara tersebut akan dijual, yaitu :
1. Dalam rangka optimalisasi Barang Milik Negara yang berlebih atau idle;
2. Karena secara ekonomis lebih menguntungkan bagi Negara.
Ada dua jenis cara Penjualan Barang Milik Negara, yaitu :
a. Melalui Lelang;
b. Tanpa Melalui Lelang.
Sedangkan yang dilakukan oleh Metrologi Bandung adalah dengan melalui
lelang. Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan penghapusan BMN pada Direktorat
Metrologi Bandung :
15
1. Pendataan barang – barang yang akan dihapuskan, lalu dibuat rekapitulasinya
oleh Bagian Umum Subbag TU.
2. Setiap Unit/Satker Es. I, II, dan III mengajukan usulan penghapusan BMN
secara berjenjang kepada Sekretariat Jendral Perdagangan Dalam Negeri Cq.
Biro Keuangan.
3. Usulan Penghapusan yang telah lengkap disampaikan ke Biro Keuangan
untuk diproses lebih lanjut.
4. Biro Keuangan membuat surat Sekretaris Jenderal tentang Permohonan
Usulan Penghapusan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
5. Apabila usulan disetujui maka dikeluarkan surat persetujuan dari Menteri
Keuangan Cq. Dirjen Kekayaan Negara Departemen Keuangan.
6. Dengan dasar surat persetujuan tersebut, maka biro keuangan menerbitkan
konsep Surat Keputusan Menteri Perdagangan.
7. Surat Keputusan Menteri Perdagangan yang telah ditandatangani Sekretaris
Jenderal a.n. Menteri Perdagangan disampaikan kepada unit yang
mengusulkan penghapusan untuk ditindaklanjuti ke kantor lelang.
8. Tindak lanjut penghapusan tersebut dijual dengan cara lelang melalui kantor
lelang negara.
9. Copy Risalah Lelang dan SSBP disampaikan kepada Sekjen Cq. Biro
Keuangan.
2.1.2 Unit Organisasi Yang Terlibat dalam Aktivitas Penghapusan BMN
Dalam hal ini dikarenakan di dalam metrologi unit yang terkaitnya hanya satu
yaitu Subbag TU (bagian umum), terutama bagian yang bertanggung jawab atas
pengelolaan BMN, bagian ini bertugas :
Melakukan pendataan BMN yang akan dihapuskan dan membuat
rekapitulasinya.
Membuat surat pengajuan usulan penghapusan BMN kepada Sekretariat Jendral
Perdagangan Dalam Negeri Cq. Biro Keuangan.
16
2.1.3 Dokumen Catatan dan Laporan Yang Digunakan
1. Surat Keputusan Panitia Keputusan (Asli);
2. Berita Acara (BA) penilaian / penelitian panitia penghapusan dan lampiran
BA kendaraan tersebut yang ditandatangani oleh panitia penghapusan;
3. Foto copy STNK / BPKB dileggalisir oleh kepala bagian tata usaha unit yang
bersangkutan;
4. Foto copy Daftar Inventaris Ruangan (DIR) yang dilegalisir oleh pimpinan
unit/satker;
5. Surat Rekomendasi kondisi kendaraan yang kan dihapus dari DLLAJ
setempat dan dilegalisir oleh kepala bagian tata usaha unit yang bersangkutan
(Asli);
6. Foto copy Kartu Inventaris Barang (KIB) yang dilegalisir oleh pimpinan unit
/ satker;
7. Foto copy Laporan Tahunan (LT) Kendaraan yang akan dihapus;
8. Foto kendaraan yang akan dihapuskan (tampak depan, belakang, samping
kanan dan kiri);
9. Surat Pernyataan pimpinan unit / satker yang menyatakan dengan dihapuskan
kendaraan operasional tersebut tidak mengganggu kelancaran tugas
operasional sehari-hari;
2.1.4 Aktivitas Kerja Praktek
Penulis melaksanakan kerja praktek di Direktorat Metrologi Bandung dimulai
pada tanggal 20 April sampai dengan tanggal 22 May 2009. Penulis melaksanakan
kerja praktek sesuai dengan waktu operasional perusahaan yaitu dari hari Senin
sampai Jumat, dimulai pada pukul 07.30 WIB sampai 16.00 WIB dengan waktu
istirahat pada pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Selama melaksanakan kerja
praktek, penulis ditempatkan di Subbag TU. Adapun pekerjaan – pekerjaan yang
penulis lakukan selama kerja praktek ialah sebagai berikut :
17
1. Merekapitulasi daftar kehadiran karyawan.
2. Mengarsipkan surat – surat pegawai ke dalam foldernya masing – masing.
3. Merekapitulasi Laporan Barang Milik Negara/Laporan Kebutuhan Barang.
4. Membuat form standar persediaan.
5. Menginput keadaan barang ke dalam Sistem Informasi Manajemen dan
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK - BMN).
6. Memverifikasi data pembebanan belanja dengan melihat SPM – SP2D tahun
2008.
7. Menyusun folder – folder karyawan secara alfabetis.
8. Merekapitulasi daftar kehadiran (cuti) pegawai untuk tahun 2009.
9. Membuat daftar kehadiran (cuti) pegawai tahun 2009.
10. Membuat Daftar Urut Kepangkatan (DUK) berdasarkan keadaan selama bulan
April.
11. Memperbanyak bukti – bukti perjalanan dinas.
2.2 Pembahasan
Berikut ini adalah Dasar – Dasar Hukum yang melandasi tindakan
Penghapusan Barang Milik Negara :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4335);
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 4609);
18
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan
Barang Milik Negara;
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
01/M-DAG/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Perdagangan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
34/M-DAG/PER/8/2007;
Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
211/M-DAG/KEP/4/2006 tentang Penunjukan Pejabat Yang Diberi
Wewenang Untuk Dan Atas Nama Menteri Perdagangan Menandatangani
Keputusan Mengenai Penghapusan Barang-Barang Milik/Kekayaan Negara
Dari Daftar Inventaris Departemen Perdagangan;
Menurut UU No 1 Tahun 2004 pasal 1 butir 10 BMN adalah semua barang
yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah. BMN dimaksud dapat berada di semua tempat, tidak terbatas hanya yang ada
pada kementerian/lembaga, namun juga yang berada pada Perusahaan Negara dan
BHMN atau bentuk-bentuk kelembagaan lainnya yang belum ditetapkanstatusnya
menjadi kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkan terhadap BMN yang statusnya
sudah ditetapkan menjadi kekayaan Negara yang dipisahkan diatur secara terpisah
dari ketentuan ini.
PP Nomor 6 tahun 2006 pada dasarnya merupakan penyatuan peraturan -
peraturan mengenai pengelolaan BMN yang telah ada sebelumnya, mengatur hal-hal
yang belum tertampung dalam peraturan-peraturan yang ada sebelumnya, dan
memberikan landasan hukum yang lebih kuat agar tertib administrasi dan tertib
pengelolaan BMN dimaksud dapat diwujudkan. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Barang
milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau
19
berasal dari perolehan lainnya yang sah. Sedangkan pada pasal 2 ayat (2) BMN
dirinci dalam 4 bagian, yaitu :
a) barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/sejenisnya;
b) diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak;
c) diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang;
d) diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
Untuk barang-barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN dapat lebih
mudah identifikasinya sebagai bagian dari BMN. Sedangkan untuk barang-barang
yang berasal dari perolehan yang sah perlu adanya batasan yang lebih jelas, mana
yang termasuk sebagai BMN. Dalam hal ini, batasan pengertian barang-barang yang
berasal dari perolehan yang sah adalah barang-barang yang menurut ketentuan
perundangundangan, ketetapan pengadilan, dan / atau perikatan yang sah ditetapkan
sebagai Barang Milik Negara.
20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Untuk itu diperlukan
adanya pengelolaan BMN. Penghapusan sebagai salah satu bentuk pengelolaan BMN
sangatlah perlu dilakukan, karena untuk menindaklanjuti keadaan BMN yang sudah
mulai berkurang umur ekonomisnya.
Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan penghapusan BMN pada Direktorat
Metrologi Bandung :
1. Pendataan barang – barang yang akan dihapuskan.
2. Membuat rekapitulasi barang – barang yang akan dihapuskan.
3. Menyusun Surat mengenai Usulan Penghapusan BMN disertai hasil dari
pendataan BMN kepada Sekretaris Direktorat Jendral Perdagangan Dalam
Negeri.
4. Jika disetujui, maka surat tersebut akan diberikan kepada Direktur Jendral
Perdagangan Dalam Negeri.
5. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jendral Kekayaan Negara. Cq Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang untuk menentukan apakah barang
tersebut akan dijual melalui pelelangan atau tidak.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilakukan penulis di Direktorat Metrologi
Bandung, ada beberapa saran yang dapat penulis berikan dan diharapkan dapat
memberikan masukan yang bermanfaat terutama bagi perusahaan :
a. Menambang jumlah pegawai untuk lebih mengevisienkan tugasnya terutama
dalam bagian yang mengurusi BMN.
21
b. Perusahaan harus mengevaluasi setiap prosedur penghapusan BMN dari mulai
pemerikasaan kondisi BMN hingga pada saat akan dilaksanakannya penghapusan
BMN tersebut.