fslogaritma
-
Upload
eka-denny-franata-tarigan -
Category
Documents
-
view
8 -
download
2
description
Transcript of fslogaritma
Sejarah Fungsi Logaritma
Alasan utama ditemukannya logaritma oleh John Napier (1550 –
1617) adalah efisiensi dalam operasi hitung perkalian, pembagian,
pemangkatan, dan penarikan akar. Mengingat belum ada alat
bantu hitung seperti kalkulator dan komputer, maka untuk
mengalikan dua bilangan 7 angka memerlukan waktu yang cukup
lama. Dengan menggunakan logaritma, kita cukup melakuakn
operasi penjumlahan, yang dapat dikerjkan dengan mudah dan
cepat.
Napier memerlukan waktu kerja selama 20 tahun sebelum
mempublikasikan metode logaritma hasil penemuannya. Logaritma
Napier menggunakan basis 0,9999999. Hasil kerja napier ini
dipublikaskan oleh Henry Brigss, seorang profesor geometri di
Universitas Oxford, Inggris. Napier dan Briggs kemudian
mendiskusikan pengembangan dan perbaikan metode tersebut. Henry
Briggslah yang mengusulkan logartima dengan basis 10 dan memberi
istilah karakteristik dan mantisa untuk baian bulat dan bagian
desimal logaritma suatu bilangan.
Grafik Fungsi Logaritma
Di awal Bab sebelumnya telah dibahas bahwa fungsi eksponen ax
naik untuk a > 1 dan turun untuk 0 < a < 1. Pada kedua kasus
tersebutt, az adalah fungsi eksponen adalah fungsi logaritma.
Definsi
Jika x > 0, a > 0 dan a ≠ 1, maka
Y = alog x, jika dan hanya jika a = ay
Fungsi logaritma dengan bilangan pokok a dinyatakan sebagai
f(x) = alog x
Dengan definisi tersebut memudahkan kita untuk melukiskan grafik
fungsi logaritma.
PERSAMAAN & PERTIDAKSAMAANFUNGSI LOGARITMA
Persamaan Logaritma
Berikut ini adalah bebeapa contoh persamaan logaritma
a. 3log x + 3log (x + 1) = 3log 2
b. 2log (2x – 3) + 4 = 2log (2x – 8)
c. xlog (5x3 – 4) = xlog x5
d. 5log2 x - 5log x3 + 2 = 0
Untuk menyelesaikan persamaan logaritma digunakan
beberapa sifat logaritma yang telah kita pelajari di kelas X
A. Persamaan Logaritma Berbebtuk alog f(x) = alog p
Untuk menyelesaikan persamaan alog f(x) = alog p,
dimana a> 0, a ≠ 1, dan f(x), p > 0 dapat kita gunakan
sifat :
alog f(x) = alog p <==> f(x) = p
B. Persamaan Logaritma Berbentuk alog f(x) = alog
g(x)
Untuk menyelesaikan persamaan alog f(x) = alog g(x),
dimana a> 0, a ≠ 1, dan f(x), g(x) > 0 dapat kita
gunakan sifat :
alog f(x) = alog g(x)<==> f(x) = g(x)
C. Persamaan Logaritma yang Dapat Dinyatakan
dengan Persamaan Kuadrat
Persamaan logaritma dengan bentuk umum sebagai
berikut, A alog2 f(x) + B alog f(x) + C = 0, a > 0, a ≠ 1, dan
f(x) > 0 serta A, B, C € R
Memiliki penyelesaian persamaan yang hampir sama
dengan penyelesain eksponen yang dapat dinyatakan
menjadi persamaan kuadrat.
D. Persamaan Logartima Berbentuk h(x)log f(x) = h(x)log
g(x)
Untuk menyelesaikan persamaan h(x)log f(x) = h(x)log g(x),
dimana h(x) > 0, h(x) ≠ 1, dan f(x), g(x) > 0 dapat kita
gunakan sifat :
h(x)log f(x) = h(x)log g(x)<==> f(x) = g(x)
Pertidaksamaan Logartima
Perhatikan Gambar 7.11 berikut ini :
Untuk gambar 7.11 (a)
½log ¼ = 2, sedangkan ½ log ½ = 1
Ternyata :
½log ¼ < ½log ½ tetapi ¼ < ½
Analog :
Jika ½log 2 > ½ log 8 maka 2 < 8
Secara umum, diambil kesimpulan sebagai berikut.
Untuk 0 < a < 1,
Jika alog x1 > alog x2
, maka x1 < x2
Untuk gambar 7.11 (b)
2log 4 = 2, sedangkan 2 log 16 = 4
Ternyata :
2log 4 < 2log 16 dan 4 < 16
Analog :
Jika 2log 2 < 2 log 32 maka 2 < 32
Secara umum, diambil kesimpulan sebagai berikut.
Untuk a > 1,
Jika alog x1 > alog x2
, maka x1 < x2