Frozen Shoulder

24
Laporan Praktek Klinik Rumah Sakit Hikmah Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Aktifitas Fungsional Lengan Atas Kanan Akibat Perlengketan Kapsul Shoulder Oleh: SRI RAHAYU KARIM PO.713241071042

description

ft pada frozen shoulder

Transcript of Frozen Shoulder

Page 1: Frozen Shoulder

Laporan Praktek KlinikRumah Sakit Hikmah

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Aktifitas Fungsional Lengan Atas Kanan Akibat Perlengketan Kapsul

Shoulder

Oleh:

SRI RAHAYU KARIMPO.713241071042

POLTEKKES DEPKES MAKASSAR JURUSAN FISIOTERAPI

TAHUN 2009

Page 2: Frozen Shoulder

BAB I

PENDAHULUAN

Banyak orang mengeluh tentang “tidak bisa menyisir rambut, tidak bisa

memasang BH, tidak bisa mengambil dompet dari saku belakang”.karena rasa nyeri

yang hebat sewaktu melakukan gerakan-gerakan tersebut. Dan biasanya bukan hanya

rasa nyeri yang dirasakan, tetapi juga ada keterbatasan gerak sendi bahu ketika

gerakan di sendi glenohumeral dilakukan. Istilah untuk semua gangguan pada sendi

bahu yang menimbulkan nyeri dan pembatasan lingkup gerakan disebut Frozen

shoulder.

Pada sendi glenohumeral terdapat banyak jaringan, baik jaringan miofasial

maupun jaringan tulang yang berpotensi untuk terkena gangguan. Pembatas lingkup

gerakan di sendi bahu akibat gangguan miofasial sering dikelompokkan juga dalam

frozen shoulder, sehingga termasuk di dalamnya Bursiris Akromialis, Tendinitis

Supraspinatus, Tendinitis Bisipitalis, yang tepatnya digolongkan dalam kelompok

periarthritis.

Pembagian Frozen shoulder :

1. Periarthritis

a. Tendinitis Supraspintus

b. Tendinitis Bisipitalis

c. Bursitis Akromialis

Page 3: Frozen Shoulder

2. Kapsulitis Adehesive

Penderita kapsulitis adhesive juga menyajikan keluhan yang sama seperti pada

penderita periarthritis, yaitu tidak dapat menyisir rambut karena nyeri dan bagian di

depan samping bahu. Nyeri pada daerah tersebut terasa jika lengan digerakkan secara

aktif, ini berarti bahwa gerakan aktif dibatasi nyeri. Tetapi bila gerakan pasif

diperiksa, maka ternyata gerakan tersebut pun terbatas karena adanya sesuatu yang

disebabkan oleh perlengketan. Bila diperiksa, maka nyeri yang dirasakan bagian

depan dan samping bahu menjalar ke lipatan siku dan ke permukaan anterior lengan

bawah serta ke daerah otot pectoralis

Keterbatasan sendi bahu (kaku pada bahu) dikaitkan dengan kapsula adhesive

secara langsung disebabkan oleh :

1. Causa Primair

a. Pengerutan / atropi dari hampir seluruh atau sebagian kapsula sendi

glenohumeral pada bagian anterior dan caudal

b. Perlengketan antara kapsula sendi jaringan lunak disekitarnya

c. Penurunan tingkat elastisitas kapsula sendi

2. Causa Sekundair

a. Adanya nyeri saat sendi diupayakan bergerak / digerakkan (mobilisasi)

b. Kelemahan otot di sekitar bahu

Keadaan bahu seperti di atas dapat diawali dengan tendinitis Supraspinatus /

Bisipitalia atau Bursitis Acromialis, karena tidak diobati dan gerakan di sendi bahu

Page 4: Frozen Shoulder

yang menimbulkan nyeri tidak dilatih, maka lama kelamaan menimbulkan

perlengketan.

Frozen shoulder dapat terjadi selain karena gangguan miofisial “rotator cuff”,

dapat pula dikarenakan oleh Diabetes Melitus, “disuse” dari sendi bahu yang sering

terjadi pada stroke / Hemiparese / Hemiplegia, Immobilisasi (fraktur, dislokasi,

operatif). Kebanyakan penderita frozen shoulder adalah wanita yang umur di atas 40

tahun.

Page 5: Frozen Shoulder

BAB II

ANATOMI FISIOLOGI

Glenohumeral Joint (Shoulder Joint) dibentuk oleh caput humeri yang bersendi

dengan cavitas glenoidalisyg dangkal. Glenohumeral joint termasuk sendi ball and

socket joint, tetapi merupakan sendi yang paling bebas pada tubuh manusia.

Caput humeri yang berbentuk hampir setengah bola, memiliki area permukaan

3-4 kali lebih beasar dari pada fossa glenoidalis scapula yang dangkal sehingga

memungkinkan mobilitas yang tinggi pada shoulder.

Fossa glenoidalis diperkuat oleh sebuah bibir / Labrum Fibrokartilago yang

mengelilingi tepi fossa, disebut dengan”Labrum Glenoidalis”. Labrum ini dapat

membantu menambah stabilitas glenohumeral joint. Bagian atas kapsul diperkuat

oleh ligament coracohumeral dan bagian anterior kapsula yang diperkuat oleh 3

serabut ligament glenuhomeral yang lemah (Ligamen glenohumeral superior, middle

dan inferior)

Ada 4 tendon otot yang memperkuat kapsula sendi yaitu subscapularis,

supaspinatus, infrapinatus dan teres minor, yang dikenal dengan “rotator cuff” dan

juga dibantu oleh kontribusi terhadap gerakan rotasi humerus, dan keempat

tendonnya membentuk collageneus cuff di sekitar sendi shoulder (membungkus

shoulder pada sisi superior, posterior dan anterior). Ketegangan dari rotator cuff

muscle dapat menarik caput humerus ke arah fossa hlenoidalis sehingga memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap stabilitas sendi.

Page 6: Frozen Shoulder

Glenohumeral joint merupakan sendi yang paling mobile karena menghasilkan

gerakan dengan 3 DKG (Fleksi-Ekstensi, Abduksi-Adduksi, Endorotasi-Eksorotasi)

dan sirkumdaksi. Pada gerakan fleksi-ekstensi terjadi artrokinematika yaitu spin,

gerakan abduksi-adduksi terjadi gerakan arthrokinematika yaitu cauda-cranial slide,

gerakan eksorotasi-endorotasi terjadi gerakan arthrokine matikan yaitu ventral-dorsal

slide.

Page 7: Frozen Shoulder

BAB III

PATOLOGI TERAPAN

Frozen Shoulder Akibat Tendinitias Supraspinatus

Otot supraspinatus dengan tendonnya sering menjadi korban pekerjaan atau

trauma. Karena bekerja terlampau berat dan berkepanjangan dengan lengan yang

harus mengangkat (kontraksi isotonik) atau harus mendorong, menyangga (kontraksi

isometric) dan sebagainya, maka otot-otot rotator cuff bisa mengalami gangguan dan

kerusakan.

Tendinitis supraspinatus ini disebabkan oleh kerusakan akibat gesekan atau

penekanan yang berulang-ulang dan berkepanjangan oleh tendon otot biceps dalam

melakukan gerakan ekstensi lengan dan ke depan. Tendon otot supraspinatus dan

tendon otot biceps bertumpang tindih dalam melewati terowongan yang dibentuk oleh

caput humeri yang dibungkus oleh capsul sendi glenohumeral sebagai lantainya, dan

ligamentum ccoracoacromialis serta akromiom sebagai atapnya. Adakalanya berkus

neurovakuler yang mendampingi tendon otot supraspinatus ikut terjebak,s ehingga

terjadi ischemia otot supraspinatus.

Adanya gerakan atau penekanan yang berulang-ulang akan diikuti dengan

“proses peradangan akut” proses peradangan akan ditandai dengan nyeri dan oedema

pada sendi baku, diikuti spasme otot sekitar shoulder dan fuctional lesa. Jika terjadi

proses peradangan fisiologi maka dalam 3 minggu keadaan ini menjadi baik, tetapi

jika berubah menjadi proses patologi maka akan terjadi proses peradangan berlanjut

Page 8: Frozen Shoulder

yang ditandai dengan adanya; deformity, disability, atropi, oedema dan nyeri yang

terjadi pada daerah bahu.

1. Frozen / Kaku / Keterbatasan Gerakan Glenohumeral Joint

Pada tahap regenerasi (4 hari – 3 minggu) tidak berjalan sebagaimana

mestinya, maka nosisensorik tetap meninggi (proses radang terus berlanjut)

penderita sulit bergerak karena nyeri bahu, jaringan parut yang dihasilkan tidak

maksimal terulur, selain itu akibat proses peradangan kronis suplai makanan

berkurang sehingga terjadi atropi atau kematian jaringan pada kapsula sendi.

Kapsula menjadi mengerut terjadi perlengketan dan berkurang elastisitasnya.

Atropi biasanya terjadi pada hampir seluruh sisi kapsula (dominan anterior dan

caudal) yang ditandai dengan gerakan eksorotasi dan abduksi paling sering

terbatas.

2. Nyeri Bahu / Pain

Proses peradangan yang berlanjut bisa diakibatkan proses regenerasi

jaringan tidak terjadi. Nosisensorik tetap peka dengan NAR yang rendah.

Keadaan ini menyebabkan setiap pergerakan di bahu menimbulkan nyeri / sakit

gerak. Nyeri akan dirasakan pada C3-C4 sehingga otot-otot yang dipersafinya bisa

mengalami spasme seperti : M. Deltoid, M. Supra / Infra, M. Teres Minor, yang

berakibat menambah frozen shoulder

Page 9: Frozen Shoulder

3. Atropi otot dan Kelemahan pada M. Deltoid, Supra / Infra

Keadaan kronis pada bahu yang berulang dari 4 hari / 2-3 minggu ke atas

menyebabkan otot tidak dapat digunakan secara baik. Akibat nyeri, spasme pada

Frozen, otot cenderung tidak digunakan, akibatnya sifat fisiologi otot menurun.

Serabut otot (myofibril) mengalami atropi sehingga fleksibilitas dan

ekstensibilitas menurun. Atropi secara langsung berdampak pack fungsi motor

unit saraf motorik yang bertanggung jawab sehingga kekuatan otot akan menurun.

Page 10: Frozen Shoulder

BAB IV

STATUS KLINIK

A. Data-Data Medis Rumah Sakit

Diagnosa : Frozen shoulder

Catatan klinis : -

Pemeriksaan Fisioterapi

1. Anamnesis

a. Umum

Nama : Hj.Haslinda

Umur : 51 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : BTN Minasa Upa Blok M2 no 2

b. Khusus

Keluhan utama : Kaku dan nyeri

Lokasi keluhan : bahu bagian kanan

Sifat keluhan : Terlokalisir

Kapan terjadi : 6 bulan yang lalu

RPP : awalnya muncul rasa sakit secara tiba-tiba kemudian

Pasien jarang menggerakkan bahunya utamanya

Page 11: Frozen Shoulder

yang sebelah kanan sehingga terjadi perlengketan

dan nyeri tekan.

2. Inspeksi

a. Statik

- Bahu dalam keadaan asimetris (bahu kanan lebih rendah daripada bahu

kiri)

b. Dinamis

Pasien sulit memasang dan membuka BRA

Palpasi :

- nyeri tekan pada M.Deltoideus pars anterior

- tidak ada oedem

- suhu pada shoulder normal

3. Pemeriksaan Fungsi

a. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

1. aktif

Fleksi : Nyeri

Ekstensi : Nyeri.

Endorotasi : Tidak nyeri

Exorotasi : Nyeri.

Abduksi : Nyeri

Adduksi : Tidak nyeri

Page 12: Frozen Shoulder

2. Pasif

Fleksi : Nyeri

Ekstensi : Tidak nyeri

Endorotasi : Tidak nyeri

Exorotasi : Nyeri

Abduksi : Nyeri

Adduksi : Tidak nyeri

3. TIMT

Fleksi : Nyeri

Ekstensi : Nyeri

Endorotasi : Tidak nyeri

Exorotasi : Nyeri

Abduksi : Nyeri

Adduksi : Nyeri

4. Pemeriksaan Spesifik

a. Yergason Test

Tujuan : untuk mengetahui adanya tendinitis bisipitalis

Teknik : Pasien memfleksikan elbow sampai 90° dan supinasi lengan

bawah, lalu pasien melakukan gerakan lateral rotasi lengan melawan

tahanan.

Hasil : Nyeri +

Page 13: Frozen Shoulder

b. Apley Scratch Test

Tujuan : untuk mengetahui adanya kapsulitis adesive dan tendinitis

bisipitalis pada bahu.

Teknik : Pasien diminta menggaruk di daerah sekitar angulus medialis

scapula dengan tangan sisi kontralateral melewati belakang kepala.

Hasil : Nyeri +

c. Pemeriksaan VAS

Hasil : 7

d. ADL Test

a. Menyisir rambut

Hasil : Tidak nyeri

b. Memasang tali BRA

Hasil : Nyeri

c. Mengambil dompet di kantong belakang

Hasil : Tidak nyeri

d. ROM test

Fleksi 110° - 125°-135°

Ekstensi 45°

Adduksi 45°

Abduksi 70-°90°-115°

Page 14: Frozen Shoulder

e. Pengukuran Nyeri

VAS

___________________________________0 5 7 10

Hasilnya : 7

B. Diagnosa

Gangguan aktivitas fungsional dextra akibat nyeri dan keterbatasan gerak sendi

pada kondisi Frozen shoulder .

C. Problematik Fisioterapi

1. Nyeri pada sendi bahu saat lengan kanan digerakkan

2. Spasme otot deltoideus pars anterior

3. Keterbatasan gerak sendi akibat nyeri dan kekakuan

D. Peranan Fisioterapi

1. Tujuan

a. Jangka Panjang

Mengembalikan dan memaksimalkan kapasitas fisik dan kemampuan

fungsional penderita

b. Jangka Pendek

-mengurangi nyeri

Page 15: Frozen Shoulder

-menambah ROM

-memperbaiki ADL

E. Intervensi Fisioterapi

- US

Teknik : Posisi pasien tidur bed, kemudian tranduser diberi baby oil dan

tranduser digosokkan pada daerah bahu pasien dengan teknik transversal

maupun longitudinal.

Dosis :

F : 3 x seminggu

I : 1 MHz

T : Kontak langsung

T : 10 menit

Traksi-Translasi

Teknik : Pasien tidur dalam posisi comfortable, pasien rilex sepenuhnya

kemudian Ftis menarik shoulder tepatnya caput humeri ke arah

latero ventro cranial.

Strengthening

Teknik : Pasien tidur terlentang dalam posisi comfortable dan diberi

penguatan otot-otot bahu.

F : 3 x seminggu

I : Toleransi pasien

Page 16: Frozen Shoulder

T : Aktif asisted

T : 8x hitungan dengan 3x repetisi

F. Evaluasi

1. Sesaat

Pasien nampak lelah dan kesakitan namun nyeri sedikit berkurang dan ada

penambahan luas gerak sendi sebesar 5

2. Berkala

Setelah beberapa kali terapi ada perkembangan yaitu nyeri berkurang, dan

ROM bertambah

FOLLOW UP

Page 17: Frozen Shoulder

No Hari/tanggal Problematik Intervensi Evaluasi1.

2.

Selasa,06-10-09

Kamis,15-10-09

- Nyeri- Keterbatasan ROM- Kelemahan otot- Gangguan ADL lengan kanan

- Nyeri- Keterbatasan ROM- Kelemahan otot- Gangguan ADL lengan kanan

- US- Exercise terapi- Strengthening-Traksi translasi

- Nyeri- Keterbatasan ROM- Kelemahan otot- Gangguan ADL lengan kanan

- VAS 7,0- Ada peningkatan ROM:* Shoulder-Fleksi:1250

-Ekstensi: 450

-Abd : 900

-Add : 450

- VAS 6,2- Ada peningkatan ROM:* Shoulder-Fleksi:1350

-Ekstensi: 450

-Abd : 1150

-Add : 450

LEMBAR PENGESAHAN

Page 18: Frozen Shoulder

Laporan praktek klinik ini, atas nama Sri Rahayu Karim, NIM

PO.713.241,071.042 dengan judul “ Penatalaksanaan Fisioterapi pada

Gangguan Fungsional Lengan Kanan Atas Post Trauma Shoulder” telah

disetujui untuk dipergunakan sebagai syarat praktek klinik di RS Hikmah

Makassar.

Makassar, Oktober 2009

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Susanti S.ST.Ft M.Nurdin T,S.Pd.S.ST.Ft.M.Si