Frenektomi Untuk Perbaikan Gigi Tiruan Penuh Konvensional Rahang Atas Yang Problematik Pada Pasien...

download Frenektomi Untuk Perbaikan Gigi Tiruan Penuh Konvensional Rahang Atas Yang Problematik Pada Pasien Lanjut Usia

of 5

description

Journal Translate

Transcript of Frenektomi Untuk Perbaikan Gigi Tiruan Penuh Konvensional Rahang Atas Yang Problematik Pada Pasien...

Frenektomi untuk perbaikan gigi tiruan penuh konvensional rahang atas yang bermasalah pada pasien lanjut usia: laporan kasusFrenulum labial dan bukal rahang atas dianggap sebagai struktur anatomi normal dalam rongga mulut. Namun, ini dapat muncul dalam bentuk perlekatan fibrous yang tebal dan lebar dan/atau terletak dekat puncak residual ridge, sehingga mengganggu perluasan batas gigi tiruan yang tepat yang mengakibatkan stabilitas gigi tiruan, retensi, dan kepuasan pasien yang rendah. Laporan kasus ini menekankan pada pemeriksaan klinis dan rencana perawatan yang menginstruksikan bedah preprostetik sebelum pembuatan gigi tiruan penuh konvensional yang beru. Kepuasan pasien yang adekuat dengan gigi tiruan ini dapat meningkat dengan signifikan setelah frenektomi.KATA KUNCI: Frenektomi; Bedah preprostetik; Gigi tiruan penuh; Rencana perawatan; Kepuasan pasienPENDAHULUANJumlah pasien yang membutuhkan gigi tiruan penuh rahang atas dan/atau bawah akan terus meningkat akibat meningkatnya jumlah populasi orang berusia lebih dari 55 tahun. Diperkirakan bahwa hampir 40 juta pasien di Amerika Serikat tidak bergigi. Sebelum masa implan, terapi gigi tiruan penuh merupakan pilihan satu-satunya bagi pasien yang tak bergigi. Normalnya, banyak jumlah pasien yang menunjukkan kepuasan penuh degnan penggunaan gigi tiruan dan jika ada keluhan, biasanya berhubungan dengan gigi tiruan rahang bawah. Dilaporkan bahwa kepuasan pasien dengan gigi tiruan penuh sering berkaitan dengan kualitas gigi tiruan, namun tidak terdapat bukti yang jelas mengenai hubungan kepuasan pasien dengan jaringan pendukung gigi tiruan atau kondisi fisik rongga mulut. Kurangnya kepuasan pasien dengan gigi tiruan penuh telah dihubungkan dengan penyesuaian pasien yang kurang baik dan karena itu, perawatan menggunakan implan meningkatkan tingkat kepuasan mereka secara keseluruhan. Kemampuan untuk menyesuaikan keadaan baru lebih sulit bagi pasien lanjut usia (65 tahun dan lebih).Pemeriksaan pasien dengan teliti dan rencana perawatan yang tepat memiliki peran yang penting dalam kualitas gigi tiruan. Pemeriksaan intraoral dapat menunjukkan kondisi tak menguntungkan yang dapat membutuhkan bedah prostetik sebelum dimulainya perawatan. Frenulum rahang atas dianggap sebagai faktor yang memperumit dalam pembuatan gigi tiruan. Frenulum yang bermasalah yaitu frenulum yang besar dengan dasar yang lebar yang berpindah dekat puncak residual ridge. Karena itu, deteksi dan pembedahan lebih awal frenulum seperti ini akan memastikan hasil perawatan dengan gigi tiruan penuh yang lebih memuaskan. Selain frenulum yang besar yang menjadi faktur pengganggu resistensi dan retensi gigi tiruan, takik (notch) yang besar yang biasanya dibutuhkan untuk menampung frenulum tersebut dianggap sebagai cleavage point. Karena itu, notch ini dianggap bertanggung jawab untuk fraktur banyak gigi tiruan. Tujuan laporan kasus ini yaitu untuk menunjukkan hasil pencapaian kepuasan pasien lanjut usia dengan gigi tiruan penuh rahang atas yang dihasilkan dari pemeriksaan, rencana perawatan dan bedah prostetik (frenektomi) yang benar.LAPORAN KASUSPria berusia 83 tahun datang ke klinis spesialis prostodontik untuk meningkatkan gigi tiruan penuh rahang atas dan/atau membuat gigi tiruan baru dengan atau tanpa penggunaan implan. Pasien dirujuk ke klinik prostodontik oleh mahasiswa prasarjana Karen keluhan pasien yang berulang mengenai retensi dan stabilitas gigi tiruan penuh rahang atas yang kurang. Pasien sehat dengan hipertensi yang terkontrol. Protesa yang sudah ada yang dibuat oleh mahasiswa prasarjana setahun sebelumnya, meliputi gigi tiruan penuh rahang atas dan sebagian lepasan transisional rahang bawah kelas I Kennedy modifikasi 1 yang dibuat setelah ekstraksi gigi insisivus bawah, yang menyisakan hanya 2 kaninus rahang bawah dan premolar satu. Pasien tidak senang dengan protesa yang ada, dan tidak terlalu puas dengan gigi tiruan yang sebelumnya dibuat oleh dokter giginya empat tahun yang lalu. Keluhan utamanya dengan protesa pertama dan kedua sebagian besar yaitu gigi tiruan penuh rahang atas goyang saat dia berbicara. Beberapa kali relining hard dan soft telah dilakukan dalam beberapa tahun untuk meningkatkan retensi dan stabilitas gigi tiruan penuh rahang atas yang ada. Karena keterbatasan keuangan pasien, dia ingin menghindari terapi implan jika gigi tiruan yang baru dengan retensi dan resistensi yang adekuat dapat dibuat.Pada pemeriksaan rahang atas, frenulum bukal kanan dan kiri tampak tebal/beberapa pita fibrous yang terlihat seperti bentuk kipas dan labial frenulum juga dianggap rendah dan terletak dekat dengan puncak residual ridge (Gambar 1). Vestibulum dianggap dangkal karena anatomi frenulum; selain itu, semua jaringan lunak tampak dalam batas normal. Ridge alveolar tampak lebar, membulat dan tertutup jaringan lunak. Pasien diinformasikan mengenai keadaan frenulumnya dan dikatakan juga bahwa itu dapat menjadi faktor penyebab keluhannya dan kelonggaran gigi tiruan rahang atasnya. Karena itu, disarankan pada pasien untuk membedah frenulum dengan prosedur frenektomi sebelum dibuat gigi tiruan yang baru. Selain itu, diinformasikan pula bahwa jika rasa kurang nyamannya terus berlanjut pada gigi tiruan yang baru, maka akan dipertimbangkan terapi implan. Sebelum pasien dirujuk ke dokter bedah mulut, soft liner yang ada pada gigi tiruan penuh rahang atas dikeluarkan dan dilakukan reline hard baru (Flexacryl Hard, Lang Dental Mfg. Co, Inc.,Wheeling, IL, USA). Gambar 2 menunjukkan bahwa dibutuhkan jumlah pembebasan yang banyak (notch labial dan bukal) untuk menampung frenulum setelah prosedur relining. Setelah hard relining, penilaian klinis oklusi dan dimensi vertikal untuk protesa lepasan yang ada sudah adekuat. Namun, saat kunjungan pasien berikutnya pasien tetap mengeluhkan mengenai kelonggaran gigi tiruan rahang atasnya pada waktu lain saat dia berbicara. Selanjutnya pasien dirujuk ke dokter bedah mulut untuk melakukan frenektomi. Pada saat kunjungan itu, dokter prostodontik juga ada untuk menggunakan gigi tiruan yang ada sebagai stent untuk mendukung dan stabilisasi perlekatan jaringan pada posisi yang baru. Karena adanya frenulum yang lebar dan vestibulum yang dangkal, dokter bedah mulut memutuskan untuk melakukan frenektomi menggunakan teknik Z-plasty karena kegunaannya pada keadaan ini dimana pembuangan frenulum dan pemanjangan vestibulum secara bersama-sama dapat dicapai. Saat eksisi frenulum dan pendalaman vestibulum secara bersamaan dengan teknik Z-plasty selesai, dan setelah penjahitan akhir, bahan reline soft gigi tiruan (Co-comfort, GC America, Inc., Alsip, IL, USA) ditempatkan pada gigi tiruan yang ada dan dimasukkan dengan hati-hati ke dalam mulut pasien. Border molding dengan hati-hati dilakukan sebelum gigi tiruan dikeluarkan dari dalam mulut dan kemudian bahan reline yang berlebih dipangkas di sekitar tepi. Menurut protokol yang disarankan sebelumnya, pasien diinstruksikan untuk tetap memasang gigi tiruan untuk 24 jam termasuk waktu tidur dan untuk meminimalkan pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan saat tahap awal penyembuhan (biasanya 3-5 hari pertama). Jahitan dikeluarkan setelah 7 hari. Saat minggu pertama dan kedua setelah pembedahan, bahan reline soft digantikan dengan bahan yang baru dua kali. Pada minggu ketiga setelah pembedahan digunakan bahan reline berbeda (Coe-Soft, GC America, Inc.) dan ditempatkan di sana selama 3 minggu berikutnya. Pembuatan gigi tiruan penuh tetap dimulai enam minggu setelah prosedur bedah frenektomi.Rehabilitasi seluruh mulut pasien diperoleh setelah rencana perawatan yang dianjurkan dan perawatan yang dibuat sesuai dengan rekomendasi umum dalam teks dan literatur untuk menghasilkan terapi prostodontik seperti ini.DISKUSITemuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa kualitas gigi tiruan dan kondisi fisik mulut memiliki pengaruh yang sedikit pada kepuasan pasien pengguna gigi tiruan, harus diartikan dengan hati-hati, karena peneliti lain menyatakan bahwa adanya notch gigi tiruan yang besar untuk menampung frenulum yang tebal akan mengganggu penutupan/segel batas gigi tiruan yang menyebabkan masuknya udara dan kehilangan retensi. Selain itu, laporan klinis ini menunjukkan adanya kepuasan pasien setelah peningkatan kualitas jaringan pendukung. Benar bahwa lanjut usia dapat menyebabkan peningkatan kesulitan untuk menyesuaikan dengan gigi tiruan, namun, dokter prostodontik harus mempertimbangkan keluhan pasien lanjut usia mengenai gigi tiruannya sebagai keluhan yang masuk akal kecuali dibuktikan sebaliknya pada pemeriksaan yang teliti jaringan pendukung dan evaluasi gigi tiruan yang ada. Sebagian besar pasien tak bergigi melaporkan kepuasan yang adekuat dengan gigi tiruan mereka. Beberapa pasien dengan keluhan terus-menerus digolongkan sebagai pasien yang benar-benar sulit menyesuaikan karena mereka memiliki kualitas jaringan penyangga gigi tiruan yang baik dan menerima perawatan yang adekuat/tepat.Saat era implan, bedah preprostetik telah diabaikan oleh banyak dokter prostodontik dan saat dibutuhkan peningkatan retensi dan stabilitas gigi tiruan, biasanya dapat dicapai dengan implan gigi. Namun, dokter prostodontik harus mengingat bahwa: 1) tidak semua pasien dapat menerima terapi implan, khususnya pasien lanjut usia karena status ekonomi yang terbatas; 2) sering dengan bedah preprostetik saja cukup untuk meningkatkan retensi dan stabilitas gigi tiruan; dan 3) Hilderup menyatakan bahwa banyak kondisi klinis, khususnya rahang atas, tidak dapt ditangani hanya dengan implan. Kombinasi bedah preprostetik dan implan dapat memecahkan masalah yang keduanya tidak dapat tangani sendiri. Laporan kasus ini mendukung bahwa bedah preprostetik sering berguna untuk peningkatan gigi tiruan penuh di masa depan, sehingga mencegah pasien untuk melalui perawatan dengan implan gigi yang lebih mahal dan menghabiskan waktu.

Gambar 1. Gambaran sebelum perawatan. A: Tampak ekstra oral menggunakan protesa yang ada, B: Intra oral tampak lateral kiri gigi tiruan penuh, C: Tampak oklusal rahang atas menunjukkan frenulum bukal rendah dan tebal (gambar panah)Gambar 2. Gigi tiruan rahang atas pasien setelah hard relining. A: Tampak lateral kanan, B: Tampak depan, C: Tampak lateral kiri. Perhatikan daerah pembebasan yang signifikan (notch labial dan bukal) yang dibutuhkan untuk menampung frenulum yang rendah dan tebal.Gambar 3. Gigi tiruan rahang atas yang baru dibuat setelah frenektomi. A: tampak lateral kanan, B: Tampak depan, C: Tampak lateral kiri. Perhatikan peningkatan perluasan tepi gigi tiruan dibandingkan dengan yang ditunjukan pada Gambar 2.Gambar 4. Tampilan setelah perawatan. A: Tampak ekstra oral menggunakan protesa yang baru dibuat, B:Tampak intra oral lateral kanan gigi tiruan penuh.