Fraud Atribut, standar, dan kode etik Akuntansi Forensik

3
Forensic Accountant: Atribut, Standar, dan Kode Etik A. Atribut Seorang Akuntan Forensik 1. Pertama menghindari pengumpulan fakta dan data yang berlebihan secara prematur. Identifikasi lebih dahulu siapa pelakunya. 2. Kedua fraud auditor harus mampu membuktikan “niat pelaku melakukan kecurangan”. 3. Ketiga,seorang auditor harus kreatif,berpikir seperti pelaku fraud,jangan dapat ditebak. 4. Keempat,auditor harus tahu bahwa banyak kecurangan dilakukan dengan persekongkolan. 5. Kelima,dalam memilih strategi untuk menemukan kecurangan dalam ininvestigasi proaktif. Dari nasihat tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. a) Dari awal upayakan menduga siapa pelaku. b) Fokus pada pengambilan bukti dan barang bukti untuk pengadilan. c) Kreatif, jangan dapat ditebak. d) Investigator harus memiliki intuisi yang tajam untuk merumuskan teori mengenai persengkongkolan. e) Kenali pola fraud. B. Karakteristik Seorang Pemeriksa Fraud 1. Pemeriksa fraud harus memiliki kemampuan yang unik. Kemampuan untuk memastikan kebenaran dari fakta yang dikumpulkan dan kemudian melaporkan fakta-fakta itu secara akurat dan tepat. 2. Memiliki kepribadian yang menarik dan mampu memotivasi orang lain untuk membantunya. 3. Memiliki kemampuan teknis untuk mengerti konsep-konsep keuangan dan mampu untuk menarik kesimpulan. C. Kualitas Akuntan Forensik 1. Kreatif, 2. Rasa ingin tahu, 3. Tak mudah menyerah, 4. Memiliki akal sehat, 5. Business sense, dan 6. Percaya diri

description

Fraud Atribut, standar, dan kode etik Akuntansi Forensik

Transcript of Fraud Atribut, standar, dan kode etik Akuntansi Forensik

Page 1: Fraud Atribut, standar, dan kode etik Akuntansi Forensik

Forensic Accountant: Atribut, Standar, dan Kode Etik

A.    Atribut Seorang Akuntan Forensik

1. Pertama menghindari pengumpulan fakta dan data yang berlebihan secara prematur. Identifikasi lebih dahulu siapa pelakunya.

2. Kedua fraud auditor harus mampu membuktikan “niat pelaku melakukan kecurangan”.

3. Ketiga,seorang auditor harus kreatif,berpikir seperti pelaku fraud,jangan dapat ditebak.

4. Keempat,auditor harus tahu bahwa banyak kecurangan dilakukan dengan persekongkolan.

5. Kelima,dalam memilih strategi untuk menemukan kecurangan dalam ininvestigasi proaktif.

Dari nasihat tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.a) Dari awal upayakan menduga siapa pelaku.b) Fokus pada pengambilan bukti dan barang bukti untuk pengadilan.c) Kreatif, jangan dapat ditebak.d) Investigator harus memiliki intuisi yang tajam untuk merumuskan teori

mengenai persengkongkolan.e) Kenali pola fraud.

B.     Karakteristik Seorang Pemeriksa Fraud

1. Pemeriksa fraud harus memiliki kemampuan yang unik. Kemampuan untuk memastikan kebenaran dari fakta yang dikumpulkan dan kemudian melaporkan fakta-fakta itu secara akurat dan tepat.

2. Memiliki kepribadian yang menarik dan mampu memotivasi orang lain untuk membantunya.

3. Memiliki kemampuan teknis untuk mengerti konsep-konsep keuangan dan mampu untuk menarik kesimpulan.

C.    Kualitas Akuntan Forensik

1. Kreatif,2. Rasa ingin tahu,3. Tak mudah menyerah,4. Memiliki akal sehat,5. Business sense, dan6. Percaya diri

D.     Independen, Objektif, Dan SkeptisSikap tersebut  merupaka sikap yang harus melekat pada diri seorang auditor. Ketiganya

juga tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan akuntan forensik.E.     Kode Etik Akuntan Forensik     Kode etik ini berisi nilai-nilai luhur yang amat penting bagi eksistensi profesi. Profesi bias

eksis karena ada integritas (sikap jujur),rasa hormat dan kehoprmatan,dan nilai-nilai luhur lainnya yang menciptakan rasa percaya dari pengguna dan stackholders lainnya.

F.     Standar Audit Investigatif

Page 2: Fraud Atribut, standar, dan kode etik Akuntansi Forensik

1. Seluruh investigasi harus dilandasi praktik terbaik yang diakui2. Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-hatian sehingga bukti tadi dapat

diterima di pengadilan3. Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman,terlindungi dan diindeks

dan dijejak audit tersedia.4. Pastikan bahwa para investigator mengerti hak-hak asasi pegawai dan senantiasa

menghormatinya.5. Beban pembuktian ada pada yang menduga pegawainya melakukan kecurangan.6. Cakup seluruh subsatnsi investigasi7. Liput seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi.

STANDAR AKUNTANSI FORENSIK

Standart – 1 Seluruh investigasi harus di landasi praktek – praktek terbaik yang diakui ( accepted best practise). Istilah best practise sering dipakai dalam penetapan standart dalam istilah ini tersirat 2 hal. 1. adanya upaya membandingkan antara praktek – praktek yang ada dengan merujuk kepada yang terbaik pada saat itu. 2 , Upaya benchmarking dilakukan terus menerus untuk mencari solusi terbaik.Standart – 2 Kumpulkan bukti – bukti dengan prinsip – prinsip kehati – hatian ( due care) sehingga bukti-bukti tadi dapat diterima dipengadilan Standart-3Pastikan bahwa seluruh doumentasi dalam keadaan aman, terlindungi, dan di index; dan jejak audit tersedia. Dokumentasi ini diperlukan sebagai referensi apabila ada penyelidikan dikemudian hari untuk memastikan bahwa investigasi sudah dilakukan dengan benar. Referensi ini juga membantu perusahaan dalam upaya perbaikan cara-cara investigasi sehingga acccepted best practices yang dijelaskan diatas dapat dilaksanakan.Standart-4Perhatikan bahwa para investigator mengerti akan hak asasi pegawai dan senantiasa menghormatinya. Kalau investigasi dilakukan dengan cara yang melanggar hak asasi pegawai, yang bersangkutan dapat menuntut perusahaan dan investigatornya. Bukti-bukti yang sudah dikumpulkan dengan waktu dan biaya yang banyak, menjadi sia-sia. Standart-5ingatlah bahwa beban pembuktian ada pada perusahaan yang “ menduga “ pegawainya melakukan kecurangan, dan pada penuntut umum yang mendakwah pegawai terssebut, baik dalam kasus hukum administrative and pidana. Standart-6mencakup seluruh substansi investigasi dan “kuasai” seluruh target yang sangat kritis ditinjau dari segi waktu. Standart-7meliputi selurh tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk perencaaan, pengumpulan bukti, dan barang bukti, wawancara, kontak dengan pihak ke tiga , pengamanan yang bersifat rahasia