Frakture.

10
FRAKTUR Fraktur sebagai akibat dari trauma langsung dapat terjadi pada setiap tulang pembentuk tubuh tergantung dari penyebab dan mekanisme terjadinya trauma. Fraktur adalah suatu kondisi terputusnya kontinuitas dari jaringan tulang yang diakibatkan oleh trauma langsung atau tidak langsung maupun patologis. Fraktur dapat bersifat tunggal maupun multiple dimana pada fraktur ini dapat mengenai beberapa tulang yang terjadi secara bersamaan dan dapat menimbulkan beberapa macam masalah. Etiologi fraktur 1. Peristiwa trauma tunggal 2. Tekanan yang berulang-ulang 3. Kelemahan abnormal pada tulang atau fraktur patologi Fraktur akibat peristiwa trauma dibedakan menjadi dua : 1. Bila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah pada tempat yang terkena. Jaringan lunak juga pasti rusak. 2. Bila terkena kekuatan tidak langsung, tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu. Kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada. Kekuatan dapat berupa: Pemuntiran, yang menyebabkan fraktur spiral Penekukan, yang menyebabkan fraktur melintang

description

ok

Transcript of Frakture.

Page 1: Frakture.

FRAKTUR

Fraktur sebagai akibat dari trauma langsung dapat terjadi pada setiap tulang

pembentuk tubuh tergantung dari penyebab dan mekanisme terjadinya trauma. Fraktur adalah

suatu kondisi terputusnya kontinuitas dari jaringan tulang yang diakibatkan oleh trauma

langsung atau tidak langsung maupun patologis. Fraktur dapat bersifat tunggal maupun

multiple dimana pada fraktur ini dapat mengenai beberapa tulang yang terjadi secara

bersamaan dan dapat menimbulkan beberapa macam masalah.

Etiologi fraktur

1. Peristiwa trauma tunggal

2. Tekanan yang berulang-ulang

3. Kelemahan abnormal pada tulang atau fraktur patologi

Fraktur akibat peristiwa trauma dibedakan menjadi dua :

1. Bila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah pada tempat yang terkena. Jaringan

lunak juga pasti rusak.

2. Bila terkena kekuatan tidak langsung, tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang

jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu. Kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur

mungkin tidak ada. Kekuatan dapat berupa:

Pemuntiran, yang menyebabkan fraktur spiral

Penekukan, yang menyebabkan fraktur melintang

Penekukan dan penekanan, yang mengakibatkan fraktur yang sebagian melintang

tetapi disertai fragmen kupu-kupu yang berbentuk segitiga.

Kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang menyebabkan fraktur

oblik pendek.

Penarikan, dimana tendon atau ligamen benar-benar menarik tulang sampai terpisah.

Fraktur akibat kelelahan atau tekanan

Retak dapat terjafdi pada tulang akibat tekanan yang berulang-ulang. Paling sering ditemukan

pada tibia, fibula atau metatarsal terutama pada atlet, penari dan tentara yang berjalan

berbaris dalam jarak jauh.

Page 2: Frakture.

Fraktur patologis

Dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah, misalnya oleh tumor atau

kalau tulang itu sangat rapuh misalnya pada penyakit paget.

Jenis Fraktur

1. Fraktur complete

Tulang benar-benar patah menjadi dua fragmen atau lebih. Kalau fraktur bersifat

melintang, fragmen itu biasanya tetap di tempatnya setelah reduksi. Kalau bersifat oblik

atau spiral, fraktur cenderung bergeser dan berpindah lagi sekalipun tulang itu dibebat.

Fraktur kominutif adalah fraktur dengan lebih dari dua fragmen.

2. Fraktur incomplete

Dalam keadaan ini tulang terpisah secara tidak lengkap dan periosteum tetap menyatu.

Pada fraktur greenstick tulang bengkok (seperti ranting yang dipatahkan). Biasanya

ditemukan pada anak-anak karena tulangnya lebih elastis dibandingkan orang dewasa.

Reduksi biasanya mudah dan penyembuhannnya cepat. Fraktur kompresi terjadi bila

tulang yang berespon mengerut. Terjadi pada orang dewasa terutama dalam badan

vertebra. Reduksi tidak dapat dilakukan oleh karena itu harus segera dioperasi. Dan tidak

dapat dihindari adanya deformitas sisa.

Gambaran Klinik

Riwayat

Biasanya terdapat riwayat cedera diikuti dengan ketidakmampuan menggunakan tungkai

yang mengalami cedera. Tetapi fraktur tidak selalu terjadi di tempat cedera. Suatu pukulan

pada lutut dapat menyebabkan fraktur pada patella, condilus femur, batang femur bahkan

acetabulum. Umur pasien dan mekanisme cedera penting. Kalau fraktur terjadi akibat cedera

yang ringan, curigailah lesi patologis. Nyeri, memar dan bengkak adalah gejala yag paling

sering ditemukan, tetapi gejala ini tidak membedakan fraktur dari cedera jaringan lunak.

Deformitas jauh lebih mendukung.

Selalu tanyakan gejala cedera yang berkaitan: baal atau hilagya gerakan, kulit atau sianosis,

darah dalam urine, nyeri perut, hilkangnya kesadaran untuk sementara.

Tanyakan tentang cedera sebelumnya, yang dapat menyebabkan kebingungan bila hasil sinar

X dilihat. Kemudian riwayat medis umum perlu untuk anastesi dan pembedahan.

Page 3: Frakture.

Tanda-tanda umum

Penting untuk mencari bukti ada tidaknya :

1. Syok atau perdarahan

2. Kerusakan yang berhubungan dengan otak, medula spinalis atau viscera

3. Penyebab predisposisi misalnya penyakit paget

Tanda-tanda lokal

1. LOOK

Pembengkakan, memar dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting

adalah apakah kulit itu utuh. Kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan

fraktur, cedera itu terbuka (compound).

2. FEEL

Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur

untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah

keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.

3. MOVEMENT

Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk menanyakan

apakah pasien dapat menggerakan sendi-sendi di bagian distal dari cedera.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sinar – X

Pemeriksaan dengan sinar-X harus dilakukan. Dengan ketentuan ”Rules of Two” :

A. Dua pandangan

Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-X tunggal dan sekurang-

kurangnya harus dilakukan 2 sudut pandang (AP & Lateral/Oblique).

B. Dua sendi

Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur atau angulasi. Tetapi

angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah, atau suatu sendi

mengalami dislokasi. Sendi-sendi diatas dan di bawah fraktur keduanya harus disertakan

dalam foto sinar-X.

Page 4: Frakture.

C. Dua tungkai

Pada sinar-X anak-anak epifise dapat mengacaukan diagnosis fraktur. Foto pada tungkai

yang tidak cedera akan bermanfaat.

D. Dua cedera

Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari 1 tingkat. Karena itu

bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar-X pada pelvis

dan tulang belakang.

E. Dua kesempatan

Segera setelah cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, kalau ragu-ragu, sebagai akibat

resorbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian dapat memudahkan

diagosis.

Pencitraan Khusus

Kadang-kadang fraktur atau keseluruhan fraktur tidak nyata pada sinar-X biasa. CT atau MRI

mungkin merupakan satu-satunya cara yang dapat membantu.

TATA LAKSANA FRAKTUR

Trauma muskuloskeletal tidak mengubah urutan prioritas resusitasi (ABCDE), karena trauma

muskuloskeletal tidak boleh diabaikan atau ditangani terlambat.

Tata laksana fraktur dibagi menjadi :

A. Immobilisasi

B. Reduksi

Reduksi terbagi menjadi :

A. Reduksi tertutup

B. Reduksi terbuka

INDIKASI OPERASI

Pada fraktur femur anak, dilakukan terapi berdasarkan tingkatan usia. Pada anak usia baru

lahir hingga 2 tahun dilakukan pemasangan bryant traksi. Sedangkan usia 2-5 tahun

dilakukan pemasangan thomas splint. Anak diperbolehkan pulang dengan hemispica.

Page 5: Frakture.

Pada anak usia 5-10 tahun ditatalaksana dengan skin traksi dan pulang dengan hemispica

gips. Sedangkan usia 10 tahun ke atas ditatalaksana dengan pemasangan intamedullary nails

atau plate dan screw.

Untuk fraktur femur dewasa, tipe Femoral Head, prinsipnya adalah reduksi dulu dislokasi

panggul. Pipkin I, II post reduksi diterapi dengan touch down weight-bearing 4-6 minggu.

Pipkin I, II dengan peranjakan >1mm diterapi dengan ORIF. Pipkin III pada dewasa muda

dengan ORIF, sedangkan pada dewasa tua dengan endoprothesis. Pipkin IV diterapi dengan

cara yang sama pada fraktur acetabulum.

Tipe Femoral Neck, indikasi konservatif sangat terbatas. Konservatif berupa pemasangan

skin traksi selama 12-16 minggu. Sedangkan operatif dilakukan pemasangan pin, plate dan

screw atau arthroplasti (pada pasien usia >55 tahun), berupa eksisi arthroplasti,

hemiarthroplasti dan arthtroplasti total.

Fraktur Trochanteric yang tidak bergeser dilakukan terapi konservatif dan yang bergeser

dilakukan ORIF. Penanganan konservatif dilakukan pada supracondylar dan intercondylar,

femur atau proksimal tibia. Beban traksi 9 kg dan posisi lutut turns selama 12 minggu.

Sedangkan untuk intercondylar, untuk terapi konservatif, beban traksi 6 kg, selama 12-14

minggu.

Fraktur Shaft femur bisa dilakukan ORIF dan terapi konservatif. Terapi konsevatif hanya

bersifat untuk mengurangi spasme, reposisi dan immobilisasi. Indikasi pada anak dan remaja,

level fraktur terlalu distal atau proksimal dan fraktur sangat kominutif. Pada anak, Cast

bracing dilakukan bila terjadi clinical union.

KONTRA INDIKASI OPERASI

Pada pasien dengan fraktur terbuka, diperlukan debridement hingga cukup bersih untuk

dilakukan pemasangan ORIF. Kontraindikasi untuk traksi, adanya thromboplebitis dan

pneumonia. Atau pada pasien yang kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk operasi.

Page 6: Frakture.

KOMPLIKASI OPERASI

Komplikasi pada fraktur femur, termasuk yang diterapi secara  konservatif antara lain,

bersifat segera: syok, fat embolism, neurovascular injury seperti injury nervus pudendus,

nervus peroneus, thromboembolism, volkmann ischemic dan infeksi.

Komplikasi lambat: delayed union, non union, decubitus ulcer, ISK dan joint stiffness. Pada

pemasangan K-nail adventitious bursa, jika fiksasi terlalu panjang dan fiksasi tidak rigid jika

terlalu pendek.

MORTALITAS

Mortalitas berkaitan dengan adanya syok dan embolisme.

PERAWATAN PASCA BEDAH

Pasien dengan pemasangan traksi, rawat di ruangan dengan fasilitas ortopedi. Sedangkan

pada pasien dengan pemasangan ORIF, rawat di ruangan pemulihan, cek hemoglobin pasca

operasi.

FOLLOW UP

Untuk Follow up pasien dengan skeletal traksi, lakukan isometric exercise sesegera mungkin

dan jika edema hilang, lakukan latihan isotonik.

Pada fraktur femur 1/3 proksimal traksi abduksi >30˚ dan exorotasi. Pada 1/3 tengah posisi

abduksi 30˚ dan tungkai mid posisi, sedangkan pada 1/3 distal, tungkai adduksi < 30˚ dan

kaki mid posisi. Pada fraktur distal perhatikan ganjal lutut, berikan fleksi ringan, 15°.

Setiap harinya, perhatikan arah, kedudukan traksi, posterior dan anterior bowing. Periksa

dengan roentgen tiap 2 hari sampai accepted, kemudian tiap 2 minggu. Jika tercapai clinical

union, maka dilakukan weight bearing, half weight bearing dan non weight bearing dengan

jarak tiap 4 minggu.

Page 7: Frakture.

Sedangkan untuk follow up pasca operatif, minggu ke-1 –> hari pertama kaki fleksi dan

ektensi, kemudian minggu selanjutnya miring-miring. Minggu ke-2 jalan dengan tongkat dan

isotonik quadricep. Fungsi lutut harus pulih dalam 6 minggu.

Pada pasien anak, follow up dengan roentgen, jika sudah terjadi clinical union, pasang

hemispica dan pasien boleh kontrol poliklinik.