Fraktura Os Femur

9
FRAKTURA OS FEMUR Penyebab Patah pada tulang femur dapat disebabkan oleh trauma. Fraktura karena trauma dapat dibedakan menjadi dua, (1) fraktura os femur directa yaitu fraktura yang terjadi tepat di tempat trauma tersebut datang. (2) Fraktura os femur indirecta yaitu fraktur yang terjadi tidak tepat di tempat trauma tersebut datang. Secara umum penyebab fraktura dapat dibagi menjadi dua macam: 1. Penyebab ekstrinsik - Gangguan langsung: trauma yang merupakan penyebab utama terjadinya fraktura, misalnya tertabrak, jatuh dari ketinggian. - Gangguan tidak langsung: bending, perputaran, kompresi. 2. Penyebab intrinsik - Kontraksi dari otot yang menyebabkan avulsion fraktur, seperti fraktur yang sering terjadi pada hewan yang belum dewasa. - Fraktur patologis: penyakit sistemik, seperti neoplasia, cyste tulang, ricketsia, osteoporosis, hyperparatyroidism, osteomalacia. - Tekanan berulang yang dapat menyebabkan frakt Adapun faktor-faktor yang menunjang terjadinya fraktura os femur diantaranya adalah: Umur : Hewan yang berumur muda lebih mudah mengalami faktura dibandingkan hewan tua. Hal ini disebabkan tulang hewan muda lebih lunak konsistensinya dan masih banyak mengandung zat perekat. Sedangakan hewan tua mempunayai zat perekat sedikit sehingga konsistensi tulang- tulangnya menjadi keras. Gizi : Hewan yang begizi jelek akan lebih mudah mengalami fraktura dibandingkan hewan yang bergizi baik. Disamping pembentukan urat daging yang baik dari karbohidrat, protein dan lemak, pertumbuhan tulangnya juga akan lebih baik dengan cukupnya meneral dan vitamin yang dikonsumsi. Hewan yang kekurangan mineral, terutama yang berfungsi untuk komponen tulang seperti kalsium dan fosfor, maka tulangnya menjadi rapuh.

Transcript of Fraktura Os Femur

Page 1: Fraktura Os Femur

FRAKTURA OS FEMUR

Penyebab

Patah pada tulang femur dapat disebabkan oleh trauma. Fraktura karena trauma dapat

dibedakan menjadi dua, (1) fraktura os femur directa yaitu fraktura yang terjadi tepat di tempat trauma

tersebut datang. (2) Fraktura os femur indirecta yaitu fraktur yang terjadi tidak tepat di tempat trauma

tersebut datang. Secara umum penyebab fraktura dapat dibagi menjadi dua macam:

1. Penyebab ekstrinsik

- Gangguan langsung: trauma yang merupakan penyebab utama terjadinya fraktura, misalnya

tertabrak, jatuh dari ketinggian.

- Gangguan tidak langsung: bending, perputaran, kompresi.

2. Penyebab intrinsik

- Kontraksi dari otot yang menyebabkan avulsion fraktur, seperti fraktur yang sering terjadi pada

hewan yang belum dewasa.

- Fraktur patologis: penyakit sistemik, seperti neoplasia, cyste tulang, ricketsia, osteoporosis,

hyperparatyroidism, osteomalacia.

- Tekanan berulang yang dapat menyebabkan frakt

Adapun faktor-faktor yang menunjang terjadinya fraktura os femur diantaranya adalah:

Umur : Hewan yang berumur muda lebih mudah mengalami faktura dibandingkan hewan tua. Hal ini

disebabkan tulang hewan muda lebih lunak konsistensinya dan masih banyak mengandung zat

perekat. Sedangakan hewan tua mempunayai zat perekat sedikit sehingga konsistensi tulang-

tulangnya menjadi keras.

Gizi : Hewan yang begizi jelek akan lebih mudah mengalami fraktura dibandingkan hewan yang bergizi

baik. Disamping pembentukan urat daging yang baik dari karbohidrat, protein dan lemak, pertumbuhan

tulangnya juga akan lebih baik dengan cukupnya meneral dan vitamin yang dikonsumsi. Hewan yang

kekurangan mineral, terutama yang berfungsi untuk komponen tulang seperti kalsium dan fosfor, maka

tulangnya menjadi rapuh.

Page 2: Fraktura Os Femur

Tempat terjadinya trauma : Lebih mudah terjadi pada bagian tubuh hewan yang tidak diselaputi atau

sedikit sekali diselaputi urat daging dibandingkan tulang pada bagian tubuh yang dilindungi oleh urat

daging yang tebal.

Gejala klinis

Hewan yang mengalami patah tulang femur meperlihatkan gejala klinis,

pincang,pembengkakan, anemia, krepitasi, Rasa nyeri.

Pincang, terjadi karena persembuhan pada patah tulang yang tidak sempurna. Pincang pada hewan

liar atau hewan piara yang tidak mendapat perhatian dari pemiliknya, biasanya terjadi karena fraktura

ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Anemia, Suatu fraktura yang terbuka yang diikuti oleh perdarahan hebat, sehingga menyebabkan

hewan kehilangan banyak darah.

Demam, adanya kerusakan dalam tenunan dapat menggertak pusat pengatur panas sehingga dapat

menimbulkan demam (fibris). Gejala lain yang mengikuti biasanya lesu, frekuensi nadi meningkat dan

nafsu makan berkurang.

Krepitasi, adalah suara-suara yang dihasilkan oleh gesekan-gesekan dari segmen-segmen. Krepitasi

dapat dipakai untuk menentukan diagnosa suatu fraktura os femur.

Pembengkakan, terjadi akibat adanya reaksi tubuh terhadap fraktura. Di daerah terjadinya fraktura

terdapat perdarahan dan kerusakan jaringan tubuh. Sehingga terjadi reaksi pertahanan tubuh karena

kepingan-kepingan d i daerah tesebut dianggap benda asing atau adanya ifeksi sekunder oleh kuman-

kuman.

Rasa nyeri, akan timbul dengan spontan bila bagian yang mengalami fraktura digerakkan, sehingga

hewan yang mengalami patah tulang biasanya malas bergerak, karena kalau ia bergerak akan terasa

sakit atau nyeri. Rasa nyeri tersebut juga berguna untuk menentukan lokasi fraktura.

Teknik Diagnosa

-Anamnese

-Gejala klinis

-Rontgen

Page 3: Fraktura Os Femur

Dalam mendiagnosa fraktura os femur salah satu yang harus diperhatikan adalah anamnese dari

hewan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kejadian pada hewan yang menyebabkan adanya

fraktura dan memperhatikan gejala klinisnya. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.

Diagnosa dapat dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi pada daerah yang diperkirakan terjadinya

fraktura. Untuk mengembalikan tulang pada posisinya dan mestabilkan fraktur maka diperlukan

peneguhan diagnosa yaitu dengan melakukan X-ray (Rontgen). Evaluasi radiograph sangat

menentukan kesimpulan diagnosa, hal ini akan sangat menentukan untuk pemilihan cara terapi yang

tepat.

Gambaran X-Ray

A B

Gambar A & B : Fraktura os femur sebelum di operasi

C

D

Gambar C & D : Fraktura os femur setelah pemasangan pin (setelah operasi)

Page 4: Fraktura Os Femur

Terapi

“Operasi fraktura os femur”

Bahan dan alat yang digunakan.

Bahan:

Obat bius misalnya :Ketamin 10%, Xylazin 2%, alkohol 70%.

Iodine tincture 3%, antibiotik Penicillin Streptomycin.

Peralatan:

Stetoskop, termometer, alat pencukur, tali (handling), skalpel, pinset anatomis, pinset sirurgis, needle

holder, jarum, benang jahit, tang arteri, tampon, towel clamp, gunting (lurus tumpul, lurus tajam, lurus

bengkok), plestrer, pin.

Preparasi ruang operasi.

Ruangan operasi dibersihkan dan dilakukan desinfeksi ruangan operasi menggunakan

desinfektan dan fumigasi dengan formalin 10% dan KmnO4 1% (1:2) dan dibiarkan selama 15 menit.

Preparasi alat-alat operasi

Peralatan operasi dicuci dengan air sabun, disikat dan dibilas air lebih kurang 10 kali dengan air

hangat kemudian dikeringkan dengan lap bersih dan steril. Lalu dimasukkan ke wadah alat, ditutup kain

dan disterilkan menggunakan autoclave 121 oC selama 15 menit atau 100 oC selama 1 jam.

Pakaian dan perlengkapan operasi lainnya bersih dan dilipat lalu dibungkus kain dan

dimasukkan ke dalam autoclave 60 oC selama 30 menit.

Preparasi hewan

Hewan diperiksa lebih dahulu keadaan fisiknya. Lalu dibius menggunakan ketamin 10% dan

xylazin 2% secara intra muskular pada m. semitendinosus dan m. semimembranosus.

Preparasi operasi

Dilakukan pemasangan tutup kepala dan masker, melepas jam tangan, cincin dan perhiasan

lainnya (kuku harus pendek dan bersih), mencuci tangan dengan air hangat dan sabun kemudian

disikat dengan arah dari ujung kuku ke bawah lebih kurang 10-15 kali dari air mengalir, kemudian

Page 5: Fraktura Os Femur

dibilas dengan air lebih kurang 10 kali kemudian dilap dengan handuk yang sudah disterilkan hingga

kering dan bilas dengan alkohol 70%. Setelah selesai, memakai baju operasi dan sarung tangan.

Teknik pembedahan

Beberapa pendekatan dalam teknik pembedahan yang dapat dilakukan pada operasi

penanganan kasus fraktura os femur. Pendekatan ini dipilih berdasarkan tempat terjadinya patah pada

os femur tersebut.

Fraktura os femur

Pembedahan dilakukan dari sebelah lateral dengan membuat sayatan tepat dari trochanter

mayor condylus lateralis, kemudian juga disayat fascia femoris dengan m. tensor fascia lata. Dengan

kait luka perut dari m. biceps femoris ditarik ke kaudal dan perut dari m. vastus lateralis yang terletak

diprofundal dari m. tensor fascia latae ditarik ke cranial, maka sebagian besar dari os femur akan

nampak. Dengan demikian pemasangan aparat fiksasi dapat dikakukan.

Bulu pada daerah femur dan sekitarnya sampai bersih dengan menggunakan clipper. Kulit pada

daerah lateral femur disayat mengikuti sumbu panjang os femur kira-kira 5-7 cm. Tensor fascia latae

yang menutupi daerah cranial biceps femoris disayat untuk dapat menjangkau M. biceps femoris dan

vastus lateralis. Kedua otot tersebut lalu dikuakkan ke kranial dan kaudal untuk dapat menjangkau os

femur. Os femur dipotong secara transversal untuk kemudian dipasang bone pin.

Bone pin dimasukkan ke dalam sumsum tulang (medulla) femur ke bagian atas terlebih dahulu,

lalu dilakukan toggling untuk memasukkan bone pin ke dalam medulla os femur bagian bawah dari

fraktur. Setelah os femur mengalami reposisi dan fiksasi dilakukan penjahitan pada bagian otot yang

tersayat. Lalu daerah kulit juga dijahit, dan bekas sayatan diberikan iodium tincture 3% dan ditutup

dengan kasa steril. Kemudian hewan diinjeksi antibiotik.

Fraktura os femur proksimalis

Metode operasi yang digunakan adalah pemasangan bone pin dan bone wire. Pertama-tama

sayatan dilakukan pada kulit di daerah paha lateral. Sayatan dilakukan sejajar dengan os femur,

dengan panjang sayatan lebih kurang 3 cm. Setelah kulit terbuka, otot-otot yang berada dibawahnya

seperti M. biceps femoris dikuakkan tepat diatas os femur, hal ini dilakukan untuk meminimalisir

kerusakan jaringan. Setelah dikuakkan, dicari posisi tulang yang mengalami fraktur. Setelah tulang

yang mengalami fraktur terlihat, tulang dikuakkan dengan pengungkit. Pada kedua sisi oblique tulang

yang fraktur dilakukan sedikit pemotongan untuk meratakan permukaan tulang sehingga mudah

Page 6: Fraktura Os Femur

disatukan kembali kedua sisinya. Bone pin terlebih dahulu dimasukkan dalam lumen os femur bagian

distal, harus dipastikan bahwa bone pin benar-benar terfiksasi kuat didalam lumen tulang. Selanjutnya

bagian ujung bone pin yang telah dimasukkan ke dalam os femur distal disatukan dengan os femur

proksimal dengan cara toggling. Mengingat bentuk patahan tulang yang tidak beraturan perlu dilakukan

bone wire untuk lebih memperkuat fiksasi os femur. Bone wire dilakukan di dua lokasi os femur yang

mengalami fraktura. Setelah os femur disatukan dan yakin telah terfiksasi kuat dilakukan penjahitan

otot menggunakan benang cat gut 4/0, dengan hati-hati tanpa menggerakkan keseluruhan kaki

belakang untuk mencegah terlepasnya bone pin yang telah dipasang. Penjahitan otot dilkukan dengan

jahitan sederhana. Setelah itu penjahitan pada kulit juga dilakukan dengan jahitan sederhana benang

silk 3/0.

Gambar E. Gambaran teknik pemasangan pin

Page 7: Fraktura Os Femur

Gambar F. Teknik pemasangan pin dan stabilization

Post operasi

Untuk perawatan post operasi hewan disimpan pada kandang yang bersih dan kering serta

diberi neurobion 0,5 mg/hari secara IM dan antibiotik Nova 0,05 ml per dua hari selama tiga kali.

Pemberian neurobion dilakukan untuk memperkuat kerja syaraf sedangkan pemberian antibiotik

dilakukan untuk mencegah infeksi sekunder.

Stadium persembuhan terhadap kasus fraktura dibagi enjadi tiga tahapan:

• Stadium callus primer

o Darah memenuhi ruang antar fraktur dan sekitarnya, kemudian darah membeku.

o Infiltrasi sel endotel dan osteogenik (berasal dari periost).

o Osteogenik berubah menjadi osteoblast dan chondroblast, lambat laun sel-sel ini akan

membentuk jaringan ikat baru yaitu calus sementara atau callus primer.

o Callus primer keadaannya masih lunak.

o Proses ini berjalan 4 sampai 5 hari.

• Stadium callus sekunder (regenerasi)

o Stadium ini merupakan lanjutan dari stadium primer.

o Callus berangsur-angsur mengecil dan konsistensinya mulai mengeras karena infiltrasi

sel osteoblast dan chondroblast yang bertambah banyak.

Page 8: Fraktura Os Femur

o Bentuk callus mulai mirip jaringan tulang atau osteoid/ callus sekunder.

o Proses ini berjalan 3 sampai 6 minggu

• Stadium konsolidasi atau ossifikasi

o Penyebaran unsur kalsium dan fosfor dari darah.

o Konsistensinya mulai keras.

o Proses berjalan sekitar 6 minggu sampai 6 bulan

Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi percepatan persembuhan:

- Umur

Umur memegang peranan dalam proses persembuhan fraktur. Hewan muda relatif lebih cepat

sembuh dibandingkan hewan tua. Hal ini disebabkan banyaknya zat-zat perekat pada hewan

muda sehingga proses persambungan lebih cepat terjadi.

- Tipe fraktur

Biasanya tipe oblique atau miring dan tipe spiral lebih cepat sembuh daripada tipe

transversal/melintang.

- Jenis individu

Kecepatan persembuhan suatu fraktur pada berbagai hewan berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi

oleh metabolisme yang terjadi didalam tubuh masing-masing individu yang berbeda-beda pula.

Gangguan–gangguan terahadap perembuhan

1. Gerakan-gerakan fragment

Callus akan tumbuh dengan baik kalau tidak ada gerakan. Gerakan-gerakan fragment akan

menimbulkan keadaan dimana callus menjadi licin dan bisa digoyang-goyangkan seolah-olah

persendian baru (neoathrosis/pseodoathrosis).

Gerakan-grakan fragment biasanya disebabkan oleh kontraksi otot, hewan bergerak atau

berjalan atau secara normal digerakan oleh manusia, misalnya balutan-balutan yang sering di

buka.

2. Callus akan tumbuh dengan baik bila dalam fraktura tidak ada benda asing. Benda asing dapat

mengeritir callus. Misalnya pada fraktura multiplek dan complicata. Pada fraktura komplicata

ada kotoran yang masuk dan dapat menyebabkan infeksi pada fraktura sehingga mengganggu

proses penyembuhan.

3. Gangguan nutrisi

Page 9: Fraktura Os Femur

Kurangnya vitamin A dan D akan mengganggu penyerapan kalsium Ca dan P oleh tubuh

sehingga callus akan menjadi keras dan lemah terus menerus dan terjadi jaringan ikat lunak

saja.

4. Penyakit

Adanya penyakit seperti Ricketsia, malnutrisi, osteomyelitis dapat memperlambat persembuhan

suatu fraktur.

Daftar pustaka

Birchard, Stephen J and Sherding, Robert G. 2000. Saunders Manual of Small Animal Practice. 2nd ed.

W.B. Saunders Company. Philadelphia

Fossum T.W. et al. 2002. Small Animal Surgery. 2nd ed. China. Mosby Johnson Ann L. 2005. Atlas of Orthopedic Surgical Procedure of The Dog and Cat. Elserier Inc. USA

Ticer J.W. 1975. Radigraphic Technique in Small Animal Practise. W.B. Saunders Company. Kanada