Dislokasio Os Femur

12
Dislokasio Os Femur Dislokasio os femur adalah perpindahan traumatik caput os femur dari acetabulum. Kasus dislokasio os femur sering terjadi pada bagian craniodorsal daripada caudaventral. Dislokasio os femur terjadi pada sembarang umur, breed dan jenis kelamin anjing dan kucing. Hewan yang menderita dislokasio biasanya menunjukkan kepincangan unilateral yang ‘’non-weight-bearing’’. Causa Trauma akibat terpeleset, jatuh dan tertabrak. Gejala Klinis - Kaki tidak dapat diayunkan dan ditumpukan. - Dislokasio os femur craniodorsal, kaki terlihat dalam posisi adduksi dengan stifle bagian luar berputar. - Dislokasio os femur caudaventral, kaki terlihat dalam posisi abduksi dengan stifle bagian dalam berputar. - Terlihat kurang simetri antara tuber ischii dan greater trochanter. Teknik Diagnosa Evaluasi dislokasio os femur termasuk analisis gaya berjalan, manipulasi pinggul/hip, perbandingan panjang kaki belakang dan dua gambaran radiografi dari pelvis. o Hewan dengan dislokasio os femur biasanya tidak akan menumpu berat pada kaki yang sakit. o Evaluasi jarak gerakan pinggul menunjukkan adanya gangguan dan sakit di area persendian coxofemoral. o Menilai hubungan antara tepi belakang dari greater trochanter dan tepi depan tuber ischii untuk menentukan posisi proksimal femur. - Jika dislokasionya caudoventral, maka tidak terdapat ruang antara dua sruktur tersebut. - Jika dislokasionya craniodorsal, maka terdapat ruang luas yang tidak menutup ketika kaki bagian luar berputar. o Ketika kedua kaki belakang tertarik langsung kebelakang, keduanya akan mempunyai panjang yang sama pada hewan normal. Jika panjang keduanya tidak sama, ini kuat indikasi kearah dislokasio os femur . o Metode utama diagnosa radiografi persendian coxofemoral untuk - Mengesampingkan fractura proksimal femur yang mana dapat menyerupai dislokasio pada physical examination. - Menilai acetabulum pada avulsion fractura dari caput femur (indikasi mutlak untuk pembedahan) atau fraktura acetabulum.

Transcript of Dislokasio Os Femur

Page 1: Dislokasio Os Femur

Dislokasio Os Femur

Dislokasio os femur adalah perpindahan traumatik caput os femur dari acetabulum.

Kasus dislokasio os femur sering terjadi pada bagian craniodorsal daripada caudaventral.

Dislokasio os femur terjadi pada sembarang umur, breed dan jenis kelamin anjing dan

kucing. Hewan yang menderita dislokasio biasanya menunjukkan kepincangan unilateral

yang ‘’non-weight-bearing’’.

Causa

Trauma akibat terpeleset, jatuh dan tertabrak.

Gejala Klinis

- Kaki tidak dapat diayunkan dan ditumpukan.

- Dislokasio os femur craniodorsal, kaki terlihat dalam posisi adduksi dengan stifle

bagian luar berputar.

- Dislokasio os femur caudaventral, kaki terlihat dalam posisi abduksi dengan stifle

bagian dalam berputar.

- Terlihat kurang simetri antara tuber ischii dan greater trochanter.

Teknik Diagnosa

Evaluasi dislokasio os femur termasuk analisis gaya berjalan, manipulasi pinggul/hip,

perbandingan panjang kaki belakang dan dua gambaran radiografi dari pelvis.

o Hewan dengan dislokasio os femur biasanya tidak akan menumpu berat pada kaki

yang sakit.

o Evaluasi jarak gerakan pinggul menunjukkan adanya gangguan dan sakit di area

persendian coxofemoral.

o Menilai hubungan antara tepi belakang dari greater trochanter dan tepi depan tuber

ischii untuk menentukan posisi proksimal femur.

- Jika dislokasionya caudoventral, maka tidak terdapat ruang antara dua sruktur

tersebut.

- Jika dislokasionya craniodorsal, maka terdapat ruang luas yang tidak menutup

ketika kaki bagian luar berputar.

o Ketika kedua kaki belakang tertarik langsung kebelakang, keduanya akan

mempunyai panjang yang sama pada hewan normal. Jika panjang keduanya tidak

sama, ini kuat indikasi kearah dislokasio os femur .

o Metode utama diagnosa radiografi persendian coxofemoral untuk

- Mengesampingkan fractura proksimal femur yang mana dapat menyerupai

dislokasio pada physical examination.

- Menilai acetabulum pada avulsion fractura dari caput femur (indikasi mutlak

untuk pembedahan) atau fraktura acetabulum.

Page 2: Dislokasio Os Femur

Gambar X-Ray Dislokasio Os Femur

Gambar 1. X-Ray dislokasio os femur (diambil dari Small Animal Practice)

Terapi

‘’Closed Reduction’’

Jika tidak terdapat avulsion fraktura, pelaksanaan ‘’closed reduction’’ persendian

dilakukan dengan anestesi umum.

o Untuk pelaksanaan reduction untuk dislokasio craniodorsal

- Pegang kaki hanya pada bagian bawah persendian tarsal dan putar bagian

luar kaki.

- Kemudian putar bagian luar caput femur

- Gunakan tarikan ke bawah sampai caput femur rata dengan acetabulum dan

lalu putar caput femur bagian dalam, sebabkan itu untuk memasukkanke

dalam acetabulum.(gambar 2)

Page 3: Dislokasio Os Femur

Gambar 2.(diambil dari Small Animal Surgery)

o Reduction dislokasio caudoventral diselesaikan dengan abdusi dan memutar bagian

luar kaki.

o Dislokasio caput femur craniodorsal yang berlangsung lama lebih berbahaya bagi

kapsul persendian atas. Kapsul persendian yang utuh sangat membantu memelihara

reduction.

o Jika dislokasio gampang kambuh, laksanakan ‘’open reduction’’

o Untuk menjaga agar reduction tetap kuat digunakan flexion sling untuk dislokasio

craniodorsal, dan mengikat kaki pada dislokasio caudoventral. Lakukan balutan ini

untuk 10-14 hari (hewan dewasa) dan 7-10 hari (hewan muda). Kurangi latihan

selama periode ini dan kalau perlu tambahkan untuk 2-4 minggu.(gambar 3)

Gambar 3.kiri flexion-sling,dislokasio craniodosal.kanan dislokasio caudoventral

(diambil dari Small Animal Surgery)

Page 4: Dislokasio Os Femur

‘’Open Reduction’’

‘’Open Reduction’’ adalah teknik terapi dengan menggunakan pembedahan (operasi)

dengan tujuan

o memperbaiki dislokasio persendian coxofemoral.

o merekontruksi ulang jaringan lunak.

o menghilangkan jaringan fibrous dari acetabulum, sisa/bekas dari sendi caput femur,

pecahan tulang yang tidak dapat distabilkan.

Teknik operasi

1. Standar pendekatan yang digunakan untuk memperbaiki dengan pembedahan dari

dislokasio adalah pendekatan cranial lateral pinggul dan pendekatan trochanteric

osteotomy. Kadang-kadang pendekatan caudal dari persendian coxofemoral

digunakan.

2. Langkah pertama adalah menilai keseluruhan kerusakan dan status jaringan

pendukung, menghabiskan cup acetabulum, dan mengurangi caput femur sampai

acetabulum.

3. Pengurangan pertama, gunakan satu atau lebih teknik stabilisasi untuk melindungi

caput femur sampai acetabulum.

4. Jika kapsul persendian mengalami sedikit kerusakan dan jaringan kapsular cukup

bagus, jahit kapsul (ini mungkin hanya faktor pendukung).

a. Gunakan benang jahit monofilament yang mudah diserap dengan ukuran

yang tepat (2-0,0,atau 1, tergantung ukuran hewan).

b. Jika kapsul cukup dempetkan ke lingkaran acetabular, apabila tidak cukup

solid kapsulnya dempetkan ke leher femoral, bor lubang kait dengan orientasi

lateral ke cranial di proksimal femur. Tinggalkan satu setengah helaian jahitan

menyambung lubang dan ikat dengan kuat ke helain setengah lainnya.

5. Kapsula kemungkinan mengalami kerusakan hebat yang ini tidak dapat ditangani

dengan jahitan konvensional.

a. Pada kasus ini jahitan pendukung dapat diberikan oleh pembuatan point kait

untuk jahitan. Bor lubang untuk tempat kait di femur. Tempatkan satu atau tiga

skrup tulang (biasanya 3.5 mm kortikal skrup) pada dorsal lingkaran luar

acetabulum sebagai point kait pelvis. Tempatkan jahitan pendukung antara

keduanya ke bentuk penguatan dorsal.

b. Kemungkinan lain, tempatkan sebuah pin intramedular (sementara) di

proksimal femur, paralel dengan leher sendi, dan tersambung dengan fossa

acetabular. Pastikan pinnya tidak meluas terlalu jauh kedalam kanal pelvic.

Jaga kaki supaya tidak bergerak dengan flexion-sling sampai pin diambil,7-10

hari setelah pembedahan.(Gambar 4)

Page 5: Dislokasio Os Femur

Gambar 4. X-Ray setelah operasi (diambil dari Small Animal Pratice)

6. Putar caput femur menuju kedalam dan eratkan otot gluteal, tarik femur dengan

perpindahan greater trochanter ke posisi caudal dan distal ke posisi aslinya. Teknik

ini dapat digunakan dengan pendekatan trocantheric osteotomy.

a. Jangan tergantung teknik ini sebagai satu-satunya cara stabilisasi.

b. Perubahan beberapa posisi dari gaya berjalan oleh relokasi berlangsung

sementara karena pada akhirnya otot gluteal akan meregang.

7. Jika kejadian dislokasio masih terjadi dengan aplikasi teknik pendukung, maka

dipertimbangkan untuk melakukan ‘’hip replacement’’

Perawatan Postoperasi dan komplikasi

o Jika ada keraguan pada kekuatan atau keamanan stabilisasi, tempatkan kaki pada

immobilisasi sling atau balutan untuk 7-14 hari.

o Periksa balutan dan lihat kaki setiap hari untuk bau busuk, bengkak, dan tekan

perkembangan luka.

o Check ruang penghubung antara trochanter dan tuber ischii setiap hari. Jika ada

perubahan, evaluasi posisi femur dengan lateral radiografi dari pelvis. Ini dapat

diselesaikan tanpa membuka balutan.

o Umumnya komplikasi yang mengikuti pembedahan atau closed reduction adalah

reluxation. Jika ini terjadi, dipertimbangkan untuk melakukan total hip replacement.

Page 6: Dislokasio Os Femur

Hip displasia

Hip displasia adalah perkembangan abnormal dari persendian coxofemoral yang

dicirikan oleh subluksasio atau luksasio lengkap dari caput femur pada hewan muda dan

sedang sampai berat penyakit degenerasi persendian pada hewan tua. Luksasio persendian

coxofemoral adalah pemisahan sempurna antara caput femur dan acetabulum, sedangkan

subluksasio adalah pemisahan parsial.

Kejadian hip displasia sering terjadi pada anjing ras besar, jarang terjadi pada kucing.

Pada umur 5-10 bulan kejadian hip displasia sering muncul dengan penyakit degenerasi

persendian yang kronis.

Causa

Penyebab dari hip displasia adalah multifaktor, tetapi faktor herediter dan lingkungan

memainkan bagian dalam perkembangan abnormal tulang dan jaringan lunak. Pertumbuhan

dan pertambahan berat badan yang cepat karena nutrisi berlebihan kemungkinan menjadi

penyebab sebuah perbedaan perkembangan jaringan lunak pendukung (mudah terjadi hip

displasia).

Faktor peradangan sinovial kemungkinan menjadi salah satu perhatian penting.

Synovitis memudahkan peningkatan volume cairan persendian, yang mana menghilangkan

stabilitas. Faktor inilah yang menjadi kontribusi dari perkembangan kelemahan persendian

pinggul dan berlanjut menjadi subluksasio. Respon fisiologi dari kelemahan persendian

adalah proliferasi fibroplasia dari kapsul persendian dan peningkatan ketebalan trabekular

tulang.

Gejala Klinis

- Susah naik setelah istirahat, intoleran terhadap latihan.

- Kepincangan setelah latihan.

- Atropi otot pada pelvis.

- Gaya berjalan yang goyang sampai pergerakan abnormal pada bagian belakang

kaki.

Teknik Diagnosa

Physical examination (PE) pada hewan muda umur 5 dan 10 bulan terlihat adanya

kepincangan. Pada PE ditemukan rasa sakit selama persendian pinggul diektensi, berputar

kearah luar dan abduksi, pertumbuhan otot pelvis yang sedikit, intolerance exercise. PE

pada hewan tua ditemukan rasa sakit selama persendian pinggul diektensi, pengurangan

jarak gerakan, atropi otot pada pelvis, intolerance exercise.

Diagnosa yang benar pada hip displasia dilihat pada penyebab dari gejala klinis

adalah didasarkan pada umur, ras, anamnese, PE, dan perubahan pada radiograf. Standar

gambaran radiograf untuk diagnosa hip displasia adalah ventrodorsal terlihat pelvis dengan

bagian belakang kaki meluas simetris dan memutar kedalam ke pusat patella luar lekuk

trochlear.

Page 7: Dislokasio Os Femur

Gambar X-Ray (sebelum dan sesudah terapi)

Gambar 5. X-Ray Hip displasia (diambil dari Small Animal Practice)

Gambar 6. X-Ray Femoral Head and Neck Osteotomy (diambil dari Small Animal Practice)

Page 8: Dislokasio Os Femur

Gambar 7. X-Ray Total Hip Replacement (diambil dari Small Animal Practice)

Terapi

Terapi dapat berupa pengobatan dan pembedahan. Pengobatan dapat dilakukan

dengan obat anti arthritis (mis,aspirin, corticosteroid, dan carprofen). Apabila kejadiannya

tidak ringan sering dilakukan dengan pembedahan. Ada tiga jenis teknik pembedahan yang

dilakukan yaitu pectineal myotenectomy untuk mengurangi rasa sakit, triple pelvic osteotomy

untuk mencegah subluksasio, femoral head and neck resection untuk mengurangi arthritis,

dan total hip replacement untuk optimal restorasi persendian dan fungsi kaki.

Berikut adalah beberapa teknik operasi yang dilakukan :

1. Pectinneal myotenectomy

Tujuan dari operasi ini adalah mengurangi rasa sakit dengan cara

menghilangkan semua bagian perut dari otot pectineus bilatera dan mengurangi

regangan aspek medial dari kapsul persendian coxofemoral.

Teknik Operasi

o Tempatkan hewan dalam posisi berbaring pada dorsal.

o Buat sayatan 10-16 cm pada otot pectineus aspek medial paha.

o Isolasi dan sayat bagian proksimal dan distal tendon otot. Hati-hati terhadap

arteri dan venafemoralis yang terletak pada lateral dan tengah perut otot.

o Tutup dengan jahitan fascia dan subkutan.

Postoperasi dan komplikasi

o Batasi aktivitas untuk 2 minggu.

Page 9: Dislokasio Os Femur

o Komplikasi umumnya berupa formasi seroma, drainase diperlukan apabila

seroma meluas.

2. Total Hip Replacement

Prosedur operasi ini adalah memerlukan caput femur buatan dan acetabular

cup buatan. Pertimbangan sebelum operasi adalah umur hewan minimal 9 bulan,

ukuran dari femur dan cup acetabular, berat badan hewan minimal 13-18 kg, dan

hewan harus bebas dari infeksi.

Teknik Operasi

o Pendekatan persendian coxofemoral bersambung dengan pendekatan

craniolateral.

o Pindahkan caput femur dan porsi leher terus osteotomy garis yang paralel

kerah dari prosthesis, dan melebarkan cup acetabular ke medial dinding

pelvis. Lebarkan dan kaitkan medullary cavity dari femur untuk menerima

sebuah batang femur percobaan.

o Eratkan prosthetic cup acetabular dan batang femur kedalam posisinya

dengan polymethilmethacrylate (Howemedica).

o Setelah caput femur diamankan ke atas batang, turunkan kedalam cup.

o Tutup kapsul persendian dengan rapat, tutup sisa jaringan dengan jahitan.

Postoperasi dan komplikasi

o Batasi aktivitas untuk berjalan selama 3 bulan, setelah itu hewan dapat

kembali beraktivitas.

o Lebih dari 95% hewan dengan prosedur ini dapat pulih kembali seperti hewan

normal.

o Komplikasi termasuk infeksi, luksasio, fraktura, dan neurapraxia.

3. Pelvic Osteotomy

Pelvic osteotomy dilakukan dengan cara membuat sayatan yang terhubung

dengan pinggir pubic, dasar ischial, dan badan ilial. After pelvic osteotomy hewan

harus istirahat dari aktivitas sampai hasil radiografi menunjukkan persembuhan,

umumnya selama 6 minggu. Lakukan pasif fleksion dan ekstension grekan pinggul.

4. Femoral Head dan Neck Osteotomy

Teknik Operasi

o Buat pendekatan craniolateral ke persendian pinggul dan luksasi dari pinggul,

jika ligamennya utuh sayat.

o Lakukan osteotomy dengan memutar bagian luar kaki dimana garis

persendian dari stifle adalah paralel dengan meja operasi.

o Identifikasi garis osteotomy perpendicular ke meja operasi pada penghubung

leher femur dan metaphysis femur.

Page 10: Dislokasio Os Femur

o Periksa setelah kepala dan leher femur dihilangkan, untuk palpasi permukaan

dari potongan (irregular permukaan)

o Jahit kapsul persendian dan otot gluteal bagian dalam sampai acetabulum jika

memungkinkan.

o Tutup dengan menjahit vastus lateralis dan otot gluteal bagian dalam, tensor

fascia lata, jaringan subkutan dan kulit.

Page 11: Dislokasio Os Femur

DISLOKASIO OS FEMUR dan HIP DISPLASIA

OLEH :

VIAN ARIF PERMANA, SKH

BO4103065

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 12: Dislokasio Os Femur

DAFTAR PUSTAKA

Birchard SJ. 2002. Small Animal Practice. 2nd Edition. WB Saunder Company. Phidelphia USA.

Fossum TW et al. 2002. Small Animal Surgery. 2nd Edition. Mosby. St Louis Missiori. Thrall ED et al. 1998. Texbook of Veterinary Radiology. 3th edition. WB Saunder

Company. Phidelphia USA.