FRAKTUR VERTEBRA.pptx

57
OLEH : HAFIDHOTUSSADIAH S.KED Pembimbing : dr. Teguh Astanto,Msi.Med, Sp.B LAPORAN KASUS

Transcript of FRAKTUR VERTEBRA.pptx

OLEH : 

HAFIDHOTUSSADIAH S.KEDPembimbing :

dr. Teguh Astanto,Msi.Med, Sp.B

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS Nama : Tn. J Umur: 23 Tahun Tanggal Lahir : 20 Mei 1992 Jenis Kelamin : Laki – Laki Agama : Islam Bangsa : Indonesia Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Alam Kari 1 Trimulyo, Tanjung

Bintang ,Lampung Selatan Status Pernikahan : Belum Menikah No. RM : Tanggal Masuk Rs : 16 Oktober 2015

II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama :

Nyeri pinggang dan susah menggerakan badan

B. Riwayat penyakit sekarang 5 jam yang lalu os datang dengan

keluhan nyeri pada kedua pinggang dan susah menggerakkan badan. Nyeri pinggang tersebut dirasakan secara terus – menerus dan terasa ngilu. Os menceritakan awalnya os sedang mencangkul tanah di dalam galian lubang, tiba – tiba os tertimpa tanah longsor dengan posisi membungkuk dari ketinggian 5m. Os juga mengeluh nyeri punggung, tidak bisa memiringkan badan, susah menggerakan kedua kakinya, tidak bisa BAB dan BAK sejak 5 jam.

Keluhan tambahan :Kelemahan anggota gerak bawah (+), tidak bisa memiringkan badan, BAB (-) sejak 5 jam, BAK (-) sejak 5 jam , mual (-), muntah (-), demam (-), pinsan (-)

Riwayat penyakit dahulu :Riwayat hipertensi (-), Riwayat DM (-), Riwayat alergi obat (-)

RPD•Penyakit terdahulu : (-)•Trauma (-)•Opeasi : (-)•Sistem saraf : (-)•Sistem Kardiovaskular : (-)•Sistem gastrointestinal : (-)•Sistem urinarius : (-)•Sistem genitalis : (-)•Sistem muskuloskeletal : (-)

PRIMARY SURVEYPRIMARY SURVEY- Airway : Jalan nafas bersih, stridor (-), - Breathing : Spontan, pernafasan 20x/menit,

pergerakan dada simetris kanan dan kiri- Circulation : Tekanan darah 110/60 mmHg ; nadi :

90x/menit, regular, isi cukup,akral hangat- Disability : GCS 15/E4V5M6, pupil isokhor, refleks

cahaya +/+- Exposure : Suhu 37 ⁰C, pakaian tidak dibuka dan

diberikan selimut untuk mencegah hipotermi

SECONDARY SURVEY Status Lokalis : Look : luka (-), warna kulit sama

dengan sekitar, hematoma (-), perdarahan aktif (-), memar (-),

Feel : suhu rabaan hangat, Move : gerakan aktif dan pasif

terhambat, gerakan adduksi tungkai kiri dan kanan terhambat, tampak gerakan terbatas (+), nyeri saat digerakkan

STATUS GENERALISSTATUS UMUM Kesadaran : compos mentis/GCS E4V5M6 Kulit : sawo matang

PEMERIKSAAN FISIKTANDA VITAL Tekanan Darah : 110/60 mmHg Nadi : 90x/menit Pernafasan : 20x/menit Suhu : 37⁰C 

KEPALA DAN MUKA Bentuk dan ukuran : Normocephali Mata Konjungtiva : Pucat/ hiperemis (-) Refleks cahaya : (+) Sklera : ikterik (-) Pupil : isokhor +/+     Telinga Liang Telinga : Normal Serumen : -/- Nyeri Tarik Uricular : -/- Nyeri Tekan Tragus : -/-  

Hidung Bagian luar : Normal tidak terdapat deformitas Septum : Terletak ditengah dan simetris Mukosa hidung : Tidak hiperemis Cavum nasi : Perdarahan (-) Mulut Bibir : Normal, tidak pucat Gigi geligi : Normal , karies gigi (-), Ginggiva : perdarahan gusi (-) Lingua : Normal, thyphoid tongue (-)   Tenggorokan Faring : Mukosa tidak hiperemis, uvula normal, Tonsil: Tonsil normal (T1/T1),tidak hiperemis

LEHER Inspeksi : Tidak ada benjolan, Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak

teraba masa

DADA (Thorax : Jantung dan paru) Inspeksi : Bentuk dada fusiformis, simetris,

gerak tertinggal (-), tidak ada luka (-), iktus cordis (-)

Palpasi : Vocal fremitus normal (kanan=kiri), krepitasi (-/-), nyeri tekan (-/-), tida teraba iktus cordis

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, batas paru-hepar ICS VI dextra,

batas jantung-paru Atas : ICS II sinistra Kanan : ICS III,IV,V linea sternalis dextra Kiri : ICS V, I-2 cm kearah medial linea

midclavicula sinistra

MULUT DAN TENGGOROKAN Bibir : normal, tidak pucat, tidak sianosis Gigi geligi : baik, karies gigi (-), perdarahan

gusi (-) Mukosa mulut : normal, tidak hiperemis,

tanda-tanda jamur (-) Lidah : normal, tidak kotor Tonsil : tonsil normal, tidak

hiperemis Faring : mukosa tidak hiperemis,

arcus faring simetris, uvula baik

Auskultasi Paru –paru : Suara pernapasan

vesikuler +/+ suara tambahan : ronkhi (-/-), weazing (-/-) Jantung : Bunyi jantung reguler suara tambahan : murmur (-), gallop (-)

PERUT (ABDOMEN) Inspeksi : masa (-), cembung (-), luka (-)   Auskultasi : Peristaltik Usus (+) Palpasi : Nyeri tekan (-), Defans muscular (-), Turgor kulit

normal , lien tidak teraba, hepar tidak teraba, ballotement (-), shifting dulness tidak dilakukan

Perkusi : Timpani pada seluruh lapang perut , nyeri ketok CVA tidak dilakukan, shifting dulness tidak dilakukan

  Ekstremitas Superior : gerakan bebas aktif pada kedua tangan, luka (-),

lebam (-), perdarahan aktif (-), nyeri tekan pangkal sampai ujung tangan (-), kekuatan otot 5/5, refleks fisiologis (+/+), refleks patologis -/-, bengkak (-)

  Inferior : nyeri gerak (+/+), luka (-), lebam (-), perdarahan

aktif (-), varises (-), pergerakan terhambat , kekuatan otot 2/2.  

RESUME 5 jam yang lalu os datang ke IGD RSPBA

dengan keluhan nyeri kedua pinggang dan susah menggerakkan badan. Nyeri pinggang tersebut dirasakan secara terus – menerus dan terasa ngilu. Os menceritakan awalnya os sedang mencangkul tanah di dalam galian lubang, tiba – tiba os tertimpa tanah longsor dengan posisi membungkuk dari ketinggian 5m. Os juga mengeluh nyeri punggung, tidak bisa memiringkan badan, susah menggerakan kedua kakinya, tidak bisa BAB dan BAK sejak 5 jam. Kelemahan anggota gerak bawah (+), tidak bisa memiringkan badan, mual (-), muntah (-), demam (-), luka (-).

Diagnosa klinis Suspect Fraktur Vertebra Lumbal

Diagnosa Banding Fraktur Vertebra Lumbal Fraktur os costae HNP ( hernia nukleus pulposus )

Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin : 13,9 (Normal Laki-laki 14-18) Leukosit : 8.300 ( Normal : 4500-10.700) Hitung Jenis Leukosit : Dalam batas normal Eritrosit : 5,2 (Normal Lk 4,6-6,2) Hematokrit : 42% (Normal Lk 40-54) Trombosit : 288,000 (Normal 159-400) MCV : 79 (Normal 80-96) MCH : 27 (Normal 27-31) MCHC : 34 (Normal 32-36) Masa pendarahan (BT) : 2’ (Normal 1-7) Masa pembekuan (CT) : 12’ (Normal 9-15) Gula darah sewaktu : 59 (Normal <200mg/dl)

Pemeriksaan Radiologi

Definisi Fraktur adalah gangguan pada

kontinuitas tulang dengan atau tanpa perubahan letak fragmen tulang.

Penyebab utama yang menyebabkan fraktur yaitu trauma seperti trauma langsung atau tidak langsung dan peristiwa patologis seperti stress fraktur atau kelemahan tulang .

 

  Penatalaksanaan Dan Pengobatan Non Farmakologis (edukasi): Tidur telentang dengan alas yang keras Hindari aktifitas fisik berat   Farmakologis : Metil Prednisolon : 250 mg Mecobalamin : 2x1 Keterolac drip : 20tpm Pasang kateter   Prognosis Dubia Ad Malam

Vertebra secara umum Vertebra dimulai dari cranium sampai pada

apex coccigeus, membentukskeleton dari leher, punggung dan bagian utama dari skeleton (tulang cranium, costa dan sternum). Fungsi vertebra yaitu melindungi medulla spinalis dan serabut syaraf, menyokong berat badan dan berperan dalam perubahan posisi tubuh. Vertebra terdiri dari 33 vertebra dengan pembagian 5 regio yaitu 7 cervical, 12 thoracal, 5 lumbal, 5 sacral, 4 coccigeal.

  Gambar 2.2. Kolumna Vertebra

Vertebra manusia terbentuk oleh dua jenis tulang yaitu tipe kortikal dan kalselus. Tulang kortikal menutupi bagian luar vertebra dan mencakup sekitar 80% masa tulang. Tulang kalselus berada pada bagian dalam dan mengisi 20% masatulang vertebra. Tulang kalselus memberikan bentuk arsitektur dan komponen struktural dari vertebra. Proses remodeling tulang merupakan proses normal dari aktifitas osteoklas (menghancurkan) dan osteoblas (pembentukan), 10–20% tulang orang dewasa normal mengalami remodeling setiap tahun.

Pada osteoporosis,kehilangan masa tulang disebabkan oleh karena meningkatnya aktifitas osteoklas dan menurunnya aktifitas osteoblas. Kehilangan masa tulang merununkan keseluruhan integritas dari vertebra dengan pengurangan densitas dari pusat tulang kalselus.

Begitu juga pada orang tua, pengurangan masa tulang disebabkan oleh penipisan cakram vertebra oleh karena proses degenerasi. Penguranagan massa tulang ini akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam menahan beban antar vertebra end plates. Kombinasi dari pengurangan massa tulang dan kelemahan tulang vertebra akibat proses penuaan akan mengakibatkan kelainan bentuk dari vertebra.

 

Vertebra lumbalis merupakan bagian dari kolumna vertebralis yang terdiri dari lima ruas tulang dengan ukuran ruasnya lebih besar dibandingkan dengan ruas tulang leher (vertebra cervical) maupun tulang punggung (vertebra thorakal). Vertebra lumbalis dapat dibedakan oleh karena tidak adanya bidang untuk persendian dengan costa. Diantara ruas-ruas vertebra lumbalis tersebut terdapat penengah ruas tulang yang terdiri atau tersusun dari tulang muda yang tebal dan erat, berbentuk seperti cincin yang memungkinkan terjadinya pergerakan antara ruas-ruas tulang yang letaknya sangat berdekatan. Bagian atas dari vertebra lumbalis berbatasan dengan vertebra torakalis 12, yang persendiannya disebut thoracolumbal joint atau articulatio thoracolumbalis. dan pada bagian bawahnya berbatasan dengan vertebra sakralis. dan persendiannya disebut lumbosacral joint atau articulatio lumbosacralis.

Vertebra lumbal adalah satu dari lima rangkaian kolumna vertebralis yang terletak pada pertengahan tubuh bagian posterior. Pada umumnya vertebra lumbalis mempunyai bentuk melengkung ke arah depan atau disebut juga lordosis.

Dilihat dari lengkungannya vertebra lumbal termasuk kedalam vertebra sekunder, karena lengkungan dari vertebra lumbal tumbuh setelah lahir, yaitu pada saat seorang anak belajar berjalan pada usia satu sampai satu setengah tahun.7

Oleh karena tugasnya menyangga bagian atas tubuh, maka bentuk dari vertebra lumbalis ini besar dan kuat.

Ciri vertebra lumbalis diantaranya: Corpus besar dan berbentuk ginjal. Pediculus kuat dan mengarah ke belakang. Lamina tebal Foramina vertebrale berbentuk segitiga. Processus transversus panjang dan langsing. Processus spinosus pendek, rata dan berbentuk

segiempat dan mengarah ke belakang. Facies articularis processus articularis superior

menghadap ke medial dan facies articularis processus articularis inferior menghadap ke lateral.

Fraktur kompresi biasanya bersifat insidental, menunjukkan gejala nyeri tulang belakang ringan sampai berat. Dapat mengakibatkan perubahan postur tubuh karena terjadinya kiposis dan skoliosis. Pasien juga menunjukkan gejala-gejala pada abdomen seperti rasa perut tertekan, rasa cepat kenyang, anoreksia dan penurunan berat badan. Gejala pada sistem pernafasan dapat terjadi akibat berkurangnya kapasitas paru.

Hanya sepertiga kasus kompresi vertebra yang menunjukkan gejala. Pada saat fraktur terasa nyeri, biasanya dirasakan seperti nyeri yang dalam pada sisi fraktur. Jarang sekali menyebabkan kompresi pada medulla spinalis, tampilan klinis

menunjukkan gejala nyeri radikuler yang nyata. Rasa nyeri pada fraktur disebabkan oleh banyak gerak, dan pasien biasanya merasa lebih nyaman dengan beristirahat.Banyak pasien yang mengalami fraktur kompresi vertebra akan menjadi tidak aktif, dengan berbagai alasan antara lain rasa nyeri akan berkurang dengan terlentang, takut jatuh sehingga terjadi patah tulang lagi. Sehingga kurang aktif atau malas bergerak pada akhirnya akan mengakibatkan semakin buruknya kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

Apabila kerusakan tulang belakang setinggi vertebra L1-L2 mengakibatkan sindrom konus medullaris.Konus medullaris adalah ujung berbentuk kerucut dari sumsum tulang belakang. Normalnyaterletak antara ujung vertebra torakalis (T-12) dan awal dari vertebra lumbalis (L-1),meskipun kadang-kadang konus medullaris ditemukan antara L-1 dan L-2. Saraf yangmelewati konus medullaris mengontrol kaki, alat kelamin, kandung kemih, dan usus.Gejala umum termasuk rasa sakit di punggung bawah, anestesi di paha bagian dalam, pangkal paha; kesulitan berjalan, kelemahan di kaki, kurangnya kontrol kandung kemih; inkontinensia alvi, dan impotensi.

 

KLASIFIKASI FRAKTUR Berdasarkan luasnya Fraktur a. Fraktur komplit Patah pada seluruh garis tengah tulangb. Fraktur inkomplit

patah tidak melalui seluruh garis tulang

1. Fraktur transversalFraktur transversal adalah fraktur yang arah garis  patahnya melintang

2. Fraktur obliqueFraktur Oblik adalah garis patah miring. Fraktur ini garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang

1. 2.

3. Fraktur spiralFraktur spiral adalah fraktur yang garis patahnya melingkar.Fraktur ini biasanya timbul akibat torsi pada ekstremitas

4. Fraktur impaksiFraktur kompresi terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga yang berada di antaranya

3. 4.

5. Fraktur avulsiFraktur avulsi adalah pemisahan fragmen tulang (biasanya kecil) di area perlekatan ligament atau tendon

FRAKTUR BERDASARKAN JUMLAH FRAKTUR1. Fraktur segmental

Fraktur segmental terjadi apabila dua fraktur komplit yang terpisah (sering terpisah secara transversal). Oleh itu, tulang akanterbagi menjadi tiga fragment besar

2. Fraktur komunitifFraktur komunitif adalah serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan dengan lebih dari dua fragment tulang

3. Fraktur multipelFraktur multipel adalah fraktur tulang yang terjadi pada beberapa bagian tulang yang berlainan

2.

3.

1. Fraktur undisplaced (tidak bergeser)garis patah komplit namun kedua fragmen tidak bergeser.

2. Fraktur displaced (bergeser)terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur/dislokasi fragmen

KLASFIKASI BERDASARKAN HUBUNGAN DENGAN DUNIA LUAR

1. Fraktur tertutupFraktur tertutup (Closed Fracture) adalah fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol melalui kulit.

2. Fraktur terbukaFraktur terbuka (open/ compound fracture) pula adalah fraktur dengan adanya hubungan antara fragment tulang dengan dunia luar karena adanya luka pada kulit ,

,

KLASIFIKASI OPEN FRAKTUR (GUSTILLO/ANDERSON}

Grade I : Patah tulang terbuka dengan luka < 1 cm, relatif bersih, kerusakan jaringan lunak minimal, bentuk patahan simpel/transversal/oblik.

Grade II Patah tulang terbuka dengan luka > 1 cm, kerusakan jaringan lunak tidak luas, bentuk patahan simpel.

Grade III Patah tulang terbuka dengan luka > 10 cm, kerusakan jaringan lunak yang luas, kotor dan disertai kerusakan pembuluh darah dan saraf.

 -IIIA Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan luas, tapi masih

bisa menutupi patahan tulang waktu dilakukan perbaikan.-III B Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan lunak hebat dan

atau hilang (soft tissue loss) sehingga tampak tulang (bone-exposs)

-III C Patah tulang terbuka dengan kerusakan pembuluh darah dan atau saraf yang hebat

PEMBUATAN DIAGNOSIS FRAKTUR

Open / CloseNama tulangSebelah mana (kanan/kiri)Bagian tulang sebelah mana (1/3 medial, anterior,

dll...) Jenis (comminited, dll...)Displaced / undisplacedGrade (I, II, III A, B, C)

PENYEMBUHAN (UNION) FRACTUR.1. Fase Hematoma ( 2-8 jam ssd trauma)

2. Fase Resorbsi hematoma (Sp 1 minggu)

- Hematoma diisi oleh sel-sel tulang baru

3. Fase calus ( tulang muda) (ssd 3 minggu)

- Osteoblasts membentuk spongy bone

4. Fase Konsolidasi ( 6-12 minggu)

- Tulang spongiosa menjadi padat5. Fase Remodelling (12-24 bulan)

- Spongy bone berobah jadi tulang normal- Tak tampak lagi garis fraktur

BENTUK PENYEMBUHAN (UNION FR)

1. Good Union Menyambung sempurna

- Bentuk, Ukuran anatomis & Fungsi kembali

normal

2. Delayed union Menyambung lama

3. Non-union Ssd 5 bl.

4. Malunion penyambungan yang salah

KOMPLIKASI FRAKTUR1. Shock & Perdarahan2. Sindroma Emboli Lemak 3. Compartment syndrome4. Infeksi Osteomyelitis5. Gangguan pertumbuhan Fr Epifisis6. Kecacatan

SINDROMA COMPARTMEN- Ggn perdarahan bgh distal fr. krn bendungan akibat

peningkatan tekanan intra compartment sekitar fr - Penyebab Internal / Ekternal (balutan sangat ketat)- Gejala P5

1. Pulselessness (Nadi melemah)2. Pain saat ektensi.3. Pallor (pucat) (Slow capillary return).4. Paresthesia.5. Puffiness (edema).

- Penanganan- Lepaskan spalk, Elevasi- Fasciotomi

PENANGANAN FRAKTUR

1. Life saving Prioritas utama

2. Limb saving

- Penanganan Nyeri (Relieve pain)

- Mengembalikan fungsi (Restore optimum function)

a. Tindakan Non Operatif

b. Tindakan Operative

EMERGENCY ORTHOPAEDIJika tak ditolong segera bisa terjadi †

1. Fraktur terbuka- Fraktur disertai hancurnya jaringan (Major crush injury)- Fraktur dengan amputasi

2. Fraktur dengan ggn neurovaskuler (Compartmen Syndrome)

3. Dislokasi sendi

PENGELOLAAN FRAKTUR DI RSPrinsip : 4 RR 1 = Recognizing = Diagnosa

-Anamnesa, PE, PenunjangR 2 = Reduction = Reposisi

-Mengembalikan posisi fraktur keposisi sebelum frakturR 3 = Retaining = Fiksasi /imobilisasi

-Mempertahankan hasil fragmen yg direposisiR 4 = Rehabilitation

-Mengembalikan fungsi kesemula

REDUCTION (REPOSISI FRAKTUR)

-Mengembalikan posisi fraktur keposisi semula Idealnya: Kembali ke posisi anatomis

-Kontak 100 %-Angulasi tidak ada-Rotasi tidak ada

-Metode reposisi-Reposisi tertutup -Reposisi terbuka Dengan pembedahan

REPOSISI TERTUTUP Tanpa pembiusan

-Fraktur masih fase shock-Fr. yang sedikit bergeser dll

Dengan pembiusan-Anestesi lokal-Anestesi umum

Teknik -Dengan tarikan, tekanan secara perabaan-Memakai C Arm (Portable radiologis)

REPOSISI TERBUKA-Teknik

-Tulang dicapai dengan melalui pembedahan

-Harus selalu menjaga perdarahan

-Pada fraktur terbuka harus didahului dengan:

Dilusi / irigasi “Dilution is a solution to polution”

Debrideman

Reposisi

RETAINING (IMOBILISASI)-Mempertahankan hasil reposisi sampai tulang

menyambung-Kenapa ssd reposisi harus retaining

Manusia bersifat dinamisAdanya tarikan tarikan otot Agar penyembuhan lebih cepatMenghilangkan nyeri

CARA RETAINING (IMOBILISASI)Isitrahat

Pasang splint / Sling

Casting / Gips

Traksi Kulit atau tulang

Fiksasi pakai inplant

SLING / SPLITSling : Mis Arm Sling

Splint

CARA IMOBILISASICasting / Gips

Hemispica gip

Long Leg Gip

Below knee cast

Umbrical slab

RETAINING (IMOBILISASI)Traksi

Cara imobilisasi dengan menarik

bahagian proksimal dan distal

secara terus menerus.

1 . Kulit

2 . Tulang

RETAINING (IMOBILISASI)Fiksasi pakai inplant

Internal fikasasiPlate/ skrew

Intra medular nail Kuntsher Nail

Ekternal fiksasi

REHABILITASIMengembalikan fungsi organ fraktur kembali

normal

Otot supaya jangan atropi (mengecil)Isometric ExersiceIsotonik Exersice

Sendi supaya jangan kaku

Bentuk latihan

Latihan sendiri

Bantuan orang lain (Fisioterapist)

Perangsangan Elektrik & Physical Therapy