Fraktur Prosesus Stiloideus Ulna

40
BAB 1 PENDAHULUAN Trauma adalah kata lain untuk cedera atau rudapaksa yang dapat mencederai fisik maupun psikis. Trauma pada jaringan lunak muskuloskeletal dapat berupa vulnus (luka), perdarahan, memar (kontusio), regangan atau robek parsial, putus atau robek (avulsi atau ruptur), gangguan pembuluh darah, dan gangguan saraf. Cedera pada tulang menimbulkan patah tulang (fraktur) dan dislokasi. 1 Peningkatan mobilitas disektor lalu lintas dan faktor kelalaian manusia merupakan salah satu penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan fraktur. Penyebab yang lain dapat karena kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga. Patah tulang antebrachii sering terjadi pada bagian distal yang umumnya disebabkan oleh gaya pematah langsung sewaktu jatuh dengan posisi tangan hiperekstensi. Hal ini dapat diterangkan oleh karena adanya mekanisme 1

description

Refarat bedah

Transcript of Fraktur Prosesus Stiloideus Ulna

BAB 1PENDAHULUANTrauma adalah kata lain untuk cedera atau rudapaksa yang dapat mencederai fisik maupun psikis. Trauma pada jaringan lunak muskuloskeletal dapat berupa vulnus (luka), perdarahan, memar (kontusio), regangan atau robek parsial, putus atau robek (avulsi atau ruptur), gangguan pembuluh darah, dan gangguan saraf. Cedera pada tulang menimbulkan patah tulang (fraktur) dan dislokasi. 1Peningkatan mobilitas disektor lalu lintas dan faktor kelalaian manusia merupakan salah satu penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan fraktur. Penyebab yang lain dapat karena kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga. Patah tulang antebrachii sering terjadi padabagian distal yang umumnya disebabkan oleh gaya pematah langsung sewaktu jatuh dengan posisi tangan hiperekstensi. Hal ini dapat diterangkan oleh karena adanya mekanisme refleks jatuh dimana lengan menahan badan dengan posisi siku agak menekuk seperti gaya jatuhnya atlit atau penerjun payung. 2Fraktur adalah gangguan pada kontinuitas tulang dengan atau tanpa letakperubahan letak fragmen tulang. Menurut Lane and Cooper, fraktur atau patahtulang adalah kerusakan jaringan atau tulang baik komplet maupun inkompleteyang berakibat tulang yang menderita tersebut kehilangan kontinuitasnya dengan atau tanpa adanya jarakyang menyebabkan fragmen. 3Tulang ulna adalah salah satu dari dua tulang lengan bawah. Dua tulang lengan bawah, radius dan ulna merupakan tulang yang berada merentang dari siku ke pergelangan tangan sendi.4 Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius, dan di distal oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar, yang mengandung fibrokartilago triangularis. Membrana interosea memperkuat hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu, patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang dekat dengan tempat patahnya. 1Berdasarkan penelitian di rumah sakit di Australia pada tahun 1997, jumlah pasien yang mengalami fraktur terutama daerah lengan bawah bagian distal yaitu laki laki 12.357 dan wanita 19.319 pasien, sedangkan insidennya pada laki laki yaitu 152 per 100.000 pasien laki-laki dan 157 per 100.000 pasien perempuan. Insiden tertinggi dan faktor resiko yaitu pada usia 10-14 tahun pada pasien laki-laki dan di atas 85 tahun pada wanita. Insiden fraktur diperkirakan pada usia 50 tahun keatas akan meningkat 81%, dibandingkan dengan 11% untuk usia dibawah 50 tahun. Pada kelompok usia tua, jumlah wanita yang beresiko lebih tinggi 4,7 kali dibandingkan dengan pria.5Pada kecelakaaan kendaraan bermotor, pengemudi lebih sering mengalami fraktur radius ulna dibandingkan dengan penumpangnya, terutama tanpa airbag depan.Pada anak anak fraktur radius ulna terjadi karena bermain skateboard, roller skating, dan mengendarai skuter. Fraktur radius ulna sering terjadi pada anak laki-laki dengan usia 11 sampai 14 tahun, sedangkan pada anak perempuan sering pada usia 8 sampai 11 tahun. Pada usia tua biasanya menderita trauma minimal dan mempunyai faktor resiko osteoporosis.6Fraktur radius distal merupakan 15% dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Ini adalah fraktur yang tersering ditemukan pada manula berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang. Biasanya penderita jatuh terpleset sedang tangan berusaha menahan berat badan dengan posisi terbuka dan pronasi yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal dimana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi prosesus styloideus ulna 7 Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang patah, deformitas, nyeri tekan, krepitasi, gangguan fungsi muskuloskeletal akibat nyeri, putusnya kontinuitas tulang dan gangguan neurovaskular.1 Fraktur ulna dapat menyebabkan nyeri saat tangan digerakkan, seperti ditusuk-tusuk dan nyeri berkurang saat tidur. 8Posisi fragmen fraktur ulna biasanya tidak berubah, sehingga cukup ditangani secara konservatif dengan gips. Jika dengan fragmen yang terdislokasi, harus diteliti apakah ada juga fraktur tulang radius atau dislokasi sendi radioulnar.1

BAB 2TINJAUAN PUSTAKAa. Anatomi TulangTulang dalam garis besarnya dibagiatas:1. Tulang panjangYang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, ulna dan humerus, dimana daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan dengan garis epifisis disebut metafisis. Daerah ini merupakan suatu daerah yang sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit, oleh karena daerah ini merupakan daerah metabolik yang aktif dan banyak mengandung pembuluh darah. Kerusakan atau kelainan berkembang pada daerah lempeng efifisis akan menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang.3 2. Tulang PendekContoh dari tulang pendek antara lain tulang vertebra dan tulang-tulang karpal.3. Tulang pipihYang termasuk tulang pipih antara lain tulang iga, tulang scavula dan tulang pelvis. Secara makroskopis terdiri dari : (1) substantia compacta dan (2) substantia spongiosa. Pada os Longum substantia compacta berada di bagian tengah dan makin ke ujung tulang menjadi semakin tipis. Pada ujung tulang terdapat substantia spongiosa, yang pada pertumbuhan memanjang tulang membentukcavitis medullaris. Lapisan superficialis tulang disebut periosteum dan lapisan profunda disebut endosteum. Bagian tengah os longum disebut corpus, ujungtulang berbentuk konveks atau konkaf, membesar, membentuk persendiaan dengan tulang lainnya. Dari aspek pertumbuhan, bagian tengah tulang disebut diaphysis, ujung tulang disebut epiphysis dibentuk oleh cartilago, dan bagian diantara keduanya disebut metaphysis, tempat pertumbuhan memanjang dari tulang (peralihan antara cartilago menjadi osseum)10Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut korteks dan bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan diluarnya dilapisi oleh periostenum. Padaanak lebih tebal daripada orang dewasa, yang memungkinkan penyembuhan tulang pada anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa.9

Gambar 2.1 : Contoh tulang pendek, panjang, pipihAnatomi RadiusUjung proximal radius membentuk caput radii (=capitulum radii), berbentuk roda, letak melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea articularis (=fossa articularis) yang serasi dengan capitulum radii. Caput radii dikelilingi oleh facies articularis, yang disebut circumferentia articularis dan berhubungan dengan incisura radialis ulnae. Caput radii terpisah dari corpus radii oleh collum radii. Di sebelah caudal collum pada sisi medial terdapat tuberositas radii. Corpus radii di bagian tengah agak cepat membentuk margo interossea (=crista interossea), margo anterior (=margo volaris), dan margo posterior. Ujung distal radius melebar ke arah lateral membentuk processus styloideus radii, dibagian medial membentuk incisura ulnaris, dan pada facies dorsalis terdapat sulcus-sulcus yang ditempati oleh tendon. Permukaan ujung distal radius membentuk facies articularis carpi.10

Gambar 2.2 : Tulang RadiusAnatomi UlnaUjung proximal ulna lebih besar daripada ujung distalnya. Hal yang sebaliknya terdapat pada radius. Pada ujung proximal ulna terdapat incisura trochlearis (= incisura semiulnaris), menghadap ke arah ventral, membentukpersendian dengan trochlea humeri. Tonjolan di bagian dorsal disebut olecranon. Di sebelah caudal incisura trochlearis terdapat processus coronoideus, dan disebelah caudalnya terdapat tuberositas ulnae, tempat perlekatan m.brachialis. dibagian lateral dan incisura trochlearis terdapat incisura radialis, yang berhadapan dengan caput radii. Di sebelah caudal incisura radialis terdapat crista musculi supinatoris. Corpus ulnae membentuk facies anterior, facies posterior, faciesmedialis, margo interosseus, margo anterior dan margo posterior.Ujung distal ulna disebut caput ulnae (= capitulum ulnae). Caput ulnae berbentukcircumferentia articularis, dan di bagian dorsal terdapat processus styloideus sertasilcus m.extensoris carpi ulnaris. Ujung distal ulna berhadapan dengan cartilago triangularis dan dengan radius.10

Gambar 2.3 : Tulang UlnaProsessus stiloideus ulna ditemukan di ujung distal lengan bawah, dan berasal dari medial dan bagian belakang tulang kemudian membentuk bulatan dan melapisi ligamen kolateral ulna.11 Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius, dan di distal oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar, yang mengandung fibrokartilago triangularis. Membranes interosea memperkuat hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu, patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang dekat dengan patah tersebut. Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot antartulang, yaitu otot supinator, m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang membuat gerakan pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada radius dan ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai dislokasi angulasi dan rotasi, terutama pada radius.2

Gambar 2.4 : Anatomi radius dan ulnab. Etiologi FrakturTrauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radiusdistal patah.2Fraktur tidak selalu disebabkan oleh trauma yang berat; kadang-kadang trauma ringan saja dapat menimbulkan fraktur bila tulangnya sendiri terkena penyakit tertentu. Jika trauma ringan yang terus menerus dapat menimbulkan fraktur. Berdasarkan ini, maka dikenal berbagai jenis fraktur : 1. Fraktur disebabkan trauma yang berat2. Fraktur spontan/patologik3. Fraktur stress/fatigueTrauma dapat bersifat : Eksternal : tertabrak, jatuh dansebagainya. Internal : kontraksi otot yang kuat dan mendadak seperti pada serangan epilepsi, tetanus, renjatan listrik, keracunan strinkin. Trauma ringan tetapi terus menerus.Fraktur patologik adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelumnya telah mengalamiproses patologik, misalnya tumor tulang primeratau sekunder, myeloma multiple, kista tulang, osteomyelitis, dan sebagainya. Trauma ringan saja sudah dapatmenimbulkan fraktur. Fraktur stress disebabkan oleh trauma ringan tetapi terus menerus, misalnya fraktur march pada metatarsal fraktur tibia pada penari balet, fraktur fibula pelari jarak jauh, dansebagainya.13Fraktur ulna sangat sering terjadi pada orang yang sudah lanjut usia, tetapi dapat juga terjadi pada pasien yang lebih muda atau olahragawan. Fraktur ulna seringkali diikuti dengan luka yang lain seperti pergelangan tangan terkilir atau dislokasi, fraktur Colles atau fraktur lainnya dari tangan, pergelangan tangan atau lengan bawah. Fraktur ulna dapat bervariasi dalam lokasi, tingkat keparahan dan jenis termasuk fraktur avulsi, fraktur stres, fraktur epikondilus medial, fraktur olekranon, fraktur greenstick, kominutif, dan lain-lain.14c. Diagnosis FrakturFilm polos tetap merupakan pemeriksaan penunjang radiologis yang utama pada sistem skeletal. Gambar harus selalu diambil dalam duaproyeksi.15 Posisi yang dianjurkan untuk melakukan plain x-ray adalahAP dan lateral view. Posisi ini dibutuhkan agar letak tulang radius dan tulang ulna tidakbersilangan, serta posisi lengan bawah menghadap ke arahdatangnya sinar (posisi anatomi). Sinar datang dari arah depan sehingga disebut AP(Antero-Posterior).16Film polos merupakan metode penilaian awal utama pada pasien dengan kecurigaan trauma skeletal. Setiap tulang dapat mengalami fraktur walaupun beberapa diantaranya sangat rentan. Tanda dan gambaran yang khas pada fraktur adalah : Garis fraktur : garis fraktur dapat melintang di seluruh diameter tulang atau menimbulkan keretakan pada tepi kortikal luar yang normal pada fraktur minor. Pembengkakan jaringan lunak : biasanya terjadi setelahterjadi fraktur. Iregularis kortikal : sedikit penonjolan atau berupa anak tangga pada korteks.15Terdapat tiga posisi yang diperlukan pada foto pergelangan tangan untukmenilai sebuah fraktur distal radius yaitu AP, lateral, dan oblik. Posisi AP bertujuan untuk menilai kemiringan dan panjang osradius, posisi lateral bertujuan untuk menilai permukaan artikulasi distal radius pada posisi normal volar (posisi anatomis).17Berikut ini gejala klinis dari beberapa jenis fraktur yang terdapat pada fraktur radius dan ulna : Fraktur Kaput Radius Fraktur kaput radius sering ditemukan pada orang dewasa tetapi hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak. Fraktur ini kadang-kadang terasa nyeri saat lengan bawah di rotasi, dan nyeri tekan pada sisi lateral siku memberi petunjuk untukmendiagnosisnya Fraktur Leher RadiusJatuh pada tangan yang terentang dapat memaksa siku ke dalam valgus dan mendorong kaput radius pada kapitulum. Pada orang dewasa kaput radius dapat retak atau, patah sedangkan pada anak-anak tulang lebih mungkin mengalami fraktur pada leher radius. Setelah jatuh, anak mengeluh nyeri pada siku. Pada fraktur ini kemungkinan terdapat nyeri tekan pada kaput radius dan nyeri bila lengan berotasi. Fraktur Diafisis RadiusKalau terdapat nyeri tekan lokal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan sinar-X Fraktur Distal RadiusFraktur Distal Radius dibagi dalam :1) Fraktur GaleazziFraktur Galeazziyaitu Fraktur pada1/3 distalradius disertai dislokasi sendi radio-ulna distal. Fragmen distal mengalami pergeseran dan angulasi kearah dorsal. Dislokasi mengenai ulna ke arah dorsal dan medial. Fraktur ini akibat terjatuh dengan tangan terentang dan lengan bawah dalam keadaan pronasi, atau terjadikarena pukulan langsung pada pergelangan tangan bagian dorsolateral. Fraktur Galeazzi jauh lebih sering terjadi daripada fraktur Monteggia. Ujung bagian bawah ulna yang menonjol merupakan tanda yang mencolok. Perlu dilakukan pemeriksaan untuk lesi saraf ulnaris, yang sering terjadi.

Gambar 2.5 : Fraktur Galeazzi2) Fraktur CollesFraktur ini akibat terjatuh dengan tangan terentang. Fraktur radius terjadi di korpus distal, biasanya sekitar 2 cm dari permukaan artikular. Fragmen distal bergeser ke arah dorsal dan proksimal, memperlihatkan gambaran deformitas garpu-makan malam (dinner-fork). Kemungkinan dapat disertai dengan fraktur pada prosesus styloideus ulna.Fraktur radius bagian distal (sampai 1 inci dari ujung distal) dengan angulasi ke posterior, dislokasi ke posterior dan deviasi pragmen distal keradial. Dapat bersifat kominutiva. Dapat disertai fraktur prosesus stiloid ulna. Fraktur colles dapat terjadi setelah terjatuh, sehingga dapatmenyebabkan fraktur pada ujung bawah radius dengan pergeseran posterior dari fragmen distal.3) Fraktur SmithFraktur ini akibat jatuh pada punggung tangan atau pukulan keras secara langsung pada punggung tangan. Pasien mengalami cedera pergelangan tangan, tetapi tidak terdapatdeformitas. Fraktur radius bagiandistal dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke arah ventral dengan diviasi radius tangan yang memberikan gambaran deformitas sekop kebun (garden spade).2

Gambar 7. Fraktur Colles dan fraktur Smith

Gambar 2.5 : Radiologi fraktur Smith

Gambar 2.6 : Radiologi Fraktur Colles

4) Fraktur Lempeng EpifisisFraktur Lempeng Epifisis merupakan fraktur pada tulang panjang didaerah ujung tulang pada dislokasi sendi serta robekan ligamen.19Klasifikasi menurut Salter-Harris merupakan klasifikasi yang dianut dan dibagi dalam 5 tipe :19

Gambar 2.7 : Klasifikasi Salter HarrisPaling umum adalah tipe II,dengan fragmen metafisis triangular terlihat didorsal.- Tipe ITerjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa adanya frakturpada tulang, sel-sel pertumbuhan lempeng epifisis masih melekat pada epifisis. Fraktur ini terjadi oleh karena adanya shearing force dan sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak-anak yang lebih muda. Pengobatan dengan reduksi tertutup mudah oleh karena masihada perlekatan periosteum yang utuh dan intak.Prognosis biasanya baik bila direposisi dengan cepat.18

Tipe IIMerupakan jenis fraktur yang sering ditemukan. Garis fraktur melalui sepanjang lempeng epifisis dan membelok ke metafisis dan akan membentuk suatu fragmen metafisis yang berbentuk segitiga yang disebut tanda Thurson-Holland. Sel-sel pertumbuhan pada lempeng epifisis juga masih melekat. Trauma yang menghasilkan jenis fraktur ini biasanya terjadi pada anak-anak yang lebih tua. Periosteum mengalami robekan pada daerah konveks tetapi tetap utuh pada daerah konkaf. Pengobatan dengan reposisi secepatnya tidak begitu sulit kecuali bila reposisi terlambat harus dilakukan tindakan operasi. Prognosis biasanya baik, tergantung kerusakan pembuluh darah.19 Tipe IIIFraktur lempeng epifisis tipe III merupakan fraktur intra-artikuler. Garis fraktur mulai permukaan sendi melewati lempeng epifisis kemudian sepanjang garis lempeng epifisis. Jenis fraktur ini bersifat intra-artikuler dan biasanya ditemukan pada epifisis tibia distal. Oleh karena fraktur ini bersifat intra-artikuler dan diperlukan reduksi yang akurat maka sebaiknya dilakukan operasi terbuka dan fiksasi interna dengan mempergunakan pin yang halus. Tipe IV (Fraktur Tillaux)Fraktur tipe ini juga merupakan fraktur intra-artikuler yang melalui permukaan sendi memotong epifisis serta seluruh lapisan epifisis dan berlanjut pada sebagian metafisis. Jenis fraktur ini misalnya fraktur kondilus lateralis humeri pada anak-anak. Pengobatan dengan operasi terbuka dan fiksasi interna dilakukan karena fraktur tidak stabil akibat tarikan otot. Prognosis jelek bilareduksi tidak dilakukan. Tipe VFraktur tipe V merupakan fraktur akibat hancurnya epifisis yang diteruskan pada lempeng epifisis. Biasanya terjadi pada daerah sendi penopang badan yaitu sendi pergelangan kaki dan sendi lutut. Diagnosa sulit karena secara radiologik tidak dapat dilihat. Prognosis jelek karena dapat terjadi kerusakan sebagian atau seluruh lempeng pertumbuhan.5) Fraktur MonteggiaFraktur jenis ini disebabkan oleh pronasi lengan bawah yang dipaksakan saat jatuh atau pukulan secara langsung pada bagian dorsal sepertiga proksimal dengan angulasi anterior yang disertaidengan dislokasi anterior kaput radius.14

Gambar 2. 9 : Fraktur Monteggia d.Penatalaksanaan FrakturFraktur dari distal radius adalah jenis fraktur yang paling sering terjadi. Fraktur radius dan ulna biasanya selalu berupa perubahan posisi dan tidak stabil sehingga umumnya membutuhkan terapi operatif. Fraktur yang tidak disertai perubahan posisi ekstra artikular dari distal radius dan fraktur tertutup dari ulna dapat diatasi secara efektif dengan primary care provider. Fraktur distal radius umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja, serta mudah sembuh pada kebanyakan kasus.13 Posisi fraktur fragmen ulna biasanya tidak berubah, sehingga cukup ditangani secara konservatif dengan gips. Jika ada fragmen yang terdislokasi, harus diteliti apakah ada juga fraktur tulang radius atau dislokasi sendi radioulnar.1Terapi fraktur diperlukan konsep empat R yaitu :21. Rekognisi atau pengenalan adalah dengan melakukan berbagai diagnosa yang benar sehingga akan membantu dalam penanganan fraktur karena perencanaan terapinya dapat dipersiapkan lebihsempurna.2. Reduksi atau reposisi adalah tindakan mengembalikan fragmen-fragmen fraktur semirip mungkin dengan keadaan atau kedudukan semula ataukeadaan letak normal.3. Retensi atau fiksasi atau imobilisasi adalah tindakan mempertahankan atau menahan fragmen fraktur tersebut selamapenyembuhan.4. Rehabilitasi adalah tindakan dengan maksud agar bagian yang menderita fraktur tersebut dapat kembali normal.

Gambar 18 . Proses penyembuhan frakturSecara rinci proses penyembuhan fraktur dapat dibagi dalam beberapatahap sebagai berikut :1. Fase hematoma : pada mulanya terjadi hematoma dan disertai pembengkakan jaringan lunak, kemudian terjadi organisasi (proliferasi jaringan penyambung muda dalam daerah radang) dan hematoma akan mengempis. Tiap fraktur biasanya disertai putusnya pembuluh darah sehingga terdapat penimbunan darah di sekitar fraktur. Pada ujung tulang yang patah terjadi iskemia sampai beberapa milimeter darigaris patahan yang mengakibatkan matinya osteocyt pada daerah fraktur tersebut.2. Fase proliferatif : proliferasi sel-sel periosteal dan endoosteal, yang menonjol adalah proliferasi sel-sel lapisan dalam periosteal dekat daerah fraktur. Hematoma terdesak oleh proliferasi ini dan diabsorbsi oleh tubuh. Bersamaan dengan aktivitas sel-sel sub periosteal maka terjadi aktifitas sel-sel dari kanalis medularis dari lapisan endosteum dan dari bone marrow masing-masing fragmen. Proses dari periosteum dan kanalis medularis dari masing-masing fragmen bertemu dalam satu preses yang sama, proses terus berlangsung kedalam dan keluar dari tulang tersebut sehingga menjembatani permukaan fraktur satu sama lain. Pada saat ini mungkin tampak dibeberapa tempat pulau-pulau kartilago, yang mungkin banyak sekali,walaupun adanya kartilago ini tidak mutlak dalam penyembuhan tulang. Pada fase ini sudah terjadi pengendapan kalsium.3. Fase pembentukan callus : pada fase ini terbentuk fibrous callus dan disini tulang menjadi osteoporotik akibat resorbsi kalsium untuk penyembuhan. Sel-sel osteoblas mengeluarkan matriks intra selluler yang terdiri dari kolagen dan polisakarida, yang segera bersatu dengan garam-garam kalsium, membentuk tulang immature atau young callus, karena proses pembauran tersebut, maka pada akhir stadium terdapat dua macam callus yaitu didalam disebut internal callus dan diluar disebut external callus.4. Fase konsolidasi : pada fase ini callus yang terbentuk mengalami maturisasi lebih lanjut olehaktivitas osteoblas, callus menjadi tulang yang lebih dewasa (mature) dengan pembentukan lamela-lamela. Pada stadium ini sebenarnya proses penyembuhan sudah lengkap. Pada fase ini terjadi pergantianfibrouscallus menjadi primary callus. Pada saat inisudah mulai diletakkan sehingga sudah tampak jaringan yang radioopaque. Fase ini terjadi sesudah 4 (empat) minggu, namun pada umur-umur lebih mudah lebih cepat. Secara berangsur-angsurprimary bonecallus diresorbsi dan diganti dengan second bone callus yang sudah mirip dengan jaringan tulang yang normal.5. Fase remodeling : pada fase ini secondary bone callus sudah ditimbuni dengan kalsium yang banyak dan tulang sudah terbentuk dengan baik, serta terjadi pembentukan kembali dari medula tulang. Apabila union sudah lengkap, tulang baru yang terbentuk pada umumnya berlebihan, mengelilingi daerah fraktur di luar maupun didalam kanal, sehingga dapat membentuk kanal medularis. Dengan mengikuti stress/tekanan dan tarik mekanis, misalnya gerakan, kontraksi otot dan sebagainya, maka callus yang sudah mature secara pelan-pelan terhisap kembali dengan kecepatan yang konstan sehingga terbentuk tulang yang sesuai dengan aslinya.2Prinsip menangani fraktur adalah mengembalikan posisi patahan tulang ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang (imobilisasi).Menurut Sjamsuhidajat (2010), ada 8 cara penangan fraktur, yaitu :11. Cara pertama penangan adalah proteksi saja tanpa reposisi dan imobilisasi. Pada fraktur dengan dislokasi fragmen fraktur patahan yang minimal atau tidak akan menyebabkan cacat di kemudian hari, cukup dilakukan dengan proteksi saja, misalnya dengan menggunakan mitela atau sling. Contoh kasus yang ditangani dengan cara ini adalah fraktur iga, fraktur klavikula pada anak, dan fraktur vertebra dengan kompresi minimal.2. Cara kedua ialah imobilisasi luar tanpa reposisi, tetapi tetap diperlukan imobilisasi agar tidak terjadi dislokasi fragmen. Contoh cara ini adalah pengelolaan patah tulang tungkai bawah tanpa dislokasi yang penting.3. Cara ketiga berupa reposisi dengan cara manipulasi yang diikuti mobilisasi. Ini dilakukan pada patah tulang dengan dislokasi fragmen yang berarti, seperti pada patah tulang radius distal.4. Cara keempat berupa reposisi dengan traksi terus-menerus selama waktu tertentu, misalnya beberapa minggu, lalu diikuti dengan imobilisasi. Hal ini dilakukan pada patah tulang yang bila direposisi akan terdislokasi kembali di dalam gips, biasanya pada fraktur yang dikelilingi oleh otot yang kuat seperti pada patah tulang femur.5. Cara kelima berupa reposisi yang diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar. Fiksasi fragmen fraktur menggunakan pin baja yang ditusukkan pada fragmen tulang, kemudian pin baja tadi disatukan secara kokoh dengan batangan logam di luar kulit. Alat ini dinamakan fiksator eksterna.6. Cara keenam berupa reposisi secara non-operatif diikuti dengan pemasangan fiksator tulang secara operatif, misalnya reposisi patah tulang kolum femur. Fragmen direposisi secara non-operatif dengan meja traksi; setelah tereposisi, dilakukan pemasangan prostesispada kolum femur secara operatif.7. Cara ketujuh berupa reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi interna. Cara ini disebut juga sebagai reduksi terbuka fiksasi interna (open reduction internal fixation, ORIF) . Keuntungan ORIF adalah tercapainya reposisi yang sempurna dan fiksasi yang kokoh sehingga pascaoperasi tidak perlu lagi dipasang gips dan mobilisasi segera bisa dilakukan. Kerugiannya adalah adanya risiko infeksi tulang. ORIF biasanya dilakukan pada fraktur femur, tibia, humerus, antebrakia.8. Cara yang terakhir berupa eksisi fragmen patahan tulang dan menggantinya dengan prostesis, yang dilakukan pada patah tulang kolum femur. Kaput femur dibuang secara operatif lalu diganti dengan prostesis. Penggunaan prostesis dipilih jika fragmen kolum femur tidak dapat disambungkan kembali, biasanya pada orang lanjut usia.e. Komplikasi1. Komplikasi DiniSirkulasi darah pada jari harus diperiksa; pembalut yang menahan slab perlu dibuka atau dilonggarkan. Cedera saraf jarang terjadi, dan yang mengherankan tekanan saraf medianus pada saluran karpal pun jarang terjadi. Kalau hal ini terjadi, ligamen karpal yang melintang harus dibelah sehingga tekanan saluran dalam karpal berkurang. Distroft refleks simpatetik mungkin amat sering ditemukan, tetapi untungnya ini jarang berkembang lengkap menjadi keadaan atrofi Sudeck. Mungkin terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi-sendi jari. Pada sekitar 5% kasus, pada saat gips dilepas tangan akan kaku dan nyeri serta ter-dapat tanda-tanda ketidakstabilan vasomotor. Sinar-X memperlihatkan osteoporosis dan terdapat peningkatan aktivitas pada scan tulang.22. Komplikasi lanjut MalunionMalunion sering ditemukan, baik karena reduksi tidak lengkap atau karena pergeseran dalam gips yang terlewatkan. Penampilannya buruk, kelemahan dan hilangnya rotasi dapat bersifat menetap. Pada umumnya terapi tidak diperlukan. Bila ketidakmampuan hebat dan pasiennya relatif muda, 2,5 cm bagian bawah ulna dapat dieksisi untuk memulihkan rotasi, dan deformitas radius dikoreksi dengan osteotomi. Penyatuan lambat dan non-union pada radius tidak terjadi, tetapi prosesus stiloideus ulnar sering hanya diikat dengan jaringan fibrosa saja dan tetap mengalami nyeri dan nyeri tekan selama beberapa bulan. Kekakuan pada bahu, karena kelalaian, adalah komplikasi yang sering ditemukan. Kekakuan pergelangan tangan dapat terjadi akibat pembebatanyang lama.2 OsteomyelitisAdapun komplikasi infeksi jaringan tulang disebut sebagai osteomielitis dan dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang seringkali timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada tempat-tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan kulit (impetigo). Bakterinya (Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophylus influenzae berpindah melalui aliran darah menuju metafisis tulang didekat lempeng pertumbuhan dimana darah mengalir ke dalam sinusoid. Akibat perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat peradangan yang terbatas ini akan terasa nyeri dan nyeri tekan. Perlu sekali mendiagnosis inisedini mungkin, terutamapada anak-anak, sehingga pengobatan dengan antibiotika dapat dimulai, dan perawatan pembedahan yang sesuai dapat dilakukan dengan pencegahan penyebaran infeksi yang masih terlokalisasi dan untuk mencegah jangan sampai seluruh tulang mengalami kerusaskan yang dapat menimbulkan kelumpuhan. Diagnosis yang salah pada anak-anak yang menderita osteomielitis dapat mengakibatkan keterlambatan dalam memberikan pengobatan yang memadai.Pada orang dewasa, osteomielitis juga dapat awali oleh bakteri dalam aliran darah, Namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi. Osteomielitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak ditangani dengan baik. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, osteomielitis sangan resisten terhadap pengobatan dengan antibiotika. Infeksi tulang sangat sulit untuk ditangani, bahkan tindakan drainase dan debridement, serta pemberian antibiotika yang tepat masih tidak cukup untukmenghilangkanpenyakit.3

BAB 3PENUTUPFraktur Prosessus Stiloideus Ulna adalah terputusnya kontinuitas tulang di daerah ujung distal lengan bawah yang disebabkan oleh trauma, baik trauma langsung ataupun tidak langsung. Fraktur pada pergelangan tangan biasanya banyak terjadi pada anak-anak dengan insiden tertinggi terdapat pada usia 10-14 tahun pada jenis kelamin laki-laki, sedangkan insiden tertinggi terdapat pada usia 85 tahun untuk jenis kelamin perempuan. Fraktur pada pergelangan tangan jarang mengenai hanya satu tulang saja. Apabila hanya satu tulang saja, hampir selalu disertai dengan dislokasi sendi radioulnar. Jenis-jenis fraktur yang dapat terjadi pada pergelangan tangan, yaitu : 1) Fraktur Galeazzi; 2) Fraktur Colles (kemungkinan disertai dengan fraktur procesuss stiloideus ulna); 3) Fraktur Smith; 4) Fraktur Lempeng Epifisis (terbagi menjadi 5 jenis menurut klasifikasi Salter Haris) dan 5) Fraktur Monteggia.Diagnosa fraktur dapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan penunjang radiologis. Gambar harus diambil dengan dua proyeksi, yaitu posisiAP dan lateral view. Pemeriksaan penunjang radiologis (Foto Polos sistem skeletal) akan menunjukkan tanda dan gambaran yang khas apabila ditemukan adanya fraktur.Posisi fraktur fragmen ulna biasanya tidak berubah, sehingga cukup ditangani secara konservatif dengan gips. Komplikasi yang mungkin terjadi ada dua, yaitu komplikasi dini dan komplikasi lanjut.

26