Fraktur Ankle
-
Upload
dhede-sumantri -
Category
Documents
-
view
156 -
download
9
description
Transcript of Fraktur Ankle
Fraktur Ankle
Sejarah
BiomekanikAnkle sendi weight- bearing yang dapat menahan kekuatan hingga lima kali berat badan selama berjalan dan lari.
Proses cedera ankle (secara radiografi sulit terlihat) dianjurkan MRI
Klasifikasi
Klasifikasi Danis- Weber
Klasifikasi Lauge-Hansen
Epidemiologi
Epidemiologi
Fraktur eksternal- rotasi (eversi) merupakan yang paling sering terjadi, sementara fraktur pronasi-dorsofleksi (pilon) jarang terjadi
SE- supinasi eversiSA- supinasi adduksiPAB- pronasi abduksiPE- pronasi eversiPD- pronasi dorsofleksi
Diagnosa Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Radiologi Parameter radiografi 1) Ruang sendi Medial <4 mm, dengan kemiringan
talar <2mm (pada tampilan mortice).2) Ruang interoseus <5mm (ruang chaput jelas).3) Overlap antara tuberculus tibialis anterior dan
fibula setidaknya 10 mm. 4) Sudut talocrural (normal 830±40).5) Kemiringan talar (00, dengan toleransi 50
perbedaan antara dua sendi ankle).6) Garis tibiotalar pada foto AP dan lateral harus
melewati pusat tibia dan pusat talus.7) Setelah reduksi dievaluasi dengan foto kontrol
Pengobatan
Pengobatan fraktur ankle bisa konservatif atau operasi dan
tergantung pada jenis fraktur, keadaan kondisi sirkulasi dan kulit,
kondisi umum pasien dan kemungkinan komplikasi yang
terjadi.
Aturan penting dalam penanganan fraktur anklea) Fraktur dan fraktur/ dislokasi sebaiknya direduksi
sesegera mungkin, pada kecelakaan, karena perpindahan yang kasar gangguan sirkulasi perifer, neurapraksia dan iskemik kulit.
b) Semua permukaan artikular direkonstruksi secara anatomis
c) Reduksi fraktur harus dipertahankan selama masa penyembuhan tetapi imobilisasi cast eksternal secara berlebihan dapat mengganggu efek pada tulang rawan.
d) Gerakan pergelangan kaki harus dilakukan awal untuk mencegah dan meminimalkan efek imobilisasi yang tidak diinginkan, misalnya atrofi, kontraktur, adhesi sinovial, degenerasi tulang rawan, perubahan vaskular dengan edema.
Pengobatan non- operatif vs Operatif
Beberapa studi reduksi tertutup dengan imobilisasi cast fraktur nondisplaced, stabil, reduksi fraktur secara anatomi dan pada pasien dengan kondisi medis buruk.
Fraktur tidak stabil atau fraktur dengan displacement operasi.
Pengobatan non- operatif Pada reduksi tertutup fraktur ankle, reduksi
diperoleh dengan membalikkan mekanisme cedera.
Untuk melihat pembengkakan dan kemungkinan redisplacement X- ray diambil pada 48 jam, 7dan 14 hari dan kemudian pada interval dua mingguan.
Plester lutut dipasangkan pada saat fleksi lutut 15o.
Setelah 3- 4 minggu di bawah plester lutut dipasang cast.
Fraktur biasanya menyatu pada 12- 16 minggu.
Pengobatan operatif Indikasi untuk reduksi terbuka dan fiksasi internal fraktur tidak stabil displace, terutama jika ada subluksasi talar, bahkan pada usia tua.Kontraindikasi reduksi terbuka dan fiksasi internal infeksi, paraplegia (pasien imobilitas), orang tua dan pasien yang tidak berpindah- pindah dan pasien dengan beberapa cedera yang membahayakan hidup.
Waktu operasi disarankan awal.
Pengobatan operatif Pada fraktur jenis supinasi-
eversi (tipe Weber A) tidak ada perbedaan besar antara pengobatan operatif dan non- operatif, tetapi pada fraktur jenis pronasi (tipe C) hasilnya lebih baik pada kelompok operatif.
Hasil pengobatan fraktur ankle menunjukkan bahwa hasil terburuk, setelah pengobatan non-operatif, ditemukan pada kelompok C ( cedera pronasi- eversi dan pronasi-abduksi).
Hasil setelah pengobatan operasi atau non-operatif
(menurut Pugh)
Pada penelitian kami sebagian besar fraktur jenis pronasi dioperasi sedangkan tipe A (SE) dapat dilakukan oleh
reduksi tertutup dan imobilisasi cast.
Pengobatan operatif Klasifikasi fraktur terbuka berdasarkan Gustillo
dan Anderson (1976) Tipe I- Luka bersih- laserasi kurang dari 1
cm. Tipe II - Laserasi >1 cm tetapi tanpa
kerusakan jaringan lunak ekstensif, flap kulit atau avulsi.
Tipe IIIa - Laserasi jaringan lunak ekstensif atau flaps tetapi jaringan lunak menutupi tulang secara adekuat.
Tipe III b- kerusakan jaringan lunak ekstensif dengan paparan tulang.
Tipe IIIc- Fraktur terbuka dengan cedera vaskular memerlukan perbaikan.
Pengobatan operatif Pengobatan operasi fraktur ankle terbuka
dilakukan dalam tiga tahapan. I. Irigasi dan debridement luka.II. Internal atau eksternal fiksasi fraktur. III. Evaluasi jaringan lunak dan penutupan atau
cakupan defek kulit.
Pengobatan operatif
Gambar 1. Fraktur ankle terbuka (a) didebridement dan
fiksasi eksternal (b)
Gambar 2. Fraktur malleolar lateral ditangani dengan
sepertiga tubular plate dan sekrup intrafragment
Pengobatan operatif
Gambar 3. Fraktur bimalleolar ditangani dengan peralatan
fiksasi minimal: lateral dengan rush pin dan medial dengan
tension band; sekarang merupakan metode yang sudah
ditinggalkan
Gambar 4. Fraktur maleolar medial terisolasi dengan dua
sekrup malleolar
Pengobatan operatif
Gambar 5. Fraktur trimalleolar sebelum (a & b) dan setelah reduksi terbuka dan fiksasi internal (c & d).
Pengobatan operatif
Gambar 6. Transfixion diastasis tibiofibular
dengan sekrup melalui plat semitubular
Gambar 7. Computed tomography (a & b) dan CT
tiga dimensi (c & d) dari fraktur pilon
Pengobatan operatif
Gambar 8. Artikulasi dinamis fiksasi eksternal untuk fraktur
pilon, yang memungkinkan pergerakan sendi ankle dan
regenerasi kartilago.
Gambar 9. Fraktur pilon (a) menyebabkan artrosis (b)
ditangani dengan arthrodesis ankle (c & d).
Komplikasi Malunion Non- union Atritis pasca- trauma Sinostosis Distal
tibial Malunion
sindesmosis Infeksi Luka terbuka Kaki diabetik
Deep venous thrombosis dan emboli paru
Sindroma kompartemen
Algodistrofi Komplikasi lain
PTSD (post- traumatic stress disorders)
Kesimpulan Faktor signifikan secara statistik dengan
analisis multivariat, mempengaruhi hasil akhir yang meliputi: usia pasien (pasien muda memiliki hasil yang lebih baik), jenis fraktur (tipe pronasi memiliki hasil yang lebih buruk), parameter radiologis tertentu seperti sudut talocrural, subluksasi talar, reduksi anatomi yang tepat (tanpa tibiofibular diastasis) dan ukuran maleolus posterior
TERIMA KASIH