Founder Effect

2
Founder Effect dan Penyakin Parkinson di Afrika Oleh: Achmad Akbar Rifanda/ B1J013156 Founder effect merupakan fenomena hilangnya variasi genetik yang timbul karena terbentuknya populasi baru suatu individu dari populasi yang lebih besar. Sebagai dampak hilangnya variasi genetik, populasi baru dapat memiliki perbedaan dengan populasi asli baik secara genotip maupun fenotipnya. Apabila hal ini terjadi dalam waktu lama, maka spesiasi yang berujung pada evolusi suatu spesies dapat terjadi. Teori founder effect sendiri pernah dijabarkan oleh Ernst Mayr pada tahun 1942. Penyebab dari munculnya founder effect ada bermacam-macam salah satunya adalah faktor alam. Sebagian kecil anggota populasi dapat terpisah dari populasi asli karena adanya badai atau bencana lain sehingga memaksa anggota populasi tersebut untuk memisahkan diri baik secara alami maupun tidak. Salah satu contoh kasus bukti adanya founder effect adalah ditemukannya penduduk di pulau Tristan da Cunha yang membawa alel resesif dari retinitis pigmentosa yang merupakan bentuk progresif kebutaan yang menyereang individu homozigot. Dari populasi penduduk asli 240 keturunan di pulau tersebut pada tahun 1960, 4 diantaranya memiliki retinitis igmentosa. Frekuensi alel yang menyebabkan kelainan ini sepuluh kali lebih besar di pulau Tristan da Cunha dimana populasi asli berada. Salah satu contoh kasus lain dari founder effect terjadi pada Rubah Arktik (Vulpes lagopus) di Kepulauan Commander (Pulau Bering, dan Pulau Medniy). Efek dari fenomena founder effect ini menyebabkan munculnya variasi MHC (Major Histocompatibility

description

Materi ekologi

Transcript of Founder Effect

Founder Effect dan Penyakin Parkinson di AfrikaOleh: Achmad Akbar Rifanda/ B1J013156Founder effect merupakan fenomena hilangnya variasi genetik yang timbul karena terbentuknya populasi baru suatu individu dari populasi yang lebih besar. Sebagai dampak hilangnya variasi genetik, populasi baru dapat memiliki perbedaan dengan populasi asli baik secara genotip maupun fenotipnya. Apabila hal ini terjadi dalam waktu lama, maka spesiasi yang berujung pada evolusi suatu spesies dapat terjadi. Teori founder effect sendiri pernah dijabarkan oleh Ernst Mayr pada tahun 1942.Penyebab dari munculnya founder effect ada bermacam-macam salah satunya adalah faktor alam. Sebagian kecil anggota populasi dapat terpisah dari populasi asli karena adanya badai atau bencana lain sehingga memaksa anggota populasi tersebut untuk memisahkan diri baik secara alami maupun tidak. Salah satu contoh kasus bukti adanya founder effect adalah ditemukannya penduduk di pulau Tristan da Cunha yang membawa alel resesif dari retinitis pigmentosa yang merupakan bentuk progresif kebutaan yang menyereang individu homozigot. Dari populasi penduduk asli 240 keturunan di pulau tersebut pada tahun 1960, 4 diantaranya memiliki retinitis igmentosa. Frekuensi alel yang menyebabkan kelainan ini sepuluh kali lebih besar di pulau Tristan da Cunha dimana populasi asli berada.Salah satu contoh kasus lain dari founder effect terjadi pada Rubah Arktik (Vulpes lagopus) di Kepulauan Commander (Pulau Bering, dan Pulau Medniy). Efek dari fenomena founder effect ini menyebabkan munculnya variasi MHC (Major Histocompatibility Complex) pada masing-masing spesies (V. l. Beringensis di Pulau Bering dan V. I. Semenovi di Pulau Medniy). MHC adalah proein yang berperan dalam menangkal atau mendukung resistensi terhadap wabah penyakit. Penelitian secara genetik dan molekuler membuktikan adanya variasiunik MHC kelas II DRB dan DBQ alel yang dimiliki oleh spesies yang tinggal di Kepulauan Komander ini.Sumber Referensi:Anonim. 2014. http://en.wikipedia.org/wiki/Founder_effect. Diakses tanggal 10 Oktober 2014

Ploshnitsa, I. Anna Et al. 2011. Impact of Historical Founder Effect adn a Recent Bottlenek on MHC vaiability in Comander Arctic foxes (Vulpes lagopus). Blackwell Publishing.RussiaReece Et al. 2001. Biology: Ninth Edition. Pearson. United States of America