Fotografi

10
ARTI PENTING DAN KEGUNAAN FOTOGRAFI DALAM PR Fotografi merupakan salah satu aspek penting dalam dunia humas, mengingat setiap informasi humas perlu didukung ilustrasi berupa gambar atau foto-foto yang baik. Bahkan tidak jarang foto mengandung lebih banyak infomasi daripada kata- kata. Oleh karena itu, setiap praktisi humas juga dituntut untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai di bidang fotografi. Jadi, humas harus menguasai tehnik-tehnik fotografi untuk dapat menciptakan foto-foto yang indah dan penuh makna. Setiap praktisi humas harus memandang kamera sebagai alat komunikasi, sama halnya dengan pena, mesin ketik, computer, telepon dan ungkapan-ungkapan lisan. Dalam kalimat lain praktisi humas harus mengetahui bagimana caranya berkomunikasi melalui lensa kamera, atau memaparkan suatu pesan atau cerita lewat gambar-gambar. Oleh karena itu foto yang baik bahkan bisa menutupi kekurangan atau kelemahan naskah dalam menarik minat para pembaca. Foto yang baik merupakan foto yang sesuai dengan tema, tehnik yang tepat (pencahayaan, fokus dan komposisi). KEGUNAAN FOTOGRAFI DALAM HUMAS 1. Untuk membangun sebuah perpustakaan foto yang selalu siap menyediakan cetakan foto atau soft copy setiap kali dibutuhkan demi menunjang kegiatan- kegiatan humas. 2. Untuk memperindah, menunjang dan mempopulerkan news release. 3. Untuk menghias, melengkapi atau memberi ilustrasi bagi tulisan feature. 4. Untuk menceritakan suatu pesan atau kisah tanpa naskah atau kata-kata. 5. Untuk menyemarakkan panel pameran dan showroom. 6. Untuk memamerkan dan menunjang kegiatan perusahaan dalam suatu eksebisi, panel pameran, seminar, konferensi pers, dan lain-lain. 7. Untuk memberi ilustrasi bagi jurnal internal. Untuk memberi ilustrasi bagi setiap literature dan alat visual humas. Seperti leaflet, booklet, poster, company profile. DASAR – DASAR FOTOGRAFI Fotografi berasal dari kata photos yang artinya cahaya dan graphos yang memiliki arti melukis. Jadi fotografi adalah seni melukis dengan cahaya. KAMERA (CAMERA)

Transcript of Fotografi

Page 1: Fotografi

ARTI PENTING DAN KEGUNAAN FOTOGRAFI DALAM PRFotografi merupakan salah satu aspek penting dalam dunia humas, mengingat setiap

informasi humas perlu didukung ilustrasi berupa gambar atau foto-foto yang baik. Bahkan tidak jarang foto mengandung lebih banyak infomasi daripada kata-kata. Oleh karena itu, setiap praktisi humas juga dituntut untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai di bidang fotografi. Jadi, humas harus menguasai tehnik-tehnik fotografi untuk dapat menciptakan foto-foto yang indah dan penuh makna.

Setiap praktisi humas harus memandang kamera sebagai alat komunikasi, sama halnya dengan pena, mesin ketik, computer, telepon dan ungkapan-ungkapan lisan. Dalam kalimat lain praktisi humas harus mengetahui bagimana caranya berkomunikasi melalui lensa kamera, atau memaparkan suatu pesan atau cerita lewat gambar-gambar. Oleh karena itu foto yang baik bahkan bisa menutupi kekurangan atau kelemahan naskah dalam menarik minat para pembaca. Foto yang baik merupakan foto yang sesuai dengan tema, tehnik yang tepat (pencahayaan, fokus dan komposisi).KEGUNAAN FOTOGRAFI DALAM HUMAS1. Untuk membangun sebuah perpustakaan foto yang selalu siap menyediakan cetakan foto

atau soft copy setiap kali dibutuhkan demi menunjang kegiatan- kegiatan humas.2. Untuk memperindah, menunjang dan mempopulerkan news release.3. Untuk menghias, melengkapi atau memberi ilustrasi bagi tulisan feature.4. Untuk menceritakan suatu pesan atau kisah tanpa naskah atau kata-kata.5. Untuk menyemarakkan panel pameran dan showroom.6. Untuk memamerkan dan menunjang kegiatan perusahaan dalam suatu eksebisi, panel

pameran, seminar, konferensi pers, dan lain-lain.7. Untuk memberi ilustrasi bagi jurnal internal.Untuk memberi ilustrasi bagi setiap literature dan alat visual humas. Seperti leaflet, booklet, poster, company profile.DASAR – DASAR FOTOGRAFI

Fotografi berasal dari kata photos yang artinya cahaya dan graphos yang memiliki arti melukis. Jadi fotografi adalah seni melukis dengan cahaya.KAMERA (CAMERA)

Sebuah alat untuk membuat gambar dari objek untuk selanjutnya dibiaskan melalui lensa kepada layar (film) yang berada di belakangnya.Jenis kamera :

1. Kamera Single Lens Reflex (SLR)2. Twin Lens Reflex3. View Finder

Menurut system, kamera dibagi menjadi 3 (tiga):1. Otomatik/ Full otomatik2. Manual3. Auto Manual

I. KAMERA OTOMATIKKeuntungan dari kamera otomatik :

1. Mengatur ASA dengan sendiri2. Tidak perlu mengatur diafragma3. Tidak perlu mengatur speed4. Tidak sulit dalam memfokus5. Tidak perlu pengaturan khusus dalam penggunaan lampu blitz

Kerugian dari kamera otomatik :1. Karena speed dan diafragma bekerja secara otomatis, maka tidak mungkin untuk

membuat fotodengan efek khusus

Page 2: Fotografi

2. Tidak mampu memotret objek/ tempat yang kurang cahaya tanpa bantuan blitz3. Sulit menentukan ruang tajam/ focusing

II. KAMERA MANUALKeuntungan dari kamera manual :

1. Dapat membuat foto dengan efek khusus2. Mudah menetukan ruang tajam/ focusing3. Mampu memotret di ruang yang kurang cahaya tanpa menggunakan blitz

Kerugian dari kamera manual :1. Harus mengatur diafragma terlebih dulu2. Harus mengatur speed3. Dalam memfokus sering mengalami kesulitan (jarak focus)4. Bila memotret menggunakan blitz perlu pengaturan khusus

LENSA1. Jenis-jenis lensa

Jenis lensa pengambilan gambar menurut kemampuan pembesaran dan cakupan sudut pandang;a. Lensa Fix

Lensa jenis ini memiliki pembesaran gambar dan sudut pandang yang tidak dapat diubah. Contoh : lensa 14mm f/2,8, 50mm f/1,8 dan 400mm f/2,8.

b. Lensa Zoom.Sebuah lensa yang dapat mengubah pembesaran gambar dan sudut pandang tanpa harus mengganti-ganti lensa. Contoh : 18-35mm f/3,5 – 4,5, 28-70mm f/2,8 dan 70-300mm f/4-5,6.

Terdapat dua jenis lensa zoom bila dilihat dari bukaan diafragma maksimum, yaitu dengan bukaan diafragma variable (variable aperture) dan konstan (constant aperture).Khusus mengenai lensa-lensa tunggal dibagi lagi kedalam beberapa kategori berikut :

a. Lensa normalAdalah lensa yang mempunyai sudut pandang kurang lebih sama dengan mata manusia ( + 45 ) dan mempunyai panjang focus sekitar 50mm (45-58mm) pada kamera format 135. Contoh : 50mm f/1,4

b. Lensa sudut lebar. Semua lensa yang mempunyai cakupan lebih lebar dari lensa normal (lebih dan 45) disebut sebagai lensa sudut lebar, contoh : 28mm f/1,4. lensa jenis ini mengecilkan objek tapi meluaskan sudut pandang sehingga sangat ideal dipakai untuk pemotretan panorama alam (landscape)

c. Lensa telephoto.Kebalikan dari lensa sudut lebar, setiap lensa yang memperbesar dan mendekatkan objekserta menyempitkan sudut pandang (panjang focus lebih besar dan 50mm) disebut lensa tele. Contoh : 105mm f/2, 200mm f/2 dan dua macam lensa 500mm, yakni tele cermin (catadoptric) 500mm f/8 dan tele biasa 500mm f/4.

Meski lensa-lensa ini menyempitkan sudut pandang , mereka mampu mendekatkan objek yang jauh sehingga banyak digunakan dalam memotret pertandingan olahraga dan objek-objek lain yang tidak dapat didekati (binatang buas, misalnya).2. Lensa-lensa Khusus

a. Lensa makroMempunyai kemampuan pembesaran gambar lebih dari pada lensa lain. Banyak digunakan untuk memotret banda-benda atau binatang kecil (serangga, misalnya). Panjang focus yang umum dipakai adalah dari 50mm, 105mm hingga 200mm.

b. Lensa PC (Perspective Correction)Banyak digunakan dalam pemotretan arsitektur. Bagian depan lensa ini dapat diangkat atau digeser untuk mengoreksi perspektif dalam gambar. Contoh : lensa PC 28mm,

Page 3: Fotografi

lensa tele pendek (85mm) dengan kemampuan makro dan mampu mengoreksi perspektif. Dapat dikatakan bahwa lensa ini mempunyai kemempuan tiga lensa yang berbeda dalam satu kemasan.

Selain dari dua jenis lensa khusus tadi, masih ada beberapa jenis lensa-lensa lain yang penggunaannya tidak terlalu umum. Contohnya lensa soft focus untuk portrait yang memberikan hasil foto seperti memakai filter diffuser, lensa mikro untuk pemotretan benda-benda dan makhluk-makhluk mikroskopis (photomicrography).DIAFRAGMA

Merupakan bagian dari lensa yang berfungsi sebagai pengatur cahaya dan dilambangkan dengan angka.Angka-angka diafragma(1,2-1,4-1,8) : (2,8-3,5) : 4: 5,6 : 8 : 11 : 16 : 22 : 32Semakin besar angka diafragma, semakin kecil bukaan lensaSemakin kecil angka diafragma, semakin besar bukaan lensaSPEED

Kecepatan membukanya rana/ shutter yang dilambangkan dengan angka.Angka-angka speedB, 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 700, 1000, 2000, 4000, 8000B (speed efek)1 – 30 (low speed)60 – 125 (normal speed)250 – 8000 (high speed)ASA (America Standard Association)

Merupakan kepekaan emulsi film yang dilambangkan dengan angka.Jenis-jenis ASA :25, 50, 64, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 640025 – 64 (emulsi film rendah)100 – 200 ( emulsi film normal)400 – 6400 ( emulsi film tinggi)Semakin tinggi ASA, semakin peka terhadap cahaya.Megapixel

Kapasitas elemen kecil dari gambar yang membentuk foto digital.Ukuran megapixel : 1,3 2 3 4 5,6 6,3 8 10 12 16 22CAHAYASumber-sumber cahaya :

1. Natural light, cahaya yang berasal dari alamContoh : matahari, kilat, sinar bulan

2. Artificial light, cahaya buatan.Contoh : lampu kilat/ flash, lampu neon/ bohlam, lampu jalan/ mercury

Kondisi cahaya terbagi atas lima golongan :1. Sangat cerah2. Cerah tidak berawan3. Cerah berawan4. Teduh5. Mendung

Kondisi Pencahayaan Menurut arah Datangnya Sinar1. Front lighting, pencahayaan datangnya dari depan objek.2. Back lighting, pencahayaan yang datangnya dari belakang objek3. Side lighting, pencahyaan yang datangnya dari samping objek4. Over head lighting, pencahayaan yang datang dari atas objek

Page 4: Fotografi

5. Effect lighting, pencahayaan yang dilakukan pada bagian-bagian tertentu6. Background lighting, pencahyaan pada latar belakang objek7. Bounce lighting, pencahayaan dengan memantulkan sinar keatas atau kesamping

objek. KOMPOSISI

Komposisi adalah susunan gambar dalam ukuran yang tersedia dengan memperhatikan unsure garis,nada serta kontrassehingga membentuk pola/ format.Tujuan komposisi :Adalah untuk mencapai balance/ keseimbangan pandangan.Unsur-unsur komposisi :

1. Subjek, yang menjadi sasaran pemotretan ditempatkan pada posisi yang tepat2. Lingkungan, yang terbagi dalam latar blakang, tengah dan depan. Latar disini

bertindak sebagai pendukung dan bukan sebagai penghalang peranan subjekTahap penyusunan komposisi :

1. Terjadi pada saat pemotretan2. Ditentukan pada saat pencetakan foto

Komposisi dalam pemotretan :1. Komposisi Horizontal, menempatkan objek dari kiri ke kanan2. Komposisi Vertikal, menempatkan objek dari atas ke bawah.

Macam-macam sudut pandang berdasarkan arah pandang (posisi memotret)1. Birds eye view – pandangan burung

Memotret dari udara ke bawah, dari pohon, semua tempat yang tinggi diamana kamera diarahkan kepada objek dari atas

2. Frogs eye view – pandangan katakMemotert dekat tanah dengan cara tiarap, atau tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Kamera ada di dekat tanah, untuk memotret lurus ke atas dapat jga dengan cara berbaring.

3. Eye level viewing – setinggi mata mendatarKamera dibidikkan setinggi mata, sambil berdiri.

4. Waist level viewing – setinggi pinggangDilakukan pada pemotretan dengan kamera jenis Twin Lens Reflex,dengan bidikkan dari atas. Biasanya kamera dipegang setinggi dada atau pinggang. Dengan sedikit latihan, dapat juga mempergunakan kamera single lens reflex, tanpa mengintai dengan mata, tetapi mata memperhatikan arah pandang lensa, agar mengenai objek foto.

5. High handle position – posisi tangan tinggiKamera dupegang tinggi oleh tangan, tanpa dapat membidik dengan pasti agar dapat melampaui barisan didepan pemotret. Kemungkinan salah arah besar sekali karena kamera miring dan komposisi kacau, tujuan utama untuk mendapatkan gambar untuk berita daripada tidak sama sekali.

Posisi badan :1. Sikap berdiri. Untuk mencapai sikap stabil, kaki kanan ditempatkan didepan, tubuh

menghadap objek tanpa dipaksa (rilex).2. Sikap jongkok. Dimana ketinggian setengah orang dibutuhkan, kita harus jongkok. Saat

jongkok siku kanan bersandar pada lutut, dan lutut satunya bersandar diatas tanah.3. Sikap tiarap. Sikap ini seperti hendak menembak. Siku kiri bersandar diatas tanah, agak

maju, siku kanan agak ke kanan, hingga kedua-dua tangan mencapai keseimbangan. Sikap harus stabil dan relax.

4. Sikap berbaring. Dengan muka menengadah ke langit, adalah sikap yang paling relax. Kedua tangan seperti pada posisi berdiri.

5. Sikap bersandar. Untuk mencapai shutter speed yang lambat. Bisa juga dilakukan dengan menyandarkan kamera pada kursi, meja atau benda lain.

Page 5: Fotografi

Langkah-langkah dalam pemotretan :1. Memilih objek yang akan difoto2. Dekati objek dan tempatkan objek dalam bidikan dan tidak ada lagi bagian atau ruang

yangtersisa yang tidak dipakai untuk memuat gambar.3. Mengatur komposisi dengan memperhatikan arah datangnya sinar.

Kesalahan-kesalahan dalam pemotretan 1. Objek terlalu kecil Solusinya : memotret harus lebih dekat dengan objek 2. Gambar tidak jelas ( tidak focus) Solusinya : Konsentrasi dalam memfokus 3. Ruang gambar terlalu sempit atau objek terlalu dipinggir Solusinya : harus lebih teliti dalam penempatan objek 4. Gambar kurang cahaya/gelap atau terlalu terang kelebihan cahaya

Solusinya : harus memperhatikan diafragma 5. Gambar goyang Solusinya : harus memperhatikan speedCROPINGAdalah : membuang bagian yang tidak diperlukan dalam foto.Croping terbagi dalam dua jenis :1. Croping pada saat pencetakan foto2. Croping dilakukan setelah foto dicetakDalam fotografi digital dilakukan dengan photoshopDASAR-DASAR FOTO JURNALISTIK

Saat fotografi muncul pertama kali dalam dunia percetakan, yaitu di harian New York Daily Graphic tanggal 4 Maret 1880, ia sangat merombak dunia pemberitaan. Dengan adanya gambar yang “realistis” ini, sebuah pemberitaan menjadi lengkap dan beberapa kalimat bisa “dibuang”.

Walau sejak awal aad ke-19 media cetak telah mencantumkan gambar dalam penerbitannya, namun itu hanya gambar buatan yang tidak bisa mencerminkan realita secara total. Sebuah foto bisa menggantikan seribu kata-kata, demikian kata sebuah pemisalan.

Dengan adanya fotografi dalam media cetak yang mengandung niali berita, maka muncullah istilah foto jurnalistik. Lahir pula pekerja-pekerja untuk hal ini yang disebut jurnalis foto atau wartawan foto.

Spesifikasi kerja serta cara berfikir seorang foto jurnalis dan wartawan tulis jelassangat berbeda walau keduanya harus memenuhi syarat 5W 1H. Pada beberapa kasus, sebuah berita hanya bisa dijabarkan dengan foto, pada kasus lain sebuah berita cukup diwakili tulisan.

Sebuah foto memang dibatasi bidang tertetu. Namun karena keterbatasannya itu ia menjadi menarik.Selain itu, sebuah foto bisa mempunyai berbagai implikasi, terutama kalau menyangkut masalah politik.

Sebuah foto, asal memenuhi kaidah mengandung berita, bisa disebut foto jurnalistik. Jurnalistik berasal dari kata ‘jurnal’ yang artinya laporan. Namun syarat utamanya adalah, diterbitkan.

Dengan realita mirip aslinya yang dimiliki sebuah foto, seorang jurnalis foto dituntut untuk jujur. Ketidak jujuran sebuah foto urnalistik bisa timbul dari banyak hal, diantaranya:

rekayasa sudut pengambilan rekayasa waktu pengambilan rekayasa pasca pemotretan : kamar gelap, photoshop

Bidang – bidang fotografi1. Fotografi Jurnalistik Foto yang lebih mengedepankan suatu peristiwa dan mempunyai nilai berita.

Page 6: Fotografi

2. Art Fotografi/ Fotografi Seni Foto yang memiliki nilai seni atau dikerjakan dengan unsur seni. 3. Commercial Fotografi/ Fotografi komersil

Foto yang mempunyai nilai jual atau diperjualbelikan. Segala jenis fotografi dapat dikatakan komersil apabila foto tersebut diorientasikan untuk diperjualbelikan.Jenis – jenis foto jurnalistik :a. Foto berita / News : Foto yang dihasilkan untuk pemberitaan ( peristiwa politik,

budaya, olahraga, dll)b. Human Interest : Foto yang menyajikan kejadian sehari-hari, namun tidak

mengandung mutu berita yang hangat, tetapi merupakan lukisan masyarakat. Foto human interest merupakan komentar social dan karakter fotonya dapat menimbulkan , emosi, tawa atau sedih ( rumah gelandangan, pengemis)

c. Essay foto : Rangkaian foto-foto yang disajikan dari berbagai aspek suatu masalah yang dibahas. Essay foto dapat mengupas berbagai masalah dalam masyarakat secara menyentuh hati ( kehidupan morpinis, pengamen)

d. Picture story : Rangkaian foto-foto yang merupakan urutan kejadian dari suatu peristiwa. (Peristiwa bulan Mei 1998)

e. Feature : Foto yang menggambarkan suatu topic yang khas didalam dunia ilmu politik, kebudayaan, kesenian yang pengertiannya disesuaikan dengan berita (seorang wanita di desa sedang mandi di sungai, menggambarkan kehidupan di desa).

SYARAT SEBUAH FOTO JURNALISTIK Sempurna secara tehnik Sempurna secara estetika Jujur Tepat saat pengambilannya Menggugah ekspresi Dilengkapi keterangan atau captionSerta beberapa syarat tambahan untuk jurnalis Indonesia: Tidak melanggar SARA Sopan Tidak menimbulkan keresahan Tidak dilarang

Bagi seorang redaktur foto, pertimbangan terakhir untuk pemuatan adalah, sebuah foto dipersembahakan untuk pembaca, bukan untuk kepuasan sang fotografer sendiri.Untuk menjaga hal ini, dalam pemilihan sebuah foto sang pemotret tidak ikut dilibatkan. Namun sang fotografer harus memberi info-info awal sebelum pemilihan dilakukan.KARAKTER FOTO JURNALISTIK MEDIA CETAK

Surat kabar atau harian1. Cenderung lebih menggambarkan klimaks dari suatu peristiwa.2. Banyak kesamaan antara satu media dengan media lainnya, terutama untuk foto

headline.3. Kurang menampilkan sisi lain dari suatu objek, mengingat keterbatasan deadline.4. Format foto jarang sekali ditampilkan dalam ukuran besar (setengah halaman).

Tabloid dan Majalah1. Cover dan headline lebih variatif, karena tidak selalu menampilkan klimaks peristiwa.2. Mampu menampilkan sisi lain dari suatu objek, mengingat deadline yang lebih lama.3. Dapat menampilkan beberapa foto dari suatu objek yang disesuaikan dengan tulisan

yang lebih mendalam.4. Cukup banyak format foto ditampilkan dengan ukuran besar.