foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.”...

21
foto : Dakonmedia

Transcript of foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.”...

Page 1: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

foto

: D

ako

nmed

ia

Page 2: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

3

Basm

alla

h

Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Artinya:

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami,

perkenankanlah doaku. (QS. Ibrahim (14): 40)

Page 3: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

4 Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Tent

ang

DQ

Sekilas DeQi

Yayasan Dompet Alquran IndonesiaLembaga Sosial KemanusiaanAkta Notaris : Tri Winarno, SH, MKnNomor Akta :74 tanggal 17 April 2015Depkumham: AHU-0005952. AH.01.04 Tahun 2015 tanggal 23 April 2015

DEWAN PEMBINA:H. Muhammad Siroj, S.Ag.

KH. Agung Cahyadi, Lc. MA.Ir. H. ZainurrochmanSyaiful Arifin S.S

DEWAN PENGAWASAhmad Habibul Muiz, Lc.KH. Musbihin Sahal, Lc. MA.

DEWAN PENGURUSKetua : Agus Hariadi, S.Pd.ISekretaris : AsfahaniBendahara : Sutarno, SE.

Dompet Alquran Indonesia adalah Lembaga Sosial Kemanusiaan yang memberdayakan dana Wakaf, Infaq, dan Shadaqah (WAFIS) para muhsinin untuk

menyukseskan program-program pendidikan Al-Quran.

Diantara misi Yayasan Dompet Alquran Indonesia adalah mendirikan dan mengembangkan Pesantren Tahfidz Alquran untuk anak yatim, dhuafa dan anak da’i. Saat ini pesantren yang dikembangkan oleh Yayasan Dompet Alquran Indonesia adalah Pondok Pesantren Tahfidz Alquran “Darul Fikri” Sidoarjo.

REDAKSI Majalah DQPengarah : KH. Muhammad Siroj, S.Ag, Syaiful Arifin, S.SPemimpin Umum : AsfahaniPemimpin Redaksi : Rafif AmirSekretaris Redaksi : Roni Firmansyah

Kontributor : Iwa, Irwan, Arif, Hendratno, Ichwan, Mukarromin, Ust Didik, Ust Khoirul A.

Dewan Redaksi:KH. Agung Cahyadi, Lc. MA., KH. Ahmad Mudzaffar, Lc. MA., H. Muhammad Siroj, S.Ag., Syaiful Arifin S.S, Agus Hariadi, S.Pd.I

Design & Layout: Ony, Ario; Distribusi: Irwan, Ulum, Sukarlin

Dompet Alquran IndonesiaRuko Citra City R-28, Sarirogo,SidoarjoTelp. 031-895 5057, WA. 0851-0600-9995Email : [email protected] : www.dompetalquran.or.id

Pondok Pesantren Tahfizh Alquran Darul FikriRT 14, RW 03 Sarirogo, SidoarjoTelp : 031-806 8530Email : [email protected] : www.darulfikri.com

Pengurus & Redaksi

Basm

alla

h

Kita sering mendengar nasihat guru dan membaca tulisan

tentang pentingnya memberikan pujian, baik pada yang sebaya dengan kita, pada orang yang lebih tua, maupun orang yang lebih muda terutama anak-anak. Namun ternyata pujian yang berlebihan itu juga tidak baik, apalagi untuk anak-anak yang sedang mengalami pembentukan karakter dan menuju pencarian jati dirinya.

Beberapa tahun yang lalu saya bertemu seseorang yang menceritakan pengalamannya akibat pujian yang berlebihan. Si teman ini berjumfa si Fulan, seseorang yang dari tingkat taman kanak-kanak sampai SMA selalu berprestasi bahkan selalu rangking satu di sekolahnya. Saking pintarnya, si Fulan mendapat banyak pujian dari teman, wali murid, guru, masyarakat tempat dia tinggal. Tidak sedikit juga yang ingin dekat untuk menjadi sahabatnya. Itu dia lewati sampai menyelesaikan sekolahnya di tingkat SMA.

Menginjak dewasa, tiba-tiba si Fulan mengalami stress berat. Penyebab stressnya adalah patah hati karena cintanya ditolak. Hal yang mungkin biasa

bagi orang yang jarang mendapatkan pujian, namun tidak bagi si Fulan karena selama sekolah dari TK – SMA, tidak sedikit siswi yang mendekatinya dan ingin menjadi teman dekatnya.

Sahabat Alquran, dari kisah di atas kita dapat mencerna bahwa banyaknya orang yang mudah stress mungkin karena masa lalunya dilalui dengan penuh pujian dan kemudahan. Mereka tidak siap ketika menghadapi musibah yang jauh dari pujian dan kemudahan. Padahal setiap perbuatan yang dilakukan manusia mengandung konsekwensi dipuji atau dicela. Dipuji oleh satu pihak, dicela oleh pihak yang lain. Barangkali ini diantara hikmah hadits Nabi yang menyuruh melempar tanah kepada orang yang memuji kita.

Diriwayatkan dari Abu Bakar RA, ada seorang lelaki yang memuji temannya di sisi Nabi SAW. Nabi berkata, “Celaka engkau, engkau telah memenggal leher temanmu, engkau telah memenggal leher temanmu.” Beliau ucapkan itu berkali-kali. Kemudian beliau berkata, “Barangsiapa diantara kamu harus memuji saudaranya maka hendaklah ia katakan: aku mengira si fulan begini, cukuplah Allah

sebagai penghisabnya, dan aku tidak memuji siapapun di hadapan Allah SWT.” Apabila ia mengetahui yang dipujikannya itu memang ada pada diri saudaranya. Dalam riwayat lain dari Al-Miqdad: “Rasulullah SAW, memerintahkan kami untuk melempar tanah pada wajah orang-orang yang suka memuji.” (HR. Muslim)

Sahabat Alqran, mari di bulan Rabi’ul Awal ini, yang mana di bulan ini dilahirkan Rasul teladan kita. Bersama-sama semakin kuat mencintainya bukan sekadar dengan mengadakan peringatan Mauid Nabi, tapi mari kita tingkatkan dengan membaca dan mengamalkan hadits-haditsnya, sehingga kita bisa menjadi manusia yang bahagia dunia dan akhirat. Dijauhkan dari rasa galau dan stress yang banyak menjangkiti umat saat ini. Karena memang Muhammad SAW, adalah Bapak Pendidikan yang mengajarkan kita bisa selamat dunia dan akhirat.

Oleh : Asfahani(Direktur Dompet Alquran Indonesia)

HindariPujian Berlebihan

5Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Page 4: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Kaj

ian

Utam

a

Kaj

ian

Utam

a

6 7Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Mendidik Generasi Zaman Now

“Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu.”

(Ali bin Abi Thalib)

Baru-baru ini sebuah kisah mengharukan dari Pengadilan

Kentucky, Amerika Serikat, mendadak menjadi viral. Seorang muslim bernama Dr. Abdul Munim Jitmoud menjadi perbincangan dunia karena dengan kemuliaan akhlaknya, ia memaafkan lelaki yang telah membunuh anaknya dengan keji. Seisi persidangan sontak menangis haru, termasuk hakim dan pengacara si pembunuh. Abdul Munim memeluk anak muda yang membunuh anaknya dengan penuh kasih sayang, sehingga membuat si pemuda itu pun menangis.

Pemuda itu baru 24 tahun dan Abdul Munim memaafkan kesalahannya, tanpa menuntut apapun. Ia menunjukkan pada dunia tentang akhlak Islam yang sesungguhnya, membalas kedzaliman dengan kebaikan. Betapa berat, tapi begitulah yang diajarkan Rasulullah, bahwa dalam keteladanan akhlak ada nilai-nilai pendidikan yang hendak ditanamkan.

Abdul Munim seolah hendak mengajarkan kepada seluruh anak muda di dunia lewat ucapan pemuda yang membunuh anaknya itu, “Aku sangat kagum padamu, Ayah. Karena hanya orang kuatlah, yang bisa memaafkan mereka yang telah menyakiti orang yang dicintainya.” Kehilangan orang tercinta itu sungguh berat, namun memaafkan sungguh indah. Abdul Munim barangkali menimbang bahwa kerasnya penjara

hanya akan membuat pemuda itu semakin dekat dengan kekerasan. Tapi memaafkan, membuat hatinya yang keras menjadi lembut. Seorang penjahat pun bisa tersentuh hatinya dan menangis. Mudah-mudahan dengan itu ia mendapat hidayah.

***Abdul Fattah Abu

Ghuddah dalam bukunya Ar-Rasul al-Mu’allim wa Asalibuhu fi at-Ta’lim menjelaskan, ada 40 metode Rasulullah dalam mendidik. Dalam kesempatan yang ringkas ini, izinkan saya mengulas beberapa diantaranya.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pembuka, yang pertama adalah keteladanan dan kemuliaan akhlak. Betapa banyak dakwah yang berhasil melalui keteladanan, betapa banyak orang-orang kafir Quraisy yang terpikat dengan pesona akhlak Rasulullah, bahkan mengantarkan seorang yahudi buta mendapat hidayah. Ia yang baru menyadari bahwa orang yang menyuapinya tiap hari adalah Muhammad SAW, yang kini telah tiada.

Ada kisah di sebuah sekolah. Dua orang guru memperlakukan muridnya yang gondrong dengan cara berbeda. Satu orang guru, memarahi, memukul, dan menggunting rambut muridnya itu sembarangan, sehingga selepas itu ia menjadi benci pada sang guru. Satu orang guru lagi, mendudukkan muridnya, memangkas rambutnya dengan rapi. Sang murid menjadi tidak enak hati, dia menjadi sangat hormat

pada guru ini, dan ia malu kalau sampai ia dipangkas lagi rambutnya, dan karena itu, ia tidak lagi tampil gondrong di sekolah.

Betapa kemuliaan akhlak, seringkali memancarkan pesona yang dikenang sepanjang zaman, menggerakkan di jalan kebaikan.

Metode yang kedua adalah bertahap tapi berkesinambungan. Mulailah dari yang paling penting. Tentu saja penanaman tauhid adalah yang utama, sebagaimana Luqman Al-Hakim mendidik putranya. “Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13). Lalu ajarkan mereka shalat, karena shalat adalah ibadah paling utama, ibarat bangunan ia adalah penyangganya. Lalu ajak ia melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar. “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar…” (QS. Luqman: 17). Semua diajarkan secara bertahap baik kualitas maupun kuantitasnya, tapi kontinyu, istiqamah. Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari mengatakan, “Mengajarkan ilmu, haruslah dilakukan secara bertahap. Sebab segala sesuatu jika awalnya mudah, akan disukai orang yang ingin menekuninya…”

Metode yang ketiga adalah memerhatikan

Page 5: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Kaj

ian

Utam

a

Kaj

ian

Uta

ma

8 9Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

karakter anak-anak muda yang kita didik. Berharap mereka memiliki karakter yang sama tentu adalah hal yang mustahil. Maka pelajarilah karakter yang beragam itu. Bisa jadi mereka juga memiliki minat dan potensi yang berbeda-beda. Arahkan mereka sesuai karakter, potensi, dan minatnya masing-masing. Ustadz Abdus Somad, Lc pernah bercerita bahwa ia diminta ngisi pengajiannya anak-anak muda geng motor. Kata beliau, tidak mungkin dengan menceramahi mereka dan mengajak mereka langsung taat. Caranya dengan mengajak mereka shalat tahajjud, dilanjutkan dengan sesi muhasabah, lalu shalat subuh berjamaah. Setelah shalat subuh, touring bareng pake motor menuju tanah lapang. Di sana disiapkan baksos dan santunan buat anak yatim, dilanjutkan dengan sarapan bersama. Cara-cara kreatif seperti itulah yang dimaksud dengan mengajar dan mendidik mereka sesuai dengan karakter dan potensinya. Cari apa yang menyenangkan buat mereka, lalu masuklah kita ke dalam dunia mereka. Buat mereka nyaman, lalu masukkan nilai-nilai pendidikan di dalamnya.

Metode yang keempat adalah mengajak mereka diskusi dan berpikir logis. Dalam situasi tertentu, diskusi dan mengajak mereka untuk berpikir rasional jauh lebih efektif daripada mengeluarkan dalil-dalil yang jutsru membuat mereka ketakutan atau bahkan kehilangan

respek. Ini pernah dilakukan Rasulullah ketika suatu hari datang anak muda, tanpa basi-basi meminta izin pada beliau untuk berzina. Para sahabat menahan geram, tapi Rasulullah SAW justru mengajaknya berdialog. “Apakah kamu rela jika zina itu terjadi pada ibumu?” kata beliau. Si pemuda menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Lalu Rasul bertanya lagi, “Apakah kamu rela jika zina itu menimpa saudara perempuanmu?” Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara perempuan mereka.” Rasulullah mendoakannya dan sejak saat itu si pemuda tak pernah tergoda lagi untuk berzina. Masya Allah! Lihat betapa bijaknya metode yang digunakan Rasulullah SAW.

Metode yang kelima adalah mengalihkan pertanyaan. Terkadang ada muncul pertanyaan-pertanyaan dari anak-anak yang menurut kita, bukan tidak bisa dijawab, tetapi tidak penting untuk dijawab. Maka alihkan pertanyaannya pada sesuatu yang lebih bermanfaat. Seperti ketika Rasulullah SAW ditanya, “Kapan terjadi kiamat?” Rasulullah tidak menjawab dan justru melemparkan pertanyaan baru, “Apa yang telah engkau siapkan untuk menyambut kedatangannya?”

Metode yang keenam adalah mengulang sebanyak tiga kali. Pengulangan menunjukkan

betapa pentingnya apa yang kita sampaikan. Oleh karenanya, di dalam Alquran pun banyak ayat yang diulang-ulang. Bisa jadi pada pengajaran pertama ia kurang memperhatikan, namun di pengajaran yang kedua dan ketiga baru sampai di pikirannya.

Metode yang ketujuh adalah memberi nasihat dan peringatan. Berikan juga motivasi dan ancaman. Inilah metode yang juga diajarkan oleh Alquran. Keduanya harus seimbang. Tidak hanya melulu motivasi sehingga kemudian mereka tergantung dan mau bergerak ketika ada motivasi dari luar. Tapi berikan juga pada mereka konsekwensi jika tidak mau bergerak. Ada hadiah, ada hukuman. Sebagaimana Alquran menjanjikan surge bagi orang yang taqwa dan neraka bagi orang yang durhaka.

Metode yang kedelapan adalah memberi pengajaran melalui kisah. Saat ingin menasihati anak-anak kita, bisa dimulai dengan memberikan kisah yang serupa. Lalu biarkan dari kisah itu, anak mencerna hikmahnya. Biarkan ia menemukan pelajaran dari kisah itu. Lalu ajaklah diskusi dan berikan nasihat-nasihat dengan cara yang baik.

Lalu bagaimana menyikapi generasi zaman now? Tentu saja kedelapan metode itu masih efektif. Zaman now yang berbeda hanya sarananya. Hampir semua generasi milenial saat

ini sangat lekat dengan media social, lekat dengan gadget. Murid saya yang masih SD bahkan sudah punya berbagai macam akun socmed. Maka jadikan kesukaan mereka bergadget ria itu sebagai sarana pendidikan yang efektif. Misalkan, mengumpulkan tugas via instagram dan di-tag ke guru dan teman-temannya. Mengajar dengan lebih banyak menggunakan audio visual yang menarik dan menyenangkan bagi mereka. Nonton film lalu diskusikan ibrahnya. Diadakan lomba vlog tentang tips belajar di rumah yang asyik dan tidak membosankan. Dan masih banyak ide kreatif lainnya.

Ketika mengajar pendidikan Agama Islam di kampus pada satu waktu, saya menggunakan sarana audio visual yang bagus. Saya tayangkan beberapa video yang menyentuh, ditambah narasi dari saya yang lebih banyak berupa motivasi dan renungan. Alhasil banyak dari mahasiswa yang menangis, tersentuh hatinya.

Namun di luar itu, harus diakui, dampak dari teknologi yang tak terkendali ini bukannya tidak ada. Terjadi perubahan budaya dan sikap. Seorang teman saya yang juga guru bercerita, bahwa murid-muridnya yang perempuan sesekali menggoda. Mungkin karena gurunya masih bujang dan tampan. Kalau zaman dulu, hal seperti ini jarang ditemukan, tapi sekarang seolah tanpa rasa malu lagi. Sopan-santun dan adat-adat ketimuran mulai terkikis. Inilah pekerjaan rumah kita semua.

Memukulnya sebagaimana dilakukan guru-guru zaman dulu juga tidak menyelesaikan masalah, yang ada justru menambah masalah karena wali murid melaporkan pasal penganiayaan pada kepolisian. Cara terbaik adalah dengan merangkul mereka, menyentuh hati mereka dengan delapan metode yang telah dikemukakan di atas.

Biarkan mereka menyadari bahwa generasi zaman now ini adalah generasi yang dibutuhkan bangsa ini berpuluh tahun ke depan, untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan, untuk mengubah peradaban.

Oleh : Rafif Amir(Pimred Majalah DQ)

Ketika mengajar pendidikan Agama Islam di kampus pada satu waktu, saya menggunakan sarana audio visual yang bagus. Saya tayangkan beberapa video yang menyentuh, ditambah narasi dari saya yang lebih banyak berupa motivasi dan renungan. Alhasil banyak dari mahasiswa yang menangis, tersentuh hatinya.

Page 6: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Oleh : Khoirul Anam, Lc(Guru Ponpes Tahfizh Alquran

Darul Fikri Sidoarjo )

Tafsi

r

Tafsi

r

10 11Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

• Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu berkata ketika menafsirkan potongan ayat di atas: “Ajarkanlah mereka ilmu dan adab”.

• Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata: “Taatilah Allah, takutlah ketika ingin bermaksiat di hadapan-Nya dan perintahlah keluargamu untuk berdzikir niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari siksa neraka.”

• Adh-Dhahhak dan Muqatil Rahimahumallah berkata:“Kewajiban seorang muslim adalah mengajarkan keluarga, kerabat, dan hamba sahayanya apa-apa yang telah Allah wajibkan atas mereka dan apa-apa yang dilarang-Nya.”

Pernyataan beberapa ulama dari generasi salaf di atas menunjukkan akan pentingnya peran orang tua dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada keluarganya untuk mewujudkan keluarga yang taat dan bertakwa kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.

Sejak dari kecil seorang anak harus dibiasakan untuk berbuat ketaatan dan kebaikan serta di tempatkan di lingkungan yang kondusif. Oleh karena itu di beberapa kesempatan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidak melarang orang tua membawa anaknya ke masjid, bahkan Hasan dan Husain yang waktu itu masih kecil pernah menaiki punggungnya pada saat shalat sebagai imam. Di kesempatan yang lain, yaitu saat beliau sedang berkhutbah. Di tengah-tengah khutbah, tiba-tiba Hasan datang menghampirinya. Anak kecil itu pun naik ke atas mimbar. Bukan menghalau atau mengusirnya, justru Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dengan penuh kelembutan memeluknya dan mengusap kepalanya seraya berdoa:

“Anakku (cucuku) ini adalah seorang pemimpin, mudah-mudahan kelak melalui tangannya, Allah ’Azza Wa Jalla akan mendamaikan antara dua kelompok besar dari kaum Muslimin.” (HR. Ahmad)

Ketika usia anak semakin mendekati masa tamyiz dan baligh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memberi arahan kepada orang tua untuk mengajarkannya shalat. Beliau bersabda:

"Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata dalam kitab Al-Mughni:

"Perintah dan pengajaran ini berlaku bagi anak-anak agar mereka terbiasa melakukan shalat dan tidak meninggalkannya ketika sudah baligh."

Disyaratkan dalam masalah memukul anak yang tidak shalat yaitu pukulan yang tidak melukai, tidak membuat kulit luka, atau tidak membuat tulang atau gigi menjadi patah. Pukulan di bagian punggung atau pundak dan semacamnya. Hindari memukul wajah karena diharamkan memukul wajah berdasarkan larangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam:

“Jika salah seorang dari kalian memukul hendaklah menghindari dari memukul wajah.” (Muttafaqun ‘Alaih).

Ketika anak sudah baligh atau dewasa dan sudah mengenal dunia luar, maka orang tua harus mengarahkannya untuk bergaul dengan teman yang baik. Karena teman adalah salah satu tolok ukur akhlaknya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam:

“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Dan yang menjadi puncaknya adalah mengajarkan aqidah yang benar, karena aqidah adalah tata cara berakhlak yang benar kepada Allah ‘Azza Wa Jalla serta menjadi pondasi dari seluruh amal ibadah. Aqidah merupakan misi utama dakwah para Rasul. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman:

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut itu’." (QS. An-Nahl: 36)

Para ulama menafsirkan kata menyembah dengan makna mentauhidkan-Nya. Penafsiran di atas dikuatkan dengan banyak ayat dan hadits.

Dan yang terakhir, hendaknya orang tua selalu membasahi lisannya dengan untaian kalimat doa untuk kebaikan anak dan keluarganya di dunia dan akhirat. Wallahu A’lam…

Menjaga Diri Dan Keluarga Dari Adzab

(QS. At-Tahrim ayat 6)

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,

keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Alhamdulillah atas segala karunia-Nya yang tidak terhingga. Semoga shalawat dan salam senantiasa

terlimpahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Wa Ba’du…

Mitra DQ di manapun Anda berada – semoga Allah ‘Azza Wa Jalla menjaga kita, sesungguhnya syariat Islam telah mewajibkan kepada semua orang tua untuk memberikan tarbiyah (pendidikan) yang baik

serta perhatian yang layak untuk anak-anak mereka. Menyia-nyiakan hak-hak mereka merupakan dosa yang sangat besar. Lalu bagaimanakah cara menjaga anak dan keluarga agar tidak mendapatkan murka dan siksa Allah ‘Azza Wa Jalla? Para ulama dari kalangan shahabat dan tabi’in telah menjelaskan potongan firman Allah ‘Azza Wa Jalla: “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, antara lain:

Page 7: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Taul

adan

Taul

adan

12 13Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Sebelum mengikuti lomba Musabaqoh Hifzhil Qur’an ini, Praka Mar M. Zainul Arifin yang merupakan anggota Denma Pasmar-1, melaksanakan belajar Tahfizh Alquran di Pondok Pesantren Tahfizh Alquran (PPTQ) Darul Fikri Sidoarjo selama 2 bulan.

Pada lomba menghafal Alquran atau Musabaqoh Hifzhil Qur’an tersebut, diikuti 10 orang yang terdiri dari hasil seleksi tiap-tiap matra di lingkungan TNI, dengan rincian untuk kategori 5 Juz diikuti oleh 4 orang Bintara dan Tamtama, kategori 10 Juz diikuti 4 orang Perwira, Bintara, dan Tamtama dan untuk kategori 20 Juz diikuti 2 orang Bintara. Dengan kriteria penilaian lomba yaitu Tajwid, Adab, dan Tahfizh

Dari hasil keputusan 3 Dewan Hakim yang diketuai oleh Kolonel Caj Drs. M. Yahdi, M.Ag dan H. Syahrir Ali Basyah, S.Q, Drs. H. Masrur Ichwan, M.Ag sebagai anggota, memutuskan untuk kategori 5 Juz Terbaik 1 diraih oleh Praka Mar M. Zainul Arifin dari Pasmar-1 dengan nilai 92, Terbaik 2 diraih oleh Sertu Muhammad Mahfud dari Yonarhanudse-15 Kodam IV Diponegoro dengan nilai 88, Terbaik 3 diraih oleh Serda Arif Suminar Dwi P. dari Depohar 60 Lwj dengan nilai 84 dan pemenang Harapan diraih oleh Serma Jumadi dari Bais TNI dengan nilai 31.

Untuk kategori 10 Juz Terbaik 1 diraih oleh Koptu Bah Misbakhul Khoir dari Dislam Bair Koarmatim dengan nilai 87, Terbaik 2 diraih

oleh Serda Habibi Abdilah R dari Disbintalad dengan nilai 68,5, Terbaik 3 diraih oleh Letda Lek Nursal Hasbi dari Lanud Abd.Saleh dengan nilai 52,5 dan pemenang Harapan diraih oleh Letkol Chb I Wayan Arta dari Bais TNI dengan nilai 46.

Sedangkan untuk Kategori 20 Juz, Terbaik 1 diraih oleh Sertu Abdi Nasrulloh dari Bintaldam VI Mulawarman dengan nilai 57 dan Terbaik 2 diraih oleh Peltu Dodik Agus S, S.Sos dari Lanud Hasanudin dengan nilai 41,5.

Pada kesempatan tersebut, Palakhar Dandenma Pasmar-1 Mayor Marinir Andi Ichsan, S.H., M. Tr Hanla mengucapkan selamat dan bangga atas prestasi yang diraih oleh Praka Mar M. Zainul Arifin, bukan hanya ditingkat TNI AL, namun ini sudah ditingkat tertinggi di TNI dan berharap dengan prestasinya tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan serta mampu meraih prestasi lainnya dalam lomba Musabaqoh Hifzhil Qur’an mendatang.

“Terima kasih, ini merupakan suatu kebanggaan bagi Denma Pasmar-1 yang telah menunjukkan prestasinya dan hal ini bisa memacu bagi prajurit lainnya untuk tidak malu-malu menunjukkan keahliannya dan prestasi masing-masing, karena saya menyakini prajurit Denma Pasmar-1 lainnya bisa menunjukkan yang terbaik bagi Korps Marinir,” pungkasnya.

Sumber berita: www. portal komando.com

Praka Mar M. Zainul Arifin, Terbaik 1 Pada Lomba MHQ

Tingkat TNI Tahun 2017

Prajurit Korps Marinir TNI AL dari Pasmar-1 atas nama Praka Mar M. Zainul Arifin, meraih terbaik 1 kategori 5 Juz pada lomba Musabaqoh Hifzhil Quran (MHQ)

tingkat TNI tahun 2017, yang diselenggarakan di Aula Pusbintal Mabes TNI, Rabu (15/11/2017) beberapa hari yang lalu.

Praka Mar M. Zainul (tengah)

Page 8: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Jawaban :Wa'alaikumussalam Warahmatullah

Wabarakatuh. Kisah tersebut memang terlanjur tersebar, bahwa seorang tabi'in, hapal Alquran, mujahid, murtad gara-gara wanita Nasrani.

Kisah tersebut awalnya berasal dari penceritaan Imam Ibnu Katsir:

“Pada saat itu, Abdah bin Abdurrahim wafat, semoga Allah burukkan dia. Ibnul Jauzi bercerita bahwa orang celaka ini dulunya adalah mujahidin banyak perang di negara Romawi. Pada sebagian

peperangan kaum muslimin, saat mengepung Romawi, saat itu dia melihat seorang wanita Romawi ... “

(Imam Ibnu Katsir, Al Bidayah wan Nihayah, Jilid 11, Hal. 64. 1986M/1407H. Darul Fikr)

Lalu, kita dapati dalam karya Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah ternyata isinya berbeda! Sepertinya dan bisa jadi, ada salah kutip dari Imam Ibnu Katsir Rahimahullah.

Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah menuliskan:

“Abd0ah bin Abdurrahim, dia adalah ahli agama dan jihad.”

Kemudian Imam Ibnul Jauzi melanjutkan: “Abdah bin Abdurrahim bercerita: kami

keluar bersama grup (Safiyah/pleton) ke negeri Romawi. Kami ditemani oleh seorang pemuda yang tidak ada bacaan Alquran kami lebih baik darinya, tidak ada yang lebih faqih, tidak pula lebih baik menjalankan kewajiban darinya. Dia puasa di siang hari, shalat di malam hari. Kami melewati benteng Romawi, prajurit pun mendekatinya, dan dia turun mendekati benteng. Kami kira dia turun untuk kencing. Lalu dia melihat seorang wanita Nasrani dari belakang benteng, dia pun terpikat hatinya kepada wanita itu. Lalu dia bertanya pada wanita Romawi itu: bagaimana aku bisa sampai kepadamu?... dan seterusnya.”

(Imam Ibnul Jauzi, Al Muntazham fi Tarikhil Umam wal Muluk, Jilid. 12, Hal. 301. Cet. 1, 1992M/1412H. Darul Kutub Al 'Ilmiyah. Beirut. Tahqiq: Syaikh Muhammad Abdul Qadir 'Atha dan Syaikh Mushthafa Abdul Qadir 'Atha)

Kemudian, yang serupa dengan Imam Ibnul Jauzi adalah apa yang ditulis oleh: • Imam Adz Dzahabi dalam Tarikh Al Islam

wa Wafayat Al Masyaahir wal A'laam, Jilid. 5, Hal. 1176. Cet. 1, 2003M. Darul Gharb Al Islamiy. Tahqiq: Dr. Basyar Awwad Ma'ruf

• Imam Ibnu Manshur dalam Mukhtashar Tarikh Dimasyq Libni 'Asaakir, Jilid. 15, Hal. 296. Cet. 2. 1984M/1402H. Darul Fikr, Damaskus. Tahqiq: Ruhiyah An Nuhaas, Riyadh Abdul Hamid Murad, Muhammad Muthi'

Jadi, kesimpulannya, yang murtad itu adalah pemuda yang menemani Abdah bin Abdurrahim, bukan Abdah bin Abdurrahim.

Demikian. Wallahu a'lam.

Klin

ik Z

akat

Klin

ik Sy

aria

h

Oleh : Agung Cahyadi, Lc, MA(Anggota Dewan Pembina Yayasan

Pondok Pesantren Darul Fikri)

14 15Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Pertanyaan:

Ustadz, beberapa tahun lalu orang tua saya memberikan saya uang

sebesar 50 juta berupa investasi asuransi. Setelah saya menikah, mertua saya memberikan uang kepada saya sebesar 50 juta. Adakah zakat untuk pemberian ini? Berapakah zakat yang harus saya bayarkan jika ada?

Cahya (Pasuruan)

Adakah Zakat dari Pemberian?

Jawaban:Uang yang Anda miliki, baik

melalui usaha Anda sendiri atau dari hibah/pemberian orang lain, jika telah mencapai nishab (senilai 85 gram emas) dan telah berumur satu tahun dalam simpanan, maka terkena wajib zakat sebesar 2.5%.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka uang yang Anda terima dari mertua tersebut tidak terkena wajib zakat saat anda menerimanya, tetapi ditambah dengan uang yang Anda miliki, bila tersimpan selama satu tahun, maka terkena wajib zakat 2,5%.

Demikian, semoga Allah senantiasa berkenan untuk memberikan kemudahan dan ridha-Nya.

Wallahu a'lam bishshawaab

Pertanyaan :

Assalamu'alaikum. Ustadz, saya pernah membaca tentang kisah Abdah bin Abdurrahim yang seorang

tabi’in, mujahid, dan hafidz Qur’an murtad karena wanita romawi. Tapi di kisah lain, diceritakan bahwa yang murtad tersebut adalah pemuda yang menemani Abdah. Yang benar kisahnya seperti apa ya, Ustadz? Jazakallah khair. (+61 404 740xxx)

Benarkah Kisah Tabiin Murtad Akibat Wanita?

Oleh : Ust. Farid Nu’man Hasan

Page 9: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

16 17

Mot

ivas

i Al-Q

ur’a

n

Mot

ivas

i Al-Q

ur’a

n

Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Oleh: KH. Abdul Azis Rouf, Lc Al Hafidz

(Ketua Yayasan Markaz Al Quran Indonesia)

Rasulullah SAW bersabda: “Perumpaan mukmin yang selalu membaca Alquran bagaikan buah utrujjah, baunya harum, rasanya manis. Sedangkan mukmin yang tidak membaca Alquran

bagaikan buah kurma, rasanya manis namun tidak memiliki bau yang harum. Sedangkan orang munafik yang membaca Alquran bagaikan bunga raihanah, baunya harum dan rasanya pahit.

Sedangkan munafik yang tidak membaca Alquran bagaikan buah handzalah rasanya pahit dan tidak harum.” (Muttafaqun ‘alaih)

Pribadi utrujjah yang utama dan pertama adalah Rasulullah SAW, para sahabatnya, dan para tabi’in.

Pelajarilah kehidupan mereka dalam berinteraksi dengan Alquran. Tentu akan kita dapatkan sesuatu yang luar biasa dalam semua bentuk interaksinya. Tidak hanya itu, mereka juga adalah orang-orang yang telah bersabar dalam mengajarkan Alquran. Sehingga keharuman nama mereka dan kelezatan nasihat-nasihat mereka tersebar ke seluruh dunia dan dirasakan sepanjang zaman. Terutama yang sering disebut-

sebut oleh Rasulullah SAW seperti Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’b, Salim Maula Abi Hudzaifah, dan Muadz bin Jabal.

Bagaimana dengan diri kita? Jangan sampai Alquran yang bersama kita sepanjang hidup ini tidak memberikan efek utrujjah sedikit pun dalam diri kita. Untuk itu kita harus serius menghidupkan Alquran dalam diri dan keluarga kita, agar terjadi efek utrujjah, apakah dengan keharuman yang tersebar se-indonesia, se-provinsi, se-kecamatan, se-kelurahan atau se-RT.

Efek utrujjah ini sangat dibutuhkan, karena Alquran adalah kitab hidayah yang wajib untuk disosialisasikan, agar tidak satu pun manusia di atas bumi ini yang tidak mengenal Alquran. Namun hawa nafsu manusia yang cenderung kepada hal negatif, tidak sedikit yang menolak Alquran, padahal sebenarnya Alquran akan memberikan kenikmatan dan kebahagiaan bagi manusia.

Hadits di atas akan memberi solusi dalam menghadapi kendala ini yaitu dengan menjadi pendakwah Alquran dan sebagai orang yang harus benar-benar dekat dengan Allah SWT; siang dan malam membaca Alquran, berzikir, selalu dalam ketaatan kepada-Nya. Sehingga terbentuklah pribadi yang utrujjah, yakni pribadi yang ketika mengajarkan Alquran kepada umat, maka umat akan merasakan sifat utrujjahnya yaitu bau yang harum dan rasa yang manis. Sehingga bila tadinya Alquran tidak disukai oleh jiwa yang sakit, berhasil diubah menjadi menyambut Alquran dengan rasa tunduk, tidak lagi menyanggah dan menolak.

Umar bin Khattab, Thufail bin Amr ad-Dausy, Mur’im bin Jubair, dan lainnya adalah orang-orang yang mendapat hidayah menerima dan memeluk Islam, karena tilawah Rasulullah SAW yang sangat kuat pengaruh utrujjahnya. Begitu juga penduduk Al-Madinah Al-Munawwarah

berbondong-bondong mendapat hidayah karena ayat-ayat Alquran yang dibacakan oleh Mush’ab bin Umair dan As’ad bin Zurarah. Kita pun pasti dapat melakukannya, jika kita mau dan siap intensif bersama Alquran.

Sedangkan mukmin yang sedikit atau tidak akrab dengan Alquran, tetapi diakui oleh Rasulullah SAW sebagai pribadi yang bermanfaat, yakni seperti buah kurma yang manis rasanya, memberi kekuatan bagi yang menyantapnya, apa lagi yang sedang berbuka puasa, bagi ibu-ibu yang baru melahirkan, dan masih banyak manfaatnya. Namun ia tidak memiliki bau harum yang semerbak, yang dapat dinikmati oleh orang-orang yang ada disekelilingnya seperti utrujjah.

Bahkan orang munafik pun ketika akrab dengan Alquran, terangkat kualitas dirinya menjadi buah raihanah yang wangi namun rasanya pahit. Harapannya, bau harum yang menempel pada manusia yang bermasalah seperti orang munafik atau yang selalu berdosa, akan menghilangkan kotoran-kotoran yan menempel dalam dirinya.

Seperti suatu perumpamaan seorang kakek menyuruh cucunya mengambil air bersih di sungai dengan menggunakan keranjang yang kotor dan bocor. Setiap kali mengambil air, sang cucu gagal mendapatkan air. Sang kakek pun menyuruhnya

kembali mengambil air. Karena berulang-ulang dipakai mengambil air, maka keranjangnya pun menjadi basah. Sampai akhirnya sang cucu menyerah.

Saat itulah sang kakek menjelaskan hikmah di balik pengambilan air dengan keranjang, yang pasti tidak akan menampung air itu betapapun dilakukan secara terus menerus, tetapi keranjang yang tadinya kotor, berubah menjadi bersih. Ibrahnya adalah betapapun jiwa manusia kotor, kalau terus menerus membaca Alquran, maka Alquran bagaikan air yang membersihkan keranjang kotor. Maka janganlah berputus asa dengan rahmat Allah SWT, gapai lagi gapai lagi, yang penting optimis, Insya Allah Alquran akan menjadi solusi permasalahan hidup kita.

Manusia yang paling sengsara di atas bumi ini, adalah pribadi yang bermasalah, baik secara akidah ataupun akhlak, namun jauh dari Alquran, maka jadilah hidupnya semakin kotor, bertumpuk-tumpuk kekotorannya tanpa ada pembersihnya, sehingga tepatlah jika Rasulullah SAW menyebutnya seperti handzalah, buah yang berbau busuk dan pahit rasanya. Buah yang tidak bermanfaat untuk manusia dan pasti mengganggu manusia yang ada di sekelilingnya. Semoga Allah SWT menjaga kita dan keluarga kita semua. Aamiin.

JadilahPribadi Utrujjah

Page 10: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Menjadi pengusaha sukses tidak harus diawali dari modal dalam jumlah besar, atau harus sekolah

tinggi dan menggapai kesarjanaan tertentu. Realitas mengesankan ini dialami oleh seorang Khadijah jaman now, yaitu Bu Ninik Suskantini, owner dari PT. Langit Biru Sentosa, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan/dealer spare part POM bensin, agen untuk Indonesia Timur, dan Kontraktor Utama SPBU seluruh Indonesia terutama Indonesia bagian timur. Beliau juga memiliki satu POM bensin di daerah Turen, Malang.

Bu Ninik menceritakan bagaimana beliau membangun usahanya. Berawal dari kerja kerasnya sebagai marketing spare part POM bensin di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Kerja keras itu membuahkan pengalaman dan penguasaan medan yang luar biasa, sehingga memudahkan Bu Ninik merintis usaha yang sama yaitu penyedia spare part POM bensin produk Korea, KOREA ENE. Ibu dua anak ini juga menyampaikan sambil tersenyum, “Saya bukan sarjana, saya hanya bekerja keras dan berani untuk bersedekah dari pendapatan kita yang pertama berapapun jumlahnya, karena kemauan membagi harta kita di saat pertama itu akan menentukan kesuksesan selanjutnya.” Masya Allah.

Ibu dari Altof Syahreza (25) dan Syafa Laili Arofah (16) ini menyampaikan bahwa usaha yang dirintisnya itu harus bermanfaat bagi orang lain. Dari semua usaha di bawah payung Langit Biru Sentosa, terserap 120 orang pekerja dengan gaji yang memadai. Beliau juga mendirikan Pesantren Tahfidz mungil di daerah Turen, Malang sebagai wujud rasa syukur atas berkembangnya POM bensin yang beliau dirikan di daerah itu, dan sebagai kepedulian akan kebutuhan pendidikan yang berbasis Alquran di daerah tersebut.

Beliau menyampaikan bahwa Muslimah harus berdaya, seperti Ibunda Khodijah yang memimpin perusahaan dengan baik. Beliau juga menyampaikan bahwa umat Islam harus menguasai perekonomian, sehingga perekonomian yang baik dan halal bisa terwujud.

Bu Ninik Suskantini, sosok sederhana ini mampu membangun suatu usaha yang sukses dan bermanfaat bagi banyak orang dengan keyakinan yang besar akan satu prinsip bahwa “kejarlah akhirat maka dunia akan dapat”, sebuah ungkapan yang biasa didengar di mana-mana, namun menjadi luar biasa ketika mampu mengamalkannya. Semoga pertemuan dengan beliau menjadikan satu pelajaran yang baik bagi kita semuanya. Semoga sukses selalu, Bu Ninik.

Kejar Akhirat, Dunia Akan Dapat

Bu Ninik (paling kanan)

Mot

ivas

i Al-Q

ur’a

n

18 Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Peng

usah

a

19Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Page 11: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

“Air Terjun Kapas Biru”. Dengan kondisi jalan yang sudah lumayan baik, akses untuk menuju ke sana juga bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Setelah membayar biaya parkir sebesar lima ribu rupiah, dari sinilah petualangan sesungguhnya dimulai.

Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 2 KM dengan kondisi medan yang lumayan ekstrim. Butuh waktu sekitar 45 menit untuk melewati jalan yang menurun dengan kemiringan sekitar 40-45 derajat. Di tengah perjalanan, pengunjung juga harus melewati anak tangga yang kemiringannya hampir 90 derajat. Pengunjung selain harus berhati-hati juga harus bergantian untuk melewati anak tangga tersebut. Jalan yang curam dan naik turun menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi para pengunjung.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi, pengunjung disuguhkan dengan pemandangan bukit-bukit yang membentang luas. Di beberapa titik juga ada beberapa air yang mengalir dari tepian tebing sehingga terkesan seperti miniatur air terjun. Setelah puas dengan pemandangan tebing dan jalanan yang curam, pengunjung akan melewati kebun salak yang lumayan luas. Sepanjang tepian jalan yang dilewati, banyak tumbuh pohon salak yang menjulang tinggi hingga menutupi langit. Pengunjung seakan-akan seperti melewati sebuah lorong, yakni “lorong salak”. Setelah melewati “lorong salak”, pengunjung hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di Cuban Kapas Biru.

Cuban Kapas Biru terletak di balik Bukit. Air Terjun yang deras keluar dari sela-sela dua bukit. Semua kelelahan saat menempuh perjalanan jauh akan terbayar mahal dengan pesona Cuban Kapas Biru. Airnya yang berwarna putih dan jika diperhatikan dengan seksama terdapat rona warna kebiruan pada setiap sisi air terjunnya, karena itulah air terjun tersebut oleh warga dinamakan Cuban Kapas Biru. Cuban Kapas Biru memberikan pesonanya seperti kedipan bidadari yang disembunyikan barisan prajurit bukit yang perkasa.

Cuban Kapas Biru yang terletak di daerah Lumajang bisa dijadikan salah satu alternatif untuk

berwisata. Pesona Cuban Kapas Biru juga tak kalah indah dari Cuban Tumpak Sewu. Sejak dibuka untuk umum pada tahun 2015, banyak sekali pengunjung yang berdatangan. Dengan daya tariknya sendiri mampu memikat banyak wisatawan dari luar kota untuk berkunjung dan menikmati keindahan Cuban Kapas Biru.

Lokasi Cuban atau Air Terjun Kapas Biru terletak di Kecamatan Pronojiwo yang berbatasan dengan Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Butuh waktu sekitar dua sampai tiga jam dari kota lumajang untuk sampai ke lokasi wisata. Pengunjung yang dari arah Lumajang akan melewati kawasan jalur titik tertinggi yang biasa disebut “Piket Nol” di jalan jalur selatan. Piket Nol tepat berada di bawah kaki Gunung Semeru atau 34 KM sebelah barat kota Lumajang. Sepanjang jalur tersebut penuh dengan

pemandangan yang indah serta jalan yang sedikit ekstrim. Jalur tersebut berkelok-kelok mengikuti jalur sungai dengan sisi sebelah jurang dan sisi lainnya tebing.

Banyak terdapat Rest Area di beberapa titik sepanjang jalur Piket Nol. Selain dapat beristirahat sejenak di Piket Nol, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan kota Lumajang dari ketinggian 750 di atas permukaan laut. Di jalur Piket Nol terdapat jembatan Besuk Kobo’an atau yang biasa warga sekitar sebut dengan “Jembatan Gladak Perak”. Jembatan Gladak Perak yang panjangnya 130 meter sendiri dibangun oleh kolonial belanda pada tahun 1925-1930. Jembatan tersebut menjadi urat nadi yang menghubungkan langsung kota Lumajang dengan Malang.

Sekitar hampir satu jam setelah melewati jalur Piket Nol yang berkelok, 300 meter setelah lapangan Pronojiwo, terdapat persimpangan dengan banner bertulisan

Kapas Biru, Kedipan Bidadari

Oleh: Qurrota A’yun

(Forum Lingkar Pena)

Bekerja sama dengan :

Lifes

tlye

Lifes

tlye

20 21Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Page 12: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

23

Klin

ik A

l-Qur

’an

Klin

ik A

l-Qur

’an

22 Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Oleh : KH. Mudawi Ma’arif, LC. MHI. Al Hafidz(Juara MTQ Internasional dan Pentashih Hafalan

Santri Darul Fikri)

Pertanyaan:

Ustadz, mengapa surat At-Taubah tertulis di mushaf tanpa basmalah seperti surat yang lain?

Jayus (Malang Jawa Timur)

Mengapa Surat At-Taubah Tanpa Basmalah?

Jawab:Para ulama sepakat, bahwa basmalah

merupakan bagian penting dari Alquran yang tidak boleh dipisahkan dari setiap awal surat Alquran. Tidak ada seorang pun yang mengawali bacaan Alquran dari awal surat, kecuali wajib baginya membaca basmalah. Hukum wajib membaca basmalah ini, berlaku bagi seluruh surat dalam Alquran kecuali surat At-Taubah atau disebut dengan Bara’ah. Dari dasar inilah, sehingga teks basmalah harus tetap tertulis diawal setiap surat dalam Alquran, kecuali surat At-Taubah (Bara’ah). Sebagaimana kesepakatan ulama tersebut

dicatat oleh imam Ash-Shatibiy dalam matannya:

Artinya: Apabila kamu menyambung surat Bara’ah dengan akhir surat sebelumnya, atau kamu mengawali bacaan dari surat Bara’ah... karena surat ini diturunkan dengan pedang (perang untuk memerangi orang-orang kafir yang selalu ingkar janji yang telah disepakati), maka janganlah mengawalinya dengan bacaan basmalah. Wajib mengawali bacaanmu terhadap surat apapun dalam Alquran dengan basmalah, selain surat At-Taubah. Sedangkan hukum membaca basmalah di tengah-tengah surat (tidak

terkecuali surat al-Taubah), maka bebas bagi orang yang membacanya (boleh membaca basmalah dan boleh meninggalkannya).

Dari catatan Al-Syatibiy dalam baitnya di atas menjelaskan, bahwa alasan tidak diperbolehkan membaca basmalah di awal surat At-Taubah adalah karena al-Saif (pedang). Yang dimaksud dengan al-Saif disini adalah, surah ini diturunkan untuk menyampaikan pernyataan umum tentang putusnya segala ikatan dan perjanjian antara kaum muslimin dengan kaum musyrik, kecuali sebagian perjanjian yang telah ditetapkan masa berlakunya hingga waktu tertentu. Itu pun dengan syarat bahwa perjanjian tersebut tidak mereka rusak atau mereka langgar.

Karena itu, ketika kaum musyrik melakukan berbagai ulah kepada kaum Muslimin, ditambah lagi mereka bekerjasama dengan kaum Yahudi untuk terus memusuhi dan memerangi kaum muslimin, maka tidak ada lagi ikatan perjanjian dan jaminan bagi mereka, tidak ada lagi undang-undang dan peraturan yang harus diberlakukan, serta tidak ada lagi tanggung jawab moral bagi mereka.

Dari peristiwa inilah kemudian turun Surah At-Taubah (Al-Bara’ah) yang menyatakan dengan tegas pemutusan tali perhubungan dari Allah dan Rasul-Nya bagi kaum musyrik. Sehingga karenanya surat ini diturunkan dan disampaikan kepada Nabi tanpa basmalah.

Hal ini disebabkan, karena basmalah menggambarkan keamanan, dan kasih sayang Allah, sementara surat Bara’ah (At-Taubah) menyebutkan tentang permusuhan Allah dan Rasul-Nya, kepada orang musyrikin dan orang munafik.

Ibnu Abbas pernah bertanya kepada Ali

bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,

Mengapa tidak ditulis bismillahirrahmanirrahim di awal surat at-Taubah?

Jawab Ali bin Abi Thalib,

Karena bismillahirrahmanirrahim isinya kedamaian, sementara surat At-Taubah turun dengan membawa syariat perang, di sana tidak ada perdamaian. (HR. Hakim dalam al-Mustadrak 3273)

Penjelasan sahabat Ali bin Abi Thalib RA adalah penjelasan mengenai hikmah tidak adanya basamalah di surat At-Taubah. Beliau menilik makna dari basmalah dan makna dari surat at-Taubah. Basmalah, kalimat yang berisi rahmat Allah, memberikan kedamaian, keamanan. Sementara surat At-Taubah merupakan pengumuman bagi orang musyrikin, bahwa Allah dan Rasul-Nya saw. memusuhi mereka dan menantang perang mereka.

Oleh karena itu, konsekwensi cara baca ketika menyambung bacaan antara akhir surat Al-Anfal dengan At-Taubah menurut kesepakatan para ulama qurra’ adalah dengan tiga cara: 1. Berhenti dan bernafas di akhir surat Al-

Anfal, kemudian mengawali bacaan surat Bara’ah tanpa basmalah.

2. Berhenti tanpa bernafas pada akhir Al-Anfal, kemudian langsung membaca awal surat At-Taubah tanpa basmalah.

3. Menyambung akhir surat al-Anfal langsung dengan awal surat Bara’ah tanpa bernafas dan tanpa basmalah.

Adapun cara menyambung akhir Al-Anfal harus dengan menghidupkan huruf terakhir

tanwinnya mim dibaca iqlab karena bertemu dengan huruf ba’ nya

Wallahu a’lam.

Karena bismillahirrahmanirrahim isinya kedamaian, sementara surat At-Taubah turun dengan membawa syariat perang, di sana tidak ada perdamaian.(HR. Hakim dalam al-Mustadrak 3273)

Page 13: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Dina

mika

24 25

Dina

mika

Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

KasihQu ( Kajian Intensif Sahabat Alquran) merupakan program DQ untuk donatur dan masyarakat umum. Edisi 23

Nopember 2017 lalu, menghadirkan Drs.Ec. Suherman Rosyidi,M.Com yang merupakan pakar ekonomi syariah Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga. Mengambil tema “Usaha membentang tanpa hutang”,

acara ini diharapkan dapat memunculkan solusi bagi permasalahan ekonomi umat, khususnya ekonomi mikro. Bertempat di Deteksi room Graha Pena Surabaya acara tersebut dipenuhi antusias peserta yang luar biasa hingga kapasitas ruangan tidak dapat menampung jumlah peserta yang melebihi 250orang.

Penyerahan bantuan Lazis PT PLN (Persero) UIP JBTB II sebesar 24 juta Rupiah pada 21 Nopember 2017 ,

di kantor PT PLN UIP JBTB II. Bantuan diperuntukkan sebagai uang saku 20 yatim penghafal Alquran DQ. Diserahkan langsung oleh Bapak R Goeritno Prakosa - Deputi Manajer Hukum & Komunikasi sekaligus sebagai Manajer Lazis PT PLN (Persero) UIP JBTB II. Bantuan diterima langsung oleh Direktur DQ - Asfahani.

Penyerahan bantuan kepada kepala desa Pulau Gili Ketapang Probolinggo pada 7

November 2017. Bantuan berupa pakaian, dan beberapa alat untuk kebersihan masjid. Acara diselenggarakan dalam rangka Milad DQ ke 6.

Sebagai wujud syukur di usia pesantren yang ke-7 dan dalam rangka menyemarakkan milad Dompet Alquran

Indonesia (DQ), terselenggarakanlah Difest (Darul Fikri Islamic Festival) 2017 pada tanggal 11 November 2017.

Berbagai jenis perlombaan tingkat SD dan SMP digelar, seperti: Olimpiade MIPAI, Da'i Muda, Puisi, Nasyid, Siroh Telling, Komik,

Kaligrafi, Makalah Ilmiah, dan Robotik.

Antusias peserta luar biasa, terbukti dengan jumlah pendaftar hampir 800 peserta dari 65 sekolah yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Batam. Semoga semangat para generasi muda di dalam berkompetisi kelak menjadi bekal menjadi calon pemimpin yang berprestasi dan berkarakter mulia untuk memajukan bangsa.

Untuk meningkatkan mutu hafalan santri, PPTQ Proyek Percontohan DQ, Darul Fikri menyelenggarakan kegiatan “Super

Tahfidz” untuk santri kelas 9. Acara dibuka dengan sambutan kepala SMPIT Darul Fikri Sidoarjo yang dilanjutkan taujih Qurani oleh direktur PPTQ Darul Fikri Sarirogo, Ustadz Agus Hariadi, S.Pd.I., Al-Hafizh sekaligus membuka secara resmi acara tersebut. Acara dilanjutkan

dengan pemaparan materi menghafal "Alquran 10 menit 1 halaman" oleh Kepala MAIT Darul Fikri Al Ustadz KH. Saifuddin Yahya, Lc., Alhafidz. Metode yang ditemukan oleh Ustadz Ahmad Jaze dari Bandung ini diikuti dengan seksama oleh seluruh santri. Semoga bermanfaat untuk menghantarkan santri menjadi para penghafal Alquran yang berprestasi dan berkarakter. Aamiin.

Pendidikan di pesantren membutuhkan sinergi antara pesantren dan wali santri. Kedua hal tersebut berkaitan erat

dan saling memerlukan satu dengan yang lainnya, tidak boleh bertepuk sebelah tangan dan yang paling penting adalah saling mendukung demi menggapai kesuksesan di dalam proses pendidikan, baik hafalan Alquran, karakter, maupun akademik. Untuk

itu, PPTQ Proyek Percontohan DQ, Darul Fikri menyelenggarakan seminar parenting dan kepengasuhan di era milenia oleh Ketua Yayasan PP Darul Fikri, Al Ustadz Sobikhul Qishom. M.Pd pada ahad 12 November 2017 di aula MAIT Anggaswangi. Semoga ini menjadi awal kesuksesan di dalam membina para santri guna menggapai cita cita besar mereka. Aamiin.

Page 14: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Anak

Kita

Anak

Kita

26 27Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Oleh: Suhadi Fadjaray(Founder GROWin Training & Motivation)Marah, bergemuruh. Sebuah pilihan

kata yang membuat orang waras merasa waswas, miris teriris. Apalagi

kata-kata itu dilekatkan pada kata neraka. Sungguh, nilai rasanya begitu mencekam, sangat menakutkan. Mengapa neraka marah bergemuruh? Sebab, ia melihat manusia mendustakan peringatan Allah. Astaghfirullah, ya Allah, gemetar sekali hati ini membaca kabar kemarahan mereka. Lindungi kami.

Ayah yang lembut jiwa, terus terang saat menulis esai ini, saya merasa berat karena ada perasaan takut yang menjerat. Sebab, membicarakan anak-anak kita yang biasanya dibingkai dengan rasa cinta, namun kali ini cinta itu akan dikoneksikan dengan sebuah kata yang naudzubillah, mengerikan. Kata marah, bergemuruh itu membuat siapa saja yang merasa berlumuran dosa, terlebih penulis risalah ini, akan ciut nyali. Pada baris paragraf ini, saya tercenung, termangu, tergugu, terus terang saya takut.

Hmm… cinta. Ya, cinta pada anak-anak

begitu kuat. Meski sebenarnya kadar cinta kita dengan pasangan itu berbeda dengan cinta pada anak-anak. Jika dipaksa harus diukur bobotnya, tetap saja cinta pada anak-anak itu lebih “terasa”. Cinta pada anak terasa lebih “bersih”, tak ada syahwat erotis. Maka, bisa dimaklumi jika orang tua itu rela “jungkir balik” menafkahi anak-anak agar mereka bisa sekolah, bisa mendapatkan hidup yang lebih layak dari pada orang tuanya.

Mengalami cinta yang begitu besar ini, saya akhirnya bisa memahami bahwa cinta yang demikian besar ini mempunyai potensi ujian yang sangat besar pula. Mendengar adzan subuh, misalnya, dan melihat anak kita masih sangat pulas dengan gurat wajah yang kecapekan, di dada ini pun sudah muncul “pergulatan yang membadai”: dibangunkan atau tidak ya. “Kasihan, dia kelelahan tampaknya,” begitulah cinta menggoda. Kalau diri ini berketetapan memilih membangunkan anak, badai kedua langsung menyergap: dibangunkan sekarang atau nanti agak siang dikit sekalian bersiap-siap bersekolah. Hmmm... inilah pergulatan cinta.

Cinta yang sedemikian itu memang bisa membuat kita buta, membuat kita tak rela jika anak kita lepas dengan kenikmatan atau terlalu cepat terlepas dengan kenikmatan, termasuk kenikmatan lelap dalam tidur. Pada bagian inilah cinta itu menguji mata kita; buta atau melek. Jika cinta kita ternyata buta, apalagi sampai membabi buta, maka cinta yang sedemikian itulah yang membuat neraka marah, mendidih, bergemuruh. Ya, cinta memang tak boleh buta. Cinta harus melek dan memilih; berujung derita atau berujung bahagia. Sungguh, akan terasa amat pedih, perih yang menjeri-jeri, jika cinta yang meruap-ruap itu berujung derita: NERAKA.

“Katakanlah! Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluarga-keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya serta dari jihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” (QS. At Taubah: 24)

Ayah yang lembut jiwa, Rasulullah SAW mmeberi kita para ayah sebuah gelar “pemimpin” yang lekat pula dalam gelar itu kata pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita.Ya, seru deru harmoni cinta keluarga, kitalah pemimpinnya, pembirama orkestra cinta. Maka, merdu sumbangnya, padu porandanya, lengkung dayunya nada dalam orkestra itu, para ayahlah pemimpinnya. Sebagai pemimpin, kita kelak akan mendapatkan apresiasi dengan puji tepuk meriah para malaikat atau gemuruh marah neraka. Ayah akan dimintai pertanggungjawaban. Semoga dimudahkan Allah.

Rasulullah bersabda, “Seorang suami adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka.”

(HR. Muslim)

Mari ayah, mari menata urutan tangga nada cinta agar dentingnya harmonis. Tangga nada pertama dan utama adalah Allah dan Rasul-Nya serta jihad (berjuang) di jalan-Nya. Tangga nada ini tidak boleh digeser posisinya oleh jenis nada apa pun.

Jika sampai bergeser posisi, bebunyian yang muncul adalah bebunyian yang bergemuruh, bunyi neraka yang marah menyala. Ya Allah, bimbinglah kami, lindungi kami.

Ayah yang lembut jiwa, saya kembali tertegun saat menulis paragraf ini. Membayangkan pertanggungjawaban kita para ayah yang begitu teramat panjang: dunia-akhirat. Maka, ayah, jika boleh diri ini berbagi nasihat, yang sebenarnya nasihat ini lebih tertuju pada penulis risalah ini, janganlah engkau merasa lelah ayah, apalagi putus asa. Ayah, jangan karena sibuk bekerja, ayah menjadi abai dalam urusan rumah tangga. Lelaki mulia diukur dari kemanfaatan di dalam keluarga. Maaf ayah, jangan engkau kerdilkan peran mulia seorang ayah semata sebagai pencari nafkah atau mesin ATM keluarga. Sungguh, saat nafas kita berakhir kelak, bisa jadi kita tak akan terlalu menyesal kurangnya harta, rendahnya pangkat, kurangnya popularitas atau penghargaan, tapi kita akan sangat menyesal kurangnya kasih sayang dan terbatasnya doa-doa di antara orang tercinta. Sungguh, dengan kasih sayang-Nya yang Maha Luas, Allah sudah mengingatkan kita semua.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

(QS. At-Tahrim 66:6)

Ayah jangan lelah, sekuat tenaga dan segala daya upaya jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka agar kelak anak-anak & istrimu berjejak kembali di surga dalam rengkuhan tangan kasih sayangmu. Inilah misi besar seorang ayah istimewa, ayah penyejuk jiwa. Ayah... jangan engkau merasa lelah, keluarkan saja segala daya upaya. Selamatkan diri & keluarga dengan segala daya upaya. Semoga Allah ridha pada seluruh jerih payah ayah.

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan LURUS kepada agama Allah.” (QS. Ar-Rum [30]:30)

Apabila ia (neraka) melihat mereka dari tempat jauh, mereka mendengar suaranya yang gemuruh karena marahnya.( QS. Al Furqan: 12)

Ayah, Jangan Lelah

Page 15: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Penu

lis C

ilik

Penu

lis C

ilik

28 29Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Sudah 20 menit aku memandang hujan lewat jendela rumahku. Aku

melamun memikirkan cara untuk mengubah lingkunganku saat ini. Lingkungan kumuh yang terletak di tepi Sungai Cirisan yang penuh dengan sampah penduduk. Aku punya cita-cita untuk mengubah kondisi lingkunganku.

Namaku Muhammad Azarga, biasa dipanggil Azar atau Arga. Aku hanyalah remaja biasa yang mempunyai adik perempuan dan ibu yang sangat aku sayangi. Hanya mereka yang aku punya, dan hanya mereka penyemangat dan motivasiku. Kakakku sudah meninggal 2 tahun yang lalu karena penyakit malaria. Kehidupanku jauh dari kata ‘mewah’. Ibuku hanyalah penjual kue basah keliling yang pendapatannya minim. Adikku duduk dibangku SD kelas 6. Aku, Azarga hanyalah remaja yang putus sekolah dan bercita-cita untuk mengubah lingkunganku menjadi indah dan bersih.

Aku terbangun. Kulihat jam dinding yang ada di kamarku. Pukul 02.30 pagi. Aku bergegas mengambil air wudhu dan shalat tahajud. Aku selalu berdoa agar Allah mengabulkan cita-citaku. Selesai berdoa, aku bergegas menuju dapur membantu ibu mengukus roti yang akan dijual hari ini. Adzan berkumandang, aku langsung berjalan menuju masjid yang lokasinya tidak jauh dari rumah kecilku. Sesampainya di rumah, aku membangunkan adikku dan mulai berkeliling menawarkan kue ke tetangga sekitar. Adikku harus sekolah, dan ibuku meyelesaikan pekerjaan rumah dan memikirkan uang untuk keluarga. Aku berhenti sekolah bukan karena tidak ingin, tapi aku lebih ingin melihat adikku senang. Biaya sekolahku digunakan untuk biaya sekolah adikku.

Aku berjualan kue sampai jam 10 pagi. Hari ini kue dagangan habis laris manis. “Alhamdulillah,” ucapku melihat uang Rp. 60.000,-

ditanganku. Sebelum kembali ke rumah, aku selalu menyempatkan untuk mencari buku di sampah. Aku belajar buku-buku yang kudapatkan dari tempat sampah rumah-rumah mewah.

“Ibu, Azar pulang,” ucapku sesampainya di rumah. Aku memberikan uang hasil dagangan. Ibuku memberikan Rp. 10.000 untuk kutabung. Uang yang kutabung akan digunakan untuk membeli bibit tanaman tiap bulan dan membelikan kado untuk adikku. Setiap bulan aku menanam bibit tanaman yang kubeli dari uang tabungan. Aku selalu merawat tanaman yang sudah kutanam. Aku yakin, pohon yang kutanam akan bermanfaat di masa depan. Aku langsung membantu ibu membereskan rumah. Sambil menunggu Dina, adikku pulang, aku membaca buku yang kutemukan di tempat sampah.

“Kakak Azar, aku pulang!” lengkingan suara Dina dari arah pintu depan. Seperti biasa, Dina selalu bercerita apa yang terjadi hari ini di sekolahnya. Dina juga sering curhat masalah apapun. Hanya aku menjadi tempat curhat Dina, karena Dina percaya padaku.

“Kak Azar, kepalaku pusing,” ucapnya sambil memegang pelipis kepalanya. Aku pun membantunya untuk berjalan menuju kamar untuk istirahat.

Sorenya, aku mandi dan langsung ke kamar Dina. “Kak Azar, ka-k A-zar,” Dina berkata sambil memegang selimut yang ia pakai. Aku pegang keningnya. Badannya panas sekali. Aku dan ibuku langsung membawa adikku ke puskesmas.

Dina terkena penyakit malaria. Harus dilakukan tindakan lanjutan.

Kaki ibuku langsung lemas. Aku tidak bisa menahan air mataku yang sedari tadi ingin meluncur. Aku takut, kejadian 2 tahun lalu terulang kembali pada adik perempuan yang sangat aku sayangi. Aku pun menyerahkan semua uang tabunganku untuk biaya rumah sakit adikku. Sudah 2 hari adikku tidak sadarkan diri. Aku selalu berdoa agar adikku segera sadar. Aku merindukan suaranya yang ceria dan sedikit cempreng.

“Bangun Din, kakak kangen sama Dina,” ucapku sambil menggenggam tangan Dina. Aku merasakan jari tangan Dina mulai bergerak. Tak ada yang bisa mengungkapkan betapa bahagianya aku saat ini. Dina sadar dan keadaannya mulai membaik. Beberapa minggu, Dina sudah sehat dan ceria kembali.

10 tahun kemudian

Aku, Azarga sudah menjadi orang sukses. Adikku, Dina sedang berkuliah di Jerman. Ibuku sudah meninggal karena faktor usia. Aku sangat bangga pada diriku karena dapat menepati janjiku dan mencapai cita-citaku. Lingkungan kumuh pinggir sungai kini sudah menjadi lingkungan hijau dan indah. Ternyata pohon yang kutanam tiap bulan sangat bermanfaat. Dan tidak ada lagi warga yang meninggal karena malaria yang disebabkan oleh lingkungan yang kumuh.

Janji Kecilku

Oleh :Haya Sabrina Ikhsan

(Kelas 8D - Santri PP Darul Fikri)

Page 16: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Ttl : 28 maret 2013Alamat : jl Ry Pancawarna Driorejo kota BaruNama ortu : Moch. Syahrul Hamzah,STCita2 : Dokter kecantikanNama Sekolah : TK Golden Sun

Aisyah Ramsha

Men

ggam

bar

31Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Saha

bat D

Q

30 Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

MenggambarJam Pasir

1. 2.3.

4.5.

6.

Ttl : Surabaya, 1 Nopember 2010Alamat : Perum. Pondok Jati SidoarjoNama ortu : Rino Eko Yunanto / Devi RestinaCita2 : DokterNama Sekolah : SDIT Insan Kamil Sidoarjo

Kalyca Althaafia Putri

Ttl : Sidoarjo, 28 Januari 2008Alamat : Permata Siwalan Indah Buduran SidoarjoNama ortu : Ari WibowoCita2 : Dokter HafidzNama Sekolah : SDIT El-HaqHafalan : Juz 30

Khalila Larasati Wibowo

Ttl :Banyuwangi,16 agustus 2009Alamat : dsn. bungkil ds. kragan kec. gedanganNama ortu : panggalih putroCita2 :ustad tentaraNama Sekolah :sdit el -haqHafalan : juz 29-30 dan juz 1

Vito Mahardika Wira Panggalih

Page 17: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Jika anda memiliki permasalahan lain seputar dunia hukum silahkan ditanyakan dalam rubrik ini. kirimkan email ke alamat : [email protected] atau WA di no 081 55 08 08 93 cantumkan identitas anda.

Kantor Konsultan & Bantuan Hukum Mitra Bersama“Bersama anda turut menegakkan supremasi hukum”Team penulis : (Dr Dian Septiandani, SH. MH.; Dr (can) Indah Cahyani, SH. MH; Yudha Anshori Wiranagara, S.Sos. MH; Frendika Suda Utama, SH; Ulfa Walingatul Amalia, SH; Ainur Ridho, SH ; Timur Ibnu Hamdani, SH ; Gigih Setiawan, SH.MH.

Rubrik ini diasuh bekerjasama dengan

Si De

Qi

Klin

ik H

ukum

32 33Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Oleh : Yudha Anshori Wiranegara S.Sos, MH

Hak Cuti KaryawanApakah karyawan

mendapatkan hak cuti selama 40 hari saat melak-

sanakan ibadah haji?

Jawaban:Terima kasih atas pertan-

yaan Anda.Sebelum menjawab pertanyaan Anda, kami akan menjelaskan terlebih dahulu yang dimaksud dengan Ibadah Haji. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyeleng-garaan Ibadah Haji sebagaima-na telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 yang telah ditetapkan menjadi undang-undang oleh Undang-Undang Nomor 34 tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Menjadi Undang-Undang atau UU Ibadah Haji, Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikan-nya.

Kemudian penyelenggara Iba-dah Haji dibedakan menjadi 2 (dua) pihak yaitu: 1. Ibadah Haji yang diseleng-garakan oleh pemerintah dikenal sebagai Ibadah Haji Reguler. Hal ini diatur dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perubah-an Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler yang menyebutkan bahwa:

Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler adalah rangkaian keg-iatan pengelolaan pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembi-naan, pelayanan, dan perlindun-gan Jemaah Haji yang diseleng-garakan oleh pemerintah.

2. Ibadah Haji yang diseleng-garakan oleh biro perjalanan yang telah mendapatkan izin Menteri dikenal sebagai Ibadah Haji Khusus. Hal ini diatur dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Agama Nomor 23 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus yang menyebutkan bahwa:

Penyelenggara Ibadah Haji Khusus, yang selanjutnya dise-but PIHK, adalah biro perjalanan yang telah mendapat izin Menteri untuk menyelenggarakan Ibadah Haji Khusus.

Berdasarkan Pasal 93 ayat (2) huruf e Undang-Undang No-mor 13 Tahun 2003 tentang Ke-tenagakerjaan (“UU Ketenagaker-jaan”) dinyatakan bahwa:

Pengusaha wajib membayar upah apabila pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya.

Kemudian lebih lanjut dalam Penjelasan Pasal 93 ayat (2) hur-uf e UU Ketenagakerjaan din-yatakan bahwa:

Yang dimaksud dengan men-jalankan kewajiban ibadah menu-rut agamanya adalah melak-sanakan kewajiban ibadah menu-rut agamanya yang telah diatur dengan peraturan perundang-undangan.

Hal serupa juga diatur dalam Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, yaitu pengusaha di-wajibkan untuk tetap membayar upah Anda. Ketentuan ini secara jelas dinyatakan sebagai berikut:

Pengusaha wajib membayar upah kepada pekerja/buruh yang tidak masuk kerja atau tidak melakukan pekerjaannya karena menjalankan kewajiban ibadah yang diperintahkan oleh aga-manya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4) huruf b,

sebesar Upah yang diterima oleh pekerja/buruh dengan ketentuan hanya sekali selama pekerja/bu-ruh bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Pengusaha yang melanggar ketentuan di atas dikenakan sank-si pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 10 juta dan pal-ing banyak Rp 400 juta.

Mengingat Ibadah Haji meru-pakan ibadah yang diwajibkan bagi penganut agama Islam yang mampu menunaikannya, maka pekerja/buruh atau dalam hal ini karyawan boleh tidak melakukan pekerjaannya karena menjalank-an Ibadah Haji.

Terkait berapa lama hak kary-awan untuk tidak dapat men-jalankan pekerjaan dengan alasan melaksanakan ibadah haji, pada dasarnya memang di dalam UU Ketenagakerjaan dan PP Pengupahan sendiri tidak di-cantumkan mengenai berapa lama waktu yang dapat diberikan oleh perusahaan apabila kary-awan menjalankan ibadah haji.

Namun apabila dilihat dalam Pasal 93 ayat (5) UU Ketenagak-erjaan dimana dinyatakan bahwa:

Pengaturan pelaksanaan keten-tuan sebagaimana ketentuan se-bagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lamanya waktu yang dapat diberikan oleh perusahaan apabila karyawan menjalankan Ibadah Haji diatur dan ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama, dan se-lama waktu tersebut, Anda tetap mendapatkan upah.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

oleh : Thasa

Petualangan Si DeQi-Sholat Jama’ah-

Page 18: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

35Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H34 Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Allah SWWT menyebut jahe dalam firman-Nya di atas tentu

karena mengandung manfaat yang sangat baik bagi hamba-Nya. Untuk itu, jahe nantinya akan menjadi campuran minuman bagi para penghuni surga (semoga kita semua menjadi penghuni surga. Aamiin).

Faedah-faedah jahe yang mungkin jarang kita ketahui:1. Meningkatkan nafsu

makan2. Membantu

menghilangkan infeksi lambung

3. Mengaktifkan kerja hati dengan belerang yang terdapat pada jahe, juga menghilangkan racun,dan membantu dalam memproduksi darah.

4. Melawan rasa mual dan pusing

5. Membantu dalam mengobati penyakit kolon/usus besar atau dapat meringankan penyakit kolon, karena jahe menyeimbangkan bakteri yang terdapat pada kolon yang menyebabkan penyakit tersebut

6. Membantu mengobati migrain

7. Menambah kadar imunitas dalam tubuh

8. Membantu menguatkan ingatan dan memperkecil kelemahannya

9. Membantu mengobati penyakit mata

10. Membantu menyembuhkan penyakit asma dan saluran pernafasan

11. Senyawa yang bermanfaat bagi tubuh dan mengobati pilek dan menghangatkan tubuh

12. Membantu mengobati penyakit sistem reproduksi

13. Menghindari pembekuan ujung kaki dan tangan akibat cuaca di daerah dingin

14. Mengobati penyakit persendian

15. Menyembuhkan atau meringankan penyakit encok

16. Membantu mengobati linu panggul

17. Dapat mencegah membekunya darah di pembuluh darah, itu bermanfaat sekali bagi orang yang

memiliki penyakit darah tinggi, dan penyakit membekunya darah, juga jahe dapat meningkatkan kemampuan seksual.

18. Bila satu sendok kecil jahe dicampurkan dengan susu, maka campuran ini akan menjadi senyawa yang sangat bermanfaat untuk membantu tubuh dalam mencerna laktosa yang terdapat pada susu.

Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

Resep JAERE produk unggulan terlaris Mamin Raya: jahe, sere, gula direbus jadi satu hingga mendidih, ukuran pedas dan manis sesuai selera, bisa disajikan hangat/dingin. Jika malas ke dapur untuk membuat sendiri, tersedia kemasan botol siap saji, terbuat dari bahan alami & gula asli. Silahkan hubungi Dyan Mamin Raya (081 2176 27891)

RAHASIA JAHEAllah Berfirman :

"Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe."

(QS. Al-Insan:17)

Kul

iner

Page 19: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

37Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Silat

urra

him

“Saya sungkan, Pak. Sebenarnya donasi saya kecil tapi kok dapat perhatian,” ujar Ibu Ika Katalina,

ibunda ananda Raihan di ruang trauma RS. Siti Hajar Sidoarjo. Puji syukur ke hadirat Allah SWT, tim DQ berkesempatan melakukan silaturahim dan mendoakan donatur yang sedang mengalami musibah karena kecelakaan, istri bapak Aan yang merupakan orang tua wali santri TK Mentari Kecil Perum

TAS 3 Wonoayu Sidoarjo. Dengan momen milad DQ ke-6, silaturahim ini semoga bisa meringankan beban dan memberi manfaat bagi para donatur. “Terima kasih ya, Pak. Semoga DQ semakin sukses seiring dengan semakin berkembangnya para penghafal Alquran,” ujar beliau menutup silaturahim. Semoga Allah SWT segera menyembuhkan dan meringankan beban Ibu Ika. Aamiin. (IrwanZ)

Karena alquran adalah makanan hati yang mana harus kita amalkan begitu pendapat seorang Ima Anggraini N

Annisa ibu 3 orang anak yang tengah berjuang untuk mengamalkan nilai-nilai alquran dalam kehidupannya. Istri dari seorang Pilot bernama Tesa Ashary ini sangat mendukung bilamana ada program menghafalkan Alquran bagi anak-anak. Maka dari itu ketika Dompet Alquran Indonesia (DeQI) bersilaturahim di rumah beliau di kawasan Puri Surya Jaya Gedangan beliau sangat menyambut dengan positif. Sedekah yang Ibu Ima Annisa dan keluarga titipkan kepada DeQI merupakan wujud syukur

beliau agar bernilai barokah serta merupakan penyaluran hak orang lain yang Allah anugerahkan melalui kita.

Disetiap huruf yang dilantukan para santri DeQi bernilai 10 kebaikan, maka apabila dihafalkan maka akan menjadi perisai yang luar biasa bagi santri maupun para donatur yang mendukung program-program menghafal Alquran. Rasa inilah yang diharapkan bu Ima Anggraini N Annisa dan keluarga yang menjadikan kita semakin mengenal Allah, memahami kehendakNYA sehingga ringan melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala laranganNYA.

Ibu Ima :

Sedekah adalah Wujud Syukur

Ibu Ika :

Semoga Penghafal Qur’an

DeQi Sukses

Page 20: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara

Insp

irasi

Oleh: Akhmad Arqom(Direktur LMT TRUSTCO Surabaya / Anggota Dewan Pembina Yayasan

Pondok Pesantren Darul Fikri Sidoarjo)

38 Edisi 73 | Desember 2017 | Robiul Awal 1439H

Alasan-alasan berikut inilah yang menyebabkan kita harus berbenah dan menggembleng diri sesegera mungkin agar kita menjadi manusia

beriman dan kuat dalam segala hal yang dibutuhkan demi ridho TUHAN SEMESTA ALAM.

1. Karena kita harus berhadapan dengan desakan rasa suka dan rasa senang kita sendiri.

Jika kita kalah serta tidak sanggup mengelola dan mengarahkan rasa suka dan rasa senang kita sendiri, maka sejak itulah kita telah terperangkap dalam proses perjalanan hidup yang akan semakin melemahkan diri kita.

Secara perlahan, kita akan tumbuh sebagai pribadi yang memiliki kelemahan keyakinan, kekendoran disiplin, ketidakmampuan bertanggungjawab, kehilangan optimisme hidup, serta ketidaksanggupan menjaga ketegaran, kegigihan, dan konsistensi diri. Dan yang jauh lebih penting dengan cara itu, kita akan lebih mudah kehilangan kendali serta tidak bisa maksimal dalam membangkitkan diri kita sepenuhnya kepada TUHAN.

2. Karena kita harus menghadapi halus, samar, dan dahsyatnya tipu daya setan.

Yang dibutuhkan di sini adalah kesanggupan kita untuk secara total dan penuh ketulusan dalam memasrahkan hidup kita kepada TUHAN YANG MAHA ESA, YANG MAHA MENJAGA KEHIDUPAN, lalu di atas kepasrahan dan ketulusan itu kita bersungguh-sungguh melahirkan berbagai karya kebaikan yang berkualitas dan berdaya guna bagi sesama.

Sebab itulah cara yang ditunjukkan TUHAN agar kita sanggup mengatasinya.

3. Karena kita juga akan menghadapi kenyataan adanya orang-orang yang sekeyakinan dengan kita tetapi mereka menunjukkan rasa tidak sukanya kepada kita.

Fakta yang diungkap sejarah memang seperti itu adanya. Kita pasti semakin membutuhkan pertumbuhan diri yang signifikan sehingga kita bisa dengan besar jiwa, lapang dada, dan bijaksana

menghadapi situasi sulit dan berat ini. Sebab yang kita hadapi adalah saudara kita sendiri.

4. Karena kita juga akan menghadapi kerasnya permusuhan orang-orang yang sering bersikap mendua dalam hidup ini.

Mereka melakukan itu semua, karena mereka berharap semua orang akan tumbuh seperti dirinya yaitu menjadi orang yang tidak punya keyakinan hidup dan pegangan hidup yang permanen.

5. Karena pada akhirnya kita juga akan menghadapi dan bermasalah dengan orang-orang yang memerangi kita yang berbeda keyakinan dan jalan hidupnya dengan kita.

Sudah pasti jika kita berperkara dengan mereka, kita harus benar-benar kuat. Menghinpun sebanyak mungkinjenis kekuatan itu. Mendayagunakannya diatas kekokohan keyakinan dan kemulyaan akhlaq serta dalam lurusnya petunjuk TUHAN kita.

Lima Alasan Mengapa Kita Harus

Tumbuh Sebagai Manusia Kuat

Page 21: foto : Dakonmedia - dompetalquran.or.id · Si pemuda kembali menjawab, “Tidak, ya Rasul.” Kemudian kata Rasulullah, “Tidak seorang manusia pun rela itu menimpa ibu dan saudara