Foto Cavum Abdomen Irna
-
Upload
irna-farah-nadiansyah -
Category
Documents
-
view
100 -
download
6
Transcript of Foto Cavum Abdomen Irna
BAB 1
PENDAHULUAN
Foto polos abdomen adalah suatu pemeriksaan perut dengan menggunakan sinar X
yang menggambarkan struktur dan organ dalam perut, termasuk lambung, hati, limpa, usus
besar, usus kecil, dan diafragma, yang merupakan otot yang memisahkan dada dan daerah
perut.1
Pada keadaan penyakit yang berhubungan dengan, abdomen, pemeriksaan fisik saja
tidak cukup dalam menunjang diagnose suatu penyakit, untuk memastikan dapat dilakukan
pemeriksaan radiologis. Foto polos abdomen biasanya merupakan pemeriksaan pilihan
pertama yang dilakukan pada nyeri perut akut.2 Pemeriksaan lainnya seperti USG, CT Scan,
dan IVP digunakan untuk mencari masalah yang lebih spesifik.1 Dalam keadaan akut, foto
polos abdomen digunakan untuk mendiagnosa: obstruksi usus, perforasi saluran cerna,
pankreatitis, batu ginjal atau batu empedu, dan impaksi feses.3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Foto Polos Abdomen
2.1.1 Definisi
Foto polos abdomen adalah suatu xray perut yang menggambaran struktur dan organ
dalam perut. Termasuk lambung, hati, limpa, usus besar, usus kecil, dan diafragma, yang
merupakan otot yang memisahkan dada dan daerah perut.1
2.1.2 Prinsip Kerja
Sinar-X adalah bentuk radiasi , seperti gelombang cahaya atau radio, yang difokuskan ke
objek, seperti sinar senter. Sinar-X dapat melewati hampir seluruh objek termasuk tubuh
manusia. Ketika sinar-X menabrak film fotografi, gambar dibuat. Dense tissues in the body,
such as bones, block (absorb) many of the X-rays and look white on an X-ray picture. Jaringan
padat dalam tubuh, seperti tulang, menyerap banyak dari sinar-X dan tampak putih pada gambar
sinar-X. Jaringan kurang padat, seperti otot dan organ, menyerap lebih sedikit dari sinar-X (lebih
dari X-sinar melewati) dan terlihat seperti abu-abu pada sinar-X. X-ray yang sebagian besar
lewat melalui udara, seperti paru – paru terlihat hitam pada gambar.1
2.1.3 Indikasi
Dalam sakit perut akut, foto polos abdomen biasanya merupakan pemeriksaan pertama
yang dilakukan. Pemeriksaan lainnya seperti USG, CT Scan dan IVP digunakan untuk mencari
masalah yang lebih spesifik.1 Dalam keadaan akut, abdominal xray digunakan untuk
mendiagnosa:
Obstruksi usus
Perforasi saluran cerna
Pankreatitis
Batu ginjal atau batu empedu
Impaksi faeces 3
2.1.4 Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi mutlak, tetapi, jika mungkin, perut sinar-X harus dihindari pada
wanita sampai akhir periode reproduksi dan wanita hamil untuk mencegah paparan radiasi.2
Foto polos abdomen tidak diindikasikan untuk :
Nyeri perut samar-samar pusat.
Gastroenteritis.
Haematemesis.
Stenosis pilorus.
Usus buntu tanpa komplikasi
Sembelit kronis, encopresis atau enuresis 6
2.1.5 Teknik Pemeriksaan
Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan foto polos abdomen
Penderita diminta untuk melepaskan pakaian dan perhiasan untuk menghidanri terjadinya
artefak pada film dan memakai perlindungan untuk daerah gonad, terutama untuk pria
Lengan pasien diletakkkan di samping tubuh.
Gambar 1. Posisi Foto Polos Abdomen
Kriteria hasil foto polos abdomen yang baik antara lain :
1. Tampak diafragma sampai dengan tepi atas simphisis pubis
2. Alignment kolom vertebra di tengah, densitas tulang costae, pelvis dan panggul baik.
3. Processus spinosus terletak di tengah daan crista iliaca terletak simetris
4. Pasien tidak bergerak saat difoto yang ditandai dengan tajamnya batas gambar costae dan
gas usus
5. Foto dapat menggambarkan batas bawah hepar, ginjal, batas lateral muskulus psoas dan
procesus transversus dari vertebra lumbal.
6. Marker yang jelas untuk mengindikasi posisi pasien saat pemeriksaan 7
Gambar 2. Hasil Foto Polos Abdomen beserta penjelasannya
Yang dapat dinilai dari foto BOF1. Posisi telentang
a) Dinding abdomen yang penting lemak praperitoneal kanan dan kiri balik atau menghilang
b) Garis psoas kanan dan kiri baik (simetris) atau menghilang atau adanya benda asing
c) Kontur hepar, lien dank ke-2 ginjal membesar atau tidakd) Batu yang radiopak atau benda asing yangradiopake) Gambaran udara dalam ususf) Kesuraman karena adanya cairan di luar usus atau massa tumor
2. Posisi duduka) Gambaran udara, cairan dalam usus atau di luar usus misalnya pada abses b) Gambaran udara bebas di bawah diafragmac) Gambaran cairan di rongga pelvis atau abdomen bawah
3. Posisi tiduran miring ke kiriHampir sama seperti posisi duduk hanya udara bebas letaknya antara hepar
dan dinding abdomen atau antara dinding pelvis dan dinding abdomen.
Pola pengamatan pada BOF1. Periksalah adanya gas dalam usus2. Perhatikan kontur hepar, lien dan ke-2 ren apakah ada pembesaran atau tidak3. Carilah garis bentuk musculus psoas apakah simetris 4. Periksa apakah ada kalsifikasi atau tidak5. Perhatikan semua tulang, terutama vertebra lumbalis dan pelvis, apakah ada
perubahan densitas, apakah ada ligament, ataukah ada fraktur6. Lihat diafragma pada foto berdiri, adakah udara bebas di bawah diafragma.
Dilatasi usus Membedakan antara dilatasi usus besar dan usus halus dapat sulit dilakukan,
tergantung atas penampilan usus yang berdilatasi, posisi dan jumlah gedung usus serta adanya feses padat.
Colon dapat dikenal oleh haustranya, biasanya terdapat dalam colon ascendant dan tranversum, tetapi mungkin tidak ada di distal flexura splenica. Bila jejunum berdilatasi dikenali valvula conniventes yang selalu lebih dekat satu sama lain penampilan yang dikenal sebagai setumpuk uang logam. Bias ditemuikan masalah dalam membedakan ileum bawah dari colon sigmoideum karena keduanya bias mempunyai bentuk yang halus. Jari-jari curvature gelung kadang membantu untuk membedakan lebih sempit lekungan lebih mungkin ia suatu gelung usus halus yang berdilatasi.
Biasanya usus halus terletak di pusat abdomen dangan “bingkai” usus besar, tetapi colon sigmoid dan tranvesum sering sangat berlebihan dan bias juga terletak di pusat abdomen, terutama berdilatasi.
Dilatasi usus terjadi dalam obstruksi mekanis , ileus paralitik, iskemia akut, dan penyakit peradangan usus. Diagnose banding radiologi pada beberapa penyakit di atas tergantung atas gelung yang berdilatasi.pola berikut dapat dikenal :1. Obstruksi mekanis usus halus : usus halus dilatasi ususbesar normal atau berkurang.2. Obstruksi usus besar: dilatasi proksimal colon, bias disertai usus halus jika valve ileo
caecalis tak kompeten.3. Ileus paralitikus generalisata usus besar dan usus halus akan berdilatasi. Sering
dilatasi meluas menuruni colonsigmoid dan gas mungkin terdapat dalam rectum.4. Peritonitis local : dilatasi gelung dekat proses peradangan yang bias terlihat, missal
pada appendicitis dan pankratitis.
5. Pasien gatroenetritis memperlihatkan sejumlah pola, beberapa mempunyai film normal dan beberapa memperlihatkan kelebihan batas cairan tanpa dilatasio sedang lainnya menyerupai ileus paralitik dan lainnya menerupai obstruksi usus halus.
6. Infark usus halus menerupai obstruksi usus halus dan obstruksi usus besar.7. Obstruksi gelung tertutup diagnose tergantung gelung yang dibicarakan mengandung
udara. Jika ada missal pada volvulus caecum sigmoideum maka gelung yang berdilatasi tamoak terisi gas yang dalam bentuk khas. Jika gelung tertutup terisi cairan maka mungkin tidak terlihat, keadaan lazim pada hernia tersumbat.
8. Dilatasi toksik pada colon bila timbul pada pasien colitis ulcerative atau lebih jarang penyakit chron, usuis beswar terdistensi. Kebnyakan pasien dilatasi maksimum pada colon tranvesum jelas colon desenden bias lebih sempit dari normal. Haustra hilang atau sangat abnormal dan pulau mukosa membengkak diantara ulkus dapat dikenal sebagai bayangan polipoid. Jika colon tranversum berdiameter >6 cm pada pasien colitis maka dicurigai dilatasi toksik.
Gas di luar lumen ususGas di luar lumen usus bersifat abnormal
1. Gas dalam cavitas peritonealis hamper selalu karena perforasi traktus GIT atau setelah intervensi bedah pada abdomen. Jumlah gas bebas terbesar terlihat setelah perforasi colon dan jumlah terkecil dengan kebocoran usus halus. Udara bebas intra peritoneum merupakan gambaran normal setelah laparaotomi. Udara di bwah hemidiafragma kanan biasanya mudah dikenali pada film thorax atau abdomen berdiri sebagai kumpulan gas kurvilinear anatara garis diafragma dan opasitas hati.gas bebas di bawah hemidiafragma kiri lebih sulit dikenali karena tumpang tindih bayangan gan lambung dan flexura splenica colis.
2. Gas dalam suatu absesgas dalam suatu abses : gambaran bervariasi pada otot polos.
Bias membentuk gelembung kecil atau kumpulan udara lebih besar, yang keduanya dapat dikelirukan dengan gas di dalam usus. Batas cairan dalam abses mungkin dapat terlihat pada film dengan sinar horizontal.
3. Gas dalam dinding usus banyak gelembung gas sferis atau oval terlihat dalam dinding usus besar atau halus pada orang dewasa pada keadaan benigna yang dikenal sebagai pneumotosis sistoides intestinal
Ascitesa) Sejumlah kecil tak dapat dideteksi pada film polos.b) Jumlah lebih besar memisahkan gelung usussatu sama lain serta menggeser colon
ascendens dan descendes dari lajur lemak yang menunjukkan posisi peritoneum sepanjang dinding lateral abdomen.
c) Mudah dikenali pada USG atau tomografi dikomputerisasi.
Kalsifikasi abdomen
Yang terpenting adalah :a) Menentukan lokasi kalsifikasib) Pola tau bentuk kalsifikasi akan membantu diagnoisis ke hanya satu atau dua pilihan
Kalsifikasi dalam abdomen mungkin :
1. Flebolit vena pelvis2. Kalsifikasi vascular. Sering terdapat dalam dinding aneurisma aorta abdominalis 3. Fibroid uterus mengadung banyak kalsifikasi berbatas jelas berbentuk tak teratur4. Massa ovarium maligna, biasanya yang terlihat kalsifikasi adalah kista dermoid5. Kalsifikasi glandula adrenalis, timbul setelah perdarahan adrenalis, setelah TBC dan
kadang-kadang pada tumor adrenalis.6. Kalsifikasi hati terjadi pada hepatoma7. Kalsifikasi limpa8. Kalsifikasi pancreas9. Fekalit mungkin terlihat dalam divertikula colli atau dalam apendik. Fekalit apendik
penting karena merupakan indikasi kuat appendicitis akut. 10. Kalsifikasi jaringan lunak11. Kalsifikasi traktus urinarius
Foto polos hati dan limpa Hepatomegali
Pemeriksaan radiologi hanya konfirmasi karena mudah diditeksi dengan palpasiTanda pembesaran liver :Lobus kiri :
a) Diaframa kiri terdesak ke atas b) Lambung trdesak ke belakang kanan c) Flexura splenica colon terdesak ke bawahd) Ren kiri terdesak ke bawah
Lobus kanan:a) Diafragma kanan terdorong ke atasb) Flexura hepaticadan colon tranvesum terdorong ke bawahc) Ren kanan terdesak ke bawahd) Gaster terdesak ke kiri dengan curvature minor melengkunge) Batas liver melewati crista illiaca
Lobus kiri dan kanan : gabungan dari pembesaran di atas
Splenomegali Karena pembesaran limpa :
a) Ujungnya menjadi terlihat di kuadran kiri atas di bawah iga bawahb) Kemudian mungkin mengisi sisi kiri abdomen dan bahkan meluas melintasi garis
trengah ke kuadran kanan bawahc) Fleksura splenica coli dan ginjal tergeser ke bawah serta lambung tergeser ke
kanan.
2.2 Gambaran Normal dari Radiografi Polos Abdomen
Udara akan terlihat hitam karena meneruskan sinar-X yang dipancarkan dan
menyebabkan kehitaman pada film sedangkan tulang dengan elemen kalsium yang dominan
akan menyerap seluruh sinar yang dipancarkan sehingga pada film akan tampak putih. Diantara
udara dengan tulang misalnya jaringan lunak akan menyerap sebagian besar sinar-X yang
dipancarkan sehingga menyebabkan keabu-abuanyang cerah bergantung dari ketebalan jaringan
yang dilalui sinar-X.
Udara akan terlihat relatif banyak mengisi lumen lambung dan usus besar sedangkan
dalam jumlah sedikit akan mengisi sebagian dari usus kecil. Sedikit udara dan cairan juga
mengisi lumen usus halus dan air fluid level yang minimal bukan merupakan gambaran
patologis. Air fluid level juga dapat djumpai pada lumen usus besar, dan tiga sampai lima fluid
levels dengan panjang kurang dari 2,5 cm masih dalam batas normal serta sering dijumpai di
daerah kuadran kanan bawah. Dua air fluid level atau lebih dengan diameter lebih dari 2,5 cm
panjang atau kaliber merupakan kondisi abnormal dan selalu dihubungkan dengan pertanda
adanya ileus baik obstruktif atau paralitik.
Banyaknya udara mengisi lumen usus baik usus halus dan besar tergantung banyaknya
udara yang tertelan seperti pada keadaan banyak bicara, tertawa, merokok dan lain sebagainya.
Pada keadaan tertentu misalnya asma atau pneu-monia akan terjadi peningkatan jumlah udara
dalam lumen usus halus dan usus besar secara dramatik sehingga untuk pasien bayi dan anak
kecil dengan keluhan perut kembung sebaiknya juga difoto kedua paru sekaligus karena sangat
besar kemungkinan penyebab kembungnya berasal dari pneu-monia di paru. Beberapa penyebab
lain yang mempunyai gambaran mirip dengan ileus antara lain pleuritis, pulmonary infarct,
myocardial infarct, kebocoran atau diseksi aorta torakalis, payah jantung, perikarditis dan
pneumotoraks. Selain komponen traktus gastrointestinal, juga dapat terlihat kontur kedua ginjal
dan muskulus psoas bilateral. Adanya bayangan yang menghalangi kontur dari ginjal atau
m.psoas dapat menujukkan keadaan patologis di daerah ret-roperitoneal. Foto radiografi polos
abdmen biasa dikerjakan dalam posisi pasien terlentang (supine). Apabila keadaan pasien
memungkinkan akan lebih baik lagi bila ditambah posisi berdiri. Untuk kasus tertentu dilakukan
foto radiografi polos tiga posisi yaitu posisi supine, tegak dan miring kekiri (left lateral
decubitus). Biasanya posisi demikian dimintakan untuk memastikan adanya udara bebas yang
berpindah-pindah bila difoto dalam posisi berbeda.
2.3 Gambaran Patologis Radiografi Polos Abdomen
Untuk menentukan keadaan patologis atau bukan diperlukan pemahaman anatomi
topografi yang baik.
1. Single dark bubble pada bayi berhubungan dengan kelainan kongenital pada gastic outlet
(atresia gastric outlet).
2. Double dark bubbles pada bayi juga berhubungan dengan kelainan kongenital pada
duodenum (atresia duodeni)
3. Kelainan kongenital pada bayi dan anak kecil lainnya seperti midgut volvulus atau malrotasi
karena perputaran intestinal yang tidak komplit dalam masa pemben-tukannya juga terkadang
dapat terlihat pada foto radiografi polos abdomen namun akan lebih jelas apabila digunakan
media kontras berupa larutan barium sulfat.
4. Untuk pasien dengan atresia ani pada bayi, dilakukan pengambilan foto radiografi polos
dengan posisi kepala di bawah dan pada bagian anus harus diberi marker dari logam kecil
untuk mengetahui serta menentukan jarak antara atresia dengan lubang anus yang akan
dibentuk atau direkonstruksi.
5. Megakolon kongenital (penyakit hirschprung) dari anorektal biasanya memberi gambaran
pelebaran dari organ tersebut. Kelaian tersebut menyebabkan anak tidak dapat buang air
besar dan foto radiografi polos, sangat mirip dengan gambaran ileus.
6. Coil spring sign atau pseudo ball sign adalah gambaran karakteristik invginasi atau
intususepsi usus. Dengan bantuan media kontras barium sufat atau dikenal dengan barium
enema, dapat dilakukan percobaan reduksi sebelum dilakukan tindakan bedah pada anak.
Untuk usia dewasa gambaran itu dapat dijumpai pada pasien dengan Ca caecum atau Ca
colon lainnya.
7. Coffee bean sign merupakan gambaran khas volvulus dari usus (sigmoid) dan juga
merupakan keadaan gawat bedah karena menyebabkan nekrosis usus dan perforasi.
8. Perforasi abdomen dapat dilihat dengan adanya udara bebas di daerah di bawah diafragma
pada posisi berdiri atau pertanda riegler yaitu adanya udara yang menjadi background
intestinal sehingga dapat dilihat dinding usus lebih jelas terutama dinding luar.
9. Keadaan necrotizing enterocolitis pada anak dapat dilihat dengan adanya udara di dinding
usus atau pneu-matosis intestinal. Untuk pasien dewasa biasanya berhubungan dengan
kondisi yang relatif jinak seperti yang biasa ditemukan pada gangguan obstruksi paru kronik.
10. Gangguan pasase usus halus atau ileus dibagi menjadi dua gologan yaitu ileus obstruksi
ditandai dengan gambaran pelebaran lumen usus yang tidak dapat mengalir ke distal dan
biasa disebabkan oleh tumor intralumen atau ekstra lumen yang menjepit lumen usus.
Dikatakan ileus obstruktif letak rendah bila lokasi sumbatan pada level anorektal atau ileus
obstruktif letak tinggi jika sumbatan berada jauh dari anorektal seperti pada kolon sigmoid
atau seksum dan lain-lain. Bentuk lain ileus adalah ileus paralitik yang berupa pelebaran
lumen usus yang disebabkan infeksi, perlekatan, diabe-tes, koma hepatikum, obat-obatan
seperti spasmolitik atau morfin, pasca operasi dan lain-lain. Gambaran ileus paralitik
biasanya pelebaran lumen usus tanpa disertai atau sedikit air fluid level. Bila pelebaran hanya
setempat dengan beberapa loop saja maka disebut sebagai sential loop seperti misalnya pada
pankreatitis. Terdapat suatu keadaan pelebaran tanpa tanda-tanda distensi lumen usus baik
usus halus atau usus besar terutama pasca-gastroenteritis dengan atau tanpa dehidrasi karena
gangguan keseimbangan elektrolit. Keadaan itu juga disebut sebagai meteorismusn.
Terlepasnya batu empedu pada lumen intestinal dapat menimbulkan keadaan seperti ileus
dan disebut sebagai gallstone ileus yang pada pencitraan menunjukan gambaran seperti ileus
obtruktif namun tanpa disertai air fluid levels yang signifikans dan biasanya ditemukan batu
radiopak yang berasal dari batu empedu.
Selain keadaan patologis traktus gastrointestinal, foto radiografi polos abdomen juga
dapat membantu untuk kelainan lainnya seperti trauma tumpul abdomen yang dapat
mengevaluasi awal kemungkinan kontusio ginjal atau perdarahan retroperitoneal dengan
menilai kontur ginjal atau nkontur psoas yang terlihat suram atau terselubung. Udara dalam
lumen sistem bilier intra dan ekstraepatik atau yang disebut sebagai pneumobilier biasanya
menunjukkan infeksi sistim bilier ataupun gangguan pada papilla vateri di daerah duodenum
sehingga udara pada lumen duodenum mengisi duktus bilier.
Kalsifikasi dapat dengan mudah dilihat langsung pada foto radiografi polos abdomen.
Batu pada traktus urinarius biasanya bersifat multilayer dan permukaannya dapat kasar atau
halus. Batu pada vesica urinaria lebih bulat dengan permukaan regular sedangkan batu pada
ureter atau uretra biasanya berbentuk irregular. Kadang-kadang dijumpai batu yang mengisi
dan menyerupai pelviocalices ginjal yang disebut staghorn stone. Batu kecil dan halus yang
dijumpai pada calices minores kedua ginjal dijumpai pada kelainan yang disebut
nephrocalcinosis.
Batu pada kandung empedu dan salurannya biasa dijumpai pada kuadran kanan atas dan
biasanya berbentuk poligonal. Batu lusen adalah batu dengan kandungan kalsium yang
minimal sehingga tidak dapat dilihat pada foto polos abdomen yang biasanya mengandung
komponen asam urat. Dalam keadaan demikian dapat dilakukan pemeriksaan CTscan polos
tanpa media kontras untuk mengevaluasinya.
Adanya destruksi pada beberapa vertebral lumbal disertai pembengkakan jaringan lunak
di daerah paraverte-bral biasanya berhubungan erat dengan spondilitis tuber-kulosis. Selain
infeksi, dapat dilihat kelainan lainnya pada tulang vertebra seperti kelainan bawaan berupa
spina bifida dan tumor tulang seperti paget, metastasis dan lain-lain.
Menurut Eisenberg, dalam sebuah grup kecil di Ameika 25 tahun lalu, peran pemeriksaan
foto radiografi polos abdo-men dapat dikurangi hingga 50 % tanpa kehilangan penemuan
klinis yang penting sehingga dapat direkomendasikan bahwa pemeriksaan tersebut hanya
diperuntukkan bagi pasien dengan nyeri abdomen moderat hingga berat dan dengan gejala
klinis yang mengarah pada obstruksi usus, batu ure-ter, iskemik, atau penyakit mengenai
kandung empedu. Kellowet al. dalam penelitian retrospektif menemukan bahwa dari 40%
foto radiografi polos abdomen yang dinilai normal ternyata setelah ditindaklanjuti dengan
pemeriksaan tambahan yanglebih maju ditemukan keadaan tidak normal sebesar 72
%sehingga saat ini peran foto radiografi polos abdomen manfaatnya diambil alih oleh
pemeriksaan CT scan dan USG. Sebaliknya, Field menyatakan bahwa pemeriksaan foto
radiografi polos masih menjadi satu pemeriksaan yang sangat berguna dan bernilai sebagai
awal investigasi dan membuat para klinisi dapat memutuskan apakah pasien dengan nyeri
akut abdomen memerlukan operasi atau tidak dan bila perlu dioperasi apakah bersifat segera
atau masih dapat ditunda sehingga masih dapat dilakukan pemeriksaan lain yang mendukung
diagnosis. Kellow mengatakan bahwa walaupun nilai diagnostic tidak terlampau tinggi atau
terkesan rendah namun peme-riksaan foto radiografi polos abdomen masih tetap banyak
dikerjakan bahkan satu institusi saja melakukan pemeriksaan foto radiografi polos abdomen
mendekati angka 1000 pemeriksaan perenam bulan. Di Indonesia walau data sangat sulit
didapat, tapi penulis yakin bahwa pemeriksaan foto radiografi polos abdomen masih sangat
bermanfaat dan bernilai tinggi apalagi jika dilaksanakan secara baik, benar dan dengan
profesionalisme yang tinggi serta kerjasama yang baik dengan para klinisi di bagian gawat
darurat. Apalagi penyebaran alat-alat yang lebih canggih masih terbatas dikota besar saja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Web Med, Abdominal Xray, December 2010, Cited from :
http://www.webmd.com/digestive-disorders/abdominal-x-ray
2. Modric Jan, Abdominal Imaging Diagnostik, 2011, Cited From :
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://
www.healthhype.com/diagnostic-imaging-of-the-abdomen-x-ray-ultrasound-ct-mri.html
3. Eisenberg LR. The role of abdominal radiography in the evalua-tion of the non trauma
emergency patient: new thought on an old problem. Radiology 2008; 248:715-6.
4. Field. Plain abdomen in diagnostic and interventional radiology in surgical practice.
Dalam: amstrong, Peter, Wasti, Martin L, editors. London: Chapman and Hall Medical;
1997.p.15-46.
5. Kellow SZ, Maclinnes M, Kurzencwyg D, Rawal S, Jaffer R, et al. The role of abdominal
radiography in the evaluation of the non trauma emergency patients. Radiology 2008;
248 : 887-93.
6. Palmer P.E. S, dkk. Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum. Cetakan IV. Penerbit
Buku Kedokteran EGC Jakarta, 1990.
7. Armstrong Peter / Wastie Martin L. Pembuatan Gambar Diagnostik. Edisi ke-2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
8. Sudarmo P, Irdam AI. Pemeriksaan Radiografi Polos Abdomen pada Kasus Gawat
Darurat. Maj Kedokt Indon, 2008. 58: 537-41.