FORMULASI TABLET EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val ...

16
Edi Suyono, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten FORMULASI TABLET EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val) DENGAN VARIASI BAHAN PENGIKAT Edi Suyono, Rahmi Nurhaini INTISARI Rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit. Penyakit yang dapat diobati oleh tanaman kunyit ialah kurang nafsu makan karena zat yang terkandung dalam kurkumin dapat meningkatkan nafsu makan. Tujuan penelitian adalah membuat formulasi tablet kunyit dengan variasi bahan pengikat gelatin secara granulasi basah yang sesuai standar persyaratan tablet. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental membuat tablet ekstrak rimpang kunyit dengan variasi bahan pengikat gelatin 1%, 3% dan 5% yang hasilnya akan diuji kontrol kualitasnya. Rimpang kunyit didapat dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Tradisional (B2P2TOT), Tawangmangu yang di ekstrak dengan metode maserasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kosentrasi bahan pengikat gelatin 1%, 3% dan 5%, kosentrasi bahan pengikat gelatin 5% menghasilkan tablet curcumin dengan sifat fisik yang paling baik dibanding dengan formula lain. Kata Kunci : Kunyit, Formulasi Tablet, Standar Persyaratan Tablet.

Transcript of FORMULASI TABLET EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val ...

Edi Suyono, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

FORMULASI TABLET EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val) DENGAN VARIASI BAHAN PENGIKAT

Edi Suyono, Rahmi Nurhaini

INTISARI

Rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit. Penyakit yang dapat diobati oleh tanaman kunyit ialah kurang nafsu makan karena zat yang terkandung dalam kurkumin dapat meningkatkan nafsu makan. Tujuan penelitian adalah membuat formulasi tablet kunyit dengan variasi bahan pengikat gelatin secara granulasi basah yang sesuai standar persyaratan tablet.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental membuat tablet ekstrak rimpang kunyit dengan variasi bahan pengikat gelatin 1%, 3% dan 5% yang hasilnya akan diuji kontrol kualitasnya. Rimpang kunyit didapat dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Tradisional (B2P2TOT), Tawangmangu yang di ekstrak dengan metode maserasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kosentrasi bahan pengikat gelatin 1%, 3% dan 5%, kosentrasi bahan pengikat gelatin 5% menghasilkan tablet curcumin dengan sifat fisik yang paling baik dibanding dengan formula lain.

Kata Kunci : Kunyit, Formulasi Tablet, Standar Persyaratan Tablet.

I. PENDAHULUAN

Obat tradisional telah digunakan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, obat tradisional cukup menjadi perhatian untuk terus dikembangkan serta diusahakan agar dapat menjadi bagian dari pengobatan formal di Indonesia (Warsito, 2011).

Kunyit sering digunakan masyarakat, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu, atau obat untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. (Agoes, 2010). Kunyit banyak mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai obat. Bagian tanaman ini yang sering digunakan adalah pada rimpangnya yang mengandung suatu senyawa kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmotoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmotoksikurkumin sebanyak 1-5% yang berkhasiat untuk menambah nafsu makan. Masyarakat biasanya menggunakan kunyit dengan cara dibuat minuman dan serbuk. Cara tersebut dinilai kurang praktis dan efektif saat digunakan maka dari itu dilakukan ekstraksi untuk mendapatkan zat aktif dari rimpang kunyit untuk dibuat dalam sediaan tablet (Warsito, 2011).

Pada penelitian sebelumnya kunyit dibuat Formulasi Sediaan Tablet Effervescent Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica Val). Pembuatan tablet effervescent dinilai kurang efektif karena tablet effervescent mempunyai komposisi yang banyak sehingga memungkinkan tidak bisa digunakan setiap orang, cara pembuatannya yang rumit, harganya mahal dan cara pengunaannya yang tidak praktis. Pada penelitian ini kunyit dibuat bentuk sediaan tablet. Sediaan tablet banyak disukai karena tablet mempunyai sifat mudah dibawa, bentuk kompak, tepat takarannya dan mempunyai nilai ekonomis dibandingkan dengan sediaan lain (Siregar, 2010).

Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi, karena maserasi adalah cara penyarian yang paling mudah dan sederhana. Pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol 70% karena etanol 70% sangat efektif dalam menghasilkan jumlah zat aktif yang optimal, dimana bahan pengotor hanya dalam skala kecil turut dalam cairan pengekstrak.

Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam pembuatan tablet adalah bahan pengikat. Bahan pengikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelatin. Gelatin memiliki sifat dapat mengikat kekuatan yang tinggi, menghasilkan granul yang seragam dengan daya kompresibilitas dan kompaktibilitas yang bagus. Kosentrasi bahan pengikat yang digunakan adalah 1%, 3% dan 5%. Penetapan ketiga kosentrasi tersebut berdasarkan pada Hartini (2011). Dimana hasil penelitian sebelumnya, kosentrasi gelatin 1% menghasilkan granul yang tidak sesuai standar, Kosentrasi 3% dan 5% menghasilkan tablet yang standar pembuatan tablet. Variasi bahan pengikat gelatin dengan kosentrasi tersebut dapat mempengaruhi faktor uji sifat fisis tablet sehingga kita dapat mengetahui tablet yang sesuai standar.

2 CERATA Journal Of Pharmacy Science Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

Saat ini rimpang kunyit telah dimanfaatkan sebagai minuman kunir asem untuk melancarkan haid dan sediaan salep. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk membuat sediaan tablet dari rimpang kunyit agar rimpang kunyit dapat dimanfaatkan lebih maksimal.

II. METODE PENELITIAN

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : mortir dan stemper, ayakan no. 16, no. 18, stopwatch, cawan penguap, batang pengaduk, gelas ukur, waterbath, oven, timbangan, dan anak timbang, sudip, botol pencampur granul, jangka sorong, beaker glass, mesin pencetak tablet (single punch), alat-alat yang digunakan dalam pembuatan tablet ekstrak kunyit antara lain : alat uji kekerasan (hardness tester), alat uji kerapuhan (fiabilator), uji waktu hancur (disintegrasi tester). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia tanaman kunyit yang diperoleh dari B2P2TOT, etanol 70%, laktosa sebagai bahan pengisi, gelatin sebagai bahan pengikat, dan Mg stearat sebagai pelicin. Formulasi tablet ekstrak kunyit (Curcuma domesticcal Val)

Formulasi dibuat dengan bobot 650 mg tiap tablet, dibuat menjadi 3 formula dengan konsentrasi bahan pengikat 1%, 3%, 5%.

Formula standar tablet yang digunakan adalah (Siregar, 2010): R/ Zat aktif 150 Talk 3,0 Musilago amili 10% q.s Mg stearat 0,5 Aq.dest q.s

Berdasarkan formula di atas maka dibuat variasi basis bahan pengikat yang bertujuan untuk mengetahui formulasi mana yang memenuhi kualitas sifat fisis tablet.

Tabel 3. 1. Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit

Komposisi Berat bahan (mg)

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Ekstrak Kental Aerosil Laktosa Gelatin Mg stearat Aquadest

150 mg 216 mg 245 mg 6,5 mg 6,5 mg

q.s

150 mg 216 mg 245 mg 19,5 mg 6,5 mg

q.s

150 mg 216 mg 245 mg 32,5 mg 6,5 mg

q.s (Siregar, 2010)

CERATA Journal Of Pharmacy Science 3 Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

Gambar 3.1. Cara Kerja Pembuatan Tablet secara Granulasi Basah (Siregar, 2010).

Pengujian granul dan tablet meliputi: Uji susut pengeringan, Uji kecepatan

alir dan sudut istirahat, Uji kerapatan nyata, Uji kerapatan mampat, Kompresibilitas Pengujian kualitas sediaan tablet meliputi:

1) Uji keseragaman bobot. Cara kerja uji keseragaman bobot adalah Timbang 20 tablet dengan mengunakan timbangan analitik, hitung rata-rata tiap tablet. Kemudian tablet ditimbang satu persatu.

4 CERATA Journal Of Pharmacy Science Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

Rimpang Kunyit

Serbuk Kunyit

Ekstrak Kering Kunyit

Pengayakan Granul Basah

Pengeringan

Pengayakan granul kering

Pengujian granul 3 formulasi yang berbeda

Di oven suhu 50o C Diserbuk dan diayak

Dimaserasi dengan etanol 70% Dikeringkan dengan aerosol

Laktosa dan variasi bahan pengikat

Diayak dengan mesh 12

Dioven dengan suhu 40o C

Diayak dengan mesh 18

Pentabletan

Tablet

Uji Sifat Fisis Tablet

2) Uji keseragaman ukuran. diambil tablet sebanyak 10 tablet. diukur tebal dan diameter masing-masing tablet satu per satu dengan micrometer. Catat hasil pengukurannya.

3) Uji kekerasan tablet. Cara kerja uji kekerasan tablet adalah Ambil secara acak 10 tablet setelah 24 jam waktu produksi (guna memastikan keseimbangan tekanan dan gaya di dalam tablet). Masukkan pada alat pengukuran tablet (hardness tester). Tablet diletakan pada ujung alat dengan posisi vertical. Putar sekrup pada ujung yang lain, sehingga tablet tertekan. Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah. Tekanan tablet dibaca pada skala, lakukan percobaan sebanyak 5 kali dan hitung harga putarannya.

4) Uji kerapuhan tablet. Cara kerja Uji kerapuhan tablet (Anonim, 1995) adalah Ambil 20 tablet lalu dibebas debukan dan di timbang menggunakan timbangan analitik. Masukkan tablet kedalam fribilator lalu diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 putaran per menit. Tablet dibersihkan dari fines yang menempel dan ditimbang kembali menggunakan timbangan analitik.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang digunakan adalah data hasil pengamatan uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet. Uji uji kualitas tablet kunyit dianalisis dengan standar yang ada pada Farmakope Indonesia dilanjutkan dengan pengujian Kruskal-Wallis pada sifat fisik tablet.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Hasil Determinasi

Hasil determinasi tanaman kunyit yang diambil dari Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) menunjukan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini benar tanaman kunyit (Curcuma domestica Val). Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 4.

2. Hasil Pembuatan Ekstrak Kunyit Hasil pembuatan ekstrak kental menunjukkan bahwa 500 g serbuk simplisia kering rimpang kunyit ditambah 5000 ml etanol 70% dapat menghasilkan ekstrak kental sebanyak 90,5 g. Ekstrak kunyit yang didapat berupa ekstrak kental berwarna coklat kehitaman dengan berbau khas kunyit. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.

3. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Granul Uji yang dilakukan pada granul adalah susut pengeringan, uji kecepatan alir, uji kerapatan nyata, uji kerapatan mampat dan kompresibilitas.

CERATA Journal Of Pharmacy Science 5 Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

a. Uji susut pengeringan Hasil uji susut pengeringan tablet dapat dilihat pada tabel 4. 1.

Tabel 4. 1. Hasil uji susut pengeringan

Formulasi Kosentrasi bahan

pengikat Susut pengeringan granul

LOD(%) I II III

1% 3% 5%

1,8% 1,75% 1,55%

Sumber : Data Primer, 2014

Standar uji susut pengeringan adalah 1%-2% (Voigt, 1994). Dari tabel 4.1 dapat terlihat bahwa semua formula memenuhi standar susut pengeringan. Formula III memiliki susut pengeringan yang paling baik yaitu 1,55%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.

b. Uji kerapatan nyata Hasil uji kerapatan nyata tablet dapat diperoleh hasil yang tertera pada tabel 4. 2.

Tabel 4. 2. Hasil uji kerapatan nyata

Formulasi Kosentrasi bahan

pengikat Rata-rata kerapatan

nyata I II III

1% 3% 5%

0,40 g/ml 0,40 g/ml 0,41 g/ml

Sumber : Data Primer, 2014

Dari tabel 4.2 dapat terlihat bahwa formula III memiliki kerapatan nyata yang paling baik yaitu 0,41 g/ml. Dengan nilai kerapatan nyata lebih tinggi dibanding dengan formulasi lain yang berpengaruh terhadap tebal tablet saat pentabletan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.

c. Uji kerapatan mampat Hasil uji kerapatan mampat beberapa bagian massa cetak tablet

diperoleh hasil yang tertera pada tabel 4. 3.

Tabel 4. 3. Hasil uji kerapatan mampat

Formulasi Kosentrasi bahan

pengikat Rata-rata kerapatan

mampat I II III

1% 3% 5%

0,49 g/ ml 0,48 g/ml 0,48 g/ml

Sumber : Data Primer, 2014 Dari tabel 4.3 dapat terlihat bahwa formula II dan III memiliki

kerapatan mampat yang paling baik yaitu 0,48 g/ml. Dengan nilai kerapatan mampat lebih rendah dengan formulasi lain yang berpengaruh terhadap tebal tablet saat pentabletan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17.

6 CERATA Journal Of Pharmacy Science Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

d. Kecepatan alir Hasil uji kecepatan alir dan sudut diam massa dapat dilihat pada tabel 4. 4

Tabel 4. 4 Hasil uji kecepatan alir

Formulasi Kosentrasi bahan

pengikat Kecepatan alir ± SD

I II III

1% 3% 5%

6,0g/det ±0,1 5,0 g/det ± 0,5 4,6 g/det ± 0,6

Sumber : Data Primer , 2014

Standar uji kecepatan alir adalah <10 g/det (Fudholi, 1983). Dari tabel 4.4 dapat terlihat bahwa semua formula memenuhi standar susut pengeringan. Formula III memiliki kecepatan alir yang paling baik yaitu 4,6 g/det. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.

e. Kompresibilitas

Hasil uji kompresibilitas massa cetak tablet kunyit tertera pada tabel 4. 5.

Tabel 4. 5 Hasil uji kompresibilitas

Formulasi Kosentrasi bahan

pengikat

Kompresibilitas I II III

1% 3% 5%

18,29 % 16,46 % 13,16 %

Sumber : Data Primer, 2014

Standar uji kompresibilitas adalah 12%-18%. Dari tabel 4.5 dapat terlihat bahwa formula II dan III memenuhi standar susut pengeringan. Formula III memiliki susut pengeringan yang paling baik yaitu 13,16%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18.

4. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hasil pemeriksaan granul yang diuji secara fisik dan telah memenuhi

persyaratan, kemudian dilakukan pencetakan dengan menggunakan pencetak tablet. Tablet yang sudah dicetak, kemudian dilakukan pengujian terhadap kualitas tablet meliputi keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kerapuhan, dan kekerasan. a. Uji keseragaman bobot Hasil keseragaman bobot tablet dapat dilihat pada tabel 4. 6.

Tabel 4. 6. Hasil Uji Keseragaman bobot tablet. Formulasi Kosentrasi bahan

pengikat Bobot tablet (mg) ±

SD CV (%)

I II III

1% 3% 5%

653,55 ± 8,64 653,85 ± 10,75 655,6 ± 10,79

1,32 % 1,64 % 1,64 %

Sumber : Data Primer, 2014

CERATA Journal Of Pharmacy Science 7 Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa menunjukkan hasil yang baik yaitu koefisien variasi kurang dari 5% dan tidak ada satupun tablet yang menyimpang kurang lebih 5% dan koefisien variasi kurang dari 10% dan tidak ada satupun tablet yang menyimpang kurang lebih 10% dari bobot rata-rata (Anonim, 1979). Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.

b. Uji keseragaman ukuran Hail uji keseragaman ukuran diameter dan tebal tablet dapat diperoleh hasil yang tertera pada tabel 4. 7 dan 4. 8

Tabel 4. 7. Hasil uji ketebalan tablet Formulasi Kosentrasi bahan

pengikat

Ketebalan tablet ± SD I II III

1% 3% 5%

3,85 mm ± 0,24 3,90 mm ± 0,21 4,00 mm ± 0,00

Sumber : Data Primer, 2014

Dari tabel 4.7 dapat terlihat bahwa formulasi III memiliki ketebalan tablet yang paling baik yaitu 4,00 mm.

Tabel 4. 8. Hasil uji diameter tablet

Formulasi Kosentrasi bahan

pengikat

Diameter tablet ± SD I II III

1% 3% 5%

12,95 mm ± 0,15 13,00 mm ± 0,00 13,00 mm ± 0,00

Sumber : Data Primer, 2014

Dari tabel 4.8 dapat terlihat bahwa formula II dan III memiliki diameter tablet yang paling baik yaitu 13,00 mm. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20.

c. Uji kekerasan tablet Hasil dari pemeriksaan uji kekerasan tablet dapat dilihat pada tabel 4. 9.

Tabel 4. 9. Hasil uji kekerasan tablet

Formulasi Kosentrasi bahan

pengikat

Kekerasan tablet (kg) ± SD I II III

1% 3% 5%

2,22 kg ± 0,18 4,45 kg ± 0,26 5,83 kg ± 1,17

Sumber : Data Primer , 2014

Standar uji kekerasan tablet adalah 4-7 kg (Voight, 1994). Dari tabel 4.9 dapat terlihat bahwa formula II dan III memenuhi standar uji kekerasan tablet. Formula III memiliki kekerasan tablet yang paling baik yaitu 5,83 kg. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.

8 CERATA Journal Of Pharmacy Science Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

d. Uji kerapuhan tablet Hasil uji kerapuhan tablet dapat dilihat pada tabel 4. 10.

Tabel 4. 10. Hasil uji kerapuhan tablet

Formulasi Kosentrasi bahan

pengikat

Kerapuhan tablet (%) ± SD I II III

1% 3% 5%

0,49 % ± 0,09 0,27 % ± 0,13 0,3 % ± 0,08

Sumber : Data Primer, 2014

Standar uji kerapuhan tablet adalah <1% (Voigt, 1994). Dari tabel 4.10 dapat terlihat bahwa semua formula memenuhi standar kerapuhan tablet. Formula II memiliki kerapuhan tablet yang paling baik yaitu 0,27%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.

PEMBAHASAN

Tablet cetak merupakan sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Anonim, 1979). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kosentrasi bahan pengikat terhadap kualitas sediaan tablet.

Tanaman/ rimpang kunyit diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Tradisional (B2P2TOT), Tawangmangu, Jawa Tengah. Hasil determinasi menunjukkan bahwa kunyit (Curcuma domestica Val) yang digunakan untuk penelitian sudah sesuai pustaka pada materia medika dan tanaman tersebut merupakan tanaman rimpang kunyit dengan ciri-ciri perawakan terna berbatang semu, tersusun atas pelepah-pelepah daun, rimpang bercabang, setiap tanaman memiliki 3-8 daun, daun bertangkai, panjang helai daun 2,5-5 kali lebar daun.

Kunyit di ekstrak dengan mengunakan metode maserasi karena metode tersebut sangat cocok sesuai dengan sifat kurkumin yaitu tidak larut dalam air, larut dalam alkohol. 500 g rimpang kunyit menghasilkan ekstrak kental sebanyak 90,5 g dengan warna coklat kehitaman dan berbau khas kunyit.

Proses pembuatan granul dilakukan dengan cara memasukan ekstrak kental dan aerosil pada baskom lalu di campur hingga menjadi ekstrak kering lalu ditambahkan laktosa dan gelatin sesuai takaran lalu di campur hingga membentuk adonan, dikatakan baik jika di jatuhkan adonan tidak pecah dan di ayak menggunakan mesh no 12 membentuk granul basah lalu di oven dengan suhu 40oC setelah granul kering diayak menggunakan mesh no 18. Granul yang digunakan adalah granul yang tidak lolos dari pengayakan no 18.

CERATA Journal Of Pharmacy Science 9 Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

1. Pengujian sifat fisik granul Pengujian sifat fisik granul dilakukan pada granul yang sudah

dikeringkan. Pembuatan granul sangat berpengaruh terhadap proses pentabletan. Granul dengan sifat alir yang baik akan berpengaruh memberikan keseragaman bobot tablet yang baik (Lachman dkk, 1990). Kompatibilitas granul akan berpengaruh pada kekerasan tablet dan daya serap granul akan berpengaruh pada waktu hancur tablet (Lachman dkk, 1990). Uji sifat fisik granul meliputi : a. Susut pengeringan

Hasil yang diperoleh dari pengujian susut pengeringan didapat perbedaan sifat fisik granul yang berbeda antara ketiga formula yang dibuat. Tetapi formulasi ke III dengan persen susut pengeringan 1,55 % adalah formulasi yang paling baik diantara ke tiga formula. Adapun standar susut pengeringan granul yang baik adalah 1%-2% (Voigt, 1994).

Formula III merupakan paling baik karena memiliki susut pengeringan yang paling sedikit, apabila susut pengeringannya terlalu besar dapat menyebabkan kendala pada proses pencetakan.

Menurut Sugihartini (2009), Partikel granul yang teratur akan berpengaruh terhadap gerakan partikel pada waktu uji sifat alir. Uji sifat alir granul mempengaruhi hasil nilai kompresibilitas granul sehingga mudah dikempa atau sulit dikempa pada pencetakan. Pada proses pengeringan terjadi perpindahan panas maupun massa. Panas harus dipindahkan dari lemari pengering ke bahan yang akan dikeringkan untuk memasok panas laten yang diperlukan untuk menguapan air lembab. Perpindahan massa melibatkan dalam difusi air dari dalam massa kepermukaan bahan dan selanjutnya dari permukaan bahan ke aliran udara yang lewat.

b. Waktu alir

Pengujian waktu aliran granul bertujuan untuk menilai efektifitas bahan pelicin, dimana adanya bahan pelicin dapat memperbaiki sifat alir suatu granul. Hasil pengujian waktu alir granul didapat perbedaan sifat alir granul yang berbeda antara ketiga formula yang dibuat, Formula III dengan kecepatan alir cetak tablet 4,6 g/det adalah formulasi yang memiliki sifat alir paling baik dari formula lain. Adapun standar waktu alir granul yang baik adalah <10 g/det (Fudholi, 1983).

Formula III merupakan paling baik karena mempunyai bentuk granul yang bulat beraturan dan teratur dibadingkan dengan formulasi lain yang memiliki bentuk granul yang lonjong dan bulat tidak beraturan satu dengan yang lain.

Menurut Sugihartini (2009), Partikel granul yang tidak teratur lebih sukar bergerak sebab mereka saling berkaitan satu sama lain. Faktor yang mempengaruhi sifat alir adalah bentuk granul, bobot jenis dan keadaan permukaan granul.

10 CERATA Journal Of Pharmacy Science Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

c. Kompresibilitas Kompresibilitas dilakukan agar dapat mengetahui kemampuan granul

untuk tetap kompak dengan adanya tekanan. Penentuan kompresibilitas digunakan untuk menghasilkan tablet yang baik (Lachman dkk, 1990).

Hasil pengujian kompresibilitas didapat perbedaan kompresibilitas granul yang berbeda antara ketiga formulasi, Formula III dengan persen 13,16% adalah formulasi yang paling baik dengan kerapatan nyata 0,41% dan kerapatan mampat 0,48%. Adapun standar kompresibilitas granul yang baik yaitu antara 12-18% (Suryani dkk, 2006).

Formula III merupakan formulasi paling baik dikarenakan oleh adanya ikatan antar partikel yang kuat dengan kelembaban yang sesuai. Sehingga, granul-granul tersebut dapat dimampatkan dengan baik. Bentuk dan ukuran partikel juga mempengaruhi porositas (kerapatan patikel) yang akan berpengaruh pula pada kompresibilitas. Apabila porositas baik maka akan menghasilkan kompresibilitas yang baik. Hal ini karena porositas dapat mengurangi adanya rongga pada saat pengempaan tablet. Kompresibilitas berhubungan dengan proses pencetakan dari tablet. Apabila kompresibilitas baik berarti granul akan mudah untuk dicetak (Aryani, 2012). Kompresibilitas dilihat dari harga indeks carr yang sangat tergantung hasil dari kerapatan nyata maupun kerapatan mampat dari granul. Apabila nilai kerapatan mampat lebih kecil dari pada kerapatan nyata maka akan menghasilkan nilai kompresibilitas yang kurang baik.

Menurut Sugihartini (2009), Kompresibilitas yang baik akan menghasilkan tablet yang baik serta kompak, sehingga dapat mempengaruhi nilai kompresibilitas. Faktor yang mempengaruhi kompresibilitas adalah adanya pembasahan granul yang dapat meningkatkan kompresibilitas. Bentuk dan tekstur partikel dapat mempengaruhi kompresibilitas yang baik. Hal ini mengurangi adanya fines pada proses pencetakan tablet.

2. Uji sifat fisik tablet Hasil pemeriksaan granul yang diuji secara fisik dan telah memenuhi

persyaratan, kemudian dilakukan pencetakan dengan menggunakan pencetak tablet. Tablet dicetak mengunakan metode granulasi basah karena metode tersebut sangat cocok terhadap zat aktif yang digunakan yaitu kurkumin. Sifat kurkumin adalah Tidak larut dalam air, larut dalam alkohol dan asam asetat glasial, mencair pada suhu 183oC, memiliki warna kuning terang dan berat molekul 328,37. Tablet yang sudah dicetak, kemudian dilakukan pengujian terhadap kualitas tablet sebelum dipasarkan meliputi uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan dan uji kerapuhan. Uji sifat fisik tablet meliputi :

CERATA Journal Of Pharmacy Science 11 Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

a. Uji keseragaman bobot Uji keseragaman bobot dilakukan untuk melihat homogenitas granul

karena apabila bobot tidak seragam kemungkinan disebabkan oleh homogenitas yang kurang baik (Suryani, 2009).

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapat perbedaan keseragaman bobot antara ketiga formulasi yang dibuat. Hasil yang didapat dari pengujian keseragaman bobot semuanya telah memenuhi standar yang dipersyaratkan. Keseragaman bobot tablet yang tidak bersalut dengan bobot rata-rata >300 mg, maka penyimpangannya tidak boleh ada dua tablet yang mempunyai penyimpangan 5% dan tidak boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan 10%. Hasil yang diperoleh dari pengujian keseragaman bobot yang paling baik adalah Formulasi III dengan penyimpangan 5% yaitu kurang dari 622 mg dan tidak ada satupun tablet yang menyimpang lebih dari 688 mg dan penyimpangan 10% kurang dari 590 mg dan tidak ada satupun tablet yang menyimpang lebih dari 750 mg dari bobot rata-rata.

Formula III merupakan formulasi paling baik dikarenakan oleh sifat alirnya yang bagus dan saat pencampuran yang sesuai. Apabila sifat alir bagus, berarti keseragaman bobot juga bagus. Menurut (Lachman dkk, 2008). Faktor yang dapat menimbulkan masalah dalam keseragaman bobot suatu tablet adalah : 1) Tidak seragamnya distribusi bahan obat pada pencampuran bahan/

granulasi. 2) Pemisahan granulasi selama berbagai proses pentabletan dan

penyimpanan berat tablet. 3) Penyimpanan berat tablet.

Hasil uji stastistik menunjukkan data tidak normal maka pengolahan data menggunakan Kruskal-Wallis terhadap keseragaman bobot menunjukkan bahwa penggunaan bahan pengikat gelatin ketiga formula memberikan nilai signifikasi yang kurang dari 0,05 yaitu 0,003 yang berarti hasil ada beda yang bermakna pada taraf kepercayaan 95%.

b. Uji keseragaman ukuran Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapat perbedaan

keseragaman ukuran tablet yang berbeda antara ketiga formulasi yang dibuat. Formula yang baik adalah formula III dengan diameter 13 mm. Adapun standar uji keseragaman ukuran tablet, dengan diameter tablet tidak melebihi tiga kali tebal tablet dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet.

Menurut pengamatan peneliti di lapangan, alat cetak tablet telah menggunakan ukuran mesin cetak tablet dengan puch sesuai dengan ukuran tablet yang akan dibuat. Sehingga semua ukuran tablet telah memenuhi standar keseragaman ukuran tablet. Uji keseragaman ukuran dimaksudkan agar tablet yang dicetak memiliki ukuran dan bentuk yang sama antara tablet satu dengan yang lain/ seragam.

12 CERATA Journal Of Pharmacy Science Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

Hasil uji stastistik menunjukkan data tidak normal dan tidak homogen maka pengolahan data menggunakan Kruskal-Wallis terhadap keseragaman ukuran menunjukkan bahwa pengunaan bahan pengikat gelatin ketiga formula memberikan nilai signifikasi yang kurang dari 0,05 yaitu 0,001 yang berarti hasil ada beda yang bermakna pada taraf kepercayaan 95%.

c. Uji kekerasan Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan

tablet terhadap goncangan mekanik dan pengikisan sehingga kekerasan ini akan mempengaruhi kerapuhan fisik tablet. Tablet di uji kekerasan karena tablet harus mempunyai kekerasan atau kekuatan tertentu agar dapat bertahan terhadap goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengemasan, dan transportasi (Voigt, 1994).

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapat perbedaan kekerasan tablet yang berbeda antara ketiga formulasi yang dibuat. Formula tablet kunyit yang memenuhi standar uji kekerasan adalah formula II dengan tingkat kekerasan 4,45% dan formula III dengan tingkat kekerasan 5,83%. Adapun standar tingkat kekerasan tablet yang baik adalah 4kg-7kg (Voigt, 1994).

Formula II dan III merupakan formulasi paling baik dikarenakan pada saat pembuatan tablet dilakukan uji coba kekerasan tablet untuk mencapai tingkat kekerasan tablet yang diinginkan. Dengan demikian kekerasan tablet dapat sesuai standar persyaratan yang ditentukan sehingga dapat di cerna dengan mudah saat tablet di telan.

Hasil uji stastistik menunjukkan data tidak homogen maka pengolahan data menggunakan Kruskal-Wallis terhadap kekerasan tablet menunjukkan bahwa pengunaan bahan pengikat gelatin ketiga formula memberikan nilai signifikasi yang kurang dari 0,05 yaitu 0,000 yang berarti hasil ada beda yang bermakna pada taraf kepercayaan 95%.

d. Uji kerapuhan Kerapuhan dihubungkan dengan kekuatan fisik dari permukaan tablet

terhadap gesekan dan bantingan. Kekerasan tablet yang semakin besar umumnya mempunyai kerapuhan yang kecil. Kerapuhan tablet merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan tablet, maka diusahakan harus memenuhi persyaratan mengenai kerapuhan tablet. Kerapuhan tablet menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik dan pengikisan (Voigt, 1994).

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapat perbedaan kerapuhan tablet yang berbeda antara ketiga formulasi yang dibuat. Formula II dengan persen kerapuhan tablet 0,27 % adalah formula yang memiliki persen kerapuhan lebih baik dari formulasi yang lain. Adapun standar uji kerapuhan tablet yang baik adalah <1% (Voigt, 1994).

CERATA Journal Of Pharmacy Science 13 Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

Hasil uji stastistik menunjukkan data tidak homogen maka pengolahan data menggunakan Kruskal-Wallis terhadap kerapuhan tablet menunjukkan bahwa pengunaan bahan pengikat gelatin ketiga formula memberikan nilai signifikasi yang kurang dari 0,05 yaitu 0,002 yang berarti hasil ada beda yang bermakna pada taraf kepercayaan 95%.

Keterbatasan penelitian ini terletak pada proses pencetakan tablet dimana pada formula I mengalami binding atau tablet melekat pada dinding ruang cetakan yang disebabkan karena granul yang kurang kering dan bahan pengikat yang tidak sesuai standar.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil penelitian dan data stastistik terhadap uji sifat fisik tablet adalah Ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dapat dibuat menjadi tablet dengan mengunakan bahan pengikat gelatin. Bahan pengikat gelatin dengan kosentrasi 5% dapat menghasilkan tablet ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) yang memenuhi syarat uji mutu fisik tablet. SARAN Saran yang didapat dari hasil pembuatan tablet ekstrak rimpang kunyit adalah Perlu dilakukan penetapan kadar ekstrak rimpang kunyit dalam bentuk sediaan tablet karena proses pembuatan tablet akan menyebabkan pengurangan kadar. Perlu dilakukan uji farmakologi dalam bentuk sediaan tablet.

14 CERATA Journal Of Pharmacy Science Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia Edisi II. Salemba Medika. Jakarta. Anjari. 2012. Formulasi Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma domestica

Val) dengan Variasi Tipe Basis Salep dan Evaluasi Sifat Fisiknya. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta. Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Universitas

Indonesia Press. Jakarta.

Aryani, Liska. 2012. Berbagi Ilmu Farmasi. Sumber Ilmu. Jakarta. Aulton, M. E., 1988. Fharmaceutics : The Science of Dosage Form Desaign.

Churcill Livingstone Inc. New York.

Dalimarta. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Pustaka Bunda. Jakarta

Dwiyanto. 2009. Ramuan Tradisional. Mitra Sejati. Yogyakarta. Fudholi, A. 1983. Metodologi Formulasi dalam Kompresi. Medika Farma. Jakarta. Khoerul, Anwar. 2010. Formulasi Sediaan Tablet Effervescent dari Ekstrak Kunyit

(Curcuma domestica Val) dengan Variasi Jumlah Asam Sitrat-Asam Tartrat Sebagai Sumber Asam. UNLAM Banjarbaru Kalimantan Selatan.

Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., 1994, Teori Dan Praktek Farmasi,

Jilid II. Universitas Indonesia. Jakarta. Notoatmoodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Jakarta. Priyambodo, B. 2007. Manajemen Farmasi Industri. Global Pustaka. Yogyakarta.

CERATA Journal Of Pharmacy Science 15 Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…

Santoso. Heieronymus Budi. 2013. Tumpas Penyakit dengan 40 Daun dan 10 Akar

Rimpang. Cahaya Jiwa. Yogyakarta.

Siregar, Charles J. P. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Sugihartini, N., Wahyuningsih, W., Supadmi, W., Guntarti, A., 2009. Formulasi

Dan Tegnologi Sediaan Padat. Edisi Revisi. Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

Suryani, N., Ishak, S., 2006. Modul Farmasetik Sediaan Padat. Jakarta: UIN Press Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Warsito, Hendri. 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia edisi I. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Voigt, R., 1984. Buku Pelajaran Teknologi Industri. Edisi V. terj S. N Soewandi. Gadjah Mada University. Yogyakarta.

16 CERATA Journal Of Pharmacy Science Edi Suyono, dkk., Formulasi Tablet Ekstrak Kunyit…