FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

115
FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG (Solanum tuberosum) SEBAGAI ANTI AGING SKRIPSI Oleh: BETARI KHAIRANI LUBIS 1601012010 PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2018

Transcript of FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

Page 1: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL

KENTANG (Solanum tuberosum)

SEBAGAI ANTI AGING

SKRIPSI

Oleh:

BETARI KHAIRANI LUBIS

1601012010

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2018

Page 2: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL

KENTANG (Solanum tuberosum)

SEBAGAI ANTI AGING

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm)

Oleh:

BETARI KHAIRANI LUBIS

1601012010

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2018

Page 3: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Formulasi Masker Clay Ekstrak Etanol

Kentang (Solanum tuberosum) sebagai Anti

Aging

Nama Mahasiswa : Betari Khairani Lubis

Nomor Induk Mahasiswa : 1601012010

Menyetujui

Komisi Pembimbing:

Medan, Oktober 2018

Pembimbing I

(Mandike Ginting, S.Si., M.Si., Apt.)

Pembimbing II

(Leny, S.Farm.,M.Si., Apt.)

Mengetahui

Dekan Fakultas Farmasi dan Kesehatan

Institut Kesehatan Helvetia Medan

Dekan,

(H.Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt.)

NIDN. 012509660

Page 4: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

Telah diuji pada tanggal: Oktober 2018

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Mandike Ginting, S.Si., M.Si., Apt.

Anggota : 1. Leny, S.Farm., M.Si., Apt.

2. Zola Eva Harnis, S.Farm., Apt

Page 5: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik Sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi dan Kesehatan

Institut Kesehatan Helvetia.

2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim penelaah

tim penguji.

3. Isi skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya

peroleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang

berlaku di perguruan tinggi ini.

Medan, Oktober 2018

Yang membuat pernyataan

(Betari Khairani Lubis)

1601012010

Page 6: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Betari Khairani Lubis

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 15 Agustus 1991

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Jamin Ginting Gg. Dame No. 8a Medan

Agama : Islam

Nama Ayah : Empi Syahrin Lubis

Nama Ibu : Wati Pasaribu

Anak Ke : 1 dari 3 Bersaudara

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1997 – 2003 : SDN 060891 Medan

2. Tahun 2003 – 2006 : SMP Negeri 10 Medan

3. Tahun 2006 – 2009 : SMK Farmasi Pharmaca Medan

4. Tahun 2012 – 2015 : D3 Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan

5. Tahun 2016 – 2018 : S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia

Page 7: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

i

ABSTRACT

FORMULATION OF CLAY MASKS FROM ETHANOL EXTRACT OF

POTATO (Solanum tuberosum) AS ANTI AGING

BETARI KHAIRANI LUBIS

NIM: 1601012010

Study Program: Pharmacy of Health Institut of Helvetia

Everyday skin experiences free radical exposure from the environment

that can resulting in premature aging. The process of premature aging is

characterized by decreased production of sweat glands, decreased skin moisture

due to skin elasticity and the ability of the skin to hold water has been reduced.

The aging process can cause the formation of wrinkles, dry and rough skin, black

spots and decreased skin elasticity.

This study aims to formulate potato ethanol extract in the form of clay

mask. This research method was conducted experimentally. Potato sampling was

taken by purposive sampling. Potatoes used are organic potatoes purchased from

Simalem Farm. The study included making clay mask preparations using ethanol

extract of potatoes with a concentration of 6%, 8% and 10%. The blank is used as

a clay mask base without potato ethanol extract and Viva Face Mask as a positive

control. Evaluation of physical quality of preparations such as homogeneity test,

stability test, pH test and effectiveness test as anti aging using skin analyzer.

Parameters measured include water content, pore size, skin smoothness, number

of stains and wrinkles. Treatment is carried out for four weeks by applying a mask

once a week.

The results showed that the ethanol extract of potatoes could be

formulated into clay mask preparations, there was an improvement in the skin

condition to be better and effective as an anti aging.

It was suggested to further researchers to examine masks of potato

ethanol extract in other forms such as peel off, sheet, gel and others.

Keywords: Clay Mask, Potato Ethanol Extract, Anti Aging

The Leitimate Right by:

Helvetia Language Centre

Page 8: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

ii

ABSTRAK

FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG

(Solanum tuberosum) SEBAGAI ANTI AGING

BETARI KHAIRANI LUBIS

NIM: 1601012010

S1 FARMASI

Kulit setiap hari mengalami paparan radikal bebas dari lingkungan yang

dapat mengakibatkan penuaan dini. Proses penuaan dini ditandai dengan

menurunnya produksi kelenjar keringat, kelembaban kulit yang menurun karena

daya elastisitas kulit dan kemampuan kulit untuk menahan air sudah berkurang.

Proses penuaan yang meningkat dapat menyebabkan terbentuknya kerut/keriput,

kulit kering dan kasar, timbul noda hitam dan kekenyalan kulit menurun.

Penelitian ini bertujuan menformulasikan ekstrak etanol kentang dalam

bentuk sediaan masker clay. Metode penelitian ini dilakukan secara

eksperimental. Sampel kentang diambil secara purposive sampling. Kentang yang

digunakan adalah kentang organik yang dibeli dari Simalem Farm. Penelitian

meliputi pembuatan sediaan masker clay menggunakan ekstrak etanol kentang

dengan konsentrasi 6%, 8% dan 10%. Sebagai blanko digunakan dasar masker

clay tanpa ekstrak etanol kentang dan Viva Face Mask sebagai kontrol positif.

Evaluasi mutu fisik sediaan seperti uji homogenitas, uji stabilitas, uji pH dan uji

efektivitas sediaan sebagai anti aging menggunakan skin analyzer. Parameter

yang diukur meliputi kadar air, besar pori, kehalusan kulit, jumlah noda dan

banyaknya kerutan. Perawatan dilakukan selama empat minggu dengan

mengaplikasikan masker satu kali seminggu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kentang dapat

diformulasikan menjadi sediaan masker clay, terdapat peningkatan kondisi kulit

menjadi lebih baik dan efektif sebagai anti aging.

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti masker ekstrak

etanol kentang dalam bentuk lain seperti peel off, sheet, gel dan lain-lain.

Kata Kunci : Masker Clay, Ekstrak Etanol Kentang, Anti Aging

Page 9: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Formulasi Masker Clay Ekstrak Etanol Kentang (Solanum tuberosum)

sebagai Anti Aging”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Farmasi pada Institut Kesehatan Helvetia Medan.

Selama penulisan skripsi, penulis banyak mendapatkan bimbingan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Hj. Dr. dr. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Penasehat Yayasan

Institut Kesehatan Helvetia Medan.

2. Bapak Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan

Institut Kesehatan Helvetia Medan.

3. Bapak Dr. H. Ismail Efendy, M.Si., Apt. selaku Rektor Institut Kesehatan

Helvetia Medan.

4. Bapak Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan.

5. Ibu Adek Chan, S.Si., M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan.

6. Ibu Mandike Ginting, S.Si., M.Si., Apt. selaku dosen Pembimbing I yang telah

banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Leny, S.Farm., M.Si., Apt. selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Page 10: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

iv

8. Ibu Zola Efa Harnis, S.Farm., M.Si., Apt. selaku dosen penguji dalam

penyusunan skripsi ini.

9. Staf dosen Farmasi yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa terdapat banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan

kritik yang sifatnya membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata

penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2018

Penulis,

Betari Khairani Lubis

Page 11: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

v

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAR PANITIA PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK .................................................................................................... i

ABSTRAC ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR TABEL........................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 3

1.3 Hipotesis ..................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

1.6 Kerangka Konsep ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6

2.1 Uraian Tumbuhan ....................................................................... 6

2.1.1 Daerah Tumbuh ................................................................ 6

2.1.2 Nama Daerah .................................................................... 7

2.1.3 Klasifikasi Tumbuhan ...................................................... 7

2.1.4 Deskripsi ........................................................................... 7

2.1.5 Kandungan Kimia ............................................................. 8

2.1.6 Kegunaan .......................................................................... 9

2.2 Kulit ......................................................................................... 10

2.2.1 Struktur Kulit .................................................................... 10

2.2.2 Fungsi Kulit ...................................................................... 12

Page 12: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

vi

2.2.3 Jenis-jenis Kulit Wajah .................................................... 12

2.3 Penuaaan Dini ............................................................................ 13

2.3.1 Pengertian Penuaan Dini ................................................ 13

2.3.2 Proses Terjadinya Penuaan Dini .................................... 14

2.3.3 Tanda-tanda Penuaan Dini ............................................. 14

2.4 ANTI AGING .............................................................................. 16

2.4.1 Pengertian Anti Aging .................................................... 16

2.4.2 Fungsi dan Manfaat Anti Aging ..................................... 16

2.4.3 Anti Oksidan pada Produk Anti Aging ........................... 17

2.5 Masker ....................................................................................... 17

2.6 Skin Analyzer ............................................................................. 19

2.6.1 Pengukuran Kondisi Kulit dengan Skin Analyzer .......... 20

2.6.2 Parameter Pengukuran ................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 23

3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 23

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 23

3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................ 23

3.2.2 Tempat Penelitian .......................................................... 23

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 23

3.3.1 Populasi .......................................................................... 23

3.3.2 Sampel ........................................................................... 24

3.4 Alat dan Bahan .......................................................................... 24

3.4.1 Alat .................................................................................. 24

3.4.2 Bahan .............................................................................. 24

3.5 Prosedur Kerja .......................................................................... 24

3.6 Pembuatan Ekstrak Sampel ...................................................... 24

3.7 Formulasi Sediaan Masker Clay ............................................... 25

3.7.1 Formula Standar ............................................................ 25

3.7.2 Formula Modifikasi ....................................................... 26

3.7.3 Formula Modifikasi dengan Ekstrak Etanol Kentang ... 26

3.7.4 Formula Pembuatan Masker Clay ................................. 27

Page 13: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

vii

3.8 Evaluasi Mutu Fisik Sediaan .................................................... 27

3.8.1 Pengujian Homogenitas ................................................ 27

3.8.2 Pengamatan Stabilitas Sediaan ...................................... 27

3.8.3 Pengukuran pH Sediaan ................................................ 28

3.8.4 Pengukuran Lama Pengeringan Masker ....................... 28

3.8.5 Uji Iritasi terhadap Sukarelawan ................................... 28

3.9 Pengujian Efektifitas Anti Aging ............................................... 28

3.10 Analisis Data ............................................................................ 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 31

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 31

4.1.1 Hasil Pembuatan Sediaan Masker Clay .......................... 31

4.1.2 Hasil Evaluasi Mutu Fisik Sediaan ................................. 31

4.1.2.1 Pengujian Homogenitas ..................................... 31

4.1.2.2 Hasil Pengamatan Stabilitas Sediaan ................. 31

4.1.2.3 Hasil Pengukuran pH Sediaan............................ 32

4.1.2.4 Hasil Pengukuran Lama Pengeringan Masker ... 33

4.1.3 Hasil Uji Iritasi terhadap Sukarelawan ........................... 33

4.1.4 Hasil Pengujian Efektifitas Anti Aging ........................... 34

4.1.4.1 Kadar Air............................................................ 34

4.1.4.2 Pori ..................................................................... 37

4.1.4.3 Kehalusan ........................................................... 38

4.1.4.4 Noda ................................................................... 40

4.1.4.5 Keriput ............................................................... 43

4.2 Pembahasan .............................................................................. 44

4.2.1 Sediaan Masker Clay .................................................... 44

4.2.2 Evaluasi Mutu Fisik Sediaan ......................................... 45

4.2.2.1 Pengujian Homogenitas ................................... 45

4.2.2.2 Pengamatan Stabilitas Sediaan ......................... 45

4.2.2.3 Pengukuran pH Sediaan ................................... 45

4.2.2.4 Lama Pengeringan Masker ............................... 46

4.2.3 Uji Iritasi terhadap Sukarelawan .......................................... 46

Page 14: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

viii

4.2.4 Pengujian Efektifitas Anti Aging .......................................... 46

4.2.4.1 Kadar Air ................................................................. 46

4.2.4.2 Pori .......................................................................... 47

4.2.4.3 Kehalusan ................................................................ 47

4.2.4.4 Noda ........................................................................ 47

4.2.4.5 Keriput ..................................................................... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 49

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 49

5.2 Saran ......... ................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 50

LAMPIRAN..................................................................................................... 51

Page 15: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kentang .............................................................................. 6

Gambar 2.2 Struktur Kulit ....................................................................... 11

Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula terhadap Kadar

Air (Moisture) pada Kulit Punggung Tangan Sukarelawan

............................................................................................. 35

Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula terhadap Pori

(Pore) pada Kulit Punggung Tangan Sukarelawan ............. 38

Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula terhadap

Kehalusan (Evenness) pada Kulit Punggung Tangan

Sukarelawan ......................................................................... 40

Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula terhadap Noda

(Spot) pada Kulit Punggung Tangan Sukarelawan .............. 42

Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula terhadap Keriput

(Wrinkle) pada Kulit Punggung Tangan Sukarelawan ........ 44

Page 16: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Parameter Hasil Pengukuran dengan Skin Analyzer ............. 22

Tabel 3.1 Komposisi Formula Masker clay ........................................... 26

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Stabilitas Sediaan .................................... 31

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran pH Sediaan ............................................... 31

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Lama Pengeringan Masker ...................... 32

Tabel 4.4 Hasil Uji Iritasi terhadap Kulit Sukarelawan ........................ 33

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kadar Air (Moisture) pada Kulit

Punggung Tangan Sukarelawan ............................................ 34

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Besar Pori (Pore) pada Kulit

Punggung Tangan Sukarelawan ............................................ 37

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Kehalusan (Evenness) pada Kulit

Punggung Tangan Sukarelawan ............................................ 39

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Banyaknya Noda (Spot) pada Kulit

Punggung Tangan Sukarelawan ............................................ 41

Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Keriput (Wrinkle) pada Kulit

Punggung Tangan Sukarelawan ........................................... 44

Page 17: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

La,piran 1 Gambar Bahan dan Alat .......................................................... 49

Lampiran 2 Maserasi Kentang Organik ................................................... 51

Lampiran 3 Sediaan Masker Clay ............................................................ 52

Lampiran 4 Evaluasi Mutu Fisik Sediaan ................................................ 53

Lampiran 5 Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) ............... 56

Lampiran 6 Pemakaian Masker pada Punggung Tangan Sukarelawan ... 57

Lampiran 7 Data Skin Analyzer ............................................................... 58

Lampiran 8 Data Hasil Uji Statistik ......................................................... 67

Page 18: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit adalah organ terbesar dari tubuh dan meliputi wilayah yang sangat luas.

Ketebalan kulit bervariasi di berbagai bagian tubuh. Sel-sel kulit yang paling tipis

pada wajah; ini penting untuk penggunaan kosmetik yang harus mampu

menembus kulit.(1) Kulit menutupi seluruh tubuh dan melindungi dari berbagai

jenis rangsangan eksternal dan kerusakan serta dari hilangnya kelembaban. Luas

permukaan kulit orang dewasa sekitar 1,6 m2.(2)

Kulit setiap hari mengalami paparan radikal bebas dari lingkungan yang dapat

mengakibatkan penuaan dini.(3) Berbagai faktor lingkungan seperti cuaca, rokok,

makanan, stress, alcohol dan kelelahan dapat menjadi penyebab gangguan

kesehatan pada kulit. Menurut survei, penyebab utama penuaan dini yang dialami

orang Indonesia adalah aktivitas berlebihan dibawah sinar matahari.(4) Dengan

demikian diharapkan ada sediaan kosmetik yang dapat berfungsi sebagai

penangkal radikal bebas.(3)

Penuaan merupakan proses alamiah dalam kehidupan manusia erat kaitannya

dengan berbagai proses degeneratif. Proses penuaan ditandai dengan menurunnya

produksi kelenjar keringat, lalu diikuti dengan kelembaban kulit yang menurun

karena daya elastisitas kulit dan kemampuan kulit untuk menahan air sudah

berkurang. Proses pigmentasi kulit semakin meningkat dari wajah biasanya

terlihat kerut/keriput, kulit kering dan kasar, bercak hitam dan kekenyalan kulit

menurun.(5)

1

Page 19: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

2

Terapi anti aging akan lebih baik dilakukan sedini mungkin di saat seluruh

fungsi sel-sel tubuh masih sehat dan berfungsi dengan baik. Dengan kemajuan

teknologi dan ilmu kosmetika, penurunan dan penghambatan penuaan dapat

dilakukan, sehingga kulit dapat terlihat lebih muda dan juga terawat. (6)

Tanaman kentang merupakan komoditas sayuran yang mendapat prioritas

utama dalam pengembangannya karena dapat mendatangkan keuntungan yang

tinggi bagi yang membudidayakannya. Tanaman kentang sudah dikenal di

Indonesia (Pengalengan, Lembang dan Karo) sejak sebelum Perang Dunia II yang

disebut Eugenheimer. Kentang juga merupakan salah satu komoditi yang murah

dan mudah di dapat di sepanjang musim.(7)

Kentang banyak mengandung karbohidrat, sumber mineral (fosfor, besi,

kalium dan kalsium), mengandung vitamin B, vitamin C dan vitamin A.(7)

Kentang juga mengandung asam folat, karotenoid dan polifenol. Kandungan

vitamin dan mineral berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas

tubuh.

Masker wajah saat ini memiliki banyak bentuk seperti serbuk, pasta, ada

juga yang berbentuk gel. Masyarakat saat ini banyak yang beralih pada produk

yang berbahan alami, keistimewaan masker dari bahan alami ini adalah tidak

menimbulkan iritasi dan efek samping.(8)

Masker wajah dengan tipe clay telah banyak digunakan karena

kemampuannya yang mampu meremajakan kulit. Perubahan kulit terasa ketika

masker mulai memberikan efek yang menarik lapisan kulit ketika masker

mengering. Sensasi ini menstimulasi sensasi penyegaran kulit dimana clay jenis

Page 20: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

3

pasta mampu mengangkat kotoran dari wajah. Kotoran dan komedo terangkat

ketika sediaan dicuci dari kulit wajah. Efek setelah penggunaan masker adalah

kulit yang tampak cerah dan bersih.(9) Keuntungan tipe masker ini adalah

mengandung surfaktan dan air sehingga mampu melunakkan dan membersihkan

sebum kulit yang telah mengeras.(10)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang formulasi sediaan masker clay berbahan dasar kentang

(Solanum tuberosum) sebagai anti aging.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah ekstrak etanol kentang dapat diformulasikan dalam sediaan masker

clay yang stabil?

b. Apakah penggunaan sediaan masker clay yang mengandung ekstrak etanol

kentang menunjukkan peningkatan kondisi kulit menjadi lebih baik selama

empat minggu perawatan?

c. Apakah konsentrasi dari ekstrak etanol kentang mempengaruhi efektifitas

anti aging?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

a. Ekstrak etanol kentang dapat diformulasikan dalam sediaan masker clay

yang stabil.

Page 21: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

4

b. Penggunaan sediaan masker clay yang mengandung ekstrak etanol kentang

menunjukkan peningkatan kondisi kulit menjadi lebih baik selama empat

minggu perawatan.

c. Perbedaan konsentrasi ekstrak etanol kentang dalam sediaan masker clay

mempengaruhi efektifitas anti aging.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol kentang dapat diformulasikan

dalam sediaan masker clay.

b. Untuk mengetahui apakah penggunaan sediaan masker clay yang

mengandung ekstrak etanol kentang menunjukkan peningkatan kondisi

kulit menjadi lebih baik selama empat minggu perawatan.

c. Untuk mengetahui apakah perbedaan konsentrasi ekstrak etanol kentang

dalam sediaan masker clay mempengaruhi efektivitas anti aging.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak etanol

kentang dapat diformulasi dalam formula masker clay yang memiliki efek sebagai

anti aging dengan waktu pemulihan satu bulan serta meningkatkan daya dan hasil

guna dari kentang (Solanum tuberosum) yang merupakan salah satu tanaman dari

tanah Karo yang dimanfaatkan dalam bidang kosmetika yaitu sebagai masker

clay.

Page 22: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

5

1.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Formula masker

clay wajah

-F0 : Blanko

-F1 : Masker Clay

Ekstrak Etanol

Kentang 6 %

-F2 : Masker Clay

Ekstrak Etanol

Kentang 8 %

-F3 : Masker Clay

Ekstrak Etanol

Kentang 10 %

-Kontrol Positif :

Viva Masker

Kentang

Organoleptik

- Warna

- Bau

- Homogenitas

Stabilitas

Derajat Keasaman

Waktu Kering

Masker

Iritasi

Pengukuran

Efektivitas Anti

Aging

Perubahan warna, bau dan konsistensi

Nilai pH

Lama sediaan

mengering di kulit

Erithema dan

Edema

Skin Analyzer

(moisture, pore,

evenness spot dan

wrinkle)

Page 23: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Uraian tumbuhan meliputi daerah tumbuh (habitat), nama daerah, klasifikasi

tumbuhan, kandungan kimia dan kegunaan tumbuhan.

2.1.1 Daerah Tumbuh

Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap budidaya tanaman kentang. Suhu

yang tinggi, keadaan berawan dan kelembaban udara rendah menghambat

pertumbuhan, pembentukan umbi dan bunga kentang. Panjang hari yang relatif

lebih pendek di daerah tropik apabila dikombinasikan dengan suhu yang dingin

dapat memberikan pembentukan dan perkembangan umbi kentang yang baik.(7)

Gambar 2.1 Kentang

Di Indonesia, tanaman kentang diusahakan di daerah yang memiliki

ketinggian 500-3000 m di atas permukaan laut dan pada ketinggian optimum

antara 1000-2000 m di atas permukaan laut.(7)

Page 24: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

7

Suhu yang paling tepat bagi pertumbuhan kentang adalah 20-24oC pada siang

hari dan 8-12oC pada malam hari.(7)

2.1.2 Nama Daerah

Jawa Barat : luwi kumeli

Aceh : gantang

Karo : gentang atau gadung lepar

Lampung : ketang atau ubi mandira

Palembang : ubi kumanden

2.1.3 Klasifikasi Tumbuhan

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Solanales

Suku : Solanaceae

Marga : Solanum

Jenis : Solanum tuberosum

2.1.4 Deskripsi

Habitus : Semak, 50-120 cm.(7)

Batang : Tegak, dapat juga menyebar dan menjalar. Penampang lintang

batang berbentuk bulat atau bersudut. Batang yang bersudut dapat

bersayap atau tidak bersayap. Pada batang yang bersayap,

sayapnya dapat lebar > 0,5 cm atau sempit < 0,5 cm dan tepi

sayap dapat lurus atau bergelombang.(7)

Page 25: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

8

Bunga : Zygomorph (mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua

(hermaproditus atau bunga sempurna), corolla berwarna putih,

merah jambu atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota

(corolla) dan benang sari (stamen) masing-masing berjumlah lima

buah dengan satu buah putik (pistilus). Mahkota berbentuk

terompet dengan ujung seperti bintang, lima buah benang sari

berwarna kuning melingkari tangkai putiknya.(7)

Buah dan biji : Buah berwarna hijau tua sampai keunguan, berbentuk bulat,

bergaris tengah 2,5 cm dan berongga dua. Buah kentang

mengandung 500 bakal biji dan yang dapat berkembang menjadi

hanyalah berkisar antara 10-300 biji.(7)

Akar : Tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus atau akar

serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam

tanah, akar-akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm.(7)

2.1.5 Kandungan Kimia

Komposisi umbi kentang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

varietas, keadaan tanah yang ditanami, pupuk yang digunakan, umur umbi ketika

dipanen, waktu dan suhu penyimpanan. Perubahan komposisi umbi selama

pertumbuhan meliputi naiknya kadar pati dan sukrosa serta turunnya kadar air dan

gula pereduksi.(7)

Susunan kimia umbi kentang mentah adalah sebagai berikut:

Air : 72,10-80,00%

Bahan padat kering : 23,00 %

Page 26: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

9

Protein : 2,00 %

Lemak : 0,056-0,11 %

Karbohidrat : 12,40-17,80 %

Gula : 0,20-6,80 %

Abu : 0,96 %

Serat kasar : 0,4-1,00 %

Kandungan gizi dari tiap 100 gram kentang bersih adalah sebagai berikut:

Protein : 2,0 g

Lemak : 0.1 g

Karbohidrat : 19,1 g

Vitamin B1 : 0,085 mg

Vitamin B2 : 0,040 mg

Vitamin C : 17,0-25,0 mg

Fosfor : 60,0 mg

Besi : 0,8 mg

Kalsium : 10,0 mg

Air : 77,8 g

Kalori : 83,0-85,0 kal

Bagian dapat dimakan : 85,0 %

2.1.6 Kegunaan

Dalam ilmu kedokteran, kulit umbi kentang dapat digunakan sebagai obat

luka bakar. Selain itu kentang dijadikan pengganti nasi bagi penderita penyakit

kencing manis (diabetes melitus). Hal ini disebabkan kentang sebagai sumber

Page 27: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

10

karbohidrat dengan kalori yang rendah. Kentang biasanya diolah menjadi

perkedel, keripik dan tepung.(11)

2.2 Kulit

Kulit merupakan salah satu organ tubuh berada pada bagian luar tubuh

manusia. Organ ini merupakan organ yang akan bersentuhan langsung dengan

lingkungan. Perannya adalah sebagai pelindung tubuh dari kerusakan atau

pengaruh lingkungan yang buruk. Kulit memiliki peran penting dalam

memproteksi bagian dalam tubuh dari kontak langsung dengan lingkungan luar,

baik secara fisik atau mekanis, kimiawi, sinar matahari (ultra violet) dan

mikroba.(12)

Kulit merupakan organ yang terluas, yaitu antara 1,5-2,0 m2

dengan berat

kurang lebih 20 kg, sedangkan bagian kulit yang kelihatan dari luar yang disebut

epidermis beratnya 0,05-0,5 kg.(13)

2.2.1 Struktur Kulit

Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan hipodermis (subkutan).

Lapisan epidermis merupakan lapisan kulit bagian luar. Lapisan epidermis terdiri

atas lima lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan

paling luar di permukaan kulit; stratum lusidum yang terdapat langsung di bawah

lapisan stratum korneum; stratum granulosum terdiri atas sel-sel bergranula yang

lama-kelamaan akan mati, kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan

tanduk; stratum spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar; dan stratum

basalis (stratum germinativum) merupakan lapisan yang mengandung sel-sel yang

aktif membelah diri untuk membentuk sel-sel kulit baru, menggantikan sel-sel

Page 28: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

11

mati dan mengandung pigmen melanin. Pigmen inilah yang menentukan warna

kulit seseorang dan melindungi jaringan kulit dari bahaya sinar ultraviolet.(14)

Gambar 2.2 Struktur Kulit

Lapisan dermis merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan

epidermis. Lapisan dermis dikenal pula sebagai kulit jangat.14

Pada lapisan ini,

serabut kolagen dan elastin yang paralel membentuk struktur penunjang pada

kerangka dasar kulit. Protein tersebut berperan terhadap kekencangan, kekenyalan

dan kelenturan kulit. Di dalam dermis juga terdapat jaringan saraf dan sistem

pembuluh darah atau kapiler yang sangat banyak. Pembuluh darah ini akan

mensuplai nutrisi penting ke sel dan membuat kulit tampak berkilau merona.(15)

Lapisan hipodermis atau jaringan subkutis mengandung jaringan lemak,

pembuluh darah dan serabut saraf. Fungsi dari jaringan subkutis atau lapisan

Page 29: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

12

hipodermis adalah sebagai penyekat panas, bantalan terhadap trauma dan tempat

penumpukan energi.(14)

2.2.2 Fungsi Kulit

Kulit memiliki sejumlah fungsi yang sangat penting bagi tubuh yaitu fungsi

perlindungan atau proteksi dimana kulit berfungsi melindungi bagian dalam tubuh

dari kontak langsung lingkungan luar, misalnya paparan sinar matahari, polusi,

bakteri, serta kerusakan akibat gesekan, tekanan, dan tarikan.(14) Dapat

membantu menjaga agar suhu tubuh tetap optimal dengan cara melepaskan

keringat ketika tubuh merasa panas, lalu keringat akan menguap dan tubuh akan

terasa dingin kembali. Kulit juga mempunyai daya mengikat air yang sangat kuat,

yaitu mencapai empat kali beratnya, sehingga mampu mempertahankan tekstur

atau bentuknya sendiri. Kulit juga memiliki sistem saraf yang sangat peka

terhadap pengaruh atau ancaman dari luar. Oleh karena itu, kulit akan segera

memberikan reaksi bila ada peringatan awal dari sistem saraf tersebut seperti rasa

gatal dan kemerahan.(13)

2.2.3 Jenis-jenis Kulit Wajah

Kulit dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Kulit Normal: memiliki pH normal, kadar air dan kadar minyak seimbang,

tekstur kulit kenyal, halus dan lembut, pori-pori kulit kecil.

b. Kulit Berminyak: kadar minyak berlebihan, bahkan bisa mencapai 60%,

kulit wajah tampak mengkilap, memiliki pori-pori besar; cenderung mudah

berjerawat.

Page 30: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

13

c. Kulit Kering: kulit kasar dan kusam, mudah bersisik, pori-pori tidak

kelihatan dan mulai tampak kerutan-kerutan.

d. Kulit Kombinasi: merupakan kombinasi antara kulit wajah kering dan

berminyak, pada area T cenderung berminyak, sedangkan area pipi

berkulit kering.

e. Kulit Sensitif: mudah iritasi, kulit wajah lebih tipis, sangat sensitif.(16)

2.3 Penuaan Dini

2.3.1 Pengertian Penuaan Dini

Penuaan dini merupakan proses penuaan kulit yang lebih cepat dari

seharusnya 4. Proses penuaan dini dapat terjadi saat memasuki usia 20-30 tahun.

Pada usia muda, regenerasi kulit terjadi setiap 28-30 hari. Memasuki usia 50

tahun, regenerasi kulit terjadi setiap 37 hari. Regenerasi semakin melambat seiring

dengan bertambahnya usia.(16)

Seiring bertambahnya usia, proses penuaan akan terus terjadi. Secara garis

besar fase penuaan pada wanita dibagi menjadi 3 fase kehidupan, yaitu fase

subklinis, fase transisi dan fase klinis. Fase subklinis terjadi pada usia 25-35

tahun. Dimana produksi hormon mulai mengalami penurunan produksi hingga

14%. Sel-sel tubuh mengalami kerusakan dan penyebabnya adalah stress, diet

yang tidak sehat dan adanya polusi udara. Fase transisi terjadi pada usia 35-

45tahun, dimana produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%. Tubuh mulai

mengalami penuaan. Fase klinis merupakan fase terakhir dalam proses penuaan

pada wanita. Fase ini terjadi pada usia 45 tahun ke atas. Tanda-tandanya adalah

berkurangnya produksi hormon dan akhirnya berhenti sama sekali.(12)

Page 31: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

14

Kulit aging adalah kulit yang telah menampakkan garis kerutan dan ketuaan.

Untuk perawatannya perlu produk kosmetik yang bertekstur ringan dan lembut,

yaitu yang dapat membersihkan dan mengangkat sel-sel kulit mati serta

membantu memberikan perlindungan, mempertahankan kelembaban dan

elastisitas kulit, juga merangsang pertumbuhan kulit baru.(13)

2.3.2 Proses Terjadinya Penuaan Dini

Gejala dan tanda penuaan dini dapat terjadi disemua organ tubuh manusia,

terutama pada kulit.(4) Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar,

yaitu penuaan kronologi (chronological aging) dan photo aging. Penuaan

kronologi ditunjukkan dari adanya perubahan struktur dan fungsi serta metabolik

kulit seiring berlanjutnya usia. Proses ini termasuk kulit menjadi kering dan tipis,

munculnya kerutan halus, adanya pigmentasi kulit (age spot). Sedangkan proses

photo aging adalah proses yang menyangkut berkurangnya kolagen serta serat

elastin kulit akibat dari paparan sinar UV yang berlebihan. Paparan sinar UV yang

berlebihan dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim

proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya memecahkan

kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis.(17)

2.3.3 Tanda-tanda Penuaan Dini

Tanda-tanda penuaan dini lebih sering terlihat pada kulit, terutama kulit

wajah, yaitu berupa :

1. Munculnya bercak hitam (age spot)

Pada umumnya bercak hitam ini muncul pada bagian tubuh yang sering

terpapar sinar matahari. Selain menimbulkan bercak-bercak hitam, penuaan dini

Page 32: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

15

juga sering menunjukkan kelainan pigmen, terutama di kulit wajah 4. Bintik hitam

ini akan terlihat jelas pada mereka yang berkulit putih, sedangkan pada kulit yang

gelap tidak begitu tampak.(12)

2. Tekstur kulit tampak kasar

Kering dan kasar juga merupakan tanda umum yang dialami saat kita

mengalami penuaan dini. Ketika kulit terlalu sering terpapar matahari, kolagen

dan elastin yang berada dalam lapisan kulit akan rusak.(4) Rusaknya kolagen dan

elastin akibat paparan sinar matahari membuat kulit kering dan kasar.(16)

3. Pori-pori kulit tampak membesar

Akibat penumpukan sel kulit mati, pori-pori kulit menjadi membesar.(16)

Pembesaran pori-pori juga terkait dengan penuaan dini. Seiring dengan

bertambahnya usia, pori-pori tumbuh lebih besar karena penumpukan sel kulit

mati di sekitar pori-pori. Pembesaran pori-pori dapat dikurangi dengan

pengelupasan kulit secara teratur. Namun jika sering terkena sinar matahari secara

terus-menerus, bisa membuat pori-pori membesar, karena sel-sel kulit mati

menumpuk.(4)

4. Keriput

Efek lain dari sinar ultraviolet adalah terjadi keriput pada kulit sebelum

waktu yang seharusnya dan terlihat tua. Efek ini tidak bisa langsung terjadi

kerutan, tetapi lebih karena terjadi akumulasi sinar ultraviolet dalam jangka lama.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% tanda-tanda

penuaan kulit pada orang dewasa adalah hasil akumulasi sinar ultraviolet pada

saat masa remaja, sebelum usia 18 tahun. Sinar ultraviolet dalam waktu panjang

Page 33: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

16

akan menimbulkan efek kerusakan kulit, kulit mulai melorot, merenggang dan

kehilangan kemampuannya untuk kembali ke tempatnya setelah

perenggangan.(12) Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya fungsi kolagen dan

elastin pada kulit, hingga kulit terlihat merosot dan kehilangan elastisitasnya.(4)

2.4 Anti Aging

2.4.1 Pengertian Anti Aging

Produk-produk yang populer digunakan untuk menghambat proses penuaan

dini adalah produk anti aging. Anti aging atau anti penuaan adalah sediaan yang

berfungsi menghambat proses kerusakan pada kulit (degeneratif), sehingga

mampu menghambat timbulnya tanda-tanda penuaan pada kulit.(3)

2.4.2 Fungsi dan Manfaat Anti Aging

Fungsi dari produk anti aging, yaitu:

a. Menyuplai antioksidan bagi jaringan kulit

b. Menstimulasi proses regenerasi sel-sel kulit

c. Menjaga kelembaban dan elastisitas kulit

d. Merangsang produksi kolagen dan glikosaminoglikan

e. Melindungi kulit dari radiasi ultraviolet.(3)

Manfaat dari produk anti aging, yaitu:

a. Mencegah kulit dari kerusakan degeneratif yang menyebabkan kulit

terlihat kusam dan keriput.

b. Kulit tampak lebih sehat, cerah, dan awet muda.

c. Kulit tampak kenyal, elastis dan jauh dari tanda-tanda penuaan dini.(3)

Page 34: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

17

2.4.3 Anti Oksidan sebagai Bahan Aktif pada Produk Anti Aging

Anti oksidan adalah senyawa penting yang sangat bermanfaat bagi kesehatan

kulit. Zat ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang dapat merusak

jaringan kulit. Radikal bebas adalah molekul atau atom yang sifat kimianya sangat

tidak stabil. Senyawa ini memiliki satu atau lebih elektron yang tidak

berpasangan, sehingga senyawa ini cenderung reaktif menyerang molekul lain

untuk mendapatkan elektron guna menstabilkan atom atau molekulnya sendiri.

Serangan ini menyebabkan timbulnya senyawa abnormal yang memicu terjadinya

reaksi berantai sehingga merusak sel dan jaringan-jaringan tubuh. Radikal bebas

juga disinyalir sebagai penyebab penuaan dini pada kulit, karena serangan radikal

bebas pada jaringan dapat merusak asam lemak dan menghilangkan elastisitas,

sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Anti oksidan berperan aktif

menetralkan radikal bebas, dimana pada jaringan senyawa radikal bebas ini

mengorbankan dirinya teroksidasi menstabilkan atom atau molekul radikal bebas,

sehingga sel-sel pada jaringan kulit terhindar dari serangan radikal bebas. Oleh

karena itu, produk-produk perawatan kulit selalu mengandung senyawa anti

oksidan sebagai salah satu bahan aktif. Termasuk produk-produk anti aging, yang

juga mengandalkan anti oksidan untuk melindungi kulit dari pengaruh radikal

bebas yang menjadi salah satu faktor penyebab penuaan dini.(3)

2.5 Masker

Pada orang dewasa, pemakaian masker wajah perlu dilakukan minimum

sebulan sekali agar kondisi kulit tetap baik. Masker wajah perlu untuk semua jenis

kulit, terlebih untuk wajah yang berminyak. Ketika memakai masker, hati-hati

Page 35: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

18

jangan sampai mengenai mata. Sebaiknya sekitar mata diberi krim mata (eye

cream).(13)

Pada kulit berminyak dapat dipakai masker untuk kulit normal sampai

berminyak dengan banyak sekali pelumas, sedangkan pada kulit kering dengan

titik (spot) dapat digunakan masker yang bervitamin. Sebelum menggunakan

masker, kulit muka dipijat-pijat (massage) dahulu. Gerakan massage pada kulit

muka pada umumnya melingkar dan mengarah ke atas.(13)

Perawatan kulit wajah dengan masker bertujuan sebagai berikut:

1. Memperlancar peredaran darah dengan cara memperbaiki dan merangsang

peredaran darah kulit muka.

2. Membersihkan dan mengecilkan pori-pori.

3. Mengencangkan kulit muka.

4. Mencegah timbulnya kerutan-kerutan di muka.

5. Menghilangkan dan mengangkat sel-sel tanduk dan minyak berlebihan,

bintik-bintik hitam dan putih sehingga kulit menjadi bersih dan licin.

6. Menyegarkan kulit muka, menghilangkan rasa lelah pada wajah,

menghaluskan dan menenangkan kulit yang tegang.(13)

Jenis-jenis masker wajah adalah sebagai berikut:

1. Masker Clay: sangat baik untuk kulit wajah tipe berminyak dan rentan

berjerawat karena mampu membersihkan kulit secara mendalam atau deep

cleansing. Masker clay akan menyerap kelebihan minyak dari wajah

sekaligus menarik kotoran dari dalam pori-pori. Saat memakai masker

clay, usahakan jangan sampai keras dan kering total untuk menghindari

Page 36: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

19

iritasi dan dehidrasi pada kulit. Saat masker mulai mengering dan retak,

segera basuh wajah dengan air hangat hingga bersih.

2. Masker Peel Of: tidak hanya menggangkat komedo maupun kotoran, peel

of mask juga efektif dalam melembapkan kulit karena masker

diaplikasikan secara menyeluruh dan didiamkan selama beberapa saat. Jika

sudah kering, masker ini biasanya bentuknya tipis dan mudah dikelupas.

Tapi bagi pemilik kulit sensitif yang reaktif, sebaiknya cek terlebih dahulu

seberapa sensitif kulit agar tidak terjadi iritasi atau kulit memerah dan

mengelupas.

3. Sheet Mask: masker yang identik dengan lembaran kertas yang praktis

dipakai. Masker berbentuk lembaran ini terbuat dari kertas khusus masker

yang terendam dalam essence dengan berbagai macam kandungan.

Sayangnya, masker wajah ini hanya bisa digunakan sekali pakai dengan

kemasan yang higienis dan mudah digunakan.

4. Gel Mask: masker ini digunakan untuk kulit berminyak karena kandungan

minyaknya lebih sedikit. Masker gel juga bisa membantu mendinginkan

kulit wajah yang panas dan iritasi ringan.

2.6 Skin Analyzer

Pada analisis konvensional, diagnosis dilakukan dengan mengandalkan

kemampuan pengamatan semata. Hal ini dapat menjadikan diagnosis menjadi

bersifat subjektif dan bergantung pada persepsi pada dokter. Pemeriksaan seperti

ini memiliki kekurangan pada sisi analisis-instrumental dan tidak adanya rekaman

hasil pemeriksaan yang mudah dipahami pasien.(18)

Page 37: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

20

Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk

mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer mempunyai sistem terintegrasi

untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas,

melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit.

Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasang pada skin analyzer

menampilkan hasil dengan cepat dan akurat.(18)

2.6.1 Pengukuran Kondisi Kulit dengan Skin Analyzer

Menurut Aramo, beberapa pengukuran yang dapat dilakukan dengan

menggunakan skin analyzer, yaitu:

1. Moisture (kadar air)

Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture

checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Caranya dengan

menekan tombol power dan dilekatkan pada permukaan kulit. Angka yang

ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar air dalam kulit yang diukur.

2. Sebum (kadar minyak)

Pengukuran kadar minyak dilakukan dengan menggunakan alat oil checker

yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Caranya dengan

menempelkan bagian sensor yang telah terpasang spons pada permukaan kulit.

Angka yang ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar minyak dalam

kulit yang diukur.

3. Evenness (kehalusan)

Pengukuran kehalusan kulit dilakukan dengan perangkat skin analyzer

pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor biru (normal). Kamera

Page 38: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

21

diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur kemudian tekan tombol

capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi kulit

yang didapatkan akan tampil pada layar komputer.

4. Pore (pori)

Pengukuran perbesaran pori pada kulit secara otomatis akan muncul pada

saat melakukan pengukuran pada kehalusan kulit. Gambar yang telah terfoto pada

pengukuran kehalusan kulit juga akan muncul pada kotak bagian pori-pori kulit.

Hasil berupa angka dan penentuan ukuran pori akan secara otomatis keluar pada

layar komputer.

5. Spot (noda)

Pengukuran banyaknya noda dilakukan dengan perangkat skin analyzer

pada lensa perbesaran 60x dan menggunakan lampu sensor jingga (terpolarisasi).

Kamera diletakkan pada permukaan kulit yang akan diukur, kemudian tekan

tombol capture untuk memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan

penentuan banyaknya noda yang didapatkan akan tampil pada layar komputer.

6. Wrinkle (keriput)

Pengukuran keriput dilakukan dengan perangkat skin analyzer pada lensa

perbesaran 10x dan menggunakan lampu sensor biru (normal). Kamera diletakkan

pada permukaan kulit yang diukur kemudian tekan tombol capture untuk

memfoto dan secara otomatis hasil berupa angka dan kondisi kulit yang

didapatkan akan tampil pada layar komputer. Pada pengukuran ini, tidak hanya

jumlah keriput yang dapat diukur, akan tetapi kedalaman keriput juga dapat

terdeteksi dengan alat skin analyzer.

Page 39: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

22

2.6.2 Parameter Pengukuran

Pengukuran kulit dengan menggunakan skin analyzer secara otomatis akan

menampilkan hasil dalam bentuk angka yang didapatkan akan secara langsung

disesuaikan dengan parameter yang telah diatur sedemikian rupa pada alat. Ketika

hasil muncul dalam bentuk angka, secara bersamaan kriteria hasil pengukuran

muncul dan dapat dimengerti dengan mudah oleh operator yang memeriksa

ataupun pasien. Parameter hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 2.1 Parameter Hasil Pengukuran dengan Skin Analyzer

Pengukuran Parameter

Kadar air

(Moisture)

Dehidrasi Normal Hidrasi

0-29 30-50 51-100

Kehalusan

(Evenness)

Halus Normal Kasar

0-31 32-51 52-100

Pori

(Pore)

Kecil Besar Sangat besar

0-19 20-39 40-100

Noda

(Spot)

Sedikit Sedang Banyak

0-19 20-39 40-100

Keriput

(Wrinkle)

Tidak berkeriput Berkeriput Berkeriput parah

0-19 20-52 53-100

Page 40: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Penelitian meliputi

pembuatan sediaan masker clay anti aging, menggunakan ekstrak etanol kentang

dengan konsentrasi 6%, 8% dan 10%. Evaluasi terhadap mutu fisik sediaan

seperti uji homogenitas, uji stabilitas sediaan, uji pH dan uji efektivitas sediaan

sebagai anti aging. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasetika Institut

Kesehatan Helvetia dan Laboratorium Kosmetologi Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 16 minggu mulai dari Mei 2018 sampai

Agustus 2018.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Institut Kesehatan Helvetia dan

Laboratorium Kosmetologi USU.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sukarelawan berjumlah 15 orang dengan kriteria sebagai berikut:

1. Wanita berbadan sehat.

2. Usia antara 25-35 tahun.

3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi.

Page 41: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

24

4. Memiliki tanda-tanda penuaan dini.

5. Bersedia menjadi sukarelawan.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu tanpa

membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang

digunakan adalah umbi kentang organik yang dibeli dari Simalem Farm.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Alat-alat gelas, lumpang porselin, stamper, cawan porselin, kertas

perkamen, penangas air, spatula, sudip, pot kaca, batang pengaduk, aluminium

foil, rotary evaporator, skin analyzer dan moisture checker (Aramo Huvis), pH

meter dan timbangan digital.

3.4.2 Bahan

Umbi kentang, etanol 96%, bentonite, xanthan gum, kaolin, gliserin, sodium

lauril sulfat, titanium dioksida, nipagin, BHT, akuadest, parfum mawar, larutan

dapar pH asam (4,01), larutan dapar pH netral (7,01).

3.5 Prosedur Kerja

3.6 Pembuatan Ekstrak Sampel

Pembuatan ekstrak etanol kentang (Solanum tuberosum) dilakukan secara

maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% menurut Farmakope Herbal

Indonesia Edisi I (2013).

Cara pembuatan: sebanyak 1 kg kentang dibersihkan lalu dibelah, dikupas

kulitnya dan dihaluskan dengan blender. Ditimbang 0,5 kg (500 g) purre kentang

Page 42: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

25

dimasukkan ke dalam wadah, dituangi dengan 5 liter etanol 70%, ditutup,

dibiarkan selama 6 jam terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk, kemudian

diamkan kembali selama 18 jam. Pisahkan maserat dengan cara disaring

menggunakan kain flanel. Ampas diremaserasi dengan etanol 70% sebanyak 2,5

liter. Dipindahkan ke dalam wadah tertutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung

dari cahaya selama 1 hari, disaring. Pemekatan ekstrak dilakukan dengan

menggunakan rotary evaporator pada suhu 50○C sampai diperoleh ekstrak kental.

3.7 Formulasi Sediaan Masker Clay

Sediaan basis masker dibuat berdasarkan formula standar yang kemudian di

modifikasi. Formula standar dapat dilihat pada 3.7.1 dan formula modifikasi dapat

dilihat pada 3.7.2.

3.7.1 Formula Standar

Formula standar yang digunakan: (9)

R/ Bentonite 1 to 8%

Xanthan Gum 0,1 to 1,0%

Kaolin 5 to 40%

Gliserin 2 to 10%

Sodium Lauril Sulfat 2 to 20%

TiO2 < 1%

Nipagin < 1%

Parfum q.s

Aquadest ad 100%

Page 43: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

26

3.7.2 Formula Modifikasi

R/ Bentonite 1%

Xanthan Gum 0,8%

Kaolin 34%

Gliserin 2%

Sodium Lauril Sulfat 1 %

TiO2 0.5%

Nipagin 0.1%

BHT 0.2%

Aquadest ad 100%

3.7.3 Formula Modifikasi dengan Tambahan Ekstrak Etanol Kentang

Konsentrasi ekstrak etanol kentang yang digunakan adalah 6% (F1), 8% (F2)

dan 10% (F3). Formula dasar tanpa ekstrak etanol kentang dibuat sebagai blanko

(F0).

No

Bahan

Jumlah (g)

F0 F1 F2 F3

1 Ekstrak Etanol Kentang - 6 8 10

2 Bentonite 1 1 1 1

3 Xanthan Gum 0,8 0,8 0,8 0,8

4 Kaolin 34 34 34 34

5 Gliserin 2 2 2 2

6 Sodium Lauril Sulfat 1 1 1 1

7 TiO2 0,5 0,5 0,5 0,5

8 Nipagin 0,1 0,1 0,1 0,1

9 BHT 0,2 0,2 0,2 0,2

10 Aquadest ad 100 100 100 100

Page 44: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

27

3.7.4 Formula Pembuatan Masker Clay

Cara Pembuatan masker clay yaitu aquadest dituangkan dalam lumpang

dan ditambahkan bentonit. Bentonit dibiarkan terbasahi lalu ditambahkan

Xanthan gum dan digerus cepat sampai seluruh Xanthan gum melarut. Kaolin

ditambahkan sedikit demi sedikit dalam lumpang sambil digerus dan ditambahkan

TiO2 dan Gliserin dalam lumpang. Disamping itu dilarutkan BHT dan Nipagin

dalam air panas (Larutan A) dan juga Sodium Lauril Sulfat dilarutkan dalam

Aquadest (Larutan B ). Larutan A dituangkan kemudian digerus pelan setelah itu

tuangkan perlahan-lahan larutan B dan gerus perlahan kemudian ditambahkan

ekstrak etanol kentang dan gerus sampai terbentuk pasta homogen.

3.8 Evaluasi Mutu Fisik Sediaan

3.8.1 Pengujian Homogenitas

Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan

transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen

dan tidak terlihat adanya butiran kasar.

3.8.2 Pengamatan Stabilitas Sediaan

Masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam pot plastik.

Pengamatan dilakukan pada saat sediaan telah selesai dimasukkan dalam pot

plastik dan dilakukan selama 12 minggu penyimpanan dengan interval

pengamatan pada minggu ke 0, 1, 4, 8 dan 12. Pengujian fisik masker yang telah

dibuat meliputi pengamatan perubahan bau dan warna selama 12 minggu pada

kondisi suhu penyimpanan 25ºC.

Page 45: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

28

3.8.3 Pengukuran pH Sediaan

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat

terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral (pH7,01)

dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut.

Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tisu.

Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu di timbang 1 gram sediaan dan

dilarutkan dalam 99 ml akuades. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan

tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang

ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan.

3.8.4 Pengukuran Lama Pengeringan Masker

Pengukuran lama pengeringan dilakukan pada suhu kamar ± 25°C dengan

mengambil sediaan masker clay ± 5g dan dioleskan pada daerah punggung tangan

lalu diukur waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering. Dilakukan 3 kali

pengukuran lama pengeringan dengan sukarelawan yang berbeda-beda.

3.8.5 Uji Iritasi terhadap Sukarelawan

Percobaan ini dilakukan pada 15 orang sukarelawan. Sediaan sebanyak

500 mg dioleskan dibelakang telinga dengan diameter 3 cm, kemudian dibiarkan

selama 24 jam dan lihat perubahan yang terjadi berupa kemerahan, gatal, dan

pembengkakan pada kulit.(19)

3.9 Pengujian Efektivitas Anti Aging

Pengujian efektivitas anti aging dilakukan terhadap sukarelawan wanita

sebanyak 15 orang. Pengujian dilakukan pada daerah kulit punggung tangan.

Pengelompokan dibagi menjadi:

Page 46: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

29

a. Kelompok I : 3 orang sukarelawan formula blanko.

b. Kelompok II : 3 orang sukarelawan formula 6%.

c. Kelompok III : 3 orang sukarelawan formula 8%.

d. Kelompok IV : 3 orang sukarelawan formula 10%.

e. Kelompok V : 3 orang sukarelawan viva facial mask (kontrol positif).

Semua sukarelawan diukur terlebih dahulu kondisi kulit awal/sebelum

perlakuan dengan menggunakan perangkat skin analyzer. Parameter pengukuran

meliputi:

1. Kelembaban (moisture), dengan menggunakan alat moisture checker yang

terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo.

2. Pori wajah (pore), menggunakan lensa perbesaran 60x (normal lens) dengan

sensor warna biru.

3. Noda (spot), menggunakan lensa perbesaran 60x (polarizing lens) dengan

sensor warna jingga.

4. Keriput (wrinkle), menggunakan lensa perbesaran 10x (normal lens) dengan

sensor warna biru.

Sediaan masker clay dioleskan pada wajah sukarelawan yang dibiarkan

mengering. Setelah itu wajah dibersihkan dengan air hangat dan dikeringkan.

Dilakukan kembali pengecekan kondisi kulit wajah setelah pemakaian masker.

Pengukuran kondisi kulit wajah dilakukan setiap minggu selama empat minggu

dengan pemberian sediaan masker seminggu sekali secara rutin.

Page 47: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

30

3.10 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program SPSS (Statistical

Product and Service Solution). Data terlebih dahulu dianalisis distribusinya

menggunakan Shapiro-Wilk Test. Selanjutnya data dianalisis menggunakan

Kruskal-Wallis Test untuk mengetahui efektivitas anti aging pada kulit di antara

formula. Selanjutnya untuk menganalisis pengaruh formula terhadap kondisi kulit

selama empat minggu perawatan digunakan Mann-Whitney Test.

Page 48: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Pembuatan Sediaan Masker Clay

Sediaan masker clay anti aging dibuat dengan menggunakan formula standar

clay face mask neutral pH.(9) Formula standar ini dimodifikasi agar sesuai

dengan bentuk masker clay dengan penambahan ekstrak etanol kentang sebagai

anti aging. Konsentrasi ekstrak etanol kentang yang digunakan adalah konsentrasi

6%, 8% dan 10%. Sediaan yang dihasilkan berbentuk pasta dengan warna putih.

4.1.2 Hasil Evaluasi Mutu Fisik Sediaan

4.1.2.1 Pengujian Homogenitas

Hasil pemeriksaan homogenitas terhadap sediaan masker clay yang

diformulasi menunjukkan bahwa semua sediaan tidak memperlihatkan adanya

butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan.

4.1.2.2 Hasil Pengamatan Stabilitas Sediaan

Evaluasi stabilitas sediaan dilakukan selama 12 minggu penyimpanan dengan

interval pengamatan pada minggu ke 1, 4, 8 dan 12. Sediaan masker clay dengan

ekstrak etanol kentang disimpan pada suhu kamar dan diamati perubahan bau dan

warna. Hasil pengamatan menunjukan bahwa bau dan warna dari setiap formula

tidak mengalami perubahan selama 12 minggu penyimpanan pada suhu kamar.

Page 49: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

32

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Stabilitas Sediaan

Formula Minggu Pengamatan

Bau Warna Bentuk

F0 0 Khas Putih Pasta

1 Khas Putih Pasta

4 Khas Putih Pasta

8 Khas Putih Pasta

12 Khas Putih Pasta

F1 0 Khas Putih Pasta

1 Khas Putih Pasta

4 Khas Putih Pasta

8 Khas Putih Pasta

12 Khas Putih Pasta

F2 0 Khas Putih Pasta

1 Khas Putih Pasta

4 Khas Putih Pasta

8 Khas Putih Pasta

12 Khas Putih Pasta

F3 0 Khas Putih Pasta

1 Khas Putih Pasta

4 Khas Putih Pasta

8 Khas Putih Pasta

12 Khas Putih Pasta

Keterangan :

F0 : Blanko

F1 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 6%

F2 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 8%

F3 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 10%

4.1.2.3 Hasil Pengukuran pH Sediaan

Pengukuran pH sediaan diukur dengan menggunakan pH meter dengan

pengulangan sebanyak tiga kali dan diukur selama 12 minggu penyimpanan.

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran pH Sediaan

Formula Waktu (Minggu)

0 1 4 8 12

F0 6,6 6,6 6,5 6.4 6,1

F1 6,5 6,5 6,4 6,4 6,4

F2 6,5 6,5 6,5 6,4 6,4

F3 6,6 6,5 6,5 6,4 6,4

Page 50: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

33

Keterangan :

F0 : Blanko

F1 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 6%

F2 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 8%

F3 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 10%

4.1.2.4 Hasil Pengukuran Lama Pengeringan Masker

Pengukuran lama pengeringan dilakukan pada suhu ruangan yaitu ± 25°C

dengan cara mengoleskan sediaan masker clay ± 3g pada kulit punggung tangan

sukarelawan dan diukur waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering.

Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dengan sukarelawan yang

berbeda-beda. Hasil pengukuran lama pengeringan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Berdasarkan hasil pengukuran lama pengeringan pada Tabel 4.3 diperoleh hasil

berkisar 10 -12 menit.

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Lama Pengeringan

Formula Pengukuran

1 2 3 Rata-Rata

F0 (menit) 14 14 14 14

F1 (menit) 14 14 13 13,6

F2 (menit) 14 14 14 14

F3 (menit) 13 12 14 13

Keterangan :

F0 : Blanko

F1 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 6%

F2 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 8%

F3 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 10%

4.1.3 Hasil Uji Iritasi terhadap Sukarelawan

Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan yang dilakukan dengan

mengoleskan masker clay pada kulit belakang telinga. Hasil uji iritasi terhadap

kulit sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Page 51: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

34

Tabel 4.4 Hasil Uji Iritasi terhadap Kulit Sukarelawan

Pengamatan Sukarelawan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kemerahan - - - - - - - - - - - - - - -

Gatal-gatal - - - - - - - - - - - - - - -

Bengkak - - - - - - - - - - - - - - -

Keterangan:

+ : Terjadi iritasi

- : Tidak terjadi iritasi

4.1.4 Hasil Pengujian Efektifitas Anti Aging

Pengujian efektivitas anti aging dilakukan terhadap sukarelawan wanita

sebanyak 15 orang. Pengujian dilakukan pada daerah kulit punggung tangan.

Semua sukarelawan diukur terlebih dahulu kondisi kulit awal/sebelum perlakuan

dengan menggunakan perangkat skin analyzer. Parameter pengukuran meliputi:

kadar air (moisture), kehalusan (evenness), pori (pore), noda (spot) dan keriput

(wrinkle). Data yang diperoleh pada setiap parameter anti aging akan dianalisis

dengan menggunakan program statistik dengan metode Kruskal-Wallis.

Selanjutnya untuk menganalisis pengaruh formula terhadap kondisi kulit selama

empat minggu perawatan digunakan Mann-Whitney Test.

4.1.4.1 Kadar Air (Moisture)

Data hasil pengukuran kadar air (moisture) pada kulit punggung tangan

sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kadar Air (Moisture) pada Kulit Sukarelawan

Formula Kondisi

Awal

Waktu Perawatan (Hari) %

Pemulihan 7 14 21 28

F0

31 31 32 32 32 3,2%

30 30 30 31 32 6,6%

30 31 32 32 32 6.6%

Rata-rata 30,3 30,6 31,3 31,6 32 5,6%

Page 52: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

35

F1

27 28 30 33 35 29,6%

28 31 34 35 35 25%

25 25 30 32 35 40%

Rata-rata 26,6 28 31,3 33,3 38,3 43,9%

F2

18 26 29 30 34 88,8%

29 31 33 35 37 27,5%

28 29 30 33 37 32,1%

Rata-rata 25 28,6 30,6 32,6 36 44%

F3

25 28 31 32 35 40%

29 31 32 35 38 31,03%

21 27 29 31 36 71,4%

Rata-rata 25 28,6 30,6 32,6 36,3 45,2%

VFM

26 29 32 34 35 34,6%

25 27 33 34 35 40%

22 26 30 34 35 59%

Rata-rata 24,3 27,3 31,6 34 35 44%

Keterangan:

Dehidrasi 0-29; Normal 30-50; Hidrasi 51-100 (Aramo, 2012).

F0 : Blanko

F1 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 6%

F2 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 8%

F3 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 10%

VFM : Viva Face Mask

Data pada Tabel 4.5 menunjukkan selama empat minggu perawatan

dengan pemberian sediaan masker seminggu sekali secara rutin, kadar air pada

kulit sukarelawan mengalami peningkatan terutama dari Formula 3 dengan rata-

rata persen pemulihan sebesar 45,2%. Formula blanko mengalami peningkatan

sebesar 5,6%. Grafik pengaruh pemakaian masker clay terhadap kadar air kulit

sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Page 53: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

36

Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula terhadap Kadar Air (Moisture)

pada Kulit Punggung Tangan Sukarelawan

Data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non parametrik

Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kadar air kulit

sukarelawan dan diperoleh nilai p < 0,05 pada penggunaan 14 hari, 21 hari dan 28

hari yang menunjukkan bahwa perubahan kadar air pada kulit signifikan. Untuk

mengetahui perbedaan tiap konsentrasi formula mempengaruhi peningkatan kadar

air pada kulit maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kadar air yang

signifikan antara F0 dengan F1, F2, dan F3, F1 dengan F2 dan F3, dan F2 dengan

F3 (nilai p < 0,05).

Page 54: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

37

4.1.4.2 Pori (Pore)

Hasil pengukuran pori pada kulit punggung tangan sukarelawan dapat

dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Besar Pori (Pore) pada Kulit Punggung Tangan

Sukarelawan

Formula Kondisi

Awal

Waktu Perawatan (Hari) %

Pemulihan 7 14 21 28

F0

43 36 34 34 59 -37%

80 55 76 72 55 31%

56 43 31 44 44 21%

Rata-rata 59,6 44,6 47 50 52 12%

F1

87 76 84 56 59 32%

80 61 56 40 41 48%

80 54 57 57 63 21%

Rata-rata 82,3 63,6 65,6 51 54,3 34%

F2

50 26 45 52 29 42%

40 46 40 38 28 30%

63 63 48 43 82 -30%

Rata-rata 51 45 44,3 44,3 46,3 9%

F3

92 88 90 90 90 2%

94 91 96 82 68 27%

45 62 58 50 53 -17%

Rata-rata 77 80,3 81,3 74 70,3 8%

VFM

93 89 80 80 81 12%

56 47 53 50 35 37%

52 41 31 46 11 78%

Rata-rata 67 59 54,6 58,6 42,3 36%

Keterangan:

Pori berukuran kecil 0-19; pori berukuran besar 20-39; pori berukuran sangat

besar 40-100

F0 : Blanko

F1 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 6%

F2 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 8%

F3 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 10%

VFM : Viva Face Mask

Data pada Tabel 4.6 menunjukkan selama empat minggu perawatan

dengan pemberian sediaan masker seminggu sekali secara rutin, kelompok blanko

memberikan pengecilan ukuran pori (12%) sedangkan pada F1, F2, F3

Page 55: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

38

menunjukkan adanya pengecilan ukuran pori masing-masing sebesar 34%, 9%

dan 8%. Grafik pengaruh pemakaian masker clay terhadap pori kulit sukarelawan

selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula terhadap Pori (Pore) pada

Kulit Punggung Tangan Sukarelawan

Data selanjutnya dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan diperoleh nilai p

< 0,05 pada 14 hari, 21 hari dan 28 hari perawatan.

4.14.3 Kehalusan (Evenness)

Hasil pengukuran evenness pada kulit wajah sukarelawan dapat dilihat

pada Tabel 4.7.

Page 56: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

39

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Kehalusan (evenness) pada Kulit Punggung Tangan

Sukarelawan

Formula Kondisi

Awal

Waktu Perawatan (Hari) %

Pemulihan 7 14 21 28

F0

32 32 32 32 29 9,3%

37 37 36 35 35 5,4%

37 35 35 32 32 13,5%

Rata-rata 35,3 34,6 34,3 33 32 9,3%

F1

38 38 35 33 30 21,05%

41 38 34 32 30 26,8%

38 38 37 37 30 21,05%

Rata-rata 39 38 35,3 34 30 23,07%

F2

35 30 28 25 24 31,4%

36 33 30 29 27 25%

38 37 28 28 27 28,9%

Rata-rata 36,3 33,3 28,6 27,3 26 28,3%

F3

44 39 38 36 33 25%

44 40 37 36 30 31,8%

37 29 29 28 22 40,5%

Rata-rata 41,6 36 34,6 33,3 28,3 31,9%

VFM

44 42 41 36 35 20,4%

40 36 29 29 27 32,5%

25 25 24 23 20 20%

Rata-rata 36,3 34,3 31,3 29,3 27,3 24,7%

Keterangan:

Kulit halus 0-31; Normal 32-51; Kasar 52-100

F0 : Blanko

F1 : Masker clay dengan minyak kacang kedelai konsentrasi 6%

F2 : Masker clay dengan minyak kacang kedelai konsentrasi 8%

F3 : Masker clay dengan minyak kacang kedelai konsentrasi 10%

VFM : Viva Face Mask

Data pada Tabel 4.7 menunjukkan selama empat minggu perawatan

dengan pemberian sediaan masker seminggu sekali secara rutin, kelompok blanko

sedikit memberikan kehalusan pada kulit (9,3%) sedangkan pada F1, F2, F3

menunjukkan adanya peningkatan kehalusan masing-masing sebesar 23,07%,

28,3% dan 31,9%. Grafik pengaruh pemakaian masker clay terhadap kehalusan

kulit sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Page 57: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

40

Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula terhadap Kehalusan

(Evenness) pada Kulit Punggung Tangan Sukarelawan

Data selanjutnya dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan dan diperoleh

nilai p < 0,05 pada 14 hari, 21 hari dan 28 hari perawatan yang menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antar formula dalam peningkatan kehalusan

kulit sukarelawan. Data selanjutnya diuji menggunakan Mann-Whitney untuk

mengetahui formula mana yang berbeda. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara blanko F0 dengan F1, F2, dan F3, F1

dengan F2 dan F3, dan F2 dengan F3.

4.1.4.4 Noda (Spot)

Hasil pengukuran banyaknya noda kulit punggung tangan dari

sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Page 58: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

41

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Banyaknya Noda (Spot) pada Kulit Punggung

Tangan Sukarelawan

Formula Kondisi

Awal

Waktu Perawatan (Hari) %

Pemulihan 7 14 21 28

F0

27 25 24 23 23 14,8%

30 30 29 28 25 16,6%

36 34 30 30 28 22,2%

Rata-rata 31 29,6 27,6 27 25,3 18,3%

F1

36 29 27 23 20 44,4%

35 32 28 24 22 37,1%

34 29 29 25 25 26,4%

Rata-rata 35 30 28 24 22,3 36,2%

F2

28 23 23 22 12 57,1%

38 37 26 23 18 52,6%

26 20 15 14 13 50%

Rata-rata 30,6 26,6 21,3 19,6 14,3 53,2%

F3

71 50 41 35 31 56,3%

60 57 44 38 31 48,3%

38 30 24 18 10 73,6%

Rata-rata 56,3 45,6 36,3 30,3 24 57,3%

VFM

41 36 34 27 21 48,7%

37 22 15 13 8 78,3%

34 28 25 16 12 64,7%

Rata-rata 37,3 28,6 24,6 18,6 13,6 63,5%

Keterangan:

Jumlah noda sedikit 0-19; Jumlah noda sedang 20-39; Jumlah noda banyak 40-

100

F0 : Blanko

F1 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 6%

F2 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 8%

F3 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 10%

VFM : Viva Face Mask

Hasil pengukuran noda kulit sukarelawan pada Tabel 4.8 menunjukkan

bahwa pada kondisi awal, semua kelompok sukarelawan memiliki sejumlah noda

pada kulit punggung tangannya. Setelah penggunaan masker clay dapat dilihat

bahwa formula blanko sedikit memberikan efek pengurangan jumlah noda dengan

persentase pemulihan 18,3%. F1, F2, dan F3 menunjukkan adanya efek

pengurangan noda dengan persentase pemulihan 36,2%%, 53,2%, dan 57,37%.

Page 59: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

42

Grafik pengaruh pemakaian masker clay terhadap banyak noda kulit punggung

tangan sukarelawan selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar

4.4.

Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisa statistik menggunakan

uji Kruskal Wallis dan diperoleh nilai p < 0,05 yang menunjukkan bahwa adanya

perbedaan yang signifikan antar formula dalam mengurangi noda pada kulit

sukarelawan pada penggunaan 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Kemudian data diuji

menggunakan Mann-Whitney untuk mengetahui formula mana yang berbeda.

Dari hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan banyaknya noda kulit sukarelawan antara blanko dengan F1, F2, dan

F3, F1 dengan F2 dan F3, F2 dengan F3 (nilai p < 0,05).

Page 60: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

43

Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula terhadap Noda (Spot) pada

Kulit Punggung Tangan Sukarelawan

4.1.4.5 Keriput (Wrinkle)

Hasil pengukuran keriput (wrinkle) pada kulit punggung tangan sukarelawan

dapa tdilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Keriput (Wrinkle) pada Kulit Punggung Tangan

Sukarelawan

Formula Kondisi

Awal

Waktu Perawatan (Hari) %

Pemulihan 7 14 21 28

F0

5 5 5 5 5 0

5 5 5 5 5 0

5 5 5 5 5 0

Rata-rata 5 5 5 5 5 0

F1

5 5 5 5 5 0

8 7 5 5 5 37,5%

5 5 5 5 5 0

Rata-rata 6 5,6 5 5 5 16,6%

F2

5 5 5 5 5 0

5 5 5 5 5 0

5 5 5 5 5 0

Rata-rata 5 5 5 5 5 0

F3

5 5 5 5 5 0

45 26 22 22 22 51,1%

5 5 5 5 5 0

Rata-rata 18,3 12 10,6 10,6 10,6 41,8%

VFM

16 10 5 5 5 68,7%

5 5 5 5 5 0

5 5 5 5 5 0

Rata-rata 8,6 6,6 5 5 5 42,2%

Keterangan: Tidak berkeriput 0-19; Berkeriput 20-52;Berkeriput parah 53-100.

F0 : Blanko

F1 : Masker clayekstrak etanol kentang konsentrasi 6%

F2 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 8%

F3 : Masker clay dengan ekstrak etanol kentang konsentrasi 10%

VFM : Viva Face Mask

Hasil pengukuran jumlah keriput pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa

terdapat sukarelawan memiliki keriput pada kulit punggung tangan pada F1 dan

Page 61: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

44

F3 . Setelah penggunaan masker, dapat dilihat bahwa F1 dan F3 memberikan

persen pemulihan sebesar 16,6% dan 41,8%.

Grafik pengaruh pemakaian masker clay terhadap kerutan sukarelawan

selama empat minggu perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula terhadap Keriput (Wrinkle)

pada Kulit Punggung Tangan Sukarelawan

4.2 Pembahasan

4.2.1 Sediaan Masker Clay

Sediaan masker clay berbentuk pasta dengan warna putih. Warna sesuai

dengan warna base formula masker yang digunakan. Warna dari ekstrak etanol

kentang tidak terlalu berpengaruh pada warna sediaan masker secara keseluruhan.

KE

RIP

UT

Waktu (Hari)

F0 (Blanko)

F1 (6%)

F2 (8%)

F3 (10%)

VFM

Page 62: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

45

4.2.2 Evaluasi Mutu Fisik Sediaan

4.2.2.1 Pengujian Homogenitas

Pada sediaan masker clay yang dibuat tidak terdapat butiran kasar saat

dioleskan pada kaca transparan. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat

memiliki susunan yang homogen. Hal ini sesuai dengan standar pengujian

homogenitas.(21)

4.2.2.2 Pengamatan Stabilitas Sediaan

Pengamatan menunjukan bahwa bau dan warna dari setiap formula tidak

mengalami perubahan selama 12 minggu penyimpanan pada suhu kamar. Hal ini

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada Farmakope Indonesia Edisi III.

Tidak terjadinya perubahan bau dan warna pada sediaan masker menunjukkan

bahwa sediaan masker clay stabil dalam penyimpanan.

4.2.2.3 Pengukuran pH Sediaan

Pada pemeriksaan pH sediaan masker clay, didapatkan pH berkisar antara

6,1-6,6. Persyaratan pH yang diizinkan adalah 5-8.(9) Dengan demikian, pH

sediaan masker clay yang diformulasi masih memenuhi persyaratan yang

dizinkan. Kestabilan pH merupakan salah satu parameter penting yang

menentukan stabil atau tidaknya suatu sediaan. Derajat keasaman (pH) merupakan

pengukuran aktivitas hidrogen dalam lingkungan air. Nilai pH tidak boleh terlalu

asam karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan nilai pH terlalu basa

dapat menyebabkan kulit bersisik.

Page 63: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

46

4.2.2.4 Lama Pengeringan Masker

Berdasarkan hasil pengukuran lama pengeringan masker clay pada Tabel 4.3

diperoleh hasil berkisar 10-12 menit. Hasil ini menunjukkan bahwa waktu

pengeringan yang dibutuhkan masker clay yang dibuat lebih baik daripada kontrol

positif yang dimana membutuhkan waktu antara 10-15 menit.

4.2.3 Uji Iritasi terhadap Sukarelawan

Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada 15 sukarelawan,

menunjukkan bahwa semua sukarelawan memberikan hasil negatif terhadap

parameter reaksi iritasi. Parameter yang diamati yaitu adanya kulit merah, gatal,

ataupun adanya pembengkakan. Dari hasil uji iritasi tersebut yang disimpulkan

bahwa sediaan masker clay yang dibuat aman untuk digunakan.

4.2.4 Pengujian Efektifitas Anti Aging

4.2.4.1 Kadar Air

Perawatan selama 4 minggu menggunakan masker clay ekstrak etanol kentang

dapat meningkatkan kadar air pada kulit. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Apabila kadar air menurun secara drastis, kulit akan kekurangan asupan nutrisi

dan menyebabkan kulit menjadi kering, kasar, pecah-pecah serta terkelupas.

Peningkatan kadar air kulit dapat dipengaruhi oleh mineral dan vitamin yang

terdapat pada kentang. Kentang merupakan sayuran yang kaya akan potasium,

vitamin c, beta karoten dan serat. Selain itu, kentang juga termasuk alat pembersih

dan pelembab paling efektif bagi kulit sensitif.(20)

Page 64: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

47

4.2.4.2 Pori

Hasil uji pori menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar formula

dalam mengecilkan ukuran pori kulit sukarelawan. Bogadenta menyebutkan,

bahwa tanda-tanda penuaan dini salah satunya pori-pori kulit tampak membesar.

Hal ini disebabkan selain karena bertambahnya usia pori-pori kulit akan menjadi

semakin besar karena semakin berkurangnya elastisitas juga dikarenakan sering

terkena sinar matahari secara terus menerus sehingga sel-sel kulit mati

menumpuk. Banyaknya aktivitas meningkatkan suhu tubuh yang akan

memperbesar ukuran pori.(4)

4.2.4.3 Kehalusan

Masker clay dengan ekstrak etanol kentang memberikan angka kehalusan

yang signifikan selama empat minggu perawatan. Hal ini dapat dibandingkan

dengan formula blanko dan kontrol postif.

Kandungan vitamin dan mineral dalam kentang dapat memperbaiki tingkat

kekasaran kulit menjadi lebih halus.

4.2.4.4 Noda

Penyebab flek hitam di kulit yang paling umum adalah karena kulit terlalu

banyak terpapar sinar matahari, dapat menyebabkan kerusakan serius pada kulit

seperti menjadi terbakar, memerah, dan timbul bintik- bintik noda berwarna coklat

pada kulit. Semakin banyak sinar matahari yang terkena kulit, semakin aktif

Page 65: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

48

pembentukan melanin. Melanosom mengandung bokroma coklat yang disebut

melanin yang berfungsi dalam penentuan warna dari kulit.(4)

Penggunaan masker clay ekstrak etanol kentang selama 4 minggu perawatan

dapat mengurangi banyaknya noda hitam pada kulit. Hal ini dapat dilihat pada

Tabel 4.8.

4.2.4.5 Keriput

Kulit merupakan organ tubuh yang secara langsung terpajan sinar UV dari

matahari. Sinar UV dapat menyebabkan penurunan sintesis kolagen. Kolagen

merupakan penyusun lapisan dermis juga berperan dalam proses regenerasi kulit.

Seiring bertambahnya usia, kolagen kulit mulai pecah dan kaku sehingga kulit

kehilangan elastisitasnya. Akibatnya, kulit tampak berkerut dan mengendur.(4)

Masker clay ekstrak etanol kentang memberikan pengaruh pada kulit dimana

banyaknya keriput berkurang selama empat minggu perawatan. Hal ini

membuktikan bahwa masker clay ekstrak etanol kentang berfungsi sebagai anti

aging.

Page 66: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

a. Ekstrak etanol kentang dapat diformulasikan dalam sediaan masker clay dan

mempunyai pH 6,1 – 6,6 homogen, tidak mengiritasi dan stabil dalam

penyimpanan.

b. Perbedaan konsentrasi ekstrak etanol kentang yang diformulasikan dalam

masker clay memberikan efektifitas anti aging yang berbeda. Semakin tinggi

konsentrasi ekstrak etanol kentang semakin tinggi efektifitas anti aging nya.

Konsentrasi paling tinggi yang dipakai adalah 10%.

c. Penggunaan sediaan masker clay yang mengandung ekstrak etanol kentang

konsentrasi 10% selama 4 minggu menunjukkan perubahan kondisi kulit

menjadi lebih baik dengan kadar air meningkat (persen pemulihan 45,2%),

pori-pori semakin mengecil (persen pemulihan 8%), banyak noda semakin

berkurang (persen pemulihan 57,37%) serta kerutan yang semakin berkurang

(persen pemulihan 41,8%).

5.2 Saran

Page 67: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

50

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti masker ekstrak

etanol kentang dalam bentuk lain seperti peel off, sheet, gel dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

1. Young A. Practical Cosmetic Science. London: Mills and Boon Limited;

1972.

2. Mitsui T.New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier Science B.V; 1997

3. Muliyawan D. dan Suriana, N.Tentang Kosmetik. Jakarta: Komputindo;

2013.

4. Bogandenta A.Antisipasi Gejala Penuaan Dini dengan Kesaktian Ramuan

Herbal. Yogyakarta: Buku Biru; 2012.

5. Ardhie, M.A. Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah

Penuaan. Jakarta:Scientific Journal of Pharmaceutical Development and

Medical Application; 2011.

6. Fauzi A. R. dan Nurmalina R. Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo; 2012.

7. Soelarso. Budi Daya Kentang Bebas Penyakit. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius; 2008.

8. Surtiningsih Surtiningsih. Cantik dengan Bahan Alami. Jakarta: PT. Alex

Media Komputindo; 2015.

9. Harry R. G. Harry’s Cosmeticology Edisi VIII. Newyork: Chemical

Publishing Co. Inc; 2000.

10. Lu, J. B. The Development of Formula and Quality Control Method for

Tranexamic Acid Hydrogel Mask Thesis. Taiwan:Departement of Applied

ChemistryChaoyang University of Technology; 2010.

11. Sunarjono. Bertanam 36 Jenis Sayur. Jakarta Timur: Penebar Swadaya; 2015.

12. Darmawan A. B. Anti-Aging Rahasia Tampil Muda di Segala Usia.

Yogyakarta: Media Pressindo; 2013.

13. Putro, D.S. Agar Awet Muda. Purwodadi: Trubus Agrisarana; 1997.

14. Achroni K. Semua Rahasia Kulit Cantik dan Sehat Ada Di sini. Jakarta: PT.

Buku Kita; 2012.

15. Bentley V. Siasat Jitu Awet Muda. Jakarta: Erlangga; 2006.

16. Noormindhawati L. Jurus Ampuh Melawan Penuaan Dini. Jakarta: Kompas

Gramedia; 2013.

17. Suryadi S. Tips Agar Tetap Awet Muda. Yogyakarta: Hanggar Kreator; 2012.

18. Aramo. Skin and Hair Diagnosis System. Sungnam: Aram Huvis Korea Ltd;

2012.

19. Wasitaatmadja, S.M. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press;

1997.

20. Al-Husaini A, Cantik Tanpa Makeup. Jakarta: Penerbit Almahira; 2010.

Page 68: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

51

21. Ditjen POM. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia; 1979.

Page 69: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

52

Lampiran 1. Gambar Bahan dan Alat

Kentang Organik Mortir dan Stamper

Timbangan Sayur Alat Gelas

Page 70: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

53

Lanjutan (Lampiran 1)

Rotavapor Skin Analyzer

Moisture Checker Lensa Perbesaran 10x dan 60x

Page 71: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

54

Lampiran 2. Maserasi Kentang Organik

Puree Kentang Ekstrak Cair Kentang

Pengentalan Ekstrak Ekstrak Kental Kentang

Page 72: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

55

Lampiran 3. Sediaan Masker Clay

Page 73: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

56

Lampiran 4. Evaluasi Mutu Fisik Sediaan

Pengujian Homogenitas

Uji pH F0 Uji pH F1

Page 74: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

57

Lanjutan (Lampiran 4)

Uji pH F2 Uji pH F3

Page 75: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

58

Lanjutan (Lampiran 4)

Uji Iritasi pada Belakang Telinga Sukarelawan (pada saat pemakaian dan setelah

pemakaian)

Page 76: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

59

Lampiran 5. Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi sukarelawan untuk uji iritasi

dan uji efektifitas anti aging dalam penelitian Betari Khairani Lubis dengan

Formulasi Masker Clay Ekstrak Etanol Kentang (Solanum tuberosum) sebagai

Anti Aging. Apabila terjadi hal- hal yang tidak diinginkan selama pengujian, saya

tidak akan menuntut kepada peneliti.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Medan, Agustus 2018

(sukarelawan)

Page 77: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

60

Lampiran 6. Pemakaian Masker pada Sukarelawan

Kondisi Awal sebelum Pemakaian

Lanjutan (Lampiran 6)

Page 78: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

61

Kondisi Saat Pemakaian Masker

Kondisi Setelah Pemakaian Masker

Lampiran 7. Data Skin Analyzer

Kadar Air

Page 79: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

62

Kondisi Awal

Minggu 1

Minggu 2

Page 80: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

63

Minggu 3

Minggu 4

Kehalusan dan Pori

Page 81: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

64

Kondisi Awal

Minggu 1

Minggu 2

Page 82: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

65

Minggu 3

Minggu 4

Noda

Page 83: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

66

Kondisi Awal

Minggu 1

Minggu 2

Page 84: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

67

Minggu 3

Minggu 4

Kerutan

Kondisi Awal

Page 85: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

68

Minggu 1

Minggu 2

Page 86: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

69

Minggu 3

Minggu 4

Lampiran 8. Data Hasil Uji Statistik

Page 87: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

70

Kadar Air

Kadar Air berdasarkan 5 Perlakuan

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

0 Hari 26.2667 3.69298 15

7 Hari 28.6667 2.12692 15

14 Hari 31.1333 1.55226 15

21 Hari 32.8667 1.59762 15

28 Hari 34.8667 1.80739 15

Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi homogenitas (asumsi sphericity).

Berikut hasil dari uji asumsi sphericity.

Mauchly's Test of Sphericityb

Page 88: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

71

Measure:KadarAir

Within

Subjec

ts

Effect Mauchly's W

Approx. Chi-

Square df Sig.

Epsilona

Greenhouse-

Geisser Huynh-Feldt Lower-bound

Hari .037 41.040 9 .000 .398 .440 .250

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent

variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests

are displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: Hari

Berdasarkan hasil uji asumsi sphericitity, diketahui nilai p = 0,000 < 0,05,

maka asumsi sphericity (homogenitas) tidak dipenuhi.

Repeated-Measures ANOVA

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:KadarAir

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Hari Sphericity Assumed 690.213 4 172.553 48.856 .000

Greenhouse-Geisser 690.213 1.590 433.980 48.856 .000

Huynh-Feldt 690.213 1.761 391.888 48.856 .000

Lower-bound 690.213 1.000 690.213 48.856 .000

Error(Hari) Sphericity Assumed 197.787 56 3.532

Greenhouse-Geisser 197.787 22.266 8.883

Huynh-Feldt 197.787 24.658 8.021

Lower-bound 197.787 14.000 14.128

Gio dan Rezzy (2018:161) menyatakan jika asumsi sphericity (homogenitas)

tidak dipenuhi, maka perhatikan baris hasil pada Greenhouse-Geisser. Diketahui

nilai p = 0,000 < 0,05, maka disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan dari

kadar air.

Selanjutnya digunakan uji Bonferroni untuk menguji:

Page 89: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

72

Apakah terdapat perbedaan kadar air yang signifikan antara 0 hari dan 7

hari.

Apakah terdapat perbedaan kadar air yang signifikan antara 0 hari dan 14

hari.

Apakah terdapat perbedaan kadar air yang signifikan antara 0 hari dan 21

hari.

Apakah terdapat perbedaan kadar air yang signifikan antara 0 hari dan 28

hari.

Berikut hasil dari Uji Bonferroni

Pairwise Comparisons

Measure:KadarAir

(I)

Hari

(J)

Hari

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for

Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 -2.400* .584 .001 -3.652 -1.148

3 -4.867* .798 .000 -6.578 -3.155

4 -6.600* .888 .000 -8.505 -4.695

5 -8.600* 1.133 .000 -11.030 -6.170

2 1 2.400* .584 .001 1.148 3.652

3 -2.467* .424 .000 -3.376 -1.558

4 -4.200* .545 .000 -5.369 -3.031

5 -6.200* .751 .000 -7.810 -4.590

3 1 4.867* .798 .000 3.155 6.578

2 2.467* .424 .000 1.558 3.376

4 -1.733* .300 .000 -2.377 -1.089

5 -3.733* .597 .000 -5.015 -2.452

4 1 6.600* .888 .000 4.695 8.505

2 4.200* .545 .000 3.031 5.369

3 1.733* .300 .000 1.089 2.377

5 -2.000* .414 .000 -2.888 -1.112

5 1 8.600* 1.133 .000 6.170 11.030

Page 90: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

73

2 6.200* .751 .000 4.590 7.810

3 3.733* .597 .000 2.452 5.015

4 2.000* .414 .000 1.112 2.888

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent

to no adjustments).

Terdapat perbedaan kadar air yang signifikan antara 0 hari dan 7 hari (Sig

0,001 < 0,05).

Terdapat perbedaan kadar air yang signifikan antara 0 hari dan 14 hari (Sig

0,000 < 0,05).

Terdapat perbedaan kadar air yang signifikan antara 0 hari dan 21 hari (Sig

0,000 < 0,05).

Terdapat perbedaan kadar air yang signifikan antara 0 hari dan 28 hari (Sig

0,000 < 0,05).

Kehalusan

Page 91: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

74

Kehalusan berdasarkan 5 Perlakuan

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

0 Hari 37.7333 4.93481 15

7 Hari 35.2667 4.62086 15

14 Hari 32.8667 4.71876 15

21 Hari 31.4000 4.28952 15

28 Hari 28.7333 4.36654 15

Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi homogenitas (asumsi sphericity).

Berikut hasil dari uji asumsi sphericity.

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:Kehalusan

Within

Subjects

Effect

Mauchly's

W

Approx.

Chi-

Square Df Sig.

Epsilona

Greenhouse-

Geisser

Huynh-

Feldt

Lower-

bound

Hari .177 21.483 9 .011 .531 .629 .250

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized

transformed dependent variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of

significance. Corrected tests are displayed in the Tests of Within-Subjects Effects

table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: Hari

Berdasarkan hasil uji asumsi sphericitity, diketahui nilai p = 0,011 < 0,05,

maka asumsi sphericity (homogenitas) tidak dipenuhi.

Page 92: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

75

Berikut hasil dari repeated-measures ANOVA.

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:Kehalusan

Source

Type III Sum

of Squares Df Mean Square F Sig.

Hari Sphericity Assumed 721.867 4 180.467 47.284 .000

Greenhouse-Geisser 721.867 2.125 339.672 47.284 .000

Huynh-Feldt 721.867 2.516 286.903 47.284 .000

Lower-bound 721.867 1.000 721.867 47.284 .000

Error(Hari) Sphericity Assumed 213.733 56 3.817

Greenhouse-Geisser 213.733 29.753 7.184

Huynh-Feldt 213.733 35.225 6.068

Lower-bound 213.733 14.000 15.267

Gio dan Rezzy (2018:161) menyatakan jika asumsi sphericity

(homogenitas) tidak dipenuhi, maka perhatikan baris hasil pada Greenhouse-

Geisser. Diketahui nilai p = 0,000 < 0,05, maka disimpulkan terdapat pengaruh

yang signifikan dari kehalusan.

Selanjutnya digunakan uji Bonferroni untuk menguji:

Apakah terdapat perbedaan kehalusan yang signifikan antara 0 hari dan 7

hari.

Apakah terdapat perbedaan kehalusan yang signifikan antara 0 hari dan 14

hari.

Apakah terdapat perbedaan kehalusan yang signifikan antara 0 hari dan 21

hari.

Apakah terdapat perbedaan kehalusan yang signifikan antara 0 hari dan 28

hari.

Page 93: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

76

Berikut hasil dari uji Bonferroni.

Pairwise Comparisons

Measure:Kehalusan

(I)

Hari

(J)

Hari

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for

Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 2.467* .624 .014 .392 4.541

3 4.867* .910 .001 1.842 7.892

4 6.333* .929 .000 3.243 9.424

5 9.000* 1.005 .000 5.659 12.341

2 1 -2.467* .624 .014 -4.541 -.392

3 2.400* .675 .032 .156 4.644

4 3.867* .646 .000 1.717 6.016

5 6.533* .639 .000 4.408 8.658

3 1 -4.867* .910 .001 -7.892 -1.842

2 -2.400* .675 .032 -4.644 -.156

4 1.467* .363 .012 .258 2.675

5 4.133* .524 .000 2.390 5.877

4 1 -6.333* .929 .000 -9.424 -3.243

2 -3.867* .646 .000 -6.016 -1.717

3 -1.467* .363 .012 -2.675 -.258

5 2.667* .558 .003 .812 4.522

5 1 -9.000* 1.005 .000 -12.341 -5.659

2 -6.533* .639 .000 -8.658 -4.408

3 -4.133* .524 .000 -5.877 -2.390

4 -2.667* .558 .003 -4.522 -.812

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Bonferroni.

Terdapat perbedaan kehalusan yang signifikan antara 0 hari dan 7 hari (Sig

0,014 < 0,05).

Page 94: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

77

Terdapat perbedaan kehalusan yang signifikan antara 0 hari dan 14 hari

(Sig 0,001 < 0,05).

Terdapat perbedaan kehalusan yang signifikan antara 0 hari dan 21 hari

(Sig 0,000 < 0,05).

Terdapat perbedaan kehalusan yang signifikan antara 0 hari dan 28 hari

(Sig 0,000 < 0,05).

Pori

Pori berdasarkan 5 Perlakuan

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

0 Hari 47.8667 16.47611 15

7 Hari 42.7780 14.65759 15

14 Hari 40.9333 15.91497 15

Page 95: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

78

21 Hari 39.0000 14.21849 15

28 Hari 36.0660 14.29320 15

Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi homogenitas (asumsi sphericity).

Berikut hasil dari uji asumsi sphericity.

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:Pori

Within

Subjects

Effect

Mauchly's

W

Approx.

Chi-

Square Df Sig.

Epsilona

Greenhouse-

Geisser

Huynh-

Feldt

Lower-

bound

Waktu .409 11.112 9 .272 .722 .930 .250

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized

transformed dependent variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of

significance. Corrected tests are displayed in the Tests of Within-Subjects Effects

table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: Waktu

Berdasarkan hasil uji asumsi sphericitity, diketahui nilai p = 0,272 > 0,05,

maka asumsi sphericity (homogenitas) dipenuhi.

Berikut hasil dari repeated-measures ANOVA.

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:Pori

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Waktu Sphericity Assumed 1171.810 4 292.952 21.015 .000

Greenhouse-Geisser 1171.810 2.890 405.503 21.015 .000

Huynh-Feldt 1171.810 3.721 314.877 21.015 .000

Lower-bound 1171.810 1.000 1171.810 21.015 .000

Error(Waktu Sphericity Assumed 780.635 56 13.940

Page 96: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

79

) Greenhouse-Geisser 780.635 40.457 19.296

Huynh-Feldt 780.635 52.101 14.983

Lower-bound 780.635 14.000 55.760

Diketahui nilai p = 0,000 < 0,05, maka disimpulkan terdapat pengaruh

yang signifikan dari pori.

Selanjutnya digunakan uji Bonferroni untuk menguji:

Apakah terdapat perbedaan pori yang signifikan antara 0 hari dan 7 hari.

Apakah terdapat perbedaan pori yang signifikan antara 0 hari dan 14 hari.

Apakah terdapat perbedaan pori yang signifikan antara 0 hari dan 21 hari.

Apakah terdapat perbedaan pori yang signifikan antara 0 hari dan 28 hari.

Berikut hasil dari uji Bonferroni.

Pairwise Comparisons

Measure:Pori

(I)

Waktu

(J)

Waktu

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for

Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 5.089* 1.473 .039 .189 9.989

3 6.933* 1.377 .002 2.353 11.513

4 8.867* 1.782 .002 2.941 14.792

5 11.801* 1.722 .000 6.072 17.529

2 1 -5.089* 1.473 .039 -9.989 -.189

3 1.845 .801 .371 -.818 4.507

4 3.778* 1.099 .040 .124 7.432

5 6.712* 1.433 .004 1.947 11.477

3 1 -6.933* 1.377 .002 -11.513 -2.353

2 -1.845 .801 .371 -4.507 .818

4 1.933 1.154 1.000 -1.906 5.773

5 4.867* 1.266 .018 .657 9.078

4 1 -8.867* 1.782 .002 -14.792 -2.941

Page 97: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

80

2 -3.778* 1.099 .040 -7.432 -.124

3 -1.933 1.154 1.000 -5.773 1.906

5 2.934 1.241 .331 -1.194 7.062

5 1 -11.801* 1.722 .000 -17.529 -6.072

2 -6.712* 1.433 .004 -11.477 -1.947

3 -4.867* 1.266 .018 -9.078 -.657

4 -2.934 1.241 .331 -7.062 1.194

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Bonferroni.

Terdapat perbedaan pori yang signifikan antara 0 hari dan 7 hari (Sig

0,039 < 0,05).

Terdapat perbedaan pori yang signifikan antara 0 hari dan 14 hari (Sig

0,002 < 0,05).

Terdapat perbedaan pori yang signifikan antara 0 hari dan 21 hari (Sig

0,002 < 0,05).

Terdapat perbedaan pori yang signifikan antara 0 hari dan 28 hari (Sig

0,000 < 0,05).

Page 98: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

81

Noda

Noda berdasarkan 5 Perlakuan

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

0 Hari 38.0667 12.13299 15

7 Hari 32.1333 10.03470 15

14 Hari 27.6000 7.89937 15

21 Hari 23.9333 7.10600 15

28 Hari 19.9333 7.53531 15

Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi homogenitas (asumsi sphericity).

Berikut hasil dari uji asumsi sphericity.

Page 99: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

82

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:Noda

Within

Subjects

Effect

Mauchly's

W

Approx.

Chi-

Square df Sig.

Epsilona

Greenhouse-

Geisser

Huynh-

Feldt

Lower-

bound

Waktu .026 45.197 9 .000 .369 .402 .250

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized

transformed dependent variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of

significance. Corrected tests are displayed in the Tests of Within-Subjects Effects

table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: Waktu

Berdasarkan hasil uji asumsi sphericitity, diketahui nilai p = 0,000 < 0,05,

maka asumsi sphericity (homogenitas) tidak dipenuhi.

Berikut hasil dari repeated-measures ANOVA.

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:Noda

Source

Type III

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Waktu Sphericity

Assumed

2994.533 4 748.633 37.409 .000

Greenhouse-

Geisser

2994.533 1.475 2030.804 37.409 .000

Huynh-Feldt 2994.533 1.606 1864.362 37.409 .000

Lower-bound 2994.533 1.000 2994.533 37.409 .000

Error(Waktu) Sphericity

Assumed

1120.667 56 20.012

Greenhouse-

Geisser

1120.667 20.644 54.286

Huynh-Feldt 1120.667 22.487 49.837

Lower-bound 1120.667 14.000 80.048

Page 100: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

83

Gio dan Rezzy (2018:161) menyatakan jika asumsi sphericity

(homogenitas) tidak dipenuhi, maka perhatikan baris hasil pada Greenhouse-

Geisser. Diketahui nilai p = 0,000 < 0,05, maka disimpulkan terdapat pengaruh

yang signifikan dari noda.

Selanjutnya digunakan uji Bonferroni untuk menguji:

Apakah terdapat perbedaan noda yang signifikan antara 0 hari dan 7 hari.

Apakah terdapat perbedaan noda yang signifikan antara 0 hari dan 14 hari.

Apakah terdapat perbedaan noda yang signifikan antara 0 hari dan 21 hari.

Apakah terdapat perbedaan noda yang signifikan antara 0 hari dan 28 hari.

Berikut hasil dari uji Bonferroni.

Pairwise Comparisons

Measure:Noda

(I)

Waktu

(J)

Waktu

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for

Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 5.933* 1.422 .009 1.203 10.664

3 10.467* 1.968 .001 3.920 17.013

4 14.133* 2.301 .000 6.481 21.785

5 18.133* 2.631 .000 9.383 26.883

2 1 -5.933* 1.422 .009 -10.664 -1.203

3 4.533* 1.032 .006 1.101 7.966

4 8.200* 1.381 .000 3.608 12.792

5 12.200* 1.792 .000 6.240 18.160

3 1 -10.467* 1.968 .001 -17.013 -3.920

2 -4.533* 1.032 .006 -7.966 -1.101

4 3.667* .695 .001 1.356 5.977

5 7.667* 1.157 .000 3.817 11.516

4 1 -14.133* 2.301 .000 -21.785 -6.481

2 -8.200* 1.381 .000 -12.792 -3.608

3 -3.667* .695 .001 -5.977 -1.356

Page 101: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

84

5 4.000* .750 .001 1.507 6.493

5 1 -18.133* 2.631 .000 -26.883 -9.383

2 -12.200* 1.792 .000 -18.160 -6.240

3 -7.667* 1.157 .000 -11.516 -3.817

4 -4.000* .750 .001 -6.493 -1.507

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Bonferroni.

Terdapat perbedaan noda yang signifikan antara 0 hari dan 7 hari (Sig

0,009 < 0,05).

Terdapat perbedaan noda yang signifikan antara 0 hari dan 14 hari (Sig

0,001 < 0,05).

Terdapat perbedaan noda yang signifikan antara 0 hari dan 21 hari (Sig

0,000 < 0,05).

Terdapat perbedaan noda yang signifikan antara 0 hari dan 28 hari (Sig

0,000 < 0,05).

Kerutan

Page 102: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

85

Kerutan berdasarkan 5 Perlakuan

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

0 Hari 8.6000 10.47309 15

7 Hari 6.8667 5.46243 15

14 Hari 6.1333 4.38938 15

21 Hari 6.1333 4.38938 15

28 Hari 6.1333 4.38938 15

Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi homogenitas (asumsi sphericity).

Berikut hasil dari uji asumsi sphericity.

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:Kerutan

Within

Subjects

Effect

Mauchly's

W

Approx.

Chi-

Square df Sig.

Epsilona

Greenhouse-

Geisser

Huynh-

Feldt

Lower-

bound

Waktu .000 . 9 .000 .258 .260 .250

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized

transformed dependent variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of

significance. Corrected tests are displayed in the Tests of Within-Subjects Effects

table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: Waktu

Berdasarkan hasil uji asumsi sphericitity, diketahui nilai p = 0,000 < 0,05,

maka asumsi sphericity (homogenitas) tidak dipenuhi.

Page 103: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

86

Berikut hasil dari repeated-measures ANOVA.

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:Kerutan

Source

Type III Sum

of Squares Df Mean Square F Sig.

Waktu Sphericity Assumed 68.613 4 17.153 2.216 .079

Greenhouse-Geisser 68.613 1.034 66.366 2.216 .158

Huynh-Feldt 68.613 1.042 65.862 2.216 .158

Lower-bound 68.613 1.000 68.613 2.216 .159

Error(Waktu

)

Sphericity Assumed 433.387 56 7.739

Greenhouse-Geisser 433.387 14.474 29.942

Huynh-Feldt 433.387 14.585 29.715

Lower-bound 433.387 14.000 30.956

Gio dan Rezzy (2018:161) menyatakan jika asumsi sphericity

(homogenitas) tidak dipenuhi, maka perhatikan baris hasil pada Greenhouse-

Geisser. Diketahui nilai p = 0,158 > 0,05, maka disimpulkan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan dari kerutan.

Selanjutnya digunakan uji Bonferroni untuk menguji:

Apakah terdapat perbedaan kerutan yang signifikan antara 0 hari dan 7

hari.

Apakah terdapat perbedaan kerutan yang signifikan antara 0 hari dan 14

hari.

Apakah terdapat perbedaan kerutan yang signifikan antara 0 hari dan 21

hari.

Apakah terdapat perbedaan kerutan yang signifikan antara 0 hari dan 28

hari.

Page 104: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

87

Berikut hasil dari uji Bonferroni.

Pairwise Comparisons

Measure:Kerutan

(I)

Waktu

(J)

Waktu

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.a

95% Confidence Interval for

Differencea

Lower Bound Upper Bound

1 2 1.733 1.296 1.000 -2.578 6.045

3 2.467 1.644 1.000 -3.002 7.935

4 2.467 1.644 1.000 -3.002 7.935

5 2.467 1.644 1.000 -3.002 7.935

2 1 -1.733 1.296 1.000 -6.045 2.578

3 .733 .419 1.000 -.661 2.128

4 .733 .419 1.000 -.661 2.128

5 .733 .419 1.000 -.661 2.128

3 1 -2.467 1.644 1.000 -7.935 3.002

2 -.733 .419 1.000 -2.128 .661

4 .000 .000 . .000 .000

5 .000 .000 . .000 .000

4 1 -2.467 1.644 1.000 -7.935 3.002

2 -.733 .419 1.000 -2.128 .661

3 .000 .000 . .000 .000

5 .000 .000 . .000 .000

5 1 -2.467 1.644 1.000 -7.935 3.002

2 -.733 .419 1.000 -2.128 .661

3 .000 .000 . .000 .000

4 .000 .000 . .000 .000

Based on estimated marginal means

a. Adjustment for multiple comparisons: Bonferroni.

Tidak Terdapat perbedaan kerutan yang signifikan antara 0 hari dan 7 hari

(Sig 1,000 < 0,05).

Tidak Terdapat perbedaan kerutan yang signifikan antara 0 hari dan 14

hari (Sig 1,000 < 0,05).

Page 105: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

88

Tidak Terdapat perbedaan kerutan yang signifikan antara 0 hari dan 21

hari (Sig 1,000 < 0,05).

Tidak Terdapat perbedaan kerutan yang signifikan antara 0 hari dan 28

hari (Sig 1,000 < 0,05).

Page 106: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

89

Lampiran 9. Permohonan Pengajuan Judul Skripi

Page 107: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

90

Lampiran 10. Lembar Bimbingan Pembimbing I Proposal Penelitian

Page 108: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

91

Lampiran 11. Lembar Bimbingan Pembimbing II Proposal Penelitian

Page 109: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

92

Lampiran 12. Lembar Persetujuan Perbaikan Seminar Proposal

Page 110: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

93

Lampiran 13. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing I

Page 111: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

94

Lampiran 14. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II

Page 112: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

95

Lampiran 15. Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi

Page 113: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

96

Lampiran 16. Surat Izin Penelitian Lab. Kosmetologi USU

Page 114: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

97

Lampiran 17. Surat Izin Penelitian Lab. Farmasetika Institut Kesehatan Helvetia

Page 115: FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK ETANOL KENTANG …

98

Lampiran 18. Surat Balasan Penelitian