format skripsi + bab III.doc

13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. PERUMUSAN MASALAH C. MANFAAT PENELITIAN D. TUJUAN PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DESKRIPSI TANAMAN 1

Transcript of format skripsi + bab III.doc

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGB. PERUMUSAN MASALAHC. MANFAAT PENELITIAND. TUJUAN PENELITIANBAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. DESKRIPSI TANAMANBAB III

RANCANGAN PENELITIANA. PRINSIP PENELITIANPembentukan mikroemulsi dengan mencampurkan fase minyak yang berasal dari Bahan Alam yaitu Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus oil) dengan surfaktan Brij CS-12, kosurfaktan propilenglikol, nipagin, nipasol dan fase air ke dalam gelas piala lalu diaduk dengan alat ultra turrax pada kecepatan tertentu sehingga terbentuk mikroemulsi yang jernih dan stabil secara fisik, dan memberikan aktivitas antioksidan yang baik setelah dilakukan pengujian terhadap sediaan . B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di tempat yaitu :

a. Laboratorium skripsi dan Laboratorium Formulasi Sediaan Semi Padat dan Cair Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta .b. Laboratorium Teknologi Farmasi & Medika BPPT, Kawasan Puspiptek, Serpong .2. Waktu PenelitianWaktu pelaksanaan penelitian adalah dari bulan Januari 2014 hingga bulan April 2014 .C. TAHAPAN PENELITIAN1. Pemeriksaan mutu bahan penelitian

Pemeriksaan mutu bahan penelitian terdiri dari Minyak Buah Merah, Brij CS-12, Propilenglikol, Nipagin, Nipasol, dan Aquadest . Pemeriksaan dilakukan berdasarkan monografi masing masing .

2. Percobaan pendahuluan mencari rentang konsentrasi surfaktan yang dapat membentuk mikroemulsi .

3. Formulasi mikroemulsi minyak Buah Merah dengan variasi konsentrasi surfaktan .

4. Pembuatan mikroemulsi minyak Buah Merah .

5. Evaluasi mikroemulsi minyak Buah Merah .

6. Analisis data yang diperoleh dari pengujian .D. SKEMA TAHAPAN PENELITIAN

Gambar III.1 Gambar skema tahapan penelitian setelah dilakukan pengujian mutu semua bahan sesuai monografi .BAB IV

METODE PENELITIANA. Alat dan Bahan1. Alat alat :Alat yang digunakan adalah Timbangan analitik (AND, GR 200), Spektrofotometri UV-VIS (Shimadzu), Nano Particle Size Analyzer (Beckmann Coulter Delsa Nano Seri C), Mikroskop electron (Axio Star Plus, HBO 50 / AC), Ultra Turrax, Piknometer (Pyrex), Refraktometer (Abbe), pH meter (ecoscan ECP H60 2K), oven (Memmert), alat alat gelas (Pyrex), Termometer (assistant), stopwatch (Diamond), Lemari es (sanyo), Kaca objek, gelas penutup .2. Bahan bahan :Bahan yang digunakan adalah Minyak Buah Merah, Brij CS-12 (Croda , Singapore), propilenglikol , nipasol, nipagin, 1,3-difenil-2-pikrilhidrazin (DPPH), Aqua dest .B. Cara Kerja1. Karakterisasi minyak buah merah

a. Pemeriksaan organoleptis minyak buah merah

Minyak buah merah diperiksa organoleptisnya meliputi warna, bau, dan rasa.

b. Pengukuran bobot jenis minyak

c. buah merah . Bobot jenis diukur dengan menggunakan piknometer pada suhu 25C.d. Penentuan tegangan antarmuka minyak buah merah-air.

e. Penentuan tegangan permukaan minyak buah merah

2. Pembuatan sediaan mikroemulsi minyak buah merah

a. Perhitungan HLB minyak buah merah Harga HLB minyak buah merah diukur dengan menggunakan persamaan:HLB= (angka-angka gugus hidrofilik) (angka-angka gugus lipofilik) + 7b. Percobaan pendahuluanPercobaan pendahuluan dilakukan untuk menentukan kondisi percobaan terbaik dan komposisi bahan yang sesuai untuk menghasilkan sediaan mikroemulsi yang jernih dan stabil. Kondisi yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan mikroemulsi ini meliputi kecepatan pengadukan (500 - 17.000 rpm), waktu pengadukan (2-5 menit). Komposisi bahan mikroemulsi meliputi variasi konsentrasi gliserin sebagai kosolven, dan minyak buah merah sebagai fase minyak.c. Percobaan utamaFase minyak ( Minyak Buah Merah ) dicampurkan dengan Nipasol, dan Nipagin yang telah dilarutkan ke dalam Propilenglikol . Lalu dicampurkan Surfaktan Brij CS-12, dengan komponen komponen yang telah dicampur ke dalam beaker gelas lalu diaduk dengan pengaduk ultra turrax hingga tercampur sempurna, lalu tambahkan aquadest, lalu diaduk dengan ultra turrax dengan kecepatan dan waktu yang diambil dari percobaan pendahuluan sebelumnya hingga terbentuk mikroemulsi yang jernih . Lalu setelah terbentuk lakukan evaluasi sediaan mikroemulsi .Ada 3 formula yang dibuat yaitu formula A, B, dan C dengan perbedaan konsentrasi surfaktan Brij CS-12 secara berurutan :

Tabel IV.1 Tabel konsentrasi formula yang akan dibuat sediaan mikroemulsiBahan (V/V)FORMULA

ABC

Minyak Buah Merah

Brij CS-12

Propilenglikol202020

Nipasol0,40,40,4

Nipagin0,20,20,2

BHT0,020,020,02

Aquadest100100100

3. Evaluasi Sediaan mikroemulsia. Pengukuran bobot Jenis Mikroemulsi Bobot jenis diukur dengan menggunakan piknometer pada suhu 25C. Pada suhu ruangan piknometer yang bersih dan kering ditimbang (A gram) . Kemudian diisi dengan air hingga penuh dan ditimbang (A1 gram) . Air dikeluarkan dari piknometer dan piknometer dibersihkan . sediaan mikkroemulsi diisikan dalam piknometer sampai penuh dan ditimbang (A2 gram) . Bobot jenis sediaan diukur dengan perhitungan sebagai berikut :

Bobot jenis= A2 A A1 A

b. Uji pHpH diukur dengan menggunakan pH meter . Alat pH meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan dapar standar pH 4 dan pH 7 . Pengukuran dilakukan pada suhu ruangan selama 8 minggu setiap 2 minggu sekali .c. Uji SentrifugasiSediaan mikroemulsi dimasukkan ke dalam tabung sentifugasi kemudian dilakukan pengocokan atau sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 30 menit .d. Pengamatan makroskopik mikroemulsiStabiltas mikroemulsi dievaluasi secara fisik meliputi bau, warna, kejernihan, dan pH selama 8 minggu dengan pengamatn setiap 1 minggu sekali . Pengamatan makroskopik ini dilakukan pada mikroemulsi yang disimpan pada suhu kamar ( 27C), rendah (4C), dan tinggi (40C).

e. Uji Cycling TestSediaan mikroemulsi disimpan pada suhu dingin 4C selama 24 jam lalu dikeluarkan dan ditempatkan pada suhu 40C selama 24 jam, proses ini dihitung 1 siklus . Percobaan ini diulang sampai 7 siklus . Kemudian hasil dari cycling test ini dibandingkan dengan sediaan sebelumnya .

f. Penentuan ukuran partikel mikroemulsiUkuran Partikel diukur dengan alat Delta Nano C Partikel Analyzer . Sample yang akan diukur adalah sediaan mikroemulsi yang disimpan pada suhu 27C, 40C, 4C dan sediaan yang telah dipapar dengan uji cycling test . Sejumlah 1 gram mikroemulsi dilarutkan dalam 100 gram aquadest didalam beaker glass atau labu ukur . Sejumlah 10 ml larutan tersebut diambil dan dimasukkan di dalam kuvet . Kuvet yang digunakan harus bersih dari busa (foam) dan lemak, kuvet dibersihkan dengan toluene atau pelarut lain yang dapat melarutkan lemak . Kuvet yang telah terisi sampel dimasukkan ke dalam sampel holder . Alat dinyalakan dan dipilih menu particle size . Alat aka mengukur sampel selama 15 menit . Setelah 15 menit akan menghasilkan ukuran partikel dan kurva distribusi . Kuvet harus dibersihkan kembali dan harus bebas lemak .

g. Uji ViskositasMikroemulsi dimasukkan ke dalam gelas piala sampai mencapai volume 100 ml lalu spindle 2 dimasukkan ke dalam mikroemulsi sampa batas yang telah ditentukan . Pengukuran dilakukan dengan viscometer Brookfield dengan kecepatan 5, 10, 20, 30 rpm . Pengamatan viskositas mikroemulsi dilakukan pada minggu ke 0 dan ke 8 .

h. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH1) Pembuatan larutan DPPH(2,2-diphenyl-1-picryl hydrazyl)

sejumlah 8,0 mg DPPH (BM 394,32) ditimbang, lalu dilarutkan dalam metanol pro analisis hingga 50 ml dalam botol berwarna gelap. Untuk setiap pengujian larutan dibuat baru.

2) Pembuatan larutan blangko

Sejumlah 1 ml larutan DPPH (0,4 mM) dipipet kedalam tabung reaksi yang telah ditara 5 ml, lalu ditambahkan metanol hingga tanda batas , homogenkan. Mulut tabung ditutup dengan alumunium foil, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit.

3) Pembuatan larutan uji

Sejumlah 10 ml sample mikroemulsi minyak Buah Merak lalu dilarutkan dalam 10 ml metanol p.a (1000 bpj). Larutan ini merupakan larutan induk. Selanjutnya, dipipet 25, 50, 125, 250, dan 500 l larutan induk kedalam tabung reaksi yang telah ditara 5 mluntuk mendapatkan konsentrasi 5,10, 25, 50, dan 100 bpj, kedalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan DPPH 0,4 mM dan ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas 5 ml, homogenkan. Mulut tabung ditutup dengan alumunium foil, lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit.

4) Pembuatan larutan vitamin C sebagai kontrol positif

Ditimbang seksama lebih kurang 10 mg vitamin C, lalu dilarutkan dalam 10 ml metanol p.a (1000 bpj), larutan ini merupakan larutan induk. Pipet 10, 20, 30, 40, 50 l larutan induk kedalam tabung reaksi yang telah ditara 5 ml untuk mendapatkan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 bpj. Kedalam masing-masing tabung ditambahkan 1 ml larutan DPPH (0,4 mM) dan tambahkan metanol p.a sampai tanda batasn 5 ml, lalu dihomogenkan.mulut tabung ditutup dengan alumunium foil, lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit,

5) Pengukuran serapan DPPH

Larutan blangko yang telah diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menti, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum 450 550 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS.

6) Cara perhitungan

1) Pengukuran aktivitas antioksidan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

% Hambatan (inhibisi) = X 100%

2) Menghitung IC50 menggunakan regresi linier, yaitu Y = a+bx

Nilai IC50 (Inhibition Concentration 50 %)menunjukan bahwa konsentrasi suatu bahan antioksidan yang dapat menyebabkan 50 % radikal bebas DPPH kehilangan karakter radikal.

DAFTAR REFERENSI

Ansel, H,C, L.V. Allen, & N.G Popovich .Pharmaceutical Dossage Form And Drug Delivery System. 7th edition. Lippincott Williams and Wilkins. 1999. USA : 371- 373.Bajpai, M, P.K., Sharma, & A, Mittal .A Study of Oleic Acid Oily Base For The Topical Delivery of Dexamethason Microemulsion Formulation. Asian Journal Pharmaceutics. 2009. Juli-September : 208 213.Bakan, J.A. Microemulsion dalam : Swarbrick, J, and J.C. Bolan (ed) Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Volume 9. Marcell Dekker Inc. New York. 1995. 380,382, 395 396.Besari, I. Sulistyawati, & Isahak, M. Kimia Organik untuk Universitas Bandung. 1982.: 68.

Bloom, F. Buku Ajar Histologi, Edisi 12, Penerbit Buku Kedokteran EGC,. Jakarta. 1994Budi, I.M. & F.R. Paimin Buah Merah. Penebar Swadaya, Jakarta : 2005 19,22,43,49,55.

Carstensen, J.T. Drug Stability Principles and Practices. Volume 43. United States of America : 1990 264, 354 364.

Chandra, A, & P.K. Sharma. . Microemulsion : An Overview Diambil dari : 2008 http://www.researchgate.net/MicroemulsionAn Overview. Diakses pada tanggal 20 April 2013. Croda. Home care. www.croda.com/europe. Brij present . Croda Europe Ltd. England.

Departemen Kesehatan RI. . Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta :1979; 543, 535, 378, 96.Departemen Kesehatan RI. . Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : 1995 ; 712, 713, 551.Dewi, M. Formulasi Mikroemulsi topikal menggunakan Fase Minyak Isopropil Palmitat dan Minyak Kelapa Sawit dengan Natrium Diklofenak sebagai model obat. Skripsi Sarjana Farmasi FMIPA UI. Depok. 2007.Dewi, K.R. Optimasi Formulasi Mikroemulsi zediaan hormone Testosteron Undekanoat. Skripsi Sarjana Farmasi FKIK UIN. Jakarta. 2010.Hendriati,L. Absorpsi perkutan. Diambil dari : http://www.absorpsi-perkutan.com/2008/08/14. Diakses pada tanggal 20 April 2013.Lachman et al. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ketiga. Terjemahan oleh Siti Suyatmi UI Press. Jakarta. 1994.Lund, W.. The Pharmaceutical Codex Principles and Practice of Pharmaceutics. Twelfifth edition. The Pharmaceutical Press. London. 1994.Martindale The Extra Pharmacopoeia 36th Edition . The Pharmaceutical Press. London. 1962.Maya, L. Pembuatan sediaan Mikroemulsi dari Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus). Skripsi Sarjana Farmasi FMIPA UI. Depok. 2006.Martin, A.J. swarbrick, & A. Cammarta. Farmasi FisikJilid II Edisi III. Terjemahan oleh Joshita, UI Press, Jakarta :1983; 924 - 1086.

Ranade, V, &M.A. Hollinger. . Drug Delivery System. Second Edition. CRC Press. New York : 2004; 207 211.

Rieger, M.M.. Emulsi. Dalam : Lachman,L., H.A. Liebermann, & J.L Kanig. Teori dan Praktek Farmasi Industri I. Terjemahan : Siti Suyatmi. UI Press. Jakarta :1994; 1029 1081.

Rosen, M.J. Surfactant & Interfacial Phenomena. New York :1978; 5-24, 83-113, 125 139.

Roslina, A. Formulasi Mikroemulsi Minyak Alpukat tipe M/A dengan Tween 80 sebagai surfaktan dan Propilenglikol sebagai kosurfaktan. Skripsi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. Jakarta.2008.Satriyanto, B, dkk. Stabilitas Warna Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) terhadap pemanasan sebagai sumber potensial Pigmen Alami. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No.3 : 2012; 157 168.

Utomo, B.A, dkk. Uji aktivitas Antioksidan kombinasi Ekstrak Sarang Semut (Myrmecodia pendans) & Ekstrak Teh Hitam (Camellia sinensis O.K.var.assamica (mast.)) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil.). Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi. Yayasan Farmasi. Semarang. 2008.Wade, A., &P.J Weller. . Handbook of Pharmaceutical Excipients. Sixth Edition. The Pharmaceutical Press. London. 1994; 592 595, 598 599, 442.Wasiatmadja, S.M. Penuntun ilmu kosmetik. Medik. UI Press, Jakarta : 1997; 291 295.

Wilkinson, J.B & Moore, R.J. Harrys Cosmeticology. Seventh Edition. Chemical Publishing Company. New York : 1982; 632 637.

Winarsi, H. Antioksidan alami & radikal bebas . Kanisius . Yogyakarta. 2007 ;11 20, 79 82, 147 161 .

Yahya, H, M. Khasiat & Manfaat Buah Merah : Si Emas Merah dari Papua. Agromedia. Jakarta. 2005.Minyak Buah Merah

(Pandanus conoideus oil )

Fase Minyak

Mikroemulsi :

Surfaktan (Brij CS-12) dikombinasi beberapa konsentrasi

Kosurfaktan (Gliserol)

Preservative ( Nipagin dan Nipasol)

Antioksidan (BHT)

Pembuatan sediaan (Perhitungan HLB)

Karakterisasi Pemeriksaan organoleptis minyak buah merah

Pengukuran bobot jenis minyak

buah merah .

Penentuan tegangan antarmuka minyak buah merah-air.

Penentuan tegangan permukaan minyak buah merah

Evaluasi hasil Sediaan mikroemulsi

Pengukuran Bobot jenis Mikroemulsi

Uji pH

Uji Sentrifugasi

Pengamatan makroskopik Mikroemulsi

Cycling Test

Penentuan Ukuran Partikel Mikroemulsi

Uji Aktivitas Antioksidan dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometri UV-VIS

Uji Viskositas

Analisa data hasil evaluasi sediaan mikroemulsi

15