forensik2

28
7/21/2019 forensik2 http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 1/28 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kasus kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan serius yang menjadi masalah kesehatan di negara maju maupun berkembang. Di negara  berkembang seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan industri memberikan dampak kecelakaan lalu lintas yang cenderung semakin meningkat.  Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pertambahan  jumlah kendaraan (14-1! per tahun" dengan pertambahan prasarana jalan hanya sebesar 4! per tahun. #ebih dari $%! pasien yang masuk ke ruang ga&at darurat adalah disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, berupa tabrakan sepeda motor, mobil, sepeda, dan penyeberang jalan yang ditabrak. 'isanya merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh jatuh dari ketinggian, tertimpa  benda, olah raga, dan korban kekerasan. 1, Di )merika 'erikat, kejadian kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya diperkirakan mencapai %%.%%% kasus. Dari jumlah tersebut, 1%! korban meninggal sebelum tiba di rumah sakit dan lebih dari 1%%.%%% korban menderita berbagai tingkat kecacatan akibat kecelakaan lalu lintas tersebut. 1 Indonesia de&asa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas jalan yang cukup serius, menurut data dari *abes +olri setiap tahun tercatat .$ orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas jalan tersebut. ingginya korban kecelakaan tersebut disadari telah mendorong tingginya biaya pemakai  jalan, dan secara ekonomi menyebabkan terjadinya pemborosan sumber daya. /erbagai upaya penanganan juga telah dilakukan untuk mengurangi jumlah dan kelas kecelakaan lalu lintas jalan (accident severity" tersebut. 0 Di akarta sendiri, dari 14 kasus kecelakaan lalu lintas yang diotopsi sepanjang tahun 1$, 4% kasus sebab kematiannya merupakan hasil kecelakaan lalu lintas yang 2atal, yang mana korban kecelakaan lalu lintas mengalami luka-luka , seperti luka di bagian kepala, ekstrimitas atas, ektrimitas ba&ah, tubuh depan , dan tubuh belakang. 1

description

Kasus kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan serius yang menjadi masalah kesehatan di negara maju maupun berkembang. Di negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan industri memberikan dampak kecelakaan lalu lintas yang cenderung semakin meningkat.

Transcript of forensik2

Page 1: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 1/28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kasus kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan serius yang menjadi

masalah kesehatan di negara maju maupun berkembang. Di negara

 berkembang seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan industri

memberikan dampak kecelakaan lalu lintas yang cenderung semakin

meningkat.  Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pertambahan

 jumlah kendaraan (14-1! per tahun" dengan pertambahan prasarana jalan

hanya sebesar 4! per tahun.  #ebih dari $%! pasien yang masuk ke ruangga&at darurat adalah disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, berupa tabrakan

sepeda motor, mobil, sepeda, dan penyeberang jalan yang ditabrak. 'isanya

merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh jatuh dari ketinggian, tertimpa

 benda, olah raga, dan korban kekerasan.1,

Di )merika 'erikat, kejadian kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya

diperkirakan mencapai %%.%%% kasus. Dari jumlah tersebut, 1%! korban

meninggal sebelum tiba di rumah sakit dan lebih dari 1%%.%%% korban

menderita berbagai tingkat kecacatan akibat kecelakaan lalu lintas tersebut.1

Indonesia de&asa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas jalan

yang cukup serius, menurut data dari *abes +olri setiap tahun tercatat .$

orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas jalan tersebut. ingginya

korban kecelakaan tersebut disadari telah mendorong tingginya biaya pemakai

 jalan, dan secara ekonomi menyebabkan terjadinya pemborosan sumber daya.

/erbagai upaya penanganan juga telah dilakukan untuk mengurangi jumlah

dan kelas kecelakaan lalu lintas jalan (accident severity" tersebut.0

Di akarta sendiri, dari 14 kasus kecelakaan lalu lintas yang diotopsi

sepanjang tahun 1$, 4% kasus sebab kematiannya merupakan hasil

kecelakaan lalu lintas yang 2atal, yang mana korban kecelakaan lalu lintas

mengalami luka-luka , seperti luka di bagian kepala, ekstrimitas atas,

ektrimitas ba&ah, tubuh depan , dan tubuh belakang.

1

Page 2: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 2/28

Distribusi korban kecelakaan lalu lintas terutama kelompok usia

 produkti2 antara 1-44 tahun dan lebih didominasi kaum laki-laki. Kelompok 

ini merupakan aset sumber daya manusia yang sangat penting untuk 

 pembangunan bangsa.4

*enurut 33 5. ahun %% tentang lalu lintas dan angkutan jalan,

+asal 1 o.4 disebutkan bah&a kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristi&a

di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan

atau tanpa pengguna jalan yang lain yang mengakibatkan korban manusia dan

atau kerugian harta benda.

/erdasarkan 33 5. ahun %% +asal o.1- membagi

kecelakaan lalu lintas sendiri menjadi 0, yaitu6

1. Kecelakaan lalu lintas ringan, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan

kerusakan kendaraan dan7atau barang.

. Kecelakaan lalu lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan luka

ringan dan kerusakan kendaraan dan7atau barang.

0. Kecelakaan lalu lintas berat, yaitu merupakan kecelakaan yang

mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cedera Akibat Kecelakaa Lal! Lita"

Kejadian cedera dan kejadian 2atal terjadi dalam berbagai jenis

transportasi tetapi jika dihitung secara numerik kecelakaan lalu-lintas jalan raya

mendominasi kejadian kecelakaan di seluruh dunia. Di negara-negara maju,

sebagian besar korban kecelakaan jalan raya adalah korban yang berusia di

 ba&ah % tahun, dan pada kalangan usia muda tren ini bahkan cenderung

2

Page 3: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 3/28

meningkat. +ola cedera, kejadian 2atal dan hal-hal lainnya, memiliki perbedaan

 bergantung pada jenis korbannya, yakni korban sebagai penumpang kendaraan,

 pengendara motor, pengendara sepeda atau pejalan kaki.

2.2. Dia#ika Cidera Akibat Kecelakaa Dala# Berkedara

/anyak 2akta 2isik dasar yang dapat membantu menjelaskan pola cidera

akibat kecelakaan lalu-lintas yang begitu kompleks, khususnya yang diderita oleh

 pengendara. 

1" 8idera pada organ kelenjar disebabkan oleh perubahan tingkat gerakan.

Kecepatan berapapun asalkan konstan tidak memberikan pengaruh seperti

yang terbukti dalam perjalanan ruang angkasa atau rotasi bumi. 'ebaliknya,

 perubahan kecepatanlah yang meninggalkan akibat traumatik 9 baik itu

 perubahan menjadi lebih cepat (akselerasi" atau menjadi lebih lambat

(deselerasi". " +erubahan kecepatan dapat diukur dalam :gra;itasi< atau := 2orces<. umlah

yang dapat ditoleransi oleh tubuh sangat bergantung pada arah melajunya

gaya. Deselerasi pada gaya 0%% = dapat menyelamatkan orang dari cidera dan

 bahkan hingga %%% = pun orang dapat selamat dari ancaman kecelakaan,

dengan sarat bah&a gerakan sebesar itu menuju pada sudut yang benar sesuai

dengan sumbu panjang tubuh. ulang 2rontal dapat tahan terhadap gaya

sebesar %% = tanpa menderita 2raktur dan ketahanan maksimal ini bahkan

mencapai gaya sebesar 4%% =. Ketahanan yang sama juga dimiliki oleh bagian

thoraks. 

0" 'elama akselerasi atau deselerasi kerusakan kelenjar yang terjadi akan

 bergantung pada gaya yang berlaku tiap bidang unit, seperti halnya sebuah

 pisau tajam yang memiliki daya tembus yang lebih baik dibandingkan pisau

tumpul jika digerakkan dengan gaya yang sama. ika seorang pengendara

mobil menghentikan mobilnya dari kecepatan $%% km7jam dengan

membenturkan kepalanya pada bagian windscreen frame sebesar 1% cm0,

3

Page 4: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 4/28

maka kerusakan yang terjadi akan lebih parah daripada gaya deselerasi

tersebar hingga %% cm0 dengan bantuan sabuk pengaman.  

4" )ntara % dan $% persen tabrakan kendaraan (baik dalam struktur yang tetap

maupun dalam kendaraan yang lainnya" bersi2at 2rontal, sehingga

menyebabkan deselerasi yang keras. )dapun persen lainnya diderita pada

 bagian belakang (rear impacts" kendaraan, yang mempercepat laju kendaraan

dan penumpangnya. 'isanya, sekitar setengah akibat tabrakan akan menimpa

 bagian samping. 

" Dalam  frontal impact yang umum terjadi, tidak akan pernah terjadi

 penghentian yang instan pada kendaraan, bahkan meskipun kendaraan

tersebut meluncur dan menabrak struktur yang sangat masi2 sekalipun.

Kendaraan itu mengalami de2ormasi dari bagian depan sehingga akan selalu

terjadi jarak dan &aktu deselerasi, meskipun kadarnya kecil. Dalam

kenyataannya, riset desain pabrikan kendaraan saat ini membuat ketentuan

yang keteat untuk memperkecil akibat tabrakan bagi pengendara dan

 penumpangnya. ujuan riset ini ialah memperpanjang jarak dan memperlama

&aktu berhentinya kendaraan, sehingga G value yang bertindak pada

 penumpang dapat dikurangi. 

"  ilai =-2orces dapat dihitung dengan rumus6 = > 8 (?"7D, dimana ? adalah

kecepatan (km7jam", D adalah jarak berhenti (meter" setelah kejadian, dan 8

adalah konstanta (%,%%0". (ika ? dalam m7jam dan D dalam 2eet, maka 8

menjadi bernilai %,%4". 'ebagai contoh, jika sebauh mobil melaju dengan

kecepatan $% km7jam menabrak sebuah dinding batu sehingga mobil tersebut

melesak sedalam cm ke dalam dinding, dilanjutkan dengan terpental sejauh

% meter, maka tingkat deselerasinya akan sebesar 00 =. jika seorang

 penumpang terikat erat pada sabuk pengaman (dalam prakteknya hampir 

mustahil terjadi demikian", maka ia akan mengalami deselerasi yang sama,

sehingga penumpang tersebut akan selamat. 

)kan tetapi, jika penumpang tersebut tidak terikat erat pada sabuk 

 pengaman, ia akan terus bergerak ke depan dengan kecepatan $% km7jam dan

4

Page 5: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 5/28

akan mengalami =-2orces yang besar, yang merupakan ukuran yang akan

 bergantung pada jarak berhenti de2ormasi (beberapa sentimeter dari kompresi

kelenjar" saat ia membentur struktur mobil internal yang berada di depannya. 

2.$. P%la Cedera Pada Pe!#&a' Kedaraa

enis kendaraan (selain sepeda motor" dalam teorinya memiliki sedikit perbedaan

dalam mekanisme kejadian cidera, namun sebagian besar sur;ei statistik 

membaginya ke dalam mobil dan ;an kecil yang berbobot mati 1, ton, pada satu

 pihak dan pada pihak lain kendaraan berat, seperti truk dan bus, meskipun

kelompok yang disebut terakhir ini memiliki 2itur yang berbeda yang lebih mirip

dengan pesa&at penumpang. 

Kendaraan berat pengangkut barang biasanya mengalami kerusakan7akibat yang

lebih ringan daripada kendaraan kecil jika terjadi kecelakaan karena memiliki

massa dan kekuatan yang lebih besar, dan juga ketinggiannya dari permukaan

tanah. Kerusakan struktural dari pengaruh dengan kendaraan-kendaraan yang

ukurannya lebih kecil akan lebih ringan dan sering terjadi pada bagian di ba&ah

 posisi pengemudi. *eskipun demikian, karena daya deselerasinya lebih kecil,

maka para penumpang tetap rentan terhadap pola-pola cidera. 

?an berbobot ringan secara umum identik dengan mobil dalam hal akibat

kecelakaan yang menimpa penumpang yang duduk di bagian depan kendaraan.

Dalam kenyataannya mereka dapat memiliki resiko yang lebih besar, karena ;an-

;an modern yang ada saat ini cenderung memiliki bagian depan yang datar dan

oleh sebab itu memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki potensi :<pental< yang

dapat memperlama &aktu berhenti. Dengan mengkonsentrasikan perhatian pada

mobil, sebagian besar korban kecelakaan kendaraan, pola cidera berbeda-beda

menurut kedudukan penumpang di dalam kendaraan yang mengalami

kecelakaan7tabrakan. 

a. 8idera +ada +engendara 'epeda *otor 

5

Page 6: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 6/28

*eskipun di negara maju jumlah kendaraan roda dua (sepeda motor" lebih

sedikit daripada kendaraan roda empat atau lebih (mobil", namun tingkat

kejadian cidera dan kematian pada pengendara motor lebih tinggi. 'ebagai

contoh, di Inggris dan @ales (1$" angka kematian pengendara motor usia

1-4 tahun lebih tinggi dibandingkan kelompok usia yang sama yang

mengendarai mobil (040 berbanding 00" meskipun rasio jumlah motor6mobil

di Inggris sangatlah kecil. +ada kelompok usia 4-44 tahun, terdapat 1

 pengendara motor dan 0$1 pengendara mobil yang te&as akibat kecelakaan

lalu-lintas.

+ada kebanyakan kasus kecelakaan sepeda motor, posisi pengendara ketika

kecelakaan akan benar-benar terpental dari kendaraannya, sehingga biasanya

daerah kepala, pinggul, dan ekstrimitas akan menderita cidera yang parah

sebagai akibat dari kecelakaan.A

Dua ektremitas badan yang paling menderita akibat kecelakaan menunjukkan

tingginya angka luka-luka7cidera pada bagian dada dan perut.

(a" Karena pengendara jatuh ke tanah, maka cidera kepala lebih sering

terjadi, menyebabkan $% persen kematian (/oth&ell". *eskipun helm

 pelindung telah menjadi perangkat &ajib pengendara di sebagian besar 

negara, namun tingkat keparahan kecelakaan sering mengalahkan

 pengaruh protekti2 dari helm tersebut.

(b" /enturan dengan permukaan jalan atau kendaraan lain yang melacu cepat

menyebabkan gegar otak, tetapi seringnya bersi2at temporoparietal. 'atu

komplikasi yang biasa terjadi adalah 2raktur pada tulang tengkorak basal.

erjadinya keretakan pada dasar tulang tengkorak yang melintang menuju

tulang s2enoid melalui pituitary 2ossa dikenal dengan sebutan

motorcyclist’s fracture. 

'atu lagi jenis lain ring fracture di sekitar 2oramen magnum di dalam

 posterior 2ossa disebabkan oleh benturan pada ujung kepala. #eher 

menjadi bagian tubuh yang paling sering menderita dan *ant

menemukan adanya 2raktur cervical spine yang parah, bahkan meskipun

6

Page 7: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 7/28

 pengendara telah mengenakan helm dengan benar. Kontusi korikal dan

laserasi, kadang-kadang contrecoup, cukup berat sehingga menyebabkan

terjadinya ekstrusi kelenjar otak. 

(c" Kaki sering menjadi sasaran cidera ketika terjadi kecelakaan sepeda

motor, baik oleh benturan a&al dengan kendaraan lain maupun oleh

struktur jalan, atau terjepit oleh rangka motor. #aserasi, luka bakar 2riksi

dan 2raktur 9 sering gabungan dari ketiganya 9 adalah hal yang umum

terjadi. *ant mencatat 2raktur pada kaki dan pel;is pada 0 persen kasus

yang ia teliti. A

(d" 'etiap bagian tubuh dapat mengalami cidera, tetapi tidak ada yang

sesering ekstremitas. atuh dari mesin, khususnya dengan kecepatan

tinggi, dapat menyebabkan patah tulang rusuk dan kerusakan ;iskeral,

khususnya kerusakan li;er. A

(e" Ketika pengendara terjatuh dan terpental dari sepeda motor, seluruh atau

sebagian tubuh pengendara akan bergesekan dengan jalan dalam

kecepatan tinggi sehingga terjadi abrasi luas pada banyak permukaan

tubuh.A

(2" 8idera yang umum dialami oleh pengendara motor adalah kecelakaan

:trail-gating<, di mana pengendara melaju ke arah belakang sebuah truk 

sehingga motornya masuk ke kolong truk tersebut, tetapi kepala si

 pengendara terbentur oleh tail-board (bak belakang truk". Dekapitasi

dapat terjadi pada sebagian besar kasus yang ekstrim, namun cidera

kepala dan leher yang parah hampir tak terhindarkan. ruk di banyak 

negara saat ini harus dilengkapi dengan palang besi yang kuat untuk 

menghindari masuknya korban kecelakaan sepeda motor ke dalam truk.

Helm penyelamat dapat ber2ungsi untuk menjadi tameng atau pelindung

 benturan yang sebagian bergantung pada getaran, sekaligus

mengendalikan G-force deselerasi.

2.(. Pe)ebab Ke#atia Dala# Kecelakaa Lal! Lita"

7

Page 8: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 8/28

Kematian karena luka parah lebih mudah dijelaskan, misalnya luka

 parah pada bagian kepala yang kemudian mengalami gegar otak dan pendarahan.

'eringkali cidera yang berbeda-beda lebih sulit untuk dipelajari, namun dalam

kasus-kasus yang umum orang umumnya akan menganggapnya sebagai :cidera

 beragam (multiple injuries", karena cidera yang dialami oleh korban bermacam-

macam bentuknya. 

'aat kematian terjadi akibat kecelakaan di jalan, atau korban kemudian

te&as setelah bertahan beberapa saat setelah ditabrak, biasanya akan terdapat

kerusakan mukuloskeletal atau organ, hemorrhage parah, blokade aliran udara

dari darah, atau as2iksia traumatis dari 2iksasi bagian dada yang disebabkan oleh benturan dengan bagian kendaraan.

Korban yang sempat bertahan hidup namun kemudian meninggal dapat

disebabkan oleh terjadinya pendarahan yang tanpa henti, hemorrhage sekunder,

kegagalan renal akibat hipotensi dan7atau kerusakan otot yang ekstensi2,

embolisme lemak, in2eksi lokal, in2eksi dada atau sistemik lainnya, in2arksi

myokardial atau serebral dan seBueale lainnya.  

)danya penyakit alami juga menjadi pertimbangan yang penting di

dalam kematian akibat kecelakaan lalu-lintas, seperti kemungkinan adanya

kematian yang disebabkan oleh penyakit yang diderita korban. 'edangkan

kerusakan pada indera penglihatan atau pendengaran dapat pula menyebabkan

kecelakaan, meskipun hal demikian hampir tidak pernah dimasukkan ke dalam

catatan otopsi. entu saja, kemungkinan lainnya ialah pengaruh konsumsi alkohol

yang menyebabkan intoksisasi pada diri korban. 

ika pembahasan kita melibatkan pihak pengemudi atau pilot 9 atau

 bahkan kapten kapal 9 maka adanya penyakit atau intoksikasi dapat menjadi

unsur pengaruh yang sangat penting. +endapat umum menyatakan bah&a

kematian mendadak jarang menyebabkan kendaraan lepas kendali. +enelitian

yang dilakukan oleh 'chmidt terhadap 0 kasus kematian di erman menemukan

 bah&a A persen dari penyakit kardio;askuler dan % persen dari penyakit jantung

koroner menjadi penyebab kematian di jalan raya. 'ementara itu *orild di

8

Page 9: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 9/28

 or&egia menemukan bah&a 14 dari 100 kasus kematian akibat kecelakaan lalu

lintas disebabkan oleh penyakit, terutama atheroskeloris koroner. 

2.*. Pe#erik"aa +%re"ik Pada Kecelakaa Lal!,Lita"

A. Pe#erik"aa +%re"ik 

Dalam rangka membantu proses peradilan dalam hal menyelesaikan kasus

hukum mengenai kecelakaan lalu lintas, seorang dokter adalah seorang ahli yang

tepat bagi penegak hukum untuk memeriksa barang bukti yang berupa mayat,

orang hidup, bagian tubuh manusia, atau sesuatu yang berasal dari tubuh

manusia.1%

Kegiatan otopsi secara umum identik dengan prosedur yang biasanya

 berlaku , tetapi ditambah dengan perhatian khusus pada hal-hal berikut ini6

1. Karena ketentuan pidana terlibat di dalam kasus kecelakaan lalu-lintas, maka

masalah-masalah yang berhubungan dengan hukum seperti identitas mayat

dan kontinuitas bukti harus dipastikan.

. *ayat harus dikenakan pakaian, jika kondisinya saat diba&a ke rumah sakit

telah te&as, shingga cidera yang ia derita dapat dicocokkan dengan kerusakan

 pakaian yang dikenakannya. 'eringkali hal demikian mustahil dilakukan,

khususnya jika korban tidak memungkinkan untuk diba&a dengan

mengenakan pakaian sebelum ia mengalami kecelakaan.  

0. 'ampel darah harus didapatkan dari golongan darah dan sekarang mungkin

disesuaikan dengan :sidik jari D)< dalam kasus :tabrak-lari< yang di tempat

kejadiannya ditemukan bercak darah atau petunjuk-petunjuk lainnya.  $

4. +emeriksaan eksternal, seperti untuk semua jenis kematian akibat trauma,

adalah hal yang sangat penting sehingga harus dilakukan secara detil, akurat

dan tercatat semua. Ketinggian pola cidera di atas permukaan tungkai korban

harus ditandai, untuk membandingkannya dengan dimensi kendaraan

 penabraknya. 'emua jenis bukti dapat ditemukan oleh seorang ahli patologi,

9

Page 10: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 10/28

dari bercak cat dan serpihan kaca hingga bagian-bagian dari struktur 

kendaraan. A

. 5topsi yang menyeluruh harus dilakukan, bukan hanya menjadi semacam

katalog da2tar cidera yang dialami oleh korban. )danya kemungkinan

 penyakit yang diderita oleh korban sebelum ia te&as tertabrak, maupun

 penyakit yang mungkin diderita oleh si pengendara harus dipertimbangkan.

#esi jantung dan serebral lama dan baru khususnya penting untuk dijadikan

 petunjuk. ,A

. +emeriksaan alkohol dan obat-obatan pada kecelakaan merupakan suatu yang

 penting. Konsumsi alkohol oleh pengemudi dan pejalan kaki telah

menyebabkan .%%% kematian dari total $%%.%%% kecelakaan di )merika

serikat setiap tahunnya. )lkohol adalah penyebab terbesar kecelakaan 2atal

 pada kecelakaan tunggal. /eberapa obat seperti obat antihistamin dan

antidepresi yang dikonsumsi sesaat sebelum mengemudi juga dapat

menyumbangkan sejumlah kasus kecelakaan kendaraan bermotor.$

+enyalahgunaan obat-obatan seperti penyalahgunaan amphetamine,

marijuana, dan obat-obatan terlarang dapat diidenti2ikasi dari tubuh korban

melalui sampel darah dan urine. +emeriksaan toksikologi ini sangat berguna

 bagi pihak asuransi dalam hal prosedur untuk melakukan klaim asuransi.

)pabila pengendara terbukti lalai dalam berkendara karena pengaruh alcohol

atau obat-obatan non narkotik, pengendara dapat dikenai pasal 011 33 o.

ahun %%. Hal ini berbeda apabila pengendara dalam pengaruh konsumsi

narkotik, pengendara akan dikenai pasal berlapis pasal 11 jo, pasal 10,

subsider 1A 33 no. 0 tahun %% tentang narkotika. ,$

2.-. L!ka da tra!#at%l%'i

#uka merupakan gangguan dari kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh

suatu energi mekanik eksterna. erminologi cedera di gunapakai secara

sinonim dengan kata luka, malah dapat memberikan maksud yang lebih luas

dan tidak hanya membahas kerusakan yang diakibatkan oleh energy 2isik tapi

10

Page 11: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 11/28

 juga kerusakan lain yang diakibatkan oleh panas, dingin, bahan kimia&i,

listrik dan radiasi.

Kata Inggris :injury< berasal dari kata #atin :injuria< yang bermaksud tidak 

 berperikemanusiaan. erminology :lesi< a&alnya bermaksud cedera namun

semakin digunapakai untuk mendeskripsikan suatu cedera, penyakit maupun

degenerasi local pada jaringan yang dapat mengakibatkan perubahan 2ungsi

atau struktur.5leh karena itu, penggunaan kata cedera atau luka merujuk kepada kerusakan

akibat dari penyebab bukan alami, sementara kata lesi merujuk kepada suatu

yang tidak dapat dipastikan apakah disebabkan oleh penyebab alami atau

tidak 

a. Kla"iika"i L!ka

  'ecara umumnya, luka atau cedera dibagi kepada beberapa klasi2ikasi

menurut penyebabnya yaitu, trauma tumpul, trauma tajam dan luka tembak. (1"

1.  LUKA TRAU/A TU/PUL

rauma atau luka mekanik terjadi karena alat atau senjata dalam berbagai

 bentuk, alami atau dibuat manusia. 'enjata atau alat yang dibuat manusia

seperti kampak, pisau, panah, martil dan lain-lain. /ila ditelusuri, benda- benda ini telah ada sejak Caman pra sejarah dalam usaha manusia

mempertahankan hidup sampai dengan pembuatan senjata-senjata masa kini

seperti senjata api, bom dan senjata penghancur lainnya. )kibat pada tubuh

dapat dibedakan dari penyebabnya.

/enda tumpul yang sering mengakibatkan luka antara lain adalah batu,

 besi, sepatu, tinju, lantai, jalan dan lain-lain. )dapun de2inisi dari benda

tumpul itu sendiri adalah 6

• idak bermata tajam

•  Konsistensi keras 7 kenyal

•  +ermukaan halus 7 kasar 

Kekerasan tumpul dapat terjadi karena sebab yaitu alat atau senjata

yang mengenai atau melukai orang yang relati2 tidak bergerak dan yang lain

11

Page 12: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 12/28

orang bergerak ke arah objek atau alat yang tidak bergerak. Dalam bidang

medikolegal kadang-kadang hal ini perlu dijelaskan, &alaupun terkadang sulit

dipastikan.

#uka karena kererasan tumpul dapat berebentuk salah satu atau

kombinasi dari luka memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka

tekan.

a. Abra"i 0L!ka Lecet

#uka lecet adalah luka yang super2icial, kerusakan tubuh terbatas

hanya pada lapisan kulit epidermis. ika abrasi terjadi lebih dalam dari lapisan

epidermis pembuluh darah dapat terkena sehingga terjadi perdarahan. )rah

dari pengelupasan dapat ditentukan dengan pemeriksaan luka. Dua tanda yang

dapat digunakan. anda yang pertama adalah arah dimana epidermis

 bergulung, tanda yang kedua adalah hubungan kedalaman pada luka yang

menandakan ketidakteraturan benda yang mengenainya.

+ola dari abrasi sendiri dapat menentukan bentuk dari benda yang

mengenainya. @aktu terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata

telanjang. +erkiraan kasar usia luka dapat ditentukan secara mikroskopik.

Kategori yang digunakan untuk menentukan usia luka adalah saat ini

(beberapa jam sebelum", baru terjadi (beberapa jam sebelum sampai beberapa

hari", beberapa hari lau, lebih dari benerapa hari. 2ek lanjut dari abrasi sangat

 jarang terjadi. In2eksi dapat terjadi pada abrasi yang luas.

b. K%t!"i% 0L!ka /e#ar

Kontusio 'uper2isial

Kontusio terjadi karena tekanan yang besar dalam &aktu yang singkat.

+enekanan ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil dan dapat

menimbulkan perdarahan pada jaringan ba&ah kulit atau organ diba&ahnya.

Kontusio adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam

12

Page 13: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 13/28

 jaringan yang terjadi se&aktu orang masih hidup, dikarenakan pecahnya

 pembuluh darah kapiler akibat kekerasan benda tumpul.

/ila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi

 pada daerah dimana jaringan longgar, seperti di daerah mata, leher, atau pada

orang yang lanjut usia, maka luka memar yang tampak seringkali tidaka

sebanding dengan kekerasan, dalam arti seringkali lebih luasE dan adanya

 jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya FmemarG ke daerah

yang lebih rendah, berdasarkan gra;itasi.

#uka memar dapat diklasi2ikasikan sebagai luka memar super2icial

('uper2icial", #uka memar dalam (Deep", dan luka memar berbekas

( +atterned7 imprint".

a. #uka memar super2isial

#uka memar super2icial dapat terjadi secara segera, disebabkan oleh

akumulasi darah secara subkutan.

 b. #uka memar dalam

#uka memar dalam menandakan adanya akumulasi pendarahan lebih

dalam dari lapisan kulit subkutan. /iasanya jenis luka ini memerlukan 1

sampai hari untuk dapat terlihat di permukaan kulit.

c. #uka memar berbekas#uka memar berbekas disebabkan oleh penekanan pada tubuh, biasanya

objek yang menekan tubuh meninggalkan bekas pada permukaan kulit.

+ada mayat &aktu antara terjadinya luka memar, kematian dan

 pemeriksaan menentukan juga karekteristik memar yang timbul. 'emakin

lama &aktu antara kematian dan pemeriksaan luka akan semakin membuat

luka memar menjadi gelap. +emeriksaan mikroskopik adalah sarana yang

dapat digunakan untuk menentukan &aktu terjadinya luka sebelum kematian.

 amun sulit menentukan secara pasti karena hal tersebut pun bergantung pada

keahlian pemeriksa.

2ek samping yang terjadi pada luka memar antara lain terjadinya

 penurunan darah dalam sirkulasi yang disebabkan memar yang luas dan masi2 

13

Page 14: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 14/28

sehingga dapat menyebabkan syok, penurunan kesadaran, bahkan kematian.

ang kedua adalah terjadinya agregasi darah di ba&ah kulit yang akan

mengganggu aliran balik ;ena pada organ yang terkena sehingga dapat

menyebabkan ganggren dan kematian jaringan. ang ketiga, memar dapat

menjadi tempat media berkembang biak kuman. Kematian jaringan dengan

kekurangan atau ketiadaaan aliran darah sirkulasi menyebabkan saturasi

oksigen menjadi rendah sehingga kuman anaerob dapat hidup, kuman

tersering adalah golongan clostridium yang dapat memproduksi gas gangren.

*emperkirakan umur luka memar 6

Hari ke 1 6 terjadi pembengkakan &arna merah kebiruan

Hari ke 9 0 6 &arna biru kehitaman

Hari ke 4 9 6 biru kehijauan9coklat

J 1 minggu-4 minggu 6 menghilang 7 sembuh

#ebam mayat atau li;or mortis sering salah diinterpretasikan dengan luka

memar. #i;or mortis merupakan perubahan &arna ungu kemerahan pada area

mengikuti posisi tubuh disebabkan oleh akumulasi darah oleh pembuluh darah

kecil secara gra;itasi.

c. La"era"i 0L!ka r%bek

'uatu pukulan yang mengenai bagian kecil area kulit dapat menyebabkan

kontusio dari jaringan subkutan, seperti pinggiran balok kayu, ujung dari pipa,

 permukaan benda tersebut cukup lancip untuk menyebabkan sobekan pada kulit

yang menyebabkan laserasi. #aserasi disebabkan oleh benda yang permukaannya

runcing tetapi tidak begitu tajam sehingga merobek kulit dan jaringan ba&ah kulit

dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan ba&ah kulit. epi dari laserasi

ireguler dan kasar, disekitarnya terdapat luka lecet yang diakibatkan oleh bagian

yang lebih rata dari benda tersebut yang mengalami indentasi.

+ada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan jaringan

diba&ahnya tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan. embatan jaringan,

tepi luka yang ireguler, kasar dan luka lecet membedakan laserasi dengan luka

14

Page 15: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 15/28

oleh benda tajam seperti pisau. epi dari laserasi dapat menunjukkan arah

terjadinya kekerasan. epi yang paling rusak dan tepi laserasi yang landai

menunjukkan arah a&al kekerasan. 'isi laserasi yang terdapat memar juga

menunjukkan arah a&al kekerasan.

/entuk dari laserasi dapat menggambarkan bahan dari benda penyebab

kekerasan tersebut. Karena daya kekenyalan jaringan regangan jaringan yang

 berlebihan terjadi sebelum robeknya jaringan terjadi. 'ehingga pukulan yang

terjadi karena palu tidak harus berbentuk permukaan palu atau laserasi yang

 berbentuk semisirkuler. 'ering terjadi sobekan dari ujung laserasi yang sudutnya

 berbeda dengan laserasi itu sendiri yang disebut dengan Fs&allo& tailsG. /eberapa

 benda dapat menghasilkan pola laserasi yang mirip.

'eiring &aktu, terjadi perubahan terhadap gambaran laserasi tersebut,

 perubahan tersebut tampak pada lecet dan memarnya. +erubahan a&al yaitu

 pembekuan dari darah, yang berada pada dasar laserasi dan penyebarannya ke

sekitar kulit atau membran mukosa. /ekuan darah yang bercampur dengan

 bekuan dari cairan jaringan bergabung membentuk eskar atau krusta. aringan

 parut pertama kali tumbuh pada dasar laserasi, yang secara bertahap mengisi

saluran luka. Kemudian, epitel mulai tumbuh ke ba&ah di atas jaringan skar dan

 penyembuhan selesai. 'kar tersebut tidak mengandung apendises meliputi

kelenjar keringat, rambut dan struktur lain.

+erkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan tidak 

seperti luka atau memar. +embagiannya adalah sangat segera segera, beberapa

hari, dan lebih dari beberapa hari. #aserasi yang terjadi setelah mati dapat

dibedakan ddengan yang terjadi saat korban hidup yaitu tidak adanya perdarahan.

#aserasi dapat menyebabkan perdarahan hebat. 'ebuah laserasi kecil tanpa

adanya robekan arteri dapat menyebabkan akibat yang 2atal bila perdarahan

terjadi terus menerus. #aserasi yang multipel yang mengenai jaringan kutis dan

sub kutis dapat menyebabkan perdarahan yang hebat sehingga menyebabkan

sampai dengan kematian. )danya diskontinuitas kulit atau membran mukosa

15

Page 16: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 16/28

dapat menyebabkan kuman yang berasal dari permukaan luka maupun dari sekitar 

kulit yang luka masuk ke dalam jaringan. +ort d entree tersebut tetap ada sampai

dengan terjadinya penyembuhan luka yang sempurna.

/ila luka terjadi dekat persendian maka akan terasa nyeri, khususnya pada

saat sendi tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut sehingga dapat

menyebabkan dis2ungsi dari sendi tersebut. /enturan yang terjadi pada jaringan

 ba&ah kulit yang memiliki jaringan lemak dapat menyebabkan emboli lemak 

 pada paru atau sirkulasi sistemik. #aserasi juga dapat terjadi pada organ akibat

dari tekanan yang kuat dari suatu pukulan seperi pada organ jantung, aorta, hati

dan limpa.Hal yang harus di&aspadai dari laserasi organ yaitu robekan yang

komplit yang dapat terjadi dalam jangka &aktu lama setelah trauma yang dapat

menyebabkan perdarahan hebat.

De"kri&"i l!ka

Dalam mendeskripsikan luka terbuka harus mencakup jumlah, lokasi, bentuk,

ukuran, dan si2at luka. 'edangkan untuk luka tertutup, si2at luka tidak perlu

dicantumkan dalam pendeskripsian luka. 3ntuk penulisan deskripsi luka jumlah,

lokasi, bentuk, ukuran tidak harus urut tetapi penulisan harus selalu ditulis diakhir 

kalimat.

Deskripsi luka meliputi6

1. umlah luka

. #okasi luka, meliputi6

a. #okasi berdasarkan region anatomiknya. b. #okasi berdasarkan garis koordinat atau berdasarkan bagian-bagian tertentu

dari tubuh. *enentukan lokasi berdasarkan garis koordinat dilakukan untuk 

luka pada regio yang luas seperti di dada, perut, punggung. Koordinat tubuh

dibagi dengan menggunakan garis khayal yang membagi tubuh menjadi dua

yaitu kanan dan kiri, garis khayal mendatar yang mele&ati puting susu, garis

khayal mendatar yang mele&ati pusat, dan garis khayal mendatar yang

mele&ati ujung tumit. +ada kasus luka tembak harus selalu diukur jarak luka

16

Page 17: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 17/28

dari garis khayal mendatar yang mele&ati kedua ujung tumit untuk 

kepentingan rekonstruksi. 3ntuk luka di bagian punggung dapat

dideskripsikan lokasinya berdasarkan garis khayal yang menghubungkan

ujung ba&ah tulang belikat kanan dan kiri.

0. /entuk luka, meliputi 6

a. /entuk sebelum dirapatkan

 b. /entuk setelah dirapatkan4. 3kuran luka, meliputi sebelum dan sesudah dirapatkan ditulis dalam

 bentuk panjang lebar tinggi dalam satuan sentimeter atau milimeter.

. 'i2at-si2at luka, meliputi 6

a. Daerah pada garis batas luka, meliputi 6

- /atas (tegas atau tidak tegas"

 - epi (rata atau tidak rata"

 - 'udut luka (runcing atau tumpul"

 b. Daerah di dalam garis batas luka, meliputi6

- embatan jaringan (ada atau tidak ada"

- ebing (ada atau tidak ada, jika ada terdiri dari apa"

- Dasar luka

c. Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi 6

- *emar (ada atau tidak"

 -#ecet (ada atau tidak"

 -atoase (ada atau tidak 

17

Page 18: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 18/28

BAB IIILAPRAN KASUS

$.1. All%aa#e"i"

Korban diba&a ke I=D L'3D +alembang /)LI, pukul 1A.%% @I/

oleh &arga sekitar tempat kejadian dengan menggunakan mobil &arga.sekitar pukul 1.%% @I/, di perjalanan pulang kuliah

indralaya-palembang, korban dibonceng oleh temannya menggunakan

motor. *enurut teman korban yang mengendarai motor saat itu mobil di

depan mereka tiba-tiba membelok ke arah kanan, mereka yang saat itu

memba&a motor dengan kecepatan % km7jam mengerem mendadak 

untuk menghindari tabrakan, namun sebuah mobil pribadi menabrak 

mereka dari arah belakang dan sebuah bus menabrak mobil pribadi

tersebut sehingga terjadi tabrakan beruntun dan korban bersama temannya

terpental ke sisi jalan. 'etelah itu teman korban mengaku tidak ingat lagi

apa yang terjadi setelahnya.

Korban sampai di I=D L'3D +alembang /)LI dalam keadaan

sadar. Korban di ra&at, di pasang in2us dan dilakukan balut tekan pada

luka di perut ba&ah. 'ekitar pukul 1$.%% @I/ korban dinyatakan

meninggal dunia, jenaCah kemudian di pindahkan ke ruang 2orensik.

$.2. Pe#erik"aa

Identitas enaCah

18

Page 19: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 19/28

 ama 6 *'. I)L) K)*I#) 3L*)

enis Kelamis 6 +erempuan

3mur 6 1 ahun

)gama 6 Islam

+ekerjaan 6 *ahasis&a

@arganegara 6 Indonesia

)lamat 6 alan )ir +adang o. $0 Lt 1 L& %

Komplek +3 Kenten, +alembang

A. Pe#erik"aa L!ar1. +enutup 6 Kain putih garis-garis hitam selapis sepanjang tubuh

. +akaian dan perhiasan 6

a.+akaian 6 jaket ber&arna merah muda di ba&ah punggung jenaCah, baju

kemeja lengan panjang &arna biru dengan list putih, kaus dalam &arna

hitam dengan tali sejari, pakaian dalam (/ra" &arna ungu, tali perban

melingkar di kepala, pergelangan tangan dan mata kaki, perban melingkar 

 pada jari tengah tangan kiri, bidai mulai dari paha atas sampai ujung kaki

kiri di tutupi perban putih. b.+erhiasan 6 tidak ada.

c.)ksesoris 6 ikat rambut berbentuk spiral &arna cokelat.

0. Kulit 6 &arna kuning langsat pucat, tato tidak ada.

4. /ulu-bulu 6a.Lambut hitam lurus panjang rata-rata tiga puluh sentimeter, lebat, tidak 

mudah dicabut. b.)lis mata &arna hitam, lebat, panjang rata-rata dua koma lima

sentimeter, sukar dicabut.

c./ulu mata &arna hitam, lebat, panjang rata-rata nol koma delapan

sentimeter, sukar dicabut.

19

Page 20: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 20/28

. #ubang-lubang 6a.*ata 6 selaput dalam kelopak mata atas dan ba&ah ber&arna putih

 pucat, selaput bola mata bening, selaput pelangi &arna cokelat, teleng

mata diameter tiga milimeter.

 b.Hidung 6 bentuk biasa, tidak keluar apa-apa dari kedua lubang hidung.c.elinga 6 bentuk biasa, tidak keluar apa-apa dari kedua lubang telinga.

d.*ulut 6 terbuka rata-rata satu sentimeter, tidak keluar apa-apa dari

mulut, gigi geligi ber&arna putih lengkap, gigi teraba sampai geraham

dua, gusi ber&arna pucat.

e.Kemaluan 6 tidak keluar apa-apa dari kemaluan.2.Dubur 6 tidak ada kelainan.

. anda-tanda kematian6

a.#ebam mayat 6 ditemukan pada punggung kiri, ber&arna keunguan,

mudah hilang pada penekanan.

 b.Kaku mayat 6 ditemukan terdapat minimal pada mulut dan leher, mudah

dila&an, tidak ditemukan kaku mayat pada kedua lengan dan tungkai.

c.+embusukan 6 tidak terlihat &arna kulit ber&arna kehijauan pada perut

 ba&ah kanan.

A. #uka-luka 6a.+ada lipat paha kiri, terdapat luka tidak beraturan, tepi tidak rata,

 panjang dua puluh lima sentimeter dan lebar sembilan belas sentimeter 

dengan dasar yang robek, kulit, 2ascia, otot, pembuluh darah, nadi dan

;ena. b.+ada jari tengah tangan kiri, ruas pertama terdapat luka membujur 

 bentuk elips, tepi rata, sudut runcing-tumpul, panjang dua sentimeter.

c.+ada payudara kiri, tujuh sentimeter dari puting susu terdapat luka

gores, panjang lima sampai delapan sentimeter.

d.+ada pinggang kiri, terdapat luka membujur bentuk elips, panjang

sepuluh sentimeter dan lebar enam sentimeter.

e.+ada punggung kanan, sembilan sentimeter dari garis tengah tubuh, luka

membujur bentuk elips, tepi rata, sudut runcing-tumpul, panjang lima

sentimeter dan lebar nol koma lima sentimeter.

20

Page 21: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 21/28

2.+ada tungkai kanan, lima belas sentimeter dari dengkul, terdapat luka

 bentuk bulat, diameter nol koma lima sentimeter.

g.+ada tungkai kanan, pada mata kaki bagian dalam, terdapat luka gores

membujur buntuk elips, panjang tiga sentimeter dan lebar satu sentimeter.

h.+ada perut kiri ba&ah, tiga sentimeter dari pusar, luka gores, panjang

dua sampai lima sentimeter.

i.+ada perut kanan ba&ah, satu sentimeter dari pusar terdapat luka gores,

 panjang satu sampai tiga sentimeter. j.+ada leher sebelah kanan, terdapat luka memar dengan panjang dua

sentimeter dan lebar nol koma tujuh sentimeter.k.+ada lengan kanan atas, tujuh sentimeter dari siku, terdapat luka memar 

dengan panjang lima sentimeter dan lebar tiga sentimeter.

l.+ada lengan kanan ba&ah, dua sentimeter dari siku terdapat luka memar 

dengan panjang dua sentimeter dan lebar satu koma lima sentimeter.

m.+ada punggung kanan, sepuluh sentimeter dari garis tengah tubuh,

terdapat luka memar dengan panjang sembilan sentimeter dan lebar empat

sentimeter.

n.+ada punggung kiri, pada garis tengah tubuh, terdapat luka memar 

seluas enam sentimeter kali empat sentimeter.

o.+ada telapak kaki kanan, terdapat luka memar seluas satu koma lima

sentimeter kali nol koma tiga sentimeter.

$. +atah tulang 6 +atah tulang tertutup pada panggul kiri dan tulang

 paha kiri.

b. Pe#erik"aa Dala# 3 Tidak dilak!ka

$.$. Di"k!"i

1. 4akt! Ke#atia

+ada kasus ini ditemukan 6

a. #ebam mayat di punggung kiri ber&arna keunguan dan mudah

hilang pada saat penekanan. #ebam mayat ditemukan 0% menit setelah

kematian, akibat pengendapan darah sesuai daya gra;itasi.

21

Page 22: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 22/28

 b. Kaku mayat minimal terdapat di dagu dan leher, tidak terdapat kaku

mayat pada kedua lengan dan kedua tungkai. Kaku mayat ditemukan

 jam seteal kematian, akibat hilangnya cadangan glikogen yang

menyebabkan )D+ tidak dapat diubah menjadi )+ sehingga energi

tidak terbentuk dan terjadi penggumpalan aktin dan miosin serta

terjadi kekakuan otot.

c. +embusukan tidak ditemukan. +embusukan ditemukan 4 jam

setelah kematian, ditandai dengan perubahan &arna kulit kehijauan

 pada daerah perut kanan ba&ah (daerah caecum".'ehingga perkiraan &aktu kematian kurang lebih jam

sebelum dilakukan pemeriksaan.

2. Aali"i" L!ka

a. #okasi 6 Legio pubis dan Inguinalis 'inistra

 b. enis luka 6 'emua luka adalah luka tumpul.c. )nalisis 6 pada kasus ditemukan luka tumpul dengan penyebaran

luka terbesar pada regio inguinalis sinistra berupa luka robek, bentuk 

tidak beraturan, tepi tidak rata, panjang luka dua puluh lima

sentimeter dan lebar sembilan belas sentimeter. Kemungkinan bagian

yang terkena tulang pel;is, tulang 2emur, ;esika urinaria, arteri

2emoralis sinistra diakibatkan oleh benturan keras dari anterior.

$. Sebab Ke#atia

Dari hasil pemeriksaan didapatkan luka robek seluas dua puluh lima

sentimeter dan lebar sembilan belas sentimeter yang mengenai

 pembuluh darah besar (a.Memoralis" sehingga menyebabkan

 perdarahan.

(. /edik%le'al

a.*engapa Kecelakaan #alu #intas dilakukan ?isum et Lepertum N

1. *embantu penegakan hukum apakah ada kecurigaan kemungkinan

adanya tindak pidana, sesuai dengan tujuan ;isum yaitu membantu

 penegakan hukum terhadap seseorang yang dikirim oleh polisi atau

22

Page 23: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 23/28

 penyidik karena diduga sebagai korban suatu tindak pidana baik 

dalam peristi&a kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja,

 penganiayaan, pembunuhan, pemerkosaan, dan korban meninggal.

. Klaim asuransi ji&a.

0. +embuatan surat keterangan kematian.

 b.*engapa Kecelakaan #alu #intas tidak diautopsi N

Karena keluarga korban tidak menyetujui dilakukannya autopsi sesuai

dengan K3H)+ 104 ayat (1", (", dan (0".

c.*engapa belum ada permintaan ?isum et Lepertum NKarena keluarga belum melapor ke polisi, untuk pemeriksaan yang

cepat, jenaCah langsung diba&a pulang, dan keluarga menolak untuk 

dilakukan autopsi.

BAB I5

23

Page 24: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 24/28

KESI/PULAN

?isum et Lepertum (?eL" adalah hasil pemeriksaan yang dibuat secara tertulisoleh dokter atas permintaan penyidik yang ber&enang terhadap manusia baik hidup

atau mati atau diduga bagian dari tubuh manusia berdasarkan keilmuannya dan

diba&ah sumpah untuk kepentingan peradilan.

anda pasti kematian adalah lebam mayat (#i;or *ortis", kaku nayat (Ligor 

*ortis", dan pembusukan. +ada kasus ini dijumpai luka tumpul berupa luka robek 

 pada regio pubis dan inguinalis sinistra, bentuk tidak beraturan, tepi tidak rata,

dengan panjang dua puluh lima sentimeter dan lebar sembilan belas sentimeter, yang

kemungkinan mengenai pembuluh darah besar (a.Memoralis" yang menyebabkan

 perdarahan sehingga dapat di pertimbangkan sebagai sebab kematian.

DA+TAR PUSTAKA

1. MauCi )). +enanganan cedera kepala di puskesmas. Oupdated %%A DesemberP

);ailable 2rom6 http677&&&.tempo.co.id7medika7arsip7%A%%7pus-1.htm

. Hardajati '. +enerapan ;ariable tra22ic controllers system di dki akarta. Oupdated

%%A )gustusP );ailable 2rom 6 http677&&&.digilib.itb.ac.id.ai

24

Page 25: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 25/28

0. /adan #itbang Departemen +ekerjaan 3mum. +erhitungan besaran biaya

kecelakaan lalu lintas dengan menggunakan metoda the gross output. );ailable

2rom 6 &&&.pu.go.id7satmika7balitbang7sni7buat!%&eb7rsni!%%%7pedoman

!%teknik7pusjatan7pd!%t-%-%%-b.pd2 

4. 'aanin '. 8edera kepala. Oupdated %% anuariP );ailable 2rom 6

http677&&&.angel2ire.com7nc7neurosurgery7sebab.html. )nonim. 3ndang-3ndang Lepublik Indonesia omor ahun %% entang

#alu #intas dan )ngkutan alan. );ailable 2rom 6

&&&.hukumonline.com7pusatdata7do&nload7lt4a%4222d40d07parent7lt4a%42c2d4

%d

. Knight /. ransportation injuries. Morensic +athology 'econd dition. e&

ork 6 52ord 3ni;ersity +ress, 1. +ages 6 A-0

A. ?incent ., Dominick . ransportation deaths. Handbook o2 Morensic +athology

'econd dition. =eorgeto&n 6 #andes /ioscience, 1$. +age 6 1A 9 1$0$. Matteh ). ransportation 2atalities. Handbook o2 Morensic +athology.

+hiladelphia 6 ./. #ippincott 8ompany, 1A0. +ages6 % 9 1. Dahlan '. 'tatus dokter dalam proses peradilan pidana. Ilmu Kedokteran Morensik 

+edoman /agi Dokter dan +enegak Hukum. 'emarang6 /adan +enerbit

3ni;ersitas Diponegoro, %%4. +ages6 1A 9 1

25

Page 26: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 26/28

LA/PIRAN

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

26

Page 27: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 27/28

Gambar 4

27

Page 28: forensik2

7/21/2019 forensik2

http://slidepdf.com/reader/full/forensik2-56d9a7815555b 28/28

Gambar 5

28