FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

32
I MAJALAH NALANDA FOKUS LIPUTAN MEDITASI Resolusi Kebahagiaan Oleh: Sukiman, S.Ag., M.Pd.B. Asubha Bhavana Mengenal “Buddha Jawa Sanyata” sebagai sekte Buddha yang terlahir di bumi Jawa dari Suku Tengger desa Ngadas

Transcript of FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

Page 1: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

IMAJALAH NALANDA

Resolusi

MajalahNALANDAAn Inspiring Buddhist Center Edisi Desember 2020

FOKUS LIPUTAN MEDITASIResolusi Kebahagiaan

Oleh: Sukiman, S.Ag., M.Pd.B.Asubha BhavanaMengenal “Buddha Jawa Sanyata” sebagai

sekte Buddha yang terlahir di bumi Jawa dari Suku Tengger desa Ngadas

Page 2: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

II BELAJAR DAN MENGINSPIRASI

Page 3: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

Kata Pengantar

•Redaksimenerimasumbangannaskah,info,danfotokegiatanBuddhisdaripembacamelaluiemail,maupunsurat,dengansyaratdisertaifoto&datapenulis,sumbertulisanyangjelas,dantulisantersebutbelumpernahdipublikasikan.

•Naskahterjemahanharusdisertaidenganfotokopinaskahasli.•Redaksiberhakmengeditsetiapnaskah,tanpamengubahmateripokoknyadantidakselalumencerminkanpendapatataupandanganredaksi.

Sekretariat : Kampus Nalanda Jl. Pulo Gebang Permai, No. 107, RT 13 RW 04, Kel.Pulo Gebang Permai, Kec. Cakung, Jakarta Timur 13950 Telepon : 0857-1519-6339 / (021) 4805279Website : www.nalandafoundation.netE-mail : [email protected] : a.n. Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda a.c: 534-5038-091

Sukhi Hontu,Sahabat Nalanda,

Ketika menjelang akhir tahun istilah resolusi menjadi harapan semua orang untuk merencanakan dalam satu tahun kedepan. Sebenarnya apa itu resolusi?

Resolusi adalah bagian dari rencana hidup yang biasanya disusun saat tahun baru tiba. Resolusi kerap

dibuat ketika memulai kehidupan yang baru. Secara harfiah, resolusi adalah hal yang biasa merujuk pada beberapa arti yang berbeda. Resolusi yang dimaksud di sini adalah rencana atau putusan yang bersifat menuntut tentang suatu hal.

Majalah Nalanda edisi kali ini akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan resolusi. Semoga majalah di edisi penghujung tahun 2020 ini tetap dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca.

Semoga semua makhluk berbahagia.MittacitenaTim Redaksi

Susunan Pengurus

PenerbitYAYASAN DANA PENDIDIKAN BUDDHIS

NALANDA

Penanggung JawabTan Tjoe Liang

PenasihatDr. R. Surya Widya, SpKJ.

Pemimpin UmumPMd. Susyanto, Amd.,CPS®

BendaharaEla Fitri Ana Dewi

Pemimpin RedaksiSuyatno

Sekretaris Umum dan RedaksiGeraldi Naga Junior

Redaktur NaskahJeri Manggala

Erianti Reja

Wirianto

EditorKarunawati, S.Pd.B.

Warni Susniarti, S.Pd.

KolomnisSukiman, S.Ag., M.Pd.B.

Frenkydr. SimMettasari I. MM

PMd. Mayke Winarti, S.T., S.AB.

Penata Letak, Ilustrasi, dan ArtistikSetyo Budi Pranoto, S.Pd.

MarketingEka Setya Ningsih, S.Pd.

SirkulasiAmbyah Susanto

Page 4: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

MajalahNALANDAAn Inspiring Buddhist CenterDaftar Isi

LIPUTAN LUAR

10

18

23

1

OPINI

KESEHATAN

CERITA BUDDHIS 20

24

RUBIK HAL.

CERITA BUDDHIS 1

INSPIRASI 2

LIPUTAN LUAR 10

FOKUS 14

MEDITASI 18

OPINI 20

LAPORAN DONATUR 22

LIPUTAN NALANDA 23

KESEHATAN 24

14

FOKUS

2INSPIRASI

Petapa Sumedha Menyatakan Tekad untuk Menjadi Sammasambuddha

Resolusi Kebahagiaan

MEDITASI

LIPUTAN NALANDA

Oleh: PMd. Mayke Winarti, S.T., S.AB.

Oleh : dr. SimMettasari I. MM

Oleh: FrenkyAsubha Bhavana

Tahun Baru, Harapan, dan Cita-cita

Hidup Sehat di tengah PANDEMI

Mengenal “Buddha Jawa Sanyata” sebagai sekte Buddha yang terlahir di bumi Jawa dari Suku Tengger desa Ngadas

Amarah dan Paku Kebencian

Oleh: Sukiman, S.Ag., M.Pd.B.

Page 5: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

1MAJALAH NALANDA

Pada zaman Buddha Dipankara, terdapat seorang petapa yang memiliki kemampuan luar biasa. Nama Petapa

tersebut adalah Petapa Sumedha. Pada suatu ketika, Petapa Sumedha sedang berkeliling dengan cara terbang melayang mengitari kota. Kemudian Petapa Sumedha melihat gerombolan orang di bawah sedang bekerja meratakan tanah.

Melihat hal itu, Petapa Sumedha turun dan bertanya kepada gerombolan orang tersebut. "Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Petapa Sumedha kepada orang-orang. Serentak mereka menjawab bahwa mereka sedang meratakan tanah di jalan tersebut karena akan dilalui oleh Buddha Dipankara.

Mendengar jawaban dari orang-orang tersebut, Petapa Sumedha kemudian meminta bagian untuk turut serta meratakan tanah. Meskipun Petapa Sumedha memiliki kesaktian, ia tetap meratakan tanah jalan dengan kekuatan fisik biasa. Ia tidak menggunakan kekuatan kesaktiannya sama sekali. Hal itu membuatnya kehabisan waktu.

Pada saat yang ditentukan, Buddha Dipankara telah sampai pada jalan tersebut. Oleh karena jalan yang hendak dilalui Buddha masih belum rata, Petapa Sumedha dengan niat baiknya mengorbankan hidupnya dan berbaring di tanah yang belum rata sembari bertekad "Semoga aku menjadi Sammasambuddha."

Tekad Petapa Sumedha ini

diketahui oleh Buddha Dipankara. Setelah itu, dengan kekuatan batinnya, Buddha Dipankara mampu mengetahui bahwa kelak Petapa Sumedha akan dapat menjadi sammasambuddha. Buddha Dipankara kemudian mengutarakan hal tersebut.

Saat itu pula, calon Dewi Yasodhara melihat peristiwa itu. kemudian ia maju mendekati Petapa Sumedha dan memberikan lima tangkai bunga teratai untuk dipersembahkan kepada Buddha Dipankara. Sedangkan ia sendiri mempersembahkan tiga tangkai bunga teratai sisanya sembari bertekad semoga ia dapat menjadi pendamping dari Petapa Sumedha hingga Petapa Sumedha berhasil menjadi Buddha.

Sumber: http://buddhist-images.blogspot.com/2014/03/petapa-sumedha-menyatakan-tekad-untuk.html

Petapa Sumedha Menyatakan Tekad untuk Menjadi Sammasambuddha

CERITA BUDDHIS

Page 6: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

Tidak terasa, beberapa hari lagi kita akan mengalami pergantian tahun dari tahun 2020 ke tahun 2021. Tahun 2020

sebagian besar kita jalani dengan “di rumah saja”, bekerja, belajar, rapat, reuni, dilakukan dari rumah melalui media daring. Tentunya kita sudah mengalami pergantian tahun sebanyak usia kita sekarang, namun momen pergantian tahun tetaplah istimewa atau spesial bagi sebagian orang. Pergantian tahun dirayakan dengan pergi berlibur, berkumpul bersama keluarga, ataupun merayakannya bersama teman-teman, walaupun tahun ini banyak keterbatasan dalam merayakan pergantian tahun akibat terjadinya pandemi Covid 19.

• Hal paling umum yang dilakukan orang-orang saat menjelang pergantian tahun adalah membuat resolusi untuk tahun berikutnya. Resolusi

seseorang tentulah berbeda dengan resolusi dari orang lain. Resolusi umumnya berisi rencana-rencana untuk meningkatkan kehidupan seseorang. Dalam membuat resolusi, seseorang umumnya mengacu pada harapan, cita-cita, atau impian yang akan diraihnya. Resolusi bisa ditulis di secarik kertas kemudian ditempel di suatu tempat untuk mengingatkan kita akan apa yang menjadi tujuan dan impian kita. Banyak inspirasi resolusi 2021 tentang kesehatan, karier, cita-cita, atau cinta untuk tahun baru yang lebih baik.

Sebelum kita lanjutkan, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan resolusi? Menurut Kamus Besar Bahaswa Indonesia (KBBI) versi online (kbbi.web.id), resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat

(musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Definisi lain tentang resolusi dikutip Tribunjogja.com dari Kompasiana, Edy Nugraha, Pengajar Bahasa Indonesia di salah satu sekolah di Jakarta menyebutkan bahwa resolusi mengalami perluasan makna. Menurutnya, makna dari resolusi bisa berarti harapan yang sungguh-sungguh dari pribadi seseorang. Ada pula istilah resolusi

Tahun Baru, Harapan, dan

Cita-cita

INSPIRASI

Oleh: PMd. Mayke Winarti, S.T., S.AB.

2 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

Page 7: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIK4. Lakukan peningkatan

Dari hasil evaluasi, dapat dilihat apa yang sudah dicapai. Tingkatkan terus pencapaian tersebut, lalu sampai akhir tahun 2021, supaya hasilnya semakin memuaskan.

5. Konsisten

Jangan lupa, setelah semua itu dilakukan, ada satu hal yang sangat penting yaitu konsisten. Jangan “lari” dari tujuan semula. Jangan pula kendor semangatnya karena merasa hasil yang dicapai sampai saat ini sudah melebihi target.

Resolusi yang baik bukan dilihat dari banyak atau tidaknya. Sesuaikan dengan kebutuhan diri sendiri. Jangan terpengaruh teman, keluarga, atau siapa pun karena kitalah yang paling mengerti apa yang menjadi impian kita.

Bagaimana resolusi menurut ajaran Buddha? Buddha mengajarkan hidup di sini dan saat ini. Lalu apakah resolusi itu sesuai dengan ajaran Buddha? Resolusi dalam ajaran Buddha dikenal dengan istilah adhiṭṭhana.

ini dibuat secara visual dan tertulis.

2. Lakukanlah tindakan

Setelah keinginan atau cita-cita dituangkan dalam bentuk visual, langkah selanjutnya adalah kita harus melakukan tindakan. Tindakan kita harus diarahkan sesuai dengan tujuan kita. Tetapkan tenggat waktu agar kita dapat melakukannya dengan santai, nyaman, dan tidak tergesa-gesa, namun tetap fokus pada tujuan.

3. Buat evaluasi secara berkala

Evaluasi terhadap pencapaian resolusi sebaiknya dilakukan secara berkala. Bisa dilakukan secara mingguan, dua mingguan, bulanan, dan sebagainya. Ingat bahwa resolusi ini memiliki jangka waktu maksimal satu tahun, jadi evaluasi yang dilakukan minimal per tiga bulan. Hasil evaluasi berguna untuk mengukur, jadi kita bisa mengetahui sejauh mana pencapaian yang sudah kita dapatkan.

dalam konteks dunia digital, tentunya definisi ini tidak akan kita bahas di sini.

Nah setelah kita mengerti tentang arti resolusi, maka untuk mempermudah kita membuat resolusi tahun 2021, sebaiknya kita membuat daftar keinginan atau cita-cita yang ingin kita capai. Langkah-langkah di bawah ini dapat membantu kita menetapkan resolusi agar resolusi yang kita buat menjadi realistis, terarah, dan memiliki target dalam percapaiannya, baik target secara kualitas maupun target waktunya.

1. Membuat daftar keinginan atau cita-cita.

Keinginan atau cita-cita setiap orang pasti tidak sama, entah itu dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu, buatlah daftar keinginan atau cita-cita yang realistis bagi diri kita sendiri, dengan mempertimbangkan kemampuan, ketersediaan waktu, ketersediaan sarana dan prasarana pendukung, dan sebagainya. Sebaiknya daftar

3MAJALAH NALANDA

Page 8: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIK

4 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

meminta putra; namun meski mereka memuja rembulan dan dewa-dewa lainnya serta berdoa, mereka tidak mendapat apa pun.

Lalu permaisuri utamanya Candadevi, putri Raja Madda, yang mendedikasikan dirinya dalam melakukan kebajikan, dimintai raja untuk juga berdoa meminta putra. Maka, pada hari purnama, ia mengambil ikrar uposatha, dan selagi berbaring di peraduan kecil, sambil merenungi kebajikannya, ia melakukan pernyataan kebenaran dengan ucapan ini, “Jika saya tidak pernah melanggar disiplin moral, oleh kebenaran dari pernyataan ini semoga seorang putra terlahir bagi saya.”

Dewa Sakka kemudian menemui Bodhisatta dan berkata, “Sahabat, jika Anda lahir di dunia manusia, Anda akan sepenuhnya melatih kesempurnaan dan banyak umat manusia akan mendapat keuntungan; sekarang ada permaisuri utama Kasiraja, Canda, yang berdoa meminta seorang putra, mohon lahirlah ke dalam rahim permaisuri.” Bodhisatta menyetujui, dan sambil ditemani lima ratus orang dewa, Ia turun dan dikandung dalam rahim, sementara dewa-dewa lainnya dikandung dalam rahim istri-istri

mungkin kita bertekad jika masih ada keraguan dalam diri kita terhadap apa yang kita ingin capai.Adhiṭṭhāna berguna sebagai landasan kita untuk sukses. Adhiṭṭhāna tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus di ikuti oleh viriya (keuletan, semangat) dan khanti (kesabaran, ketekunan), agar bisa mencapai hasil yang diinginkan.Tekad juga harus didasarkan pada pertimbangan rasional dan kebijaksanaan. Tekad harus jelas dan mampu dilakukan. Tekad harus terus menerus diperbarui lewat motivasi diri agar tidak padam. Tekad juga harus dijalankan dengan penuh konsistensi. Tanpa konsistensi, tekad bisa berubah menjadi berubah menjadi keserakahan.

Kisah berikut ini diambil dari Mugapakkha Jātaka. Salah satu kisah kelahiran Boddhisatta. Suatu ketika, Raja Kasiraja memerintah dengan arif di Benares. Beliau memiliki enam belas ribu orang istri, namun tak seorang pun yang mengandung baik putra ataupun putri. Rakyat berkumpul dan berkata, “Raja kami tidak memiliki putra untuk meneruskan silsilahnya;” lalu mereka memohon raja agar berdoa meminta putra. Raja memerintahkan enam belas ribu istrinya untuk berdoa

Pengertian adhiṭṭhāna menurut Encylopedia of Buddhism adalah sebagai berikut:Adhiṭṭhāna Pāli) has been translated as "decision,""resolution,""self-determination,""will".Adhiṭṭhāna termasuk dalam dasa pārami, yang dapat diterjemahkan sebagai “kebulatan tekad dalam mencapai cita-cita”. Dasa pārami adalah sepuluh kesempurnaan yang harus dilakukan oleh seseorang yang bercita-cita menjadi Sammā Sambuddha, setelah ia mendapatkan ramalan pasti dari seorang Sammā Sambuddha yang hidup pada masanya.

Petapa Sumedha (Boddhisatta calon Sammā Sambuddha Gotama) pada saat bertemu dengan Buddha Dipankara mendapatkan ramalan pasti dari Beliau bahwa Petapa Sumedha akan menjadi Sammā Sambuddha. Sejak saat itulah selama empat asankheyya kappa dan 100.000 kappa Petapa Sumedha dalam berkali-kali kelahirannya berjuang menyempurnakan kesepuluh pāraminya, sampai pada kelahiran terakhir beliau menjadi Sammā Sambuddha Gotama.

Adhiṭṭhāna merupakan suatu awalan dimana keragu-raguan sudah tidak ada lagi. Tidak

Page 9: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIK

di tanah pekuburan.”

Raja setuju karena takut akan ancaman bahaya itu. Ketika Ratu Candadevi mendengar berita itu ia mendatangi raja, “Baginda, Anda memberi saya anugerah dan saya tetap menyimpannya tanpa pernah saya pinta, sekarang berikanlah anugerah kepada saya.” “Ambillah anugerah Anda, wahai Ratu.” “Berikanlah kerajaan kepada putra saya.” “Saya tak bisa, wahai Ratu; putra Anda penuh nasib buruk.” “Jika Baginda tidak bisa memberikan takhta demi menyelamatkan hidupnya, maka berikanlah kepadanya waktu tujuh tahun lagi.” “Saya tak bisa, wahai Ratu.” “Kalau begitu berikanlah kepadanya enam tahun, lima, empat, tiga, dua, satu tahun. Berikanlah ia tujuh bulan, enam, lima, empat, tiga, dua, satu bulan, setengah bulan.” “Saya tidak bisa, wahai Ratu.” “Kalau begitu berikanlah kepadanya waktu tujuh hari.” “Baiklah,” kata Raja, “ambillah anugerah Anda.”

Dengan cara ini ratu memohon kepadanya hari demi hari, selama lima hari. Pada hari keenam, raja memanggil kusir kereta bernama Sunanda dan berkata kepadanya, “Besok pagi-pagi sekali, ikatkan

kecerdasan.” Kemudian Bodhisatta berpura-pura menjadi anak cacat mental, bisu, dan tuli selama enam belas tahun.

Kemudian raja, penuh kekesalan, memanggil para peramal nasib dan berkata, “Ketika pangeran lahir kalian mengatakan bahwa ia memiliki tanda kemujuran dan keagungan, ia tidak memiliki perintang yang membahayakan; namun ia lahir cacat, tub, dan pandir; kata-kata Anda tidak sesuai dengan kenyataan.” “Raja Agung,” jawab mereka, “tidak ada yang luput dari perhatian guru-gurumu, namun kami mengetahui betapa Baginda akan berduka jika kami memberitahu Anda bahwa anak yang dinanti setelah begitu banyak doa kerajaan akan penuh nasib buruk; maka kami tidak mengatakannya.” “Lalu, apa yang harus dilakukan sekarang?” “Baginda, jika pangeran tetap berada di rumah ini, tiga bahaya akan mengancam, yaitu terhadap nyawa Anda atau kekuasaan raja Anda, atau kepada ratu; karena itu cara yang terbaik adalah memasangkan kuda-kuda yang sial kepada kereta yang tidak mujur, dan menaruh pangeran di dalamnya, melepasnya lewat gerbang barat dan menguburnya

para menteri raja. Akhirnya ratu melahirkan seorang putra yang memiliki tanda-tanda agung dan diberi nama Temiya.

Bodhisatta kecil yang sering mendengar kata-kata ayahnya, menjadi takut dan berpikir, “Ah! Ayahku, karena menjadi seorang raja, akan menerima derita karena perbuatan buruk, yang membawanya masuk ke neraka.” Kemudian ia merenungi “Dari mana aku sampai bisa datang ke istana ini?” Oleh ingatannya akan kelahiran-kelahirannya sebelumnya, ia ingat bahwa ia pernah datang dari alam para dewa, bahwa sebelum itu ia telah menderita di neraka, dan sebelum itu ia pernah menjadi raja di kota ini pula.

Kemudian sesosok dewi yang dalam kelahiran lampau pernah menjadi ibunya, menghiburnya, “Janganlah takut, anakku Temiya; jika engkau benar-benar ingin meloloskan diri, maka berpura-puralah cacat, meski sebenarnya tidak cacat; meski tidak tuli, berpura-puralah menjadi tuli, dan, meski tidak pandir, berpura-puralah pandir. Menunjukkan sifat-sifat ini, janganlah menunjukkan tanda-tanda

5MAJALAH NALANDA

Page 10: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIKkusir ini hendak mencekalku, apa aku memiliki kekuatan untuk mengalahkannya?” Maka ia memegang bagian ujung buritan kereta dan mengangkatnya seakan-akan itu adalah mainan anak kecil, dan ia berkata kepada dirinya bahwa ia memiliki kekuatan untuk menandingi kusir kereta; ketika mencerapnya, sebuah keinginan muncul untuk menghias dirinya. Pada saat itu, istana Sakka menjadi panas. Sakka, mencerap alasannya, berkata, “Keinginan Pangeran Temiya telah mencapai akhirnya, ia ingin didandani, namun bagaimana mungkin ia didandani dengan perhiasan manusia?” dan ia memerintahkan Dewa Visakamma untuk mengambil perhiasan surgawi dan mendandani Putra Raja Kasi. Maka pergilah Visakamma dan membalut pangeran dengan sepuluh ribu potong kain dan mendandaninya seperti Sakka dengan perhiasan surgawi dan manusia. Pangeran, yang memiliki semua kemegahan raja para dewa, pergi ke lubang yang tengah digali kusir kuda, dan berdiri di ujungnya dan berkata:

“Mengapa demikian buru-buru, wahai kusir? Dan untuk siapa Anda menggali lubang itu?Jawablah pertanyaan saya dengan jujur, apa yang Anda ingin perbuat dengan lubang itu?”Kusir kereta terus menggali lubang tanpa melihatnya dan berkata, “Raja kami menyadari bahwa putra tunggalnya cacat dan pandir, seorang dungu; dan saya diperintahkan menggali lubang ini dan mengubur putranya sampai tak terlihat lagi dari pandangan.”

Bodhisatta menjawab, “Saya tidak tuli ataupun pandir, sahabat, bukan cacat, ataupun saya tak berdaya:Jika dalam hutan ini Anda mengubur diri saya, maka Anda akan melakukan kejahatan besar.Lihatlah tangan dan kaki saya, dan dengarlah suara saya dan apa yang saya katakan: jika dalam hutan ini Anda mengubur saya, maka Anda akan melakukan

beberapa kuda yang memiliki pertanda sial ke kereta yang tidak mujur, dan taruh pangeran di dalamnya, dan bawa dia keluar melalui gerbang barat dan gali lubang dengan empat sisinya di tanah pekuburan; lemparkan pangeran ke dalamnya, dan hancurkan kepalanya dengan sisi belakang sekop dan bunuh dia, kemudian sebarkan tanah meliputinya dan buatlah gundukan tanah di atasnya dan setelah membersihkan dirimu, kembalilah kemari.” Pada malam keenam itu ratu memohon kepada pangeran, “Anakku, Raja Kasi telah memberi perintah agar engkau dikubur besok di tanah pekuburan, besok engkau pasti akan mati, Putraku.”

Ketika Bodhisatta mendengar hal ini, ia berpikir, “Wahai Temiya, enam belas tahun upayamu telah sampai pada akhirnya,” dan ia bergembira; namun hati ibunya seakan-akan terbelah menjadi dua. Namun ia tidak berbicara kepadanya karena khawatir keinginannya tidak terpenuhi. Pada akhir malam itu, pagi-pagi sekali, Sunanda si kusir kereta menyiapkan kereta kuda di depan gerbang, dan memasuki kamar kerajaan ia berkata, “Ratu, janganlah marah, ini adalah perintah raja.”

Kemudian Bodhisatta berpikir, “Inilah waktunya bagiku melakukan upaya; selama enam belas tahun aku tidak pernah menggerakkan tangan atau kaki, apakah mereka masih ada dalam kendaliku atau tidak?” Maka ia bangkit dan turun dari kereta. Ketika kakinya menjejak, bumi naik seperti kantung kulit yang diisi udara dan menyentuh bagian belakang kereta; ketika ia telah turun, dan berjalan mondar-mandir selama beberapa kali, ia merasa bahwa ia memiliki kekuatan untuk berjalan sepanjang seratus yojana dengan cara ini dalam waktu satu hari.

Kemudian ia merenung, “Jika

6 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

Page 11: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIKizin kepada pangeran muda itu untuk bertahan dalam kehidupan suci. Boddhisatta menyatakan:“Bahwa aku tidak membenci orang-tuaku, bahwa aku tidak membenci kemuliaan, namun karena aku menjunjung tinggi kemahatahuan, maka aku mempertahankan tekadku yang kuat.”

Demikianlah cerita tentang kekuatan tekad Boddhisatta dalam salah satu kelahirannya sebagai Pangeran Temiya, putra Raja Kasi. Dengan kekuatan tekad tersebut, Boddhisatta berhasil menyadarkan ayahnya akan akibat-akibat dari perbuatan buruk, dan menjalankan kerajaannya dengan berlandaskan kebenaran.

Marilah kita awali tahun 2021 ini dengan resolusi-resolusi yang akan membuat hidup kita lebih berarti bagi diri sendiri, bagi sesama, dan bagi semua makhluk. Semoga kita dapat menjalani resolusi yang telah kita buat dengan penuh semangat dan tekad yang bulat.

Selamat mengawali tahun 2021dengan tekad yang bulat, penuh harapan dan kebahagiaan.

Semoga semua makhluk selalu berbahagia, bebas dari penderitaan, dan tercapai cita-cita luhur mereka.

perbuatan buruk besar hari ini.”

Kemudian Sunanda merenung, “Pangeran ini, meninggalkan semua kemewahan kerajaan seakan-akan mereka bangkai membusuk, telah masuk ke dalam hutan, tidak goyah tekadnya untuk menjadi petapa, apa yang harus kulakukan terhadap hidup yang menyedihkan ini? Aku juga akan menjadi petapa bersamanya;” maka ia mengucapkan bait ini:“Saya pun akan memilih hidup sebagai petapa bersama Anda. Terimalah saya, wahai Pangeran, karena saya akan menjadi seperti Anda.”

“Kembalikan kereta ini dahulu, saat ini, Anda bukanlah orang yang bebas. Mereka berkata, bayarlah hutang Anda dahulu, baru kemudian mengambil ikrar petapa.”Kusir itu melaksanakan perintahnya. Ia merangkapkan kakinya dan, setelah memberikan penghormatan, memulai perjalanan seperti yang dipesankan gurunya.

Pada saat itu, Candadevi membuka jendela gerbang dan ketika ia bertanya-tanya apakah ada kabar mengenai putranya dan melihat ke jalan yang akan dilewati kusir ketika kembali, ia melihatnya kembali sendirian dan ratap tangisnya meledak.Sunanda melaksanakan perintah Bodhisatta dan menghibur ratu yang berduka dengan menuturkan fakta itu. Raja dan ratu mengunjungi putra mereka yang telah berbuat dengan keyakinan dan kebulatan tekad yang sedemikian rupa, untuk menghindari perbuatan-perbuatan buruk, yang harus dia lakukan selaku seorang raja. Ketika putra mereka berbicara tentang akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan yang salah dan berbagai ekstrim, yang telah dia jalani untuk menghindari perbuatan yang salah, raja mengubah cara-caranya. Dia memutuskan untuk memerintah kerajaannya dengan kebenaran, dan memberi

7MAJALAH NALANDA

Page 12: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

8 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

RUBIK

Page 13: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIK

9MAJALAH NALANDA

Page 14: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

10 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

Ngadas adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang,

Provinsi Jawa Timur. Terletak 48 km dari kabupaten Malang, Desa Ngadas merupakan desa yang didiami komunitas Suku Tengger. Sebenarnya, desa  Suku Tengger sendiri berjumlah 37 desa yang tersebar di 4 kabupaten yang

berada di area Bromo-Semeru. Jika di Lumajang, Probolinggo dan Pasuruan, desa Tengger tersebar di berbagai tempat maka tidak demikian dengan di Malang. Ngadas adalah satu-satunya desa Suku Tengger yang berada di Malang.

Awal mula keberadaan desa Ngadas sendiri dimulai tahun 1774. Ketika itu, terdapat seorang

tokoh bernama Mbah Sedhek beserta 7 pengikutnya yang membuka Desa Ngadas. Orang-orang Tengger yang mendiami Ngadas sekarang pun merupakan keturunan Mbah Sedhek beserta 7 pengikutnya. Tokoh lain yang turut berperan dalam membangun Desa Ngadas adalah Mbah Kadar, seorang romusha yang dibawa pemerintah kolonial Jepang pada masa Perang Dunia II. Kawasan

Mengenal “Buddha Jawa Sanyata” sebagai sekte Buddha yang terlahir di bumi Jawa dari

Suku Tengger desa Ngadas

LIPUTAN LUAR

Page 15: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIK

terlahir di bumi Jawa. Keyakinan yang baru seumur jagung ini dibentuk oleh kombinasi faktor pergolakan politik, isolasi lanskap, dan ajaran leluhur. “Kudu welas asih marang sepada-pada ning urip, ojo teksio marang sepada-pada ning urip,” jelas Ngatono tentang pilar ahimsa dalam ajaran Buddha Jawa Sanyata. Terjemahannya: “harus saling mengasihi sesama makhluk hidup, jangan semena-mena terhadap makhluk hidup.”

Ngatono, sesepuh dalam majelis Buddha Jawa Sanyata, dengan sarung khas Tengger bermotif kecubung yang merengkuh bahunya. Melalui dialah berkenalan dengan Buddha Jawa Sanyata, sebuah keyakinan minoritas yang merekah di Jawa Timur. Buddha Jawa Sanyata bisa dibilang adalah sebuah agama “hibrida.” Jawa Sanyata hadir lebih dulu sebagai agama Suku Tengger, semacam kebatinan Kejawen Jawa. Sedangkan Buddha adalah agama “impor” yang didapuk atas

dijumpai warga yang memakai sarung yang diikatkan ke badan. Sarung tersebut merupakan ciri khas Suku Tengger Ngadas yang berfungsi untuk mengusir hawa dingin serta agar tidak nyasar sebagaimana pepatah yang berlaku di Ngadas, ”ora nyasar ora ndhelurung”. Akibat hawa dingin yang menyelimuti Desa Ngadas pula sehingga rata-rata rumah yang ada disana memiliki tungku yang biasa digunakan untuk menghangatkan badan.

Desa Ngadas bersemayam di pintu barat Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, kawasan yang sudah didiami Suku Tengger selama lebih dari tiga abad. Jika mayoritas desa Tengger yang tersebar di Lumajang, Pasuruan dan Probolinggo didominasi agama Hindu, tidak demikian di Desa Ngadas. Justru Suku Tengger yang mendiami desa tersebut lebih banyak memeluk Budha Di dataran tinggi inilah Buddha Jawa Sanyata menancapkan akarnya sebagai sekte Buddha yang

Ngadas sendiri sebenarnya terdiri dari dusun Jarak Ijo yang berada di bawah serta Desa Ngadas itu sendiri. Uniknya, desa tersebut hanya didiami Suku Tengger dan tidak ada warga yang berstatus sebagai pendatang. Hal tersebut makin diperkuat dengan aturan tak tertulis yang berlaku di Desa Ngadas bahwa tanah yang dimiliki Suku Tengger tidak boleh diperjualbelikan. Suku Tengger Ngadas sendiri terkenal sangat ramah terhadap pengunjung yang datang kesana.

Mayoritas penduduk Ngadas bermata pencaharian sebagai petani. Umumnya, mereka memiliki ladang yang tersebar di sekitar Desa Ngadas. Hasil andalan pertanian Ngadas berupa kentang dan bawang pre yang dijual ke Batu dan Lawang. Selain itu,warga Ngadas juga terbiasa memiliki ternak yang dikandangkan didekat ladang mereka.

Hal lain yang bisa ditemui ketika berkunjung ke Ngadas, disepanjang jalan banyak

11MAJALAH NALANDA

Page 16: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIKuntuk menggali ajaran Buddha itu seperti apa,” kenang Ngatono. “Dan selama tiga tahun, dari 1992 sampai 1995, saya mencari informasi bagaimana membentuk kepengurusan organisasi di Walubi Kabupaten Malang, sekalian belajar ajaran Dharma.”

Latar sejarah yang rumit itu turut membentuk kaidah-kaidah kompleks yang kini dijalankan oleh Buddha Jawa Sanyata. Dalam konsep teologinya, terlihat gamblang beberapa elemen Kejawen masih memberikan warna yang dominan, sementara sentuhan Buddha hadir dalam bentuk terminologi dan filosofi.

Dalam Buddha Jawa Sanyata, Tuhan diberi nama Sang Hyang Wenang ing Jagad. Tapi Dia tidak berdiri tunggal. Umat juga menyembah Eyang Ibu Bumi sebagai sosok yang mengalirkan kesuburan pada bumi. Selain itu, ada Ki Semar dan Sri Raja Mahadewa Buddha (yang kemudian mereka kenal sebagai Siddhartha)—dua figur yang dipandang sebagai pembawa wahyu Tuhan dan guru spiritual yang mengajarkan welas asih. Terlepas dari kompleksitas ajarannya, Buddha Jawa Sanyata mungkin lebih patut dikenal sebagai ajaran yang mewartakan toleransi. Pada pertengahan 1980-an, Islam dan Hindu mulai mengisi ruang-ruang keyakinan di kawasan Tengger. Batas-batas toleransi pun diuji, dan Ngadas berhasil lolos dengan rapor biru. “Jadi kita hidup harus saling menyayangi, dan jangan sampai kebahagiaan manusia terhalang oleh perbedaan” ujar Ngatono.

Umat Buddha Jawa Sanyata

tuntutan zaman. Persekutuan iman ini bisa dilacak akarnya pada masa transisi dari rezim Orde Lama ke Orde Baru.

Pada 1965, Indonesia diguncang pergolakan politik. Warga Ngadas yang mengalami momen tersebut merasakan bagaimana Indonesia seolah terbelah antara pemeluk agama dan pendukung komunis yang dianggap ateis. Polemik pun muncul. Agama memiliki definisi yang presisi, begitu pula komunisme, sementara keyakinan-keyakinan lokal semacam Jawa Sanyata berada di daerah abu-abu—tidak ke “kiri” ataupun “kanan.”

Atas tuntutan zaman, penganut Jawa Sanyata kemudian mengambil solusi darurat. “Saat itu, sekitar tahun 1970, kami memutuskan untuk memeluk Buddha. Alasannya jelas, ajaran Jawa Sanyata memang lebih mengarahkan kami untuk memilih ajaran Buddha. Kami juga mengenal sosok Sri Raja Mahadewa Buddha. Dari situlah ajaran Buddha Jawa Sanyata lahir,” ujar Ngatono. Tanpa disadari, keputusan tersebut memberi keuntungan jangka panjang. Pada 1978, pemerintah melakukan perampingan agama dengan mengakui hanya lima agama resmi: Hindu, Buddha, Katolik, Protestan, dan Islam. Dengan menjadi sekte Buddha, Jawa Sanyata bukan cuma selamat dari cap “komunis,” tapi juga lolos dari stempel “menyimpang.”

Proses peleburan Jawa Sanyata dan Buddha berlangsung pelan. Warga baru mengenal sosok Siddhartha Gautama pada 1992. “Saya masih ingat, tanggal 2 bulan 11 tahun 1992 saya memutuskan

12 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

Page 17: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIK

http://destinasian.co.id/potret-kehi...tanah-tengger/

http://ngalam.id/read/3739/desa-wisata-ngadas/

https://www.kaskus.co.i/thread/5a953946529a45a4028b4577/ mengenal-desa-ngadas-desa-tengger-mayoritas-buddha-satu-satunya/

mengelola perbedaan.

Sumber:

https://www.kompasiana.com/andydharm...3311f94b510391

https://www.goodnewsfromindonesia.id...ngsi-majapahit

https://sartikaalfatih.wordpress.com...dat-dan-agama/

percaya, perbedaan diciptakan Tuhan sebagai sumber kebahagiaan, bukan pangkal malapetaka. Di antara para turis yang sibuk memotret sunrise, di antara jip-jip uzur yang menderu di padang pasir, di antara harum edelweiss dan aroma busuk belerang, Bromo ternyata menyimpan petuah penting tentang bagaimana kita menjalankan keyakinan dan

13MAJALAH NALANDA

Page 18: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, resolusi adalah

putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang), pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Pada umumnya pembahasan tentang resolusi sering kali mewarnai halaman-halaman media cetak, media elektronik, dan media sosial

pada momen pergantian tahun. Resolusi merupakansuatu impian atau tujuan yangingin dicapai oleh seseorang. Resolusi bukanlah parameter untuk menentukan kesuksesan seseorang, walaupun banyak orang yang sukses berawal dari sebuah resolusi.

Artikel ini akan membahas seberapa penting resolusi bagi seseorang, apakah induk dari semua resolusi, serta bagaimana keteladanan Buddha dalam mewujudkan resolusi yang telah ditetapkanNya.

Seberapa Penting Resolusi?

Mengutip dari ITS Online pada laman www.its.ac.id, berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh Richard Wiseman dari Universitas Bristol  menunjukkan bahwa 88% dari mereka yang memiliki resolusi tahun baru gagal mewujudkannya. Padahal, 52% dari responden yakin pada awalnya bahwa mereka akan berhasil mewujudkannya. Sumber

yang sama mengutip artikel U.S. News yang menyebutkan bahwa sekitar 80% resolusi tahun baru yang dibuat oleh orang Amerika gagal dipertahankan saat baru memasuki minggu kedua bulan Februari. Terhitung belum genap dua bulan, resolusi-resolusi yang dibuat penuh optimisme itu sudah menguap entah kemana.

Data di atas memberikan gambaran walaupun pada awalnya sebanyak 52% responden optimis akan berhasil mewujudkan resolusi tahun barunya, namun pada akhirnya hanya12% responden yang berhasil mewujudkannya. Pada penelitian lain terdapat 20% responden yang mampu mempertahankan resolusinya hingga melewati rentang waktu satu setengah bulan. Walaupun ini merupakan dua penelitian berbeda dengan responden yang berbeda pula, namun jika keduanya coba dikaitkan, maka 12% dari 20% responden

FOKUS

Oleh: Sukiman, S.Ag., M.Pd.B.

Resolusi Kebahagiaan

14 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

Page 19: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIKAchievable, Relevant, dan Time-bound.

Resolusi yang baik harus dibuat sespesifik mungkin,jangan ambigu. Contoh, “Mulai Januari 2021 saya akan menabung secara rutin setiap bulan sebesar minimal dua juta rupiah” lebih spesifik jika dibandingkan, “Saya akan menabung secara rutin di tahun 2021”.

Resolusi yang dapat diukur (measurable) berarti memiliki indikator ketercapaian yang jelas. Menabung secara rutin di tahun 2021 tidak jelas tolok ukurnya. Apakah rutin per bulan, atau per dua bulan, atau per tiga bulan, atau per berapa bulan? Besar tabungan rutinnya apakah seratus ribu, limaratus ribu, sejuta, atau berapa?

Resolusi hendaknya dibuat sesuai dengan kondisi dan memungkinkan untuk dapat dijangkau (achievable). Hal ini bukan berarti seseorang tidak boleh bermimpi besar, namun buatlah rencana besar menjadi

bagaimana resolusi tersebut dibuat untuk direalisasikan. Realisasi atau ketercapaian resolusi dipengaruhi oleh tiga elemen, yaitu Perencanaan SMART, Perlaksanaan OCE, dan Evaluasi TOP. Ketiga elemen ini membentuk sebuah siklus.Setiap elemen saling terkait, saling menunjang, dan saling menyempurnakan, sebagaimana tergambar dalam bagan dan narasi berikut.

PerencanaanSMART, mengutip dari Jurnal Management Review yang dimuat pada laman kumparan.com merupakan perencanaan yang memenuhi unsur Specific, Measurable,

yang mampu mempertahankan resolusinya hingga melewati rentang waktu satu setengah bulan dapat mewujudkan resolusinya. Ini berarti 60% responden yang konsisten mempertahankan resolusinya hingga melewati rentang waktu satu setengah bulan dapat mewujudkan resolusi tersebut.

Data di atas dapat dimaknai bahwa resolusi menjadi sangat penting jika didasari dengan keyakinan kuat dan konsistensi untuk mencapainya. Resolusi tanpa dasar keyakinan dan usaha konsisten dalam mewujudkan ibarat orang yang ingin menjadi dokter tetapi tidak kuliah di kedokteran, atau seorang mahasiswa yang ingin lulus cumlaude tetapi tidak serius belajar. Hal ini yang mendasari ungkapan bahwa resolusi bukan sekedar ungkapan keinginan seseorang.

Resolusi yang Bermakna

Kebermaknaan resolusi bukan pada apa resolusinya, tetapi

15MAJALAH NALANDA

Page 20: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIKResolusi Untuk Kebahagiaan

Harus dipahami bahwa semua resolusi yang dibuat oleh setiap orangbertujuan untuk memperoleh kebahagiaan dalam kehidupannya.Orang yang membuat resolusi menabung secara rutin dalam jumlah tertentu berharap dapat memanfaatkan uang tabungannya untuk hal-hal yang membuatnya bahagia. Orang lainmembuat resolusi untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahannya pada waktu tertentu karena ia akan bahagia jika mampu lulus kuliah sesuai yang direncanakan.

Harus dipahami pula bahwa tercapainya resolusi bukanlah segala-galanya.Terdapat dua bahaya jika seseorang menganggap bahwa tercapainya resolusi adalah segala-galanya. Bahaya pertama, orang tersebut cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai resolusi, termasuk cara-cara yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Hal ini dapat menjauhkan dia dari kebahagiaan, dan menimbulkan penderitaan baginya selama proses merealisasikan resolusi maupun setelah tercapainya resolusi. Orang seperti ini tidak dapat memperoleh manfaat dari resolusi yang dibuatnya.

Bahaya kedua, orang tersebut

yang telah disusun.

Sebagian besar resolusi membutuhkan waktu yang cukup panjang dan pencapaian bertahap. Oleh karena itu dibutuhkan usaha yang berkesinambungan dan berkelanjutan (continue) untuk dapat mengarah pada puncak pencapaian resolusi tersebut.

Efektifitas waktudan keinginan harus dilakukan agar dapat fokus pada pencapaian resolusi. Ibarat orang berjalan menuju suatu tempat, fokus sangat dibutuhkan agar dia tidak salah jalan karena lengah atau tergoda oleh keinginan-keinginan lainnya.

Perencanaan SMART dan pelaksanaan OCE harus disempurnakan oleh evaluasi TOP, yaitu proses penilaian sebagai sarana refleksi dengan mengacu pada prinsip kejujuran atau keterbukaan (Transparent), bukan menghakimi tetapi mengarahkan untuk ketercapaian objek/tujuan (Objective), dan sebanding (Proportional). Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi diri atau refleksi diri untuk mengetahui sejauh mana progress usaha untuk merealisasikan resolusi, dan memantapkan kembali tekad untuk mencapai resolusi.

langkah sederhana yang dapatdijangkau sedikit demi sedikit.

Resolusi yang dibuat hendaknya relevan dengan kebenaran, yang berarti memiliki tujuan baik dan tepat untuk diri dan orang lain.

Resolusi yang dibuat hendaknya memiliki batasan waktu (time bound). Timeline yang dibuat juga harus dapat dijangkau. Anda harus fokus memikirkan seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sebuah perubahan tertentu. Ingat, fokus dari mulai perubahan terkecil untuk maju ke perubahan selanjutnya. Jadi yang perlu pikirkan adalah periode waktu untuk setiap perubahan yang akan dibuat. Lantas, fokus terhadap setiap tahapnya untuk membuat sebuah kemajuan yang berarti untuk resolusi tersebut.

Perencanaan SMART harus ditindaklanjuti dengan pelaksanaan OCE, yaitu usaha untuk mewujudkan resolusi dengan mengacu pada prinsip Observable, Continue, dan Effective.

Dampak perbahan karena adanya resolusi hendaknya dapat diamati (observable).Perubahan yang diharapkan tentunya perubahan ke arah positif dari waktu ke waktu sesuai target perencanaan

16 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

Page 21: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIK

17MAJALAH NALANDA

tetaplah bahagia walaupun memperoleh kerugian.

Jangan hanya bahagia ketika kondisi menyenangkan, tetapi tetaplah bahagia walaupun kondisi menyedihkan.

Jangan hanya bahagia saat termasyur, tetapi tetaplah bahagia walaupun sedang terpuruk.

Referensi

Sri Dhammananda. Keyakinan Umat Buddha. Jakarta: Yayasan Penerbit Karaniya, 2005.

Wijaya Mukti, Krishnanda (editor). Spektrum Ajaran Buddha: Kumpulan Tulisan Piyadassi Mahathera. Jakarta: Yayasan Pendidikan Buddhis Tri Ratna, 2003.

https://kumparan.com/temali/membuat-resolusi-tahun-2020-dengan-metode-smart-1sMdAk5MEQb/full

https://www.its.ac.id/news/2020/01/01/resolusi-tahun-baru-penting-atau-tidak/

studinya. Tetapi berapa lama ia bersuka cita dalam kebahagiaan karena tercapainya resolusi tersebut? Secara umum kebahagiaan tersebut tidak akan mampu bertahan lama karena ia harus menghadapi realita dan tantangan setelah lulus kuliah. Sebandingkah dengan waktu selama delapan semester menyia-nyiakan kebahagiaan? Lalu bagaimana pula seandainya pada semester kedelapan ia belum berhasil lulus?

Pencapaian resolusi akan menimbulkan kebahagiaan, tetapi proses untuk mencapai resolusi harus dijalani dengan penuh kebahagiaan pula. Pencapaian hanyalah satu momen, tetapi proses pencapaian bisa lebih dari ribuan momen. Mari membuat resolusi untuk bahagia setiap saat dan dalam kondisi apapun.

Jangan hanya bahagia ketika dipuji, tetapi tetaplah bahagia walaupun dicela.

Jangan hanya bahagia ketika memperoleh keuntungan, tetapi

hanya akan fokus pada pencapaian resolusi dan cenderung mengabaikan proses pencapaian resolusi. Orang seperti ini telah menyia-nyiakan atau mengabaikan sebagian besar waktunya untuk tidak bahagia. Sebagai contoh, seorang mahasiswa strata satu (S1) yang pada awal perkuliahan membuat resolusi untuk lulus pada semester delapan. Ini merupakan resolusi yang bagus, tetapi menjadi tidak baik jika mahasiswa tersebut berprinsip lulus pada semester delapan adalah segala-galanya. Bisa jadi ia mengorbankan waktu, persahabatan, bahkan masa mudanya untuk mengejar target resolusinya.

Nilai-nilai bagus yang ia dapatkan pada tiap semester dan pujian dari orang lain belumlah cukup membuat dia bahagia karena ia berprinsip hanya akan bahagia setelah lulus pada semester delapan. Dapat dibayangkan betapa bahagianya dia ketika pada semester delapan benar-benar mampu menyelesaikan

Page 22: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

18 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

Asubha Bhavana

Manusia umumnya memiliki nafsu sekual yang meluap-luap; begitu mudah tergoda oleh bau

harum wangi-wangian yang disemprotkan ke kulit manusia, begitu haus akan belaian, begitu bernafsu melihat kepadatan dan ke-“sintal”-an tubuh. Hal-hal ini merupakan salah satu sebab manusia terikat dalam samsara, dan tidak bisa menggapai kebebasan sempurna dari penderitaan. Untuk anda yang memiliki watak seperti ini, maka, daripada anda membiasakan diri berpikir, berucap, dan berbuat yang mengumbar nafsu ada baiknya sesekali merenungkan atau bermeditasi dengan objk Asubha, sebagai sebuah bahan perenungan, bahwa apa yang selama ini membuat anda tergila-gila, tidaklah berarti, dan bahwa semuanya adalah: tidak-kekal, oleh karenanya tidak layak diinginkan.

Asubha artinya menjijikkan,

bhavana adalah pengembangan batin. Cara pemikiran yang sesuai atau perkembangan pengertian terhadap sesuai sifat kotor dari badan jasmani, adalah disebut “asubha bhavana”. Pengembangan batin terhadap “kekotoran” ini telah dianjurkan Sang Buddha sebagai suatu praktek yang penting di dalam kalimat-kalimat sebagai berikut :

“ Asubham, Rahula, bhvanam bhavehi, asubham hi te Rahula, bhavanam bhavayato yo rago so pahiyissati”.

Arti : “Kembangkanlah, Rahula, asubha bhavana, karena apabila engkau mengembangkannya, maka kenafsuan akan berakhir.” ( Majjhima Nikaya. I. 424 ).

“ Asubha bhavetabba ragassa pahanaya”.

Arti : Perenungan terhadap Asubha harus dilaksanakan untuk penghancuran nafsu-nafsu”.

(Anguttara Nikaya.IV.357).

Yang menyebabkan semua makhluk bekelana dalam samsara adalah karena :

1. Keserakahan akan keindriaan (Lobha)

2. Kebencian ( Dosa )

3. Kebodohan batin / kegelapan batin ( Moha ) ; yakni batin yang tanpa “kebijaksanaan” (Panna) dalam memahami dan memandang dunia.

Makhluk-makhluk yang berdiam di alam dunia indria dikuasai oleh keinginan yang berfungsi melalui lima (5) indra. Untuk banyak alasan, badan jasmani tidak hanya merupakan suatu belenggu yang mencegah pelepasan dari kesengsaraan, tetapi juga merupakan suatu gangguan yang terus menerus.

Karena itu, belenggu “keindriaan”

MEDITASI

Page 23: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIK

19MAJALAH NALANDA

menggambarkan keadaan badan jasmani yang dikerumuni berbagai jenis cacing , belatung, ulat , dan binatang-binatang menjijikkan, adalah sesuai terhadap seseorang yang bernafsu terhadap kecantikan yang dihasilkan oleh perhiasan-perhiasan.

10. Atthika (Suatu kerangka mayat / tulang-belulang.)

Tulang kerangka, menggambarkan kengerian dari tulang-tulang badan jasmani, adalah sesuai bagi seseorang yang bernafsu terhadap kesempurnaan dari gigi dan kuku-kuku.

Inilah kesepuluh golongan mayat yang dapat digunakan menjadi objek pemusatan perhatian bagi yang memiliki “Raga Carita”. Kesepuluh golongan mayat ini sepatutnya kita renungkan, hingga meresap dalam batin, dan lalu kita menarik kesimpulan, ” Tubuhku ini juga demikian halnya, terserang pembusukan dan kelapukan, tak terhindarkan.”

Semoga bermanfaat bagi perkembangan batin kita semua. Semoga kita semua mencapai pembebasan dari samsara.

Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!

Sadhu… Sadhu… Sadhu… .

Sumber: https://ratnakumara.wordpress.com/buddha/samadhi/latihan-memurnikan-pikiran/asubha-bhavana/

jasmani yang “padat-berisi” / sintal / “sekel” ( bahenol ).

5. Vikkhayitaka (Suatu mayat tersobek-sobek.)

Mayat tersobek-sobek menggambarkan kehancuran dari kesempurnaan dan kepadatan daging adalah sesuai bagi seseorang yang bernafsu terhadap kepadatan daging di dalam bagian-bagian tertentu badan jasmani seperti dada, pantat, paha, dan lain-lain.

6. Vikkhittaka (Suatu mayat terpisah-pisah.)

Mayat terpisah-pisah dengan anggota-anggota badan jasmani yang berserakan, adalah sesuai bagi seseorang yang bernafsu terhadap pergerakan badan jasmani yang lemah lembut, anggun, ayu, lemah gemulai.

7. Hatavikkhittaka (Suatu mayat terpotong dan terpisah-pisah.)

Mayat yang terpotong-potong dan terpisah-pisah dengan sendi-sendi yang terlepas, adalah sesuai terhadap seseorang yang bernafsu terhadap kesempurnaan sambungan-sambungan badan jasmani.

8. Lohitaka (Suatu mayat berdarah.)

Mayat berdarah, menunjukkan kejijikan badan jasmani yang dilumuri dengan darah, adalah sesuai terhadap seseorang yang bernafsu terhadap kecantikan yang dihasilkan oleh perhiasan-perhiasan.

9. Puluvaka (Suatu mayat dikerumuni oleh cacing-cacing.)

Mayat dikerumuni cacing-cacing,

ini harus dipatahkan bila kebahagiaan-sejati ( Nibbana ) ingin diraih. Kita memerlukan kebijaksanaan untuk mematahkan ini, yaitu bahwa segala di dunia ini tidak ada yang kekal, termasuk badan jasmani.

Perenungan terhadap badan jasmani sebagai hal yang menjijikkan dalam Dhamasangani yang berkaitan dengan pencapaian Jhana Pertama digolongkan sebagai berikut :

1. Uddhumataka (Suatu mayat menggembung.)

Mayat menggembung, mencontohkan kelapukan badan jasmani. Perenungan terhadap mayat menggembung cocok bagi seseorang yang bernafsu terhadap kecantikan/kemolekan/keseksian bentuk tubuh.

2. Vinilaka (Suatu mayat berubah warna.)

Menunjukkan kelapukkan kulit, sesuai bagi seseorang yang bernafsu terhadap kecantikan kulit dan wajah.

3. Vipibbaka (Suatu mayat bernanah.)

Mayat bernanah dengan bau busuk yang keluar dari luka pada badan jasmani, cocok bagi seseorang yang bernafsu terhadap bau manis badan, yang dihasilkan dengan cara2 buatan, seperti parfum, bunga-bunga, wangi-wangian, dan salep-salepan.

4. Vicchiddaka (Suatu mayat membelah.)

Mayat membelah, menunjukkan adanya bermacam-macam lubang didalam badan jasmani adalah sesuai bagi seseorang yang bernafsu terhadap bentuk badan

Page 24: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

OPINI

Para pembaca yang budiman, saya ingin berbagi sebuah cerita klasik yang saya baca pada sekitar tahun 2011

mengenai bagaimana amarah bisa memainkan peran sebagai panah beracun. Kisah tersebut saya ilustrasikan seperti berikut:

Hiduplah seorang anak remaja yang memiliki sifat pemarah, dalam tutur katanya selalu dipenuhi oleh emosi, amarah, serta keluhan. Ketika cuaca panas, ia mengomel dengan amarah, ketika cuaca dingin

Amarah dan Paku Kebencian

kembali mengeluh dengan amarah, tiada hari tanpa amarah atau emosi negatif dari dirinya. Suatu hari, anak ini berjalan menuju sebuah taman untuk menyendiri karena penat dengan amarah dan emosi negatif yang selalu menyelimutinya. Ia pun bertemu dengan seorang kakek tua yang terlihat sangat tenang dan membawa aura positif. Kemudian, anak ini bertanya kepada kakek tersebut mengapa ia bisa memancarkan aura tenang seperti itu? Kakek tersebut menjawab dengan senyum bahwa pengendalian diri adalah

Oleh: Frenky

20 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

Page 25: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIKyang kita ketikkan tersebut sudah sesuai dan tepat pada kondisinya? Atau malahan memicu terjadinya perpecahan dan amarah kebencian?

Mari sama-sama kita renungkan hal tersebut, seyogyanya ketika kita beropini maupun berbicara kepada orang yang lebih tua, satu level, bahkan lebih muda dibanding kita, kata-kata tersebut seharusnya dipilah terlebih dahulu agar tidak mengandung amarah kebencian. Dengan demikian kita semua bisa berlatih untuk mengembangkan ucapan benar (Samma Vaca). Sebelum kita mengucapkan atau mengetikkan sesuatu, bolehkan sejenak kita renungkan apakah kata-kata tersebut Benar? Baik? Bermanfaat? Jujur? Tepat Sasaran dan Beralasan? Sesuai pada kondisinya? Penerimanya siap? Jika jawabannya adalah YA, YA, dan YA! Maka silahkan lakukan.

Vacṅpakopaṁrakkheyya – Vācāyasaṁvutosiyā

Vacṅduccaritaṁhitvā – Vācāyasucaritaṁcare’ti.

Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan ucapannya, hendaklah ia mengendalikan ucapannya. Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui ucapan, hendaklah ia giat melakukan perbuatan-perbuatan baik melalui ucapan.

(Dhammapada 232)

kuncinya. Singkat cerita, anak ini menceritakan apa yang ia alami dan meminta arahan dari kakek tersebut supaya ia bisa mengurangi sikap marahnya.

Kakek tersebut menunjuk sebuah papan di hadapan mereka dan memberikan sebuah paku kepada anak itu, lalu meminta anak itu untuk menancapkan paku tersebut, setelah paku-pakunya ditancapkan, kakek itu meminta anak tadi mencabut kembali paku yang telah ditancapkan kemudian bertanya, “Hai adik, apa yang kamu amati setelah melakukan apa yang saya minta?”, Anak itu menjawab “Aku melihat sebuah bekas lubang paku pada papan tersebut”, Kakek tersebut dengan tersenyum menyambut perkataannya, “Benar, hal itu sama seperti ketika kamu mengucapkan sesuatu kepada orang lain dengan amarah, ibaratnya kamu melemparkan paku-paku kebencian ke hati orang tersebut, walaupun kamu tidak sengaja dan waktu sudah berlalu tetap saja bila orang tersebut belum memaafkannya bekasnya masih ada. Bekas itu ibarat bekas lubang dari paku yang kamu tancapkan dan rasanya akan sangat sakit”. Mendengar perkataan tersebut, anak remaja tadi kembali merenung dan sadar mengenai apa yang selama ini ia lakukan dan mulai berlatih mengendalikan diri dalam mengontrol ucapannya.

Para pembaca, bila jaman dahulu kita sering mengenal pernyataan “Mulutmu adalah harimaumu”, sekarang kita bisa mendapati pernyataan baru yakni “Jarimu adalah harimaumu”. Tentu dengan perkembangan teknologi memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan seluruh dunia melalui media sosial hanya dengan ketikan jari. Namun pertanyaannya, apakah kata-kata

21MAJALAH NALANDA

Page 26: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

22 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

LAPORAN DONATUR

DONATUR BEASISWAYAYASAN DANA PENDIDIKAN BUDDHIS NALANDA

BULAN NOVEMBER 2020

Terima kasih dan Anumodana, telah berpartisipasi menjadi donatur Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda. Semoga

Kebajikan yang dilakukan membuahkan kebahagiaan dan dapat merealisasikan cita-cita luhur, hingga tercapainya Nibbana.

No Nama Donatur No Nama Donatur No Nama Donatur No Nama Donatur No Nama Donatur

1 Ibu Lisa 40 Almarhum Subianto & Almarhumah Amung 79 Bapak Jaya dan Keluarga 118 Ko Desmond 157 Hermina

2 Ibu Lim Lianawati 41 Oma Cece 80 Bapak Verky Lietua 119 Ibu Juliani Tanuwiguna 158 Helen Cynthia3 Wanmei, Tungsen 42 Bapak Andi William 81 Asien 120 Bapak Tan Eng Tjoan 159 Hartono Sanjaya

4 Suyati Tandana dan Keluarga 43 Ibu Ang Tjie Phing 82 Yu Sui Cin 121

Mendiang Mama Saya NG NJUK KIE Agar Dapat Dilahirkan Di Alam Bahagia Dan Terhindarkan Dari Penderitaan

160 Ibu Mona

5 Popoh 44 Bapak Budhi Pranoto 83 Bapak Paul Ony 122 Bpk hero Tio 161 Bapak Ricky Moiras6 Ibu Erfinna 45 Up Jaya Dhammo Keluarga 84 Bapak Wilvan 123 PD. Jati Abadi 162 Bapak Eddy

7 Alm. Ichwan Rusli 46 Ibu Merry Natalia 85

Lim hui Phing dan Semua Makhluk yang Berhubungan dengan Lim Hui Phing dan keluarga

124 Suwani 163 Kim Fa

8 Ibu Mimi Lam 47 Bapak Edi Chow 86 Ibu Sylvia Sugianto 125 Ibu Lie Tjoe 164 Bapak Suharjo Kusuma9 Ibu Yunita 48 Bapak Hardjono Subur 87 Ibu Akiun 126 Ibu Erlina 165 Ibu Rachmawati Arief

10 Susy Youlia 49 Bapak Lo Willy Prang 88 Ibu Verawati 127 Ibu Lily dan Keluarga 166 Alm. Tie Cai Lieng11 Nn 50 Linda Suriaty Lie 89 Feilishka 128 Ibu Mei Tjen 167 Ibu Meyang

12 Bapak Chris Lazuardi 51 Ibu Citta Samutthana 90 I Gede Raka Putra Gunawan 129 Dr. Anak Agung G.Putra Wiraguna 168 Leeu Lie

13 Bapak Tomy 52 TB. Bangun Jaya - Lodan (Yohan - Lestari - Viriya - Jenny) 91 Bapak Hendry Husin 130 Ibu Hunlie 169 Almarhumah Ang Kok Tau

14 Bapak Hadi Rachman 53Alm. Mami The Kin Nio, Alm. Papa Lauw Tjie Lay, Alm. Engku The Seng Tjay

92 Ibu Yesi Yunitasari 131 Julianto 170 Ibu Liauw Tjoei Djoen

15 Ibu Ratna Sari Wiguna Ang 54 Ibu Yulyani Arifin 93 Ibu Se Ca 132 Ibu Susan 171 Miss Nelly

16 Sherly 55 Semua Leluhur 94 Johan Hartono Ho dan Almh. Linda Sudiman 133 Keluarga Sujanto dan Meliana 172 Bapak Mansjur

17 Morison Lim 56 Bapak Ardi 95 Bapak Sugianto 134 Ibu Melani dan Keluarga 173 Bapak Yanto18 Kosmar atau Lim Hui Ping 57 Ibu Herawati 96 Bapak Nicholas Justin Antonio 135 Ibu Larisa Rafifah 174 Edrick Giovanni Tioris

19Almarhum Mursalim (Lim Sim Mui) dan Almarhumah Titi Sunarti (Lie Cin Ti)

58 Liu Yek Mei, Angelica Berneta/ Xu Shi Xuan, Ang Kim Luan 97 Ihan Hardiono 136 Bapak Sakya Putra 175 Edbert Frederic Tioris

20 Bapak Eddy Sutanto 59 Alm. 许许许/ Asim dan Alm. 许许许 / Aho 98 Almh. Khoe Khiun Lip 137 Bapak Maryadi 176 Bapak Jhonson dan Keluarga

21 Ibu Lisa 60 Bapak Nengah Purna 99 Alm. Lie Cau Ming 138 Leluhur Janin Bayi Aman dan Liu Yek Mei 177 Vincenzio Geraldo Tanafa

22 Bapak Kusim 61 Bapak Andi 100 Widiyanti Atmadja 139 Ibu Nandavati 178 Alm. Rusdy Anwar

23 Para Leluhur dan Semua Makhluk 62 Bapak Kurnia Cahyadi Yosep 101 Bapak Sudirman 140 Ibu Huang She Lin 179 Almh. Lie Tioe Ngo

24 Bapak Tokyoso 63 Ibu Merry Tjahyadi 102 Ibu Liu Lie Sie 141 Thresia Megasari Ruslim 180 Almh. Ang Koey Toan25 Neva, Junha 64 Ko Riche 103 Bapak Sundie 142 Bapak Yanto Hidayat 181 Almh. Ang Koey Lian

26 Mendiang Leluhur dan Keluarga Besar Gunawan Halim 65 Bapak Kusno 104 Tan El Yan 143 Bapak Heryanto 182 Alm. Surya Gijanto

27 Bapak Djoni 66 Bapak Oey Soh Hui 105 Lili Sutanti 144 Ibu Peitryn 183 Leluhur Keluarga Ang28 Leluhur Keluarga Thio, Lie, Gan 67 Ibu Justine 106 Ibu Shanty 145 Bapak Henky dan Keluarga 184 Asen, Lisa, Dan Metta29 Bapak Yusdin Husen 68 Randi Ricky 107 Ibu Miranita 146 Bapak Adi Tandean 185 Leluhur Keluarga Lie30 Bapak Wahjudi Gatot 69 Alm. Tjoa Tjit Sing 108 Bapak Teja Suyapto 147 NN 186 Bapak Frans Sanjaya31 Ibu Christin 70 Bapak Herby Jonatan 109 Ibu Ong Tjin Ing 148 Ibu Erawati 187 Gou Go Siang32 Ibu Poo Hong Kie 71 Bapak Ronny Ruslim Sekeluarga 110 Ibu Shya shya 149 Bapak Budiman 188 Ibu Melianti

33 Bapak Erron 72 Bpk Aheng 111 Ibu Anita dan Bapak Anthony William 150 Go Bie Tin 189 Bpk Halim

34 Ibu Shanti Wira 73 Bapak Kawinata Budiman 112 许许许, 许许许, 许许许, 许许许, 许 许 许 & 许许许 151 Bapak Sugianto 190 Bapak Yusdin Husen

35 Ibu Betty Gunawan 74 Bapak Anthony Wibisono 113 Alm. Nayaka Aruna Winata 152 S 1 191 Bapak Yohan

36 Alm. Filahawan dan Almh. Oeaiti 75Bapak Suanto, Ibu Tjong Kim Moy, Bapak Ng. Sin Hian dan Ibu Chin Su Ju

114 Ibu Fenny dan Keluarga 153 Ibu Kartini Tanudjaja 192 Tresia Phang

37 Alm. Halwi Filhawan dan Alm. Eric S. Kosasih 76 Bapak Phua Hong 115 Ibu Surtini 154 Fudy

38Mendiang Muliadi Tjandrahusin dan Mendiang Lennawati Djunaidi

77 Ibu Jusmerry Chandra 116 Ibu Wong Renny 155 Bapak Erik Wijaya Limota

39 Ibu Rita 78 Ibu Cindy Lestari 117 Ayling 156 Lina Melani Tan

Page 27: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

23MAJALAH NALANDA

LIPUTAN NALANDA

Di penghujung tahun 2020 Pengurus Cetiya Nalanda melakukan upacara pelimpahan jasa kepada leluhur atau keluarga yang telah meninggal, agar para leluhur mendapatkan kebahagiaan. Upacara

pattidana ini dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2020 Upacara Pattidana yang berlangsung di Cetiya Nalanda diikuti oleh ratusan umat yang tergabung dalam aplikasi zoom dan youtube. Kegiatan Pattidana dimulai pada pukul 16.45 WIB hingga pukul 18.30 WIB. Pada kegiatan upacara Pattidana ini YM. Bhikkhu Dhammiko Thera menyampaikan kotbah Dhamma tentang tiga syarat pelimpahan jasa. Walaupun kegiatan Pattidana ini dilakukan secara online namun tidak mengurangi semangat umat untuk mengikuti kegiatan ini hingga selesai. Upacara Pattidana ditutup dengan pembacaan Paritta Etavatta atau sering disebut Pelimpahan Jasa. Terlaksananya upacara Pattidana ini tidak lain adalah karena dukungan dari para dermawan. Untuk itu para umat dan pengurus Cetiya Nalanda mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan dukungan para dermawan pada upacara Pattidana kali ini. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

PATTIDANA CETIYA NALANDA

Page 28: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

Banyak orang bekerja siang malam tanpa peduli pada kesehatannya, demi uang! Tapi ketika iajatuh

sakit, takpeduli berapa pun uang yang harus dikeluarkan demi kesembuhan, bahkan kadang ia harus merelakan anggota tubuhnya demi menyelamatkan jiwanya, inilah ironi kehidupan.

Ada yang beranggapan “Sehat” hanya bila tidak ada keluhan

pada tubuh jasmaninya, kalau sakit kepala, minum obat penghilang nyeri, maka ia mera sasehat atau sembuh, namun sebenarnya rasa nyeri yang timbul, misalnya sakit kepala, adalah alarm yang mengindikasikan ada masalah di dalam tubuh, yang harus dicari sebabnya. Kalau penyebab sakit kepala karena tekanan darah tinggi, maka obat penurun tekanan dara htinggi yang harus diminum rutin, bukan hanya minum obat penghilang nyeri setiap hari. Ibarat kalau ada korsleting listrik maka sekering yang berfungsi sebagai alarm lampu akan putus. Seperti halnya ajaran Buddha tentang penderitaan, yang harus dilenyapkan adalah penyebab timbulnya penderitaan, bukan hanya penderitaan nya, maka kita akan terbebas dari derita / samsara, tercapainya Magga, Phala, dan Nibbana.

Penelitian membuktikan banyak penyakit yang muncul karena pikiran, yang biasa disebut sebagai penyakit psikosomatis, terutama sejak diberitakan adanya Pandemi Covid 19 yang berdampak pada berbagai sektor, terutama kesehatan. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud sehat oleh WHO dan Kementerian Kesehatan RI?

 Tahun 1947, WHO mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan mental, fisik, dan kesejahteraa nsosial yang berfungsi secara normal, tidak hanya dari keabsenan suatu penyakit. Sedangkan definisi kesehatan menurut Kemenkes yang tertulis dalam UU No. 23 tahun 1992 yaitu sehat merupakan keadaan normal dan sejahtera anggota tubuh, sosial, dan jiwa pada seseorang untuk dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan yang berarti, dimana ada kesinambungan

KESEHATAN

Oleh : dr. SimMettasari I. MM

Hidup Sehat di tengah PANDEMIKESEHATAN, adalah keuntungan yang paling besar, KEPUASAN, adalah kekayaan yang paling berharga,

KEPERCAYAAN, adalah saudara yang paling baik, NIBBANA, adalah kebahagiaan yang terluhur. (Dhammapada 204)

24 AN INSPIRING BUDDHIST CENTER

Page 29: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

25MAJALAH NALANDA

jaga jarak, menghindari kerumunan, olah raga, tidur nyenyak, istirahat cukup (National Sleep Foundation merekomendasikan tidur sebaiknya 7 – 9 jam per malam)

4. Ahara (Makanan). Buddha sangat peduli dengan makanan; makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Orang yang lapar tidak dapat belajar atau praktik Dhamma. Makanlah makanan yang bergizi, untuk kesehatan jasmani. (petunjuk dari ahli gizi: komposisi makanan di masa pandemic hendaknya terdiri dari setengah bagian sayur dan buah aneka jenis/warna, seperempat bagian terdiri dari protein, dans eperempat bagian terdiri dari karbohidrat, serta tentunya minum yang cukup). Jangan lupa bermeditasi yang merupakan makanan batin, tubuh yang sehat lahir batin, akan lebih kuat menghadapi serangan virus dan penyakit lainnya.

Jadi, ada empathal yang harusterus kita jaga dan perhatikan agar dapat terhindar dari penyakit agar tetap hidup sehat di tengah Pandemi Covid 19. 

Sesuai hasil penelitian yang menyatakan: “Mencegah lebih baik dari mengobati” 

Semoga kita dapat terhindar dari penyakit, (karena terus mengikuti protocol kesehatan) selalu sehat, damai, dan bahagia.

Semoga Pandemi Covid 19 cepatberlalu,

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

2. Pengaruh Citta (Pikiran), pikiran yang penuh ketakutan, cemas atau kuatir, dapat mempermudah munculnya berbagai macam penyakit termasuk Covid. Jauhilah pikiran negatif, berita-berita hoax, kembangkanlah pikiran positif yang realistis. Telah terbukti secara ilmiah bahwa pikiran positif maupun negative memengaruhi tinggi rendahnya tingkat imunitas/kekebalan tubuh seseorang, yang sangat berpengaruh bagi kesehatan. Kembang kanpikiran penuh cinta kasih dan welas asih, tidak menyesali yang sudah terjadi, tidak merisaukan yang akan datang, hidup saat ini dengan penuh rasa syukur dan berperhatia penuh (Yoniso Manasikara).

3. Akusalakammavipaka / akibat perbuatan buruk yang berbuah. Sesuai hokum tabor tuai, apa yang kita lakukan akan berakibat pada apa yang kita peroleh. Jagalah perbuatan, ucapan, dan pikiran untuk mengondisikan keselamatan dan kesehatan kita. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari masuknya virus kedalam tubuh, memakai masker dengan benar,

antara kesehatan fisik, mental, dan social seseorang, termasuk dalam melakukan interaksi dengan lingkungan.

Sehat adalah idaman setiap orang, karena tidak ada satu pun penyakit yang menyenangkan, mulai dari derita menahan rasa nyeri/sakit, harus menghindari makanan favorit, tidak bisamelakukan aktivitas yang sudah direncanakan, tidak bias meraih target yang sudah diprogramkan.

Sang Buddha menjelaskan ada empat sebab yang bias membuat seseorang jatuh sakit di dalam Girimananda Sutta dan Abhidhammatthasangaha yaitu:

1. Pengaruh Utu (iklim, musim, hawa udara lingkungan) yang tidak sesuai dengan tubuh, bias ikut mengondisikan merebaknya penyakit. Saat virus mewabah, hawa udara di lingkungan yang sesuai adalah di rumah, dengan sirkulasi udara yang baik, kering, dan cukup cahaya matahari. Maka tetaplah di rumah, kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Berjemur di bawah matahari pagi pukul 10 selama 10 menit setiap hari sangat dianjurkan.

Page 30: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

26 BELAJAR DAN MENGINSPIRASI

Page 31: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

RUBIK

27MAJALAH NALANDA

Page 32: FOKUS LIPUTAN MEDITASI - NALANDA FOUNDATION

28 BELAJAR DAN MENGINSPIRASI