fluorosensi

download fluorosensi

of 4

description

fluorosensi

Transcript of fluorosensi

  • 5/28/2018 fluorosensi

    1/4

    2.9 Struktur molekul yang berflouresens

    Struktur molekul yang berflouresensi adalah struktur aromatik, atau struktur yang

    mengandung ikatan rangkap terkonjugasi, yaitu elektron dan elektron n dalam dua

    ikatan rangkap atau lebih, sehingga dalam molekul tersebut terdapat sejumlah

    elektron dengan mobilitas tinggi dibandingkan dengan elektron lainya.

    Untuk analisis kuantitatif, pada konsentrasi fluorofor yang rendah, intesitas

    fluoresensi sebanding dengan konsentrasi fluorofor dan untuk perhitungan digunakan

    fluoresensi larutan sampel dibandingkan dengan larutan baku.

    FsampelFlb

    Csampel =- x Cbaku

    FbakuFlb

    Alat dan bahan yang digunakan

    o Spektrofluorometero Kuveto Labu takaro Pipeto Gelas kimiao Larutan asam sulfat (H2SO4) 0,1 N.o Larutan induk kinin sulfat 1 g/ml, diencerkan menjadi 0,1; 0,15; 0,2; 0,25;

    0,3 g/ml.

    o Larutan sampel.

    Cara Kerja yang digunakan

    o Alat-alat dan bahan disiapkano Disiapkan larutan standard kinin yaitu 0.1, 0.15, 0.2, 0.25, 0.3 ppm dengan

    pengenceran dari larutan stok dengan 0,1 N H2SO4

    o Larutan kinin sulfat 1 g/ml dimasukkan ke dalam kuvet, kemudianditempatkan ke dalam ruang pengukuran pada spektrofluorometer.

    o Besar intensitas fluororesensi maksimum untuk monokromator eksitasi dariliteratur dimasukkan pada alat spektrofluorometer.

  • 5/28/2018 fluorosensi

    2/4

    o Besar intensitas fluororesensi maksimum monokromator emisi dari literaturdimasukkan pada alat spektrofluorometer.

    o Dilakukan pengukuran intensitas fluororesensi (pada monokromator eksitasi)untuk blanko (asam sulfat 0,1 N).

    o Dilakukan pengukuran intensitas fluororesensi (pada monokromator eksitasi)untuk masing-masing larutan yang diencerkan.

    o Dilakukan pengukuran intensitas fluororesensi (pada monokromator eksitasi)untuk sampel.

    DATA PENGAMATAN & PENGOLAHAN DATA

    a. Data Pengamatan

    Tabel 1. Pengamatan

    Bahan Intensitas pada =450 nm

    Blanko 0,4

    Sampel 31

    0,1 ppm 14

    0,15 ppm 19.9

    0,2 ppm 26

    0,25 ppm 32

    0,3 ppm 39

    Panjang gelombang () eksitasi : 350 nm

    Panjang gelombang() emisi : 300-400 nm

    Panjang Gelombang () max : 450 nm

    Alat : Shimadzu Data Recorder DR-3

    b. Pengolahan Data

    Pengenceran

    Larutan awal : 100 ppm

    1. Dibuat Larutan Stok : 1 ppmPerhitungan

    V1.M1 = V2.M2

  • 5/28/2018 fluorosensi

    3/4

    V1.100 ppm = 100 mL. 1ppm

    V1 = 1 mL

    2. Larutan standar : 0,1 ppmV1.M1 = V2.M2

    V1.1 ppm = 25 mL. 0,1ppm

    V1 = 2,5 mL

    3. Larutan standar : 0,15 ppmV1.M1 = V2.M2

    V1.1 ppm = 25 mL. 0,15ppm

    V1 = 3,75 mL

    4. Larutan standar : 0,2 ppmV1.M1 = V2.M2

    V1.1 ppm = 25 mL. 0,2ppm

    V1 = 5 mL

    5. Larutan Standar : 0,25 ppmV1.M1 = V2.M2

    V1.1 ppm = 25 mL. 0,25ppm

    V1 = 6,25 mL

    6. Larutan Standar : 0,3 ppmV1.M1 = V2.M2

    V1.1 ppm = 25 mL. 0,3ppm

    V1 = 7,5 mL

    Tabel 2. Pengolahan Data

    Bahan Intensitas pada =450nm Intensitas Bahan-Blanko pada =450nm

    Blanko 0,4 -

    Sampel 31 30,6

    0,1 ppm 14 13,6

    0,15 ppm 19.9 19,5

    0,2 ppm 26 25,6

    0,25 ppm 32 31,6

    0,3 ppm 39 38,6

  • 5/28/2018 fluorosensi

    4/4

    Dari grafik didapatkan persamaan regresi:

    y = bx + a

    I = m.C + Io

    I = 124,2 C + 0,94

    Dengan perhitungan kalkulator didapat R2 = 1

    Maka dapat diketahui konsentrasi sampel dengan cara substitusi nilai intensitas

    sampel dikurangi blanko pada panjang gelombang 450nm.

    I sampel = 30,6

    I = 124,2 C + 0,94

    I = 124,2 C + 0,94

    C = 0,23 ppm

    Dengan faktor pengenceran : 20 kali

    Maka konsentrasi sebenarnya dari larutan sampel yaitu kinin sulfat adalah sebesar

    0,23 x 20 = 4,6 ppm